s k r i p s ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2375/1/skripsi...sukolilo kabupaten pati. majlis...
TRANSCRIPT
-
PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT LATISA
DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH REMAJA
DI DESA PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI
TAHUN 2017
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh
SHOLIHUL HADI
NIM 11113143
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
-
ii
-
iii
DEKLARASI
بسم هللا الرمحن الرحيم
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 25 Agustus 2017
Penulis,
SHOLIHUL HADI
NIM I1113143
-
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Jazuli
NIM : 11113092
Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri,bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Dan saya menyatakan kesediaan apabila skripsi ini
dipublikasikan.
Salatiga, 25 Agustus 2017
Penulis
SHOLIHUL HADI
NIM 11113143
-
v
Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag.
Dosen IAIN Salatiga
Nota Pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudara SHOLIHUL HADI
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : SHOLIHUL HADI
NIM : 11113143
Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan
Agama Islam (PAI)
Judul : PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT
LATISA DALAM PEMBENTUKAN
AKHLAKUL KARIMAH REMAJA DI DESA
PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO
KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 25 Agustus 2017
Pembimbing
Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag. NIP. 19570812 198802 2001
-
vi
SKRIPSI
PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT LATISA
DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH REMAJA
DI DESA PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI
TAHUN 2017
DISUSUN OLEH:
SHOLIHUL HADI
NIM: 11113143
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada tanggal 19 September 2017 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Fatchrurrohman, M.Pd
Sekretaris Penguji : Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag
Penguji I : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd
Penguji II : Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Salatiga, 19 September 2017
Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan (FTIK)
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tel. (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
mailto:tarbiyah.iainsalatiga.ac.idmailto:[email protected]
-
vii
MOTTO
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka
masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku”. (Q.S. Al Fajr: 28-30)
-
viii
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah terurai dari sanubari atas karunia dan rahmat Allah
SWT. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
persembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang selalu memberikan kasih
sayang, motivasi, dan dorongan dalam mengarungi lika-liku kehidupan ini. Yaitu
teruntuk:
1. Bapak dan Ibunda ku tercinta, Bapak Supriyono dan Ibu Siti Zaroh yang
tiada henti selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, bimbingan
dan nasehat dalam kehidupan ini.
2. Kakak ku tersayang, mbak Siti Aisyah dan mas Luthfi Amiludin Anshori
yang selalu memberikan arahan dan motivasi, dan adekku tercinta Nur
Arifiyah Ningrum yang selalu mendo’akanku dan sebagai sumber
inspirasi dalam hidupku dan semoga kebahagiaan selalu menyertai mu.
3. Keluarga Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Salatiga Bapak
Drs. K.H Abdul Basit, M.Pd, K.H Sonwasi Ridwan BA, K.H Zunaidi BA
serta seluruh Asatidz Pondok Pesantren Salafiyah, terimakasih atas semua
ilmu yang telah diberikan, semoga bermanfaat dan berkah dalam
kehidupan ku mendatang.
4. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag yang membimbing dan mendidikku
dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
5. Semua dosen dan guru-guru ku yang telah membimbing dan memberikan
ilmu kepada ku.
6. Teman-Teman Pondok Pesantren Salafiyah, terimakasih atas kasih sayang
yang kalian berikan pada ku. Kalian adalah keluarga baru yang Allah
anugrahkan dalam hidup ku.
7. Keluarga besar JQH Al-Furqan IAIN semoga menjadi generasi yang lebih
baik dan bisa istiqomah dalam duania Al-Qur’an
8. Keluarga besar FK-MASPRAS (Forum Komunikasi Mahasiswa Sunan
Prawoto Salatiga) semoga menjadi generasi yang lebih baik dan bisa
istiqomah dalam menuntut ilmu di Salatiga.
-
ix
9. Keluarga besar IKMP (Ikatan Mahasiswa Pati), semoga bisa menjadi
tauladan yang baik, khususnya bagi masyarakat Pati dan sekitarnya.
Walaupun kita sudah tidak bersama-sama lagi semoga silaturrahmi tetap
terjalin.
10. Keluarga besar PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Kota
Salatiga, yang telah memberikan tempat untuk aku menemukan banyak
teman dan pengalaman yang berguna dalam kehidupanku yang akan
datang
11. Mas Rio, kang Asdi, kang Rosyid, kang Fadhil, kang Jamasri, kang
Mansur yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
12. Pak Edo, pak Ali, mas Ni’am, pak Luthfi, pak Adi, kang Riza yang telah
mendukung dan memberikan motivasi tentang sholawat
13. Pak bayan Sarju dan keluarga tempat KKN Posko 39 IAIN Salatiga yang
telah memberikan pengalaman kehidupan keluarga dan bermasyarakat
14. Teman-teman KKN Posko 39 desa Sendang rejo, kec. Klego, kab.
Boyolali, mbak Fitri, mbak Qoni’, mbak Toyi, mbak Mala, mbak Liya,
mbak Dian, mas Qoid, mas Amin, yang telah memberikan motivasi arti
penting berkeluarga dan bermasyarakat
15. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2013, khususnya teman-teman
jurusan PAI.
-
x
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرمحن الرحيمPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata
guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini adalah
“PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT LATISA DALAM
PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH REMAJA DI DESA
PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATITAHUN
2017”
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun meteril. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Ag, selaku ketua IAIN Salatiga.
2. Ibu Siti Rukhayati M. Ag, selaku ketua jurusan PAI IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi
yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Yahya, S.Ag selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik.
5. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya
untuk menilai kelayakan dan menguji skripsi dalam rangka menyelesaikan
studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga.
-
xi
6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN
Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan
kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
7. Pengasuh Pondok Peasantren Salafiyah yang telah membina, mendidik dan
mencurahkan ilmunya kepada penulis selama studi di Pondok Pesantren.
8. Keluarga besar Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA yang memberikan
ijin penelitian kepada penulis.
9. Kepada orang tua yang selalu berkorban apapun demi keberhasilan penulis,
Bapak Supriyono beserta Ibu Siti Zaroh tercinta.
10. Sahabat-sahabatku Pondok Peasantren Salafiyah terima kasih atas motivasi
dan persahabatannya selama ini.
11. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi serta dukungan dalam
penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan
memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal
‘alamin.
Salatiga, 25 Agustus 2017
Penulis,
SHOLIHUL HADI
11113143
-
xii
ABSTRAK
Hadi, Sholihul. 2017. Peran Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA Dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Remaja Di Desa Prawoto
Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017. Skripsi. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Ibu Dra.
Djami’atul Islamiyah, M. Ag.
Kata Kunci: Majelis Dzikir dan Sholawat, pembentukan akhlak.
Majlis Dzikir dan Sholawat LATISA terletak di desa Prawoto kecamatan
Sukolilo kabupaten Pati. Majlis ini memiliki kegiatan keislaman yang mampu
memberikan kontribusi positif bagi para jamaahnya. Hal itu terkait dengan kondisi
masyarakat desa Prawoto terutama terutama para remaja yang memiliki kebiasaan
buruk seperti minum-minuman keras, kongkow-kongkow di pinggir jalan, dan
tidak giat melakukan ibadah. Berdasarkan realita tersebut, peneliti fokus pada
judul penelitian “ Peran Majlis Dzikir Dan Sholawat LATISA Dalam
Pembentukan Akhlakul Karimah Remaja Di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo
Kabupaten Pati ”. pokok permasalahannya adalah : 1) apa saja kegiatan majlis
dzikir dan sholawat LATISA di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten
Pati Tahun 2017? 2) Bagaimana peran majlis dzikir dan sholawat dalam
pembentukan akhlaqul karimah remaja di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo
Kabupaten Pati Tahun 2017? 3) Apa saja faktor, pendukung dan penghambat serta
solusinya?
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yang
bersifat deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui metode wawancara,
observasi dan dokumentasi serta validasi data melalui trianggulasi sumber.
wawancara dilakukan dengan pengurus dan para jamaah serta observasi data
dokumentasi yang berupa foto kegiatan tersebut.
Hasil penelitian ini, menyimpulkan bahwa : 1) jenis kegiatan majelis dzikir
dan sholawat LATISA adalah : rutinan majlis dzikir dan sholawat LATISA setiap
malam juam’at, majlis dzikir dan sholawat LATISA keliling setiap 1 bulan sekali,
menghadiri majlis lain. 2) peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam
pembentukan akhlakul karimah antara lain : dapat menggugah kesadaran akan
perilaku buruk yang pernah ada (jamaah), mempererat tali persaudaraan,
memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, menimbulkan motivasi
untuk berbuat baik. 3) faktor pendukung kegiatan majelis dzikir dan sholawat
LATISA antara lain : tingginya minat jamaah LATISA, dukungan dari orang tua
dan keluarga pendiri majlis LATISA dan dorongan dari orang tua jamaah
LATISA, penyampaian materi enak dan mudah difahami, lokasi majlis yang
dekat. Sementara faktor penghambat kegiatan majelis dzikir dan sholawat
LATISA adalah : masyarakat yang belum seluruhnya bisa menerima keberadaan
majlis tersebut, adanya tugas-tugas sekolah, terbatasnya ruang majlis, benturan
dengan pekerjaan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, pihak pengurus senantiasa
menekankan pentingnya dakwah melalui perilaku baik terhadap sesama.
