rpjmdes lembahopo
DESCRIPTION
RPJM Desa LembahopoTRANSCRIPT
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-1
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati
dalam sistim pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sejalan perkembangan otonomi desa, dilakukan upaya untuk mengembalikan
kedaulatan desa sebagai bagian dari pengembangan demokrasi di Indonesia.
Impian besar otonomi desa adalah membangun tata pemerintahan desa yang
demokratis. Karena desa merupakan unit yang kecil, dapat diterapkan konsep
demokrasi partisipatoris yang bercirikan keterlibatan warga langsung dalam
berbagai proses publik. Berbeda dengan unit pemerintahan lainnya yang lebih
menerapkan demokrasi perwakilan.
Sistem demokrasi desa yaitu tata pemerintahan yang menempatkan warga
sebagai pemilik kedaulatan dan menyerahkan mandat kepada pemimpin
(pemerintah desa). Artinya, pemimpin terpilih harus mempertanggung-
jawabkan pelaksanaan mandatnya kepada warga antara lain dalam bentuk
Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Kepala Desa (Tahunan). Secara konsep,
sebuah desa dianggap demokratis bila prinsip-prinsip dasar sistem demokrasi
dapat dijalankan.
Dengan bergulirnya otonomi daerah, diharapkan desa melalui aparat dan
masyarakatnya mampu menjalankan peran pembangunan untuk mewujudkan
tata pemerintahan yang baik dan bersih (clean and good governance). Hal ini
hanya dapat terjadi apabila tiga pilar tata pemerintahan, menjalankan peran
dan fungsinya masing masing. Ketiga pilar itu adalah:
Pemerintah desa (government);
Warga masyarakat (citizen); dan
Kalangan usaha/swasta (private sector).
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-2
Apabila salah satu pilar dari tata pemerintahan itu timpang, maka akan sulit
tercapai tata pemerintahan yang baik. Warga masyarakat perlu bersikap
mengkoreksi jalannya pemerintahan desa dan pembangunan sebagai warga
yang baik. Sebaliknya pemerintah desa menerima masukan masyarakat
sebagai bagian dari keterbukaan dan tanggung gugatnya. Sedangkan
kalangan usaha/swasta berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi lokal
dengan membuka peluang kerja, menjalankan kewajiban seperti membayar
pajak, memperhatikan kelestarian lingkungan, dan menjalankan tanggung
jawab sosial lainnya.
Untuk mewujudkan otonomi desa dan terbangun dasar yang kuat menuju tata
pemerintahan yang baik dalam kerangka pembangunan nasional, maka perlu
disusun sebuah dokumen perencanaan pembangunan desa yang disusun
secara partisipatif, memuat arah kebijakan keuangan desa, strategi
pembangunan desa, dan program kerja desa. Dokumen ini disusun untuk
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan.
Dokumen yang dimaksud di atas adalah Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Desa, sebuah dokumen perencanaan untuk periode 5
(lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan
keuangan desa, kebijakan umum, dan program prioritas kewilayahan dan
rencana kerja. Untuk mewujudkan otonomi desa dan tata pemerintahan yang
baik di Desa Lembah Hopo, maka perlu disusun dokumen desa secara
partisipatif sesuai pedoman dan tata aturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat.
b. Landasan Hukum
Penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Desa Lembah Hopo, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju, Provinsi
Sulawei Barat berdasar pada :
1) Landasan Idiil Pancasila 2) Landasan Konstitusional Undang-undang Dasar 1945 3) Landasan Pokok :
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-3
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Tata Cara Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa
4) Landasan operasional :
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 09 Tahun 1982 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan di Daerah (P4D)
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/987/SJ, tentang Pedoman Penyelenggaraan Forum Koordinasi Pembangunan Partisipatif
Surat Edaran bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Dalam Negeri Nomor 0259/M.PPN/I/2005 050/166/SJ, tanggal 20 Januari 2005 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musrenbang tahun 2005 yang diubah setiap tahunnya
Surat Edaran bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Dalam Negeri, tanggal 24 Maret 2005, tentang Pedoman Pelaksanaan Forum Musrenbang dan Perencanaan Partisipatif Daerah.
Di dalam dokumen Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007
tentang Perencanaan Pembangunan Desa, terdapat penjelasan tentang
RPJMD dan batasan-batasan sebagai berikut :
1) Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-4
uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut.
3) Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.
4) Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.
5) Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah dan DPR, dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Dana APBN bisa berbentuk dana Dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan.
6) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat (RPJM-Desa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum, dan program, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja.
7) Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (RKP-Desa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJM-Desa.
8) Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (DURKP-Desa) adalah daftar yang merupakan usulan kegiatan pembangunan Desa yang menggunakan dana yang sudah jelas sumbernya baik dari APBN, APBD (Provinsi, Kabupaten/Kota), APB Desa, Swadaya dan Kerjasama dengan Pihak ketiga.
9) Pembangunan partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan pembangunan di desa bersama-sama secara musyawarah, mufakat, dan gotong royong yang merupakan cara hidup masyarakat yang telah lama berakar budaya di wilayah Indonesia.
10) Profil Desa adalah gambaran menyeluruh mengenai karakter desa yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana, serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa.
11) Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya (MUSRENBANG DESA) adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan desa (pihak berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-5
menyepakati rencana kegiatan di desa 5 (lima) dan 1 (satu) tahunan.
12) Lembaga Kemasyarakatan desa atau disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.
13) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat (APB-Desa) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan Peraturan Desa.
c. Tujuan
Tujuan penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Desa Lembah Hopo sebagai berikut :
1) Mewujudkan perencanaan pembangunan desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat
2) Menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap program pembangunan di desa;
3) Memelihara dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan desa 4) Menumbuh-kembangkan dan mendorong peran serta masyarakat
dalam pembangunan desa.
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-6
II. PROFIL DESA a. Sejarah Desa
Desa Lembah Hopo adalah salah satu desa
dalam wilayah administratif Kecamatan
Karossa, Kabupaten Mamuju. berdiri otonom
pada tahun 2005 setelah mekar dari desa
induk (Desa Karossa).
Pada awal pembukaan lahan tahun 1995-
1996, dan pendaratan penduduk tahun 1997
desa ini adalah daerah bagi warga
transmigran. Tahun 2002 terjadi pergantian nama desa dari Lara II menjadi
Lembah Hopo. Sejalan dengan kebijakan pemerintah, maka pemekaran
wilayah disertai dengan perubahan status desa dari wilayah transmigran
menjadi wilayah desa otonom milik pemerintah Kabupaten Mamuju.
Pada tahun awal pemekaran, aparat pemerintah desa dan masyarakat secara
bersama-sama membangun desa ditandai dengan kegiatan rehabilitasi kantor
desa pada tahun 2006. Selanjutnya tahun 2007 melaksanakan program
pembangunan untuk memajukan desa, seperti : perbaikan jalan di Dusun
Wisata dan Lembah, serta peningkatan kualitas pohon coklat melalui
teknologi sambung samping.
Pada tahun 2008, kegiatan pembangunan yang terjadi di desa ini adalah
pembangunan mushollah di dusun Popenga dan pembuatan drainase di
dusun Lembah. Kejadian negatif pada tahun 2008 adalah terjadi longsor di
dusun Popenga dan Wisata membawa dampak banjir lumpur di dusun-dusun
lain, serta terjadinya wabah anjing gila di tahun yang sama.
Selanjutnya pada tahun 2009, terdapat sejumlah program seperti Gerakan
Nasional (Gernas) Kakao, perbaikan irigasi di dusun Hopo, pembuatan jalan
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-7
tani sepanjang 2000 m di dusun Harapan Maju, dan kegiatan Sekolah Lapang
di dusun Wisata.
b. Kondisi Umum Desa
Sebagai desa hasil pemekaraan (dari Desa
Karossa), Lembah Hopo terus berbenah dari
kekurangan dan ketertinggalan dari desa
lainnya, baik dari aspek asset, aparat maupun
sumberdaya manusia. Desa ini terdiri atas 5
(lima) dusun, yaitu : Wisata, Lembah, Harapan
Maju, Hopo dan Popenga.
