saponifikasi

32
BILANGAN SAPONIFIKASI (ANGKA PENYABUNAN) I. Prinsip percobaan : SAPONIFIKASI Saponifikasi (saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak/lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu sabun dan gliserin. II. Maksud & Tujuan : Mengetahui proses analisa bilangan penyambungan III. Reaksi : C 3 H 3 (O 2 CR) 3 + NaOH 3RCOONa + C 3 H 5 (OH) 3 Lemak/minyak alkali sabun gliserin IV. Teori Pengenalan Sabun Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakn pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH). Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut. Saponifikasi 1

Upload: maisa-ulfah

Post on 12-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bilangan Penyabunan

TRANSCRIPT

BILANGAN SAPONIFIKASI (ANGKA PENYABUNAN)

I. Prinsip percobaan: SAPONIFIKASISaponifikasi (saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak/lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu sabun dan gliserin.

II. Maksud & Tujuan: Mengetahui proses analisa bilangan penyambungan

III. Reaksi:C3H3(O2CR)3 + NaOH 3RCOONa + C3H5(OH)3 Lemak/minyak alkali sabun gliserin

IV. Teori

Pengenalan SabunSabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakn pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri.Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun. Zat-zat tersebut dapat menimbulkan efek baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Oleh karena itu, konsumen perlu memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum membeli dan menggunakannya. Pada pembuatan sabun, bahan dasar yang biasa digunakan adalah : C12 C18. Jika, < C12 : Iritasi pada kulit, > C20 : Kurang larut (digunakan sebagai campuran).Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air, dliserin, garam dan impurity lainnya.Semua minyak atau lemak pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak nabati merupakan dua tipe ester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari alcohol dan asam karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat.Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu:a. Bahan baku, seperti : minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa).b. Bahan pendukung, yang bertujuan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik, seperti : natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.Macam - Macam Sabuna. Shaving CreamShaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan dasarnya adalahcampuran minyak kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1.b. Sabun CairSabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan minyak jarak serta menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejernihan sabun, dapat ditambahkan gliserin atau alcohol.c. Sabun KesehatanSabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar parfum yang rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan bebas dari bakteri adiktif. Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida, tri-klor carbanilyda, irgassan Dp 300 dan sulfur.

d. Sabun ChipPembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam menggunakan sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan beberapa pilihan komposisi tertentu. Sabun chip dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu melalui pengeringan, atau menggiling atau menghancurkan sabun yang berbentuk batangan.e. Sabun Bubuk untuk mecuciSabun bubuk dapat diproduksi melalui dry-mixing. Sabun bubuk mengandung bermacam-macam komponen seperti sabun, sodasah, sodium metaksilat, sodium karbonat, sodium sulfat, dan lain-lain.Berdasarkan ion yang dikandungnya, sabun dibedakan atas :a) Cationic SabunSabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationic detergents. Sebagai tambahan selain adalah bahan pencuci yang bersih, mereka juga mengandung sifat antikuman yang membuat mereka banyak digunakan pada rumah sakit. Kebanyakan sabun jenis ini adalah turunan dari ammonia.b) Anionic SabunSabun jenis ini adalah merupakan sabun yang memiliki gugus ion negatif.c) Neutral atau Non Ionic SabunNon ionic sabun banyak digunakan untuk keperluan pencucian piring. Karena sabun jenis ini tidak memiliki adanya gugus ion apapun, sabun jenis ini tidak beraksi dengan ion yang terdapat dalam air sadah. Non ionic sabun kurang mengeluarkan busa dibandingkan dengan ionic sabun.Bahan Baku Utama Pembuatan SabunLemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengan gliserol. Masing masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12 (asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi dari komponen asam asam lemak yang digunakan. Komposisi asam-asam lemak yang sesuai dalam pembuatan sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat kejenuhan. Pada umumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaanya karena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang rantai yang lebih dari 18 atom karbon membentuk sabun yang sukar larut dan sulit menimbulkan busa. Terlalu besar bagian asam asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah teroksidasi bila terkena udara.Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.Jenis-jenis Minyak atau LemakJumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain.Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya :a. TallowTallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna, titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak), kandungan FFA, bilangan saponifikasi, dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer pada tallow umumnya di atas 40C. Tallow dengan titer di bawah 40C dikenal dengan nama grease.b. LardLard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam lemak tak jenuh seperti oleat (60~65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35~40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa.c. Palm Oil (minyak kelapa sawit)Minyak kelapa sawit umumnya digunakan sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.d. Coconut Oil (minyak kelapa)Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprate. Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit)Minyak inti kelapa sawit diperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah, daripada minyak kelapa.f. Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin)Minyak sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam lemak terbesar dalam minyak ini adalah stearin.

