rpjmd kota cirebon 2013-2018 · web view2014/07/01  · jumlah peserta kb aktif tahun 2011 sebanyak...

69
Pemerintah Kota Cirebon BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kota Cirebon 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi Kota Cirebon terletak di bagian Timur Provinsi Jawa Barat dan berada pada jalur utama lintas Pantura. Secara geografis Kota Cirebon berada pada posisi 108,33 o dan 6,41 o Lintang Selatan pada Pantai Utara Pulau Jawa bagian Barat. Bentuk wilayah memanjang dari Barat ke Timur sekitar 8 kilometer, dan dari Utara ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut 5 meter. Secara topografis, sebagian besar wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah dan sebagian kecil merupakan wilayah perbukitan yang berada di wilayah selatan kota. Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi kendala tersendiri karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke laut menjadi lambat dan sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir di beberapa tempat. Oleh karena itu di beberapa titik dibangun stasiun pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air hujan ke laut. Adapun luasan wilayah administrasi ± 37,35 km2 atau ± 3.735,8 hektar. Secara geografis, Kota Cirebon dibatasi oleh : - Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane - Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal / Kabupaten Cirebon - Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga - Sebelah Timur : Laut Jawa Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 1

Upload: others

Post on 17-May-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pemerintah Kota Cirebon

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. Gambaran Umum Kota Cirebon

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

Kota Cirebon terletak di bagian Timur Provinsi Jawa Barat dan berada pada jalur utama lintas Pantura. Secara geografis Kota Cirebon berada pada posisi 108,33o dan 6,41o Lintang Selatan pada Pantai Utara Pulau Jawa bagian Barat. Bentuk wilayah memanjang dari Barat ke Timur sekitar 8 kilometer, dan dari Utara ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut 5 meter. Secara topografis, sebagian besar wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah dan sebagian kecil merupakan wilayah perbukitan yang berada di wilayah selatan kota. Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi kendala tersendiri karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke laut menjadi lambat dan sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir di beberapa tempat. Oleh karena itu di beberapa titik dibangun stasiun pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air hujan ke laut. Adapun luasan wilayah administrasi ± 37,35 km2 atau ± 3.735,8 hektar. Secara geografis, Kota Cirebon dibatasi oleh :- Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane- Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal / Kabupaten Cirebon- Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga- Sebelah Timur : Laut Jawa

Sesuai dengan lokasi wilayah yang berada di tepi laut, Kota Cirebon termasuk daerah bertemperatur udara cukup tinggi berkisar antara 23,4oC - 33,6oC dengan curah hujan per tahun sebanyak 1.732 mm, dan 116 hari hujan atau sebanyak 31,78 % per tahun. Kondisi air tanah pada umumnya dipengaruhi oleh intrusi air laut, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan air minum sebagian besar bersumber dari pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 1

Pemerintah Kota Cirebon

Kota Cirebon yang sumber mata airnya berasal dari Kabupaten Kuningan.

Pada umumnya tanah di Kota Cirebon adalah tanah jenis regosol yang berasal dari endapan lava dan piroklasik (pasir, lempung, tanah liat, breksi lumpur, dan kerikil) hasil intrusi Gunung Ciremai. Secara umum jenis tanah yang tersebar di Kota Cirebon ini relatif mudah untuk mengembangkan berbagai macam jenis vegetasi.

Secara umum kondisi lingkungan di Kota Cirebon dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu kawasan yang masih memiliki kualitas lingkungan yang masih baik yaitu memiliki indikator lingkungan di bawah ambang batas, dan kawasan yang kondisi lingkungannya telah berada di atas ambang batas kualitas lingkungan yang diperkenankan. Kawasan yang masih memiliki kualitas lingkungan di bawah ambang batas tersebar di seluruh wilayah kota, ditandai dengan masih adanya kawasan ruang terbuka hijau seperti di wilayah Argasunya, Harjamukti, wilayah Perumnas, dan lain sebagainya. Namun yang harus menjadi perhatian adalah kawasan-kawasan yang kondisi lingkungannya telah terjadi penurunan kualitas. Kawasan-kawasan tersebut diantaranya adalah kawasan bekas galian C Argasunya, kawasan-kawasan persimpangan jalan yang padat lalulintas yaitu di sekitar area Jl. Siliwangi, Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jl. Karanggetas, Jl. Pekiringan, Jl. Rajawali, Terminal Bus, dan Jl. Pemuda – By Pass. Selain itu ada beberapa aliran sungai yang memiliki indikator lingkungan yang telah melampaui ambang batas (Amoniak, Deterjen, dan Pecal Coli) yaitu diantaranya di sungai Sipadu, Sukalila, Suradinaya, Sigujeg, dan Gang Sontong.

Kota Cirebon dalam Penataan Ruang Nasional menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang merupakan salah satu pengembangan kawasan metropolitan, serta merupakan bagian dari kawasan andalan yaitu Ciayumajakuning (Cirebon – Indramayu – Majalengka – Kuningan) dengan sektor unggulan pertanian, industri, perikanan, dan pertambangan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon Tahun 2011-

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 2

Pemerintah Kota Cirebon

2031, struktur ruang Kota Cirebon dibagi menjadi 4 Sub Wilayah Kota, yaitu :(1) Sub Wilayah Kota (SWK) I meliputi sebagian dari Kelurahan

Kesenden, Kebonbaru, Lemahwungkuk dan Pegambiran, dengan fungsi utama pelayanan pelabuhan dan perikanan dan fungsi pendukung, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, pendidikan, wisata, perdagangan dan jasa, industri kecil rumah tangga, Ruang Terbuka Hijau dan perumahan;

(2) Sub Wilayah Kota (SWK) II meliputi sebagian dari Kelurahan Kesenden, Kebonbaru, Pekiringan, Kesambi, Kesenden, Panjunan, Pekalangan, Jagasatru, Pulasaren, Kesambi, Drajat, Sunyaragi, Pekiringan, Pekalipan, Lemahwungkuk, Kasepuhan, Pegambiran dan Kecapi, dengan fungsi utama pelayanan perdagangan dan jasa dan fungsi pendukung pemerintahan, fasilitas sosial, perumahan, wisata, pendidikan, perkantoran dan ruang terbuka hijau.

(3) Sub Wilayah Kota (SWK) III meliputi sebagian dari Kelurahan Sunyaragi, Karyamulya, Harjamukti, Larangan, Kecapi, dan Pegambiran dengan fungsi utama pelayanan perumahan dan fungsi pendukung pemerintahan, perdagangan dan jasa, wisata, pergudangan, pemakaman, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau, fasilitas olah raga dan fasilitas pendidikan.

(4) Sub Wilayah Kota (SWK) IV meliputi wilayah Kelurahan Argasunya dengan fungsi utama pelayanan pertanian campuran dan fungsi pendukung wisata, pemakaman, agrobisnis, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau dan hankam.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 3

Pemerintah Kota Cirebon

Gambar 2.1Peta Administrasi Kota Cirebon

Menurut hasil sensus penduduk Tahun 2013, jumlah penduduk Kota Cirebon pada tahun 2013 ini mencapai 304.313 ribu jiwa, dengan komposisi 152.572 orang laki-laki dan 151.740 orang perempuan, Rasio jenis kelamin sebesar 100,55. Rasio jenis kelamin memperlihatkan banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin 100,55 artinya jumlah penduduk laki-laki sebanding dengan penduduk perempuan.

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 4

Pemerintah Kota Cirebon

2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB

Perkembangan ekonomi adalah persentase perubahan angka PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya, sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah persentase perubahan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya. Angka perkembangan ekonomi memperlihatkan kemampuan suatu daerah secara nominal dalam berproduksi karena dipengaruhi oleh perubahan harga (inflasi) dan perubahan jumlah produksi (output). Sedangkan angka pertumbuhan ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan suatu daerah secara riil dalam berproduksi karena hanya dipengaruhi oleh perubahan ouput tanpa dipengaruhi besarnya perubahan harga. Namun pada dasarnya baik angka perkembangan maupun angka pertumbuhan, keduanya sama-sama menunjukkan kondisi perubahan.

