salah satu cara untuk menetukan lapisan bumi adalah dengan jalan menggunakan gelombang seismi1
DESCRIPTION
kllkTRANSCRIPT
BAB IIURAIAN MATERI
2.1.Menentukan Struktur Internal Bumi Dengan Menggunakan Gelombang Seismik
Pengetahuan tentang lapisan dalam bumi sebagian besar didasarkan pada bukti tidak langsung. Bukti-bukti tersebut didapatkan melalui penelitian-penelitian, terutama dengan cara geofisika.Salah satu peneliti yang berhasil mengetahui lapisan dalam bumi adalah Andrija Mohorovicic (1909) seperti pada gambar 1.1. Andrija Mohorovicic.
salah satu cara untuk menetukan lapisan bumi adalah dengan jalan menggunakan gelombang seismik. gelombang seismik tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan gelombang gempa. gelombang seismik tersebut akan menjalar ke seluruh permukaan bumi, yang mana apabila gelombang tersebut melalui suatu batasan antar medium dimana densitas dari setiap lapisan bumi tersebut berbeda-beda tergantung dari karakteristik batuan, maka gelombang seismik tersebut akan mengalami perlakuan pembiasan ataupun pemantulan yang mana energi dari gelombang tersebut akan diserap oleh setiap lapisan bumi. selanjutnya gelombang pantul yang dipantulkan menuju ke permukaan bumi akan ditangkap dengan menggunakan sensor yang disebut dengan geophone. dari gelombang pantul tersebut yang selanjutnya akan dilakukan analisa berdasarkan kecepatan gelombangnya yang digunakan untuk menentukan lapisan yang terdapat didalam bumi.
Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik ada yang merambat melalui interior bumi yang disebut gelombang body wave, dan juga yang merambat melalui permukaan bumi yang disebut surface wave. Body wave dibedakan menjadi dua berdasarkan pada arah getarnya.
Gelombang P (longitudinal) merupakan gelombang yang arah getarnya searah dengan arah perambatan gelombang sedangkan gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah perambatanya disebut gelombang S (transversal). Surface wave terdiri atas Reyleigh wave (ground roll) dan Love wave (Telford,et.al, 1990)
Gelombang seismik dapat dibangkitkan oleh gempa bumi maupun suatu ledakan yang besar. Dimana gelombang tersebut selanjutnya akan ditransmisikan ke seluruh bagian bumi melalui penjalaran gelombang seismik, baik yang berupa gelombang-gelombang badan maupun gelombang-gelombang permukaan. Gelombang badan akan menjalar dipermukaan bumi. Karena karakteristik gelombang badan yang menjalar ke seluruh bagian dalam bumi. Maka tipe gelombang ini memegang peranan yang dominan pada proses pendugaan dan penentuan struktur bagian dalam bumi. Gelombang-gelombang badan tersebut terdiri dari gelombang P dan juga gelombang S.
Pada saat terjadi gempa bumi, gelombang seismik akan menjalar dari sumber gelombang menembus bagian dalam bumi kemudian diterima oleh berbagai detektor yang berada di permukaan bumi. Ilustrasi penjalaran gelombang badan badan bumi ditunjukan pada gambar di bawah. gambar ini merupakan penampang melintang bumi yang diasumsikan berbentuk lingkaran. Misalkan saja gelombang tersebut berasal dari titik O maka gelombang tersebut akan diterima secara berurutan oleh seismograf pada stasiun perekaam di permukaan bumi yang berkedudukan di titik A,B,C,D dan E. Dari waktu tiba energi gelombang P pada titik-titik tersebut, dapat digambarkan mukia gelombang yang ditunjukan oleh garis terputus dalam gambar dibawah (a) . muka gelombang yang dihasilkan berbentuk lingkaran-lingkaran konsentris, sehingga lintasan berkas seismiknya merupakan garis lurus. Hal ini menunjukan media penjalarannya bersifat homogen isotropis, yang berarti kecepat seismiknya serba sama (uniform).