Secara geografis lokasi Desa Lembah Hopo
sangat potensial disebabkan merupakan kawasan pertanian/perkebunan
yang subur, juga berada di jalur transportasi utama (jalan poros) Mamuju
Mamuju Utara, yang merupakan jalan provinsi, berjarak sekitar 163 Km dari
ibukota provinsi. Batas wilayah administratif Desa Lembah Hopo sebagai
berikut :
Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Lara II
Sebelah Timur, Pegunungan/Hutan
Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Sukamaju
Sebelah Barat, wilayah administratif Desa Karossa
Desa Lembah Hopo berpenduduk 828 jiwa (446 laki-laki, 382 perempuan),
atau 196 Kepala Keluarga (KK) tersebar di dusun Wisata 29 KK, Lembah 56
KK, Harapan Maju 33 KK, Hopo 54 KK dan Popenga 24 KK. Suku/etnis terdiri
dari suku Mandar, Bugis, Jawa, Bali dan lain-lain. Mereka adalah penganut
salah satu agama yang berlaku seperti agama Islam, Hindu dan Nasrani
(Kristen).
Jenis-jenis pekerjaan warganya selain Pegawai Negeri Sipil (PNS), juga ada
pedagang, tani, tukang, ojek dan buruh. Pekerjaan dominan penduduk Desa
Lembah Hopo adalah petani kakao/sawit,
c. Struktur Organisasi dan Tata Kelembagaan Desa
Struktur organisasi dan tata kelembagaan Desa Lembah Hopo serta
komposisi personil sebagai berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Lembah Hopo, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju
BPD
Sekretaris Desa Gede Aryawan
Kepala Desa RESMI
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-8
Keterangan : Garis komando Garis koordinasi Gambar 2. Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa
Lembah Hopo, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju
Keterangan : Garis komando
Organisasi dan kelembagaan di Desa Lembah Hopo belum berkembang
sebagai mana yang terjadi di desa-desa maju. Aparat pemerintahan desa
masih membutuhkan peningkatan kapasitas untuk mendukung terselenggara-
nya roda pemerintahan yang ideal.
Organisasi dalam pemerintahan desa seperti Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) telah terbentuk namun belum memberi kontribusi maksimal.
Anggota SAFARUDDIN
Anggota FAUSI
Ketua BPD IMRAN ROSADI
Wakil Ketua AIDIL
Anggota MUH. JAHIR
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-9
Sedangkan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) belum memiliki
struktur, sehingga peran organisasi ini hanya dikendalikan oleh satu orang
yang menjabat sebagai ketua.
Kelembagaan masyarakat lainnya seperti kelompok tani, dasawisma, PKK
dan lain-lain memiliki kondisi serupa dengan organisasi di atas, yaitu belum
aktif dan membutuhkan peningkatan kapasitas aparat atau anggotanya.
d. Masalah Mendasar
Sebagai wilayah baru, Desa Lembah Hopo masih sangat tertinggal dalam
segala hal, mulai sarana dan prasarana dasar permukiman, perekonomian,
pemerintahan dan kepemilikan asset (pemerintahan desa) sampai
sumberdaya manusia. Sarana dan prasarana dasar permukiman seperti jalan
desa dan jalan dusun, penerangan (listrik), air bersih untuk mandi dan minum,
sistem sanitasi belum dinikmati oleh warga masyarakat. Kondisi
perekonomian, pertanian dan perkebunan, pemerintahan serta kepemilikan
asset (pemerintahan desa) sampai sumberdaya manusia, masih tergolong
terkebelakang/belum berkembang. Gambaran kondisi dan masalah tersebut
di atas diuraikan sebagai berikut :
1) Sarana dan prasarana dasar permukiman
Jalan desa Jalan desa pada umumnya masih berupa jalan tanah. Jalan yang menghubungkan antar dusun ini kondisinya (umumnya) berlubang (tidak rata), berdebu pada musim kemarau dan membentuk kubangan/genangan air pada musim hujan.
Kondisi jalan seperti itu terjadi di seluruh dusun, termasuk jalan tani yang biasa digunakan oleh warga desa menuju dan kembali dari lahan pertanian atau perkebunan mereka.
Saluran pembuangan (drainase) Genangan yang terjadi di lingkungan perumahan dan jalan-
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-10
jalan desa pada umumnya disebabkan belum ada saluran pembuangan air. Curah hujan dengan intensitas rendah dapat mengakibatkan genangan di jalan-jalan desa dan halaman-halaman rumah penduduk. Ada bagian jalan desa sudah memiliki saluran pembuangan, namun belum terhubung dengan saluran pembuangan atau sungai.
Penerangan (listrik)
Listrik digunakan oleh masyarakat untuk mendukung kegiatan
hidup sehari-hari, seperti untuk
penerangan pada malam hari
serta untuk mendukung aktivitas
yang menggunakan peralatan
berenergi listrik.
Bagi masyarakat Desa Lembah
Hopo, listrik adalah kebutuhan sehari-hari bernilai mahal
harganya, karena untuk memenuhi kebutuhan tersebut
masyarakat menggunakan generator berbahan bakar bensin.
Dalam rangka efisiensi, generator hanya dioperasikan pada
malam hari, yaitu mulai pukul 18.00 sampai 22.00.
Penggunaan generator pada siang hari hanya dilakukan oleh
perkantoran, pengrajin/pengusaha yang membutuhkan energi
listrik untuk mendukung aktivitas mereka.
Air bersih Air bersih adalah salah satu kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupannya. Di Desa Lembah Hopo, air bersih adalah barang langka apalagi pada musim hujan, karena masyarakat memenuhi kebutuhan air untuk kebutuhan sehari-hari dari air sungai yang ada di lingkungan mereka. Bila musim hujan (atau hujan), air sungai menjadi keruh karena partikel lumpur yang terkandung di dalamnya. Pada kondisi seperti ini, air sungai yang merupakan sumber air bersih bagi masyarakat, menjadi tidak layak untuk digunakan/ dikonsumsi.
Kamar mandi/jamban keluarga
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-11
Kamar mandi/jamban keluarga di Desa Lembah Hopo hanya
dimiliki oleh sebagian kecil masyarakatnya. Mereka melakukan
aktivitas mandi di sungai-sungai yang letaknya tidak jauh dari
permukimannya.
Sama seperti kamar mandi, tingkat kepemilikan jamban
keluarga masih sangat terbatas. Bagi keluarga yang belum
memiliki jamban keluarga, kegiatan tersebut biasa dilakukan di
tempat-tempat terbuka. Masalah sarana dan prasarana
lingkungan permukiman di Desa Lembah Hopo dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Masalah sarana dan prasarana lingkungan
permukiman di Desa Lembah Hopo
No Masalah Keterangan
1 Jalan rusak di lorong 5 ke lorong 9 Dusun Wisata 2 Jalan poros desa belum pengerasan
sekitar 2000 m Poros desa
3 Tidak ada jembatan penyeberangan bagi para petani menuju kebun. Lokasi : lorong 6,7,8 dan 9
dusun Wisata
4 Terjadi pendangkalan sungai Semua dusun 5 Konsumsi air bagi warga desa masih
bergantung pada aliran sungai yang bercampur dengan berbagai kotoran
Semua dusun
6 Warga selalu buang air besar di tempat yang tak seharusnya (parit depan rumah warga dan sungai yg menjadi sumber air)
Semua dusun
7 Belum ada drainase se dusun Wisata sehingga mengakibatkan banjir pada saat turun hujan
dusun Wisata
8 Kondisi jalan pada lorong 5 yang menghubungkan dengan desa Lara 3 perlu penimbunan dengan jarak 1000 m
Poros desa
9 Jalan menuju pekuburan (Lorong 6) tertutup akibat tanah longsor 500 m
dusun Wisata
10 Talud drainase pada jalan poros ibukota desa sepanjang 1000 m belum terbangun sehingga pinggir jalan jadi terkikis/semakin melebar
Poros desa
11 Tidak ada deuker di depan SD Inpres Lara II
dusun Wisata
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-12
12 Tidak ada gorong-gorong sehingga terjadi genangan air (banjir) di lorong 6, 7, 8 dan 9
dusun Wisata
13 Warga desa kekurangan energi listrik, sehingga masih tergantung pada generator untuk penerangan, yang berdampak pada biaya besar dibanding menggunakan listrik PLN
dusun Wisata
2) Pertanian dan perkebunan
Usaha pertanian dan perkebunan adalah kegiatan pokok yang
dilakukan warga untuk menopang kehidupan mereka. Kegiatan
utama sekaligus menjadi sumber mata pencaharian adalah bertani/
berkebun. Tanaman pokok warga adalah pohon kakao, pisang,
sawit dan kelapa. Tanaman lainnya yang dapat mendatangkan
uang adalah pohon jeruk dan durian.
