saraf perifer dan kontraksi tetani
DESCRIPTION
Bagian Fisiologi KedokteranTRANSCRIPT
-
5/27/2018 Saraf Perifer Dan Kontraksi Tetani
1/8
0
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU FAAL
SARAF PERIFER DAN KONTRAKSI TETANI
KELOMPOK III :
1. Mario Theodore 051111025
2. I Putu Yudha Pratama 051111039
3. Ananto Adi Wicaksono 051111053
4. Erwin Jingga 051111073
5. Rizdyana Firmaniar 051111075
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
-
5/27/2018 Saraf Perifer Dan Kontraksi Tetani
2/8
1
I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Teoritis
Susunan saraf dibedakan secara fungsional menjadi sistem saraf motorik
dan sistem saraf sensorik. Sebagian berperan menjadi saraf pusat dan sebagian
lain menjadi saraf perifer. Nervus ischiadicus merupakan salah satu saraf
motorik somatik perifer. Nervus ischiadicus memiliki beberapa akson yang
keluar dari cornu anterior medulla spinalis. Kepekaan tiap akson nervus
ischiadicus mungkin saja memiliki tingkat kepekaan yang berbeda dalam
mensarafi musculus gastrocnemius.
Kepekaan setiap akson dari saraf perifer ( nervus ischiadicus ) dapat
diamati melalui pemberian rangsangan listrik tunggal pada nervus ischiadicus
dengan intensitas yang berbeda, dimulai dari intensitas rendah meningkat
sampai intensitas tinggi, meliputi antara lain :
1. Rangsangan subliminal adalah rangsangan yang tidak menimbulkanreaksi/tidak adanya kontraksi.
2. Rangsangan liminal adalah rangsangan yang mulai menimbulkan kontraksitetapi dengan intensitas yang paling rendah, atau rangsangan yang mampu
menimbulkan reaksi pada sabut yang paling peka.
3. Rangsangan supraliminal adalah rangsangan yang menimbulkan kontraksidengan intensitas di atas rangsangan liminal.
4. Rangsangan submaksimal adalah rangsangan yang menimbulkan kontraksidengan intensitas di atas rangsangan supraliminal.
*Rangsangan supraliminal dan submaksimal berada diantara rangsangan
liminal dan rangsangan maksimal.
5.Rangsangan maksimal adalah rangsangan yang didapat sudah tinggi atautetap, serta dapat menimbulkan potensial aksi pada seluruh serabut saraf
yang ada dalam berkas epinurium.
6. Ransangan supramaksimal adalah rangsangan yang lebih tinggi darirangsangan maksimal, tetapi menimbulkan potensial aksi yang sama dengan
rangsangan maksimal.
Respon rangsangan diamati melalui kontraksi musculus gastrocnemius
dengan mengukur amplitudo (kekuatan) kontraksi dari otot tersebut.
-
5/27/2018 Saraf Perifer Dan Kontraksi Tetani
3/8
2
Otot yang dirangsang secara beruntun (multiple) dengan intensitas
rangsangan maksimal dan frekuensi yang meningkat berpotensi menimbulkan
beberapa gambaran fenomena kontraksi otot, seperti :
1.Muscle twitch2. Treppe3. Summation contraction4.Incomplete tetanic contraction , atau5. Complete tetanic contraction
1.2 Masalah
1. Bagaimana kepekaan saraf perifer (nervus ischiadicus) terhadap
berbagai intensitas rangsangan listrik tunggal ?
2. Bagaimanakah gambaran kontraksi otot (musculus gastrocnemius) pada
kontraksi tetani ?
1.3 Tujuan
1. Mengamati dan mempelajari kepekaan sediaan saraf periferkatak(nervus ischiadicus).
2. Mengamati dan mempelajari kontraksi tetani (musculus gastrocnemius).
II. METODE KERJA2.1 Alat :
1. Statif, alat penulis, dan sekrup penyangga
2. Tempat beban dan beban
3. Papan fiksasi dan jarum fiksasi4. Alat / jarum penusuk
5. Kimograf dan kertas grafik
6. Stimulator listrik
7. Pipet
8. Benang
-
5/27/2018 Saraf Perifer Dan Kontraksi Tetani
4/8
3
2.2 Bahan :
1. Larutan Ringer
2. Sediaan saraf perifer (nervus ischiadicus) dari katak
3. Sediaan otot rangka (musculus gastrocnemius)dari katak
2.3 Tata Kerja
2.3.1 Kepekaan saraf perifer
Untuk mengamati dan mempelajari kepekaan saraf perifer (nervus
ischiadicus) lakukan langkah sabagai berikut :
1. Siapkan sediaan nervus ischiadicusdan musculus gastrocnemius.2. Tahanlah penulis kontraksi otot dengan sekrup penyangga.3. Berikan rangsangan tunggal dengan intensitas rangsangan yang
minimal.
