salinan keputusan menteri pendidikan nasional …unhas.ac.id/biroumum/download/03. statuta...
TRANSCRIPT
1
SALINAN
KEPUTUSAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 192/O/2003
TENTANG
STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
Menimbang bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 100 Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi, dipandang perlu menetapkan Statuta Universitas
Hasanuddin;
Mengingat 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 Tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor
115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M
Tahun 2001 mengenai Pembentukan Kabinet Gotong
Royong.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN
Pasal 1
(1) Statuta Universitas Hasanuddin merupakan pedoman dasar
2
penyelenggaraan Universitas Hasanuddin;
(2) Statuta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
Pasal 2
Dengan berlakunya keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0453/O/1992 tentang Statuta Universitas Hasanuddin
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 16 Desember 2003
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
TTD
A.MALIK FADJAR
Disalin sesuai dengan aslinya,
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
a.n. Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan
Perundang-undangan,
Kepala Sub Bagian Administrasi
Peraturan Perundang-undangan
Ttd
Putut Pojogiri, SH
NIP 131661278
3
SALINAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 192/O/2003 TANGGAL 16 DESEMBER 2003
STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MUKADDIMAH
Bahwa sesungguhnya upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
merupakan amanah luhur dan kewajiban bagi setiap komponen
pendukung Negara untuk menjamin kepastian kelangsungan kehidupan
bangsa yang lebih baik dan manusiawi, terciptanya keberadaan dalam
pengelolaan sumber-sumber ciptaan Tuhan, mewujudkan keharmonisan
dan keadilan interaksi kehidupan antar manusia, bangsa dan Negara, serta
ikut mendukung lahirnya kualitas tatanan lokal, nasional dan global yang
sanggup memberi inspirasi dan lingkungan untuk mencapai suatu kulaitas
keseimbangan tata-kehidupan lebih baik.
Bahwa upaya mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tujuan Negara
Indonesia yang merupakan mengejawantahan untuk menempatkan bangsa
Indonesia dalam posisi yang setara dan terhormat dengan bangsa-bangsa
lain, dan iku serta memberi sumbangan yang penting terhadap
peningkatan kualitas kemanusiaan dan peradaban global.
Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan melalui suatu
system pendidikan nasional , bertujuan meningkatkan kualitas manusia
Indonesia sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti , jujur, berkepribadian, berdisiplin
bekerja keras, tangguh, bertanggungjawab, mandiri, cerdas, dan terampil
serta sehat jasmani dan rohani.
Universitas Hasanuddin sebagai lembaga pendidikan tinggi Negara
Republik Indonesia memikul kewajiban dan tanggung jawab
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan tinggi dalam
mewujudkan manusia pembangunan yang unggul dalam pengembangan
budaya bahari yang memiliki ciri terdidik, cinta tanah air, memiliki rasa
kesetiakawanan social dan kesadaran lingkungan.
Atas Rahmat dan Ridha Allah Yang Maha Esa, dan berpedoman pada
undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi, maka ditetapkan Statuta Universitas Hasanuddin
sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di lingkungan
Universitas Hasanuddin.
4
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Statuta ini yang dimaksud dengan :
1. Statuta adalah pedoman dasar penyelenggaraan kegiatan yang dipakai
sebagai acuan untuk merencanakan, mengembangkan program dan
menyelenggarakan kegiatan fungsional yang berisi dasar yang dipakai
sebagai rujukan pengembangan peraturan umum, peraturan akademik,
dan prosedur operasional yang berlaku di Universitas Hasanuddin;
2. Universitas adalah Universitas Hasanuddin disingkat Unhas;
3. Fakultas adalah Fakultas dalam lingkungan Universitas;
4. Senat adalah Senat Universitas;
5. Rektor adalah Rektor Universitas;
6. Dosen adalah tenaga pendidik di Universitas;
7. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di
Universitas;
8. Tenaga administrasi adalah pelaksana administrasi di Universitas;
9. Pimpinan Universitas adalah perangkat pengambil keputusan tertinggi;
10. Sivitas akademika adalah satuan yang terdiri atas dosen dan
mahasiswa;
11. Departemen adalah Departemen yang mengatur dan mengelola
kebijakan Pendidikan secara Nasional yang dipimpin oleh seorang
Menteri;
12. Berhalangan tetap adalah tidak mampu melaksanakan tugas selama
enam bulan berturut-turut.
Pasal 2
T Tata urutan peraturan-peraturan Universitas adalah sebagai berikut:
1. Statuta Universitas;
2. Peraturan Universitas, merupakan peraturan yang dibuat oleh Senat
dan ditetapkan dengan surat keputusan senat yang ditandatangani oleh
Rektor sebagai Ketua Senat;
3. Keputusan Rektor, merupakan peraturann yang dibuat oleh Rektor
sebagai pelaksanaan peraturan Universitas;
4. Peraturan Fakultas, merupakan peraturan yang dibuat oleh Senat
Fakultas dan ditetapkan dengan surat keputusan senat fakultas yang
ditandatangani oleh Dekan sebagai Ketua Senat Fakultas;
5. Keputusan Dekan, merupakan peraturan yang dibuat oleh Dekan
sebagai pelaksanaan peraturan Fakultas;
5
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
Pasal 3
Visi Universitas adalah pusat unggulan pengembangan budaya bahari.
Pasal 4
Misi Unhas adalah:
1. menghasilkann alumni bermutu yang mandiri, berakhlak, memiliki rasa
kebersamaan dalam kemitraan dan berwawasan global;
2. mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkaitan
dengan pengelolaan sumberdaya;
3. mempromosikan serta mendorong terwujudnya nilai-nilai budaya,
khususnya budaya bahari dalam masyarakat.
Pasal 5
Tujuan Universitas adalah:
1. mampu berperan sebagai pusat konservasi dan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang unggul;
2. mewujudkan kampus sebagai masyarakat akademik yang handal,
didukung oleh budaya ilmiah yang menjunjung tinggi kebenaran, terbuka,
kritis, kreatif, inovatif, serta tanggap terhadap dinamik perubahan
regional, nasional maupun global;
3. mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang relevan dengan tujuan pembangunan nasional dan daerah
melalui penyelenggaraan program-program studi, penelitian, Pembina
kelembagaan, serta pengembangan sumberdaya manusia akademik yang
berdaya guna dan berhasil guna;
4. mewujudkan unhas sebagai universitas penelitian (rescarch university);
5. meningkatkan mutu prsarana, sarana dan teknologi serta mewujudkan
atmosfir akademik yang kondusif serta bermanfaat bagi masyarakat untuk
mendukung terselenggaranya misi universitas;
6. meningkatkan produktivitas dan kualitas luaran, khususnya yang
berkaitan dengan kebutuhan pembangunan dan dunia usaha;
7. Memupuk dan mengembangkan kerjasama kemitraan dengan sector
eksternal seperti pemerintah, dunia usaha dan industry serta dengan
perguruan tinggi dan lembaga-lembaga ipteks lainnya, baik di dalam
maupun di luar negeri.
6
BAB III
IDENTITAS
Pasal 6
(1) Universitas Hasanuddin, didirikan pada tanggal 1 September 1956
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1956, tanggal 8
September 1956, Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 39, dan
diresmikan pada tanggal 10 September 1956 oleh Wakil Presiden
Republik Indonesia, Drs. Mohammad Hatta, di Kampus Unhas Baraya.
