sebaran dan biodiversitas fauna atas pada … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. di antara...

66
SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA EKOSISTEM MANGROVE ALAMI DAN SILVOFISHERY DI PANTAI BOE DESA MAPPAKALOMPO KABUPATEN TAKALAR SKRIPSI Oleh Auliansyah L11108276 Pembimbing Prof. Dr. Ir. Chair Rani, M.Si (Ketua) Dr. Ahmad Bahar, ST. M.Si (Anggota) Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar 2013

Upload: dinhhanh

Post on 06-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA EKOSISTEM MANGROVE ALAMI DAN SILVOFISHERY DI PANTAI BOE DESA

MAPPAKALOMPO KABUPATEN TAKALAR

SKRIPSI

Oleh

Auliansyah

L11108276

Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Chair Rani, M.Si (Ketua)

Dr. Ahmad Bahar, ST. M.Si (Anggota)

Jurusan Ilmu Kelautan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Universitas Hasanuddin

Makassar

2013

Page 2: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

ABSTRAK

AULIANSYAH. L11108276. Sebaran dan Biodiversitas Fauna Atas Pada

Ekosistem Mangrove Alami dan Silvofishery di Pantai Boe Desa Mappakalompo

Kabupaten Takalar. Dibimbing oleh CHAIR RANI dan AHMAD BAHAR.

Hutan mangrove merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat

diperbaharui dan terdapat hampir diseluruh perairan Indonesia yang berpantai landai. Sebagai salah satu ekosistem yang unik, hutan mangrove merupakan sumberdaya alam yang potensial, karena mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu fungsi ekologis, fungsi ekonomi, dan fungsi lain (pariwisata, penelitian, dan pendidikan) (Arief, 2003).

Keberadaan mangrove yang ditanam dengan sistem silvofishery dan mangrove alami yang tumbuh pada salah satu sisi Sungai Saro menarik untuk diteliti sebaran dan biodiversitas faunanya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui sebaran kerapatan mangrove alami dan silvofishery, menganalisis sebaran dan kepadatan fauna yang ada di akar, batang, batang, dan ranting/daun serta menganalisis keragamannya.

Dalam penelitian ini, lokasi penelitian dibagi ke dalam 2 stasiun yaitu (1) stasiun mangrove silvofishery dan (2) stasiun mangrove alami, dimana tiap stasiun dibagi ke dalam 3 substasiun. Pengambilan data dilakukan pada bulan januari 2013, analisis data menggunakan uji t-student.

Tingkat kepadatan fauna atas lebih tinggi pada stasiun mangrove alami dibandingkan dengan silvofishery. Namun indeks keanekaragaman dan keseragaman lebih tinggi pada stasiun silvofishery, sebaliknya nilai dominansi lebih tinggi pada stasiun mangrove alami.

Kata kunci : Sebaran dan Biodiversitas, Mangrove Silvofishery dan alami, Pantai

Boe

Page 3: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA EKOSISTEMMANGROVE ALAMI DAN SILVOFISHERY DI PANTAI BOE DESA

MAPPAKALOMPO KABUPATEN TAKALAR

Oleh : AULIANSYAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2013

Page 4: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Sebaran Dan Biodiversitas Fauna Atas Pada Ekositem Mangrove Alami Dan Sulvofishery Di Pantai Boe Desa Mappakalompo Kabupaten Takalar

Nama : Auliansyah Nomor Pokok : L 111 08 276 Program Studi : Ilmu Kelautan

Skripsi telah diperiksa

dan disetujui oleh :

Pembimbing Utama

Prof. Dr. Ir. Chair Rani, M.Si

NIP. 19680402 199202 1 001

Pembimbing Anggota

Dr. Ahmad Bahar, ST, M.Si

NIP. 19680402 199202 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan

Prof. Dr. Ir. Hj. A. Niartiningsih, MP

NIP. 19611201 198703 2 002

Ketua Program Studi

Ilmu Kelautan

Dr. Ir. Amir Hamzah Muhiddin, M.Si

NIP. 19631120 199303 1 002

Tanggal Lulus : Maret 2013

Page 5: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Bababulo Kabupaten Majene

Sulawesi Barat pada tanggal 11 Nopember 1989 dari pasangan

H. Nauap dan Hj. Darmah. Penulis merupakan anak ketiga dari

6 bersaudara.

Jenjang penddikan yang telah ditempuh oleh penulis adalah SDN 29

Bababulo Kecamatan Pamboang Sulawesi Barat lulus tahun 2002, SMPN 3

Pamboang Sulawesi Barat lulus tahun 2005, dan SMKN. 3 Kelautan Majene

Sulawesi Barat lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008 diterima di jurusan Ilmu

Kelautan UNHAS melalui jalur ujian masuk bersama (UMB).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif diberbagai organisasi

kemahasiswaan, yakni Dewan Senator Senat Mahasiswa Kelautan Universitas

Hasanuddin Periode 2009-2010 , Sekertaris Umum Senat Mahasiswa Kelautan

Universitas Hasanuddin Periode 2010-2011, Koordinator Divisi Penerangan dan

Pemberdayaan Aparatur Organisasi di Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi

Kelautan Indonesia HIMITEKINDO Periode 2009-2012, Pengurus Unit Kegiatan

Mahasiswa Fotografi Universitas Hasanuddin 2012-2013. Dan Pengurus

Organisasi Daerah Komisariat Pamboang. Penulis juga telah mengikuti berbagai

pelatihan yakni Pelatihan Kepemimpinan yang di laksanakan Senat Mahasiswa

Kelautan Universitas Hasanuddin, Diklat Fotografi Angkatan 20 di UKM Fotografi

Universitas Hasanuddin, Diklat selam Open Water, Advance Diver dan Dive

Master di Assotiasiation Of Dive School Internasional ADS-I serta Rescue Diver

di Scuba School Internasional SSI. Penulis mengabdikan diri pada rangkaian

Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKNP) Gelombang 82 periode Juni – Agustus 2012

di Desa Tanjung Karang. Kecamatan Sebatik (Pulau Sebatik) Kabupaten

Nunukan, Kalimantan Timur.

Page 6: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil Alamin. Segala puji bagi ALLAH Subahana Wata’ ala,

tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-NYA. Shalawat dan salam

kepada junjungan kita Rasulullah SAW, seluruh pengikutnya dan segenap isi

alam.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

pada Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas

Hasanuddin. Segala upaya telah dilakukan demi tersusunnya skripsi ini namun

mengingat keterbatasan kemampuan penulis,maka penyusunan skripsi ini

tentulah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan

kerendahan hati menyadari akan kekurangan pada penulisan laporan akhir

penelitian ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan skripsi

ini, walaupun disajikan dalam bentuk yang sederhana namun penulis berharap

semoga skripsi dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis,

Page 7: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

UCAPAN TERIMA KASIH

Selama penelitian hingga akhir penulisan skripsi ini, penulis sadar bahwa

karya ini terselesaikan karena adanya bantuan, dorongan kasih sayang dan

semangat yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada seluruh kalangan yang telah memberikan

sumbangsih kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Rasa terima kasih

yang tak berujung untuk Kedua orang tuaku, Suaudara-saudaraku serta

Keluarga Besarku atas segala dukungan dan kasih sayang serta do’a yang tak

pernah habis. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Chair Rani, M.Si dan Dr. Ahmad Bahar, ST. M.Si

selaku pembimbing pertama dan kedua yang telah banyak membantu dalam

berbagai hal, yang dalam kesibukan yang tinggi tetap menyediakan waktu

untuk berkonsultasi, serta memberikan motivasi dalam menyelesaikan

penelitian ini yang dilakukan beliau dengan penuh dedikasi, kepakaran serta

kesabaran yang luar biasa.

2. Bapak Ir. Marzuki Ukkas, DEA Selaku Penasehat akademik dan penguji

yang banyak memberi masukan bagi penulis selama menjadi mahasiswa

hingga menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Prof. Dr. Amran Saru, M.Si dan Dr. Khairul Amri, ST. M.Sc Stud selaku

dosen penguji, memberikan tanggapan, dan saran terhadap penyempurnaan

skripsi ini.

4. Para Dosen dan segenap civitas akademik Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan, Universitas Hasanuddin, yang telah membagikan ilmu

pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis, baik dalam kelas, praktik

lapangan, maupun secara informal di berbagai kesempatan.

5. Saudaraku - saudaraku di Mezeight dan Keluarga Besar Senat

Mahasiswa Kelautan Universitas Hasanuddin terima kasih atas segala

bantuan dan kebersamaan kalian, penulis bangga pernah menjadi bagian

dari kalian.

Page 8: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

6. Para laskar Sebatik KKN Gelombang 82 terima kasih atas kebersamaan

selama di lokasi KKN bahkan setelah KKN kita tetap solid, penulis bangga

pernah menjadi bagian dari kalian.

7. Kakanda Didit Darmawan, S.Kel Terima kasih atas segala ilmu selamnya,

dan selalu memberi dukungan agar penulisan skripsi untuk cepat di

selesaikan.

8. Sudaraku Aulia Rahman, Rahmadi dan Muh. Ishaq terima kasih atas

kebersamaannya di rumah kecil kita

9. Saudaraku Patrick Babua, terima kasih atas segala tawa, kebersamaannya

selama bertraveling. Setelah ini mari jalan jalan lagi.

10. Terakhir untuk semua pihak yang telah membantu tapi tidak sempat

disebutkan satu persatu, terima kasih untuk segala bantuannya, semoga

Allah SWT membalas semua bentuk kebaikan dan ketulusan yang telah

diberikan.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi para pembaca.

