ruu asn

73
1 DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT (1) (2) (3) (2) 1. RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ….. TAHUN ……  TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ….. TAHUN ……  TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 2. Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 3. b. bahwa pelaksanaan manajemen aparatur sipil negara belum berdasarkan pada perbandingan antara kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan oleh jabatan dengan kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki calon dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan, dan promosi pada jabatan sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik; b. bahwa untuk mewujudkan aparatur sipil negara sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan aparatur sipil negara sebagai profesi yang memiliki kewenangan mengelola dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen aparatur sipil negara Draf 11 Januari 2013

Upload: iwan-kustiawan

Post on 17-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 1/73

1

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) RANCANGAN UNDANG-UNDANG 

TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA 

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

(1) (2) (3) (2)

1.  RANCANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR ….. TAHUN …… 

 TENTANGAPARATUR SIPIL NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR ….. TAHUN …… 

 TENTANGAPARATUR SIPIL NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2.  Menimbang:a.  bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita

bangsa sebagaimana tercantum dalampembukaan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945, perludibangun Aparatur Sipil Negara yang

profesional, bebas dari intervensi politik, bersihdari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme,serta mampu menyelenggarakan pelayananpublik bagi masyarakat dan mampumenjalankan peran sebagai unsur perekatpersatuan dan kesatuan bangsa berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

Menimbang:a.  bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita

bangsa dan mewujudkan tujuan negarasebagaimana tercantum dalam pembukaanUndang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, perlu dibangunAparatur Sipil Negara yang profesional, netraldan bebas dari intervensi politik, bersih daripraktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, sertamampu menyelenggarakan pelayanan publikbagi masyarakat dan mampu menjalankanperan sebagai unsur perekat persatuan dankesatuan bangsa berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

3.  b.  bahwa pelaksanaan manajemen aparatur sipil

negara belum berdasarkan pada perbandinganantara kompetensi dan kualifikasi yangdiperlukan oleh jabatan dengan kompetensidan kualifikasi yang dimiliki calon dalamrekrutmen, pengangkatan, penempatan, danpromosi pada jabatan sejalan dengan tatakelola pemerintahan yang baik;

b.  bahwa untuk mewujudkan aparatur sipil

negara sebagaimana dimaksud dalam huruf a,perlu ditetapkan aparatur sipil negara sebagaiprofesi yang memiliki kewenangan mengeloladirinya dan wajib mempertanggungjawabkankinerjanya dan menerapkan prinsip meritdalam pelaksanaan manajemen aparatur sipilnegara

Draf 11 Januari 2013

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 2/73

2

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

4.  c.  bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974tentang Pokok-Pokok Kepegawaiansebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentangPerubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaiansudah tidak sesuai dengan penyelenggaraan

kepegawaian sehingga perlu diganti;

c.  bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974tentang Pokok-Pokok Kepegawaiansebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentangPerubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaiansudah tidak sesuai dengan tuntutan nasional

dan tantangan global sehingga perlu diganti;

5.  d. bahwa berdasarkan pertimbangansebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara;

d.  bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf cperlu membentuk Undang-Undang tentangAparatur Sipil Negara;

6.  Mengingat: Pasal 20 ayat (1), ayat (2), dan Pasal21 Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

Mengingat: Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

7.  Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK

INDONESIAdan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIAMEMUTUSKAN:

Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANGAPARATUR SIPIL NEGARA.

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK

INDONESIAdan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIAMEMUTUSKAN:

Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANGAPARATUR SIPIL NEGARA. 

8.  BAB IKETENTUAN UMUM 

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksuddengan:

BAB IKETENTUAN UMUM 

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksuddengan:

9.  1.  Aparatur Sipil Negara yang selanjutnyadisingkat ASN adalah profesi bagi pegawainegeri sipil dan pegawai tidak tetappemerintah yang bekerja pada instansi danperwakilan. 

1.  Aparatur Sipil Negara yang selanjutnyadisingkat ASN adalah profesi bagi pegawainegeri sipil dan pegawai tidak tetappemerintah yang bekerja pada instansipemerintah.

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 3/73

3

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

10.  2.  Pegawai Aparatur Sipil Negara yangselanjutnya disingkat Pegawai ASN adalahpegawai negeri sipil dan pegawai tidak tetappemerintah yang diangkat oleh pejabat yangberwenang.

2.  Pegawai Aparatur Sipil Negara yangselanjutnya disingkat Pegawai ASN adalahpegawai negeri sipil dan pegawai tidak tetappemerintah yang diangkat oleh pejabat yangberwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan, atau diserahi tugasnegara lainnya, dan digaji berdasarkan

peraturan perundang-undangan. 

11.  3.  Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnyadisingkat PNS, adalah Warga NegaraIndonesia yang memenuhi persyaratan dandiangkat oleh pejabat yang berwenang.

3.  Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnyadisingkat PNS, adalah mereka yang memenuhisyarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASNoleh Pejabat yang Berwenang secara permanenuntuk menduduki jabatan pemerintahan.

12.  4.  Pegawai Tidak Tetap Pemerintah adalahwarga negara Indonesia yang memenuhipersyaratan dan diangkat oleh pejabat yangberwenang sebagai Pegawai ASN.

4.  Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK, adalahpegawai ASN yang diangkat berdasarkanperjanjian kerja untuk jangka waktu tertentudalam rangka melaksanakan tugaspemerintahan.

13.  5.  Manajemen ASN adalah pengelolaan ASNuntuk menghasilkan Pegawai ASN yangprofesional, memiliki nilai-nilai dasar, etikaprofesi, bebas dari intervensi politik, bersihdari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

5.  Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN unukmenghasilkan Pegawai ASN yang profesional,memiliki nilai-nilai dasar, etika profesi, bebasdari intervensi politik, bersih dari praktikkorupsi, kolusi, dan nepotisme

14.  6.  Sistem Informasi Aparatur Sipil Negaraadalah rangkaian informasi dan datamengenai pegawai Aparatur Sipil Negara yangdisusun secara sistematis, menyeluruh, danterintegrasi dengan berbasis teknologi.

6.  Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara adalahrangkaian informasi dan data mengenaipegawai Aparatur Sipil Negara yang disusunsecara sistematis, menyeluruh, danterintegrasi dengan berbasis teknologi.

15. 

7. 

 Jabatan Eksekutif Senior adalah sekelompok jabatan tertinggi pada instansi danperwakilan.

7.  Jabatan Pimpinan tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada instansi

16.  8.  Aparatur Eksekutif Senior adalah PegawaiASN yang menduduki Jabatan Eksekutif Senior melalui seleksi secara nasional yangdilakukan oleh Komisi Aparatur Sipil Negaradan diangkat oleh Presiden.

8.  Pimpinan tinggi adalah Pegawai ASN yangmenduduki Jabatan pimpinan tinggi

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 4/73

4

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

17.  9.   Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi tugas pokok dan fungsiberkaitan dengan pelayanan administrasi,manajemen kebijakan pemerintahan, danpembangunan.

9.   Jabatan Administrasi adalah sekelompok

 jabatan yang berisi tugas pokok dan fungsi

berkaitan dengan manajemen kebijakan

pemerintahan dan pembangunan serta

pelayanan administrasi. 

18.  10.  Pegawai Jabatan Administrasi adalah Pegawai

ASN yang menduduki Jabatan Administrasipada instansi dan perwakilan.

10.  Pegawai Jabatan Administrasi adalah Pegawai

ASN yang menduduki Jabatan Administrasipada instansi. 

19.  11.  Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi tugas pokok dan fungsiberkaitan dengan pelayanan fungsional yangberdasarkan pada keahlian dan keterampilantertentu.

11.  Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi tugas pokok dan fungsiberkaitan dengan pelayanan fungsional yangberdasarkan pada keahlian dan keterampilantertentu.

20.  12.  Pegawai Jabatan Fungsional adalah PegawaiASN yang menduduki Jabatan Fungsionalpada instansi dan perwakilan.

12. Pegawai Jabatan Fungsional adalah PegawaiASN yang menduduki Jabatan Fungsionalpada instansi.

21.  13.  Pejabat yang Berwenang adalah pejabat

karier tertinggi pada instansi dan perwakilan.

13. Pejabat Yang Berwenang adalah pejabat yang

mempunyai kewenangan mengangkat,memindahkan, dan memberhentikanAparatur Sipil Negara berdasarkan peraturanperundang-undangan.

22.  14.  Instansi adalah instansi pusat dan instansidaerah.

14. Instansi adalah instansi pusat dan instansidaerah.

23.  15.  Instansi Pusat adalah kementerian, lembagapemerintah non-kementerian, kesekretariatanlembaga negara, dan kesekretariatan lembaganon-struktural.

15. Instansi Pusat adalah kementerian, lembagapemerintah non-kementerian, kesekretariatanlembaga negara, dan kesekretariatan lembaganon-struktural

24.  16.  Instansi Daerah adalah perangkat daerah

provinsi dan perangkat daerahkabupaten/kota yang meliputi sekretariatdaerah, sekretariat Dewan Perwakilan RakyatDaerah, dinas daerah, dan lembaga teknisdaerah.

16. Instansi Daerah adalah perangkat daerah

provinsi dan perangkat daerahkabupaten/kota yang meliputi sekretariatdaerah, sekretariat Dewan Perwakilan RakyatDaerah, dinas daerah, dan lembaga teknisdaerah

25.  17.  Perwakilan adalah perwakilan RepublikIndonesia di luar negeri yang meliputiKedutaan Besar Republik Indonesia, Konsulat

17.  dihapus

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 5/73

5

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

 Jenderal Republik Indonesia, KonsulatRepublik Indonesia, Perutusan TetapRepublik Indonesia pada PerserikatanBangsa-Bangsa, dan Perwakilan RepublikIndonesia yang bersifat sementara.

26.  18.  Menteri adalah menteri yang tugas dan

tanggung jawabnya di bidang pendayagunaanaparatur negara.

18. Menteri adalah menteri yang tugas dan

tanggung jawabnya di bidang pendayagunaanaparatur negara

27.  19.  Komisi Aparatur Sipil Negara yangselanjutnya disingkat KASN adalah lembaganegara yang mandiri, bebas dari intervensipolitik, dan diberi kewenangan untukmenetapkan regulasi mengenai profesi ASN,mengawasi Instansi dan Perwakilan dalammelaksanakan regulasi, dan tugas lain sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

19. Komisi Aparatur Sipil Negara yangselanjutnya disingkat KASN adalah LembagaNon Struktural yang mandiri, bebas dariintervensi politik untuk menjaminpemberlakuan sistem merit

28.  20.  Lembaga Administrasi Negara yang

selanjutnya disingkat LAN adalah lembaga yang diberi kewenangan berdasarkanUndang-Undang ini.

20. Lembaga Administrasi Negara yang

selanjutnya disingkat LAN adalah lembagapemerintah non kementerian yang diberikewenangan melakukan pengkajian dandiklat ASN sebagaimana diatur dalamundang-undang ini.

29.  21.  Badan Kepegawaian Negara yang selanjutnyadisingkat BKN adalah badan yang diberikewenangan berdasarkan Undang-Undangini.

21. Badan Kepegawaian Negara yang selanjutnyadisingkat BKN adalah lembaga pemerintahnon kementerian yang diberi kewenanganmelakukan pembinaan danmenyelenggarakan manajemen ASN secaranasional sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

30. 

BAB IIASAS, PRINSIP, NILAI-NILAI DASAR, DANKODE ETIK

BAB IIASAS, PRINSIP, NILAI-NILAI DASAR, DANKODE ETIK

31.  Pasal 2

Penyelenggaraan manajemen ASN dilakukanberdasarkan asas:a.  kepastian hukum;b.  profesionalitas;c.  proporsionalitas;

Pasal 2

Penyelenggaraan manajemen ASN dilakukanberdasarkan asas:a.  kepastian hukum;b.  profesionalitas;c.  proporsionalitas;

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 6/73

6

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

d.  keterpaduan;e.  delegasi;f.  netralitas;g.  akuntabilitas;h.  efektif dan efisien;i.  keterbukaan j.  non-diskriminasi

k. 

persatuan dan kesatuan;l.  keadilan dan kesetaraan; danm.  kesejahteraan.

d.  keterpaduan;e.  delegasi;f.  netralitas;g.  akuntabilitas;h.  efektif dan efisien;i.  keterbukaan j.  non-diskriminasi

k. 

persatuan dan kesatuan;l.  keadilan dan kesetaraan; danm.  kesejahteraan.

32.  Pasal 3

Aparatur Sipil Negara sebagai profesiberlandaskan pada prinsip sebagai berikut:a.  nilai dasar;b.  kode etik;c.  komitmen, integritas moral, dan tanggung

 jawab pada pelayanan publik;d.  kompetensi yang diperlukan sesuai dengan

bidang tugas;e.  kualifikasi akademik;f.   jaminan perlindungan hukum dalam

melaksanakan tugas; dang.  profesionalitas jabatan.

Pasal 3

ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsipsebagai berikut:a.  nilai dasar;b.  kode etik;c.  kode perilaku;d.  komitmen, integritas moral, dan tanggung

 jawab pada pelayanan publik;

e.  kompetensi yang diperlukan sesuai denganbidang tugas;

f.  kualifikasi akademik;g.   jaminan perlindungan hukum dalam

melaksanakan tugas; danh.  profesionalitas jabatan.

33.  Pasal 4

Nilai dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3huruf a meliputi:a.  memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi

negara Pancasila;

b. 

setia dan mempertahankan Undang-UndangDasar Negara Republik IndonesiaTahun1945;

c.  menjalankan tugas secara profesional dantidak berpihak;

d.  membuat keputusan berdasarkan prinsipkeahlian;

e.  menciptakan lingkungan kerja yang non-diskriminatif;

f.  memelihara dan menjunjung tinggi standar

Pasal 4

Nilai dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3huruf a meliputi:a.  memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi

negara Pancasila;

b. 

setia dan mempertahankan Undang-UndangDasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945,serta Pemerintahan yang sah;

c.  mengabdi kepada Negara dan RakyatIndonesia;

d.  menjalankan tugas secara profesional dantidak berpihak;

e.  membuat keputusan berdasarkan prinsipkeahlian;

f.  menciptakan lingkungan kerja yang non-

 

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 7/73

7

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

etika yang luhur;g.  mempertanggungjawabkan tindakan dan

kinerjanya kepada publik;h.  memiliki kemampuan dalam melaksanakan

kebijakan dan program Pemerintah;i.  memberikan layanan kepada publik secara

 jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya

guna, berhasil guna, dan santun; j.  mengutamakan kepemimpinan berkualitastinggi;

k.  menghargai komunikasi, konsultasi, dankerjasama;

l.  mengutamakan pencapaian hasil danmendorong kinerja pegawai;

m.  mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan n.  meningkatkan efektivitas sistem

pemerintahan yang demokratis sebagaiperangkat sistem karir. 

diskriminatif;g.  memelihara dan menjunjung tinggi standar

etika yang luhur;h.  mempertanggungjawabkan tindakan dan

kinerjanya kepada publik;i.  memiliki kemampuan dalam melaksanakan

kebijakan dan program Pemerintah;

 j. 

memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdayaguna, berhasil guna, dan santun;

k.  mengutamakan kepemimpinan berkualitastinggi;

l.  menghargai komunikasi, konsultasi, dankerjasama;

m.  mengutamakan pencapaian hasil danmendorong kinerja pegawai;

n.  mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dano.  meningkatkan efektivitas sistem

pemerintahan yang demokratis sebagaiperangkat sistem karir.

