sambutan menteri pertanian barat.pdf · ii kata pengantar pada hakikatnya pendekatan kawasan...

23

Upload: hoangthu

Post on 21-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan
Page 2: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

i

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019 menyatakan bahwa salah satu tantangan pembangunan pertanian ke depan

adalah bagaimana memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan bahan baku industri dan energi di tengah dinamika kondisi

perekonomian global dan perubahan iklim yang mungkin akan memengaruhi upaya-upaya pembangunan pertanian menuju swasembada

dan kedaulatan pangan. Guna mengatasi tantangan tersebut, salah satu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pengembangan

kawasan pertanian yang telah diatur melalui Permentan No. 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.

Kawasan pertanian perlu dikembangkan agar kegiatan pembangunan pertanian dapat dilakukan secara utuh dan terpadu, serta fokus pada pencapaian

sasaran pembangunan berdasarkan keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah.

Sebagai tindak lanjut rencana pengembangan kawasan pertanian, Pemerintah Provinsi diharuskan menyusun Masterplan yang menjabarkan rencana

pembangunan kawasan selama lima tahun ke depan, dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun Rencana Aksi yang berisi langkah-langkah kegiatan

tahunan yang dilakukan di tiap kawasan. Dalam hal ini, Kementerian Pertanian menyusun Atlas Peta Pengembangan Kawasan Peternakan Skala 1:250.000

sebagai acuan Pemerintah Daerah dalam penyusunan Masterplan. Atlas tersebut secara garis besar memuat kondisi potensi pengembangan komoditas

peternakan sapi potong berdasarkan informasi spasial tentang kondisi sumber daya lahan dan populasi ternak.

Semoga atlas ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh berbagai pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mendukung pencapaian

target-target pembangunan melalui pengembangan kawasan peternakan.

Jakarta, Desember 2016

Menteri Pertanian,

Amran Sulaiman

Page 3: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

ii

KATA PENGANTAR

Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi

persyaratan agroekologis, memenuhi kelayakan agroekonomi dan agro-sosio-teknologi, aksesibilitas lokasi memadai, dan diseconomic-

externality yang ditimbulkannya dapat dikendalikan agar kawasan yang terbangun berkelanjutan. Untuk itu, informasi daya dukung lahan

menjadi sangat penting yang dibangun dari analisis sumber daya lahan.

Peraturan Menteri Pertanian No.50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian menekankan

bahwa pengembangan komoditas unggulan perlu dilaksanakan dengan pendekatan kawasan. Ciri-ciri pengembangan kawasan pertanian,

antara lain: (a) berbasis agroekosistem (komoditas yang dikembangkan sesuai dengan agroekosistem setempat); (b) agregat hamparan/populasi ditentukan

dengan batasan tertentu dan dapat lintas batas kabupaten; (c) pengembangan kawasan bersifat menyeluruh/tidak parsial yang mencakup aspek hulu hingga

hilir; (d) sistem pertanian dapat dilakukan secara terintegrasi; (e) program dan kegiatan pada kawasan terpadu baik antara Eselon I Kementan maupun

antara Pusat dan Daerah; dan (f) pengembangan kawasan bersifat partisipatif melibatkan Kementan dan Kementerian/Lembaga terkait, Pemda Provinsi,

Pemda Kabupaten/Kota, dan pelaku usaha. Pembangunan pertanian khususnya pengembangan kawasan peternakan sangat membutuhkan data dan

informasi dalam bentuk tabular dan spasial (peta) dan populasi ternak. Peta yang dihasilkan memberikan informasi lokasi, sebaran, dan luas lahan yang

berpotensi untuk pengembangan kawasan peternakan.

Peta-peta yang dihasilkan dari analisis sumber daya lahan ini merupakan informasi spasial tentang potensi daya dukung pakan. Dengan

mempertimbangkan populasi ternak maka tersusunlahn potensi pengembangan kawasan peternakan. Atlas ini akan sangat bermanfaat bagi perencana di

tingkat Pusat dan Daerah dalam menentukan arah pengembangan kawasan peternakan

Kepada semua pihak yang telah berperan aktif membantu tersusunnya Atlas ini disampaikan penghargaan dan terima kasih. Akhirnya semoga Atlas

ini dapat bermanfaat dalam mendukung peningkatan populasi ternak di Indonesia.

Jakarta, Desember 2016 Sekretaris Jenderal, Ir. Hari Priyono, M.Si. NIP. 19581214 198403 1 002

Page 4: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

iii

SUSUNAN TIM

Tim Pengarah

Tim Pengarah : Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian

Wakil Ketua : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Sekretaris : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

Tim Pelaksana

Ketua I : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

Ketua II

Sekretaris I

Sekretaris II

:

:

:

Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian

Kepala Bagian Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian, Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

Kepala Bagian Penyusunan Kebijakan, Program dan Wilayah, Kementerian Pertanian

Tim Penyusun

Penulis : Chendy Tafakresnanto, Ediyatno, Indrayu Wulan S. Ritonga, Noviati

Aplikasi SIG dan Basisdata : Adi Priyono dan Wahyu Supriatna

Disain dan Layout : Adi Priyono

Page 5: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

iv

INFORMASI UMUM

A. Proyeksi Map : Transverse Mercator TM

B. Sumber Dana : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TA. 2016

C. Diterbitkan oleh : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Website : www.pertanian.go.id/sikp

Cetakan pertama, Desember 2016

Page 6: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

v

DAFTAR ISI

Halaman

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN i

KATA PENGANTAR ii

SUSUNAN TIM iii

INFORMASI UMUM iv

DAFAR ISI v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR PETA vii

I. PENDAHULUAN 1

II. BAHAN DAN METODE 3

2.1. Bahan dan Alat 3

2.2. Metode 3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 6

3.1. Potensi Daya Dukung Pakan Pulau Sulawesi

3.2. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Sulawesi

6

6

3.3. Potensi Daya Dukung Pakan Provinsi Sulawesi Barat

3.4. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Sulawesi Barat

7

7

IV. PENUTUP 8

DAFTAR PUSTAKA 9

Page 7: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Luas Daya Dukung Pakan Pulau Sulawesi 6

