s k r i p s ie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2375/1/skripsi...sukolilo kabupaten pati. majlis...

138
PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT LATISA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH REMAJA DI DESA PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI TAHUN 2017 S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Disusun oleh SHOLIHUL HADI NIM 11113143 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT LATISA

    DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH REMAJA

    DI DESA PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI

    TAHUN 2017

    S K R I P S I

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

    guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

    Disusun oleh

    SHOLIHUL HADI

    NIM 11113143

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2017

  • ii

  • iii

    DEKLARASI

    بسم هللا الرمحن الرحيم

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

    skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

    diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

    lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

    rujukan.

    Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

    orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

    mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

    munaqosah skripsi.

    Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

    Salatiga, 25 Agustus 2017

    Penulis,

    SHOLIHUL HADI

    NIM I1113143

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama : Jazuli

    NIM : 11113092

    Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

    karya saya sendiri,bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan

    temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

    kode etik ilmiah. Dan saya menyatakan kesediaan apabila skripsi ini

    dipublikasikan.

    Salatiga, 25 Agustus 2017

    Penulis

    SHOLIHUL HADI

    NIM 11113143

  • v

    Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag.

    Dosen IAIN Salatiga

    Nota Pembimbing

    Lamp : 4 eksemplar

    Hal : Naskah skripsi

    Saudara SHOLIHUL HADI

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan

    Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

    di Salatiga

    Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

    Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

    bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

    Nama : SHOLIHUL HADI

    NIM : 11113143

    Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan

    Agama Islam (PAI)

    Judul : PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT

    LATISA DALAM PEMBENTUKAN

    AKHLAKUL KARIMAH REMAJA DI DESA

    PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO

    KABUPATEN PATI TAHUN 2017

    Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera

    dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

    Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.

    Salatiga, 25 Agustus 2017

    Pembimbing

    Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag. NIP. 19570812 198802 2001

  • vi

    SKRIPSI

    PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT LATISA

    DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH REMAJA

    DI DESA PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI

    TAHUN 2017

    DISUSUN OLEH:

    SHOLIHUL HADI

    NIM: 11113143

    Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

    Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

    (IAIN) Salatiga, pada tanggal 19 September 2017 dan telah dinyatakan

    memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

    Susunan Panitia Penguji

    Ketua Penguji : Dr. Fatchrurrohman, M.Pd

    Sekretaris Penguji : Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag

    Penguji I : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd

    Penguji II : Dr. Imam Sutomo, M.Ag

    Salatiga, 19 September 2017

    Dekan Fakultas Tarbiyah dan

    Ilmu Keguruan (FTIK)

    Suwardi, M.Pd.

    NIP. 19670121 199903 1 002

    KEMENTERIAN AGAMA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tel. (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

    mailto:tarbiyah.iainsalatiga.ac.idmailto:[email protected]

  • vii

    MOTTO

    “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka

    masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku”. (Q.S. Al Fajr: 28-30)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Syukur Alhamdulillah terurai dari sanubari atas karunia dan rahmat Allah

    SWT. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

    persembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang selalu memberikan kasih

    sayang, motivasi, dan dorongan dalam mengarungi lika-liku kehidupan ini. Yaitu

    teruntuk:

    1. Bapak dan Ibunda ku tercinta, Bapak Supriyono dan Ibu Siti Zaroh yang

    tiada henti selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, bimbingan

    dan nasehat dalam kehidupan ini.

    2. Kakak ku tersayang, mbak Siti Aisyah dan mas Luthfi Amiludin Anshori

    yang selalu memberikan arahan dan motivasi, dan adekku tercinta Nur

    Arifiyah Ningrum yang selalu mendo’akanku dan sebagai sumber

    inspirasi dalam hidupku dan semoga kebahagiaan selalu menyertai mu.

    3. Keluarga Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Salatiga Bapak

    Drs. K.H Abdul Basit, M.Pd, K.H Sonwasi Ridwan BA, K.H Zunaidi BA

    serta seluruh Asatidz Pondok Pesantren Salafiyah, terimakasih atas semua

    ilmu yang telah diberikan, semoga bermanfaat dan berkah dalam

    kehidupan ku mendatang.

    4. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag yang membimbing dan mendidikku

    dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

    5. Semua dosen dan guru-guru ku yang telah membimbing dan memberikan

    ilmu kepada ku.

    6. Teman-Teman Pondok Pesantren Salafiyah, terimakasih atas kasih sayang

    yang kalian berikan pada ku. Kalian adalah keluarga baru yang Allah

    anugrahkan dalam hidup ku.

    7. Keluarga besar JQH Al-Furqan IAIN semoga menjadi generasi yang lebih

    baik dan bisa istiqomah dalam duania Al-Qur’an

    8. Keluarga besar FK-MASPRAS (Forum Komunikasi Mahasiswa Sunan

    Prawoto Salatiga) semoga menjadi generasi yang lebih baik dan bisa

    istiqomah dalam menuntut ilmu di Salatiga.

  • ix

    9. Keluarga besar IKMP (Ikatan Mahasiswa Pati), semoga bisa menjadi

    tauladan yang baik, khususnya bagi masyarakat Pati dan sekitarnya.

    Walaupun kita sudah tidak bersama-sama lagi semoga silaturrahmi tetap

    terjalin.

    10. Keluarga besar PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Kota

    Salatiga, yang telah memberikan tempat untuk aku menemukan banyak

    teman dan pengalaman yang berguna dalam kehidupanku yang akan

    datang

    11. Mas Rio, kang Asdi, kang Rosyid, kang Fadhil, kang Jamasri, kang

    Mansur yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

    12. Pak Edo, pak Ali, mas Ni’am, pak Luthfi, pak Adi, kang Riza yang telah

    mendukung dan memberikan motivasi tentang sholawat

    13. Pak bayan Sarju dan keluarga tempat KKN Posko 39 IAIN Salatiga yang

    telah memberikan pengalaman kehidupan keluarga dan bermasyarakat

    14. Teman-teman KKN Posko 39 desa Sendang rejo, kec. Klego, kab.

    Boyolali, mbak Fitri, mbak Qoni’, mbak Toyi, mbak Mala, mbak Liya,

    mbak Dian, mas Qoid, mas Amin, yang telah memberikan motivasi arti

    penting berkeluarga dan bermasyarakat

    15. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2013, khususnya teman-teman

    jurusan PAI.

  • x

    KATA PENGANTAR

    بسم هللا الرمحن الرحيمPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada

    junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke

    jalan kebenaran dan keadilan.

    Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata

    guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini adalah

    “PERAN MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT LATISA DALAM

    PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH REMAJA DI DESA

    PRAWOTO KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATITAHUN

    2017”

    Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

    memberikan dukungan moril maupun meteril. Dengan penuh kerendahan hati,

    penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Ag, selaku ketua IAIN Salatiga.

    2. Ibu Siti Rukhayati M. Ag, selaku ketua jurusan PAI IAIN Salatiga.

    3. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi

    yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini

    dapat terselesaikan dengan baik.

    4. Bapak Yahya, S.Ag selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

    memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik.

    5. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya

    untuk menilai kelayakan dan menguji skripsi dalam rangka menyelesaikan

    studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

    Salatiga.

  • xi

    6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN

    Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan

    kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

    7. Pengasuh Pondok Peasantren Salafiyah yang telah membina, mendidik dan

    mencurahkan ilmunya kepada penulis selama studi di Pondok Pesantren.

    8. Keluarga besar Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA yang memberikan

    ijin penelitian kepada penulis.

    9. Kepada orang tua yang selalu berkorban apapun demi keberhasilan penulis,

    Bapak Supriyono beserta Ibu Siti Zaroh tercinta.

    10. Sahabat-sahabatku Pondok Peasantren Salafiyah terima kasih atas motivasi

    dan persahabatannya selama ini.

    11. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi serta dukungan dalam

    penulisan skripsi ini.

    Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

    mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam

    penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena

    itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya

    membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

    bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan

    memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal

    ‘alamin.

    Salatiga, 25 Agustus 2017

    Penulis,

    SHOLIHUL HADI

    11113143

  • xii

    ABSTRAK

    Hadi, Sholihul. 2017. Peran Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA Dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Remaja Di Desa Prawoto

    Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017. Skripsi. Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

    Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Ibu Dra.

    Djami’atul Islamiyah, M. Ag.

    Kata Kunci: Majelis Dzikir dan Sholawat, pembentukan akhlak.

    Majlis Dzikir dan Sholawat LATISA terletak di desa Prawoto kecamatan

    Sukolilo kabupaten Pati. Majlis ini memiliki kegiatan keislaman yang mampu

    memberikan kontribusi positif bagi para jamaahnya. Hal itu terkait dengan kondisi

    masyarakat desa Prawoto terutama terutama para remaja yang memiliki kebiasaan

    buruk seperti minum-minuman keras, kongkow-kongkow di pinggir jalan, dan

    tidak giat melakukan ibadah. Berdasarkan realita tersebut, peneliti fokus pada

    judul penelitian “ Peran Majlis Dzikir Dan Sholawat LATISA Dalam

    Pembentukan Akhlakul Karimah Remaja Di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo

    Kabupaten Pati ”. pokok permasalahannya adalah : 1) apa saja kegiatan majlis

    dzikir dan sholawat LATISA di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten

    Pati Tahun 2017? 2) Bagaimana peran majlis dzikir dan sholawat dalam

    pembentukan akhlaqul karimah remaja di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo

    Kabupaten Pati Tahun 2017? 3) Apa saja faktor, pendukung dan penghambat serta

    solusinya?

    Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yang

    bersifat deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui metode wawancara,

    observasi dan dokumentasi serta validasi data melalui trianggulasi sumber.

    wawancara dilakukan dengan pengurus dan para jamaah serta observasi data

    dokumentasi yang berupa foto kegiatan tersebut.

    Hasil penelitian ini, menyimpulkan bahwa : 1) jenis kegiatan majelis dzikir

    dan sholawat LATISA adalah : rutinan majlis dzikir dan sholawat LATISA setiap

    malam juam’at, majlis dzikir dan sholawat LATISA keliling setiap 1 bulan sekali,

    menghadiri majlis lain. 2) peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam

    pembentukan akhlakul karimah antara lain : dapat menggugah kesadaran akan

    perilaku buruk yang pernah ada (jamaah), mempererat tali persaudaraan,

    memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, menimbulkan motivasi

    untuk berbuat baik. 3) faktor pendukung kegiatan majelis dzikir dan sholawat

    LATISA antara lain : tingginya minat jamaah LATISA, dukungan dari orang tua

    dan keluarga pendiri majlis LATISA dan dorongan dari orang tua jamaah

    LATISA, penyampaian materi enak dan mudah difahami, lokasi majlis yang

    dekat. Sementara faktor penghambat kegiatan majelis dzikir dan sholawat

    LATISA adalah : masyarakat yang belum seluruhnya bisa menerima keberadaan

    majlis tersebut, adanya tugas-tugas sekolah, terbatasnya ruang majlis, benturan

    dengan pekerjaan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, pihak pengurus senantiasa

    menekankan pentingnya dakwah melalui perilaku baik terhadap sesama.

