satuan acara pengajaran

18
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) Pokok Bahasan : Alat Perlindungan Diri dan Ergonomi Sasaran : Pekerja Home Industri Kerupuk Waktu : 1 x pertemuan (30 menit) Hari/tanggal : Senin Tempat : Home Industri kerupuk Penyuluh : Kelompok 7 TUJUAN INSTITUSIONAL (TI) Terwujudnya pelayanan keperawatan yang komprehensif terhadap para pekerja home industry kerupuk Cibeusi untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan keselama kerja . TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mengikuti penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja: pe perlindungan diri dan menggunakan ergonomi dalam bekerja para pekerja h kerupuk di Cibeusi dapat memahami dan menerapkan tindakan pencegahan ya secara mandiri dalam kehidupan sehari-hari. ANALISA TUGAS Know : Definisi APD dan Ergonomi Manfaat APD dan Ergonomi

Upload: dewi-komalasari

Post on 22-Jul-2015

143 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan Sasaran Waktu Hari/tanggal Tempat Penyuluh

: Alat Perlindungan Diri dan Ergonomi : Pekerja Home Industri Kerupuk : 1 x pertemuan (30 menit) : Senin : Home Industri kerupuk : Kelompok 7

TUJUAN INSTITUSIONAL (TI) Terwujudnya pelayanan keperawatan yang komprehensif terhadap para pekerja di home industry kerupuk Cibeusi untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan keselamatan kerja.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mengikuti penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja: pentingnya alat perlindungan diri dan menggunakan ergonomi dalam bekerja para pekerja home industry kerupuk di Cibeusi dapat memahami dan menerapkan tindakan pencegahan yang benar secara mandiri dalam kehidupan sehari-hari.

ANALISA TUGAS Know : Definisi APD dan Ergonomi Manfaat APD dan Ergonomi

Jenis-jenis APD Aplikasi ergonomi dan APD

Do

: Melakukan upaya pencegahan terjadinya gangguan keselamatan dan kesehatan kerja dengan cara mau memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan dan barak skhort serta mau menerapakan ergonomi di tempat kerja

Show

:

Memperhatikan penjelasan dan menunjukkan kemauan dan pemahaman dalam upaya mencegah terjadinya gangguan keselamatan dan kesehatan kerja serta mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dimengerti. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Setelah mengikuti penyuluhan ini, klien dan keluarga mampu : Setelah mengikuti penyuluhan ini, klien mampu : a. Menyebutkan pengertian ergonomi dan alat pelindung diri b. Menyebutkan manfaat dan kegunaan APD dan ergonomi minimal 2 dari 5 manfaat. c. Menyebutkan jenis-jenis APD minimal 4 dari 8 jenis. d. Menjelaskan penerapan APD dan ergonomic di tempat kerjanya.

POKOK BAHASAN Alat Pelindung Diri dan Ergonomi SUB POKOK BAHASAN Definisi APD dan Ergonomi Manfaat APD dan Ergonomi Jenis-jenis APD Aplikasi ergonomi dan APD

MATERI PENGAJARAN Terlampir ALOKASI WAKTU Apersepsi/set Penjelasan/uraian materi Rangkuman/penutup : 5 menit : 20 menit : 5 menit

STRATEGI INSTRUKSIONAL a. Menjelaskan materi-materi penyuluhan : Pengertian APD dan ergonomi : dengan tanya jawab dan menjelaskan APD dan ergonomi Manfaat APD dan Ergonomi : dengan tanya jawab dan menyebutkan manfaat APD dan ergonomi Jenis-jenis APD : dengan tanya jawab dan menyebutkan jenis-jenis APD Aplikasi APD dan Ergonomi: dengan tanya jawab dan menjelaskan tentang aplikasi ergonomic dan APD di tempat kerja. b. Memberikan kesempatan bertanya kepada klien. c. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman klien mengenai APD dan ergonomi.