(2) Tamalanrea, Makassar, adalah tempat kedudukan Unhas yang diresmikan
pada tanggal 10 September 1981 oleh Presiden Republik Indonesia,
Soeharto, dengan nama Kampus Unhas Tamalanrea.
(3) Lambang Unhas adalah sebagai berikut:
a. Paduan dan arti Lambang Universitas:
Ayam Jantan, yang tegak di atas benteng kekukuhan tempat berpijak,
membawa serta pada dirinya simbol-simbol kemauan keras,
kebebasan berpikir, dan berjiwa besar untuk mengembangkan
keseluruhan ilmu pengetahuan, kebahagiaan dan kesentosaan hidup
dalam mengabdi kepada kejayaan nusa, bangsa, dan agama.
b. Unsur-unsur Lambang Universitas:
1) Ayam Jantan, melambangkan sikap pribadi Sultan Hasanuddin
yang mencerminkan sikap intelek, jujur,konsisten, dan berani
bergerak ke arah kemajuan;
2) Pohon lontar, lambang ilmu pengetahuan tentang keserbagunaan
manfaat yang diberikannya kepada umat manusia untuk
kesejahteraan lahir bathin;
3) Benteng, mengingatkan kejayaan bahari tempat berdirinya
Universitas, pendorong tekad patriotik dan dinamik untuk
berjasa kepada tanah air;
4) Buah Padi dan Daun lontar, menggugah semangat hidup makin
berisi makin menunduk, serta keunggulan berdiri tegak
7
menghadang badai dan taufan.
c. Warna Lambang :
1) Kuning, melambangkan kedewasaan, kemuliaan, dan kesatriaan;
2) Hijau, melambangkan kesuburan dan harapan;
3) Putih, melambangkan kesucian, ketulusan dan keapikan;
4) Merah, melambangkan semangat dan cinta kepada tanah air.
5) Hitam, melambangkan kedalaman ilmu pengetahuan dan
kebulatan tekad untuk mencapai pribadi yang utuh.
d. Konstruksi:
Harpa atau kecapi, yang terukir sebagai ragam hias Indonesia,
mewakili kehidupan artistik Nusantara.
e. Ukuran:
Ukuran baku lambang secara proporsional adalah 2,5 X 3.
(4) Bendera, Mars, dan Himne adalah sebagai berikut :
a. Bendera Unhas warna dasar Kuning, lambang Unhas di tengah,
ukuran 175 x 110 cm.
sebagai berikut :
10
BAB IV
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Pasal 7
Unhas menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Pasal 8
(1) Pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Unhas terdiri atas pendidikan
akademik, pendidikan profesi dan/atau pendidikan vokasi;
(2) Pendidikan akademik terdiri atas program Sarjana, program Magister, dan
program Doktor;
(3) Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus.
(4) Pendidikan vokasi terdiri atas program Diploma dan program spesialis;
BAB V
KURIKULUM
Pasal 9
(1) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi, bahan
kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar;
(2) Kurikulum yang menjadi dasar penyelenggaraan program terdiri atas :
a. Kurikulum inti;
b. Kurikulum Institusional.
(3) Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus
dicakup dalam suatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang
berlaku secara nasional.
(4) Kurikulum inti terdiri atas kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian
(MPK) kelompok Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), Matakuliah
Keahlian Berkarya (MBK), Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB), serta
Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
(5) Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang
merupakan bagian dari kurikulum yang terdiri atas tambahan dari kelompok
ilmu dalam kurikulum inti.
(6) yang disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta
ciri khas perguruan tinggi.
(7) Untuk memenuhi kurikulum institusional, dimungkinkan memprogramkan
Mata Kuliah Lintas Fakultas atas bimbingan Penasihat Akademiknya.
(8) Kurikulum setiap program studi ditetapkan dengan peraturan Universitas.
11
BAB VI
PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA
GELAR, DAN PENGHARGAAN
Pasal 10
(1) Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan
berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidikan
yang bersangkutan.
(2) Setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan program pendidikannya diberikan
ijazah dengan mencantumkan gelar yang diperoleh sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat
dikembangkan sistem penghargaan pada mahasiswa dan lulusan yang
memperoleh prestasi tertinggi.
Pasal 11
(1) Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan,
dan dengan pujian, yang dinyatakan pada transkip akademik.
(2) Ketentuan tentang beban, materi serta masa studi dan evaluasi hasil belajar
untuk semua jenjang studi ditetapkan dalam Peraturan Universitas.
BAB VII
KEBEBASAN AKADEMIK
DAN OTONOMI KEILMUAN
Pasal 12
(1) Kebebasan akademik merupakan kebebasan yang dimiliki sivitas akademika
universitas secara mandiri dan bertanggungjawab dalam melaksanakan
kegiatan akademik yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
(2) Pimpinan universitas dan fakultas mengupayakan dan menjamin agar setiap
anggota sivitas akademika melaksanakan kebebasan akademik dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya sesuai dengan kaidah keilmuan.
(3) Dalam melaksanakan kebebasan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), setiap anggota sivitas akademika mengupayakan kegiatan yang hasilnya
meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan akademik.
Pasal 13
(1) Otonomi universitas merupakan kewenangan yang dimiliki universitas untuk
menentukan cara dan bentuk pelaksanaan kegiatan tri dharma perguruan tinggi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku tanpa
intervensi dari luar.
12
(2) Otonomi kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi landasan
setiap kerjasama universitas dengan pihak lainnya.
Pasal 14
(1) Kebebasan akademik yang melekat pada Dosen merupakan kebebasan yang
mandiri dan bertanggungjawab untuk mengajar, menguji, dan menilai
mahasiswa, serta melaksanakan penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
dengan berpegang teguh pada kode etik dan peraturan pelaksanaan tugas
dosen.
(2) Kebebasan mimbar akademik merupakan bagian dari kebebasan akademik
yang menjamin kebebasan dosen menyampaikan pikiran dan pendapat di
bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, sesuai dengan kaidah keilmuan.
Pasal 15
(1) Kebebasan akademik yang melekat pada mahasiswa sebagai sivitas akademika
merupakan kebebasan untuk memilih program studi yang diminati, matakuliah
yang ditawarkan, serta pengembangan penalaran sesuai dengan peraturan
akademik.
(2) Untuk memperluas kebebasan akademik mahasiswa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) pimpinan universitas mengupayakan ketersediaan program studi
dan matakuliah seluas mungkin.
Pasal 16
(1) Otonomi keilmuan adalah wibawa keilmuan yang berpedoman pada kaidah
keilmuan yang harus ditaati oleh sivitas akademika.
(2) Pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, berpedoman pada
otonomi keilmuan.
Pasal 17
Semua peraturan universitas dan/atau peraturan fakultas dijiwai oleh kebebasan
akademik dan otonomi keilmuan.
BAB VIII
SUSUNAN ORGANISASI UNIVERSITAS
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 18
(1) Struktur dan Susunan Organisasi Universitas terdiri atas:
a. Dewan Penyantun;
b. Pimpinan Universitas;
c. Senat dan Dewan Guru Besar;
13
d. Pelaksana Akademik;
e. Pelaksana Administrasi;
f. Unsur Penunjang;
Bagian Kedua
Dewan Penyantun
Pasal 19
(1) Dewan penyantun adalah dewan konsultatif yang berfungsi untuk membantu
pengembangan Universitas.