Secara riil PDRB berdasarkan harga berlaku untuk setiap lapangan usaha dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

(Sektor Ekonomi ) Tahun 2008-2012 (Juta Rp)

Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011* 2012**1 Pertanian 32.246,40 33.646,46 39.246,78 42.226,56 40.851,302 Pertambangan

dan Penggalian- - - - -

3 Industri Pengolahan

2.596.626,45

2.652.161,24

2.435.681,59

2.660.557,91

2.896.278,61

4 Listrik, Gas dan Air Bersih

195.835,70 224.536,70 260.844,27 274.039,61 295.945,55

5 Kontruksi 490.065,12 563.891,67 662.691,63 776.886,43 853.419,396 Perdagangan,

Hotel dan Restoran

2.927.917,89

3.324.240,94

3.873.589.28

4.263.719,62

4.653.237,28

7 Pengangkutan dan Komunikasi

1.174.266,70

1.336.070,46

1.619.646,60

1.859.279,62

2.020.657,61

8 Keuangan, Sewa, dan jasa

perusahaan

827.996,11 965.462,32 1.166.952,55

1.271.036,23

1.397.312,09

9 Jasa-jasa lainnya

688.979,83 777.184,73 872.776,98 969.308,80 1.059.197,17

Total PDRBSumber : BPS kota Cirebon *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

Adapun perkembangan PDRB atas dasar harga konstan untuk setiap lapangan usaha dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 5

Pemerintah Kota Cirebon

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha(Sektor Ekonomi ) Tahun 2008-2012 (Juta Rp)

Lapangan Usaha

2008 2009 2010 2011* 2012**

1 Pertanian 18.546,39 18.895,94 20.433,51 20.765,00 19.783,062 Pertambanga

n dan Penggalian

- - - - -

3 I ndustri Pengolahan

1.687.790,08

1.689.245,07

1.516.440,60

1.568.910,21

1.661.729,07

4 Listrik, Gas dan Air Bersih

104.856,44 114.774,25 128.488,03 131.907,85 140.065,82

5 Kontruksi 233.172,71 251.596,00 276.193,80 309.565,84 324.889,586 Perdagangan,

Hotel dan Restoran

1.404.096,95

1.532.110,79

1.649.620,53

1.716.216,54

1.816.994.04

7 Pengangkutan dan

Komunikasi

600.213,16 623.664.40 732.041.10 822.635.32 863.373.85

8 Keuangan, Sewa, dan

jasa perusahaan

373.183,94 392.649.74 459.027.81 496.665.31 524.425.67

9 Jasa-jasa lainnya

389.281,39 431.326.67 464.617.43 491.279.65 515.988.50

Total PDRBSumber : BPS kota Cirebon *Angka Sementara **Angka Sangat Sementara

Perbandingan antara nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku antara Kota Cirebon dan Propinsi Jawa Barat tahun 2006 - 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut.

TABEL 2.3PERBANDINGAN NILAI PDRB REKAPITA ATAS DASAR HARGA

BERLAKU ANTARA KOTA CIREBON DAN PROVINSI JAWA BARAT

Tahun Cirebon(Juta Rupiah)

Jawa barat(Juta Rupiah)

Presentase PDRB Cirebon terhadap

Jabar2006 891.489,09 60.756.420,07 1,472007 1.063.435,37 69.107.119,49 1,542008 1.298.778,61 84.966.308,76 1,532009 1.519.156,10 99.757.707,25 1,522010* 1.796.670,56 117.612.050,92 1,53

Sumber : BPS Kota Cirebon *)Angka Sementara

2.1.2.1.1. Laju Inflasi

Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan, dipakai untuk menilai tingkat keberhasilan pembangunan di suatu daerah, secara tidak langsung

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 6

Pemerintah Kota Cirebon

menggambarkan tingkat perubahan produksi yang terjadi di suatu daerah.

Tabel 2.4Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota CirebonNo. Rincian

Tahun

2011 2012

1. Pertumbuhan Ekonomi 5,93 5,57

2. Inflasi 3,20 0,24

Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon mulai mengalami peningkatan yang cukup berarti dibanding tahun sebelumnya yakni tahun 2012. Tahun 2012 laju pertumbuhan ekonomi di Kota Cirebon sedikit mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, tetapi jika dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi dua tahun sebelumnya di Kota Cirebon mengalami peningkatan.

2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi dan peningkatan pendapatan perkapita merupakan suatu kemajuan, akan tetapi harus diukur dari keberhasilan mengangkat harkat dan martabat rakyat ke tempat yang lebih baik dan manusiawi secara keseluruhan. Ini berarti pembangunan harus difokuskan pada manusia sebagai titik sentralnya sehingga akan tercipta kesejahteraan sosial bagi masyarakat. Selama kurun waktu 2012-2013 IPM Kota Cirebon mengalami kenaikan rata-rata pertahun sebesar 0,56 poin. Pada tahun 2012 IPM Kota Cirebon sebesar 76,42 dan pada tahun 2013 IPM Kota Cirebon sebesar 76,98. Dari IPM yang didapat Kota Cirebon tersebut menurut skala internasional pencapaian IPM, menunjukkan status pembangunan manusia di Kota Cirebon sebagai kategori menengah atas.

Secara umum perkembangan IPM Kota Cirebon dan komponennya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 7

Pemerintah Kota Cirebon

Tabel 2.5IPM Kota Cirebon dan Komponennya Tahun 2012 – 2013

No Indikator

Komponen IPM

2009 2010 2011 2012 2013

1 Angka Harapan Hidup (AHH)

69,6968,50

68,52 74,73 74,85

2 Angka Melek Huruf (AMH)

97,8697,05

97,06 98,13 98,25

3 Rata-rata Lama Sekolah 10,49 9,47 9,75 72,67 73,004 Indeks Pendidikan 89,64 89,835 Daya Beli (ribu) 64,89 66,26

ANGKA IPM 76,42 76,98 Sumber : BPS Kota Cirebon 2013

2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olah Raga Analisis seni budaya dan olah raga dilakukan terhadap indikator

jumlah grup kesenian, jumlah klub olah raga dan jumlah gedung olah raga.

2.1.3. Aspek Pelayanan UmumGambaran umum kondisi daerah aspek pelayanan umum dapat

dilihat dari 2 (dua) fokus layanan, yaitu fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan.a. Fokus Layanan Urusan Wajib.Layanan urusan wajib pemerintah daerah terdiri dari 26 (dua puluh enam) urusan yaitu :1)Pendidikan

Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia yang diharapkan yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreatifitas serta memiliki karakter dan budi pekerti yang luhur. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pendidikan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 8

Pemerintah Kota Cirebon

Angka Partisipasi Sekolah (APS)Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur partisipasi pendidikan murid diantaranya adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS). Indikator ini menunjukan seberapa besar anak usia menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam lingkup pendidikan dan penyerapan dunia pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah. Angka Partisipasi Sekolah dihitung berdasarkan jumlah murid kelompok usia pendidikan yang masih menempuh pendidikan dasar per 1.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Berikut secara lengkap disajikan data mengenai Angka Partisipasi Sekolah di Kota Cirebon per jenjang pendidikan tahun 2009 – 2011.

Tabel 2. 6Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2009-

2011Kota Cirebon

No. Jenjang Pendidikan T a h u n

2009 2010 20111. SD/MI1.1 Jumlah murid SD usia 7-12

tahun29.479 34.025 33.042

1.2 Jumlah murid MI usia 7-12 tahun

2.037 2.906 2.854

1.3 Jumlah murid SMP usia < 13 tahun

3.625 4.018 4.562

1.4 Jumlah murid MTs usia < 13 tahun

140 534 517

Total 35.281

41.483

40.975

1.5 Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 34.635 32.882 34.075Angka Partisipasi Sekolah SD/MI

101,87

126,16 120,25

2. SMP/ MTS2.1 Jumlah murid SMP usia

13-15 tahun10.712 12.997 13.279

2.2 Jumlah murid MTs usia13-15 tahun

1.942 1.973 1.870

2.3 Jumlah murid SMA/SMK < 16 tahun

5.072 5.553 4.689

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 9

Pemerintah Kota Cirebon

No. Jenjang Pendidikan T a h u n

2009 2010 20112.4 Jumlah murid MA usia < 16

tahun380 177 360

Total 18.106

20.700

20.198

2.5 Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 18.480 16.904 16.812Angka Partisipasi Sekolah SMP/ MTS 97,98 122,4

6120,14

3. SMA/SMK/MA3.1 Jumlah murid SMA/SMK

usia 16-18 tahun14.902 14.519 16.220

3.2 Jumlah murid MA usia 16 – 18 tahun

1.230 1.364 1.366

Total 16.132

15.883 17.586

3.3 Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 16.026 16.686 16.680Angka Partisipasi Sekolah SMA/SMK/MA

100,66 95,19 105,4

3 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2012.

