salinan -...
TRANSCRIPT
- 1 -
jdih.tubankab.go.id
BUPATI TUBAN
PROVINSI JAWA TIMUR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN
NOMOR 26 TAHUN 2018
TENTANG
PENYELENGGARAAN KABUPATEN LAYAK ANAK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TUBAN,
Menimbang : a. bahwa urusan pemerintahan di bidang perlindungan
anak berupa kebijakan, program, dan kegiatan untuk
menjamin terpenuhinya hak anak agar dapat hidup,
tumbuh dan berkembang serta berpartisipasi secara
optimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi, merupakan urusan wajib Pemerintah
Daerah;
b. bahwa untuk menjamin terpenuhinya hak anak
diperlukan upaya yang sunggug-sungguh dari
Pemerintah Daerah, masyarakat dan dunia usaha
melalui penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, maka perlu
membentuk Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan
Kabupaten Layak Anak;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan
Propinsi Djawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 1950 Nomor 41), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2730);
SALINAN
- 2 -
jdih.tubankab.go.id
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3886);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 237, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5946);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4674) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 232, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5475);
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Negara Repubik Indonesia Nomor 4967);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Repubik
Indonesia Nomor 5063);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
9. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Repubik Indonesia Nomor 5332);
- 3 -
jdih.tubankab.go.id
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
12. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
13. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak;
14. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak;
15. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Panduan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak;
16. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 14 Tahun 2011 tentang
Panduan Evaluasi Kabupaten/Kota Layak Anak;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
18. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah
Perlindungan Perempuan dan Anak;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 13 Tahun
2013 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Daerah
Tahun 2013 Seri E Nomor 15);
- 4 -
jdih.tubankab.go.id
20. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 19 Tahun
2013 tentang Perlindungan Terhadap Perempuan dan
Anak Korban Kekerasan (Lembaran Daerah Kabupaten
Tuban Tahun 2013 Seri E Nomor 16);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 14 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun
2016 Seri D Nomor 1);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TUBAN
dan
BUPATI TUBAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN
KABUPATEN LAYAK ANAK DI KABUPATEN TUBAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Tuban.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tuban.
3. Bupati adalah Bupati Tuban.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Tuban.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari
Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas
Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan
Kelurahan/Desa.
6. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam
kandungan.
- 5 -
jdih.tubankab.go.id
7. Hak Anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang
wajib dijamin dilindungi, dihormati, dan dipenuhi oleh
orang tua, keluarga, masyarakat, negara, pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
8. Kabupaten Layak Anak yang selanjutnya disingkat
KLA adalah Kabupaten yang mempunyai sistem
pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian
komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat, dan
dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan
berkelanjutan dalam kebijakan, program, dan kegiatan
untuk menjamin terpenuhinya hak anak.
9. Layak Anak adalah kondisi fisik suatu wilayah yang
didalamnya terdapat prasarana dan sarana yang dikelola
sedemikian rupa sehingga memenuhi prasyarat minimal
untuk kepentingan tumbuh kembang anak secara sehat
dan wajar serta tidak mengandung unsur yang
membahayakan anak.
10. Ramah Anak adalah kondisi yang aman, bersih dan
sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu
menjamin memenuhi, menghargai hak anak dan
perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan
perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi
anak terutama dalam perencanaan, kebijakan,
pembelajaran, pengawasan, dan mekanisme pengaduan
terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak.
11. Indikator Kabupaten Layak Anak adalah variabel sebagai
ukuran dan nilai dari kinerja tahunan di dalam
pemenuhan hak anak yang wajib dicapai oleh Pemerintah
Daerah melalui kebijakan, program, kegiatan dan
penganggaran untuk mewujudkan Kabupaten Layak
Anak.
12. Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak adalah
serangkaian kegiatan pembangunan dan pelayanan
publik untuk pemenuhan hak anak yang wajib disediakan
Pemerintah Daerah secara terintegrasi di dalam
merencanakan, menganggarkan, melaksanakan, dan
mengevaluasi setiap kebijakan, program, kegiatan untuk
mencapai indikator Kabupaten Layak Anak.
13. Perlindungan Khusus adalah suatu bentuk
perlindungan yang di terima anak dalam situasi dan
kondisi tertentu untuk mendapatkan jaminan rasa aman
terhadap ancaman yang membahayakan diri dan jiwa
dalam tumbuh kembangnya.