-
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii
HALAMAN DEKLARASI ....................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ iv
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................ v
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... vi
MOTTO .................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
ABSTRAK ................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Fokus Penelitian ............................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ..................................................... 6
E. Kajian Penelitian Terdahulu .......................................... 6
F. Sistematika Penulisan ................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Majlis Dzikir dan Sholawat .......................................... 11
B. Akhlak, Remaja ............................................................ 21
C. Faktor-faktor Pembentukan Akhlak Remaja ................ 31
-
xiv
D. Majlis Dan Pembentukan Akhlakul Karimah................ 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................... 35
B. Lokasi Penelitian .......................................................... 35
C. Sumber Data ................................................................. 36
D. Prosedur Pengumpulan Data ......................................... 47
E. Analisis Data ................................................................. 39
F. Pengecekan Keabsahan Data ........................................ 41
G. Tahap-tahap Penelitian ................................................. 42
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS
A. Paparan Data ................................................................. 44
B. Temuan Penelitian ........................................................ 52
C. Analisis Data ................................................................. 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 87
B. Saran ............................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar SKK
Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 6 Hasil Wawancara
Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 8 Dokumenta
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usia remaja merupakan masa pertumbuhan seorang anak sebelum
menginjak kedewasaan (pra dewasa). Sering kali orang gampang
mendefinisikan remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak
kemasa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau jika seseorang
menunjukkan tingkah laku tentu seperti susah diatur, mudah terangsang
perasaannya dan sebagainya (Sarwono, 1997:2). Remaja biasanya masih
labil dalam melakukan sesuatu ataupun menentukan suatu keputusan dan
masih banyak menuruti hawa nafsu dibandingkan dengan kepribadiannya
sendiri.
Peran dari orang tua amat diperlukan bagi remaja dan anak-anak
pada umumnya. Karena seorang anak remaja akan meniru perilaku orang
tuanya. Banyak anak yang depresi karena orang tuanya terjadi broken
home. Selain mendapatkan perhatian orang tua juga mendapatkan
pembelajaran tentang keagamaan.
Bagi anak remaja sangat diperlukah adanya pemahaman,
pendalaman serta ketaatan terhadap agama yang di anutnya. Dalam
kenyataan sehari-hari menunjukkan, bahwa anak-anak remaja yang
melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma
agama bahkan mungkin lalai menunaikan perintah-perintah agama
(Sudarsono, 2004:120). Karena diusia remaja masih mengikuti arus yang
-
2
berada di lingkungan sekitarnya. Jika dia hidup dilingkungan yang
akhlaknya baik, maka perilakunya pasti juga akan menjadi lebih baik. Dan
begitupun sebaliknya, jika dia berada dilingkungan yang akhlaknya buruk,
maka perilakunya juga akan menjadi buruk.
Pembinaan moral terjadi melalui pengalaman dan kebiasaan-
kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil oleh orang tua. Dalam hal ini
agama memiliki peranan penting, karena nilai-nilai moral yang datang dari
agama bersifat tetap tidak berubah oleh waktu dan tempat berbeda dengan
moral yang bersumber pada nilai-nilai masyarakat akan berubah karena
pengaruh waktu dan tempat (Islamiyah, 2013: 73). Dalam kegiatan sehari-
hari, anak remaja harus dimonitoring oleh orang tua. Karena anak belum
bisa berfikir kedepannya seperti apa dan hanya mengikuti kesenangan
semata. Untuk itu orang tua harus mengajarkan akhlak yang baik kepada
anaknya, agar menjadi anak yang baik.
Pendidikan akhlak inilah yang dapat merubah remaja menjadi
lebih baik. Dalam pendidikan akhlak ini dapat menumbuhkan keimanan
seseorang. seperti yang dijelaskan dalam hadits Rosulullah,
انًاَاِْحس نُُهْمَُخلُقًاا َ َا ْيم ُلَاْلُمْؤِمنِْين اهَُالت ِْرِمْيِذْي(َْكم و )ر
Artinya :َ“orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya” (H.R Imam Tirmidzi)
Oleh karena itu, peran pendidikan akhlak dapat memberikan
stimulus-stimulus yang dapat membentuk karakter seseorang itu menjadi
baik melalui kegiatan-kegiatan yang positif. Seperti halnya terdapat pada
-
3
dzikir, dzikir ialah mengingat Allah SWT. Atas keagungan-Nya, kasih
sayang-Nya, kemurahan-Nya, rahmat-Nya, perlindungan-Nya dan
sebagainya baik melalui ucapan-ucapan, maupun renungan dalam hati
sesuai petunjuk Rasulullah SAW (Yahya, 2000:41). Manfaat dari dzikir
sendiri juga banyak, salah satunya yaitu bisa lebih dekat dengan Allah
(sang kholiq) dan juga dapat pembentukan karakter seseorang. Karakter
merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan
yang maha esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan
yang terwujud dalam fikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
istiadat (Wiyani, 2012:3). Sebagaimana firman Allah:
َ ََ َ َََََ
Artinya : “Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah hati menjadi
tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d : 28)
Dzikir merupakan makanan hati. Jika hatikurang sehat (jarang
diberi makan) mudah sekaliterserang penyakit hati, seperti qobil yang
hasud itu, iblis yang sombong dan qorun menyombongkan kekayaannya
(Fatihuddin, 2010:14). Jika kita sudah mempunyai bekal dekat dengan
Allah dan dicintai oleh Allah, maka kita pasti akan dimudahan dalam
kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.
Selain berdzikir juga terdapat pada sholawat. Sholawat adalah
suatu doa atau pujian yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW
-
4
sebagai kecintaan kita kepada beliau (Nabi Muhammad SAW) (Alfan,
2004: 7). Karena beliau adalah manusia utusan dan sebagai manusia yang
paling dicintai oleh Allah. Allah juga bersholawat kepada nabi
muhammad, bahkan malaikat pun bersholawat kepada beliau.
Sebagaimana firman Allah dalam surat al-ahzab/33:56 :
ََ َ ََََ َ َ َ َ َ َ
َََََ
Artinya : “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat
untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya”.
Dalam kehidupan sehari-hari kita perlu untuk mempunyai bekal
dalam sikap maupun moralitas kita dalam bersosial. Pembinaan akhlak
merupakan suatu kebiasaan penting bagi seorang pekerja keras dan yang
rajin (Rahman, 2002:84). Manusia di lahirkan di dunia ini salah satunya
yaitu untuk menyempurnakan akhlak. Seperti halnya yang di sampaikan
oleh rosulullah, dalam hadits yang diriwayatkan oleh iman malik :
َ ك اِرم َم م اَبُِعثُْتَِِلُت م ِ عنَابيَهريرةَرضيَهللاَعنهَقالَ:َانَرسولَهللاَصلىَهللاَعليهَوسلمَ:َاِنَّم
ْقَ.َ)رواهَمالك( اِْل ْخَل
-
5
Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a berkata, bahwa Rasulullah bersabda :
sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang
baik. ( H.R Malik)
Majelis Dzikir dan Sholawat adalah suatu majelis atau kumpulan
bagi masyarakat muslim yang di dalamnya berisi tentang keislaman,
berdzikir kepada Allah dan memuji kepada Rasulullah. Selain ritual dzikir
dan sholawat, materi-materi keislaman seperti: ibadah, fiqih, aqidah dan
akhlak juga diberikan melalui ceramah para kiai/ustadz.
Berdasarkan observasi penulis, majelis dzikir dan sholawat banyak
memberi perubahan pada perilaku remaja setempat, yang sebelumnya
gemar mengonsumsi minuman keras, mabuk dan tidak jarang berakhir
dengan tawuran, kini meski gejala tersebut belum hilang semuanya, namun
dapat dikatakan sudah jauh berkurang, terutama hal itu dikarenakan
mereka sudah mulai aktif dalam kegiatan tersebut.
Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk
meneliti tentang “Peran Majelis Dzikir dan Sholawat LATISA Dalam
Pembentukan Akhlakul Karimah Remaja di Desa Prawoto Kecamatan
Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017"
B. Fokus Penelitian
1. Apa saja kegiatan majelis dzikir dan sholawat LATISA di Desa
Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017?
-
6
2. Bagaimana peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam
pembentukan akhlaqul karimah remaja di Desa Prawoto Kecamatan
Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017?
3. Apa saja faktor, penghambat dan pendukung serta solusinya?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kegiatan majelis dzikir dan sholawat LATISA di Desa
Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017.
2. Mengetahui peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam
pembentukan akhlaqul karimah remaja di Desa Prawoto Kecamatan
Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017.
3. Mengetahui faktor, penghambat dan pendukung serta solusinya.
D. Kegunaan Penelitian
1. Diharapkan dari penelitian yang ditulis ini, dapat memberikan
masukan-masukan kepada pimpinan majelis dzikir dan sholawat agar
lebih memperhatikan kegiatan anak remaja.
2. Diharapkan dari penelitian yang ditulis ini, agar para remaja tidak lagi
mengulangi perbuatan dalam kemaksiatan dan juga lebih mengetahui
bagaimana kecintaan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
E. Kajian Penelitian Terdahulu
Setelah penulis membaca dan mengamati beberapa skripsi yang
sudah ada, penulis menemukan beberapa skripsi yang relevan dengan
penelitian ini, namun tetap ada perbedaan dengan penelitian penulis
laksanakan, diantaranya adalah :
-
7
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh saudara Jamiin Nopri
tahun 2017, dengan judul penelitian “Peran Majelis Dzkir Dan Sholawat
Hidayatul Mubtadiin Dalam Membangun Kesadaran Beragama Terhadap
Para Preman Di Kampung Pejanggalan” (skripsi). Penelitian tersebut
bertujuan untuk merubah keadaan seorang preman dalam beragama
melalui kegiatan Majelis Dzikir Dan Sholawat Hidayatul Mubtadiin yang
berada didaerah Pejanggalan Yogyakarta.
Perbedaan skripsi saudara Jamiin Nopri dengan skripsi ini, dalam
peran majelis dzikir dan sholawat ini dapat merubah suatu keadaan yang
mulanya buruk akan menjadi baik. Skripsi saudara Jamiin Nopri ini
membahas tentang perubahan seorang preman, dimana preman ini
menyangkut semua usia, yaitu usia remaja, dewasa, sampai usia tua.
