salinan perwal nomor 51 tahun 2010

Upload: edril-hermayendra

Post on 13-Oct-2015

66 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Salinan Perwal Nomor 51 Tahun 2010

TRANSCRIPT

  • SALINAN

    NOMOR 39/E, 2010

    PERATURAN WALIKOTA MALANG

    NOMOR 51 TAHUN 2010

    TENTANG

    PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 42

    TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KERJA DAN PENEKANAN TUGAS

    DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN 2011

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    WALIKOTA MALANG,

    Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan lebih lanjut ketentuan Pasal 4 ayat (2)

    dan Pasal 213 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

    Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

    sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam

    Negeri Nomor 59 Tahun 2007 serta untuk mendorong percepatan

    penyerapan anggaran belanja daerah, perlu mengubah beberapa

    ketentuan Peraturan Walikota Malang Nomor 42 Tahun 2010

    tentang Pedoman Kerja dan Penekanan Tugas di lingkungan

    Pemerintah Kota Malang Tahun 2011;

    b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

    huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Perubahan

    Atas Peraturan Walikota Malang Nomor 42 Tahun 2010 tentang

    Pedoman Kerja dan Penekanan Tugas di lingkungan Pemerintah

    Kota Malang Tahun 2011;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan

    Daerah-daerah Kota Besar dalam lingkungan Propinsi Jawa-

    Timur, Jawa-Tengah, Jawa-Barat dan Daerah Istimewa

    Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

    Nomor 13 Tahun 1954 (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 551);

    2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

    Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974

    Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 1974 Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan

  • 2

    Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3890);

    3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

    Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

    Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

    Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 3846);

    4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

    Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4286);

    5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

    Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

    Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4355);

    6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

    Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4389);

    7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

    Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4400);

    8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

    Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4437) sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan

    Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

    Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

    Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4438);

  • 3

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1987 tentang Perubahan

    Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Malang dan

    Kabupaten Daerah Tingkat II Malang (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 29, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 3354);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

    Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2004 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 4503);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

    Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4578);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

    Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

    Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4593);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

    Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

    Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

    Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4741);

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010 tentang Tarif

    Pemotongan dan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas

    Penghasilan yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 140,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5174);

    17. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,

    Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-

    undangan;

  • 4

    18. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman

    Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

    19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah

    diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59

    Tahun 2007;

    20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2010 tentang

    Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    Tahun Anggaran 2011;

    21. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pembentukan,

    Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi, Pakaian

    Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Satuan Polisi Pamong Praja

    (Lembaran Daerah Kota Malang Tahun 2006 Nomor 1 Seri D,

    Tambahan Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 36);

    22. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2008 tentang

    Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah

    Daerah (Lembaran Daerah Kota Malang Tahun 2008 Nomor 1

    Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 57);

    23. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan

    Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli (Lembaran Daerah Kota

    Malang Tahun 2008 Nomor 1 Seri D, Tambahan Lembaran

    Daerah Kota Malang Nomor 58);

    24. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 6 Tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah

    Kota Malang Tahun 2008 Nomor 2 Seri D, Tambahan Lembaran

    Daerah Kota Malang Nomor 59);

    25. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanan

    Pembangunan daerah, Badan Pelayanan Perijinan terpadu dan

    Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kota Malang

    Tahun 2008 Nomor 3 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota

    Malang Nomor 60);

  • 5

    26. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 8 Tahun 2008 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan (Lembaran

    Daerah Kota Malang Tahun 2008 Nomor 4 Seri D, Tambahan

    Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 61);

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PERUBAHAN ATAS

    PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 42

    TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KERJA DAN

    PENEKANAN TUGAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

    KOTA MALANG TAHUN 2011.

    Pasal I

    Beberapa ketentuan dalam Peraturan Walikota Malang Nomor 42 Tahun 2010 tentang

    Pedoman Kerja dan Penekanan Tugas di lingkungan Pemerintah Kota Malang

    Tahun 2011 diubah sebagai berikut :

    1. Ketentuan Pasal 6 ayat (2) diubah, sehingga Pasal 6 berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 6

    (1) Kepala Bagian Keuangan selaku PPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

    ayat (3) huruf b, mempunyai tugas :

    a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah;

    b. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;

    c. melaksanakan sebagian fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD);

    d. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban

    pelaksanaan APBD;

    e. menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;

    f. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank

    dan/atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;

    g. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan

    APBD;

    h. menyimpan uang daerah;

    i. melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan

    investasi daerah;

    j. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna

    anggaran atas beban rekening kas umum daerah;

    k. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh

    Walikota.

  • 6

    (2) PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang :

    a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;

    b. mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;

    c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

    d. bersama dengan SKPD terkait memberikan petunjuk teknis pelaksanaan

    sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;

    e. menerbitkan Surat Penyediaan Dana (SPD);

    f. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama

    pemerintah daerah;

    g. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;

    h. menyajikan informasi keuangan daerah.

    (3) PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Walikota

    melalui Sekretaris Daerah.

    2. Diantara Pasal 50 dan Pasal 51 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 50a yang

    berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 50a

    Dalam rangka percepatan penyerapan anggaran, maka permohonan pencairan

    honorarium pegawai, uang lembur, uang makan dan biaya perjalanan dinas

    diajukan ke Bagian Keuangan paling lambat 1 (satu) bulan setelah kegiatan selesai

    dilaksanakan.