Tabel 2. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Sulawesi 7

Tabel 3. Luas Daya Dukung Pakan Provinsi Sulawesi Barat 7

Tabel 4. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Sulawesi Barat 8

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Prosedur Penentuan Sentra Peternakan Kabupaten 4

Gambar 2. Prosedur Penyusunan Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perternakan Sapi Potong Nasional 5

Page 8: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

vii

DAFTAR PETA

Halaman

Gambar 1. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Nasional 10

Gambar 2. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Sulawesi 11

Gambar 3. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Sulawesi Barat 12

Gambar 4. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Sulawesi Barat Skala 1:250.000 Lembar 7 13

Gambar 5. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Sulawesi Barat Skala 1:250.000Lembar 9 14

Gambar 6. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Sulawesi Barat Skala 1:250.000 Lembar 10 15

Page 9: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

1

I. PENDAHULUAN

Kementerian Pertanian telah menetapkan salah satu kebijakan

operasional pembangunan pertanian melalui pendekatan kawasan

sebagaimana dituangkan dalam Permentan 50/2012 tentang Pedoman

Pengembangan Kawasan Pertanian. Sesungguhnya pendekatan kawasan

pembangunan pertanian bukanlah suatu pendekatan yang sama sekali

baru. Pendekatan kawasan ini lebih merupakan upaya reorientasi

manajemen pembangunan pertanian yang merubah cara pandang

pembangunan pertanian dari sudut pandang kawasan sentra produksi

yang segregatif menjadi cara pandang kerja sama jaringan kelembagaan

antar wilayah dengan komoditas unggulan sebagai perekat utamanya. Di

samping itu, pendekatan kawasan ini juga mewacanakan diterapkannya

revolusi perencanaan dengan digunakannya instrumen perencanaan

teknokratis dalam pembangunan pertanian. Melalui pendekatan kawasan

ini daya saing wilayah dan komoditas akan dapat dirancang secara optimal,

karena dirumuskan sesuai dengan potensi dan prospek daya dukung

sumberdaya wilayah hingga mencapai titik optimumnya. Dengan demikian

pendekatan kawasan ini meniscayakan digunakannya analisis kuantitatif

serta penguatan data base sumber daya yang ada di wilayah.

Pembangunan kawasan peternakan sangat membutuhkan data,

informasi, rekomendasi, dan arahan penataan sistem peternakan. Data dan

informasi terkait dengan ternak sangat diperlukan untuk meningkatan

populasi ternak yang ada. Ketersediaan data dan informasi yang berbasis

spasial kawasan peternakan dapat disajikan dalam beberapa tingkat, yaitu

Nasional, Provinsi, dan Kabupaten. Tingkat Nasional setara dengan peta

skala 1:1.000.000, yang memberikan informasi wilayah-wilayah yang

berpotensi untuk pengembangan kawasan peternakan secara global.

Tingkat Provinsi setara dengan peta skala 1:250.000, yang memberikan

informasi potensi pengembangan kawasan peternakan lebih rinci untuk

perencanaan pusat dan provinsi, sedangkan tingkat Kabupaten yang setara

dengan peta skala 1:50.000 yang sudah dapat digunakan untuk operasional

lapangan. Pada tingkat Kabupaten, selain kajian sumberdaya, juga perlu

dilakukan kajian mengenai aspek teknis dan agrobisnis di lapangan,

sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam pembangunan

suatu kawasan peternakan di Indonesia.

Penyusunan peta potensi pengembangan kawasan peternakan

Nasional ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menyajikan data

dan informasi mengenai potensi sumberdaya dan kondisi eksisting

populasi ternak. Berkaitan dengan hal di atas, penyusunan peta potensi

pengembangan kawasan peternakan sangat diperlukan.

Tujuan kegiatan penyusunan peta potensi pengembangan kawasan

peternakan sapi potong Nasional adalah :

(1) Menyusun dan mengembangkan data dan informasi sumberdaya dan

populasi ternak sapi potong Nasional.

(2) Menyusun peta potensi pengembangan kawasan peternakan sapi

potong Nasional yang disajikan per Provinsi.

(3) Memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP) Nasional.

Page 10: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

2

Keluaran dari penyusunan peta potensi pengembangan kawasan

peternakan sapi potong Nasional adalah:

(1) Tersedianya data dan informasi (data base) sumberdaya dan populasi

ternak sapi potong Nasional.

(2) Tersedianya peta potensi pengembangan kawasan peternakan sapi

potong Nasional yang disajikan per Provinsi.

Peta potensi pengembangan kawasan peternakan Nasional

merupakan peta indikasi untuk pengembangan kawasan peternakan sapi

potong yang dihasilkan dari analisis sumberdaya dan populasi ternak

dengan mempertimbangkan peta kawasan hutan skala 1:250.000

(Kemenhut, 2013), peta penggunaan lahan, Hak Guna Usaha (HGU) skala

1:250.000 (BPN, 2013). Peta yang dihasilkan akan memberikan informasi

lokasi, sebaran, dan luas lahan yang berpotensi untuk pengembangan

kawasan peternakan sapi potong. Hasil penyusunan peta potensi

pengembangan kawasan peternakan sapi potong disajikan dalam bentuk

data tabular dan spasial.

Page 11: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

3

II. BAHAN DAN METODE

2.1. Bahan dan Alat

Data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan peta potensi

pengembangan kawasan peternakan sapi potong Nasional antara lain:

1. Peta dasar (base map) skala 1:250.000 (BIG, 2010-2013)

2. Peta tanah skala 1:250.000 dari Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan

Pertanian (BBSDLP, 1989-2013).

3. Peta Potensi Pengembangan Kawasan PJKU Nasional dan Provinsi skala

1:250.000 (Kementerian Pertanian, 2015).

4. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Nasional dan

Provinsi skala 1:250.000 (Kementerian Pertanian, 2015).

5. Peta Penggunaan Lahan skala 1:250.000 dan perizinan penggunaan

lahan Hak Guna Usaha (HGU) dari Kementerian Agraria dan Tata

Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN, 2013).

6. Peta Status Kawasan Hutan dari Kementerian Kehutanan (Kementerian

Kehutanan, 2013).

7. Data Populasi Ternak (Kementrian Pertanian, 2014)

Peralatan yang diperlukan dalam penyusunan peta potensi

pengembangan kawasan perternakan sapi potong Nasional berupa:

komputer PC atau Laptop dengan spesifikasi hardware tinggi Core i5,

minimal 8 RAM. Software yang diperlukan ArcGis dan Microsoft Office.

2.2. Metode

Sentra peternakan sapi potong Nasional merupakan potensi untuk

pengembangan kawasan peternakan sapi potong Nasional. Sentra

peternakan sapi potong Nasional ditentukan secara parametrik dengan

pembobotan terhadap: daya dukung pakan/biomasa pakan (30), populasi

ternak (20), infrastruktur peternakan (20), status penyakit ternak (10),

rumah tangga peternak/RTP (10), kelembagaan peternakan (5), dan

dukungan masterplan/renaksi peternakan (5) Gambar 1.

Daya dukung pakan/biomasa pakan dihasilkan dari analisis

sumberdaya lahan. Satuan lahan mengandung unsure karakteristik tanah/

lahan yang diperlukan dalam kegiatan evaluasi lahan terhadap daya

dukung pakan ternak sapi potong. Kegiatan evaluasi lahan ini dilakukan

dengan cara matching, yaitu dengan cara membandingkan antara

karakteristik tanah/lahan dengan persyaratan tumbuh pakan ternak.

Metode penilaian kesesuaian lahan menggunakan kerangka FAO (1976).

Sistem kesesuaian lahan yang digunakan dibedakan menjadi ordo sesuai

(S) dan ordo tidak sesuai (N). Lahan yang tergolong ordo sesuai (S)

dibedakan atas kelas lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan

sesuai marginal (S3), sedangkan lahan tergolong ordo tidak sesuai (N)

tidak dibedakan. Kriteria kesesuaian lahan pakan ternak mengacu pada

Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian (Ritung et al.,

2011). Hasil evaluasi lahan tersebut dengan memperhatikan penggunaan

lahan dihasilkan daya dukung pakan dalam ton per hektar. Dari hasil

Page 12: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

4

analisis daya dukung pakan ternak dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu: rendah,

sedang, dan tinggi.

Gambar 1. Prosedur Penentuan Sentra Peternakan Kabupaten

Jumlah populasi ternak menunjukkan kondisi eksisting ternak pada

suatu wilayah. Populasi ternak pada suatu wilayah merupakan indikator

riil tentang kesesuaian tumbuh ternak. Data jumlah populasi ternak

tersebut berbasis administrasi (kabupaten/kecamatan).

Infastruktur, RTP, dan kelembagaan merupakan hal sangat penting

dalam mendukung usaha peternakan. Keberlanjutan usaha peternakan

sangat ditentukan oleh dukungan infastruktur dan kelembagaan terkait

dengan penanganan sektor hulu dan hilir peternakan.

Status penyakit ternak cukup penting untuk diperhatikan. Wilayah-

wilayah endemi penyakit ternak menjadi pertimbangan dalan penentuan

sentra peternakan.

Dukungan pemerintah daerah terhadap pengembangan peternakan

menjadi pertimbangan dalam menentukan sentra peternakan. Dukungan

pemerintah daerah antara lain berupa masterplan/renaksi peternakan. Hal

ini menunjukkan pemerintah daerah tersebut serius dalam mengelola

pengembangan peternakan.

Sentra pengembangan peternakan sapi potong Nasional menjadi

dasar dalam delineasi Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan

Sapi Potong Nasional. Konsep dasar dalam penyusunan Peta Potensi

Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Nasional sebagai berikut:

1) Penentuan sentra peternakan sapi potong didasarkan daya dukung

pakan/biomasa pakan, populasi ternak, infrastruktur peternakan, status

penyakit ternak, rumah tangga peternak/RTP, kelembagaan peternakan,

dan dukungan masterplan/renaksi peternakan akan menghasilkan

kabupaten sentra sapi potong, 2) Delineasi potensi pengembangan

kawasan peternakan sapi potong Nasional dihasilkan dari overlay sentra

peternakan sapi potong kabupaten dengan daya dukung pakan dan jumlah

populasi tinggi dan sedang pada tingkat kecamatan, 3) Penyebaran potensi

pengembangan kawasan peternakan sapi potong berada di luar Kawasan

Hutan dan dataran rendah, yaitu pada ketinggian <700 m dpl. Delineasi

kawasan dilakukan secara automatik. Potensi pengembangan kawasan

peternakan sapi potong Nasional merupakan wilayah pengembangan

peternakan sapi potong yang terbangun dalam satu kesatuan konektivitas

Page 13: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

5

(kelembagaan dan infrastruktur) yang mencakup wilayah dengan daya

dukung pakan potensial yang mendukung dan jumlah populasi ternak

cukup banyak. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi

Potong Nasional dihasilkan dari Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Peternakan Sapi Potong Provinsi dengan melakukan penggabungan atribut

dan delineasi potensi pengembangan peternakan. Prosedur penyusunan

peta potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong Nasional

disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Prosedur Penyusunan Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Perternakan Sapi Potong Nasional

POTENSI SENTRA PENGEMBANGAN

PETERNAKAN

DAYA DUKUNG PAKAN KECAMATAN

JUMLAH POPULASI TERNAK KECAMATAN

STATUS KAWSAN HUTAN

PETA POTENSI PENGEMBANGAN

KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG

KETINGGIAN TEMPAT (<700 m dpl)

Page 14: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

6

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Potensi Daya Dukung Pakan Pulau Sulawesi

Potensi daya dukung pakan diperoleh dari hasil kesesuaian lahan

pakan ternak, berupa kelas kesesuaian lahan dan memperhatikan

penggunaan lahan akan dihasilkan daya dukung pakan dalam ton per

hektar. Dari hasil analisis daya dukung pakan ternak dibagi menjadi 3

(tiga), yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Potensi daya dukung pakan ternak

di Pulau Sulawesi disajikan pada Tabel 1

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa potensi daya dukung pakan di

Pulau Sulawesi yang tergolong rendah seluas 8,285,896 ha (82.52%),

sedang seluas 933,432 ha (9.30%), dan tinggi seluas 821,578 ha (8.18%).