34.  Pasal 5

(1)  Kode etik sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 huruf b untuk menjaga martabat dankehormatan ASN.

Pasal 5

(1)  Kode etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal3 huruf b untuk menjaga martabat dankehormatan ASN.

35.  (2)  Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilaksanakan sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

(2)  Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilaksanakan sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

36.  Pasal 5A

(1)  Pegawai ASN harus menjalankan tugasnya

dengan jujur dan dengan integritas tinggi;

(3)  Pegawai ASN harus menjalankan tugasnya

dengan hati-hati dan rajin;

(4)  Pegawai ASN dalam menjalankan tugas

pelayanan harus bersikap hormat, sopan, dan

tanpa tekanan.

Kode Perilaku Pegawai ASN

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 8/73

8

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

(5)  Pegawai ASN dalam menjalankan tugasnya

harus tunduk pada peraturan perundangan

 yang berlaku;

(6)  Pegawai ASN dalam menjalankan tugasnya

harus taat pada arahan dari atasan atau

pejabat yang berwenang;

(7)  Pegawai ASN harus menjaga kerahasiaan

 yang menyangkut kebijaksanaan Presiden,

menteri, kepala lembaga Negara, dan kepala

lembaga pemerintah non kementerian;

(8)  Pegawai ASN harus menggunakan kekayaan

dan barang milik Negara secara

bertanggungjawab, dan dengan sebaik dan

seefisien mungkin;

(9)  Pegawai ASN harus menjaga agar tidak terjadi

pertentangan kepentingan dalam

melaksanakan tugasnya;

(10) Pegawai ASN dilarang memberikan informasi yang salah dan/atau menyesatkan kepada

fihak lain yang memerlukan informasi tentang

kepegawaian pegawai ASN untuk kepentingan

kedinasan;

(11) Pegawai ASN tidak boleh menyalahgunakan:

a.  Informasi intern negara;b.  Tugas, status, kekuasaan dan jabatannya

untuk mendapat atau mencari keuntunganatau manfaat bagi diri sendiri atau untukorang lain.

(12)  Dalam menjalankan tugasnya Pegawai ASN

harus memegang teguh nilai-nilai dasar ASNdan selalu menjaga reputasi dan integritas

ASN.

(13)  Pegawai ASN harus melaksanakan semua

ketentuan peraturan perundangan tentang

disiplin ASN.

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 9/73

9

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

37. Pasal 5B

Pimpinan instansi harus mengenakan sanksi

terhadap pegawai Aparatur Sipil Negara di bawah

pimpinannya yang melakukan pelanggaran Kode

Perilaku sesuai dengan peraturan perundangan.

Pelanggaran Kode Perilaku

38.  BAB IIIJENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN

BAB IIIJENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN

39.  Bagian KesatuJenis

Bagian KesatuJenis

40.  Pasal 6

Pegawai ASN terdiri dari:a.  PNS;b.  Pegawai Tidak Tetap Pemerintah. 

Pasal 6

Pegawai ASN terdiri dari:a.  PNS; danb.  PPPK

41.  Bagian KeduaStatus

Bagian KeduaStatus

42.  Pasal 7

(1)  PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6huruf a merupakan pegawai yang berstatuspegawai tetap dan memiliki Nomor IndukPegawai.

Pasal 7

(1)  PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6huruf a merupakan pegawai ASN yangdiangkat sebagai pegawai tetap oleh PejabatYang Berwenang dan memiliki Nomor IndukPegawai secara nasional.

43.  (2)  Pegawai Tidak Tetap Pemerintah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b merupakan pegawai yang diangkat denganperjanjian kerja dalam jangka waktu palingsingkat 12 (dua belas) bulan pada Instansidan Perwakilan.

(2)  PPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

huruf b merupakan pegawai ASN yangdiangkat sebagai pegawai dengan perjanjiankerja sesuai keperluan instansi menurutketentuan Peraturan Perundang-undang.

44.  Bagian KetigaKedudukan 

Bagian KetigaKedudukan

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 10/73

10

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

45.  Pasal 8

(1)  Pegawai ASN berkedudukan di pusat, daerah,dan perwakilan luar negeri.

Pasal 8

Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsuraparatur negara yang bertugas untuk memberikanpelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraantugas negara, pemerintahan, dan pembangunan.

46. 

(2) 

Pegawai ASN yang bekerja pada InstansiPusat, Instansi Daerah, dan Perwakilanmerupakan satu kesatuan ASN.

dihapus

47.  Pasal 9

(1)  Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yangditetapkan oleh Pimpinan Instansi danPerwakilan.

Pasal 9

(1) Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yangditetapkan oleh Pimpinan Instansi.

48.  (2)  Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh danintervensi semua golongan dan partai politik.

(2)  Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh danintervensi semua golongan dan partai politik.

49.  BAB IV

FUNGSI, TUGAS, DAN PERAN

BAB IV

FUNGSI, TUGAS, DAN PERAN

50.  Bagian KesatuFungsi

Bagian KesatuFungsi

51.  Pasal 10

Pegawai ASN berfungsi sebagai:a.  pelaksana kebijakan publik;b.  pelayan publik; danc.  perekat bangsa.

Pasal 10

Pegawai ASN berfungsi sebagai:d.  pelaksana kebijakan publik;e.  pelayan publik; danf.  pemersatu bangsa.

52. 

Bagian KeduaTugas Pokok Bagian KeduaTugas Pokok

53.  Pasal 11

Pegawai ASN bertugas:a.  melaksanakan kebijakan publik yang dibuat

oleh Pejabat Negara;b.  memberikan pelayanan publik yang

profesional dan berkualitas; dan

Pasal 11Pegawai ASN bertugas:a.  melaksanakan kebijakan publik yang dibuat

oleh Pejabat yang berwenang sesuai denganperaturan perundang-undangan;

b.  memberikan pelayanan publik yangprofesional dan berkualitas; dan

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 11/73

11

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

c.  mempererat persatuan dan kesatuan NegaraKesatuan Republik Indonesia.

c.  mempererat persatuan dan kesatuan NegaraKesatuan Republik Indonesia

54.  Bagian KetigaPeran

Bagian KetigaPeran

55.  Pasal 12

Pegawai ASN berperan mewujudkan tujuanpembangunan nasional melalui pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, danbersih dari praktik korupsi, kolusi, dannepotisme.

Pasal 12

Pegawai ASN berperan selaku perencana,pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugasumum pemerintahan, dan pembangunan nasionalmelalui pelaksanaan kebijakan dan pelayananpublik yang profesional, bebas dari intervensipolitik, dan bersih dari praktik korupsi, kolusi,dan nepotisme.

56.  BAB VJABATAN ASN

BAB VJABATAN ASN

57.  Bagian KesatuUmum

Bagian KesatuUmum

58.  Pasal 13

 Jabatan ASN terdiri dari:a.   Jabatan Administrasi;b.   Jabatan Fungsional;, danc.   Jabatan Eksekutif Senior.

Pasal 13

 Jabatan ASN terdiri dari:a.   Jabatan Administrasi;b.   Jabatan Fungsional; danc.   Jabatan Pimpinan Tinggi.

59.  Bagian KeduaJabatan Administrasi

Bagian KeduaJabatan Administrasi 

60.  Pasal 14

(1)   Jabatan Administrasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 13 huruf a terdiri dari:i.   jabatan pelaksana;ii.   jabatan pengawas; daniii.   jabatan administrator.

Pasal 14

(1)   Jabatan Administrasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 13 huruf a terdiri dari:a.  jabatan pelaksana;b.  jabatan pengawas; danc.  jabatan administrator.

61.  (2)  Ketentuan mengenai klasifikasi JabatanAdministrasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

(2)  Ketentuan lebih lanjut mengenai JabatanAdministrasi diatur dengan PeraturanPemerintah.

62.  Pasal 15 Pasal 15

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 12/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 13/73

13

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

69.  (3)   Jabatan fungsional keterampilansebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiridari:a.  Pemulab.   Terampil; danc.  Mahir.

(3)  Jabatan fungsional keterampilan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a.  Pemulab.   Terampil; danc.  Mahir

70.  (4)  Ketentuan lebih lanjut mengenai jabatan

fungsional keahlian dan jabatan fungsionalketerampilan sebagaimana dimaksud padaayat (2) dan ayat (3) diatur dengan PeraturanMenteri.

(4)  Ketentuan lebih lanjut mengenai jabatan

fungsional keahlian dan jabatan fungsionalketerampilan sebagaimana dimaksud padaayat (2) dan ayat (3) diatur dengan PeraturanMenteri.

71.  Bagian Ketiga APejabat yang Berwenang

Pasal 17A(1)  Pejabat yang Berwenang ditingkat

Kementerian, dan Lembaga Pemerintah Non

Kemeterian adalah Menteri dan Pimpinan

Lembaga.

(2) Pejabat yang Berwenang ditingkat SekretariatLembaga Negara, Lembaga Non Struktural,

Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota adalah Pejabat Karir

 Tertinggi.

72.  Bagian KeempatJabatan Eksekutif Senior

Bagian KeempatJabatan Pimpinan Tinggi

73.  Pasal 18(1)   Jabatan Eksekutif Senior terdiri dari pejabat

struktural tertinggi, staf ahli, analis

kebijakan, dan pejabat lainnya yangditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 18(1)   Jabatan Pimpinan Tinggi terdiri dari:

a.  Jabatan Pimpinan Tinggi Utama;

b.  Jabatan Pimpinan Tinggi Madya; danc.  Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama

Catatan:-  Kelompok I (Utama) : Pimpinan tertinggi

instansi seperti Kepala LPNK, Sesmen, dan

Sesjen.-  Kelompok II (Madya) : Pimpinan yang

setingkat Es. I : Dirjen/Deputi, SekdaProvinsi.

-  Kelompok III (Pratama) : Pimpinan yangsetingkat Es. II : Direktur, SekdaKab/Kota, Kepala Dinas/BadanProv/Kab/Kota

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 14/73

14

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

74.  (2)   Jabatan Eksekutif Senior sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berfungsi memimpindan mendorong setiap Pegawai ASN padaInstansi dan Perwakilan melalui:a.  Kepeloporan dalam bidang:

1.  Keahlian profesional;2.  Analisis dan rekomendasi kebijakan;

dan3.  Kepemimpinan manajemen.

b.  Mengembangkan kerjasama denganInstansi lain; dan

c.  Keteladanan dalam mengamalkan nilai-nilai dasar ASN dan melaksanakan kodeetik ASN.

(2)   Jabatan Pimpinan Tinggi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berfungsi memimpindan mendorong setiap Pegawai ASN padaInstansi melalui:a.  Kepeloporan dalam bidang:

1.  Keahlian profesional;2.  Analisis dan rekomendasi kebijakan;

dan3.  Kepemimpinan manajemen.

b.  Mengembangkan kerjasama denganInstansi lain; dan

c.  Keteladanan dalam mengamalkan nilai-nilai dasar ASN dan melaksanakan kodeetik ASN.

75.  (3)  Setiap Jabatan Eksekutif Senior ditetapkankompetensi, kualifikasi, integritas, danpersyaratan lain yang dibutuhkan.

(3)  Setiap Jabatan Pimpinan Tinggi ditetapkankompetensi, kualifikasi, integritas, danpersyaratan lain yang dibutuhkan

76.  (4)  Penetapan kompetensi, kualifikasi, integritas,

dan persyaratan lain yang dibutuhkansebagaimana dimaksud pada ayat (2) diaturdengan Peraturan Pemerintah.

(4)  Penetapan kompetensi, kualifikasi, integritas,

dan persyaratan lain yang dibutuhkansebagaimana dimaksud pada ayat (2) diaturdengan Peraturan Pemerintah.

77.  (5)  Pejabat yang menduduki Jabatan Eksekutif Senior sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berhak atas gaji, tunjangan, dan jaminansosial.

(5)  Pejabat yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berhak atas gaji, tunjangan, dan jaminansosial.

78.  (6)  Ketentuan lebih lanjut mengenai, gaji,tunjangan dan jaminan sosial sebagaimanadimaksud pada ayat (5) diatur denganPeraturan Menteri.

(6)  Ketentuan lebih lanjut mengenai, gaji,tunjangan dan jaminan sosial sebagaimanadimaksud pada ayat (5) diatur denganPeraturan Menteri.

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 15/73

15

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

79.  Pasal 19

(1)  Pengisian Jabatan Eksekutif Senior pada jabatan struktural tertinggi kementerian,kesekretariatan lembaga negara, lembagapemerintah non kementerian, staf ahli, dananalis kebijakan dilakukan melalui promosidari PNS yang berasal dari seluruh Instansidan Perwakilan.

Pasal 19

(1)  Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama danMadya pada kementerian, kesekretariatanlembaga negara, lembaga non struktural, danPemerintah Daerah dilakukan secara terbukadan kompetitif di kalangan PNS.

80.  (2)  Pengisian Jabatan Eksekutif Senior, khususpada jabatan struktural tertinggi lembagapemerintah non kementerian, staf ahli, dananalis kebijakan dapat berasal dari Non PNS yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

(2)  Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi tertentudapat berasal dari Non PNS apabilakompetensi yang dibutuhkan instansi tidaktersedia di kalangan PNS dan wajib mendapatpersetujuan dari Presiden dan ditetapkandalam Peraturan Presiden.

Penjelasan Pasal:Yang dimaksud dengan pengisian Jabatanpimpinan Tinggi tertentu misalnya padaLembaga Pemerintah Non Kemeterian, Staf Ahlitertentu, dan Analis Kebijakan tertentu.

81.  (3)  Pengisian jabatan Pimpinan Tinggi Utama danMadya dilakukan secara kompetitif danterbuka pada tingkat nasional.

82.  (4)  Pengisian jabatan Pimpinan Tinggi Pratamadilakukan secara kompetitif dan terbuka padatingkat nasional, propinsi, atau antar instansidalam 1 (satu) kabupaten/kota.

83.  (3)  Pengisian Pejabat Eksekutif Seniorsebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh KASN.

Pasal 19A

(1)  Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggisebagaimana dimaksud dalam Pasal 19dilakukan oleh Panitia Seleksi Instansi.

84.  (2)  Panitia Seleksi Instansi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) melakukan prosesseleksi berdasarkan penilaian uji kompetensimelalui assesment center  dan penelusuran

 jejak jabatan dan kinerja.

85.  (3)  Panitia Seleksi Instansi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsurinternal maupun eksternal instansi yangbersangkutan yang dibentuk oleh Pejabat yangBerwenang.

Penjelasan Pasal 19 ayat (7) Yang dimaksud dengan unsur eksternal adalah  pihak-pihak yang memiliki independensi dan kompetensi dalam bidang Sumber Daya Manusia dan Pemerintahan. 