Secara umum, angka partisipasi sekolah dibawah nilai 100% kecuali di daerah perkotaan angka partisipasi sekolah bisa > 100%. Hal ini disebabkan karena adanya siswa yang berasal dari luar Kota Cirebon tetapi bersekolah di kota, sementara siswa tersebut masih terdaftar sebagai penduduk luar Kota Cirebon, bukan penduduk kota dimana yang bersangkutan bersekolah.

Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah.Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan.Begitu pula dengan jenjang pendidikan menengah, rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan menengah mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 perbandingan ketersediaan sekolah menengah di Kota Cirebon adalah 1 : 355. Angka ini menunjukan bahwa 1 sekolah SMA/SMK/MA rata-rata menampung 355 penduduk usia 16-18 tahun.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 10

Pemerintah Kota Cirebon

Tabel 2.7 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2009-2011 Kota Cirebon

No. Jenjang Pendidikan T a h u n2009 2010 2011

1. SD/MI1.1 Jumlah gedung sekolah 177 177 1781.2 Jumlah penduduk

kelompok usia 7-12 tahun

34.635 32.882 34.075

1.3 Rasio 1 : 196 1 : 186 1 : 192

2. SMP/MTS2.1 Jumlah gedung sekolah 51 52 522.2 Jumlah penduduk

kelompok usia 13-15 tahun

18.480 16.904 16.812

2.3 Rasio 1 : 363 1 : 325 1 : 324

3. SMA/SMK/MA3.1 Jumlah gedung sekolah 48 47 473.2 Jumlah penduduk

kelompok usia 16-18 tahun

16.026 16.686 16.680

3.3 Rasio 1 : 334 1 : 355 1 : 355 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2012

Rasio guru/murid.Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan jenjang pendidikan per 10.000 jumlah murid berdasarkan jenjang pendidikan. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pembelajaran. Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai kondisi ketersediaan guru/murid di Kota Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun 2008 – 2011.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 11

Pemerintah Kota Cirebon

Tabel 2.8Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar

Tahun 2009 -2011 Kota Cirebon

No. Jenjang Pendidikan

T a h u n2009 2010 2011

1. SD/MI1.1 Jumlah Guru 2.310 2.283 2.0811.2 Jumlah Murid 42.694 42.569 42.0871.3 R a s i o 1 : 19 1 : 19 1 : 20

2. SMP/ MTS2.1 Jumlah Guru 1.471 1.539 1.4472.2 Jumlah Murid 20.947 19.518 21.0292.3 Rasio 1 : 14 1 : 13 1 : 15

3. SMA/SMK/MA3.1 Jumlah guru 1.686 1.780 1.773

3.2 Jumlah murid 22.648 22.984 22.6513.3 Rasio 1 : 14 1 : 13 1 : 13

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2011

Persentase Kondisi ruang kelas baik.Ketersediaan ruang kelas yang baik merupakan salah satu indikator dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Cirebon. Pada tahun 2012 ketersediaan jumlah ruang kelas baik untuk jenjang pendidikan SD/MI mencapai 79,68 %. Berikut adalah gambaran mengenai kondisi ruang kelas baik di Kota Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun 2008-2012.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 12

Pemerintah Kota Cirebon

Tabel 2.9Kondisi Ruang Kelas Baik Berdasarkan Jenjang Pendidikan

di Kota Cirebon Tahun 2009-2012

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2012.

Persentase siswa jenjang pendidikan usia dini/TK.Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak-Kanak adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 13

No.

Jenjang Pendidikan Tahun2009 2010 2011 2012

1. SD/MI1.1 Jumlah ruang kelas

kondisi baik 911 867 871 8591.2 Jumlah ruang kelas

kondisi rusak 231 264 285 2851.3 Jumlah seluruh ruang

kelas 1.142 1.131 1.156 1.1441.4 % ruang kelas kondisi

baik 79,77 76,66 75,35 75,091.5 % ruang kelas kondisi

rusak 20,23 23,34 24,65 24,91

2. SMP/MTs2.1 Jumlah ruang kelas

kondisi baik 425 555 469 4772.2 Jumlah ruang kelas

kondisi rusak 126 69 84 822.3 Jumlah seluruh ruang

kelas 551 624 553 5592.4 % ruang kelas kondisi

baik 77,13 88,94 84,81 85,332.5 % ruang kelas kondisi

rusak 22,87 11,06 15,19 14,67

3. SMA/SMK/MA3.1 Jumlah ruang kelas

kondisi baik 517 544 580 5393.2 Jumlah ruang kelas

kondisi rusak 70 51 41 403.3 Jumlah seluruh ruang

kelas 587 595 621 5793.4 % ruang kelas kondisi

baik 88,07 91,43 93,40 93,093.5 % ruang kelas kondisi

rusak 11,93 8,57 6,60 6,91

Pemerintah Kota Cirebon

merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal.

Angka Putus SekolahAngka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekoah lagi atau tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator berhasil/tidaknya pembangunan bidang pendidikan di suatu daerah. Data yang ada menunjukan bahwa jumlah siswa putus sekolah di Kota Cirebon mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 angka putus sekolah pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 0,73 persen atau menurun sebesar 1,59 persen dibandingkan tahun 2008 sebesar 2,32 persen, kecuali pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka putus sekolah untuk jenjang pendidikan SMP/MTs pada tahun 2011 sebesar 4,48 persen atau mengalami penurunan sebesar 4,31 persen dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 8,79 persen. Begitu pula untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA setiap tahunnya mengalami penurunan. Angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA/SMK/MA pada tahun 2011 sebesar 38,11 persen atau menurun sebesar 2,32 persen dibandingkan kondisi tahun 2008 yang mencapai 40,43 persen. Untuk mengetahui gambaran lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.10Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan

di Kota Cirebon Tahun 2009-2011

No. Jenjang Pendidikan T a h u n2009 2010 2011

1. SD/MI 2,96 2,77 0,73

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 14

Pemerintah Kota Cirebon

2. SMP/MTs 7,92 7,61 4,483. SMA/SMK/MA 39,32 38,64 38,11

Sumber : Indikator Makro Kota Cirebon Tahun 2007-2011, BPS : 2012.

2) KesehatanGambaran umum kondsi daerah terkait dengan urusan kesehatan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per satuan balita.

Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak sejak usia dini merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi peningkatan status kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta perlindungan anak. Strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak seperti itu dapat dilakukan di Posyandu. Jumlah Posyandu di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 319 buah dan jumlah Balita sebanyak 20.933 jiwa. Dengan demikian rasio Posyandu terhadap Balita mencapai 1 : 66. Hal ini berarti bahwa setiap 1 (satu) Posyandu di Kota Cirebon melayani 66 balita. Berikut menggambarkan rasio Posyandu terhadap balita di Kota Cirebon periode tahun 2009 – 2011.