    3. Ketentuan Pasal 66 ayat (3) diubah, sehingga Pasal 66 berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 66

    (1) Penerimaan daerah disetor ke rekening kas umum daerah pada bank

    pemerintah yang ditunjuk dan dianggap sah setelah Bagian Keuangan

    menerima nota kredit atau laporan dari bank.

    (2) Penerimaan daerah yang disetor ke rekening kas umum daerah sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan cara :

    a. disetor langsung ke bank oleh pihak ketiga;

    b. disetor melalui bank lain, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor pos

    oleh pihak ketiga; dan

    c. disetor melalui bendahara penerimaan oleh pihak ketiga.

    (3) Benda berharga seperti karcis retribusi sebagai tanda bukti pembayaran oleh

    pihak ketiga kepada bendahara penerimaan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2) huruf c, diterbitkan dan disahkan oleh Kepala Dinas Pendapatan

    Daerah.

  • 7

    4. Diantara Pasal 71 dan Pasal 72 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 71a yang

    berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 71a

    Pengajuan SPM-GU untuk penerbitan SP2D setiap tahun anggaran, dilaksanakan

    paling lambat akhir bulan Nopember dan dapat diajukan lebih dari 1 (satu) kali

    dalam 1 (satu) bulan.

    5. Ketentuan Pasal 72 ayat (2) diubah dan ayat (3) dihapus, sehingga Pasal 72

    berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 72

    (1) Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-TU dilakukan oleh bendahara

    pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari pengguna anggaran/kuasa

    pengguna anggaran melalui PPK-SKPD dalam rangka tambah uang

    persediaan.

    (2) Dokumen SPP-TU sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari :

    a. surat pengantar SPP-TU;

    b. ringkasan SPP-TU;

    c. rincian rencana penggunaan TU;

    d. salinan SPD;

    e. surat pernyataan untuk ditandatangani oleh pengguna anggaran/kuasa

    pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak

    dipergunakan untuk keperluan selain tambahan uang persediaan saat

    pengajuan SP2D;

    f. surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan

    uang persediaan; dan

    g. lampiran lainnya.

    (3) Dalam hal dana tambahan uang tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan,

    maka sisa tambahan uang disetor ke rekening kas umum daerah.

    (4) Ketentuan batas waktu penyetoran sisa tambahan uang sebagaimana

    dimaksud pada ayat (3), dikecualikan untuk :

    a. kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan;

    b. kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah ditetapkan

    yang diakibatkan oleh peristiwa di luar kendali PA/KPA.

  • 8

    6. Ketentuan Pasal 78 ditambah 3 (tiga) ayat, sehingga Pasal 78 berbunyi, sebagai

    berikut :

    Pasal 78

    (1) Dokumen yang digunakan oleh bendahara pengeluaran dalam

    menatausahakan pengeluaran permintaan pembayaran mencakup :

    a. buku kas umum;

    b. buku simpanan/bank;

    c. buku pajak;

    d. buku panjar;

    e. buku rekapitulasi pengeluaran per rincian obyek; dan

    f. register SPP-UP/GU/TU/LS.

    (2) Dalam rangka pengendalian penerbitan permintaan pembayaran untuk setiap

    kegiatan dibuatkan kartu kendali kegiatan.

    (3) Buku-buku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d,

    huruf e dan huruf f, dapat dikerjakan oleh pembantu bendahara pengeluaran.

    (4) Dokumen yang digunakan oleh PPK-SKPD dalam menatausahakan

    penerbitan SPP mencakup register SPP-UP/GU/TU/LS.

    7. Diantara Pasal 83 dan Pasal 84 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 83a, yang

    berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 83a

    Dalam hal program dan kegiatan yang dibiayai dari dana transfer dan bantuan

    keuangan yang bersifat khusus, apabila karena situasi dan kondisinya tidak dapat

    dilaksanakan sejak awal tahun anggaran, maka dapat dilaksanakan sampai dengan

    tribulan IV.

    8. Ketentuan Pasal 84 ayat (2) diubah, sehingga Pasal 84 berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 84

    (1) Pencairan belanja gaji pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1),

    dilakukan selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan.

    (2) Pembantu bendahara pengeluaran yang mengelola gaji mengirimkan SPJ gaji

    Pegawai Negeri Sipil bulan yang lalu kepada Kepala SKPD melalui PPK-SKPD.

  • 9

    (3) Pencairan belanja gaji pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1),

    dilakukan dengan melampirkan :

    a. tembusan/lembar ke-2 dari buku kas umum (BKU);

    b. daftar gaji yang telah ditandatangani oleh masing-masing yang

    berhak/bersangkutan;

    c. tembusan SPM gaji lembar ke-3;

    d. SPP-LS untuk pembayaran gaji dan tunjangan;

    e. rekapitulasi daftar Pegawai Negeri Sipil;

    f. rekapitulasi daftar gaji per golongan; dan

    g. Pertanggungjawaban Gaji I dan Pertanggungjawaban Gaji II yang telah disahkan

    oleh Pejabat yang menangani fungsi perbendaharaan dari Bagian Keuangan

    dalam rangkap 3 (tiga).

