rpt0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • daerah irigasi dengan luasan lebih besar dari...

69
RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume III : Jaringan Irigasi Bagian – 4 : Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR RPT0 SDA

Upload: phamtruc

Post on 06-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

Konsep

Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis

Volume III : Jaringan Irigasi

Bagian – 4 : Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan

ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR

RPT0

SDA

P14N54
New Stamp
Page 2: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

i

DAFTAR ISI DAFTAR ISI .................................................................................................................. i KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii PENDAHULUAN........................................................................................................... iii 1. RUANG LINGKUP ............................................................................................... 1 2. ACUAN NORMATIF............................................................................................. 1 3. ISTILAH DAN DEFINISI....................................................................................... 2

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN................................................................... 3

4.1. Lingkup Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi .................................. 4 4.2. Lembaga Pengelola Irigasi ......................................................................... 5 4.3. Deskripsi Wilayah........................................................................................ 5

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................................................................ 6

5.1. Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi ............................................................... 6 5.1.1 Tahap perencanaan ........................................................................ 6 5.1.2 Tahap pelaksanaan......................................................................... 6 5.1.3 Tahap monitoring dan evaluasi ....................................................... 8 5.1.4 Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi..................................... 10

5.2. Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Irigasi ..................................................... 10 5.2.1 Tahap perencanaan......................................................................... 10 5.2.2 Tahap Pelaksanaan......................................................................... 12 5.2.3 Pemantauan dan Evaluasi ............................................................... 14

5.3. Penyusunan Biaya Operasi dan Pemeliharaan .......................................... 14 5.3.1 Penyusunan Biaya Operasi ............................................................... 14 5.3.2 Penyusunan Biaya Pemeliharaan...................................................... 15

6. PENGENDALIAN MUTU ..................................................................................... 15

6.1. Kegiatan Operasi ........................................................................................ 15 6.2. Kegiatan Pemeliharaan............................................................................... 16

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN.................................................................... 16 7.1. Pengukuran ......................................................................................................... 16 7.2. Dasar Pembayaran.............................................................................................. 16 BIBLIOGRAFI ............................................................................................................... 17 LAMPIRAN A Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi ............................................... 18 LAMPIRAN B Bagan Pelaksanaan Operasi ............................................................. 19 LAMPIRAN C Bagan Alir Prosedur Pemeliharaan Jaringan Irigasi........................... 20 LAMPIRAN D Formulir Operasi Jaringan Irigasi ....................................................... 21 LAMPIRAN E Formulir Pemeliharaan Jaringan Irigasi.............................................. 33 LAMPIRAN F Perhitungan Angka Kebutuhan Nyata Pengelolaan Irigasi (AKNPI) .. 52 LAMPIRAN G Kerangka Acuan Kerja ....................................................................... 56

Page 3: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

ii

KATA PENGANTAR

Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Departemen Pekerjaan Umum. Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan pembahasan untuk masing-masing tingkatan harus dihadiri oleh anggota panitia, nara sumber, konseptor dan tim editor dari perumusan pedoman ini. Komposisi anggota panitia dan nara sumber harus memperhatikan keterwakilan para pemangku kepentingan yaitu antara lain : pemerintah, pakar, konsumen dan produsen dengan komposisi yang seimbang satu sama lain.

Page 4: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

iii

PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara operasi dan pemeliharaan dari jaringan irigasi yang telah dibangun.

1. Pedoman ini meliputi pembahasan tentang istilah, pengertian serta prosedur operasi dan pemeliharaan dari jaringan irigasi, dilengkapi dengan blanko-blanko isian, sehingga tahapan Perencanaan, Pelaksanaan sampai pada Pemantauan dan Evaluasi dapat diikuti secara sistematis dan praktis.

2. Pedoman ini dibuat dengan maksud untuk mempermudah para petugas O&P di daerah dalam merencanakan, melaksanakan dan memantau dan mengevaluasi kinerja O&P di daerahnya masing-masing.

3. Pedoman ini dibuat sebagai salah satu bahan acuan bagi lembaga pengelola irigasi terutama GP3A/IP3A dan lembaga pemerintah yang membidangi irigasi (sebagai pendamping), dalam menyusun panduan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi di daerah/wilayah kerja GP3A yang bersangkutan. Wilayah kerja ini dapat berupa satu daerah irigasi yang utuh atau bagian dari daerah irigasi (misalnya unit sekunder).

4. Pedoman ini dalam penerapannya perlu disesuaikan dengan kondisi & situasi setempat. Kesepakatan yang dicapai & diputuskan bersama oleh GP3A dengan pendamping & mitra kerjanya, yakni lembaga pemerintah yang membidangi irigasi, kemudian dituangkan dalam bentuk panduan O&P partisipatif untuk dilaksanakan bersama.

Page 5: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

1 dari 65

Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume III : Jaringan Irigasi

Bagian – 4 : Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi

1. RUANG LINGKUP Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan irigasi.

Pedoman ini dibatasi penggunaannya untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan irigasi.

Pedoman ini menetapkan kegiatan yang berhubungan dengan operasi dan pemeliharaan irigasi yang meliputi pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas tanam dlsb), kalibrasi alat pengukur debit, membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, merencanakan Tata Tanam Tahunan, merencanakan penutupan saluran/pengeringan, mengatur pintu-pintu air, melaksanakan pembagian dan pemberian air, dll.

2. ACUAN NORMATIF Standar Nasional Indonesia (SNI) :

- SNI 03-2819-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan Alat Ukur Arus Tipe Baling-Baling.

- SNI 03-2820-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka Dengan Pelampung Permukaan.

- SNI 03 -6455.1-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bangunan ukur Parshall Flume.

- SNI 03 -6455.2-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bangunan ukur ambang v-rata.

- SNI 03 -6455.3-2000 : Metode pengujian aliran pada saluran terbuka dengan bangunan ukur empat persegi.

- SNI 03 -6455.4-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan ambang tajam segitiga.

- SNI 03 -6455.5-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan ambang tajam persegi panjang

- SNI 03-6381-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bangunan ukur Cipoletti.

- SNI-03-6467.1-2000 : Tata cara pengukuran aliran benda cair pada saluran terbuka dengan bangunan ukur ambang lebar horizontal dan ujung hulu bulat.

- SNI 03-6738-2002 : Metode perhitungan debit andal air sungai dengan analisis lengkung kekerepan.

Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) :

- RSNI T - 03 - 2002 : Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teknis Pedoman dan Petunjuk :

- Pedoman Prosedur Pemeliharaan Jaringan Irigasi, 1995, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum.

Page 6: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

2 dari 65

- Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan, 2006, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum

3. ISTILAH DAN DEFINISI 3.1. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk

menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.

3.2. Daerah Irigasi (DI) adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari suatu jaringan irigasi.

3.3. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.

3.4. Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi.

3.5. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka dan menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu dan bangunan ukur, mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi.

3.6. Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu yang dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya.

3.7. Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu dari jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak tersier.

3.8. Sistem Golongan adalah suatu cara untuk menekan beban puncak kebutuhan air pada waktu pengolahan tanah, sehingga dapat mendekati debit maksimum ketersediaan air di bendung, dengan mengatur jadwal waktu mulai pengolahan tanah tiap golongan berbeda (misalnya 15 hari) dengan menyesuaikan ketersediaan debit sungai.

3.9. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), yaitu suatu lembaga pengelola irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi, yang dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.

3.10. Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) adalah istilah umum untuk wadah kelembagaan dari sejumlah P3A dan lembaga lain yang memanfaatkan fasilitas irigasi termasuk irigasi pompa, yang dibentuk secara demokratis.

3.11. Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) adalah istilah umum untuk wadah kelembagaan dari sejumlah GP3A dan lembaga lain yang memanfaatkan fasilitas irigasi termasuk irigasi pompa, yang sepakat bekerjasama dalam pengelolaan suatu daerah pelayanan irigasi.

3.12. Rencana Tata Tanam Detail (RTTD) adalah rencana tata tanam yang menggambarkan rencana luas tanam pada suatu Daerah Irigasi dan terperinci per petak tersier.

3.13. Rencana Tata Tanam Global (RTTG) adalah rencana tata tanam yang menggambarkan rencana luas tanam pada suatu daerah irigasi, belum terperinci per petak tersier, sehingga yang terlihat hanya rencana luas tanam per DI.

Page 7: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

3 dari 65

3.14. Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana irigasi selalu dapat berfungsi dengan baik guna mempertahankan kelestariannya.

3.15. Pemeliharaan jaringan irigasi adalah usaha untuk melestarikan saluran dan bangunan-bangunan irigasi supaya dapat berfungsi selama mungkin sesuai dengan jangka masa pelayanan yang direncanakan.

3.16. Pemeliharaan periodik adalah suatu kegiatan yang mempunyai waktu yang lama dan dampak yang diakibatkannya akan lebih besar dibandingkan dengan pemeliharaan rutin.

3.17. Pemeliharaan rutin adalah kegiatan yang mempunyai frekuensi lebih sering dilakukan dengan skala kecil, waktunya pendek dan harus dilakukan serta secara kontinyu.

3.18. Buku Catatan Pemeliharaan (BCP) adalah buku yang gunanya menampung semua data kerusakan pada saluran dan bangunan pada suatu daerah irigasi, hasil penelusuran jaringan pada waktu pengeringan dilakukan.

3.19. Penggelontoran adalah cara membersihkan saluran dari terakumulasinya endapan kotoran yang terbawa melalui aliran air.

3.20. Perawatan adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.

3.21. Perawatan rutin adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan yang dilaksanakan setiap waktu.

3.22. Perawatan berkala adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan yang dilaksanakan secara berkala.

3.23. Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi saluran dan atau bangunan-bangunan irigasi.

3.24. Pengamanan dan pencegahan adalah usaha untuk menjaga kondisi dan atau fungsi jaringan serta hal-hal lain yang dapat mengakibatkan rusaknya jaringan.

3.25. Perbaikan darurat adalah usaha perbaikan dengan maksud agar saluran dan bangunan sementara dapat berfungsi.

3.26. Perbaikan permanen adalah usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi dan fungsi jaringan secara permanen.

3.27. Penggantian adalah usaha untuk mengganti seluruh/sebagian komponen prasarana fisik, fasilitas dan peralatan jaringan irigasi.

3.28. Perencanaan pemeliharaan adalah suatu proses rancangan sebelum pelaksanaan pemeliharaan dimulai, kegiatan tersebut meliputi inspeksi, survey dan desain serta penyusunan program.

3.29. Normalisasi profil saluran adalah suatu kegiatan perbaikan untuk mengembalikan bentuk profil saluran seperti semula.

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN Undang-Undang No.7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah No.20 tahun 2006 tentang Irigasi, mengamanatkan bahwa kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan irigasi dibagi-bagi sesuai dengan luasan daerah irigasi, sebagai berikut:

• Daerah Irigasi dengan luasan kurang dari 1.000 ha dan terletak dalam satu kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota.

• Daerah Irigasi dengan luasan antara 1.000 s/d 3.000 ha dan daerah irigasi lintas kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

Page 8: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

4 dari 65

• Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan pemerintah pusat.

Dalam Peraturan Pemerintah No.20 tahun 2006 tentang Irigasi, disebutkan bahwa : Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya, perkumpulan petani pemakai air dapat berperan serta sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Ketentuan dan persyaratan lain yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan operasi dan pemeliharaan bangunan irigasi memuat :

4.1. Lingkup Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

4.1.1 Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi, harus meliputi:

• Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas tanam, dll).

• Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit.

• Pekerjaan membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, Pembagian dan Pemberian Air Tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan, Rencana Pengeringan, dll.

• Pekerjaan melaksanakan pembagian dan pemberian air (termasuk pekerjaan membuat laporan permintaan air, mengisi papan operasi, mengatur bukaan pintu).

• Pekerjaan mengatur pintu-pintu air pada bendung berkaitan dengan datangnya debit banjir sungai.

• Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras endapan lumpur.

• Koordinasi antar instansi terkait.

• Monitoring dan Evaluasi kegiatan Operasi Jaringan Irigasi.

Agar Operasi Jaringan Irigasi dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus tersedia data pendukung, antara lain:

• Peta Wilayah Kerja Pengelolaan Irigasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab (skala 1 : 25.000 atau disesuaikan), dengan plotting sumber air, waduk, bendung, saluran induk, dan lahan irigasi.

• Peta Daerah Irigasi (skala 1:10.000 atau disesuaikan), dengan batas daerah irigasi dan plotting saluran induk dan sekunder, bangunan air, lahan irigasi serta pembagian golongan.

• Skema Jaringan Irigasi, yang menggambarkan saluran induk dan sekunder, bangunan air & bangunan lainnya yang ada disetiap ruas dan panjang saluran, petak tersier dengan data debit rencana, luas petak, kode golongan yang masing-masing dilengkapi dengan nomenklatur.

• Skema Rencana Pembagian dan Pemberian Air, yang menggambarkan skema petak dengan data pembagian dan pemberian air mulai dari petak tersier, saluran sekunder, saluran induk dan bendung/sumber air.

• Gambar Purna Laksana (as built drawing), untuk saluran maupun bangunan. • Dokumen & Data lain, berupa :

Pedoman pengoperasian bendung, bangunan ukur debit atau bangunan khusus lainnya.

Data seri dari catatan curah hujan. Data debit sungai

Page 9: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

5 dari 65

Data klimatologi Dan data lainnya.

4.1.2 Kegiatan yang terkait dengan pemeliharaan jaringan irigasi adalah :

• Pengamanan jaringan irigasi (a.l. mencegah penggembalaan dilingkungan saluran & bangunan, inspeksi rutin, larangan buang sampah dsb.)

• Pemeliharaan rutin (a.l. membabat rumput, memberi pelumas dsb.) • Pemeliharaan berkala (a.l. mengecat pintu air setiap 1 – 2 th dsb.) • Perbaikan darurat (a.l. perbaikan tanggul akibat bencana alam dsb.) • Perbaikan permanen/penggantian.

Semua hal yang berkaitan dengan ketentuan dan persyaratan kegiatan pemeliharaan mengacu pada RSNI T - 03 – 2002, tentang Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teknis.

4.2. Lembaga Pengelola Irigasi 4.2.1 Lembaga pengelola irigasi yang terlibat dalam pelaksanaan O&P disuatu daerah

irigasi atau unit sekunder, yaitu :

• Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Dinas/Sub Dinas yang membawahi masalah irigasi).

• P3A/Unit P3A, GP3A, IP3A

• Komisi Irigasi Kabupaten/Kota.

• dan pihak lain (misal : air minum, industri dan lain-lain)

4.2.2 Dalam pelaksanaan O&P tersebut, masing-masing lembaga memiliki tugas pokok & fungsi yang berbeda atau titik beratnya berbeda.

4.3. Deskripsi Wilayah

4.3.1 Kondisi Phisik

Beberapa hal penting yang perlu dijelaskan secara singkat adalah :

- Lokasi (a.l. kab, kec, desa) dan luas areal

- Sumber air dan ketersediaan air irigasi

- Kondisi jaringan irigasi (ditambah peta/skema)

- Status pengelolaan jaringan irigasi

4.3.2 Kondisi Kelembagaan

Beberapa hal yang perlu dijelaskan secara singkat adalah :

- Nama & luas wilayah kerja GP3A/IP3A

- Status GP3A/IP3A

- Jumlah anggotanya (P3A-Unit)

- Luas wilayah kerja setiap P3A-Unit

- Posisi setiap P3A-Unit dalam peta/skema.

