sap campak revisi selasa

22
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Mata Kuliah : Keperawatan Anak Pokok Bahasan : Campak pada anak. Sasaran : Pasien dan Keluarga Hari/ Tanggal : Kamis, 12 Mei 2016 Waktu : 08.00 WIB – 08.30 WIB Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Ambacang, Kuranji 1. Latar Belakang Campak merupakan penyakit infeksi sistem saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus, terutama oleh familyparamyxovirus dari genus morbillivirus. Morbillivirus seperti halnya paramyxovirus, terbungkus oleh rantai virus RNA negatif. Gejalanya diantaranya demam, batuk, pilek, dan biasanya muncul ruam erythemamaculopapular . Campak juga dikenal dengan nama morbili atau rubeola. Campak sebagian besar dapat dicagah dengan vaksin, dan dapat menyebabkan kematian pada anak-anak diseluruh dunia. Campak menyebar melalui pernafasan yaitu cairan yang berasal dari hidung dan mulut penderita, salah satunya terkena langsung atau melalui bersin maupun batuk, tingginya penularan 90% pada orang yang tidak memiliki 1

Upload: tika876267153

Post on 08-Jul-2016

332 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

campak

TRANSCRIPT

Page 1: Sap Campak Revisi Selasa

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Mata Kuliah : Keperawatan Anak

Pokok Bahasan : Campak pada anak.

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Hari/ Tanggal : Kamis, 12 Mei 2016

Waktu : 08.00 WIB – 08.30 WIB

Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Ambacang, Kuranji

1. Latar Belakang

Campak merupakan penyakit infeksi sistem saluran pernafasan yang disebabkan

oleh virus, terutama oleh familyparamyxovirus dari genus morbillivirus. Morbillivirus

seperti halnya paramyxovirus, terbungkus oleh rantai virus RNA negatif. Gejalanya

diantaranya demam, batuk, pilek, dan biasanya muncul ruam erythemamaculopapular .

Campak juga dikenal dengan nama morbili atau rubeola. Campak sebagian besar

dapat dicagah dengan vaksin, dan dapat menyebabkan kematian pada anak-anak

diseluruh dunia.

Campak menyebar melalui pernafasan yaitu cairan yang berasal dari hidung dan

mulut penderita, salah satunya terkena langsung atau melalui bersin maupun batuk,

tingginya penularan 90% pada orang yang tidak memiliki imunitas (kekebalan). Periode

inkubasi rata-rata 14 hari dan infeksi berlangsung sampai 2-5 hari termasuk munculnya

ruam.

Pada campak yang menimbulkan kematian, kelainan patologik yang terjadi

disebabkan baik oleh virusnya maupun oleh infeksi sekunder oleh bakteri, misalnya

oleh pneumonia yang umumnya interstitial, tetapi juga dapat membentuk eksudat yang

purulen didalam alveoli. Virus campak sendiri menimbulkan kelainan-kelainan pada

jaringan-jaringan tonsil, faring, dan apendiks, berupa infiltrasi sel subepitel dan sel

raksasa berinti banyak (multinucleatedgiantcell).

1

Page 2: Sap Campak Revisi Selasa

Bintik koplik yang khas didapatkan pada bagian dalam dari pipi penderita dan

mukosa lainnya didalam rongga mulut, sebenarnya adalah akibat terjadinya infiltrasi

sel-sel radang, sel mononuklear pada kelenjar submukosa mulut dan nekrosis pada lesi

vestkuler mukosa. Ruang kulit yang terjadi pada campak merupakan hasil proliferasi sel

endotel kapiler didalam korium bersama-sama dengan terjadinya eksudasi serum dan

kadang-kadang eritrosit kedalam epidermis. Hemokonsentrasi dan albuminuria dapat

juga terjadi.