Provinsi yang mempunyai potensi daya dukung pakan ternak tergolong

tinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan (576,330 ha) dan Sulawesi

Tengah (109,234 ha).

Tabel 1. Luas Daya Dukung Pakan Pulau Sulawesi

Ha % Ha % Ha %

1 GORONTALO 401,937 91.91 23,676 5.41 11,682 2.67 437,296

2 SULAWESI BARAT 816,481 89.00 65,983 7.19 34,890 3.80 917,354

3 SULAWESI SELATAN 1,418,336 57.27 481,991 19.46 576,330 23.27 2,476,656

4 SULAWESI TENGAH 3,108,853 90.76 207,200 6.05 109,234 3.19 3,425,288

5 SULAWESI TENGGARA 1,768,649 92.72 85,629 4.49 53,248 2.79 1,907,527

6 SULAWESI UTARA 771,640 88.01 68,952 7.86 36,194 4.13 876,786

8,285,896 82.52 933,432 9.30 821,578 8.18 10,040,906

NO KABUPATEN/KOTA T O T A L

T O T A L

RENDAH SEDANG TINGGI

DAYA DUKUNG PAKAN

Potensi daya dukung pakan sangat ditentukan oleh satuan lahan,

seperti bentukan lahan (landform), bentuk wilayah, iklim, dan penggunaan

lahan. Penilaian bobot satuan lahan didasari oleh kemampuan lahan dalam

menghasilkan sumber pakan ternak, aksesibilitas, dan ketersediaan

infrastruktur.

Landform aluvium dan volkanik mempunyai tingkat kesuburan

tinggi dibandingkan dengan landform lainnya, sehingga mempunyai daya

dukung pakan tinggi. Bentuk wilayah datar sampai berombak (lereng <8%)

sangat ideal untuk pertumbuhuan pakan ternak. Penggunaan lahan sawah,

perkebunan, dan padang rumput mempunyai daya dukung sangat tinggi.

Kondisi iklim sangat menentukan daya dukung pakan. Wilayah dengan

iklim basah mempunyai daya dukung pakan lebih tinggi dari pada iklim

kering. Hal interkait dengan ketersediaan air.

3.2. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau

Sulawesi

Potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Pulau

Sulawesi diperoleh dari analisis daya dukung pakan/biomasa pakan,

populasi ternak, infrastruktur peternakan, status penyakit ternak, RTP,

kelembagaan peternakan, dan dukungan masterplan/renaksi peternakan

dengan mempertimbangkan dengan daya dukung pakan dan jumlah

populasi tinggi dan sedang pada tingkat kecamatan. Berdasarkan hal

tersebut menunjukkan bahwa masing-masing provinsi di Pulau Sulawesi

berpotensi sebagai pengembangan kawasan peternakan sapi potong.

Potensi pengembangan kawasan peternakan di Pulau Sulawesi disajikan

pada Tabel 2. Sebaran potensi pengembangan kawasan peternakan sapi

potong Pulau Sulawesi disajikan pada Peta Potensi Pengembangan

Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Sulawesi.

Page 15: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

7

Tabel 2. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Sulawesi

SEDANG TINGGI

1 GORONTALO 4,310 1,732 6,042

2 SULAWESI BARAT 1,213 10,935 12,148

3 SULAWESI SELATAN 118,339 180,325 298,664

4 SULAWESI TENGAH 110,911 61,744 172,655

5 SULAWESI TENGGARA 28,940 24,413 53,353

6 SULAWESI UTARA 16,560 13,135 29,696

280,273 292,285 572,559

DAYA DUKUNG PAKANT O T A L

T O T A L

NO KABUPATEN/KOTA

Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa potensi pengembangan kawasan

peternakan sapi potong di Pulau Sulawesi seluas 572,559 ha. Provinsi yang

mempunyai potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong

cukup luas terdapat di Provinsi Sumatera Selatan (298,664 ha) dan

Sulawesi tengah (172,655 ha). Wilayah potensi pengembangan kawasan

peternakan sapi potong terdapat pada dataran rendah (ketinggian <700 m

dpl), bentuk wilayah datar sampai bergelombang (lereng <15%) dengan

daya dukung pakan tergolong sedang sampai tinggi.

3.3. Potensi Daya Dukung Pakan Provinsi Sulawesi Barat

Potensi daya dukung pakan diperoleh di Provinsi Sulawesi Barat

disajikan pada Tabel 3. Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa potensi daya

dukung pakan ternak di Provinsi Sulawesi Barat yang tergolong rendah

seluas 816,481 ha (89%), sedang seluas 65,983 ha (7.19%), dan tinggi

seluas 34,890 ha (3.8%). Provinsi yang mempunyai potensi daya dukung

pakan ternak tergolong tinggi terdapat di Kabupaten Mamuju (13,978 ha)

dan Polewali Mandar ( 13,876 ha).

Penyebaran potensi daya dukung pakan tergolong sedang sampai

tinggi umumnya di wilayah dataran volkan dan aluvial dengan bentuk

wilayah datar sampai bergelombang (<15%) pada dataran rendah

(ketinggian <700 m dpl). Kabupaten mamuju Utara mempunyai potensi

daya dukung pakan ternak tergolong cukup tinggi, sehingga berpotensi

untuk pengembangan peternakan sapi potong.