Page 10: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

6 dari 65

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan operasi dan pemeliharaan bangunan irigasi harus memuat :

5.1 Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi 5.1.1 Tahap perencanaan

1) Perencanaan Penyediaan Air Tahunan . Dibuat oleh instansi teknis tingkat kabupaten/tingkat provinsi yang membidangi irigasi berdasarkan data-data antara lain ketersediaan air (debit andalan), realisasi tanam tahun yang lalu, kondisi hidroklimatologi yang akan dipakai sebagai dasar penyusunan rencana tata tanam tahunan, mengacu pada SNI 03-6738-2002 : Metode perhitungan debit andal air sungai dengan analisis lengkung kekerepan.

2) Perencanaan Tata Tanam Detail. Penyusunan rencana tata tanam tahunan dirapatkan dan disusun oleh tiap unit P3A, mengenai luas tanam, jenis tanaman, perkiraan umur tanaman, waktu pengolahan tanah, waktu sebar benih dan lain-lain diusulkan ke GP3A terkait (Formulir Operasi : Usulan Dan Keputusan Luas Tanam Per Juru Pengairan/Mantri) selambat-lambatnya 3 bulan sebelum musim tanam pada musim hujan (MT-I).

3) Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun Rencana Tata Tanam. Penyusunan Rencana Tata Tanam Tahunan berdasarkan kebutuhan tanaman yang diusulkan dengan menggunakan Formulir Operasi : Kutipan Lampiran Keputusan Komisi Irigasi Mengenai Rencana Tata Tanam Per Daerah Irigasi yang berisi rangkuman seluruh areal daerah irigasi. Usulan itu dibahas dalam rapat komisi irigasi untuk menyusun Rencana Tata Tanam yang dilaksanakan setiap tahun sekali sebelum MT-I .

4) SK Bupati/Gubernur Mengenai Rencana Tata Tanam . Setelah ada kesepakatan dalam rapat komisi irigasi maka disusun penetapan melalui SK Bupati/Gubernur tentang Rencana Tata Tanam (RTT). SK tersebut sebagai dasar dalam menyusun rencana pembagian dan pemberian air serta waktu pengeringan dan sebelum MT-I SK ini harus sudah terbit.

5) Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan. Penyusunan rencana pembagian dan pemberian air (RPA) pada jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier yang disusun oleh Dinas/Cabang Dinas dan atau Kemantren/IP3A, berdasarkan SK Bupati/Gubernur tentang RTT selambat-lambatnya 1 bulan sebelum musim tanam pada musim hujan (MT-I) .

Semua hal yang berkaitan dengan tahap perencanaan kegiatan operasi mengacu dan berpedoman pada Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan, Team SUBDIT O&P.IRIGASI, Oktober 2006.

5.1.2 Tahap pelaksanaan

Berdasarkan SK Bupati/Gubernur tentang Rencana Tata Tanam yang dilengkapi dengan Rencana Pembagian dan Pemberian Air, maka pelaksanaan kegiatan operasi dapat dilakukan sebagai berikut:

Page 11: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

7 dari 65

1) Laporan Keadaan Air Dan Tanaman. Untuk mengetahui realisasi tanam dan usulan tanam beserta ketersediaan air di petak-petak tersier dengan menggunakan Formulir Operasi : Laporan Keadaan Air Dan Tanaman yang diisi oleh mantri/juru dengan periode 2 mingguan.

2) Penentuan Rencana Kebutuhan Air Di Pintu Pengambilan/Bendung. Setelah ditetapkan rencana tata tanam maka disiapkan rencana kebutuhan air di pintu pengambilan dengan menggunakan Formulir Operasi : Rencana Kebutuhan Air Di Pintu Pengambilan/Bendung yang diisi oleh ranting/mantri dan diketahui oleh IP3A dengan periode 2 mingguan.

3) Pencatatan Debit Saluran Untuk mengontrol debit yang dialirkan di ruas-ruas saluran yang telah ditetapkan dalam skema pembagian dan pemberian air, petugas/mantri pengairan/juru pengairan melakukan pencatatan debit saluran dengan menggunakan Formulir Operasi : Pencatatan Debit Saluran.

4) Penetapan Pembagian Air Pada Jaringan Sekunder Dan Primer. Setelah mengetahui ketersediaan air irigasi di pintu pengambilan, usulan rencana tata tanam ditetapkan pemberiannya dengan menggunakan Formulir Operasi : Penetapan Pembagian Air Pada Jaringan Sekunder Dan Primer yang dilaksanakan oleh ranting/pengamat dengan periode 2 mingguan.

5) Pencatatan Debit Sungai/Bangunan Pengambilan. Untuk mengontrol debit yang masuk ke pintu pengambilan dan debit limpasan di atas mercu bendung, petugas penjaga bendung/mantri pengairan/juru bendung melakukan pencatatan debit dengan menggunakan Formulir Operasi : Pencatatan Debit Sungai/Bangunan Pengambilan.

6) Perhitungan Faktor K atau Faktor Palawija Relatif (FPR). Faktor K adalah perbandingan antara debit tersedia di bendung dengan debit yang dibutuhkan pada periode pembagian dan pemberian air 2 mingguan (awal bulan dan tengah bulan). Jika persediaan air cukup maka faktor K=1 sedangkan pada persediaan air kurang maka faktor K<1. Perhitungan faktor K menggunakan Formulir Operasi : Perhitungan Faktor K dan dihitung oleh Cabang Dinas/Ranting/Pengamat.

Dengan menggunakan rumus bendungdidiperlukanyangQ

bendungditersediaQK = .

Pada kondisi air cukup (faktor K=1), pembagian dan pemberian air adalah sama dengan rencana pembagian dan pemberian air. Pada saat terjadi kekurangan air (K<1), pembagian dan pemberian air disesuaikan dengan nilai faktor K yang sudah dihitung. Didekati dengan prosedur sebagai berikut :

• Formulir Operasi : Rencana Kebutuhan Air Di Jaringan Utama Dan Penetapan Pemberian Airnya menginformasikan besarnya debit (Q) yang diperlukan dan penetapan pemberiannya di tingkat jaringan. Pemberian debit disesuaikan dengan perhitungan faktor K nya.

• Formulir Operasi : Pencatatan Debit Bangunan Pengambilan/ Pencatatan Debit Sungai menginformasikan besarnya debit (Q) yang tersedia di bendung atau pada bangunan pengambilan.

Page 12: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

8 dari 65

7) Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi. Petugas dinas kabupaten yang membidangi irigasi setingkat Pengamat/ Cabang/ Dinas/ Ranting/ Korwil PSDA melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam, mengetahui realisasi luas tanam, dan neraca pembagian airnya per daerah irigasi dengan melakukan pencatatan per musim tanam selama satu tahun dengan menggunakan Formulir Operasi : Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi. Formulir ini menginformasikan antara lain :

• Realisasi tanam per musim tanam (MT-I, MT-II, MT-III). • Kerusakan tanaman. • Rencana tanam pada tahun berjalan dan pada tahun mendatang. • Keadaan air. • Produksi tanaman .

Pencatatan ini dilaksanakan oleh Cabang Dinas/Ranting/Pengamat setiap satu tahun sekali setelah MT-III .

8) Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kabupaten/Kota. Untuk mengetahui realisasi luas tanam per daerah irigasi per musim tanam (MT) per kabupaten. Dengan menggunakan Formulir Operasi : Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh petugas Dinas Kabupaten yang membidangi irigasi/sumber daya air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MT-III. Formulir ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena musibah. Formulir tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan pengelolaan daerah irigasi yang bersangkutan, yaitu DI kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

9) Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Provinsi/Per DAS. Merupakan rekapitulasi dari Formulir Operasi : Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Provinsi/Per DAS yang diisi oleh petugas Dinas Provinsi/Balai yang membidangi irigasi/sumber daya air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MT-III. Formulir ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena musibah. Formulir tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan pengelolaan daerah irigasi yang bersangkutan, yaitu DI kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

10) Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi. Pengoperasian bangunan pengatur ini dilakukan oleh petugas/mantri/juru pengairan untuk mengatur debit air sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan.

Semua hal yang berkaitan dengan tahap kegiatan pelaksanaan operasi mengacu dan berpedoman pada Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan, Team SUBDIT O&P.IRIGASI, Oktober 2006.

5.1.3 Tahap monitoring dan evaluasi .

1) Monitoring pelaksanaan operasi. Tahap monitoring pelaksanaan operasi dilakukan dengan menggunakan daftar simak Bagan Alir Formulir Operasi. Formulir tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan pengelolaan daerah irigasi yang bersangkutan, yaitu DI kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

Page 13: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

9 dari 65

2) Kalibrasi alat ukur Jenis alat ukur yang dipakai dalam pembagian air sesuai dengan KP Irigasi ada 6 macam, yaitu :

• Tipe Romijn. • Tipe Parshal Flume. • Tipe CHO (Constant Head Orifice). • Tipe Crump De Gruyter. • Tipe Cippoletti. • Tipe Broadcrested Weir/Drempel.

Enam tipe alat ukur diatas sudah memiliki rumus standar tersendiri, asal dipenuhi syarat hidrolisnya. Besarnya air yang mengalir melewati suatu alat ukur dalam satuan waktu tertentu tidak selalu sama dengan perhitungan memakai rumus standar yang berlaku. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain nilai kekasaran, endapan, umur, dan kekentalan air itu sendiri. Di samping itu, pengerjaan dan pemasangan alat ukur pada saat pembangunan juga sangat berpengaruh. Mengingat hal tersebut sebelum dipergunakan, alat ukur harus di kalibrasi yaitu dengan membandingkan kenyataan besarnya debit yang mengalir dengan besarnya debit sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus umum. Tata cara kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tata cara kalibrasi, sbb:

• SNI 03 -6455.1-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bangunan ukur Parshall Flume.

• SNI 03 -6455.2-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bangunan ukur ambang v-rata.

• SNI 03 -6455.3-2000 : Metode pengujian aliran pada saluran terbuka dengan bangunan ukur empat persegi.

• SNI 03 -6455.4-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan ambang tajam segitiga.

• SNI 03 -6455.5-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan ambang tajam persegi panjang.

• SNI 03-6381-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bangunan ukur Cipoletti.

• SNI-03-6467.1-2000 : Tata cara pengukuran aliran benda cair pada saluran terbuka dengan bangunan ukur ambang lebar horizontal dan ujung hulu bulat.

Kalibrasi harus dilakukan setiap ada perubahan/perbaikan dari alat ukur atau minimal lima tahun sekali. Apabila terjadi kerusakan alat ukur pada jaringan irigasi teknis maka sambil menunggu perbaikan, pengukuran debit pada alat ukur yang rusak dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :

Page 14: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

10 dari 65

• Pengukuran debit dengan alat ukur arus tipe baling-baling atau metode pelampung yang mengacu pada SNI 03-2819-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka dengan Alat Ukur Arus Tipe Baling-Baling dan SNI 03-2820-1992 : Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka Dengan Pelampung Permukaan.

• Dibuat lubang pintu ukur yang proporsional dengan pintu ukur yang masih berfungsi.

3) Monitoring kinerja daerah irigasi

Kegiatan monitoring kinerja daerah irigasi menggunakan Formulir 1 dan 2 Indeks Kinerja Jaringan Irigasi. Formulir tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan pengelolaan daerah irigasi yang bersangkutan, yaitu DI kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

Semua hal yang berkaitan dengan tahap kegiatan monitoring dan evaluasi mengacu dan berpedoman pada Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan, Team SUBDIT O&P.IRIGASI, Oktober 2006.

5.1.4 Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi

Pengoperasian bangunan pengatur ini dilakukan oleh petugas/mantri/juru pengairan untuk mengatur debit air sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan. a) Operasi Bangunan Pengambilan Utama b) Operasi Bangunan Pembilas c) Operasi Kantong Lumpur

Semua hal yang berkaitan dengan kegiatan operasi jaringan irigasi mengacu pada Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan, Team SUBDIT O&P.IRIGASI, Oktober 2006.

5.2 Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

5.2.1 Tahap perencanaan

1) Inspeksi Lapangan

Pelaksanaan kegiatan inspeksi lapangan berupa kegiatan-kegiatan berikut : (a) Mantri/juru pengairan secara rutin harus memeriksa jaringan irigasi yang

menjadi tanggung jawabnya. Kerusakan saluran pembawa/pembuang dan bangunan dilaporkan dengan mengisi Formulir Pemeliharaan : Laporan Kerusakan Jaringan Dan Fasilitas Irigasi dalam kategori berat, sedang, dan ringan. Isian formulir dan lampirannya diserahkan kepada Kepala Ranting Dinas pada awal bulan berikutnya.

(b) Staf bagian pemeliharaan/pengamat harus mengadakan pengecekan lapangan bulanan kemudian membuat ringkasan pekerjaan yang diperlukan dan diusulkan dengan mengisi Formulir Pemeliharaan : Laporan Skala Prioritas Kerusakan Jaringan Dan Fasilitas Irigasi dan dikirimkan ke cabang dinas setiap bulan.

Page 15: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

11 dari 65

(c) Kepala ranting atau staf pemeliharaan harus melakukan inspeksi lapangan sewaktu-waktu, bila menerima laporan kejadian bencana alam, laporan terinci dibuat oleh ranting dinas diteruskan ke cabang dinas dengan Formulir Pemeliharaan : Laporan Kerusakan Bencana Alam dan berikut lampirannya.

(d) Cabang dinas atau instansi yang berwenang harus segera meneruskan laporan ke Dinas/Sub Dinas Pengairan, dan atau instansi lain yang berwenang serta terkait dengan mengacu pada struktur organisasi yang berlaku.

Inspeksi lapangan pada kegiatan operasi dan pemeliharaan untuk bangunan irigasi berpedoman dan mengacu kepada RSNI T-03-2002, tentang Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teknis.

2) Survey dan Desain

Kegiatan survey dan desain yang dilakukan berupa : (a) Kepala ranting dinas menghitung kebutuhan bahan cat dan pelumas

menggunakan Formulir Pemeliharaan : Daftar Kebutuhan Bahan Cat Dan Pelumas Pintu Air, upah dan bahan untuk swakelola menggunakan Formulir Pemeliharaan : Daftar Kebutuhan Upah Dan Bahan Untuk Swakelola, selanjutnya dilaporkan ke Cabang Dinas Pengairan setiap awal triwulan II, untuk bahan pembuatan usulan anggaran tahunan

(b) Sebelum program tahunan pemeliharaan cabang dinas dituntaskan, survey dan desain pada pekerjaan swakelola besar dan pekerjaan yang akan diborongkan harus dilakukan dan dilaporkan pelaksanaannya menggunakan Formulir Pemeliharaan : Laporan Pelaksanaan Survey Dan Desain Pekerjaan Pemeliharaan Dan Sarana Irigasi. Lokasi perbaikan besar yang akan dilakukan perlu dipantau oleh Kepala Seksi Pemeliharaan Cabang Dinas. Pekerjaan pemeliharaan dengan swakelola dan diborongkan masing-masing disusun menggunakan Formulir Pemeliharaan : Daftar Usulan Skala Prioritas Pekerjaan Pemeliharaan Yang Di Swakelolakan dan Formulir Pemeliharaan : Daftar Usulan Skala Prioritas Pekerjaan Pemeliharaan Yang Diborongkan dan menjadi suatu komponen dari Daftar Usulan Proyek (DUP/DUPDA). Data pokok dari hasil survey dan desain dipakai untuk mengisi Formulir Pemeliharaan : Daftar Usulan Skala Prioritas Pekerjaan Pemeliharaan Yang Di Swakelolakan dan Formulir Pemeliharaan : Daftar Usulan Skala Prioritas Pekerjaan Pemeliharaan Yang Diborongkan yang dicatat dalam buku Catatan Pemeliharaan Cabang Dinas.