Page 9: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Tujuan dan kegunaan ...................................................................... 3

C. Ruang Lingkup ................................................................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4

A. Definisi Hutan Mangrove dan Ekosistem Mangrove ........................ 4

B. Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove ............................................. 5

C. Pelestarian Mangrove dengan Sistem Silvofishery .......................... 7

D. Fauna Atas Pada Ekosistem Mangrove .......................................... 9

III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 13

A. Waktu dan Lokasi ............................................................................ 13

B. Alat dan Bahan ............................................................................... 13

C. Prosedur Penelitian .......................................................................... 14

1. Tahap Persiapan ....................................................................... 14

2. Tahap Penentuan Stasiun dan Penempatan Transek ............... 14

3. Tahap Pengambilan Data .......................................................... 16

4. Analisis Data ............................................................................. 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 20

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 20

B. Struktur dan Vegatasi Mangrove ..................................................... 21

1. Sebaran dan jenis mangrove ...................................................... 21

2. Kerapatan Jenis dan Diameter Batang mangrove silvofishery dan

mangrove alami .......................................................................... 22

C. Struktur Komunitas dan Indeks Ekologi Fauna Atas Mangrove ....... . 24

1. Struktur Komunitas Fauna Atas .................................................. 24

2. Indeks Ekologi Fauna Atas Mangrove ........................................ 30

Page 10: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 33

A. Kesimpulan ............................................................................... 33

B. Saran ........................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 34

LAMPIRAN ................................................................................................... 36

Page 11: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

DAFTAR TABEL

Nomor Hal.

1. Kategori indeks keanekaragaman ........................................................... 11

2. Kategori indeks keseragaman ................................................................. 12

3. Kategori indeks dominansi ...................................................................... 12

4. Jenis mangrove yang ditemukan di setiap Lokasi stasiun penelitian ....... 21

5. Jenis fauna atas yang ditenukan di setiap stasiun penelitian .................. 26

Page 12: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

DAFTAR GAMBAR

Nomor Hal.

1. Tata letak empang parit .......................................................................... 8

2. Tata letak empang parit yang disempurnakan . ....................................... 8

3. Tata letak tambak komplangan ............................................................... 9

4. Peta lokasi stasiun penelitian .................................................................. 13

5. Desain stasiun dan plot yang digunakan dalam penelitian pada mangrove alami ..................................................................................... 15

6. Desain stasiun dan plot yang digunakan dalam penelitian pada mangrove silvofishery ............................................................................ 14

7. Kerapatan total mangrove pada stasiun silvofishery dan stasiun

mangrove alami di lokasi stasiun penelitian ........................................... 15

8. Diameter batang antar spesies pada setiap stasiun.. .............................. 16

9. Jenis fauna makrozoobentos yang hidup di perakaran (littoria scabra) ... 25

10. Jenis burung yang ditemukan di lokasi stasiun penelitian, Ardeola speciosa (kiri) dan Nycticorax Nycticorax (kanan) ...................... 26

11. Komposisi jenis fauna atas berdasarkan kelas, a. Stasiun

mangrove silvofishery dan b. stasiun mangrove alami ........................... 27

12. Rata-rata jumlah jenis yang ditemukan disetiap stasiun penelitian. Huruf yang berbeda menunjukkan nilai yang signifikan atau berbedanyata berdasarkan uji t-student pada α = 5 % ............................ 28

13. Kepadatan total fauna yang ditemukan di setiap stasiun. Huruf yang sama menunjukkan nilai yang tidak signifikan atau tidak berbeda nyata berdasarkan uji t-student pada α = 5 %. .......... 28

14. Kepadatan jenis fauna berdasarkan kategori habitatnya pada

setiap stasiun penelitian. (NS) = tidak berbeda nyata dan (*) berbeda nyata pada α = 5 % berdasarkan uji t-student ........................... 29

15. Kepadatan jenis fauna berdasarkan kategori habitatnya pada

setiap stasiun penelitian. (NS) = tidak berbed nyata dan (*) berbeda pada α = 5 % data uji t-student ...................................... 30

16. Indeks ekologi fauna atas mangrove pada setiap stasiun penelitian ....... 31

Page 13: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

17. Dendrogram kemiripan struktur komunitas fauna atas pada Stasiun Silvofishery (S1, S2, dan S3) dan Stasiun Mangrove Alami (A1, A2, dan A3) berdasarkan nilai jarak Euklidean ...... 33

Page 14: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Hal.

1. Kerapatan Jenis mangrove ...................................................................... 37

2. Rata-rata diameter batang mangrove ....................................................... 38

3. Kelimpahan dan kepadatan jenis fauna berdasarkan kategori habitat silvofishery ................................................................................... 39 3. Kelimpahan dan kepadatan jenis fauna berdasarkan kategori habitat

alami ........................................................................................................ 40 5. Indeks Ekologi .......................................................................................... 41

6. Kemiripan struktur komunitas ............................................................................... 42

7. Uji statistik (t-student) ............................................................................... 41 8. Foto sampel .............................................................................................. 42 9. Fota kegiatan di lapangan ........................................................................ 43

Page 15: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti yang strategis karena merupakan

wilayah interaksi/peralihan (interface) antara ekosistem darat dan laut yang

memiliki sifat dan ciri yang unik, dan mengandung produksi biologi cukup besar

serta jasa lingkungan lainnya. Kekayaan sumberdaya yang dimiliki wilayah

tersebut menimbulkan daya tarik bagi berbagai pihak untuk meregulasi

pemanfaatannya karena secara sektoral memberikan sumbangan yang besar

dalam kegiatan ekonomi misalnya pertambangan, perikanan, kehutanan,

pariwisata dan lain-lain. Ekosistem pesisir mencakup beberapa ekosistem, salah

satunya adalah ekosistem hutan mangrove.

Ekosistem mangrove, oleh warga telah dimanfaatkan sedemikian rupa.

Secara ekonomi, ekosistem mangrove dimanfaatkan sebagai bahan bakar kayu,

bahan bangunan, jasa lingkungan dan produksi perikanan. Khusus produksi

perikanan sekarang dikenal sebagai sistem tambak silvofishery.

Hutan mangrrove tergolong salah satu sumberdaya alam yang dapat

diperbaharui dan terdapat hampir diseluruh perairan Indonesia yang berpantai

landai. Sebagai salah satu ekosistem yang unik, hutan mangrove merupakan

sumberdaya alam yang potensial, karena mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu

fungsi ekologis, fungsi ekonomi, dan fungsi lain (pariwisata, penelitian, dan

pendidikan) (Arief, 2003).

Ekosistem mangrove juga merupakan suatu kawasan ekosistem yang

rumit karena terkait dengan ekosistem darat dan ekosistem lepas pantai di

luarnya (Nybakken,1988) dalam (Arief, 2003). Oleh karena itu, hutan mangrove

dapat dikatakan sebagai interface ecosistem, yang menghubungkan daratan ke

arah pedalaman serta daerah pesisir muara. Banyak jenis hewan dan jasad renik

Page 16: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan

jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun yang menempel pada

tanaman, sebagian dari daur hidupnya membutuhkan lingkungan mangrove

(Arief, 2003).

Sebagai habitat berbagai jenis fauna, hutan mangrove adalah sebagai

tempat pergerakan, persembunyian, reproduksi dan pencarian pakan pada lokasi

dedaunan, perakaran, batang pohon, dan di lantai hutannya, mengelabuhi

predator menghindari pengaruh negatif saat pasang dan mengatasi salinitas

yang tinggi, selain itu mangrove juga bertindak sebagai tempat perlindungan dan

pakan bagi burung yang bermigrasi, tempat berkembang biak burung air yang

menetap (Kustanti, 2011).

Potensi fauna yang ditemui dihutan mangrove tersebut merupakan

perpaduan antara fauna ekosistem daratan (terrestrial), peralihan, dan perairan.

Pada ekosistem daratan fauna mangrove dijumpai pada pepohonan mangrove

sedangkan fauna peralihan dan perairan hidup pada batang, akar mangrove, dan

kolom perairan mangrove (Dagar et al, 1991) dalam (Kustanti, 2011).

Keberadaan ekosistem mangrove yang ditanam dalam tambak dengan

model tambak silvofishery dan mangrove alami yang tumbuh di salah satu sisi

sungai menjadi hal yang menarik untuk diteliti dan dibandingkan jenis fauna yang

ada dalam ekosistem tersebut, umur dari mangrove tersebut diperkirakan kurang

lebih delapan tahun, dengan demikian fokus penelitian lebih spesifik pada

keanekaragaman fauna pada ekosistem mangrove alami maupun pada tambak

silvofishery dalam kawasan pengembangan ekowisata Pantai Boe.

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a) Mengetahui sebaran dan kerapatan mangrove alami dan silvofishery.

Page 17: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

b) Mengetahui kesamaan atau kemiripan fauna atas mangrove alami dan

silvofishery

c) Menganalisis sebaran dan kepadatan fauna yang ada di akar, batang,

ranting/daun pada ekosistem mangrove alami dan silvofishery.

d) Menganalisis keragaman fauna yang ada di akar, batang, dan ranting/daun

pada ekosistem mangrove alami dan silvofishery

Adupan kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi tentang

keanekaragaman fauna yang berasosiasi pada ekosistem mangrove alami dan

silvofishery.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah dengan melakukan identifikasi

fauna yang berada pada ekosistem mangrove alami maupun silvofishery yang

diantaranya adalah kelompok fauna yang umumnya menempati bagian atas

pohon mangrove, seperti yang menempel pada bagian akar, batang maupun

yang bersarang pada bagian ranting dan daun.

Page 18: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hutan Mangrove dan Ekosistem Mangrove

Hutan mangrove adalah komunitas vegetasi pantai tropis, dan merupakan

komunitas yang hidup di dalam kawasan yang lembab dan berlumpur serta

dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove disebut juga sebagai hutan

pantai, hutan payau atau hutan bakau. Pengertian mangrove sebagai hutan

bakau adalah pohon-pohon yang tumbuh di daerah pantai (pesisir), baik daerah

yang dipengaruhi pasang surut air laut maupun wilayah daratan pantai yang

dipengaruhi oleh ekosistem pesisir. Sedangkan pengertian mangrove sebagai

hutan payau atau hutan bakau adalah pohon-pohon yang tumbuh di daerah

payau pada tanah alluvial atau pertemuan air laut dan air tawar di sekitar muara

sungai (Harahab, 2010).