Tabel 2.11Jumlah Posyandu dan Balita di Kota Cirebon

Tahun 2009 – 2011

No. Uraian Tahun2009 2010 2011

1. Jumlah Posyandu - 321 3192. Jumlah Balita 23.471 23.374 20.9103. Rasio - 1:73 1: 66

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon : 2012. Sementara itu apabila dilihat dari strata Posyandu, pada tahun 2011 dari 319 Posyandu yang termasuk Posyandu Pratama sebanyak 9 buah, Madya 78 buah, Purnama 143 buah dan Posyandu Mandiri 71 buah.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 15

Pemerintah Kota Cirebon

Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu (Pustu) per satuan penduduk.Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota Cirebon pada tahun 2011 mencapai 1 : 8.119,8, artinya setiap 1 Puskesmas/Puskesmas pembantu di Kota Cirebon pada tahun 2011 melayani 8.119 sampai 8.120 masyarakat Kota Cirebon. Berikut gambaran rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota Cirebon dalam kurun waktu tahun 2009 – 2011.

Tabel 2.12Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas

Pembantu di Kota Cirebon Tahun 2009-2011

No. Uraian Tahun2009 2010 2011

1. Jumlah Puskesmas 21 22 212. Jumlah Balai Pengobatan - - -3. Jumlah Pustu 15 16 16

Jumlah 1 s/d 3 36 38 374. Jumlah penduduk 304.152 296.389 300.434

Rasio Puskesmas per satuan penduduk

1 : 14.483 1 : 13.472 1 : 14.306

Rasio Balai Pengobatan per satuan penduduk

- - -

Rasio Pustu per satuan penduduk 1 : 20.277 1 : 18.524 1 : 18.777Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Pustu per satuan penduduk

1 : 8.448,7 1 : 7.799,7 1 : 8.119,8

5. Jumlah kecamatan 5 5 56. Jumlah kelurahan 22 22 227. Rasio Puskesmas per kecamatan. 1 : 4,4 1 : 4,4 1 : 4,4

Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2012

Rasio Dokter per satuan penduduk.Indikator ini dapat menggambarkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan terpadu, idealnya 1 orang dokter melayani 2.500 penduduk.Jumlah dokter di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 588 orang dengan jumlah penduduk sebanyak 300.434 orang. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rasio ketersediaan dokter

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 16

Pemerintah Kota Cirebon

terhadap 1.000 jumlah penduduk mencapai 1,96. Rasio dokter terhadap jumlah penduduk Kota Cirebon tahun 2011 adalah 1 : 510,9, artinya rata-rata 1 orang dokter di Kota Cirebon memberikan layanan kesehatan kepada 510 sampai 511 orang. Tabel berikut menggambarkan rasio dokter per satuan penduduk Kota Cirebon tahun 2008 – 2011.

Tabel 2.13Jumlah dan Rasio Dokter per Satuan Penduduk

Tahun 2008-2011 di Kota Cirebon

No. Uraian Tahun2009 2010 2011

1. Jumlah dokter 247 315 5882. Jumlah penduduk 304.152 296.389 300.4343. Rasio dokter per

1.000 penduduk0,81 0,11 1,96

4. Rasio dokter terhadap penduduk

1 : 1.231 1 : 940.917 1 : 510,9

Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2013

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga KesehatanCakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebesar 89,77%, angka ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 90,01%. Persentase tertinggi di Kelurahan/Puskesmas Kesambi sebesar 110% dan terendah di Kelurahan/Puskesmas Jagasatru sebesar 78,97%.

Persentase Balita dengan Gizi Kurang dan Gizi BurukCakupan status gizi balita di Kota Cirebon pada tahun 2011 berdasarkan indeks BB/U diketahui Status Gizi sangat kurang/buruk sebanyak 241 kasus atau 1,15 % (pada balita laki-laki sebanyak 116 kasus atau 1,10 % dan pada balita perempuan sebanyak 125 kasus atau1,20 %). Jumlah ini menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2008 dimana status balita gizi buruk mencapai 272 kasus. Berikut digambarkan kondisi balita status gizi sangat kurang/gizi buruk berdasarkan indeks BB/U di Kota Cirebon dalam kurun waktu tahun 2009 – 2011

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 17

Pemerintah Kota Cirebon

Tabel 2.14Persentase Balita Gizi Baik Tahun 2009 – 2011

di Kota Cirebon

No. UraianTahun

2009 2010 2011 2012

2013

1. Jumlah Balita seluruhnya

23.471 - 20.910 - -

2. Jumlah Balita gizi kurang

927 1079 1267 1182

1449

3. Jumlah Balita gizi buruk

17 43 108 74 52

4. Persentase balita gizi kurang

17,08 15,56 9,61 - -

5. Persentase balita gizi buruk

1,17 1,5 1,15 - -

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon.

Angka Kematian Ibu (AKI)Jumlah kematian ibu di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 3 orang atau sama dengan kondisi pada tahun 2010, namun yang membedakan adalah penyebab kematian ibu. Pada tahun 2010, kematian ibu disebabkan oleh faktor penyebab langsung, yaitu 1 orang karena eklamsia dan 2 orang mengalami pendarahan karena atonia uteri. Sedangkan pada tahun 2011 disebabkan karena faktor tidak langsung, dimana 1 orang mengalami hipertensi kronis dan 2 orang karena decomp cordis.

Tabel 2.15Jumlah Kematian Ibu Tahun 2009 - 2012 di Kota Cirebon

No. Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012

1. Jumlah kematian ibu 0 3 3 3*)

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon. *) keadaan s/d bulan Oktober 2012.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 18

Pemerintah Kota Cirebon

Angka Kematian Bayi (AKB)Kematian bayi di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 67 per 5.636 lahir hidup atau mengalami kenaikan sebanyak 15 orang dari tahun 2010 yang mencapai 52 per 5.520 lahir hidup. Penyebab kematian terbesar disebabkan asfiksia sebanyak 13 bayi, infeksi 12 bayi dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 10 bayi. Berikut digambarkan jumlah kematian bayi di Kota Cirebon periode tahun 2009 – 2011.

Tabel 2.16Jumlah Kematian Bayi Tahun 2009 - 2011 di Kota Cirebon

No. Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012

1. Jumlah kematian bayi 71 52 67 48*)

2. Jumlah lahir hidup 5.459 5.520 5.636 -

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon. *) sampai keadaan bulan Oktober 2012.

Kasus HIV – AIDS.Perkembangan kasus HIV-AIDS di Kota Cirebon terus bertambah. Dengan prevalensi penyebarannya sangat bervariatif mulai dari pertukaran jarum suntik yang tidak steril yang digunakan secara bergantian, hubungan seksual dengan penderita HIV-AIDS, darah melalui tranfusi dari penderita HIV-AIDS dan dari ibu hamil positif HIV-AIDS kepada janinnya. Secara kumulatif dari tahun 2004 sampai dengan bulan Juni 2012 jumlah kasus HIV-AIDS di Kota Cirebon telah mencapai 518 kasus dan yang meninggal mencapai 54 orang.

3) Kependudukan dan Catatan Sipil.Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 19

Pemerintah Kota Cirebon

a. Pertumbuhan Penduduk.Total jumlah penduduk di Kota Cirebon pada tahun 2013 adalah 304.313 orang, naik sebanyak 2593 orang dibandingkan tahun 2012 sebanyak 301.720 orang. Berikut digambarkan pertumbuhan penduduk Kota Cirebon dalam kurun waktu tahun 2009 – 2013.

Tabel 2.17 Pertumbuhan Penduduk Kota Cirebon Tahun 2009-2013

No. Tahun

Jenis Kelamin Jumlah Laki dan

Perempuan

L P PLaki-laki Perempuan

2. 2009 148.392 155.760 304.152 1,723. 2010 148.600 147.789 296.389 0,864. 2011 150.628 149.806 300.434 1,185 2012 151.273 150.447 301.720 0,3676 2013 152.573 151.740 304.313

Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2013, Hasil Proyeksi angka sementara

b. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.Tabel berikut menggambarkan penduduk usia 10 tahun ke atas di Kota Cirebon yang telah menamatkan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun 2009 – 2011.