(c) Formulir Pemeliharaan : Laporan Pelaksanaan Survei Dan Disain Pekerjaan Pemeliharaan Dan Sarana Irigasi dikirim ke Dinas/Sub Dinas PU Pengairan paling lambat bulan Maret tiap tahun. Formulir Pemeliharaan : Daftar Usulan Skala Prioritas Pekerjaan Pemeliharaan Yang Di Swakelolakan dan Formulir Pemeliharaan : Daftar Usulan Skala Prioritas Pekerjaan Pemeliharaan Yang Diborongkan harus diserahkan lewat Kantor Koordinator/Wilayah dan tiba di kantor Dinas/Sub Dinas PU Pengairan dalam bulan Juni tahun anggaran sebelumnya agar anggaran pemeliharaan keseluruhan untuk tahun berikutnya dapat direncanakan tepat waktu.

Survey dan desain pada kegiatan operasi dan pemeliharaan untuk bangunan irigasi berpedoman dan mengacu kepada RSNI T-03-2002, tentang Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teknis.

Page 16: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

12 dari 65

3) Penyusunan Program

Setelah anggaran tahunan (DIP/DIPDA) diserahkan oleh Dinas/Sub Dinas Kepala Cabang Dinas, maka hasil survey dan desain pekerjaan yang pernah diselesaikan dan dilaporkan dalam Formulir Pemeliharaan : Daftar Usulan Skala Prioritas Pekerjaan Pemeliharaan Yang Di Swakelolakan dan Formulir Pemeliharaan : Daftar Usulan Skala Prioritas Pekerjaan Pemeliharaan Yang Diborongkan di analisa kembali dengan skala prioritas. Selanjutnya disusun program pekerjaan berkala yang di swakelolakan dalam Formulir Pemeliharaan: Program Pekerjaan Berkala Yang Di Swakelolakan dan program pekerjaan berkala yang diborongkan dalam Formulir Pemeliharaan: Program Pekerjaan Berkala Yang Diborongkan oleh cabang dinas. Formulir Pemeliharaan: Program Pekerjaan Berkala Yang Di Swakelolakan dan Formulir Pemeliharaan: Program Pekerjaan Berkala Yang Diborongkan dikirimkan oleh cabang dinas kepada Kantor Propinsi/Pusat lewat Koordinator/Wilayah di bulan Nopember tahun anggaran yang bersangkutan.

Penyusunan program pada kegiatan operasi dan pemeliharaan untuk bangunan irigasi berpedoman dan mengacu kepada RSNI T-03-2002, tentang Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teknis.

5.2.2 Tahap Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan pemeliharaan dibagi dalam tahap persiapan dan tahap pelaksanaan :

1) Persiapan

Pekerjaan yang diborongkan mencakup :

(a) Persiapan dokumen pelelangan (b) Pelaksanaan lelang (c) Pembuatan kontrak kerja

Pekerjaan swakelola mencakup :

(a) Pengajuan dari ranting dinas atas Daftar Kebutuhan Bahan Cat Dan Pelumas Pintu Air dan Daftar Kebutuhan Upah Dan Bahan Untuk Di Swakelolakan

(b) Penunjukan pelaksana

2) Pelaksanaan

(a) Pelaksanaan perawatan rutin dilaksanakan oleh petugas pengairan setempat sebagai bagian tugas pokoknya dan dapat dilaksanakan secara swakelola. Hasil kerja yang dicapai harus dilaporkan setiap bulan dengan Formulir Pemeliharaan : Laporan 2 Mingguan Pelaksanaan Pekerjaan Berkala Yang Di Swakelolakan dan Formulir Pemeliharaan : Pemantauan Bulanan Pengadaan Bahan Pekerjaan Swakelola. Kegiatan perawatan rutin antara lain adalah : (1) Membabat rumput pada tanggul dan tebing saluran (2) Membersihkan sampah, tumbuhan pengganggu (ganggang, eceng

gondok, dan lain-lain) yang berada di saluran (3) Menutup lubang-lubang pada tanggul saluran (lubang ini biasanya

dibuat oleh ketam, tikus, dan lain-lain) (4) Memperbaiki longsoran-longsoran kecil yang terjadi pada tanggul

dan lereng saluran.

Page 17: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

13 dari 65

(5) Merapikan profil saluran supaya sedapat mungkin tetap berbentuk trapesium.

(6) Membersihkan sampah/endapan di sekitar pintu air, alat pengukur debit, dan lain-lain.

(7) Mencabut tanaman yang tumbuh pada bangunan air (biasanya pada sayap bangunan tumbuh tanaman liar)

(8) Memangkas dahan pohon yang mengganggu jaringan telepon (9) Memperbaiki kerusakan kecil bangunan dan prasarana

pelengkapnya (10) Memberi pelumas pada pintu-pintu air

(b) Pelaksanaan pekerjaan berkala swakelola (Formulir Pemeliharaan: Laporan 2 Mingguan Pelaksanaan Pekerjaan Berkala Yang Di Swakelolakan dan Formulir Pemeliharaan : Laporan Bulanan Pelaksanaan Pekerjaan Berkala Yang Di Swakelolakan). Untuk pekerjaan swakelola, Kepala/Staf Ranting Dinas ditugaskan sebagai pelaksana dengan surat penugasan dari Kepala Cabang Dinas. Ranting Dinas sebagai pelaksana wajib melaporkan setiap 2 (dua) minggu tentang progres pembayaran upah dan bahan, serta pelaksanaan fisik.

(c) Pelaksana pekerjaan berkala yang di swakelolakan juga bertanggungjawab terhadap mutu dan volume pekerjaan swakelola yang diselesaikan. Dalam Formulir Pemeliharaan : Laporan 2 Mingguan Pelaksanaan Pekerjaan Berkala Yang Di Swakelolakan disampaikan kepada Kepala Cabang Dinas oleh pelaksana pada hari Selasa setiap minggu pada periode laporan itu. Staf pemeliharaan cabang dinas menyusun laporan bulanan mengenai progres semua pemeliharaan swakelola berdasarkan informasi dari Formulir Pemeliharaan : Laporan 2 Mingguan Pelaksanaan Pekerjaan Berkala Yang Di Swakelolakan disusun dalam Formulir Pemeliharaan : Laporan Bulanan Pelaksanaan Pekerjaan Berkala Yang Di Swakelolakan dan harus disampaikan ke Kantor Dinas/Sub Dinas PU Pengairan pada awal bulan berikutnya.

(d) Pelaksanaan pekerjaan diborongkan (Formulir Pemeliharaan : Laporan Mingguan Kemajuan Pekerjaan Berkala Yang Diborongkan). Berdasarkan syarat-syarat pekerjaan pemborongan petugas yang ditunjuk sebagai pengawas lapangan untuk pekerjaan diborongkan, diharuskan setiap minggu melaporkan progres pekerjaan pemeliharaan yang diawasi, dengan mempergunakan Formulir Pemeliharaan : Laporan Mingguan Kemajuan Pekerjaan Berkala Yang Diborongkan. Formulir ini diisi berdasarkan informasi yang dicatat di lapangan. Laporan ini diserahkan kepada cabang dinas pada hari Senin setiap minggu.

(e) Pembuatan gambar purna laksana (as-built drawings). Setelah pekerjaan pemeliharan dinyatakan selesai, khususnya bagian-bagian yang menyangkut perubahan dalam pelaksanaan harus dibuat gambar purna laksana (as-built drawings) oleh pelaksana dan diserahkan ke cabang dinas.

Tahapan pelaksanaan pada kegiatan operasi dan pemeliharaan untuk bangunan irigasi berpedoman dan mengacu pada RSNI T-03-2002, tentang Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teknis.

Page 18: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

14 dari 65

5.2.3 Pemantauan dan Evaluasi

Prosedur yang dilakukan pada kegiatan pemantauan dan evaluasi untuk bangunan irigasi mencakup : 1) Pemantauan pengadaan dan penggunaan bahan swakelola (Formulir

Pemeliharaan : Pemantauan Bulanan Pengadaan Bahan Pekerjaan Swakelola dan Formulir Pemeliharaan : Pemantauan Bulanan Penggunaan Bahan Pekerjaan Swakelola) dan lampiran Formulir Pemeliharaan : Pemantauan Bulanan Penggunaan Bahan Pekerjaan Swakelola. Kasi Pemeliharaan Cabang Dinas harus memantau setiap bulan pengadaan dan penggunaan bahan pekerjaan swakelola dengan menggunakan Formulir Pemeliharaan : Pemantauan Bulanan Pengadaan Bahan Pekerjaan Swakelola dan Formulir Pemeliharaan: Pemantauan Bulanan Penggunaan Bahan Pekerjaan Swakelola. Kedua formulir ini diserahkan kepada Kantor Dinas/Sub Dinas PU Pengairan tiap awal bulan berikutnya. Bagi bangunan khusus yang memerlukan upah dan bahan agak besar tiap tahun, perlu dicatat penggunaan dan sisanya di dalam Formulir Pemeliharaan : Pemantauan Bulanan Penggunaan Cat Dan Pelumas Pintu Bendung/Bangunan Bagi Besar oleh Kepala Ranting Dinas. Lampiran formulir ini lalu diperiksa oleh kepada Kantor Dinas/Sub Dinas Pengairan

2) Pemantauan pekerjaan berkala yang diborongkan (Formulir Pemeliharaan : Laporan Bulanan Realisasi Pekerjaan Berkala Yang Diborongkan), dinas harus memantau keadaan realisasi fisik dan keuangan tiap bulan. Pemantauan ini dilaksanakan untuk setiap paket pekerjaan. Keseluruhan paket pekerjaan dilaporkan dengan menggunakan Formulir Pemeliharaan : Laporan Bulanan Realisasi Pekerjaan Berkala Yang Diborongkan. Formulir ini perlu disampaikan kepada Kantor Dinas/Sub Dinas Pengairan pada awal bulan berikutnya.

3) Evaluasi pekerjaan pemeliharaan (Formulir Pemeliharaan : Laporan Tahunan Realisasi Pekerjaan Pemeliharaan) pada tiap akhir tahun anggaran hasil pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan termasuk pekerjaan swakelola dan pekerjaan yang diborongkan harus di evaluasi oleh Cabang Dinas dengan menggunakan Formulir Pemeliharaan : Laporan Tahunan Realisasi Pekerjaan Pemeliharaan. Formulir ini kemudian dikirim ke Kantor Dinas/Sub Dinas setiap bulan Januari tahun anggaran berikutnya.

Pemantauan dan evaluasi pada kegiatan operasi dan pemeliharaan untuk bangunan irigasi berpedoman dan mengacu kepada RSNI T-03-2002, tentang Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teknis.

5.3 Penyusunan Biaya Operasi dan Pemeliharaan

Pembiayaan pengelolaan irigasi dilaksanakan oleh GP3A dibantu oleh pemerintah daerah melalui dana pengelolaan irigasi Kabupaten / Kota yang pemanfaatannya diusulkan oleh GP3A kepada Komisi Irigasi.

Untuk kegiatan O&P irigasi perlu disusun komponen biaya yang harus disediakan antara lain:

5.3.1 Penyusunan Biaya Operasi

Gaji upah tenaga operasi

- PNS …………………

- Tenaga harian, tetap

- Tenaga harian insidentil

Perjalanan dinas lapangan (uang makan, uang jalan) = …………….

Page 19: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

15 dari 65

Peralatan kerja/perlengkapan (rol meter, tabel-tabel, topi lapangan, senter, jas hujan, sepatu lapangan dll).

Peralatan komunikasi : Telepon / HT / radio

Peralatan kantor : Mesin tik, alat tulis kantor (kertas, pensil), meja, kursi dan lain-lain.

Transportasi : Kendaraan sepeda motor / sepeda.

Lian-lainpengeluaran : Biaya rapat, telepon, air, pajak, sumbangan, listrik dan lain-lain.

Jumlah biaya operasi selama 1 tahun = Rp.…………………… (A)

5.3.2 Penyusunan Biaya Pemeliharaan

Penelusuran jaringan dan pembuatan sket kerusakan :

Pembuatan rencana perbaikan dan penyusunan volume / gambar.

Pemeliharaan rutin seperti: Babadan rumput, galian lumpur, pelumasan pintu, penutupan bocoran, pembuangan sampah dan lain-lain.

Pemeliharaan berkala seperti: Perbaikan tanggul, pengecatan pintu, galian sedimen, perbaikan lining, perbaikan bangunan air, perbaikan fasilitas O&P, perbaikan bendung dan lain-lain.

Perbaikan: Untuk kerusakan yang cukup besar perlu disiapkan disain dan perbaikan secara teknis antara lain: perbaikan bendung, bangunan bagi / sadap, bangunan ukur dan lain-lain.

Jumlah biaya pemeliharaan = Rp.…………………… (B)

Kebutuhan biaya Operasi dan Pemeliharaan: Rp. (A) + Rp. (B) = Rp. (C)

Kebutuhan biaya O&P tersebut dirinci :

Bagian mana yang dapat dilaksanakan oleh GP3A secara swadaya / mandiri.

Bagian mana yang diusulkan untuk bantuan dari pemerintah melalui dana DPIK / DAU untuk diajukan ke Komisi Irigasi.

6. PENGENDALIAN MUTU Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan operasi dan pemeliharaan bangunan irigasi yang harus memuat :

6.1. Kegiatan Operasi a) Monitoring Pelaksanaan Operasi dilakukan dengan menggunakan daftar simak

Bagan Alir Blanko Operasi. b) Kalibrasi Alat Ukur c) Evaluasi kinerja sistem irigasi

Evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja

sistem irigasi yang meliputi :

Page 20: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

16 dari 65

• Prasarana fisik • Produktivitas tanaman • Sarana penunjang • Organisasi personalia • Dokumentasi • Kondisi kelembagaan P3A

Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan formulir 1 (untuk DI

utuh dalam 1 kabupaten/kota) dan formulir 2 (untuk DI lintas kabupaten/kota)

Indeks Kinerja Sistem Irigasi, dengan nilai sebagai berikut :

• 80-100 : kinerja sangat baik • 70-79 : kinerja baik • 55-69 : kinerja kurang dan perlu perhatian • < 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian

Maksimal 100, minimal 55 dan optimum 77,5.

6.2. Kegiatan Pemeliharaan a) Mengangkat endapan lumpur di sepanjang saluran (setiap tahun pada saat

pengeringan) b) Mengecat pintu air setiap 1-2 tahun c) Memperbaiki papan operasi yaitu dicat kembali huruf-hurufnya setiap 2 tahun. d) Selama proses pelaksanaan perbaikan perlu dipantau dan dilaporkan progres /

kemajuan realisasi pelaksanaan pemeliharaan sesuai rencana oleh GP3A kepada Cabang Dinas Pengairan / IP3A.

e) Pengawasan kegiatan pemeliharaan dilakukan oleh GP3A / IP3A bersama Dinas Pengairan dalam rangka supervisi dan pendampingan terhadap P3A. Pemantauan dilakukan terhadap semua jenis kegiatan antara lain : gotong royong, swakelola, kerja sama pengelolaan, kontraktual.