Tabel 3. Luas Daya Dukung Pakan Provinsi Sulawesi Barat

Ha % Ha % Ha %

1 MAJENE 36,386 98.31 299 0.81 326 0.88 37,010

2 MAMASA 129,366 98.44 111 0.08 1,939 1.48 131,416

3 MAMUJU 410,089 91.00 26,560 5.89 13,978 3.10 450,627

4 MAMUJU UTARA 136,032 76.20 37,712 21.13 4,771 2.67 178,515

5 POLEWALI MANDAR 104,608 87.33 1,301 1.09 13,876 11.58 119,785

816,481 89.00 65,983 7.19 34,890 3.80 917,354

T O T A LRENDAH SEDANG TINGGI

T O T A L

NO KABUPATEN/KOTA

DAYA DUKUNG PAKAN

3.4. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Sulawesi Barat

Potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Provinsi

Sulawesi Barat didasarkan sentra-sentra peternakan dan daya dukung

pakan pada suatu wilayah. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa

Provinsi Sulawesi Barat terdapat 2 Kabupaten kawasan pengembangan

peternakan sapi potong, yaitu Kabupaten Mamuju dan Polewali Mandar,

seluas 12,148 ha. Potensi pengembangan kawasan peternakan di Provinsi

Sulawesi Barat disajikan pada Tabel 4. Sebaran potensi pengembangan

kawasan peternakan sapi potong di Provinsi Sulawesi Barat disajikan pada

Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi

Sulawesi Barat.

Page 16: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

8

Kabupaten Polewali Mandar merupakan kabupaten dengan potensi

pengembangan kawasan peternakan sapi potong cukup luas di Provinsi

Sulawesi Barat. Hal ini menunjukkan bahwa potensi daya dukung pakan di

kabupaten tersebut cukup tinggi.

Berdasarkan Peta Potensi Pengembangan Kawasan Pertanian

Nasional, Provinsi Sulawesi Barat merupakan kawasan padi sawah,

sehingga integrasi ternak dan padi sawah sangat dimungkinkan.

Kabupaten yang berpotensi untuk integrasi ternak dengan padi sawah

adalah Polewali Mandar.

Tabel 4. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Sulawesi Barat

SEDANG TINGGI

1 MAMUJU 373 756 1,129

2 POLEWALI MANDAR 840 10,179 11,019

1,213 10,935 12,148

NO KABUPATEN/KOTADAYA DUKUNG PAKAN

T O T A L

T O T A L

IV. PENUTUP

Pembangunan sektor peternakan di Indonesia merupakan suatu

proses pembangunan yang harus disinergiskan dengan pembangunan

sektor pertanian lainnya. Walaupun sektor peternakan tidak berbasis

lahan tetapi terkait dengan lahan, tetapi data dan informasi sumberdaya

lahan sebagai salah satu komponen utama sumber daya alam, mempunyai

peranan penting dalam menunjang pengembangan kawasan peternakan.

Data dan informasi sumberdaya lahan, terutama data spasial yang

menyajikan karakteristik tanah/lahan, potensi dan tingkat kesesuaian

lahan, distribusi dan luasannya tersebut dibutuhkan dalam penentuan

potensi pengembangan kawasan peternakan, khususnya sapi potong.

Dengan tersedianya data sebaran potensi pengembangan kawasan

peternakan sapi potong Nasional, perlu ditindaklanjuti pada skala

operasional (>1:50.000). Mengingat data sudah terformat dalam database

yang dinamis, sehingga bisa di update menggunakan SIG untuk dapat

memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP).

Pengembangan peternakan dapat diulakukan dengan sistem

integrasi dengan tanaman pangan dan perkebunan, disamping dengan

sistem pengembalaan. Potensi daya dukung pakan di Pulau Sulawesi

umumnya tergolong rendah (82.52%), tetapi sebagian (17.48%) tergolong

sedang sampai tinggi. Provinsi yang mempunyai potensi daya dukung

pakan tergolong tinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan (576,330 ha)

dan Sulawesi Tengah (109,234 ha).

Page 17: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

9

Potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Pulau

Sulawesi seluas 572,559 ha. Provinsi yang mempunyai potensi

pengembangan kawasan peternakan sapi potong cukup luas terdapat di

Provinsi Sumatera Selatan (298,664 ha) dan Sulawesi tengah (172,655 ha).

Potensi daya dukung pakan di Provinsi Sulawesi Barat umumnya

tergolong rendah (89%), sebagian (10.99%) tergolong sedang sampai

tinggi. Provinsi yang mempunyai potensi daya dukung pakan ternak

tergolong tinggi terdapat di Kabupaten Mamuju (13,978 ha) dan Polewali

Mandar (13,876 ha).

Provinsi Sulawesi Barat terdapat 2 Kabupaten kawasan

pengembangan peternakan sapi potong, yaitu Kabupaten Mamuju dan

Polewali Mandar, seluas 12,148 ha. Pengembangan kawasan peternakan

tersebut dapat diintegrasikan dengan padi sawah.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pertanahan Nasional. 2013. Peta Penggunaan Lahan skala

1:250.000. BPN, Jakarta.

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2013. Peta Sumberdaya

Tanah dan Potensi Sumberdaya Lahan skala 1:250.000. BBSDLP,

Bogor.

Balai Iklim dan Hidrologi. 2003. Peta sumberdaya iklim Indonesia skala

1:1.000.000. Balitklimat, Bogor

FAO. 1976. A Framework of land Evaluation. FAO Soil Bulletin No. 6, Rome.

Kementerian Kehutanan. 2013. Peta Kawasan Hutan skala 1:250.000.

Kemenhut, Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2015. Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Pertanian PJKU skala 1:250.000. Kementan, Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2015. Peta Potensi Pengembangan Kawasan

Perkebunan skala 1:250.000. Kementan, Jakarta.

Marsoedi Ds, Widagdo, Dai J, Suharta N, Darul SWP, Hardjowigeno S, Hof J,

dan Jordens ER. 1997. Pedoman klasifikasi landfrom. LT 5 Versi 3.0.