Tabel 2.18Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Berdasarkan Jenjang

Pendidikan yang Ditamatkan di Kota Cirebon Tahun 2009 -2011

No. Uraian Tahun

2009 2010 2011

1. Tidak/belum memiliki ijazah

- - 34.976

2. SD sederajat - - 61.1813. SLTP sederajat - 43.7534. SLTA sederajat - - 79.0065. Akadmi/Diploma - - 10.573

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 20

Pemerintah Kota Cirebon

6. Perguruan Tinggi/Universitas

- - 16.124

J u m l a h - - 245.613 Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2013

4) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut.

a. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan, Lembaga Legislatif dan SwastaDalam rangka memberdayakan perempuan menuju kesetaraan gender perlu diberikan akses seluas-luasnya terhadap kaum perempuan untuk lebih berperan aktif di segala bidang kehidupan. Untuk mengetahui peran aktif kaum perempuan salah satunya dapat diukur dari partisipasi perempuan pada lembaga pemerintah/eksekutif, legislatif maupun swasta.

Tabel 2.19Persentase Pekerja Perempuan pada Lembaga

Pemerintahan,Lembaga Legislatif dan Swasta Tahun 2008-2011

No. Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012

1. Jumlah pekerja perempuan di lembaga pemerintah

3.442 3.498 3.400 -

2. Jumlah pekerja perempuan di lembaga legislatif

2 2 3 -

3. Jumlah pekerja perempuan di lembaga swasta

7.812 7.861 7.894 -

Jumlah 1 s/d 3 11.256 11.361 11.297 -4. Jumlah angkatan

kerja perempuan117.31

5108.27

7109.75

3

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 21

Pemerintah Kota Cirebon

5. Persentase 9,60 10,49 10,29 Sumber : Dinsosnakertrans Kota Cirebon, BK-Diklat Kota Cirebon

dan CDA Kota Cirebon : 2013

b. Jumlah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak.Jumlah kejadian kekerasan terhadap anak di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 20 kasus, menurun sebanyak 28 kasus dibandingkan tahun 2010. Sementara untuk kekerasan terhadap perempuan tahun 2011 sebanyak 51 kasus, menurun sebanyak 13 kasus dibandingkan tahun 2010. Sementara itu sampai dengan bulan Oktober 2012, kasus kekerasan terhadap anak meningkat menjadi 25 kasus atau naik 5 (lima) kasus dibandingkan dengan tahun 2011. Gambaran lengkap kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Cirebon dalam kurun waktu 2009 – bulan Oktober 2012 dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.

Tabel 2.20Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2009-

2012 di Kota Cirebon

No. Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012

1. Kekerasan terhadap anak

45 48 20 25*)

2. Kekerasan terhadap perempuan

64 64 51 40*)

Jumlah 109 112 71 65*)Sumber : BPMPPKB Kota Cirebon Tahun 2012. *) Data sampai bulan Oktober 2012.

5) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut.a. Jumlah Peserta Keluarga Berencana Aktif.

Peserta KB Aktif adalah peserta KB baru dan peserta KB lama secara terus menerus memakai alat kontrasepsi untuk mengatur

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 22

Pemerintah Kota Cirebon

kelahiran dan mengakhiri kesuburan. Jumlah peserta KB aktif tahun 2011 sebanyak 34.711 orang atau 78,05% merupakan persentase peserta KB aktif terhadap total Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 44.472 orang, meningkat sebanyak 1.918 orang jika dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 32.793 orang.

Tabel 2.21 Pencapaian Peserta KB Aktif di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012

No. Uraian

T a h u n2009 2010 2011 2012*

)

1. Jumlah PUS 45.237

44.609

44.472

43.162

2. Jumlah PUS peserta KB Aktif

33.632

33.925

34.711

33.494

3. Jumlah PUS tidak ikut KB

11.605

10.684 9.761 9.668

4. Rata-rata jumlah anak Per Keluarga 3,70 3,65 3,60 3,56

4 4 4 4 Sumber : BPMPPKB Kota Cirebon Tahun 2012. *) keadaan sampai dengan bulan Oktober 2012.

b. Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi.Peserta KB baru adalah Pasangan Usia Subur yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka yang pasca keguguran, setelah melahirkan atau pasca istirahat minimal 3 bulan. Jumlah PUS tahun 2011 sebanyak 44.472. Cakupan peserta KB baru merupakan persentase KB baru yang dilayani terhadap seluruh PUS di suatu wilayah kerja tertentu. Cakupan peserta KB baru tahun 2011 melampaui dari target yang ditetapkan sebesar 3.560 yaitu sebesar 3.680 atau 102,79%. Capaian target ini diperoleh melalui peningkatan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 23

Pemerintah Kota Cirebon

ketrampilan pemberian konseling dengan memperhatikan pola kontrasepsi yang rasional agar klien mampu memilih alat kontrasepsi yang betul-betul efektif dan efisien dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

6) SosialGambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Sosial, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut.a. Persentase Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS).Berbagai masalah kesejahteraan sosial yang berkembang di masyarakat pada tahun 2011 relatif masih cukup besar. Persentase capaian kinerja dan jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Cirebon dalam kurun waktu tahun 2009 – 2012 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.22Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah

Kesejahteraan SosialTahun 2009-2012 di Kota Cirebon

No. Uraian Tahun2009 2010 2011 2012

1. Anak Balita Terlantara. Jumlah 250 236 227 221b. Ditangani 14 9 6 -

2. Anak Terlantara. Jumlah 1.819 1.769 1.709 1.659b. Ditangani 50 60 50 -

3. Anak Nakala. Jumlah 50 48 46 44b. Ditangani 2 2 2 -

4. Anak Jalanana. Jumlah 297 227 187 149b. Ditangani 40 76 90 149

5. Wanita Rawan Soseka. Jumlah 5.016 4.966 4.916 4.866b. Ditangani 50 50 50 -

6. Korban tindak kekerasana. Jumlah 169 147 128 112

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 24

Pemerintah Kota Cirebon

No. Uraian Tahun2009 2010 2011 2012

b. Ditangani 22 19 16 -7. Lanjut usia terlantar

a. Jumlah 999 984 964 954b. Ditangani 15 20 10 -

8. Penyandang cacata. Jumlah 726 721 704 693b. Ditangani 25 17 11 10

9. Tuna susilaa. Jumlah 29 30 32 36b. Ditangani 25 28 30 34

10. Pengemisa. Jumlah 25 27 28 30b. Ditangani 21 26 27 25

11. Gelandangana. Jumlah 12 13 14 8b. Ditangani 10 10 10 7

12. Bekas warga binaan lembaga kemasyarakatana. Jumlah 15 17 18 19b. Ditangani - 10 - -

13. Korban penyalahgunaan Narkoba (NAPZA)a. Jumlah 181 179 179 159b. Ditangani 2 - 20 -

14. Keluarga fakir miskina. Jumlah 84.30

966.63

666.63

666.63

6b. Ditangani 84.30

966.63

666.63

666.63

615. Rumah tidak layak

hunia. Jumlah 18.18

616.72

815.98

015.46

9b. Ditangani 1.458 748 511 533

16. Keluarga bermasalah sosial psikologisa. Jumlah 127 121 118 118b. Ditangani - 6 - -

17. Komunitas adat terpencila. Jumlah - - - -b. Ditangani - - - -

18. Korban bencana alama. Jumlah - - - -

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 25

Pemerintah Kota Cirebon

No. Uraian Tahun2009 2010 2011 2012

b. Ditangani - - - -19. Pekerja imigran

terlantara. Jumlah - - - -b. Ditangani - - - -

20. Penyandang HIV/AIDsa. Jumlah 362 398 400 514b. Ditangani 146 146 162 -

21. Keluarga rentana. Jumlah - - - -b. Ditangani - - - -

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Cirebon 2012

b. Tempat Ibadah.Jumlah mesjid di Kota Cirebon pada tahun 2012 sebanyak 264 buah, meningkat sebanyak 30 buah dibandingkan tahun 2011 sebanyak 234 buah. Sementara itu, jumlah gereja pada tahun 2011 sebanyak 28 buah atau menurun sebanyak 8 buah dbandingkan tahun 2012 sebanyak 20 buah.