(2) Dewan Penyantun dipimpin oleh seorang ketua dan seorang wakil ketua yang
dipilih oleh dan dari para anggota Dewan.
(3) Keanggotaan Dewan Penyantun terdiri atas Gubernur, Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I (DPRD I), pejabat lainnya serta tokoh-
tokoh masyarakat, dengan jumlah sekurang-kurangnya 11 (sebelas) orang dan
sebanyak-banyaknya 21 (dua puluh satu) orang.
(4) Penunjukkan, pengangkatan, dan pemberhentian anggota Dewan Penyantun
ditetapkan oleh Rektor setelah mendapat pertimbangan Senat Unhas.
(5) Dewan penyantun dilengkapi dengan seorang Sekretaris yang ditetapkan oleh
Rektor dan berkedudukan di Universitas.
Pasal 20
(1) Dewan Penyantun mempunyai tugas sebagai berikut:
a. membina hubungan baik antara Universitas dengan instansi pemerintah,
lembaga swasta dan masyarakat;
b. membantu Universitas memecahkan masalah-masalah yang dihadapi;
c. mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan Universitas.
(2) Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dewan Penyantun bersidang sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 21
Masa jabatan Dewan penyantun adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat
kembali, kecuali yang keanggotaannya karena jabatan.
14
Bagian Ketiga
Pimpinan Universitas
Pasal 22
(1) Universitas dipimpin oleh seorang Rektor dan beberapa Pembantu Rektor
(2) Komposisi dan bidang kewenangan Pembantu Rektor ditetapkan oleh Rektor
setelah mendapat pertimbangan Senat Unhas.
(3) Rektor adalah penanggung jawab utama dalam penyelenggaraan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, pembinaan dosen, mahasiswa,
dan tenaga administrasi, serta hubungan dengan pihak lainnya, dan
bertanggungjawab kepada Menteri.
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Rektor dapat
menetapkan peraturan-peraturan universitas, keputusan-keputusan, kaidah
dan/atau tolok ukur penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan
membentuk lembaga-lembaga dan unit kerja sesuai kebutuhan.
Pasal 23
(1) Rektor diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas usul Menteri berdasarkan
pertimbangan Senat Unhas setelah melalui pemilihan.
(2) Pemilihan Rektor diatur dalam peraturan Universitas dan diselenggarakan oleh
panitia khususnya yang dibentuk oleh Senat Unhas.
(3) Rektor dapat diberhentikan sebelum berakhir masa jabatannya atas usul
Menteri berdasarkan pertimbangan Senat Unhas.
Pasal 24
(1) Pembantu Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Rektor setelah mendapat
pertimbangan Senat Unhas.
(2) Pembantu Rektor bertanggungjawab kepada Rektor sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing.
Pasal 25
(1) Bilamana Rektor berhalangan tetap, Menteri mengangkat pejabat sementara
atas usul Senat Unhas sampai pelantikan Rektor yang baru.
(2) Bilamana Rektor berhalangan tidak tetap, Pembantu Rektor yang diberi
mandate bertindak sebagai pelaksana tugas Rektor.
Pasal 26
(1) Masa jabatan Rektor adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali dengan
ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.
15
(2) Masa jabatan Pembantu Rektor mengikuti masa jabatan Rektor yang
mengangkatnya dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh
lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut sebagai Pembantu Rektor.
(3) Pembantu Rektor ditetapkan segera setelah pelantikan Rektor baru.
Bagian Keempat
SENAT UNIVERSITAS
Pasal 27
(1) Senat Unhas berfungsi sebagai badan normatif dan perwakilan tertinggi
Universitas.
(2) Senat Unhas diketuai oleh Rektor, didampingi seorang sekretaris yang dipilih
oleh dan dari para anggota Senat.
(3) Masa jabatan Sekretaris Senat Unhas adalah 4 (empat) tahun, dan dapat dipilih
kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan
berturut-turut.
Pasal 28
(1) Keanggotaan Senat Unhas terdiri atas Pimpinan Universitas, para Guru Besar,
Dekan Fakultas, wakil dosen, dan unsur lain yang ditetapkan oleh Senat Unhas.
(2) Wakil dosen dari setiap fakultas adalah 2 (dua) orang berdasarkan hasil
pemilihan Senat Fakultas dan diutamakan yang bergelar Doktor.
(3) Senat Unhas terdiri atas Dewan Guru Besar dan Komisi Senat.
Pasal 29
Senat Unhas mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
(1) Merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan Universitas;
(2) Mengusulkan membuka dan menutup suatu program studi sesuai kebutuhan;
(3) Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta
kepribadian sivitas akademika;
(4) Mengawasi dan menegakkan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan
mimbar akademik, dan otonomi keilmuan;
(5) Merumuskan kaidah dan tolok ukur penyelenggaraan pendidikan;
(6) Memberikan pertimbangan dan persetujuan atas Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Universitas yang diajukan oleh Rektor;
(7) Menilai pertanggungjawaban Rektor setiap tahun atas pelaksanaan kebijakan
yang ditetapkan Senat Unhas;
(8) Memberikan pertimbangan tentang calon-calon Rektor terpilih, calon-calon
Pembantu Rektor, Ketua Lembaga, dan Dirtektur Program Pascasarjana;
16
(9) Menegakkan norma-norma yang berlaku bagi sivitas akademika;
(10) Mengukuhkan pemberian gelar Doktor Kehormatan dan gelar Kehormatan
lainnya;
(11) Memberikan pertimbangan tentang calon-calon yang terpilih mendapat gelar
warga kehormatan Universitas.
Pasal 30
(1) Dalam Senat dibentuk Dewan Guru Besar.
(2) Ketua dan Sekretaris Dewan Guru Besar dipilih oleh dan dari anggota Dewan
Guru Besar untuk masa jabatan 4 (empat) tahun.
(3) Tugas Dewan Guru Besar adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pertimbangan pengangkatan Dosen untuk menduduki jabatan
akademik Lektor Kepala dan Guru Besar;
b. Memberikan penelaian dan pertimbangan serta mengukuhkan pemberian
gelar Doktor Kehormatan;
c. Memberikan pertimbangan tentang perpanjangan masa tugas Guru Besar
dan pengangkatan Guru Besar Emeritus kepada Rektor untuk diusulkan
kepada Menteri.
d. Memberikan pertimbangan tentang calon-calon yang terpilih untuk
mendapat gelar warga kehormatan.
Pasal 31
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 29, Senat Unhas
membentuk komisi-komisi sesuai dengan kebutuhan.
(2) Komisi dipimpin oleh seorang Ketua dan seorang Sekretaris yang dipilih oleh
dan dari anggota Komisi yang bersangkutan.
(3) Setiap anggota Senat harus menjadi anggota salah satu Komisi, kecuali Rektor
dan Sekretaris senat.
(4) Untuk mengkoordinasikan tugas-tugas antar Komisi Senat dibentuk Badan
Pekerja Harian.