86.  (4)  Panitia Seleksi Instansi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dibentuk untuk masa

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 16/73

16

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

kerja 1 (satu) tahun dan menjalankantugasnya untuk semua proses seleksipengisian jabatan terbuka dalam waktutersebut.

87.  (5)  Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dantata cara pembentukan Panitia SeleksiInstansi diatur dalam Peraturan Menteri.

88. 

Pasal 19B

Ketentuan mengenai Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 danPasal 19A dapat dikecualikan pada Instansi yangtelah menerapkan sistem merit dalam pembinaanpegawai dengan persetujuan KASN.

Penjelasan Pasal:Yang dimaksud dengan sistem pembinaanpegawai dalam hal ini meliputi antara laincareer path, talents pool, succession plan, performance appraisal .

89.  Pasal 19C(1)  Untuk pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi

Utama dan Madya Panitia Seleksi Instansimenyampaikan 3 (tiga) nama calon kepadaPresiden untuk setiap 1 (satu) jabatan.

(2)  Presiden memilih dan menetapkan PejabatPimpinan Tinggi yang diajukan oleh PanitiaSeleksi Instansi.

90.  Pasal 19D

(1)  Pejabat yang Berwenang tidak diperbolehkan

mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2

(dua) tahun sejak pelantikan Pejabat yang

bersangkutan.

91.  (2)  Penggantian Pejabat Pimpinan Tinggi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebelum

2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah

mendapat persetujuan Menteri.

92.  Pasal 19E(1)  Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat

diduduki maksimal selama 5 (lima) tahun.

93.  (2)  Pejabat Pimpinan Tinggi yang telahmenduduki jabatannya selama 5 (lima) tahunsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatkembali menduduki jabatan yang samasetelah mengikuti proses seleksi untuk

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 17/73

17

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

pengisian jabatan tersebut.

94.  Pasal 19F(1)  Pejabat Pimpinan Tinggi harus memenuhi

target kinerja tertentu yang diperjanjikandengan Pejabat atasannya.

95.  (2)  Pejabat Pimpinan Tinggi yang tidak memenuhi

kinerja yang diperjanjikan dalam waktu 1(satu) tahun pada suatu jabatan, diberikankesempatan selama 6 (enam) bulan untukmemperbaiki kinerjanya.

96.  (3)  Dalam hal Pejabat Pimpinan tinggisebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidakmenunjukan perbaikan kinerja maka Pejabat yang bersangkutan harus mengikuti seleksiulang uji kompetensi kembali.

97.  (4)  Berdasarkan hasil uji kompetensi sebagaimanadimaksud pada ayat (3) pejabat Pimpinan

 Tinggi dimaksud dapat dipindahkan pada jabatan lain sesuai dengan kompetensi yangdimiliki atau ditempatkan pada jabatan yanglebih rendah.

98.  Pasal 19G

Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama diPropinsi dan Kabupaten/Kota yang akanmencalonkan diri menjadi Kepala Daerah wajibmengundurkan diri dari jabatanya 1 (satu) tahunsebelum pelaksanaan proses pemilihan umumkepala daerah.

Pejabat Pimpinan Tinggi Madya adalahSekretaris Daerah Propinsi, Jabatan TinggiPratama adalah Kepala SKPD Propinsi,Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, dan KepalaSKPD Kabupaten/Kota.

99. 

(4) 

Pejabat yang berwenang atau pimpinanInstansi dan Perwakilan mengajukanpermintaan pengisian jabatan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dan mengajukankompetensi dan kualifikasi serta jabatan yang lowong kepada KASN.

dihapus 

100.  (5)  KASN mengumumkan lowongan jabatansebagaimana dimaksud pada ayat (4) keseluruh Instansi dan Perwakilan disertai

dihapus

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 18/73

18

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

dengan kompetensi, kualifikasi, danpersyaratan lain yang dibutuhkan

101.  (6)  Calon Pejabat Eksekutif Senior yangmemenuhi kompetensi, kualifikasi, danpersyaratan lain yang dibutuhkan berhakmengajukan lamaran kepada KASN.

dihapus

102.  (7)  KASN melakukan seleksi untuk memilih 1(satu) orang calon Pejabat Eksekutif Seniorsebagaimana dimaksud pada ayat (1) danditetapkan dengan Keputusan Presiden.

dihapus

103.  (8)  Sebelum menduduki jabatannya, calonPejabat Eksekutif Senior sebagaimanadimaksud pada ayat (7) mengucapkansumpah/janji di hadapan pimpinan Instansiatau Perwakilan.

(3)  Sebelum menduduki jabatannya, calonPejabat Pimpinan Tinggi mengucapkansumpah/janji di hadapan pimpinan Instansi.

104.  BAB VIHAK DAN KEWAJIBAN

BAB VIHAK DAN KEWAJIBAN 

105.  Bagian Kesatu

Hak

Bagian Kesatu

Hak 106.  Paragraf 1

Pegawai Negeri SipilParagraf 1

Pegawai Negeri Sipil

107.  Pasal 20

Pegawai Negeri Sipil berhak memperoleh:a.  gaji, tunjangan, dan kesejahteraan yang adil

dan layak sesuai dengan beban pekerjaandan tanggung jawabnya;

b.  cuti;c.  pengembangan kompetensi;

d. 

biaya perawatan;e.  tunjangan bagi yang menderita cacat jasmaniatau cacat rohani dalam dan sebagai akibatmenjalankan tugas kewajibannya yangmengakibatkan tidak dapat bekerja lagidalam jabatan apapun;

f.  uang duka; dang.  pensiun bagi yang telah mengabdi kepada

negara dan memenuhi persyaratan yangditentukan.

Pasal 20

(1)  PNS berhak memperoleh gaji, tunjangan, danpendapatan lain-lain.

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 19/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 20/73

20

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

d.  melaksanakan tugas kedinasan yangdipercayakan kepadanya dengan penuhpengabdian, kejujuran, kesadaran, dantanggung jawab;

e.  menunjukkan integritas dan keteladanandalam sikap, perilaku, tindakan, dan ucapankepada setiap orang baik di dalam maupun diluar kedinasan; dan

f.  menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapatmengemukakan rahasia jabatan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

berwenang;d.  menaati semua ketentuan peraturan

perundang-undangan;e.  melaksanakan tugas kedinasan yang

dipercayakan kepadanya dengan penuhpengabdian, kejujuran, kesadaran, dantanggung jawab;

f.  menunjukkan integritas dan keteladanandalam sikap, perilaku, tindakan, dan ucapankepada setiap orang baik di dalam maupun diluar kedinasan; dan

g.  menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapatmengemukakan rahasia jabatan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

115.  BAB VIIKELEMBAGAAN

BAB VIIKELEMBAGAAN

116.  Bagian KesatuUmum

Bagian KesatuUmum

117.  Pasal 23

(1)  Presiden sebagai pemegang kekuasaanpemerintahan merupakan pemegangkekuasaan tertinggi pembinaan danmanajemen ASN.

Pasal 23

(1)  Presiden sebagai pemegang kekuasaanpemerintahan merupakan pemegangkekuasaan tertinggi pembinaan danmanajemen ASN.

118.  (2)  Untuk melakukan pembinaan profesi danpegawai ASN, Presiden mendelegasikansebagian kekuasaan pembinaan danmanajemen ASN kepada:

(2)  Untuk melakukan pembinaan profesi danpegawai ASN, Presiden mendelegasikansebagian kekuasaan pembinaan danmanajemen ASN kepada:

119.  a.  Menteri, berkaitan dengan kewenanganperumusan kebijakan umumpendayagunaan Pegawai ASN;

i.  Menteri, berkaitan dengan kewenanganperumusan dan penetapan kebijakan,koordinasi dan sinkronisasi kebijakan,serta pengawasan atas pelaksanaankebijakan ASN;

120.  b.  KASN, berkaitan dengan kewenanganperumusan kebijakan pembinaan profesiASN dan pengawasan pelaksanaannyapada Instansi dan Perwakilan;

ii.  KASN berkaitan dengan Monitoring dan

evaluasi kebijakan dan manajemen ASN

untuk menjamin pemberlakuan sistem

merit;

121.  c. LAN, berkaitan dengan kewenangan iii.  LAN, berkaitan dengan kewenangan

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 21/73

21

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

penelitian dan pengembanganadministrasi pemerintahan negara,pembinaan pendidikan dan pelatihanPegawai ASN, dan penyelenggaraanpendidikan dan pelatihan untukpenjenjangan Aparatur Sipil Negara; dan

Penelitian, pengkajian kebijakanmanajemen ASN, Pembinaan danpenyelenggaraan pendidikan danpelatihan ASN; dan

122.  d.  BKN, berkaitan dengan kewenanganpembinaan manajemen Pegawai ASN,penyusunan materi seleksi umum calonPegawai ASN, pembinaan Pusat PenilaianKinerja Pegawai ASN, pemeliharaan danpengembangan Sistem Informasi PegawaiASN, dan pembinaan pendidikanfungsional analis kepegawaian.

d.  BKN, berkaitan dengan kewenangan

Penyelenggaraan manajemen ASNPengawasan dan pengendalian

pelaksanaan Norma Standar Prosedur

dan kriteria manajemen ASN.

123.  Pasal 24

Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23ayat (2) huruf a berwenang menetapkan kebijakanpendayagunaan pegawai ASN sebagai berikut:

Pasal 24

(1)  Menteri berwenang menetapkan kebijakanpendayagunaan pegawai ASN.

124.  a.  Menetapkan analisis keperluan pegawai ASNuntuk semua Instansi dan Perwakilan;

(2)  Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi:

125.  b.  menetapkan klasifikasi jabatan Pegawai ASN; a.  kebijakan reformasi birokrasi di bidangSDM;

126.  c.  menetapkan skala penggajian dan tunjanganpegawai ASN;

b.  kebijakan umum pembinaan profesi ASN;

127.  .  menetapkan sistem pensiun pegawai ASN; c.  klasifikasi jabatan dan standar kompetensiPegawai ASN; 

128.  .  melakukan pemindahan Pegawai ASNantarjabatan, antardaerah, danantarinstansi;

d.  analisis keperluan pegawai ASN untuksemua Instansi berdasarkan struktur yangtelah di evaluasi;

129.  i.  memberhentikan sementara Pegawai ASN yang diangkat sebagai Pejabat Negara daristatus kepegawaiannya;

e.  klasifikasi jabatan Pegawai ASN; 

130.  g.  mengaktifkan status kepegawaian PegawaiASN yang telah menyelesaikan tugas sebagaiPejabat Negara;

f.  skala penggajian dan tunjangan pegawaiASN;

131.  h.  mengangkat kembali Pegawai ASN yang telah g.  sistem pensiun pegawai ASN; 

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 22/73

22

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

menyelesaikan masa bakti sebagai PejabatNegara pada jabatan ASN;

132.  i.  menindak Pejabat yang Berwenang ataspenyimpangan terhadap tata cara manajemenPegawai ASN yang ditetapkan denganperaturan perundang-undangan; dan

h.  pemindahan Pegawai ASN antar jabatan,antar daerah, dan antar instansi;

133.   j.  mengoordinasi pelaksanaan tugas BKN danLAN.

i.  pemberhentian sementara Pegawai ASN yang diangkat sebagai Pejabat Negara daristatus kepegawaiannya;

134.   j.  pengaktifan status kepegawaian PegawaiASN yang telah menyelesaikan tugassebagai Pejabat Negara;

135.  k.  pengangkatan kembali Pegawai ASN yangtelah menyelesaikan masa bakti sebagaiPejabat Negara pada jabatan ASN;

136.  l.  penindakan Pejabat yang Berwenang danpenyelesaian penyimpangan terhadap tatacara manajemen ASN yang ditetapkandengan peraturan perundang-undangan;

dan137.  m.  rencana kinerja KASN, LAN dan BKN di

bidang manajemen ASN.

138.  Bagian KeduaKASN

Bagian KeduaKomisi Aparatur Sipil Negara

139. Paragraf 1

SifatParagraf 1

Sifat

140.  Pasal 25

KASN merupakan lembaga negara yang bersifatmandiri yang dalam menjalankan tugas danwewenangnya.

Pasal 25

KASN merupakan Lembaga Non Struktural yangmandiri dan bebas dari intervensi politik untukmenjamin pemberlakuan sistem merit.

141.  Paragraf 2Tujuan

Paragraf 2Tujuan 

142.  Pasal 26

KASN bertujuan:a.  meningkatkan kekuatan dan kemampuan

Pasal 26KASN bertujuan:

a.  menjamin pemberlakuan sistem merit dalam

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 23/73

23

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

ASN dalam penyelenggaraan pelayananpublik, melaksanakan tugas pemerintahandan pembangunan untuk mencapai tujuannegara;

kebijakan dan manajemen ASN;

143.  b.  menjamin agar ASN bebas dari campurtangan politik;

b.  menjamin kebijakan dan manajemen ASNsebagai pemersatu bangsa;

144.  c.  mendorong penyelenggaraan negara danpemerintahan negara yang efektif, efisien, jujur, terbuka, bersih dari praktik korupsi,kolusi, dan nepotisme;

c.  menjamin terwujudnya imparsialitas ASN; dan

145.  c.  menciptakan sistem kepegawaian sebagaiperekat Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d.  menjamin terwujudnya pembinaan profesi ASN

146.  d.  Membangun ASN yang professional,berkemampuan tinggi, berdedikasi, danterdepan dalam manajemen kebijakan publik;

dihapus

147.  e.  mewujudkan negara hukum yang demokratis,adil dan sejahtera; dan

dihapus

148.  f.  melakukan pembinaan Pejabat Eksekutif Senior. 

dihapus

149.  Paragraf 3Kedudukan

Paragraf 3Kedudukan

150. Pasal 27

KASN berkedudukan di ibukota negara.

Pasal 27

KASN berkedudukan di ibukota negara.

151.  Paragraf 4Fungsi 

Paragraf 4Fungsi 

152. Pasal 28

KASN berfungsi menetapkan peraturan mengenaiprofesi ASN dan mengawasi pelaksanaan regulasi

Pasal 28

KASN memiliki fungsi monitoring, evaluasi danrekomendasi mengenai kebijakan dan manajemen

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 24/73

24

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

tersebut oleh Instansi dan Perwakilan. profesi ASN.

153.  Paragraf 5Tugas

Paragraf 5Tugas

154.  Pasal 29

KASN bertugas:a.  mempromosikan nilai-nilai dasar dan Kode

Etik ASN;

Pasal 29(1)  KASN bertugas:

a.  menjamin pemberlakuan sistem meritdalam kebijakan dan manajemen ASN;

155.  b.  mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai dasarASN oleh Instansi dan Perwakilan;

b.  menjamin kebijakan dan manajemen ASNsebagai pemersatu bangsa;

156.  c.  menyusun pedoman analisis keperluanpegawai;

c.  Melaporkan Hasil monitoring dan evaluasikepada Menteri, BKN dan LAN sesuaidengan bidang tugas masing-masing; dan

157.  d.  memberikan pertimbangan kepada Menteridalam penetapan kebutuhan pegawai

d.  Melaporkan hasil monitoring dan evaluasipemerintah daerah kepada Menteri DalamNegeri.