Tabel 2. 23 Tempat Ibadah di Kota Cirebon

Tahun 2009-2012

No.Bangunan Tempat Ibadah

Tahun2009 2010 2011 2012

1. Mesjid 213 213 234 2642. Gereja 22 26 28 203. Pura 1 1 1 14. Vihara 3 4 4 45. Kelenteng 1 1 1 1Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2013

7) InvestasiBerikut ini disajikan jumlah Investor PMDN maupun PMA yang ada di Kota Cirebon perkembangan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 sebagai berikut:

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 26

Pemerintah Kota Cirebon

a. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)Hasil analisis jumlah investor PMDN/PMA di provinsi dan kabupaten/kota dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.24 Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2009 -2012

Kota Cirebon

Tahun Uraian PMDN PMA Total Kenaika

n (%)

2009 Jumlah Investor 1.039 11 1.050 22010 Jumlah Investor 1.079 10 1.089 42011 Jumlah Investor 1.112 10 1.122 32012 Jumlah Investor 1.112 10 1.122 0

Sumber Data: BPMPP Kota Cirebon dan Dinsosnakertran Kota Cirebon diolah.

Perkembangan investor melihat kepada perusahaan berskala nasional termasuk seluruh perusahaan yang ada perlu didata dan dihitung sebagai bagian penanaman modal dalam negeri. Jumlah investor sejak tahun 2009 s/d 2012 menunjukan perkembangan atau peningkatan jumlah dari 1.039 menjadi 1.122. Rata-rata kenaikan sebesar 3,5 % setiap tahun. Kondisi investor perlu disediakan ruang berusaha yang nyaman dan peningkatan fasilitas Kota yang memadai, antara lain melalui penataan tata ruang kota yang baik, hal ini akan meningkatkan kepercayaan pengusaha yang mau menginvestasikan modalnya di Kota Cirebon.

b. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)Hasil investasi PMDN/PMA Kota Cirebon dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.25Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2009-2012

Kota Cirebon

TahunRealisasi

Nilai Investasi Kenaikan (%)

2009 261.698.000.000 4

2010 328.823.000.000 26

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 27

Pemerintah Kota Cirebon

TahunRealisasi

Nilai Investasi Kenaikan (%)

2011 463.823.000.000 41

2012301.225.000.00

0(s/d) triwulan III

-35

Sumber Data: BPMPP Kota Cirebon diolah.

Nilai investasi yang diinvestasikan di Kota Cirebon sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 sebagaimana tabel diatas terus meningkat, dan terjadi peningkatan yang signifikan pada tahun 2010 sebesar 26 % dan pada tahun 2011 sebesar 41 %. Untuk tahun 2012 didapat data sampai dengan triwulan III, baru mencapai 301,2 Milyar, atau masih 35% dibawah tahun sebelumnya. Namun diyakini nilai investasi tahun 2012 akan surplus dibanding tahun sebelumnya.

c. Rasio daya serap tenaga kerjaHasil analisis rasio daya serap tenaga kerja Kota Cirebon, dapat disajikan dalam contoh tabel sebagai berikut:

Tabel 2.26Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2009-2012

Kota Cirebon

No Uraian 2009 2010 2011 2012

1Jumlah tenaga kerja yang berkerja pada perusahaan PMA/PMDN

27.879

28.804

29.510

29.520

2 Jumlah seluruh PMA/PMDN 1.050 1.089 1.122 1.122

3 Rasio daya serap tenaga kerja (org) 26,55 26,45 26,30 26,31

Sumber Data: BPMPP Kota Cirebon dan Dinsosnakertrans Kota Cirebon diolah.

8) Ketenagakerjaan.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 28

Pemerintah Kota Cirebon

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan ketenagakerjaan dapat digambarkan melalui perkembangan tingkat partisipasi angkatan kerja sebagai berikut :

Tabel 2.27Tingkat Patisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tahun 2008-2011

Kota Cirebon

Tahun 2011      

Kecamatan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Laki-lakiPerempua

n

Laki-laki+Permpua

nHarjamukti 75,84 36,41 56,1Lemahwungkuk 74,94 40,45 57,93Pekalipan 75,91 44,66 59,84Kesambi 71,51 37,92 54,61Kejaksan 74,05 40,27 56,52Kota Cirebon 74,38 38,92 56,51Tahun 2010      

Kecamatan  

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Laki-lakiPerempua

n

Laki-laki+Permpua

nHarjamukti 68,95 37,75 52,29Lemahwungkuk 72,99 42,26 56,72Pekalipan 69,47 44,66 55,96Kesambi 64,77 38,64 50,93Kejaksan 67,44 40,75 52,87Kota Cirebon 68,47 39,9 53,18       Tahun 2009      

Kecamatan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Laki-lakiPerempua

n

Laki-laki+Permpua

nHarjamukti 62,84 42,09 52,38Lemahwungkuk 67,02 38,39 52,41Pekalipan 58,38 40,88 49,25Kesambi 64,71 41,69 52,39Kejaksan 50,4 40,63 45,43Kota Cirebon 61,41 40,91 50,87       

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 29

Pemerintah Kota Cirebon

Tahun 2008      

Kecamatan

Tingakat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Laki-lakiPerempua

n

Laki-laki+Permpua

nHarjamukti 64,84 37,06 50,89Lemahwungkuk 66,34 36,12 50,35Pekalipan 61,46 35,24 48,19Kesambi 65,57 40,07 52,28Kejaksan 56 36,97 46,23Kota Cirebon 63,46 37,38 50,06       

Sumber : BPS Kota Cirebon

9) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagain berikut.a. Rasio Jumlah LINMAS per satuan penduduk.

Jumlah Linmas di Kota Cirebon pada tahun 2010 sebanyak 1.264 orang dengan jumlah penduduk 296.389, sehingga rasio jumlah Linmas terhadap jumlah penduduk adalah 1 : 234,48 artinya bahwa setiap 1 orang anggota Linmas di Kota Cirebon memiliki tugas dan tanggungjawab memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat sebanyak 234 sampai 235 orang.Apabila dibandingkan dengan kelurahan yang ada, maka diketahui bahwa pada tahun 2010 di Kota Cirebon rata-rata per kelurahan memiliki 57 sampai 58 anggota satuan Linmas.

Tabel 2.28Jumlah Anggota Linmas Tahun 2009 dan 2010

di Kota Cirebon

No. Uraian Tahun2009 2010

1. Jumlah Linmas 1.264 1.2642. Jumlah penduduk 304.152 296.3893. Jumlah Kelurahan 22 224. Rasio anggota Linmas

terhadap jumlah penduduk

1 : 240,63

1 : 234,48

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 30

Pemerintah Kota Cirebon

5. Rasio anggota Linmas per kelurahan

1 : 57,45 1: 57,45

Sumber : Kantor Kesbangpol dan Poldagri Tahun 2012.

b. Rasio POS SIMKAMLING per Jumlah Kelurahan.Rasio Pos Sistim Keamanan Lingkungan (Siskamling) per kelurahan dapat menggambarkan ketersediaan pos simkamling pada setiap kelurahan dalam menjaga dan memelihara keamanan lingkungan, ketentraman dan ketertiban masyarakat . Semakin besar rasio jumlah pos siskamling akan semakin besar kapasitas pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga dan memelihara keamanan lingkungan serta ketentraman dan ketertiban masyarakat, sehingga akan tercipta suasana kehidupan masyarakat yang kondusif.Jumlah pos siskamling di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 507 buah dengan jumlah kelurahan sebanyak 22 kelurahan. Dengan demikian rasio jumlah pos siskamling di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebesar 1 : 23,05 artinya setiap kelurahan di Kota Cirebon rata-rata memiliki pos siskamling sebanyak 23 sampai 24 buah.

10) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

a. Persentase Rumah Tangga (RT) Miskin.Kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan sangat berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan sosial dasar, yaitu layanan pendidikan,

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 31

Pemerintah Kota Cirebon

layanan kesehatan dan kemampuan daya beli masyarakat. Berdasarkan data PSED tahun 2010, jumlah rumah tangga miskin di Kota Cirebon sebanyak 17.903 Rumah Tangga.

