scanned by camscanner - universitas padjadjaran

8
Scanned by CamScanner

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Scanned by CamScanner - Universitas Padjadjaran

Scanned by CamScanner

Page 2: Scanned by CamScanner - Universitas Padjadjaran

Scanned by CamScanner

Page 3: Scanned by CamScanner - Universitas Padjadjaran

Scanned by CamScanner

Page 4: Scanned by CamScanner - Universitas Padjadjaran

Scanned by CamScanner

Page 5: Scanned by CamScanner - Universitas Padjadjaran

Scanned by CamScanner

Page 6: Scanned by CamScanner - Universitas Padjadjaran

Scanned by CamScanner

Page 7: Scanned by CamScanner - Universitas Padjadjaran

Scanned by CamScanner

Page 8: Scanned by CamScanner - Universitas Padjadjaran

103

MASKULINITAS KULIT PUTIH DALAM BURMESE DAYS DANSHOOTING AN ELEPHANT KARYA GEORGE ORWELL

The Masculinity of White Men in George Orwell’s Burmese Days and Shooting An Elephant

Nenden Rikma DewiAquarini Priyatna

Yati Aksa

Program Pascasarjana Sastra Kontemporer, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung—Sumedang Km 21, Jatinangor 4536,

Ponsel: 081910589489, Pos-el: [email protected] masuk: 25 Maret 2013, disetujui: ..., revisi akhir:

Abstrak: Orwell menjadikan pengalaman hidupnya sebagai bagian dari setiap karyanya danmenggunakannya untuk menyampaikan berbagai gagasannya. Melalui novel Burmese Days dan sebuahesai berjudul Shooting an Elephant yang keduanya saling berkaitan, Orwell mengemukan gagasannyamengenai wacana kolonialisme di wilayah koloni Inggris di Burma. Isu yang terkadang luput dalampembacaan karya Orwell adalah isu gender. Oleh karena itu, kajian ini akan menganalisis bagaimanamaskulinitas laki-laki kulit putih dipaparkan dan faktor-faktor pendorong atau penghalang maskulinitastersebut. Agar dapat menganalisis isu tersebut, kajian ini menggunakan pendekatan yang ditawarkanMosse, Bhabha dan Sinha mengenai maskulinitas dalam wacana poskolonial. Berdasarkan analisis yangdilakukan, kajian ini dapat menunjukkan bahwa maskulinitas laki-laki kulit putih koloni Inggris di wilayahBurma, khususnya Kyauktada disebabkan oleh konsep mereka mengenai isu superioritas dan inferioritas.Kata kunci: maskulinitas, superioritas, inferioritas, dan identitas

Abstract: Orwell made his life experiences as a part of his works and used them to convey a varietyof his ideas. Through his novel entitling Burmese Days and his essay called Shooting an Elephant,both of them were related to, Orwell wrote his ideas about discourse of colonialism in the Britishcolony in Burma. A peculiar issue in Orwell’s work is the gender issue. Therefore, this study showsmasculinity of white men, and the factors motivating or obstructing such masculinity. In order toanalyze these issues, this study applies George Mosse’s (1996), Homi K. Bhabha’s (1995) andMrinalini Sinha’s (1995) approach on masculinity in postcolonial discourse. Based on the analy-sis, this study is to provide the assumption that masculinity of white men in the British colony inBurma, particularly Kyauktada, was caused by their concept of superiority and inferiority.Key words: masculinity, superiority, inferiority, identity

1. Pendahuluan

Gender merupakan sebuah isu yang kinimarak dibicarakan, terlebih dengancakupannya yang berkaitan dengan isubudaya, agama, ras, jenis kelamin, statussosial, dan bangsa sehingga hal tersebut

dapat memicu kemunculan isu lain sepertiidentitas. Identitas yang muncul tentunyadihasilkan oleh suatu proses atau tindakanyang dilakukan terus-menerus. Butlerberpendapat bahwa gender bukanlah suatu