    9. Ketentuan Pasal 87 diubah, sehingga Pasal 87 berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 87

    (1) Bendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggungjawabkan

    penggunaan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambah uang persediaan

    kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10 bulan

    berikutnya.

    (2) Dokumen yang digunakan dalam menatausahakan pertanggungjawaban

    pengeluaran mencakup :

    a. register penerimaan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ);

    b. register pengesahan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ);

    c. surat penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SP));

    d. register penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SP)); dan

    e. register penutupan kas.

    (3) Dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan uang persediaan, dokumen

    laporan pertanggungjawaban yang disampaikan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1), mencakup :

    a. buku kas umum;

    b. ringkasan pengeluaran per rincian obyek yang disertai dengan bukti-bukti

    pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian obyek yang

    tercantum dalam ringkasan pengeluaran per rincian obyek dimaksud;

    c. bukti atas penyetoran PPN/PPh ke kas negara; dan

    d. register penutupan kas.

    (4) Buku kas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, ditutup setiap

    bulan dengan sepengetahuan dan persetujuan pengguna anggaran/kuasa

    pengguna anggaran.

  • 10

    (5) Dalam hal laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

    telah sesuai, pengguna anggaran menerbitkan surat pengesahan laporan

    pertanggungjawaban.

    (6) Untuk tertib laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun anggaran,

    pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan Desember disampaikan paling

    lambat tanggal 31 Desember.

    (7) Dokumen pendukung SPP-LS dapat dipersamakan dengan bukti

    pertanggungjawaban atas pengeluaran pembayaran beban langsung kepada

    pihak ketiga.

    (8) Bendahara pengeluaran pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara

    fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan

    menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada PPKD

    selaku BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

    (9) Penyampaian pertanggungjawaban bendahara pengeluaran secara fungsional

    sebagaimana dimaksud pada ayat (10), dilaksanakan setelah diterbitkan surat

    pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran oleh pengguna anggaran/kuasa

    pengguna anggaran.

    10. Ketentuan Pasal 88 diubah, sehingga Pasal 88 berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 88

    Dalam melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban yang disampaikan,

    PPK-SKPD berkewajiban :

    a. meneliti kelengkapan dokumen laporan pertanggungjawaban dan keabsahan

    bukti-bukti pengeluaran yang dilampirkan;

    b. menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran per rincian obyek yang

    tercantum dalam ringkasan per rincian obyek;

    c. menghitung pengenaan PPN/PPh atas beban pengeluaran per rincian obyek; dan

    d. menguji kebenaran sesuai dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan periode

    sebelumnya.

    11. Ketentuan Pasal 89 diubah, sehingga Pasal 89 berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 89

    Bukti-bukti pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 huruf a, yaitu :

    a. untuk pembelian sampai dengan Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) dengan

    melampirkan bukti pembelian;

  • 11

    b. untuk pembelian di atas Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan

    Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) mencakup :

    1. bukti pembelian;

    2. kwitansi pengeluaran dilengkapi dengan materai.

    c. untuk pembelian di atas Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) sampai dengan

    Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) mencakup :

    1. surat penawaran;

    2. surat perintah kerja (SPK);

    3. kwitansi pengeluaran;

    4. bukti pembelian;

    5. berita acara pemeriksaan barang;

    6. berita acara serah terima/penyelesaian pekerjaan.

    d. Untuk kegiatan rapat/mengadakan rapat-rapat kegiatan, disamping hal tersebut

    pada huruf a dan huruf b, juga melampirkan :

    1. daftar hadir rapat; dan

    2. notulen hasil rapat.

    e. untuk sewa kendaraan dilampiri dengan :

    1. bukti foto copy Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK); dan

    2. kwitansi pembayaran.

    f. untuk sewa ruangan dan gedung pertemuan dilampiri :

    1. kwitansi pembayaran; dan

    2. bukti pembayaran.

    g. untuk bukti telah melaksanakan perjalanan dinas, mencakup :

    1. bukti pengeluaran uang;

    2. Surat Perintah Tugas (SPT);

    3. Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD); dan

    4. laporan hasil perjalanan dinas.

    12. Ketentuan Pasal 90 diubah, sehingga Pasal 90 berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 90

    (1) Bendahara pengeluaran pembantu dapat ditunjuk berdasarkan pertimbangan

    tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban

    kerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif

    lainnya.

    (2) Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyelenggarakan penatausahaan

    terhadap seluruh pengeluaran yang menjadi tanggung jawabnya.

  • 12

    (3) Dokumen-dokumen yang digunakan oleh bendahara pengeluaran pembantu

    dalam menatausahakan pengeluaran mencakup :

    a. buku kas umum;

    b. buku pajak PPN/PPh; dan

    c. buku panjar.

    (4) Bendahara pengeluaran pembantu dalam melakukan penatausahaan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (3), menggunakan bukti pengeluaran yang

    sah.

    (5) Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyampaikan laporan

    pertanggungjawaban pengeluaran kepada bendahara pengeluaran paling

    lambat tanggal 5 bulan berikutnya.

    (6) Laporan pertanggungjawaban pengeluaran sebagaimana dimaksud pada

    ayat (5), mencakup :

    a. buku kas umum;

    b. buku pajak PPN/PPh; dan

    c. bukti pengeluaran yang sah.