Mangrove menghendaki lingkungan tempat tumbuh yang agak ekstrim

yaitu membutuhkan air asin (salinitas air), berlumpur dan selalu tergenang, yaitu

di daerah yang berbeda dalam jangkauan pasang surut seperti didaerah delta,

muara sungai atau sungai-sungai pasang berlumpur. Sedangkan di pantai

berpasir atau berbatu ataupun karang berpasir tumbuhnya tidak akan baik.

Begitupula arus yang kuat, misalnya karena sering dilewati manusia dengan

kapal motor akan dapat menghancurkan hutan mangrove (Zoer’aini, 2007).

Menurut Bengen (2002), hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan

semak yang tergolong ke dalam delapan famili, dan terdiri atas 12 genera

tumbuh berbunga : Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops,

Xylocarpus, Lumnitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegialitis, Sinaeda, dan

Comocarpus. Sedangkan untuk kategorinya yaitu : Pohon diameter > 4 cm,

Anakan diameter < 4 cm, tinggi > 1 m dan semai tigginya < 1 m.

Page 19: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Bengen (2002), mengungkapkan bahwa penyebaran hutan mangrove

tergantung oleh berbagai faktor lingkungan. berikut salah satu tipe zonasi hutan

mangrove di Indonesia ;

1. Daerah yang paling dekat dengan laut, dengan subtrat agak berpasir, sering

di tumbuhi oleh Avicennia spp, pada zona ini biasa berasosiasi Sonneratia

spp. yang dominan tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik.

2. Lebih kearah darat, hutan mangrove umumnya didominasi oleh Rhizopora

spp. Di zona ini juga dijumpai Bruguiera spp dan xylocarpus spp.

3. Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp.

4. Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan daratan rendah biasa di

tumbuhi oleh Nypah fruiticans, dan beberapa spesies palem lainnya.

B. Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove

Saparinto (2007), mengungkapkan bahwa, keterkaitan dengan potensi

hutan mangrove ada beberapa fungsi dan manfaat baik yang langsung maupun

tidak langsung yang dapat dirasakan oleh manusia dan lingkungannya.

a. Fungsi fisik kawasan mangrove

1. Menjaga garis pantai agar tetap stabil.

2. Melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi atau abrasi

3. Mengurangi atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat

4. Meredam dan menahan hempasan badai tsunami

5. Menahan sedimen secara periodik sampai terbentuk lahan baru

6. Sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau rembesan air laut ke darat,

atau sebagai filter air asin menjadi tawar.

b. Fungsi Kimia kawasan mangrove

1. Sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang menghasilkan oksigen

dan menyerap karbondioksida

Page 20: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

2. Sebagai pengolah bahan-bahan limbah hasil pencemaran industri dan kapal-

kapal di lautan

c. Fungsi Biologi kawasan mangrove

1. Merupakan penghasil bahan pelapukan (decomposer) yang merupakan

sumber makanan penting bagi invertebratae kecil pemakan bahan pelapukan

(detritus), yang kemudian berperan sebagai sumber makanan bagi hewan

yang kebih besar.

2. Sebagai kawasan pemijah (spawning ground) atau asuhan (nursery ground)

bagi udang, ikan, kepiting, kerang, dan sebagainya, yang setelah dewasa

akan kembali ke lepas pantai.

3. Merupakan kawasan untuk berlindung, bersarang, serta berkembang biak

bagi burung dan satwa lain.

4. Sebagai sumber plasma nutfah dan sumber genetika

5. Sebagai habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut lainnya

d. Fungsi sosial ekonomi

1. Penghasil bahan bakar, bahan baku industri, obat obatan, perabot rumah

tangga, kosmetik, makanan, tekstil, lem, penyamak kulit, dan lainnya

2. Penghasil bibit/benih ikan, udang, kerang, kepiting, telur burung, madu dan

lainnya

3. Sebagai kawasan wisata, konservasi, pendidikan dan penelitian.

C. Pelestarian mangrove dengan Sistem Silvofishery

Pendekatan teknis yang dilakukan dalam kegiatan perhutanan sosial

adalah dengan sistem silvofishery (Perum Perhutani, 1993) dalam (Rahmawati,

2006), sistem ini merupakan salah satu alternatife pemecahan masalah yang

cukup efektif dan ekonomis. Aspek keuntungan yang diperoleh dengan model

silvofishery ini antara lain dapat meningkatkan lapangan kerja (aspek sosial),

dapat mengatasi masalah pangan dan energi (aspek ekonomi) serta kestabilan

Page 21: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

iklim mikro dan konservasi tanah (aspek ekologi). Pola ini dipandang sebagai

pola pendekatan teknis yang dianggap cukup baik. Karena selain petani dapat

memanfaatkan lahan untuk kegiatan pemelihraan ikan. Pihak Perum Perhutani

secara tidak langsung menjalin hubungan kerja sama yang saling

menguntungkan. Pola silvofishery yang digunakan adalah pola komplangan dan

empang parit. Perhutanan sosial yang dilakukan oleh Perum Perhutani

merupakan program pembangunan, pemeliharaan dan pengamanan hutan

dengan cara mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan hutan. Program

ini dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi-fungsi hutan secara optimal,

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus perbaikan lingkungan

dan kelestariannya yang pelaksanaannya terbatas di kawasan hutan.

Sedangkan Saparinto (2007), menyatakan bahwa sistem silvofishery

adalah rangkaian kegiatan terpadu antara pemeliharaan, pengelolaan dan upaya

pelestarian hutan mangrove dengan budidaya ikan atau budidaya ikan yang

dipaduserasikan dengan upaya pelestarian ekosistem mangrove.

Tambak Silvofishery merupakan perpaduan antara budidaya ikan atau

udang dengan penanaman mangrove. Secara umum model tambak silvofishery

yaitu model empang parit dan komplangan. Selain itu terdapat pula tambak

sistem tanggul yang berkembang di masyarakat, (Harahab, 2010).

Adapun model dari empang parit yang telah banyak diaplikasikan atau

digunakan pada Gambar 1 – 3 sebagai berikut :

Gambar 1. Tata letak tambak empang parit (Saparinto, 2007)

Page 22: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Gambar 2. Tata letak tambak empang parit yang disempurnakan

(Saparinto, 2007) Keterangan : a.1 dan a.2 Pintu air luar c. Pembenihan Ikan a.3 Pintu air dalam d. Hutan mangrove b. Pintu air luar e. Pematang dalam dan pematang luar

Gambar 3. Tata letak tambak Komplangan (Saparinto, 2007)

Keterangan :

a.1 dan a.2 Pintu air luar b. Pematang

c. Hutan mangrove d. pembenihan ikan

D. Fauna pada Ekosistem Mangrove

Kusmana dkk (2003), mengungkapkan bahwa fauna mangrove hampir

mewakili semua filum, meliputi protozoa sederhana sampai burung, reptilia dan

mamalia. Secara garis besar fauna mangrove dapat dibedakan atas fauna darat

(terestrial), fauna air tawar dan fauna air laut.

Page 23: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

1. Fauna Darat

Pada ekosistem mangrove, fauna darat dapat dibagi ke dalam dua

kelompok yaitu : vertebrata dan invertebrata

a. Invertebrata seperti : Mamalia burung, reptile dan amfibi

b. Invertebrata seperti : Serangga dan Laba-laba

2. Fauna Air Tawar

Fauna air tawar pada ekosistem mangrove termasuk ke dalam kelompok

vertebrata dengan jumlah spesies yang terbatas. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan (Cann, 1978, Hutching dan Saenger, 1987) diketahui bahwa di

mangrove terdapat jenis kura-kura air tawar dan buaya air tawar (Crocodylus

jonhstone). (Congger, 1979, Hutching dan Saenger, 1987) mendapatkan jenis

kura-kura berkulit alur (Carettochelys inscupa).

3. Fauna Laut

Fauna laut didominasi oleh Mollusca (didominasi oleh Bivalvia dan

gastropoda) dan Crustacea (didominasi oleh Brachyura). Berdasarkan

habitatnya, fauna laut di mangrove terdiri atas dua tipe yaitu : Infauna yang hidup

di kolom air, terutama berbagai jenis ikan dan udang , dan epifauna yang

menempati subtrat yang keras (akar dan batang pohon mangrove) maupun yang

lunak (lumpur), terutama kepiting, kerang dan berbagai jenis invertebrata lainnya.

Sedangkan Irwanto (2006), mengungkapkan bahwa komunitas hutan

mangrove membentuk percampuran antara dua kelompok, yakni ;

a. Kelompok fauna daratan membentuk terestial yang umumnya menempati

bagian atas pohon mangrove, terdiri atas : insekta, ular, primata, dan burung.

Kelompok ini memiliki sifat adaptasi khusus untuk hidup dalam hutan

mangrove, karena mereka melewatkan sebagian besar hi dupnya diluar

jangkauan air laut pada bagian pohon yang tinggi meskipun mereka dapat

mengumpulkan makanannya berupa hewan laut pada saat air surut.

Page 24: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

b. Kelompok fauna perairan / akuatik, terdiri atas dua tipe yaitu :

1) Yang hidup di kolom air, terutama berbagai jenis ikan dan udang.

2) Yang menempati subtrat baik keras (akar dan batang mangrove) maupun

lunak (lumpur) terutama kepiting, kerang dan berbagai jenis invertebrata

lainnya.

Kusmana dkk (2003), secara garis besar ekosistem mangrove

menyediakan lima tipe habitat bagi fauna yakni :

a. Tajuk pohon yang dihuni oleh berbagai jenis burung, mamalia dan serangga

b. Lobang pada cabang dan genangan pada air pada cagak antara batang dan

cabang yang merupakan habitat untuk serangga (terutama nyamuk)

c. Permukaan tanah sebagai habitat keong/kerang dan ikan glodok

d. Lobang permanen dan semi permanen di dalam tanah sebagai habitat

kepiting dan katak

e. Saluran saluran air sebagai habitat buaya dan ikan/udang

Untuk melihat keanakaragaman, keseragaman dan dominansi fauna atas

pada ekosistem mangrove perlu merujuk ke nilai indeks ekologi. Odum (1993)

menyatakan, bahwa nilai keanekaragaman dan keseragaman dapat

menunjukkan keseimbangan dalam suatu pembagian jumlah individu tiap jenis.