Pada tahun 2013, terjadi 145.700 kematian yang disebabkan oleh campak di

seluruh dunia (berkisar 400 kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam) sebagian

besar kematian terjadi pada anak yang berumur kurang dari 5 tahun.2 Berdasarkan

laporan DirJen PP&PL DepKes RI tahun 2014, masih terdapat banyak kasus campak di

Indonesia dengan jumlah kasus yang dilaporkan mencapai 12.222 kasus. Frekuensi

KLB yang terjadi adalah sebanyak 173 kejadian dengan jumlah kasus sebanyak 2.104

kasus. Frekuensi KLB jumlah kasus mengalami peningkatan dibanding tahun

sebelumnya. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan

usia SD. Selama periode 4 tahun, kasus campak lebih banyak terjadi pada kelompok

umur 5‐9 tahun (3591 kasus) sedangkan pada kelompok umur 1‐4 tahun (3383 kasus).

Grafik 1. Trend jumlah kasus campak rutin, frekuensi KLB

campak, jumlah kasus pada KLB campak tahun 2011 sampai

dengan 2014.

2. Tujuan

a. Tujuan Instruksional Umum

2

Page 3: Sap Campak Revisi Selasa

Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu

memahami tentang campak

b. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu :

1) Mengetahui tentang pengertian campak

2) Mengetahui penyebab campak

3) Mengetahui tanda dan gejala campak

4) Mengetahui komplikasi campak

5) Menerapkan penatalaksanaan campak

6) Mengetahui cara pencegahan campak

3. Pelaksanaan Kegiatan

a. Topik

Pendidikan kesehatan tentang campak pada anak

b. Sasaran

Pengunjung Puskesmas Ambacang Kuranji Padang.

c. Metode

1) Ceramah

2) Tanya jawab

d. Media dan Alat

Laptop, infokus, leaflet, power point

e. Waktu dan Tempat

Hari/ Tanggal : Kamis, 12 Mei 2016

Waktu : 08.00 WIB – 08.35 WIB

Tempat Pelaksanaan :Puskesmas Ambacang Kuranji Padang

f. Proses Pelaksanaan

No Kegiatan Penyuluh Penanggung

Jawab

Peserta Waktu Media

1 Pendahuluan - Salam Pembuka

- Memperkenalkan

Moderator Menjawab salam

Mendengarkan

5 menit

3

Page 4: Sap Campak Revisi Selasa

anggota kelompok

dan pembimbing

akdemik dan

klinik.

- Menyampaikan

kontrak waktu

dengan pasien

- Menyampaikan

kontrak bahasa

- Menyampaikan

topik

& tujuan

penyuluhan

dan

memperhatikan

2 Penyampaian

materi dan

tanya jawab

1. Menggali

pengetahuan

peserta tentang

campak

2. Memberi

reinforcement

positif

3. Penjelasan materi

tentang pengertian

campak

4. Penjelasan materi

tentang penyebab

campak

5. Penjelasan materi

tentang tanda dan

gejala campak

6. Penjelasan materi

tentang komplikasi

campak

Pemateri Menjawab

pertanyaan

pemateri

Mendengarkan

dan

memperhatikan

pemateri

15 menit Leaflet

Laptop

Infokus

4

Page 5: Sap Campak Revisi Selasa

7. Penjelasan materi

tentang

penatalaksanaan

campak

8. Penjelasan materi

pencegahan

campak

3 Penutup Memberi

kesempatan

peserta untuk

bertanya

Mengadakan

evaluasi secara

lisan

Memberi

reinforcement

positif

Menyimpulkan

materi

Salam Penutup

Moderator Mengajukan

pertanyaan

Menjawab

pertanyaan

mendengarkan

Menjawab salam

10 m

e

ni

t

g. Setting Tempat

Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan penyaji

5

Page 6: Sap Campak Revisi Selasa

Keterangan :

: Pembimbing

: Penyaji

: Moderator

: Fasilitator

: Observer

: Peserta penyuluhan

h. Pengorganisasian Kelompok

Moderator : Indah Syari Rezki S. ,S.Kep

Penyaji : Melsy Aulia, S.Kep

Fasilitator : Shintya Azi Arma, S.Kep

Nova Silvia Nengsih, S.Kep

Niken Agustin, S.Kep

Tika Mahelsa, S.Kep

Erlin Sayuti, S.kep

Observer : Yunita Azizah, S.Kep

Hidayatul Husna, S.Kep

i. Uraian Tugas

1. Moderator

Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan

Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing

Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan

audien

Menyampaikan kontrak waktu

Merangkum semua audien sesuai kontrak

Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi

6

Page 7: Sap Campak Revisi Selasa

Menganalisis penyajian

2. Penyaji

Bertangung jawab memberikan penyuluhan

Memahami topik penyuluhan

Menggali pengetahuan audien tentang campak

Menjelaskan tentang penyakit campak dengan bahasa yang mudah

dipahami oleh audien

Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien

3. Fasilitator

Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal

acara.

Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada

moderator jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.

Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam

mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.

Membagikan leaflet di akhir acara.

4. Observer

Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target

Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan

Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP

5. Pembimbing

Memberikan arahan dan masukan terhadap kelancaran penyuluhan.

Mengevaluasi laporan dari observer.

4. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktural

Penyuluh dan peserta dapat hadir sesuai dengan rencana

7

Page 8: Sap Campak Revisi Selasa

Semua anggota kelompok bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung

jawabnya masing-masing

Tempat dan media untuk penyuluhan tersedia sesuai dengan rencana

b. Evaluasi proses

Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan

Peserta yang mengikuti penyuluhan minimal sebanyak 20 orang

Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi

c. Evaluasi hasil

75% peserta dapat memahami tentang penyakit campak

8

Page 9: Sap Campak Revisi Selasa

MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN PENYAKIT CAMPAK

Campak atau dalam bahasa medis dikenal dengan morbili adalah suatu

penyakit yang sangat menular karena paramyxovirus yang ditandai oleh infeksi

saluran pernafasan atas dan bercak koplik yang diikuti dengan rash makula popular

kehitaman (Catzel dan Robert, 2001). Morbili adalah penyakit infeksi virus akut

yang ditandai oleh 3 stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium

konvalensi (Hasan, 2006).

Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan

tigastadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Nama

lain penyakit ini adalah campak, measles, atau rubeola. Penularan terjadi secara

dropletdan kontak langsung dengan pasien. Virus morbili terdapat dalam sekret

nasofaringdan darah selama stadium kataral sampai 24 jam setelah timbul bercak di

kulit. (Betz, Cecity L., Linda A. Sowden. 2002)

2. PENYEBAB

Penyakit Campak disebabkan oleh virus Campak yang termasuk golongan

paramyxovirus. Virus ini berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan begaris tengah

140 mm, dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein,

didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein

yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan sruktur heliks nukleoprotein

yang berada dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek,

satu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.

Gambar virus Campak paramyxovirus

Menurut Hasan (2006), penyebab morbili adalah virus morbili yang berasal

dari sekret saluran pernafasan, darah dan urine dari yang terinfeksi. Penyebaran

infeksi melalui kontak langsung dengan droplet dari orang yang terinfeksi. Masa

9

Page 10: Sap Campak Revisi Selasa

inkubasi selama 10 – 20 hari, dimana periode yang sangat menular adalah dari hari

pertama hingga hari keempat setelah timbulnya rash (pada umumnya pada stadium

kataral).Dalam studi keluarga, rata-rata interval antara munculnya ruam dalam

kasus indeks dan kasus berikutnya adalah 14 hari, dengan kisaran 7 sampai 21 hari

(American Academy of Pediatrics,2011)

3. TANDA DAN GEJALA

i. Stadium Prodromal (kataral)

Demam, malaise, batuk, konjungtivitis, coryza terdapat bercak koplik

berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum dikelilingi oleh eritema terletak

di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah, timbul dua hari sebelum

munculnya rash. Stadium ini berlangsung selama 4 – 5 hari.

Gambar konjungtivitis

Gambar anak yang menderita campak pada tubuh bagian depan dan

punggung

ii. Stadium Erupsi

10

Page 11: Sap Campak Revisi Selasa

Coryza dan batuk bertambah, terjadi eritema yang berbentuk makula popula

disertai meningkatnya suhu tubuh. Mula-mula eritema terletak di belakang

telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut, dan bagian

belakang bawah. Kadang terdapat pendarahan ringan di bawah kulit.

Pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah

belakang leher.