Dalam kenyataanya tidaklah demikian, dan biasanya akan dijumpai kaeadan seperti ditujukan pada gambar dibawah (b). Berdasarkan indikasi lintasan berkas sinar yang berbentuk kurva naik pada titik A,B,dan C, dapat ditafsirkan bahwa kecepatan seismik akan semakin besar dengan bertambahnya kedalaman. Pada titik D dan E terjadi pembelokan arah berkas seismik dan penurunan kecepatan seismik. Berdasarkan fakta ini dapat diinterpretasikan bahwa material bumi sebagai media penjalaran gelombang-gelombang badan tidak homogen isotropis secara keseluruhan, akan tetapi merupakan struktur perlapisan yang tersusun atas material dengan kecepatan seismik yang tidak sama.
Sumber :susilawati.2008. Penerapan Penjalaran Gelombang Seismik Pada Penelaahan Struktur Bagian Dalam Bumi. USU e-repository 2008.
Survei seismik merupakan metode yang saat ini digunakan untuk menentukan struktur dasar laut, kedalaman laut, minyak dan gas maupun sendimen. Ada dua macam metode dasar seismik yaitu seismik refraksi dan seismik refleksi. Seismik refleksi bekerja terhadap perubahan kecepatan sebagai fungsi kedalaman serta merekan dan menggunakan semua medan gelombang yang direkam. Namun seismik refleksi juga punya beberpa kelemahan seperti hilangnya sinyal yang disebabkan kondisi geologi wilayah objek serta mahalnya biaya akuisisi karena lokasi sumber dan penerima yang cukup lebar yang bertujuan supaya citra yang ditampilkan lebih bagus. Eksplorasi seismik refleksi dibagi menjadi dua yakni seismik dangkal dan seismik dalam yang biasanya digunakan untuk mencari minyak dan gas hidrokarbon (Trabant,1984)
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik (palu,ledakan, dan lain-lain). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium yaitu batuan yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan akan mengalami pemantulan atau pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan, kemudian pada suatu jarak tertentu gerakan partikel tersebut direkam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/ struktur dibawah permukaan bumi.
Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui penampang struktur bawah permukaan, merupakan salah satu metode untuk memberikan tambahan informasi yang diharapkan dapat menunjang penelitian lainya. Metode ini mencoba menetukan kecepatan gelombang seismik yang menjalar di bawah permukaan. Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu bila dalam perambatanya, gelombang tersebut melalui bidang batas yang
memisahkan suatu lapisan dengan lapisan yang dibawahnya yang mempunyai kecepatan gelombang lebih besar. Parameter yang diamati adalah karakteristik waktu tiba gelombang pada masing-masing geophone.
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber sesimik(sesmic source) menuju penerima (receiver) pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah usikan pertam (first break) diabaikan, sehingga data yang dibutuhkan hanya data first break saja saja. Gelombang yang datang setelah first break diabaikan karena gelombang seismik refraksi merambat paling cepat dibandingkan dengan gelombang lainya kecuali pada jarak offset yang relatif dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu pertam kali gelombang diterima oleh setiap geophone. Parameter jarak (offset) dan waktu penjalaran gelombang dihubungkan dengan cepat rambat gelombang dalam medium. Besarnya kecepatan rambat gelombang tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material yang dikenal sebagai parameter elastisitas.
Perhitungan yang digunakan dalam metode seismik refraksi adalah dengan menghitung waktu pertam kali gelombang yang berasal dari sumber seismik diterima oleh setiap receiver. Dengan mengetahui jarak setiap receiver dengan sumber seismik dan waktu penjalaran gelombang yang pertama kali sampai receiver kemudian dibuat grafik hubungan antara jarak dengan waktu. Dengan mengetahui kemiringan / gradien dari grafik t5ersebut maka akan didapatkan nilai kecepatan. Kedalaman lapisan batuan dapat ditentukan dengan menggunakan dua cara yaitu berdasarkan waktu penggal(intercept time t) dan berdasarkan jarak kritis (X0) .
