hafsha rizki yuliani ekologi pangan dan gizi

15
TUGAS : QUIZ 1 EKOLOGI PANGAN DAN GIZI TANGGAL : 19 OKTOBER 2013 OLEH : HAFSHA RIZKI YULIANI NIM : 13131011031 1. Ruang Lingkup Ilmu Gizi Ruang lingkup cukup luas, dimulai dari cara produksi pangan, perubahan pascapanen (penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit ). Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran.

Upload: ernila-rizar

Post on 26-Oct-2015

146 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

KULIAH EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

TRANSCRIPT

Page 1: HAFSHA RIZKI YULIANI EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

TUGAS : QUIZ 1 EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

TANGGAL : 19 OKTOBER 2013

OLEH : HAFSHA RIZKI YULIANI

NIM : 13131011031

1. Ruang Lingkup Ilmu Gizi

Ruang lingkup cukup luas, dimulai dari cara produksi pangan, perubahan pascapanen (penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit).

Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran.

Informasi gizi yang diberikan pada masyarakat, yang meliputi gizi individu, keluarga dan masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga.

Page 2: HAFSHA RIZKI YULIANI EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

2. Sistem Pangan dan Gizi

Status gizi masyarakat sangat dipengaruhi oleh sistem pangan dan gizi. Sistem pangan dan gizi menyangkut serangkaian aspek sejak tahap produksi sampai tahap pemanfaatan oleh tubuh. Karena banyaknya faktor yang berpengaruh dan pelaku yang terlibat dalam pembangunan pangan dan gizi maka diperlukan pendekatan sistem.

Sistem Pangan dan gizim mempunyai tujuan meningkatkan & mempertahankan status gizi masyarakat dlm keadaan optimal.

a. penyediaan pangan (produksi)

Komponen ketersediaan pangan meliputi kemampuan produksi, cadangan maupun impor pangan setelah dikoreksi dengan ekspor dan berbagai penggunaan seperti untuk bibit, pakan industri makanan/nonpangan dan tercecer. Komponen produksi pangan dapat dipenuhi dari produksi pertanian dan atau industri pangan, ini semua berakitan dengan teknologi dan kebijakan pangan.

Page 3: HAFSHA RIZKI YULIANI EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

b. distribusi pangan

Sistem distribusi yang efisien menjadi prasyarat untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat menjangkau kebutuhan pangannya dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Secara aktual, terdapat berbagai permasalahan penting dalam mengembangkan distribusi pangan.

c. konsumsi makanan

Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dimakan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu secara biologis, psikologis, maupun sosial.

Page 4: HAFSHA RIZKI YULIANI EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

3. Kaitan Pangan, Penduduk dan Lingkungan

Dalam ekosistem, terjadi hubungan antar-organisme dan juga lingkungannya. Hubungan yang terjadi di antara organisme atau individu tersebut cukup kompleks dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Hubungan antara unsur hayati dan juga non-hayati tersebut kemudian bermuara pada suatu sistem ekologis yang kemudian kita sebut eksosistem. Dan di dalam pola interaksi hubungan tersebut ikut melibatkan terjadinya siklus biogeokimia, sejumlah aliran energi dan juga rantai makanan.

Faktor Produksi AlamFaktor produksi alam terdiri dari terdiri dari : Udara, Iklim, Lahan, Flora dan

Fauna. Tanpa faktor produksi alam tidak ada produk pertanian. Tanpa tanah/ lahan, sinar matahari, udara dan cahaya tidak ada hasil pertanian. Orang yang kurang memahami proses produksi pertanian menganggap faktor produksi yang tidak langka atau tidak terbatas (unscarcity) seperti udara, cahaya adalah tidak termasuk faktor produksi.

Pada saat perekonomian terbuka, ke empat faktor produksi mulai berperan. Sebagian flora diimprove, sebagian fauna didometifikasi oleh manusia untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan lebih banyak, sebagian lagi flora/fauna sama sekali belum dijamah manusia.