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis pekerjaan operasi dan pemeliharaan irigasi harus memuat : 7.1. Pengukuran

Kuantitas untuk pekerjaan operasi dan pemeliharaan harus diukur berdasarkan biaya langsung personil serta biaya langsung non personil.

7.2. Dasar Pembayaran Kuantitas pekerjaan operasi dan pemeliharaan yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini.

Page 21: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

17 dari 65

Nomor Uraian Satuan Pengukuran

1. 1.1 1.2 2. 2.1 2.2

Kegiatan Operasi: Biaya Langsung Personil • Biaya Inspeksi Lapangan • Biaya Survey dan Desain • Biaya Penyusunan Program Biaya Langsung Non Personil (formulir) Kegiatan Pemeliharaan Biaya Langsung Personil • Biaya Inspeksi Lapangan • Biaya Survey dan Desain • Biaya Penyusunan Program Biaya Langsung Non Personil

Orang Bulan Orang Bulan Orang Bulan Orang Bulan

Lumpsum

Orang Bulan Orang Bulan Orang Bulan Orang Bulan

Lumpsum

Page 22: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

18 dari 65

Bibliografi

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 1995, tentang Pedoman

Prosedur Pemeliharaan Jaringan Irigasi, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, 2006, tentang

Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif Pada Irigasi Air Permukaan, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2004, tentang “SUMBER DAYA AIR” Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2004, tentang “PEMERINTAH DAERAH” Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 tahun 2006, tentang “IRIGASI”

Page 23: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

19 dari 65

Lampiran - A

Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi

Page 24: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

20 dari 65

SK. RTT Bupati/Gubernur

Pengisian RTT sesuai Keputusan KomisiIrigasi oleh Dinas

Informasi ke P3A tentang RTTD per petakTersier

Persiapan Sarana dan Prasarana Operasi

Rapat Pelaksanaan Pembagian & PemberianAir

Realisasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air

Pelaksanaan & Pemberian Air di SaluranSekunder & Tersier

Pengisian Papan O&P

Pengaturan Pintu Air

Kebutuhan Airuntuk Tanaman

Ketersediaan Airdi Bendung

Monitoring dan Evaluasi

Lampiran – B

Bagan Alir Prosedur Operasi

Page 25: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

21 dari 65

Lampiran – C

Bagan Alir Prosedur Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Page 26: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

22 dari 65

Lampiran – D

Formulir Operasi Jaringan Irigasi

: ……… : ………: ……… : ………: ….… Ha : ….…Ha

: ………BPKIW : ……… : ………

MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 32 3 4 5 6 7

xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx

FORMULIR USULAN DAN KEPUTUSAN LUAS TANAM PER DAERAH IRIGASI

Tanggal Pengolahan Tanah

Keperluan lainPalawija

Golongan Tanam

BeroLuas Sawah Irigasi

2) Keputusan Komisi Irigasi Kab. (Ha)1) Usulan IP3A/GP3A (Ha) Jenis Tanaman & Lain-lain

1Padi

Tebu Telah adaAkan ditanam

MT 2 : Bln…………….. 20….. s/d Bln…………………. 20…..MT 3 : Bln…………….. 20….. s/d Bln…………………. 20…..

Nama Daerah Pelaksana OPPeriode Masa Tanam : Tahun 20.….. / 20.……

KecamatanKabupaten

MT 1 : Bln…………….. 20….. s/d Bln…………………. 20…..

Daerah Irigasi

Total Luas Sawah Irigasi DINo. Kode DI

Luas Sawah Pemb. Pel. OP

Nama Org. IP3A/GP3ANama Daerah Pelaksana OP

Tgl …………….. 20……

Ketua IP3A/GP3A……………………

Tgl …………….. 20……

Mantri……………………

Tanda tangan :

Nama :NIP :

Jabatan Dinas :

Tanda tangan :

Nama :

Page 27: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

23 dari 65

:Lu

as S

awah

Pel

aksa

na O

P : …

…..…

..… H

a: :

: Bul

an …

……

..……

… 2

0…..

s/d

Bul

an …

……

..……

20.

.…

Iriga

siAd

aYA

DAd

aYA

DM

ulai

Sele

sai

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

(Ha)

Tgl

Tgl

13

45

67

89

1011

1213

1415

1617

1819

2021

Nam

a W

il. K

erja

N

oPe

mba

ntu

Pela

ksan

a O

P

XX

XX

XX

XX

Keca

mat

an

2

2) K

utip

an K

eput

usan

Kom

isi I

rigas

i

Bero

Jum

lah

Gol

onga

nPe

mbe

rian

Air

Padi

Te

buLa

in-la

inPa

law

ijaLu

as s

awah

1)

Usu

lan

IP3A

/GP3

ATe

buBe

roPa

di

Pala

wija

Lain

-lain

Jum

lah

Jum

lah

Area

l Ker

ja P

elak

sana

OP

XX

XX

XX

Tgl …

……

……

…...

……

……

……

Pela

ksan

a O

P…

……

……

……

……

……

XX

XX

XX

XX

XX

X

Tand

a Ta

ngan

:

Jaba

tan

Din

as :

Nam

a :

NIP

:

Perio

de M

asa

Tana

m

:

Nam

a :

NIP

:

Men

geta

hui :

Kasi

e O

P Iri

gasi

Wila

yah

Kabu

pate

n…

……

……

……

……

……

……

……

…Ta

nda

Tang

an :

Jaba

tan

Din

as :

FOR

MU

LIR

REN

CAN

A TA

NAM

PER

PEM

BAN

TU P

ELAK

SAN

A O

P PE

R M

ASA

TAN

AM

……

……

……

…. H

a

……

……

……

……

……

……

……

……

……

Dae

rah

iriga

siN

o. K

ode

DI

Tota

l Lua

s Sa

wah

Irig

asi

Kabu

pate

n

: ……

……

MT

1M

T 2

MT

3

Page 28: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

24 dari 65

: ……

……

……

..=

……

……

……

Ha

: ……

……

……

..=

……

……

……

Ha

Tota

l Lua

s Sa

wah

Irig

asi D

I: …

……

……H

a=

……

……

……

Ha

=…

……

……

… H

aB

PK

IW: …

……

……

…..

=…

……

……

… H

a

Jum

lah

Luas

(MT1

+MT2

+M

ulai

Se

lesa

i(H

a) M

T3)

(H

a)Tg

lTg

l1

45

67

89

1011

1213

1415

1617

1819

Koor

dina

tor O

P Iri

gasi

Wila

yah

Kabu

pate

n

Tand

a ta

ngan

:

Jaba

tan

Din

as :

MT

2M

T 3

Pela

ksan

a O

P...

Ada

YAD

MT

1

Tebu

(Ha)

Padi

(Ha)

Pala

wija

MT

1M

T 2

MT

3M

T 1

MT

2M

T 3

Jum

lah

23

Luas

No

Pela

ksan

a O

PN

ama

Wil

Kerja

Pe

mba

ntu

Pela

ksan

a O

PN

ama

Wil

Kerja

Nam

a :

NIP

:

……

……

……

……

……

……

……

……

Dae

rah

Iriga

siN

o. K

ode

DI

Perio

de M

asa

Tana

m :

Tahu

n 20

…..

/ 20

……

Mel

iput

i

:

Jum

lah

Pela

ksan

a O

P…Pe

laks

ana

OP.

..Pe

laks

ana

OP.

..

Gol

onga

nPe

mbe

rian

Air

Kepe

rluan

Lai

n

Tgl …

……

……

…..…

……

….…

… 2

FOR

MU

LIR

KU

TIPA

N L

AMPI

RAN

KEP

UTU

SAN

KO

MIS

I IR

IGAS

I MEN

GEN

AI R

ENC

ANA

TATA

TAN

AM P

ER D

AER

AH

IRIG

ASI

Page 29: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

25 dari 65

= …………. : ………… buah= ……….…. Luas Sawah Pem. Pel. OP : ………… Ha= ………..……Ha= ………..… 1 s/d 15= ………..… 16 s/d …

1Padi : ………… HaTebu Muda : ………… HaTebu Tua : ………… HaPalawija : ………… HaLain-lain : ………… HaJumlah Tanaman : ………… Ha Bero : …………… Ha

2

12.1

2.2

2.3

2.4

2.52.62.7

berlebihan cukup kurang

Mantri

Tanda tangan :

No

Usulan dan Realisasi Luas Tanam (Ha)

Daerah IrigasiNo Kode DITotal Luas Irigasi DI

Realisasi Luas Tanam s/d saat lap. Dibuat

KabupatenBagian Pelak. Kegiatan

Keputusan Target Areal Tanam (data dari Blanko 01)

Masa Tanam : MT 1/MT 2/MT 3 Bulan …………. 20….. s/d …………. 20…..

xxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxx

Jenis Areal (Ha)2.22.1

xxxxxxxxxxxxxPadi MT 1Padi MT 2Padi MT 3

NIP :

BeroJum : (L. Sawah Irigasi)

Mengetahui,Pelaksana OP Irigasi………………………………………

Keadaan Air Irigasi di Petak Tersier

Kerusakan Tanaman (Ha) : Tanaman

xxxxxxxxxxxxx

Nama :

Palawija MT 3Gadu Tidak Ijin MT 2Gadu Tidak Ijin MT 3Lain-lain

xxxxxxxxxxxxxPalawija MT 1

Tebu Muda

Usulan Luas Tanam Pada Periode TersebutJenis Tanaman Areal (Ha) Jumlah

3.2 3.33.1

Palawija MT 2

Padi Rendeng/Padi Gadu Ijin : xxxxxxxxxxxxx

c) Panen Tebu :

xxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxa) Pengolahan Tanah + Persemaian b) Pertumbuhan

b) Yang Perlu sedikit Air

a) Pengolahan Tanah + Persemaian b)Tebu Mudac)Tebu TuaPalawija :

Jum : (L. Sawah Irigasi)

Tebu Tua

xxxxxxxxxxxxx

Jabatan Dinas :

xxxxxxxxxxxxx

Lain-lain KeperluanBero

xxxxxxxxxxxxx

NIP :

xxxxxxxxxxxxx

Nama :

xxxxxxxxxxxxx

Gadu Tidak Ijin

a)Yang Perlu Banyak Air

xxxxxxxxxxxxx

Tanda tangan :

Jabatan Dinas :

xxxxxxxxxxxxx

……………………………

…………..…., …………..…..…. 20…

Genangan/Kebanjiran

Jumlah Petak Tersier

Periode Pemberian Air Tgl = bln ……….….. 20….

FORMULIR LAPORAN KEADAAN AIR DAN TANAMAN PADA PEMBANTU PELAKSANA OP

Kekeringan

PadiTebu

Palawija

Page 30: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

26 dari 65

=…

……

……

..=

……

….…

….

=…

……

..……

Ha

=…

……

..……

=…

……

..……

1 s/

d 15

16 s

/d …

.

Usu

lan

Kebu

tuha

nU

sula

n Ke

butu

han

Usu

lan

Kebu

tuha

nU

sula

n K

ebut

uhan

Usu

lan

Kebu

tuha

nU

sula

n Ke

butu

han

Usu

lan

Kebu

tuha

nU

sula

n Ke

butu

han

Usu

lan

Keb

utuh

anU

sula

n K

ebut

uhan

Lua

sAi

r di

Lua

sAi

r di

Lua

sAi

r di

Lua

sA

ir di

Lua

sA

ir di

Lua

sAi

r di

Lua

sAi

r di

Lua

sAi

r di

Lua

sA

ir di

Lua

sA

ir di

Tana

mSa

wah

Tana

mSa

wah

Tana

mSa

wah

Tana

mSa

wah

Tana

mSa

wah

Tana

mS

awah

Tana

mSa

wah

Tana

mSa

wah

Tana

mSa

wah

Tana

mSa

wah

(Ha)

(l/de

t)(H

a)(l/

det)

(Ha)

(l/de

t)(H

a)(l/

det)

(Ha)

(l/de

t)(H

a)(l/

det)

(Ha)

(l/de

t)(H

a)(l/

det)

(Ha)

(l/de

t)(H

a)(l/

det)

12

3.1

3.2

45=

3.1x

46

7=3.

1x6

89=

3.1x

810

11=3

.1x1

012

13=3

.1x1

214

15=3

.1x1

416

17=3

.1x1

618

19=3

.1x1

820

21=3

.1x2

022

23=3

.1x2

2

1Pa

di R

ende

ng/P

adi G

adu

Ijin

a) P

engo

laha

n ta

nah

+ Pe

rsem

aian

1.25

b) P

ertu

mbu

han/

Pem

asak

an0.

725

c) P

anen

0

2Te

bu

a) P

engo

laha

n ta

nah

+ Pe

rsem

aian

0.85

b) T

ebu

Mud

a (M

T 1)

0.36

c) T

ebu

Tua

(MT

2)0.

125

3Pa

law

ijaa)

Yan

g pe

rlu b

anya

k ai

r0.

3b)

Yan

g pe

rlu s

edik

it ai

r0.

2

4G

ardu

Tan

pa Ij

in

5La

in-la

in

6Ju

mla

h di

Saw

ah (l

/det

)xx

xxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

7Fa

ktor

Ter

sier

xxxx

xxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xx

8Ke

butu

han

Air

di P

intu

Ter

sier

(l/d

et)

xxxx

xxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xx

9Ke

rusa

kan

Tana

man

(Ban

jir/K

erin

g)(d

ibua

t set

iap

15 h

ari)

Pem

b. P

elak

s O

P …

……

……

……

..S

atua

n 3)

keb

Air d

i Saw

ah

No

Ura

ian

/ Bab

Tand

a Ta

ngan

Ket

ua IP

3A/G

P3A

:10

XX

XX

XX

XX

XX

XX

X

Pem

b. P

elak

s O

P …

……

……

……

..

MT

1M

T 2

/ MT

3

(l/de

t/Ha)

Pem

b. P

elak

s O

P …

……

……

……

..P

emb.

Pel

aks

OP

……

……

……

…..

Pem

b. P

elak

s O

P …

……

……

……

..Pe

mb.

Pel

aks

OP

……

……

……

…..

Pem

b. P

elak

s O

P …

……

……

……

..Pe

mb.

Pel

aks

OP

……

……

……

…..

Pem

b. P

elak

s O

P …

……

……

……

..P

emb.

Pel

aks

OP

……

……

……

…..

NIP

:

Bagi

an P

elak

sana

Keg

iata

n

Jaba

tan

Din

as :

Nam

a :

……

……

……

…..,

……

……

……

……

…..

20…

…...

Pela

ksan

a O

P Ir

igas

i…

……

……

……

……

……

…..

Tand

a ta

ngan

:

FOR

MU

LIR

REN

CAN

A K

EBU

TUH

AN A

IR D

I PIN

TU P

ENG

AMB

ILAN

Perio

de :

MT

1/M

T 2/

MT

3

Bul

an …

……

…...

……

. 20…

.....

s/d

……

……

…...

…..

20…

..

Perio

de P

embe

rian

Air T

angg

al =

Bula

n …

….…

……

.…..…

.. 20

…...