Perubahan ini konteksnya membangun kesadaran beragama didalam
majelis dzikir dan sholawat hidayatul mubtadiin yang berada di daerah
Pejanggalan Yogyakarta. Nawun, dalam skripsi ini membahas tentang
perubahan karakter atau pembentukan akhlakul karimah didalam suatu
majelis dzikir dan sholawat LATISA dan dimajelis ini malingkupi usia
remaja saja yang dulu terkena kenakalan remaja di desa prawoto
kecamatan sukolilo kabupaten pati.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh saudara Wisnu Khoir tahun
2007, dengan judul penelitian “Peranan Sholawat Dalam Relaksasi Pada
Jamaah Majelis Rosulullah Di Pancoran” (skripsi). Penelitian tersebut
bertujuan untuk mereleksasikan seluruh tubuh, dari jasmani sampai
-
8
rohaninya melalui suatu majelis rosulullah yang berada di daerah pancoran
Jakarta.
Perbedaan dari penelitian ini adalah tentang relaksasi dengan
pembentukan akhlak jamaah. Dimana jamaah yang mengikuti suatua
majelis ini dapat mendapatkan pencerahan agar jamaah tersebut menjadi
nyaman dan tentram qolbunya. Karena setelah terdengar mana Allah dan
Nabi Muhammad SAW ini hati akan terasa gemetar dan selalu ingin dekat
dengan-Nya. Disitulah seseorang merasa tentram dan releks seolah-olah
beban setiap harinya mereka terasa hilang. Sedangkan dalam penelitian ini
remaja akan lebih takut dengan kemungkaran dan akan selalu ingat kepada
Allah dan Rosulnya. Maka akan selalu menjalankan perintah-Nya dan
akan menjauhi larangannya.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Faiz Fuadi
tahun 2012, dengan judul penelitian “Peran Majelis Dzikir Dan Sholawat
An Najaah Krapyak Yogyakarta Terhadap Pembentukan Keluarga
Sakinah” (skripsi). Penelitian tersebut bertujuan untuk membentuk
keluarga yang sakinah melalui majelis dzkir dan sholawat an najaah
krapyak Yogyakarta.
Perbedaan penelitian ini adalah pembentukan keluarga sakinah
dengan pembentukan akhlak remaja. Dimana dalam majelis tersebut
mendapatkan suatu pencerahan keagamaan tentang pernikahan agar bisa
meniru keluarga rosulullah menjadi keluarga yang sakina, mawaddah wa
rohmah dan ada juga yang mendapatkan jodoh dalam majelis tersebut.
-
9
Tetapi dalam penelitian ini menjelaskan tentang pembentukan akhlak
remaja yang dulunya melakukan perbuatan yang merugikan dirinya sendiri
maupun orang lain. Dimana didalam majelis tersebut juga diberi
pencerahan tentang ibadah, fikih, akidah dam akhlak, sehingga remaja
tersebut untuk menjauhi perbuatannya tersebut dan tidak mengulanginya
lagi dan bertaubat kepada Allah SWT.
Dari beberapa kajian pustaka yang dilakukan, penulis belum
menemukan kajian yang membahas tentang pembentukan akhlak remaja
yang dulunya sering melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri
maupun orang lain diantaranya mengonsumsi minuman keras, mabuk dan
tidak jarang berakhir tawuran. Sehingga peneliti ini berbeda dengan yang
sebelumnya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman secara komprehensif, maka dalam
penulisan ini perlu adanya sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan, meliputi latar belakang masalah,
fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian penelitian
terdahulu, dan sistematika penulisan penelitian.
Bab II landasan teori yang berisi tentang Majelis, Dzikir, Sholawat
Akhlak Dan Remaja, yang dipergunakan sebagai landasan melakukan
penelitian.
-
10
Bab III menjelaskan tentang metode penelitian dan gambaran umum
kegiatan Majelis Dzikir dan Sholawat yang berada di Desa Prawoto
Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati.
Bab IV merupakan paparan data dan analisis tentang Peran Majelis
Dzikir dan Sholawat dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Remaja.
Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari
hasil tentang Peran Majelis Dzikir dan Sholawat dalam Pembentukan
Akhlakul Karimah Remaja.
-
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Majelis Dzikir dan Sholawat
1. Majelis
Majelis menurut bahasa, yaitu tersusun dalam bahasa arab dari
kata َ ل س ل ُِسََ–ج ْجِلًساََ–ُجلُْوًساََ–يُج م َو yang artinyaَ “duduk”. Kata majelis
merupakan bentuk isim makan yang mengandung arti “tempat duduk”
(Munawwir, 1997:202).
Majelis dalam islam merupakan suatu kumpulan banyak orang
yang didalamnya berisikan tausyiah keislaman dan dilengkapi dengan
ritual keagamaan. Diantaranya majelis ta’lim, majelis dzikir, majelis
sholawat, dan lain sebagainya.
2. Dzikir
a) Pengertian dzikir
Dzikir menurut bahasa, diambil dari kata kerja : َ َ-ي ذُْكُرََ–ذ ك ر
َ dzakara – yadzkuru – dzikran yang artinya ingat. Sedangkanِذْكًرا
menurut istilah dzikir atau dzikrullah ialah mengingat Allah SWT.
Atas keagungan-Nya, kasih sayang-Nya, kemurahan-Nya, rahmat-
Nya, perlindungan-Nya dan sebagainya baik melalui ucapan-
ucapan, maupun renungan dalam hati sesuai petunjuk Rasulullah
SAW (Yahya, 2000: 41). Dzikir merupakan salah salah satu sarana
untuk menambah kecintaan kita kepada Allah.
-
12
Allah sudah menunjukkan dasar pokok bahwa dzikir
mampu menentramkan hati manusia. Keinginan manusia tidak
pernah puas-puas (nafsu), kecuali diberi siraman dzikir. Sehingga
tidak tumbuh nafs-nafs yang jahat (Fatihuddin, 2010:14). Seperti
yang terkandung dalam firman Allah pada Q.S Ar-Ra’d/13 : 28
َ ََ َ ََََ
Artinya : Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati
menjadi tenteram. (Q.S Ar-Ra’d/13 : 28)
b) Fungsi dan tujuan dzikir
Fatihuddin (2010:15) menjelaskan bahwa Fungsi dan tujuan
dzikir adalah mensucikan hati dan mengagungkan Allah. Allah
tidak butuh sebutan dzikir yang diucapkan manusia. Perintah Allah
agar berdzikir kepada-Nya semata-mata bertujuan untuk
kepentingan manusia itu sendiri. Sebagai sifat allah yang maha
mengetahui, tentu manusia tidak perlu berdoa (meminta), karena
Allah sudah maha mengetahui permintaan manusia sebelum
meminta. Namun tetap ada perintah berdoa, semata-mata untuk
kepentingan manusia itu sendiri, karena seetiap permintaan
manusia dicatat sebagai amal perbuatan orang-orang sholeh. Ciri-
ciri orang yang beriman, dia mau berdoa kepada Allah. Allah
berjanji dalam firman- Nya, bahwa orang-orang yang membasahi
hati dan lidahnyadengan dzikir di jamin tentram hatinya.
-
13
c) Macam-macam dzikir
Thoha Yahya (2000:44) menyampaikan bahwa dzikir itu
sendiri dibagi menjadi 3 (tiga) bagian :
1) Dzikrun billisan : mengingat Allah dengan lisan atau
uacapan, seperti mengucapkan :
آل اِلَهَ اََّلا هللاُ
Artinya : Tidak ada tuhan yang patut disembah kecuali
Allah.
ُسْبَحاَن هللاِ َوِبَحْمِدِه ُسْبَحاَن هللاِ اْلعَِظْيِم
Artinya : Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya, maha
suci Allah yang maha agung.
2) Dzikrun billisan wa bijanaaan : mengingat Allah dengan
lisan atau ucapan dan direnungi dengan hati. Seperti :
ketika kita mengagumi ciptaan Allah pantai yang indah,
matahari ketika akan terbenam, malam purnama yang indah
dengan lanitnya yang ditaburi bintang gemintang, kita pun
mengucapkan :
Artinya : Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah
Kami dari siksa neraka.
-
14
3) Dzikrun biljanaan : mengingat Allah dengan hati serta
difikirkan hikmahatas kehendaknya, qodho dan takdirnya,
seperti terjadinya suatu kejadian baik yang
menggembirakan atau menyedihkan, bahkan kejadian yang
sama sekali kita tidak ingini,seperti kecelakaan,
perampokan, pencurian, kematian, dll.
Maka, jika kita mendapatkan kegembiraan, hendak kita
mengucapkan :
َََ َََ
Artinya : segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Jika kita mendapatkan musibah atau kematian keluarga/
teman/ orang orang kita kenal hendaklah kita mengucapkan
:
ََ َ َََ
Artinya : Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan
kepada-Nya kita kembali.
3. Sholawat
a) Pengertian sholawat
Ditinjau dari segi bahasa, kata sholawat merupakan bentuk
jamak dari kata sholah (صَله) yang mempunyai pengertian doa,
berkah, atau ibadah.
-
15
Dalam praktiknya, para ulama membedakan antara
pengertian sholawat, yakni sholawat oleh Allah, para malaikat dan
oleh kaum mukminin, sebagaimana yangterkandung dalam Al-
Qur’an Surat Al-Ahzab 56 :
َ َ َ َ َََ َ َ َ َ َ
َ ََََ
Artinya : Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya. (Q.S Al-Ahzab : 56)
Al Mubarrad r.a berkata, “sholawat dari Allah adalah makna
Rahmad dari-Nya dan sholawa dari malaikat adalah berdoa
kepadanya atau mengharapkan kasih sayang dari Allah SWT.
(Alfan, 2004:7-8)
b) Anjuran membaca sholawat
Mempernyak membaca sholawat adalah perkara yang
sangat dianjurkan bagi setiap muslim dalam berbagai situasi dan
kesempatan. Karena dengan sholawat kepada Rasulullah SAW
adalah menunjukkan rasa cinta seseoang itu kepada beliau dan
dengan sendirinyaia telah mengikrarkan diri untuk menjadi
-
16
pengikut (umat) beliau dan mengharap syafaat dari beliau pada hari
kiamat kelak.
Allah memerintahkan kepada seluruh kaum beriman, yang
sbelumnya dia menyebutkan bahwa Allah SWT dan malaikat-Nya
melakukan hal tersebut. Maksutnya dia memerintahkan hal
tersebut, bukan Nabi Muhammad SAW membutuhkan hal itu.
Namun sholawat yang kalian ucapkan, tak lain hanyalah untuk
memuliakan kalian wahai umat manusia. Yaitu kalian
diperintahkan untuk mengamalkan, apa yang telah diamalkan oleh
robbul’alamin beserta malaikat-Nya. (mauladdawilah, 2015 : 69)
Sholawat atas Nabi Muhammad SAW mempunyai fungsi
yang banyak sekali, karena memang demikian agung dan mulianya
sholawat itu. Bahkan apabila sholawat itu dibaca dengan hati yang
suci oleh seoang mukmin. Adapun fungsi sholawat secara global :
1) Melaksanakan perintah Allah SWT dan berdzikir kepada-
Nya.
2) Upaya untuk cinta dan mendapatkan syafaat dari Rasulullah
SAW.
3) Usaha untuk mendapatkan petunjuk dan keutamaan. (Alfan,
2004:27-30)
Para ulama salaf telah banyak menyimpulkan dan
memaparkan tentang manfaaat-manfaat sholawat. Secara garis
besar manfaat sholawat atas Nabi Muhammad SAW antara lain :
-
17
1) Upaya untuk berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah
SWT.
2) Sarana dikabulnya doa oleh Allah SWT serta dapat
melapangkan rizki dan segala hajat dan juga keperluan
hidup.
3) Upaya untuk mendekat dan mencintai Rasulullah SAW
serta mendapatkan syafaat dari beliau pada hari kiamat.
4) Dan lain sebagainya.(Alfan, 2004: 32-33)
c) Fadhilah sholawat
Pada hakikatnya, membaca sholawat atas Nabi Muhammad
SAW adalah sama dengan memohonkan rahmat untuk diri
pembacanya. Hal ini bahwa siapa saja dari umat nabi Muhammad
SAW yang membaca sholawat, maka baginya mendapatkan rahmat
dari Allah SWT juga para malaikat akan senantiasa memohonkan
rahmat dan ampunan bagi pembaca sholawat.
Jika kita tidak bisa bertemu langsung kepada beliau dan
pula tidak bisa membalas jasanya, maka hendaknya kita berdoa
untuknya sebagai balasan kita sebagai balasan umat kepada
pemimpin umat, yaitu baginda Nabi Muhammad SAW. Itupun
Allah masih memberikan balasan yang berlipat kepada kita.
Dalam sebuah hadits, baginda Rasulullah SAW bersabda :
ل ْيِهَع ْشًرا لَّىَهللاَع ةًَص َل َص لَّىَع ل يَّ ْنَص م
-
18
Artinya : “Barang siapa bersholawat sekali atasku, maka Allah
akan bersholawatsepuluh kali atas orang yang membaca
sholawat kepadaku itu” (H.R Muslim) (mauladdawilah,
2015 : 70).
Al Hafidz Asy-Syirozi r.a. dan ulama-ulama lainnya
menyatakan bahwa semua bacaan dzikir tiada bermanfaat dan tidak
diterima apabila tidak dilakukan dengan disertai Hudlur Al Qolb
(kehadiran hati/khusyuk), kecuali bacaan sholawat atas Nabi
Muhammad SAW. Karena membaca sholawat atas Nabi
Muhammad SAW meski tidak disertai dengan kehadiran hati tetap
akan diterima oleh Allah SWT (Alfan, 2004:37).
Isnaeni Fuad dalam bukunya “keajaiban sholawat”
menjelaskan bahwa ada beberapa faedah sholawat, diantaranya :
1) Sholawat Mendatangkan Syafa’at
Syafaat Nabi Muhammad SAW merupakan suatu yang
diimpikan setiap muslim dimanapun ia berada. Sebab setiap
kaum muslimin tidak bisa mengandalkan amaliyahnya semata
dalam mengtasi dahsyatnya hari kiamat, pernyataan kubur dan
peristiwa-peristiwa hebat yang terjadi di alam akhirat tanpa ada
pertolongan.
Adapun cara yang paling efektif untuk memperoleh
syafaat Nabi Muhammad adalah dengan banyak membaca
sholawat kepada beliau. Rasulullah SAW bersabda : “Barang
-
19
siapa membaca sholawat, maka baginya wajib memperoleh
syafa’atku di hari kiyamat”. (Fuad, tt:11)
2) Sholawat menjadi sebab diampuninya dosa
Hal ini sesuaidengan keimanan, kecintaan, dankeikhlasan
dalam bersholawat atas Baginda Nabi Muhammad SAW.
(mauladdawilah,2015:78) Mungkin hanya sholawat yang
memiliki banyak kelabihan dibandingkan dengan bacaan dzikir
yang lain,selain orang yang membacanya mendapatkan
syafaat, juga dosa-dosanya diampuni oleh Allah. Ada suatu
kisah yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang yang ingin
mengetahui keistimewaan sholawat yang bisa menghapus
dosa, yaitu :
Hasan Bisri meriwayatkan : aku pernah bermimpi
melihat abu ishmah, aku lantas bertanya kepadanya : “Hai Abu
Ishmah, apa yang telah diperbuat Allah kepadamu ?”.
Dia menjawab : “Allah telah mengampuni aku”.
Hasan Basri lantas bertanya :”dengan amalan apa ?”
Jawabnya : “Tidak ada satu hadis pun yang aku
sebutkan, melainkan aku ucapkan sholawat untuk nabi
Muhammad SAW”. (Fuad, tt:15)
-
20
3) Sholawat dalam majelis membawa berkah
Masjlis yang paling baik adalah majelis yang penuh
dengan berkah, keberkahan majelis bisa didapatkan bila
didalam majelis tesebut telah dibacakan sholawat.
Oleh karena itu, majelis yang didalamnya tidak ada
bacaan sholawat, kurang membawa berkah dan kemanfaatan
bagi orang yang berkumpul dalam majelis tersebut, sehingga
terkadang terjadi percekcokan, kesalah fahaman, tidak adanya
kesepakatan, dan efak-efek negative lainnya.
Sedangkan bila didalam majelis itu dibacakan sholawat,
setidak-tidaknya orang yang berkumpul dimajelis tersebut akan
diampuni dosa-dosanya, dijauhkan dari malapetaka yang
diakibatkan dari perselisihan pendapat, atau ketersinggungan
dari ucapan saat berkumpul. Semua ini adalah akibat dari
keberkahan sholawat. (Fuad, tt:44)
4) Sholawat menambah dekat dengan Allah
Banyak membaca sholawat kepada Nabi Muhammad
SAW selain akan mendapatkan syafaat dari beliau di akhirat
kelak, juga dapat mendekatkan diri pada Allah. Sebagaiman
yang di firmankan oleh Allah kepada Nabi Musa as : “maukah
engkau agar aku dekat denganmu melebihi dekatnya ucapanmu
dengan lisanmu, melebihi jieamu dengan ragamu, melebihi
cahaya penglihatanmu dengan kedua matamu, dan melebihi
-
21
pendengaranmu dengan telingamu? maka bacalah sholawat
sebanyak mungkin kepada beliau Nabi Muhammad SAW.
Dalam sholawat itu tercantum nama Allah. Semakin
sering orang membaca sholawat kepada Nabi Muhammad
SAW, maka semakin pula orang itu menyebut nama Allah.
Selain dirinya menunjukkan rasa mahabbah (kecintaannya)
kepada Nabi Muhammad SAW dengan bacaan sholawat, juga
selalu ingat kepada Allah dzat yang menciptakannya. (Fuad,
tt:48)
5) Sholawat sebagai jalan menuju surga
Banyak orang awam yang tidak tahu bahwa sholawat
adalah sebagai jalan menuju surga. Karena dengan banyak
dengan membaca sholawat secara otomatis orang itu akan
sering menyebut nama Allah dan kekasihnya, yaitu nabi
Muhammad. Dengan cara seperti ini lambat laun hatinya
menjadi lunak karena rasa mahabbahnya kepada Allahdan
kekasihnya, semakin ia bertambah rasa cintanya kepada allah
dan rasulnya,maka semakin tekun pula ia dalam beribadah.
Inilah efek positif yang diakibatkan banyak membaca
sholawat. (Fuad, tt:91)
-
22
B. Akhlak, Remaja
1. Akhlak
a) Pengertian akhlak
Kata akhlak merupakan kata jamak dari bentuk tunggal
khuluk,yang pengertian umumnya: perilaku, baik perilaku terpuji
maupun tercela. Kata akhlak jika diurai secara bahasa berasal dari
rangkaian huruf kha-la-qa, jika digabung (khalaqa) berarti
menciptakan. Ini mengingatkan kita kepada sang khaliq yaitu
Allah SWT. Dan kata makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah
ciptakan. Maka kata akhlak tidak bisa dipisah dengan Al-Khaliq
(Allah) dan makhluk (Hamba). Akhlak berarti sebuah perilaku
yang muatannya menghubungkan antara hamba dengan Allah
SWT. (ahmadi, 2004:13)
sedangkan menurut istilah Akhlak ialah kebiasaan
kehendak. Berarti bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu,
maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Akhlak ialah menangnya
keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung
berturut-turut. Dengan keterangan ini nyata bahwa orang yang
baik ialah orang yang menguasai keinginanbaik dengan langsung
berturut-turut, dan sebaliknya orang jahat atau durhaka.(Amin,
1991:62)
Akhlakul karimah merupakan suatu pembangunan budi
pekerti. Budi pekerti yang baik adalah perangaidari para rasul dan
-
23
orang terhormat, sifat orang yang muttaqien dan hasil dari
perjuangan orang yang ’abid. Sedangkan budi pekerti yang jahat
adalah racun berbisa, kejahatan dan kebusukan yang menjauhkan
diri dari rabbil ‘alamin. Budi pekerti yang jahat menyebabkan
orang terusir dari jalan tuhan, tercampak dalam jalan setan.
(Hamka, 1992:1)
Jadi, budi pekerti yang jahat adalah pintu menuju neraka
yang bernyala yang menghanguskan hati nurani, sedangkan budi
pekerti yang baik adalah laksana pintu menuju jannah ilahi
(surganya Allah).
b) Macam-macam Akhlak
Berdasarkan baik dan buruknya perbuatan yang dilahirkan
oleh sifat atau kondisi jiwa menurut pandangan syari’at dan akal
pikiran tersebut. Maka akhlakpun ada 2 macam yaitu :
1) Akhlak yang terpuji
Yang termasuk dalam akhlak yang terpuji ini antara lain :
a. Pemaaf, kata maaf berasal dari bahasa Arab, yaitu al-
afw. Al-afw sebagai istilah ajaran akhlak dalam Islam
berarti bahwa seseorang menghapus kesalahan atau
membatalkan melakukan pembalasan terhadap orang
yang berbuat jahat atas dirinya. (Asmaran,1994 : 213)
b. Tawakkal atau tawakkul (bahasa Arab) berarti
mewakilkan atau menyerahkan. Jika dilihat dari segi
-
24
istilah, tawakkal berarti berserah diri sepenuhnya kepada
Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu
pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan. Imam
Ghozali merumuskan definisi tawakkal itu sebagai
berikut : “tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah
Subhanahu Wata’ala tatkala menghadapi suatu
kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu
kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana, dengan
jiwa yang terang dan hati tentram. (Asmaran,1994 : 223)
c. Sabar, secara etimologi sabar berarti teguh hati tanpa
mengeluh ditimpa bencana. Yang dimaksud dengan
sabar menurut pengertian Islam ialah tahan menderita
sesuatu yang tidak disenangi dengan ridho dan ikhlas
serta berserah diri kepada Allah. (Asmaran,1994 : 228)
d. Merasa cukup (Qonaah) artinya suka menerima apa yang
ada, maksudnya rela dengan pemberian yang telah
dianugerahkan Allah SWT kepada dirinya, karena
merasa bahwa memang itulah yang sudah menjadi
pembagiannya. (Asmaran,1994 : 233)
e. Dan masih banyak lagi akhlak terpuji ini, seperti:
bersyukur, jujur, amanah, dan sebagainya.
-
25
2) Akhlak yang tercela
Yang termasuk akhlak yang tercela ini antara lain :
a. Dengki (hasad) yaitu menginginkan orang lain
kehilangan sesuatu yang baik. (Kamil,1988 : 136)
b. Dendam (hiqd) yaitu keadaan jiwa di mana rasa
permusuhan seorang pemarah mencekam kukuh dalam
jiwanya. . (Kamil,1988 : 143)
c. Kesombongan yaitu keadaan jiwa yang memandang
tinggi diri sendiri (izza) dan rasa diri hebat
(ta’azhushum). . (Kamil,1988 : 156)
d. Dan masih ada lagi seperti riya’, bakhil, laba, bohong,
amarah, kianat dan sebagainya.
c) Pendidikan Akhlak dan Peningkatannya
Ada beberapa perkara yang menguatkan pendidikan akhlak
dan meningkatnya. Yaitu,
1) Meluaskan lingkungan fikiran, yang dinyatakan oleh
“Herbert Spencer” akan kepentingannya yang besar untuk
meninggikan akhlak. Sungguh fikiran yang sempit itu sumber
beberapa keburukan, dan akal yang kacau balau tidak
membuahkan akhlak yang tinggi. Lingkungan fikiran itu bila
sempit, menimbulkan akhlak yang rendaah seperti apa yang
kita lihat pada orang yang bersifat kesayangan, yang tidak
suka kebaikan kecual untuk dirinya dan tidak melihat
-
26
didalam dunia ini orang yang pantas orang yang pantas
mendapatkan kebaikan kecuali dia. Cara mengobati penyakit
itu ialah dengan meluaskan pandangannya sehingga
mengetahui harga dirinya didalam masyarakat, dan supaya
mengetahui bahwa dia itu tidak lain dan tidakbukan kecuali
anggota dari tubuh, dn tidak sebagai apa yang disangka
bahwa ia sebagai pusat lingkaran, tetapi seperti lainnya
adalah setitik didalam lautan.
2) Berkawan dengan orang yan terpilih. Setengah dari yang
dapat mendidik akhlak ialah berkawan dengan orang yang
terpilih, karena manusia itu suka menyontoh, seperti
menyontoh seperti orang sekeklilingnya dalam pakaian
mereka, juga menyontoh dalam perbuatan dan berperangai
dengan akhlak mereka. Seorang ahli filsafat menyatakan :
“kabarilah siapa kawanmu, saya beri kabar kepadamu siapa
engkau”. Maka berkawanlah dengan orang-oarang yang
berani dapat memberikan ruh keberanian pada jiwanya orang
penakut, dan banyak dari orang pandai fikirannya. Sebab
cocok memilih kawan atau beberapa kawan yang
mempengaruhi mereka dengan pengaruh yang baik dan
membangunkan kekuatan jiwa mereka yang dahulu lemah.
3) Membaca dan menyelidiki perjalanan para pahlawan dan
yang berfikir luar biasa dan banyak orang yan terdorong
-
27
mengerjakan perbuatan yang besar, karena membaca
hikayatnya orang besar atau kejadian orang besar yang
diceriterakan.
4) Yang lebih penting memberi dorongan kepada pendidikan
akhlak ialah supaya orang mewajibkan dirinya melakukan
pebuatan baik bagi umum, yang selalu memperhatikan
olehnya dan dijadikan tujuan yang harus dikejarnya hingga
berhasil.
5) Apa yang kita tuturkan dalam kebiasaan tentang menekan
jiwa melakukan perbuatan yang tidak ada maksud kecuali
menundukkan jiwa, dan menderma dengan perbuatan tiap-
tiap hari dengan maksud membiasakan jiwa agar taat dan
memelihara kekuatan penolak sehingga diterima ajakan baik
dan ditolak ajakan buruk.(amin, 1987:63-66)
d) Keutamaan dan sumber budi pekerti
Keutamaan budi pekerti, seperti firman Allah SWT dalam
Q.S Al-Qalam ayat 4, yang memuji Nabi-Nya dengan
menyatakan nikmat yang telah dilimpahkan-nya kepadanya :
َ ََََََ
Artinya : “Dan Sesungguhnya engkau adalah seseorang yang
mempunyai berbudi pekerti yang mulia.” (Q.S Al-
Qalam/68:4)
-
28
Sumber dari budi pekerti itu ada 4 perkara, 1. Hikmat, 2.
Syujaat, 3. Iffah, 4. Adalah (bersifat adil). Yang dimaksud dengan
hikmat ialah keadaan nafs (batin) yang dengan hikmat dapat
mengetahui mana yang benar dan mana yang salah segala
perbuatannya yang berhubungan ikhtiar. Syujaah ialah kekuatan
ghodhab (marah) itu dituntun oleh akal, baik majunya maupun
mundurnya. Iffah ialah mengekang kehendak nafsu dengan akal
dan syara’. Sedangkan yang dimaksud dengan ‘Adl (adil) ialah
keadaan nafs, yaitu : suatu kekuatan batin yang dapat
mengendalikan diri ketika marah atau ketika syahwat naik.
(Hamka, 1992:5) barang siapa yang dapat menimbang sama berat
diantara segala sifat yang empat perkara ini, maka akan timbul
budi pekerti yang baik dan mulia.
2. Remaja
a) Pengertian Remaja
Remaja merupakan pertumbuhan seorang anak sebelum
menginjak kedewasaan (pra dewasa). Remaja adalah suatu masa dari
umur manusia, yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga
membawanya dari masa kanak-kanak menuju pada masa dewasa.
(Daradjat, 1974:35) Sering kali gampang orang mendefinisikan remaja
sebagai periode transisi antara masa anak-anak kemasa dewasa, atau
masa usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkah
-
29
laku tentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan
sebagainya (Sarwono, 1997:2).
Perubahan itu disertai atau diiringi oleh perubahan-perubahan
lain, yang berjalan sampai umur 20 tahun. Karena itulah masa remaja
dapat dianggap terjadi antara umur 13 dan 20 tahun. (Daradjat,
1974:36) Dalam masa ini memanglah sangat rawan dalam
pembentukan kepribadian mereka. Orang tua sangatlah berperan
dalam monitoring keseharian putra-putrinya.
Masa remaja adalah masa yang sangat peka terhadap agama
dan akhlak. Kadang-kadang remaja menjadi bimbang tentang wujud
Allah, selanjutnya terhadap ajaran agama. Akan tetapi ia disamping
itu merasa butuh akan bantuan dari luar, yang melampaui kekuatan
manusia. Seolah-olah tidak percaya kepadatuhan mengandung
keyakinan. Demikianlah percaya dan iman berganti-ganti, sehingga
hiduplah mereka pada masa tertentu dalam ambivalensi (perasaan
yang saling bertentangan terhadap situasi yang sama) yang
berlawanan. Akhirnya berganti disatu titik. Biasanya pada iman, yang
telah didahului oleh keraguan dan kegoncangan. (daradjat, 1974:173)
karena pendidikan agama yang remaja terima masih membingungkan
bagi mereka.
-
30
b) Pembinaan pada remaja
Dalam usaha pembinaan remaja ini menurut Zakiyah Daradjad
harus dimulai dari keluarga yaitu pembinaan ketentraman batin, dalam
hal ini dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain :
1) Orang tua bisa menjaga kebutuhan dan ketentraman
keluarganya.
2) Orang tua bisa membimbing sejak kecil.
3) Seorang guru ikut serta membimbing dalam pembinaan
mental.
4) Suasana masyarakat dapat mendukung perkembangan
agama. (Daradjad, 1982:47)
c) Fungsi agama bagi remaja
Fungsi agama sangatlah cocok bagi remaja, Pada pokoknya
remaja itu sangat membutuhkan agama dalam hidupnya, terutama
untuk menghadapi kegoncangan jiwanya yang terjadi akibat
perkembangan dan berbagai faktor yang harus mereka hadapi dalam
umur yang sangat banyak dihadapkan kepada berbagai tantangan itu.
(Daradjad,1975:81)
Mereka sangat membutuhkan agama karena agama
mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu untuk penenang jiwa dan
untuk mengembalikan ketenangan dan keseimbangan jiwanya.
(Daradjad, 1982:90)
-
31
Memang sangatlah tepat kalau remaja yang mengalami
kegoncangan itu berpegang teguh kepada agama sebagai pedoman
dalam hidupnya, kerena dengan begitu akan dapat mengatasi
kegoncangan yang dialaminya, timbullah kesadaran akan keagungan
Tuhan Yang Maha Esa berkehendak dan berkuasa atas segala sesuatu,
sehingga akan terciptalah anak muda yang berpribadi ikhlas dalam
berbuat dan berakhlak mulia
C. Faktor-faktor Pembentukan Akhlak Remaja
Pembentukan akhlak merupakan suatu berubahan perilaku
seseorang yang asal mulanya buruk akan menjadi baik. Karena dalam
realita di masyarakat banyak remaja sudah banyak yang rusak dalam
akhlaknya. Dalam pembentukan akhlak ini memerlukan banyak
pendidikan melalui banyak proses. Diantaranya :
1. Pendidikan Sebelum Lahir
Pendidikan dilakakukan sebelum anak dilahirkan. Perilaku orang
tua sangat berpengaruh sekali dan memberikan rangsangan kepada
anak yang masih dalam kandungan. Oleh karena itu, orang tua
harus membiasakan dalam kesehariannya untuk melakukan
kebaikan. Diantaranya, meningkatkan ibadahnya, sering membaca
Al-Qur’an, membaca sholawat dan tak lupa dzikir kepada Allah
agar anak yang dikandungnya menjadi anak yang sholeh dan
sholehah.
-
32
2. Pendidikan Oleh Orang Lain
Pendidikan ini dilakukan dengan cara membutuhkan peran orang
lain, sehingga seorang anak mendapatkan pendidikan yang layak
untukperkembngannya. Seperti, orang tua, kiai, ustadz, dan lain
sebagainya.
3. Pendidikan Dari Diri Sendiri
Pendidikan ini dilakukan oleh seorang anak itu sendiri tanpa
membutuhkan bantuan orang lain. Seperti, membaca buku tentang
keagamaan maupun yang lainnya. (Ramayulis, 1994:195-199)
Selain melalui proses pendidikan, pembentukan akhlak dilakukan
dengan cara pembiasaan, dimana pembiasaan ini dilakukan oleh anak
tersebut. Diantaranya sholat, membaca Al-Qur’an, kebiasaan-kebiasaan
perilaku positif yang ia senangi, dan lain sebagainya.
Disamping melalui proses pendidikan dan pembiasaan, juga ada
keteladanan yang dapat membentuk perilaku seseorang yang mana melalui
keteladanan para tokoh. Keteladanan ini memiliki suatu nilai tersendiri,
karena dalam keteladanan tersebut adalah meniru perilaku yang
diidolakan. Seperti halnya keteladanan dari Nabi Muhammad SAW. Nabi
Muhammad SAW adalah sosok manusia yang paling sempurna di muka
bumi ini, seperti halnya pada sifatnya, akidahnya, akhlaknya, dan lainnya.
karena beliau adalah seorang yang uswatun khasanah (suri tauladan yang
baik).
-
33
Seperti yang difirmankan oleh Allah dalam surat Al-Ahzab/33:21
َ َََ ََ ََ َ َ َ َ َ
َ ََََََ
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah(Q.S Al-Ahzab/33:21)
D. Majelis Dan Pembentukan Akhlakul Karimah
Majelis dalam ruang lingkup islam merupakan suatu kumpulan
banyak orang yang didalamnya berisikan tausyiah keislaman dan
dilengkapi dengan ritual keagamaan. Majelis ini bertujuan untuk selalu
mendekatkan diri kepada Allah. Didalam majelis tersebut biasanya di isi
dengan ritual-ritual keagamaan. Yang di antaranya : dzikir, sholawat,
kajian keislaman dan lain sebagainya.
Ritual-ritual tersebut kita lakukan dengan kekuatan hati kita seakan
kita tiada setelah acara tersebut. Agar kita melakukannya dengan keadaan
yang khusyuk dan dapat selalu dekat dengan Allah melalui perantara
berdzikir, bersholawat maupun yang lainnya.
Dalam kajian keagamaan kita diarahkan oleh seorang pemimpin
majelis dalam hal-hal yang berkaitan dengan tujuan kita, yaitu
-
34
mendekatkandiri kepada Allah dan selalu untuk membimbing kita dalam
berperilaku yang baik. sehingga kita menjadi manusia yang berakhlakul
karimah atau budi pekerti yang baik.
Banyak hikmah ataupun manfaat yang diambil dari majelis
tersebut. Diatas juga sudah di jelaskan tentang manfaaat, hikmah maupun
faedah yang terkandung dalam dzikir dan sholawat tersebut. Misalnya
dalam faedah sholawat menbawa berkah, bila didalam majelis itu
dibacakan sholawat, setidak-tidaknya orang yang berkumpul dimajelis
tersebut akan diampuni dosa-dosanya, dijauhkan dari malapetaka yang
diakibatkan dari perselisihan pendapat, atau ketersinggungan dari ucapan
saat berkumpul. Semua ini adalah akibat dari keberkahan sholawat. (Fuad,
tt:44)
Jika mengacu pada tulisan Ramayulis tentang faktor-faktor
pembentukan akhlak remaja, dua diantara faktor tersebut adalah
pendidikan orang lain dan pendidikandari diri sendiri. Dalam kaitan
penelitian ini pendidikan orang lain tersebut adalah para kiai dan ustadz
yang tergambar secara terorganisir dalam majelis dzikir dan sholawat
LATISA. Tetapi tentu saja masih ada faktor lain yang juga sangat penting,
yaitu faktor kemauan dari diri sendiri. Kuatnya kemauan dari diri sendiri
dapat dilihat pada jamaah majelis dzikir yang mayoritas merupakan santri
kalong, yaitu santri yang tidak menetap. Kondisi ini tentu sajatidak
terlepas dari basic pendidikan agama dari keluarga.
-
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan
penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi.
Dengan melakukan penyelidikan hati-hati, sistematika dan terus
menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat digunakan untuk
keperluan tertentu (Nazir, 1993: 30). Adapun data yang penulis
kumpulkan dengan menggunakan data deskriptif yang berupa ucapan
atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (Furchan,
1992: 22). Penelitian ini merupakan field reseach (bidang penelitian)
yang dibuktikan dengan keterlibatan peneliti di lapangan untuk
menghayati berbagai pola pikir dan perilaku subyek penelitian. Untuk
melakukan ini, peneliti menggunakan pemahaman yang tidak memihak
disertai dengan upaya menyerap dan mengungkapkan perasaan, motif,
dan pemikiran di balik tindakan atau aktivitas subyek penelitian.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo
Kabupaten Pati. Lokasi ini dipilih karena setelah adanya Majelis Dzikir
dan Sholawat ini sudah berkembang, yang dulunya banyak anak-anak
-
36
remaja yang sukanya tawuran, dangdutan, minum-minuman keras dan
sekarang sudah mulai surut dan melakukan perbuatan yang positif.
C. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dengan tiga (3) P, yaitu person, paper, dan place
(Arikunto, 1998: 107) Person meliputi kiai, ustadz, dan remaja. Paper
yakni dengan meneliti buku-buku sholawat yang digunakan sebagai
acuan dalam melantunkan sholawat tersebut. Place yaitu tempat di Desa
Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati.
Adapun jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer
dan data sekunder.
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2010:137) data primer adalah data yang
dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian dan
juga sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Hal ini tercermin dengan adanya kata-kata dan
tindakan yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau
mewawancarai. Data primer ini penulis bisa peroleh dari kyai
ustadz dan santri/jamaah Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA di
desa prawoto kecamatan sukolilo kabupaten pati.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber
bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-
surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai
-
37
dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data
sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari
berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi
seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey,
studi histories, dan sebagainya. Data sekunder dalam konteks
penelitian ini bisa berupa tulisan, tentang sejarah berdirinya
majelis, buku-buku tata tertib yang bisa melengkapi data primer.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengertian teknik pengumpulan data menurut Arikunto adalah
cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data, di mana cara tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak
dapat di wujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat
dipertontonkan penggunaannya (Arikunto, 1998:134). Dalam hal
pengumpulan data ini, penulis terjun langsung pada objek penelitian
untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti menggunakan
metode sebagai berikut:
1. Observasi
Metode Observasi adalah suatu metode penelitian yang
digunakan dengan jalan pengamatan suatu obyek dengan seluruh
indra. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan,
pendengaran, pengecap dan peraba (Arikunto, 1998: 146).
Jalan yang dilakukan penulis yaitu dengan cara pengamatan
langsung mengenai kegiatan rutinan majelis dzikir dan sholawat
-
38
LATISA setiap malam jum’at di musholla pondok pesantren
roudhotut tullab desa prawoto kecamatan sukolilo kabupaten pati.
2. Wawancara
Tehnik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan
data dalam penelitian, karena menyangkut data. maka wawancara
menjadi elemen penting dalam proses penelitian (Bagong,
2006:70). Wawancara bisa diartikan sebagai cara yang
dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari responden
dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka. Namun
demikian tehnik wawancara ini dalam perkembanganya tidak harus
dilakukan secara berhadapan langsung, melainkan dapat dengan
memanfaatkan sarana komunikasi lain.
Tehnik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara
bertanya langsung kepada responden, untuk mendapatkan data
tersebut penulis menggunakan metode wawancara mendalam
kepada kyai atau pengasuh, ustadz, dan para santri, metode ini
digunakan peneliti sebagai metode bantu dalam melakukan
observasi (Moleong, 2002: 135). Yang bertujuan untuk menggali
ketarangan-ketarangan dan informasi yang terkait dengan Peran
Majelis Dzikir Dan Sholawat Dalam Pembentukan Akhlaqul
Karimah Remaja Di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten
Pati.
3. Dokumentasi.
-
39
Tehnik pengumpulan data ini digunakan untuk menggali
informasi dari media cetak, internet maupun dokumen-dokumen
kepustakaan lainya yang mendukung erat dengan kaitanya masalah
yang diteliti. Namun dalam penelitian kualitatif ini menggunakan
pendekatan dokumen pribadi yaitu tempat orang mengungkap
dengan kata-kata sendiri, pandangan mereka tentang seluruh
kehidupan mereka atau beberapa aspek tentang mereka sendiri
(Furchan, 1992: 25).
E. Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak
bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang
telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam
bentuk deskriptif.
Analisis data adalah “proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar”
(Meoleong, 2002:103). Definisi tersebut memberikan gambaran tentang
betapa pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan
penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori
dari data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh
Burhan Bungin (2003:70), yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
-
40
Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan
analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.
2. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan
membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-
gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan
data/informasi yang tidak relevan terutama dengan judul penelitian.
3. Display Data
Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif
disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat
berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan.
4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan
Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan
kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna
data yang telah disajikan. Antara display data dan penarikan
kesimpulan terdapat aktivitas analisis data yang ada. Dalam
pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut,
-
41
berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan/ verifikasi menjadi gambaran
keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis
yang terkait. Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan
dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang
ada di lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja.
Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam
proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data
dengan menelaah seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang
telah didapat dari lapangan dan dokumen pribadi, dokumen resmi,
gambar, foto dan sebagainya melalui metode wawancara yang
didukung dengan studi dokumentasi.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam hal ini, peneliti berusaha memperoleh keabsahan data
temuan, teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut
yaitu teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu sebagai pembanding
terhadap data-data itu. (Moleong, 2011 : 332) ada empat macam
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan sumber, metode, penyidik dan
teori.
-
42
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi
sumber. Teknik tringulasi sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai
berikut :
1. Membandingkan hasil data pengamatan dengan hasil data
wawancara.
2. Membandingkan apa yang yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakansecara pribadi.
3. Membandingkan keadaan pandangan seseorang dengan berbagai
pendapat orang lain.
4. Membandikan wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan. (moleong, 2008 : 331)
G. Tahap-tahap Penelitian
Adapun tahapan penelitian yang bertajuk peran majelis dzikir
dan sholawat LATISA dalam pembentukan akhlak remaja di desa
prawoto, kecamatan sukolilo, kabupaten pati adalah sebagai berikut :
1. Tahap sebelum ke lapangan
Penulis menentukan fokus penelitian yang akan
menjadipokok pembahasan. Selain itu penulis melakukan
konsultasi kepada pembimbing dalam penyusunan proposal
penelitian dan dilanjutkan penyelesaian perijinan lokasi penelitiaan.
2. Tahap pekerjaan lapangan
Tahapan ini meliputi :
-
43
a. Survey awal untuk mengetahui gambaran umum tentang
majelis dzikir dan sholawat LATISA dan menemui pihak
penanggung jawab kegiatan tersebut yang akan dijadikan
subyek penelitian serta meminta ijin untuk melakukan
penelitian.
b. Memasukkan sejumlah orang yang terkait sebagai informasi
yang akan dilakukan dengan responden penelitian.
c. Melakukan penelitian secara langsung ketempat majelis dzikir
dan sholawat LATISA yang berada di desa prawoto,
kecamatan sukolilo, kabupaten pati untuk wawancara kepada
responden sebagai langkah awal pengumpulan data.
3. Tahap analisis data
Tahap analisis data ini meliputi : analisis data yang
diperoleh melalui observsi, dokumentasi, dan wawancara secara
mendalam dengan peembina, pengurus, dan jamaah majelis dzikir
dan sholawat LATISA.
4. Tahap penulisan laporan
Tahap ini meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian
dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pada
pemberian makna. Selain itu, peneliti melaakukan konsultasi
kepada pembimbing guna penyusunan laporan selengkapnya.
-
44
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS
A. PAPARAN DATA
1. Sejarah Berdirinya Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA
Majelis dzikir dan sholawat laskar tirakate santri yang mana
sering disebut dengan LATISA, ini berdiri pada tanggal 30 desember
2012 di tanah bumi kasunanan prawoto yang mana tepatnya terletak di
komlek pondok pesantren Roudhotut Tullab Dusun Sulodoro, Desa
Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Pendiri majelis dzikir
dan sholawat laskar tirakate santri ini adalah beliau Gus Luqmanul
Hakim dan di dampingi oleh abahnya yaitu beliau Hadrotus Syaikh
Imam Baidhowi Al-Khomsuny pengasuh pondok pesantren Roudhotut
Tullab.
Sebelum berdirinya majelis dzikir dan sholawat laskar tirakate
santri (LATISA) ini, gus Luqman Hakim pergi merantau ke jakarta
dan beliau disana sebagai seorang kuli bangunan. Disana beliau
berkumpul dengan banyak orang yang notabenya berbeda-beda.
Selang beberapa bulan, ada salahseorang teman yang kesurupan, tak
ada seorangpun yang mampu mengeluarkan jin dalam jasad orang
tersebut, lalu beliau gus luqman hakim tersebut mencoba untuk
melakukan perbuatan tersbut untuk mengeluarkan ruh dalam jasad
orang tersebut. Tak lama kemudian, seseorang tersebut telah sadar dan
-
45
alhamdulillah jin yang ada didalamnya sudah keluar dan orang
tersebut sudah kembali sehat.
Setelah ada kejadian tersebut, disuatu kontrakan gus luqman
didatangi banyak orang teman kerjanya diproyek. Tamu-tamu yang
datang ini banyak maksut dan tujuan masing-masing, seperti halnya :
ada yang meminta doa cepet kaya, mendapatkan jodoh, dan lain
sebagainya. Tetapi, gus luqman ini lebih mengedepankan keimanan.
Setelah beliau mendoakan, ada pencerahan sedikit tentang keimanan
dari beliau gus luqman dan sekaligus untuk melakukan dakwah beliau.
Bahwasannya manusia ini diciptakan oleh Allah untuk menyembah
dan meminta pertolongan kepada Allah. Selang beberapa hari
kemudian, tamunya semakin banyak. Beliau gus luqman ingin
menjadikan tamu-tamu beliau untuk menjadi lebih baik.
Sebelum di buat jamaah, beliau gus luqman sowan ke rumah
mbak angkatnya yang bernama mbak Fiki Abdullah Faqih seorang
syarifah yang berada di bandung dan dia adalah teman akrab gus
luqman semasa dipondok pati dulu, sampai-sampai gusluqman
dianggap adiknya sendiri. Nama Abdullah Faqih ini diambil dari
ayahanda beliau yaitu Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos. Beliau gus
luqman meminta nama untuk jamaah majelisnya. Setelah itu gus
luqman dinalkan oleh beliau Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos oleh
mbak fiki. Beliau Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos adalah seorang
ahli sufi dan tidak banyak orang mengetahui bahwa beliau adalah
-
46
seorang habaib dan sengaja beliau menyamarkan namanya untuk
mengenal masyarakat. Kata gus luqman, beliau alhabib Abdullah
Faqih Al-Athos ini adalah sosok yang unik. Mengapa dikatakan unik?
Karena beliau tidak mau dikenal oleh masyarakat, tapi beliau
merangkul dari anak-anak remaja indonesia muali anak punk, rock,
dan anak remaja lainnya yang mancur akhlaknya. Beliau selalu
membimbing mereka, agar bisa menjadi anak yang baik. Dan
mengapa beliau malah menutupi kalau beliau adalah seorang habaib?
Karena jika dia dikenal banyak orang sebagai seorang habaib, maka
beliau akan kesulitan merangkul seoramg remaja tersebut. Karena
anak-anak remaja tersebut pasti akan merasa perkewoh dan bahkan
tidak maumendekati beliau.
Disisi lain, Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos menyamarkan
title seorang habib. Gus luqman sampai heran, beliau itu seseorang
yang kaya ilmu, seseorang yang kaya harta, tetapi tidak mau
memperlihatkan kekayaannya tersebut. Dan beliau pun tidak pandang
dia siapa, orang mana, pekerjaannya sebagai apa. Beliau itu sangat
lentur, mau di apasar, di hotel, di cafe, bahkan di karaoke pun beliau
datangi. Nongkrong, ngopi sambil rokok-an bareng bersama anak
punk, rock, bahkan juga PSK itu sudah biasa. Makanya beliau Alhabib
Abdullah Faqih Al-Athos ini harus bisa mengembangkan agama islam
di daerahnya. Himbauan dari mbak fiki kepada gus luqman, “kalau
kamu pingin terkenal, terkenallah kalau sudah di akhirat. Di dunia ini
-
47
hanyalah tempat untuk kita bersinggah, tidak terkenal tidak masalah,
jangan cari muka biar tekenal, mari kita luruskan niat, kalau niatnya
itu baik untuk kemajuan agama islam dan untuk kanjeng Nabi
Muhammad SAW, maka lakukan apa yang semestinya dilakukan
tempat kita yang abadi adalah di akhirat”. Sedikit demi sedikit beliau
gus luqman diarahkan oleh mbah fiki untuk berjuang dalam
menegakkan agama islam.
Dari semua itulah, beliau gus luqman belajar dari Alhabib
Abdullah Faqih Al-Athos, setiap organisasi sebagai pemimpin jangan
sekali-kali untuk mencari muka, cari muka hanyalah kepada Allah
langsung di akhirat nanti.
Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos ini mempunyai keinginan
untuk mendekati anak-anak remaja diluar sana agar menjadi lebih
baik, minimalnya bisa membaca kitab suci al-qur’an. Dari situlah
Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos memberikan nama Persatuan
Remaja Indonesia Laskar Tirakate Santri. Jadi, beliau Alhabib
Abdullah Faqih Al-Athos memberikan nama ”Majelis Dzikir dan
Sholawat Laskar Tirakate Santri”.
Setelah itu, beliau gus luqman mendirikan Majelis Dzikir dan
Sholawat Laskar Tirakate Santri di desa kelahirannya yaitu desa
prawoto kecamatan sukolilo kabupaten pati, yang mana jamaahnya
adalah mengajak anak-anak remaja desa prawoto dari yang nakal
sampai yang sudah baik diajak semuanya.
-
48
Kenapa beliau mendirikan suatu majelis laskar tirakate santri?
Karena dorongan dari diri sendiri dan dari remaja-remaja indonesia di
zaman akhir ini remaja banyak yang berperilaku sebagaimana perilaku
setan. Seperti halnya : minum-minuman keras, tawuran, judi, ataupun
berperilaku yang tidak diajarkan pada agama islam.
Berkembangnya majelis laskar tirakate santri karena ada
dukungan dari salah satu anak, dimana anak tersebut ingin jauh lebih
baik lagi untuk melakukan hal-hal yang positif dalam agama islam,
entah itu berperilaku baik, atau menginginkan anaknya untuk bisa
mengaji. Karena di akhir zaman ini, banyak pemuda kita tidak bisa
mengaji ataupun berperilaku yang keluar dari agama islam.
Mengapa saya merangkul banyak dari anak punk, rock,
slankers, dangdut, dan lainnya? Ujar beliau gus luqman. Karena
dilain orang-orang tersebut bisa kita rangkul, karena di akhir zaman
ini, pesan dari Nabi Muhammad SAW adalah justru orang-orang
yang begitu bisa kita rangkul untuk mengembangkan agama islam.
Seiring berjalannya waktu, Majelis Dzikir dan Sholawat ini
sudah bercabang dibanyak kota, yaitu : bandung, cirebon, kalimantan,
kendal, lampung dan di akhir tahun 2017 ini akan di mulai rutinan
majelis dzikir dan sholawat laskar tirakate santri cabang demak yang
jamaahnya dari anak punk dan akan dihadiri juga ketua anak punk
jawa tengah yaitu saudara fais.
-
49
Yang menjadi kendala di desa prawoto sendiri adalah
terdapatnya suatu benturan kecil yaitu fitnahan atau cacimakian tanpa
alasan-alasan yang jelas.
2. Visi Misi Dan Tata Tertib Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA
a. Visi
Mewujudkan generasi muda yang shalih dan shalihah yang
berakhlakul karimah dan selalu mentaati kewajiban dan menjauhi
larangan agama islam sesuai dengan tuntunan al-qur’an dan hadits,
dan dapat selalu bersyukur menyenangkan hati orang tua, kerabat,
dan orang lain, serta membuat Rasulullah selalu tersenyum kepada
kita.
b. Misi
1) Mewujudkan akhlakul karimah remaja yang shalih dan
shalihah, yang senang berkumpul dalam majelis dzikir,
sholawat dan serta kirim doa kepada orang tua.
2) Mewujudkan masyarakat yang aman, nyaman, tentram dan
damai tanpa ada kerusuhan lagi yang dibuat oleh remaja.
3) Mewujudkan kecintaan tanah air dan selalu menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena NKRI
harga mati. (Pengurus Majelis Dzikir dan sholawat LATISA.
2014:4).
c. Tata Tertib
1) Kewajiban
-
50
a) Wajib menghadiri rutinan setiap malam jum’at bagi yang
tidak berhalangan.
b) Wajib memakai pakaian yang sifatnya menutup aurat
diwaktu acara maupun main ke pondok
c) Wajib menjaga barang sendiri maupun orang lain.
d) Wajib mena’ati peraturan yang sudah di tetapkan
2) Larangan
a) Dilarang berkata keji atau misuh
b) Dilarang mencuri
c) Dilarang minum-minuman yang beralkohol
d) Dilarang merusak barang-barang yang ada di lokasi majelis
maupun di area pondok.
e) Dilarang melakukan perbuatan yang dilarang dalam syari’at
agama islam.
3) Sanksi
a) Teguran / peringatan
b) Ta’ziran / hukuman
3. Susunan Pengurus Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA
Majelis dzikir dan sholawat LATISA terdiri dari Dewan
Pelindung, Dewan Penasehat, Dewan Pembina , Dewan Pengurus dan
Bidang-bidang diantaranya yaitu:
a. Dewan Pelindung:
Bapak Kepala Desa Prawoto
-
51
b. Dewan Penasehat:
Abah Zamroni Amin
c. Dewan Pembina:
K. Baidlowi Amin (Pengasuh PP. Roudhotut Tullab)
d. Dewan Pengurus
Mursyid : Gus Luqmanul Hakim
Sekretaris : Sholahuddin Ma’sum
Bendahara : M. Tri Dwi Saputro
Devisi Kaderisasi : Alwi Darojatin
Devisi Jarkom Info : Diyo Saputra
4. Gambaran Informan
Untuk mengetahui peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam
pembentukan akhlakul karimah remaja desa prawoto, kecamatan
sukolilo, kabupaten pati, dapat di dasarkan pada informasi yang
berhasil dihimpun melalui beberapa sumber yang penulis rasa dapat
mewakili informasi keseluruhan tentang jamaah majelis dzikir dan
sholawat LATISA.
Daftar Nama Informan
No Nama Informan Kode Informan Usia Keterangan
1. Gus Luqmanul Hakim LH 27 Mursyid Sekaligus Pendiri
Majelis LATISA
2. Alwi Darrojatin AD 20 Pengurus Majelis LATISA
-
52
3. M. Tri Dwi Saputra MT 17 Jamaah Majelis LATISA
4. Andi Putra Kurniawan AP 16 Jamaah Majelis LATISA
5. M. Iqbal Baihaqi MI 17 Jamaah Majelis LATISA
6. M. Jalaludin MJ 15 Jamaah Majelis LATISA
7. Fio Ardiyanto FA 19 Jamaah Majelis LATISA
8. Zaimul Mu’minin ZM 19 Jamaah Majelis LATISA
B. TEMUAN PENELITIAN
1. Kegiatan Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA
Pada bagian ini peneliti melakukan wawancara mengetahui
tentang kegiatan yang ada di majelis dzikir dan sholawat LATISA.
Berdasarkan hasil wawancara pengurus maka diantara kegiatan
majelis dzikir dan sholawat LATISA sebagai berikut:
Responden LH, beliau adalah ketua pengurus dari majelis dzikir dan
sholawat LATISA sekligus pendiri dari majelis tersebut. Beliau putra
seorang kiai pengasuh pondok pesantren roudhotut tullab di desa
prawoto. tentang kegiatan majelis dzikir dan sholawat LATISA,
menurutnya :
“Kegiatan meliputi rutinan pembacaan dzikir tahlil, setelah
pembacaan dzikir tahlil dilanjutkan pembacaan kitab maulid
simtudduror karangan dari Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin
Husain Al-Habsyi, setelah itu dilanjutkan dengan mauidhoh
-
53
hasanah/tausyiah dan Tanya jawab. Dan setiap satu bulan
sekali kita mengadakan majelis keliling ke masjid ataupun
musholla yang berada disekitaran desa prawoto”. (LH/13-
072017/14.00)
Senada dengan yang dipaparkan oleh responden AD, beliau adalah
juga seorang pengurus, dan masih saudara keponakan dengan pendiri
majelis dzikir dan sholawat LATISA. tentang kegiatan majelis dzikir
dan sholawat LATISA, menurutnya :
“kegiatan majelis tersebut meliputi : rutinan setiap malam
jum’at dzikir tahlil, pembacaan maulid dan dilanjutkan
tausyiah atau mauidhoh hadanan dari beliau gus luqman
sekaligus doa penutup, Dan setiap satu bulan sekali
mengadakan majelis keliling ke masjid ataupun musholla yang
berada disekitaran desa prawoto.”. (AD/13-07-2017/13.00)
Responden di atas diperkuat lagi oleh responden jamaah. Yaitu :
“kegiatan majelis sholawat setiap malam jum’at (acaranya
pembacaan dzikir tahlil, pembacaan sholawat simtudduror,
dilanjutkan mauidhoh hasanah dan doa penutup), Setiap 1
bulan sekali tempatnya berpindah di masjid/musholla yang
berada di desa prawoto, pembaiatan setiap 2 bulan sekali dan
terkadang mengkuti acara majelis dzikir sholawat lainnya”
(MT/15-07-2017/20.00)
-
54
“kegiatan Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA (acaranya
pembacaan dzikir tahlil, pembacaan sholawat simtudduror,
dilanjutkan mauidhoh hasanah dan doa penutup), Setiap 1
bulan sekali keliling di masjid/musholla yang berada di desa