sabha arsitektur tradisional bali · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan...

14
Kompetensi Arsitek Bali di Era Perdagangan Bebas Masyarakat Ekonomi Asean SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

29 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail

Kompetensi Arsitek Bali  di Era Perdagangan BebasMasyarakat Ekonomi Asean

SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI

Page 2: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail

DASAR HUKUM :1. Undang‐undang no. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung2. Undang‐undang no. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang3. PP no. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang‐undang no. 28 tahun 2002 

tentang Bangunan Gedung.4. Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota 

Undang‐undang no. 28 tahun 2002 tentang Bangunan GedungPasal 7, ayat (1): "Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknissesuai dengan fungsi bangunan gedung."Pasal 7, ayat (2): "Persyaratan administratif bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputipersyaratan status hak atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan bangunan."Pasal 7, ayat (3): “Persyaratan teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputipersyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung.

Undang‐undang no. 26 tahun 2007 tentang Penataan RuangPasal 7, ayat (1): "Negara menyelenggarakan penataan ruang untuk sebesar‐besar kemakmuran rakyat."Pasal 7, ayat (2): "Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), negara memberikankewenangan penyelenggaraan penataan ruang kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah."

Page 3: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail

PP no. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang‐undang no. 28 tahun 2002 tentangBangunan Gedung.

• Pasal 1 ayat (6) Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh PemerintahKabupaten/Kota kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas,mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratanteknis yang berlaku.

• Pasal 6, ayat (3): "Pemerintah daerah menetapkan fungsi dan klasifikasi bangunan gedung sebagaimanadimaksud pada ayat (2), kecuali bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah, dalam izin mendirikanbangunan gedung berdasarkan RTRW kabupaten/kota, RDTRKP, dan/atau RTBL."

• Pasal 15, ayat (4): "Izin mendirikan bangunan gedung merupakan prasyarat untuk mendapatkan pelayananutilitas umum kabupaten/kota“ (dan iperijinan lainnya??)

• Perencanaan Teknis Pasal 63, ayat (5): "Dokumen rencana teknis bangunan gedung berupa rencana‐rencanateknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalambentuk gambar rencana, gambar detail pelaksanaan, rencana kerja dan syarat‐syarat administratif, syaratumum dan syarat teknis, rencana anggaran biaya pembangunan, dan/atau laporan perencanaan."

Page 4: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail

Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota 

Peraturan Daerah  Provinsi Bali (Perda) Nomor: 2/PD/DPRD/1974, tentang: Tata Ruang untuk Pembangunan; Nomor: 3/PD/DPRD/1974, tentang: Lingkungan Khusus dan; Nomor: 4/PD/DPRD/1974, tentang Bangun‐bangunan. Tujuan utama dari Perda ini di samping untuk mengatur tata pembangunan fisik di Bali, juga sebagai upayapelestarian nilai‐nilai Arsitektur Tradisional Bali. Pasal 31 Ayat (1) 

Perda Provinsi Bali, No. 5 tahun 2005 : Arsitektonis Bangunan Gedung

Perda Kabupaten/Kota terkait dengan Ijin Bangun‐bangunan.

Peraturan Bupati/Walikota tentang Bangunan Gedung

Page 5: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail

5

FENOMENA SOSIO BUDAYA Diagram 1.01 : CATUR PURUSAARTHA / TUJUAN HIDUP

KEMUNGKINAN DI MASA DATANG

BALI LONGSOR

“KESEIMBANGAN DHARMA-ARTA-KAMA”

KONDISI YANG DIHARAPKAN

JAGADITA

MOKSHA

MASA LALU

GALAU

MASA KINI

Page 6: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail

6

DAMPAK PEMBANGUNAN : Kemodernan masyarakat Bali sesuai kodrat manusia. Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan pembangunan akibat kemajuan

POLEKSOSBUD yang didukung iptek. Pembangunan di Bali saat ini ke arah disharmoni (ketidak serasian kultural dan estetika)

dengan arsitektur lokal, sosio-budaya dan lingkungan alam Bali.

Adanya kekhawatiran berbagai pihak sebagai akibat Perda No. 2,3,4 tahun 1974 tanpa‘Juklak’ dan ‘Juknis’ yang lengkap dan jelas, sehingga menimbulkan berbagai interpretasidan persepsi pelaku pembangunan yang berdampak luas terhadap arah pembangunan diBali.

Perda Prov. Bali No.5 Tahun 2005 tentang Arsitektur Bangunan, belum juga memberikanarahan dan pedoman yang jelas tentang Arsitektonis Bangunan (menunggu rekomendasiGubernur dan DPRD)

FENOMENA PEMBANGUNAN DI BALI

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANGPEMBANGUNAN DI BALI :

Ditengarai adanya indikasi eksploitasi potensi alam dan nilai-nilai budaya semata-matauntuk kepentingan bisnis/komersial tanpa kontribusi yang berarti secara timbal balik.