- 6 -
jdih.tubankab.go.id
14. Masyarakat adalah sekelompok warga yang
mendiami suatu wilayah administrasi pemerintahan
tingkat Rukun Tetangga, Rukun Warga, Kelurahan/Desa
dan Kecamatan yang resmi dan bekerjasama dalam
kehidupan dalam waktu yang cukup lama dan mentaati
aturan yang ada.
15. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri atas suami istri, atau suami istri dan anaknya,
atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau
keluarga sedarah dalam garis lurus keatas atau kebawah
sampai dengan derajat ketiga.
16. Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung atau
ayah dan/atau ibu tiri, ayah dan/atau ibu angkat.
17. Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak adalah lembaga
koordinatif ditingkat Kabupaten yang mengkoordinasikan
kebijakan, program dan kegiatan untuk penyelenggaraan
Kabupaten Layak Anak dari Pemerintah Kabupaten yang
beranggotakan wakil dari unsur eksekutif, yudikatif, OPD,
instansi vertikal yang membidangi anak, lembaga swadaya
masyarakat dan perwakilan forum anak dengan didukung
perguruan tinggi, organisasi non pemerintah, swasta,
orang tua dan keluarga.
18. Sekretariat Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak adalah
tempat sekretariat satuan kerja untuk memberikan
dukungan administrasi kepada Perangkat Daerah yang
membidangi penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak
dengan sekretariat dan personilnya ditetapkan melalui
Keputusan Bupati.
19. Rencana Aksi Daerah Kabupaten Layak Anak adalah
serangkaian kebijakan, program, kegiatan, dan
penganggaran pembangunan dan pelayanan publik
selama 5 (lima) tahun yang wajib disediakan Pemerintah
Kabupaten untuk pemenuhan hak anak di dalam
mencapai indikator Kabupaten Layak Anak.
20. Kelurahan/Desa Layak Anak adalah pembangunan
kelurahan/desa yang menyatukan komitmen dan sumber
daya pemerintah di tingkat kelurahan/desa, masyarakat,
dan dunia usaha yang berada di kelurahan/desa, dalam
rangka menghormati, menjamin dan memenuhi hak anak,
melindungi anak dari tindak kekerasan, eksploitasi,
pelecehan, diskriminasi, dan mendengar pendapat anak,
yang direncanakan secara sadar, menyeluruh, dan
berkelanjutan.
- 7 -
jdih.tubankab.go.id
21. Kelompok Kerja Kelurahan/Desa Layak Anak adalah
kelompok yang mengkoordinasikan kebijakan, program,
dan kegiatan, untuk penyelenggaraan kelurahan/desa
layak anak yang beranggotakan aparat kelurahan/desa,
pengurus, guru, tenaga kesehatan, Tim Penggerak
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Kelurahan/Desa,
aparat keamanan tokoh pemuda, tokoh adat, tokoh
perempuan, tokoh agama, dunia usaha, dan perwakilan
anak serta pihak lain.
22. Forum Anak adalah organisasi sosial yang mewakili
suara dan partisipasi anak yang bersifat independen dan
tidak berafiliasi kepada organisasi politik dengan
pembentukan dan penyusunan kegiatannya ditentukan
oleh Surat Keputusan Bupati.
23. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak yang selanjutnya disingkat P2TP2A adalah
salah satu bentuk wahana pelayanan bagi perempuan dan
anak dalam upaya pemenuhan informasi dan
kebutuhan dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi,
politik, hukum, pemenuhan dan penanggulangan tindak
kekerasan serta perdagangan terhadap perempuan dan
anak.
BAB II
PRINSIP, MAKSUD DAN TUJUAN
Bagian Kesatu
Prinsip
Pasal 2
Prinsip dalam Penyelenggaraan KLA meliputi:
a. transparansi,
b. akuntabilitas,
c. partisipasi,
d. keterbukaan informasi,
e. dan supremasi hukum;
f. non-diskriminasi;
g. kepentingan terbaik bagi anak;
h. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan
perkembangan anak; dan
i. penghargaan terhadap pandangan anak.
- 8 -
jdih.tubankab.go.id
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 3
(1) Penyelenggaraan KLA dimaksudkan untuk:
a. menjamin terpenuhinya Hak Anak agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat martabat
kemanusiaan, demi terwujudnya anak yang
berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera;
b. menjamin pemenuhan Hak Anak di dalam
menciptakan rasa aman, ramah, bersahabat;
c. melindungi anak dari ancaman permasalahan
sosial dalam kehidupannya;
d. mengembangkan potensi, bakat dan kreativitas
anak;
e. mengoptimalkan peran dan fungsi keluarga
sebagai basis pendidikan pertama bagi anak; dan
f. membangun sarana dan prasarana Daerah yang
mampu memenuhi kebutuhan dasar anak untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal.