g. Marine OilMarine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marine oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku.h. Castor Oil (minyak jarak)Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun transparan.i. Olive oil (minyak zaitun)Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.j. Campuran minyak dan lemakIndustri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan palmitat yang tinggi dari tallow akan memperkeras struktur sabun.Bahan Baku Utama : AlkaliJenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebut dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air.Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industri sabun dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.Bahan Pendukung Pembuatan SabunBahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.a. NaCl.NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.b. Bahan aditif.Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut antara lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan, Pewarna,dan parfum. Builders (Bahan Penguat)Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikat mineral mineral yang terlarut pada air, sehingga bahan bahan lain yang berfungsi untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan dapat berkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builder juga membantu menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan dan mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering digunakan sebagai builder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natrium karbonat, natrium silikat atau zeolit. Fillers Inert (Bahan Pengisi)Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku. Pemberian bahan ini berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume. Keberadaan bahan ini dalam campuran bahan baku sabun semata mata ditinjau dari aspek ekonomis. Pada umumnya, sebagai bahan pengisi sabun digunakan sodium sulfat. Bahan lain yang sering digunakan sebagai bahan pengisi, yaitu tetra sodium pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini berwarna putih, berbentuk bubuk, dan mudah larut dalam air. PewarnaBahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini ditujukan agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik. Biasanya warna-warna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau maupun orange. ParfumParfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk sabun. Artinya, walaupun secara kualitas sabun yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah memberi parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfum untuk sabun berbentuk cairan berwarna kekuning kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapat dikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum=1,1ml. Pada dasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum ekslusif. Parfum umum mempunyai aroma yang sudah dikenal umum di masyarakat seperti aroma mawar dan aroma kenanga. Pada umumnya, produsen sabun menggunakan jenis parfum yang ekslusif. Artinya, aroma dari parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya. Kekhasan parfum ekslusif ini diimbangi dengan harganya yang lebih mahal dari jenis parfum umum. Beberapa nama parfum yang digunakan dalam pembuatan sabun diantaranya bouquct deep water, alpine, dan spring flower.