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

    HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii

    HALAMAN DEKLARASI ....................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ iv

    HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................ v

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... vi

    MOTTO .................................................................................................... vii

    PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR .............................................................................. x

    ABSTRAK ................................................................................................ xii

    DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

    B. Fokus Penelitian ............................................................ 5

    C. Tujuan Penelitian .......................................................... 6

    D. Kegunaan Penelitian ..................................................... 6

    E. Kajian Penelitian Terdahulu .......................................... 6

    F. Sistematika Penulisan ................................................... 9

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Majlis Dzikir dan Sholawat .......................................... 11

    B. Akhlak, Remaja ............................................................ 21

    C. Faktor-faktor Pembentukan Akhlak Remaja ................ 31

  • xiv

    D. Majlis Dan Pembentukan Akhlakul Karimah................ 33

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................... 35

    B. Lokasi Penelitian .......................................................... 35

    C. Sumber Data ................................................................. 36

    D. Prosedur Pengumpulan Data ......................................... 47

    E. Analisis Data ................................................................. 39

    F. Pengecekan Keabsahan Data ........................................ 41

    G. Tahap-tahap Penelitian ................................................. 42

    BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS

    A. Paparan Data ................................................................. 44

    B. Temuan Penelitian ........................................................ 52

    C. Analisis Data ................................................................. 65

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................... 87

    B. Saran ............................................................................. 88

    DAFTAR PUSTAKA

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Daftar SKK

    Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi

    Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian

    Lampiran 4 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

    Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi

    Lampiran 6 Hasil Wawancara

    Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup

    Lampiran 8 Dokumenta

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Usia remaja merupakan masa pertumbuhan seorang anak sebelum

    menginjak kedewasaan (pra dewasa). Sering kali orang gampang

    mendefinisikan remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak

    kemasa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau jika seseorang

    menunjukkan tingkah laku tentu seperti susah diatur, mudah terangsang

    perasaannya dan sebagainya (Sarwono, 1997:2). Remaja biasanya masih

    labil dalam melakukan sesuatu ataupun menentukan suatu keputusan dan

    masih banyak menuruti hawa nafsu dibandingkan dengan kepribadiannya

    sendiri.

    Peran dari orang tua amat diperlukan bagi remaja dan anak-anak

    pada umumnya. Karena seorang anak remaja akan meniru perilaku orang

    tuanya. Banyak anak yang depresi karena orang tuanya terjadi broken

    home. Selain mendapatkan perhatian orang tua juga mendapatkan

    pembelajaran tentang keagamaan.

    Bagi anak remaja sangat diperlukah adanya pemahaman,

    pendalaman serta ketaatan terhadap agama yang di anutnya. Dalam

    kenyataan sehari-hari menunjukkan, bahwa anak-anak remaja yang

    melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma

    agama bahkan mungkin lalai menunaikan perintah-perintah agama

    (Sudarsono, 2004:120). Karena diusia remaja masih mengikuti arus yang

  • 2

    berada di lingkungan sekitarnya. Jika dia hidup dilingkungan yang

    akhlaknya baik, maka perilakunya pasti juga akan menjadi lebih baik. Dan

    begitupun sebaliknya, jika dia berada dilingkungan yang akhlaknya buruk,

    maka perilakunya juga akan menjadi buruk.

    Pembinaan moral terjadi melalui pengalaman dan kebiasaan-

    kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil oleh orang tua. Dalam hal ini

    agama memiliki peranan penting, karena nilai-nilai moral yang datang dari

    agama bersifat tetap tidak berubah oleh waktu dan tempat berbeda dengan

    moral yang bersumber pada nilai-nilai masyarakat akan berubah karena

    pengaruh waktu dan tempat (Islamiyah, 2013: 73). Dalam kegiatan sehari-

    hari, anak remaja harus dimonitoring oleh orang tua. Karena anak belum

    bisa berfikir kedepannya seperti apa dan hanya mengikuti kesenangan

    semata. Untuk itu orang tua harus mengajarkan akhlak yang baik kepada

    anaknya, agar menjadi anak yang baik.

    Pendidikan akhlak inilah yang dapat merubah remaja menjadi

    lebih baik. Dalam pendidikan akhlak ini dapat menumbuhkan keimanan

    seseorang. seperti yang dijelaskan dalam hadits Rosulullah,

    انًاَاِْحس نُُهْمَُخلُقًاا َ َا ْيم ُلَاْلُمْؤِمنِْين اهَُالت ِْرِمْيِذْي(َْكم و )ر

    Artinya :َ“orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang paling baik

    akhlaknya” (H.R Imam Tirmidzi)

    Oleh karena itu, peran pendidikan akhlak dapat memberikan

    stimulus-stimulus yang dapat membentuk karakter seseorang itu menjadi

    baik melalui kegiatan-kegiatan yang positif. Seperti halnya terdapat pada

  • 3

    dzikir, dzikir ialah mengingat Allah SWT. Atas keagungan-Nya, kasih

    sayang-Nya, kemurahan-Nya, rahmat-Nya, perlindungan-Nya dan

    sebagainya baik melalui ucapan-ucapan, maupun renungan dalam hati

    sesuai petunjuk Rasulullah SAW (Yahya, 2000:41). Manfaat dari dzikir

    sendiri juga banyak, salah satunya yaitu bisa lebih dekat dengan Allah

    (sang kholiq) dan juga dapat pembentukan karakter seseorang. Karakter

    merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan

    yang maha esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan

    yang terwujud dalam fikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

    berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat

    istiadat (Wiyani, 2012:3). Sebagaimana firman Allah:

    َ ََ َ َََََ

    Artinya : “Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah hati menjadi

    tenteram.” (Q.S Ar-Ra’d : 28)

    Dzikir merupakan makanan hati. Jika hatikurang sehat (jarang

    diberi makan) mudah sekaliterserang penyakit hati, seperti qobil yang

    hasud itu, iblis yang sombong dan qorun menyombongkan kekayaannya

    (Fatihuddin, 2010:14). Jika kita sudah mempunyai bekal dekat dengan

    Allah dan dicintai oleh Allah, maka kita pasti akan dimudahan dalam

    kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.

    Selain berdzikir juga terdapat pada sholawat. Sholawat adalah

    suatu doa atau pujian yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW

  • 4

    sebagai kecintaan kita kepada beliau (Nabi Muhammad SAW) (Alfan,

    2004: 7). Karena beliau adalah manusia utusan dan sebagai manusia yang

    paling dicintai oleh Allah. Allah juga bersholawat kepada nabi

    muhammad, bahkan malaikat pun bersholawat kepada beliau.

    Sebagaimana firman Allah dalam surat al-ahzab/33:56 :

    ََ َ ََََ َ َ َ َ َ َ

    َََََ

    Artinya : “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat

    untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah

    kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan

    kepadanya”.

    Dalam kehidupan sehari-hari kita perlu untuk mempunyai bekal

    dalam sikap maupun moralitas kita dalam bersosial. Pembinaan akhlak

    merupakan suatu kebiasaan penting bagi seorang pekerja keras dan yang

    rajin (Rahman, 2002:84). Manusia di lahirkan di dunia ini salah satunya

    yaitu untuk menyempurnakan akhlak. Seperti halnya yang di sampaikan

    oleh rosulullah, dalam hadits yang diriwayatkan oleh iman malik :

    َ ك اِرم َم م اَبُِعثُْتَِِلُت م ِ عنَابيَهريرةَرضيَهللاَعنهَقالَ:َانَرسولَهللاَصلىَهللاَعليهَوسلمَ:َاِنَّم

    ْقَ.َ)رواهَمالك( اِْل ْخَل

  • 5

    Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a berkata, bahwa Rasulullah bersabda :

    sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang

    baik. ( H.R Malik)

    Majelis Dzikir dan Sholawat adalah suatu majelis atau kumpulan

    bagi masyarakat muslim yang di dalamnya berisi tentang keislaman,

    berdzikir kepada Allah dan memuji kepada Rasulullah. Selain ritual dzikir

    dan sholawat, materi-materi keislaman seperti: ibadah, fiqih, aqidah dan

    akhlak juga diberikan melalui ceramah para kiai/ustadz.

    Berdasarkan observasi penulis, majelis dzikir dan sholawat banyak

    memberi perubahan pada perilaku remaja setempat, yang sebelumnya

    gemar mengonsumsi minuman keras, mabuk dan tidak jarang berakhir

    dengan tawuran, kini meski gejala tersebut belum hilang semuanya, namun

    dapat dikatakan sudah jauh berkurang, terutama hal itu dikarenakan

    mereka sudah mulai aktif dalam kegiatan tersebut.

    Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk

    meneliti tentang “Peran Majelis Dzikir dan Sholawat LATISA Dalam

    Pembentukan Akhlakul Karimah Remaja di Desa Prawoto Kecamatan

    Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017"

    B. Fokus Penelitian

    1. Apa saja kegiatan majelis dzikir dan sholawat LATISA di Desa

    Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017?

  • 6

    2. Bagaimana peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam

    pembentukan akhlaqul karimah remaja di Desa Prawoto Kecamatan

    Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017?

    3. Apa saja faktor, penghambat dan pendukung serta solusinya?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui kegiatan majelis dzikir dan sholawat LATISA di Desa

    Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017.

    2. Mengetahui peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam

    pembentukan akhlaqul karimah remaja di Desa Prawoto Kecamatan

    Sukolilo Kabupaten Pati Tahun 2017.

    3. Mengetahui faktor, penghambat dan pendukung serta solusinya.

    D. Kegunaan Penelitian

    1. Diharapkan dari penelitian yang ditulis ini, dapat memberikan

    masukan-masukan kepada pimpinan majelis dzikir dan sholawat agar

    lebih memperhatikan kegiatan anak remaja.