Gambar: lintasan penjalaran gelombang refraksi
Jika di bawah permukaan bumi terdapat dua lapisan batuan yang dibatasi oleh interface datar (horizontal) maka waktu tempuh gelombang refraksi (t) untuk merambat dari sumber seismik menuju receiver akan melalui lintasan A-B-C-D (Dobrin & Savit,1988).
Metode selanjutnya adalah dengan menggunakan seismik refleksi. Seismik reflaksi adalah metode geofisika dengan menggunakan gelombang elastis yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa ledakan dinamit( pada umumnya digunakan di darat, sedangkan dilaut menggunakan sumber getar berupa air gun, bommerr atau sparker). Gelombang bunyi yang dihasilkan dari ledakan tersebut menembus sekelompok batuan dibawah permukaan yang nantinya akan dipantulkan kembali keatas permukaan melalui bidang reflektor yang berupa batas lapisan batuan. Gelombang yang dipantulkan ke permukaan ini diterima dan direkam oleh alat perekam yang disebut geophone(di darat) atau hydrophone (di laut).(Badley,1985).
Secara umum, metode sesimik refleksi terbagi atas tiga bagian penting, pertama adalah akuisisi data seismik yaitu merupakan kegiatan untukl memperoleh data dari lapangan yang disurvei, kedua adalah pemrosesan data seismik yang mewakili daerah bawah permukaan yang siap untuk diinterpretasikan, dan yang ketiga adalah interpretasi data seismik untuk memeperkirakan keadaan geologi di bawah permukaan dan bahkan juga untuk memeperkirakan material batuan di bawah permukaan.
Gambar : metode seismik.
Material pembentuk bumi yang densitasnya lebih rendah, berada pada lapisan terluar, kemudian dikenal sebagai kerak bumi. Material di bawahnya yang mempunyai densitas lebih tinggi dikenal sebagai mantel bumi. Melalui perhitungan densitas yang teliti, Mohorovicic menyimpulkan bahwa kerak samudera basaltik dan kerak benua granitik ditopang oleh material yang serupa dengan batuan, seperti Peridotit.
Sampai saat ini, dalamnya lapisan kulit bumi belum mampu dijangkau oleh siapapun. Meskipun demikian, para ahli sudah mampu menyimpulkan tentang lapisan yang menyusun kulit bumi. kesimpulan tersebut berdasarkan dugaan-dugaan setelah mengamati dan menganalisis hasil penelitian melalui uji coba rambat gelombang seismik di dalam bumi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, para ahli menyimpulkan tentang lapisan penyusun kulit bumi seperti pada gambar 1.2.
1. Kerak Bumi (Crush)
Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi paling luar
(permukaan bumi). Kerak bumi terdiri dari dua jenis, yaitu kerak benua
dan kerak samudra. Lapisan kerak bumi tebalnya mencapai 70 km dan
tersusun atas batuan-batuan basa dan masam. Namun, tebal lapisan ini
berbeda
antara di
darat dan
di dasar
laut. Di
darat
tebal
lapisan kerak bumi mencapai 20-70 km, sedangkan di dasar laut
mencapai sekitar 10-12 km. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi
seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai
1.100°C.
Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan
memiliki ketebalan 5-80 km. Kerak dengan mantel dibatasi oleh
Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi dominan tersusun oleh feldsfar
dan mineral silikat lainnya. Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis
yaitu :
Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe,
Mg yang disebut sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km
(Condie, 1982) dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra
biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya terutama
berkomposisi basalt.
Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al,
oleh karenanya disebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80
km (Condie !982) rata-rata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar
2,85 gm/cc. kerak benua biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena
batuan penyusunya terutama terdiri dari batuan yang berkomposisi granit.
