seismik dalam menentukan struktur lapisan dasar laut
TRANSCRIPT
OCTOBER 31, 2012
Metode Seismik Dalam Menentukan Struktur Lapisan Dasar Laut
ABSTRAK
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi dimana pengukuran
dilakukan dengan menggunakan ‘sumber’ seismik berupa ledakan yang menyebabkan
adanya gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan). Gelombang akan mengalami
pemantulan ataupun pembiasan ke segala arah akibat munculnya perbedaan kecepatan
yang nantinya pada jarak tertentu, gerakan partikel tersebut direkam sebagai fungsi waktu.
Berdasarkan data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam
tanah.
Kata kunci : metode seismik, seismik laut ekplorasi, survei seismik laut, akusisi seismik
PENDAHULUAN
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert
Mallet, yang dikenal sebagai bapak sismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu
transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang
dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri
pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri
untuk be-riak.
Gelombang seismik ini memiliki kemiripan dengan gelombang cahaya sehingga
hukum-hukum yang berlaku pada gelombang cahaya berlaku pula untuk gelombang seismik
ini. Hukum-hukum tersebut antara lain hukum Huygens yang mengatakan bahwa
gelombang menyebar dari sebuah titik sumber gelombang ke segala arah dengan bentuk
bola. Hukum yang kedua adalah hukum snellius yang menyatakan bahwa bila suatu
gelombang jatuh di atas bidang batas dua medium yang mempunyai perbedaan densitas,
maka gelombang tersebut akan dibiaskan (jika sudut datang gelombang ≤ sudut kritisnya),
akan dipantulkan (jika sudut datangnya > sudut kritisnya), dan gelombang datang,
gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar.
ISI
Akusisi data seismik dilakukan untuk memetakan struktur geologi di bawah laut dengan
menggunakan peralatan yang cukup rumit. Dalam praktiknya akusisi seismik laut terdiri
atas beberapa komponen yaitu kapal utama, gun, streamer, GPS, kapal perintis dan kapal
pengawal dan terkadang juga perlengkapan gravity yang ditempatkan di dalam kapal dan
magnetik yang biasanya ditempatkan 240 meter di belakang kapal utama (3 meter di dalam
air). Streamer berperan untuk mengatur posisi dan kedalaman, berdiameter 7 cm dengan
panjang mencapai 10km. Sedangkan navigasi berfungsi untuk memastikan bahwa akusisi
data seismic berada pada lintasan yang dikehendaki.
Pada saat bertemu dengan bidang perlapisan yang berfungsi sebagai reflektor, akan
memantul kembali ke permukaan dan kemudian akan dideteksi geophone yang terekam di
permukaan bumi. Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu metode
seismik bias (refraksi) dan metode seismik pantul (refleksi).
1. Seismik bias (refraksi)
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari
posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Parameter jarak (offset) dan waktu
jalar dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut
dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai
parameter elastisitas batuan. Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi sumber dan
penerima yang kecil, sehingga relatif murah dalam pengambilan datanya. Prosesing refraksi
relatif simpel dilakukan kecuali proses filtering untuk memperkuat sinyal first break yang
dibaca. Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan gelombang meningkat sebagai fungsi
kedalaman dan biasanya diinterpretasikan dalam bentuk lapisan-lapisan. Seismik bias hanya
menggunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset) yang dalam pengukuran yang
regional, membutuhkan offset yang lebih lebar.
2.Seismik Pantul (refleksi)
Metode seismik refleksi merupakan metode geofisika yang umumnya dipakai untuk
penyelidikan hidrokarbon. Dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi
yang diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah
gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah
permukaan. Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang
dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras parameter
elastisitas medium. Pengukuran seismik refleksi menggunakan offset yang lebih kecil
sehingga dapat bekerja bagaimanapun perubahan kecepatan sebagai fungsi kedalaman.
Seismik refleksi mampu melihat struktur yang lebih kompleks.
Metode ini memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran atau model geologi
bawah permukaan. Pada umumnya metode seismik ini terbagi atas tiga tahapan utama,
yaitu pengumpulan data seismik (kegiatan untuk memperoleh data dari lapangan yang
disurvei), pengolahan data seismik (menghasilkan penampang seismik yang mewakili
daerah bawah permukaan yang siap untuk diinterpretasikan), dan interpretasi data seismik
(untuk memperkirakan keadaan geologi di bawah permukaan dan juga untuk
memperkirakan material batuan di bawah permukaan).
Metode seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi seperti
perminyakan, penentuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.
Eksplorasi seismik refleksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu eksplorasi prospek
dangkal (untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya), dan eksplorasi prospek
dalam (untuk eksplorasi daerah prospek hidrokarbon yakni minyak dan gas bumi). Keduanya
menuntut resolusi dan akurasi yang berbeda begitu pula dengan teknik lapangannya. Selain
kedua ekplorasi seismik tadi, metode ini juga banyak dilakukan untuk keperluan eksplorasi
hidrokarbon dan geologi teknik di laut. Pada umumnya alat seismik refleksi yang digunakan
untuk eksplorasi hidrokarbon memiliki kemampuan penetrasi yang sangat dalam (mencapai
ribuan meter), sedangkan alat yang digunakan untuk tujuan geologi teknik mempunyai
tingkat penetrasi yang dangkal (hanya beberapa puluh meter) dengan tingkat resolusi yang
tinggi.
Dalam kegiatan akusisi seismik dapat membawa dampak negatif karena hewan
memiliki pendengaran yang sensitif, dan beberapa ilmuan percaya gelombang yang di
timbulkan oleh air gun dapat menggangu binatang atau bahkan merusak telinga mereka.
Survei seismik juga dapat merusak proses reproduksi, fungsi pendengaran dan efek
merusak lainnya untuk spesies laut yang sangat sangat menguntungkan, dan menimbulkan
efek yang berpotensi fatal bagi mamalia laut. Sehingga sering kali saat melakukan survei
seismik ini apabila dilaporkan terdapat mamalia laut, maka tembakan air gun dihentikan
untuk sementara. Karena kita juga tidak ingin keberadaan gelombang seismik ini merusak
habitat hewan laut yang ada di dalamnya.
KESIMPULAN
Metode seismik dapat mendeteksi variasi baik literal maupun kedalaman dalam
parameter fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik. Metode ini juga dapat menghasilkan
citra kenampakan struktur di bawah permukaan dan dapat dipergunakan untuk membatasi
kenampakan stragrafi dan beberapa kenampakan pengendapan. Respon pada penjalaran
gelombang seismik bergantung dari densitas batuan dan konstanta elastisitas lainnya.
Sehingga setiap perubahan konstanta tersebut pada prinsipnya dapat diketahui dari metode
seismic. Metode ini memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan
hidrokarbon. Namun tidak dapat dilakukan deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya
pembuangan limbah.
Metode seismik dilakukan dengan menggunakan sumber seismik yang berupa
ledakan yang akan memicu timbulnya gelombang kesegala arah dan mengalami
pemantulan ataupun pembiasan. Pada gelombang seismik pembiasan (refraksi), gambar
yang dihasilkan belum terlalu detail yakni masih dalam bentuk lapisan-lapisan yang memiliki
topografi. Sedangkan pada gelombang seismik pemantulan (refleksi), gambar bawah
permukaan dapat tergambar secara langsung dari data terukur karena seismik ini mampu
melihat struktur yang lebih kompleks dibanding seismik refraksi.