Gambar penyebaran campak pada bagian tengkuk,belakang telinga

Gambar penyebaran campak pada bagian tubuh belakang bagian bawah

iii. Stadium Konvalensi

Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua

(hiperpigmentasi) yang akan menghilang dengan sendirinya. Selanjutnya

diikuti gejala anorexia, malaise, limfedenopati (Hasan, 2001).

4. KOMPLIKASI

Adapun komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya penurunan daya tahan

tubuh secara umum sehingga mudah terjadi infeksi tumpangan. Hal yang tidak

11

Page 12: Sap Campak Revisi Selasa

diinginkan adalah terjadinya komplikasi karena dapat mengakibatkan kematian pada

balita, keadaan inilah yang menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder

seperti : Otitis media akut, Ensefalitis, Bronchopneumonia, dan Enteritis.

a) Bronchopneumonia

Bronchopneumonia dapat terjadi apabila virus Campak menyerang epitel

saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan disebut radang paru-paru atau

Pneumonia. Bronchopneumonia dapat disebabkan virus Campak sendiri atau

oleh Pneumococcus, Streptococcus, dan Staphylococcus yang menyerang epitel

pada saluran pernafasan maka Bronchopneumonia ini dapat menyebabkan

kematian bayi yang masih muda, anak dengan kurang kalori protein.

b) Otitis Media Akut

Otitis media akut dapat disebabkan invasi virus Campak ke dalam telinga

tengah. Gendang telinga biasanya hyperemia pada fase prodormal dan stadium

erupsi. Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena

invasi virus terjadi otitis media purulenta.

c) Ensefalitis

Ensefalitis adalah komplikasi neurologic yang paling jarang terjadi,

biasanya terjadi pada hari ke 4 – 7 setelah terjadinya ruam. Kejadian ensefalitis

sekitar 1 dalam 1.000 kasus Campak, dengan CFR berkisar antara 30 – 40%.

Terjadinya Ensefalitis dapat melalui mekanisme imunologik maupun melalui

invasi langsung virus Campak ke dalam otak.

d) Enteritis

Enteritis terdapat pada beberapa anak yang menderita Campak, penderita

mengalami muntah mencret pada fase prodormal. Keadaan ini akibat invasi

virus ke dalam sel mukosa usus.

5. PENATALAKSANAAN

a) Penatalaksanaan simptomatik yaitu antipiretika (contohnya Ibuprofen) bila suhu

tinggi, obat batuk, dan memperbaiki keadaan umum. Pemberian cairan yang

cukup diperlukan untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena panas

dan berkeringat ketika demam. Pemberian antibiotik apabila terdapat infeksi

sekunder,serta antikonvulsi (contohnya Karbamazepin, Valproat) apabila terjadi

12

Page 13: Sap Campak Revisi Selasa

kejang.Istirahat yang cukup juga sangat dianjurkan (Centers for Disease Control

and Prevention.2011)

b) Menurut Hidayat (2008) penderita campak diberi suplemen vitamin A. Tirah

baring selama periode demam, antiperitik, antibiotik untuk mencegah infeksi

bakteri sekunder pada anak resiko tinggi.

c) Pemberian Vitamin A dapat berfungsi sebagai imunomodulator yang

meningkatkan respon antibodi terhadap virus campak. Pemberian vitamin A

dapat menurunkan angka kejadian komplikasi seperti diare dan

pneumonia.Vitamin A diberikan satu kali per hari selama 2 hari dengan dosis

sebagai berikut.

200.000 IU pada anak umur 12 bulan atau lebih;

100.000 IU pada anak umur 6 - 11 bulan;

50.000 IU pada anak kurang dari 6 bulan

Pemberian vitamin A tambahan satu kali dosis tunggal dengan dosis

sesuai umur penderita diberikan antara minggu ke-2 sampai ke-4 pada

anak yang mengalami gejala defisiensi vitamin A (Klein NP et al.2010)

6. PENCEGAHAN

Lingkungan

Langkah awal pencegahan dengan menjaga pentilasi ruangan agar tetap terbuka

dan menjaga suhu ruangan untuk tidak lembab.Penderita rentan menghindari

kontak dengan seseorang dan harus dilindungi dari kontak dengan cahaya yang

kuat selama masa fotofobia.