Karakteristik Memilih Bahan Baku SabunAda beberapa karaktersitik yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan dasar sabun antara lain:a. WarnaLemak dan minyak yang berwarna terang merupakan minyak yang bagus untuk digunakan sebagai bahan pembuatan sabun.b. Angka SaponifikasiAngka Saponifikasi adalah angka yang terdapat pada milligram kalim hidroksida yang digunakan dalam proses saponifikasi sempurna pada satu gram minyak. Angka saponifikasi digunakan untuk menghitung alkali yang dibutuhkan dalam saponifikasi secara sempurna pada lemak atau minyak.c. Bilangan IodBilangan iod digunakan untuk menghitung katidak jenuhan minyak atau lemak, semakin besar angka iod, maka asam lemak tersebut semakin tidak jenuh. Dalam pencampurannya, bilangan iod menjadi sangat penting yaitu untuk mengidentifikasi ketahanan sabun pada suhu tertentu.Sifat Sifat Sabuna. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.CH3(CH2)16COONa + H2O CH3(CH2)16COOH + OH-b. Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.2CH3(CH2)16COONa + CaSO4 Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2c. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organic sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air. Non polar : CH3(CH2)16 (larut dalam minyak, hidrofobik dan juga memisahkan kotoran non polar). Polar : COONa+ (larut dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoran polar).Proses penghilangan kotoran Sabun didalam air menghasilkan busa yang akan menurunkan tegangan permukaan sehingga kain menjadi bersih. meresap lebih cepat kepermukaan kain. Molekul sabun akan mengelilingi kotoran dengan ekornya dan mengikat molekul kotoran. Proses ini disebut emulsifikasi karena antara molekul kotoran dan molekul sabun membentuk suatu emulsi. Sedangkan bagian kepala molekul sabun didalam air pada saat pembilasan menarik molekul kotoran keluar dari kain sehingga kain menjadi bersih.Metode - Metode Pembuatan SabunPada proses pembuatan sabun ini digunakan metode - metode untuk menghasilkan sabun yang berkualitas dan bagus. Untuk menghasilkan sabun itu digunakanlah metode metode, yang mana metode metode ini memiliki kelebihan kelebihan dan kekurangannya masing - masing. Metode BatchPada proses batch, lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH atau KOH) berlebih dalam sebuah ketel. Jika penyabunan telah selesai, garam-garam ditambahkan untuk mengendapkan sabun. Lapisan air yang mengaundung garam, gliserol dan kelebihan alkali dikeluarkan dan gliserol diperoleh lagi dari proses penyulingan. Endapan sabun gubal yang bercampur dengan garam, alkali dan gliserol kemudian dimurnikan dengan air dan diendapkan dengan garam berkali-kali. Akhirnya endapan direbus dengan air secukupnya untuk mendapatkan campuran halus yang lama-kelamaan membentuk lapisan yang homogen dan mengapung. Sabun ini dapat dijual langsung tanpa pengolahan lebih lanjut, yaitu sebagai sabun industri yang murah. Beberapa bahan pengisi ditambahkan, seperti pasir atau batu apung dalam pembuatan sabun gosok. Beberapa perlakuan diperlukan untuk mengubah sabun gubal menjadi sabun mandi, sabun bubuk, sabun obat, sabun wangi, sabun cuci, sabun cair dan sabun apung (dengan melarutkan udara di dalamnya). Metode KontinuMetode kontinu biasa dilakukan pada zaman sekarang, lemak atau minyak hidrolisis dengan air pada suhu dan tekanan tinggi, dibantu dengan katalis seperti sabun seng. Lemak atau minyak dimasukkan secara kontinu dari salah satu ujung reaktor besar. Asam lemak dan gliserol yang terbentuk dikeluarkan dari ujung yang berlawanan dengan cara penyulingan. Asam-asam ini kemudian dinetralkan dengan alkali untuk menjadi sabun.Reaksi SaponifikasiKata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun (Secara latin sapon = sabun dan fy adalah akhiran yang berarti membuat). Bangsa Romawi kuno mulai membuat sabun sejak 2300 tahun yang lalu dengan memanaskan campuran lemak hewan dengan abu kayu. Pada abad 16 dan 17 di Eropa sabun hanya digunakan dalam bidang pengobatan. Barulah menjelang abad 19 penggunaan sabun meluas.Reaksi pembuatan sabun adalah sebagai berikut :Seperti yang kita ketahui, air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, yaitu molekul yang tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 C). Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air.Pembuatan Sabun dalam Industri1. Saponifikasi Lemak NetralPada proses saponifikasi trigliserida dengan suatu alkali, kedua reaktan tidak mudah bercampur. Reaksi saponifikasi dapat mengkatalisis dengan sendirinya pada kondisi tertentu dimana pembentukan produk sabun mempengaruhi proses emulsi kedua reaktan tadi, menyebabkan suatu percepatan pada kecepatan reaksi. Jumlah alkali yang dibutuhkan untuk mengubah paduan trigliserida menjadi sabun dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut :Trigliserida + 3NaOH 3RCOONa + GliserinNaOH = [SV x 0,000713] x 100/NaOH (%) [SV/1000] x [MV (NaOH)/MV(KOH)]Dimana SV adalah angka penyabunan dan MV adalah berat molekulKomponen penting pada sistem ini mencakup pompa berpotongan untuk memasukkan kuantitas komponen reaksi yang benar ke dalam reaktor autoclave, yang beroperasi pada temperatur dan tekanan yang sesuai dengan kondisi reaksi. Campuran saponifikasi disirkulasi kembali dengan autoclave. Temperatur campuran tersebut diturunkan pada mixer pendingin, kemudian dipompakan ke separator statis untuk memisahkan sabun yang tidak tercuci dengan larutan alkali yang digunakan. Sabun tersebut kemudian dicuci dengan larutan alkali pencuci dikolam pencuci untuk memisahkan gliserin (sebagai larutan alkali yang digunakan) dari sabun. Separator sentrifusi memisahkan sisa-sisa larutan alkali dari sabun. Sabun murni (60-63 % TFM) dinetralisasi dan dialirkan ke vakum spray dryer untuk menghasilkan sabun dalam bentuk butiran (78-83 % TFM) yang siap untuk diproses menjadi produk akhir.2. Pengeringan SabunSabun banyak diperoleh setelah penyelesaian saponifikasi (sabun murni) yang umumnya dikeringkan dengan vakum spray dryer. Kandungan air pada sabun dikurangi dari 30-35% pada sabun murni menjadi 8-18% pada sabun butiran atau lempengan. Jenis-jenis vakumspray dryer, dari sistem tunggal hingga multi sistem, semuanya dapat digunakan pada berbagai proses pembuatan sabun. Operasi vakum spray dryer sistem tunggal meliputi pemompaan sabun murni melalui pipa heat exchanger dimana sabun dipanaskan dengan uap yang mengalir pada bagian luar pipa. Sabun yang sudah dikeringkan dan didinginkan tersimpan pada dinding ruang vakum dan dipindahkan dengan alat pengerik sehingga jatuh di plodder, yang mengubah sabun ke bentuk lonjong panjang atau butiran. Dryer dengan mulai memperkenalkan proses pengeringan sabun yang lebih luas dan lebih efisien daripadadryer sistem tunggal.3. Netralisasi Asam LemakReaksi asam basa antara asam dengan alkali untuk menghasilkan sabun berlangsung lebih cepat daripada reaksi trigliserida dengan alkali.RCOOH + NaOH RCOONa + H2OJumlah alkali (NaOH) yang dibutuhkan untuk menetralisasi suatu paduan asam lemak dapat dihitung sebagai berikut :NaOH = {berat asam lemak x 40) / MW asam lemakBerat molekul rata rata suatu paduan asam lemak dapat dihitung dengan persamaan :MW asam lemak = 56,1 x 1000/AVDimana AV (angka asam asam lemak paduan) = mg KOH yang dibutuhkan untuk menetralisasi 1 gram asam lemak.Operasi sistem ini meliputi pemompaan reaktan melalui pemanasan terlebih dihulu menuju turbodisperser dimana interaksi reaktan reaktan tersebut mengawali pembentukan sabun murni. Sabun tersebut, yang direaksikan sebagian pada tahap ini, kemudian dialirkan ke mixer dimana sabun tersebut disirkulasi kembali hingga netralisasi selesai. Penyelesaian proses netralisasi ditentukan oleh suatu pengukuran potensial elektrik (mV) alkalinitas. Sabun murni kemudian dikeringkan dengan vakum spray dryer untuk menghasilkan sabun butiran yang siap untuk diolah menjadi sabun batangan.4. Penyempurnaan SabunDalam pembuatan produk sabun batangan, sabun butiran dicampurkan dengan zat pewarna, parfum, dan zat aditif lainnya kedalamm ixer (analgamator). Campuran sabun ini klemudian diteruskan untuk digiling untuk mengubah campuran tersebur menjadi suatu produk yang homogen. Produk tersebut kemudian dilanjutkan ke tahap pemotongan. Sebuah alat pemotong dengan mata pisau memotong sabun tersebut menjadi potongan potongan terpisah yang dicetak melalui proses penekanan menjadi sabun batangan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan. Proses pembungkusan, pengemasan, dan penyusunan sabun batangan merupakan tahap akhir.Metode Proses Proses semi pendidihan Pada proses semi pendidihan, semua bahan yaitu minyak/lemak dan alkali langsung dicampur kemudian dipanaskan secara bersamaaan. Terjadilah reaksi saponifikasi.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Proses