Disamping perbedaan ketebalan dan berat jenis, umur kerak
benua biasanya lebih tua dari kerak samudra. Batuan kerak benua yang
diketahui sekitar 200 juta tahun atau Jura. Umur ini sangat muda bila
dibandingkan dengan kerak benua yang tertua yaitu sekitar 3800 juta
tahun. Tabel Skala waktu geologi dapat dilihat di Skala Waktu Geologi.
2. Selimut Bumi (Mantle)
Selimut atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya di
bawah lapisan kerak bumi. Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi
untuk melindungi bagian dalam bumi.Selimut bumi tebalnya mencapai
2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang padat yang mengandung
silikat dan magnesium. Suhu di bagian bawah selimut mencapai 3.000 °C,
tetapi tekananannya belum mempengaruhi kepadatan batuan.
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya
magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel
bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai
semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah bersifat
padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan
bersama dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer.
Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut
sebagi asthenosfer. Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer,
astenosfer, dan mesosfer.
a. Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas
materi-materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya
mencapai 50-100 km. Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua
lapisan ini disebut lempeng litosfer. Litosfer tersusun atas dua lapisan
utama, yaitu lapisan sial (silisium dan aluminium) serta lapisan sima
(silisium dan magnesium).
1) Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam
silisium dan alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut
adalah SiO2 dan Al2O3. Batuan yang terdapat dalam lapisan
sial antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.
2) Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam
silisium dan magnesium. Senyawa dari kedua logam tersrsebut
adalah SiO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima lebih besar jika
dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial. Hal itu karena
lapisan sima mengandung besi dan magnesium.
b. Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer.
Lapisan yang tebalnya 100-400 km ini diduga sebagai tempat formasi
magma (magma induk).
c. Mesosfer merpakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer.
Lapisan ini tebalnya 2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran
batuan basa dan besi.
3. Inti Bumi (Core)
Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km.
Terbagi menjadi dua macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa
zat cair yang memiliki kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam berupa zat
padat yang berkedalaman 5100-6371 km. Inti luar dan inti dalam
dipisahkan oleh Lehman Discontinuity.
Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang
sama dengan berat jenis meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel.
Atas dasar ini para ahli percaya bahwa inti bumi tersusun oleh senyawa
besi dan nikel.
Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi.
Lapisan inti dibedakan menjadi 2, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan
inti dalam (inner core).
a. Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang
suhunya mencapai 2.200 °C.
b. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter
sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi (NiFe) yang
suhunya mencapai 4500 derajat celcius.
A. Komposisi Kimia Bumi
F. W. Clarke’s Table kerak oksida
Senyawa Formula
Komposisi
Silika SiO2 59,71%
Alumina Al2O3 15,41%
Kapur CaO 4,90%
Magnesia MgO 4,36%
Sodium oxide Na2O 3,55%
Iron(II) oxide FeO 3,52%
Potasium oxide K2O 2,80%
Besi(III) oxide Fe2O3 2,63%
Air H2O 1,52%
Titanium dioxide TiO2 0,60%
Phosphorus pentoxida P2O5 0,22%
Total 99,22%
Massa bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah
besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur
(2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), aluminium (1,4%), dan 1,2%
selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan
massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%)
dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang dari 1% unsur
langka.
Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak
bumi terdiri dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak
bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides). Klorin, sulfur, dan florin
adalah pengecualian dan jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari
1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi, kapur,
magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang
membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku
yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1.672 analisa berbagai jenis
batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida.
B. Lapisan Bumi
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), bumi dapat dibagi menjadi
lapisan-lapisan sebagai berikut :
1. Kerak Bumi (crust), merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi)
dengan massa 0,3% dari massa keseluruhan bumi. Tebal lapisan kerak bumi
mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan
basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk
hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100°C. Lapisan kerak
bumi yang paling atas disebut litosfer.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :
Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di
bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang
merupakan benua. Kerak benua memiliki kedalaman 40-200 km
Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut
pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang
paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini
menempati dasar samudra. Kerak samudra memiliki ketebalan 50-100 km
2. Selimut atau Selubung (mantle), merupakan lapisan yang terletak di bawah
lapisan kerak bumi atau lapisan yang terdapat di atas lapisan nife.
