sains dan utilitas bangunan

22
Sains dan Utilitas Bangunan SAMPAH

Upload: yoga-ganes

Post on 04-Dec-2015

186 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Sains dan Utilitas Bangunan

SAMPAH

Nama Anggota

I putu agus yoga ananda putra 1419251041

Yones eko saputro 1419251042

Dewa putu yoga ganeswara 1419251050

I wayan adi surya angkasa 1419251058

Pengertian Sampah

Pengertian sampah berdasarkan Kamus Lingkungan yang terbit pada tahun 1994 yaitu bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi / pemakaian, barang rusak atau cacat selama manufaktur, atau materi berlebihan atau buangan.

Sementara berdasarkan istilah lingkungan untuk manajemen, Ecolink 1996, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

Dalam Undang – Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.

Jenis–Jenis Sampah Dan Pengolahan Sampah

Sampah dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :

Garbage : merupakan sampah yang dapat membusuk seperti sisa

makanan dan minuman.

Rubbish : merupakan sampah kering

seperti kertas,plastik,

dan kaleng.

Dust : merupakan sampah yang

ukurannya kecil debu seperti

serat kain, atau serat benang.

Sampah Berdasarkan Sumbernya

a. Sampah Alam

b. Sampah Konsumsi

c. Sampah Nuklird.Sampah Industri

Sampah Berdasarkan Bentuknyaa. Sampah Padat

Sampah padat merupakan segala bahan buangan selain kotoran manusia, Urin dan sampah cair. Sampah padat dapat berupa sampah rumah tangga, misalnya sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas, dan lain – lain.

Menurut bahannya, sampah ini dapat dikelompokan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.

b. Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah dipakai dan tidak diperlukan lagi kemudian dibuang ke tempat pembuangan sampah. Sampah cair ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.

Limbah hitam : sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung pathogen yang berbahaya.

Limbah rumah tangga : sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi, dan tempat cucian. Sampah ini dimungkinkan mengandung patogen.

Sampah Berdasarkan Asalnya

1.Sampah Rumah Tangga Sampah basah Sampah kering Sampah lembut Sampah besar

2. Sampah Komersial

3. Sampah Bangunan

4.Sampah Fasilitas Umum

Macam – Macam Perencanaan Tempat Pembuangan Sampah Dalam Bangunan

1. Sistem Pembuangan Sampah Dalam Bangunan Rumah Tinggal

2. Sistem Pembuangan Sampah Dalam Bangunan Berlantai Banyak

Metode Pengolahan Sampah

A. Metode yang menitikberatkan penggunaan bahan

Pemilahan

Metode ini bertujuan untuk memisahkan sampah berdasarkan komposisinya agar tidak menjadi satu.

Daur ulang

Daur ulang atau recycling adalah mengembalikan suatu sisa barang dari proses produksi ke dalam siklus produksi.

Pengomposan

Proses mengolah sampah organik menjadi kompos yang berguna untuk memperbaiki kesuburan tanah.

Pryolisis untuk menghasilkan sintesis

Pryolisis adalah suatu cara menghancurkan bahan padat atau cair tanpa menggunakan gas. Padatan akan terurai menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil. Pryolisis dapat mengubah sekitar 50% padatan menjadi cairan yang 95% beratnya adalah senyawa aromatik.

B. Metode yang menitikberatkan pada perolehan energi Pryolisis

Selain menghasilkan cairan, 50% dari padatan juga menghasilkan gas (yang sebagian besar campuran methan, ethan dan prophan). Gas yang dihasilkan bukan energi yang bisa disimpan, melainkan sebagai panas yang harus digunakan lagi atau dikonversikan menjadi energi lain.

Incinerator

Pembakaran sampah (incineration) bertujuan untuk mereduksi volume buangan padat. Teknologi ini dapat mengurangi volume sampah hingga 97% dan bobot hingga 70%. Panas hasil pembakaran dipakai untuk menghasilkan energi.

Sampah sebagai bahan bakar

Bahan bakar dari metode ini diperoleh fraksi organik sampah. Fraksi organic tersebut selanjutnya dipress hingga menyerupai bahan bakar batu bara. Jumlah kandungan panas bahan ini memang hanya setengahnya dari batu bara, namun memiliki kandungan debu lebih kecil dari batu bara.

Tempat Pembuangan Akhir ( TPA )

Sistem Pengomposan

Proses Pengomposan Pemisahan bahan

Bentuk bahan

Nutrien

Kadar air

Bahan Baku Kompos Sampah Kadar air

Perbandingan karbon dan zat lemas

Tempat Pengomposan Penggunaan Effective Microorganisms 4 (EM4) Dalam

Pengomposan

Kriteria Penentuan Lokasi Pembuangan Sampah

Adapun ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk menentukan lokasi TPA ialah sebagai berikut (SNI nomor 03-3241-1994 ) :

1. Ketentuan Umum :

Pemilihan lokasi TPA sampah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai, dan laut.

b. Penentuan lokasi TPA disusun berdasarkan 3 tahapan yaitu :

1.Tahap regional yang merupakan tahapan untuk menghasilkan peta yang berisi daerah atau tempat dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi beberapa zona kelayakan.