a. Kelebihan: Lebih mudah dilakukan Efisien waktu

b. Kekurangan: Sulit untuk menjaga suhu untuk tetap konstan yaitu 60 70C saat dipanaskan. Sulit mendapatkan warna merah muda seulas saat melakukan titrasi karena penambahan indikator PP yang sedikit sudah membuat sampel memdapatkan warna yang sudah agak kemerahan.

Diagram Alir

Untuk Sampel :Campurkan 25 ml NaOHYang sudah distandarisasiDalam 50 ml air.Timbang minyakSebanyak 2 gr

Timbang minyak

Setelah mendidih, tambahkan etanol teknis 5 ml dan panaskan kembali hingga mendidihPanaskan hingga mendidih dengan dijaga suhu 60 0C-70 0 C

Dinginkan,lalu tambahkan indicator PP kemudian titrasi dengan HC l yang sudah di standarisasi dengan air 200 ml hingga merah muda seulas

Untuk blanko :

Panaskan hingga mendidih 25 ml NaOH yang sudah distandarisasi dalam 50 ml air. Dan dijaga suhu 60-70 0C

Setelah mendidih tambahkan 5 ml etanol teknis dan didihkan kembali

Dinginkan kemudian tambahkan indicator PP sedikit dan titrasi dengan HCl yang telah distandarisasi ke dalam 200 ml air kemudian titrasi hingga merah muda seulas

V. Alat dan BahanA. Alat :1. Heater2. Pendingin Tegak3. Labu Alas Bulat4. Beaker glass5. Pipet tetes6. Erlenmeyer7. Buret8. Selang9. Corong Kecil10. Spatel11. Kertas Saring12. Klem & Statif

B. Bahan :1. Margarin/minyak2. KOH3. NaOH4. Etanol Teknis & PA5. HCl6. PPVI. Prosedur1. Timbang minyak atau margarine sebanyak 2 gram2. Untuk sampel minyak gunakan pelarut NaOH 0,5 N 25 ml yang dilarutkan dengan air masukan kedalam labu alas bulat yang telah terhubung dengan pendingin tegak 3. Panaskan sampel hingga mendidih, setelah mendidih tambahkan etanol teknis sebanyak 5 ml, panaskan campuran dengan heater selama 30 menit 4. Dinginkan sampel kemudian titrasi dengan HCL 0,5 N5. Buat blanko yang titrasi dengan HCL 0,5 N 6. Untuk sampel margarine gunakan pelarut KOH 0,5 N 25 ml yang dilarutkan dengan etanol teknis, masukan kedalam labu alas bulat yang telah terhubung dengan pendingin tegak7. Panaskan sampel hingga mendidih selama 30 menit8. Ulangi proses no 4 dan 5 9. Hitung angka penyambungan dengan rumus

Bilangan penyabunan = Keterangan:A= jumlah ml HCL 0,5 N untuk titrasi blanko B= jumlah ml HCL 0,5 N untuk titrasi sampelC= bobot alkali yang digunakan G= bobot contoh minyak/margarine (gram)

VII. Rangkaian alat:

VIII. Data pengamatan

a) Pembuatan NaOH 0,5 N dalam 200 ml airgr = P x N x BE = 0,2 x 0,5 x 40 = 4 gr

b) Pembuatan HCl 0,5 N dalam 200 ml airgr = P x N x BE = 0,2 x 0,5 x 36,5 = 3,65 grml = = = 3,1 ml