Proyek LREP II, CSAR, Bogor.

Sofyan Ritung, Kusumo Nugroho, Anny Mulyani, Erna Suryani. 2011.

Petunjuk Teknis “Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Badan

Litbang Pertanian, BBSDLP, Bogor

Page 18: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

BALI

BANTEN

BENGKULU

DI YOGYAKARTA

GORONTALO

JAMBI

JAWA BARATJAWA TENGAH

JAWA TIMUR

KALIMANTAN BARAT

KALIMANTAN SELATAN

KALIMANTAN TENGAH

KALIMANTAN TIMUR

KEP. BANGKA BELITUNG

KEPULAUAN RIAU

LAMPUNG

MALUKU

MALUKU UTARA

ACEH

NUSA TENGGARA BARAT

NUSA TENGGARA TIMUR

PAPUA

PAPUA BARAT

RIAU

SULAWESI BARATSULAWESI SELATAN

SULAWESI TENGAH

SULAWESI TENGGARA

SULAWESI UTARA

SUMATERA BARAT

SUMATERA SELATAN

SUMATERA UTARAKaltara

Australia

Myan

mar (

Burm

a)

Brunei

Cambodia

Cocos (Keeling) Islands

Christmas Island

Malaysia

Spratly Islands

Papu

a New

Guin

ea

Pacif

ic Isl

ands

(Pala

u)

Philippines

Singapore

Thailand

Vietnam

Indonesia

Timor Leste

139°0'

139°0'

135°0'

135°0'

131°0'

131°0'

127°0'

127°0'

123°0'

123°0'

119°0'

119°0'

115°0'

115°0'

111°0'

111°0'

107°0'

107°0'

103°0'

103°0'

99°0'

99°0'

10°0

'

10°0

'

6°0'

6°0'

2°0'

2°0'

-2°0'

-2°0'

-6°0'

-6°0'

-10°0

'

-10°0

'

-14°0

'

-14°0

'

SAPI POTONG INDONESIA

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONGINDONESIA

0 200 400 600 800 1.000100Km

Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:1.000.000, Badan Informasi Geospasial, 2000

KEMENTERIAN PERTANIAN2016U

Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

LEGENDAPotensi Pengembangan Kawasan Sapi Potong

Page 19: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

!

!

!!

!!

!

!! !!!!

!!! !!

!

!!

!

!

!

!!

!

!!!

!!

!

!

!! !

!

! !

!

! !

! !!!! ! !!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!!!

! !!

!

!! !!

!!

!!!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!!

!

! !

!

!

!

!

! !

!

!

!

!

!

!

!!!!

!

!

!

!

!

!

!!!

!

!

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

! !!

!!

!

!!

!!

!

!

!

!!

!

!!

!

! !

!!!!

!

!

!

! ! !

!

!

!!!! ! !

!

! !!

!

!

!

!

!!

!

!!!!

!

!

! !

!

!!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

! !

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!

! !

!

!

!

! !

!

!! !

!

! ! !

!

!

!!

!

!

!

!!

!

! !!

!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!! !

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!! !!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!!!!

!

! !! !

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

! !!

!

!! !

!

!

!

!

!

!!

!

!

! ! !

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

T E L U K T O M I N I SELAT JAILOLO

TELUK TIDORETELUK KAO

S E L A TK A R I M A T A

L A U T J A W A

LAUT FLORES

L A U T B A N D A

S E L A

T M

A K A

S S A

R

L A U T S E R A M

TE

LU

KB

ON

E

T E L U K D R A V E L

S E L A T L I G I T A N

S E L A T A L I C E

S E L A T S I B U T

U

L A U T C I N A S E L A T A N

"/

"/

"/

"/

"/

"/

"/

"/

"/

"/

"/

"/

"/

"/

"/

Prov. Gorontalo

Prov. Jawa Timur

Prov. Kalimantan Barat

Prov. Kalimantan Selatan

Prov. Kalimantan Tengah

Prov. Kalimantan Timur

Prov. Maluku

Prov. Papua BaratProv. Sulawesi Barat

Prov. Sulawesi Selatan

Prov. Sulawesi Tengah

Prov. Sulawesi Tenggara

Prov. Kalimantan Utara

SEMARANGSURABAYA

SAMARINDA

TARAKAN

PALANGKARAYA

BANJARMASIN

Ambon

Sofifi

KENDARI

MAMUJU

PALU

MAKASSAR

MANADO

GORONTALO

129°

129°

127°

127°

125°

125°

123°

123°

121°

121°

119°

119°

117°

117°

115°

115°

113°

113°

111°

111°

4° 4°

2° 2°

0° 0°

-2° -2°

-4° -4°

-6° -6°

SAPI POTONG PULAU SULAWESI140°

140°

130°

130°

120°

120°

110°

110°

100°

100°

90°

90°

5° 5°

0° 0°

-5° -5°

-10°

-10°

-15°

-15°

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONGPULAU SULAWESI

0 90 180 270 36045Km

Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2016U

Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

PETUNJUK LETAK PETALEGENDA

Daya Dukung PakanRendahtidak potensi

TinggiSedang

Kawasan Sapi Potong

Page 20: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!!!

!! !

! ! !

!

!

!

! !

!

!!

!!!

!!

!

!!!

!

!!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

! !

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!!

!

!!

!

!

!!

! !!

!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!! !!!

!!

!! !

!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!!

!!!

!

!!

!!!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!!!

! !

!

! !

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!!

!

!

!

!

!!

!!

! !

!

!

!!

!

!

!

! !!

! !

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!!

! !

! !

!

!!!!

!

!

!!

!

!

!

!

! !

!!

!!

!

!

!!

!!

!

!!

!!

!

!

!!

! !

!!

!

!

!

!!

!

!

! !

!

!!!

!

!!

!

!

!!

!!

! !

!!

!

!!

!!

!

!

!!

!

!!

!

!

!!

!

!

!

!!

!!!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!!!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!!!!

!

!