Nutrisi

Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai untuk menjaga tubuh penderita

tidak mengalam dehidrasi karena peningkatan suhu tubuh dan menjaga

ketahanan tubuh penderita. Pemebrian suplemen nutrisi juga mampu menjaga

asupan nutrisi (Klein NP et al.2010)

Daya tahan tubuh

Imunisasi aktif.

Imunisasi campak awal dapat diberikan pada usia 12-15 bulan tetapi mungkin

diberikan lebih awal pada daerah dimana penyakit terjadi (endemik). Imunisasi

13

Page 14: Sap Campak Revisi Selasa

aktif dilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan Moraten. Vaksin

diberikan dengan cara subkutan dalam atau intramuskular dengan dosis 0,5cc

pemberian imunisasi campak satu kali akan memberikan kekebalan selama 14

tahun, sedangakan untuk mengendalikan penyakit yang diperlukan cakupan

imunisasi paling sedikit 80% perwilayah secara merata selama bertahun-tahun..

Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur 10 –

15 bulan karena sebelum umur 10 bulan diperkirakan anak tidak dapat

membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan tetapi

dianjurkan pula agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat

banyak tuberkulosis diberikan vansinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi pada

umur 15 bulan.

Imunisasi pasif.

Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum

konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah

efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah

dengan menggunakan imunoglobulin serum dengan dosis 0,25 mL/kg diberikan

secara intramuskuler dalam 5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera

mungkin. Proteksi sempurna terindikasi untuk bayi, anak dengan penyakit

kronis dan untuk kontak dibangsal rumah sakit anak.

Kegagalan imunisasi dapat disebabkan oleh :

a) Terdapatnya kekebalan yang dibawa sejak lahir yang berasal dari antibodiibu.

Antibodi itu akanmenetralisi vaksin yang diberikan

b) Terjadi kerusakan vaksin akibat penyimpanan, pengangkutan dan penggunaan di

luar pedoman.

c) Imunisasi aktif. Imunisasi campak awal dapat diberikan pada usia 12-15 bulan

tetapimungkin diberikan lebih awalpada daerah dimana penyakit terjadi

(endemik). Imunisasi aktif dilakukandengan menggunakan

14

Page 15: Sap Campak Revisi Selasa

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecity L., Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawan Pediatri. Jakarta :

EGC.

Hasan ,R. 2005. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu  Kesehatan

Anak Fakultas Universitas Indonesia.

Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba

Medika.

American Academy of Pediatrics, Committee on Infectious Diseases.Recommendation

for mandatory influenza immunization of all health care

personnel. Pediatrics. 2011;128(4):813–825

Klein NP et al. Measles-Mumps-Rubella-Varicella Combination Vaccine and the Risk

of Febrile Seizures. Pediatrics. 2010. Vol 126 : 1-8.

Centers for Disease Control and Prevention. General recommendations on

immunization. Recommendations of the Advisory Committee Immunization

Practices. MMWR Recomm Rep. 2011;60(RR-02):1–64

Ka, kami gk bsa internetan, jd tolong tambahin ttg :

1. Latar belakang ..

- tambahkan ttg fenomena campak di indonesia, sumbar, n padang.. ,

- dampak campak ,,

- penatalaksanaan/ kebiasaan orang tua terhadap anak yang terkena campak

2. materi

di bagian pengertian, tolong tambah

- gambar orang yg trkena campak,

- gambar paramysovirus (virus penyebab campak),

- gambar anak yg terkena campak

- masa intubasi virus campak di tubuh anak

- pencegahan daRI lingkungan, nutrisi dan daya tahan tubuh

15

Page 16: Sap Campak Revisi Selasa

- dalam bagian pencegahan poun A dan B urutkan paragraf mulai dari indikasi,

kontra indikasi, efek samping, dosis, cara pemberian, manfaat(isinya sudah lengkap

hanya mengurutkan saja)

- trus tmbh penatalaksanaan campak di rumah sebelum dirujuk

trus yg bagian pncegahan, yg imunisasi urutkan dari indikasi, kontraindikasi,

efeksamping, dosis, cara pemberian, dan manfaat..

16