Secara umum hasil pembangunan yang dicapai belum mampu memenuhi azas, tujuandan sasaran yang yang tersurat dan tersirat dalam Perda dan Rencana yang telahditetapkan.

Page 7: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail

PERMASALAHAN ATB

• Pulau Bali sebagai terminal akhir perjalanan budaya Hindu Indonesia sejak abad 4 dan dimantapkan padaabad 10 oleh Mpu Kuturan di Samuan Tiga Gianyar, telah melahirkan berbagai produk budaya, salah satuadalah Arsitektur Tradisional Bali (ATB).

• ATB sebagai bagian integral ‘Arsitektur Nusantara’, membulat dengan Agama Hindu sebagailandasannya, telah mentradisi secara ‘gugon tuwon’, hampir selama satu milenium, sehingga seringbersifat ‘dogmatis’ dan ‘mistis’.

• Dalam era kesejagatan sebagai pertanda kemajuan “IPTEK” yang berasaskan ‘rasio’, hal dogmatis danmistis kurang dapat dipahami dan tak dapat diterima. Di samping itu ke-modern-an masyarakat,pertambahan penduduk dan makin sempitnya lahan tersedia, adalah sebagai ‘faktor peng-ubah’ spasialdan wujud ATB, akhirnya pola spasial dan arsitektur tradisional banyak ditinggalkan penghuninya danberpaling kepada pola spasial dan “Arsitektur non tradisional atau Arsitektur Masa Kini (AMK)”.

• Pola spasial dan arsitektur ‘non tradisional’ memberikan keleluasaan dalam olah ruang dan bentukbernuansa modern. Fenomena ini makin meluas, dan arsitektur tumbuh dan berkembang tanpa ‘Undagidan/atau Arsitek’ terutama di Pedesaan.

• Fenomena ini sekaligus mengemas gejala perubahan sistem nilai tradisional menjadi ke-modern-an,sehingga telah mengundang kekhawatiran banyak pihak akan terjadinya ‘degradasi nilai-nilai’ tradisional.Keharmonisan dan keseimbangan alam, sosial dan budaya dapat terganggu, maka ATB hanya akantinggal kenangan.

Page 8: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail

Perkembangan arsitektur di Bali belum terarah dengan jelas, seperti yang diungkapkan oleh RobiSularto [1993:6] :

Kita seolah-olah terperangkap dan tidak tahu harus memulai dari mana, karena ArsitekturTradisional Bali itu begitu utuh dan merupakan ungkapan kehidupan masyarakatnya secaramenyeluruh tidak cukup hanya dibenahi oleh Pemerintah, Perguruan Tinggi, maupun badan-badan profesi, tetapi bagaimana memandunya kearah yang benar untuk generasimendatang.

Sikap yang paling rasional bagi setiap orang adalah mengadakan “Ubah-suai” atau me “re-formasi” sistem nilai sedemikian rupa, sehingga sistem tersebut sejalan denganperubahan yang terjadi tanpa kehilangan makna dan identitas yang terkandung, sehinggatercipta keseimbangan yang mantap antara apa yang diinginkan, dengan apa yang dapat dilakukanserta dapat diterima oleh masyarakat beserta lingkungannya.

Hal Ini merupakan tantangan dan sekaligus tugas mulia Arsitek khususnya IAI Daerah Bali masa kini‘menyikapi masa depan’.Salah upaya yang telah digulirkan adalah :

“SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI”

Page 9: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail

PANORAMA TOUR

BALI CRUISES EXPLORER

Page 10: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail

BKKBN

GKNGKN K.GUBERNUR BALI

KANTOR GIA

Page 11: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail
Page 12: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail

2004 - WING INTERNASIONAL RS. SANGLAH DENPASAR

2005 – GOR LILA BHUANA STADION NGURAH RAI DENPASAR 2002 – GEDUNG DPRD KAB. GIANYAR

2004 - WING INTERNASIONAL RS. SANGLAH DENPASAR

Page 13: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail

503.50

503.00

24.13

502,55

508.60

503.00

506.675

499.00

497.89

496.000

499.00

498.00

502.05

502.00

496.00

498.00

500.00

Batas Peta Baru

Batas Peta Baru

141.59

42

41

498.88

Page 14: SABHA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI · teknis arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang‐dalam, dalam bentuk gambar rencana, gambar detail

14

Perspektif sisi darat

Perspektif sisi daratPerspektif sisi udara

SITE PLAN