Data PenimbanganBlanko :c) Erlenmeyer kosong = 57.65 grErlenmeyer + NaOH = 61.70 gr _ 4.05 grSampel :d) Erlenmeyer kosong = 101.77 grErlenmeyer + NaOH + minyak= 103.79 gr _ 2.02 gre) Titrasi Blanko ml HCl (titran akhir) = 50 mlml HCl (titran awal) = 12.5 ml _ 37.5 mlf) Titrasi Sampelml HCl (titran akhir) = 37.5 mlml HCl (titran awal) = 22.2 ml _ 15.3 mlg) Perhitungan Kadar Bilangan Penyabunan = = = 222IX. PembahasanDalam percobaan ini dilakukan beberapa perlakuan diantaranya berupa pemanasan, pemberian katalis, dan titrasi. Dalam percobaan kali ini digunakan minyak sebagai sampel untuk mengetahui bilangan saponifikasi (angka penyabunan). Dalam percobaan ini digunakan NaOH berupa padatan lalu padatan NaOH 0,5 N dilarutkan kedalam air sebanyak 25 ml. larutan tersebut kemudian dimasukan ke dalam beaker glass dan dipanaskan dengan burner sampai larutan mendidih, kemudian diberikan etanol teknis sebanyak 5 ml dan dipanaskan kembali, dalam proses pemanasan suhu dijaga antara 60-70o C. Setelah itu, tunggu larutan hingga tidak terlalu panas dan tambahkan indikator pp (fhenolptalein), setelah diberikan pp larutan akan berubah warna menjadi merah muda terang. Pindahkan larutan ke dalam Erlenmeyer lalu titrasi dengan HCl sampai warnanya berubah menjadi merah muda seulas. Setelah proses titrasi berakhir dan diperoleh warna larutan yang diinginkan yaitu merah muda seulas barulah dapat dihitung bilangan saponifikasi (angka penyabunan), dari percobaan yang telah kami lakukan diperoleh angka saponifikasi sebesar 222, angka tersebut menunjukan bahwa rata-rata rantai asam lemak semakin panjang. Karena menurut teori, semakin besar bilangan saponifikasi, semakin panjang rata-rata rantai asam lemak.X. Kesimpulan1. Bahan dasar pembuatan sabun secara sederhana adalah dengan memanaskan campuran antara lemak/minyak dengan alkali (basa).2. Bahan samping pembuatan sabun adalah gliserol.3. Dari hasil percobaan, diperoleh bilangan saponifikasi (angka penyabunan) adalah sebesar 222. Bilangan Saponifikasi yang diperoleh cukup besar, hal ini berarti bahwa semakin panjang rata-rata rantai asam lemak yang ada pada larutan tersebut.XI. Tugas1. Analisa kesalahan minimal 5!a. Pada saat menambahkan indikator PP sebaiknya lebih sedikit karena jika kebanyakan akan membuat dari hasil titrasi tidak mencapai warna merah muda seulas.b. Susah untuk menjaga suhu antara 6070C, sebaiknya saat suhu mencapai 65C api sebagai pemanas dijauhkan.c. Saat pemanasan setelah ditambahkan etanol teknis ternyata tidak mencapai 30 menit, jika mendidih sudah agak lama maka segera dimatikan.d. Hasil dari bilangan penyabunan besar, maka minyak tersebut tersusun dari asam lemak yang berantai karbon pendek dan memiliki berat molekul yang relatif kecil.e. Saat membuat pengenceran HCl 0.5N dalam 200ml, bukan mengencerkan berapa gram HCl 0.5N namun berapa volume HCl 0.5N dalam 200ml, dengan cara volume HCl = massa HCl/BJ HCl.

2. Perbedaan lemak dan minyak!Lemak yaitu trigliserida yang berbentuk padat pada suhu kamar.Minyak yaitu trigliserida yang berbentuk cair pada suhu kamar.

3. Pengertian gliserol!Gliserol adalah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida dan trigliserida.

4. Pengertian indikator dan jenis-jenis indikator!Indikator adalahsenyawahalokromikyang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalahlarutanyang akan memberikan warna sesuai dengan kondisipHlarutan tersebut. Pada temperatur 25 Celsius, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. Di bawah nilai tersebut larutan dikatakanasam, dan di atas nilai tersebut larutan dikatakanbasa. Kebanyakan senyawa organik yang dihasilkan makhluk hidup mudah melepaskan proton (bersifat sebagaiAsam Lewis), umumnyaAsam KarboksilatdanAmina, sehingga indikator asam-basa banyak digunakan dalam bidangkimia hayatidankimia analitik. Mekanisme perubahan warna oleh indikator adalahreaksi asam-basa,pembentukan kompleks, danreaksi redoks.Jenis-jenis indikator :