Usaha-usaha untuk bertani padi
(menanam padi) telah dilakukan
dengan membuka lahan. Namun
masih terkendala dengan keterbatasan
peralatan untuk membuka lahan dan
minimnya lahan yang sesuai dengan
tanaman padi. Masalah lain adalah wabah serangan hama pada
tanaman kakao, harga pupuk yang tidak terjangkau, tidak tersedia
bibit unggul bagi petani, kelompok tani tidak aktif serta penyuluh
lapangan yang belum maksimal menjalankan tugasnya bagi
masyarakat tani. Di bidang peternakan, masyarakat belum memiliki
pengetahuan tentang budidaya ikan air tawar. Bagi peternak ayam,
sering mengalami kerugian disebabkan serangan penyakit terhadap
hewan peliharaan mereka. Masalah pertanian, perkebunan dan
peternakan yang dihadapi penduduk dan pemerintah desa
ditampilkan pada tabel 2.
Tabel 2. Masalah pertanian, perkebunan dan peternakan di
Desa Lembah Hopo
No Masalah Keterangan
1 Ada lahan tidur (lahan 1 dan 2) yang belum dikelolah karena pembagian kepemilikan masih kabur
Dusun Wisata
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-13
2 Tidak ada jalan tani menuju lahan 1 dan 2 Dusun Wisata 3 Ada serangan hama dan penyakit busuk
pada buah kakao Tingkat Desa
4 Masyarakat belum paham penang-gulangan tanah longsor
Tingkat Desa
5 Warga (petani) belum paham tentang pengelolaan lahan miring
Dusun Wisata
6 Tanah tidak subur pasca bencana tanah longsor dan banjir, banyak pohon sawit dan kakao rusak
Tingkat Desa
7 Harga pupuk melonjak sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat
Tingkat Desa
8 Pengolahan hasil bumi (Kakao,Pisang dll) masih sangat tradisional
Tingkat Desa
No Masalah Keterangan
9 Tidak tersedia bibit durian unggul, sangon, sawit dan kakao yg bernilai ekonomi tinggi bagi warga
Tingkat Desa
10 Kelompok tani tidak aktif Tingkat Desa 11 Belum ada sarana dan keterampilan
budidaya ikan air tawar Tingkat Desa
12 Sering terjadi penyakit ayam pada bulan 4 dan 8
Tingkat Desa
3) Perekonomian
Usaha ekonomi masyarakat belum
berkembang seperti di desa-desa
yang telah lama terbentuk.
Lembaga-lembaga ekonomi desa
seperti koperasi, atau usaha-usaha
pemanfaatan modal bersama belum
berkembang di desa ini.
Kegiatan-kegiatan masyarakat yang mendukung gerak ekonomi di
Desa Lembah Hopo masih sebatas kegiatan tradisional seperti
menjual hasil bumi misalnya biji kakao, sawit, kelapa, pisang dan
hasil-hasil kebun lainnya. Usaha diversifikasi hasil/produk belum
dilakukan oleh warga dalam rangka meningkatkan penghasilan
mereka.
Ada beberapa kegiatan warga desa yang dianggap cukup memberi
dukungan bagi usaha peningkatan gerak perekonomian desa
seperti usaha kerajinan (kursi rotan dan sarung tenun) serta usaha
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-14
pertukangan (khususnya usaha pembuatan meubel dari kayu).
Namun usaha ini masih sangat sederhana karena keterbatasan
modal dan peralatan kerja, serta rendahnya kemampuan/
keterampilan para pekerja sesuai bidang yang digeluti masing-
masing warga. Secara lengkap persoalan perekonomian yang
terjadi di Desa Lembah Hopo ditampilkan pada tabel 3.
Tabel 3. Masalah perekonomian di Desa Lembah Hopo
No Masalah Keterangan
1 Tinggi tingkat pengangguran usia produktif Tingkat Desa 2 Pemasaran produk lokal dan hasil
keterampilan warga masih sulit Tingkat Desa
3 Tidak ada Lembaga Ekonomi Desa/ KUD Tingkat Desa 4 Tidak ada akses untuk memperoleh
bantuan modal usaha Tingkat Desa
5 Pengetahuan tentang manajemen koperasi masih sangat rendah sehingga bpengaruh dalam usaha membentuk koperasi
Tingkat Desa
6 Banyak alumni SMP dan SMA tidak memiliki keahlian sehingga jadi pengangguran
Tingkat Desa
7 Tidak ada modal usaha untuk pendirian Koperasi untuk (pengelolanya) kelompok Perempuan
Tingkat Desa
8 Kelompok Dasawisma tidak memiliki fasilitas parut kelapa untuk peningkatan pendapatan
Tingkat Desa
4) Kesehatan
Kesehatan adalah modal penting manusia dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Kondisi kesehatan seseorang sangat
dipengaruhi pengetahuan dan situasi lingkungan permukiman atau
tempat tinggal mereka. Tingkat pemahaman tentang pola hidup
sehat berpengaruh pada kesehatan, sedangkan kondisi lingkungan
juga memberi andil besar dalam menjamin kesehatan warga
masyarakat.
Di Desa Lembah Hopo, sarana dan prasarana kesehatan
masyarakat belum memenuhi syarat untuk mendukung kehidupan
kesehatan yang layak, seperti ketersediaan obat, tenaga
paramedis, dan bangunan/balai pengobatan atau sejenisnya. Ada
sejumlah penyakit yang diderita oleh warga masyarakat seperti
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-15
gatal-gatal (kudis), diare, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
dan malaria. Pada waktu tertentu muncul gejala penyakit anjing gila
pada hewan peliharaan, sehingga ada resiko bagi warga tertular
penyakit yang sama.
Jenis penyakit yang memiliki penderita setiap tahun adalah malaria,
ISPA, diare dan gatal-gatal. Hal ini disebabkan Desa Lembah
Hopo (Kabupaten Mamuju umumnya) adalah wilayah endemik
nyamuk malaria. Sedangkan penyakit diare dan gatal-gatal
dominan disebabkan kualitas air bersih belum memenuhi standar
layak untuk digunakan/dikonsumsi.
Tabel 4. Masalah kesehatan di Desa Lembah Hopo
No Masalah Keterangan
1 Sarana dan prasarana penunjang pada puskesdes kurang memadai
Tingkat Desa
2 Kesadaran sebagian besar warga tentang pentingnya kesehatan masih sangat rendah
Tingkat Desa
3 Jadwal petugas kesehatan yang tidak tetap sehingga warga yang hendak berobat mengalami kesulitan
Tingkat Desa
4 Sering terjadi penyakit malaria pada bulan 10 dan 11
Tingkat Desa
5 Sering terjadi penyakit ISPA pada bulan 9 Tingkat Desa 6 Ada potensi penyakit rabies Tingkat Desa 7 Besar potensi penyakit gatal-gatal (kudis) Tingkat Desa
5) Keagamaan
Kehidupan keagamaan dan toleransi sangat berkembang dan
kondusif. Masing-masing penduduk melakukan ibadah sesuai
dengan keyakinan atau agama
masing-masing. Hal-hal yang
menjadi masalah dalam aspek
keagamaan adalah kurang fasilitas
dan rendahnya kualitas rumah
ibadah. Hal ini berdampak pada
rendahnya pembinaan anak usia
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-16
dini dalam aspek pengenalan dan pemahaman terhadap agama
masing-masing.