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Tahap Pra Kegiatan Pendidik Menyiapkan dan lingkungan Kegiatan Memberikan salam Melakukan perkenalan Menjelaskan tujuan Memperhatikan Memperhatikan Ceramah Ceramah 5 menit materi Kegiatan Peserta Metode Waktu

Membuka

pembelajaran Menjelaskan cakupan materi

Memperhatikan

Ceramah

yang akan dibahas Uraian Materi Menanyakan pengertian APD dan ergonomi Menjelaskan pengertian APD dan ergonomi. Menanyakan manfaat APD dan ergonomi Menjelaskan manfaat APD dan ergonomi

Memperhatikan

Ceramah Tanya jawab Ceramah

Mengutarakan pendapat

10 menit

Memperhatikan Tanya jawab

Mengutarakan pendapat

Ceramah Tanya jawab

Memperhatikan Ceramah Mengutarakan pendapat Memperhatikan Ceramah Tanya jawab

Menanyakan jenis- jenis APD Menjelaskan jenis- jenis APD Menanyakan aplikasi APD dan ergonomi Menjelaskan aplikasi APD dan ergonomi Memberi kesempatan kepada klien dan keluarga untuk bertanya Menjawab pertanyaan yang

Mengutarakan pendapat Tanya jawab Memperhatikan 10 menit

Mengutarakan pendapat

Ceramah

Memperhatikan jawaban yang

belum oleh

dimengerti klien dan dengan

disampaikan

keluarga Kegiatan Menutup Melakukan evaluasi Menjawab pertanyaan Tanya jawab 5 menit

memberikan pertanyaan langsung Menyimpulkan materi yang telah disampaikan Mengucapkan salam Membalas salam Memperhatikan Ceramah

MEDIA PENGAJARAN Leaflet, slideshow, brosur METODA PENGAJARAN Ceramah, tanya jawab. EVALUASI Materi penilaian/test : 1. Sebutkan pengertian/definisi APD dan ergonomi! 2. Sebutkan manfaat menggunakan APD dan ergonomi! 3. Sebutkan jenis-jenis APD! 4. Bagaimana aplikasi penggunaan APD dan ergonomic di tempat kerja!

LAMPIRAN MATERI ERGONOMI

I.

DEFINISI Istilah ergonomi (ergonomics) berasal dari ergo (Yunani lama, yang berarti

kerja), dalam hal ini pengertian yang dipakai cukup luas termasuk faktor lingkungan kerja dan metode kerja International Labour Organization (ILO) mendefinisikan ergonomi sebagai berikut: Ergonomi ialah penerapan ilmu bio-logi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum dengan tujuan agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.

II. PENGENALAN MASALAH ERGONOMI Permasalahan yang berkaitan dengan faktor ergonomi umumnya disebabkan oleh adanya ketidak sesuaian antara pekerja dan lingkungan kerja secara menyeluruh termasuk per-alatan kerja. Penerapan ergonomi dapat dilakukan melalui dua pen-dekatan, yaitu 1. Pendekatan kuratif Dilakukan pada suatu proses yang sudah atau sedang berlangsung. Kegiatannya berupa intervensi/perbaikan/ modifikasi proses yang sedang/sudah berjalan. Sasaran kegiatan ini adalah kondisi kerja dan lingkungan kerja dan dalam pelaksanaannya harus melibatkan pekerja yang terkait dengan proses kerja yang sedang berlangsung. 2. Pendekatan konseptual Dikenal sebagai pendekatan sistem dan akan sangat efektif dan efisien bila dilakukan pada saat perencanaan. Bila berkaitan dengan teknologi, maka sejak proses pemilihan dan alih teknologi, prinsip-prinsip ergonomi sudah seyogyanya dimanfaatkan bersama-sama dengan kajian lain yang juga perlu, seperti kajian teknis, ekonomi, sosial budaya, hemat energi dan melestarikan lingkungan. Pendekatan holistik ini dikenal dengan pendekatan Teknologi Tepat Guna (Manuaba, 1997). Jika dikaitkan dengan penyediaan lapangan kerja, pendekatan ergonomi secara konseptual dilakukan sejak awal perencanaan dengan mengetahui kemampuan adaptasi pekerja sehingga dalam proses kerja selanjutnya, pekerja berada dalam batas kemampuan yang dimiliki.