!!

!

! ! !

! !

!

! !!

!

!

!!

! !!!

!!

!!

! !!

!!

!!!

!

!!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!

!

! !

! !! !

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!!!!

!!!!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!!

!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!

!

!

! !

! !

! !

!!

!

!!

!!

! !

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

! !

!

! !

! !

! !! !

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!!

!

!!

!!

! !

!!

!!

!!

!

!

! !

!!

!!

!!!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

! !

!

!

!!

!!!

!!

!

!!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

!

! !

! !!

!!

!

!!

!!

!!!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!!!!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!

!!!

!!

!!

!!!!

!

!

!!

!

!

!!!!!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!

! !

!!

!

!

!!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!!

! !

! !

! !!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!!!

!!

!

!

!

!!

!!

! ! !

!

!!

!!

!

!

!! !!

!!

!!

!

!!

!! !

!

!

!

!

! !! !!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

! !

!!

!

!!

!!

!!!

!!

!

!!

! !

!

!

!

!

!

!!

!! !

!

!!

!

!

!!

!!

!!

! !

!!

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

! !

!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

! !

!

!

! !

!

!

!

!!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!!!

!!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!!!

! !!

!

!!

!

! !!

!!

!!

!!

!!

!

!

! !

! !

!!

!!

!!

! !

!

!

!

!

!

!!

! !

!

!

!

!

!

!!

!!!

!

!

!!

!

!

!

! !

!

!

!!

!!

! !

!

! !

!

!

! !

!

!!

!

!

!

!

!

!

! ! ! ! !!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!! !

!

!

! !

!

!!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!!

!! !

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!!

!!

!

!

! !!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!

!!

! !

! !

!

!!

!

!

!! !

! !

!

!! ! !

!! !

!

!

!

!

!!

!

!

!

!!

!

!!

!

!!

!!

!!

!!

!!!! !

!

!!

!

!!

!!

!!

!

!!

!!!!!

!

!

!

!!!

!

!

!

!!

!!

!!

!

!

!!

!

!

!!!

!

!

!

!!

!!!

!! !

!

!

!

!! !

!!

!

!

!!

! !

!

!

!!

!

!

!!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!! !!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!!

!!!!

!

!

!!

!

!

!!

!!

!!

!

!!!

!!

!!

!!

!

!

!

!!

!!

!

!

!!

!!

! !

!

!

!!!

!

!

!

!

!

!!!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

!!

!!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!!

!

! !

! !

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!

!!

!!

!

!!

!

!

! !

!!

!!

!

!!

!! !!

!

!!

!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!!

!

PROV. KALIMANTAN SELATAN

PROV. KALIMANTAN TENGAH

PROV. KALIMANTAN TIMUR

PROV. SULAWESI BARAT

PROV. SULAWESI SELATAN

PROV. SULAWESI TENGAH

PROV. SULAWESI TENGGARA

Selat Makassar

Laut Jawa

Teluk Tomini

Teluk Bone

BALIKPAPAN

SAMARINDA

PAREPARE

PALOPO

PALU

Kab. Kotabaru

Kab. Kotabaru

Kab. Hulu Sungai Tengah

Kab. Tabalong

Kab. Tanah Bumbu

Kab. Balangan

Kab. Barito Utara

Kab. Paser

Kab. Kutai Barat

Kab. Kutai Kartanegara

Kab. Penajam Paser Utara

Kab. Majene

Kab. Polewali Mandar

Kab. Mamasa

Kab. Mamuju

Kab. Mamuju

Kab. Mamuju Utara

Kab. Wajo

Kab. Sidenreng RappangKab. Pinrang

Kab. Enrekang

Kab. Luwu

Kab. Tana Toraja

Kab. Luwu Utara

Kab. Luwu Timur

Kab. Toraja Utara

Kab. Morowali

Kab. Poso

Kab. Donggala

Kab. Donggala

Kab. Parigi Moutong

Kab. Tojo Una-unaKab. Sigi

Kab. Kolaka

Kab. Kolaka Utara

11

9 10

7 8

5

3 4

2

1

6

12

121°

121°

120°

120°

119°

119°

118°

118°

117°

117°

-1° -1°

-2° -2°

-3° -3°

-4° -4°

KAWASAN SAPI POTONG PROV. SULAWESI BARAT

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONGPROVINSI SULAWESI BARAT

0 30 60 90 12015Km

Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2016

U

Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

LEGENDA

Daya Dukung PakanRendahtidak potensi

TinggiSedang

Pengembangan Kawasan Sapi Potong

Page 21: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

#

#

#

"

"

"

"

"

"

"/

!.

!.

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

"

"

#

#

#

#

#

p

PROV. SULAWESI BARAT

KAB. MAJENE

KAB. MAMASA

KAB. MAMUJU

G. Pelosian

G. Turin

G. Batambalo

G. Busissi G. Standi

G. Balanisi

G. Rantekalua

G. Palapi

G. Panda

G. Tandung

G. Ulutaang

G. Tanao

G. Turin

Mamuju

Mambi

Tapalang

MAMUJU

MAMUJU

P. Karampuang

Mamuang

Lumpatang

Rangas

Tg. NgaloKec. Aralle

Kec. Bambang

Kec. Bonehau

Kec. Buntu Malangka

Kec. Kalukku

Kec. MalundaKec. Mambi

Kec. Mamuju

Kec. Mehalaan

Kec. Papalang

Kec. Rantebulahan Timur

Kec. Simboro Dan Kepulauan

Kec. Tabulahan

Kec. Tapalang

Kec. Tapalang Barat

Kec. Ulumanda9 10

7

HL

HL

HL

HL

HL

HL

HL

HL

KSA/KPA

HPT

HPT

119°15'

119°15'

119°0'

119°0'

118°45'

118°45'

118°30'

118°30'

-2°45

'

-2°45

'

KAWASAN SAPI POTONG SULAWESI BARAT 7

11

9 10

7 8

5

3 4

2

1

612

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG LEMBAR 7PROVINSI SULAWESI BARAT

SKALA 1:250.000

0 5 10 152,5KmPeta dasar:

- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2016U

PETUNJUK LOKASI PETA

Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan Kawasan tidak ada kawasan

LEGENDA

Daya Dukung PakanRendahtidak potensi

TinggiSedang

Pengembangan Kawasan Sapi Potong

Page 22: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

"

"

!.

