sasaran belajar pbl 1

19
Sasaran belajar LI. 1. Memahami dan menjelaskan larutan dan cairan LO 1.1 Menjelaskan larutan LO 1.2 Menjelaskan Cairan LI. 2. Memahami dan menjelaskan larutan padat cair LI. 3. Memahami dan menjelaskan keseimbangan cairan tubuh LI. 4. Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan tubuh LI. 5. Memahami dan menjelaskan cairan elektrolit dalam tubuh LO. 5.1 Menjelaskan pengertian cairan elektrolit LO. 5.2 Menjelaskan Natrium LO. 5.3 Menjelaskan Kalium LO. 5.4 Menjelaskan Klorida LI. 6. Memahami dan menjelaskan Dehidrasi LO. 6.1 Menjelaskan pengertian dehidrasi LO. 6.2 Menjelaskan etiologi dehidrasi LO. 6.3 Menjelaskan klasifikasi dehidrasi LO. 6.4 Menjelaskan gejala dehidrasi LO. 6.5 Menjelaskan mekanisme dehidrasi LO. 6.6 Menjelaskan penatalaksaan dehidrasi LI. 7. Memahami dan menjelaskan etika minum sesuai islam

Upload: rivahazmar

Post on 07-Dec-2014

6 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

.....

TRANSCRIPT

Page 1: Sasaran belajar PBL 1

Sasaran belajar

LI. 1. Memahami dan menjelaskan larutan dan cairan

LO 1.1 Menjelaskan larutan

LO 1.2 Menjelaskan Cairan

LI. 2. Memahami dan menjelaskan larutan padat cair

LI. 3. Memahami dan menjelaskan keseimbangan cairan tubuh

LI. 4. Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan tubuh

LI. 5. Memahami dan menjelaskan cairan elektrolit dalam tubuh

LO. 5.1 Menjelaskan pengertian cairan elektrolit

LO. 5.2 Menjelaskan Natrium

LO. 5.3 Menjelaskan Kalium

LO. 5.4 Menjelaskan Klorida

LI. 6. Memahami dan menjelaskan Dehidrasi

LO. 6.1 Menjelaskan pengertian dehidrasi

LO. 6.2 Menjelaskan etiologi dehidrasi

LO. 6.3 Menjelaskan klasifikasi dehidrasi

LO. 6.4 Menjelaskan gejala dehidrasi

LO. 6.5 Menjelaskan mekanisme dehidrasi

LO. 6.6 Menjelaskan penatalaksaan dehidrasi

LI. 7. Memahami dan menjelaskan etika minum sesuai islam

Page 2: Sasaran belajar PBL 1

LI. 1. Memahami dan menjelaskan larutan dan cairan

LO 1.1 Menjelaskan larutan

Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat yang terdiri dari solute (zat terlarut) dan solvent (pelarut). Kemungkinan macam larutan :

a.Bila solven : suatu cairan

Solute : gas, zat padat atau cairan lain

b.Bila solven : zat padat

Solute : gas, cairan, atau zat padat lain

c.Bila solven : gas

Solute : cairan, zat padat atau gas lain

Macam-macam larutan

Berdasarkan wujud / fasanya :

Solvent Solut Larutan

No Fasa Contoh Fasa Contoh

1 Cair Air Cair Alkohol Spiritus

2 Cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk las

3 Cair Air Padat Garam Larutan garam

4 Gas O2 Gas He Gas untuk menyelam

5 Gas Udara Cair Minyak wangi Spray

6 Gas O2 Padat naftalen Kamfer

7 Padat Pd Gas H2 Gas oven

8 Padat Cd Cair Hg Amalgam gigi

9 Padat Au Padat Ag Sinsin

Berdasarkan larutan pekat dan larutan encer:

larutan pekat relative mempunyai lebih banyak solute daripada solvent sedangkan larutan encer relative lebih sedikit daripada solventnya.

Berdasarkan kejenuhannya:

Page 3: Sasaran belajar PBL 1

Larutan jenuh : Larutan dimana ada keseimbangan antara solute padat dan solute dalam larutan

Larutan tak jenuh : Larutan yang mengandung jumlah solute yang kurang dari larutan jenuh

Larutan lewat jenuh : larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuhnya

Berdasarkan daya hantar listrik :

1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dibedakan atas :

Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (α = 1)

Elektrolit Lemah

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga 0<α<1

2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (α = 0).

