sectio caesarea (1)

13
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan Persalinan atau Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui jalan lahir vagina ke dunia luar ( Wiknjosastro, 2007 ). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi berupa janin dan placenta yang dapat hidup di dunia luar dari dalam rahim melalui jalan lahir atau dengan cara lain ( Mochtar, 2006 ) Menurut caranya, persalinan dapat dikelompokan dalam 2 cara, yaitu : a. Persalinan biasa atau persalinan normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. b. Persalinan luar biasa ( abnormal ) yaitu persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi ( Mochtar, 2006 ) B. Sectio Caesarea 1. Pengertian Sectio caesarea ialah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus ( Wiknjosastro, 2007 ). Sectio caesarea merupakan proses melahirkan janin, plasenta dan selaput ketuban melalui dinding perut dengan cara membuat irisan pada dinding perut dan rahim. Sectio Caesarea dapat dilaksanakan bila ibu sudah tidak dapat melahirkan melalui proses alami ( Williams, 2004 ).

Upload: setiani-imaningtias

Post on 26-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sectio

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Persalinan

    Persalinan atau Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil

    konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui jalan lahir vagina ke

    dunia luar ( Wiknjosastro, 2007 ). Persalinan adalah suatu proses

    pengeluaran hasil konsepsi berupa janin dan placenta yang dapat hidup di

    dunia luar dari dalam rahim melalui jalan lahir atau dengan cara lain

    ( Mochtar, 2006 )

    Menurut caranya, persalinan dapat dikelompokan dalam 2 cara, yaitu :

    a. Persalinan biasa atau persalinan normal disebut juga partus spontan

    yaitu proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan

    tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

    dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

    b. Persalinan luar biasa ( abnormal ) yaitu persalinan pervaginam

    dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi

    ( Mochtar, 2006 )

    B. Sectio Caesarea

    1. Pengertian

    Sectio caesarea ialah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

    membuka dinding perut dan dinding uterus ( Wiknjosastro, 2007 ).

    Sectio caesarea merupakan proses melahirkan janin, plasenta dan

    selaput ketuban melalui dinding perut dengan cara membuat irisan

    pada dinding perut dan rahim. Sectio Caesarea dapat dilaksanakan bila

    ibu sudah tidak dapat melahirkan melalui proses alami

    ( Williams, 2004 ).

  • 2

    Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, di mana janin

    dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding rahim dengan syarat rahim

    dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram ( Ilmu Bedah

    Kebidanan, 2004 ).

    Tindakan melakukan sectio caesarea perlu diambil pertimbangan

    secara teliti dengan resiko yang mungkin terjadi, seperti: perdarahan,

    cidera saluran kemih atau usus dan infeksi. Pertimbangan tersebut

    harus berdasarkan penilaian para ahli bedah secara lengkap yang

    mengacu pada syarat-ayarat pembedahan dan pembiusan (Mochtar,

    2006).

    2. Indikasi Sectio Caesarea

    a. Placenta previa

    Placenta previa ialah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada

    segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau

    seluruh permukaan jalan lahir ( Winkjosastro, 2007 )

    b. CPD ( Cephalo Pelvic Disproportion )

    CPD dapat diartikan bahwa janin terlalu besar atau panggul ibu

    terlalu kecil sehingga tidak menjadi jalan keluar yang aman bagi

    janin, sehingga kemungkinan besar dipertimbangkan operasi sectio

    caesar pada proses persalinannya.

    c. Disstres janin

    Adalah suatu keadaan dimana janin mengalami kondisi yang kritis

    dan mengancam akibat kekurangan suplay oksigen atau suplay

    oksigen ke janin terganggu oleh suatu sebab tertentu.

    d. Kelainan letak janin, presentasi atau posisi

    Banyak macamnya dari kelainan letak dan presentasi yaitu antara

    lain ; letak sungsang, letak lintang, presentasi puncak kepala,

    presentasi muka, presentasi dahi dan lainnya.

  • 3

    e. Kehamilan kembar

    Adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih, sehingga

    kehamilan dan pesalinannya membawa resiko terutama bagi janin.

    f. Riwayat operasi sectio caesarea sebelumnya

    Ibu dengan riwayat operasi sectio caesarea mempunyai resiko

    tinggi terhadap persalinan berikutnya.

    3. Penyulit yang biasa terjadi pada tindakan operasi sectio caesarea

    Menurut Winkjosastro (2007) penyulit yang biasa terjadi antara lain :

    a. Pada Ibu

    1) Perdarahan

    Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika

    cabang arteri uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri.