Ada 2 (dua) jenis rumah ibadah yang membutuhkan perhatian di
Desa Lembah Hopo, yaitu mesjid/mushalah dan pura. Rumah
ibadah tersebut membutuhkan peningkatan kualitas bangunan dan
fasilitas untuk meningkatkan kenyamanan dalam beribadah bagi
jemaahnya. Sedangkan bagi penganut agama nasrani belum
memiliki rumah ibadah. Masalah keagamaan di Desa Lembah
Hopo dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Masalah keagamaan di Desa Lembah Hopo
No Masalah Keterangan
1 Bangunan mesjid di lorong 5 dan pura di lorong 6 belum selesai karena keterbatasan dana
Dusun Wisata
2 Tidak ada sarana ibadah bagi penganut agama nasrani
Tingkat Desa
3 Tidak ada tunjangan kesejahteraan bagi tenaga pengajar TPA
Tingkat Desa
6) Sosial dan pemerintahan desa
Sebagai desa baru (hasil pemekaran),
Lembah Hopo memiliki persoalan
sosial didominasi aspek sumberdaya
manusia (SDM) dan kelembagaan.
Aspek SDM yaitu masih rendahnya
keterampilan dan keahlian warga
masyarakat (khususnya tenaga
produktif lulusan sekolah lanjutan) sehingga memberi kontribusi
pada jumlah pengangguran yang ada di desa.
Sumberdaya manusia dalam organisasi atau kelembagaan
masyarakat dan pemerintahan desa membutuhkan peningkatan
kapasitas untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
aspek organisasi dan tata kemasyarakatan.
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-17
Pemerintahan Desa Lembah Hopo terus berbenah, mulai dari
usaha meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi aparat desa, sampai usaha membangun koordinasi
kepada pihak-pihak terkait.
Untuk mendukung peningkatan kapasitas aparat pemerintahan
desa, kepala desa dan aparatnya proaktif melakukan pembenahan
internal termasuk aktif melakukan koordinasi dan konsolidasi
dengan pihak lain, serta membangun komunikasi intensif dengan
pemerintah di atasnya.
Dari aspek kepemilikan asset, Desa Lembah Hopo masih sangat
minim dalam hal tersebut. Barang-barang inventaris desa untuk
keperluan pelaksanaan administrasi perkantoran masih seadanya,
demikian pula alat untuk operasi-pemeliharaan kantor dan
lingkungan permukiman juga masih sangat terbatas. Masalah
sosial dan pemerintahan desa dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Masalah sosial dan pemerintahan desa di Desa
Lembah Hopo
No Masalah Keterangan
1 Belum ada sarana dan prasarana PKK Tingkat Desa 2 PKK belum berjalan sesuai aturan
kelembagaan Tingkat Desa
3 Rendah kemampuan dan keterampilan sebagian besar perempuan di dusun
Tingkat Desa
4 Tidak tersedia lahan untuk pembangunan rumah bagi korban tanah longsor thn 2008 (11 KK)
Tingkat Desa
5 Kondisi balai desa dan kantor BPD sudah tidak layak, karena potensi roboh sangat besar akibat longsor
Tingkat Desa
No Masalah Keterangan
6 Pembangunan kantor desa belum rampung akibat tidak tersedianya dana untuk penyelesaian bangunan
Tingkat Desa
7 Kondisi rumah dinas kepala desa memprihatinkan karena tanpa fasilitas apapun untuk melayani warga
Tingkat Desa
8 Kelengkapan fasilitas kantor desa belum ada (listrik tenaga surya, Komputer, TV, LCD, Sound system dan Mic,sehingga mempengaruhi kinerja aparat
Tingkat Desa
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-18
9 Anggota BPD belum berfungsi dengan baik karena tidak paham tugas, fungsi serta tanggung jawab
Tingkat Desa
10 LKMD belum memliki struktur jelas Tingkat Desa 11 Aparat Pemdes belum sepenuhnya paham
tugas pokok dan fungsinya masing-masing Tingkat Desa
e. Potensi Desa
Desa Lembah Hopo adalah desa subur dan memiliki sumber daya alam
melimpah. Lahan perkebunan sawit, kakao, kelapa dan pisang hampir
tersebar di seluruh pelosok desa. Tanaman jeruk dan durian juga dimiliki oleh
sebagian warga. Selain itu masih terdapat lahan kering dan lahan tanah
miring yang belum dikelolah warga karena kepemilikan yang belum jelas.
Selain hasil perkebunan, desa ini kaya akan sumberdaya air, seperti air terjun
dan sungai. Air terjun ini sangat potensial dikembangkan sebagai lokasi
wisata atau sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Air. Sedangkan sungai
terdapat hampir di seluruh dusun, dapat dimanfaatkan untuk mendukung
kegiatan bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Kondisi
saat ini, sungai tersebut menjadi sumber air bersih bagi warga desa.
Dari aspek sumberdaya manusia, desa ini memiliki lulusan SMA yang tidak
melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi disebabkan kekurangan
biaya. Tenaga ini adalah tenaga produktif yang memiliki potensi untuk dididik
menjadi tenaga berkualitas dalam mendukung kemajuan desa.
Ada sejumlah tenaga terampil yang ahli dalam pembuatan minyak kelapa
(minyak mandar), gula merah dan sarung tenun. Namun kurang berkembang
karena keterbatasan modal dan target pasar hanya sebatas desa dan wilayah
sekitarnya. Potensi inilah diharapkan dapat menjadi penopang kemajuan
desa, dengan dukungan pemerintah dan pihak ketiga/swasta. Secara detail
potensi sumberdaya alam yang dimiliki Desa Lembah Hopo untuk mendukung
perencanaan pembangunan desa sebagai berikut :
Lahan kakao : 120 ha
Lahan kelapa sawit : 240 ha
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-19
Lahan kelapa dalam : 20 ha
Lahan pisang : 21 ha
Lahan durian : 1 ha
Sawah : 40 ha
Selain potensi yang diuraikan di atas, masih ada sejumlah potensi desa hasil
kegiatan Tim Pemetaan Potensi setiap dusun yang dapat mendukung
pelaksanaan pembangunan desa, seperti : batu sungai, tenaga kerja dan lain-
lain. Untuk mengetahui potensi desa yang dapat mendukung pembangunan
sesuai visi dan misi desa dapat di lihat pada lampiran 3 dokumen RPJM ini.
III. PROSES PENYUSUNAN RPJM-DESA a. Musyawarah Dusun
Musyawarah dusun adalah kegiatan
masyarakat dusun untuk membahas hasil-
hasil pemetaan potensi tim perencanaan
partisipatif, mencakup masalah, penyebab,
potensi, alternatif tindakan pemecahan
masalah dan tindakan yang layak dilakukan
untuk mengatasi masalah tersebut.
Kegiatan musyawarah dusun merupakan tahapan musyawarah tahap awal
dalam rangkaian penyusunan RPJM Desa. Musyawarah ini sangat penting
untuk memberi informasi dan pengetahuan kepada warga dusun tentang
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-20
masalah yang ada di sekitarnya (di dusunnya). Musyawarah dusun juga
merupakan kegiatan perencanaan tahap awal sebelum hasil-hasilnya di
bahas di tingkat desa melalui lokakarya desa.
Di Desa Lembah Hopo, kegiatan musyawarah dusun berlangsung pada bulan
Juli 2010. Kegiatan musyawarah oleh warga masyarakat di setiap dusun
secara lengkap diuraikan sebagai berikut :
Musyawarah Dusun Wisata, dilaksanakan pada tanggal 5 Juli
2010, bertempat di rumah Kepala Desa Lembah Hopo, dihadiri
20 (dua puluh) orang warga, dengan perincian 14 laki-laki dan 6
perempuan.