(5) Badan Pekerja Harian dipimpin oleh Sekretaris Senat selaku Ketua dan
didampingi seorang Sekretaris dan anggotanya terdiri atas Ketua dan Sekretaris
Komisi.
(6) Penunjukan, pengangkatan, dan pemberhentian anggota serta kelengkapan
Senat ditetapkan dengan Keputusan Rektor selaku Ketua Senat.
(7) Senat dilengkapi dengan Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Kepala
Sekretariat yang diangkat oleh Rektor.
17
Pasal 32
Masa jabatan anggota Senat Unhas adalah sebagai berikut :
(1) Keanggotaan Guru Besar bersifat Tetap;
(2) Keanggotaan Unsur Pimpinan Universitas dan Dekan Fakultas berakhir pada
saat berakhirnya masa jabatan masing-masing;
(3) Keanggotaan unsur wakil dosen adalah sesuai dengan masa jabatan Rektor, dan
dapat dipilih kembali oleh Senat Fakultas;
(4) Masa jabatan Sekretaris Senat, Ketua dan Sekretaris Komisi adalah sesuai
dengan masa jabatan Rektor, dan dapat dipilih kembali;
(5) Sekretaris Senat, Ketua dan Sekretaris Dewan Guru Besar serta Ketua dan
Sekretaris Komisi dipilih segera setelah pelantikan Rektor baru.
Bagian Kelima
Pelaksana Akademik
Pasal 33
Pelaksana Akademik Universitas terdiri atas unsur-unsur :
(1) Fakultas;
(2) Program Pascasarjana;
(3) Lembaga Penelitian disingkat LP;
(4) Lembaga Pengabdian pada Masyarakat disingkat LPM;
(5) Lembaga kajian dan Pembinaan Pendidikan disingkat LKPP.
Pasal 34
(1) Fakultas-fakultas dalam lingkungan universitas terdiri atas :
1. Fakultas Ekonomi;
2. Fakultas Hukum;
3. Fakultas Kedokteran;
4. Fakultas Teknik;
5. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik;
6. Fakultas Sastra;
7. Fakultas Pertanian dan Kehutanan;
8. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;
9. Fakultas Peternakan;
10. Fakultas Kedokteran Gigi;
11. Fakultas Kesehatan Masyarakat;
12. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan;
18
(2) Universitas dapat mengusulkan pembentukan Fakultas baru sesuai kebutuhan
setelah mendapat persetujuan Senat Unhas.
Pasal 35
Struktur dan Susunan Organisasi Fakultas terdiri atas :
(1) Pimpinan Fakultas;
(2) Senat Fakultas;
(3) Pelaksana Akademik;
(4) Pelaksana Administrasi.
Pasal 36
(1) Fakultas dipimpin oleh Dekan dan dibantu oleh beberapa Pembantu Dekan
sesuai kebutuhan.
(2) Dekan adalah penanggung jawab utama dalam memimpin penyelenggaraan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, pembinaan tenaga
kependidikan, mahasiswa, dan tenaga administrasi serta bertanggungjawab
kepada Rektor.
Pasal 37
(1) Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor berdasarkan pertimbangan
Senat Fakultas.
(2) Pembantu Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Dekan
setelah mendapat pertimbangan Senat Fakultas
(3) Pembantu Dekan bertanggung jawab kepada Dekan sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing.
Pasal 38
(1) Masa jabatan Dekan adalah 4 (empat) tahun, dan dapat dipilih/diangkat
kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan
berturut-turut.
(2) Masa jabatan Pembantu Dekan mengukuti masa jabatan Dekan yang
mengusulkannya dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh
lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut sebagai Pembantu Dekan.
(3) Pembantu Dekan ditetapkan segera setelah pelantikan Dekan baru.
Pasal 39
Senat Fakultas berfungsi sebagai badan normatif dan perwakilan tertinggi di
Fakultas.
(1) Senat Fakultas diketuai oleh Dekan, dibantu seorang sekretaris yang dipilih
oleh dan dari para anggota Senat.
19
(2) Sekretaris Senat Fakultas dipilih segera setelah pelantikan Dekan baru.
(3) Senat Fakultas dapat membentuk komisi sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 40
(1) Keanggotaan Senat Fakultas terdiri atas Pimpinan Fakultas, Guru Besar, Ketua
Jurusan atau Bagian seta 1 (satu) atau 2 (dua) orang wakil dari setiap Jurusan
atau Bagian.
(2) Wakil dari Jurusan/Bagian diusulkan oleh Ketua Jurusan/Bagian berdasarkan
hasil pemilihan yang dilakukan oleh Jurusan/Bagian dan diutamakan yang
bergelar doktor.
Pasal 41
Tugas Pokok Senat Fakultas adalah sebagai berikut:
(1) Merumuskan kebijakan dan pengembangan akademik fakultas;
(2) Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta
kepribadian sivitas akademika;
(3) Merumuskan kaidah dan tolok ukur pelaksanaan/Penyelenggaraan fakultas;
(4) Memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap Rencana Pendapatan dan
Anggaran Belanja Fakultas;
(5) Menilai pertanggungjawaban Dekan atas pelaksanaan kebijakan yang
ditetapkan Senat Fakultas;
(6) Memberikan pertimbangan tentang calon Dekan, calon Pembantu Dekan serta
calon Ketua dan Sekretaris Jurusan/Bagian terpilih;
(7) Memilih wakil dosen Fakultas untuk duduk dalam Senat;
(8) Memberikan pertimbangan tentang perpanjangan masa tugas Guru Besar dan
pengangkatan Guru Besar Emeritus kepada Dekan untuk diusulkan kepada
Rektor.
(9) Memberikan pertimbangan pemberian gelar Doktor Kehormatan dan jabatan
kehormatan lainnya.
(10) Membentuk Komisi-Komisi sesuai kebutuhan dan Dewan Guru Besar
Fakultas.
Pasal 42
Masa jabatan anggota Senat Fakultas adalah sebagai berikut :
(1) Keanggotaan Guru Besar bersifat tetap;
(2) Keanggotaan unsur wakil dosen adalah sesuai dengan masa jabatan Dekan, dan
dapat dipilih kembali oleh Jurusan/Bagian;
(3) Keanggotaan unsur Pimpinan Fakultas, dan Ketua Jurusan/Bagian berakhir
pada saat berakhirnya masa jabatan Dekan;
(4) Masa jabatan Sekretaris Senat Fakultas adalah berakhir pada saat berakhirnya
20
masa jabatan Dekan, dan dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak boleh
lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.
Pasal 43
(1) Jurusan/Bagian merupakan unit pelaksana akademik yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan/atau pendidikan profesi.
(2) Jurusan/Bagian dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh seorang
Sekretaris.
(3) Ketua dan Sekretaris Jurusan/Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Rektor
atas usul Dekan berdasarkan hasil pemilihan pada Jurusan/Bagian.
(4) Masa Jabatan Ketua Jurusan/Bagian dan Sekretaris adalah 4 (empat) tahun dan
dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa
jabatan berturut-turut.
(5) Ketua Jurusan/Bagian bertanggungjawab kepada Dekan.
(6) Jurusan/Bagian yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program Studi
Pascasarjana.
(7) Fakultas dapat mengusulkan pembukaan dan penutupan Jurusan/Bagian
dengan pertimbangan Senat Fakultas.