    2) Infeksi purperalis

    Adalah semua peradangan yang disebabkan oleh kuman ke

    dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas.

    3) Kompilkasi-komplikasi lain, seperti luka kandung kemih,

    emboli paru.

    4) Suatu komplikasi yang baru kemudian nampak, ialah kurang

    kuatnya parut pada didnding uterus, sehingga pada kehamilan

    berikutnya bisa terjadi rupture uteri, kemungkinan peristiwa ini

    lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.

    b. Pada Bayi

    Nasib anak yang dilahirkan dengan sectio caesarea banyak

    tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan

    sectio caesar. Menurut statistik di negara-negara dengan

    pengawasan antenatal dan intranatal yang baik, kematian perinatal

    pasca sectio caesar berkisar antara 4 dan 7 % ( Prawirohardjo,

    2007 )

  • 4

    4. Faktor Internal Yang Dapat Meningkatkan Risiko Persalinan Sectio

    caesarea

    a. Umur

    Faktor umur ibu mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan

    persalinan. Ibu yang berumur dibawah 20 tahun atau diatas 35

    tahun sangat berisiko untuk persalinan patologis sebagai indikasi

    persalinan sectio caesarea. Kehamilan ibu dengan usia dibawah 20

    tahun berpengaruh kepada kematangan fisik dan mental dalam

    menghadapi persalinan. Rahim dan panggul ibu seringkali belum

    tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan kesehatan

    dan keselamatan janin dalam kandungan. Selain itu mental ibu

    belum cukup dewasa sehingga sangat meragukan pada ketrampilan

    perawatan diri ibu dan bayinya.

    Bahaya yang dapat terjadi antara lain : bayi lahir belum cukup

    bulan, perdarahan dapat terjadi sebelum bayi lahir ataupun setelah

    bayi lahir. Kebutuhan pertolongan medik, bila terdapat kelainan

    yaitu ; 1) janin tidak dapat lahir normal, biasa dengan tenaga ibu

    sendiri, 2) Persalinan membutuhkan tindakan kemungkinan operasi

    sectio caesaria, 3) Bayi yang lahir kurang bulan membutuhkan

    perawatan khusus.

    Sebaliknya usia ibu diatas 35 tahun atau lebih, dimana pada usia

    tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat alat kandungan dan

    jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu ada kecenderungan

    didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu.

    Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini adalah ;1) Tekanan

    darah tinggi dan pre-eklampsi, 2) Ketuban pecah dini yaitu ketuban

    pecah sebelum persalinan dimulai, 3) Persalinan tidak lancar atau

    macet, 4) Perdarahan setelah bayi lahir.

  • 5

    Kebutuhan pertolongan medik yang dilakukan adalah ; 1)

    Perawatan kehamilan teratur agar dapat ditemukan penyakit atau

    faktor risiko lain secara dini dan mendapat pengobatan, 2)

    Pertolongan persalinan membutuhkan tindakan sectio caesarea

    (Rochjati 2003)

    Pertambahan umur akan diikuti oleh perubahan perkembangan

    organ organ dalam rongga pelvis. Keadaan tersebut akan

    mempengaruhi kehidupan janin dalam kandungan. Pada wanita

    usia muda organ organ reproduksi belum sempurna secara

    keseluruhan dan status kejiwaan yang belum bersedia sebagai ibu

    (Jumiarni, 2003)

    Usia hamil yang ideal bagi seorang wanita adalah antara umur 20

    35 tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima

    kehamilan, mental juga sudah matang dan sudah mampu merawat

    sendiri bayi dan dirinya (Draper, 2007)

    b. Pendidikan dan Pengetahuan

    1) Pendidikan

    Tingkat pendidikan merupakan jenjang dalam penyelesaian

    proses pembelajaran secara formal. Makin tinggi tingkat

    pendidikan seseorang diharapkan pengetahuan dan perilakunya

    juga semakin baik. Karena dengan pendidikan yang makin

    tinggi , maka informasi dan pengetahuan yang diperoleh juga

    makin banyak, sehingga perubahan perilaku kearah yang baik

    diharapkan dapat terjadi. (Suryani, 2007)

    Tingkat pendidikan sangat berpengaruh sejak proses kehamilan

    sampai dengan proses persalinan. Ibu yang berpendidikan

    tinggi cenderung untuk menikah pada usia yang matur diatas

    20 tahun. Pendidikan yang semakin tinggi menyebabkan

    kemampuan ibu dalam mengatur jarak kehamilan, jumlah

  • 6

    anak, dan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam pemeriksaan

    kehamilan dan proses persalinan.