Tota

l Lua

s Iri

gasi

DI

No

Kod

e D

ID

aera

h Iri

gasi

Kabu

pate

n

Page 31: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

27 dari 65

= = =H

a= =

Deb

it R

ata-

rata

Bang

unan

Kon

trol

Deb

itS

eten

gah

12

34

56

78

910

1112

1314

15Bu

lana

n16

1718

1920

2122

2324

2526

2728

2930

31(l/

det)

Pel

aksa

na O

P Iri

gasi

……

……

……

……

……

……

..Ta

nda

tang

an :

NIP

:

Pem

bant

u Pe

laks

ana

OP

Iriga

si

Jaba

tan

Din

as :

Nam

a :

NIP

:

Men

geta

hui,

Jaba

tan

Din

as :

Nam

a :

……

……

……

……

……

……

..Ta

nda

tang

an :

……

……

……

…..,

……

……

……

……

…..

20…

..

Luas

Saw

ah P

emba

ntu

Pel

aksa

na

: ……

...…

.: …

……

….

: ……

…. H

a

ab

Car

a

Deb

it P

engu

kura

nKo

ndis

i Ala

t Uku

r

Baik

R

usak

Nam

a D

aera

h P

emba

ntu

Pel

aksa

naN

ama

Dae

rah

Pel

aksa

na O

P

Deb

it (l/

det)

pada

tang

gal

Bagi

an P

elak

sana

Keg

iata

n …

……

..……

Bul

an :

……

……

……

……

20…

…..

Dae

rah

Iriga

siN

o K

ode

DI

Tota

l Lua

s Sa

wah

Irig

asi

Kabu

pate

n

FOR

MU

LIR

PEN

CAT

ATA

N D

EBIT

SAL

UR

AN

No

Nam

a

(Bag

i/Bag

i Sad

ap/S

adap

)

Jum

lah

(l/de

t)

……

……

…..

……

….…

….

……

…..…

……

……

..……

Page 32: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

28 dari 65

=…

……

……

..: …

……

….

=…

……

.……

.: …

……

Ha

=…

……

..……

Ha

: ……

… b

uah

=…

……

..……

1 s/

d 15

=…

……

..……

16 s

/d …

13

45

67

89

1011

=(7+

8+9+

10)

12

Ran

ting

NIP

:

FOR

MU

LIR

REN

CAN

A K

EBU

TUH

AN A

IR D

I JAR

ING

AN U

TAM

A D

AN P

ENET

APAN

PEM

BER

IAN

AI

RN

YA

Tand

a ta

ngan

:

Jaba

tan

Din

as :

Nam

a

:

Dae

rah

Iriga

si

……

……

……

……

., …

……

……

……

……

. 20…

…..

……

……

……

……

……

……

Jum

lah

Peta

k Te

rsie

r

Perio

de P

embe

rian

Air T

angg

al =

Bula

n …

……

...…

.20…

..

K-di

teta

pkan

Nam

a W

il Ke

rja P

elak

sana

OP

Luas

Are

al K

erja

Pel

OP

Deb

it D

iber

ikan

(l/

det)

No

Kode

DI

Tota

l Lua

s Iri

gasi

DI

Kabu

pate

nBa

gian

Pel

aksa

na K

egia

tan

Usu

lan

Luas

Ta

nam

Pad

a Pe

riode

Ini

(Ha)

Rea

lisas

i Deb

it Pa

da P

erio

de

Sebe

lum

nya

(l/de

t)

Deb

it R

ata-

rata

D

ebit

Pada

A

khir

Perio

de

Ren

cana

Keb

utuh

an A

ir Pe

riode

Pem

bagi

an A

ir Te

rseb

ut (l

/det

)

Keb

. Air

di P

intu

Te

rsie

rK

eb. A

ir La

in-

lain

(Ql)

Qhi

lang

Sis

a In

duk/

Sek

(Qh)

Keb.

Air

di B

ang.

Ba

gi (Q

b)D

ebit

Supl

esi

(Qs)

No

Nam

a W

ilaya

h K

erja

Pe

mba

ntu

Pela

ksan

a O

P Iri

gasi

Luas

Saw

ah

Iriga

si (H

a)

2

Page 33: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

29 dari 65

: ………… = ………..…: ………… = ………..…: ………… = ………..…: ………… Ha 1 s/d 15

16 s/d …

H (cm) Q (l/det) H (cm) Q (l/det) H (cm) Q (l/det)2 3 4 5 6 7 8

Pelaksana OP Irigasi………………………………..Tanda tangan :

91

KiriDebit

Sungai (l/det)

Debit Rata-rata 5 harian (l/det)

Debit Pintu Masuk PengambilanTanggal Debit Limpas Bendung Kanan

…………..…., …………………...….. 20…..

Penjaga Bendung

Jabatan Dinas :

Pembantu Pelaksana OP Irigasi

………………………………..Tanda tangan :

Nama :NIP :

Jabatan Dinas :

NIP :Nama :

Bendung

Total Luas Sawah IrigasiDaerah Irigasi Bagian Pelak. Kegiatan

Pelaksana OP Irigasi

bln ………...….20…..Periode Pemberian Air Tanggal =

Sungai Kabupaten

FORMULIR PENCATATAN DEBIT BANGUNAN PENGAMBILAN/PENCATATAN DEBIT SUNGAI

Page 34: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

30 dari 65

= ………..…..… = ………..…..…= ………..…..… = ………..…..…= ………..…..… Ha= ………..…..… 1 s/d 15= ………..…..… 16 s/d …

1. Debit Diperlukan (dari blanko 07-O) 2. Debit Tersedia (dari blanko 08-0) No Kode Jumlah (l/det)1.1 Qt1.2 Ql1.3 Qh (+)

(-)1.5 Qb (a) (b)

Debit (l/det) (l/det)Tersedia (Qra) (b)Diperlukan (Qb) (a)

4.14.24.34.44.54.6

………………., …………………. 20…...Ranting…………………………………Tanda tangan :

Di pintu tersierKep. lain-lainHilang

No

3. Debit Dialirkan

Neraca Debit Dialirkan (Qa)

Bagian Pelaksana Kegiatan

Jumlah :Suplesi :Di bendung

1.4 Qs

Debit

No Total Debit (l/det)Debit (l/det)Kode

Nama :NIP :

QaQsQlQh

Faktor - K =

4. Perhitungan Faktor K

( c )

( d )

4.54.6

Selisih = ( c ) - ( d )Qt

Batas Normal

DebitQ 100% SaluranQ 70% Saluran

Jabatan Dinas :

(l/det)

Pembantu Pelaksana OP

Kabupaten

Periode Pemberian Air Tanggal =

Daerah IrigasiNo Kode DITotal Luas Irigasi DI

FORMULIR PERHITUNGAN FAKTOR - K

Jumlah (m3/det)

Q Rata-rata

Tanggal Faktor K (K1/K2/K3…

Pelaksana OP

bln ………...….20…..

Page 35: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

31 dari 65

=…

……

……

..=

……

….…

….

=…

……

..…H

a=

……

…..…

buah

MT

1M

T 3

23

45

67

89

1011

1213

1415

1617

1819

2021

2223

24O

ktob

erI II

Nop

embe

rI II

Des

embe

rI II

Janu

ari

I IIFe

brua

riI II

Mar

etI II

Apr

ilI II

Mei

I IIJu

niI II

Juli

I IIA

gust

usI II

Sept

embe

rI II

……

……

……

……

., …

……

……

……

……

. 20…

…..

Ran

ting

……

……

……

……

……

……

…Ta

nda

tang

an :

NIP

:N

ama

:

Jaba

tan

Din

as :

Nam

a

:N

IP

:

Jaba

tan

Din

as :

Men

geta

hui,

Kas

ie O

P W

ilaya

h Ka

bupa

ten

Tand

a ta

ngan

:

Kabu

pate

n: …

……

….

FOR

MU

LIR

LAP

OR

AN P

RO

DU

KTI

VITA

S D

AN N

ERAC

A PE

MB

AGIA

N A

IR P

ER D

AER

AH

IRIG

ASI

Luas

Are

al K

erja

Pel

. OP

: ……

….…

Jum

lah

Pem

bant

u Pe

laks

ana

OP

: …

……

bua

hBa

gian

Pel

aksa

na K

egia

tan

: ……

……

.Ta

hun

20 …

……

.. s/

d 20

……

…..

Jum

lah

Peta

k Te

rsie

rTo

tal L

uas

Iriga

si D

IN

o Ko

de D

ID

aera

h Iri

gasi

3. R

enca

na T

anam

R

enca

na T

hn In

i

% =

Jum

lah

Inte

nsita

s ta

nam

MT

1 +

MT

2 +

MT

3

Ren

cana

YAD

2. K

erus

akan

Tan

am D

ari B

lank

o 05

-OG

enan

gan/

banj

irK

eker

inga

nJu

mla

h Pr

oduk

si (t

on)

c) =

(a) x

(b)

prod

uksi

pad

i ton

a) P

unca

k Lu

as T

anam

(Ha)

b) D

ata

Ubi

nan

Dar

i DIP

ERTA

rata

2 (t/

Ha)

Gad

u Iji

nP

alaw

ijaTe

bu/

lain

2G

adu

Tak

Ijin

5. P

rodu

ksi T

anam

an

4. K

eada

an A

ir

Pad

i R

ende

ngP

erih

al

Tota

l D

ebit

Ters

edia

(m

3 /det

)

Deb

it P

enga

mb.

(m3 /d

et)

Q li

mpa

s Be

ndun

g (m

3 /det

)

Kehi

l. Ai

r di

Jar

. U

tam

a (m

3 /det

)

Q

Supl

esi

(m3 /d

et)

Cur

ah

Huj

an

(mm

)

Ner

aca

Air

(m3 /d

et)

Q

Pen

gam

bila

n D

ibag

i Deb

it R

enca

naTe

rsie

rLa

in-la

in

Fakt

or K

R

ata-

rata

Deb

it R

enca

na

Kebu

tuha

n A

ir (m

3 /det

)

1. R

ealis

asi T

anam

(dar

i Bla

nko

05-O

)

Punc

ak L

uas

Tana

m (H

a)

Inte

nsita

s Ta

nam

an T

otal

Inte

nsita

s Ta

nam

M

asin

g-m

asin

g M

T **

)

Tebu

(Ha)

Lain

-lain

Jum

lah

Tana

man

(H

a)B

ero

Gad

u Ti

dak

Ijin

Pal

awija

Padi

Pad

i Ren

deng

MT

1M

T 2

MT

3

1

MT

2 Gad

u Ti

dak

Ijin

Gad

u Iji

nBu

lan

Page 36: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

32 dari 65

=…

……

……

..=

……

….…

….

=…

……

..……

Ha

=…

……

..……

buah

Lam

aB

aru

Izin

Tak

Izin

Padi

izin

Pala

wija

Tebu

Padi

P

alaw

ijaTe

bu1

23

45

67

89

1011

1213

1415

1617

1819

2021

2223

24

Koo

rdin

ator

OP

Irig

asi W

ilaya

h K

abup

aten

Tand

a ta

ngan

:

Jaba

tan

Din

as :

Bag

ian

Pel

aksa

na K

egia

tan

: ……

……

.

FOR

MU

LIR

REA

LISA

SI L

UAS

TAN

AM P

ER D

AER

AH IR

IGAS

I PER

MAS

A TA

NAM

: ……

… b

uah

: ……

……

.

: ……

… b

uah

Kab

upat

en

Jum

lah

Pem

bant

u Pe

laks

ana

OP

Jum

lah

Pel

aksa

na O

P

……

……

……

……

., …

……

……

……

……

. 20…

….

Dae

rah

Iriga

siN

o K

ode

DI

Tota

l Lua

s Iri

gasi

DI

Jum

lah

Peta

k Te

rsie

r

Kek

erin

gan

Gen

anga

n Ba

njir

(3) A

real

Ken

a M

usib

ah (H

a)Ju

mla

h Ta

nam

an

Nam

a :

NIP

:

……

……

……

……

……

……

……

(2) R

ealis

asi L

uas

Tana

m (H

a)P

adi

Tebu

Pala

wija

Lain

-lain

Jum

lah

tana

man

Be

ro

Pela

ksan

a O

PN

oPa

diPa

law

ijaTe

bu(1) R

enca

na L

uas

Tana

m (H

a)Lu

as S

awah

(H

a)P

emba

ntu

Pel

aksa

na O

PLa

in-la

inBe

ro

Page 37: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

33 dari 65

=Lu

as T

otal

Are

al B

agia

n P

elak

sana

=

Jum

lah

Kabu

pate

n=

MT

1M

T 2

MT

3M

T 1

MT

2M

T 3

Tua

Mud

aM

T 1

MT

2M

T 3

MT

1M

T 2

MT

3Tu

aM

uda

Padi

Tebu

Pal

awija

Padi

Tebu

Pala

wija

12

34

56

78

910

1112

1314

1516

1718

1920

2122

2324

2526

2728

2930

3132

33

Asis

ten

OP

Bag

ian

Pela

ksan

a K

egia

tan

Iriga

si

Nam

a

: N

IP

:

Wila

yah

……

……

……

……

……

……

……

…..

Nam

a

: N

IP

:

Wila

yah

……

……

……

……

……

……

……

…..

: ……

……

… b

u: 2

0……

/ 20

……

……

….,

……

……

……

……

….

…...

…..

Buah

Area

l Ken

a M

usib

ahKe

kerin

gan

Terg

enan

g Ba

njir

Bagi

an P

elak

sana

Keg

iata

nTa

hun

Mas

a Ta

nam

Men

geta

hui,

Pem

impi

n B

agia

n Pe

laks

ana

Kegi

atan

Irig

asi

Luas

S

awah

Iri

gasi

Jum

lah

Dae

rah

Iriga

si…

...…

.. Bu

ah…

..……

Ha

Bero

No

Rea

lisas

i Lua

s Ta

nam

(Ha)

Padi

Pala

wija

Tebu

Lain

-lain

Jum

lah

Ber

o

FOR

MU

LIR

REA

LISA

SI L

UAS

TAN

AH P

ER B

AGIA

N P

ELAK

SAN

A K

EGIA

TAN

IRIG

ASI W

ILAY

AH S

ELAM

A SE

TAH

UN

Kabu

pate

nD

aera

h Iri

gasi

No

Kod

e D

I

Ren

cana

Lua

s Ta

nam

(Ha)

Padi

Pal

awija

Tebu

Lain

-lain

Jum

lah

Page 38: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

34 dari 65

::…

……

……

.….

::…

……

……

.….

::…

……

……

.….

12

1819

2021

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

Sedimen/ Waled

Tersumbat

Retak

Tidak berfungsi/

Macet

Bengkok/ Melentur

Tgl

No

Bocoran

Rusak/ Putus

Longsoran/ Tonjolan

315

Kead

aan

1112

1314

Sampah

910

Salu

ran/

Ba

ngun

an

deng

an h

m/

Tipe

16

Arus

45

67

81 2 3 4

Dae

rah

Iriga

si…

……

……

……

Kead

aan

s/d

akhi

r bul

an

6 7 85

Des

a,

Keca

mat

an,

Kabu

pate

nKe

tera

ngan

Prioritas

No

Kod

e D

I…

……

……

……

Ran

ting

Peng

aira

ns

Saw

ah D

I : …

……

……

……

……

……

NIP

.