Pasal 44
(1) Pada Jurusan/Bagian dapat dibentuk Program Studi dan atau Laboratorium atas
usul Dekan setelah mendapat pertimbangan Senat Fakultas.
(2) Laboratorium dan/atau Program Studi dipimpin oleh seorang Kepala/Ketua
dari unsur dosen yang keahliannya memenuhi persyaratan sesuai dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni serta bertanggungjawab kepada Ketua
Jurusan/Bagian.
(3) Kepala Laboratorium diangkat dan diberhentikan oleh Dekan berdasarkan usul
Ketua Jurusan/Bagian yang bersangkutan
(4) Masa jabatan Kepala Laboratorium adalah empat tahun dan dapat diangkat
kembali.
Pasal 45
(1) Penyelenggaraan Program Studi dipimpin oleh Ketua Program Studi dari unsur
dosen yang keahliannya memenuhi persyaratan sesuai dengan disiplin ilmunya
serta bertanggungjawab kepada Ketua Jurusan/Bagian.
(2) Ketua Program Studi diangkat dan diberhentikan oleh Dekan atas usul Ketua
Jurusan/Bagian.
(3) Masa jabatan Ketua Program Studi adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat
kembali.
21
Pasal 46
(1) Pelaksana administrasi pada Fakultas adalah Kepala Bagian Tata Usaha yang
fungsinya meliputi administrasi pendidikan, administrasi keuangan dan
kepegawaian, administrasi umum dan perlengkapan, dan administrasi
kemahasiswaan
(2) Untuk memperlancar pelaksanaan fungsi tersebut, Kepala Bagian Tata Usaha
dibantu oleh Kepala-kepala Subbagian yang terdiri atas : Kepala Subbagian
Pendidikan; Kepala Subbagian Keuangan dan Kepegawaian; Kepala Subbagian
Umum dan Perlengkapan; dan Kepala Subbagian Kemahasiswaan.
Pasal 47
Struktur dan Susunan Organisasi Program Pascasarjana terdiri atas :
(1) Pimpinan;
(2) Pelaksana Akademik;
(3) Pelaksana Administrasi.
Pasal 48
(1) Program Pascasarjana dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggungjawab
kepada Rektor, dan dibantu oleh beberapa Asisten Direktur.
(2) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Rektor berdasarkan pertimbangan
Senat.
(3) Asisten Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Direktur.
(4) Tugas Asisten Direktur ditentukan sesuai surat keputusan pengangkatannya
dan bertanggungjawab kepada Direktur sesuai bidang tugas masing-masing.
Pasal 49
(1) Untuk membantu Direktur dalam pengambilan keputusan dan penyelenggaraan
program akademik dibentuk Dewan Pertimbangan Program Pascasarjana.
(2) Susunan, tugas, masa jabatan, dan keanggotaan Dewan Pertimbangan Program
Pascasarjana ditetapkan oleh Rektor dengan memperhatikan saran dari
Direktur.
Pasal 50
(1) Masa jabatan Direktur adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali
dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-
turut.
(2) Masa jabatan Asisten Direktur mengikuti masa jabatan Direktur yang
mengusulkannya.
(3) Asisten Direktur diangkat segera setelah pelantikan Direktur baru.
(4) Masa jabatan Ketua Program Studi Magister, Program Profesi, dan Program
Doktor adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih/diangkat kembali.
22
Pasal 51
(1) Program Pascasarjana mengelola kegiatan akademik Program Magister,
Program Doktor, dan Program Profesi.
(2) Untuk memperlancar penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, dibentuk
Program-program Studi sebagai pelaksana akademik.
Pasal 52
(1) Pelaksana Administrasi Program Pascasarjana adalah Kepala Subbagian Tata
Usaha, yang fungsinya meliputi administrasi pendidikan dan kemahasiswaan,
administrasi umum dan keuangan serta administrasi perlengkapan.
(2) Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Kepala Subbagian Tata Usaha, dibantu
oleh Kepala Urusan yang terdiri atas : Kepala Urusan Administrasi Pendidikan
dan Kemahasiswaan; Kepala Urusan Administrasi Umum dan Keuangan; dan
Kepala Urusan Administrasi Perlengkapan.
Pasal 53
Susunan Organisasi Lembaga Penelitian disingkat LP terdiri atas:
(1) Pimpinan;
(2) Komisi Pertimbangan Penelitian;
(3) Pelaksana Penelitian;
(4) Pelaksana Administrasi.
Pasal 54
(1) LP dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh seorang Sekretaris.
(2) Ketua LP diangkat dan diberhentikan oleh Rektor berdasarkan pertimbangan
Senat.
(3) Sekretaris LP diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Ketua.
(4) Ketua LP bertanggungjawab kepada Rektor.
(5) Masa jabatan Ketua 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu
masa jabatan berikutnya.
(6) Masa jabatan Sekretaris mengikuti masa jabatan Ketua yang mengusulkannya.
Pasal 55
(1) Komisi Pertimbangan Penelitian memberikan pertimbangan kepada Ketua L.P.
tentang arah dan kebijakan penelitian.
(2) Komisi Pertimbangan Penelitian dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh
Sekretaris.
(3) Anggota Komisi Pertimbangan merupakan utusan Fakultas.
(4) Pimpinan Komisi Pertimbangan dipilih dari dan oleh anggota Komisi
23
Pertimbangan Penelitian dan diusulkan ke Rektor untuk ditetapkan melalui
ketua L.P.
(5) Masa jabatan Ketua, Sekretaris dan Anggota Komisi Pertimbangan Penelitian
adalah 4 (empat) tahun.
Pasal 56
(1) LP berfungsi mengkoordinasikan, membantu dan menilai pelaksanaan kegiatan
penelitian yang diselenggarakan oleh pusat penelitian, umum dan perorangan
serta ikut mengusahakan dan mengendalikan administrasi sumberdaya yang
diperlukan.
(2) Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, LP bertugas:
a. melaksanakan penelitian untuk pengembangan pengetahuan, teknologi, dan
seni;
b. melaksanakan penelitian yang menunjang pembangunan daerah dan
nasional;
c. melaksanakan penelitian untuk meningkatkan pengembangan universitas;
d. melaksanakan urusan administrasi LP.
(3) Untuk memperlancar pelaksanaan fungsi LP, dibentuk pusat penelitian sebagai
pelaksana penelitian yang terdiri atas:
a. Pusat Penelitian Pengembangan Pedesaan dan Kawasan;
b. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup;
c. Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Kelautan;
d. Pusat Penelitian Kependudukan;
e. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peran Wanita;
f. Pusat Penelitian Gizi dan Pangan;
g. Pusat Penelitian Kesehatan dan Reproduksi;
h. Pusat Penelitian Terumbu Karang;
i. Pusat Penelitian HAKI;
j Pusat Penelitian dan Pengkajian HAM.
(4) Atas usul Ketua LP, Rektor dapat menutup dan/atau membuka 1 (satu) Pusat
Penelitian.
Pasal 57
(1) Pusat Penelitian dipimpin oleh seorang Kepala dibantu oleh seorang Sekretaris
yang diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Ketua LP.
(2) Kepala Pusat Penelitian bertanggung jawab kepada Ketua LP.