III. DIMENSI ANTROPOMETRI Salah satu faktor pembatas kinerja tenaga kerja adalah tiadanya keserasian ukuran, bentuk sarana dan prasarana kerja terhadap tenaga kerja. Guna mengatasi keadaan tersebut diperlukan data antropometri tenaga kerja sebagai acuan dasar disain sarana dan prasarana kerja. Antropometri sebagai salah satu disiplin ilmu yang digunakan dalam ergonomi memegang peranan utama dalam rancang bangun sarana dan prasarana kerja. Data Antropometri digunakan untuk macam-macam keper-luan. Pada kedokteran kehakiman, salah satu fungsi antro-pometri adalah untuk identifikasi. Di sektor ketenaga kerjaan peranan antropometri cukup dominan dalam menentukan efek-tifitas dan efisiensi peralatan dan fasilitas kerja. Bagi seorang ahli ergonomi, antropometri merupakan salah satu perangkat untuk mendapatkan hasil akhir berupa hubungan yang harmo-nis antara manusia dan peralatan kerja. Dikenal dua macam antropometri, yakni antropometri statis dan antropometri di-namis. Pada umumnya berkaitan dengan rancang bangun sara-na dan prasarana kerja cukup digunakan data-data antropometri statis. Dimensi tubuh manusia sangat bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya, antara laki-laki dan perempuan dan antara beberapa suku bangsa. Beberapa posisi yang penting untuk penerapan ergonomic di tempat kerja adalah sebagai berikut : - Posisi berdiri Ukuran tubuh yang penting adalah tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, panjang lengan. - Posisi duduk Ukuran tubuh yang penting adalah tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tangan, jarak lekuk lutut dan garis punggung, serta jarak lekuk lutut dan telapak kaki. Penerapan antropometri dalam ergonomi menuntut adanya suatu data antropometri tenaga kerja yang mewakili tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan. Pada penyajian data antropometri akan diketengahkan nilai rata-rata, simpang baku, dan standar deviasi. Rentang nilai dan penyajian data dalam bentuk persentil. Perancangan tempat kerja yang cocok untuk pekerja yang terbesar dan yang terkecil tidak selalu berhasil, untuk itu diusa-hakan memenuhi persyaratan buat mayoritas. Biasanya dilakukan pada Confidence Interval (CI) 90% atau 95%. Bila rata-rata ( X ) dan standar deviasi (SD) diketahui, maka : CI 95% = X 1.95 SD CI 90% = X 1.65 SD

Bila yang digunakan ukuran persentil yang mencakup 90% dari populasi pekerja (CI 90%), maka batas yang digunakan adalah 5 dan 95 persentil yang sama dengan X 1.65 SD. Pengenalan permasalahan ergonomi di tempat kerja perlu mempertimbangkan beberapa aspek (bidang kajian ergonomi), yaitu : 1. Anatomi dan gerak Terdapat 2 (dua) hal penting yang berhubungan, yakni : a. Antropometris Dimensi Antropometris dipengaruhi oleh : - Jenis kelamin - Perbedaan bangsa - Sifat/hal-hal yang diturunkan - Kebiasaan yang berbeda b. Biomekanik kerja Misalnya dalam hal penerapan ilmu gaya antara lain sikap duduk/berdiri yang tidak/kurang melelahkan karena posisi yang benar dan ukuran peralatan yang telah diperhitungkan. 2. Fisiologi Dibagi menjadi : - Fisiologi lingkungan kerja a. Berhubungan dengan kenyamanan b. Pengamanan terhadap potential hazards, ruang gerak yang memadai - Fisiologi kerja 3. Psikologi Rasa aman, nyaman dan sejahtera dalam bekerja yang didapat-kan oleh tenaga kerja. Hal ini dapat terjadi karena lingkungan kerja (cahaya, ventilasi, posisi kerja dll.) tidak menimbulkan stres pada pekerja. 4. Rekayasa dan teknologi antara lain : - Merupakan kiat-kiat untuk mendisain peralatan yang sesuai dengan ukuran tubuh dan batasan-batasan pergerakan manusia. - Memindahkan seseorang dalam melakukan pekerjaannya sehingga lebih efisien dan lebih produktif, untuk itu diperlukan disain mesin yang sesuai dengan operatornya. - Memberi rasa aman terhadap pekerjaannya. 5. Penginderaan - Kemampuan kelima indra manusia menangkap isyarat-isyarat yang datang dari luar.

IV. APLIKASI ERGONOMI 1. Posisi duduk/bekerja dengan duduk, ada beberapa per-syaratan : Terasa nyaman selama melaksanakan pekerjaannya. Tidak menimbulkan gangguan psikologis. Dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan memuas-kan. 2. Posisi bekerja dengan berdiri : Berdiri dengan posisi yang benar, dengan tulang punggung yang lurus dan bobot badan terbagi rata pada kedua tungkai. 3. Proses bekerja Ukuran yang benar akan memudahkan seseorang dalam melakukan pekerjaannya, tetapi akibat postur tubuh yang berbeda, perlu pemecahan masalah terutama di negara-negara berkembang yang menggunakan peralatan impor sehingga perlu disesuaikan kembali, misalnya tempat kerja yang harus dilakukan dengan berdiri sebaiknya ditambahi bangku panjang setinggi 10-25 cm agar orang dapat bekerja sesuai dengan tinggi meja dan tidak melelahkan. 4. Penampilan tempat kerja Mungkin akan menjadi baik dan lengkap bila disertai petunjuk-petunjuk berupa gambargambar yang mudah diingat, mudah dilihat setiap saat. 5. Mengangkat beban Terutama di negara berkembang mengangkat beban adalah pekerjaan yang lazim dan sering dilakukan tanpa dipikirkan efek negatifnya, antara lain : kerusakan tulang punggung, ke-lainan bentuk otot karena pekerjaan tertentu, prolapsus uteri, prolapsus ani ataupun hernia, dll. Penanggulangan permasalahan ergonomi di setiap jenis pe-kerjaan dapat dilakukan setelah mengetahui terlebih dahulu bagaimana proses kerja dan posisi kerjanya. Di bawah ini akan diuraikan contoh masalah ergonomi yang dapat timbul akibat ketidaksesuaian antara pekerja dan pekerjaannya: Perajin Kerupuk Pekerjaan membuat kerupuk menggunakan bahan baku : tepung tapioka, kanji, bahan tambahan pewarna dan penyedap. Hasil produksinya berupa kerupuk yang siap dimakan. Proses dan posisi kerja:

a. Pembuatan adonan kerupuk Tepung tapioka dalam karung seberat 50 kg diangkat berdua dari tempat penampungan ke tempat pembuatan adonan yang berjarak 2-8 meter. Bahan baku tersebut diaduk rata secara mekanis selama 3-5 menit atau secara manual selama 7-10 menit. Selanjutnya adonan tersebut diuleni kembali secara manual selama 2 menit untuk mendapatkan adonan homogen. Posisi kerja : proses menguleni adonan dilakukan sambil ber-diri dengan meja kerja permanen setinggi 70 cm yang terbuat dari ubin/kayu dan berat adonan 6-8 kg. b. Pencetakan Selanjutnya adonan yang sudah homogen tersebut dimasukkan ke dalam pencetak dan dimampatkan secara mekanis atau ma-nual dan didapat keluaran berupa benang-benang adonan setebal 1 mm dari lobang pencetak, benang-benang adonan di-tampung pada pencetak kerupuk sambil diputar-putar sehingga didapat bentuk yang bulat. Posisi kerja : pekerjaan pencetakan dilakukan sambil duduk di lantai. c. Pengkukusan Kerupuk mentah tersebut segera dimatangkan dengan cara pengkukusan selama 5-10 menit dan setelah matang dipindah satu persatu dengan cara menjepit dengan jari-jari tangan ke tempat yang lebih besar untuk dijemur di luar ruangan. Pemindahan ke luar ruangan dilakukan dengan mengangkat tampah tersebut tinggi-tinggi dengan kedua tangan. Posisi kerja : pekerjaan memindahkan kerupuk setelah selesai dikukus dilakukan pada posisi duduk di lantai/jongkok. d. Penjemuran Kerupuk dijemur. Setelah kering ditampung dalam keranjang plastik dengan berat per keranjang 17-20 kg untuk disimpan sementara menunggu untuk digoreng. Posisi kerja : berdiri dengan tempat jemuran (para-para) yang terlalu rendah. e. Penggorengan Kerupuk kering dalam keranjang dipindah ke tempat peng-gorengan yang berjarak 10-12 meter. Proses penggorengan ke-rupuk dilakukan dalam 2 tahap, dengan minyak dingin dilan-jutkan dengan minyak panas. Posisi kerja : proses penggorengan dilakukan dengan posisi berdiri dengan 2 penggorengan dan tinggi wajan 70 cm; selesai digoreng kerupuk dikemas dalam kaleng besar. Aliran udara di bagian ini kurang baik. f. Pengemasan Posisi kerja : proses pengemasan dalam posisi berdiri mem-bungkuk

V. PENANGGULANGAN PERMASALAHAN ERGONOMI Aplikasi ergonomi dapat dilaksanakan dengan prinsip pe-mecahan masalah; tahap awal adalah identifikasi masalah yang sedang dihadapi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi. Langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah; masalah yang paling mencolok harus ditangani lebih dahulu. Setelah analisis dikerjakan, maka satu atau dua alternatif intervensi harus diusulkan. Pada pengenalan/rekognisi ada 3 hal yang harus diperhatikan, ketiganya berinteraksi dalam penerapan ergonomi dengan fokus utama pada sumber daya manusia (human centered design) : 1. Kesehatan mental dan fisik harus diperhatikan untuk diperbaiki sehinggga didapatkan tenaga kerja yang sehat fisik, rohani dan sosial yang memungkinkan mereka hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomi. 2. Kemampuan jasmani dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan antropometri, lingkup gerak sendi dan kekuatan otot. 3. Lingkungan tempat kerja - Harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi tubuh dan anggota badan sehingga dapat bergerak secara leluasa dan efisien. - Dapat menimbulkan rasa aman dan tidak menimbulkan stres lingkungan. 4. Pembebanan kerja fisik Selama bekerja, kebutuhan peredaran darah dapat meningkat sepuluh sampai dua puluh kali. Meningkatnya per-edaran darah pada otot-otot yang bekerja, memaksa jantung untuk memompa darah lebih banyak. Kerja otot dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu): - Kerja otot dinamik, ditandai dengan kontraksi bergantian yang berirama dan ekstensi, ketegangan dan istirahat. - Kerja otot statik, ditandai oleh kontraksi otot yang lama yang biasanya sesuai dengan sikap tubuh. Tidak dianjurkan untuk meneruskan kerja otot statik dalam jangka lama karena akan timbul rasa nyeri dan memaksa tenaga kerja untuk berhenti. 5. Sikap tubuh dalam bekerja Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan tempat duduk, meja kerja dan luas pandangan. Untuk merencanakan tempat kerja dan perlengkapannya diperlukan ukuranukuran tubuh yang menjamin sikap tubuh paling alamiah dan me-mungkinkan dilakukannya

gerakan-gerakan yang dibutuhkan. Pada posisi berdiri dengan pekerjaan ringan, tinggi optimum area kerja adalah 5-10 cm di bawah siku. Agar tinggi optimum ini dapat diterapkan, maka perlu diukur tinggi siku yaitu jarak vertikal dari lantai ke siku dengan keadaan lengan bawah men-datar dan lengan atas vertikal. Tinggi siku pada laki-laki misalnya 100 cm dan pada wanita misalnya 95 cm, maka tinggi meja kerja bagi laki-laki adalah antara 90-95 cm dan bagi wanita adalah antara 85-90 cm. Keterangan: Nilai cacat. a. MMT 0 kehilangan fungsi 100% b. MMT 1 kehilangan fungsi 80% c. MMT 2 kehilangan fungsi 60% d. MMT 3 kehilangan fungsi 40% e. MMT 4 kehilangan fungsi 20% f. MMT 5 kehilangan fungsi 0% Fleksor : Memperkecil sudut di antara 2 bagian rangka dalam bidang sagital. Extensor : Memperbesar sudut di antara 2 bagian rangka dalam bidang sagital. Rotator : Gerak sekeliling sumbu panjang bagian rangka atau sekeliling sumbu yang hampir berhimpit dengan sumbu panjang itu. Abduktor : Menjauhkan bagian rangka dari bidang tengah badan. Adduktor : Mendekatkan bagian rangka dari bidang tengah badan.

LAMPIRAN MATERI ALAT PELINDUNG DIRI

I.

DEFINISI

APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorangdalam pekerjaanpekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja.APD merupakan cara terakhir untuk melindungi tenaga kerja setelahdilakukan beberapa usaha. Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Sumamur, 1991)

II. TUJUAN DAN MANFAAT Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja Menciptakan lingkungan kerja yang aman Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. Mengurangi resiko akibat kecelakaan

III. Jenis-jenis APD menurut bagian tubuh 1.Kepala 2. Mata 3. Muka 4. Tangan 5. Kaki 6. Alat pernafasan 7. Telinga 8. Tubuh

1.Pelindung kepala Pelindung kepala dikenal sebagai safety helmet.pelindung kepala yangdikenal ada 4 jenis,yaitu Hard hat kelas A , kelas B , kelas C dan bump cap. Klasifikasi masing masing jenis adalah sebagai berikut: a. Kelas A Hard hat kelas A dirancan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuhdan melindungi dari arus listrik sampai 2.200 volt. b. Kelas B Hard hat kelas B dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang jatuhdan melindungi dari arus listrik sampai 20.000 volt. c. Kelas C Hard hat kelas C melindungi kepala dari benda yang jatuh,tetapi tidak melindungi dari kejutan listrik dan tidak melindungi dari bahan korosif. d. .Bump cap Bump cap dibuat dari plastic dengan berat yang ringan untuk melindungikepala dari tabrakan dengan benda yang menonjol .bump cap tidak menggunakan system suspensi,tidak melindungi dari benda yang jatuh ,dantidak melindungi dari kejutan listrik.karenanya bump cap tidak boleh digunakanuntuk menggantikan hard hat tipe apapun.

2.Pelindung mata Pelindung mata disebut dengan Safety Glasses. Safety Glasses berbedadengan kaca mata biasa, baik normal maupun kir (Prescription glasses), karena pada bagian atas kanan dan kiri frame terdapat pelindung dan jenis kacanya yangdapat menahan jenis sinar UV (Ultra Violet) sampai persentase tertentu. Sinar ultaraviolet muncul karena lapisan ozon yang terbuka pada lapisan atmosfer bumi,UV dapat mengakibatkan pembakaran kepada kulit dan bahkan Kanker kulit. 3. Pelindung wajah Pelindung wajah yang dikenal adalah ; a.Goggles Goggles memberikan pelindungan lebih baik dari pada safety glasses karenagoggles terpasang dekat wajah.karena goggles mengitari area mata,maka gogglesmelindungi

lebih

baik

pada

situasi

yang

mungkin

tejadi

percikan

cairan,uaplogam,uap,serbuk,debu,dan kabut. b. face shield. face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan sering digunakan pada operasi peleburan logam,percikan bahan kimia ,atau partikel yangmelayang.Banyak Face shield yang dapat digunakan bersamaan dengan pemakaian Hard Hat. Walaupun Facae Shield melindungi wajah, tetapi FaceShield bukan pelindung mata yang memadai, sehingga pemakaian safety glassesharus dilakukan dengan pemakaian Face Shield. c.Welding Helmets Jenis Pelindung Wajah yang lain adalah Welding Helmets (Topeng Las).Topeng las memberikan perlindungan pada wajah danmata. Topeng las memakailensa absorpsi khusus yang menyaring cahaya yang terang dan energi radiasi yangdihasilkan selama operasi pengelasan. Sebagaimana Face Shield, Safety Glassesatau Goggles harus dipakai saat menggunakan Helm Las. d.Masker wajah Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat zat berbau menyengat dandari debu yang merugikan.

4. Pelindung Tangan Diperkirakan hampir 20% dari seluruh kecelakaan yang menyebabkancacat adalah tangan. Tanpa jari atau tangan, kemampuan bekerja akan sangat berkurang. Tangan manusia sangat unik. Tidak ada bentuk lain di dunia yangdapat mencengkram, memegang, bergerak dan memanipulasi benda seperti tanganmanusia. Karenanya tangan harus dilindungi dan disayangi.Kontak dengan bahan kimia Kaustik atau beracun, bahan-bahan biologis,sumber listrik, atau benda dengan suhu yang sangat dingin atau sangat panasdapat menyebabkan iritasi atau membakar tangan. Bahan beracun dapatterabsorbsi melalui kulit dan masuk ke badan.APD tangan dikenal dengan Safety Glove dengan berbagai jenis penggunaanya. Berikut ini adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaanyang tidak terbatas hanya untuk melindungi dari bahan kimia. Jenis-Jenis Safety Glove; a.Sarung Tangan Metal Mesh Sarung metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan menjaga terpotong.

b.Sarung tangan Kulit Sarung tangan yang terbuat dari kulit ini akan Melindungi tangan dari permukaan kasar. c.Sarung tangan Vinyl dan neoprene Melindungi tangan terhadap bahan kimia beracund. Sarung tangan Padded Cloth Melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas, kotoran danVibrasi. e.Sarung tangan Heat resistant Mencegah terkena panas dan api. f.Sarung tangan karetMelindungi saat bekerja disekitar arus listrik karena karet merupakanisolator (bukan penghantar listrik) g.Sarung tangan Latex disposable Melindungi tangan dari Germ dan bakteri, sarung tangan ini hanya untuk sekali pakai. h.Sarung tangan lead lined Digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.

5. Pelindung Kaki Para ahli selama berabad-abad membuat rancangan dan struktur umtuk kaki manusia. Kaki manusia sangat kokoh untuk mendukung berat seluruh badan,dan cukup Flexible untuk memungkinkan berlari, bergerak, taupun pergi. Tanpakaki dan jari-jari kaki, kemampuan bekerja akan sangat berkurang.Hal-Hal yang dapat menyebabkan kecelakan pada kaki salah satunyaadalah akibat bahan kimia. Cairan seperti asam, basa, dan logan cair dapatmenetes ke kaki dan sepatu. Bahan berbahaya tersebut dapat menyebabkan luka bakar akibat bahan kimia dan panas. Banyak jenis jenis sepatu keselamatan dandiantaranya adalah a.Sepatu Latex/Karet Sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada permukaan licin. b.Sepatu Buthyl Sepatu Buthyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde,alcohol, asam, garam, dan basa. c.Sepatu Vinyl Tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah. d.Sepatu Nitrile Sepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.

6. Pelindung Telinga Pelindung Telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk pekerjayang bekerja di tempat yang berkondisi bising baik itu dari gesekan benda-bendakeras ataupun bunyibunyi keras dari mesin. APD yang digunakan untuk kondisi seperti ini adalah denganmenggunakan Ear Phone, system kerja alat Earphone ini yaitu meredan suarayang akan masuk ke telinga sehingga suara bising tidak mengganggu dan merusak system kerja telinga, karena manusia mempuinyai batas pendengaran, apabilakekerasan suara yang terlalu keras maka akan memyebabkan Kerusakan padagendang telinga.

7. Tali Keselamatan Tali Keselamatan Disebut Safety Belt, safety Belt diperlukan untuk perlindungan diri pekerja yang melakukan pekerjaannya yaitu diketinggian danagar mengurangi resiko jatuh langsung dari ketinggian.

8. Jas Laboratorium Jas Laboratorium sangat penting pemakaiannya terutama di Laboratoriumkimia. Karena jas ini akan melindungi tubuh dari kontak langsung dengan suatuzat kimia yang dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusiaKriteria yang baik untuk jas Laboratorium ini sendiri yaitu 1.Nyaman dipakai 2. Bahan kain yang cukup tebal 3. Berwarna Terang/putih 4. Berkancing (Non Resleting) 5. Panjang jas sampai Lutut dan dengan Lengan sampai pergelangan tangan 6. Ukurannya Tidak terlalu Kecil ataupun terlalu besar

DAFTAR PUSTAKA

Efendy, Fikry.2007. Ergonomi Bagi Para Pekerja Sektor Informal. UI: Jakarta Training Material Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bidang Kesehatan Kerja. Depnaketrans