Selimut/selubung (mantle) disebut juga lapisan pengantara atau astenosfer dan
merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Tebal selimut bumi
mencapai 2.900 km dan berat jenisnya rata-rata 5 gr/cm3. Suhu di bagian
bawah selimut bumi mencapai 3.000°C.
3. Inti Bumi (barisfer atau core), merupakan bahan padat yang tersusun dari
lapisan nife (niccolum = nikel dan ferrum = besi). Disebut barisfer karena inti
bumi mempunyai massa jenis yang besar yaitu 10,7 gram/cc dibandingkan
dengan kulit bumi (litosfer). Jari-jari ± 3.470 km dan batas luarnya ± 2.900 km
di bawah permukaan bumi. Temperatur di inti bumi diperkirakan tidak lebih
dari 30000C. Adanya bahan nikel dan besi ini yang menyebabkan bumi
mempunyai sifat kemagnetan yang luar biasa. Lapisan inti dibedakan menjadi
inti luar dan inti dalam. Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas
besi cair yang suhunya mencapai 2.200°C. Inti dalam merupakan pusat bumi
berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari
nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500°C.
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari materialnya), bumi dapat dibagi
menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
a. Litosfer
Lapisan ini pada kedalaman 50-200 km, tebalnya sekitar 50-100 km,
dengan masa jenis rata-rata 2,9 gram/cc. Lapisan ini merupakan lapisan
bebatuan yang mengapung diatas astenosfer.
b. Astenosfer
Astenosfer merupakan lapisan di bawah lempeng tektonik, yang menjadi
tempat bergeraknya lempeng benua. Lapisan ini di kedalaman 700 km,
wujudnya agak kental tebalnya 100-400 km.
c. Mesosfer
Lapisan ini di kedalaman sekitar 2900 km, wujudnya padat, terletak di
bawah astenosfer dengan ketebalan 2400-2750 km.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian,
yakni bagian padat (litosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan, bagian cair
(hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau
dan sungai, bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi
serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer).
1. LITOSFER
Litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphere
artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau
biasa disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan litosfer pada umumnya terjadi dari
senyawa kimia yang kaya akan SiO2, itulah sebabnya lapisan litosfer sering
dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas
dua bagian, yaitu litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3
bagian) dan litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3
bagian).
Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumi yang
mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh
astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih
dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal
responnya terhadap tegangan yaitu litosfer tetap padat dalam jangka waktu
geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan,
sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental. Litosfer terpecah menjadi
beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat
konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi
dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper
untuk mendukung konsep itu. Konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali
gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, kemudian beliau memperkirakan
keberadaan lapisan kuat (yang disebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat
mengalir secara konveksi (yang disebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan
oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan
geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori
lempeng tektonik yang dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai
keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi
bagian penting dari teori tersebut.
Lapisan litosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
a) Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium
dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan
sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen,
granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di
daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat
dan batu bertebaran rata-rata 35 km.
b) Lapisan sima (silisium dan magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang
tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2
dan MgO. Lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada
lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro
magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat
elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
Penyusun utama lapisan litosfer adalah batuan yang terdiri dari campuran
antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau
padat. Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar
yang bersuhu sangat tinggi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan
mengalami beberapa proses perubahan sampai menjadi batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf.
Litosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah
terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi
maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya
bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup
yang kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup
organisme.
2. ATMOSFER
Atmosfer adalah lapisan uap/udara yang terdiri atas beberapa gas yang
menyelimuti bumi dengan ketebalan lebih dari 650 km. Pengertian atmosfer
berasal dari bahasa Yunani, atmos artinya uap dan sphere artinya lapisan.
Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya pengaruh
pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan
mengakibatkan bergeraknya massa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan
udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin.
