s pem 0607950 chapter1 -...

13
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut merupakan salah satu lembaga pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi pokok untuk melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang administrasi kependudukan di Kabupaten Garut. Secara umum dinas pemerintah merupakan organisasi yang berfungsi untuk melayani masyarakat. Dalam pelaksanaan pekerjaannya pegawai dinas pemerintah yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil dan pegawai kontrak, dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien dengan tujuan selain untuk memuaskan masyarakat, juga untuk memperbaiki citra para pegawai dimata masyarakat, karena dianggap sebagai pegawai yang tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga kinerja organisasi dinilai kurang optimal. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut berusaha meningkatkan kinerja pegawainya agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efektif dan efisien, akan tetapi pada kenyataanya masih terdapat pegawai yang kinerjanya masih rendah. Hal ini dilihat berdasarkan hasil penilaian kinerja terhadap para pegawainya yang dilakukan secara rutin. Penilaian kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut diranking berdasarkan angka sesuai dengan ketentuan yang ada dalam PP No. 10 tahun 1979 tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan yaitu sebagai berikut:

Upload: buingoc

Post on 26-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut merupakan

salah satu lembaga pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi pokok untuk

melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang administrasi kependudukan di

Kabupaten Garut. Secara umum dinas pemerintah merupakan organisasi yang

berfungsi untuk melayani masyarakat. Dalam pelaksanaan pekerjaannya pegawai

dinas pemerintah yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil dan pegawai

kontrak, dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien dengan tujuan selain

untuk memuaskan masyarakat, juga untuk memperbaiki citra para pegawai dimata

masyarakat, karena dianggap sebagai pegawai yang tidak memiliki motivasi kerja

yang tinggi sehingga kinerja organisasi dinilai kurang optimal.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut berusaha

meningkatkan kinerja pegawainya agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan

efektif dan efisien, akan tetapi pada kenyataanya masih terdapat pegawai yang

kinerjanya masih rendah. Hal ini dilihat berdasarkan hasil penilaian kinerja

terhadap para pegawainya yang dilakukan secara rutin. Penilaian kinerja pegawai

di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut diranking

berdasarkan angka sesuai dengan ketentuan yang ada dalam PP No. 10 tahun 1979

tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan yaitu sebagai berikut:

2

A = 91-100 (Baik sekali)

B = 76-90 (Baik)

C = 61-75 (Cukup)

D = 51-60 (Kurang)

E = 50 kebawah (Kurang sekali)

Dalam wawancara awal dengan kepala sub bagian umum diperoleh

informasi bahwa masih banyak pegawai yang kinerjanya masih rendah dan belum

optimal untuk memenuhi standar kinerjanya. Berikut ini data mengenai penilaian

kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut.

Tabel 1.1 Penilaian Kinerja Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Garut Tahun 2008 dan 2009

Nilai Jumlah Pegawai (2008) Jumlah Pegawai (2009) A 10 7 B 56 52 C 11 15 D - 3 E - -

Total 77 77 Sumber: Sub bagian umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut 2010, diolah oleh penulis

Dari tabel 1.1 di atas bahwa pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Garut yang memiliki kinerja “baik sekali” hanya 10 orang pada

tahun 2008 dan 7 orang pada tahun 2009. Hal ini mengindikasikan bahwa

sebagian besar pegawainya belum memiliki kinerja yang optimal untuk memenuhi

standar kinerjanya yaitu untuk meraih nilai yang tinggi sehingga memiliki

predikat “baik sekali”.

3

Selain itu berdasarkan observasi di lapangan selama tiga bulan peneliti

melakukan magang di dinas tersebut, secara umum kinerja pegawai

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut masih perlu di tingkatkan.

Hal ini terlihat dari beberapa indikasi seperti di bawah ini:

1. Pekerjaan yang banyak ditumpuk, kurang cepatnya dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan dan kurangnya komunikasi antar pegawai atau dengan atasan. Misalnya,

ketika ada disposisi surat dari Bupati kepada Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Garut (DISDUKPIL), DISDUKPIL

mendisposisikan lagi kepada kepala Dinas, dan Kepala Dinas

mendisposisikan lagi kepada Kepala Sub Bagian. Biasanya di Kasubbag jika

surat tersebut dirasakan tidak penting, maka sebagian besar akan ditumpuk di

mejanya dahulu, tidak langsung dikerjakan, karena memprioritaskan surat-

surat atau pekerjaan yang lain.