5. Pengertian titrasi!Titrasimerupakan metode analisiskimiasecara kuantitatif yang biasa digunakan dalamlaboratoriumuntuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Karena pengukuran volum memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan analisis volumetrik.6. Industri pembuatan minyak!ProsesPengolahan Minyak Kelapa Sawit :Proses pengolahan tandan buah segar menjadi minyak kelapa sawityangterdiri dari beberapa stasiun utama yang berfungsi sebagai : Penerimaan buah (Fruit reception) Rebusan(Sterilizer) Pemipilan (Stripper) Pencacahan (Digester) dan Pengempaan (Presser) Pemurnian (Clarifier)

7. Jenis-jenis lemak jenuh dan tak jenuh!Lemak jenuh mudah dikenali dari bentuknya yang padat seperti lilin dan banyak ditemukan pada produk yang berasal dari hewan seperti daging merah, mentega, atau susu murni. Pada bahan nabati, lemak jenuh dapat ditemukan pada minyak kelapa dan minyak sawit.nLemak jenuh memiliki sifat yang dapat menganggu tubuh yaitu dapat mengentalkan darah sehingga mudah lengket pada dinding pembuluh darah karena menggumpal yang tentu saja dapat mengganggu peredaran darah dalam tubuh. Lemak jenuh juga mudah menempel pada dinding pembuluh darah dan dapat mengakibatkan pengerasan dinding pembuluh darah. Karena peredaran darah dan oksigen terganggu, penyakit lain seperti penyakit jantung, darah tinggi, dan stroke seringkali menyerang orang yang senang mengonsumsi makanan berlemak jenuh tinggi.

Lemak tak jenuh, jenis lemak ini umumnya berwujud cair pada suhu ruangan, namun dapat berubah menjadi padat jika disimpan pada lemari pendingin. Banyak ditemukan pada bahan nabati seperti minyak sayur (minyak Zaitun , minyak bunga Matahari , minyak Wijen , minyak Kedelai, kacang-kacangan) dan Alpukat, juga banyak ditemukan pada ikan-ikanan. Lemak jenis ini dikenal sebagai lemak baik karena sifatnya yang baik dimana kandungan kolesterol LDL yang dimilikinya lebih sedikit dibandingkan yang terdapat dalam lemak jenuh.Menurut para ahli lemak jenis ini dapat meningkatkan antibodi pada tubuh, menurunkan kolesterol LDL, dan menurunkan resiko serangan jantung. Lemak tidak jenuh dapat dikategorikan dalam 2 jenis yakni lemak tidak jenuh tunggal(mono-unsaturated fatty acids) dan lemak tidak jenuh ganda (poly-unsaturated fatty acids). Asam lemak tidak jenuh tunggal dapat ditemukan pada minyak Zaitun , minyak kacang, dan minyak Canola, Alpukat , dan sebagian besar kacang-kacangan. Sedangkan, asam lemak tidak jenuh ganda dapat ditemukan pada minyak Jagung, minyak biji bunga Matahari , dan minyak Kedelai. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan atom karbon rangkap yang mudah terurai dan bereaksi dengan senyawa lain, sampai mendapatkan komposisi yang stabil berupa asam lemak jenuh. Semakin banyak jumlah ikatan rangkap itu (poly-unsaturated), semakin mudah bereaksi/berubah minyak tersebut. Minyak dengan asam lemak tak jenuh lebih baik langsung dikonsumsi tanpa diolah/dipanaskan dulu. Apabila digunakan untuk memasak, bisa digunakan untuk masakan tumis karena pemanasan tidak berlangsung lama. Jika dipakai untuk menggoreng, asam lemak tak jenuh justru lebih mudah membentuk lemak trans yang berbahaya karena sifatnya yang mudah bereaksi. Selain itu, penggunaannya tidak boleh melebihi 4 gram sehari.

DAFTAR PUSTAKA

Google : http://rhinadwismar.blogspot.com/p/saponifikasi.htmlGoogle :http://id.wikipedia.org/wiki/SaponifikasiSaponifikasi 23