    2) Pengetahuan

    Adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan

    pengideraan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi

    melalui panca indera manusia yaitu ; indera penglihatan,

    pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar

    pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga

    ( Notoatmodjo, 2007 )

    Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

    penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang ( overt

    behavior ) karena dari pengalaman dan penelitian ternyata

    perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih

    langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

    pengetahuan. Penelitian Rogers ( 1974 ) seperti dikutip oleh

    Notoatmodjo ( 2007 ) mengungkapkan bahwa seseorang

    sebelum mengadopsi perilaku baru ( berperilaku baru) dalam

    diri orang terjadi proses yang berurutan, yakni : Awareness

    ( kesadaran diamana orang tersebut menyadari dalam arti

    mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus ( objek ). Interest

    ( merasa tertarik ) terhadap stimulus atau objek tersebut, disini

    sikap subjek sudah mulai timbul. Evaluation ( menimbang-

    nimbang ) terhadap dan buruknya stimulus tersebut bagi

    dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

    Trial dimana objek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

    dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. Adaption, diamana

    objek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran

    dan sikap terhadap stimulus.

  • 7

    Kesimpulan dari berbagai pengertian di atas, pengetahuan

    dapat didefinisikan sebagai kumpulan informasi yang diperoleh

    dari proses belajar selama hidup dan dapat digunakan sewaktu-

    waktu sebagai alat utnuk menyesuaikan diri baik terhadap diri

    sendiri maupun lingkungan. Pengetahuan individu terhadap

    sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai dengan

    kemampuan, kebutuhan dan pengalaman.

    3) Domain Pengetahuan

    Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai

    6 tingkat ( Notoatmodjo, 2007) yaitu :

    a) Tahu ( know )

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

    dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini

    adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik

    dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

    telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang

    paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

    tersebut tahu tentang apa yang dipelajari antara lain;

    menyebutkan, menguraikan, menyatakan dan sebagainya.

    b) Memahami ( Comprehension )

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

    menjelaskan secar benar tentang objek yang diketahui dan

    dapt menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang

    yang telah paham terhadaap suatu objek atau materi harus

    dapt menjelaskan , menyebutkan contoh, menyimpulkan,

    meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang

    dipelajari.

    c) Aplikasi ( Aplication )

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

    menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

  • 8

    kondisi riil tertentu.. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai

    aplikasi atau pneggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

    prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

    lain.

    d) Analisi ( Analisys )

    Adalah suatu pengetahuan untuk menjabarkan materi atau

    suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

    dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

    satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

    penggunaan kata kerja seperti menggambarkan ( membuat

    bagan ) membedakan, memisahkan, mengelompokan dan

    sebagainya.

    e) Sintesis ( Syntesis )

    Sintesi menunjukan pada suatu kemampuan utnuk

    melakukan atau menghubungkan bagian-bagian dalam

    suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

    sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-

    formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun,

    merencanakan, meringkas dan sebagainya terhadap suatu

    teori atau rumusan yang telah ada.

    f) Evaluasi ( Evaluation )

    Berkaitan dengan kemampuan sesorang untuk melakukan

    justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

    Penilaian ini dengan sendirinya didasrkan pada suatu

    kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang

    berlaku di masyarakat.

    4) Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

    a) Usia

    Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir sesorang,

    semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

    daya tangkap dan pola pikirnya.

  • 9

    Menurut Harlock, ( 2003 ) masa dewasa manusia dibagi

    menjadi 3 tahap, yaitu

    1) Dewasa awal : umur 18 40 tahun

    2) Dewasa madya : umur 41 60 tahun

    3) Dewasa lanjut : umur 60 tahun sampai kematian.

    b) Pendidikan

    Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

    pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut

    menerima informasi.

    c) Informasi

    Majunya tehnologi dn tersedianya bermacam-macam

    media informasi akan mempengaruhi pengetahuan

    masyarakat.

    d) Pengalaman

    Pengalaman adalah suatu cara untuk memperoleh

    kebenaran pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan

    masalah yang dihadapi dimasa lalu.

    c. Paritas

    Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik

    yang hidup maupun mati. Paritas digolongkan menjadi 3 bagian

    yaitu ; 1) Golongan primipara adalah ibu dengan paritas 1,

    2) Golongan multipara adalah ibu dengan paritas 2 4,

    3) Golongan grande multipara yaitu paritas lebih dari 4.