2. Adanya tumpang tindih dalam tanggung jawab kerja dan lebih mementingkan

kepentingan diri sendiri. Misalanya, jika ada suatu kepentingan pribadi yang tidak

begitu penting, maka pegawai lebih memilih untuk pergi menyelesaikan

kepentingannya dibandingkan dengan pekerjaannya serta menyerahkan ke

pegawai lain untuk mengambil alih sementara pekerjaanya meskipun bukan

tanggung jawab pegawai tersebut.

3. Masih adanya pegawai yang mangkir di saat jam bekerja atau pulang kerja

sebelum waktunya. Misalnya, ada sebagian pegawai yang keluar tanpa keterangan

diwaktu jam kerja dan pulang lebih awal dari waktu normal pulang kerja yaitu

pukul 16.00 WIB.

4

Berikut data mengenai tingkat presensi pegawai Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Garut selama bulan Juni 2009 – Mei 2010

Gambar 1.1 Data Kehadiran Pegawai

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut selama bulan Juni 2009 – Mei 2010

Sumber : Sub Bagian Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Garut 2010

Dari gambar 1.1 di atas, terlihat bahwa tingkat kehadiran pegawai Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut selama bulan Juni 2009 –

Mei 2010 masih rendah, apabila dirata-ratakan yaitu 81,9% untuk presensi pagi

dan 74,04% presensi siang. Tentunya jumlah tersebut, kurang ideal dalam tingkat

kehadiran pegawai. Selain itu tingkat presensi siang selalu berbeda dengan

presensi pagi, yang disebabkan ada sebagian pegawai yang pulang kantor sebelum

jam kerja selesai. Hal tersebut dapat diindikasikan bahwa pegawai Dinas

5

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut masih banyak yang belum

memanfaatkan jam kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaan. Dengan demikian,

fenomena di atas mengisyaratkan bahwa kinerja pegawai masih tergolong rendah.

Rendahnya kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Garut juga dapat di lihat dari kualitas pelayanan kependudukan, masih

terdapat banyak keluhan dari masyarakat mengenai kualitas layanan intansi

tersebut seperti membuat KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga),

akta dan surat kependudukan lainnya masih sulit dan memerlukan waktu lama

dibandingkan dengan waktu normal peyelesaiannya. Pembuatan KTP yang waktu

normal pembuatannya satu hari, namun pada realisasinya bisa lebih dari sehari.

Begitu juga pembuatan KK dan akta yang waktu normal pembuatannya tiga hari,

tapi realisasinya lebih dari tiga hari. Selain itu adanya pungutan liar dari para

oknum pegawai dimana kalau ada uang lebih, pembuatan bisa dipercepat tapi

kalau tidak ada, pembuatannya bisa menunggu dalam waktu yang lama. Hal

tersebut sesuai pernyataan Pemkab Garut melalui Asisten Administrasi Umum

Setda setempat Mlenik Maumeriadi yang menyatakan “Sangat menyesalkan

buruknya jasa layanan Dinas Kependudukan dan Catatan sipil, karena selama ini

kian banyaknya masyarakat yang mengeluh jengkel atas layanan publik yang

mereka peroleh”. (sumber: http://www.garutkab.go.id)

Penurunan Kinerja pegawai dapat dilihat dari data Keterlambatan

Penyelesaian Pelayanan KTP, KK dan akta Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Garut selama bulan Januari-Juni 2010 di bawah ini:

6

Gambar 1.2

Data Keterlambatan Penyelesaian Pelayanan KTP, KK, dan akta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut selama bulan

Januari-Juni 2010

Sumber: Sub bagian umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut 2010, diolah oleh penulis

Dari gambar 1.2, terlihat bahwa tingkat keterlambatan penyelesaian

pelayanan KTP, KK dan akta pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Garut selama bulan Januari-Juni 2010 masih tinggi, apabila dirata-

ratakan yaitu 25,45% untuk keterlambatan penyelesaian KTP, 21,96% untuk KK

dan 19,58% untuk keterlambatan penyelesaian akta. Tentunya jumlah tersebut

masih tinggi dalam keterlambatan peyelesaian layanan. Dari fenomena di atas

dapat diperoleh gambaran bahwa kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Garut masih rendah.