Tabel 2.29Jumlah Rumah Tangga Miskin per Kelurahan di Kota

Cirebon Berdasarkan PSED Tahun 2010

Kode Nama Kelurahan Mendekati Miskin Miskin

Sangat

MiskinJumlah

3274010001 ARGASUNYA 198 814 234 1.2463274010002 KALIJAGA 417 944 136 1.4973274010003 HARJAMUKTI 619 477 39 1.1353274010004 KECAPI 303 459 34 7963274010005 LARANGAN 178 36 2 2163274020001 PEGAMBIRAN 731 1.013 53 1.7973274020002 KESEPUHAN 662 691 46 1.3993274020003 LEMAHWUNGKUK 161 406 49 6163274020004 PANJUNAN 247 343 7 5973274030001 JAGASATRU 421 394 4 8193274030002 PULASAREN 362 188 0 5503274030003 PEKALIPAN 242 201 4 4473274030004 PEKALANGAN 320 391 39 7503274040001 KARYAMULYA 143 242 7 3923274040002 SUNYARAGI 459 456 39 9543274040003 DRAJAT 537 254 6 7973274040004 KESAMBI 292 214 5 5113274040005 PEKIRINGAN 304 142 4 4503274050001 KEJAKSAN 340 190 2 5323274050002 KEBONBARU 240 199 3 4423274050003 SUKAPURA 218 994 49 1.2613274050004 KESENDEN 338 349 12 699

Total   7.732 9.394 744 17.903 Sumber : Hasil Pendataan PSED, 2010.

11) Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan.Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :a. Jumlah LSM yang Aktif.

Besarnya jumlah LSM yang aktif dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah sebagai

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 32

Pemerintah Kota Cirebon

upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu, banyaknya jumlah LSM juga menunjukan ketersediaan fasilitas penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pembangunan daerah. Jumlah LSM yang terdaftar di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kota Cirebon dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 jumlahnya tetap yaitu sebanyak 78 LSM, sementara jumlah Ormas mengalami kenaikan dari 111 pada tahun 2008 menjadi 196 ormas pada tahun 2012. LSM dan Ormas tersebut diantaranya bergerak dalam berbagai bidang kegiatan seperti bidang pendidikan, kesehatan dan sosial. Tabel berikut menggambarkan jumlah LSM/Yayasan dan Ormas di Kota Cirebon selama kurun waktu tahun 2009 – 2012.

Tabel 2.30Jumlah LSM/Yayasan dan Ormas Tahun 2008-2012

Kota Cirebon

No. Tahun LSM/Yayasan Ormas Jumah

2. 2009 78 111 1893. 2010 78 111 1894. 2011 78 196 2745. 2012 78 196 274

Sumber : Kantor Kesbangpol dan Poldagri Tahun 201212) Kearsipan.

Gambaran kondisi umum daerah terkait urusan kearsipan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut.

a. Pengelolaan Arsip Secara Baku.Arsip merupakan dokumen yang berisi data/informasi beberapa tahun ke belakang yang keberadaannya sangat penting untuk mengingatkan peristiwa/kejadian/ kronologis penyelenggaraan pemerintahan, oleh karena itu memerlukan pengelolaan secara baku. Berdasarkan data dari Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cirebon, pada tahun 2012 dari 70 SKPD di Kota Cirebon sebanyak 50 SKPD telah mengelola arsip secara baku, jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2008 yang

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 33

Pemerintah Kota Cirebon

hanya sebanyak 7 SKPD. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.31Pengelolaan Arsip Secara Baku di Kota Cirebon

Tahun 2009-2012

No. Uraian Tahun2009 2010 2011 2012

1. Jumlah SKPD 70 70 70 702. Jumlah SKPD yang telah

menerapkan arsip secara baku

21 30 42 50

3. Persentase SKPD yang telah menerapkan arsip secara baku

30 43 60 72

Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2012.

13) Perpustakaan.Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan perpustakaan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut.a. Jumlah Perpustakaan.

Banyaknya jumlah perpustakaan dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat luas berupa bahan pustaka kepada masyarakat pengguna perpustakaan. Selama kurun waktu tahun 2008 – 2012, Kota Cirebon hanya memiliki 1 (satu) buah perpustakaan milik pemerintah daerah, namun jumlah perpustakaan lain seperti perpustakaan sekolah, pondok pesantren maupun perpustakaan dinas/badan/kantor cukup banyak yaitu pada tahun 2012 berjumlah 256 perpustakaan.

Tabel 2.32 Jumlah Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2009-2012

No. Uraian Tahun

2009 2010 2011 20121. Jumlah perpustakaan

milik Pemda 1 1 1 12. Jumlah perpustakaan 248 250 256 256

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 34

Pemerintah Kota Cirebon

milik non Pemda (sekolah, pontren, skpd)

3. Total perpustakaan 249 251 257 257 Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2012.

b. Jumlah Pengunjung Perpustakaan.Indikator efektifitas penyediaan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung perpustakaan yang juga menggambarkan tingginya budaya baca masyarakat.Jumlah pengunjung perpustakaan milik pemerintah daerah Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 45.846 orang meningkat dari tahun 2010 yang berjumlah 40.277 orang. Namun pada tahun 2009 jumlah pengunjung perpustakaan milik pemerintah daerah mengalami penurunan dari 44.892 orang pada tahun 2008 menjadi 40.266 orang tahun 2009.

Tabel 2.33 Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2009-2012

No. Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012

1. Jumlah pengunjung perpustakaan milik Pemda

40.266

40.277

45.846

39.641

2. Jumlah pengunjung perpustakaan milik non Pemda

2.446 2.578 2.663 2.779

3. Jumlah total 42.71 42.85 48.50 42.42

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 35

Pemerintah Kota Cirebon

pengunjung 2 5 9 0 Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2012.

c. Jumlah Ketersediaan Buku Pada PerpustakaanKetersediaan buku pada perpustakaan dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum dalam memberikan bahan pustaka kepada pengguna perpustakaan. Pada tahun 2012 jumlah buku yang tersedia di perpustakaan milik Pemerintah Kota Cirebon sebanyak 38.746 buah dengan total judul buku sebanyak 19.566 judul dengan rata-rata jumlah buku per judul sebanyak 2 buku sampai 3 buku.

Tabel 2.34 Jumlah Ketersediaan Buku pada Perpustakaan

Daerah Kota Cirebon Tahun 2009-2012

No. Uraian Tahun2009 2010 2011 2012

1. Jumlah judul buku 11.919

18.113

19.060

19.566

2. Jumlah total buku 23.604

35.868

37.744

38.746

3. Rata-rata jumlah judul buku

2,2 2,2 2,2 2,3

Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2012.

d. Jumlah Kendaraan Perpustakaan.Dalam rangka memudahkan masyarakat untuk mengakses bahan pustaka yang ada di perpustakaan milik pemerintah Kota Cirebon, saat ini pemerintah Kota Cirebon telah menyediakan kendaraan roda 4 (empat) yang berfungsi sebagai perpustakaan keliling, namun jumlahnya sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 baru sebanyak 2 unit. Sementara kendaraan roda dua untuk menjangkau wilayah yang tidak bisa ditembus oleh kendaraan roda empat belum tersedia.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 36

Pemerintah Kota Cirebon

Tabel 2.35 Jumlah Kendaraan Perpustakaan

di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2012

No.

Uraian Tahun2009 2010 2011 2012

1. Jumlah mobil unit perpustakaan keliling (roda 4)

2 2 2 2

2. Jumlah kendaraan roda 2 (motor pintar)

- - - -

Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2012.

2.1.4. Aspek Daya Saing DaerahDaya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah

dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, nasional atau internasional.Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.Indikator variabel aspek daya saing daerah terdiri dari :

a. Fokus Kemampuan Ekonomi DaerahAnalisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, pengeluaran konsumsi non pangan per kapita, produktivitas total daerah, dan nilai tukar petani.Berikut ini disajikan beberapa indikator kinerja pada fokus kemampuan ekonomi daerah sebagai berikut :1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (angka konsumsi

RT per kapita), hasil analisis konsumsi RT perkapita, dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.36Angka Konsumsi Rumah Tangga (RT) Tahun 2008 - 2012

Kota Cirebon

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 37

Pemerintah Kota Cirebon

No Uraian 2009 2010 2011 2012

1. Rata-Rata Total Pengeluaran RT per Bulan 548.440 653.360 666.038 714.657

2. Jumlah RT 72.346 72.346 72.346 72.375

3. Total Konsumsi (Rp) 39.677.440.240 47.267.982.560 48.185.185148 51.723.300.375

Kanaikan (%) 45 19 2 7 Sumber: Data BPS diolah.