    (7) Bendahara pengeluaran melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas

    laporan pertanggungjawaban pengeluaran sebagaimana dimaksud pada

    ayat (6).

    13. Diantara Pasal 90 dan Pasal 91 disisipkan 3 (tiga) pasal, yakni Pasal 90a, Pasal 90b

    dan Pasal 90c yang berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 90a

    (1) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melakukan pemeriksaan kas

    yang dikelola oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran

    sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.

    (2) Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran melakukan pemeriksaan

    kas yang dikelola oleh bendahara penerimaan pembantu dan bendahara

    pengeluaran pembantu sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.

    (3) Pemeriksaan kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),

    dituangkan dalam berita acara pemeriksaan kas.

    Pasal 90b

    Bendahara pengeluaran yang mengelola belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan

    sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, belanja tidak terduga, dan pembiayaan

    melakukan penatausahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • 13

    Pasal 90c

    Pengisian dokumen penatausahaan bendahara pengeluaran dapat menggunakan

    aplikasi komputer dan/atau alat elektronik lainnya.

    14. Ketentuan Pasal 107 huruf e diubah, sehingga Pasal 107 berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 107

    Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) honorarium untuk penerbitan

    Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) honorarium dilengkapi dengan :

    a. daftar honorarium ditanda tangani oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna

    anggaran dan bendahara pengeluaran;

    b. honorarium tim/kepanitiaan dilampiri Keputusan atau surat penugasan;

    c. pada awal daftar honorarium wajib dicantumkan nomor dan tanggal Keputusan

    atau surat penugasan;

    d. pada akhir daftar honorarium disamping mencantumkan nilai nominalnya juga

    menyebutkan nilai terbilangnya, berdasarkan jumlah nilai bruto (jumlah

    honorarium ditambah pajak);

    e. honorarium Pegawai Negeri Sipil dikenakan PPh Pasal 21, sebagai berikut :

    1. sebesar 0% (nol persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi

    Pegawai Negeri Sipil golongan I dan II serta Pegawai Tidak Tetap (PTT);

    2. sebesar 5% (lima persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi

    Pegawai Negeri Sipil golongan III;

    3. sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan

    lain bagi Pegawai Negeri Sipil golongan IV.

    15. Ketentuan Pasal 117 diubah, sehingga Pasal 117 berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 117

    Pembayaran uang lembur dikenakan PPh Pasal 21 yang dihitung dari jumlah uang

    lembur dan uang makan lembur dengan ketentuan, sebagai berikut :

    a. Pegawai Negeri Sipil Golongan II/d ke bawah dan Pegawai Tidak Tetap tidak

    dikenakan pajak;

    b. Pegawai Negeri Sipil Golongan III/a sampai dengan III/d dikenakan pajak

    sebesar 5% (lima persen).

    c. Pegawai Negeri Sipil Golongan IV/a ke atas dan Pimpinan/Anggota DPRD

    dikenakan pajak sebesar 15% (lima belas persen).

  • 14

    16. Ketentuan Pasal 154 ayat (1) dan ayat (3) huruf b diubah, sehingga Pasal 154

    berbunyi sebagai berikut :

    Pasal 154

    (1) Untuk dapat melakukan perjalanan dinas, Pejabat/Pegawai Negeri Sipil dan

    Pegawai Tidak Tetap diberikan SPPD dari Pejabat yang Berwenang, contoh

    format sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan Walikota ini.

    (2) Dalam hal Pejabat Negara dan/atau Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak

    Tetap akan melakukan perjalanan dinas, maka penandatanganan SPPD diatur

    sebagai berikut :

    a. Untuk penandatanganan SPPD bagian depan/muka :

    1. Walikota bagi Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah;

    2. Pimpinan DPRD bagi Wakil Pimpinan DPRD;

    3. Pimpinan DPRD atau Wakil Pimpinan DPRD atas nama Pimpinan

    DPRD bagi Anggota DPRD;

    4. Sekretaris Daerah atas nama Walikota bagi Staf Ahli, Asisten

    Sekretaris Daerah, Kepala SKPD, Camat dan Lurah;

    5. Asisten atas nama Sekretaris Daerah bagi Kepala Bagian, Kepala

    Subbagian dan Staf di lingkungan Sekretariat Daerah;

    6. Inspektur bagi Pejabat dan Pegawai di lingkungan Inspektorat;

    7. Kepala Dinas/Badan/Kantor/Satuan Polisi Pamong Praja bagi Pejabat

    dan Pegawai di lingkungannya;

    8. Sekretaris DPRD bagi Pejabat dan Pegawai di lingkungan Sekretariat

    DPRD;

    9. Camat bagi Pejabat dan Pegawai Kecamatan serta Pejabat dan

    Pegawai Kelurahan di lingkungannya.

    b. Untuk penandatanganan SPPD bagian belakang :

    1. Walikota bagi Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah;

    2. Pimpinan DPRD bagi Wakil Pimpinan DPRD;

    3. Pimpinan DPRD atau Wakil Pimpinan DPRD atas nama Pimpinan

    DPRD bagi Anggota DPRD;

    4. Sekretaris Daerah atas nama Walikota bagi Staf Ahli dan Asisten

    Sekretaris Daerah;

    5. Asisten ub. Sekretaris Daerah atas nama Walikota bagi Kepala SKPD,

    Camat dan Lurah;

    6. Asisten atas nama Sekretaris Daerah bagi Kepala Bagian pada

    Sekretariat Daerah;

    7. Sekretaris DPRD bagi Pejabat dan Pegawai di lingkungan Sekretariat

    DPRD;

  • 15

    8. Kepala Bagian ub. Asisten atas nama Sekretaris Daerah bagi Kepala

    Subbagian dan Pegawai di lingkungan Sekretariat Daerah;

    9. Sekretaris atas nama Kepala Dinas/Badan bagi Pejabat dan Pegawai di

    lingkungannya masing-masing;

    10. Sekretaris atas nama Inspektur bagi Pejabat dan Pegawai di

    lingkungan Inspektorat;

    11. Kepala Bagian Tata Usaha atas nama Kepala Satuan Polisi PP bagi

    Pejabat dan Pegawai di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja;

    12. Kepala Subbagian Tata Usaha atas nama Kepala Kantor bagi Pejabat

    dan Pegawai di lingkungannya;

    13. Sekretaris Kecamatan atas nama Camat bagi Pejabat dan Pegawai di

    lingkungan Kecamatan;

    14. Lurah bagi Pejabat dan Pegawai di lingkungan kelurahan.

    (3) Alat transportasi yang akan digunakan dalam melaksanakan perjalanan dinas

    diatur sebagai berikut :

    a. bagi Pejabat Negara dan/atau Pegawai Negeri Sipil yang digolongkan pada

    Tingkat A, Tingkat B dan Tingkat C menggunakan sarana angkutan darat

    dan dapat menggunakan pesawat udara;

    b. bagi Pegawai Negeri Sipil yang digolongkan pada Tingkat D dan Tingkat

    E menggunakan sarana angkutan darat kecuali ditentukan lain oleh Pejabat

    yang Berwenang sebagaimana tertuang dalam SPPD.

    17. Ketentuan standar honorarium Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada lampiran I

    huruf A angka romawi II angka 1 diubah, sebagaimana tercantum dalam lampiran I

    Peraturan Walikota ini.

    18. Ketentuan standar honorarium Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan pada

    lampiran I huruf A angka romawi III diubah, sebagaimana tercantum dalam

    lampiran I Peraturan Walikota ini.

    19. Ketentuan standar honorarium lain-lain pada lampiran I huruf A angka romawi XXI

    diubah, sebagaimana tercantum dalam lampiran I Peraturan Walikota ini.

    20. Ketentuan Standar Paket Kegiatan Rapat/Pertemuan di luar Kantor dalam

    lampiran I huruf besar B angka romawi IX diubah, sebagaimana tercantum dalam

    lampiran I Peraturan Walikota ini.

  • 16

    Pasal II

    Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini

    dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Malang.

    Ditetapkan di Malang

    pada tanggal 15 Desember 2010

    WALIKOTA MALANG,

    ttd.

    Drs. PENI SUPARTO, M.AP

    Diundangkan di Malang

    pada tanggal 15 Desember 2010

    SEKRETARIS DAERAH KOTA MALANG,

    ttd.

    DR. Drs. H.SHOFWAN, SH, M.Si

    Pembina Utama Muda

    NIP. 19580415 198403 1 012

    BERITA DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2010 NOMOR 39 SERI E

    Salinan sesuai aslinya

    KEPALA BAGIAN HUKUM,

    DWI RAHAYU, SH, M.Hum.

    Pembina

    NIP. 19710407 199603 2 003

  • 17

    LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA MALANG

    NOMOR : 51 TAHUN 2010

    TANGGAL : 15 Desember 2010

    STANDAR HARGA SATUAN TERTINGGI

    A. BELANJA PEGAWAI

    NO URAIAN SATUAN HARGA

    (Rp)

    KET

    1 2 3 4 5

    II HONORARIUM PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA

    1. PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA Pejabat Pengadaan untuk pengadaan dengan nilai diatas

    Rp. 10 juta s.d. Rp. 100 juta untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dan

    Rp. 50.000.000,00 untuk paket Pengadaan Jasa

    Konsultansi, maksimum 1 orang

    Orang/Paket 250.000,00

    III HONORARIUM PANITIA/PEJABAT PENERIMA HASIL PEKERJAAN

    1. Pengadaan dengan nilai diatas Rp. 10 juta s.d. dibawah Rp. 100 juta untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan

    Konstruksi/Jasa Lainnya dan Rp. 50.000.000,00 untuk

    paket Pengadaan Jasa Konsultansi

    Orang/Paket 200.000,00

    2. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya Rp. 100 juta s.d. Rp. 500 juta atau Jasa Konsultan Rp. 50

    juta s.d. Rp. 200 juta

    Orang/Paket 260.000,00

    3. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya diatas Rp. 500 juta atau Jasa Konsultan diatas Rp. 200 juta

    Orang/Paket 390.000,00

    Penjelasan :

    - Honorarium yang diberikan kepada PNS yang diberi tugas untuk menerima/memeriksa barang/jasa yang diserahkan setelah seluruh pekerjaan pengadaan barang/jasa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan;

    - Setiap keanggotaan panitia penerima hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa berhak menerima maksimal 4 (empat) paket dalam 1 (satu) bulan.

    XXI HONORARIUM LAIN-LAIN 1. Hakim Orang/Sidang 800.000,00 2. Jaksa Orang/Sidang 700.000,00 3. Panitera Orang/Sidang 600.000,00 4. Aparat hukum lainnya penunjang sidang yustisi Orang/Sidang 400.000,00 5. Supervisor Penyidik Orang/Perkara 700.000,00 6. Penyidik Orang/Perkara 300.000,00 7. Pembantu Penyidik Orang/Perkara 200.000,00 8. Saksi Orang/Kedatangan 110.000,00 9. Rohaniawan Orang/Kedatangan 450.000,00 10. Muspida Kota Malang Orang/Bulan 2.500.000,00 11. Sekretaris Muspida Kota Malang Orang/Bulan 1.000.000,00 12. Penyusun naskah/buku/profil/program kegiatan (Renstra,

    RKA-SKPD, DPA-SKPD, LAKIP-SKPD) dan kegiatan

    non pendidikan/pelatihan lainnya

    Orang/Produk 200.000,00

    13. Petugas Pengamanan Persandian Orang/Bulan 200.000,00 14. Penyimpan Barang Orang/Bulan 150.000,00 KEP.

    WALIKOTA

    15. Pengurus Barang Orang/Bulan 250.000,00 KEP. WALIKOTA

    16. Pembantu Pengurus Barang Orang/Bulan 100.000,00 KEP. KEPALA SKPD

    17. Pejabat Pengawas Pemerintah/Pengawas Fungsional Orang/DPA SKPD

    100.000,00

    18. Kuasa Hukum pada Badan Peradilan Orang/Sidang 750.000,00 19. Pelatih Korsik Orang/Bulan 600.000,00

  • 18

    NO URAIAN SATUAN HARGA

    (Rp)

    KET

    1 2 3 4 5

    20. Petugas Korps Musik (Korsik) a. Penampilan Resmi Orang/Kedatangan 50.000,00 b. Latihan Rutin Orang/Kedatangan 25.000,00 21. Petugas pengolahan buku dan petugas entry data Orang/Bulan 500.000,00 22. Komandan Upacara Orang/Kedatangan 250.000,00 23. Perwira Upacara Orang/Kedatangan 250.000,00 24. Petugas Pembaca Doa a. Petugas Non PNS Orang/Kedatangan 250.000,00 b. Petugas PNS Orang/Kedatangan 150.000,00 25. Petugas Protokol Orang/Acara 75.000,00 26. Petugas Penerima Tamu (Resepsionis) Orang/Kedatangan 75.000,00 27. Petugas Rumah Tangga Orang/Acara 25.000,00 28. Petugas Non PNS (Kader Posyandu, Kader Jumantik,

    Kader Keluarga Berencana dan sejenisnya) Orang/Bulan 75.000,00

    29. Pengantar surat Orang/Hari 50.000,00 30. Pengantar SPPT PBB Orang/Lembar 500,00 31. Guru Ngaji, Guru Sekolah Minggu dan Modin Orang/Bulan 75.000,00 32. RT/RW Orang/Bulan 75.000,00 33. Petugas penunjang kegiatan Insidentil a. Petugas Non PNS Orang/Hari 110.000,00 b. Petugas PNS Orang/Hari 100.000,00 34. Pengemudi, Satuan Pengamanan Gedung (Satpam),

    Cleaning Service

    Orang/Bulan 1.100.000,00

    Penjelasan :

    - Honorarium Muspida Kota Malang diberikan dalam rangka peningkatan koordinasi dalam musyawarah pimpinan daerah di Kota Malang, yang terdiri

    dari : Walikota, Dandim, Kapolresta dan Kajari;

    - Honorarium Sekretaris Muspida Kota Malang diberikan kepada Sekretaris Daerah karena jabatannya;

    - Honorarium Pejabat Pengawas Pemerintah/Pengawas Fungsional diberikan paling banyak untuk 10 (sepuluh) kegiatan per SKPD;

    - Honorarium RT/RW diberikan kepada Ketua RT/RW dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan;

    - Honorarium pengolah buku dan petugas entry data pada Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip diberikan paling banyak untuk 5 (lima) orang dengan batas

    waktu paling lama 4 (empat) bulan;

    - Honorarium Pengemudi, Satuan Pengamanan Gedung (Satpam), Cleaning Service diperuntukkan bagi Non PNS yang ditunjuk melakukan kegiatan sesuai

    dengan tugas dan fungsinya, berdasarkan Surat Keputusan Pejabat yang

    berwenang/kontrak kerja. Untuk Pengemudi, Satuan Pengamanan Gedung

    (Satpam), Cleaning Service dengan melalui jasa pihak ketiga/diborongkan, alokasi honorarium dapat ditambah paling banyak sebesar 15% (lima belas

    persen) dari standar harga satuan;

    - Khusus non PNS yang ditunjuk sebagai pengemudi, satuan pengamanan gedung (Satpam), cleaning service honorarium belum termasuk pajak penghasilan.

    B. BELANJA BARANG/JASA

    NO URAIAN SATUAN HARGA

    (Rp)

    KET

    1 2 3 4 5

    IX PAKET KEGIATAN RAPAT/PERTEMUAN DI LUAR KANTOR

    1. Full Board Orang/Hari 660.000,00 2. Full Day Orang/Hari 310.000,00 3. Half Day Orang/Hari 200.000,00

    Penjelasan :

    Satuan Harga yang disediakan untuk kegiatan rapat/pertemuan yang diselenggarakan di luar kantor dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang perlu

    dilakukan secara intensif. Satuan Harga ini terbagi dalam 3 (tiga) jenis :

  • 19

    NO URAIAN SATUAN HARGA

    (Rp)

    KET

    1 2 3 4 5

    a. Paket Full Board Satuan harga yang disediakan untuk paket kegiatan rapat yang diselenggarakan

    di luar kantor sehari penuh dan bermalam/menginap. Komponen paket full

    board mencakup minuman selamat datang, akomodasi 1 malam, Makan (3

    kali), Rehat Kopi dan Snack (2 kali), Ruang Pertemuan (termasuk OHP, Podium, Flip Chart, White Board, Standard Sound System, Mikropon, Alat

    Tulis, Air Mineral dan Permen).

    b. Paket Full Day Satuan harga yang disediakan untuk kegiatan rapat/pertemuan yang dilakukan

    di luar kantor minimal 8 (delapan) jam tanpa menginap. Komponen paket

    mencakup minuman selamat datang, makan 2 kali (siang dan malam), rehat

    kopi dan snack (2 kali), Ruang Pertemuan (termasuk OHP, Podium, FIip Chart,

    White Board, Standard Sound System, Mikropon, Alat Tulis, Air Mineral dan Permen).

    c. Paket Half Day

    Satuan harga yang disediakan untuk paket kegiatan rapat/pertemuan yang

    dilakukan di luar kantor selama setengah sehari (minimal 5 jam). Komponen biaya mencakup minuman selamat datang, makan 1 kali (siang), rehat kopi dan

    snack (1 kali), Ruang Pertemuan (termasuk OHP, Podium, Flip Chart, White

    Board, Standard Sound System, Mikropon, Alat Tulis, Air Mineral dan

    Permen).

    d. Dianggarkan dalam kode rekening belanja sewa gedung/kantor/tempat

    Catatan :

    a. Akomodasi : - Walikota, Wakil Walikota, Pimpinan DPRD dan Anggota DPRD serta

    Pejabat Eselon II ke atas, 1 (satu) kamar untuk 1 (satu) orang;

    - Pejabat Eselon III ke bawah 1 (satu) kamar untuk 2 (dua) orang.

    b. Kegiatan yang diselenggarakan secara full board dapat dilaksanakan di dalam kota maupun di luar kota

    1) Kegiatan yang diselenggarakan diluar kota, sepanjang akomodasi disediakan panitia, besaran uang hariannya adalah setinggi-tingginya 75 % (tujuh puluh

    lima persen) dari uang harian perjalanan dinas dalam negeri;

    2) Kegiatan yang diselenggarakan didalam kota, dapat diberikan uang harian setinggi-tingginya 50 % (lima puluh persen) dari uang harian perjalanan

    dinas dalam negeri.

    c. Kegiatan yang diselenggarakan secara full day dan half day dilaksanakan di dalam kota, dengan ketentuan peserta dapat diberikan uang harian setinggi-tingginya Rp. 75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah) untuk PNS dan

    setinggi-tingginya Rp. 110.000,00 (seratus ribu rupiah)untuk Non PNS

    d. Pemberian uang harian dianggarkan dalam kode rekening belanja perjalanan dinas dalam negeri

    WALIKOTA MALANG,

    ttd.

    Drs. PENI SUPARTO, M.AP

    Salinan sesuai aslinya

    KEPALA BAGIAN HUKUM,

    DWI RAHAYU, SH, M.Hum.

    Pembina

    NIP. 19710407 199603 2 003

  • 20

    Lembar ke :

    Kode No. :

    Nomor :

    SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS

    ----------------------------------------------------------

    (S P P D )

    1. Pejabat berwenang yang memberi perintah

    2. a. Nama Pegawai yang diperintah a.

    b. N I P b.

    3. a. Pangkat dan Golongan a.

    b. Jabatan b.

    c. Tingkat Biaya Perjalanan Dinas c.

    4. Maksud Perjalanan Dinas

    5. Alat angkut yang dipergunakan

    6. a. Tempat berangkat a.

    b. Tempat Tujuan b.

    7. a. Lamanya Perjalanan Dinas a.

    b. Tanggal berangkat b.

    c. Tanggal harus kembali / tiba ditempat baru c.

    8. Pengikut : Nama Tanggal Lahir Keterangan

    1.

    2.

    3.

    4.

    9. Pembebanan Anggaran

    a. SKPD

    b. Mata Anggaran

    10. Keterangan lain-lain

    Malang, 20.

    PEJABAT YANG BERWENANG,

    (nama lengkap) 1)

    NIP.

    LAMPIRAN II PERATURAN WALIKOTA MALANG

    NOMOR : 51 TAHUN 2010

    TANGGAL : 15 Desember 2010

    PEMERINTAH KOTA MALANG

    (NAMA SKPD) Jl Telp. .

    M A L A N G Kode Pos

    FORMAT SPPD

    HALAMAN DEPAN

  • 21

    I. Berangkat dari : (Tempat Kedudukan)

    Ke :

    Pada tanggal :

    Kepala :

    (.) 2) NIP.

    II. Tiba di : Berangkat dari : Pada tanggal : Ke :

    Kepala : Pada tanggal :

    Kepala :

    () (.) NIP. NIP.

    III. Tiba di : Berangkat dari : Pada tanggal : Ke :

    Kepala : Pada tanggal :

    Kepala :

    () (.) NIP. NIP.

    IV. Tiba di : Berangkat dari : Pada tanggal : Ke :

    Kepala : Pada tanggal :

    Kepala :

    () (.) NIP. NIP.

    V. Tiba di : Berangkat dari : Pada tanggal : Ke :

    Kepala : Pada tanggal :

    Kepala :

    () (.) NIP. NIP.

    VI. Tiba di : Telah diperiksa dengan keterangan bahwa (Tempat Kedudukan) perjalanan tersebut atas perintahnya dan

    Pada tanggal : semata-mata untuk kepentingan jabatan

    Pejabat Yang Berwenang/ dalam waktu yang sesingkat-singkatnya

    Pejabat lainnya yang ditunjuk Pejabat Yang Berwenang/

    Pejabat lainnya yang ditunjuk

    () 3) (.) 4) NIP. NIP.

    VII. Catatan Lain-lain

    VIII. PERHATIAN : Pejabat Yang berwenang menerbitkan SPPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para

    pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/tiba, serta bendaharawan bertanggung jawab

    berdasarkan peraturan-peraturan Keuangan Negara apabila Negara menderita rugi akibat

    kesalahan, kelalaian dan kealpaannya.

    HALAMAN BELAKANG

  • 22

    PENJELASAN :

    1. Halaman Depan :

    a. Alat angkut yang digunakan (nomor 5) agar diisi dengan jelas angkut yang

    digunakan berdasarkan perintah Pejabat yang Berwenang (misal : angkutan

    umum berupa pesawat udara/kapal laut/kereta api/bis atau kendaraan operasional

    dinas);

    b. Penandatanganan SPPD dilakukan oleh 1):

    1) Walikota bagi Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah;

    2) Pimpinan DPRD bagi Wakil Pimpinan DPRD;

    3) Pimpinan DPRD atau Wakil Pimpinan DPRD atas nama Pimpinan DPRD bagi

    Anggota DPRD;

    4) Sekretaris Daerah atas nama Walikota bagi Staf Ahli, Asisten Sekretaris

    Daerah, Kepala SKPD, Camat dan Lurah;

    5) Asisten atas nama Sekretaris Daerah bagi Kepala Bagian, Kepala Subbagian

    dan Staf di lingkungan Sekretariat Daerah;

    6) Kepala Dinas/Badan/Kantor/Satpol PP bagi Pejabat dan Pegawai di

    lingkungannya;

    7) Sekretaris DPRD bagi Pejabat dan Pegawai di lingkungan Sekretariat DPRD;

    8) Inspektur bagi bagi Pejabat dan Pegawai di lingkungan Inspektorat;

    9) Camat bagi Pejabat dan Pegawai Kecamatan serta Pejabat dan Pegawai

    Kelurahan di lingkungannya.

    2. Halaman Belakang :

    Penandatanganan SPPD dilakukan oleh 2) 3) 4)

    :

    a. Walikota bagi Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah;

    b. Pimpinan DPRD bagi Wakil Pimpinan DPRD;

    c. Pimpinan DPRD atau Wakil Pimpinan DPRD atas nama Pimpinan DPRD bagi

    Anggota DPRD;

    d. Sekretaris Daerah atas nama Walikota bagi Staf Ahli dan Asisten Sekretaris

    Daerah;

    e. Asisten ub. Sekretaris Daerah atas nama Walikota bagi Kepala SKPD, Camat dan

    Lurah;

    f. Asisten atas nama Sekretaris Daerah bagi Kepala Bagian pada Sekretariat Daerah;

    g. Sekretaris DPRD bagi Pejabat dan Pegawai di lingkungan Sekretariat DPRD;

    h. Kepala Bagian ub. Asisten atas nama Sekretaris Daerah bagi Kepala Subbagian

    dan Pegawai di lingkungan Sekretariat Daerah;

    i. Sekretaris atas nama Kepala Dinas/Badan bagi Pejabat dan Pegawai di

    lingkungannya masing-masing;

  • 23

    j. Sekretaris atas nama Inspektur bagi Pejabat dan Pegawai di lingkungan

    Inspektorat;

    k. Kepala Bagian Tata Usaha atas nama Kepala Satuan Polisi PP bagi Pejabat dan

    Pegawai di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja;

    l. Kepala Subbagian Tata Usaha atas nama Kepala Kantor bagi Pejabat dan Pegawai

    di lingkungannya;

    m. Sekretaris Kecamatan atas nama Camat bagi Pejabat dan Pegawai di lingkungan

    Kecamatan;

    n. Lurah bagi Pejabat dan Pegawai di lingkungan kelurahan.

    WALIKOTA MALANG,

    ttd.

    Drs. PENI SUPARTO, M.AP

    Salinan sesuai aslinya

    KEPALA BAGIAN HUKUM,

    DWI RAHAYU, SH, M.Hum.

    Pembina

    NIP. 19710407 199603 2 003