Keseragaman mempunyai nilai yang besar jika individu ditemukan berasal dari

spesies atau genera yang berbeda-beda, sedangkan keanekaragaman

mempunyai nilai yang kecil atau sama dengan nol jika semua individu berasal

dari satu spesies (Tabel 1). Indeks keseragaman merupakan angka yang tidak

mempunyai satuan, besarnya berkisar nol sampai satu. Semakin kecil nilai suatu

keseragaman, semakin kecil pula keseragaman dalam komunitas (Tabel 2).

Page 25: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Tabel 1. Kategori Indeks Keanekaragaman (Odum, 1971).

No. Keanekaragaman (H’) Kategori

1. H’ < 2,0 Rendah

2. 2,0 < H’ < 3,0 Sedang

3. H’ > 3,0 Tinggi

Tabel 2. Kategori Indeks Keseragaman (Odum, 1971).

No. Keseragaman (E) Kategori

1. 0,00 < E < 0,50 Komunitas Tertekan

2. 0,50 < E < 0,75 Komunitas Labil

3. 0,75 < E < 1,00 Komunitas Stabil

Selanjutnya dikatakan bahwa untuk mengetahui apakah suatu komunitas

didominasi oleh suatu organisme tertentu, maka dapat diketahui dengan

menghitung indeks dominansi. Jika nilai indeks dominansi mendekati satu, maka

ada organisme tertentu yang mendominasi suatu perairan. Jika nilai indeks

dominansi adalah nol maka tidak ada organisme yang dominan (Tabel 3).

Tabel 3. Kategori Indeks Dominansi (Odum, 1971).

No. Dominansi (D) Kategori

1. 0,00 < D < 0,50 Rendah

2. 0,50 < D < 0,75 Sedang

3. 0,75 < D < 1,00 Tinggi

Page 26: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan

Januari 2013. Jangka waktu tersebut meliputi studi literatur, kegiatan survei

lapangan, penulisan proposal penelitian, pengambilan data lapangan dan

pengolahan data. Adapun lokasi penelitian yaitu kawasan wisata Pantai Boe

Kabupaten Takalar

Gambar 4. Peta Lokasi stasiun Penelitian

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian yakni : Global Positoning

System (GPS) untuk menentukan stasiun penelitian, meteran untuk transek

garis, tali rapia untuk plot 5 m x 20 m dan plot kuadran 1 m x 1 m, kamera untuk

dokumentasi, lensa AF-S NIKKOR18-105 mm untuk closeup burung, Canon G12

untuk makro, sabak, pulpen dan pensil untuk menulis, kantong sampel untuk

Page 27: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

mengamankan sampel, alkohol 70% untuk mengawetkan sampel, dan buku

identifikasi.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi empat tahap yakni, tahap persiapan, tahap

penempatan transek, tahap pengambilan data dan tahap analisis data.

1. Tahap Persiapan

Tahapan persiapan ini meliputi observasi awal atau survei lapangan

dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran kondisi dan

permasalahan di lokasi penelitian secara umum selanjutnya dilakukan studi

literatur, konsultasi, serta pengumpulan data sekunder untuk penguatan

kerangka teoritis, perumusan masalah, serta penyusunan kerangka metodologi

penelitian. Selanjutnya, penentuan titik stasiun ditentukan dengan Global

Positioning System (GPS) dari peta dan berdasarkan observasi lapangan untuk

melihat kerapatan mangrove dan kelipahan fauna atas pada ekosistem

mangrove.

2. Tahap Penentuan Stasiun dan Penempatan Transek

Berdasarkan sebaran mangrove, ditetapkan dua stasiun. Untuk ekosistem

mangrove alami terdiri dari tiga substasiun yang masing-masing substasiun

panjangnya 65 meter, kondisi mangrove alami berada pada salah satu sisi

sungai panjang ekosistem mangrove alami tersebut ± 300 meter, (Gambar 5).

Setiap stasiun dibagi menjadi tiga plot yang berukuran 5 m x 20 m. Dalam

ukuran 5 m x 20 m tersebut dibagi lagi menjadi 2 m x 5 m untuk menghitung

kerapatan mangrove dan di setiap plot dibagi lagi menjadi lima plot kuadran

berukuran 1 m x 1 m untuk menghitung fauna atas pada mangrove.

Pada mangrove dalam tambak silvofishery, pada satu petak mangrove di

bagi menjadi tiga substasiun berdasarkan lajur mangrove pada tambak

silvofishery, panjang setiap lajur mangrove silvofishery tersebut 65 meter,

Page 28: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

(Gambar 6). Kemudian pada setiap stasiun dibagi menjadi tiga bagian yang

berukuran 5 m x 20 m. Dalam ukuran 5 m x 20 m tersebut dibagi lagi menjadi 2

m x 5 m untuk menghitung kerapatan mangrove, dan plot kuadran 1 m x 1 m

untuk menghitung fauna atas pada mangrove.

Berikut desain penempatan stasiun untuk mengukur kerapatan mangrove

dan kelimpahan fauna atas pada ekosistem mangrove alami dan ekosistem

mangrove dalam tamba silvofishery :

Ketarangan :

Ekosistem Mangrove Aliran sungai A Plot kuadran fauna ukuran 1 m x 1 m B Plot kuadran mangrove 2 m x 5 m C Substasiun 65 meter Catatan, Jarak antar substasiun tiga sampai dengan empat

meter sedangkan plot kuadran mangrove berjarak lima sampai tujuh meter.

Gambar 5. Desain stasiun dan plot yang digunakan dalam penelitian

mangrove alami

± 300 m

A

B

C

I

II

III

5 m

Page 29: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Gambar 6. Desain Stasiun dan Plot yang digunakan dalam penelitian mangrove silvofishery

3. Tahap Pengambilan Data

a. Pengambilan data mangrove

Pengambilan data mangrove dilakukan dengan menghitung jumlah

tegakan yang berada dalam plot kuadran ukuran 2 m x 5 m, dan menghitung

Keterangan

Pematang Tambak

Air Tambak

Mangrove silvofishery

Plot

A Plot mangrove 20 m x 5 m

B Plot Kuadran mangrove 2 m x 5 m

C Plot Kuadran fauna 1 m x 1 m

Catatan, Jarak antar plot kuadran lima sampai dengan sepuluh

meter

65 m

5 m

B

A

c

Page 30: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

diameter batang dengan rata-rata setinggi dada orang dewasa dengan

menggunakan meteran.

b. Pengambilan data dan sampel fauna atas pada akar, pohon, ranting/daun.

Pengambilan data dilakukan pada tiap substasiun dengan menggunakan

transek kuadran ukuran 1 m x 1 m pada areal dan 10 cm x 10 cm seluas 5 m x

20 m dengan lima kali ulangan. Data yang dicatat berapa jenis dan jumlah

individu di setiap transek.

c. Pengambilan data burung

Pengambilan data burung dilakukan dengan dengan mengikuti substasiun

pengamatan kerapatan mangrove dan kelimpahan fauna atas, luas area

pengamatan 65 meter pada setiap substasiun baik pada tambak silvofishery

maupun pada mangrove alami. Pada setiap patok mangrove dicatat jumlah

individu (ekor) dan setiap jenis burung yang berada pada area pengamatan di

catat untuk keperluan identifikasi burung, maka setiap jenis burung diambil

gambarnya (foto)

4. Analisis Data

Kerapatan jenis dan kelimpahan fauna atas mangrove alami dan dalam

tambak silvofishery

a. Kerapatan jenis dan Diameter Batang Mangrove

Untuk menghitung kerapatan jenis dihitung dengan menggunakan formula

(Bengen, 1999):

Dimana : Di = Kerapatan setiap jenis ni = Jumlah total tegakan setiap jenis A = Luas area plot (10 m²)

Page 31: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Sedangkang Untuk menghitung diameter batang menggunakan formula

(Bengen, 1999). DBH = CBH/ (3,14).

Dimana : DBH = Diameter batang CBH = Lingkar batang setinggi 130 cm Kerapatan dan diameter batang mangrove dikelompokkan menurut

stasiun dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk dianalisis secara

deskriptif.

b. Komposisi Jenis dan Kelimpahan fauna atas mangrove

Untuk menghitung komposisi dan kelimpahan jenis fauna atas dengan

menggunakan formula Brower et al (1989):

Dimana : KJ = Komposisi jenis (%); ni = Jumlah individu setiap jenis (ind); dan N = Jumlah individu dan kelimpahan jenis (ind).

Komposisi jenis dan kelimpahan fauna atas mangrove dikelompokkan

dalam fauna yang berada di bagian akar, batang, ranting dan daun di analisis

secara inferensia dengan menggunakan Uji t-student untuk melihat perbandingan

antarstasiun.

c. Indeks Keanekaragaman

Indeks keanekaragaman dihitung dengan rumus Shannon-Wiener

(Odum,1993)

N

ni

N

niH ln'

Dimana : H’ = Indeks keanekaragaman jenis ni = Jumlah individu setiap jenis N = Jumlah individu seluruh individu

Page 32: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

d. Indeks Keseragaman

Indeks keseragaman dihitung dengan menggunakan rumus Evenness

Indek (Odum, 1993)

S

HE

ln

'

Dimana : E = Indeks keseragaman jenis

H’ = Indeks keanekaragaman jenis S = Jumlah jenis organisme

e. Indeks dominansi (C)

Indeks dominansi dihitung dengan rumus indeks (Odum, 1993).

2

N

niC

Dimana : C = Indeks dominansi

ni = Jumlah individu setiap jenis N = Jumlah individu semua jenis

Masing-masing kelompok fauna tersebut dikelompokkan menurut stasiun

dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik, untuk dianalisis

secara deskriptif.

f. Kemiripan struktur komunitas

Kemiripan struktur komunitas dihitung dengan indeks jarak euklidean

(Krebs, 1989)

∑( )

Dimana :

= Jarak antara stasiun X ij = Jumlah individu setiap jenis pada substasiun j X ik = Jumlah individu setiap jenis pada substasiun k

Hasil analisis dengan menggunakan software Biplot I4, menghasilkan

diagram pohon (dendrogram) dengan teknik analisis kaitan rata-rata (average

linkage)

Page 33: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kawasan Pantai Boe secara administratif masuk dalam wilayah Desa

Mappakalompo Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Kabupaten Takalar

adalah salah satu kabupaten yang masuk dalam wilayah Sulawesi Selatan,

berada pada posisi 5,300-5,380 LS dan 119,220-199,390 BT. Sebagai wilayah

yang terletak di wilayah pesisir, Kabupaten Takalar memiliki banyak wilayah

pantai.