Fungsi Larutan :

Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru antara solut(zat yang dilarutkan) dan solvent(zat pelarut)

LO 1.2 Menjelaskan Cairan

Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas. Cairan adalah salah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap dalam kondisi suhu dan tekanan tetap, serta bentuknya ditentukan oleh wadah penampungnya.

Macam-macam cairan:

Cairan intraseluler : Cairan yang terkandung didalam sel . pada orang dewasa,kira-kira dua per tiga dari cairan tubuh adalah intraseluler, sama kira-kira 25L pada rata-rata pria dewasa.sebaliknya hanya setengah cairan tubuh bayi adalah cairan intraseluler.

Cairan ekstraseluler : cairan yang berada diluar sel tubuh, cairan ini terdiri dari :

• Cairan interstitial : cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8L pada orang dewasa.

• Cairan intravaskuler ,yang terkandung di dalam pembuluh darah .volum relative CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak.

Page 4: Sasaran belajar PBL 1

• Cairan transeluler :cairan yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak (likuor serebrospinal), pleural, pericardial.

Cairan ekstrasel berperan sebagai Pengantar semua keperluan sel (nutrient,oksigen, berbagai ion, dan regulator hormon)

Fungsi Cairan :

a. Mengatur suhu tubuh

Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.

b. Melancarkan peredaran darah

Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.

c. Membuang racun dan sisa makanan

Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.

Perbedaan Cairan dan Larutan

Berdasarkan pengertian dari cairan dan larutan, dapat disimpulkan perbedaan cairan dan larutan. Cairan tidak mengandung unsur-unsur ion yang mempunyai muatan seperti larutan.

LI. 2. Memahami dan menjelaskan larutan padat cair

Larutan padat cair adalah campuran heterogen antara padat dan cair.

Sifat-sifat larutan padat cair:

a. Senyawa yang terdiri dari kation berikut umumnya mudah larut dalam air, yaitu : Li+, Na+, K+, NH4+

b. Senyawa yang terdiri dari anion berikut umumnya mudah larut dalam air, yaitu : NO3-, ClO3-, CH3COO-, Cl-, Br-, I- (kecuali dengan Ag+, Pb+2, Hg+22, SO4=

c. Semua senyawa yang tidak terdiri dari ion-ion pada I dan II umumnya sulit larut/tidak larut dalam air.

Page 5: Sasaran belajar PBL 1

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan pada larutan padat-cair sebagai berikut :

1. Sifat dari solute dan solvent

Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpoar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.

2. Cosolvensi

Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.

3. Temperatur

-Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.

- Beberapa zat yang lain justru kenaikan temperatur menyebabkan tidak larut, zat tersebut dikatakan bersifat eksoterm, karena pada proses kelarutannya menghasilkan panas.

Contoh : KOH dan K2SO4

Berdasarkan pengaruh ini maka beberapa sediaan farmasi tidak boleh dipanaskan, misalnya :

a. Zat-zat yang atsiri, Contohnya : Etanol dan minyak atsiri.

b. Zat yang terurai, misalnya : natrium karbonas.

c. Saturatio

d. Senyawa-senyawa kalsium, misalnya : Aqua calsis.

4. Pengaruh tekanan pada kelarutan

Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat padat dan cair. Menurut hukum Henry (William Henry: 1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan (pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan partial), berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu.

Contohnya : kelarutan oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali. Hukum ini tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl atau NH3 dalam air.

Page 6: Sasaran belajar PBL 1

LI. 3. Memahami dan menjelaskan keseimbangan cairan tubuh

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (zat terlarut) dan zat tertentu (pelarut). Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Cairan tubuh didistribusi antara dua kompartemen cairan utama : kompartemen intraselular dan kompartemen ekstraselular.

1. Cairan Intraselular

Volume cairan intrasel sebesar 60% dari cairan tubuh total atau sebesar 36% dari berat badan orang dewasa. Persentase volume cairan intrasel pada anak-anak lebih sedikit dari pada orang dewasa. Kation yang penting di dalam cairan intrasel adalah Kalium dan anion utamanya adalah Pospat.

Peranan cairan intrasel: Dalam proses replikasi, mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstraselular

2. Cairan ekstraselular

Volume cairan ekstrasel sebesar 40% dari cairan tubuh total atau sekitar 24% berat badan orang dewasa. Kation utama dalam cairan ekstrasel adalah Natrium sedangkan anion utamanya adalah klorida.

Peranan cairan ekstrasel : Pengantar semua keperluan sel (nutrien, O2, regulator hormon), Pengangkut CO2, sisa metabolisme dan bahan toksik.