(2) Penyelenggaraan KLA bertujuan untuk membangun
sistem pembangunan daerah berbasis hak anak
melalui pengintegrasian komitmen bersama
Pemerintah Daerah secara terstruktur dan terencana.
BAB III
HAK ANAK
Pasal 3
(1) Pemerintah Daerah wajib melaksanakan
penyelenggaraan KLA dalam rangka memenuhi hak-
hak anak.
(2) Hak-hak Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak terdiri
dari 5 (lima) klaster meliputi:
a. hak sipil dan kebebasan;
b. hak lingkungan keluarga dan pengasuhan
alternative;
c. hak kesehatan dasar dan kesejahteraan;
d. hak pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan
kegiatan budaya; dan
e. hak perlindungan khusus.
- 9 -
jdih.tubankab.go.id
(3) Hak sipil dan kebebasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a meliputi:
a. hak atas identitas;
b. hak perlindungan identitas;
c. hak berekspresi dan mengeluarkan pendapat;
d. hak berpikir, berhati nurani, beragama, dan
berkepercayaan;
e. hak berorganisasi dan berkumpul secara damai;
f. hak atas perlindungan kehidupan pribadi;
g. hak akses informasi yang layak; dan
h. hak bebas dari penyiksaan dan penghukuman
lain yang kejam, tidak manusiawi, atau
merendahkan martabat manusia.
(4) Hak lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
meliputi:
a. bimbingan dan tanggung jawab orang tua;
b. anak yang terpisah dari orang tua;
c. reunifikasi;
d. pemindahan anak secara ilegal;
e. dukungan kesejahteraan;
f. anak yang terpaksa dipisahkan dari
lingkungan keluarga;
g. pengangkatan/adopsi anak;
h. tinjauan penempatan secara berkala; dan
i. kekerasan dan penelantaran.
(5) Hak kesehatan dasar dan kesejahteraan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi:
a. anak penyandang disabilitas mendapatkan
akses pelayanan kesehatan dan
kesejahteraannya;
b. kesehatan dan layanan kesehatan;
c. jaminan sosial layanan dan fasilitasi kesehatan;
dan
d. Standar hidup;
(6) Hak anak dalam pendidikan, pemanfaatan waktu
luang dan kegiatan budaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d meliputi:
a. pendidikan;
- 10 -
jdih.tubankab.go.id
b. tujuan pendidkan;
c. kegiatan liburan, kegiatan budaya, dan olah raga.
(7) Perlindungan khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf e meliputi:
a. anak dalam situasi darurat;
b. anak yang berhadapan dengan hukum;
c. anak dalam situasi eksploitasi; dan
d. anak yang masuk dalam kelompok minoritas dan
terisolasi.
BAB III
PENYELENGGARAAN KABUPATEN LAYAK ANAK
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) Dalam Penyelenggaraaan KLA diperlukan perangkat
penyelenggaraan KLA yang meliputi :
a. Pembangunan dan Pelayanan Publik;
b. Pelayanan Kesehatan Ramah Anak;
c. Keluarga Ramah Anak;
d. Sekolah Ramah Anak; dan
e. Lingkungan Ramah Anak.
(2) Dalam Penyelenggarakan Kabupaten Layak Anak
Pemerintah Daerah wajib memperhatikan Indikator
Kabupaten Layak Anak yang meliputi:
a. Penguatan kelembagaan; dan
b. klaster hak anak.
Bagian Kedua
Pembangunan dan Pelayanan Publik
Pasal 5
Dalam rangka Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak
Dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan publik
Pemerintah Daerah wajib mengintegrasikan hak anak
dalam :
a. setiap proses penyusunan kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan serta pelayanan publik; dan
b. setiap tahap pembangunan, mulai perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan evaluasi.
- 11 -
jdih.tubankab.go.id
Bagian Ketiga
Pelayanan Kesehatan Ramah Anak
Pasal 6
Pelayanan Kesehatan ramah Anak merupakan upaya atau
pelayanan Kesehatan pada fasilitas kesehatan yang
dilakukan berdasarkan pemenuhan, perlindungan dan
penghargaan atas hak-hak anak sesuai 4 (empat) prinsip
perlindungan anak, yaitu: non diskriminasi, kepentingan
terbaik bagi anak, hak untuk hidup, kelangsungan hidup
dan perkembangan, serta penghargaan terhadap pendapat
anak.
Pasal 7
(1) Pelayanan Kesehatan Ramah Anak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 wajib dilaksanakan di
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Daerah.
(2) Dalam Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Ramah
Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
menjamin pemenuhan hak anak dalam proses
pemenuhan Pelayanan Kesehatan Ramah Anak.
(3) Pelayanan Kesehatan Ramah Anak sekurang-
kurangnya memenuhi ketentuan:
a. pembentukan kelembagaan; dan
b. prasarana dan sarana.
(4) Pembentukan kelembagaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a meliputi:
a. tersedianya tenaga kesehatan yang memahami
tentang hak anak dan kesehatan anak; dan
b. tersedianya data tentang pemenuhan hak anak
yang terpilah sesuai usia, jenis kelamin dan
permasalahan kesehatan anak.
(5) Prasarana dan sarana sebagimana dimaksud pada
ayat (3) huruf b meliputi:
a. ruang khusus untuk layanan konseling bagi anak;
b. tersedia media tentang hak kesehatan anak;
c. memiliki ruang laktasi dan melaksanakan
inisiasi menyusui dini (untuk pelayanan
kesehatan yang melayani persalinan) merupakan
kawasan tanpa rokok; dan
- 12 -
jdih.tubankab.go.id
d. sanitasi lingkungan memenuhi ketentuan standar.
Bagian Keempat
Keluarga Ramah Anak
Pasal 8
(1) Keluarga Ramah Anak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) huruf c merupakan keluarga yang
dapat melaksanakan fungsi dan kewajiban untuk
mendukung tercapainya Kabupaten layak anak.
(2) Fungsi keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
,meliputi:
a. fungsi keagamaan;
b. fungsi sosial budaya;
c. fungsi cinta dan kasih sayang;
d. fungsi perlindungan;
e. fungsi sosialisasi dan pendidikan;
f. fungsi reproduksi;
g. fungsi ekonomi; dan
h. fungsi pelestarian lingkungan.
(3) Keluarga bertanggungjawab untuk menciptakan
situasi dan kondisi ramah anak.
(4) Dalam memenuhi kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), keluarga dapat
bekerjasama dengan lingkungan masyarakat dimana
anak tumbuh dan berkembang.
Paragraf 2
Kewajiban Orang Tua
Pasal 9
Setiap orang tua bertanggung jawab untuk:
a. menjaga dan merawat anak sejak dalam kandungan;
b. melindungi anak dari perbuatan yang
mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang anak;
c. mengusahakan agar anak yang lahir terhindar dari
penyakit yang mengancam kelangsungan
hidup dan/atau menimbulkan kecacatan;
d. memberikan kesempatan yang seluas luasnya untuk
memperoleh pendidikan;
- 13 -
jdih.tubankab.go.id
e. mengurus akta kelahiran anak paling lambat 60 (enam
puluh) hari sejak kelahiran;
f. memberikan ruang berkumpul dan berorganisasi serta
mendengarkan anak untuk mengeluarkan
pendapatnya;
g. mengawasi anak dalam mengakses berbagai
informasi serta menyediakan informasi yang sehat bagi
anak;
h. memberikan pola asuh seimbang antara ayah dan
ibu dalam memelihara, mendidik, dan melindungi
anak;
i. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya;
j. meluangkan waktu untuk berekreasi dengan anak-
anak sesuai dengan situasi dan kondisi orang tua;
k. memberikan waktu luang untuk beristirahat dan
melakukan berbagai kegiatan seni dan budaya.
l. memberikan pendidikan keagamaan, pendidikan
karakter, dan penanaman nilai budi pekerti pada
anak;
m. memberikan wawasan kebangsaan kepahlawanan dan
bela negara sejak dini pada anak;
n. memberikan pendidikan pra nikah bagi anak yang
akan menikah; dan
o. mencegah terjadinya pernikahan pada usia dini serta
menjaga anak untuk tidak terjebak dalam pergaulan
bebas.
Bagian Kelima
Sekolah Ramah Anak
Pasal 10
(1) Sekolah Ramah Anak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) huruf d merupakan satuan pendidikan
formal, nonformal dan informal yang mampu
menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak dan
perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan
perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi
anak terutama dalam perencanaan, kebijakan,
pembelajaran, pengawasan, dan mekanisme
pengaduan.
- 14 -
jdih.tubankab.go.id
(2) Dalam rangka menyelenggarakan program wajib
belajar 12 (dua belas) tahun, setiap satuan pendidikan
wajib bertanggung jawab menghadirkan situasi dan
kondisi yang layak anak.
(3) Setiap satuan pendidikan wajib
menyelenggarakan Pengembangan Sekolah Ramah
Anak yang dilakukan secara bertahap serta
berkesinambungan meliputi:
a. situasi dan kondisi yang sehat, aman, nyaman dan
terlindungi;
b. terselenggaranya sistem pembelajaran aktif,
kooperatif, demokratif dan inklusif;
c. perlakuan yang adil terhadap murid-murid
tanpa diskriminasi;
d. penerapan norma agama, sosial, dan
budaya masyarakat;
e. pembelajaran dengan kasih sayang dan
perhatian terhadap murid;
f. pembelajaran yang menyenangkan, efektif, kreatif,
dan inovatif; dan
g. penumbuhan karakter berbasis kebangsaan dan
nilai-nilai agama dengan melakukan kegiatan yang
dilaksanakan secara reguler.
Bagian Keenam
Lingkungan Ramah Anak
Paragraf 1
Umum
Pasal 11
Lingkungan Layak Anak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) huruf e merupakan gerakan sosial
masyarakat yang melibatkan Pemerintah Daerah dengan
sumber daya berbasis kelurahan/desa di dalam
memberikan penanganan anak dan terutama anak yang
berhadapan dengan hukum, eksploitasi, penanganan yang
salah, penelantaran, dan tindak kekerasan.
- 15 -
jdih.tubankab.go.id
Paragraf 2
Kelurahan/Desa Layak Anak
Pasal 12
(1) Dalam mengoptimalkan pemenuhan hak anak
dibentuk Kelurahan/Desa Layak Anak.
(2) Kelurahan/Desa Layak Anak dibentuk dan
ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati.
(3) Kelurahan/Desa Layak Anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memiliki infrastruktur yang
layak anak.
(4) Penyelenggaraan Kelurahan/Desa Layak Anak
dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Kelurahan/Desa
Layak Anak.
(5) Kelompok Kerja Kelurahan/Desa Layak Anak
dibentuk dan berkoordinasi dengan Gugus Tugas
Kabupaten Layak Anak.
(6) Pengembangan Kelurahan/Desa Layak Anak
dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan
meliputi:
a. pengadaan taman bacaan;
b. mengikutsertakan forum anak dalam
sistem perencanaan pembangunan di tingkat
Kelurahan/Desa;
c. terlaksananya pembinaan kelompok Bina
Keluarga Balita dan Bina Keluarga Remaja di
tingkat Rukun Warga;
d. terlaksananya pelatihan keterampilan
pengasuhan anak di tingkat kelurahan/desa
secara berkala;
e. terselenggaranya Posyandu terintegrasi;
f. terselenggaranya pendidikan kesehatan
reproduksi remaja;
g. pendampingan bagi kelanjutan anak putus
sekolah atau tidak sekolah dalam pemenuhan
wajib belajar 12 (dua belas) tahun;
h. pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Holistik
Integratif; dan
i. penyediaan taman bermain, sarana olah raga dan
sanggar kreatifitas untuk aktifitas dan waktu
luang anak.
- 16 -
jdih.tubankab.go.id
BAB IV
KELEMBAGAAN KABUPATEN LAYAK ANAK
Bagian Kesatu
Penguatan Kelembagaan
Pasal 13
Penguatan kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) huruf a meliputi:
b. adanya peraturan perundang-undangan dan
kebijakan untuk pemenuhan hak anak;
c. persentase anggaran untuk pemenuhan hak
anak, termasuk anggaran untuk penguatan
kelembagaan;
d. jumlah peraturan perundang-undangan,
kebijakan, program dan kegiatan yang mendapatkan
masukan dari Forum Anak dan kelompok anak
lainnya;
e. tersedia Sumber Daya Manusia terlatih Konvensi Hak-
hak Anak yang mampu menerapkan hak anak ke
dalam kebijakan, program, dan kegiatan;
f. tersedia data anak terpilah menurut jenis
kelamin, umur, dan kecamatan;
g. keterlibatan lembaga masyarakat dalam
pemenuhan hak anak; dan
h. keterlibatan dunia usaha dalam pemenuhan hak anak.
Bagian Kedua
Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak
Pasal 14
(1) Bupati membentuk, mengawasi, membina, dan
mengevaluasi Gugus Tugas KLA yang berkedudukan di
Perangkat Daerah yang membidangi Perlindungan
Anak.
(2) Bupati berwenang mengangkat dan
memberhentikan anggota Gugus Tugas KLA.
(3) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan yang
dilakukan oleh Gugus Tugas KLA digunakan untuk
menilai keberhasilan pelaksanaan Rencana Aksi
Daerah KLA.
- 17 -
jdih.tubankab.go.id
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang Gugus Tugas KLA
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.
Bagian Ketiga
Rencana Aksi Daerah Kabupaten Layak Anak
Pasal 15
(1) Rencana Aksi Daerah disusun oleh Gugus
Tugas Kabupaten Layak Anak.
(2) Rencana Aksi Daerah disusun untuk jangka waktu 5
(lima) tahun atau sesuai dengan kebutuhan yang
terintegrasi dengan RPJPD, RPJMD, dan RKPD.
(3) Rencana Aksi Daerah memiliki fokus program tahunan
yang mengacu pada tahapan pencapaian indikator
KLA.
(4) Rencana Aksi Daerah Kabupaten Layak Anak harus
berbasis pada permasalahan di lapangan dan
penyelesaiannya secara menyeluruh.
(5) Rencana Aksi Daerah disosialisasikan kepada seluruh
Perangkat Daerah, pemangku kepentingan anak,
keluarga, dan masyarakat Kabupaten Tuban secara
umum.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Rencana Aksi Daerah
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
Bagian Keempat
Forum Anak
Pasal 16
(1) Pemerintah Daerah wajib memfasilitasi terbentuknya
forum anak hingga tingkat kelurahan/desa.
(2) Forum anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan representasi anak, baik representasi
domisili geografis anak, komponen kelompok sosial
budaya anak, dan latar belakang pendidikan anak.
(3) Dalam setiap penyusunan kebijakan yang
terkait dengan anak, Pemerintah Daerah harus
memperhatikan dan mengakomodasi pendapat anak
yang disampaikan melalui forum anak.
- 18 -
jdih.tubankab.go.id
(4) Pengaturan, pembentukan, dan pendanaan forum
anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Bupati.
BAB V
KEWAJIBAN PEMERINTAH DAERAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 17
(1) Pemerintah Daerah berkewajiban:
a. menyelenggarakan pembuatan akta kelahiran
gratis dan kartu identitas anak;
b. memberikan informasi melalui sosialisasi dan
edukasi mengenai hak anak dalam konvensi hak
anak dan peraturan perundang-undangan terkait
hak anak;
c. memfasilitasi pembentukan forum anak;
d. mengupayakan menekan angka pernikahan usia
dini;
e. memfasilitasi pembentukan lembaga konsultasi
anak dan orang tua;
f. mengupayakan dan meminimalisasi angka
kematian ibu dan anak;
g. melindungi anak dari bahaya rokok, minuman
alkohol, narkotika, psikotropika, zat adiktif,
bahaya HIV/AIDS dan pornografi;
h. memfasilitasi pencegahan dan penanganan
Anak Berhadapan dengan Hukum melalui
pendekatan keadilan restoratif dan bekerja sama
dengan aparat penegak hukum yang berwenang;
i. melakukan upaya untuk mencegah dan
menangani masalah anak melakukan pekerjaan
terburuk bagi anak;
j. melakukan upaya penanggulangan bencana
dengan memperhatikan kepentingan anak;
k. menyediakan dan menyelenggarakan fasilitas dan
upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak;
l. menyediakan ruang menyusui di kantor
pemerintah dan/atau di tempat-tempat pelayanan
publik;
- 19 -
jdih.tubankab.go.id
m. menyelenggarakan dan memfasilitasi
prasarana dan sarana Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) dan Pendidikan Anak Usia Dini di
setiap Rukun Warga;
n. menyediakan air bersih;
o. mengusahakan anak yang lahir terhindar dari
penyakit yang mengancam kelangsungan hidup
atau menimbulkan kecacatan;
p. menyelenggarakan pendidikan dasar minimal
12 (dua belas) tahun untuk semua anak;
q. menyediakan fasilitas informasi yang sehat dan
aman dengan melakukan pengawasan kepada
penyelenggara jasa internet;
r. memberikan biaya pendidikan dan/atau
bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi
anak dari keluarga kurang mampu, anak terlantar,
anak korban terorisme, dan anak korban bencana
alam;
s. menyediakan taman kota, taman bermain,
gedung kesenian, dan gelanggang olah raga
sebagai wadah untuk mengasah dan
mengembangkan bakat minat dan kreativitas anak
di bidang seni budaya dan olah raga;
t. mengembangkan pariwisata layak anak;
u. menyediakan fasiltas untuk memenuhi hak
pengasuhan anak dan lingkungan keluarga
berupa pelatihan untuk orang tua tentang pola
asuh anak yang baik;
v. menyelenggarakan sistem transportasi publik yang
layak anak;
w. melakukan evaluasi secara periodik
terhadap pengasuhan anak di lembaga penitipan
anak (panti, pesantren, boarding, asrama, badan
pemasyarakatan dan/atau sejenisnya);
x. mengupayakan menurunkan angka kematian bayi;
y. menyediakan rumah aman anak/shelter bagi anak
yang berhadapan dengan hukum, anak dalam
situasi bencana/darurat, anak yang mengalami
eksploitasi, anak yang mengalami salah
penanganan, anak yang mengalami penelantaran,
dan anak yang mengalami tindak kekerasan;
z. penyediaan rute/jalur aman dan selamat ke dan
dari sekolah serta zona aman dikawasan sekolah;
dan
- 20 -
jdih.tubankab.go.id
aa. mekanisme penanggulangan bencana dan
penanganan korban bencana yang memperhatikan
kepentingan anak;
(2) Pemenuhan kewajiban Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Bupati dengan memperhatikan
Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak yang
diterbitkan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak.