Pada lapisan atmosfer terkandung berbagai macam gas. Berdasarkan volume
dan massa gas yang paling banyak terkandung berturut-turut, seperti tabel
berikut :
Macam Gas Volume (%) Massa (%)
Nitrogen (N2) 78,088 75,527
Oksigen (O2) 20,949 23,143
Argon (Ar) 0,930 1,282
Karbondioksida (CO2) 0,030 0,045
Total 99,997 99,997
Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki
arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka
bumi. Fungsi atmosfer, antara lain :
1. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang
hari dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.
2. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi
3. Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.
4. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.
Peran atmosfer dalam mengurangi radiasi matahari sangat penting. Apabila
tidak ada lapian atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100% radiasi matahari
diterima oleh permukaan bumi akan sangat tinggi dan dikhawatirkan tidak ada
organisme yang mampu bertaham hidup, termasuk manusia.Dalam
mendistribusikan air antar wilayah di permukaan bumi, peran atmosfer ini terlihat
dalam siklus hidrologi. Tanpa adanya atmosfer yang mampu menampung uap air,
maka seluruh air di permukaan bumi hanya akan mengumpul pada tempat yang
paling rendah. Selain itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi mahluk
hidup. Kebutuhan tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer.
Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi
lima lapisan, yaitu :
a) Troposfer
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, dan terletak pada
ketinggian antara 20-55 km di atas permukaan bumi .Pada lapisan ini suhu udara
akan menurun dengan bertambahnya ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter
temperaturnya turun turun 0,5°C. Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer
yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang
merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta
sebagian besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia
udara troposfer terdiri dari nitrogen (78,03%), oksigen (20,99 %), argón (0,93%),
asam arang (0,03%), neon (0,0015%), helium (0,00015%), kripton (0,0001%) ,
hidrogen (0,00005%), serta xenón (0,000005%).
Di dalam lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan iklim.
Walaupun troposfer hanya menempati sebagian kecil saja dari atmosfer dalam,
tetapi 90% dari semua massa atmosfer berkumpul pada lapisan ini. Di lapisan
inilah terbentuknya awan, jatuhnya hujan, salju, hujan es, dan lain-lain.
Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus),
yang tingginya antara 0-2 km, awan pertengahan (alto cumulus lenticularis),
tingginya antara 2-6 km, serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6-12 km.
Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
Lapisan Udara Dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1-2 meter di atas permukaan bumi.
Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka
bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya.
Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro,
yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam
tanah.
Lapisan Udara Bawah
Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan batasan planiter. Tebal
lapisan ini 1-2 km. Di sini berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan
juga menentukan iklim.
Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan,
yang tebalnya 2-8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih
besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini
mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah.
Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer
terletak antara 8-12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini
terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni antara -46°C sampai -
80°C pada musim panas dan antara -57°C sampai 83°C pada musim
dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang
menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang
lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum
mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk
cair (hujan) dan padat (salju, hujan es).
b) Stratosfer
Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai
pada ketinggian 50-60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan
troposfer dan ionosfer.
Pada lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan meningkatnya
ketinggian. Suhu pada bagian atas stratosfer hampir sama dengan suhu pada
permukaan bumi. Dengan demikian, suhu pada lapisan stratosfer ini merupakan
kebalikan dari lapisan troposfer.
Ciri penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang
berguna untuk menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan
mencapai permukaan bumi.
Serapan radiasi matahari oleh ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya
menyebabkan suhu udara pada lapisan stratosfer meningkat. Lapisan stratosfer
tidak mengandung uap air, sehingga lapisan ini hanya mengandung udara kering.
Batas lapisan stratosfer disebut stratopouse.
Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu :
Lapisan udara isoterm; terletak antara 12-35 km dpl, dengan suhu udara
-50°C sampai -55°C.
Lapisan udara panas; terletak antara 35-50 km dpl, dengan suhu -50°C
sampai 50°C.
Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50-80 km dpl, dengan
suhu antara 50°C sampai -70°C. Karena pengaruh sinar ultraviolet, pada
ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan
meningkat dari 5 x 10-2 cc menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.
c) Mesosfer
Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50-70 km. Lapisan
mesosfer terletak di antara lapisan stratopause dan mesopause. Lapisan ini
melindungi bumi dari meteor yang jatuh. Suhu di lapisan ini akan menurun seiring
dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik, tetapi kemudian
turun dan mencapai -72°C di ketinggian 75 km. Suhu terendah terukur pada
ketinggian antara 80-100 km yang merupakan batas dengan lapisan atmosfer
berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan
termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah - 110°C .
d) Termosfer
Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75-650 km. Pada lapisan
ini, gas-gas akan terionisasi. Lapisan ini sering juga disebut lapisan ionosfer.
Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksigen atomik. Proses pemecahan
molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang
akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini
akan meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga
lapisan, yaitu :
Lapisan U dara E
Terletak antara 80-150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini
tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga
lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat
memantulkan gelombang radio. Suhu udara di sini berkisar -70°C sampai
50°C .
Lapisan udara F
Terletak antara 150-400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
APPLETON.
Lapisan udara atom
Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam bentuk atom. Letaknya
lapisan ini antara 400-800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari
matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200°C .
e) Eksosfer atau atmosfer luar
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan
gas-gas atmosfer sangat rendah. Daerah yang masih termasuk eksosfer adalah
daerah yang masih dapat dipengaruhi gaya gravitasi bumi. Garis imajiner yang
membatasi eksosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.
3. HIDROSFER
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer
berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer
di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air
tanah, dan uap air yang terdapat di lapisan udara.
Hampir tiga per empat bumi ditutupi oleh air dengan jumlah yang tetap dan
hanya mengalami perubahan bentuk. Hal ini terjadi karena air mengalami siklus
yang disebut daur hidrologi atau water cycle.
Bentangan air yang terdapat di daratan dipelajari dalam ilmu hidrologi.
Bentangan air yang terdapat di lautan ddipelajari dalam ilmu oceanografi.
Bentangan air yang terdapat di atmosfer, yang mempengaruhi iklim dan cuaca,
dipelajari dalam ilmu meteorologi dan klimatologi.
Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air dengan
berurutan secara terus-menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi pengaruh pada
siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan bumi akan menguap bila terkena sinar
matahari. Pada ketinggian tertentu ketika temperatur semakin turun uap air akan
mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan.
Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu
a. Siklus pendek
yaitu air laut menguap menjadi gas, mengkondensasi menjadi awan dan
hujan, lalu jatuh ke laut.
b. Siklus sedang
Pada siklus sedang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin
menuju ke daratan. Di daratan uap air membentuk awan yang akhirnya jatuh
sebagai hujan di atas daratan. Air hujan tersebut akan mengalir melalui
sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke laut.
c. Siklus panjang
Pada siklus panjang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin ke
atas daratan. Adanya pendinginan yang mencapai titik beku pada ketinggian
tertentu, membuat terbentuknya awan yang mengandung kristal es. Awan
tersebut menurunkan hujan es atau salju di pegunungan. Di permukaan bumi
es mengalir dalam bentuk gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke
lautan.
Hidrosfer dikelompokkan menjadi dua, yaitu perairan darat dan perairan laut.
1) Perairan Darat
Perairan di daratan tergolong sebagai perairan tawar, yaitu semua perairan
yang melintasi daratan. Air di daratan meliputi air tanah dan air permukaan.
a. Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal dari
salju, hujan atau bentuk curahan lain yang meresap ke dalam tanah dan
tertampung pada lapisan kedap air.
Air tanah dangkal (air freatis)
Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air tidak
jauh dari permukaan tanah. Air freatis sangat dipengaruhi oleh resapan air di
sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air freatis berkurang. Sebaliknya
pada musim hujan jumlah air freatis akan bertambah. Air freatis dapat diambil
melalui sumur atau mata air.