Page 5: HAFSHA RIZKI YULIANI EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

Flora/tumbuhan sebagai pabrik primer pertanian. Dia ambil CO dari udara melalui stomata di daun (bagi flora yang berstomata), dia hisap H O dan zat-zat kimia seperti: N,P, K, Ca, Mg, Cl, Fe dan lain-lain dari tanah. Bahan-bahan ini dengan bantuan energi sinar matahari diproses untuk menghasilkan karbohidrat, lemak, vitamine, serat dan lain-lain yang berguna bagi manusia dan hewan.

Fauna/binatang sebagai pabrik sekunder pertanian. Ada fauna memakan flora (jenis herbivora) ada juga memakan fauna (jenis omnivora), kemudian menghasilkan daging, susu, telor, kulit yang berguna bagi manusia.

Produk yang langsung dapat dikonsumsi termasuk dlam on-farm, dan yang harus diproses terlebih dahulu termasuk off- farm.

Page 6: HAFSHA RIZKI YULIANI EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

4. Manusia sejahtera Jika mampu mengoptimalkan kegunaan sumberdaya alam

Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup yang meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan.

Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan perencanaa pangan dan gizi serta manajemen lingkungan antara lain sebagai berikut

a. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.

b. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).

c. Mengembangkan metode penambangan dan pemrosesan yang lebih efisien serta dapat didaur ulang.

d. Melaksanakan etika lingkungan dengan menjaga kelestarian alam.

Page 7: HAFSHA RIZKI YULIANI EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

5. Penyebab Kurang Gizi

Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menghambat masyarakat untuk mengkonsumsi gizi. Ketiadaan bahan gizi murah merakyat dan yang paling disayangkan adalah ketidaktahuan masyarakat akan gizi dan peran pentingnya dalam kehidupan manusia.

Faktor kemiskinan seringkali diduga penyebab masyarakat kurang gizi. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Fakta yang lebih kuat menyatakan bahwa ternyata masyarakat kita belum sepenuhnya memahami gizi dengan benar. Ada kesan bahwa gizi itu barang mewah yang mahal dan orang miskin tidak akan mampu menyediakannya. Jelas ini adalah opini yang salah dan berakibat fatal.

Salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi ini adalah perilaku masyarakat yang dapat membuat struktur keluarga terpecah (pekerja migrasi, perceraian dll) yang pada akhirnya membuat anak terlantar dan menjadi kurang gizi. Faktor lain yang juga cukup dominan adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan para ibu atau keluarga yang mengasuh dan memelihara anak/balita tersebut, juga rapatnya jarak kehamilan dan kelahiran. Selain itu juga anak tidak mendapat cukup perhatian dan ASI, karena ibunya sangat sibuk mengurusi anak yang banyak serta asupan makanan yang kurang atau anak sering sakit/terkena infeksi.

Page 8: HAFSHA RIZKI YULIANI EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

Beberapa faktor penyebab:

a. Tidak tersedianya makanan secara adekuat terkait langsung dengan kondisi sosial ekonomi. Kadang-kadang bencana alam, perang maupun kebijakan politik maupun ekonomi yang memberatkan rakyat akan menyebabkan hal ini. Kemiskinan sangat identik dengan tersedianya makan yang adekuat. Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi buruk. Proporsi anak malnutrisi berbanding terbalik dengan pendapatan. Makin kecil pendapatan penduduk, makin tinggi persentasi anak yang kekurangan gizi. Kemiskinan sering dituding sebagai biang keladi munculnya penyakit ini di negara-negara berkembang. Rendahnya pendapatan masyarakat menyebabkan kebutuhan paling mendasar yaitu pangan pun sering tidak bisa terpenuhi. Laju pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya ketersediaan bahan pangan akan menyebabkan krisis pangan. Inipun menjadi penyebab munculnya penyakit kurang gizi.

b. Anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang. Makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu ASI, dan sesudah usia 6 bulan anak tidak mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya akan berakibat terhadap status gizi bayi. MP-ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B serta vitamin dan mineral lainnya. MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah seringkali anaknya harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita karena ketidaktahuan. Faktor sosial: yang dimaksud disini adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi bagi pertumbuhan anak. Sehingga banyak balita yang diberi makan ”sekedarnya” atau asal kenyang padahal miskin gizi.