Cairan ekstrasel dibagi menjadi 3 kompartemen :

1. Cairan interstitium : cairan yang berada di antara sel-sel sebesar 30% dari cairan tubuh total atau 18% dari berat badan orang dewasa.

2. Cairan intravaskular : yang berada di dalam pembuluh darah sebesar 10% dari cairan tubuh total atau sekitar 6% dari berat badan orang dewasa

3. Cairan transelular : yang berada di dalam rongga-rongga khusus seperti caran otak, cairan sendir dan cairan gastriontestinal.

LI. 4. Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan tubuh

1. Hypovolemia

Suatu keadaan dengan volume cairan tubuh berkurang, hypovolemia dapat terjadi pada dua keadaan yaitu deplesi volume dan dehidrasi.

a. Deplesi volume : keadaan dimana cairan ekstrasel berkurang , kekurangan air dan natrium terjadi dalam jumlah sebanding. Misalnya , hilangnya air dan natrium melalui saluran cerna seperti muntah dan diare.

• Hypovolemia ringan : kehilangan 20 % volume plasma dengan gejala takikardia.

• Hypovolemia sedng : kehilangan 20-40 % volume plasma dengan gejala takikardia dan hipotensi ortostatik

Page 7: Sasaran belajar PBL 1

• Hypovolemia berat : kehilangna lebih dari 40 % volume plasma dengan penurunan tekanan darah, takikardia

Ada dua hal untuk mengatasi gangguan volume yaitu menanggulangi penyakit yang mendasari dan menggantikan cairan tubuh yang hilang dengan cairan isotonic.

b. Dehidrasi : keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium di cairan ekstrasel. Dehidrasi melibatkan berkurangnya cairan inra dan ekstrasel secara bersamaandimana 40% cairan yang hilang berasal dari ekstrasel dan 60% dari intrasel. Jenis cairan yang diberikan adalah cairan dekstrosa isotonic.

2. Euvolemia

Meskipun dikatakan euvolemia , kondisi ini menjelaskna kadar natrium yang normal disertai peningkatan jumlah air tubuh. Kondisi seperti ini dijumpai pada beberapa keadaan,antara lain :

- Sekresi ADH berkurang : osmolalitas normal, missal pada pemberian infus larutan iso-osmotik yang tidak mengandung natrium

- Sekresi ADH meningkat : osmolalitas rendah pada SIADH, osmolalitas rendah pada hiperglikemia dan pemberian mannitol

Diagnosis : volume air tubuh total tidak berubah, namun terjadi perpindahan air karena perubahan kadar elektrolit, khususnya natrium. Dapat diatasi dengan pemberian larutan hipertonik untuk menarik natrium keluarndari sel yang akan diikuti oleh keluarnya air dari dalam sel.

3. Hypervolemia

Keadaan dimana terjadi peningkatan volume cairan ekstraseluler, khususnya intravascular, melebihi kemampuan tubuh mengeluarkan air melalui ginjal, saluran cerna dan kulit.

- Edema : suatu keadaan dengan akumulasi cairan dijaringan intertitium secara berebihan akibat penambahan volume yang melebihi kapasitas penyerapan pembuluh limfe. Akumulasi cairan di jaringan interstitium dapat dideteksi secara klinis sebagai suatu pembengkakan . penyebabnya adalah kegagalan jantung dalam menjalankan fungsinya, kegagalan ginjal dalam menjalankan fungsi eksresi.

Menurut lokasi, edema dibagi menjadi (1) edema menyeluruh, disebabkan leh penurunan tekanan osmotic koloid pada hipoproteinemia. (2) edema local, disebabkan oleh kerusakan kapilar, sumbatan drainase limfatik

Penanggulangan edema yang dilakukan meliputi: memperbaiki penyakit dasar bila mungkin, retriksi asupan natrium untuk meminimalisasi retensi air. Pemberian diuretic.

LI. 5. Memahami dan menjelaskan cairan elektrolit dalam tubuh

LO. 5.1 Menjelaskan pengertian cairan elektrolit

Cairan adalah larutan yang terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif.

Page 8: Sasaran belajar PBL 1

LO. 5.2 Menjelaskan Natrium

Natrium kation terbesar cairan ekstraseluler,adalah solute utama yang secara osmotic bertanggung jawab mempertahankan volume intravaskuler dan interstitial. Kadar natrium yang normal dalam darah yaitu 135 – 145 mEq/L. Absorpsi, terjadi diseluruh saluran pencernaan paling sedikit dilambung dan paling banyak di jejenum.mekanisme transport natrium diusus ditingkatkan oleh aldosterone. Eksresi natrium terjadi melalui urin, keringat dan tinja. Ginjal merupakan organ utama untuk pengaturan fakultatif keluaran natrium. Eksresi keringat (5-40 mEq/L), urine (5-35 mg), feses (20-50 mg), kulit (25 mg).