158.  e.  mengusulkan calon Aparatur Eksekutif Senior terpilih pada Instansi dan Perwakilankepada Presiden untuk ditetapkan;

(2)  Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cdan d, pejabat yang membuat keputusankepegawaian yang melanggar prinsip danketentuan sistem merit dapat dikenakansanksi.

159.  (3)  Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)berupa :a.  Peringatanb.   Teguranc.  Perintah menerbitkan keputusand.  Khusus untuk pejabat karier dijatuhi

hukuman disiplin sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

e.  Khusus untuk pejabat politik dijatuhisanksi sesuai dengan peraturanperundang-perundangan.

160.  (4)  Terhadap keputusan yang dibuat oleh pejabatsebagaimana dimaksud pada ayat (2)

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 25/73

25

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

berdasarkan rekomendasi KASN, harus diperbaiki, dicabut dan dibatalkan, dandikembalikan pembayaran yang sudahdilakukan.

161.  (5)  Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud padaayat (3) dan pembatalan keputusan pada ayat(4) dilakukan oleh:a.  Presiden selaku pembina kepegawaian

tertinggi terhadap keputusan yangditetapkan oleh pejabat politik;

b.  Menteri terhadap keputusan yangditetapkan oleh Pejabat Karier.

162.  (6)  Presiden dapat mendelegasikan kewenanganpenjatuhan sanksi sebagaimana dimaksudpada ayat (5) huruf a kepada Menteri danKepala BKN sesuai dengan bidang tugasnyamasing-masing.

163.  d.  menyusun, meninjau ulang, dan

mengevaluasi kebijakan dan kinerja ASNpada Instansi dan Perwakilan;

Dihapus

164.  e.  mengevaluasi sistem dan mekanisme kerjaInstansi dan Perwakilan untuk menjaminpelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin ASN; dan

Dihapus

165.  f.  melakukan tugas lainnya sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Dihapus

166.  Paragraf 6Wewenang

Paragraf 6Wewenang

167. Pasal 30

KASN berwenang:

Pasal 30

KASN berwenang:

168.  a.  menetapkan peraturan mengenai kebijakan a.  Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 26/73

26

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

pembinaan profesi ASN; kebijakan dan manajemen ASN untukmenjamin pemberlakuan sistem merit ASN;

169.  b.  melakukan pengawasan pelaksanaankebijakan pembinaan profesi ASN;

b.  Menyusun prosedur dan kriteria pelaksanaanseleksi dalam rangka promosi untuk pengisian jabatan pimpinan tinggi; dan

170.  c.  melakukan penyelidikan terhadap dugaanpelanggaran peraturan-peraturan pembinaanprofesi ASN.

c.  Memonitor pelaksanaan proses seleksi promosi jabatan pimpinan tinggi yang dilaksanakanoleh instansi untuk menjamin sistem meritASN berjalan.

171.  d.  melakukan manajemen kepegawaian PejabatEksekutif Senior;

dihapus

172.  e.  menerima pengaduan atau masukan darikepala daerah mengenai kinerja Pejabat yangBerwenang

dihapus

173.  f.  melakukan mediasi antara kepala daerahdengan Pejabat yang Berwenang di daerah;dan

dihapus

174.  g.  melakukan penggantian Pejabat yangBerwenang pada Instansi daerah apabiladiperlukan.

dihapus

175.  Pasal 31

KASN melaporkan pelaksanaan fungsi, tugas, danwewenangnya termasuk yang terkait dengankebijakan dan kinerja ASN pada setiap akhirtahun kepada Presiden.

Pasal 31

KASN melaporkan pelaksanaan fungsi, tugas, danwewenangnya termasuk yang terkait dengankebijakan dan kinerja ASN sekurang-kurangnyasekali pada akhir tahun kepada Presiden.

176.  Paragraf 7Susunan

Paragraf 7Susunan 

177.  Pasal 32

(1)  KASN terdiri atas:a.  1 (satu) orang ketua merangkap anggotab.  1 (satu) orang wakil ketua merangkap

anggota, danc.  5 (lima) orang anggota.

Pasal 32

(1)  KASN terdiri atas:a.  1 (satu) orang ketua merangkap anggotab.  1 (satu) orang wakil ketua merangkap

anggota, danc.  5 (lima) orang anggota.

178.  (2)  Dalam hal Ketua KASN berhalangan, Wakil (2)  Dalam hal Ketua KASN berhalangan, Wakil

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 27/73

27

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

Ketua KASN menjalankan tugas danwewenang Ketua KASN

Ketua KASN menjalankan tugas danwewenang Ketua KASN. 

179.  Pasal 33

(1)  KASN dalam melaksanakan tugas danwewenangnya dibantu oleh asisten KASN.

Pasal 33

(1)  KASN dalam melaksanakan tugas danwewenangnya dibantu oleh asisten KASN.

180.  (2)  Asisten KASN diangkat dan diberhentikanoleh Ketua KASN berdasarkan persetujuanrapat anggota KASN.

(2)  Asisten KASN diangkat dan diberhentikanoleh Ketua KASN berdasarkan persetujuanrapat anggota KASN.

181.  (3)  Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dantata cara pengangkatan dan pemberhentianserta tugas dan tanggung jawab asisten KASNdiatur dengan Peraturan KASN.

(3)  Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dantata cara pengangkatan dan pemberhentianserta tugas dan tanggung jawab asisten KASNdiatur dengan Peraturan KASN

182.  Pasal 34

(1)  KASN dibantu oleh sebuah sekretariat yang

dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal.

Pasal 34

(1)  KASN dibantu oleh sebuah sekretariat yang

dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat.183.  (2)  Kepala Sekretariat dapat berasal dari PNS

atau Non PNS.

184.  (2)  Sekretaris Ienderal diangkat dandiberhentikan oleh Presiden atas usul KASN.

(3)  Kepala Sekretariat diangkat dandiberhentikan oleh Ketua KASN.

185.  (3)  Syarat dan tata cara pengangkatan danpemberhentian Sekretaris Jenderal KASNdilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(4)  KASN dibiayai oleh APBN.

186.  (4)  Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan,susunan organisasi, fungsi, tugas, wewenang,dan tanggung jawab Sekretariat Jenderaldiatur dengan Peraturan Presiden

(5)  Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan,susunan organisasi, fungsi, tugas, wewenang,dan tanggung jawab Sekretariat, tata kerja,sistem dan manajemen SDM, serta tanggung jawab dan pengelolaan keuangan diaturdengan atau berdasarkan PeraturanPemerintah.

187.  Paragraf 8Keanggotaan

Paragraf 8Keanggotaan 

188.  Pasal 35

(1)  Anggota KASN terdiri dari unsur sebagai

Pasal 35

Anggota KASN terdiri dari unsur sebagai berikut :

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 28/73

28

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

berikut :

189.  a.  wakil pemerintah sebanyak 1 (satu) orang; a.  wakil pemerintah sebanyak 4 (empat) orang;dan

190.  a.  akademisi sebanyak 2 (dua) orang; b.  akademisi atau praktisi sebanyak 3 (tiga)orang;

191.  b.  tokoh masyarakat sebanyak 1 (satu) orang; dihapus

192.  c.  wakil organisasi ASN sebanyak 1 (satu)orang; dan

dihapus

193.  d.  wakil daerah sebanyak 2 (dua) orang. dihapus

194.  (2)  Anggota KASN harus memenuhi persyaratansebagai berikut:a.  Warga negara Indonesia;b.  setia dan taat kepada Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

c.  berusia sekurang-kurangnya 40 (empatpuluh) tahun dan setinggi-tingginyaberusia 60 (enam puluh) tahun;

d.  tidak menjadi anggota partai politikdan/atau tidak sedang menduduki jabatanpolitik;

e.  sehat jasmani dan rohani;f.  memiliki kemampuan, pengalaman,

dan/atau pengetahuan di bidangmanajemen ASN;

g.  berpendidikan paling rendah pascasarjana(strata dua) di bidang administrasi negara,manajemen publik, ilmu hukum, dan/atauilmu pemerintahan; dan

h.  tidak pemah dipidana penjara berdasarkankeputusan pengadilan yang telahmemperoleh kekuatan hukum yang tetapkarena melakukan tindak pidanakejahatan yang diancam pidana penjarapaling singkat 5 (lima) tahun.

(2)  Anggota KASN harus memenuhi persyaratansebagai berikut:a.  Warga negara Indonesia;b.  setia dan taat kepada Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

c.  berusia sekurang-kurangnya 40 (empatpuluh) tahun pada saat mendaftarkan dirisebagai calon anggota KASN;

d.  tidak menjadi anggota partai politikdan/atau tidak sedang menduduki jabatanpolitik;

e.  mampu secara jasmani dan rohani untukmelaksanakan tugas;

f.  memiliki kemampuan, pengalaman,dan/atau pengetahuan di bidangmanajemen sumber daya manusia;

g.  berpendidikan paling rendah pascasarjana(strata dua) di bidang administrasi negara,manajemen publik, kebijakan publik, ilmuhukum, ilmu pemerintahan dan/ataustrata dua bidang lain yang memilikipegalaman di bidang manajemen sumberdaya manusia; dan

h.  tidak pemah dipidana penjara berdasarkankeputusan pengadilan yang telahmemperoleh kekuatan hukum yang tetapkarena melakukan tindak pidana

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 29/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 30/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 31/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 32/73

32

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

g.  fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiataninstansi pemerintah di bidang administrasinegara; dan

h.  penyelenggaraaan pembinaan dan pelayananadministrasi umum di bidang perencanaanumum, ketetausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,hukum, persandian, perlengkapan dan

rumah tangga. 

publik;

213.  Pasal 40

LAN berfungsi:a.  penyusunan rencana program nasional di

bidangnya;b.  perumusan kebijakan di bidangnya untuk

mendukung pembangunan secara makro;dan

c.  penetapan sistem informasi di bidangnya.

Pasal 40

LAN berfungsi:(1)  berkaitan dengan kewenangan pembinaan

manajemen ASN, LAN memiliki fungsi:a.  mengembangkan standar kualitas

pendidikan dan pelatihan pegawai ASNb.  melakukan pembinaan pendidikan dan

pelatihan kompetensi manajerialpegawai ASN;

c.  melakukan penyelenggaraan pendidikan

dan pelatihan kompetensi manajerialpegawai ASN baik secara sendirimaupun bersama-sama lembagapendidikan dan pelatihan lainnya;

d.  melakukan kajian terkait dengankebijakan dan manajemen ASN; dan

e.  melakukan akreditasi lembagapendidikan dan pelatihan pegawai ASNbaik sendiri maupun bersama lembagapemerintah lainnya.

214.  (2)  Ketentuan lebih lanjut mengenai fungsi dantugas LAN lainnya diatur dengan PeraturanPresiden.

215.  Paragraf 2Kedudukan

dihapus

216.  Pasal 41

LAN berkedudukan di ibukota negara.

dihapus

217.  Paragraf 3Kewenangan

Paragraf 3Kewenangan

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 33/73

33

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

218.  Pasal 42

LAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41berwenang:a.  melakukan kegiatan pengkajian;b. merencanakan dan menyelenggarakan

pembinaan pendidikan dan pelatihan untuk

pengembangan kapasitas ASN;c.  menyelenggarakan lembaga pendidikan

Aparatur Sipil Negara;d. perumusan dan pelaksanaan kebijakan

tertentu di bidang administrasi negara; dane.  penyusunan standard dan pedoman

penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan,pelatihan fungsional dan penjenjangan tertentuserta pemberian akreditasi dan sertifikasi dibidangnya.

Pasal 42

LAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41berwenang melakukan:a.  Penelitian, pengkajian kebijakan manajemen

ASN; danb.  Pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan

dan pelatihan ASN.

219. 

Bagian KeempatBKN Bagian KeempatBadan Kepegawaian Negara 

220.  Paragraf 1Tugas dan Fungsi

Paragraf 1Tugas dan Fungsi

221.  PasaI 43

BKN bertugas:a.  membantu Presiden dalam penyelenggaraaan

manajemen kepegawaian negara dalamrangka terciptanya sumber daya manusiaAparatur Negara yang profesional serta

berkualitas dan bermoral tinggi, gunamendukung kelancaran pelaksanaan tugasumum pemerintahan dan pembangunan; dan

b.  menyimpan informasi yang telahdimutakhirkan oleh Instansi dan Perwakilanserta bertanggung jawab atas pengelolaandan pengembangan SIstem InformasiAparatur Sipil Negara. 

PasaI 43

BKN memiliki tugas :a.  melakukan seleksi kompetensi dasar calon

Pegawai ASN;b.  melakukan pembinaan dan penyelenggaraan

penilaian kompetensi dan penilaian kinerjaPegawai ASN;

c. 

melakukan pembinaan jabatan fungsional dibidang kepegawaian;d.  mengelola dan mengembangkan Sistem

Informasi Pegawai ASN berbasis kompetensididukung oleh sistem informasi kearsipan yang komprehensif.

e.  penyusunan norma, standar dan prosedurteknis pelaksanaan kebijakan manajemenASN;

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 34/73

34

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

f.  menyelenggarakan administrasi kepegawaianASN; dan

g.  pengawasan dan pengendalian ataspelaksanaan norma, standar dan prosedurmanajemen kepegawaian ASN.

222.  Pasal 44

BKN berfungsi:

a.  penyusunan kebijakan teknis pengembangankepegawaian negara;

Pasal 43

BKN memiliki fungsi:

a.  pembinaan penyelenggaraan manajemen

ASN;

223.  a.  perencanaan pengembangan kepegawaiannegara;

b.  penyelenggaraan manajemen ASN dalam

bidang pertimbangan teknis formasi,

pengadaan,, perpindahan antar instansi,

persetujuan kenaikan pangkat, pensiun; dan

224.  b.  penyusunan kebijakan penggajian danpenghargaan bagi Pegawai Negeri Sipil;

c.   penyimpanan  informasi pegawai ASN yang

telah dimutakhirkan oleh Instansi serta

bertanggung jawab atas pengelolaan dan

pengembangan Sistem Informasi Aparatur

Sipil Negara.225.  c.  penyusunan norma dan standar baik teknis

maupun profesional bagi jabatan negeri;dihapus

226.  d.  penyediaan calon pejabat struktural danfungsional tertentu bagi semua instansi

pemerintah termasuk untuk Daerah Otonom

dihapus

227.  e.  pengawasan dan pengendalian pendidikandan pelatihan kepemimpinan sumber dayamanusia Aparatur Negara;

dihapus

228.  f.  penyiapan penyusunan peraturan

perundang-undangan di bidang kepegawaian;

dihapus

229.  g.  pembangunan dan pengembangan sisteminformasi kepegawaian negara, pengelolaandan pengolahan data dan penyajianinformasi yang mendukung pengembangansumber daya manusia Aparatur Negara;

dihapus

230.  h.  penyelenggaraan administrasi sumber dayamanusia Aparatur Pemerintah yang meliputi

dihapus

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 35/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 36/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 37/73

37

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

peraturan perundang-undangan. dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

217a. (3)  Manajemen PNS pada pemerintah pusatdilaksanakan oleh pemerintah pusat sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan

250.  Bagian KeduaPenetapan Kebutuhan dan Pengendalian

Jumlah

Bagian KeduaPenetapan Kebutuhan dan Pengendalian

Jumlah

251.  Pasal 49

Penetapan kebutuhan PNS merupakan analisiskeperluan jumlah, jenis, dan status PNS yangdiperlukan untuk melaksanakan tugas utamasecara efektif dan efisien untuk mendukungbeban kerja Instansi dan Perwakilan.