(3) Masa jabatan Kepala dan Sekretaris Pusat Penelitian adalah 4 (empat) tahun
dan dapat dipilih/diangkat kembali dengan ketentuan boleh lebih dari 2 (dua)
kali masa jabatan berturut-turut.
24
Pasal 58
(1) Pelaksana Administrasi LP adalah Kepala Bagian Tata Usaha yang fungsinya
meliputi administrasi umum, program serta data dan informasi.
(2) Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Kepala Bagian Tata Usaha LP dibantu
oleh Kepala Subbagian yang terdiri atas: Kepala Subbagian Umum; Kepala
Subbagian Program; dan Kepala Subbagian Data dan Informasi.
(3) Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, pelaksana administrasi berada dibawah
koordinasi Sekretaris LP.
Pasal 59
Susunan Organisasi Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat disingkat LPM terdiri
atas:
(1) Pimpinan;
(2) Komisi Pertimbangan Pengabdian Pada Masyarakat;
(3) Pelaksana pengabdian pada masyarakat;
(4) Pelaksana administrasi.
Pasal 60
(1) LPM dipimpin oleh seorang Ketua dibantu oleh seorang Sekretaris.
(2) Ketua LPM diangkat dan diberhentikan oleh Rektor berdasarkan pertimbangan
Senat.
(3) Sekretaris LPM diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Ketua LPM.
(4) Ketua LPM bertanggung jawab kepada Rektor.
(5) Masa jabatan Ketua LPM 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk
satu masa jabatan berikutnya.
(6) Masa jabatan Sekretaris LPM mengikuti masa jabatan Ketua yang
mengusulkannya.
Pasal 61
(1) Komisi Pertimbangan Pengabdian Pada Masyarakat memberikan pertimbangan
kepada Ketua LPM tentang arah dan kebijakan pengabdian pada masyarakat.
(2) Komisi Pertimbangan Pengabdian Pada Masyarakat dipimpin oleh seorang
Ketua dan dibantu oleh Sekretaris.
(3) Anggota Komisi Pertimbangan merupakan putusan Fakultas.
(4) Pimpinan Komisi Pertimbangan dipilih dari dan oleh anggota Komisi
Pertimbangan Pengabdian Pada Masyarakat dan diusulkan ke Rektor untuk
ditetapkan melalui Ketua L.P.M.
(5) Masa jabatan Ketua, Sekretaris dan Anggota Komisi Pertimbangan LPM.
adalah 4 (empat) tahun.
25
Pasal 62
(1) LPM merupakan unsur pelaksana yang berfungsi mengkoordinasikan,
membantu, dan menilai pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat berupa
pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).
(2) Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut LPM mempunyai tugas sebagai
berikut :
a. menyelenggarakan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
program-program pengabdian kepada masyarakat;
b. merintis, membina, dan mengembangkan kerjasama dengan instansi/
lembaga pemerintah dan swasta dalam pelatihan, konsultasi dan bentuk-
bentuk lainnya;
c. membina, mengurus, dan mengembangkan berbagi pendidikan
berkelanjutan;
d. menyelenggarakan, merancang, dan mengusahakan berbagi pertemuan
antardisiplin untuk menelaah masalah-masalah yang dihadapi masyarakat
yang akan dipecahkan melalui program-program pengabdian sehingga
integrasi antar disiplin ilmu dapat berkembang.
e. mengkoordinasikan program-program pengabdian pada masyarakat antar
perguruan tinggi.
(3) Untuk memperlancar pelaksanaan tugas-tugas LPM sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dibentuk Pusat-Pusat pengembangan sebagai pelaksana
pengabdian yang terdiri atas :
a. Pusat Pengembangan Bantuan dan Penyuluhan Hukum;
b. Pusat pengembangan Organisasi dan Manajemen;
c. Pusat pengembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat;
d. Pusat pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat;
e. Pusat pengembangan dan Pengelolaan Kuliah Kerja Nyata;
f. Pusat pengembangan Perhutanan dan pemukiman;
g. Pusat pengembangan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan.
(4) Atas usul ketua LPM, Rektor dapat menutup dan/atau membuka 1(satu) pusat
pengembangan
Pasal 63
(1) Pusat Pengembangan dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh Seorang
Sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Ketua LPM.
(2) Kepala Pusat Pengembangan bertanggung jawab kepada Ketua LPM.
(3) Masa jabatan Kepala dan Sekretaris Pusat Pengembangan adalah 4 (empat)
tahun, dan dapat dipilih/diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih
dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.
26
Pasal 64
(1) Pelaksana Administrasi LPM adalah Kepala Bagian Tata Usaha, yang
fungsinya meliputi Administrasi Umum, Administrasi Program, serta
Administrasi Data dan Informasi.
(2) Untuk memperlancar fungsi tersebut, Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh
Kepala Subbagian yang terdiri atas: Kepala Subbagian Umum; Kepala
Subbagian Program; dan Kepala Subbagian Data dan Informasi
(3) Dalam melaksanakan tugas sehari-hari pelaksana administrasi di bawah
koordinasi Sekretaris LPM.
Pasal 65
Susunan Organisasi Lembaga Kajian dan Pembinaan Pendidikan disingkat LKPP
terdiri atas :
(1) Pimpinan;
(2) Pelaksana Pengkajian dan Pembinaan;
(3) Pelaksana Administrasi.
Pasal 66
(1) LKPP dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh seorang Sekretaris.
(2) Ketua LKPP diangkat dan diberhentikan oleh Rektor berdasarkan
pertimbangan Senat.
(3) Sekretaris LKPP diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Ketua.
(4) Ketua LKPP bertanggung jawab kepada Rektor.
(5) Masa jabatan Ketua LKPP 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk
satu masa jabatan berikutnya.
(6) Masa jabatan Sekretaris LKPP mengikuti masa jabatan Ketua yang
mengusulkannya.
Pasal 67
(1) LKPP berfungsi sebagai pusat ide (center of ideas) dalam pengkajian dan
pembinaan untuk meningkatkan dan mengembangkan inovasi dan kinerja
kependidikan.
(2) Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, LKPP ini bertugas :
a. melakukan upaya-upaya peningkatan dan pengembangan mutu staf
pengajar dalam proses belajar-mengajar.
b. mengkaji dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan
pembangunan nasional serta perkembangan ilmu dan teknologi.
c. mengkaji penataan termasuk sumberdaya manusia fakultas, jurusan,
program studi pascasarjana dan Diploma dalam kerangka pelaksanaan
27
pendidikan akademik dan profesional yang sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan pembangunan nasional.
d. mengkaji dan mengembangkan cara-cara pelaksanaan pendidikan
akademik dan profesional termasuk memproduksi dan pemanfaatan media
dan sumber belajar yang efektif dan efesien.
e. mengkaji dan mengembangkan sistem jaminan mutu atau quality
assurance dalam pelaksanaan pendidikan akademik dan professional.
(3) Untuk memperlancar pelaksanaan fungsi LKPP, dibentuk Pusat Kajian dan
Pembinaan sebagai pelaksana pengkajian dan pembinaan, yang terdiri atas:
a. Pusat Kajian dan pengembangan Aktivitas Instruksional.
b. Pusat Kajian Sumberdaya Manusia.
c. Pusat Kajian Media dan Sumber Belajar.
d. Pusat Kajian jaminan Mutu (Quality Assurance).