Fungsi natrium dalam tubuh yaitu: Membantu Na-K pump, Membantu menjaga volume plasma darah, Membantu dalam transmisi saraf dan kontraksi otot, Mengatur keseimbangan asam basa.

LO. 5.3 Menjelaskan Kalium

Kandungan kalium tubuh, kation intraseluler utama, berhubungan erat dengan massa tubuh tanpa lemak. Karena kalium terutama terletak intraseluler. Keadaan normal kalium dalam tubuh yaitu 3,5 – 5 mEq/L.

Fungsi kalium dalam tubuh: Menjaga osmolalitas cairan intraseluler, Membantu dalam konduksi saraf dan kontraksi otot, pembentukan garam-garam empedu, pertumbuhan jaringan, membantu dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

LO. 5.4 Menjelaskan Klorida

Klorida merupakan anion utama cairan ekstraseluler,sebagian besar klorida tubuh total terletak ekstraseluler. Kadar normal : 96 - 106 mEq / L. Keseimbangan Gibbs-Donnan mengakibatkan kadar klorida dalam cairan interstisial lebih tinggi dibanding dalam plasma. Orang dewasa pada keadaan normal rerata mengkonsumsi 50-200 mEq klorida per hari, dan ekskresi klorida bersama feses sekitar 1-2 mEq perhari.

Fungsi klorida, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengatur tekanan osmotik, menjaga volume plasma darah, sekresi asam lambung dan sel pancreas.

Jumlah natrium, kalium dan klorida dalam tubuh merupakan cermin keseimbangan antara yang masuk terutama dari saluran cerna dan yang keluar terutama melalui ginjal. Gangguan keseimba ngan natrium, kalium dan klorida berupa hipo- dan hiper-. Hipoterjadi bila konsentrasi elektro- lit tersebut dalam tubuh turun lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah nilai normal dan hiper- bila konsentrasinya meningkat diatas normal.

Adapun gangguan –gangguan keseimbangan elektrolit yang terjadi adalah :

1. Gangguan Keseimbangan Natrium

Page 9: Sasaran belajar PBL 1

Seseorang dikatakan hiponatremia, bila konsentrasi natrium plasma dalam tubuhnya turun lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah nilai norma(135-145 mEq/L) dan hipernatremia bila konsentrasi natrium plasma meningkat di atas normal.

Penyebab hiponatremia : Kehilangan natrium klorida primer biasanya terjadi pada dehidrasi hipoosmotik seperti pada keadaan berkeringat selama aktivitas berat yang berkepanjangan, berhubunga dengan penurunan volume cairan ekstrasel seperti diare, muntah-muntah, dan penggunaan diuretik secara berlebihan. Hiponatremia juga dapat disebabkan oleh beberapa penyakit ginjal yang menyebabkan gangguan fungsi glomerulus dan tubulus pada ginjal, penyakit Addison.

Penyebab hypernatremia : hipernatremia dapat terjadi bila ada defisit cairan tubuh akibat ekskresi air melebihi ekskresi natrium atau asupan air yang kurang. Misalnya pada pengeluaran air tanpa elektrolit melalui insensible water loss atau keringat, diare osmotik akibat pemberian laktulose atau sorbitol, diabetes insipidus.

2. Gangguan Keseimbangan kalium

Bila kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai hipokalemia dan kadar kalium lebih dari 5,3 mEq/L disebut sebagai hyperkalemia.

Penyebab Hipokalemia

a. Asupan Kalium Kurang : Orang tua yang hanya makan roti panggang dan teh, peminum alkohol yang berat sehingga jarang makan dan tidak makan dengan baik.

b. Pengeluaran Kalium Berlebihan: Pengeluaran kalium yang berlebihan terjadi melalui saluran cerna seperti muntah-muntah, melalui keringat yang berlebihan

c. Kalium Masuk ke Dalam Sel : Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian insulin.

Penyebab Hiperkalemia

a. Keluarnya Kalium dari Intrasel ke Ekstrasel : Kalium keluar dari sel dapat terjadi pada keadaan asidosis metabolik, defisit insulin.

b. Berkurangnya Ekskresi Kalium melalui Ginjal: Berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal terjadi pada keadaan hiperaldosteronisme, gagal ginjal.

