s yuliani

33
MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia Ejaan yang Disempurnakan (EYD)Disusun oleh : Siti Yuliani (1584202090) Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang Tangerang 2015

Upload: taufiq99

Post on 16-Feb-2017

340 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia

“Ejaan yang Disempurnakan (EYD)”

Disusun oleh :

Siti Yuliani (1584202090)

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Tangerang

Tangerang

2015

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan

rahmat dan hidayahNya kepada penyusun. Sehingga, dapat menyelesaikan

makalah bahasa Indonesia ini yang berjudul “Ejaan yang Disempurnakan”.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari

Bapak Haerudin, M.Pd selaku dosen pembimbing dan teman-teman yang telah

banyak membantu baik dengan tenaga maupun pikiran sehingga makalah ini

dapat tersusun dengan cepat. Dalam makalah ini mungkin banyak terdapat

kekurangan sehingga membuat makalah ini kurang sempurna, Oleh karena itu

kritik dan saran dari bapak sangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan

makalah ini ke depan. Jika terdapat kesalahan kata maupun makna dalam

makalah ini kami mohon maaf.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat

dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tangerang, 21 Desember 2015

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………....i

Daftar Isi ……………………………………………………………….ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang …………………………………………………iii

B. Rumusan Masalah ……………………………………………...iii

C. Tujuan …………………………………………………………..iii

D. Manfaat …………………………………………………………iv

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Ejaan ………………………………………………..1

B. Penulisan Huruf ………………………………………………...2

C. Pelafalan Huruf ………………………………………...............6

D. Penulisan Kata ………………………………………………….6

E. Pemakaian Tanda Baca ………………………………………...11

Bab III Kesimpulan……………………………………………………..27

Daftar Pustaka …………………………………………………………..28

iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan mengaplikasikan Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

merupakan syarat utama dalam berbahasa tulis. Penulisan berbasis ketelitian,

aplikasi EYD, misalnya : proposal, surat dinas, artikel, laporan, skripsi, tesis,

disertasi, dan karangan yang didokumentasi. Kesalahan ejaan dapat

berakibat pada penolakan, penilaian yang buruk, kurang profesional, dan

sebagainya. Oleh karena itu, penguasaan ejaan secara mendalam dan

menyeluruh sangat diperlukan.

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi

keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.

Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.

Ibarat sedang menyetir kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus

dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu itu,

terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah bentuk hubungan

antara pemakai bahasa ejaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud ejaan?

2. Bagaimana cara penulisan huruf yang benar?

3. Bagaimana cara penulisan kata yang benar?

4. Bagaimana pemakaian tanda baca yang benar?

C. Tujuan

Makalah ini kami buat bertujuan untuk memenuhi tugas bahasa

Indonesia membuat makalah.

iv

D. Manfaat

Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk membantu

pembaca memiliki kemampuan dan pengetahuan dasar mengenai cara

menggunakan ejaan yang baik dan benar.

1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ejaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 285) kata eja adalah

kata yang hampir tidak pernah berdiri sendiri. Pemakaian kata eja sering

didahului dengan imbuhan me- menjaadi mengeja yang artinya melafalkan

(menyebutkan) huruf-huruf satu demi satu atau digabung dengan akhiran –

an menjadi ejaan yang artinya kaidah-kaidah, cara menggambarkan bunyi-

bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf)

serta penggunaan tanda baca.

Menurut Finoza (1993 : 13) Ejaan adalah seperangkat aturan atau

kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan

penulisannya dalam suatu bahasa. Batasan tersebut menunjukkan

pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah

kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata, sedangkan ejaan adalah

suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan.

Ejaan mengatur cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata,

dan tanda baca sebagai sarananya.

Jadi, ejaan adalah aturan yang dipergunakan dalam tulisan (tata tulis)

yang meliputi penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca.

Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempurnakan

(EYD). EYD yang resmi mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972

ini merupakan upaya penyempurnaan ejaan yang sebelumnya sudah

dipakai dan lebih dikenal denngan nama Ejaan Republik atau Ejaan

Soewandi. Sebelum Ejaan Soewandi telah ada ejaan pertama bahasa

Indonesia yaitu Ejaan Van Ophusyen yang berlaku pada tahun 1901, tetapi

pada tahun 1947 Ejaan Van Ophusyen.

2

Tabel Perubahan huruf dalam tiga ejaan bahasa Indonesia, yaitu :

Van Ophusyen

(1901-1947)

Soewandi

(1947-1972)

EYD

(1972)

Khoesoes Chusus Khusus

Djoem’at Djum’at Jumat

Ja’ni Jakni Yakni

Pajoeng Pajung Payung

Tjoetjoe Tjutju Cucu

Soenji Sunji Sunyi

B. Penulisan Huruf

Pada EYD penulisan huruf ada dua hal yaitu, penulisan huruf kapital

dan penulisan huruf miring.

1. Penulisan Huruf Kapital atau Huruf Besar

Huruf kapital atau huruf besar digunakan pada :

a. Huruf pertama pada awal kalimat.

Contoh :

Mari kita pikirkan lima tahun ke depan dan kita siapkan

sekarang.

Apa yang kita perlukan lima tahun ke depan?

b. Huruf pertama kata yang berkenaan dengan agama, kitab suci,

dan nama Tuhan termasuk kata gantinya.

Contoh :

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

c. Huruf pertama petikan (kutipan) langsung.

Contoh :

Kakak bertanya, “Dimana kau letakkan kamus itu?”

3

Pak guru berkata “Setiap siswa diwajibkan belajar keras agar

mampu berprestasi”

d. Huruf pertama kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar

keagamaan, gelar keturunan, yang diikuti dengan nama orang.

Jika tidak diikuti nama orang nama gelar itu tetap menggunakan

huruf kecil.

Contoh :

Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang Dr. H. Achmad

Badawi, S.Pd., S.E.,M.M. memberikan sambutan pada acara

wisuda

Untuk menjadi rektor memerlukan pendidikan yang tinggi dan

kepandaian mengelola

e. Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama

orang. Tetapi jika tidak diikuti nama orang huruf kapital tidak

dipakai.

Contoh :

Profesor Soepomo

Presiden Megawati Soekarno Putri

Adik saya bercita-cita menjadi presiden

f. Huruf pertama unsur nama orang.

Contoh :

Yunita Anggraini

Maria Putri

g. Huruf pertama kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku,

atau nama bahasa. Tetapi tidak dipakai jika tidak menunjukkan

nama.

Contoh :

bangsa Indonesia

Naskah ini akan diinggriskan

4

h. Huruf pertama nama tahun, nama bulas, nama hari, nama hari

raya, dan nama peristiwa sejarah.

Contoh :

bulan Desember

hari raya Idul Fitri

i. Huruf pertama kata yang menyatakan nama dalam geografi.

Tetapi tidak dipakai jika tidak diikuti nama.

Contoh :

Selat Sunda

Jalan Otto Iskandardinata

Mereka mendaki gunung yang tinggi

j. Huruf pertama kata yang menyatakan nama lembaga atau badan

pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, termasuk

juga singkatannya. Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti

nama, baik nama lembaga, nama tempat, maupun nama

dokumen.

Contoh :

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)

Undang-Undang Dasar 1945

Menurut undang-undang, perbuatan itu melanggar hokum

k. Huruf pertama nama buku, nama majalah, nama surat kabar,

judul karangan, kecuali partikel (seperti di, ke, dan dari) yang

tidak terletak diposisi awal.

Contoh :

Bacalah majalah Bahasa dan Sastra

Idrus menulis buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

l. Huruf pertama istilah kekerabatan (seperti bapak, ibu, adik, dan

saudara) yang dipakai kata ganti atau kata sapaan. Huruf kapital

tidak dipakai jika istilah kekerabatan itu tidaak dipakai sebagai

kata sapaan.