Air tanah dalam (air artesis)
Air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, di antara dua
lapisan kedap air. Lapisan di antara dua lapisan kedap air tersebut disebut
lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap
air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke
permukaan disebut mata air artesis. Air artesis dapat dapat diperoleh melalui
pengeboran. Sumur pengeborannya disebut sumur artesis.
b. Air permukaan
Air permukaan adalah wadah air yang terdapat di permukaan bumi.
Bentuk air permukaan meliputi sungai, danau, rawa, dan gletser.
2) Perairan Laut
Perairan laut menempati sekitar 70 % luas permukaan bumi. Berdasarkan
bentuk daratan yang membatasinya, maka perairan laut dibedakan atas berapa
jenis, yaitu selat, teluk, laut dan samudera .
Selat adalah perairan laut yang berada di antara pulau. Selat umumnya
sempit. Contohnya selat Sunda, Selat Bali, Selat Karimata, dan Selat
Lombok.
Teluk adalah bagian laut yang menjorok ke daratan. Ukuran teluk
umumnya sempit. Contohnya Teluk Cendrawasih di Papua, Teluk Bone di
Sulawesi , dan Teluk Saleh di Sumbawa.
Laut adalah perairan yang berada di antara beberapa daratan.
Perbedaannya dengan selat adalah laut lebih luas, selain itu laut tidak
hanya dibatasi oleh dua pulau namun dibatasi oleh sejumlah pulau dan
daratan. Contohnya Laut Jawa dibatasi oleh Pulau Jawa , Sumatera,
Kaliamantan, Madura Bali dan sebagainya. Namun ada beberapa laut
yang dibatasi oleh daratan sehingga nampak seperti danau yang luas.
Contohnya Laut mati di Timur Tengah, Laut Kaspia di Rusia.
Samudera adalah perairan laut yang sangat luas. Luas samudera melebihi
10 juta kilometer persegi. Dan umumnya dikelilingi oleh benua.
Contohnya : Samudera Artik berada di kutub utara bumi dengan luas
sekitar 13.100.000 km 2 dan dikelilingi oleh benua Amerika, Asia dan
Eropa. Samudera Hindia berda di belahan bumi selatan dengan luas
sekitar 74.900.000 km 2 dikelilingi oleh benua Asia, Afrika dan Australia.
Samudera Atlantik berada di sebelah timur Benua Amerika, dengan luas
93.400.00 km 2 dikelilingi benua Amerika, Afrika dan Eropa/ Samudera
Pasifik berada di sebelah timur benua Asia, dengan luas sekitar
179.900.000 km 2 dibatasi oleh benua Amerika, Asia dan Australia.
DAFTAR PUSTAKA
Ashadi. 2008. KIMIA ( Tentang Bumi dan Ruang Angkasa). Surakarta : Sebelas Maret University Press
Moh. Ma’mur Tanudidjaja. 1996. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Jakarta : DepdikbudMoch.Munir. 2003. Geologi Lingkungan. Malang : Bayumedia PublishingProf.Dr.H.Bayong Tjasyono HK.,DEA. 2008. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sheldon Judson and L. Doon Leet. 1954. Geology Physical (Second Edition). New Jersey : Prentice-hall, Inc
Walter Brown and Norman Anderson. 1977. Earth Science a Search For Understanding. USA: J. B Lippincott company
Ekarizkifitriasih (2011). “Makalah Struktur Bumi.”
http://ekarizkifitriasih.wordpress.com/makalah-struktur-bumi/.
16/Februari/2014
Anonym, (2014). “sejarah bumi.” Http://id.wikipedia.org/wiki/sejarah_bumi.
16/Februari/2014.
Chintya. (2013). “struktur Bumi.” http://9triliun.com/artikel/12148/struktur-
bumi.html. 14/Februari/2014.
Yanne. (2013). “Lapisan Bumi.” http://9triliun.com/artikel/12146/lapisan-
bumi.html. 14/Februari/2014.