3. Ganggguan keseimbangan klorida

Penyebab Hipoklorinemia: jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan. Penyebab hipoklorinemia umumnya sama dengan hiponatremia, tetapi pada alkalosis metabolik dengan hipoklorinemia, defisit klorida tidak disertai defisit natrium.

Penyebab Hiperklorinemia : jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan mekanisme homeostasis dari klorida. Umumnya penyebab hiperklorinemia sama dengan hipernatremia. Hiperklorinemia dapat dijumpai pada kasus dehidrasi, asidosis tubular ginjal, gagal ginjal akut, asidosis

Page 10: Sasaran belajar PBL 1

metabolik yang disebabkan karena diare yang lama dan kehilangan natrium bikarbonat, diabetes insipidus

LI. 6. Memahami dan menjelaskan Dehidrasi

LO. 6.1 Menjelaskan pengertian dehidrasi

Dehidrasi adalah kehilangan cairan dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat kehilangan air abnormal ( ramali dan pamontjak 1996 ). Menurut Guyton(1995) dehidrasi adalah hilangnya cairan dari semua pangkalan cairan tubuh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dehidrasi merupakan keadaan kehilangan cairan tubuh.

LO. 6.2 Menjelaskan etiologi dehidrasi

Dehidrasi dapat disebabkan kehilangan air yang tidak disadari, pada kulit dan cairan pernafasan, peningkatan eksresi cairan pada ginjal dan gastrointestinal dan penurunan asupan cairan .

penyebab dehidrasi antara lain :

a. Muntah dan diare yang berlebihan.

b. Asupan cairan yang tidak cukup

c. Ketoasidosis diabetic

d. Demam tinggi berkepanjangan

e. Luka bakar berat . Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar.

f. Hiperventilasi

LO. 6.3 Menjelaskan klasifikasi dehidrasi

Tanda dan Gejala Dehidrasi Ringan Dehidrasi Sedang Dehidrasi Berat

Kehilangan berat badan (%) 3-5 6-9 10 atau lebih

Kondisi umum Haus, sadar, gelisah Haus, sadar, hipotensi postural Biasanya sadar; ektremitas dingin, lembab, sianotik, kulit jari tangan dan kaki berkerut; kejang otot

Nadi radial Kecepatan dan tekanan normal Cepat dan lemah Cepat, sangat lemah,kadang tidak teraba

Respirasi Normal Dalam, mungkin cepat Dalam dan cepat

Fontanella anterior Normal Cekung Sangat cekung

Tekanan darah sistolik Normal Normal atau rendah: hipotensi ortostatik Rendah, mungkin tidak terukur

Elastisitas kulit Cubitan segera kembali Cubitan kembali perlahan Cubitan tidak segera kembali

Page 11: Sasaran belajar PBL 1

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Ada Tidak ada atau berkurang Tidak ada

Keluaran kencing Normal Jumlah berkurang dan pekat Anuria/oliguria berat

Perkiraan deficit cairan (mL/kg) 30-50 60-90 100 atau lebih

Pembagian dehidrasi berdasarkan kadar natriumnya:

1. Dehidrasi isotonik atau isonatremik

Dehidrasi ini tidak menyebabkan terjadi perubahan konsentrasi elektrolit darah. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma 130-150 mEq/l.

2. Dehidrasi hipotonik atau hiponatremik

Dehidrasi ini terjadi bila konsentasi elektrolit darah menurun. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma kurang dari 130 mEq/l. Dehidrasi jenis ini juga disebut sebagai dehidrasi hiponatremia.

3. Dehidrasi hipertonik

Dehidrasi ini terjadi bila konsentasi elektrolit darah naik, biasanya disertai dengan rasa haus dan gejala neorologi. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma lebih dari 150 mEq/l . dehidrasi jenis ini juga disebut sebagai dehidrasi hipernatremia.

LO. 6.4 Menjelaskan gejala dehidrasi

Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :

Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat

Muka memerah

Rasa sangat haus

Kulit kering dan pecah-pecah

Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya

Pusing dan lemah

Kram otot terutama pada kaki dan tangan

Page 12: Sasaran belajar PBL 1

Kelenjar air mata berkurang kelembabannya

Sering mengantuk

Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang Tekanan darah menurun

Pingsan

Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung

Kejang

Perut kembung

Gagal jantung

Ubun-ubun cekung

Denyut nadi cepat dan lemah

Kesadaran berkurang

Tidak buang air kecil

Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab

Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba

Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur

Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan

LO. 6.5 Menjelaskan penatalaksaan dehidrasi

Berikut ini merupakan pencegahan dehidrasi:

• Lingkungan

Dehidrasi dapat disebabkan oleh faktor lingkungan. Cara untuk mencegahnya yaitu, aturlah jadwal kegiatan atau aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktivitas berlebihan pada siang hari.