2.Tahap penyisih yang merupakan tahapan untuk menghasilkan satu atau dua lokasi terbaik diantara beberapa lokasi yang dipilih dari zona-zona kelayakan pada tahap regional.

3.Tahap penetapan yang merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh instansi yang berwenang.

c. Jika dalam suatu wilayah belum bisa memenuhi tahap regional, pemilihan lokasi TPA sampah ditentukan berdasarkan skema pemilihan lokasi TPA sampah.

2. Kriteria

Kriteria pemilihan lokasi TPA sampah dibagi menjadi tiga bagian :

a. Kriteria regional, yaitu kriteria yang digunakan untuk menentukan zona layak atau tidak layak sebagai berikut :

1. Kondisi geologi

2. Kondisi hidrogeologi

3. Kemiringan zona harus kurang dari 20%.

4. Jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3.000 meter untuk penerbangan turbojet dan harus lebih besar dari 1.500 meter untuk jenis lain.

5. Tidak boleh pada daerah lindung / cagar alam dan daerah banjir dengan periode ulang 25 tahun

b. Kriteria penyisih, yaitu kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik yaitu terdiri dari kriteria regional ditambah dengan kriteria berikut :

1. Iklim

2. Utilitas

3. Lingkungan biologis

4. Kondisi tanah

5. Demografi : kepadatan penduduk lebih rendah dinilai makin baik

6. Batas administrasi : dalam batas administrasi dinilai makin baik

7. Kebisingan : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik

8. Bau : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik

9. Estetika : semakin tidak terlihat dari luar dinilai makin baik

10. Ekonomi : semakin kecil biaya satuan pengelolaan sampah (per m3 / ton) dinilai semakin baik.

c. Kriteria penetapan, yaitu kriteria yang digunakan oleh instansi yang berwnang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai dengan kebijaksanaan instansi yang berwenang setempat dan ketentuan yang berlaku.

Macam – Macam Sistem Pengolahan Sampah Di TPA

Incineration ( Insinerasi / Pengabuan )Proses pengolahan sistem ini adalah sampah dibakar, kemudian sisa

pembakarannya ditimbun pada suatu tempat atau lokasi yang telah ditentukan oleh Pemda (pemerintah daerah)

Kelemahan pada sistem ini adalah membutuhkan energy untuk pembakaran,menghasilkan polusi udara sehingga tidak ramah bagi lingkungan, serta tetap membutuhkan lokasi untuk penimbunan.

Insinerator merupakan sebuah tempat untuk pembakaran sampah. Incinerator modern memiliki fasilitas mitigasi polusi seperti pembersihan gas. Terdapat beberapa tipe incinerator, yaitu piringan bergerak, piringan tidak bergerak, rotary kiln, dan fluidisedbed.

Sanitary LandfillSanitary land fill adalah proses pengolahan sampah dimulai dari penimbunan di

suatu lokasi yang telah ditentukan oleh Pemda, lalu dilakukan pemadatan sebelum limbah tersebut ditutup setiap hari dengan tanah penutup. Kelemahan sistem ini adalah polusi udara dan pencemaran lingkungan dari mikroorganisme atau racun-racun kimia yang dapat merugikan karena diserap oleh tanah, sehingga dapat meracuni ekosistem dalam tanah.

Beberapa faktor yang harus dipertimbangakan dalam pemilihan lokasi penimbunan agar dapat meminimumkan dampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan, antara lain:

Hidrogeologi, ilmu yang meliputi air tanah dana air permukaan,

Geologi lingkungan,ilmu yang meliputi batuan dasar dan bencana alam,

Topografi,kajian atau penguraian yang meliputi iklim dan curah hujan,

Pengaruh terhadap lingkungan sekitar, dan

Keselamatan operasi.

Dari pertimbangan di atas, ada tiga kategori lahan urug yaitu :

Kategori I ( secured landfill double liner )

Kategori II ( secured landfill single liner )

Kategori III ( landfill clay liner )

Sumur vadose terletak pada zona tak jenuh. Hal ini dimaksudkan untuk memantau emisi gas yang tidak dapat terurai. Proses anaerobic adalah satu-satunya yang terjadi setelah sanitary landfill ditutup. Hal ini dapat membuat pembusukan organic menjadi sangat lambat karena tidak adanya oksigen atau uap air untuk mendukung proses dekomposisi.

Waste Recycling ( Daur Ulang )

Pada sistem waste recycling, prosesnya melibatkan khayalak ramai karena sampah harus dipisahkan sesuai jenisnya. Pemisahan dimulai dari lingkungn rumah masing-masing berupa sampah garbage dan sampah rubbish. Kemudian sampah diangkut ke pabrik daur ulang. Daur ulang merupakan proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk dipakai kembali. Ada dua cara daur ulang, yaitu mengambil bahan sampah untuk diproses kembali dan mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk digunakan sebagai pembangkit listrik.

Ada beberapa macam metode baru daur ulang, yaitu :

a. pengolahan kembali secara fisik,

b. pengolahan biologis ( pengomposan ),

c. pemulihan energi ( waste to energy ), dan

d. pengolahan kembali secara fisik.

KESIMPULAN

TERIMA KASIH