c. Pola pengasuhan anak berpengaruh pada timbulnya gizi buruk. Anak yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal pentingnya ASI, manfaat posyandu dan kebersihan, meskipun sama-sama miskin, ternyata anaknya lebih sehat. Unsur pendidikan perempuan berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Sebaliknya sebagian anak yang gizinya buruk ternyata diasuh oleh nenek atau pengasuh yang juga miskin dan tidak berpendidikan. Banyaknya perempuan yang meninggalkan desa untuk mencari kerja di kota bahkan menjadi TKI, kemungkinan juga dapat menyebabkan anak menderita gizi buruk. Kebiasaan,

Page 9: HAFSHA RIZKI YULIANI EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

mitos ataupun kepercayaan/ adat istiadat masyarakat tertentu yang tidak benar dalam pemberian makan akan sangat merugikan anak. Misalnya kebiasaan memberi minum bayi hanya dengan air putih, memberikan makanan padat terlalu dini, berpantang pada makanan tertentu (misalnya tidak memberikan anak-anak daging, telur, santan dll), hal ini menghilangkan kesempatan anak untuk mendapatkan asupan lemak, protein maupun kalori yang cukup.

d. Sering sakit menjadi penyebab terpenting kekurangan gizi, apalagi di negara-negara terbelakang dan yang sedang berkembang seperti Indonesia, dimana kesadaran akan kebersihan/personal hygine yang masih kurang, serta ancaman endemisitas penyakit tertentu, khususnya infeksi kronik seperti TBC masih sangat tinggi. Kaitan infeksi dan kurang gizi seperti layaknya lingkaran setan yang sukar diputuskan, karena keduanya saling terkait dan saling memperberat. Kondisi infeksi kronik akan menyebabkan kurang gizi dan kondisi malnutrisi sendiri akan memberikan dampak buruk pada sistem pertahanan sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Tak dapat dipungkiri memang ada hubungan erat antara infeksi dengan malnutrisi. Infeksi sekecil apapun berpengaruh pada tubuh. Sedangkan kondisi malnutrisi akan semakin memperlemah daya tahan tubuh yang pada giliran berikutnya akan mempermudah masuknya beragam penyakit.

Page 10: HAFSHA RIZKI YULIANI EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

6. Faktor yang berkaitan dengan upaya peningkatan sumber daya manusia

a. POLA PANGAN

Kondisi lingkungan sosial ini berkaitan dengan kondisi ekonomi di suatu daerah. Artinya lingkungan sosial yang terdiri dari proporsi penduduk, keadaan lingkungan tempat tinggal, dan perilaku sosial ini, tentu sangat menentukan pola konsumsi pangan dan gizi yang dilakukan anggota masyarakatnya. Misalnya antara daerah perkotaan dan pedesaan, daerah perumahan dan daerah kumuh, tentu pola konsumsi pangan dan gizinya akan berbeda-beda.

b. KERENTANAN PANGAN

Kerentanan pangan berhubungan dengan ekonomi, artinya kondisi ekonomi seseorang sangat menentukan dalam penyediaan pangan dan kualitas gizi makanan yang dikonsumsinya. Kondisi ekonomi ini, bisa meliputi tentang tingkat penghasilan, pekerjaan, pengeluaran, dan jumlah tanggungan dalam keluarga, dll.

c. POLA PANGAN DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

Kondisi fisik dan biologi dapat mempengaruhi terhadap status pangan dan gizi suatu daerah. Contoh lingkungan fisik ini meliputi: kondisi tanah, sistem cocok tanam, kondisi tanaman dan ternak, serta kesehatan lingkungannya. Sementara itu, yang termasuk lingkungan biologi, misalnya adanya rekayasa genetika terhadap tanaman dan produk pangan. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap kondisi pangan dan gizi.

Page 11: HAFSHA RIZKI YULIANI EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

d. PERMASALAHN KEMISKINAN DAN KETENAGAKERJAAN

Banyaknya perempuan yang meninggalkan desa untuk mencari kerja di kota bahkan menjadi TKI, kemungkinan juga dapat menyebabkan anak menderita gizi buruk. Kemiskinan memiliki baik dimensi fisik dan mental maupun sosial budaya. Dampak utama kemiskinan fisik pada masyarakat ialah ketidak mampuan atau keterbatasan kapasitas masyarakat dalam menambah alokasi sumber daya pemerintah, yang memang sudah tidak memadai.