• Olahraga

Orang yang berolah raga pada kondisi cuaca yang panas harus minum lebih banyak cairan agar keseimbangan cairan dalam tubuhnya tetap dalam keadaan normal.

Berikut ini adalah penanganan dehidrasi:

Page 13: Sasaran belajar PBL 1

• Hal yang paling penting dalam pengobatan dehidrasi adalah penggantian cairan. Penggantian cairan ini dapat berupa banyak minum, minimal 8 gelas (2L/hari)

• Bila minum tidak cukup untuk menggantikan cairan maka dilakukan pemasukan cairan melalui infus. Pemberian oralit untuk pasien dehidrasi adalah langkah yang dapat dilakukan karena mengingat cara pembuatannya yang mudah.

• Menggunakan cairan infus sangat terggantung dari kondisi pasien. Keberhasilan penanganan dehidrasi dapat dilihat dari urin yang dihasilkan.

• Obat-obatan diberikan hanya untuk mengobati penyakit yang merupakan penyebab dari dehidrasi seperti diare, muntah dan lain lain.

LO. 6.6 Menjelaskan mekanisme dehidrasi

LI. 7. Memahami dan menjelaskan etika minum sesuai islam

Sebagai seorang muslim, kita harus mengetahui tata cara minum menurut Islam. Agar minum yang kita lakukan di setiap hari kita menjadi ibadah yang diterima oleh Allah SWT. Berikut adalah tata cara minum dalam Islam:

a. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala

Meniatkan segala sesuatu dalam hidup kita menjadi ibadah adalah hal yang harus kita lakukan dalam segala aktivitas kehidupan kita, termasuk minum. Agar air yang masuk ke dalam tubuh kita menjadi baik untuk tubuh kita dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT.

b. Memulai minum dengan membaca basmallah

Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)

c. Minum dengan tangan kanan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)

d. Tidak bernafas dan meniup air minum

Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari Muslim)

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau

Page 14: Sasaran belajar PBL 1

yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.

e. Bernafas tiga kali ketika minum

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda,“Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”

f. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku lalu beliau minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil berdiri. Aku lantas menuju qirbah tersebut dan memutus mulut qirbah itu.” (HR. Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan dishahihkan oleh Al-Albani)

g. Minum dengan posisi duduk

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad)

h. Tenang, perlahan dan tidak terburu-buru

Dari Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah ‘bismillah’ jika kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai minum”. (HR. Turmidzi).

i. Menutup bejana air pada malam hari

Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda,

“Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam, ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” (HR. Muslim)

j. Tidak minum berlebihan

Minum berlebihan pada saat makan sangat tidak dianjurkan karena dapat mengganggu pencernaan, hendaknya minum beberapa saat sebelum dan sesudah makan.

k. Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak

Dari Ummu Salamah RA,dia berkata,Rasullullah SAW bersabda:”Orang-orang yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak, sungguh telah menuangkan ke dalam perutnya api dari neraka” (HR. Muslim)

l. Minum dengan tiga tegukan dimulai basmalah dan diakhiri dengan hamdalah

Ibnu Abbas RA,dia berkata,Rasulullah SAW bersabda,” Janganlah kalian minum seperti minumnya unta,tetapi minumlah dengan minum dua-dua (teguk) atau tiga-tiga (teguk),hendaknya kalian membaca basmalah ketika minum dan membaca hamdalah setelah minum”.(HR.Tirmidzi)

Page 15: Sasaran belajar PBL 1

Daftar pustaka

Sudoyo Aru W, dkk.2009. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam Jilid 1 Edisi V .Jakarta Pusat : Interna Publishing

Asmadi (2008) Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Behrman R.E. et al (1999) Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15 vol 1. Jakarta: EGC.

Ganong, WF (2007), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21. Jakarta, EGC.

Horne, Mima M. dan Pamela L. Swearingen (2001) Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam-Basa. Jakarta : EGC.

http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_1no_2/80-85.pdf dowload tanggal 19/02/13 pk. 22.00

Tamsuri, Anas (2009) Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Jakarta : EGC.

Page 16: Sasaran belajar PBL 1