(4) Atas usul Ketua LKPP, Rektor dapat menutup dan/atau membuka satu Pusat
Kajian.
Pasal 68
(1) Pusat Kajian dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh seorang
Sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Ketua LKPP.
(2) Kepala Pusat Kajian bertanggung jawab kepada Ketua LKPP.
(3) Masa jabatan Ketua dan Sekretris LKPP, Kepala dan Sekretariat Pusat Kajian
adalah 4 (empat) tahun, dan dapat dipilih/ diangkat kembali dengan ketentuan
tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.
Pasal 69
(1) Pelaksana Administrasi LKPP adalah Kepala Bagian Tata Usaha yang
fungsinya meliputi administrasi umum, program, serta data dan informasi.
(2) Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Kepala Bagian Tata Usaha LKPP dibantu
oleh Kepala Subbagian, yang terdiri atas : Kepala Subbagian Umum, Kepala
Subbagian Program, dan Kepala Subbagian Data dan Informasi.
(3) Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, pelaksana Administrasi berada di
bawah koordinasi Sekretaris LKPP.
28
Bagian Keenam
Pelaksana Administrasi Universitas
Pasal 70
(1) Pelaksana administrasi Universitas adalah Biro, yang terdiri atas :
a. Biro Administrasi Akademik;
b. Biro Administrasi Keuangan;
c. Biro Administrasi Umum;
d. Biro Administrasi Kemahasiswaan;
e. Biro Perencanaan dan Sistem Informasi.
(2) Biro dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab kepada Rektor.
(3) Tugas dan fungsi Kepala Biro ditentukan dalam surat keputusan
pengangkatannya.
(4) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pelaksana administrasi dilakukan
oleh Rektor.
Bagian Ketujuh
Unsur Penunjang
Pasal 71
(1) Unsur penunjang pelaksana akademik dan administrasi berbentuk Unit
Pelaksana Teknis disingkat UPT yang dipimpin oleh seorang Kepala yang
diangkat dan diberhentikan serta bertanggung jawab kepada Rektor.
(2) Unit Pelaksana Teknis terdiri atas :
a. Perpustakaan;
b. Pusat Informasi Universitas;
c. Central Workshop;
d. Mata Kuliah Umum/TPB/Penelusuran Minat;
e. Pusat Bahasa;
f. Bimbingan dan Konseling.
(3) Pembukaan dan/atau penutupan suatu UPT ditetapkan oleh Rektor sesuai
dengan kebutuhan.
(4) UPT mempunyai tugas dan fungsi yang diatur dengan Keputusan Rektor.
29
BAB IX
TENAGA PENDIDIK
Pasal 72
(1) Tenaga pendidik di Universitas terdiri atas dosen dan tenaga penunjang
akademik.
(2) Dosen adalah seorang yang diangkat dengan tugas utama mengajar, meneliti,
dan melakukan pengabdian pada masyarakat berdasarkan pendidikan dan
keahliannya.
(3) Dosen dapat merupakan dosen biasa, dosen kontrak, dosen luar biasa, dan
dosen tamu.
(4) Dosen biasa adalah dosen tetap yang berstatus pegawai negeri sipil yang
diangkat melalui mekanisme yang diatur dalam peraturan kepegawaian dan
ditempatkan sebagai tenaga tetap di Universitas.
(5) Dosen kontrak adalah dosen yang diangkat melalui mekanisme kontrak untuk
jangka waktu tertentu.
(6) Dosen luar biasa adalah dosen yang bukan tenaga tetap di Universitas.
(7) Dosen tamu adalah seseorang yang diundang dan diangkat menjadi dosen di
Universitas selama jangka waktu tertentu.
Pasal 73
(1) Syarat-syarat untuk menjadi dosen adalah sebagai berikut :
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memenuhi kualifikasi sebagai calon tenaga pengajar;
c. memiliki moral dan integritas yang tinggi;
d. memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan
negara.
(2) Rektor dapat menetapkan persyaratan tertentu dalam pengangkatan dosen
dengan pertimbangan Senat.
Pasal 74
(1) Jenjang jabatan akademik dosen terdiri atas Asisten Ahli, Lektor, Lektor
Kepala, dan Guru Besar.
(2) Wewenang dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian jabatan akademik
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 75
(1) Untuk diangkat sebagai Guru Besar, selain memenuhi persyaratan umum yang
30
ditetapkan oleh ketentuan yang berlaku, juga harus memenuhi persyaratan
khusus yang ditetapkan oleh Dewan Guru Besar.
(2) Guru Besar diangkat oleh Menteri atas usul Rektor setelah memperoleh
persetujuan Dewan Guru Besar, dan diwajibkan mengucapkan pidato
penerimaan jabatan Guru Besar.
(3) Sebutan Guru Besar atau Profesor hanya dapat digunakan selama yang
bersangkutan melaksanakan tugas sebagai dosen.
(4) Batas usia pensiun Guru Besar dapat diperpanjang sampai 70 (tujuh puluh)
tahun apabila memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Dewan Guru Besar.
Pasal 76
(1) Guru Besar yang telah berakhir masa jabatannya dapat diangkat menjadi Guru
Besar Emeritus sebagai penghargaan istimewa.
(2) Guru Besar Emeritus diangkat oleh Menteri atas usul Rektor setelah mendapat
persetujuan Senat Fakultas dan Dewan Guru Besar.
Pasal 77
(1) Tenaga penunjang akademik terdiri atas peneliti, pustakawan, programmer
komputer, laboran, analis, dan teknisi.
(2) Persyaratan, tata cara pengangkatan, dan wewenang tenaga penunjang
akademik diatur dan dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB X
MAHASISWA DAN ALUMNI
Pasal 78
(1) Persyaratan untuk menjadi mahasiswa adalah sebagai berikut :
a. memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Pendidikan Menengah
b. memiliki kemampuan yang disyaratkan oleh Unhas melalui ujian tulis
dan/atau melalui seleksi jalur pemanduan potensi belajar dan jalur khusus.
Pasal 79
(1) Mahasiswa mempunyai hak sebagai berikut :
a. menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk
menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam
lingkungan akademik;
b. memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai
dengan minat, bakat, kegemaran, dan kemampuan;
c. memanfaatkan fasilitas Universitas dalam rangka kelancaran proses belajar
31
mengajar;
d. mendapat bimbingan dari dosen sesuai dengan Program Studi yang
diikutinya dalam proses penyelesaian studi;
e. memperoleh layanan informasi mengenai Program Studi dan hasil
belajarnya;
f. menyelesaikan studi lebih awal dari masa belajar yang ditetapkan;
g. memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
h. memanfaatkan sumberdaya Universitas melalui perwakilan/organisasi
kemahasiswaan dalam rangka pelaksanaan kegiatan akademik;
i. pindah ke perguruan tinggi lain atau Program Studi lain sesuai dengan
persyaratan yang berlaku;
j. ikut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa Universitas;
k. memperoleh pelayanan khusus bagi penyandang cacat.
(2) Syarat dan prosedur pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan keputusan Rektor.