Pantai Boe yang terletak di Desa Mappakalompo, Kecamatan Galesong

merupakan salah satu potensi sumberdaya yang mempunyai posisi strategis

karena wilayah ini mudah dijangkau dari berbagai arah yakni, Kota Makassar,

Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Jeneponto.

Pantai Boe dalam 10 tahun belakangan ini ramai dikunjungi oleh

wisatawan lokal, terutama pada hari libur dan pada akhir pekan dengan jumlah

pengunjung dapat mencapai sekitar 5.000 orang. Kondisi pantai masih sangat

alami, kecuali sebagian kecil wilayah tambak telah dijadikan kawasan konservasi

mangrove dengan teknik penanaman silvofishery, mangrove silvofishery tersebut

berumur sembilan tahun sehingga menarik dijadikan sebagai kawasan wisata

alam secara terpadu dengan alam pantai berpasir (Syamsuddin dg. Lapa, Kepala

Desa).

Mangrove yang ditanam dalam tambak dengan teknik silvofishery terdiri

atas dua jenis yaitu Rhizophora mucronata dan Rhizophora stylosa sedangkan

pada ekosistem alami terdapat empat jenis yang tumbuh di pinggiran Sungai

Saro yaitu Avicennia sp, Bruguiera sp, Rhizophora stylosa dan Rhizophora

mucronata.

Page 34: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Wilayah tambak dipengaruhi oleh proses pasang surut air laut, oleh

karena itu warga yang mengelola tambak tersebut melakukan penanaman

mangrove di sekitar pematang tambak tujuannya untuk menguatkan struktur

tanah pematang agar tidak digerus oleh pasang surut air laut, sedangkan

mangrove yang ditanam dalam area tambak dimaksudkan untuk mengembalikan

kesuburan dan memberi ruang lindung pada benih yang telah di sebar oleh

petani tambak.

Berdasarkan hasil wawancara dari pemilik tambak, yaitu Karaeng Sijaya

salah satu dari dua pemilik tambak, dia memulai usahanya dengan menggarap

sawah. Namun hasil padi yang dihasilkan kualitasnya buruk bahkan pernah gagal

panen, karena pengairan sawah tersebut berasal dari air laut. Kemudian mereka

mengubah lahan sawah tersebut menjadi lahan tambak. Pada saat itu mereka

belum memahami fungsi mangrove di sekitar tambak sehingga mereka

menebang hutan mangrove untuk memperluas lahan tambak mereka. Sekitar

tahun 2004 Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Takalar yaitu dari Tim

Bapedas melalui penyuluh dan kordinasi LSM Pada tahun 2004 dengan

melakukan pertemuan dan sosialisasi mengenai penanaman mangrove di

tambak. Setelah itu dibentuk kelompok petambak yang diberi nama kelompok

“Bangkota” yang anggotanya terdiri dari 10 orang tapi keanggotaan tidak efektif

lagi. Dalam melakukan penanam mangrove ditambak masyarakat yang terlibat

langsung untuk melakukan penanaman, dari hasil wawancara setiap orang yang

menanam memperoleh upah atau gaji (Hardianty, 2013)

Pengelolaan mangrove di areal kawasan wisata pantai boe, baik

mangrove yang tumbuh alami maupun mangrove silvofishery jarang mendapat

perhatian karena melihat ekosistem mangrove itu hanya seperti semak belukar

yang tidak terawat dan tidak berfungsi. Selain itu juga terdapat keterbatasan

pemahaman akan nilai dan fungsi hutan mangrove. Sebagian masyarakat hanya

Page 35: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

mengetahui mangrove hanya berfungsi sebagai ekosistem yang dapat

menunjang produktifitas hasil budidaya tampa mengetahui fungsi lain dari

ekosistem mangrove (Hardianty, 2013).

B. Struktur dan Vegetasi Mangrove

1. Sebaran dan jenis mangrove

Pada mangrove Silvofishery ditemukan dua jenis mangrove yaitu

Rhizophora mucronata dan Rhizophora stylosa, dengan luas mencapai 1095 m²

dan berada di tengah tambak dengan jumlah alur, tiga sampai empat alur di

setiap tambak. Sedangkan pada ekosistem mangrove alami ditemukan empat

jenis yaitu Avicennia sp, Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronata dan

Bruguiera sp. Komposisi jenis mangrove yang ditemukan di Kawasan ekowisata

Pantai Boe disajikan pada (Tabel 4)

Tabel 4. Jenis mangrove yang ditemukan di setiap stasiun penelitian

No Species

Mangrove Silvofishery

Mangrove Alami

Plot I Plot

II Plot III

Plot I

Plot II

Plot III

1 Avicennia sp √ √ √

2 Bruguiera sp

3 Rhizophora mucronata √ √ √ √

4 Rhizophora stylosa √ √

Bengen (2002), mengungkapkan bahwa penyebaran hutan mangrove

tergantung oleh berbagai faktor lingkungan. Jika melihat kondisi lokasi penelitian,

stasiun I (silvofishery) menurut warga dulunya adalah lahan tambak yang tidak

produktif, kemudian lahan tambak yang tidak produktif tersebut ditanami

mangrove dengan sistem silvofishery, pada setiap petak tambak terdiri dari tiga

sampai dengan empat alur mangrove dengan panjang alur 65 meter dan lebar

Page 36: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

lima meter. Penanaman dilakukan pada awal tahun 2004, jika dihitung umur

mangrove sampai dengan sekarang 2013 yakni ± 9 tahun. Jenis mangrove yang

ditanam adalah Rhizophora mucronata dan Rhizophora stylosa karena bibit dan

perawatan lebih mudah dilakukan.

Stasiun mangrove alami, secara langsung telah dipengaruhi oleh pasang

surut air laut. Sesuai struktur vegetasi ekosistem mangrove yang diungkapkan

oleh Bengen (2002), bahwa mangrove jenis Avicennia sp. yang berada di bagian

depan dan berinteraksi langsung dengan lautan dalam struktur vegetasi

ekosistem mangrove. Begitu halnya dengan lokasi penelitian Avicennia sp

berada di daerah yang berinteraksi langsung dengan lautan dan ditemukan juga

jenis Bruguiera sp serta Rhizophora mucronata tapi dalam jumlah sedikit.

Sedangkan Arief (2003), mengungkapkan pembagian kawasan mangrove

berdasarkan perbedaan penggenangan bahwa pada zona proksimal, yaitu zona

yang terdekat dengan laut. Pada zona ini biasanya ditemukan juga jenis

Rhizopora spp.

2. Kerapatan jenis dan Diameter Batang Mangrove Silvofishery dan Mangrove Alami

Kerapatan jenis mangrove di stasiun silvofishery dan mangrove alami

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Fauna pada mangrove sangat tergantung pada tingkat kerapatan

suatu ekosistem mangrove, karena fauna mangrove menjadikan mangrove

sebagai naungan maupun tempat mencari makan. Kerapatan jenis mangrove

pada setiap stasiunnya dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 37: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

1,06

1,4

1,27

0,2 0,24 0,22

0

0

0

1

1

1

1

1

2

Plot I Plot II Plot III Plot I Plot II Plot III

kera

pat

an je

nis

(in

d/m

²)

Silvofishery Alami

1 0

Gambar 7. Kerapatan total mangrove pada Stasiun Silvofishery dan Stasiun Mangrove Alami di lokasi penelitian

Kerapatan mangrove pada kedua stasiun dapat dilihat perbedaannya

secara langsung dimana tingkat kerapatan pada stasiun silvofishery mempunyai

kerapatan tertinggi yakni 1,4 ind/m², sedangkan pada stasiun alami pada

kerapatan tertingginya yakni 0,24 ind/m². Kondisi mangrove pada stasiun

silvofihery mempunyai kerapatan yang cukup tinggi karena hasil rehabilitasi

lahan yang dilakukan oleh warga dan dilakukan perawatan, sedangkan pada

stasiun mangrove alami tingkat kerapatan setiap individu sangat jarang karena

kurang diperhatikan oleh warga dan cenderung terbengkalai.

Pada kedua stasiun, ekosistem mangrovenya masuk ke dalam kategori

pohon. Karena, Diameter batang rata-rata pada stasiun silvofishery mencapai

5,18 cm pada jenis Rhizopora mucronata dan 5,04 cm Rhizopora stylosa.

Diameter batang tersebut lebih kecil dibandingkan dengan stasiun mangrove

alami dimana Rhizopora stylosa 7,07 cm, Avicennia Sp 7,78 cm dan Bruguiera

sp 8,12 cm . Grafik diameter batang dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 38: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

5,18 5,04

0 0 0

7,07

7,78 8,12

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

Dai

ame

ter

bat

ang

(cm

)

Silvofishery

Alami

Gambar 8. Diameter batang antar spesies pada setiap stasiun

C. Struktur Komunitas dan Indeks Ekologi Fauna Atas Mangrove

1. Struktur Komunitas Fauna Atas

Struktur komunitas fauna terdiri dari komposisi jenis, jumlah jenis dan

kepadatan jenis. Arief (2003), mengungkapkan bahwa fauna pada ekosistem

mangrove bersifat unik, karena kawasan mangrove merupakan suatu kawasan

peralihan antara daratan dan lautan sehingga terjadi percampuran organisme

lautan dan daratan. Organisme yang menetap di kawasan mangrove kebanyakan

hidup pada subtrat keras sampai berlumpur, misalnya pada perakaran pohon.