    2. Diharapkan dari penelitian yang ditulis ini, agar para remaja tidak lagi

    mengulangi perbuatan dalam kemaksiatan dan juga lebih mengetahui

    bagaimana kecintaan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

    E. Kajian Penelitian Terdahulu

    Setelah penulis membaca dan mengamati beberapa skripsi yang

    sudah ada, penulis menemukan beberapa skripsi yang relevan dengan

    penelitian ini, namun tetap ada perbedaan dengan penelitian penulis

    laksanakan, diantaranya adalah :

  • 7

    Pertama, penelitian yang dilakukan oleh saudara Jamiin Nopri

    tahun 2017, dengan judul penelitian “Peran Majelis Dzkir Dan Sholawat

    Hidayatul Mubtadiin Dalam Membangun Kesadaran Beragama Terhadap

    Para Preman Di Kampung Pejanggalan” (skripsi). Penelitian tersebut

    bertujuan untuk merubah keadaan seorang preman dalam beragama

    melalui kegiatan Majelis Dzikir Dan Sholawat Hidayatul Mubtadiin yang

    berada didaerah Pejanggalan Yogyakarta.

    Perbedaan skripsi saudara Jamiin Nopri dengan skripsi ini, dalam

    peran majelis dzikir dan sholawat ini dapat merubah suatu keadaan yang

    mulanya buruk akan menjadi baik. Skripsi saudara Jamiin Nopri ini

    membahas tentang perubahan seorang preman, dimana preman ini

    menyangkut semua usia, yaitu usia remaja, dewasa, sampai usia tua.

    Perubahan ini konteksnya membangun kesadaran beragama didalam

    majelis dzikir dan sholawat hidayatul mubtadiin yang berada di daerah

    Pejanggalan Yogyakarta. Nawun, dalam skripsi ini membahas tentang

    perubahan karakter atau pembentukan akhlakul karimah didalam suatu

    majelis dzikir dan sholawat LATISA dan dimajelis ini malingkupi usia

    remaja saja yang dulu terkena kenakalan remaja di desa prawoto

    kecamatan sukolilo kabupaten pati.

    Kedua, penelitian yang dilakukan oleh saudara Wisnu Khoir tahun

    2007, dengan judul penelitian “Peranan Sholawat Dalam Relaksasi Pada

    Jamaah Majelis Rosulullah Di Pancoran” (skripsi). Penelitian tersebut

    bertujuan untuk mereleksasikan seluruh tubuh, dari jasmani sampai

  • 8

    rohaninya melalui suatu majelis rosulullah yang berada di daerah pancoran

    Jakarta.

    Perbedaan dari penelitian ini adalah tentang relaksasi dengan

    pembentukan akhlak jamaah. Dimana jamaah yang mengikuti suatua

    majelis ini dapat mendapatkan pencerahan agar jamaah tersebut menjadi

    nyaman dan tentram qolbunya. Karena setelah terdengar mana Allah dan

    Nabi Muhammad SAW ini hati akan terasa gemetar dan selalu ingin dekat

    dengan-Nya. Disitulah seseorang merasa tentram dan releks seolah-olah

    beban setiap harinya mereka terasa hilang. Sedangkan dalam penelitian ini

    remaja akan lebih takut dengan kemungkaran dan akan selalu ingat kepada

    Allah dan Rosulnya. Maka akan selalu menjalankan perintah-Nya dan

    akan menjauhi larangannya.

    Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Faiz Fuadi

    tahun 2012, dengan judul penelitian “Peran Majelis Dzikir Dan Sholawat

    An Najaah Krapyak Yogyakarta Terhadap Pembentukan Keluarga

    Sakinah” (skripsi). Penelitian tersebut bertujuan untuk membentuk

    keluarga yang sakinah melalui majelis dzkir dan sholawat an najaah

    krapyak Yogyakarta.

    Perbedaan penelitian ini adalah pembentukan keluarga sakinah

    dengan pembentukan akhlak remaja. Dimana dalam majelis tersebut

    mendapatkan suatu pencerahan keagamaan tentang pernikahan agar bisa

    meniru keluarga rosulullah menjadi keluarga yang sakina, mawaddah wa

    rohmah dan ada juga yang mendapatkan jodoh dalam majelis tersebut.

  • 9

    Tetapi dalam penelitian ini menjelaskan tentang pembentukan akhlak

    remaja yang dulunya melakukan perbuatan yang merugikan dirinya sendiri

    maupun orang lain. Dimana didalam majelis tersebut juga diberi

    pencerahan tentang ibadah, fikih, akidah dam akhlak, sehingga remaja

    tersebut untuk menjauhi perbuatannya tersebut dan tidak mengulanginya

    lagi dan bertaubat kepada Allah SWT.

    Dari beberapa kajian pustaka yang dilakukan, penulis belum

    menemukan kajian yang membahas tentang pembentukan akhlak remaja

    yang dulunya sering melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri

    maupun orang lain diantaranya mengonsumsi minuman keras, mabuk dan

    tidak jarang berakhir tawuran. Sehingga peneliti ini berbeda dengan yang

    sebelumnya.

    F. Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan pemahaman secara komprehensif, maka dalam

    penulisan ini perlu adanya sistematika pembahasan sebagai berikut:

    Bab I merupakan pendahuluan, meliputi latar belakang masalah,

    fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian penelitian

    terdahulu, dan sistematika penulisan penelitian.

    Bab II landasan teori yang berisi tentang Majelis, Dzikir, Sholawat

    Akhlak Dan Remaja, yang dipergunakan sebagai landasan melakukan

    penelitian.

  • 10

    Bab III menjelaskan tentang metode penelitian dan gambaran umum

    kegiatan Majelis Dzikir dan Sholawat yang berada di Desa Prawoto

    Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati.

    Bab IV merupakan paparan data dan analisis tentang Peran Majelis

    Dzikir dan Sholawat dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Remaja.

    Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari

    hasil tentang Peran Majelis Dzikir dan Sholawat dalam Pembentukan

    Akhlakul Karimah Remaja.

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Majelis Dzikir dan Sholawat

    1. Majelis

    Majelis menurut bahasa, yaitu tersusun dalam bahasa arab dari

    kata َ ل س ل ُِسََ–ج ْجِلًساََ–ُجلُْوًساََ–يُج م َو yang artinyaَ “duduk”. Kata majelis

    merupakan bentuk isim makan yang mengandung arti “tempat duduk”

    (Munawwir, 1997:202).

    Majelis dalam islam merupakan suatu kumpulan banyak orang

    yang didalamnya berisikan tausyiah keislaman dan dilengkapi dengan

    ritual keagamaan. Diantaranya majelis ta’lim, majelis dzikir, majelis

    sholawat, dan lain sebagainya.

    2. Dzikir

    a) Pengertian dzikir

    Dzikir menurut bahasa, diambil dari kata kerja : َ َ-ي ذُْكُرََ–ذ ك ر

    َ dzakara – yadzkuru – dzikran yang artinya ingat. Sedangkanِذْكًرا

    menurut istilah dzikir atau dzikrullah ialah mengingat Allah SWT.

    Atas keagungan-Nya, kasih sayang-Nya, kemurahan-Nya, rahmat-

    Nya, perlindungan-Nya dan sebagainya baik melalui ucapan-

    ucapan, maupun renungan dalam hati sesuai petunjuk Rasulullah

    SAW (Yahya, 2000: 41). Dzikir merupakan salah salah satu sarana

    untuk menambah kecintaan kita kepada Allah.

  • 12

    Allah sudah menunjukkan dasar pokok bahwa dzikir

    mampu menentramkan hati manusia. Keinginan manusia tidak

    pernah puas-puas (nafsu), kecuali diberi siraman dzikir. Sehingga

    tidak tumbuh nafs-nafs yang jahat (Fatihuddin, 2010:14). Seperti

    yang terkandung dalam firman Allah pada Q.S Ar-Ra’d/13 : 28

    َ ََ َ ََََ

    Artinya : Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati

    menjadi tenteram. (Q.S Ar-Ra’d/13 : 28)

    b) Fungsi dan tujuan dzikir

    Fatihuddin (2010:15) menjelaskan bahwa Fungsi dan tujuan

    dzikir adalah mensucikan hati dan mengagungkan Allah. Allah

    tidak butuh sebutan dzikir yang diucapkan manusia. Perintah Allah

    agar berdzikir kepada-Nya semata-mata bertujuan untuk

    kepentingan manusia itu sendiri. Sebagai sifat allah yang maha

    mengetahui, tentu manusia tidak perlu berdoa (meminta), karena

    Allah sudah maha mengetahui permintaan manusia sebelum

    meminta. Namun tetap ada perintah berdoa, semata-mata untuk

    kepentingan manusia itu sendiri, karena seetiap permintaan

    manusia dicatat sebagai amal perbuatan orang-orang sholeh. Ciri-

    ciri orang yang beriman, dia mau berdoa kepada Allah. Allah

    berjanji dalam firman- Nya, bahwa orang-orang yang membasahi

    hati dan lidahnyadengan dzikir di jamin tentram hatinya.

  • 13

    c) Macam-macam dzikir

    Thoha Yahya (2000:44) menyampaikan bahwa dzikir itu

    sendiri dibagi menjadi 3 (tiga) bagian :

    1) Dzikrun billisan : mengingat Allah dengan lisan atau

    uacapan, seperti mengucapkan :

    آل اِلَهَ اََّلا هللاُ

    Artinya : Tidak ada tuhan yang patut disembah kecuali

    Allah.

    ُسْبَحاَن هللاِ َوِبَحْمِدِه ُسْبَحاَن هللاِ اْلعَِظْيِم

    Artinya : Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya, maha

    suci Allah yang maha agung.

    2) Dzikrun billisan wa bijanaaan : mengingat Allah dengan

    lisan atau ucapan dan direnungi dengan hati. Seperti :

    ketika kita mengagumi ciptaan Allah pantai yang indah,

    matahari ketika akan terbenam, malam purnama yang indah

    dengan lanitnya yang ditaburi bintang gemintang, kita pun

    mengucapkan :

    Artinya : Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan

    ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah

    Kami dari siksa neraka.

  • 14

    3) Dzikrun biljanaan : mengingat Allah dengan hati serta

    difikirkan hikmahatas kehendaknya, qodho dan takdirnya,

    seperti terjadinya suatu kejadian baik yang

    menggembirakan atau menyedihkan, bahkan kejadian yang

    sama sekali kita tidak ingini,seperti kecelakaan,

    perampokan, pencurian, kematian, dll.

    Maka, jika kita mendapatkan kegembiraan, hendak kita

    mengucapkan :

    َََ َََ

    Artinya : segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

    Jika kita mendapatkan musibah atau kematian keluarga/

    teman/ orang orang kita kenal hendaklah kita mengucapkan

    :

    ََ َ َََ

    Artinya : Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan

    kepada-Nya kita kembali.

    3. Sholawat

    a) Pengertian sholawat

    Ditinjau dari segi bahasa, kata sholawat merupakan bentuk

    jamak dari kata sholah (صَله) yang mempunyai pengertian doa,

    berkah, atau ibadah.