Selai itu rendahnya kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Garut dapat dilihat juga dari masih banyaknya jumlah penduduk

7

Kabupaten Garut yang belum memiliki KTP dan Catatan Administrasi

Kependudukan. Hal ini berdasarkan kutipan dari Galamedia online yang

menyatakan:

“Sebanyak 423.000 penduduk Kab. Garut belum memiliki kartu tanda penduduk (KTP). Mereka merupakan sebagian dari 1.698.805 penduduk Garut yang wajib mempunyai KTP pada 2010 ini.Sedangkan yang lainnya sebanyak 795.049 orang memiliki KTP masih berlaku, serta 186.860 orang memiliki KTP seumur hidup karena berusia 60” ( tahun ke atas. Sisanya sekitar 17-20 persen dari penduduk wajib ber-KTP, terbilang warga yang rentan administrasi kependudukan”. (sumber: http://puspen.depdagri.go.id). Penurunan kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Garut memerlukan pemecahan karena berhubungan dengan pelayanan

masyarakat dan merugikan instansi sendiri dalam pencapaian visi “Garut Tertib

Administrasi Kependudukan Tahun 2014”. serta sangat mungkin mengakibatkan

menurunnya kinerja organisasi secara totalitas karena baik buruknya kinerja

perusahaan atau organisasi merupakan cerminan dari kinerja pegawainya.

Penurunan kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Garut, dapat dikaji dengan melihat faktor yang mempengaruhi kinerja

pegawai. Berkaitan dengan permasalahan penurunan kinerja pegawai di atas,

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan, bahkan dapat dikatakan amat menentukan dalam usaha pencapaian

tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sondang P. Siagian (2003: 2) yang menyatakan:

“Hubungan antara Kepemimpinan dan Kinerja Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Bahkan kiranya dapat

8

diterima sebagai suatu “trueisme” apabila dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya”.

Dalam suatu organisasi atau instansi, kepemimpinan berkaitan dengan

pengarahan kepada pegawai untuk melakukan pekerjaan menjadi bagian penting

dalam memahami perilaku kerja. Beberapa penelitian telah memperlihatkan

bahwa tidak ada satu cara terbaik untuk memimpin bawahan, tetapi tergantung

pada pemimpinnya, bawahan, dan situasi yang ada.

Kepemimpinan dalam operasionalnya ditentukan oleh gaya

kepemimpinannya, karena pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, tempramen

watak dan kepribadian sendiri yang unik, khas, sehingga tingkah dan gayanya

sendiri membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti

akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Menurut Hadari Nawawi

(2006: 115) mengartikan bahwa “Gaya Kepemimpinan adalah sebagai perilaku

atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran,

perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi/bawahannya”. Setiap

pemimpin bisa mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu

dengan yang lain, dan tidak mesti suatu gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih

jelek dari pada gaya kepemimpinan yang lainnya.

Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi kerja

pegawai, motivasi dari sisi internal pegawai memiliki pengaruh yang berarti.

Pegawai yang termotivasi akan mengarahkan perilakunya kepada upaya-upaya

yang bersifat substansial untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut

9

McClelland (1961), Edward Murray (1957), Miller dan Gordon W (1970) dalam

Anwar Prabu (2009: 104), yang menyimpulkan bahwa:

“Ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi kerja. Artinya manajer yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi cenderung memiliki prestasi yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang prestasi kerjanya rendah dimungkinkan karena motivasi berprestasinya rendah”. Motivasi memberikan dorongan pada diri seseorang untuk melakukan

beragam aktivitas. Perwujudan dari aktivitas tersebut berupa gerakan-gerakan

yang disebut kerja. Seorang pegawai yang mempunyai motivasi yang tinggi

lazimnya akan selalu berusaha untuk bekerja dengan sungguh-sungguh yang

pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya.

Perusahaan atau organisasi yang telah menetapkan kinerja pegawainya

sebagai kebutuhan utama organisasi, akan selalu berusaha untuk menjaga

motivasi kerja pegawainya agar tidak menurun bahkan mereka akan berusaha

untuk terus meningkatkannya, mengingat pentingnya peran motivasi terhadap

peningkatan kinerja. Sehingga sudah seharusnya pemberian perhatian terhadap hal

tersebut mendapatkan porsi yang lebih.

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih

lanjut melalui judul skripsi “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional dan

Motivasi Kerja Pegawai terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut”.