Pasal 49

(1)  Setiap instansi menyusun kebutuhan jumlahdan jenis jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.

Catatan:-  penetapan kebutuhan pada pasal 49

dilakukan dalam rangka mengisi pegawaibaru sedangkan penyesuaian jabatan yanglowong (mutasi dan promosi) dilakukansesuai kebutuhan tanpa menunggupenetapan.

-  perlu diatur dalam penjelasan pasal bahwasetelah menerima usulan kebutuhan jumlah dan jenis PNS dari instansi, menteri

menetapkan setelah melakukan evaluasidan verifikasi

252.  Pasal 50

(1)  Pejabat yang Berwenang pada Instansimengusulkan kebutuhan PNS di Instansimasing-masing kepada Menteri sertamengirim tembusan kepada KASN.

(2)  Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima)tahun yang diperinci per 1 (satu) tahunberdasarkan prioritas kebutuhan dan sesuaidengan siklus anggaran.

253.  (2)  Kebutuhan PNS sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi kebutuhan pegawaiadministrasi, pegawai fungsional, maupununtuk mengisi jabatan Eksekutif Senior.

(3)  Berdasarkan penyusunan kebutuhansebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menterimenetapkan kebutuhan jumlah, jenis jabatanPNS, dan ruang lingkup tugas setiap instansisecara nasional setelah memperhatikan

pendapat menteri keuangan dan pertimbanganteknis dari kepala BKN.

254.  (3)  Pengusulan kebutuhan PNS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukanberdasarkan analisis keperluan pegawai.

(4)  Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapankebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat(1), ayat (2) dan ayat (3) diatur denganPeraturan Pemerintah

255.  (4)  Menteri menetapkan kebutuhan PNS secaranasional setelah mendapat pertimbangan

dihapus

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 38/73

38

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

dari KASN dan Menteri yang tugas dantanggung jawabnya di bidang keuangan.

256.  (3)  Penetapan kebutuhan PNS oleh Menterisebagaimana dimaksud pada ayat (4)dilakukan sebagai wujud tanggung jawabpengendalian jumlah PNS dan menjagaproporsionalitas PNS antar Instansi.

dihapus

257.  (5)  Menteri mengumumkan penetapankebutuhan PNS sebagaimana dimaksudpada ayat (5)

dihapus

258.  (6)  Ketentuan mengenai Pedoman penyusunananalisis keperluan pegawai sebagaimanadimaksud pada ayat (3) diatur denganperaturan KASN.

dihapus

259.  Paragraf 2Pengadaan

Paragraf 2Pengadaan

260.  Pasal 51

(1)  Pengadaan calon PNS merupakan kegiatanuntuk mengisi jabatan yang lowong

Pasal 51(1)  Pengadaan calon PNS merupakan kegiatan

untuk mengisi jabatan yang lowong sesuaikebutuhan pegawai.

261.  (2)  Pengadaan calon PNS di Instansi dilakukanberdasarkan penetapan kebutuhan yangditetapkan oleh Menteri sebagaimanadimaksud dalam Pasal 50 ayat (4).

(2)  Pengadaan calon PNS di Instansi dilakukanberdasarkan penetapan kebutuhan yangditetapkan oleh Menteri sebagaimanadimaksud dalam Pasal 49 ayat (3).

262.  (3)  Pengadaan calon PNS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan melaluitahapan perencanaan, pengumuman

lowongan, pelamaran, seleksi, pengumumanhasil seleksi, masa percobaan, danpengangkatan menjadi PNS.

(3)  Pengadaan calon PNS sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan melalui tahapanperencanaan, pengumuman lowongan,

pelamaran, seleksi, pengumuman hasilseleksi, masa percobaan, dan pengangkatanmenjadi PNS.

263.  Pasal 52

Setiap Instansi merencanakan pelaksanaanpengadaan calon PNS

Pasal 52

Setiap Instansi merencanakan pelaksanaanpengadaan calon PNS

264.  Pasal 53 Pasal 53

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 39/73

39

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

Setiap Instansi mengumumkan secara terbukakepada masyarakat adanya lowongan jabatancalon PNS.

Setiap Instansi mengumumkan secara terbukakepada masyarakat adanya lowongan jabatancalon PNS.

265.  Pasal 54

(1)  Setiap warga negara Indonesia mempunyai

kesempatan yang sama untuk melamarmenjadi calon PNS setelah memenuhipersyaratan.

Pasal 54

Setiap warga negara Indonesia mempunyai

kesempatan yang sama untuk melamar menjadicalon PNS setelah memenuhi persyaratan.

266.  (2)  Ketentuan lebih lanjut mengenaipersyaratan sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan peraturan menteridengan pertimbangan KASN.

dihapus

267.  Pasal 55

(1)  Seleksi penerimaan calon PNS dilaksanakan

oleh Instansi dan Perwakilan untukmengevaluasi secara obyektif kompetensi,kualifikasi, dan persyaratan yangdibutuhkan oleh jabatan, dan yang dimilikioleh pelamar.

Pasal 55

(1) Seleksi penerimaan calon PNS dilaksanakan

oleh Instansi dengan melalui evaluasi secaraobyektif kompetensi, kualifikasi, danpersyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, dan yang dimiliki oleh pelamar.

268.  (1)  Seleksi calon PNS terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu seleksi administrasi, seleksi umum,dan seleksi khusus.

(2) Seleksi calon PNS terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu seleksi administrasi, seleksi umum, danseleksi khusus.

269.  (2)  Seleksi administrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dilaksanakan oleh Instansiatau Perwakilan masing-masing untuk

memeriksa kelengkapan persyaratan.

dihapus

270.  (3)  Instansi atau Perwakilan yang menerimapendaftaran calon PNS memberikan nomorpeserta penyaringan bagi pelamar yangsudah lulu persyaratan administrasi. 

dihapus

271.  (4)  Seleksi umum sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilaksanakan oleh Instansi atau

dihapus

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 40/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 41/73

41

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

276.  Pasal 59

(1)  Calon PNS menjadi PNS dalam suatu jabatan didasarkan pada ketentuan sebagaiberikut:a.  telah lulus pendidikan dan pelatihan;b.  telah memenuhi syarat kesehatan

 jasmani dan rohani; dan

c.  diusulkan oleh Pejabat yangBerwenang.

(2)  Calon PNS yang telah memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (1)diangkat menjadi PNS oleh Pejabat yangBerwenang sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

(3)  Calon PNS yang tidak memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (2)diberhentikan sebagai Calon PNS. 

Pasal 59

(1)  Calon PNS menjadi PNS dalam suatu jabatandidasarkan pada ketentuan sebagai berikut:

d.  telah lulus pendidikan dan pelatihan;e.  telah memenuhi syarat kesehatan

 jasmani dan rohani; danf.  diusulkan oleh Pejabat yang Berwenang.

(2)  Calon PNS yang telah memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkatmenjadi PNS oleh Pejabat yang Berwenangsesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(3)  Calon PNS yang tidak memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (2)diberhentikan sebagai Calon PNS. 

277.  Pasal 60

(1)  Setiap calon pegawai PNS pada saatpengangkatannya wajib mengucapkansumpah/janji dengan disaksikan olehPimpinan Instansi atau Perwakilan.

(2)  Sumpah/janji sebagaimana dimaksud padaayat (1) berbunyi sebagai berikut:"Demi Allah, saya bersumpah:

Bahwa saya, akan melaksanakan nilai-nilaiPancasila, Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945, danketentuan peraturan perundang-undangan;

Bahwa saya, akan selalu membela danmempertahankan kedaulatan NegaraKesatuan Republik Indonesia;

Bahwa saya, akan melaksanakan tugaskedinasan yang dipercayakan kepada sayadengan penuh pengabdian, kesadaran, dantanggung jawab;Bahwa saya, akan senantiasa menjunjungtinggi kehormatan negara dan martabat

Pasal 60

(1)  Setiap calon pegawai PNS pada saatpengangkatannya wajib mengucapkansumpah/janji dengan disaksikan oleh PimpinanInstansi atau Perwakilan.

(2) Sumpah/janji sebagaimana dimaksud padaayat (1) berbunyi sebagai berikut:

"Demi Allah, saya bersumpah:

Bahwa saya, akan melaksanakan nilai-nilaiPancasila, Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945, danketentuan peraturan perundang-undangan;

Bahwa saya, akan selalu membela danmempertahankan kedaulatan NegaraKesatuan Republik Indonesia;

Bahwa saya, akan melaksanakan tugaskedinasan yang dipercayakan kepada sayadengan penuh pengabdian, kesadaran, dantanggung jawab;Bahwa saya, akan senantiasa menjunjungtinggi kehormatan negara dan martabat

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 42/73

42

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

Aparatur Sipil Negara, serta akansenantiasa mengutamakan kepentingannegara dan masyarakat daripadakepentingan pribadi, seseorang, ataugolongan;Bahwa saya, akan memegang rahasiasesuatu yang menurut sifatnya ataumenurut perintah harus saya rahasiakan;

Bahwa saya, akan bekerja dengan jujur,tertib, cermat dan bersemangat untukkepentingan bangsa dan Negara KesatuanRepublik Indonesia;Bahwa saya, tidak akan menerimapemberian berupa hadiah dan/atau janji- janji baik langsung maupun tidak langsung yang ada kaitannya dengan pekerjaan saya.” 

Aparatur Sipil Negara, serta akan senantiasamengutamakan kepentingan negara danmasyarakat daripada kepentingan pribadi,seseorang, atau golongan;Bahwa saya, akan memegang rahasiasesuatu yang menurut sifatnya ataumenurut perintah harus saya rahasiakan;Bahwa saya, akan bekerja dengan jujur,

tertib, cermat dan bersemangat untukkepentingan bangsa dan Negara KesatuanRepublik Indonesia;Bahwa saya, tidak akan menerimapemberian berupa hadiah dan/atau janji- janji baik langsung maupun tidak langsung yang ada kaitannya dengan pekerjaan saya.” 

278.  Pasal 61

Pengangkatan calon PNS ditetapkan dengankeputusan Pejabat yang Berwenang.

Pasal 61

Pengangkatan calon PNS ditetapkan dengankeputusan Pejabat yang Berwenang.

279.  Pasal 62

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan calonPNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat(1) diatur dengan Peraturan menteri setelahmendapat pertimbangan KASN.

Sudah diatur dalam Pasal 56 atau DIM No. .. .

280.  Pasal 63

(1)  Pengisian Jabatan Eksekutif Senior pada jabatan struktural tertinggi kementerian,

kesekretariatan lembaga negara, lembagapemerintah non kementerian, staf ahli, dananalis kebijakan dilakukan melalui promosidari PNS yang berasal dari seluruh Instansidan Perwakilan.

dihapus

281.  (2)  Pengisian Jabatan Eksekutif Senior, khususpada jabatan struktural tertinggi lembagapemerintah non kementerian, staf ahli, dan

dihapus 

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 43/73

43

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

analis kebijakan dapat berasal dari Non PNS yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden

282.  (3)  Pengadaan Pejabat Eksekutif Seniorsebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh KASN.

dihapus 

283.  (4)  Pejabat yang Berwenang atau pimpinan

Instansi dan Perwakilan mengajukanpermintaan pengisian jabatan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dan mengajukankompetensi dan kualifikasi serta jabatan yang lowong kepada KASN.

dihapus

284.  (5)  KASN mengumumkan lowongan jabatansebagaimana dimaksud pada ayat (4) keseluruh Instansi dan Perwakilan disertaidengan kompetensi, kualifikasi, danpersyaratan lain yang dibutuhkan.

dihapus

285. 

(6) 

Calon Pejabat Eksekutif Senior yangmemenuhi kompetensi, kualifikasi, danpersyaratan lain yang dibutuhkan berhakmengajukan lamaran kepada KASN.

dihapus

286.  (7)  KASN melakukan seleksi unuk memilih 1(satu) orang calon Pejabat Eksekutif Seniorsebagaimana dimaksud pada ayat (1) danditetapkan dengan keputusan Presiden.

dihapus

287.  (8)  Sebelum menduduki jabatannya, calonPejabat Eksekutif Senior sebagaimanadimaksud pada ayat (7) mengucapkan

sumpah/janji di hadapan pimpinan Instansiatau Perwakilan.

dihapus

288. 289.  Paragraf 3

Pangkat dan JabatanParagraf 3

Pangkat dan Jabatan

290.  Pasal 64 Pasal 64Penjelasan pasal: 

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 44/73

44

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

(1)  PNS diangkat dalam pangkat dan jabatantertentu pada Instansi atau Perwakilan.

(2)  Pengangkatan dan penetapan PNS dalam jabatan tertentu sebagaimana dimaksudpada ayati (1) ditentukan berdasarkanperbandingan obyektif antara kompetensi,kualifikasi, dan persyaratan yangdibutuhkan oleh jabatan dengan

kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.

(3)  Setiap jabatan tertentu sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikelompokkandalam Klasifikasi Jabatan PNS yangmenunjukkan kesamaan karakteristik,mekanisme, dan pola kerja.

(4)  Ketentuan lebih lanjut mengenai pangkatsebagaimana dimaksud pda ayat (1) diaturdengan Peraturan Pemerintah.

(5)  Ketentuan lebih lanjut mengenaikompetensi jabatan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dan Klasifikasi Jabatansebagaimana dimaksud pada ayat (3) diaturdengan Peraturan Menteri.

(1)  PNS diangkat dalam pangkat dan jabatantertentu pada Instansi.

(2)  Pengangkatan dan penetapan PNS dalam jabatan tertentu sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditentukan berdasarkan perbandinganobyektif antara kompetensi, kualifikasi, danpersyaratan yang dibutuhkan oleh jabatandengan kompetensi, kualifikasi, dan

persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.(3)  Setiap jabatan tertentu sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dikelompokkan dalam Klasifikasi Jabatan PNS yang menunjukkan kesamaankarakteristik, mekanisme, dan pola kerja.

(4)  Ketentuan lebih lanjut mengenai pangkatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Pemerintah.

(5)  Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dan Klasifikasi Jabatan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) diatur denganPeraturan Menteri.

yang dimaksud dengan jabatan tertentu adalah  jabatan administrasi atau jabatan fungsional 

291.  Paragraf 4Pola Karier

Paragraf 4Pola Karier

292.  Pasal 65

(1)  Untuk menjamin keselarasan potensi PNSdengan kebutuhan penyelenggaraan tugaspemerintahan dan pembangunan perludisusun pola karier PNS yang terintegrasi

secara nasional.

Pasal 65

(1)  Untuk menjamin keselarasan potensi PNSdengan kebutuhan penyelenggaraan tugaspemerintahan dan pembangunan perludisusun pola karier PNS yang terintegrasi

secara nasional.