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

……

……

……

…Ke

man

tren

Peng

aira

n

……

……

……

., …

……

....…

……

……

……

……

Man

tri P

enga

iran

Menurun/ Melesak

……

……

……

……

……

……

……

Awal

La

yana

n (H

a)

17

Lain-lain

FOR

MU

LIR

LAP

OR

AN K

ERU

SAK

AN J

ARIN

GAN

DAN

FAS

ILIT

AS IR

IGAS

ITa

hun

Angg

aran

: 20

……

.. / 2

0……

Berkarat/ Kurang

Pelumas

Rumput Panjang/

Tanaman Air

Lampiran – E

Formulir Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Page 39: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

35 dari 65

: :Lu

as S

awah

DI

: ……

……

……

……

……

……

Ha

:…

……

……

.….

::

……

……

….…

.

12

1819

2021

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

RR

RR

RR

RR

RR

RR

RR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

BB

BB

BB

BB

BB

BB

BB

Dae

rah

Iriga

si…

……

……

……

…N

o K

ode

DI

……

……

……

……

Kead

aan

s/d

akhi

r bul

anC

aban

g D

inas

PU

Pen

gaira

n…

……

……

……

Tgl

Sal

uran

/ Ban

guna

n de

ngan

hm

/ Tip

e

Kead

aan Menurun/

Melesak

No

Ran

ting

Peng

aira

n

Des

a,

Keca

mat

an,

Kab

upat

enBocoran

Rusak/ Putus

Longsoran/ Tonjolan

Tersumbat

Retak

Tidak berfungsi/ Macet

Bengkok/ Melentur

Rumput Panjang/

Tanaman Air

Berkarat/ Kurang

Pelumas

45

6

Awal

La

yana

n (H

a)

Prioritas

Sedimen/ Waled

Sampah

Arus

Lain-lain

Kete

rang

an

1617

1314

151

1211

78

910

3

2 3 74 5 8

……

……

……

….,

……

…...

.……

……

……

……

……

.. 2

6

FOR

MU

LIR

LAP

OR

AN S

KAL

A PR

IOR

ITAS

KER

USA

KAN

JAR

ING

AN D

AN F

ASIL

ITAS

IRIG

ASI

Tahu

n An

ggar

an :

20…

…..

/ 20…

……

NIP

.(…

……

……

……

……

……

……

……

……

……

……

)

Kepa

la R

antin

g D

inas

Pen

gaira

n

Page 40: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

36 dari 65

: ……

……

……

: ……

...…

...: …

……

……

…: …

…...

…...

: ……

……

……

: ……

...…

...

Batu

Bel

ah

(m3 )

Beto

n (m

3 )

13

45

67

89

Pint

u Ai

r (b

/bh)

Gor

ong-

goro

ng

(d/t)

Jeni

s Ke

rusa

kan

Nam

a Sa

lura

n/

Bang

unan

den

gan

hm/

Tipe

Pasa

ngan

Tana

h Ta

nggu

l (m

3 )10

1112

No

Uru

tTi

ndak

an P

erba

ikan

D

arur

at Y

ang

Tela

h D

iker

jaka

n

Yang

Aka

n D

iker

jaka

n O

leh

Ran

ting

Peng

aira

n

Yang

Dim

inta

Unt

uk

Dik

erja

kan

Ting

kat

yang

Leb

ih A

tas

Perb

aika

n Ya

ng M

asih

Dip

erlu

kan

Lain

-lain

Rin

cian

Ker

usak

an P

eker

jaan

Dae

rah

Iriga

siN

o Ko

de D

I

2

Ran

ting

Peng

aira

nTa

ngga

l Ter

jadi

nya

Luas

Are

al (H

a)

Kepa

la R

antin

g Pe

ngai

ran

……

……

……

……

…..…

NIP

.

……

……

……

…, …

……

……

......

......

......

.....

20…

FOR

MU

LIR

LAP

OR

AN K

ERU

SAK

AN B

ENC

ANA

ALAM

Cab

ang

Din

as P

enga

iran

Dis

ebab

kan

: ……

……

……

….

Page 41: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

37 dari 65

ab

ca

bc

ab

ca

bc

ab

ca

bc

ab

c1

23

45

67

89

1011

1213

1415

1617

1819

2021

2223

24

NIP

.

Dis

etuj

ui

No

Sola

r (lt)

Cat

(kg)

Teer

(kg)

Pasl

in (k

g)Ke

man

tren

Peng

aira

n Ar

eal

……

……

……

….…

……

……

……

(……

……

……

……

……

……

……

……

……

Kepa

la C

aban

g D

inas

PU

Pen

gaira

n

Lain

-lain

Kete

rang

an

Oli

SAE

90 (l

t)O

li SA

E 40

(lt)

Ran

ting

Peng

aira

n: …

…..…

……

……

FOR

MU

LIR

DAF

TAR

KEB

UTU

HAN

BAH

AN C

AT D

AN P

ELU

MAS

PIN

TU A

IRU

ntuk

Per

enca

naan

/Pel

aksa

naan

*)

NIP

.

……

...…

……

., …

……

....…

……

……

……

.. 20

…..

Peng

amat

Pen

gaira

nR

antin

g …

……

……

……

….

(……

……

……

……

……

……

……

……

……

……

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

Unt

uk P

erio

de B

ulan

: …

……

.…...

… s

/d …

…: …

……

……

…..…

……

Page 42: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

38 dari 65

Sem

en (z

ak)

Pasi

r (m

3 )Ke

rikil

(m3 )

Batu

Kal

i (m

3)La

in-la

inTu

kang

Peke

rja1

56

78

910

1112

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

Dis

etuj

ui

FOR

MU

LIR

DAF

TAR

KEB

UTU

HAN

UPA

H D

AN B

AHAN

UN

TUK

SW

AKEL

OLA

Unt

uk P

eren

cana

an/P

elak

sana

an **

)

: ……

……

……

..……

…..…

…..

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

Ran

ting

Pen

gaira

n: …

……

……

…..…

……

..……

..

NIP

.(…

……

……

……

……

…..…

……

…)

Kepa

la C

aban

g D

inas

PU

Pen

gaira

n

NIP

.

……

……

……

…, …

……

.…...

......

......

......

.. 20

…..

Kepa

la R

antin

g Pe

ngai

ran

(……

……

……

……

…..…

..)

Dae

rah

Iriga

siU

ntuk

Bul

an

: ……

……

……

……

……

.: …

……

…. s

/d …

……

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

Jum

lah

baha

n +

tena

gaH

arga

Sat

uan

(Rp)

Jum

lah

biay

a (R

p)

Ket

eran

gan

42

3

No

Baha

nTe

naga

Ker

ja

(ora

ng/h

ari)

Kebu

tuha

n

Jeni

s Pe

kerja

anBa

ngun

anN

ama

dan

Hm

Salu

ran

(Hm

…. s

/d H

m …

.)( …

. m)

Page 43: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

39 dari 65

Din

jas

PU

Pen

gaira

n P

ropi

nsi D

ati I

I: …

……

...…

…: …

……

……

……

12

36

78

FOR

MU

LIR

LAP

OR

AN :

PELA

KSA

NAA

N S

UR

VEI D

AN D

ISAI

N P

EKER

JAAN

PEM

ELIH

ARAA

N

JAR

ING

AN D

AN S

ARAN

A IR

IGAS

I ……

……

……

…, …

……

.…...

......

......

......

.. 20

…..

Kep

ala

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

(……

……

……

……

.……

..…..…

..)

Ket

eran

gan

Tang

gal S

eles

ai

Ren

cana

Tek

nik

Volu

me

Bh/m

NIP

.

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

5

Ang

gara

n B

iaya

(R

p)N

o U

rut

4

Ran

ting/

K

eman

tren

Sal

uran

/ Ban

guna

n/ S

aran

a H

m …

..… s

/d H

m …

…..

Dae

rah

Iriga

si

Page 44: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

40 dari 65

Bendung

Pengambilan Bebas

Bangunan Bagi

Bang. Bagi/ Sadap

Bang. Sadap

Bang. Lain-lain

Talang

SyphonGorong-gorong

Terjunan

Got Miring

Jembatan

Penambahan Sal.

Bang. Pembuang

Bang. Lain-lain

Sal. Induk

Sal. Sekunder

Sal. Suplesi

Sal. Pembuang

Bang. Rumah Kantor

Jalan Inspeksi

Radio Komunikasi

Waduk

Bang. Pengendali

Banjir

Pompa Air

Tanggul Banjir

13

45

67

89

1011

1213

1415

1617

1819

2021

2223

2425

2627

2829

30

(……

……

……

……

…..…

..)N

IP.

(……

……

……

……

……

..……

……

)N

IP.

……

……

……

…, …

……

.…...

......

......

......

.. 20

…..

Kep

ala

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

Dis

etuj

uiKa

dina

s PU

Pen

gaira

n Pr

opin

si

FO

RM

ULI

R D

AFTA

R U

SULA

N S

KAL

A PR

IOR

ITAS

PEK

ERJA

AN P

EMEL

IHAR

AAN

YAN

G D

I SW

AKEL

OLA

KAN

Tahu

n An

ggar

an :

20 …

.. / 2

0…..

: ……

……

……

...…

…..

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

Luas

Tot

al

Jum

lah

: ……

……

….

: ……

……

….

Unt

uk P

erio

de B

ulan

D

inas

PU

Pen

gaira

n P

ropi

nsi D

ati I

: ……

….…

..… s

/d …

….…

.…..

: ……

……

……

..…..…

…..…

…..

2

Ban

guna

n Pe

leng

kap

Buah

/ U/ B

(Rp.

100

0)

Luas

Dae

rah

Iriga

si

(Ha)

No

Ban

guna

n K

husu

sBu

ah/ U

/ B (R

p. 1

000)

Jum

lah

Bia

ya (R

p.

1000

)K

abup

aten

Sal

uran

Km

/ U/ B

(Rp.

1000

)Fa

silit

as E

kap

Buah

/ U/ B

(Rp.

100

0)B

angu

nan

Uta

ma

Buah

/ U/ B

(Rp.

100

0)

Page 45: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

41 dari 65

Bendung

Pengambilan Bebas

Bangunan Bagi

Bang. Bagi/ Sadap

Bang. Sadap

Bang. Lain-lain

Talang

Syphon

Gorong-gorong

Terjunan

Got Miring

Jembatan

Penambahan Sal.

Bang. Pembuang

Bang. Lain-lain

Sal. Induk

Sal. Sekunder

Sal. Suplesi

Sal. Pembuang

Bang. Rumah Kantor

Jalan Inspeksi

Radio Komunikasi

Waduk

Bang. Pengendali

Banjir

Pompa Air

Tanggul Banjir

13

45

67

89

1011

1213

1415

1617

1819

2021

2223

2425

2627

2829

30

(……

……

……

……

……

..……

……

)(…

……

……

……

……

..…..)

NIP

.N

IP.

Dis

etuj

ui…

……

……

……

, ……

….…

......

......

......

.....

20…

..Ka

dina

s P

U P

enga

iran

Pro

pins

iKe

pala

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

2

Jum

lah

Biay

a (R

p.

1000

)

Buah

/ U/ B

(Rp.

100

0)Bu

ah/ U

/ B (R

p. 1

000)

Km

/ U/ B

(Rp.

1000

)B

uah/

U/ B

(Rp.

100

0)Bu

ah/ U

/ B (R

p. 1

000)

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

: ……

……

……

...…

…..

No

Luas

Dae

rah

Iriga

si

(Ha)

Kab

upat

en

Bang

unan

Uta

ma

Ban

guna

n Pe

leng

kap

Sal

uran

Fasi

litas

Eka

pBa

ngun

an K

husu

s

Unt

uk P

erio

de B

ulan

: …

……

.…..…

s/d

……

.….…

..Lu

as T

otal

: …

……

……

.D

inas

PU

Pen

gaira

n P

ropi

nsi D

ati I

: ……

……

……

..…..…

……

…..

Jum

lah

: ……

……

….

FOR

MU

LIR

DAF

TAR

USU

LAN

SK

ALA

PRIO

RIT

AS P

EKER

JAAN

PEM

ELIH

ARAA

N B

ERK

ALA

YAN

G D

I BO

RO

NG

KAN

Tahu

n An

ggar

an :

20 …

.. / 2

0…..

Page 46: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

42 dari 65

12

35

67

810

XX

XX

Jum

lah

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

X

FOR

MU

LIR

PR

OG

RAM

PEK

ERJA

AN B

ERK

ALA

YAN

G D

I SW

AKEL

OLA

KAN

Tahu

n An

ggar

an :

20.…

. / 2

0.…

.

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

Ran

ting

Peng

aira

n: …

……

……

…..

: ……

……

……

..D

aera

h Iri

gasi

: ……

……

……

……

……

.U

ntuk

Bul

an

: ……

……

. s/d

……

……

Kepa

la C

aban

g D

inas

PU

Pen

gaira

n…

……

…, …

……

......

......

......

.....

20…

..

(……

……

……

……

…..…

..)N

IP.

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

X

4

Kete

rang

an

9

Ura

ian

Peke

rjaan

1. J

enis

Pek

erja

an P

emel

ihar

aan

Jadw

al

Pela

ksan

aan

Tgl …

. s/d

….

…..

Har

iJu

mla

h (R

p.10

00)

Upa

h (R

p.10

00)

Baha

n (R

p.10

00)

No

2. K

ecam

atan

& K

abup

aten

Bany

akny

a Pe

kerja

an

(Bh/

Km)

Biay

aN

ama

Salu

ran/

Ba

ngun

an L

okas

i (H

m)

Ran

ting

Peng

aira

n

Page 47: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

43 dari 65

12

35

610

XX

XX

Jum

lah

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

X

(……

……

……

……

…..…

..)N

IP.

: ……

……

……

……

...D

inas

PU

Pen

gaira

n P

ropi

nsi D

ati I

No

Kod

e D

I

Pak

et D

aera

h Iri

gasi

B

iaya

(R

p.10

00)

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

X

……

……

, ……

…...

......

......

......

.. 20

…..

Kep

ala

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

Ban

yakn

ya

Pek

erja

an (B

h/K

m)

Jadw

al

Pel

aksa

naan

Tg

l …. s

/d …

. …

.. H

ari

2. K

ecam

atan

& K

abup

aten

49

No

Nam

a S

alur

an/

Ban

guna

n Lo

kasi

(Hm

)

Ura

ian

Pek

erja

an

FOR

MU

LIR

PR

OG

RA

M P

EKE

RJA

AN

BER

KA

LA Y

AN

G D

I BO

RO

NG

KA

NTa

hun

Ang

gara

n : 2

0.…

. / 2

0.…

.

: ……

……

……

…..

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

Ket

eran

gan

1. J

enis

Pek

erja

an P

emel

ihar

aan

Page 48: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

44 dari 65

(Rp)

(%)

16

78

1 2

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

3

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

Sub

Jum

lah

(Rp)

Jum

lah

Baha

n &

Upa

h (R

p)D

ana

Ters

edia

Unt

uk B

ahan

(Rp)

Jum

lah

(Rp)

Upa

h Te

naga

Har

ian

Kebu

tuha

n Ba

han2

34

5

No

Uru

t U

raia

nTa

rget

Fis

ik/ P

lafo

n Bi

aya

(Rp)

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

: ……

……

……

..……

.

Dae

rah

Iriga

si: …

……

……

…..…

….

2. N

o &

Tgl S

urat

Pen

ugas

an1.

Pek

erja

an *

): …

.……

s/d

……

.....

Perio

de T

angg

al

Ran

ting

Peng

aira

n: …

……

……

…..…

….