Musyawarah Dusun Hopo, dilaksanakan pada tanggal 7 Juli
2010, bertempat di rumah anggota BPD Desa Lembah Hopo,
dihadiri 34 (Tiga puluh empat) orang warga, dengan perincian
24 laki-laki dan 10 perempuan.
Musyawarah Dusun Popenga, dilaksanakan pada tanggal 7 Juli
2010, bertempat di rumah Kepala Dusun Popenga, dihadiri 21
(dua puluh satu) orang warga, dengan perincian 14 laki-laki dan
7 perempuan.
Musyawarah Dusun Lembah, dilaksanakan pada tanggal 12 Juli
2010, bertempat di rumah Kepala Dusun Lembah, dihadiri 17
(tujuh belas orang) orang warga, dengan perincian 9 laki-laki
dan 8 perempuan.
Musyawarah Dusun Harapan Maju, dilaksanakan pada tanggal
15 Juli 2010, bertempat di rumah Kepala Dusun Harapan Maju,
dihadiri 23 (dua puluh tiga) orang warga, dengan perincian 16
laki-laki dan 7 perempuan.
b. Lokakarya Desa
Tahapan penyusunan RPJM Desa setelah musyawarah dusun adalah
lokakarya tingkat desa. Pada lokakarya ini dibahas seluruh hasil yang
diperoleh pada setiap dusun. Hal paling penting adalah menyusun dan
menyepakati visi dan misi desa.
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-21
Lokakarya desa dalam rangka menyusun RPJM Desa Lembah Hopo,
dilakasanakan pada tanggal 2 Agustus 2010, bertempat di Kantor Desa,
dihadiri 38 (tiga puluh delapan) orang peserta, yang terdiri atas 28 laki-laki
dan 10 Perempuan.
Peserta lokakarya terdiri atas unsur aparat desa, anggota Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), kepala dusun, tokoh masyarakat, anggota
dasawisma, anggota kelompok tani dan warga masyarakat.
Lokakarya desa berhasil merumuskan dan menetapkan visi dan misi Desa
Lembah Hopo, serta berhasil menyepakati hasil-hasil kegiatan yang dilakukan
oleh tim perencanaan partisipatif masing-masing dusun. Hasil kesepakatan
tesebut merupakan bahan untuk pelaksanaan musyawarah perencanaan
pembangunan (musrenbang) desa/musyawarah desa.
c. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) RPJM-Des
Musyawarah desa/musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang)
desa untuk penyusunan RPJM, adalah kegiatan tingkat desa sebagai tahapan
lanjutan setelah lokakarya desa. Pada kegiatan ini menghasilkan sejumlah
agenda/perencanaan sebagai berikut :
Perencanaan pembangunan desa yang dibiayai swadaya
masyarakat dan pihak ketiga
Perencanaan pembangunan desa yang ada dananya
Agenda paduan kegiatan swadaya dan dana yang sudah
ada
RPJM Desa untuk periode 5 (lima) tahunan, mencakup
pemeringkatan usulan kegiatan pembangunan, dan indikasi
program pembangunan desa
Rencana Kerja Pembangunan (RKP) Desa untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun
Musyawarah desa dalam rangka penyusunan RPJM di Desa Lembah Hopo,
dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2010 bertempat di kantor desa, dihadiri
40 (empat puluh) orang peserta, terdiri atas 31 laki-laki dan 9 perempuan.
Bila melihat tahapan penyusunan RPJM Desa Lembah Hopo, maka secara
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-22
umum dapat dibagi dalam 3 (tiga) kegiatan besar, yaitu : Persiapan,
Pelaksanaan dan Pelembagaan.
Tahapan persiapan meliputi kegiatan menyusun jadwal dan agenda-agenda
pertemuan, mengumumkan sacara terbuka kepada warga masyarakat
mengenai agenda musrenbang, membuka pendaftaran calon peserta, dan
menyiapkan bahan/materi dan notulen. Selanjutnya tahapan pelaksanaan
adalah :
pemaparan kepala desa atas prioritas kegiatan
pembangunan di desa
pemaparan kepala desa atas prioritas program kegiatan
untuk 5 (lima) tahun berikutnya yang bersumber dari RPJM-
Desa
penjelasan kepala desa mengenai informasi perkiraan
Pembangunan 5 (lima) tahunan di Desa
penjelasan koordinator Musrenbang mengenai tata cara
pelaksanaan musyawarah
pemaparan masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat
desa oleh beberapa perwakilan dari masyarakat, antara lain
Ketua Kelompok Tani dan kepala dusun
pemisahan kegiatan berdasarkan kegiatan yang akan
diselesaikan sendiri di tingkat Desa dan kegiatan yang
menjadi tanggungjawab satuan Kerja Perangkat Daerah
yang akan dibahas dalam Musrenbang Tahunan
Kecamatan.
perumusan para peserta mengenai prioritas untuk
menyeleksi usulan kegiatan sebagai cara mengatasi
masalah oleh peserta.
Penempatan prioritas kegiatan pembangunan yang akan
datang sesuai dengan potensi dan masalah desa. Hasil
musyawarah warga tentang Rencana Pembangunan Jangka
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-23
Menengah (RPJM) Desa Lembah Hopo tahun 2011 2015
secara detail diuraikan pada lampiran 1.
Pelembagaan RPJM Desa yaitu pemasyarakatan hasil musyawarah
perencanaan pembangunan desa melalui pertemuan-pertemuan formal
atau non formal warga, atau penyampaian secara personal dari aparat
pemerintah desa, kepala dusun, atau tokoh masyarakat kepada warga
masyarakat. Di Desa Lembah Hopo, pemasyarakatan hasil musyawarah
perencanaan pembangunan desa dilakukan oleh aparat pemerintahan
desa dan tokoh masyarakat.
RPJM ini menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja Pembangunan
(RKP) desa, dengan memilih prioritas kegiatan setiap tahun anggaran
yang telah disepakati oleh seluruh unsur masyarakat. RKP-Desa adalah
dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan
penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi
desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang
dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan
pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah
dan RPJM-Desa.
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-24
IV. VISI, MISI PROGRAM DAN KEGIATAN
a. Visi dan Misi
1) Visi Desa Lembah Hopo
Visi adalah suatu gambaran masa depan berisikan cita-cita yang ingin
diwujudkan oleh sebuah desa/institusi. Visi sebuah desa sangat menentukan
arah kebijakan pemerintah desa dalam menahkodai pembangunan desanya
menuju kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Penyusunan visi Desa Lembah Hopo dilakukan melalui sebuah mekanisme
musyawarah mufakat dengan melibatkan seluruh unsur/komponen dan aparat
pemerintah desa. Langkah ini diambil untuk membangun komitmen bersama
tentang arah/tujuan pembangunan desa saat ini dan hari esok, serta
membangun rasa memiliki dan rasa tanggung jawab bagi seluruh komponen
dalam usaha-usaha mencapai visi.
Se
bel
um
me
net
ap
kan visi, peserta musyawarah membahas sejumlah hal-hal penting yang perlu
diperhatikan sebelum menyusun visi desa, seperti :
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-25
Harus merupakan hasil komitmen dan bisa memberikan inspirasi bagi
para aparat pemerintah desa dan masyarakat
Memiliki hubungan/keterkaitan antara masa lalu dengan masa depan
Fokus pada pemenuhan kebutuhan masyarakat serta manfaat yang
lebih luas
Mengandung tujuan yang jelas sehingga memberikan keyakinan bagi
para pelaksana
Memungkinkan untuk pelaksanaan yang fleksibel dan kreatif
Hasil musyawarah masyarakat dan aparat pemerintahan desa menghasilkan
kesepakatan tentang Visi Desa Lembah Hopo, yaitu :
TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN DESA BERBASIS POTENSI LOKAL
BERKELANJUTAN MENUJU MASYARAKAT MADANI
Visi ini mengandung makna tentang tekad warga masyarakat dan aparat
pemerintah Desa Lembah Hopo menuju desa mandiri dalam kerangka
otonomi desa, dengan memanfaatkan potensi sumberdaya manusia,
sumberdaya alam, dan norma yang dimiliki sehingga terwujud masyarakat
madani
2) Misi Desa Lembah Hopo
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh sebuah
desa/institusi sebagai penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan. Misi
merupakan kerangka operasional dari visi, sehinga dapat dikatakan bahwa
visi akan mudah dicapai jika misi mudah dipahami dan lebih operasional.