5

Contoh :

Surat Saudara sudah saya terima

Kamu harus menghormati ayah dan ibumu

m. Huruf pertama singkatan kata yang menyatakan nama gelar,

nama pangkat, dan istilah sapaan.

Contoh :

Dr. : Doktor

Ny. : Nyonya

n. Nama kota yang mengikuti nama produk ditulis dengan huruf

kapital.

Contoh :

batik Yogyakarta

asinan Bogor

o. Nama produk (karya) seni.

Contoh :

ukiran Jepara

legong Bali

2. Penulisan Huruf Miring

Huruf miring digunakan untuk :

a. Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar, yang

dikutip dalam karangan.

Contoh :

surat kabar Kompas

Buku Bahasa Indonesia karangan Widjono Hs

b. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau

kelompok kata.

Contoh :

Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital

Dia bukan menipu, melainkan ditipu

6

c. Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang

sudah disesuaikan ejaannya.

Contoh :

Pendidikan mahasiswa berbasis pada Andragogie

Nama ilmiah padi adalah Oriza Sativa

C. Pelafalan Huruf

1. Pelafalan Bahasa Indonesia

Kata atau singkatan dalam bahasa Indonesia dilafalkan menurut

pengucapan dan pendengaran orang Indonesia.

Singkatan Lafal Baku Lafal Tidak Baku

KKN ka ka en ke ke en

TNI te en i ti en ai

MPR em pe er em pi ar

2. Pelafalan Bahasa Asing

Singkatan Asing Lafal Baku Lafal Tidak Baku

UNESCO yu nes ko unesko

WTC doubleyu ti si we te ce

UNICEF yu ni sef unisef

D. Penulisan Kata

1. Penulisan Kata Dasar

Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri.

Contoh :

Adik naik sepeda baru

Saya yakin kamu akan diwisuda secepatnya

2. Penulisan Kata Ulang

7

Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda

hubung.

Contoh :

berjalan-jalan

mondar-mandir

orang-orang

3. Penulisan Kata Turunan (Kata Berimbuhan)

a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata

dasarnya.

Contoh :

mempertanyakan

perlombaan

b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran

ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau

mendahuluinya.

Contoh :

berlipat ganda, lipat gandakan

diberi tahu, beri tahukan

c. Bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan

akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.

Contoh :

memberitahukan

melipatgandakan

d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam

kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Jika bentuk

terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, diantara

kedua unsur kata itu dituliskan tanda hubung (-).

Contoh :

caturtunggal

8

dasawarsa

non-Asia

neo-Nazi

4. Penulisan Gabungan Kata

a. Gabungan kata yang berupa kata majemuk, bagian-bagiannya

dituliskan terpisah.

Contoh :

jasa marga, kereta api, kerja sama

b. Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, tidak

dapat dikembalikan ke bentuk dan makna asal dituliskan

serangkai.

Contoh :

daripada, padahal, barangkali

c. Gabungan kata terikat, yaitu kata yang tidak dapat berdiri

sendiri sebagai satu kata yang bermakna penuh bersama kata

bebas, ditulis serangkai.

Contoh :

nonkeuangan, antarkota, caturwarga

5. Penulisan Kata Depan di, ke, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang

mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap

sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

Contoh :

Di mana orang tuamu?

Ia pantas tampil ke depan

Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti

Kami percaya kepada Allah

9

6. Kata Sandang si dan sang

Kata sandang si dan sang ditulis dengan huruf kecil dan letak

tulisannya terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh :

Karena tidak pernah mau tampil ia dijuluki si pemalu

Sang pemberani mulai unjuk gigi

7. Singkatan dan Akronim

a. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas

huruf atau lebih. Adapun aturan penulisannya adalah berikut :

1) Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik.

Contoh :

nomor disingkat no.

halaman disingkat hlm.

2) Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik. Tetapi singkatan

nama diri yang mengambil huruf kata yang disingkat, ditulis

tanpa titik.

Contoh :

atas nama disingkat a.n.

Perseroan Terbatas disingkat PT

3) Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatannya

dipakai satu tanda titik. Tetapi singkatan nama diri yanag

terbentuk dari gagasan huruf awal kata yang disingkat, ditulis

tanpa titik.

Contoh :

dan kawan-kawan disingkat dkk.

dan lain-lain disingkat dll.

BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

4) Penulisan lambing kimia, seingkatan satuan ukuran, takaran,

timbangan, dan mata uang tidak diikuti titik.

10

Contoh :

cm (sentimeter)

kg (kilogram)

Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah)

b. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata,

gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari

deret kata yang disingkat.

1) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari

deret kata yang disingkat, ditulis seluruhnya dengan huruf

kapital.

Contoh :

FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)

PON (Pekan Olahraga Nasional)

2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau

gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, huruf awalnya

ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri oleh tanda

titik.

Contoh :

Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)

Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum)

3) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf

suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret

kata yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kecil

dan tidak diakhiri dengan tanda titik.

Contoh :

radar (radio detecting and ranging)

rudal (peluru kendali)

8. Angka dan Lambang Bilangan

11

a. Angka dipakai untuk menyatakan lambanng bilangan atau

nomor.

Contoh :

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L, C

b. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran, satuan, waktu, nilai

uang, dan kuantitas.

Contoh :

1) Ukuran : 10 meter, 5 ons, 100 hektar, 2 liter

2) Satuan waktu : Pukul 22:00, 25 detik, 15 menit, 24 jam

3) Nilai uang : Rp 10.000,00, US$4.50

4) Kuantitas : 25 orang, 10+15 = 25

c. Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah,

apartemen, atau kamar pada alamat.

Contoh :

Jalan Dahlia I No.18

Perumahan Griya Yasa, Blok D2 No.30

d. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat

kitab suci.

Contoh :

Bab II, Pasal 12, halaman 100

Surat 2 (Al-Baqarah) : 25

e. Penulisan lambang bilangan sebagai berikut :

1) Angka 5, huruf lima

2) Angka 1%, huruf satu persen

3) Angka 1

2, huruf setengah

E. Pemakaian Tanda Baca

1. Tanda Titik (.)

12

a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan

atau seruan

Contoh:

Saya suka makan nasi.

Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu

ketukan.

b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Apabila

nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.

Contoh:

Irwan S. Gatot

George W. Bush

Dwiki Halla

c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat,

dan sapaan.

Contoh:

Dr. (doktor)

S.E. (sarjana ekonomi)

Kol. (kolonel)

Bpk. (bapak)

d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang

sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf

atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.

Contoh:

dll. (dan lain-lain)

dsb. (dan sebagainya)

tgl. (tanggal)

hlm. (halaman)

e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan

detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Contoh:

13

Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)

0.20.30am (20 menit, 30 detik)

f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya.

Contoh:

Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang

g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Contoh:

Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal

Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat

h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga

pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta

nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah

diterima oleh masyarakat.

Contoh:

DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)

SMA (Sekolah Menengah Atas)

PT (Perseroan Terbatas)

WHO (World Health Organization)

Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)

rapim (rapat pimpinan)

i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan dalam lambing kimia,

satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.

Contoh:

Cu (tembaga)

52 cm

l (liter)

Rp 350,00

14

j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan

kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Contoh:

Latar Belakang Pembentukan

Sistem Acara

Lihat Pula

2. Tanda Koma (,)

a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu

pemerincian atau pembilangan.

Contoh penggunaan yang benar :

Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma

sebelum "dan"]

Contoh penggunaan yang salah:

Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma

sebelum "dan"]

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu

dari kalimat serta yang berikutnya, yang didahului oleh kata

seperti, tetapi, dan melainkan.

Contoh:

Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk

kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk

kalimatnya.

Contoh:

Kalau hari hujan, saya tidak akan datang

Karena sibuk, ia lupa akan janjinya

d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari

induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk

15

kalimat.

Contoh:

Saya tidak akan datang kalau hari hujan

e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan

penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat.

Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun

begitu, akan tetapi.

Contoh:

Oleh karena itu, kamu harus datang

Jadi, saya tidak jadi datang

f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah,

aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.

contoh:

O, begitu

Wah, bukan main

g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari

bagian lain dalam kalimat.

Contoh:

Kata adik, "Saya sedih sekali".

h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-

bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat

dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Contoh:

Medan, 18 Juni 1984

Medan, Indonesia

i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang

dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

Contoh:

Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6.

Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.

16

j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Contoh:

Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP

Indonesia, 1990), hlm. 22.

k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik

yang mengikutinya dari singkatan nama diri, keluarga, atau

marga.

Contoh:

Rinto Jiang, S.E.

l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara

rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Contoh:

33,5 m

Rp 10,50

m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang

sifatnya tidak membatasi.

Contoh:

pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali

n. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang

keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Contoh:

Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan

sikap yang bersungguh-sungguh

o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung

dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan

langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Contoh:

"Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen

3. Tanda Titik Koma (;)

17

a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-

bagian kalimat yang sejenis dan setara.

Contoh:

Malam makin larut; kami belum selesai juga

b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang

setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata

penghubung.

Contoh:

Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di

dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya

sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar

4. Tanda Titik Dua (:)

a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila

diikuti rangkaian atau pemerian.

Contoh:

Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja,

dan lemari

Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan

Ekonomi Perusahaan

b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang

memerlukan pemerian.

Contoh:

Ketua : Axel

Wakil Ketua : Putri

Sekretaris : Helena

Wakil Sekretaris : Michelle

Bendahara : Tio

Wakil bendahara : Dikel

18

c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang

menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Contoh:

Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"

Rex : "Siap, Boss!"

d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan

halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau

(iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.

Contoh:

(i) Tempo, I (1971), 34:7

(ii) Surah Yasin:9

(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah

Studi, sudah terbit.

e. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka

banding).

Contoh:

Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1

f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu

merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Contoh:

Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari

5. Tanda Hubung (-)

a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Contoh:

anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan

Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada

tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.

19

b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan

bagian-bagian tanggal.

Contoh:

p-e-n-g-u-r-u-s

8-4-1973

c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan

bagian-bagian ungkapan.

Contoh:

ber-evolusi dengan be-revolusi

dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan

(1×25000)

Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah

d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata

berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan

angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital

dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.

Contoh:

se-Indonesia

sinar-X

Menteri-Sekretaris Negara

e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa

Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Contoh:

di-charter

pen-tackle-an

f. Tanda hubung digunakan menyambung suku-suku kata dasar

yang terpisah oleh pergantian baris.

Contoh:

Ayahku bekerja di rumah sa-kit

Guru itu sedang me-nulis di depan kelas

20

6. Tanda Pisah (—)

a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat

yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.

Contoh:

Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia

terbesar

b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan

yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.

Contoh:

Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga

pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam

semesta

c. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal

yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang

berarti 'ke', atau 'sampai'.

Contoh:

1919–1921

Medan–Jakarta

10–13 Desember 1999

d. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan

dari dan antara, atau bersama tanda kurang (−).

Contoh:

dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65

antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499

7. Tanda Elipsis (…)

a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus,

misalnya untuk menuliskan naskah drama.

Contoh:

21

Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak

b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau

naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan

langsung.

Contoh:

Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut

c. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu

dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai

penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.

Contoh:

Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....

8. Tanda Tanya (?)

a. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.

Contoh:

Kapan ia berangkat?

Saudara tahu, bukan?

b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan

bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat

dibuktikan kebenarannya.

Contoh:

Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?)

Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang

9. Tanda Seru (!)

a. Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang

berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,

ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.

Contoh:

Alangkah mengerikannya peristiwa itu!

22

Bersihkan meja itu sekarang juga!

10. Tanda Kurung ((…))

a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.

Contoh:

Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang

kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang

Saham) secara berkala

b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan

bagian integral pokok pembicaraan.

Contoh:

Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah

Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia

Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan

adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri

c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di

dalam teks dapat dihilangkan.

Contoh:

Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia

menjadi kokain(a)

Pembalap itu berasal dari (kota) Medan

d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu

urutan keterangan.

Contoh:

Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga,

(c) tempat, dan (d) promosi

Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang

berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang

kalimatnya.

Contoh:

23

Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga

sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin

Ukraina

Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai

Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina

Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang

pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv

11. Tanda Kurung Siku ([...])

a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata

sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat

yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan

atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.

Contoh:

Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik

b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas

yang sudah bertanda kurung.

Contoh:

Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam

Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini

12. Tanda Petik (“…”)

a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari

pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.

Contoh:

"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"

Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa

Indonesia."

24

b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang

dipakai dalam kalimat.

Contoh:

Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu

Tempat

Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan

Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo

c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau

kata yang mempunyai arti khusus.

Contoh:

Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja

Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan

nama "cutbrai"

d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri

petikan langsung.

Contoh:

Kata Tono, "Saya juga minta satu."

e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di

belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang

dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian

kalimat.

Contoh:

Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam"

Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu

sebabnya

13. Tanda Petik Tunggal (‘…’)

a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam

petikan lain.

Contoh:

25

Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"

"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu,

Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak

Hamdan

b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau

penjelasan kata atau ungkapan asing.

Contoh:

feed-back 'balikan'

14. Tanda Garis Miring (/)

a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor

pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam

dua tahun takwim.

Contoh:

No. 7/PK/1973

Jalan Kramat III/10

tahun anggaran 1985/1986

b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau

sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.

Contoh:

kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)

7/8 atau 7⁄8

c. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan

tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .

Contoh:

10 ÷ 2 = 5.

Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring

atau garis pembagi dapat dipakai.

Contoh: .

26

d. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti

kata atau.

15. Tanda Penyingkat (Apostrof) (‘)

a. Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau

bagian angka tahun.

Contoh:

Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)

Malam 'lah tiba. ('lah = telah)

1 Januari '88 ('88 = 1988)

27

BAB III

KESIMPULAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 285) ejaan yang

artinya kaidah-kaidah, cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan

sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.

Menurut Finoza (1993 : 13) Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah

pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya

dalam suatu bahasa. Jadi, ejaan adalah aturan yang dipergunakan dalam tulisan

(tata tulis) yang meliputi penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda

baca.

Pada EYD penulisan huruf ada dua hal yaitu, penulisan huruf kapital

dan penulisan huruf miring. Sedangkan dalam pelafalan huruf terdapat

pelafalan bahasa Indonesia dan pelafalan bahasa asing. Pada penulisan kata

terbagi menjadi delapan aturan yaitu, penulisan kata dasar, kata ulang, kata

turunan (imbuhan), gabungan kata, penulisan kata depan di, ke, dan dari, kata

sandang dan si, singkatan dan akronim, serta angka dan lambing. Pemakaian

tanda baca pada EYD terbagi atas tanda titik, tanda koma, tanda titik koma,

tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda ellipsis, tanda tanya, tanda

seru, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda

garis miring, serta tanda penyingkat (apostrof).

Jadi, dalam menuliskan sebuah karangan harus memperhatikan EYD

yang tepat dan benar karena ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh

pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam

bahasa tulis.

28

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Finoza, Lamuddin. 1993. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi Insan

Mulia.

Widjono Hs. 2012. Bahasa Indonesia. Jakarta : Grasindo.

Yunus. 2008. Menulis 1. Jakarta : Universitas Terbuka.

https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_penulisan_tanda_baca.