4. Seterusnya dilakukan rangsangan berturu-turut dengan intervalwaktu 30 detik dan tiap kali menambah intensitas rangsangan.
Sehabis tiap rangsangan, drum diputar 0,5 cm.
5. Carilah rangsangan dengan kontraksi liminal, supraliminal,submaksimal. Maksimal, dan supramaksimal.
6. Akhirnya fiksir grafik yang saudara hasilkan.
2.3.2 Kontraksi Tetani1. Siapkan sediaan saraf otot katak.2. Aturlah pemasangan elektrode perangsang dan tindakan lain seperti
pada percobaan kepekaan saraf perifer.
3.
Carilah besarnya rangsangan maksimal.4. Lakukan rangsangan berulang (multiple) dengan frekuensi rendah
selama 3-5 detik. Berilah istirahat cukup ( 60 detik) sebelum
rangsangan berikutnya.
5. Seterusnya lakukan rangsangan berkali-kali dengan frekuensi yangmakin tinggi, sehingga didapatkan kontraksi tetani lurus. Jangan
lupa memberi istirahat tiap kali sebelum memberi rangsangan
berikutnya.
-
5/27/2018 Saraf Perifer Dan Kontraksi Tetani
5/8
4
III. DATA HASIL PENGAMATAN
KEPEKAAN SARAF PERIFER
(nervus ischiadicus)
Rangsangan
(volt)
Kontraksi
(cm)
Besar rangsangan subliminal = volt
Besar rangsangan liminal = volt
Besar rangsangan supraliminal = volt
Besar rangsangan submaksimal = volt
Besar rangsangan maksimal = volt
Besar rangsangan supramaksimal = volt
TETANI / SUMASI
Frekuensi rangsangan
(kali/detik)
Kontraksi tetani
(+/-)
Kontraksi sumasi
(+/-)
1x/detik
2x/detik
3x/detik
4x/detik
5x/detik
10x/detik
25x/detik
50x/detik
100x/detik
-
5/27/2018 Saraf Perifer Dan Kontraksi Tetani
6/8
5
IV. PEMBAHASAN
4.1 Diskusi Hasil
Pada praktikum saraf perifer dan otot rangka, kita mengamati kepekaan
saraf perifer dan kontraksi tetani pada sediaan katak. Digunakannya saraf dan
otot katak dalam praktikum ini karena pertimbangan teknis dan ekonomi.
Pengamatan dilakukan pada nervus ischiadicus dan musculus gastrocnemius
katak.
Pada pengamatan kepekaan saraf perifer, pemberian rangsangan tunggal
dengan intensitas kurang, tidak ada kontraksi, ini disebut rangsangan
subliminal. Kontraksi baru terjadi pada pemberian rangsangan tunggal
(minimal) yang mencapai threshold. Rangsangan ini disebut rangsangan
liminal. Pada rangsangan-rangsangan berikut (supraliminal, submaksimal,
maksimal, dan supramaksimal). Perbedaan terletak pada besarnya intensitas
rangsangan, tetapi tidak ada perbedaan pada kekuatan atau besarnya kontraksi
yang ditimbulkan. Sedangkan kontraksi-kontraksi sebelumnya kontraksi
maksimal disebabkan rangsangan submaksimal. Di sini terdapat perbedaan
pada besarnya intensitas rangsangan dan besarnya kontraksi.
Dari hasil praktikum, didapat besarnya rangsangan subliminal ialah < 0,5
volt. Besarnya rangsangan liminal adalah 0,5 volt sedangkan supraliminal
adalah 0,6 volt. Besarnya rangsangan submaksimal, maksimal, dan
supramaksimal berturut-turut ialah 0,6 ; 0,7 ; > 0,7 volt.
Pada praktikum ini juga diamati kontraksi tetani dari musculus
gastrocnemius. Tetani adalah suatu keadaan dimana frekuensi kontraksi dari
kontraksi yang berturutan bersatu tidak dapat dibedakan satu sama lain.