Beberapa hal yang diperhatikan sebelum menyusun misi, sehingga mudah
dipahami oleh semua pihak dan lebih bersifat operasional, yaitu :
Bersifat spesifik, tidak mengandung makna ganda sehingga mudah
dipahami oleh pihak-pihak lain
Mengandung makna yang memotivasi
Realistis/masuk akal dan operasional
Pernyataan Misi hendaknya singkat
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka berdasarkan hasil
musyawarah diperoleh misi Desa Lembah Hopo sebagai penjabaran visi
sebagai berikut :
Meningkatkan sumberdaya manusia Desa Lembah Hopo melalui
pendidikan dan pelatihan
Menciptakan penyelenggaraan pemerintahan desa yang aspiratif dan
transparan yang didukung oleh seluruh lapisan masyarakat
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-26
Menjaga kebersamaan dalam keberagaman (pluralisme) menuju
kehidupan masyarakat yang aman, tentram dan sejahtera.
Memanfaatkan sumberdaya alam dan asset secara arif dan
berkelanjutan
Melakukan diversifikasi pertanian dan hasil-hasilnya menuju
peningkatan pendapatan masyarakat dan penghasilan desa
Membangun komunikasi secara intensif kepada pemerintah, swasta
dan pihak-pihak lain
b. Program dan Kegiatan Indikatif
Program dan kegiatan indikatif yang tertuang dalam RPJM Desa Lembah
Hopo adalah hasil pilihan dari sejumlah alternatif penyelesaian masalah yang
ada di setiap dusun. Program yang akan dilaksanakan terdiri atas 4 (empat)
kelompok besar, yaitu :
1) Pengembangan wilayah
2) Pengembangan ekonomi
3) Sosial budaya dan keagamaan
4) Pemerintahan Desa
Program yang dikembangkan adalah jawaban atas persoalan warga
masyarakat dan aparat pemerintahan desa, serta merupakan hasil kajian
yang difasilitasi oleh Tim Pemetaan Potensi dan selanjutnya oleh Tim
Perencanaan Partisipatif. Jawaban atas persoalan dari masing-masing
program adalah kegiatan masyarakat, baik secara swadaya, atau dukungan
Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, atau pihak
ketiga/swasta. Jenis kegiatan setiap program dan indikasinya ditampilkan
sebagai berikut :
Tabel 7. Kegiatan Pengembangan Wilayah dan Indikasinya di Desa Lembah Hopo
No Kegiatan Indikasi
1 Pengerasan Jalan di Lorong 5, 6,7, 8 dan 9 dusun Wisata
Jalan di Lorong 5, 6,7, 8 dan 9 telah mengalami Pengerasan
2 Pengerasan Jalan poros desa di dusun Wisata
Jalan poros desa telah mengalami Pengerasan
3 Pembangunan Jembatan pada 4 titik di Lorong 6,7, 8 dan 9 dusun Wisata
Terbangun Jembatan pada 4 titik
4 Pembuatan Drainase di Lorong 5, 6,7, 8 dan 9 dusun Wisata
Terbangun Drainase di Lorong 5, 6,7, 8 dan 9
5 Pembukaan jalan di lorong 6 menuju pekuburan dusun Wisata
Terbuka jalan di lorong 6 menuju pekuburan
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-27
No Kegiatan Indikasi
6 Perbaikan drainase di jalan poros ibukota desa di dusun Wisata
Ada perbaikan drainase di jalan poros ibukota desa
7 Pembuatan deuker di depan SD Inpress Lara II di dusun Wisata
Ada deuker di depan SD Inpress Lara II
8 Pembuatan gorong-gorong sebanyak 9 unit di Lorong 5, 6,7, 8 dan 9 dusun Wisata
Terbangun gorong-gorong sebanyak 9 unit
9 Normalisasi parit/drainase di dusun Lembah
Ada normalisasi parit/ drainase
10 Pengerasan jalan desa di dusun Lembah jalan desa telah dikeraskan 11 Pembuatan jalan setapak di dusun
Lembah Ada jalan setapak
12 Pembuatan gorong-gorong di dusun Lembah
Terbangun gorong-gorong di dusun Lembah
13 Pembuatan pintu air (3 titik) dan saluran tersier 2000 m di dusun harapan maju
Ada pintu air (3 titik) dan saluran tersier 2000 m
14 Pembuatan drainase di dusun harapan maju
Ada drainase di dusun harapan maju
15 Pengerasan jalan Poros Dusun di Dusun Popenga
jalan Poros Dusun di dusun telah dikeraskan
16 Pembangunan jembatan di Dusun Popenga
Terbangun jembatan di Dusun Popenga
17 Pembuatan drainase di pinggir jalan di Dusun Popenga
Ada drainase di pinggir jalan di Dusun Popenga
18 Pembuatan gorong-gorong di Dusun Popenga
Terbangun gorong-gorong di dusun Popenga
19 Pembuatan Deuker di dusun Wisata Terbangun Deuker di dusun Wisata
20 Pembuatan Deuker di dusun Popenga Terbangun Deuker di dusun Popenga
21 Pengadaan sarana dan prasarana air bersih di tingkat desa
Ada sarana dan prasarana air bersih di tingkat desa
22 Normalisasi sungai di dusun Wisata Ada normalisasi sungai di dusun Wisata
23 Normalisasi sungai di dusun Lembah Ada normalisasi sungai di dusun Lembah
24 Normalisasi sungai lara di dusun Hopo Ada normalisasi sungai lara di dusun Hopo
25 Normalisasi sungai hopo di dusun Hopo Ada normalisasi sungai hopo
26 Normalisasi sungai Popenga di dusun Popenga
Ada normalisasi sungai Popenga
27 Membangun energi listrik tenaga air di tingkat desa
Ada fasilitas energi listrik tenaga air di desa
28 Membangun energi listrik tenaga matahari di Kantor desa
Ada fasilitas energi listrik tenaga matahari di Kantor desa
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-28
No Kegiatan Indikasi
29 Pembangunan sarana dan prasarana kelistrikan di tingkat desa
Ada fasilitas sarana dan prasarana kelistrikan di tingkat desa
Tabel 8. Kegiatan Pengembangan Ekonomi serta Indikasinya
di Desa Lembah Hopo
No Kegiatan Indikasi
1 Pembuatan Jalan tani Lahan 1 & 2 di dusun Wisata
Ada Jalan tani di Lahan 1 & 2
2 Pelatihan Peningkatan pengetahuan petani dalam pemanfaatan lahan miring di dusun Wisata
Meningkat pengetahuan petani tentang pemanfaatan lahan miring
3 Pengadaan pupuk bersubsidi di tingkat desa
Ada pupuk bersubsidi di tingkat desa
4 Peningkatan keterampilan petani dalam peningkatan nilai tambah Kakao dan pisang di tingkat desa
Meningkat keterampilan petani dalam peningkatan nilai tambah Kakao dan pisang
5 Mengaktifkan kelompok tani melalui pertemuan terjadwal/ rutin di tingkat desa
Kelompok tani aktif
6 Penanggulangan penyakit hama penggerek dan penyakit busuk buah Kakao di tingkat desa
Tertanggulangi penyakit hama penggerek dan penyakit busuk buah Kakao
7 Pembuatan jalan tani di dusun Lembah Ada jalan tani di dusun Lembah
8 Maksimalisasi peran PPL di Tingkat desa Maksimal peran PPL 9 Pelatihan manajemen kelompok tani di
Tingkat desa Meningkat pengetahuan tentang manajemen kelompok tani
10 Pengadaan alat pengolahan sawah/ Traktor di Tingkat desa
Ada alat pengolahan sawah/ Traktor
11 Pelatihan pembuatan Pupuk Kompos dan biogas di Tingkat desa
Meningkat keterampilan warga tentang pembuatan Pupuk Kompos dan biogas
12 Pemberantasan hama sacara terpadu di Tingkat desa
Terjadi pemberantasan hama sacara terpadu
13 Pembuatan jalan tani di dusun Hopo Ada jalan tani di dusun Hopo
14 Pelatihan/on the job training (OJT) petani dlm budidaya buah-buahan di Tingkat desa
Meningkat keterampilan petani dlm budidaya buah-buahan
15 Pengadaan mesin pengolahan pupuk organik di Tingkat desa
Ada mesin pengolahan pupuk organik
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-29
No Kegiatan Indikasi
16 Peningkatan pengetahuan petani dalam pengolahan buah di Tingkat desa
Meningkat pengetahuan petani dalam pengolahan buah
17 Pelatihan budidaya ikan di Tingkat desa Meningkat keterampilan warga tentang budidaya ikan
18 Program vaksinasi rabies di Tingkat desa Ada kegiatan vaksinasi rabies
19 Pengadaan bibit ternak (sapi) di Tingkat desa
Ada Pengadaan bibit ternak (sapi)
20 Pengadaan vaksin ayam bagi peternak di Tingkat desa
Ada vaksin ayam bagi peternak
21 Membangun akses ke sumber permodalan di Tingkat desa
Terbangun akses ke sumber permodalan
22 Pelatihan manajemen koperasi di Tingkat desa
Meningkat pengetahuan tentang manajemen koperasi
23 Membangun akses ke sumber permodalan khusus bagi kelompok perempuan di Tingkat desa
Ada akses ke sumber permodalan khusus bagi kelompok perempuan
24 Pengadaan mesin parut kelapa untuk kelompok dasa wisma di Tingkat desa
Ada mesin parut kelapa untuk kelompok dasa wisma
25 Dukungan modal usaha bagi pedagang kecil/menengah kaum perempuan di Tingkat desa
Ada dukungan modal usaha bagi pedagang kecil/menengah kaum perempuan
26 Dukungan modal usaha bagi pedagang kecil/menengah kaum perempuan di Tingkat desa
Ada dukungan modal usaha bagi pedagang kecil/menengah kaum perempuan
27 Membentuk koperasi usaha hasil bumi di Tingkat desa
Terbentuk koperasi usaha hasil bumi
Tabel 9. Kegiatan Sosial Budaya dan Keagamaan serta
Indikasinya di Desa Lembah Hopo
No Kegiatan Indikasi
1 Peningkatan lapangan kerja di desa Tersedia lapangan kerja di desa
2 Peningkatan keterampilan warga melalui pelatihan kerja di Tingkat desa
Ada pelatihan kerja bagi warga
3 Pengadaan Pasar hasil kerajinan di Tingkat desa
Ada Pasar hasil kerajinan
4 Pengadaan alat-alat peningkatan keterampilan (jahit-menjahit) bagi kaum perempuan di Tingkat desa
Ada alat peningkatan keterampilan bagi kaum perempuan
No Kegiatan Indikasi
5 Pelatihan keterampilan (jahit-menjahit) Ada pelatihan
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-30
bagi kaum perempuan di Tingkat desa keterampilan (jahit-menjahit) bagi kaum perempuan
6 Pelatihan penanggulangan lahan longsor di Tingkat desa
Ada pelatihan penanggulangan lahan longsor
7 Peningkatan pengetahuan petani dalam pengelolaan lahan pasca bencana di Tingkat desa
Meningkat pengetahuan petani dalam pengelolaan lahan pasca bencana
8 Pemberdayaan perempuan melalui kegiatan pelatihan di Tingkat desa
Ada pelatihan pemberdayaan perempuan
9 Pengadaan alat pertukangan di Tingkat desa
Ada alat pertukangan
10 Pengadaan alat menyulam di Tingkat desa
Ada alat menyulam
11 Pengadaan alat tenun sarung di Tingkat desa
Ada alat tenun sarung
12 Pelatihan bagi anak-anak putus sekolah di Balai Latihan Kerja di Tingkat desa
Ada Pelatihan bagi anak-anak putus sekolah di Balai Latihan Kerja
13 Pengadaan lahan pekuburan melalui musyawarah di dusun Popenga
Ada lahan pekuburan di dusun Popenga
14 Pengadaan sarana transportasi untuk siswa smp/sma di Tingkat desa
Ada sarana transportasi untuk siswa smp/sma
15 Membangun komunikasi dengan dinas pendidikan kab tentang tenaga honorer di Tingkat desa
Terbangun komunikasi dengan dinas pendidikan kab tentang tenaga honorer
16 Program peningkatan kesadaran manfaat pendidikan di Tingkat desa
Ada kegiatan peningkatan kesadaran manfaat pendidikan
17 Pengadaan perpustakaan SD Inpres Lara II di Tingkat desa
Ada perpustakaan SD Inpres Lara
18 Pembangunan Prasarana dan sarana TK dusun Wisata dan Harapan Maju
Ada Prasarana dan sarana TK
19 Pengadaan buku siswa dan buku pedoman guru di SD Inpres Lara II di Tingkat desa
Ada buku siswa dan buku pedoman guru di SD Inpres Lara II
20 Pengadaan perpustakaan desa di Tingkat desa
Ada perpustakaan desa
21 Pengangkatan guru agama (Islam, hindu, Kristen) di SD Inpres Lara II di Tingkat desa
Ada guru agama (Islam, hindu, Kristen) di SD Inpres Lara II
22 Tunjangan tenaga pengajar dan pengadaan fasilitas TPA di Tingkat desa
Ada Tunjangan tenaga pengajar dan fasilitas TPA
23 Pembangunan gedung sekolah SD di lokasi terdekat di dusun Popenga
Terbangun gedung sekolah SD di sekitar dusun Popenga
No Kegiatan Indikasi
24 Peningkatan Sarana dan prasarana penunjang puskesdes di Tingkat desa
Meningkat Sarana dan prasarana penunjang
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-31
puskesdes 25 Penyuluhan hidup sehat dan lingkungan
bersih di Tingkat desa Ada penyuluhan hidup sehat dan lingkungan bersih
26 Pengadaan MCK umum di Tingkat desa Terbangun MCK umum 27 Penanggulangan penyakit IsPA, Rabies
dan Kudis di Tingkat desa Ada kegiatan penanggulangan penyakit IsPA, Rabies dan Kudis
28 Penambahan tenaga kesehatan(suster dan bidan) di Tingkat desa
Bertambah tenaga kesehatan(suster dan bidan)
29 Pengadaan obat berkualitas bagi warga masyarakat di Tingkat desa
Tersedia obat berkualitas bagi warga masyarakat
30 Penanggulangan penyakit malaria, rabies, penyakit kulit di Tingkat desa
Ada kegiatan penanggulangan penyakit malaria, rabies, penyakit kulit
31 Pengadaan alat kontrasepsi di Tingkat desa
Tersedia alat kontrasepsi
32 Rehabilitasi rumah ibadah di lorong 5 (mushollah) di dusun Wisata
Ada kegiatan Rehabilitasi rumah ibadah (mushollah)
33 Pembangunan Pura di lorong 6 di dusun Wisata
Ada kegiatan Pembangunan Pura di lorong 6
34 Rehabilitasi Pura dilorong 2 di dusun Lembah
Ada kegiatan Rehabilitasi Pura dilorong 2
35 Pengadaan prasarana dan sarana olah raga di Tingkat desa
Tersedia prasarana dan sarana olah raga
Tabel 10. Kegiatan Pemerintahan Desa serta Indikasinya di
Desa Lembah Hopo
No Kegiatan Indikasi
1 Rehabilitasi balai desa di dusun Wisata Ada rehabilitasi balai desa
2 Rehabilitasi Kantor BPD di dusun Wisata Ada rehab Kantor BPD 3 Penetapan kepemilikan lahan kering
(lahan 1 dan 2) di dusun Wisata Jelas kepemilikan lahan kering (lahan 1 dan 2)
4 Pembangunan kantor desa LH di dusun Wisata
Terbangun kantor desa LH
5 Rehabilitasi rumah dinas Kepala desa di dusun Wisata
Ada rehabilitasi rumah dinas Kepala desa
No Kegiatan Indikasi
6 Pembekalan dan peningkatan kapasitas aparat pemerintah desa melalui pelatihan di Tingkat desa
Ada kegiatan pembekalan dan peningkatan kapasitas aparat pemerintah desa
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-32
7 Pembuatan tapal batas di pintu gerbang desa dusun Hopo dan harapan maju
Terbangun apal batas di pintu gerbang desa
8 sertifikasi lahan/tanah di Tingkat desa Ada sertifikasi lahan/tanah
9 Pengurusan KTP dan Akta kelahiran di tingkat kecamatan di Tingkat desa
Ada pengurusan KTP dan Akta kelahiran di tingkat kecamatan
10 Pengadaan balai dusun di masing- masing dusun
Terbagun balai dusun di setiap dusun
11 Penertiban kepemilikan lahan bagi keluarga transmigran di Tingkat desa
Tertib kepemilikan lahan bagi keluarga transmigran
12 Penertiban kepemilikan lahan tidur di Tingkat desa
Tertib kepemilikan lahan lahan tidur
13 Pengadaan mesin pembabat rumput di masing- masing dusun
Ada mesin pembabat rumput
14 Penyediaan lahan untuk pecahan KK transmigran di Tingkat desa
Ada lahan untuk pecahan KK transmigran
c. Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan rencana yang tertuang di dalam RPJM tahun 2011
2015, maka perlu ditetapkan strategi pencapaian pada setiap bidang dalam
program pembangun Desa Lembah Hopo. Adapun strategi pencapaian
setiap bidang sebagai berikut :
1) Pengembangan wilayah
Pekerjaan Umum
Melakukan koordinasi intensif kepada pemerintah kabupaten
dan provinsi, sehingga memperoleh dukungan pada
peningkatan kualitas jalan desa dan dusun di Desa Lembah
Hopo.
