sederhana tapi smurf (cerpen)

2
Sederhana tapi Smurf Sinar terang memaksaku membuka kedua kelopak mataku. Aku mengangkat alisku saat menyadari tempat ini bukan tempatku yang biasanya. Memutar otakku yang tadinya belum bekerja dengan optimal, aku mulai mengingat mengapa aku berada di sini. Aku menolehkan kepalaku, mendapati sepupuku,Jelian dan adiknya, Marcel yang masih berpetualang di dunia mimpinya dan juga. Aku pun memutuskan untuk membasahi tenggorokanku yang kering. Melangkah keluar dari kamar, aku melihat sepupuku yang lainnya bersama anaknya sedang menonton televisi. Setelah memberi selamat pagi, lalu aku meminum air. Aku memutuskan untuk memakan sepotong roti sambil menunggu giliran mandi. Beberapa menit yang lalu kedua sepupuku bangun dari tidur mereka dan mengambil giliran mandi lebih dulu. Roti di tanganku telah habis namun giliranku belum juga sampai. Jadi aku berjalan menuju satu-satunya bayi di rumah ini, bermaksud untuk bermain dengannya namun hanya dibalas tangisan. Di sinilah aku sekarang, duduk di sebuah mobil dengan enam orang lainnya dan seorang anak bayi. Setelah mandi tadi, kami langsung berangkat. Kami berencana untuk menonton ‘Smurf 2’ hari ini. Kami membawa keponakanku dan baby sitter ke rumah tanteku lebih dulu. Setelah itu, kami pergi ke salah satu warung untuk mengisi perut kami yang mulai terasa kosong. Akhirnya, kami menuju ke bioskop terbaru di Makassar itu. Ramai adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan tempat ini. Terlihat banyak orang di setiap sudut bangunan itu. Mungkin penyebabnya karena ini adalah hari libur dan juga bioskop ini adalah bioskop yang baru. Saat berjalan menuju tempat pembelian kasir, aku menangkap sebuah kalimat yang membuat sedikit tertawa. Dengan mendengar kata smurf bisa ditebak orang itu baru saja menonton movie yang akan kami tonton. Mendengar nama kami keluar dari mulut sepupu tertua kami, kami segera menuju tempat dia berada. Sesampai kami di sana, kami langsung saja dihadapkan pada sebuah pilihan. Apakah kami akan duduk terpisah atau menonton pemutaran yang berikutnya. Setelah memperhitungkan waktu, akhirnya kami memutuskan untuk duduk terpisah. Kak Silvia akan duduk bersama suaminya, kak Jelian bersamaku, dan Marcel akan duduk sendiri. Namun hal baiknya, tempat duduk kami berdekatan. Pemutaran movie masih dalam 30 menit lagi. Kami memutuskan untuk berpetualang di Gramedia. Setelah kami tiba di sana, aku langsung menyibukkan diri di bagian komik dan novel bersama kak Jelian. Di sisi lain, Marcel sedang memilih-milih jam weker. Kak Silvia dan suaminya tak di sini, mereka sedang memilih-milih pakaian untuk anak mereka.

Upload: irene-witanto

Post on 22-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Cerita pendek

TRANSCRIPT

Page 1: Sederhana tapi Smurf (Cerpen)

Sederhana tapi Smurf

Sinar terang memaksaku membuka kedua kelopak mataku. Aku mengangkat alisku saat menyadari tempat ini bukan tempatku yang biasanya. Memutar otakku yang tadinya belum bekerja dengan optimal, aku mulai mengingat mengapa aku berada di sini. Aku menolehkan kepalaku, mendapati sepupuku,Jelian dan adiknya, Marcel yang masih berpetualang di dunia mimpinya dan juga. Aku pun memutuskan untuk membasahi tenggorokanku yang kering. Melangkah keluar dari kamar, aku melihat sepupuku yang lainnya bersama anaknya sedang menonton televisi.

Setelah memberi selamat pagi, lalu aku meminum air. Aku memutuskan untuk memakan sepotong roti sambil menunggu giliran mandi. Beberapa menit yang lalu kedua sepupuku bangun dari tidur mereka dan mengambil giliran mandi lebih dulu. Roti di tanganku telah habis namun giliranku belum juga sampai. Jadi aku berjalan menuju satu-satunya bayi di rumah ini, bermaksud untuk bermain dengannya namun hanya dibalas tangisan.

Di sinilah aku sekarang, duduk di sebuah mobil dengan enam orang lainnya dan seorang anak bayi. Setelah mandi tadi, kami langsung berangkat. Kami berencana untuk menonton ‘Smurf 2’ hari ini. Kami membawa keponakanku dan baby sitter ke rumah tanteku lebih dulu. Setelah itu, kami pergi ke salah satu warung untuk mengisi perut kami yang mulai terasa kosong. Akhirnya, kami menuju ke bioskop terbaru di Makassar itu.

Ramai adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan tempat ini. Terlihat banyak orang di setiap sudut bangunan itu. Mungkin penyebabnya karena ini adalah hari libur dan juga bioskop ini adalah bioskop yang baru. Saat berjalan menuju tempat pembelian kasir, aku menangkap sebuah kalimat yang membuat sedikit tertawa. Dengan mendengar kata smurf bisa ditebak orang itu baru saja menonton movie yang akan kami tonton.

Mendengar nama kami keluar dari mulut sepupu tertua kami, kami segera menuju tempat dia berada. Sesampai kami di sana, kami langsung saja dihadapkan pada sebuah pilihan. Apakah kami akan duduk terpisah atau menonton pemutaran yang berikutnya. Setelah memperhitungkan waktu, akhirnya kami memutuskan untuk duduk terpisah. Kak Silvia akan duduk bersama suaminya, kak Jelian bersamaku, dan Marcel akan duduk sendiri. Namun hal baiknya, tempat duduk kami berdekatan.

Pemutaran movie masih dalam 30 menit lagi. Kami memutuskan untuk berpetualang di Gramedia. Setelah kami tiba di sana, aku langsung menyibukkan diri di bagian komik dan novel bersama kak Jelian. Di sisi lain, Marcel sedang memilih-milih jam weker. Kak Silvia dan suaminya tak di sini, mereka sedang memilih-milih pakaian untuk anak mereka.

Kami berempat sedang berdiri di depan pintu teater dua. Marcel tidak berada di sini, dia akan menyusul karena ia masih mengurus jam wekernya. Setelah diberikan kacamata tiga dimensi, kami segera duduk di tempat kami masing-masing. Beberapa menit kemudian, Marcel pun bergabung bersama kami. Sering terdengar tawa di ruangan ini karena tingkah lucu makluk biru yang menyebut diri mereka smurf itu. Namun, di balik tawa-tawa tersebut pada bagian akhir cerita, aku sempat meneteskan air mata karena terharu melihat hubungan kekeluargaan mereka.

Mengumpulkan kembali kacamata tiga dimensi kami, sebuah senyum terukir di wajah kami. Kami pun berjalan keluar dari ruangan itu. Candaan bertemakan smurf mulai keluar dari mulut kami, tertular dari makluk biru yang baru kami tonton. Mereka sering mengganti kata-kata dengan kata smurf. Baiklah, ini adalah pengalaman liburan yang bisa dibilang sederhana tapi smurf, haha.

Nama : Irene Witanto

Kelas/No urut : X-A/22