Rangsangan yang digunakan adalah rangsangan multiple. Dalam percobaan,
frekuensi diubah-ubah sampai mendapatkan kondisi tetani tetapi intensitas
rangsangan tetap. Tetani ada dua yaitu tetani bergerigi dan tetani lurus. Pada
percobaan ini tetani bergerigi didapatkan pada frekuensi 5x/detik, 10x/detik,
25x/detik, 50x/detik dan tetani lurus didapatkan frekuensi 100x/detik.
Selain tetani ada juga yang disebut sumasi, yaitu penjumlahan dari
kontraksi otot. Sumasi juga ada dua macam yaitu sumasi temporal dan sumasi
-
5/27/2018 Saraf Perifer Dan Kontraksi Tetani
7/8
6
spasial. Sumasi temporal disebabkan karena perubahan/peningkatan frekuensi
sedangkan sumasi spasial disebabkan karena peningkatan jumlah motor unit.
Dalam percobaan ini hanya didapat gambaran sumasi temporal. Pada sumasi
temporal ini otot masih sempat relaksasi sebentar terlihat relaksasi semakin
kecil yang berarti kontraksi makin cepat. Pada percobaan ini didapatkan
sumasi terjadi pada frekuensi 4x/detik, 5x/detik dan 10x/detik.
5.2 Diskusi Jawaban Pertanyaan
KEPEKAAN SARAF PERIFER
1. Rangsangan liminal adalah rangsangan yang mampu menimbulkan reaksipada sabut yang paling peka. Sedangkan nilai ambang adalah rangsangan
terendah yang dapat menimbulkan potensial aksi atau besarnya rangsangan
minimal yang dapat menurunkan potensial membran sel eksitabel sampai
firing level.
2. Beda rangsangan maksimal dan rangsangan supramaksimal terletak padabesarnya intensitas rangsangan tetapi tidak ada perbedaan pada kekuatan
atau besarnya kontraksi yang ditimbulkan.
Beda kontraksi maksimal dan kontraksi supramaksimal terletak pada
besarnya intensitas rangsangan tetapi tidak ada perbedaan pada kekuatan
atau besarnya kontraksi yang ditimbulkan.
3. Hukum All or None :All : intesitas rangsangan yang nilainya sama atau lebih besar daripada
threshold akan menimbulkan potensial aksi yang berukuran dan bentuknyasama.
None : intensitas rangsangan yang nilainya dibawah threshold tidak bias
menimbulkan potensi aksi walaupun diberikan secara beruntun.
Hubungan degan percobaan di atas :
Rangsangan yang belum mencapai threshold tidak akan menimbulkan
kontraksi. Pada rangsangan maksimal akan ditimbulkan kontraksi yang
sama dengan kontraksi pada rangsangan supramaksimal. Jadi setelah
-
5/27/2018 Saraf Perifer Dan Kontraksi Tetani
8/8
7
diberi rangsangan yang mencapai threshold walaupun ditambah intensitas
rangsangannya akan terjadi potensial aksi yang besar dan bentuknya sama.
KONTRAKSI TETANI
1. Tetani yaitu respon dari serabut otot terhadap rangsangan berulang-ulangdengan intensitas cepat sehingga aktivitas mekanisme kontraksi terjadi
secara berulang sebelum terjadi relaksasi. Sedangkan sumasi yaitu respon
dari serabut otot terhadap rangsangan berulang sebelum fase relaksasi
selesai sehinggan menyebabkan aktivitas tambahan dari respon yang
ditambahkan pada kontraksi yang sudah ada.
2. Kontraksi tatani bergerigi didapatkan bila otot masih sempat relaksasisebentar kemudian disusul dengan rangsangan multiple. Kontraksi tetani
lurus didapatkan bila otot tidak sempat relaksasi sudah dirangsang lagi
dengan rangsangan multiple artinya otot dirangsang secara progresif,
frekuensi main besar dimana kontraksi yang berurutan bersatu dan tidak
dapat dibedakan.
3. Bila rangsangan multiple diberikan dalam waktu yang lama akan terjaditetani lurus kemudian fatique, kontraksi makin lama makin lemah karena
dalam serabut otot sendiri kekurangan ATP.
V. KEPUSTAKAAN
Ganong, WF. 2005.Review of Medical Physiology.22thEdition., Appleton &
Lange A.Simon & Schuster Co., Los Altos, California.
Guyton, AC., and Hall, JE. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th
Edition., W.B. Saunders Co.,Philadelphia.
Sherwood, L. 2004. Human Physiology : From cells to System. 5thEdition.
Thomson Learning inc.