Kegiatan pokok yang dapat dilakukan yaitu: perbaikan Jalan,
perbaikan drainase, dan pembuatan jembatan (dan deuker),
pembukaan jalan tani, pengadaan air bersih, pembangunan
jamban keluarga, MCK, perbaikan rumah sesuai dengan
standar kesehatan dan lain-lain.
Sumber daya Air
Menjaga sumber air dari pencemaran dan kekeringan akibat
aktivitas pertanian dan penebangan hutan. Selanjutnya mencari
dukungan pemerintah untuk memaksimalkan pemanfaatannya.
Energi
Menjaga sumber daya air yang dapat dijadikan sumber energi
(air terjun). Selanjutnya membangun koordinasi kepada pihak
terkait untuk pembangunan sarana prasana kelistrikan.
2) Pengembangan ekonomi
Pertanian dan Perkebunan
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-33
Peningkatan pengetahuan petani dan peran PPL dalam
mendukung pemanfaatan lahan yang dikelola oleh warga
dengan teknologi sederhana. Peningkatan pengetahuan yang
dimaksud adalah proses pemeliharaan, kegiatan panen dan
pasca panen.
Peternakan dan Perikanan
Meningkatkan sebaran informasi tentang usaha peternakan dan
perikanan, khususnya tentang kegiatan pemeliharaan dan
pengendalian penyakit hewan/ternak.
Usaha Kecil Menengah dan Permodalan
Mendorong warga desa membangun komunikasi intensif
kepada pihak-pihak luar, utamanya pemerintah untuk
memperkenalkan peluang usaha dan memberi informasi
tentang akses ke sumber permodalan, serta pelatihan
ketrampilan pengembangan Teknologi Tepat Guna.
Pemberian kredit bergulir dan fasilitasi KSM ke lembaga
keuangan dan penambahan modal untuk kelompok
perempuan
3) Sosial budaya dan keagamaan
Sosial
Mendukung upaya pihak ketiga/swasta dalam peningkatan
keterampilan/keahlian warga, serta membangun komunikasi
intensif kepada pemerintah kabupaten dan provinsi untuk
memberi akses ke balai latihan kerja. Selain itu berusaha
menyiapkan alat-alat pendukung peningkatan keterampilan
bagi warga Desa Lembah Hopo. Peningkatan kapasitas
masyarakat warga khususnya kelompok dan kelompok tani,
melalui Pelatihan manajemen kelompok dan keterampilan
Meningkatkan kapasitas lembaga kemasyarakatan melalui
penguatan LKMD, PKK, Karang Taruna dan lembaga
lainnya melalui pelatihan, pembinaan administrasi,
Pendidikan
Menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai bagi warga desa, seperti perbaikan ruang kelas,
peningkatan jumlah buku bacaan dan ruang perpustakaan
bagi siswa. Selain itu memfasilitasi tersedianya beasiswa
bagi murid tidak mampu yang berprestasi.
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-34
Meningkatnya jumlah anak sekolah yang mengikuti
pendidikan dasar dan menengah dan peningkatan kapasitas
bagi anak putus sekolah.
Kesehatan
Peningkatan pelayanan kesehatan bagi warga dengan cara
menambah jumlah personil tenaga medis dan jumlah obat
berkualitas yang dapat dijangkau oleh warga. Mendukung
tenaga medis dengan fasilitas memadai untuk mendukung
pelayanan warga.
Aspek lain adalah sosialisasi hidup sehat kepada warga di
semua dusun dengan jalan membuat jadwal rutin untuk
memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
mulai dari kesehatan lingkungan, asupan gisi bagi balita,
dan pentinggnya ber-KB
Agama
Mendukung upaya warga dan membangun akses kepada
pemerintah untuk pembangunan/peningkatan rumah ibadah dan
aktivitas keagaman. Menjaga toleransi hidup beragama, rukun
dan saling menghormati dalam meningkatkan kualitas ibadah
masing-masing.
Olah Raga
Menyiapkan sarana dan prasarana olah raga bagi warga desa
dengan cara membangun komunikasi dengan pihak terkait yang
mampu memberi dukungan untuk pengadaan alat-alat olah
raga.
4) Pemerintahan Desa
Meningkatkan kapasitas aparat pemerintahan desa, melengkapi
kelembagaan desa dan pengadaan fasilitas pendukung kerja
(administrasi di kantor desa).
-
RPJM Desa Lembah Hopo, 2011 2015
I-35
V. PENUTUP
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Lembah
Hopo ini, adalah sebuah dokumen yang disusun berdasarkan hasil kajian
terhadap persoalan yang ada di masyarakat, berlaku dari tahun 2011 sampai
2015. Kajian-kajian tersebut dilaksanakan oleh warga dan tokoh masyarakat
secara mandiri disaksikan oleh aparat pemerintahan desa.
Proses penyusunan RPJM Desa melalui tahapan panjang yang dilaksakan
oleh warga masyarakat. Kegiatan diawali dengan pemetaan sosial,
kemudian berturut-turut kegiatan refleksi dan penyadaran kritis, pemetaan
potensi dan masalah. Hasil kegiatan pemetaan potensi dan masalah
menjadi bahan dasar penyusunan RPJM Desa yang difasilitasi oleh Tim
Perencanaan Partisipatif.
Sebagai perwujudan dari upaya menuju otonomi desa yang sesungguhnya,
serta adanya perencanaan pembangunan yang berkelanjutan maka
dokumen ini akan menjadi acuan dalam setiap pelaksanaan perencanaan
pembangunan di Desa Lembah Hopo. Untuk kepentingan tersebut, maka
dokumen ini akan berlaku dinamis dalam ruang dan waktu, artinya setiap
rencana kegiatan yang tertuang di dalamnya dapat mengalami perubahan
(waktu dan tempat) sesuai kebutuhan masyarakat.