Seperti halnya pada lokasi penelitian, jenis yang hidup lebih dominan

ditemukan pada daerah akar. Anwar dkk (1984) dalam Arief (2003),

mengungkapkan fauna yang hidup di daerah akar adalah makrozoobentos yang

tidak mampu membenamkan diri dalam lumpur di antara pohon. Apabila terjadi

pasang maka makrozobentos yang tidak tahan ataupun tahan dengan keadaan

tersebut akan segera memanjat perakaran-perakaran pohon yang ada (Gambar

9).

Page 39: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Gambar 9. Jenis fauna makrozoobentos (Littoria scabra) yang hidup di perakaran

Bengen (2002), menyatakan bahwa komunitas fauna daratan/terestial

(arboreal) yang umumnya menempati bagian atas pohon mangrove, terdiri atas

insekta, ular, primata dan burung. Kelompok ini tidak memunyai sifat adaptasi

khusus untuk hidup di dalam hutan mangrove, karena mereka melewatkan

sebagian besar hidupnya di luar jangkauan air laut pada bagian pohon yang

tinggi, meskipun mereka dapat mengumpulkan makanannya berupa hewan

lautan pada saat air surut.

Pada lokasi stasiun penelitian, fauna yang ditemukan adalah burung

dengan jenis Ardeola speciosa (blekok sawah) dan Nycticorax nycticorax (kowak

malam kelabu). Jenis burung Ardeola speciosa menjadikan pohon mangrove

yang ada di stasiun silvofishery sebagai tempat beristirahat pada saat malam

hari, mereka mencari makan di sekitar rawa atau sawah yang ada di sekitar

lokasi penelitian. Sedangkan Nycticorax nycticorax berada di area mangrove

sepanjang harinya karena lokasi mencari makannya berada di daerah tambak.

Menururut Holmes dan Nash (1999), Ardeola speciosa (blekok sawah)

berwarna putih dan coklat ini sering terlihat di sawah-sawah, baik di perbukitan

maupun di pantai. Ketika diam, burung ini kelihatan coklat kusam dan mungkin

terlewat dari pengamatan, tetapi sayapnya yang putih mulus kelihatan

menakjubkan ketika terbang. Selama musim kawin, punggungnya menjadi

kehitaman dan dadanya berwarna kayu manis, kisaran penyebarannya ke timur

mencapai Sulawesi dan Sumba.

Page 40: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Menururt Kristantanto (2008), Nycticorax nycticorax (kowak malam

kelabu) merupakan burung air yang mudah dikenali, selain bentuk badannya

yang agar besar (61 cm), burung ini mempunyai warnah putuh diperut, dengan

mahkota hitam dikepala dan sayap kelabu. Burung ini mencari makan dimalam

hari, dengan suara yang khas “kowak..kowak..kowak”. bila siang hari suka

beristirahat di rimbunan pohon nipah. Ia mencari makan disawah,padang rumput,

dan pinggir sungai. Makanannya berupa ikan, kodok, ataupun kadal. Dapat

dilihat pada (Gambar 10).

Gambar 10. Jenis burung yang di temukan di lokasi penelitian, ardeola speciosa kiri dan Nycticorax nycticorax kanan

Hasil identifikasi fauna atas pada lokasi penelitian Stasiun Silvofishery

maupun pada stasiun Alami disajika pada (Tabel 5).

Tabel 5. Jenis fauna atas yang ditemukan disetiap stasiun penelitian.

No Golongan Fauna Jenis Fauna Atas

stasiun

Silvofishery (ind)

Alami (ind)

1 Akar

Littoria Intermedia 101

Littoria scabra 95

Neripteron violacea 30

Hemigrapsus sp 74 32

Clistcoeloma sp 63 122

Dorippe sp 34

Pagurus sp 96

Sub Total 459 188

2 Batang Pagurus sp 313

Sub Total 313

3 Daun/Ranting

Xylotrupes gideon 7

Ardeola speciosa 27

Nycticorax nycticorax 4

sub Total 38

TOTAL 497 501

Page 41: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

100%

Crustacea

30%

40%

10% 20% Gastropoda

Crustacea

Insecta

Aves

a b a a

a. Komposisi Jenis Fauna Atas

Jenis fauna yang ditemukan pada ekosistem mangrove silvofisery

maupun mangrove alami sebanyak 10 jenis yang terdiri atas, tiga jenis kelas

Gastropoda, empat jenis dari kelas Crustacea, dua jenis dari kelas Aves dan satu

jenis Insecta. Berikut grafik untuk membedakan komposisi jenis fauna antara

mangrove silvofishery dan mangrove alami (Gambar.11)

Gambar 11. Komposisi Jenis Fauna Atas Berdasarkan kelas. a. Stasiun mangrove silvofishery dan b. stasiun mangrove alami

Pada Stasiun silvofishery, komposisi jenis berdasarkan kelas didominasi

kelas crustacea dengan jumlah 40%, gastropoda 30%, aves 20% dan insecta

10% dan pada stasiun mangrove alami kelas crustacea yang mendominasi

100%, pada stasiun mangrove alami yang di temukan hanya dari kelas

Crustacea

b. Jumlah Jenis dan Kepadatan Fauna Atas

Jumlah jenis fauna yang ditemukan pada kedua stasiun sebanyak 10

jenis, pada stasiun silvofishery di temukan sembilan jenis dari empat kelas yakni

Gastropoda, Crustacea, Insecta dan Aves. Pada stasiun silvofishery ditemukan

dari kelas gastropoda tiga jenis, Crustacea tiga jenis, Insecta satu jenis dan aves

dua jenis sedangkan pada stasiun alami ditemukan empat jenis dari kelas

crustacea. rata-rata jumlah jenis dapat dilihat pada Gambar 12.

Page 42: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

7,66

4

0

2

4

6

8

10

silvofishery alamiJum

lah

Je

nis

Fau

na

33,13

52,00

0

20

40

60

80

silvofishery alami

Ke

pad

atan

Fau

na

(in

d/m

²) a

a

Gambar 12. Rata-rata jumlah jenis yang ditemukan di setiap stasiun penelitian. Huruf yang berbeda menunjukan nilai yang signifikan atau berbeda nyata berdasarkan uji t-student pada α = 5 %.

Jika dilihat dari grafik di atas, rata-rata jumlah jenis fauna setiap individu

banyak ditemukan di daerah mangrove silvofishery dan pada hasil uji t-student

menunjukkan perbedaan yang nyata atau signifikan α = 5 %.

Arief (2003), mengungkapkan bahwa kerapatan pohon dibutuhkan oleh

makrobentos, Hal ini berkaitan erat dengan pengaruh terjadinya proses pasang

surut yang tidak tahan terhadap salinitas tinggi atau pasang tinggi. Lokasi stasiun

silvofishery adalah lokasi yang tertutup oleh kontak langsung pasang surut air

laut karena memiliki pematang dan tumbuhan mangrove di pinggir pematang

untuk memperkuat tekstur pematang.

Pada lokasi stasiun penelitian, tingkat kepadatan fauna pada stasiun

silvofishery mencapai 33,13 ind/m² dan alami 52,00 ind/m². Hasil uji t-student

fauna atas menyatakan stasiun silvofishery dan alami tidak berbeda nyata (P >

0,5) (Gambar 13).

Page 43: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

24,2

6,4 2,5

31,1

20,9

0,0 0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

40,0

akar Batang Ranting/daun

kep

adat

an je

nis

fau

na

(in

d/m

2) Silvofishery

Alami

Gambar 13. Kepadatan total fauna yang ditemukan di setiap stasiun. Huruf yang sama menunjukkan nilai yang tidak signifikan atau tidak berbeda nyata berdasarkan uji t-student pada α = 5 %.

Arief (2003), mengungkapkan apabila pasang naik, maka makrobentos

yang tidak tahan ataupun tahan dengan keadaan tersebut akan segera

memanjat perakaran-perakaran pohon yang ada. Begitupun halnya pada lokasi

stasiun penelitian jumlah setiap individu dari empat adalah kelas crustacea, yang

mempunyai adaptasi yang baik, dengan menggunakan energi metabolis untuk

mempertahankan keseimbangan tubuhnya. (McNaughton and Wolf 1990) dalam

(Arief, 2003).

Sedangkan Romimohtarto dan juwana (2005), mengungkapkan bahwa

beberapa hewan mangrove beradaptasi untuk hidup melekat atau menempel

pada akar mangrove, seperti keong, kerang dan kepiting.

Gambar 14. Kepadatan jenis fauna berdasarkan kategori habitatnya pada setiap

stasiun penelitian. (ns) = tidak berbeda nyata dan (*) berbeda nyata pada α = 5 % berdasarkan uji t-student

Kepadatan jenis fauna ditentukan berdasarkan golongan, dimana fauna

berada, seperti akar, batang dan ranting/daun. Pada kedua stasiun dapat dilihat

yakni pada stasiun silvofishery keberadaan fauna pada setiap kategori ditemukan

keberadaan fauna, dengan jumlah kepadatan rata-rata pada 24,2 ind/m²

sedangkan pada stasiun alami banyak juga ditemukan pada bagian akar rata-

rata 31,1 ind/m²

ns

*

*

Page 44: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

4,93 4,2 6,4

19,27

14,73

3,87 0 1,4 3,93 0,67

20,86

2,13

20,86

0 0 0

15,33

0 0 0 0

5

10

15

20

25

30

Ke

pad

atan

jen

is f

aun

a (i

nd

/m²)

Silvofishery

alami

Jika dilihat dari grafik di atas, pada habitat akar silvofishery banyak fauna

ditemukan, Hal ini disebabkan karena sistem perakaran mangrove juga

menyokong komunitas invertebrata laut. Fenomena ini memberikan gambaran

tentang tingginya produktifitas rmangrove. Satu sendok teh lumpur dari daerah

mangrove di pantai utara Queensland (Australia) mengandung lebih dari 10

milyar bakteri, suatu densitas tertinggi di dunia. Beberapa hewan tinggal di atas

pohon sebagian lain di antara akar dan lumpur sekitarnya sedangkan pada

ranting dan daun dihuni oleh beberapa jenis burung dan digunakan sebagai

tempat untuk bertengger dan bersarang (Irwanto, 2006).