Pela

ksan

aan

Fisi

kKu

antit

as /

Volu

me

%X

XX

XX

XX

XX

X

Kete

rang

anPr

ogre

s s/

d 2

min

ggu

ini

Prog

res

2 M

ingg

u Ya

ng L

alu

(Rp)

Prog

res

Sela

ma

2 M

ingg

u Te

rakh

ir

( ……

……

……

……

….)

NIP

.

FOR

MU

LIR

LAP

OR

AN 2

MIN

GG

UAN

: PE

LAK

SAN

AAN

PEK

ERJA

AN B

ERK

ALA

YAN

G D

I SW

AKEL

OLA

KAN

: ……

……

……

……

……

: ……

……

……

……

……

……

……

….,

……

……

……

……

.. 20

….

Pela

ksan

a :

Page 49: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

45 dari 65

12

34

56

89

1011

13

XX

XX

Jum

lah

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

Nam

a Sa

lura

n/

Ban

guna

n Lo

kasi

(Hm

)

(……

……

……

……

…..…

..)N

IP.

YAN

G D

I SW

AKEL

OLA

KAN

: ……

……

……

……

..D

inas

PU

Pen

gaira

n P

ropi

nsi D

ati I

: ……

……

……

……

..K

eada

an s

/d A

khir

Bula

n

Jadw

al

Pela

ksan

aan

Tgl …

. s/d

….

…..

Har

iR

antin

g

Ura

ian

Peke

rjaan

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

……

……

, ……

…...

......

......

......

.. 20

…..

Kepa

la C

aban

g D

inas

PU

Pen

gaira

n12

Upa

h (R

p.10

00)

Baha

n (R

p.10

00)

Jum

lah

(Rp.

1000

)7

No

No

dan

Tgl S

urat

Pe

nuga

san

Nam

a P

elak

sana

Ke

tera

ngan

1. J

enis

Pek

erja

an

Pem

elih

araa

nBa

nyak

nya

Peke

rjaan

(B

h/K

m)

Bia

yaJa

dwal

Pe

laks

anaa

n Tg

l …. s

/d …

. …

.. H

ari

2. K

ecam

atan

&

Kabu

pate

n

FOR

MU

LIR

LAP

OR

AN B

ULA

NAN

: PE

LAK

SAN

AAN

PEK

ERJA

AN B

ERK

ALA

Tahu

n An

ggar

an :

20.…

. / 2

0.…

.

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

: ……

……

……

..

Page 50: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

46 dari 65

: ……

……

……

..……

.N

o &

Tgl

SP

K: …

……

……

….

Kon

trak

Mul

ai T

gl: …

……

……

……

: ……

……

……

..……

.Pe

mbo

rong

: ……

……

……

.R

enca

na S

eles

ai T

gl: …

……

……

……

: ……

……

……

..……

.: …

.……

s/d

……

.....

Pak

et

12

34

5 =

(4)/S

(4)

67

8 =

(6)+

(7)

9=(8

)/(3)

10=(

9)x(

5)

XX

XX

Jum

lah

Kem

ajua

n Fi

sik

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

Bia

ya (R

p)N

ilai B

obot

(%)

Dae

rah

Iriga

siR

antin

g P

enga

iran

Nila

i Pel

aksa

naan

(%

)N

ilai T

ertim

bang

(%

)N

o

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

Perio

de T

angg

al

Min

ggu

Yang

La

luM

ingg

u in

iJu

mla

h

Has

il Vo

lum

e Pe

kerja

an

Ura

ian

Pek

erja

an

……

……

.., …

……

……

……

……

20…

.P

enga

was

Lap

anga

n :

( ……

……

……

……

……

……

…..)

NIP

.

FOR

MU

LIR

LAP

OR

AN M

ING

GU

AN :

KEM

AJU

AN P

EKER

JAAN

BER

KAL

A YA

NG

DIB

OR

ON

GK

AN

NIP

.( …

……

……

……

.……

……

…..

)

Pela

ksan

a :

Men

geta

hui,

Kep

ala

Ran

ting

Pen

gaira

n :

( ……

……

……

.……

……

.. )

NIP

.Volu

me

Pek

erja

an

Page 51: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

47 dari 65

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

16

7 =

(5)x

(6)

8

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

NIP

.

Har

ga S

atua

n (R

p)Ju

mla

h H

arga

(R

p.10

00)

Kete

rang

anN

o N

o da

n Ta

ngga

l Sur

at

Pesa

nan/

SPK

Nam

a R

ekan

an

Nam

a/ J

enis

Bah

anV

olum

e Ba

han

(zak

/ m

3 / bh/

kg)

2

Jum

lah

Bula

n La

luJu

mla

h s/

d Ak

hir B

ulan

Ini

3

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

4

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

Kepa

la C

aban

g D

inas

PU

Pen

gaira

n

( ……

……

……

….…

……

……

.. )

Din

as P

U P

enga

iran

Prop

insi

Dat

i IU

ntuk

Bul

an

: ……

……

……

……

…: …

……

……

……

……

: ……

……

……

……

……

….

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

Tahu

n An

ggar

an :

20…

.. / 2

0…..

PEN

GAD

AAN

BAH

AN P

EKER

JAAN

SW

AKEL

OLA

FOR

MU

LIR

PEM

ANTA

UAN

BU

LAN

AN :

……

……

…..,

……

……

……

……

……

.. 20

….

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

5

Page 52: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

48 dari 65

: ……

……

……

……

..: …

……

……

…...

..: …

……

……

……

…..

12

34

56

NIP

.

Ket

eran

gan

Nam

a/ J

enis

Bah

an

Pen

ggun

aan

Di R

antin

g Pe

ngai

ran

Ban

yakn

ya B

ahan

Yan

g Su

dah

Terp

akai

(zak

/ m3 / b

h/ lt

/ kg)

Ura

ian

Pek

erja

an

(Lok

asi &

Jen

is

Pek

erja

an)

……

……

.., …

……

……

……

…..…

.. 20

….

Kepa

la C

aban

g D

inas

PU

Pen

gaira

n

( ……

……

……

….…

……

……

.. )

FOR

MU

LIR

PEM

ANTA

UAN

BU

LAN

AN :

PEN

GG

UN

AAN

BAH

AN P

EKER

JAAN

SW

AKEL

OLA

Tahu

n An

ggar

an :

20…

.. / 2

0…..

Din

as P

U P

enga

iran

Prop

insi

Dat

i IK

eada

an s

/d A

khir

Bula

nC

aban

g D

inas

PU

Pen

gaira

n

No

Page 53: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

49 dari 65

12

34

5.1

5.2

6.1

6.2

7.1

7.2

8.1

8.2

9.1

9.2

10.1

10.2

11.1

11.2

12

(……

……

……

……

…..…

..)N

IP.

Kete

rang

an

Jum

lah

Pin

tu

Air (

bh)

Baha

n Ya

ng D

ipak

ai &

Sis

anya

Cat

(kg)

Teer

(kg)

Pasl

in (k

g)So

lar (

lt)O

lie S

AE 4

0 (lt

)

Kea

daan

s/d

Akh

ir Bu

lan

: ……

……

……

……

..

……

……

, ……

…...

......

......

......

.. 20

…..

Kep

ala

Ran

ting

Peng

aira

n

Olie

SAE

90

(lt)

Lain

-lain

No

DI

Kem

antre

nN

ama

Bang

unan

Ran

ting

Pen

gaira

n: …

……

……

……

……

.

FOR

MU

LIR

PEM

ANTA

UAN

BU

LAN

AN :

PEN

GG

UN

AAN

CAT

DAN

PEL

UM

ASPI

NTU

BEN

DU

NG

/ B

ANG

UN

AN B

AGI B

ESAR

Tahu

n An

ggar

an :

20…

.. / 2

0…..

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

: ……

……

……

……

..

Page 54: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

50 dari 65

: ……

……

……

……

..: …

……

……

…...

……

.: …

……

……

……

…..

12

34

= (3

)/S(3

)5

6 =

(5)/(

3)7

8 =

(4)x

(6)x

(7)

9

NIP

.

No

Pake

t Pe

kerja

an

Biay

a (

Men

urut

DIP

)

Biay

a (R

p.10

00)

Nila

i Bob

ot (%

)YAN

G D

IBO

RO

NG

KAN

FOR

MU

LIR

LAP

OR

AN B

ULA

NAN

: R

EALI

SASI

PEK

ERJA

AN B

ERK

ALA

Prog

res

Terti

mba

ng (%

)Ke

tera

ngan

Din

as P

U P

enga

iran

Prop

insi

Dat

i IKe

adaa

n s/

d Ak

hir B

ulan

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

Rea

lisas

i ( M

enur

ut K

ontra

k )

Biay

a (R

p.10

00)

Pros

enta

se T

erha

dap

Biay

a Ko

ns. (

%)

……

……

.., …

……

……

……

…..…

.. 20

….

Kepa

la C

aban

g D

inas

PU

Pen

gaira

n

( ……

……

……

….…

……

……

.. )

Tahu

n An

ggar

an :

20…

.. / 2

0…..

Prog

res

Fisi

k (%

)

Page 55: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

51 dari 65

12

34

56

78

910

= (5

) - (9

)11

12

NIP

.

Biay

a (R

p)

Rea

lisas

iN

omor

dan

Tan

ggal

Sur

at

Penu

gasa

n *)

/ Pem

boro

ng N

r da

n Ta

ngga

l Kon

trak

SPK

**)

Tgl.

Mul

ai &

Tg

l Sel

esai

Rea

lisas

i Fis

ik

(bh/

m3 / k

m)

Biay

a *)

/ Nila

i Ko

ntra

k **

) (R

p)

Targ

et F

isik

(b

h/ m

3 / km

)

Dae

rah

Iriga

si/

Pake

t Pe

kerja

an

Swak

elol

a/

Boro

ngan

No

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

XX

X

( ……

……

……

….…

……

……

.. )

XX

XX

XX

XX

XX

: ……

……

……

……

……

……

……

Cab

ang

Din

as P

U P

enga

iran

……

……

.., …

……

……

……

…..…

.. 20

….

Kepa

la C

aban

g D

inas

PU

Pen

gaira

n

Sisa

Pla

fon

(Rp)

Sura

t Pe

rtang

gung

an

Jaw

ab (S

PJ) *

)Ke

tera

ngan

FOR

MU

LIR

LAP

OR

AN T

AHU

NAN

: R

EALI

SASI

PEK

ERJA

AN P

EMEL

IHAR

AAN

Tahu

n An

ggar

an :

20 …

.. / 2

0 …

..

Din

as P

U P

enga

iran

Prop

insi

Dat

i I: …

……

……

……

……

……

Page 56: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

52 dari 65

LAMPIRAN F PERHITUNGAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA

PEMBIAYAAN PENGELOLAAN IRIGASI (AKNPI)

1.1. Biaya di Tingkat Daerah Irigasi

Biaya pengelolaan irigasi meliputi biaya di lapangan dan di kantor Dinas. Biaya di

lapangan atau di tingkat Daerah Irigasi adalah biaya langsung yang dibutuhkan untuk

pengelolaan irigasi, meliputi biaya operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi.

1.1.1 Perhitungan Pembiayaan Operasi Jaringan Irigasi

Pembiayaan Operasi irigasi di lapangan adalah semua biaya yang terkait

langsung dengan operasi jaringan irigasi di lapangan. Perhitungan ini dibuat

oleh pengamat/ranting pengairan bersama dengan GP3A, dengan mengisi

blanko AKNPI-01. Blanko ini dibuat setahun sekali.

1.1.2 Perhitungan Pembiayaan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Pembiayaan Pemeliharaan irigasi di lapangan adalah semua biaya yang

terkait langsung dengan pemeliharaan jaringan irigasi di lapangan.

Perhitungan ini dibuat oleh mantri/juru pengairan bersama dengan P3A,

dengan mengisi blanko AKNPI-02 untuk pemeliharaan rutin dan blanko

AKNPI-03 untuk pemeliharaan berkala. Pengisian blanko AKNPI-03 dibuat

berdasarkan hasil penelusuran jaringan.

1.1.3 Perhitungan Pembiayaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi

Pembiayaan Rehabilitasi irigasi di lapangan adalah semua biaya yang

dibutuhkan untuk rehabilitasi jaringan irigasi. Perhitungan ini dibuat oleh dinas

yang membidangi irigasi dengan mengisi blanko AKNPI-04. Pengisian blanko

ini dibuat berdasarkan hasil SID (Survey, Investigasi, dan Desain) Rehabilitasi

jaringan irigasi.

1.2. Perhitungan Pembiayaan Pengelolaan Irigasi Tingkat Kabupaten/ Kota/Provinsi

Perhitungan pembiayaan pengelolaan irigasi tingkat kabupaten merupakan

rekapitulasi dari biaya O&P, Rehabilitasi di masing-masing Daerah Irigasi ditambah

biaya untuk pembinaan/koordinasi dan pemberdayaan P3A.

Page 57: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

53 dari 65

Kebutuhan biaya ini dihitung oleh Dinas kabupaten dan diajukan ke Bappeda

kabupaten/Dinas yang membidangi irigasi provinsi/Balai besar dengan mengirimkan

blanko AKNPI-07.

1.2.1 Perhitungan Pembiayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

Pembiayaan untuk pemberdayaan P3A dibuat oleh Dinas pengelola irigasi

setiap tahun sekali, meliputi semua biaya yang diperlukan dalam

pemberdayaan dan pendampingan P3A. Semua program tahunan untuk

pemberdayaan P3A dimasukkan kedalam blanko AKNPI-05.

1.2.2 Perhitungan Pembiayaan Pembinaan/Koordinasi Pengelolaan Irigasi

Pembiayaan untuk pembinaan pengelolaan irigasi dibuat oleh Dinas

pengelola irigasi setiap tahun sekali, meliputi semua biaya yang diperlukan

dalam pembinaa petugas pengelola irigasi dan biaya untuk melakukan

koordinasi dengan instansi lain, biaya administrasi dan pemeliharaan kantor.

Semua kebutuhan biaya untuk ini dimasukkan kedalam blanko AKNPI-06.

1.3. Mekanisme Pembiayaan Pengelolaan Jaringan Irigasi

Sesuai dengan UU 7/2004, kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan irigasi

dibagi-bagi sesuai dengan luasan daerah irigasi. Oleh sebab itu penetapan program

definitif pengelolaan jaringan irigasi harus disesuaikan dengan kewenangan dan

tanggung jawabnya masing-masing.

Untuk Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan kabupaten/kota, program definitif

diusulkan oleh dinas yang mengelola irigasi dan ditetapkan oleh bupati/walikota,

setelah mendapat rekomendasi dari komisi irigasi.

Untuk daerah irigasi yang menjadi kewenangan provinsi, program definitif ditetapkan

oleh kepala dinas PU/kepala dinas PSDA di provinsi berdasarkan usulan dari balai

provinsi.

Untuk daerah irigasi yang menjadi kewenangan pusat, program definitif ditetapkan

oleh Dirjen SDA berdasarkan usulan dari Bupati/Kepala Balai Besar.