  • 15

    Dalam praktiknya, para ulama membedakan antara

    pengertian sholawat, yakni sholawat oleh Allah, para malaikat dan

    oleh kaum mukminin, sebagaimana yangterkandung dalam Al-

    Qur’an Surat Al-Ahzab 56 :

    َ َ َ َ َََ َ َ َ َ َ

    َ ََََ

    Artinya : Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya

    bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,

    bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam

    penghormatan kepadanya. (Q.S Al-Ahzab : 56)

    Al Mubarrad r.a berkata, “sholawat dari Allah adalah makna

    Rahmad dari-Nya dan sholawa dari malaikat adalah berdoa

    kepadanya atau mengharapkan kasih sayang dari Allah SWT.

    (Alfan, 2004:7-8)

    b) Anjuran membaca sholawat

    Mempernyak membaca sholawat adalah perkara yang

    sangat dianjurkan bagi setiap muslim dalam berbagai situasi dan

    kesempatan. Karena dengan sholawat kepada Rasulullah SAW

    adalah menunjukkan rasa cinta seseoang itu kepada beliau dan

    dengan sendirinyaia telah mengikrarkan diri untuk menjadi

  • 16

    pengikut (umat) beliau dan mengharap syafaat dari beliau pada hari

    kiamat kelak.

    Allah memerintahkan kepada seluruh kaum beriman, yang

    sbelumnya dia menyebutkan bahwa Allah SWT dan malaikat-Nya

    melakukan hal tersebut. Maksutnya dia memerintahkan hal

    tersebut, bukan Nabi Muhammad SAW membutuhkan hal itu.

    Namun sholawat yang kalian ucapkan, tak lain hanyalah untuk

    memuliakan kalian wahai umat manusia. Yaitu kalian

    diperintahkan untuk mengamalkan, apa yang telah diamalkan oleh

    robbul’alamin beserta malaikat-Nya. (mauladdawilah, 2015 : 69)

    Sholawat atas Nabi Muhammad SAW mempunyai fungsi

    yang banyak sekali, karena memang demikian agung dan mulianya

    sholawat itu. Bahkan apabila sholawat itu dibaca dengan hati yang

    suci oleh seoang mukmin. Adapun fungsi sholawat secara global :

    1) Melaksanakan perintah Allah SWT dan berdzikir kepada-

    Nya.

    2) Upaya untuk cinta dan mendapatkan syafaat dari Rasulullah

    SAW.

    3) Usaha untuk mendapatkan petunjuk dan keutamaan. (Alfan,

    2004:27-30)

    Para ulama salaf telah banyak menyimpulkan dan

    memaparkan tentang manfaaat-manfaat sholawat. Secara garis

    besar manfaat sholawat atas Nabi Muhammad SAW antara lain :

  • 17

    1) Upaya untuk berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah

    SWT.

    2) Sarana dikabulnya doa oleh Allah SWT serta dapat

    melapangkan rizki dan segala hajat dan juga keperluan

    hidup.

    3) Upaya untuk mendekat dan mencintai Rasulullah SAW

    serta mendapatkan syafaat dari beliau pada hari kiamat.

    4) Dan lain sebagainya.(Alfan, 2004: 32-33)

    c) Fadhilah sholawat

    Pada hakikatnya, membaca sholawat atas Nabi Muhammad

    SAW adalah sama dengan memohonkan rahmat untuk diri

    pembacanya. Hal ini bahwa siapa saja dari umat nabi Muhammad

    SAW yang membaca sholawat, maka baginya mendapatkan rahmat

    dari Allah SWT juga para malaikat akan senantiasa memohonkan

    rahmat dan ampunan bagi pembaca sholawat.

    Jika kita tidak bisa bertemu langsung kepada beliau dan

    pula tidak bisa membalas jasanya, maka hendaknya kita berdoa

    untuknya sebagai balasan kita sebagai balasan umat kepada

    pemimpin umat, yaitu baginda Nabi Muhammad SAW. Itupun

    Allah masih memberikan balasan yang berlipat kepada kita.

    Dalam sebuah hadits, baginda Rasulullah SAW bersabda :

    ل ْيِهَع ْشًرا لَّىَهللاَع ةًَص َل َص لَّىَع ل يَّ ْنَص م

  • 18

    Artinya : “Barang siapa bersholawat sekali atasku, maka Allah

    akan bersholawatsepuluh kali atas orang yang membaca

    sholawat kepadaku itu” (H.R Muslim) (mauladdawilah,

    2015 : 70).

    Al Hafidz Asy-Syirozi r.a. dan ulama-ulama lainnya

    menyatakan bahwa semua bacaan dzikir tiada bermanfaat dan tidak

    diterima apabila tidak dilakukan dengan disertai Hudlur Al Qolb

    (kehadiran hati/khusyuk), kecuali bacaan sholawat atas Nabi

    Muhammad SAW. Karena membaca sholawat atas Nabi

    Muhammad SAW meski tidak disertai dengan kehadiran hati tetap

    akan diterima oleh Allah SWT (Alfan, 2004:37).

    Isnaeni Fuad dalam bukunya “keajaiban sholawat”

    menjelaskan bahwa ada beberapa faedah sholawat, diantaranya :

    1) Sholawat Mendatangkan Syafa’at

    Syafaat Nabi Muhammad SAW merupakan suatu yang

    diimpikan setiap muslim dimanapun ia berada. Sebab setiap

    kaum muslimin tidak bisa mengandalkan amaliyahnya semata

    dalam mengtasi dahsyatnya hari kiamat, pernyataan kubur dan

    peristiwa-peristiwa hebat yang terjadi di alam akhirat tanpa ada

    pertolongan.

    Adapun cara yang paling efektif untuk memperoleh

    syafaat Nabi Muhammad adalah dengan banyak membaca

    sholawat kepada beliau. Rasulullah SAW bersabda : “Barang

  • 19

    siapa membaca sholawat, maka baginya wajib memperoleh

    syafa’atku di hari kiyamat”. (Fuad, tt:11)

    2) Sholawat menjadi sebab diampuninya dosa

    Hal ini sesuaidengan keimanan, kecintaan, dankeikhlasan

    dalam bersholawat atas Baginda Nabi Muhammad SAW.

    (mauladdawilah,2015:78) Mungkin hanya sholawat yang

    memiliki banyak kelabihan dibandingkan dengan bacaan dzikir

    yang lain,selain orang yang membacanya mendapatkan

    syafaat, juga dosa-dosanya diampuni oleh Allah. Ada suatu

    kisah yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang yang ingin

    mengetahui keistimewaan sholawat yang bisa menghapus

    dosa, yaitu :

    Hasan Bisri meriwayatkan : aku pernah bermimpi

    melihat abu ishmah, aku lantas bertanya kepadanya : “Hai Abu

    Ishmah, apa yang telah diperbuat Allah kepadamu ?”.

    Dia menjawab : “Allah telah mengampuni aku”.

    Hasan Basri lantas bertanya :”dengan amalan apa ?”

    Jawabnya : “Tidak ada satu hadis pun yang aku

    sebutkan, melainkan aku ucapkan sholawat untuk nabi

    Muhammad SAW”. (Fuad, tt:15)

  • 20

    3) Sholawat dalam majelis membawa berkah

    Masjlis yang paling baik adalah majelis yang penuh

    dengan berkah, keberkahan majelis bisa didapatkan bila

    didalam majelis tesebut telah dibacakan sholawat.

    Oleh karena itu, majelis yang didalamnya tidak ada

    bacaan sholawat, kurang membawa berkah dan kemanfaatan

    bagi orang yang berkumpul dalam majelis tersebut, sehingga

    terkadang terjadi percekcokan, kesalah fahaman, tidak adanya

    kesepakatan, dan efak-efek negative lainnya.

    Sedangkan bila didalam majelis itu dibacakan sholawat,

    setidak-tidaknya orang yang berkumpul dimajelis tersebut akan

    diampuni dosa-dosanya, dijauhkan dari malapetaka yang

    diakibatkan dari perselisihan pendapat, atau ketersinggungan

    dari ucapan saat berkumpul. Semua ini adalah akibat dari

    keberkahan sholawat. (Fuad, tt:44)

    4) Sholawat menambah dekat dengan Allah

    Banyak membaca sholawat kepada Nabi Muhammad

    SAW selain akan mendapatkan syafaat dari beliau di akhirat

    kelak, juga dapat mendekatkan diri pada Allah. Sebagaiman

    yang di firmankan oleh Allah kepada Nabi Musa as : “maukah

    engkau agar aku dekat denganmu melebihi dekatnya ucapanmu

    dengan lisanmu, melebihi jieamu dengan ragamu, melebihi

    cahaya penglihatanmu dengan kedua matamu, dan melebihi

  • 21

    pendengaranmu dengan telingamu? maka bacalah sholawat

    sebanyak mungkin kepada beliau Nabi Muhammad SAW.

    Dalam sholawat itu tercantum nama Allah. Semakin

    sering orang membaca sholawat kepada Nabi Muhammad

    SAW, maka semakin pula orang itu menyebut nama Allah.

    Selain dirinya menunjukkan rasa mahabbah (kecintaannya)

    kepada Nabi Muhammad SAW dengan bacaan sholawat, juga

    selalu ingat kepada Allah dzat yang menciptakannya. (Fuad,

    tt:48)

    5) Sholawat sebagai jalan menuju surga

    Banyak orang awam yang tidak tahu bahwa sholawat

    adalah sebagai jalan menuju surga. Karena dengan banyak

    dengan membaca sholawat secara otomatis orang itu akan

    sering menyebut nama Allah dan kekasihnya, yaitu nabi

    Muhammad. Dengan cara seperti ini lambat laun hatinya

    menjadi lunak karena rasa mahabbahnya kepada Allahdan

    kekasihnya, semakin ia bertambah rasa cintanya kepada allah

    dan rasulnya,maka semakin tekun pula ia dalam beribadah.

    Inilah efek positif yang diakibatkan banyak membaca

    sholawat. (Fuad, tt:91)

  • 22

    B. Akhlak, Remaja

    1. Akhlak

    a) Pengertian akhlak

    Kata akhlak merupakan kata jamak dari bentuk tunggal

    khuluk,yang pengertian umumnya: perilaku, baik perilaku terpuji

    maupun tercela. Kata akhlak jika diurai secara bahasa berasal dari

    rangkaian huruf kha-la-qa, jika digabung (khalaqa) berarti

    menciptakan. Ini mengingatkan kita kepada sang khaliq yaitu

    Allah SWT. Dan kata makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah

    ciptakan. Maka kata akhlak tidak bisa dipisah dengan Al-Khaliq

    (Allah) dan makhluk (Hamba). Akhlak berarti sebuah perilaku

    yang muatannya menghubungkan antara hamba dengan Allah

    SWT. (ahmadi, 2004:13)

    sedangkan menurut istilah Akhlak ialah kebiasaan

    kehendak. Berarti bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu,

    maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Akhlak ialah menangnya

    keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung

    berturut-turut. Dengan keterangan ini nyata bahwa orang yang

    baik ialah orang yang menguasai keinginanbaik dengan langsung

    berturut-turut, dan sebaliknya orang jahat atau durhaka.(Amin,

    1991:62)

    Akhlakul karimah merupakan suatu pembangunan budi

    pekerti. Budi pekerti yang baik adalah perangaidari para rasul dan

  • 23

    orang terhormat, sifat orang yang muttaqien dan hasil dari

    perjuangan orang yang ’abid. Sedangkan budi pekerti yang jahat

    adalah racun berbisa, kejahatan dan kebusukan yang menjauhkan

    diri dari rabbil ‘alamin. Budi pekerti yang jahat menyebabkan

    orang terusir dari jalan tuhan, tercampak dalam jalan setan.

    (Hamka, 1992:1)

    Jadi, budi pekerti yang jahat adalah pintu menuju neraka

    yang bernyala yang menghanguskan hati nurani, sedangkan budi

    pekerti yang baik adalah laksana pintu menuju jannah ilahi

    (surganya Allah).

    b) Macam-macam Akhlak

    Berdasarkan baik dan buruknya perbuatan yang dilahirkan

    oleh sifat atau kondisi jiwa menurut pandangan syari’at dan akal

    pikiran tersebut. Maka akhlakpun ada 2 macam yaitu :

    1) Akhlak yang terpuji

    Yang termasuk dalam akhlak yang terpuji ini antara lain :

    a. Pemaaf, kata maaf berasal dari bahasa Arab, yaitu al-

    afw. Al-afw sebagai istilah ajaran akhlak dalam Islam

    berarti bahwa seseorang menghapus kesalahan atau

    membatalkan melakukan pembalasan terhadap orang

    yang berbuat jahat atas dirinya. (Asmaran,1994 : 213)

    b. Tawakkal atau tawakkul (bahasa Arab) berarti

    mewakilkan atau menyerahkan. Jika dilihat dari segi

  • 24

    istilah, tawakkal berarti berserah diri sepenuhnya kepada

    Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu

    pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan. Imam

    Ghozali merumuskan definisi tawakkal itu sebagai

    berikut : “tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah

    Subhanahu Wata’ala tatkala menghadapi suatu

    kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu

    kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana, dengan

    jiwa yang terang dan hati tentram. (Asmaran,1994 : 223)

    c. Sabar, secara etimologi sabar berarti teguh hati tanpa

    mengeluh ditimpa bencana. Yang dimaksud dengan

    sabar menurut pengertian Islam ialah tahan menderita

    sesuatu yang tidak disenangi dengan ridho dan ikhlas

    serta berserah diri kepada Allah. (Asmaran,1994 : 228)

    d. Merasa cukup (Qonaah) artinya suka menerima apa yang

    ada, maksudnya rela dengan pemberian yang telah

    dianugerahkan Allah SWT kepada dirinya, karena

    merasa bahwa memang itulah yang sudah menjadi

    pembagiannya. (Asmaran,1994 : 233)

    e. Dan masih banyak lagi akhlak terpuji ini, seperti:

    bersyukur, jujur, amanah, dan sebagainya.

  • 25

    2) Akhlak yang tercela

    Yang termasuk akhlak yang tercela ini antara lain :

    a. Dengki (hasad) yaitu menginginkan orang lain

    kehilangan sesuatu yang baik. (Kamil,1988 : 136)

    b. Dendam (hiqd) yaitu keadaan jiwa di mana rasa

    permusuhan seorang pemarah mencekam kukuh dalam

    jiwanya. . (Kamil,1988 : 143)

    c. Kesombongan yaitu keadaan jiwa yang memandang

    tinggi diri sendiri (izza) dan rasa diri hebat

    (ta’azhushum). . (Kamil,1988 : 156)

    d. Dan masih ada lagi seperti riya’, bakhil, laba, bohong,

    amarah, kianat dan sebagainya.

    c) Pendidikan Akhlak dan Peningkatannya

    Ada beberapa perkara yang menguatkan pendidikan akhlak

    dan meningkatnya. Yaitu,

    1) Meluaskan lingkungan fikiran, yang dinyatakan oleh

    “Herbert Spencer” akan kepentingannya yang besar untuk

    meninggikan akhlak. Sungguh fikiran yang sempit itu sumber

    beberapa keburukan, dan akal yang kacau balau tidak

    membuahkan akhlak yang tinggi. Lingkungan fikiran itu bila

    sempit, menimbulkan akhlak yang rendaah seperti apa yang

    kita lihat pada orang yang bersifat kesayangan, yang tidak

    suka kebaikan kecual untuk dirinya dan tidak melihat

  • 26

    didalam dunia ini orang yang pantas orang yang pantas

    mendapatkan kebaikan kecuali dia. Cara mengobati penyakit

    itu ialah dengan meluaskan pandangannya sehingga

    mengetahui harga dirinya didalam masyarakat, dan supaya

    mengetahui bahwa dia itu tidak lain dan tidakbukan kecuali

    anggota dari tubuh, dn tidak sebagai apa yang disangka

    bahwa ia sebagai pusat lingkaran, tetapi seperti lainnya

    adalah setitik didalam lautan.

    2) Berkawan dengan orang yan terpilih. Setengah dari yang

    dapat mendidik akhlak ialah berkawan dengan orang yang

    terpilih, karena manusia itu suka menyontoh, seperti

    menyontoh seperti orang sekeklilingnya dalam pakaian

    mereka, juga menyontoh dalam perbuatan dan berperangai

    dengan akhlak mereka. Seorang ahli filsafat menyatakan :

    “kabarilah siapa kawanmu, saya beri kabar kepadamu siapa

    engkau”. Maka berkawanlah dengan orang-oarang yang

    berani dapat memberikan ruh keberanian pada jiwanya orang

    penakut, dan banyak dari orang pandai fikirannya. Sebab

    cocok memilih kawan atau beberapa kawan yang

    mempengaruhi mereka dengan pengaruh yang baik dan

    membangunkan kekuatan jiwa mereka yang dahulu lemah.

    3) Membaca dan menyelidiki perjalanan para pahlawan dan

    yang berfikir luar biasa dan banyak orang yan terdorong

  • 27

    mengerjakan perbuatan yang besar, karena membaca

    hikayatnya orang besar atau kejadian orang besar yang

    diceriterakan.

    4) Yang lebih penting memberi dorongan kepada pendidikan

    akhlak ialah supaya orang mewajibkan dirinya melakukan

    pebuatan baik bagi umum, yang selalu memperhatikan

    olehnya dan dijadikan tujuan yang harus dikejarnya hingga

    berhasil.

    5) Apa yang kita tuturkan dalam kebiasaan tentang menekan

    jiwa melakukan perbuatan yang tidak ada maksud kecuali

    menundukkan jiwa, dan menderma dengan perbuatan tiap-

    tiap hari dengan maksud membiasakan jiwa agar taat dan

    memelihara kekuatan penolak sehingga diterima ajakan baik

    dan ditolak ajakan buruk.(amin, 1987:63-66)

    d) Keutamaan dan sumber budi pekerti

    Keutamaan budi pekerti, seperti firman Allah SWT dalam

    Q.S Al-Qalam ayat 4, yang memuji Nabi-Nya dengan

    menyatakan nikmat yang telah dilimpahkan-nya kepadanya :

    َ ََََََ

    Artinya : “Dan Sesungguhnya engkau adalah seseorang yang

    mempunyai berbudi pekerti yang mulia.” (Q.S Al-

    Qalam/68:4)

  • 28

    Sumber dari budi pekerti itu ada 4 perkara, 1. Hikmat, 2.

    Syujaat, 3. Iffah, 4. Adalah (bersifat adil). Yang dimaksud dengan

    hikmat ialah keadaan nafs (batin) yang dengan hikmat dapat

    mengetahui mana yang benar dan mana yang salah segala

    perbuatannya yang berhubungan ikhtiar. Syujaah ialah kekuatan

    ghodhab (marah) itu dituntun oleh akal, baik majunya maupun

    mundurnya. Iffah ialah mengekang kehendak nafsu dengan akal

    dan syara’. Sedangkan yang dimaksud dengan ‘Adl (adil) ialah

    keadaan nafs, yaitu : suatu kekuatan batin yang dapat

    mengendalikan diri ketika marah atau ketika syahwat naik.

    (Hamka, 1992:5) barang siapa yang dapat menimbang sama berat

    diantara segala sifat yang empat perkara ini, maka akan timbul

    budi pekerti yang baik dan mulia.

    2. Remaja

    a) Pengertian Remaja

    Remaja merupakan pertumbuhan seorang anak sebelum

    menginjak kedewasaan (pra dewasa). Remaja adalah suatu masa dari

    umur manusia, yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga

    membawanya dari masa kanak-kanak menuju pada masa dewasa.

    (Daradjat, 1974:35) Sering kali gampang orang mendefinisikan remaja

    sebagai periode transisi antara masa anak-anak kemasa dewasa, atau

    masa usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkah

  • 29

    laku tentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan

    sebagainya (Sarwono, 1997:2).

    Perubahan itu disertai atau diiringi oleh perubahan-perubahan

    lain, yang berjalan sampai umur 20 tahun. Karena itulah masa remaja

    dapat dianggap terjadi antara umur 13 dan 20 tahun. (Daradjat,

    1974:36) Dalam masa ini memanglah sangat rawan dalam

    pembentukan kepribadian mereka. Orang tua sangatlah berperan

    dalam monitoring keseharian putra-putrinya.

    Masa remaja adalah masa yang sangat peka terhadap agama

    dan akhlak. Kadang-kadang remaja menjadi bimbang tentang wujud

    Allah, selanjutnya terhadap ajaran agama. Akan tetapi ia disamping

    itu merasa butuh akan bantuan dari luar, yang melampaui kekuatan

    manusia. Seolah-olah tidak percaya kepadatuhan mengandung

    keyakinan. Demikianlah percaya dan iman berganti-ganti, sehingga

    hiduplah mereka pada masa tertentu dalam ambivalensi (perasaan

    yang saling bertentangan terhadap situasi yang sama) yang

    berlawanan. Akhirnya berganti disatu titik. Biasanya pada iman, yang

    telah didahului oleh keraguan dan kegoncangan. (daradjat, 1974:173)

    karena pendidikan agama yang remaja terima masih membingungkan

    bagi mereka.

  • 30

    b) Pembinaan pada remaja

    Dalam usaha pembinaan remaja ini menurut Zakiyah Daradjad

    harus dimulai dari keluarga yaitu pembinaan ketentraman batin, dalam

    hal ini dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain :

    1) Orang tua bisa menjaga kebutuhan dan ketentraman

    keluarganya.

    2) Orang tua bisa membimbing sejak kecil.

    3) Seorang guru ikut serta membimbing dalam pembinaan

    mental.

    4) Suasana masyarakat dapat mendukung perkembangan

    agama. (Daradjad, 1982:47)

    c) Fungsi agama bagi remaja

    Fungsi agama sangatlah cocok bagi remaja, Pada pokoknya

    remaja itu sangat membutuhkan agama dalam hidupnya, terutama

    untuk menghadapi kegoncangan jiwanya yang terjadi akibat

    perkembangan dan berbagai faktor yang harus mereka hadapi dalam

    umur yang sangat banyak dihadapkan kepada berbagai tantangan itu.

    (Daradjad,1975:81)

    Mereka sangat membutuhkan agama karena agama

    mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu untuk penenang jiwa dan

    untuk mengembalikan ketenangan dan keseimbangan jiwanya.

    (Daradjad, 1982:90)

  • 31

    Memang sangatlah tepat kalau remaja yang mengalami

    kegoncangan itu berpegang teguh kepada agama sebagai pedoman

    dalam hidupnya, kerena dengan begitu akan dapat mengatasi

    kegoncangan yang dialaminya, timbullah kesadaran akan keagungan

    Tuhan Yang Maha Esa berkehendak dan berkuasa atas segala sesuatu,

    sehingga akan terciptalah anak muda yang berpribadi ikhlas dalam

    berbuat dan berakhlak mulia

    C. Faktor-faktor Pembentukan Akhlak Remaja

    Pembentukan akhlak merupakan suatu berubahan perilaku

    seseorang yang asal mulanya buruk akan menjadi baik. Karena dalam

    realita di masyarakat banyak remaja sudah banyak yang rusak dalam

    akhlaknya. Dalam pembentukan akhlak ini memerlukan banyak

    pendidikan melalui banyak proses. Diantaranya :

    1. Pendidikan Sebelum Lahir

    Pendidikan dilakakukan sebelum anak dilahirkan. Perilaku orang

    tua sangat berpengaruh sekali dan memberikan rangsangan kepada

    anak yang masih dalam kandungan. Oleh karena itu, orang tua

    harus membiasakan dalam kesehariannya untuk melakukan

    kebaikan. Diantaranya, meningkatkan ibadahnya, sering membaca

    Al-Qur’an, membaca sholawat dan tak lupa dzikir kepada Allah

    agar anak yang dikandungnya menjadi anak yang sholeh dan

    sholehah.

  • 32

    2. Pendidikan Oleh Orang Lain

    Pendidikan ini dilakukan dengan cara membutuhkan peran orang

    lain, sehingga seorang anak mendapatkan pendidikan yang layak

    untukperkembngannya. Seperti, orang tua, kiai, ustadz, dan lain

    sebagainya.

    3. Pendidikan Dari Diri Sendiri

    Pendidikan ini dilakukan oleh seorang anak itu sendiri tanpa

    membutuhkan bantuan orang lain. Seperti, membaca buku tentang

    keagamaan maupun yang lainnya. (Ramayulis, 1994:195-199)

    Selain melalui proses pendidikan, pembentukan akhlak dilakukan

    dengan cara pembiasaan, dimana pembiasaan ini dilakukan oleh anak

    tersebut. Diantaranya sholat, membaca Al-Qur’an, kebiasaan-kebiasaan

    perilaku positif yang ia senangi, dan lain sebagainya.

    Disamping melalui proses pendidikan dan pembiasaan, juga ada

    keteladanan yang dapat membentuk perilaku seseorang yang mana melalui

    keteladanan para tokoh. Keteladanan ini memiliki suatu nilai tersendiri,

    karena dalam keteladanan tersebut adalah meniru perilaku yang

    diidolakan. Seperti halnya keteladanan dari Nabi Muhammad SAW. Nabi

    Muhammad SAW adalah sosok manusia yang paling sempurna di muka

    bumi ini, seperti halnya pada sifatnya, akidahnya, akhlaknya, dan lainnya.

    karena beliau adalah seorang yang uswatun khasanah (suri tauladan yang

    baik).

  • 33

    Seperti yang difirmankan oleh Allah dalam surat Al-Ahzab/33:21

    َ َََ ََ ََ َ َ َ َ َ

    َ ََََََ

    Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

    yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

    Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut

    Allah(Q.S Al-Ahzab/33:21)

    D. Majelis Dan Pembentukan Akhlakul Karimah

    Majelis dalam ruang lingkup islam merupakan suatu kumpulan

    banyak orang yang didalamnya berisikan tausyiah keislaman dan

    dilengkapi dengan ritual keagamaan. Majelis ini bertujuan untuk selalu

    mendekatkan diri kepada Allah. Didalam majelis tersebut biasanya di isi

    dengan ritual-ritual keagamaan. Yang di antaranya : dzikir, sholawat,

    kajian keislaman dan lain sebagainya.

    Ritual-ritual tersebut kita lakukan dengan kekuatan hati kita seakan

    kita tiada setelah acara tersebut. Agar kita melakukannya dengan keadaan

    yang khusyuk dan dapat selalu dekat dengan Allah melalui perantara

    berdzikir, bersholawat maupun yang lainnya.

    Dalam kajian keagamaan kita diarahkan oleh seorang pemimpin

    majelis dalam hal-hal yang berkaitan dengan tujuan kita, yaitu

  • 34

    mendekatkandiri kepada Allah dan selalu untuk membimbing kita dalam

    berperilaku yang baik. sehingga kita menjadi manusia yang berakhlakul

    karimah atau budi pekerti yang baik.

    Banyak hikmah ataupun manfaat yang diambil dari majelis

    tersebut. Diatas juga sudah di jelaskan tentang manfaaat, hikmah maupun

    faedah yang terkandung dalam dzikir dan sholawat tersebut. Misalnya

    dalam faedah sholawat menbawa berkah, bila didalam majelis itu

    dibacakan sholawat, setidak-tidaknya orang yang berkumpul dimajelis

    tersebut akan diampuni dosa-dosanya, dijauhkan dari malapetaka yang

    diakibatkan dari perselisihan pendapat, atau ketersinggungan dari ucapan

    saat berkumpul. Semua ini adalah akibat dari keberkahan sholawat. (Fuad,

    tt:44)

    Jika mengacu pada tulisan Ramayulis tentang faktor-faktor

    pembentukan akhlak remaja, dua diantara faktor tersebut adalah

    pendidikan orang lain dan pendidikandari diri sendiri. Dalam kaitan

    penelitian ini pendidikan orang lain tersebut adalah para kiai dan ustadz

    yang tergambar secara terorganisir dalam majelis dzikir dan sholawat

    LATISA. Tetapi tentu saja masih ada faktor lain yang juga sangat penting,

    yaitu faktor kemauan dari diri sendiri. Kuatnya kemauan dari diri sendiri

    dapat dilihat pada jamaah majelis dzikir yang mayoritas merupakan santri

    kalong, yaitu santri yang tidak menetap. Kondisi ini tentu sajatidak

    terlepas dari basic pendidikan agama dari keluarga.

  • 35

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

    Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan

    penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi.

    Dengan melakukan penyelidikan hati-hati, sistematika dan terus

    menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat digunakan untuk

    keperluan tertentu (Nazir, 1993: 30). Adapun data yang penulis

    kumpulkan dengan menggunakan data deskriptif yang berupa ucapan

    atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (Furchan,

    1992: 22). Penelitian ini merupakan field reseach (bidang penelitian)

    yang dibuktikan dengan keterlibatan peneliti di lapangan untuk

    menghayati berbagai pola pikir dan perilaku subyek penelitian. Untuk

    melakukan ini, peneliti menggunakan pemahaman yang tidak memihak

    disertai dengan upaya menyerap dan mengungkapkan perasaan, motif,

    dan pemikiran di balik tindakan atau aktivitas subyek penelitian.

    B. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo

    Kabupaten Pati. Lokasi ini dipilih karena setelah adanya Majelis Dzikir

    dan Sholawat ini sudah berkembang, yang dulunya banyak anak-anak

  • 36

    remaja yang sukanya tawuran, dangdutan, minum-minuman keras dan

    sekarang sudah mulai surut dan melakukan perbuatan yang positif.

    C. Sumber dan Jenis Data

    Sumber data dengan tiga (3) P, yaitu person, paper, dan place

    (Arikunto, 1998: 107) Person meliputi kiai, ustadz, dan remaja. Paper

    yakni dengan meneliti buku-buku sholawat yang digunakan sebagai

    acuan dalam melantunkan sholawat tersebut. Place yaitu tempat di Desa

    Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati.

    Adapun jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer

    dan data sekunder.

    1. Data Primer

    Menurut Sugiyono (2010:137) data primer adalah data yang

    dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian dan

    juga sumber data yang langsung memberikan data kepada

    pengumpul data. Hal ini tercermin dengan adanya kata-kata dan

    tindakan yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau

    mewawancarai. Data primer ini penulis bisa peroleh dari kyai

    ustadz dan santri/jamaah Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA di

    desa prawoto kecamatan sukolilo kabupaten pati.

    2. Data sekunder

    Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber

    bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-

    surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai

  • 37

    dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data

    sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari

    berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi

    seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey,

    studi histories, dan sebagainya. Data sekunder dalam konteks

    penelitian ini bisa berupa tulisan, tentang sejarah berdirinya

    majelis, buku-buku tata tertib yang bisa melengkapi data primer.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Pengertian teknik pengumpulan data menurut Arikunto adalah

    cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan

    data, di mana cara tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak

    dapat di wujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat

    dipertontonkan penggunaannya (Arikunto, 1998:134). Dalam hal

    pengumpulan data ini, penulis terjun langsung pada objek penelitian

    untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti menggunakan

    metode sebagai berikut:

    1. Observasi

    Metode Observasi adalah suatu metode penelitian yang

    digunakan dengan jalan pengamatan suatu obyek dengan seluruh

    indra. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan,

    pendengaran, pengecap dan peraba (Arikunto, 1998: 146).

    Jalan yang dilakukan penulis yaitu dengan cara pengamatan

    langsung mengenai kegiatan rutinan majelis dzikir dan sholawat

  • 38

    LATISA setiap malam jum’at di musholla pondok pesantren

    roudhotut tullab desa prawoto kecamatan sukolilo kabupaten pati.

    2. Wawancara

    Tehnik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan

    data dalam penelitian, karena menyangkut data. maka wawancara

    menjadi elemen penting dalam proses penelitian (Bagong,

    2006:70). Wawancara bisa diartikan sebagai cara yang

    dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari responden

    dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka. Namun

    demikian tehnik wawancara ini dalam perkembanganya tidak harus

    dilakukan secara berhadapan langsung, melainkan dapat dengan

    memanfaatkan sarana komunikasi lain.

    Tehnik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara

    bertanya langsung kepada responden, untuk mendapatkan data

    tersebut penulis menggunakan metode wawancara mendalam

    kepada kyai atau pengasuh, ustadz, dan para santri, metode ini

    digunakan peneliti sebagai metode bantu dalam melakukan

    observasi (Moleong, 2002: 135). Yang bertujuan untuk menggali

    ketarangan-ketarangan dan informasi yang terkait dengan Peran

    Majelis Dzikir Dan Sholawat Dalam Pembentukan Akhlaqul

    Karimah Remaja Di Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo Kabupaten

    Pati.

    3. Dokumentasi.

  • 39

    Tehnik pengumpulan data ini digunakan untuk menggali

    informasi dari media cetak, internet maupun dokumen-dokumen

    kepustakaan lainya yang mendukung erat dengan kaitanya masalah

    yang diteliti. Namun dalam penelitian kualitatif ini menggunakan

    pendekatan dokumen pribadi yaitu tempat orang mengungkap

    dengan kata-kata sendiri, pandangan mereka tentang seluruh

    kehidupan mereka atau beberapa aspek tentang mereka sendiri

    (Furchan, 1992: 25).

    E. Analisis Data

    Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak

    bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang

    telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam

    bentuk deskriptif.

    Analisis data adalah “proses mengatur urutan data,

    mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar”

    (Meoleong, 2002:103). Definisi tersebut memberikan gambaran tentang

    betapa pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan

    penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori

    dari data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh

    Burhan Bungin (2003:70), yaitu sebagai berikut:

    1. Pengumpulan Data

  • 40

    Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan

    analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah

    dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.

    2. Reduksi Data

    Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan,

    pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data

    kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

    Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan

    membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-

    gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan

    data/informasi yang tidak relevan terutama dengan judul penelitian.

    3. Display Data

    Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi

    tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan

    kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif

    disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat

    berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan.

    4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan

    Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan

    kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna

    data yang telah disajikan. Antara display data dan penarikan

    kesimpulan terdapat aktivitas analisis data yang ada. Dalam

    pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut,

  • 41

    berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data

    dan penarikan kesimpulan/ verifikasi menjadi gambaran

    keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis

    yang terkait. Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan

    dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang

    ada di lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan

    penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja.

    Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam

    proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data

    dengan menelaah seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang

    telah didapat dari lapangan dan dokumen pribadi, dokumen resmi,

    gambar, foto dan sebagainya melalui metode wawancara yang

    didukung dengan studi dokumentasi.

    F. Pengecekan Keabsahan Data

    Dalam hal ini, peneliti berusaha memperoleh keabsahan data

    temuan, teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut

    yaitu teknik triangulasi.

    Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

    memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu sebagai pembanding

    terhadap data-data itu. (Moleong, 2011 : 332) ada empat macam

    triangulasi sebagai teknik pemeriksaan sumber, metode, penyidik dan

    teori.

  • 42

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi

    sumber. Teknik tringulasi sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai

    berikut :

    1. Membandingkan hasil data pengamatan dengan hasil data

    wawancara.

    2. Membandingkan apa yang yang dikatakan orang di depan umum

    dengan apa yang dikatakansecara pribadi.

    3. Membandingkan keadaan pandangan seseorang dengan berbagai

    pendapat orang lain.

    4. Membandikan wawancara dengan isi suatu dokumen yang

    berkaitan. (moleong, 2008 : 331)

    G. Tahap-tahap Penelitian

    Adapun tahapan penelitian yang bertajuk peran majelis dzikir

    dan sholawat LATISA dalam pembentukan akhlak remaja di desa

    prawoto, kecamatan sukolilo, kabupaten pati adalah sebagai berikut :

    1. Tahap sebelum ke lapangan

    Penulis menentukan fokus penelitian yang akan

    menjadipokok pembahasan. Selain itu penulis melakukan

    konsultasi kepada pembimbing dalam penyusunan proposal

    penelitian dan dilanjutkan penyelesaian perijinan lokasi penelitiaan.

    2. Tahap pekerjaan lapangan

    Tahapan ini meliputi :

  • 43

    a. Survey awal untuk mengetahui gambaran umum tentang

    majelis dzikir dan sholawat LATISA dan menemui pihak

    penanggung jawab kegiatan tersebut yang akan dijadikan

    subyek penelitian serta meminta ijin untuk melakukan

    penelitian.

    b. Memasukkan sejumlah orang yang terkait sebagai informasi

    yang akan dilakukan dengan responden penelitian.

    c. Melakukan penelitian secara langsung ketempat majelis dzikir

    dan sholawat LATISA yang berada di desa prawoto,

    kecamatan sukolilo, kabupaten pati untuk wawancara kepada

    responden sebagai langkah awal pengumpulan data.

    3. Tahap analisis data

    Tahap analisis data ini meliputi : analisis data yang

    diperoleh melalui observsi, dokumentasi, dan wawancara secara

    mendalam dengan peembina, pengurus, dan jamaah majelis dzikir

    dan sholawat LATISA.

    4. Tahap penulisan laporan

    Tahap ini meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian

    dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pada

    pemberian makna. Selain itu, peneliti melaakukan konsultasi

    kepada pembimbing guna penyusunan laporan selengkapnya.

  • 44

    BAB IV

    PAPARAN DATA DAN ANALISIS

    A. PAPARAN DATA

    1. Sejarah Berdirinya Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA

    Majelis dzikir dan sholawat laskar tirakate santri yang mana

    sering disebut dengan LATISA, ini berdiri pada tanggal 30 desember

    2012 di tanah bumi kasunanan prawoto yang mana tepatnya terletak di

    komlek pondok pesantren Roudhotut Tullab Dusun Sulodoro, Desa

    Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Pendiri majelis dzikir

    dan sholawat laskar tirakate santri ini adalah beliau Gus Luqmanul

    Hakim dan di dampingi oleh abahnya yaitu beliau Hadrotus Syaikh

    Imam Baidhowi Al-Khomsuny pengasuh pondok pesantren Roudhotut

    Tullab.

    Sebelum berdirinya majelis dzikir dan sholawat laskar tirakate

    santri (LATISA) ini, gus Luqman Hakim pergi merantau ke jakarta

    dan beliau disana sebagai seorang kuli bangunan. Disana beliau

    berkumpul dengan banyak orang yang notabenya berbeda-beda.

    Selang beberapa bulan, ada salahseorang teman yang kesurupan, tak

    ada seorangpun yang mampu mengeluarkan jin dalam jasad orang

    tersebut, lalu beliau gus luqman hakim tersebut mencoba untuk

    melakukan perbuatan tersbut untuk mengeluarkan ruh dalam jasad

    orang tersebut. Tak lama kemudian, seseorang tersebut telah sadar dan

  • 45

    alhamdulillah jin yang ada didalamnya sudah keluar dan orang

    tersebut sudah kembali sehat.

    Setelah ada kejadian tersebut, disuatu kontrakan gus luqman

    didatangi banyak orang teman kerjanya diproyek. Tamu-tamu yang

    datang ini banyak maksut dan tujuan masing-masing, seperti halnya :

    ada yang meminta doa cepet kaya, mendapatkan jodoh, dan lain

    sebagainya. Tetapi, gus luqman ini lebih mengedepankan keimanan.

    Setelah beliau mendoakan, ada pencerahan sedikit tentang keimanan

    dari beliau gus luqman dan sekaligus untuk melakukan dakwah beliau.

    Bahwasannya manusia ini diciptakan oleh Allah untuk menyembah

    dan meminta pertolongan kepada Allah. Selang beberapa hari

    kemudian, tamunya semakin banyak. Beliau gus luqman ingin

    menjadikan tamu-tamu beliau untuk menjadi lebih baik.

    Sebelum di buat jamaah, beliau gus luqman sowan ke rumah

    mbak angkatnya yang bernama mbak Fiki Abdullah Faqih seorang

    syarifah yang berada di bandung dan dia adalah teman akrab gus

    luqman semasa dipondok pati dulu, sampai-sampai gusluqman

    dianggap adiknya sendiri. Nama Abdullah Faqih ini diambil dari

    ayahanda beliau yaitu Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos. Beliau gus

    luqman meminta nama untuk jamaah majelisnya. Setelah itu gus

    luqman dinalkan oleh beliau Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos oleh

    mbak fiki. Beliau Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos adalah seorang

    ahli sufi dan tidak banyak orang mengetahui bahwa beliau adalah

  • 46

    seorang habaib dan sengaja beliau menyamarkan namanya untuk

    mengenal masyarakat. Kata gus luqman, beliau alhabib Abdullah

    Faqih Al-Athos ini adalah sosok yang unik. Mengapa dikatakan unik?

    Karena beliau tidak mau dikenal oleh masyarakat, tapi beliau

    merangkul dari anak-anak remaja indonesia muali anak punk, rock,

    dan anak remaja lainnya yang mancur akhlaknya. Beliau selalu

    membimbing mereka, agar bisa menjadi anak yang baik. Dan

    mengapa beliau malah menutupi kalau beliau adalah seorang habaib?

    Karena jika dia dikenal banyak orang sebagai seorang habaib, maka

    beliau akan kesulitan merangkul seoramg remaja tersebut. Karena

    anak-anak remaja tersebut pasti akan merasa perkewoh dan bahkan

    tidak maumendekati beliau.

    Disisi lain, Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos menyamarkan

    title seorang habib. Gus luqman sampai heran, beliau itu seseorang

    yang kaya ilmu, seseorang yang kaya harta, tetapi tidak mau

    memperlihatkan kekayaannya tersebut. Dan beliau pun tidak pandang

    dia siapa, orang mana, pekerjaannya sebagai apa. Beliau itu sangat

    lentur, mau di apasar, di hotel, di cafe, bahkan di karaoke pun beliau

    datangi. Nongkrong, ngopi sambil rokok-an bareng bersama anak

    punk, rock, bahkan juga PSK itu sudah biasa. Makanya beliau Alhabib

    Abdullah Faqih Al-Athos ini harus bisa mengembangkan agama islam

    di daerahnya. Himbauan dari mbak fiki kepada gus luqman, “kalau

    kamu pingin terkenal, terkenallah kalau sudah di akhirat. Di dunia ini

  • 47

    hanyalah tempat untuk kita bersinggah, tidak terkenal tidak masalah,

    jangan cari muka biar tekenal, mari kita luruskan niat, kalau niatnya

    itu baik untuk kemajuan agama islam dan untuk kanjeng Nabi

    Muhammad SAW, maka lakukan apa yang semestinya dilakukan

    tempat kita yang abadi adalah di akhirat”. Sedikit demi sedikit beliau

    gus luqman diarahkan oleh mbah fiki untuk berjuang dalam

    menegakkan agama islam.

    Dari semua itulah, beliau gus luqman belajar dari Alhabib

    Abdullah Faqih Al-Athos, setiap organisasi sebagai pemimpin jangan

    sekali-kali untuk mencari muka, cari muka hanyalah kepada Allah

    langsung di akhirat nanti.

    Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos ini mempunyai keinginan

    untuk mendekati anak-anak remaja diluar sana agar menjadi lebih

    baik, minimalnya bisa membaca kitab suci al-qur’an. Dari situlah

    Alhabib Abdullah Faqih Al-Athos memberikan nama Persatuan

    Remaja Indonesia Laskar Tirakate Santri. Jadi, beliau Alhabib

    Abdullah Faqih Al-Athos memberikan nama ”Majelis Dzikir dan

    Sholawat Laskar Tirakate Santri”.

    Setelah itu, beliau gus luqman mendirikan Majelis Dzikir dan

    Sholawat Laskar Tirakate Santri di desa kelahirannya yaitu desa

    prawoto kecamatan sukolilo kabupaten pati, yang mana jamaahnya

    adalah mengajak anak-anak remaja desa prawoto dari yang nakal

    sampai yang sudah baik diajak semuanya.

  • 48

    Kenapa beliau mendirikan suatu majelis laskar tirakate santri?

    Karena dorongan dari diri sendiri dan dari remaja-remaja indonesia di

    zaman akhir ini remaja banyak yang berperilaku sebagaimana perilaku

    setan. Seperti halnya : minum-minuman keras, tawuran, judi, ataupun

    berperilaku yang tidak diajarkan pada agama islam.

    Berkembangnya majelis laskar tirakate santri karena ada

    dukungan dari salah satu anak, dimana anak tersebut ingin jauh lebih

    baik lagi untuk melakukan hal-hal yang positif dalam agama islam,

    entah itu berperilaku baik, atau menginginkan anaknya untuk bisa

    mengaji. Karena di akhir zaman ini, banyak pemuda kita tidak bisa

    mengaji ataupun berperilaku yang keluar dari agama islam.

    Mengapa saya merangkul banyak dari anak punk, rock,

    slankers, dangdut, dan lainnya? Ujar beliau gus luqman. Karena

    dilain orang-orang tersebut bisa kita rangkul, karena di akhir zaman

    ini, pesan dari Nabi Muhammad SAW adalah justru orang-orang

    yang begitu bisa kita rangkul untuk mengembangkan agama islam.

    Seiring berjalannya waktu, Majelis Dzikir dan Sholawat ini

    sudah bercabang dibanyak kota, yaitu : bandung, cirebon, kalimantan,

    kendal, lampung dan di akhir tahun 2017 ini akan di mulai rutinan

    majelis dzikir dan sholawat laskar tirakate santri cabang demak yang

    jamaahnya dari anak punk dan akan dihadiri juga ketua anak punk

    jawa tengah yaitu saudara fais.

  • 49

    Yang menjadi kendala di desa prawoto sendiri adalah

    terdapatnya suatu benturan kecil yaitu fitnahan atau cacimakian tanpa

    alasan-alasan yang jelas.

    2. Visi Misi Dan Tata Tertib Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA

    a. Visi

    Mewujudkan generasi muda yang shalih dan shalihah yang

    berakhlakul karimah dan selalu mentaati kewajiban dan menjauhi

    larangan agama islam sesuai dengan tuntunan al-qur’an dan hadits,

    dan dapat selalu bersyukur menyenangkan hati orang tua, kerabat,

    dan orang lain, serta membuat Rasulullah selalu tersenyum kepada

    kita.

    b. Misi

    1) Mewujudkan akhlakul karimah remaja yang shalih dan

    shalihah, yang senang berkumpul dalam majelis dzikir,

    sholawat dan serta kirim doa kepada orang tua.

    2) Mewujudkan masyarakat yang aman, nyaman, tentram dan

    damai tanpa ada kerusuhan lagi yang dibuat oleh remaja.

    3) Mewujudkan kecintaan tanah air dan selalu menjaga keutuhan

    Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena NKRI

    harga mati. (Pengurus Majelis Dzikir dan sholawat LATISA.

    2014:4).

    c. Tata Tertib

    1) Kewajiban

  • 50

    a) Wajib menghadiri rutinan setiap malam jum’at bagi yang

    tidak berhalangan.

    b) Wajib memakai pakaian yang sifatnya menutup aurat

    diwaktu acara maupun main ke pondok

    c) Wajib menjaga barang sendiri maupun orang lain.

    d) Wajib mena’ati peraturan yang sudah di tetapkan

    2) Larangan

    a) Dilarang berkata keji atau misuh

    b) Dilarang mencuri

    c) Dilarang minum-minuman yang beralkohol

    d) Dilarang merusak barang-barang yang ada di lokasi majelis

    maupun di area pondok.

    e) Dilarang melakukan perbuatan yang dilarang dalam syari’at

    agama islam.

    3) Sanksi

    a) Teguran / peringatan

    b) Ta’ziran / hukuman

    3. Susunan Pengurus Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA

    Majelis dzikir dan sholawat LATISA terdiri dari Dewan

    Pelindung, Dewan Penasehat, Dewan Pembina , Dewan Pengurus dan

    Bidang-bidang diantaranya yaitu:

    a. Dewan Pelindung:

    Bapak Kepala Desa Prawoto

  • 51

    b. Dewan Penasehat:

    Abah Zamroni Amin

    c. Dewan Pembina:

    K. Baidlowi Amin (Pengasuh PP. Roudhotut Tullab)

    d. Dewan Pengurus

    Mursyid : Gus Luqmanul Hakim

    Sekretaris : Sholahuddin Ma’sum

    Bendahara : M. Tri Dwi Saputro

    Devisi Kaderisasi : Alwi Darojatin

    Devisi Jarkom Info : Diyo Saputra

    4. Gambaran Informan

    Untuk mengetahui peran majelis dzikir dan sholawat LATISA dalam

    pembentukan akhlakul karimah remaja desa prawoto, kecamatan

    sukolilo, kabupaten pati, dapat di dasarkan pada informasi yang

    berhasil dihimpun melalui beberapa sumber yang penulis rasa dapat

    mewakili informasi keseluruhan tentang jamaah majelis dzikir dan

    sholawat LATISA.

    Daftar Nama Informan

    No Nama Informan Kode Informan Usia Keterangan

    1. Gus Luqmanul Hakim LH 27 Mursyid Sekaligus Pendiri

    Majelis LATISA

    2. Alwi Darrojatin AD 20 Pengurus Majelis LATISA

  • 52

    3. M. Tri Dwi Saputra MT 17 Jamaah Majelis LATISA

    4. Andi Putra Kurniawan AP 16 Jamaah Majelis LATISA

    5. M. Iqbal Baihaqi MI 17 Jamaah Majelis LATISA

    6. M. Jalaludin MJ 15 Jamaah Majelis LATISA

    7. Fio Ardiyanto FA 19 Jamaah Majelis LATISA

    8. Zaimul Mu’minin ZM 19 Jamaah Majelis LATISA

    B. TEMUAN PENELITIAN

    1. Kegiatan Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA

    Pada bagian ini peneliti melakukan wawancara mengetahui

    tentang kegiatan yang ada di majelis dzikir dan sholawat LATISA.

    Berdasarkan hasil wawancara pengurus maka diantara kegiatan

    majelis dzikir dan sholawat LATISA sebagai berikut:

    Responden LH, beliau adalah ketua pengurus dari majelis dzikir dan

    sholawat LATISA sekligus pendiri dari majelis tersebut. Beliau putra

    seorang kiai pengasuh pondok pesantren roudhotut tullab di desa

    prawoto. tentang kegiatan majelis dzikir dan sholawat LATISA,

    menurutnya :

    “Kegiatan meliputi rutinan pembacaan dzikir tahlil, setelah

    pembacaan dzikir tahlil dilanjutkan pembacaan kitab maulid

    simtudduror karangan dari Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin

    Husain Al-Habsyi, setelah itu dilanjutkan dengan mauidhoh

  • 53

    hasanah/tausyiah dan Tanya jawab. Dan setiap satu bulan

    sekali kita mengadakan majelis keliling ke masjid ataupun

    musholla yang berada disekitaran desa prawoto”. (LH/13-

    072017/14.00)

    Senada dengan yang dipaparkan oleh responden AD, beliau adalah

    juga seorang pengurus, dan masih saudara keponakan dengan pendiri

    majelis dzikir dan sholawat LATISA. tentang kegiatan majelis dzikir

    dan sholawat LATISA, menurutnya :

    “kegiatan majelis tersebut meliputi : rutinan setiap malam

    jum’at dzikir tahlil, pembacaan maulid dan dilanjutkan

    tausyiah atau mauidhoh hadanan dari beliau gus luqman

    sekaligus doa penutup, Dan setiap satu bulan sekali

    mengadakan majelis keliling ke masjid ataupun musholla yang

    berada disekitaran desa prawoto.”. (AD/13-07-2017/13.00)

    Responden di atas diperkuat lagi oleh responden jamaah. Yaitu :

    “kegiatan majelis sholawat setiap malam jum’at (acaranya

    pembacaan dzikir tahlil, pembacaan sholawat simtudduror,

    dilanjutkan mauidhoh hasanah dan doa penutup), Setiap 1

    bulan sekali tempatnya berpindah di masjid/musholla yang

    berada di desa prawoto, pembaiatan setiap 2 bulan sekali dan

    terkadang mengkuti acara majelis dzikir sholawat lainnya”

    (MT/15-07-2017/20.00)

  • 54

    “kegiatan Majelis Dzikir Dan Sholawat LATISA (acaranya

    pembacaan dzikir tahlil, pembacaan sholawat simtudduror,

    dilanjutkan mauidhoh hasanah dan doa penutup), Setiap 1

    bulan sekali keliling di masjid/musholla yang berada di desa