    (Wiknjosastro, 2005)

    Paritas berpengaruh pada ketahanan uterus. Pada grande multipara

    yaitu ibu dengan kehamilan / melahirkan 4 kali atau lebih

    merupakan risiko persalinan patologis. Keadaan kesehatan yang

    sering ditemukan pada ibu grande multipara adalah ; 1) Kesehatan

    terganggu karena anemia dan kurang gizi, 2) Kekendoran pada

  • 10

    dinding perut, 3) Tampak ibu dengan perut menggantung, 4)

    Kekendoran dinding rahim (Rochjati 2003).

    Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini adalah ; 1) Kelainan

    letak dan persalinan letak lintang, 2) Robekan rahim pada kelainan

    letak lintang, 3) Persalinan lama, 4) Perdarahan pasca persalinan

    (Rochjati 2003).

    Menurut Wiknjosastro (2007), paritas yang paling aman adalah

    paritas 2 3. Paritas 1 dan paritas lebih dari 3 mempunyai angka

    kematian maternal lebih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh

    kematangan dan penurunan fungsi organ organ persalinan.

    5. Faktor Eksternal Yang dapat Meningkatkan Risiko Persalinan Sectio

    caesarea

    a. Pelayanan Antenatal.

    Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional

    untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai

    dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Pelayanan

    antenatal care merupakan upaya peningkatan untuk menjaga

    kesehatan ibu pada masa kehamilan ( Prawirohardjo, 2007 )

    Pelayanan antenatal mencakup banyak hal yang meliputi

    anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium atas

    indikasi serta intervensi dasar dan khusus. Hal ini meliputi

    konseling gizi, pemantauan berat badan, penemuan penyimpangan

    kehamilan , pemberian intervensi dasar seperti pemberian

    imunisasi Tetanus Toksoid ( TT ) dan tablet zat besi serta mendidik

    dan memotivasi ibu agar dapat merawat dirinya selama hamil dan

    mempersiapkan persalinan.(Depkes RI, 2005)

    b. Petugas Pelayanan Antenatal.

    Dalam program kesehatan ibu dan anak (KIA) dikenal beberapa

    jenis tenaga yang memberikan pertolongan pemeriksaan kehamilan

  • 11

    dan persalinan kepada masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah

    dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat.

    (Depkes RI 2005)

    c. Kualitas Pelayanan Antenatal.

    Kualitas pelayanan antenatal sangat berpengaruh terhadap

    kehamilan ibu bersalin. Dengan pelayanan antenatal yang

    berkualitas maka komplikasi kehamilan dapat diketahui secara dini

    sehingga penanganan pasien akan lebih akurat.

    d. Indikasi Sosial

    Sejalan dengan perkembangan kemajuan ilmu kedokteran dan

    obat-obatan sekarang ini memengaruhi masyarakat dalam memilih

    proses persalinan dengan sectio caesarea. Sekarang ini banyak

    dilakukan tindakan sectio caesar tanpa indikasi medis. Pemilihan

    tindakan tersebut dilakukan oleh ibu hamil sendiri. Mereka

    memilih operasi sectio caesarea dengan alasan tidak tahan sakit,

    kecantikan dan anak yang sangat diharapkan.

  • 12

    C. Kerangka Teori

    Sumber : Roesali ( 2008 ), Suryani ( 2007 ), Notoatmodjo ( 2007 )

    IBU BERSALIN

    Status Kesehatan : Gizi, infeksi, penyakit kronik,

    riwayat komplikasi.

    Faktor Internal :

    Umur, Pendidikan, Paritas,

    Pengetahuan

    Faktor Eksternal :

    Kunjungan antenatal, kualitas

    pelayanan antenatal, petugas

    pelayananaAntenatal indikasi

    Sosial

    Pilihan Persalinan :

    1. Per Vaginam

    2. Sectio Caesarea

  • 13

    D. Kerangka Konsep

    E. Variabel Penelitian

    Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik, pengetahuan ibu

    bersalin dan persalinan sectio caesarea.

    F. Hipotesa

    Ha : Ada perbedaan karakteristik umum dan pengetahuan ibu terhadap

    pilihan bersalin sectio caesarea.

    FAKTOR INTERNAL 1. Umur

    2. Pendidikan - Pengetahuan

    3. Paritas

    Pilihan Persalinan

    dengan Sectio

    Caesarea

    FAKTOR EKSTERNAL

    1. Kunjungan Antenatal

    2. Kualitas Pelayanan

    Antenatal

    3. Petugas Pelayanan

    Antenatal

    4. Indikasi Sosial