Pada kedua stasiun ditemukan jenis fauna yang sama yakni Hemigrapsus

sp, Clistcoeloma sp dan Pagurus sp. Ketiga jenis tersebut berasal dari kelas

crustacea yang lebih banyak menempati bagian akar dan batang (Gambar 15).

Gambar 15. Kepadatan jenis fauna berdasarkan kategori habitatnya pada setiap

stasiun penelitian. (ns) = tidak berbeda nyata dan (*) berbeda pada α = 5 % data uji t-student

ns

* *

Page 45: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

2,39

0,39 0,48

0,61

0,16

0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

H' E C

Ind

eks

Eko

logi

Silvofishery

Alami

2. Indeks Ekologi Fauna atas Mangrove

Untuk indeks ekologi fauna atas mangrove dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 16. Indeks ekologi fauna atas mangrove pada setiap stasiun penelitian

Jika dilihat dari grafik di atas, nilai keanekaragaman (H’) dan

keseragaman (E) lebih tinggi di stasiun mangrove silvofishery dari stasiun

mangrove alami. Namun sebaliknya nilai dominansi lebih tinggi pada stasiun

mangrove alami dibandingkan dengan stasiun silvofishery.

Odum (1971), menyatakan, nilai keanekaragaman dan keseragaman

dapat menunjukkan keseimbangan dalam suatu pembagian jumlah individu tiap

jenis. Keseragaman mempunyai nilai yang besar jika individu ditemukan berasal

dari spesies atau genera yang berbeda-beda, sedangkan keanekaragaman

mempunyai nilai yang kecil atau sama dengan nol jika semua individu berasal

dari satu spesies. Indeks keseragaman merupakan angka yang tidak mempunyai

satuan, besarnya berkisar nol sampai satu. Semakin kecil nilai suatu

keseragaman, semakin kecil pula keseragaman dalam komunitas.

Jika melihat hal tersebut, indeks keanekaragaman masuk dalam kategori

sedang dan indeks keseragaman tidak masuk dalam kategori seragam. karena

Page 46: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

untuk nilai keanekaragaman berada pada nilai H’ < 2,0 sampai dengan H’ > 3,0

sedangkan untuk nilai keseragaman berada pada nilai 0,00 < E < 0,50 untuk

kategori komunitas tertekan dan dan 0,75 < E < 1,00 komunitas stabil ( Odum,

1971).

Sedangkan untuk nilai dominansi (c) pada kedua stasiun berda pada nilai

< 0,5, yakni untuk stasiun Silvofishery 0,48 dan Stasiun Alami 0,5. Menurut

Odum (1971) bahwa untuk mengetahui apakah suatu komunitas didominasi oleh

suatu organisme tertentu, maka dapat diketahui dengan menghitung indeks

dominansi. Jika nilai indeks dominansi mendekati satu, maka ada organisme

tertentu yang mendominasi suatu perairan. Jika nilai indeks dominansi adalah nol

maka tidak ada organisme yang dominan.

3. Indeks Similaritas atau Kesamaan Fauna atas Mangrove

Untuk indeks ekologi fauna atas mangrove dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Stasiun

Sim

ilari

tas (

%)

654231

31.03

54.02

77.01

100.00S1 S3 S2 A1 A2 A3

Gambar 17. Dendrogram kemiripan struktur komunitas fauna atas pada Stasiun

Silvofishery (S1, S2, dan S3) dan Stasiun Mangrove Alami (A1, A2,

dan A3) berdasarkan nilai jarak Euklidean.

Page 47: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Gambar di atas menunjukkan adanya pengelompokan yang jelas

berdasarkan stasiun (antara Silvofishery dan mangrove alami). Stasiun

Silvofishery (S1, S2, dan S3) membentuk kelompok tersendiri, demikian pula

stasiun mangrove alami (A1, A2, dan A3). Jadi dapat dinyatakan bahwa struktur

komunitas fauna atas antara kedua stasiun sangat berbeda, dengan kemiripan

yang dicapai hanya sekitar 31%. Beberapa fauna yang dapat membedakan

dengan jelas antara kedua stasiun, yaitu kehadiran jenis-jenis gastropoda,

crustacea, insecta dan aves pada Stasiun Silvofihery dan tidak ditemukan pada

Stasiun Mangrove Alami. Sedangkan pada Stasiun Alami, fauna krustasea

(Dorippe sp) ditemukan pada semua substasiun namun tidak hadir pada Stasiun

Silvofishery. Adapun kemiripan dalam stasiun (antara substasiun), pada Stasiun

Silvofishery, Substasiun S1 dan S3 memiliki kemiripan yang tinggi, yaitu 87%,

sedangkan Substasiun S2 dengan S1 dan S3 memiiliki kemiripan hanya 50%.

Adapun untuk Stasiun Mangrove Alami, kemiripan substaisun yang tinggi terlihat

antara A1 dan A2 (75%), sedangkan antara A1 dan A2 dengan A3 kemiripannya

sebesar 65%.

Page 48: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan

a. Di daerah mangrove Pantai Boe ditemukan 4 jenis mangrove. Dua jenis

ditemukan pada stasiun silvofishery yaitu Rhizophora mucronata dan R.

Stylosa. Sedangkan pada stasiun mangrove alami ditemukan empat jenis

yaitu, Avicennia sp, Bruguiera sp, R. Mucronata dan R. Stylosa. Pada

stasiun mangrove silvofishery memiliki kerapatan yang cukup tinggi yakni

1,4 ind/m² sedangkan pada mangrove alami kerapatan mangrove hanya

0,24 ind/m²

b. Fauna atas pada kawasan mangrove Pantai Boe ditemukan sebanyak 10

jenis yaitu, Littoria intermedia, Littoria scabra, Neripteron violacea,

Hemigrapsus sp, Clistcoeloma sp, Dorippe sp, Pagurus sp, Xylotrupes

gideon, Ardeola speciosa, dan Nycticorax nycticorax. Untuk tingkat

kepadatan fauna atas lebih tinggi pada stasiun alami dibandingkan

dengan silvofishery. Namun indeks keanekaragaman dan keseragaman

lebih tinggi pada stasiun silvofishery, sebaliknya nilai dominansi lebih

tinggi pada stasiun mangrove alami sedangkan tingkat kemiripan antara

kedua stasiun yaitu stasiun Silvofishery (S1, S2, dan S3) membentuk

kelompok tersendiri, demikian pula stasiun mangrove alami (A1, A2, dan

A3). Jadi dapat dinyatakan bahwa struktur komunitas fauna atas antara

kedua stasiun sangat berbeda, dengan kemiripan yang dicapai hanya

sekitar 31%.

Page 49: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

B. Saran

Sebaiknya keberadaan mangrove pada daerah wisata Pantai Boe tetap

dipertahankan dan dilakukan rehabilitasi guna menambah luasan wilayah hutan

mangrove untuk meningkatkan biodiversitas fauna pada ekosistem mangrove

tersebut.

Page 50: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

DAFTAR PUSTAKA

Arief, A., 2003. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Kanisisus, Yogyakarta.

Bengen, D.G., 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Pusat

Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bengen, D.G., 1999. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem

Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Brower,J.E.J.H. Zar. C.N van Ende., 1989. Field and Laboratory Methods for General Ecology. Third edition. WMC. Brown Publisher, Dubuque, Indiana. USA.

Harahab, N., 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem HUtan Mangrove dan

Aplikasi dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. cetakan pertama, Graha Ilmu Yogyakarta.

Hardiaty, 2013. Pengelolaan Ekosistem Mangrove Untuk Pengembangan

Kawasan Ekowisata di Pantai Boe Kecamatan Galesong, Takalar [Skripsi]

Holmes, D., Nash, S.,1999. Burung-burung di Jawa dan Bali. Prima

Centra. Jakarta Irwanto. 2006. Keanekaragaman Fauna pada Habitat Mangrove.

Yogyakarta

Kusmana, C., Wilarso, S., Hilwan, I,. Pamoengkas, P., Wibowo, C,. Tiryana,T.,

Triswanto, A,. Yunasfi, dan Hamza 2003. Rehabilitasi Mangrove. Fakultas

Kehutanan IPB, Bogor.

Kustanti, A., 2011. Manajemen Hutan Mangrove, IPB Press,Bogor.

Krebs, C.,J., 1989. Ecological Methodology, Harper Colliins Publishers, New York

Kristanto, A., Momberg,F., 2008. Alam Jakarta Panduan Keanekaragaman

Hayati Yang Tersisa di Jakarta,.PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Morton, J., 1999. The Shore Ecology Of The Tropical Pacific. Unesco Regional

Office for Science and Technologyfor south-east asia. Jakarta.

Page 51: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Odum, E. P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi Umum. Diterjemahkan oleh T.