Pasal 80
(1) Mahasiswa mempunyai kewajiban sebagai berikut :
a. mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlaku di Universitas;
b. ikut memelihara prasarana dan sarana, kebersihan, ketertiban, dan keamanan
Universitas;
c. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali bagi mahasiswa
yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan yang
berlaku;
d. menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
e. menjaga kewibawaan dan nama baik Universitas;
f. menjunjung tinggi kebudayaan daerah dan nasional.
(2) Syarat dan prosedur pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan keputusan Rektor.
Pasal 81
(1) Untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan, pengembangan penalaran,
minat dan bakat, serta kesejahteraan mahasiswa dibentuk organisasi
kemahasiswaan intra Universitas.
(2) Organisasi kemahasiswaan intra Universitas diselenggarakan berdasarkan
prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa.
(3) Organisasi kemahasiswaan intra Universitas menaungi aktivitas
kemahasiswaan.
(4) Organisasi kemahasiswaan intra Universitas dapat dibentuk padat tingkat
Universitas, Fakultas, dan jurusan/bagian.
32
(5) Pedoman umum organisasi kemahasiswaan di Universitas mengacu pada
Peraturan Universitas.
Pasal 82
Mahasiswa yang melanggar kode etik dan peraturan Universitas dikenakan sanksi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 83
(1) Alumni Universitas adalah mereka yang telah menyelesaikan suatu jenjang
pendidikan di Universitas.
(2) Alumni Universitas memiliki organisasi alumni yang disebut Ikatan Keluarga
Alumni Universitas Hasanuddin (IKA-UNHAS).
(3) Tugas ikatan alumni adalah menyembatani alumni dengan almamater dalam
pengembangan alumni dan sebagai forum pemanfaatan alumni dalam
pembangunan masyarakat.
BAB XI
KEKAYAAN
Pasal 84
(1) Kekayaan Universitas terdiri atas kekayaan berupa barang bergerak dan tidak
bergerak.
(2) Pengelolaan kekayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bersumber
dari pemerintah diselenggarakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sedang yang bersumber dari masyarakat dan pihak lain
diatur dengan peraturan Universitas.
(3) Pendayagunaan kekayaan Universitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
yang ditujukan untuk memperoleh dana, guna menunjang pelaksanaan tugas
dan fungsi Universitas ditetapkan dengan peraturan Universitas.
BAB XII
ANGGARAN DAN PEMBIAYAAN
Pasal 85
(1) Anggaran Universitas bersumber dari pemerintah, masyarakat, dan pihak lain
yang sah.
(2) Penggunaan anggaran yang berasal dari pemerintah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Anggaran yang bersumber dari masyarakat terdiri atas :
a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP);
33
b. biaya penyelenggaraan pratikum;
c. biaya seleksi/ujian masuk Universitas;
d. hasil kerjasama pihak ke tiga;
e. hasil penjualan produk dan jasa yang diperoleh dari penyelenggaraan
Universitas;
f. hasil yang diperoleh dari lembaga dan unit-unit usaha Universitas;
g. sumbangan, bantuan, dan hibah perorangan, lembaga pemerintah atau
lembaga non pemerintah; dan
h. penerimaan sah lainnya.
(4) Penerimaan dan penggunaan anggaran yang diperoleh dari masyarakat, dan
yang diperoleh pihak lainnya, diatur sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
Universitas.
(5) Usaha untuk meningkatkan penerimaan dana dari masyarakat didasarkan atas
prinsip tidak mengutamakan keuntungan.
(6) Kelebihan anggaran yang bersumber dari masyarakat dimanfaatkan untuk
pengembangan Universitas pada tahun berikutnya.
(7) Tahun anggaran disesuaikan dengan tahun anggaran yang berlaku secara
nasional.
Pasal 86
(1) Penggunaan anggaran yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang mencerminkan
kebutuhan riil masing-masing fakultas dalam rangka desentralisasi keuangan.
(2) Daftar Usulan Kegiatan Suplemen yang dananya bersumber dari masyarakat
setelah mendapat persetujuan Senat, dilaporkan oleh Rektor kepada Menteri.
Pasal 87
(1) Otonomi dalam bidang keuangan mencakup kewenangan Universitas untuk
menerima, menyimpan, dan menggunakan dana yang bersumber dari
masyarakat.
(2) Universitas menyelenggarakan pembukuan terpadu berdasarkan peraturan tata
buku yang berlaku.
(3) Pengelolaan keuangan Universitas diperiksa oleh aparat pengawasan
fungsional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(4) Jika diperlukan Senat dapat membentuk dan/atau menunjuk auditor untuk
memeriksa pengelolaan keuangan.
Pasal 88
Struktur dan besarnya tarif, tata cara pengelolaan serta penglokasian dana yang
bersumber dari masyarakat ditetapkan dengan keputusan Rektor, setelah
memperoleh persetujuan Senat.
34
BAB XIII
KERJASAMA ANTARA PERGURUAN TINGGI
Pasal 89
(1) Untuk menghadapi perkembangan dan dampak globalisasi yang menghendaki
optimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang tersedia, Universitas
mengembangkan kerjasama dengan perguruan tinggi atau lembaga lain, baik di
dalam maupun luar negeri.
(2) Pelaksanaan kerjasama dikoordinasikan oleh Pembantu Rektor yang
membidanginya.
BAB XIV
KODE ETIK, PENGHARGAAN DAN SANKSI
Pasal 90
(1) Universitas menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, moral, kejujuran,
kebenaran, dan kaidah hukum.
(2) Sivitas akademika dan pegawai wajib menjunjung tinggi etika, berdisiplin,
memiliki integritas dalam melaksanakan tugas dan wewenang, serta
menghindarkan diri dari pembuatan tercela.
Pasal 91
Kode Etik, pemberian penghargaan, dan pemberian sanksi di atur dengan peraturan
Universitas.
BAB XV
PENGAWASAN
Pasal 92
Untuk kelancaran penyelenggaraan kegiatan tri dharma perguruan tinggi di
Universitas, diperlukan adanya pengawasan akademik, administrasi dan keuangan,
serta ketertiban kampus, yang diatur dalam peraturan Universitas.
Pasal 93
Pengawasan pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi terdiri atas pengawasan
internal dan pengawasan eksternal.
Pasal 94
Pengawasan internal dilakukan oleh Senat, Senat Fakultas dan pejabat yang
berwenang, melalui penerapan dan pengembangan prinsip-prinsip pengawasan
melekat.
35
Pasal 95
Pengawasan external dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 96
Dengan berlakunya Statuta ini, ketentuan yang merupakan pelaksanaan statuta
yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 0453/O/1992 tentang Statuta Universitas hasanuddin masih tetap
berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum diganti berdasarkan
Statuta ini.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 97
Apabila dikemudian hari ternyata Statuta ini tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undagan atau tuntutan perkembangan, maka
penyesuaiannya harus dilakukan atas persetujuan Senat Universitas dan
disahkan oleh Menteri.
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
TTD
A. MALIK FADJAR
Salinan sesuai dengan aslinya,
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
A.n. Kepala Bagian Penyusnan Rancangan Peraturan
Perundang-undangan,
Kepala Subbagian Administrasi
Peraturan Perundang-undangan,
Putut Pujogiri, S.H.
NIP. 131661278