10

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2. 1 Identifikasi Masalah

Suatu organisasi baik itu yang bersifat profit ataupun pelayanan publik

dituntut untuk dapat menampilkan kinerja terbaiknya secara konsisten guna

pencapaian tujuan organisasinya. Salah satu faktor yang menentukan pencapaian

kinerja perusahaan dan tujuan organisasi adalah kinerja sumber daya manusianya.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut merupakan

salah satu lembaga pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi pokok untuk

melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang administrasi kependudukan di

kabupaten Garut. Secara umum dinas pemerintah merupakan organisasi yang

berfungsi untuk melayani masyarakat, namun pada kenyataannya pelayanan yang

diberikan dinilai masih kurang dan belum sesuai dengan yang diharapkan, hal ini

terlihat dari banyaknya keluhan dari masyarakat terhadap pelayanan intansi

tersebut seperti pembuatan KTP, KK dan akta yang memerlukan waktu lama,

adanya pungutan liar dari oknum pegawainya dan masih banyaknya jumlah

penduduk kabupaten Garut yang belum memiliki KTP dan Catatan Administrasi

Kependudukan. Buruknya pelayanan DISDUKPIL diindikasikan karena

rendahnya kinerja para pegawainya, hal tersebut berdasarkan fenomena para

pegawainya, seperti rendahnya presensi kerja, tingginya tingkat kemangkiran

pegawai, pekerjaan yang banyak ditumpuk, adanya tumpang tindih dalam

tanggung jawab kerja serta lebih mementingkan kepentingan sendiri.

Kualitas dari para pegawai sangat menentukan kinerja organisasi, dengan

adanya pegawai yang berkualitas ini, maka organisasi dapat mencapai hasil yang

11

optimal. Organisasi tentu menginginkan agar seluruh pegawainya memiliki

kinerja yang baik karena kinerja dari tiap pegawai ini akan berpengaruh terhadap

kinerja organisasi. Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena

adanya upaya para pegawai yang ada di organisasi tersebut. Dalam hal ini terdapat

hubungan erat antara kinerja perorangan dengan kinerja kelompok dan kinerja

organisasi atau lembaga baik yang bergerak di bidang usaha maupun yang

bergerak di bidang pemerintahan.

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja

pegawai, bahkan dapat dikatan sangat menentukan dalam usaha pencapaian tujuan

organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa gaya

kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan

kinerja pegawai. Jika seorang pemimpin mampu menerapkan gaya kepemimpinan

yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, maka para pegawaipun

akan dapat bekerja dengan nyaman dan semangat yang tinggi.

Selain itu, tinggi rendahnya kinerja yang ditampilkan seorang pegawai

yaitu disebabkan oleh motivasi pegawai dalam bekerja. Motivasi memegang

peranan penting didalam pencapaian kinerja pegawai. Dalam mencapai kinerja

pegawai yang optimal, pemimpin harus memberikan kesempatan kepada

bawahannya untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta

keterampilannya. Dengan diberi kesempatan tersebut, maka kelancaran

pelaksanaan tugas dan tujuan organisasi akan tercapai sebagaimana yang

diharapkan.

12

1.2.2 Rumusan Masalah

Dari uraian identifikasi di atas, maka penulis membuat rumusan masalah

berdasarkan persepsi pegawai sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran efektifitas gaya kepemimpinan situasional di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut?

2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi kerja pegawai Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut?

3. Bagaimana gambaran tingkat kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Garut?

4. Bagaimana pengaruh efektifitas gaya kepemimpinan situasional terhadap

kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut?

5. Bagaimana pengaruh tingkat motivasi terhadap kinerja pegawai Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut?

6. Bagaimana pengaruh efektifitas gaya kepemimpinan situasional dan tingkat

motivasi kerja pegawai terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Garut?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan berdasarkan

persepsi pegawai yaitu:

1. Efektifitas gaya kepemimpinan situasional pada Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Garut.

2. Tingkat motivasi kerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Garut.

13

3. Tingkat kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Garut.

4. Mengukur pengaruh efektifitas gaya kepemimpinan situasional terhadap

kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut.

5. Mengukur pengaruh tingkat motivasi kerja pegawai terhadap kinerja pegawai

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Garut.

6. Mengukur pengaruh efektifitas gaya kepemimpinan situasional dan tingkat

motivasi kerja pegawai terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Garut.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu

sebagai berikut :

1. Kegunaan teoritis, dimana hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

khasanah pengetahuan terutama bagi peneliti lain dan masyarakat luas dalam

mengembangkan bidang kajian sejenis.

2. Kegunaan praktis, dimana hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai salah satu bahan referensi, sumbangan dan bahan pemikiran bagi

instansi atau lembaga terkait dalam mengembangkan perusahannya

bedasarkan bidang kajian sejenis.