Samingan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Rahmawati, 2006. Upaya Pelestarian Mangrove Berdasarkan Pendekatan Masyarakat. Diakses tanggal tanggal 6 September 2012 jam 16.30

Romimohtarto, K dan S. Juwana. 2005. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan

Tentang Biota Laut. Djambatan, Jakarta. Saparinto, Cahyo. 2007. Pendayagunaan Ekosistem Mangrove, cetakan

pertama, Dahara Prize Semarang Zoer’aini D..I., 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan

pelestariannya, PT. Bumi Karsa. Jakarta

Page 52: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun
Page 53: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

LAMPIRAN

Page 54: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Lampiran 1. Kerapatan Jenis Mangrove

Stasiun Species Mangrove D i

Man

gro

ve S

ilvo

fish

ery

Plot I Rhizophora stylosa 0,61

Rhizophora mucronata 0,45

Jumlah 1,06

Plot II Rhizophora stylosa 0,41

Rhizophora mucronata 0,99

Jumlah 1,40

Plot III Rhizophora mucronata 1,27

Jumlah 1,27

Man

gro

ve A

lam

i

Plot I Avicenia sp 0,13

Rhizophora stylosa 0,07

Jumlah 0,20

Plot II Avicenia sp 0,08

Rhizophora mucronata 0,16

Jumlah 0,24

Plot III Avicenia sp 0,16

Bruguiera sp 0,06

Jumlah 0,22

Page 55: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Lampiran 2. Rata-Rata Diameter Batang Mangrove

STI PI

Jenis mangrove ulangan 1

ulangan 2

ulangan 3

ulangan 4

ulangan 5 Total Rata-rata

Rhizophora mucronata 5,28 4,69 5,05 5,60 5,37 5,20

Rhizophora stylosa 4,30 4,65 5,10 5,41 5,73 5,04

STI PII

Rhizophora mucronata 4,82 5,05 5,02 4,87 5,30 5,01

Rhizophora stylosa 4,38 5,04 4,96 5,15 5,57 5,02

STI PIII

Rhizophora mucronata 5,26 5,35 5,56 5,18 5,24 5,32

MA StII PI

Jenis mangrove ulangan 1

ulangan 2

ulangan 3

ulangan 4

ulangan 5

Avicennia sp 7,96 9,24 8,28 9,08 8,92 8,69

Rhizophora stylosa 9,24 9,24 8,28 0,00 8,60 7,07

MA STII PII

Avicennia sp 7,48 8,28 7,48 0 7,96 6,24

Rhizophora mucronata 6,08 0 8,22 6,71 0 4,20

MA STII PIII

Avicennia sp 7,75 8,03 9,24 8,70 8,28 8,40

Bruguiera sp 8,60 0,00 7,96 0,00 8,12 4,94

Page 56: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Lampiran 3. Kelimpahan dan kepadatan Jenis fauna berdasarkan kategori habitat

Golongan Fauna

Jenis Fauna Atas

Silvofihery

Sub. 1 Rata-rata

Sub. 2 Rata-rata

Sub. 3 Rata-rata 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Akar

Littoria Intermedia 7 7 0 5 0 3,8 14 15 15 18 13 15 4 0 0 0 3 1,4

Littoria scabra 9 7 8 6 8 7,6 13 0 0 8 4 5 7 10 4 5 6 6,4

Neripteron violacea 0 0 0 2 4 1,2 4 0 2 0 4 2 6 0 0 6 2 2,8

clistcoeloma sp 4 9 6 0 5 4,8 2 16 0 7 0 5 8 0 0 0 6 2,8

Hemigrapsus sp 8 5 8 8 7 7,2 0 0 0 4 2 1,2 14 0 8 4 6 6,4

sub total 24,6 28,2 19,8

Batang Pagurus sp. 0 5 5 5 8 4,6 7 19 16 5 8 11 0 5 4 5 4 3,6

sub total 4,6 11 3,6

Ranting/daun

ardeola speciosa 0 0 4 0 5 1,8 3 0 0 0 4 1,4 0 5 2 0 4 2,2

Nycticorax nycticorax 0 2 0 0 0 0,4 1 0 0 0 0 0,2 0 1 0 0 0 0,2

Xylotrupes gideon 0 0 0 0 0 0 1 1 3 2 0 1,4 0 0 0 0 0 0

sub total 2,2 3 2,4

Total rata-rata

31,4

42,2

25,8

Page 57: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Lanjutan lampiran 4. Kelimpahan dan kepadatan Jenis fauna

No Golongan

Fauna Jenis Fauna

Atas

Alami

Sub. 1 Rata-rata

Sub. 2 Rata-rata

Sub. 3 Rata-rata

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Akar

Hemigrapsus sp 38 0 16 20 13 17,4 16 26 28 17 21 21,6 29 26 28 16 19 23,6

clistcoeloma sp 0 4 0 2 6 2,4 5 0 0 2 0 1,4 4 0 0 9 0 2,6

Dorippe sp 0 14 4 6 4 5,6 16 0 0 4 6 5,2 13 12 18 15 10 13,6

Sub Total 25,4 28,2 39,8

2 Batang Pagurus sp 38 0 16 20 13 17,4 16 26 28 17 21 21,6 29 26 28 16 19 23,6

3 Daun/Ranting 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

total rata-

rata 42,8 49,8 63,4

Page 58: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Lampiran 5. Indeks Ekologi Fauna Atas

Spesies (silvofishery)

TOTAL Ni/N LN

(Ni/N) Ni/n*LN (Ni/N)

(Ni/N)^2 H' E

C

Littoria Intermedia 101 0,35 -1,04 -0,37 0,12

2,39 0,39 0,48

Littoria scabra 95 0,33 -1,10 -0,37 0,11

Neripteron violacea 30 0,10 -2,25 -0,24 0,01

clistcoeloma sp 63 0,22 -1,51 -0,33 0,05

Hemigrapsus sp 74 0,26 -1,35 -0,35 0,07

Pagurus sp 96 0,34 -1,09 -0,37 0,11

ardeola speciosa 27 0,09 -2,36 -0,22 0,01

Nycticorax nycticorax 4 0,01 -4,27 -0,06 0,00

Xylotrupes gideon 7 0,02 -3,71 -0,09 0,0

JUMLAH 497

Spesies (Alami)

TOTAL Ni/N LN

(Ni/N) Ni/n*LN (Ni/N)

(Ni/N)^2 (H') (E) (C)

Pagurus sp 313 0,99 -0,01 -0,01 0,99

0,61 0,16 0,50

Hemigrapsus sp 32 0,10 -2,29 -0,23 0,01

clistcoeloma sp 122 0,39 -0,95 -0,37 0,15

Dorippe sp 34 0,11 -2,23 -0,24 0,01

Jumlah 501

Page 59: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Lampiran 6. Kemiripan struktur komunitas

Jenis Fauna Silvofishery alami

S1 S2 S3 s1 s2 s3

Littoria Intermedia 3,8 15 1,4 0 0 0

Littoria scabra 7,6 5 6,4 0 0 0

Neripteron violacea 1,2 2 2,8 0 0 0

clistcoeloma sp 4,8 5 2,8 2,4 1,4 2,6

Hemigrapsus sp 7,2 1,2 6,4 17,4 21,6 23,6

Pagurus sp 4,6 11 3,6 4,6 11 3,6

ardeola speciosa 1,8 1,4 2,2 0 0 0

Nycticorax nycticorax 0,4 0,2 0,2 0 0 0

Xylotrupes gideon 0 1,4 0 0 0 0

Dorippe Sp 0 0 0 5,6 5,2 13,6

Page 60: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Lampiran 6. Uji Statistik, Uji T independent tes

Group Statistics

stasiun N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

akar dimen

sion1

1,00 3 24,2000 4,21426 2,43311

2,00 3 31,1333 7,63501 4,40807

batang dimen

sion1

1,00 3 6,4000 4,01497 2,31805

2,00 3 20,8667 3,16439 1,82696

Ranting_Daun dimen

sion1

1,00 3 2,5333 ,41633 ,24037

2,00 3 ,0000 ,00000 ,00000

jumlahjenis dimen

sion1

1,00 3 7,6667 ,57735 ,33333

2,00 3 4,0000 ,00000 ,00000

total dimen

sion1

1,00 3 33,1333 8,33627 4,81295

2,00 3 52,0000 10,47473 6,04759

Hemigrapus_sp dimen

sion1

1,00 3 4,9333 3,25781 1,88090

2,00 3 20,8667 3,16439 1,82696

Clistcoeloma_sp dimen

sion1

1,00 3 4,2000 1,21655 ,70238

2,00 3 2,1333 ,64291 ,37118

Pagurus_sp dimen

sion1

1,00 3 6,4000 4,01497 2,31805

2,00 3 20,8667 3,16439 1,82696

Page 61: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Lanjutan lampiran 6. Uji Statistik, Uji T independent Samples tes

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

akar Equal variances assumed 1,857 ,245 -1,377 4 ,241 -6,93333 5,03499 -20,91270 7,04604

Equal variances not

assumed

-1,377 3,115 ,259 -6,93333 5,03499 -22,62698 8,76031

batang Equal variances assumed ,427 ,549 -4,902 4 ,008 -14,46667 2,95146 -22,66123 -6,27210

Equal variances not

assumed

-4,902 3,793 ,009 -14,46667 2,95146 -22,84075 -6,09258

Ranting_Daun Equal variances assumed 10,316 ,033 10,539 4 ,000 2,53333 ,24037 1,86596 3,20071

Equal variances not

assumed

10,539 2,000 ,009 2,53333 ,24037 1,49910 3,56756

jumlahjenis Equal variances assumed 16,000 ,016 11,000 4 ,000 3,66667 ,33333 2,74118 4,59215

Equal variances not

assumed

11,000 2,000 ,008 3,66667 ,33333 2,23245 5,10088

total Equal variances assumed ,192 ,684 -2,441 4 ,071 -18,86667 7,72902 -40,32587 2,59254

Equal variances not

assumed

-2,441 3,808 ,074 -18,86667 7,72902 -40,75907 3,02574

Page 62: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Hemigrapus_sp Equal variances assumed ,029 ,874 -6,076 4 ,004 -15,93333 2,62213 -23,21353 -8,65314

Equal variances not

assumed

-6,076 3,997 ,004 -15,93333 2,62213 -23,21596 -8,65071

Clistcoeloma_sp Equal variances assumed 2,597 ,182 2,601 4 ,060 2,06667 ,79443 -,13901 4,27234

Equal variances not

assumed

2,601 3,036 ,079 2,06667 ,79443 -,44454 4,57787

Pagurus_sp Equal variances assumed ,427 ,549 -4,902 4 ,008 -14,46667 2,95146 -22,66123 -6,27210

Equal variances not

assumed

-4,902 3,793 ,009 -14,46667 2,95146 -22,84075 -6,09258

Page 63: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Lampiran 7. Foto Sampel

Littoria Scabra Littoria Intermedia

Neripteron violacea Xylotrupes gideon

Page 64: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

clistcoeloma sp

Pagurus Sp

Dorippe Sp

Hemigrapsus Sp

Ardeola Speciosa

Nycticorax nycticorax

Page 65: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun

Lampiran 8. Foto Kegiatan Dilapangan

Menghitung Individu mangrove

Mengukur Lingkar batang Pengamatan burung

Page 66: SEBARAN DAN BIODIVERSITAS FAUNA ATAS PADA … · yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Di antara berbagai jenis hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun