salin

32
41 2.1.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Persalinan No. Registrasi : ................. Tanggal : ................. Jam : ................. KALA I I. Pengumpulan Data Kala I A.Data subjektif a. Biodata a) Nama Ibu dan Suami Untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan untuk mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama (Romauli, 2011: 162) b) Usia / tanggal lahir Umur primigravida kurang dari 16 tahun atau di atas 35 tahun merupakan batas awal dan akhir reproduksi yang sehat. Banyak terjadi terjadi penyulit pada kehamilan terlalu muda ataupun terlalu tua (Manuaba dkk,2007:159) c) Agama Berhubungan dengan perawatan penderita yang berkaitan dengan ketentuan agama (Romauli, 2011: 162) d) Suku / bangsa Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi perilaku kesehatan (Romauli, 2011: 162) e) Pendidikan Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang (Romauli, 2011: 162) f) Pekerjaan Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasihat kita sesuai. Pekerjaan ibu untuk mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan seperti bekerja di pabrik rokok, percetakan dan lain-lain (Romauli, 2011: 163)

Upload: ucrit-unyil-usrok

Post on 21-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

43

2.1.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada PersalinanNo. Registrasi: .................Tanggal: .................Jam: .................KALA II. Pengumpulan Data Kala IA. Data subjektifa. Biodataa) Nama Ibu dan SuamiUntuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan untuk mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama (Romauli, 2011: 162)b) Usia / tanggal lahirUmur primigravida kurang dari 16 tahun atau di atas 35 tahun merupakan batas awal dan akhir reproduksi yang sehat. Banyak terjadi terjadi penyulit pada kehamilan terlalu muda ataupun terlalu tua (Manuaba dkk,2007:159)c) AgamaBerhubungan dengan perawatan penderita yang berkaitan dengan ketentuan agama (Romauli, 2011: 162)d) Suku / bangsaUntuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi perilaku kesehatan (Romauli, 2011: 162)e) Pendidikan Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang (Romauli, 2011: 162)f) PekerjaanUntuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasihat kita sesuai. Pekerjaan ibu untuk mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan seperti bekerja di pabrik rokok, percetakan dan lain-lain (Romauli, 2011: 163)g) AlamatUntuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya bersamaan. Alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada klien (Romauli, 2011: 163)h) No. TelpDitanyakan bila ada, untuk memudahkan komunikasi (Romauli, 2011: 163)

b Keluhan utamaPada kasus persalinan, informasi yang harus didapat dari pasien adalah kapan mulai ada rasa kenceng-kenceng diperut, bagaimana intensitas dan frekuensinya, apakah ada pengeluaran cairan dari vagina yang berbeda dari air kemih, apakah sudah ada pengeluaran lendir disertai darah, serta bagaimana pergerakan janinnya (Sulistyawati dan Esty,2010:221)

c Menstruasia) Pola menstruasi : teratur setiap bulanya. Masa subur dapat diperhitungkan pada siklus menstruasi yang teratur . Siklus menstruasi yang teratur dapat menunjukkan bahwa faal ovarium cukup baik b) Tanggal menstruasi terakhir :untuk menentukan perkiraan persalinan menurut Naegle (Manuaba dkk,2007:159)c) Keluhan Keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi misalnya sakit yang sangat, pening sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjuk pada diagnosis tertentu (Sulistyawati dan Esty, 2010:221-222)

b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan KB yang laluDilakukan review riwayat kehamilan masa lalu: usia kehamilan, masalah/ penyakit yang pernah diderita saat kehamilan masa lalu. Review riwayat persalinan masa lalu: jenis persalinan, kondisi bayi saat lahir. Review riwayat nifas masa lalu: masalah yang dialami setelah selesai melahirkan, pemberian ASI, penggunaan alat kontrasepsi.Rasionalnya, kondisi yang pernah dialami ibu di masa lalu selama periode kehamilan, melahirkan dan nifas, tidak menutup kemungkinan masalah tersebut dapat menjadi actual saat ini. Antisipasi kondisi tersebut dapat dilakukan dengan penggalian data secara komprehensif.(Manurung, 2011: 197)

a) Riwayat kehamilan : Jumlah kehamilan dan kelahiran (gravida (G), para (P), abortus (Ab))Hati-hati jika jumlah anak melebihi lima orang. Jumlah anak ideal hanya sampai kehamilan ketiga, kehamilan kelima sudah termasuk grandemultipara harus diwaspadai perdarahan postpartum (Manuaba dkk,2007:159)b) Riwayat persalinan :(a) Jarak antara dua kelahiran, batas ideal dan diikuti hamil setelah 2 tahun (Manuaba dkk,2007:159)(b) Cara melahirkan (spontan, vakum, forsep, atau operasi), riwayat kehamilan dan persalinan yang buruk sehingga persalinan saat ini perlu di waspadai (Manuaba dkk,2007:159)(c) Masalah atau gangguan yang timbul pada kehamilan dan melahirkan seperti perdarahan, lesu, pre-eklampsia, eklampsia dan lain- lain(d) Riwayat kelahiran anak : berat badan, tinggi badan, waktu lahir, jenis kelamin, kelainan yang menyertai, bila meninggal apa penyebab kematianyac. Riwayat kehamilan sekarangMenentukan taksiran persalinan, tepat waktu, kurang bulan atau lebih bulan. Untuk mengetahui perkembangan kehamilannya, seperti gerakan janin pertama dan gerak janin aktif atau tidak. Untuk mengetahui keluhan selama hamil terdapat tanda bahaya atau tidak. Misalnya, terdapat pembengkakan kaki atau muka merupakan gejala pre eklamsi, terdapat perdarahan pada saat kehamilan kemungkinan abortus atau perdarahan antepartum. (Manuaba, 2007: 159-160) d. Riwayat kesehatanApakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit separti jantung, diabetes, ginjal, hipertensi, hipotensi, hepatitis, atau anemia (Sulistyawati dan Esty,2010:223)1. Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr % yaitu kematian janin dalam kandungan, persalinan prematur, persalinan lama dan perdarahan postpartum.2. TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan menurunkan kondisi ibu hamil, tenaga bahkan ASI juga berkurang. Dapat terjadi abortus, bayi lahir prematur, persalinan lama dan perdarahan postpartum3. Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran prematur atau lahir mati.4. Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan premature, hydraamnion, kelainan bawaan,BBL besar, kematian janin dalam kandungan.5. HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui ASI dan ibu mudah terinfeksi.(Salmah,2006:134)e. Status PerkawinanUntuk megetahui lama menikah dan usia menikah. Batas ideal untuk hamil setelah menikah adalah 2 tahun. Jika hamil setelah 5 tahun atau lebih setelah menikah disebut primigravida tua sekunder. (Manuaba, 2007: 159)f. Pola Kebiasaana) Pola nutrisi Makanan dan cairan yang cukup selama persalinan akan memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif. (Sondakh, 2013: 118)Data fokus yang dikaji adalah :Kapan atau jam berapa terakhir kali makan, makanan yang dimakan dan jumlah makanan yang dimakan (Sulistyawati dan Esty,2010:223)b) Pola istirahat Istirahat sangat diperlukan pasien untuk mempersiapkan energi menghadapi proses persalinannya, hal ini akan lebih penting lagi jika proses persalinannya mengalami pemanjangan waktu pada kala I. Data yang perlu ditanyakan adalah kapan terakhir tidur, berapa lama (Sulistyawati dan Esty,2010:224)c) Pola minumPada masa persalinan data mengenai intake cairan sangat penting karena akan menentukan kecenderungan terjadinya dehidrasi. Dalam hal ini yang perlu ditanyakan adalah :Kapan terakhir kali minum, berapa banyak yang diminum, apa yang diminum (Sulistyawati dan Esty,2010:223)d) Pola EliminasiKandung kemih harus dikosongkan secara berkala sepanjang proses persalinan, minimal setiap 2 jam. Kandung kemih yang penuh dapat meningkatkan rasa tidak nyaman dan mengganggu turunnya kepala janin ke pelvis. (Sondakh, 2013 : 15)e) Aktivitas seksualData yang perlukan berkaitan dengan aktivitas seksual adalah sebagai berikut :Keluhan, frekuensi, kapan terakhir kali melakukan hubungan seksual (Sulistyawati dan Esty,2010:224)g. Keadaan Psiko, sosial, spriritual dan budayaa) Respon keluargaHal ini perlu ditanyakan, karena respon keluarga dalam proses persalinan sangan penting untuk kenyamanan psikologis ibu (Sulistyawati dan Esty,2010:225)b) Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan persalinanUntuk mendapatkan data ini bidan perlu melakukan pendekatan terhadap keluarga pasien, terutama orangtua. Ada beberapa kebiasaan yang mereka lakukan ketika anak atau keluarganya menghadapi persalinan (Sulistyawati dan Esty,2010:225-226)B. Data obyektifa. Keadaan Umuma) BaikJika pasien memperlihatkan resspon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalam berjalanb) Lemah Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jiak ia kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain (Sulistyawati dan Esty,2010:226)b. KesadaranUntuk mendapatkan gambaran tentang keadaan pasien kita dapat melakukan pengkajian derajad kesadaran pasien dari keadaan komposmentis, sampai dengan koma (Sulistyawati dan Esty,2010:226)c. Tanda Vitala) Tekanan darahTekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih, dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih, kelainan ini dapat berlanjut menjadi pre eklampsia dan eklampsia kalau tidak ditangani dengan tepat. (Romauli, 2011: 173)Meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 12 (10-20) mmHg dan diastolik 5-10 mmHg. Pada waktu-waktu diantara kontraksi, tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan. (Varney dkk, 2007: 686)b) NadiDalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60 80 x/ menit. Denyut nadi 100 x / menit atau lebih dalam keadaan santai merupakan pertanda buruk. Jika denyut nadi ibu 100 x / menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih keluhan seperti tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu, perdarahan berat, anemia, demam, gangguan tiroid, gangguan jantung. (Romauli, 2011: 173)c) Pernafasan Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan masih normal selama persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi. (Varney dkk, 2007: 686)d) Suhu Sedikit meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan segera setelah melahirkan. Yang dianggap normal adalah peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5 sampai 1oC yang mencerminkan peningkatan metabolism selama persalianan (Varney dkk, 2007: 686)d. Pemeriksaan Fisik (Pemeriksaan Khusus)a) Inspeksi (a) RambutBersih atau kotor, warna, mudah rontok atau tidak. Rambut yang mudah dicabut manandakan kurang gizi atau ada kelainan tertentu(b) MukaTampak cloasma gravidarum sebagai akibat deposit pigment yang berlebihan, tidak oedema. Bentuk simetris, bila tidak menunjukkan kelumpuhan. Edema pada muka dapat merupakan gejala preeklampsia, eklampsia (Manuaba dkk,2007:161)

(c) Mata Bentuk simetris, konjungtiva normal berwarna merah muda, bila pucat menandakan anemia. Sklera normal berwarna putih, bila kuning menandakan ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada konjungtivitis. Kelopak mata yang bengkak memungkinkan terjadinya pre eklampsi(d) MulutAdakah sariawan, bagaimana kebersihanya. Dalam kehamilan sering kali timbul stomatitis dan gingivitis yang mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu perawatan mulut agar selalu bersih(e) GigiAdakah caries atau keropos yang menandakan ibu kekurangan kalsium. Saat hamil sering terjadi caries yang berkaitan dengan emesis, hiperemesis gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi sumber infeksi(f) LeherNormal tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tidak ditemukan bendungan vena jugularis. Bendungan vena jugularis kemungkinan adanya gangguan aliran darah akibat penyakit jantung atau aneurisma vena. Pembesaran kelenjar tiroid perlu dievaluasi tentang hipertiroid. Pembengkakan kelenjar limfe adanya kemungkinan terjadinya infeksi (Manuaba, dkk, 2007:162)(g) AbdomenBekas seksio atau luka operasi lainnya yang dapat menjadi lokus minoris resistensi (Manuaba, dkk, 2007:163)(h) GenetaliaPada pemeriksaan genetalia luar nampak cairan ketuban dan/atau lendir darah (Rohani, dkk, 2011:85). Permukaan vulva harus diperiksa dengan teliti untuk mengevaluasi kuantitas perdarahan dan kemungkinan perdarahan traktus urinarius. Pemeriksaan darah merupakan cara akhir yang paling ampuh di bidang obstetrik untuk diagnosis plasenta previa (Sondakh, 2013:42)(i) AnusNormal tidak ada benjolan atau pengeluaran darah dari anus(j) EkstremitasOedema pada tungkai tanda kemungkinan terjadinya pre-eklampsia, bendungan akibat kepala telah masuk PAP, dan tekanan pada vena cava inferior (Manuaba, dkk, 2007:163).b) Palpasi(a) Leher Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar limfe dan ada tidaknya bendungan pada vena jugularis (b) DadaMengetahui ada tidaknya benjolan atau massa pada payudara(c) Abdomen1) Menentukan tinggi fundus2) Memantau kontraksi uterus. Pada fase aktif persalinan, minimal terjadi 2 kontraksi dalam 10 menit, lama kontraksi adalah 40 detik atau lebih.3) Memantau denyut jantung janin. Gangguan kondisi kesehatan janin dicerminkan dari denyut jantung janin yang kurang dari 100 atau lebih dari 160 kali permenit.4) Menentukan presentasi5) Menentukan penurunan bagian terbawah janin (Rukiah dkk, 2009: 77-80)c) Auskultasi Normal terdengar denyut jantung di bawah pusat ibu (baik dibagian kiri atau dibagian kanan). Mendengar denyut jantung bayi meliputi frekuensi dan keteraturannya. DJJ dihitung selama 1 menit penuh. Jumlah DJJ normal antara 120 sampai 140 x / menit (Romauli, 2011: 176)d) Perkusi Refleks Patella normalnya tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila gerakanya berlebihan dan cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklampsi. Bila refleks patella negatif kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1 (Romauli, 2011: 176)e) Periksa dalam Periksa genitalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa(benjolan) termasuk kondiloma, varikositas vulva atau rektum, atau luka parut di perineum. Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan pervaginam atau mekonium,jika ada perdarahan pervaginam, jangan melakukan pemeriksaan dalam. Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban, jika terlihat pewarnaan mekonium, nilai apakah kental atau encer.Nilai vagina, luka parut divagina mengindikasikan robekan perineum atau tindakan episiotomi sebelumnya. Nilai pembukaan dan penipisan serviks, pastikan tali pusat dan atau bagian bagian kecil (tangan atau kaki) tidak teraba saat melakukan pemeriksaan dalam. Jika teraba maka ikuti langkah- langkah gawat darurat dan segera rujuk ibuNilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut telah masuk ke dalam rongga panggulJika bagian terbawah janin adalah kepala, pastikan petunjuknya (ubun ubun kecil, ubun ubun besar atau fontanela magma) dan celah (sutura) sagitalis menilai derajat penusupan atau tumpang tindih tulang kepala dan apakah kepala janin sesuai dengan ukuran jalan lahir (Rukiah dkk, 2009: 81-82)

II. Interprestasi data : Diagnosis, Masalah, KebutuhanTabel 2.3 Tabel contoh rumusan diagnosis kebidanan dan masalah pada ibu bersalin

NoDiagnosis kebidananMasalah

1Seorang G1P0Ab0 usia kehamilan 38 minggu dalam persalinan kala I fase laten dengan anemia ringan1. Takut dengangambaran rasa sakit selama proses persalinan2. Bingung dengan apa yang harus dilakukan selama proses persalinan

2Seorang G2P1Ab0 usia kehamilan 37 minggu dalam persalinan kala I fase aktif1. Tidak rahan dengan nyeri akibat kontraksi

Sumber : Sulistyawati dan Esty Nugraheny,2010.Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.Jakarta:Salemba Medika,halaman 229a. Kebutuhan pasien Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya. Contohnya kebutuhan untuk KIE, bimbingan tentang kontrol pernapasan dan posisi untuk meneran (Sulistyawati dan Esty,2010:229

III. Identifikasi Diagnosa atau Masalah PotensialTabel 2.4 Tabel contoh perumusan diagnosis potensial pada persalinan kala I

NoHasil Interprestasi dataDiagnosis potensial

1Anemia beratPerdarahan intrapartum

2Takanan darah 160/100 mmHg, protein urine (++)Eklampsia

3Keletihan dan dehidrasiPartus lama

4Ketuban pecah diniInfeksi intrapartum

5Tinggi badan 140 cm, kepala belum masuk panggulPersalinan tak maju karena DKP

6Kala I fase aktif melewati garis waspada partografPartus lama

7DJJ lebih dari normalAsfiksia intrauterus

Sumber : Sulistyawati dan Esty Nugraheny,2010.Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.Jakarta:Salemba Medika,halaman 230

IV. Identifikasi Kebutuhan SegeraDengan data yang didapat dapat menentukan perlu tidaknya konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau pemeriksaan diagnosis (laboratorium). Bidan harus mampu menentukan tindakan yang paling tepat dan penting untuk klien (Muslihatun dkk,2009:144)

V. Rencana Asuhan1. Persipan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi Rasional : untuk menyiapkan beberapa hal (Sondakh,2013:114)2. Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat obatan yang diperlukan Rasional :Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi, penolong sebaiknya memastikan kelengkapan, jenis, dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta dalam keadaan siap pakai (Sondakh,2013:115)3. Persiapan rujukan Rasional :Jika terjadi penyulit dalam persalinan, keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai dapat membahayakan jiwa ibu dan atau bayi (Sondakh,2013:115)4. Pelayanan asuhan sayang ibuRasional :Asuhan sayang ibu dapat diberikan oleh bidan dengan harapan persalinan akan berlangsung aman dan nyaman sesuai yang diharapkan bidan, ibu dan keluarganya (Sondakh,2013:9)5. Pengurangan rasa sakitRasional :Metode pengurangan rasa nyeri yang dilakukan secara terus-menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, berbiaya rendah, beresiko rendah, membantu kemajuan persalinan, serta hasil persalinan bertambah baik dan bersifat sayang ibu(Sondakh,2013:116)6. Berikan dukungan emosionalRasional : Berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan secara fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal (Sondakh,2013:116)7. Mengatur posisi dan beritahu ibu untuk tidak berbaring terlentang lebih dari 10 menitRasional :Hal ini tidak diperbolehkan karena akan menekan vena cava inferior, penekanan ini akan mengakibatkan hipoksia atau kekurangan pasokan oksigen pada janin, selain itu akan berpengaruh terhadap proses kemajuan persalinan (Sondakh,2013:118)8. Pemberian cairan dan nutrisiRasional : Dehidrasi dapat memperlambat kontraksi dan membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif (Sondakh,2013:118)9. Kebutuhan psikologisRasional : Ketegangan jiwa dan badan ibu juga menyebabkan ibu lekas lelah (Sondakh,2013:90-91)10. Anjurkan ibu ke kamar mandiRasional :kandung kemih yang penuh dapat meperlambat turunya janin,mengganggu kemajuan persalinan, meningkatkan resiko perdarahan pascapersalinan karena atonia uteri, dan dapat meningkatkan resiko infeksi saluran kemih (Sondakh, 2013:119)11. Pencegahan infeksiRasional :Kepatuhan dalam menjalankan tindakan tindakan pencegahan infeksi yang baik, juga akan melindungi penolong persalinan dan keluarga ibu dari infeksi (Sondakh, 2013:120)12. Persiapan persalinanRasional: Sebelum persalinan, banyak hal yang perlu dipersiapkan yang bersifat beragam. (Sondakh,2013:120)13. Pengisian partografRasional :Partograf adalah alat bantu untuk membantu untuk mengobservasi kemajuan kala I persalinan dan memberikan informasi untuk membuat keputusan klinik. (Sondakh,2013:121)VI. Penatalaksanaan kala I1. Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi Beberapa hal pokok yang perlu dipersiapkan adalah :a. Ruangan yang memiliki suhu hangat, bersih, sirkulasi udara yang baik dan terlindungi dari tiupan anginb. Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu sebelum dan sesudah melahirkanc. Air disinfeksi tingkat tinggi (air yang mendidih dan didinginkan) untuk membersihkan vulva dan perineum sebelum dilakukan pemeriksaan dalam dan membersihkan perineum ibu setelah bayi lahird. Kecukupan air bersih, klorin, detergen, klorin, kain pembersih, kain pel dan sarung tangan karet untuk membersihkan ruangan, lantai, perabotan, dekontaminasi, dan proses alate. Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong persalinan. f. Tempat yang lapang untuk ibu berjalan jalan dan menunggu saat persalinan, melahirkan bayi, serta untuk memberikan asuhan pada ibu dan bayinya setelah persalinan. Pastikan ibu mendapat privasi yang diinginkang. Penerangan yang cukup baik siang maupun malamh. Tempat tidur yang bersih untuk ibu. i. Tempat yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan bersalin j. Meja yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinank. Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir (Sondakh,2013:114 - 115)2. Menyiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat obatan yang diperlukan (Sondakh,2013:115)3. Menyiapkan rujukan Hal hal yang perlu diperhatikan dalam proses rujukan adalah sebagai berikut:a. Jika ibu perlu dirujuk, sertakan dokumentasi tertulis mengenai semua asuhan atau perawatan yang telah diberikan dan semua hasil penilaian (termasuk partograf) untuk dibawa ke fasilitas rujukanb. Jika ibu datang untuk mendapatkan asuhan persalinan dan kelahiran bayi, dan ia tidak siap atau kurang memahi bahwa kondisinya memerlukan upaya rujukan,maka lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya mengenai perlunya memiliki rencana rujukan. Bantu merka mengembangkan rencana rujukan pada awal persalinan (Sondakh,2013:115)4. Memberikan asuhan sayang ibuPrinsip umum asuhan sayang ibu adalah sebagai berikut :a. Sapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang, serta berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran bayib. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota keluarganyac. Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikan dukungand. Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan dan lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukane. Siap dengan rencana rujukan (Sondakh,2013:116)5. Mengurangi rasa sakitMenurut Varney, pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara cara sebagai berikut:a. Menghadiri seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami, orangtua)b. Pengaturan posisi : duduk atau setengah duduk, merangkak, berjongkok, berdiri atau berbaring miring kiric. Relaksasi pernapasand. Istirahat dan privasie. Penjelasan mengenai proses atau kemajuan persalinan atau prosedure yang akan dilakukanf. Asuhan dirig. Sentuhan (Sondakh,2013:116-117)6. Memberikan dukungan emosionalPenolong dapat bekerja sama dengan anggota keluarga pasien dalam hal-hal berikut:a. Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibub. Membantu ibu bernapas dengan benar pada saat kontraksic. Memijat punggung, kaki, atau kepala ibu dan tindakan-tindakan bermanfaat lainnyad. Menyeka muka ibu secara lembut dengan menggunakan kain yang dibasahi air hangat atau dingine. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman (Sondakh,2013:117)7. Mengatur posisi ibua. Anjurkan ibu untuk mobilisasi seperti berjalan, berdiri, atau jongkok (bertujuan untuk membantu proses turunya bagian terendah janin),berbaring miring (memberi rasa santai, memberi oksigenasi yang baik ke janin, mencegah laserasi) atau merangkak (mempercepat rotasi kepala janin, peregangan minimal pada perineum, serta sikap baik pada ibu yang mengeluh sakit punggung)8. Memberikan cairan dan nutrisiPenolong mengnjurkan ibu untuk mendapatkan asupan makanan dan cairan selama persalinan dan proses kelahiran bayi (Sondakh,2013:118)9. Memenuhi kebutuhan psikologisMasalah yang mungkin terjadi menjelang maupun pada saat persalinan di antaranya adalah sebagai berikut:a. Kecemasan menghadapi persalinanTindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikuta) Mengkaji penyebab kecemasanb) Mengorientasikan ibu terhadap lingkunganc) Memantau TTVd) Mengajarkan teknik relaksasie) Mengajarkan pengaturan napas untuk mefasilitasi rasa nyeri akibat kontraksi uterusb. Kurang pengetahuan tentang proses persalinanTindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:a) Mengkaji tingkat pengetahuanb) Memberikan informasi tentang proses persalinan dan pertolongan persalinan yang akan dilakukanc) Informed consentc. Kemampuan mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif)Tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikuta) Memberikan dukungan emosi dan fisikb) Melibatkan keluarga atau suami untuk mendampingi selama proses persalinan(Sondakh,2013:119)10. Menganjurkan ibu untuk ke kamar mandi (Sondakh,2013:119)11. Melakukan pencegahan infeksi (Sondakh,2013:120)12. Mempersiapakan persalinanPada intinya persiapan yang dilakukan terkait dengan hal-hal berikut adalah:a Persiapan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayib Persiapan perlengkapan bahan-bahan dan obat yang diperlukanc Persiapan rujukand Pemberian asuhan sayang ibu (Sondakh,2013:120-121)13. Mencatat di lembar partografPartograf jika digunakan dengan tepat dan konsisten akan membantu penolong persalinan untuk :a. Mencatat kemajuan persalinanb. Mencatat kondisi ibu dan janinyac. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahirand. Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi penyulit persalinane. Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu (Sondakh,2013:121-122)

VI. EvaluasiUntuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita berikan kepada pasien, kita mengacu kepada beberapa pertimbangan sebagai berikut :1. Tujuan asuhan kebidanana. Meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan pasienb. Memfasilitasi pasien untuk menjalankan persalinannya dengan rasa nyaman dan penuh percaya diric. Menyakinkan pasien dan pasangannya untuk mengembangkan kemampuan sebagai orangutan dan untuk mendapatkan pengalaman berharga sebagai orangtua.2. Efektifitas tindakan untuk mengatasi masalahDalam melakukan evaluasi mengenai seberapa efektif tindakan dan asuhan yang kita berikan kepada pasien, kita perlu mengkaji respon pasien dan peningkatan kondisi yang kita targerkan pada saan penyusunan perencanaa. Hasil pengkajian ini kita jadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan asuhan berikutnya3. Hasil asuhan Hasil asuhan adalah bentuk nyata dari perubahan kondisi serta respon pasien dan keluarga meliputi :a. Penerimaan pasien terhadap kondisi dan kesiapan dalam menghadapi setian tahap persalinanb. Stabilitas psikologi suami dan keluarga dalam mendamppingi pasienc. Pasien kooperatif dalam proses persalinand. Suami dan keluarga senantiasa siap memberikan dukungan (Sulistyawati dan Esty,2010:233)KALA III. Pengumpulan Data Kala IIA. Data SubjektifData subjektif yang mendukung bahwa pasien dalam persalianan kala II adalah pasien mengatakan ingin meneran (Sulistyawati dan Esty,2010:233)B. Data Objektifa. Ekspresi wajah pasien serta bahasa tubuh yang menggambarkan suasana fisik dan psikologis pasien menghadapi kala II persalinanb. Vulva dan anus membuka, perineum meninjolc. Hasil pemantauan kontraksia) Durasi lebih dari 40 detikb) Frekuensi lebih dari 3 kali dalam 10 menitc) Intensitas kuatd. Hasil pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap (Sulistyawati dan Esty,2010:233)

II. Interprestasi data : Diagnosis, Masalah, KebutuhanMeskipun penentuan apakah pasien benar-benar dalam kala II adalah yang paling penting dalam tahap ini, namun bidan tetap tidak boleh melupakan untuk menginterpretasikan masalah dan kebutuhan yang mungkin timbul pada pasien.Diagnose nomenklatur1. Data dasar subjektif: Ibu mengatakan perut semakin sakit dan ingin meneran2. Data dasar objektif : Perineum menonjol, vulva dan anus membuka, rekuensi his semakin sering, intensitas semakin kuat dan durasi HIS > 40 detik(Sulistyawati dan Esty,2010:234)Diagnosa : G...P....Ab.... aterm kala II janin hidup tunggal intrauterin presentasi kepala (Rukiah dkk, 2009:195)

III. Identifikasi Diagnosa atau Masalah PotensialDiagnosis potensial pada kala II persalinan ditegakkan berdasarkan hasil interpretasi data pada kala ini. Beebrapa contoh diagnosis potensial yang mungkin terjadi seperti :Tabel 2.5 Tabel tentang rumusan diagnosis potensial berdasarkan interpretasi data

NoInterpretasi data dasarDiagnosis potensial

1Seorang PAbdalam persalinan kala II dengan anemia beratKala II lama

2Seorang P.Ab. dalam persalinan kala II dengan induksiAsfiksia intra uterus

3Seorang P.Ab..dalam persalinan kala II dengan ketuban pecah dinia.Infeksi intra uterus b. Kala II lama

4Seorang P..Ab. dalam persalinan kala II dengan presentasi sungsangAsfiksia pada bayi

Sumber : Sulistyawati dan Esty Nugraheny,2010.Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.Jakarta:Salemba Medika,halaman 234

IV. Identifikasi Kebutuhan SegeraPerumusan diagnosis potensial bertujuan untuk memberikan patokan bagi bidan dalam hal antisipasi serta persiapan apa saja yang harus dilakukan sebelum merujuk jika memang langkah merujuk benar-benar diputuskan sebagai langkah yang paling tepatV. Rencana asuhan kala II1. Persiapan Penolong persalinanRasional : salah satu persiapan penting bagi penolong adalah memastikan penerapan prinsip dan praktik pencegahan infeksi (Rukiyah dkk, 2009:104)2. Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahanRasional : Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi, penolong sebaiknya memastikan kelengkapan, jenis, dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta dalam keadaan siap pakai (Sondakh,2013:115)3. Penyiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayiRasional : Siapkan lingkungan yang sesuai bagi proses kelahiran bayi untuk mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh yang berlebihan pada bayi baru lahir harus dimulai sebelum kelahiran bayi itu sendiri (Rukiyah dkk, 2009:104)4. Persiapan ibu dan keluargaRasional : dalam memenuhi upaya asuhan sayang ibu, maka anjurkan kepada keluarga agar ibu selalu di dampingi oleh keluarganya selama proses persalinan dan kelahiran bayinya (Rukiyah dkk, 2009:104)5. Bersihkan perineum ibuRasional : bersihkan perineum ibu adalah praktik terbaik pencegahan infeksi pada kala II persalinan diantaranya adalah melakukan pembersihan vulva dan perineum menggunakan air matang (Rukiyah dkk, 2009:104)6. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihRasional : Kandung kemih yang penuh mengganggu penurunan kepala bayi, menghalangi lahirnya plasenta dan perdarahan pasca persalinan(Rukiyah dkk, 2009:104)7. AmniotomiRasional : apabila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka perlu dilakukan tindakan amniotomi (Rukiyah dkk, 2009:104)8. Pertolongan persalinanRasional : Gejala dan tanda kala II merupakan mekanisme alamiah bagi ibu dan penolong persalinan bahwa proses pengeluaran bayi sudah dimulai (Rukiyah dkk, 2009:104)

VI. Penatalaksanaan 1. Mempersiapkan penolong persalinanYang dilakukan untuk pencegahan infeksi adalah mencuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan perlindungan pribadi (Rukiyah dkk, 2009:104)2. Menyiapkan tempat persalinan, peralatan, dan bahan(Rukiyah dkk, 2009:104)3. Menyiapkan tempat untuk kelahiran bayiPastikan bahwa ruangan bersih, hangat ( minimal 25oC), pencahayaan cukup, dan bebas dari tiupan angin (matikan kipas angin atau pendingin) (Rukiyah dkk, 2009:104)4. Mempersiapkan ibu dan keluarga (Rukiyah dkk,2009:106)5. Membersihkan perineum ibu (Rukiyah dkk,2009:107)Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih (Rukiyah dkk, 2009:104)6. Melakukan amniotomi (Rukiyah dkk,2009:108)7. Melakukan pertolongan persalinanSesuai dengan kewewenangannya bidan melakukan pertolongan persalinan normal sesuai dengan APN (Sulistyawati dan Esty,2010:236-237)

VII. EvaluasiPada akhir kala II, bidan melakuka evaluasi antara lain :1. Keadaan umum bayi ( jenis kelamin, warna kulit, spontanitas menangis segera setelah lahir )2. Keadaan umum pasien ( kontraksi, perdarahan, dan kesadaran )3. Kepastian adanya janin kedua (Sulistyawati dan Esty, 2010:237)

KALA IIII. Pengumpulan Data Kala IIIA. Data subjektifa. Pasien mengatakan bahwa bayi nya lahir normalb. Pasien mengatakan bahwa ari arinya belum lahirc. Pasien mengatakan perut bagian bawahnya terasa mulas (Sulistyawati dan Esty,2010:237)B. Data objektif a. Bayi lahir spontan pervagina pada tanggal.jam.jenis kelamin.normal/ada kelainan, menangis spontan kuat, warna kulit kemerahanb. Plasenta belum lahirc. Tidak teraba janin keduad. Teraba kontraksi uterus (Sulistyawati dan Esty,2010:237)

II. Interprestasi data : Diagnosis, Masalah, KebutuhanBerdasarkan data pengkajian diatas, bidan mengintrpretasikan bahwa pasien sekarang benar-benar sudah dalam persalianan kala IIIDiagnosis nomenklatur : PAb dalam persalinan kala III (Sulistyawati dan Esty,2010:238)

III. Identifikasi Diagnosa atau Masalah PotensialBidan tetap harus waspada terhadap berbagai kemungkinan buruk pada kala III, meskipun kasus yang ia tangani adalah persalianan normal. Diagnosis potensial yang mungkin terjadi pada kala III :1. Gangguan kontraksi pada kala III2. Retensi sisa plasenta (Sulistyawati dan Esty,2010:238)

IV. Identifikasi Kebutuhan SegeraBerdasarkan diagnosis potensial yang telah dirumuskan, bidan secepatnya melakukan tindakan antisipasi agar diagnosis potensial tidak benar-benar terjadi1. Rangsangan putting susu2. Pengeluaran plasenta secara lengkap (Sulistyawati dan Esty,2010:238)

V. Perencanaan1. Informasikan pada ibu bahwa ibu sudah memasuki persalinan kala IIIRasional : berikan informasi pada ibu bahwa rasa mulas yang ibu rasakan adalah normal karena ari-arinya belum keluar, supaya ibu tenang (Rukiyah dkk,2009:197)2. Lakukan manajemen aktif kala IIIRasional : menajemen aktif kala III untuk mengupayakan kontraksi yang adekuat dari uterus danmempersingkat waktu kala III, mengurangi jumlah kehilangan darah, mengurangi kejadian restensio plasenta (Rukiyah dkk,2009:146)3. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan ibu makan dan minumRasional : makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi, dehidrasi bisa memperlambat kontraksi dan atau membuat kontraksi menjadi teratur dan kurang efektif (Rukiyah dkk,2009:72)4. Lakukan massase Rasional : Massase dilakukan untuk mempertahankan kontraksi uterus (Sulistyawati dan Esti, 2013:180)

VI. Penatalaksanaan1. Mengiformasikan pada ibu bahwa ibu sudah memasuki persalinan kala III(Rukiyah dkk,2009:197)2. Melakukan manajemen aktif kala III Melakukan palpasi uterus untuk memastikan apakah ada janin yang kedua atau tidak. Tidak ada janin kedua lakukan manajemen aktif kala III yaitu jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin, menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM, melakukan peregangan tali pusat terkendali, melahirkan plasenta, melakukan massase fundus (Rukiyah, lia, Maemunah dan Lilik,2009:197-198)3. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makan dan minum kepada ibu (Rukiyah dkk,2009:198)4. Melakukan massase uterus setelah plasenta lahir selama 15 kali untuk mencegah perdarahan, dan ajarkan ibu untuk melakukan massase sebanyak 15 kali atau selama 15 detik (Rukiyah dkk,2009:198)

VII. EvaluasiEvaluasi dari manajemen persalianan kala III 1. Plasenta lahir lengkap, spontan, pada tanggal.jam.2. Kontraksi uterus : baik atau tudak3. TFU berapa jari dibawah pusat4. Perdarahan : sedikit / sedang / banyak5. Laserasi jalan lahir : ada atau tidak6. Kondisi umum pasien7. Tanda vital pasien (Sulistyawati dan Esty,2010:239)

KALA IVI. Pengkajian Data Kala IVA. Data subjektifa. Pasien mengatakan bahwa ari-arinya sudah lahirb. Pasien mengatakan perutnya mulasc. Pasien mengatakan merasa lelah tapi bahagia (Sulistyawati dan Esty,2010:239)B. Data objektifa. Plasenta telah lahir spontan, lengakap, pada tanggaljam.b. TFU berapa jari diatas pusat c. Kontraksi uterus baik / tidak (Sulistyawati dan Esty,2010:239)

II. Interprestasi data : Diagnosis, Masalah, KebutuhanDiagnosis nomenklatur : Seorang P.Ab dalam persalinan kala IV. Masalah yang dapat muncul pada kala IV :1. Pasien kecewa karena jenis kelamin bayi tidak sesuai dengan keinginannya2. Pasien tidak kooperatif dalam proses IMD3. Pasien cemas dengan keadaannya (Sulistyawati dan Esty,2010:239)

III. Identifikasi Diagnosa atau Masalah PotensialBidan menentukan diagnosis potensial berdasarkan data yang diperoleh melalui pengkajian pada kala III serta proses persalinan pasien dari awal.diagnosis potensial yang mungkin muncul pada kala IV seperti :1. Hipotoni sampai dengan atonia uteri2. Perdarahan karena robekan serviks3. Syok hipovolemik (Sulistyawati dan Esty,2010:239)

IV. Identifikasi Kebutuhan SegeraBerdasarkan diagnosis potensial, bidan melakukan tindakan antisipasi untuk menyelamatkan jiwa pasien. Tapi ingat, tindakan antisipasi harus selalu menyesuaikan batas kewenangan bidan dan standar pelayanan kebidanan. Langkah antisipasi yang dapat dilakukan seperti :1. Eksplorasi sisa plasenta2. Kopresi bimanual plasenta sampai interna3. Pemberian infus dan uterotonika (Sulistyawati dan Esty,2010:240)

V. Perencanaan 1. Informasikan kepada ibu dan keluarga bahwa saat ini ibu sudah melahirkan dengan selamatRasional : informasi yang diberikan akan membuat ibu senang karena bayi dan plasentanya sudah lahir (Rukiyah dkk, 2009: 199)2. Lakukan evaluasi uterus, konsistensi dan atonia uteriRasional : uterus seharusnya terasa keras (kaku) bila diraba, uterus yang lembek dan berayun menunjukkan uterus tidak berkontraksi dengan baik, dengan kata lain mengalami atonia uteri (Rukiyah dkk, 2009: 156)3. Pemeriksaan serviks, vagina dan perineumRasional : jika pada jalan lahir nampak perdarahan terus menerus atau memancar perlu dicurigai adanya laserasi vagina atau serviks (Rukiyah dkk, 2009: 157)4. Bersihkan ibu Rasional : membersihkan ibu dan mengganti pakaian yang bersih dan kering supaya ibu merasa nyaman (Rukiyah dkk, 2009: 199)5. Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan dan minuman Rasional : dehidrasi bisa memperlambat kontraksi dan atau membuat kontraksi menjadi teratur dan kurang efektif (Rukiyah dkk, 2009:72)6. Dekontaminasi alat-alat partus Rasional : pencegahan infeksi sangat penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir (Rukiyah dkk,2009:73)7. Pemantauan dan evaluasi lanjutRasional : pemantauan dilakukan sehingga semaunya berjalan stabil dalam batas-batas normal (Rukiyah dkk, 2009: 157)

VI. Pelaksanaan1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa saat ini ibu sudah melahirkan dengan selamat (Rukiyah dkk, 2009: 199)2. Melakukan evaluasi uterus, konsistensi dan atonia uteri (Rukiyah dkk, 2009: 156)3. Melakukan pemeriksaan serviks,vagina dan perineum (Rukiyah dkk, 2009: 156)4. Membersihkan ibu dari darah dan cairan ketuban dengan air bersih dan membersihkan tempat tidur, mengganti pakaian ibu dengan yang bersih dan kering dan memasang pemabalut agar ibu merasa nyaman (Rukiyah dkk, 2009: 199)5. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dan minuman agar kondisi ibu cepat pulih dan ASI yang ekluar banyak (Rukiyah dkk, 2009: 199)6. Melakukan dekontaminasi alat-alat partus Mengajarkan ibu cara masase uterus agar ibu mengetahui apabila uterus tidak berkontraksi dengan baik (Rukiyah dkk, 2009: 199)7. Melakukan pemantauan dan evaluasi lanjut Pemantauan kala IV untuk tanda tanda vital setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam keduaa. Pemantauan tanda-tanda vital antara lain tekanan darah, denyut jantung, dan pernapasan. Denyut nadi berkisar 60-80 kali permenit, apabila denyut nadi lebih dari 90 kali permenit maka perlu pemeriksaan dan pemantauan terus-menerus. Kadang-kadang suhu lebih tinggi dari 37,2oC akibat dehidrasi dan persalinan lama (Rukiyah dkk, 2009: 157)b. Kontraksi uterusPemantauan kontraksi uterus harus dilakukan secara simultan. Jika uterus lembek, maka ibu bisa mengalami perdarahan (Rukiyah dkk, 2009: 158)c. LocheaJika uterus berkontraksi kuat, lochea kemungkinan tidak lebih dari menstruasi (Rukiyah dkk, 2009: 158)d. Kandung kemihKandung kemih harus dievaluasi untuk memastikan kandung kemih tidak penuh. Kandung kemih yang penuh mendorong uterus keatas dan menghalangi uterus berkontraksi sepenuhnya (Rukiyah dkk, 2009: 158)e. PerineumPerineum dievaluasi untuk melihat adanya edema atau hematoma (Rukiyah dkk, 2009: 159)f. Perkiraan darah yang hilangEstimasi simtomatik : bila perdarahan menyebabkan terjadinya perubahan tanda vital (hipotensi) maka jumlah darah yang keluar telah mencapai 1000 1200 ml, bila terjadi syok hipovolemik maka jumlah perdarahan telah mencapai 2000-2500 ml (Rukiyah dkk, 2009: 160)

VII. EvaluasiHasil akhir dari asuhan persalinan kala IV normal adalah pasien dan bayi dalam keadaan baik, yang ditunjukkan dnegan stabilitas fisik dan psikologis pasien. Kriteria dari keberhasilah ini adalah :1. Tanda vital pasien normal2. Perkiraan jumlah perdarahan3. Kontraksi uterus baik4. IMD berhasil5. Pasien dapat berapdatasi dengan peran barunya (Sulistyawati dan Esty,2010:240)