Bagian Kedua
Data Anak
Pasal 18
Pemerintah Daerah berkewajiban menyediakan data anak
secara komprehensif berdasarkan usia, gender, wilayah,
dan masalah anak berbasis teknologi informasi sebagai
bahan penyusunan Rencana Aksi Daerah.
Bagian Ketiga
Koordinasi
Pasal 19
(1) Dalam rangka efektifitas penyelenggaraan KLA dan
perlindungan khusus anak, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai Ketua
Gugus Tugas Layak Anak harus melakukan koordinasi
lintas sektoral dengan Perangkat Daerah serta
pemangku kepentingan anak lainnya.
(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan berbasis Rencana Aksi Daerah.
(3) Dalam rangka efektifitas penyelenggaran
Kelurahan/Desa Layak Anak, Perangkat Daerah yang
membidangi perlindungan anak sebagai Sekretaris
Gugus Tugas KLA melakukan koordinasi lintas
sektoral dan struktural dan dengan pemangku
kepentingan anak lainnya.
(4) Koordinasi sebagaimana dimaksud ayat (3)
dilakukan melalui pemantauan evaluasi, dan
pelaporan berbasis rencana kerja yang disusun
Kelompok Kerja Kelurahan/Desa Layak Anak.
- 21 -
jdih.tubankab.go.id
(5) Penyelenggaraaan Kelurahan/Desa Layak Anak
sebagaimana pada ayat (3) dilakukan secara
bertahap dan berkesinambugan sesuai kebutuhan
yang berkearifan lokal.
(6) Dalam rangka efektifitas penyelenggaraan
perlindungan khusus anak, Pemerintah Daerah
melakukan koordinasi dengan lembaga penegak
hukum dan Lembaga Penyelenggaraan Perlindungan
Anak Kabupaten.
BAB VI
PENDANAAN
Pasal 20
(1) Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan anggaran
yang besarannya disesuaikan dengan kemampuan
Daerah yang bersumber dari APBD untuk program
pencapaian Indikator KLA secara memadai.
(2) Selain pendanaan yang bersumber dari APBD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembiayaan
program pencapaian indikator KLA dapat diperoleh
dari sumber dana lainnya yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan
bersifat tidak mengikat.
BAB VII
PERAN SERTA MASYARAKAT, PELAKU USAHA DAN
MEDIA MASSA
Bagian Kesatu
Peran Serta Masyarakat
Pasal 21
(1) Masyarakat berhak berperan serta dalam
proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan dan
pengawasan dalam kegiatan perlindungan khusus
anak dengan melibatkan koordinasi Kelompok
Kerja Kelurahan/Desa Layak Anak.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat berupa:
- 22 -
jdih.tubankab.go.id
a. pemberian usul, pertimbangan, dan/atau
saran kepada Pemerintah Daerah dalam
kegiatan perlindungan khusus anak;
b. melaporkan kejahatan dan pelanggaran hak
anak pada pihak berwenang;
c. berperan aktif dalam proses rehabilitasi dan
reintegrasi sosial bagi anak;
d. berperan aktif dengan menghilangkan pelabelan
negatif terhadap anak korban kejahatan.
Bagian Kedua
Peran Serta Pelaku Usaha
Pasal 22
Dalam mendukung penyelenggaraan KLA, Pelaku usaha
mempunyai peran:
a. menyelenggarakan kebijakan perusahaan yang
berperspektif anak;
b. perusahaan yang menghasilkan produk yang
ditujukan bagi anak harus aman bagi anak;
c. berkontribusi dalam pemenuhan hak anak melalui
tanggung jawab sosial perusahaan;
d. memperhatikan hak anak dalam memperoleh
pendidikan dan tumbuh kembang anak;
e. menyelenggarakan iklan ramah anak dengan bahasa
positif;
f. menyediakan fasilitas laktasi bagi pekerja
perempuan yang menyusui;
g. memberikan hak cuti melahirkan bagi tenaga kerja
perempuan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Bagian Ketiga
Peran Media Massa
Pasal 23
Peran Media Massa dalam Penyelenggaraan KLA dapat
berupa:
a. melakukan penyebarluasan informasi dan materi
edukasi yang bermanfaat dari aspek sosial, budaya,
pendidikan, agama, dan kesehatan anak dengan
memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak;
- 23 -
jdih.tubankab.go.id
b. melindungi anak yang berhadapan dengan
hukum dengan tidak mengeksploitasi berita di media
massa baik cetak maupun elektronik;
c. menjaga nilai-nilai Suku, Agama, Ras, dan Antar
Golongan dalam penyiaran, penampilan, dan
penayangan berita tentang kondisi kehidupan anak
dalam masyarakat.
BAB VIII
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 24
(1) Setiap orang, Badan, Pelaku Usaha, Satuan
Pendidikan, dan penyelenggara pelayanan Kesehatan
yang melanggar ketentuan Pasal 7, Pasal 9, dan Pasal
10 ayat (2) dan Ayat (3) dikenakan sanksi
administratif berupa:
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis; atau
c. pencabutan izin.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dalam Peraturan Bupati.
Pasal 25
Peraturan pelaksanaan atas Peraturan Daerah ini
ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan
Daerah ini diundangkan.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 24 -
jdih.tubankab.go.id
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Tuban.
Ditetapkan di Tuban
pada tanggal 27 Desember 2018
BUPATI TUBAN,
ttd.
H. FATHUL HUDA
Diundangkan di Tuban
pada tanggal 27 Desember 2018
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN TUBAN,
ttd.
BUDI WIYANA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2018 SERI E NOMOR 87
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 398-26/2018
UNTUK SALINAN YANG SAH
An. SEKRETARIS DAERAH
KEPALA BAGIAN HUKUM
Setda Kabupaten Tuban
ARIF HANDOYO, SH
Pembina Tingkat 1
NIP. 19661102 199603 1 003
- 25 -
jdih.tubankab.go.id
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN
NOMOR 26 TAHUN 2018
TENTANG
PENYELENGGARAAN KABUPATEN LAYAK ANAK
I. UMUM.
Anak merupakan pewaris masa depan. Oleh karena itu, berbagai
kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang dilakukan Negara dan
masyarakat kepada anak-anak Indonesia saat ini akan sangat menentukan
masa depan.
Pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha telah melakukan banyak
upaya dalam rangka membangun anak Indonesia, namun situasi dan
kondisi anak-anak hingga saat ini masih jauh dari harapan. Salah satu
penyebab kondisi anak-anak Indonesia yang belum menggembirakan ini
adalah belum terlaksananya pembangunan anak secara sistematis dan
berkelanjutan. Selama ini pembangunan anak dilaksanakan secara parsial
dan sektoral, sehingga masih banyak anak yang belum terpenuhi hak-
haknya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
sejak tahun 2006 menginisiasi kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak. KLA
merupakan wujud dari komitmen Indonesia terhadap Convention on the
Rights of the Child (CRC) dan World Fit for Children (WFC) dan merupakan
pelaksanaan dari berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Oleh sebab itu, Kebijakan KLA perlu dikembangkan di seluruh
kabupaten/kota di Indonesia, sehingga akan terwujud Indonesia yang layak
bagi anak, yang pada akhirnya akan mendukung terwujudnya dunia yang
layak bagi anak.
Ketentuan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
mengamanatkan diantaranya 2 (dua) hal yang perlu diimplementasikan.
melalui penghormatan dan perealisasian hak atas anak oleh semua pihak
sebagai bagian dari hak asasi manusia sebagai bentuk penghargaan atas
martabat manusia.
Selain Pemerintah, Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung
jawab pula atas penyelenggaraan perlindungan anak di daerah dalam
rangka mendukung kebijakan nasional terhadap perlindungan anak.
- 26 -
jdih.tubankab.go.id
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Cukup Jelas
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Cukup Jelas
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Cukup Jelas
Pasal 18
Cukup Jelas
Pasal 19
Cukup Jelas
-2-
- 27 -
jdih.tubankab.go.id
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 114
-3-