293.  (2)  Setiap Instansi dapat menyusun pola karierAparaturnva secara khusus sesuai dengankebutuhan berdasarkan pola kariernasional.

(2)  Setiap Instansi dapat menyusun polakarier Aparaturnya secara khusus sesuaidengan kebutuhan berdasarkan pola kariernasional.

294.  (3)  Ketentuan lebih lanjut mengenai pola karier (3)  Ketentuan lebih lanjut mengenai pola karir

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 45/73

45

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

Aparatur PNS secara nasional diatur denganPeraturan Menteri setelah mendapatpertimbangan KASN.

PNS secara nasional diatur denganPeraturan Pemerintah. 

295.  Pasal 66

(1)  Setiap PNS direkrut untuk menduduki jabatan administrasi, dan Aparatur

Fungsional yang lowong.

Pasal 66

(1)  Setiap PNS direkrut untuk menduduki jabatan administrasi, dan Aparatur

Fungsional yang lowong.

296.  (2)  PNS dapat berpindah jalur antar jabataneksekutif senior, administrasi, danfungsional berdasarkan kualifikasi,kompetensi, dan penilaian kinerja.

(1)  PNS dapat berpindah jalur antar jabataneksekutif senior, administrasi, danfungsional berdasarkan kualifikasi,kompetensi, dan penilaian kinerja.

297.  Pasal 67

(1)  Setiap PNS dinaikkan jabatannya secarakompetitif.

Pasal 67

(1)  Setiap PNS dinaikkan jabatannya secarakompetitif.

298.  (2)  Kenaikan jabatan secara kompetitif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)didasarkan pada kualifikasi, kompetensi,dan penilaian kinerja.

(2)  Kenaikan jabatan secara kompetitif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)didasarkan pada kualifikasi, kompetensi, danpenilaian kinerja. 

299.  (3)  Ketentuan lebih lanjut mengenai kenaikan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diatur dengan Peraturan Menteri setelahmendapat pertimbangan KASN.

(4)  Ketentuan lebih lanjut mengenai kenaikan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)diatur dengan atau berdasarkan PeraturanPemerintah

300.  Paragraf 5Pengembangan Karir

Paragraf 5Pengembangan Karir 

301. 

Pasal 68

(1)  Pengembangan karier PNS dilakukanberdasarkan kualifikasi, kompetensi, danpenilaian kinerja.

Pasal 68

(1)  Pengembangan karier PNS dilakukanberdasarkan kualifikasi, kompetensi, danpenilaian kinerja.

302.  (2)  Pengembangan karier PNS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan denganmempertimbangkan integritas-danmoralitas.

(2)  Pengembangan karier PNS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan denganmempertimbangkan integritas-danmoralitas.

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 46/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 47/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 48/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 49/73

49

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

kakek nenek dan cucu.Yang dimaksud dengan unit yang berbedaadalah setingkat Jabatan Pimpinan TinggiUtama pada Instansi Pemerintah. 

317.  Pasal 72

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaanmutasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71

diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 72

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan

mutasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71

diatur dengan Peraturan Menteri 

318.  Paragraf 7Penilaian Kinerja

Paragraf 7Penilaian Kinerja

319.  Pasal 73

(1)  Penilaian kinerja PNS berada dibawahkewenangan Pejabat yang Berwenang padaInstansi masing-masing.

(2)  Penilaian kinerja PNS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) didelegasikansecara berjenjang kepada atasan langsungdari PNS.

(3)  Penilaian kinerja PNS dapat juga dilakukanoleh bawahan kepada atasannya.

(4)  Penilaian kinerja PNS dilakukanberdasarkan perencanaan kinerja padatingkat individu dan tingkatunit/organisasi, dengan memperhatikantarget, sasaran, hasil dan manfaat yangdicapai.

(5)  Penilaian kinerja PNS dilakukan secaraobjektif, terukur, akuntabel, partisipasi, dantransparan.

(6)  Hasil penilaian kinerja PNS disampaikankepada Tim Penilai Kinerja PNS.

(7)  Hasil penilaian kinerja PNS dimanfaatkanuntuk menjamin objektivitas dalampengembangan PNS, dan dijadikan sebagaipersyaratan dalam pengangkatan jabatandan kenaikan pangkat, pemberiantunjangan dan sanksi, mutasi, dan promosi,serta untuk mengikuti pendidikan dan

Pasal 73

(1)  Penilaian kinerja PNS berada dibawahkewenangan Pejabat yang Berwenang padaInstansi masing-masing.

(2)  Penilaian kinerja PNS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) didelegasikan secaraberjenjang kepada atasan langsung dariPNS.

(3)  Penilaian kinerja PNS dapat juga dilakukanoleh bawahan kepada atasannya.

(4)  Penilaian kinerja PNS dilakukanberdasarkan perencanaan kinerja padatingkat individu dan tingkat unit/organisasi,dengan memperhatikan target, sasaran,hasil dan manfaat yang dicapai.

(5)  Penilaian kinerja PNS dilakukan secaraobjektif, terukur, akuntabel, partisipasi, dantransparan.

(6)  Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan

kepada Tim Penilai Kinerja PNS.(7)  Hasil penilaian kinerja PNS dimanfaatkan

untuk menjamin objektivitas dalampengembangan PNS, dan dijadikan sebagaipersyaratan dalam pengangkatan jabatandan kenaikan pangkat, pemberian tunjangandan sanksi, mutasi, dan promosi, sertauntuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 50/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 51/73

51

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

memberikan tunjangan kepada PNS didaerah sesuai dengan tingkat kemahalan.

PNS pusat yang bekerja pada instansi vertikaldi daerah sesuai dengan tingkat kemahalan.

329.  (2)  Dalam pemberian tunjangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), pemerintah daerahwajib mengukur tingkat kemahalanberdasarkan indeks harga yang berlaku didaerahnya masing-masing.

(2)  Dalam pemberian tunjangan kemahalansebagaimana dimaksud pada ayat (1),pemerintah pusat wajib mengukur tingkatkemahalan berdasarkan indeks harga yangberlaku di masing-masing daerah.

330.  (3)   Tunjangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dibebankan kepada AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah.

(3)   Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dibebankan kepada Anggaran Pendapatandan Belanja Negara.

297a. (4)   Tunjangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan peraturan daerah.

(4)  Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangankemahalan sebagaimana dimaksud pada ayat(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan atauberdasarkan dalam Peraturan Pemerintah.

331.  Paragraf 10Kesejahteraan

Paragraf 10Kesejahteraan

332.  Pasal 78

(1)  Selain gaji dan tunjangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 75 dan Pasal 76,Pemerintah memberikan jaminan sosialkepada PNS.

Pasal 78

(1)  Selain gaji dan tunjangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 75 dan Pasal 76,Pemerintah memberikan jaminan sosialkepada PNS.

333.  (2)   Jaminan sosial sebagaimana dimaksudpada ayat (1) bertujuan untukmenyejahterakan PNS.

(2)   Jaminan sosial sebagaimana dimaksud padaayat (1) bertujuan untuk menyejahterakanPNS.

334.  Paragraf 11Penghargaan

Paragraf 11Penghargaan

335. 

Pasal 79(1)  PNS yang telah menunjukkan kesetiaan,pengabdian, kecakapan, kejujuran dankedisiplinan dalam melaksanakan tugasnyadianugerahkan tanda kehormatanSatyalencana.

Pasal 79(1)  PNS yang telah menunjukkan kesetiaan,

pengabdian, kecakapan, kejujuran dan

kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam

melaksanakan tugasnya dapat diberikan

penghargaan.

336.  (2)   Tanda kehormatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diberikan secara selektif hanya

(2) penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diberikan secara selektif hanya kepada PNS

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 52/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 53/73

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 54/73

54

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

sehingga tidak dapat menjalankan tugasdan kewajiban.

e.  tidak cakap jasmani dan/atau rohanisehingga tidak dapat menjalankan tugasdan kewajiban.

f.  tidak memiliki kompetensi dan tidakmencapai sasaran kerja selama 2 (dua)tahun.

348.  (2)  PNS diberhentikan dengan hormat tidak ataspermintaan sendiri karena:

b.  melanggar sumpah/janji dansumpah/janji jabatan;

c.  tidak setia kepada Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945; atau

d.  dinyatakan bersalah berdasarkanputusan pengadilan yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetapkarena melakukan tindak pidana yangdiancam dengan pidana penjara 5 (lima)tahun atau lebih.

(2)  PNS diberhentikan dengan hormat tidak ataspermintaan sendiri karena:

a.  melanggar sumpah/janji dan sumpah/janji jabatan;

b.  tidak setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; atau

c.  dinyatakan bersalah berdasarkan putusanpengadilan yang telah memperolehkekuatan hukum tetap karena melakukantindak pidana yang diancam denganpidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih

349.  (3)  PNS diberhentikan tidak dengan hormatkarena:a.  melakukan penyelewengan terhadap

Pancasila dan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945;

b.  dihukum penjara atau kurunganberdasarkan putusan pengadilan yangtelah mempunyai kekuatan hukum yangtetap karena melakukan tindak pidanakejahatan jabatan atau tindak pidanakejahatan yang ada hubungannyadengan jabatan;

c.  menjadi anggota dan/atau pengurus

partai politik;d.  merangkap jabatan lain baik dalam

 jabatan negara maupun jabatan politik;atau

e.  melakukan pelanggaran disiplin tingkatberat.

(3)  PNS diberhentikan tidak dengan hormatkarena:

a.  melakukan penyelewengan terhadapPancasila dan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945;

b.  dihukum penjara atau kurunganberdasarkan putusan pengadilan yangtelah mempunyai kekuatan hukum yangtetap karena melakukan tindak pidanakejahatan jabatan atau tindak pidanakejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan;

c.  tanpa ijin atasan yang berwenang menjadi

anggota dan/atau pengurus partai politik;d.  merangkap jabatan lain baik dalam jabatan

negara maupun jabatan politik; ataue.  melakukan pelanggaran disiplin tingkat

berat.

350.  (4)  PNS yang diberhentikan tidak dengan hormatsebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf adan b tidak dapat diangkat kembali sebagai

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA d f DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 55/73

55

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

pegawai ASN dan/atau menduduki jabatanASN.

351.  (5)  Ketentuan lebih lanjut mengenai perampinganorganisasi atau kebijakan pemerintah yangmengakibatkan pensiun dini diatur denganPeraturan Pemerintah.

352.  Pasal 87

PNS diberhentikan sementara karena menjaditersangka melakukan tindak pidana kejahatansampai mendapat putusan pengadilan yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 87

PNS diberhentikan sementara karena menjaditersangka melakukan tindak pidana kejahatan

sampai mendapat putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap 

353.  Paragraf 14Pensiun

Paragraf 14Pensiun

354.  Pasal 88

Pensiun PNS dan pensiun janda/duda PNSdiberikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai

penghargaan atas pengabdian PNS.

Pasal 88(1)  Jaminan Pensiun PNS dan Jaminan

 Janda/Duda PNS dan Jaminan Hari Tua PNSdiberikan sebagai perlindungan

kesinambungan penghasilan hari tua, sebagaihak dan sebagai penghargaan atas pengabdianPNS.

(2)  Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua PNSsebagaimana dimaksud pada ayat (1)mencakup jaminan pensiun dan jaminan haritua yang diberikan dalam rangka program jaminan sosial nasional.

(3)  Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2) berlaku setelah Undang-undang tentang Badan Penyelenggara JaminanSosial berlaku efektif.

(4)  Sebelum ketentuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku makaketentuan mengenai Pensiun dan TabunganHari Tua dilaksanakan sesuai peraturanperundang-undangan yang mengatur tentangPensiun dan Tabungan Hari Tua.

355. Pasal 89 Pasal 89

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA d ft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 56/73

56

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

(1)  PNS yang berhenti dengan hormat berhakmenerima pensiun apabila telah mencapaibatas usia pensiun.

(1)  PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminanpensiun dan jaminan hari tua PNS sesuaidengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

356.  (2)  PNS yang telah mencapai batas usia pensiun,diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.

(2)  PNS yang telah mencapai batas usia pensiun,diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.

357.  (3)  Usia pensiun bagi Jabatan Administrasiadalah 58 (lima puluh delapan) tahun.

(2)  Usia pensiun bagi Pejabat Administrasi adalah56 (lima puluh enam) tahun.

358.  (4)  Usia pensiun bagi Jabatan Fungsional sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3)  Usia pensiun bagi Jabatan Fungsional sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

359.  (4)  Usia pensiun bagi Jabatan Eksekutif Senioradalah 60 (enam puluh) tahun.

(4)  Usia pensiun bagi Pejabat Pimpinan TinggiPratama adalah 58 (lima puluh delapan)tahun.

360.  (5)  Usia pensiun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi

Madya dan Utama adalah 60 (enam puluh)tahun.

361.  Pasal 89A(1)  Ketentuan mengenai Batas Usia Pensiun

sebagaimana dimaksud pada Pasal 89 ayat(2), (4), dan (5) mulai berlaku 2 (dua) tahunsejak diundangkannya Undang-Undang ini.

(2)  PNS yang pada saat berlakunya Undang-Undang ini sebagaimana dimaksud pada ayat(1) belum mencapai Batas Usia Pensiun dansedang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggidapat diperpanjang sesuai dengan ketentuanUndang-Undang ini.

362.  Pasal 90

(1)  Sumber pembiayaan pensiun berasal dariiuran PNS yang bersangkutan danpemerintah selaku pemberi kerja denganperbandingan 1:2 (satu banding dua).

Pasal 90(1)  Sumber pembiayaan Jaminan Pensiun dan

 Jaminan Hari Tua PNS berasal dariPemerintah selaku pemberi kerja dan iuranPNS yang bersangkutan

363.  (1)  Pengelolaan dana pensiun diselenggarakanoleh pihak ketiga berdasarkan peraturan

(2)  Pengelolaan program Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua PNS dilakukan sesuai

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 57/73

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 58/73

58

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

c.  Honorarium;d.  Tunjangan;e.  Kesejahteraan; danf.  Perlindungan.

d.   Tunjangan;e.  Kesejahteraan; danf.  Perlindungan.

372.  (2)  Ketetentuan lebih lanjut mengenaimanajemen Pegawai Tidak Tetap sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan

peraturan menteri.

(2)  Ketetentuan lebih lanjut mengenai manajemenPPPK diatur dengan Peraturan Pemerintah.

373.  Paragraf 2Penetapan Kebutuhan

Paragraf 2Penetapan Kebutuhan

374.  Pasal 93

Penetapan kebutuhan Pegawai Tidak TetapPemerintah merupakan analisis keperluan jumlah, jenis, dan status Pegawai Tidak TetapPemerintah yang diperlukan untuk melaksanakantgas utama secara efektif dan efisien untukmendukung beban kerja Instansi dan Perwakilan.

Pasal 93

(1)  Penetapan kebutuhan PPPK merupakananalisis keperluan jumlah, jenis, dan statusPPPK yang diperlukan untuk melaksanakantugas utama secara efektif dan efisien untukmendukung beban kerja Instansi.

338a. (2)  Penetapan kebutuhan PPPK sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berdasarkanperencanaan kebutuhan 5 (lima) tahundengan rincian pertahun.

(3)  Ketentuan sebagaimana dimaksud padaayat(1), dan ayat (2) diatur dengan KeputusanMenteri dengan memperhatikan pendapatMenteri Keuangan dan Pertimbangan BKN.

375.  (4)  Jenis-jenis jabatan yang dapat diisi oleh PPPKuntuk penetapan kebutuhan dan perencanaanpengadaanya diatur dalam Peraturan

Presiden.376.  Paragraf 3

PengadaanParagraf 3Pengadaan

377.  Pasal 94

(5)  Pengadaan calon Pegawai Tidak TetapPemerintah merupakan kegiatan untukmemenuhi kebutuhan pada instansi dan

Pasal 94

(3)  Pengadaan calon PPPK merupakan kegiatanuntuk memenuhi kebutuhan pada instansi.

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 59/73

59

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

perwakilan.

378.  (6)  Pengadaan Calon Pegawai Tidak TetapPemerintah di Instansi dilakukanberdasarkan penetapan kebutuhan yangditetapkan oleh instansi dan Perwakilan.

(4)  Pengadaan calon PPPK di instansi dilakukanberdasarkan analisis jabatan dan beban kerjainstansi.

379.  (7)  Pengadaan calon Pegawai Tidak TetapPemerintah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan melalui tahapan

perencanaan, pengumuman lowongan,pelamaran, seleksi, pengumuman hasilseleksi, dan pengangkatan menjadi Pegawai Tidak Tetap Pemerintah

(5)  Pengadaan calon PPPK sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan melalui tahapanperencanaan, pengumuman lowongan,

pelamaran, seleksi, pengumuman hasilseleksi, dan pengangkatan menjadi PPPK.

380.  Pasal 95

Setiap instansi dan perwakilan mengumumkansecara terbuka kepada masyarakat mengenaiadanya lowongan Pegawai Tidak TetapPemerintah.

Pasal 95

Setiap instansi mengumumkan secara terbukakepada masyarakat mengenai adanya lowonganPPPK.

381.  Pasal 96

Setiap warga negara Indonesia mempunyaikesempatan yang sama untuk melamar menjadicalon Pegawai Tidak Tetap Pemerintah setelahmemenuhi persyaratan.

Pasal 96

Setiap warga negara Indonesia mempunyaikesempatan yang sama untuk melamar menjadicalon PPPK setelah memenuhi persyaratan.

382.  Pasal 97

(1)  Seleksi penerimaan calon Pegawai Tidak Tetap Pemerintah dilaksanakan oleh Instansidan Perwakilan untuk mengevaluasi secaraobyektif kompetensi, kualifikasi, danpersyaratan yang dibutuhkan oleh instansi

dan yang dimiliki oleh pelamar.

Pasal 97

(1)  Seleksi penerimaan calon PPPK dilaksanakanoleh instansi untuk mengevaluasi secaraobyektif kompetensi, kualifikasi, danpersyaratan yang dibutuhkan oleh instansidan yang dimiliki oleh pelamar.

383.  (2)  Seleksi calon Pegawai Tidak TetapPemerintah teriri dari 3 (tiga) tahap, yaituseleksi administrasi, seleksi umum, danseleksi khusus

(2)  Seleksi calon PPPK terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu seleksi administrasi, seleksi umum, danseleksi khusus

384.  (3)  Seleksi administrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dilaksanakan oleh Instansi danPerwakilan masing-masing untuk memeriksakelengkapan persyaratan

(3)  Seleksi administrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dilaksanakan oleh instansimasing-masing untuk memeriksa kelengkapanpersyaratan

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 60/73

60

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

385.  (4)  Instansi dan Perwakilan yang menerimapendaftaran calon Pegawai Tidak TetapPemerintah memberikan nomor pesertapenyaringan bagi pelamar yang sudah luluspersyaratan administrasi

(4)  Instansi dan Perwakilan yang menerimapendaftaran calon PPPK memberikan nomorpeserta penyaringan bagi pelamar yang sudahlulus persyaratan administrasi

386.  (5)  Seleksi Umum sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilaksanakan oleh Instansi danPerwakilan masing-masing

(5)  Seleksi Umum sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilaksanakan oleh Instansi danPerwakilan masing-masing

387.  (6)  Seleksi khusus sebagaimana dimaksud padaayat (2) diselenggarakan oleh Instansi danPerwakilan dilakukan denganmembandingkan secara obyektif kualifikasidan kompetensi yang dipersyaratkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, danpersyaratan yang dibutuhkan oleh pelamar.

(6)  Seleksi khusus sebagaimana dimaksud padaayat (2) diselenggarakan oleh Instansidilakukan dengan membandingkan secaraobyektif kualifikasi dan kompetensi yangdipersyaratkan oleh jabatan dengankompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yangdibutuhkan oleh pelamar.

388.  Pasal 98

Pengumuman lowongan Pegawai Tidak TetapPemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal95 dilaksanakan secara terbuka, luas, daninformatif oleh Instansi dan Perwakilan masing-

masing.

Pasal 98

Pengumuman lowongan PPPK sebagaimanadimaksud dalam Pasal 95 dilaksanakan secaraterbuka, luas, dan informatif oleh instansi.

389.  Pasal 99

Pengangkatan calon Pegawai Tidak TetapPemerintah ditetapkan dengan keputusan Pejabat yang Berwenang.

Pasal 99

Pengangkatan calon PPPK ditetapkan dengankeputusan Pejabat yang Berwenang danberdasarkan Perjanjian Kerja.

352a.Pasal 99A

(1)  PPPK tidak dapat diangkat menjadi PNS.

352b. (2)  PPPK yang berkeinginan pindah statusmenjadi PNS harus mengundurkan dirisebagai PPPK, dan harus mengikuti semuaproses serta memenuhi persyaratan untukdapat diangkat menjadi PNS.

390.  Paragraf 4 Paragraf 4

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 61/73

61

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

Honorarium Honorarium Gaji

391.  Pasal 100

(1)  Pemerintah wajib membayar honorarium yangadil dan layak kepada Pegawai Tidak TetapPemerintah sesuai dengan beban pekerjaandan tanggung jawab.

Pasal 100

(1)  Pemerintah wajib membayar honorariumGaji yang adil dan layak kepada PPPK sesuaidengan beban pekerjaan sesuai perjanjiankerja.

392.  (2)  Honorarium sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus memacu produktivitas danmenjamin kesejahteraan Pegawai Tidak TetapPemerintah.

(2)  HonorariumGaji sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus memacu produktivitas danmenjamin kesejahteraan PPPK.

393.  (3)  Honorarium sebagaimana dimaksud padaayat (1) dibebankan pada AnggaranPendapatan dan Belanja Negara.

(4)  HonorariumGaji sebagaimana dimaksud padaayat (1) dibebankan pada AnggaranPendapatan dan Belanja Negara.

394.  Paragraf 5Tunjangan

Paragraf 5Tunjangan

395.  Pasal 101

Selain honorarium sebagaimana dimaksud dalamPasal 100, Pegawai Tidak Tetap Pemerintah dapatmenerima tunjangan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 101

Selain honorariumGaji sebagaimana dimaksuddalam Pasal 100, PPPK dapat menerima tunjangansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

396.  Paragraf 6Kesejahteraan

Paragraf 6Kesejahteraan

397.  Pasal 102

(3)  Selain honorarium dan tunjangansebagaimana dimaksud dalam pasal 100 danpasal 101, Pemerintah memberikan jaminansosial kepada Pegawai Tidak TetapPemerintah.

Pasal 102

(3)  Selain honorariumGaji dan tunjangansebagaimana dimaksud dalam pasal 100 danpasal 101, Pemerintah memberikan jaminansosial kepada PPPK.

398.  (4)   Jaminan sosial sebagaimana dimaksud padaayat (1) bertujuan untuk menyejahterakan

(4)  Jaminan sosial sebagaimana dimaksud padaayat (1) bertujuan untuk menyejahterakan

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 62/73

62

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

Pegawai Tidak Tetap Pemerintah. PPPK.

399.  (5)  Pasal 102AKetentuan lebih lanjut mengenai Gaji, Tunjangan,dan Kesejahteraan PPPK diatur dengan PeraturanPemerintah.

400.  Paragraf 7Perlindungan

Paragraf 7Perlindungan

401.  Pasal 103

Pemerintah wajib memberikan perlindunganhukum, perlindungan keselamatan, danperlindungan kesehatan kerja terhadap Pegawai Tidak Tetap Pemerintah dalam melaksanakantugas dan fungsinya. 

Pasal 103

(1)  Pemerintah wajib memberikan perlindunganhukum, perlindungan keselamatan, danperlindungan kesehatan kerja terhadap PPPKdalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 

402.  (1)  Perlindungan hukum sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi perlindungan hukumdalam melaksanakan tugasnya danmemperoleh bantuan hukum terhadapkesalahan yang dilakukan dalam

pelaksanaan tugas dan fungsinya sampaiputusan terhadap penjara tersebutmemperoleh kekuatan hukum tetap.

1)  Perlindungan hukum sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi perlindungan hukumdalam melaksanakan tugasnya dan memperolehbantuan hukum terhadap kesalahan yangdilakukan dalam pelaksanaan tugas dan

fungsinya sampai putusan terhadap penjaratersebut memperoleh kekuatan hukum tetap.

403.  (2)  Perlindungan keselamatan dan perlindungankesehatan kerja sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi perlindungan terhadaprisiko gangguan keamanan kerja, kecelakaankerja, kebakaran pada waktu kerja, bencanaalam, kesehatan lingkungan kerja, dan/ataurisiko lain.

2)  Perlindungan keselamatan dan perlindungankesehatan kerja sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi perlindungan terhadap risikogangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja,kebakaran pada waktu kerja, bencana alam,kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risikolain.

404.  BAB IXPENCALONAN DAN PENGANGKATAN

DALAM JABATAN NEGARA

BAB IXPENCALONAN DAN PENGANGKATAN

DALAM PEJABAT NEGARA

405.  Pasal 104

Pegawai ASN dapat mencalonkan diri untuk jabatan Negara tertentu.

Pasal 104

Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara danpimpinan atau anggota lembaga non struktural.

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 63/73

63

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

406.  Pasal 105

 Jabatan Negara sebagaimana dimaksud dalamasal 104 adalah :a.  Presiden dan Wakil Presiden;b.  Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis

Permusyawaratan Rakyat;c.  Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat;d.  Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota DewanPerwakilan Daerah;

e.  Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota MahkamahKonstitusi;

f.  Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota KomisiPemilihan Umum;

g.  Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan HakimAgung pada Mahkamah Agung serta Ketua,Wakil Ketua, dan Hakim pada semua BadanPeradilan;

h.  Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota badanPemeriksa Keuangan;

i.  Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota KomisiYudisial;

 j.  Menteri dan Jabatan setingkat Menteri;k.  Kepala perwakilan Repbulik Indonesia di

Luar Negeri yang berkedudukan sebagaiDuta besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh;

l.  Gubernur dan Wakil Gubernur;m.  Bupati/Walikota dan wakil Bupati/Wakil

Walikota; dann.  Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh

Undang-Undang.

Pasal 105

 Jabatan Negara sebagaimana dimaksud dalamPasal 104 adalah :

a.  Presiden dan Wakil Presiden;b.  Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis

Permusyawaratan Rakyat;c.  Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat;d.  Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan HakimAgung pada Mahkamah Agung serta Ketua,Wakil Ketua, dan Hakim pada semua BadanPeradilan;

e.  Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota MahkamahKonstitusi;

f.  Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota BadanPemeriksa Keuangan;

g.  Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota KomisiYudisial;

h.  Menteri dan Jabatan setingkat Menteri;i.  Kepala perwakilan Republik Indonesia di Luar

Negeri yang berkedudukan sebagai Dutabesar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh;

 j.  Gubernur dan Wakil Gubernur;k.  Bupati/Walikota dan wakil Bupati/Wakil

Walikota; danl.  Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh

Undang-Undang.

407. 

Pasal 106

(1)  Pegawai ASN dari PNS yang diangkat pada

 Jabatan Negara sebagaimana dimaksuddalam Pasal 105 huruf f, huruf, g, huruf h,huruf I, huruf j, dan huruf k diberhentikanSementara dari jabatan yang didudukinyadan tidak kehilangan status sebagai PNS.

Pasal 106

(1)  Pegawai ASN dari PNS yang diangkat pada

 Jabatan Negara dan pimpinan atau anggotalembaga non struktural sebagaimanadimaksud dalam Pasal 105 diberhentikanSementara dari jabatan yang didudukinyadan tidak kehilangan status sebagai PNSkecuali ditetapkan lain dalam Undang-

 

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 64/73

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 65/73

65

376a. (3)  Dalam rangka mencapai tujuan sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) Korps Profesi ASN RImemiliki fungsi :

a.  pembinaan dan pengembangan profesiASN;

b.  memberikan perlindungan hukum danadvokasi kepada anggota Korps ProfesiASN RI terhadap dugaan pelanggaran

sistem merit dan mengalami masalahhukum dalam melaksanakan tugas;c.  memberikan rekomendasi kepada Majelis

Kode etik instansi terhadap pelanggarankode etik profesi dan kode perilakuprofesi;

d.  menyelenggarakan usaha-usaha untukpeningkatan kesejahteraan anggotaKorps Profesi ASN RI sesuai denganperaturan perudang-undangan

415.  (4)  Ketentuan lebih lanjut mengenai Korps ProfesiPegawai ASN diatur dengan PeraturanPemerintah.

416.  BAB XISISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA

BAB XISISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA

417.  Pasal 110

(1)  Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, danakurasi pengambilan keputusan dalammanajemen asn diperlukan Sistem InformasiAparatur Sipil Negara.

Pasal 110

(1)  Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, danakurasi pengambilan keputusan dalammanajemen ASN diperlukan Sistem InformasiAparatur Sipil Negara.

418.  (2)  Sistem Informasi Aparatur Sipil Negarasebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diselenggarakan secara nasional danterintegrasi antar berbagai Instansi.

(2)  Sistem Informasi Aparatur Sipil Negarasebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diselenggarakan secara nasional danterintegrasi antar berbagai Instansi.

419.  (3)  Untuk menjamin keterpaduan dan akurasidata dalam Sistem Informasi Aparatur SipilNegara, setiap Instansi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) wajib memutakhirkandata secara berkala dan menyampaikannyakepada BKN.

(3)  Untuk menjamin keterpaduan dan akurasidata dalam Sistem Informasi Aparatur SipilNegara, setiap Instansi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) wajib memutakhirkandata secara berkala dan menyampaikannyakepada BKN.

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 66/73

66

420.  (4)  Sistem Informasi Aparatur Sipil Negarasebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) berbasiskan teknologi informasi yangmudah diaplikasikan, mudah diakses danmemiliki sistem keamanan yang dipercaya.

(4)  Sistem Informasi Aparatur Sipil Negarasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) berbasiskan teknologi informasi yangmudah diaplikasikan, mudah diakses danmemiliki sistem keamanan yang dipercaya.