#

#

!.

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

!.

!.

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

PROV. SULAWESI BARAT

KAB. MAJENE

KAB. POLEWALI MANDAR

KAB. MAMASA

G. Saluhaka

G. PaparandanganG. Tamanipi

G. Kira

G. Nenenggaring

G. Karappuana

G. Tamedingin

G. Tuopoang

G. Takararo

G. Talibuangi

G. Silolokan

Campalagian

Somba

Wonomulyo

Galunggalung

Malunda

Buku

Tg. Sendana

Tg. Baturoro

Tg. Udung

Tl. Banua

S. Manyamba

S.Maloso

S. M andar

S. Garassi

S. MalosoKec. Alu

Kec. BalanipaKec. Banggae Timur

Kec. Bulo

Kec. CampalagianKec. Limboro

Kec. Luyo

Kec. Malunda

Kec. Mambi

Kec. Mapilli

Kec. Matakali

Kec. Matangnga

Kec. Mehalaan

Kec. Pamboang

Kec. Rantebulahan Timur

Kec. Sendana

Kec. Sumarorong

Kec. Tammerodo

Kec. Tanduk Kalua

Kec. Tapango

Kec. Tinambung

Kec. Tubbi Taramanu

Kec. Tubo

Kec. Ulumanda

Kec. Wonomulyo

9

10

7

HL

HL

HL

HL

HL

HL

HL

HL

HPT

SMSM

119°15'

119°15'

119°0'

119°0'

118°45'

118°45'

118°30'

118°30'

-3°15

'

-3°15

'

KAWASAN SAPI POTONG SULAWESI BARAT 9

11

9 10

7 8

5

3 4

2

1

612

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG LEMBAR 9PROVINSI SULAWESI BARAT

SKALA 1:250.000

0 5 10 152,5KmPeta dasar:

- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2016U

PETUNJUK LOKASI PETA

Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan Kawasan tidak ada kawasan

LEGENDA

Daya Dukung PakanRendahtidak potensi

TinggiSedang

Pengembangan Kawasan Sapi Potong

Page 23: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN BARAT.pdf · ii KATA PENGANTAR Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

"

"

"

!.

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

"

#

#

#

"

"

"

"

"

"

!.

!.

#

#

#

!.

"

"

"

"

"

"

"

"

"

"

""

"

"

"

"

!.

!.

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

p

PROV. SULAWESI BARAT

PROV. SULAWESI SELATAN

KAB. POLEWALI MANDAR

KAB. MAMASA

KAB. PINRANG

KAB. ENREKANG

KAB. LUWU

KAB. TANA TORAJA

KAB. TORAJA UTARA

G. Waylimbong

G. Pangrengrean

G. Gigi

G. Pakidi

G. Ambuna

G. Pesapa

G. Galan

G. Messila

G. Talubenua

G. Puang

G. Parinding

G. Ara

G. Batulotong

G. Ambeso

G. TarokapaG. Tumburera

G. Sarira

G. Sarong

Karawa

Totumbang

Tangratte

Makale

Gentengan

Buakayu

Belajen

BarakaCakke

Karoan

Sumarorong

POLEWALI

POLEWALI

P. Pananpeang

P. Battoa Dato

MampieTl. Mampie

S. Masupu

S . Mamasa

S. Sadang

S. Sada ng

Kec. Anreapi

Kec. Balla

Kec. Binuang

Kec. Matakali

Kec. Matangnga

Kec. Mehalaan

Kec. Messawa

Kec. Nosu

Kec. Pana

Kec. Polewali

Kec. Sesenapadang

Kec. Sumarorong

Kec. Tabang

Kec. Tanduk Kalua

Kec. Tapango

Kec. Wonomulyo

Kec. Alla

Kec. Anggeraja

Kec. Baraka

Kec. Baroko

Kec. Bassesangtempe

Kec. Batulappa

Kec. Bittuang

Kec. Bonggakaradeng

Kec. Bungin

Kec. Buntao

Kec. Buntu Batu

Kec. Curio

Kec. Dende Piongan Napo

Kec. Enrekang

Kec. Gandang Batu Silanan

Kec. KesuKec. Kurra

Kec. Lembang

Kec. Makale

Kec. Makale Selatan

Kec. Makale Utara

Kec. Malimbong Balepe

Kec. Malua

Kec. Mappak

Kec. Masalle

Kec. Masanda

Kec. Mengkendek

Kec. Nanggala

Kec. Rano

Kec. Rantebua

Kec. Rantetayo

Kec. Rembon

Kec. Saluputti

Kec. Sangala Selatan

Kec. Sangalla

Kec. Sangalla Utara

Kec. Sanggalangi

Kec. Simbuang

Kec. Sopai

9

10

7

HL

HL

HL

HL

HL

HL

KSA/KPA

SM

HL HL

HL HL

HL

HL

HLHL

HPT

HPT

HPT

HPT

HPTHPT

HPT

HL

HPT

HPT

HPT

120°0'

120°0'

119°45'

119°45'

119°30'

119°30'

119°15'

119°15'

-3°15

'

-3°15

'

KAWASAN SAPI POTONG SULAWESI BARAT 10

11

9 10

7 8

5

3 4

2

1

612

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG LEMBAR 10PROVINSI SULAWESI BARAT

SKALA 1:250.000

0 5 10 152,5KmPeta dasar:

- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84

KEMENTERIAN PERTANIAN2016U

PETUNJUK LOKASI PETA

Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan Kawasan tidak ada kawasan

LEGENDA

Daya Dukung PakanRendahtidak potensi

TinggiSedang

Pengembangan Kawasan Sapi Potong