Usulan pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi dapat dilihat pada bagan alir

dibawah ini:

Page 58: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

54 dari 65

BAGAN ALIR USULAN BIAYA PENGELOLAAN IRIGASI

KEGIATAN PENGAMAT DINAS

Operasi

Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan Berkala Swakelola

Pemeliharaan Berkala Diborongkan Rehabilitasi

Pemberdayaan P3A

Pembinaan & Koordinasi

*) Usulan sesuai kewenangan USULAN BIAYA O&P*)

BIAYA di TINGKAT DI

REKAP AKNPI

AKNPI-01

AKNPI-02

AKNPI-03B

AKNPI-03A

AKNPI-04

AKNPI-05

AKNPI-06

USULAN BIAYA O&P*)

BIAYA di TINGKAT DI

REKAP AKNPI

AKNPI-01

AKNPI-02

AKNPI-03B

AKNPI-03A

AKNPI-04

AKNPI-05

AKNPI-06

Page 59: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

55 dari 65

DANA PENGELOLAAN IRIGASI (DPI)

PENETAPAN BIAYA O&P

OLEH BUPATI

APBD KAB

APBD Prov.

IPAIR P3A

DANA PENGELOLAAN IRIGASI (DPI)

PELAKSANAAN

PUSAT

USULAN BIAYA OP

USULAN BUPATI

KEWENANGAN KAB / KOTA ?

Page 60: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

56 dari 65

LAMPIRAN G

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN

IRIGASI

DI BALAI PSDA JAWA BARAT

I. Latar Belakang

a. Jelaskan secara garis besar maksud dan tujuan pembuatan manual operasi dan

pemeliharaan.

b. Ceritakan kondisi daerah studi yang ada sekarang.

c. Apa yang diharapkan dengan dibuatnya manual O&P ini.

d. Ceritakan mengenai aspek politis, akselerasi, dan kendala yang perlu

diantisipasi sehingga pelaksanaan pembuatan manual ini tercapai sesuai

rencana.

e. Dasar Hukum

No. Dasar Hukum Nomor Tentang

1. Undang-Undang RI 7 Tahun 2004 Sumber Daya Air

2. Undang-Undang RI 22 Tahun 1999 Pemerintahan Daerah

3. Undang-Undang RI 25 Tahun 1999 Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

4. Peraturan Pemerintah RI 22 Tahun 1982 Tata Pengaturan air

5. Peraturan Menteri P.U 48/PRT/1993 Pengelolaan atas Air dan Sumber Air pada Wilayah

6. Peraturan Menteri P.U 67/PRT/1993 Panitia Pengaturan Air Propinsi Jawa Barat

7. Peraturan Pemerintah RI 20 Tahun 1990 Peraturan Pemerintah RI Pengendalian Pencemaran Air

8. Keputusan Presiden 80 Tahun 2003 Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Page 61: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

57 dari 65

Mengingat bahwa :

• air saat ini merupakan barang yang mempunyai nilai ekonomi dan berfungsi

sosial

• adanya penggunaan air irigasi untuk berbagai kepentingan

• terjadinya kerawanan ketersediaan air

• adanya perubahan tujuan pembangunan di bidang pertanian dari meningkatkan

produksi untuk swasembada beras menjadi melestarikan ketahanan pangan

Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air dan Peraturan

Pemerintah No. 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi, mengamanatkan bahwa kewenangan

dan tanggung jawab pengelolaan irigasi dibagi-bagi sesuai dengan luasan daerah

irigasi, sebagai berikut :

• Daerah Irigasi (DI) dengan luas kurang dari 1.000 ha berada dalam satu

kabupaten/kota menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah

kabupaten/kota.

• Daerah Irigasi (DI) dengan luas 1.000 s/d 3.000 ha atau daerah irigasi lintas

kabupaten/kota menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah provinsi.

• Daerah Irigasi (DI) dengan luas lebih dari 3.000 ha, atau DI lintas provinsi,

strategis nasional, dan lintas negara menjadi kewenangan dan tanggung jawab

pemerintah pusat.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi Pasal 56, disebutkan

bahwa Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder menjadi

tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah provinsi atau pemerintah

kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya, perkumpulan petani pemakai air

dapat berperan serta sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Guna melaksanakan ketentuan-ketentuan pengaturan tersebut diatas perlu

ditetapkan pedoman operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang bersifat teknis

dan mencakup rencana operasi, pelaksanaan operasi, pelaksanaan pemeliharaan,

serta monitoring dan evaluasi.

Page 62: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

58 dari 65

II. Maksud dan Tujuan

Maksud dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah untuk membuat acuan bagi daerah dan

pengelola irigasi dalam menyusun “Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi”

sesuai dengan karakteristik dan kondisi daerah irigasi masing-masing.

Tujuan dari pekerjaan ini adalah tersusunnya suatu pedoman (prosedur) untuk operasi dan

pemeliharaan irigasi di Jawa Barat, agar para pengelola irigasi mampu melaksanakan Operasi

dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi secara efektif dan efisien serta berkelanjutan sehingga air

dapat dimanfaatkan secara optimal.

Dengan teridentifikasi seluruh aspek pemanfaatan, pengelolaan, dan pemeliharaan irigasi

selanjutnya akan disusun kebijakan dan strategi pengelolaan irigasi berkelanjutan yang

dituangkan ke dalam kerangka kegiatan penyusunan pedoman kebijakan pengendalian

operasi dan aktifitas pemeliharaan irigasi.

III. Pengertian O&P irigasi

Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air dan pembuangannya agar air irigasi

dapat dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan merata melalui kegiatan membuka-menutup

pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun system golongan,

menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan

data, memantau dan mengevaluasi.

Pemeliharaan irigasi adalah usaha-usaha yang ditujukan untuk menjamin kelestarian fungsi

bangunan irigasi.

IV. Sumber Dana

Kegiatan Penyusunan Manual O&P Irigasi ini dibiayai dengan dana APBD Propinsi Jawa Barat

tahun Anggaran 2007.

V. Lingkup Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan ini berupa mengadakan studi kasus di wilayah 5 Balai PSDA yang ada

di Jawa Barat.

Adapun lingkup pekerjaan penyusunan pedoman operasi dan pemeliharaan irigasi, antara

lain:

5.1. Melakukan inventarisasi, evaluasi, dan kajian terhadap data hasil studi yang pernah dilaksanakan terdahulu.

Page 63: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

59 dari 65

5.2. Melakukan inventarisasi (pengumpulan data dan survey lapangan data sekunder) di lokasi wilayah pekerjaan seperti :

• Peta Wilayah Kerja Pengelolaan Irigasi, sesuai dengan tugas dan tanggung-jawab (skala 1 : 25.000 atau disesuaikan), dengan plotting sumber air, waduk, bendung, saluran induk, lahan irigasi.

• Peta Daerah Irigasi (skala 1 : 5.000 atau disesuaikan), dengan batas daerah irigasi dan plotting saluran induk & sekunder, bangunan air, lahan irigasi serta pembagian golongan.

• Skema Jaringan Irigasi.

Menggambarkan saluran induk & sekunder, bangunan air & bangunan lainnya yang ada di setiap ruas dan panjang saluran, petak tersier dengan data debit rencana, luas petak, kode golongan yang masing-masing dilengkapi dengan nomenklatur.

• Skema Rencana Pembagian dan Pemberian Air

Menggambarkan skema petak dengan data pembagian dan pemberian air mulai dari petak tersier, saluran sekunder, saluran induk dan bendung / sumber air.

• Gambar Purna Laksana/Purna Konstruksi (as built drawing), untuk saluran maupun bangunan.

• Dokumen & Data lain, berupa :

manual pengoperasian bendung, bangunan ukur debit atau bangunan khusus lainnya;

data seri dari catatan curah hujan;

data debit sungai;

data klimatologi;

buku data DI;

Inventarisasi P3A, GP3A, dan IP3A.

VI. Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan pembuatan Manual Operasi dan Pemeliharaan berada di 5 (lima) Balai

PSDA di Propinsi Jawa Barat, yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2007.

VII. Acuan Pelaksanaan Pekerjaan

Sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Detail Desain Rehabilitasi Jaringan

Irigasi ini, konsultan harus mengacu pada :

a). Standar Nasional Indonesia (SNI) :

- SNI 03-2819-1992 : Metode Pengukuran Debit Irigasi dan Saluran Terbuka dengan Alat Ukur Arus Tipe Baling-Baling.

- SNI 03-2820-1992 : Metode Pengukuran Debit Irigasi dan Saluran Terbuka Dengan Pelampung Permukaan.

Page 64: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

60 dari 65

- SNI 03 -6455.1-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bangunan ukur Parshall Flume.

- SNI 03 -6455.2-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bangunan ukur ambang v-rata.

- SNI 03 -6455.3-2000 : Metode pengujian aliran pada saluran terbuka dengan bangunan ukur empat persegi.

- SNI 03 -6455.4-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan ambang tajam segitiga.

- SNI 03 -6455.5-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan ambang tajam persegi panjang

- SNI 03-6381-2000 : Metode pengukuran debit pada saluran terbuka dengan bangunan ukur Cipoletti.

- SNI-03-6467.1-2000 : Tata cara pengukuran aliran benda cair pada saluran terbuka dengan bangunan ukur ambang lebar horizontal dan ujung hulu bulat.

- SNI 03-6738-2002 : Metode perhitungan debit andal air irigasi dengan analisis lengkung kekerepan.

b). Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) :

- RSNI T - 03 - 2002 : Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teknis

c). Pedoman dan Petunjuk :

- Pedoman Prosedur Pemeliharaan Jaringan Irigasi, 1995, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum.

- Pedoman Operasi Jaringan Irigasi, Oktober 2006, Sub Direktorat O&P, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum

VIII. Data dan Fasilitas Penunjang

a. Penyediaan oleh pengguna jasa :

1. Skema Jaringan dan Bangunan Existing

2. Peta Situasi

3. Staf Pengawas / Pendamping

Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Balai PSDA Jawa Barat akan menunjuk

petugas yang bertindak sebagai Direksi Pekerjaan dalam rangka pelaksanaan jasa

konsultansi ini.

b. Peralatan dan Fasilitas Yang Harus Disediakan Oleh Konsultan

Dalam melaksanakan pekerjaannya maka konsultan harus menyediakan semua

fasilitas yang diperlukan sebagai berikut :

1. Kantor/studio lengkap dengan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan

pekerjaan seperti: peralatan gambar, peralatan tulis, dan barang-barang habis

pakai.

Page 65: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

61 dari 65

2. Biaya mobilisasi dan demobilisasi staf konsultan ke dan dari proyek/lapangan.

3. Peralatan/instrumen pengukuran yang memenuhi standar presisi yang

diperlukan dan telah direkomendasikan oleh Direksi Pekerjaan.

4. Fasilitas transportasi termasuk kendaraan bermotor roda 4 yang layak

berserta pengemudinya dan kendaraan roda 2 untuk kegiatan pelaksanaan

pekerjaan.

5. Staf pada bagian administrasi umum.

6. Tenaga pembantu untuk kegiatan di lapangan.

IX. Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 150 (seratus lima puluh) hari kalender,

terhitung mulai 1 April 2007 s/d 31 Agustus 2007.

X. Kebutuhan Tenaga Akhli

a). Tenaga Akhli/Profesional, terdiri dari :

• Ketua Tim

• Akhli Irigasi

• Akhli Hidrologi

• Akhli Hidrolika

• Akhli Infrastruktur

• Akhli Kelembagaan

b). Asisten Tenaga Akhli, terdiri dari:

• Asisten Akhli Irigasi

• Asisten Akhli Hidrologi

• Asisten Akhli Hidrolika

• Asisten Akhli Infrastruktur

• Asisten Akhli Kelembagaan

c). Asisten Tenaga Pendukung, terdiri dari :

• Surveyor/Inventarisator

• Juru Gambar

• Operator Komputer

Page 66: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

62 dari 65

Personil yang ditugaskan harus mampu pada bidang dan tugasnya masing-masing dan harus

sesuai dengan yang diusulkan serta jelas status kepegawaiannya.

Kalau personil yang sudah dicalonkan dan disetujui akan diganti, pengganti yang diusulkan

harus memiliki kualifikasi dan pengalaman yang sama, dan harus mendapatkan persetujuan

terlebih dahulu dari pemimpin pelaksana kegiatan.

Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan berada di bawah tanggungjawab personil yang

ditugaskan sebagai Ketua Tim.

Personil yang dipekerjakan harus memenuhi persyaratan seperti tersebut dibawah ini :

a. Kualifikasi Tenaga Akhli

• Ketua Tim (Team Leader)

Akhli Sumber Daya Air Profesional Madya/Akhli Teknik Sipil (S1/S2/S3),

berpengalaman di bidang SDA, dalam kegiatan perencanaan detail, pelaksanaan

pembangunan dan O&P irigasi, dengan pengalaman sekurang-kurangnya 10

(sepuluh) tahun.

• Akhli Irigasi dan Sedimen

Akhli Sumber Daya Air Profesional Madya/Akhli Teknik Sipil (S1/S2/S3),

berpengalaman di bidang SDA, dalam kegiatan perencanaan detail pengendalian

banjir, dan pelaksanaan O&P irigasi, sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun

• Akhli Hidrologi

Akhli Sumber Daya Air Profesional Madya/Akhli Teknik Sipil (S1/S2/S3),

berpengalaman di bidang SDA, dalam kegiatan analisa hidrologi, dengan

pengalaman sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun.

• Akhli Hidrolika

Akhli Sumber Daya Air Profesional Madya/Akhli Teknik Sipil (S1/S2/S3),

berpengalaman di bidang SDA, dalam kegiatan perencanaan hidrolik bangunan

air, dengan pengalaman sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun.

Page 67: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

63 dari 65

• Akhli Infrastruktur

Akhli Sumber Daya Air Profesional Madya/Akhli Teknik Sipil (S1/S2/S3),

berpengalaman di bidang SDA, dalam kegiatan perencanaan struktur bangunan

air, dengan pengalaman sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun.

• Akhli Kelembagaan

Akhli Sumber Daya Air/Akhli Teknik Sipil/Akhli Teknik Pertanian (S1/S2/S3),

berpengalaman di bidang SDA, dalam kegiatan kelembagaan dan pemberdayaan

P3A, dengan pengalaman sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun.

b. Kualifikasi Asisten Tenaga Akhli

Asisten Akhli SDA/ Sarjana Teknik Sipil (S1), berpengalaman di bidang SDA,

sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, dalam pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya

masing-masing.

XI. Produk Yang Dihasilkan

Didalam kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan Manual O&P Irigasi secara umum yang

bisa diterapkan di Propinsi Jawa Barat.

Adapun produk yang harus diserahkan antara lain :

• Laporan Pendahuluan 10 eksemplar

• Laporan Draft Manual O&P 10 eksemplar

• Laporan Manual O&P (final) 20 eksemplar

• Laporan Bulanan 5 eksemplar x 5 bulan

Page 68: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

64 dari 65

JADWAL KEGIATAN PENYUSUNAN MANUAL O&P IRIGASI

TA. 2007

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV No. Uraian Pekerjaan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 INVENTARISASI DATA

2 ANALISA DATA

3 PEMBAHASAN DATA

4 SEMINAR

5 LAPORAN PENDAHULUAN

6 LAPORAN BULANAN

7 LAPORAN DRAFT MANUAL O&P

8 LAPORAN FINAL MANUAL O&P

Page 69: RPT0 - pip2bdiy.compip2bdiy.com/nspm/019.pdf · • Daerah Irigasi dengan luasan lebih besar dari 3.000 ha dan daerah irigasi lintas provinsi dan strategis nasional menjadi kewenangan

RPT0-Pd T-xx-200x

65 dari 65

P14N54
New Stamp