421.  (5)  Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara dapat

diakses dan dipergunakan oleh BKN daninstansi terkait baik untuk keperluanpemutakhiran  data maupun untukpengambilan keputusan.

422.  Pasal 111

(1)  Sistem informasi aparatur sebagaimanadimaksud dalam Pasal 110 ayat (1) memuatseluruh informasi dan data Pegawai ASN.

Pasal 111

(2)  Sistem informasi aparatur sebagaimanadimaksud dalam Pasal 110 ayat (1) memuatseluruh informasi dan data Pegawai ASN.

423.  (2)  Data Pegawai Aparatur Sipil Negarasebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sekurang-kurangnya memuat:a.  data riwayat hidup;b.  riwayat pendidikan formal dan non formal;c.  riwayat jabatan dan kepangkatan;d.  riwayat penghargaan/tanda jasa/tanda

kehormatan;e.  riwayat pengalaman berorganisasi;f.  riwayat gaji;g.  riwayat pendidikan dan latihan;h. daftar penilaian pekerjaan; dani.  surat keputusan.

(3)  Data Pegawai ASN sebagaimana dimaksudpada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat:

a.  data riwayat hidup;b.  riwayat pendidikan formal dan non formal;c.  riwayat jabatan dan kepangkatan;d.  riwayat penghargaan/tanda jasa/tanda

kehormatan;e.  riwayat pengalaman berorganisasi;f.  riwayat gaji;g.  riwayat pendidikan dan latihan;h. daftar penilaian pekerjaan; dani.  surat keputusan.

424.  BAB XII

PENYELESAIAN SENGKETA

BAB XII

PENYELESAIAN SENGKETA

425.  Pasal 112

(1)  Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melaluiupaya administratif dan Peradilan Tata UsahaNegara.

Pasal 112

(1)  Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melaluiupaya administratif dan Peradilan Tata UsahaNegara.

426.  (2)  Upaya administratif sebagaimana dimaksud (2)  Upaya administratif sebagaimana dimaksud

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 67/73

67

pada ayat (1) terdiri dari keberatan danbanding administratif.

pada ayat (1) terdiri dari keberatan danbanding administratif.

427.  (3)  Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diajukan secara tertulis kepada atasanpejabat yang berwenang menghukum denganmemuat alasan keberatan dan tembusannyadisampaikan kepada pejabat yang berwenang

menghukum.

(3)  Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diajukan secara tertulis kepada atasanpejabat yang berwenang menghukum denganmemuat alasan keberatan dan tembusannyadisampaikan kepada pejabat yang berwenang

menghukum.

428.  (4)  Banding administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (2) diajukan kepada BadanPertimbangan Aparatur Sipil Negara.

(4)  Banding administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (2) diajukan kepada BadanPertimbangan Aparatur Sipil Negara.

429.  (5)  Ketentuan lebih lanjut mengenai upayaadministratif diatur dengan PeraturanPemerintah.

(5)  Ketentuan lebih lanjut mengenai upayaadministratif diatur dengan PeraturanPemerintah.

430.  BAB XIIILARANGAN

BAB XIIILARANGAN

431. Pasal 113

Setiap orang dilarang memberi atau menjanjikansesuatu kepada Pegawai ASN atau panitia seleksipenerimaan calon Pegawai ASN agar berbuat atautidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengankewajibannya dalam seleksi penerimaan calonPegawai ASN.

Pasal 113

Setiap orang dilarang memberi atau menjanjikansesuatu kepada Pegawai ASN atau panitia seleksipenerimaan calon Pegawai ASN agar berbuat atautidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengankewajibannya dalam seleksi penerimaan calonPegawai ASN.

432.  Pasal 114

Pegawai ASN atau panitia seleksi penerimaancalon Pegawai ASN dilarang menerima pemberianatau janji dalam seleksi penerimaan calonPegawai ASN.

Pasal 114

Pegawai ASN atau panitia seleksi penerimaancalon Pegawai ASN dilarang menerima pemberianatau janji dalam seleksi penerimaan calon PegawaiASN.

433.  Pasal 115

Setiap orang dilarang bertindak sebagai perantaradalam seleksi penerimaan calon Pegawai ASN

Pasal 115

Setiap orang dilarang bertindak sebagai perantaradalam seleksi penerimaan calon Pegawai ASN

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 68/73

68

secara melawan hukum dengan maksudmenguntungkan diri sendiri atau orang lain.

secara melawan hukum dengan maksudmenguntungkan diri sendiri atau orang lain.

434.  Pasal 116

Setiap orang dilarang memberi atau menjanjikansesuatu kepada anggota KASN agar berbuat atautidak berbuat sesuatu dalam seleksi pengisian

pejabat Eksekutif Senior.

dihapus

435.  Pasal 117

Anggota KASN atau panitia seleksi penerimaancalon pejabat Eksekutif Senior dilarang denganmaksud menguntungkan diri sendiri atau oranglain secara melawan hukum denganmenyalahgunakan kekuasaannya agar seseorangmemberikan sesuatu, membayar, atau menerimapembayaran dengan potongan untukmengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri

Pasal 117

Panitia seleksi penerimaan calon JabatanPimpinan Tinggi dilarang dengan maksudmenguntungkan diri sendiri atau orang lain secaramelawan hukum dengan menyalahgunakankekuasaannya agar seseorang memberikansesuatu, membayar, atau menerima pembayarandengan potongan untuk mengerjakan sesuatu bagidirinya sendiri.

436. Pasal 118

Setiap orang dilarang bertindak sebagai perantaradalam seleksi penerimaan calon pejabat eksekutif senior dengan maksud menguntungkan dirisendiri atau orang lain secara melawan hukum.

Pasal 118

Setiap orang dilarang bertindak sebagai perantara

dalam seleksi penerimaan calon Jabatan Pimpinan

 Tinggi dengan maksud menguntungkan diri

sendiri atau orang lain secara melawan hukum.

437.  BAB XIVKETENTUAN PIDANA

BAB XIVKETENTUAN PIDANA

438. 

Pasal 119

Setiap orang yang memberi atau menjanjikansesuatu kepada pegawai ASN atau panitia seleksipenerimaan calon Pegawai ASN agar berbuat atautidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengankewajibannya dalam seleksi penerimaan calonPegawai ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal113 dipidana dengan pidana penjara paling

Pasal 119

Setiap orang yang memberi atau menjanjikansesuatu kepada pegawai ASN atau panitia seleksipenerimaan calon Pegawai ASN agar berbuat atautidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengankewajibannya dalam seleksi penerimaan calonPegawai ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal113 dipidana dengan pidana penjara paling

Arahan wapres ketentuan pidana mengacupada RUU KUHAP DAN RUU KUHP

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 69/73

69

singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima)tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan palingbanyak Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima)tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan palingbanyak Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

439.  Pasal 120

Pegawai atau panitia seleksi penerimaan calon

Pegawai ASN yang menerima pemberian atau janjidalam seleksi penerimaan calon pegawai ASNsebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 dipidanadengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahundan/atau pidana denda paling sedikit Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan palingbanyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus jutarupiah)

Pasal 120

Pegawai atau panitia seleksi penerimaan calon

Pegawai ASN yang menerima pemberian atau janjidalam seleksi penerimaan calon pegawai ASNsebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 dipidanadengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahundan/atau pidana denda paling sedikit Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan palingbanyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus jutarupiah)

440.  Pasal 121

Setiap orang yang bertindak sebagai perantara

dalam seleksi penerimaan calon Pegawai ASNsecara melawan hukum dengan maksudmenguntungkan diri sendiri atau orang lainsebagaimana dimksud dalam Pasal 115 dipidanadengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ataupidana denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.250.000.000,00 (dua ratus lima puluh jutarupiah).

Pasal 121

Setiap orang yang bertindak sebagai perantara

dalam seleksi penerimaan calon Pegawai ASNsecara melawan hukum dengan maksudmenguntungkan diri sendiri atau orang lainsebagaimana dimksud dalam Pasal 115 dipidanadengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ataupidana denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.250.000.000,00 (dua ratus lima puluh jutarupiah).

441.  Pasal 122

Setiap orang yang memberi atau menjanjikansesuatu kepada anggota KASN agar berbuat atautidak berbuat sesuatu dalam seleksi pengisianpejabat Eksekutif Senior sebagaimana dimaksuddalam Pasal 116 dipidana dengan pidana penjarapaling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7(tujuh) tahun dan/atau pidana denda palingsedikit Rp. 1000.000.000,00 (seratus juta rupiah)

Pasal 122

Setiap orang yang memberi atau menjanjikansesuatu kepada Panitia Seleksi agar berbuat atautidak berbuat sesuatu dalam seleksi pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 116 dipidana dengan pidana penjarapaling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7(tujuh) tahun dan/atau pidana denda palingsedikit Rp. 1000.000.000,00 (seratus juta rupiah)

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 70/73

70

dan paling banyak Rp. 350.000.000,00 (tiga ratuslima puluh juta rupiah).

dan paling banyak Rp. 350.000.000,00 (tiga ratuslima puluh juta rupiah).

442.  Pasal 123Anggota KASN atau panitia seleksi penerimaancalon pejabat Eksekutif Senior yang denganmaksud menguntungkan diri sendiri atau oranglain secara melawan hukum atau dengan

menyalahgunakan kekuasaannya agar seseorangmemberikan sesuatu, membayar, atau menerimapembayaran dengan potongan untukmengerjakan sesuatu bagi dirinya sendirisebagaimana dimaksud dalam Pasal 117 dipidanadengan pidana penjara paling singkat 4 (empat)tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahundan/atau pidana denda paling sedikit Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) danpaling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliarrupiah).

Pasal 123Panitia seleksi penerimaan calon jabatanPimpinan Tinggi yang dengan maksudmenguntungkan diri sendiri atau orang lain secaramelawan hukum atau dengan menyalahgunakan

kekuasaannya agar seseorang memberikansesuatu, membayar, atau menerima pembayarandengan potongan untuk mengerjakan sesuatu bagidirinya sendiri sebagaimana dimaksud dalamPasal 117 dipidana dengan pidana penjara palingsingkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (duapuluh) tahun dan/atau pidana denda palingsedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satumiliar rupiah).

443.  Pasal 124

Setiap orang yang bertindak sebagai perantaradalam seleksi penerimaan calon pejabat Eksekutif Senior dengan maksud menguntungkan dirisendiri atau orang lain secara melawan hukumsebagaimana dimaksud dalam Pasal 118 dipidanadengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahundan/atau pidana denda paling sedikit Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan palingbanyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus jutarupiah).

Pasal 124

Setiap orang yang bertindak sebagai perantaradalam seleksi penerimaan calon Jabatan Pimpinan Tinggi dengan maksud menguntungkan dirisendiri atau orang lain secara melawan hukumsebagaimana dimaksud dalam Pasal 118 dipidanadengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahundan/atau pidana denda paling sedikit Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan palingbanyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus jutarupiah).

444.  BAB XVKETENTUAN PENUTUP

BAB XVKETENTUAN PENUTUP

445.  Pasal 125

Ketentuan mengenai pensiun sebagaimanadimaksud dalam Pasal 88 berlaku bagi PegawaiASN yang diangkat sejak 1 Januari 2013.

Pasal 125Dihapus

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 71/73

71

446.  Pasal 126

 Tim seleksi menyampaikan 7 (tujuh) orang KASNterpilih kepada Presiden untuk ditetapkan palinglambat 3 (tiga) bulan setelah Undang-undang inidiundangkan.

Pasal 126

(1)  Kebijakan dan Manajemen ASN yang diaturdalam Undang-Undang ini dilaksanakan denganmemperhatikan kekhususan daerah-daerahtertentu.

Penjelasan Pasal:

Yang dimaksud dengan daerah-daerah tertentumisalnya: daerah yang memiliki otonomikhusus, daerah tertinggal, daerah konflik,daerah terpencil, daerah istimewa dan lain-lain.

447.  Pasal 127

Sistem Informasi Aparatur Sipil Negarasebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 danpasal 111 dilaksanakan secara nasional palinglambat tahun 2012.

Pasal 127

Sistem Informasi Aparatur Sipil Negarasebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 danpasal 111 dilaksanakan secara nasional palinglambat tahun 2013.

448.  Pasal 128

Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harussudah ditetaplam paling lambat 1 (satu) tahunsejak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 128

Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harussudah ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahunsejak Undang-Undang ini diundangkan.

449.  Pasal 129

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai NegeriSipil Daerah disebut sebagai Pegawai ASN.

Pasal 129

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai NegeriSipil Daerah disebut sebagai Pegawai ASN.

450.  Pasal 130

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentangPokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran NegaraRepublik lndonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesiaNomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentangPerubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran NegaraRepublik lndonesia Nomor 3890) dicabut dandinyatakan tidak berlaku.

Pasal 130

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentangPokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran NegaraRepublik lndonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesiaNomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentangPerubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1999Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republiklndonesia Nomor 3890) dicabut dan dinyatakantidak berlaku.

451.  Pasal 130A

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 72/73

72

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,ketentuan tentang Kepegawaian Dearah yangdiatur dalam Bab V Undang-Undang Nomor 32tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 125) dan peraturan pelaksananya dicabutdan dinyatakan tidak berlaku.

452.  Pasal 131

Ketentuan peraturan perundang-undanganmengenai kode etik dan penyelesaian pelanggaranterhadap kode etik bagi jabatan fungsionaltertentu dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan Undang-Undang ini.

Pasal 131

Ketentuan peraturan perundang-undanganmengenai kode etik dan penyelesaian pelanggaranterhadap kode etik bagi jabatan fungsionaltertentu dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan Undang-Undang ini.

453.  Pasal 132

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,semua peraturan perundang-undangan yang

merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1974 Nomor 55, TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentangPerubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran NegaraRepublik lndonesia Nomor 3890) dinyatakanmasih tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Pasal 132

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,semua peraturan perundang-undangan yang

merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1974 Nomor 55, TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3041)sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahanatas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (LembaranNegara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor169, Tambahan Lembaran Negara Republiklndonesia Nomor 3890) dinyatakan masih tetapberlaku sepanjang tidak bertentangan denganketentuan dalam Undang-Undang ini.

454.  Pasal 133

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,semua peraturan perundang-undangan yangberkaitan dengan kepegawaian harus disesuaikan

Pasal 133

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,semua peraturan perundang-undangan yangberkaitan dengan kepegawaian harus disesuaikan

NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA draft DPR USUL PEMERINTAH CATATAN RAPAT

7/23/2019 ruu asn

http://slidepdf.com/reader/full/ruu-asn 73/73

dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini. dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.

455.  Pasal 134

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Undang-Undangini dengan penempatannya dalam LembaranNegara Republik Indonesia.

Pasal 134

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Undang-Undang ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.

456.  Disahkan di Jakartapada tanggal. ..PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di JakartaPada tanggal… MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

PATRIALIS AKBAR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIATAHUN ... NOMOR ...

Disahkan di Jakartapada tanggal. ..PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di JakartaPada tanggal… MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

PATRIALIS AKBAR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIATAHUN ... NOMOR ...