Angka konsumsi rata-rata Rumah Tangga baik untuk makanan maupun non makanan, sesuai tabel diatas mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2009, yaitu kenaikan sebesar 45 % dari tahun sebelumnya. Kondisi peningkatan konsumsi ini terus meningkat pada tahun 2010 sebesar 10 %, sedang pada tahun 2011 dan 2012 kenaikan hanya sebesar 2 % dan 7 %. Kenaikan nilai konsumsi ini seiring dengan perubahan kondisi perekonomian yang menghendaki pengeluaran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Tabel 2.37Angka Konsumsi Makanan Rumah Tangga Tahun 2008-2012

Kota Cirebon

No Uraian 2009 2010 2011 2012

1. Rata-Rata Total Pengeluaran untuk Makanan RT per Bulan

214.497 300.404 320.346 324.322

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 38

Pemerintah Kota Cirebon

2. Jumlah RT 72.346 72.346 72.346 72.3753. Total Konsumsi (Rp) 15.517.999.96

221.733.027.78

423.175.751.71

623.472.804.75

0Kanaikan (%)

27 40 7 1 Sumber: Data BPS diolah.

Angka konsumsi rata-rata Rumah Tangga untuk makanan, sesuai tabel diatas mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2010, yaitu kenaikan sebesar 40 % dari tahun sebelumnya. Kondisi peningkatan konsumsi ini terus meningkat pada tahun 2011 sebesar 7 %, sedang pada tahun 2012 kenaikan hanya sebesar 1 %. Kenaikan nilai konsumsi untuk makanan meningkat tajam sesuai perubahan kondisi perekonomian yang berbanding juga dengan pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan, sehingga menghendaki pengeluaran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan makanan.

Tabel 2.38Angka Konsumsi Non Makanan Rumah Tangga Tahun 2009-2012 Kota

Cirebon

No Uraian 2009 2010 2011 2012

1. Rata-Rata Total Pengeluaran Non Makanan RT per Bulan

333.943 352.956 345693 390335

2. Jumlah RT 72.346 72.346 72.346 72.3753. Total Konsumsi

(Rp) 24.159.440.278

25.534.954.776

25.009.505.778

28.250.495.625

Kanaikan (%)60 6 -2 13

Sumber: Data BPS diolah.

Angka konsumsi rata-rata Rumah Tangga untuk non makanan, sesuai tabel diatas mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2009, yaitu kenaikan sebesar 60 % dari tahun sebelumnya. Kondisi peningkatan konsumsi ini terus meningkat pada tahun 2011 sebesar 7 %, sedang pada tahun 2012 kenaikan hanya sebesar 1 %. Kenaikan nilai konsumsi untuk makanan meningkat tajam sesuai perubahan kondisi perekonomian yang berbanding juga

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 39

Pemerintah Kota Cirebon

dengan pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan, sehingga menghendaki pengeluaran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan makanan.

2) Fokus Iklim Berinvestasi.Analisis kinerja atas iklim berinvestasi dilakukan terhadap indikator angka kriminalitas, jumlah demo, lama proses perijinan, jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah, jumlah perda yang mendukung iklim usaha. Dalam kesempatan ini dapat disajikan data angka kriminalitas dan jumlah demo, dimana secara praktis dapat menggambarkan iklim ketenangan lingkungan untuk berinvestasi.

a. Angka kriminalitas.Untuk menghitung angka kriminalitas dapat disajikan dalam contoh tabel sebagai berikut :

Tabel 2.39Angka Kriminalitas di Kota Cirebon 2009-2012

No Jenis Kriminal 2009 2010 2011 20121. Jumlah kasus narkoba 42 0 24 23

2. Jumlah kasus pembunuhan 0 2 0 0

3. Jumlah kejahatan seksual 9 30 27 16

4. Jumlah kasus penganiayaan 68 46 17 85

5. Jumlah kasus pencurian 217 193 95 383

6. Jumlah kasus penipuan 109 127 111 148

7. Jumlah kasus pemalsuan uang 2 0 0 1

8. Jumlah tindak kriminal selama 1 tahun 593 711 598 811

9. Jumlah penduduk 280.770

286.718

323.486

337.625

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 40

Pemerintah Kota Cirebon

No Jenis Kriminal 2009 2010 2011 2012

10. Angka kriminalitas (8)/(9) 21% 25% 18% 24%

Sumber Data: Kesbangpol Kota Cirebon dan Polresta Cirebon Kota diolah.

b. Jumlah Demonstrasi.Untuk menghitung jumlah demontrasi, dapat disajikan dalam contoh tabel sebagai berikut :

Tabel 2.40Jumlah Demo di Kota Cirebon 2008-2012

No Uraian 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah unjuk rasa 71 78 87 94

Sumber Data: Kesbangpol Kota Cirebon dan Polresta Cirebon Kota diolah.

Angka demonstrasi sepanjang tahun 2009 sampai 2012 menunjukan angka terendah 71 demo yaitu tahun 2009, dan angka tertinggi 94 demo yaitu tahun 2012. Angka demo ini apabila dikaitkan dengan jadwal pemilihan Presiden tidak terlihat adanya kaitan yang kuat dan berpengaruh langsung. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan signifikan yaitu 94 demo, yang mana pada tahun 2012 ini juga dipicu oleh kondisi sulit perekonomian diantaranya adanya kebijakan kenaikan tarif dasar listrik/TDL, dan kenaikan harga BBM, serta naiknya harga bahan makanan.

2.1.5. Kota Cirebon Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)Kota Cirebon dalam penataan ruang nasional yaitu berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang merupakan salah satu pengembangan kawasan metropolitan, serta merupakan bagian dari kawasan andalan yaitu Ciayumajakuning

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 41

Pemerintah Kota Cirebon

(Cirebon – Indramayu – Majalengka – Kuningan) dengan sektor unggulan pertanian, industri, perikanan, dan pertambanganPenetapan Kota Cirebon sebagai PKN berdasarkan karakteristik wilayah yang merupakan:1. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional.

2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; dan/atau

3. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

Penetapan Kota Cirebon sebagai PKN dipertegas juga dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat 2009-2039. Fokus pengembangan Kota Cirebon sebagai bagian dari Wilayah Pengembangan (WP) Ciayumajakuning diarahkan sebagai kota inti dari PKN dengan sarana dan prasarana yang terintegrasi dengan wilayah pengaruhnya (hinterland), serta menjadi simpul utama pelayanan jasa dan perdagangan, dan industri di Daerah bagian timur, serta untuk kegiatan wisata budaya dan religi.

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai tahun berjalan dan realisasi RPJMDPada bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil evaluasi atas

kebijakan rencana pembangunan, pelaksanaan pembangunan, dan hasil pelaksanaan pembangunan.

Metode evaluasi yang digunakan adalah dengan menggunakan :a. Melakukan perbandingan antar dokumen, dalam hal ini yang

diperbandingkan adalah dokumen rencana dengan dokumen penganggaran (RKPD TA. 2013 dengan APBD TA. 2013). Adapun perbandingan antara dokumen KUA PPAS TA. 2013 dengan APBD TA. 2013 dapat mengambil hasil perbandingan RKPD dengan APBD mengingat isi materi KUA PPAS TA. 2013 sama dengan RKPD TA. 2013.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 42

Pemerintah Kota Cirebon

b. Identifikasi Realisasi Target Capaian TA. 2013 sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJMD TA. 2008 – 2013 untuk capaian tahun 2013.

c. Identifikasi kendala permasalahan yang muncul dari laporan evaluasi akhir tahun dari seluruh SKPD.

2.2.1 Evaluasi Kebijakan Rencana Pembangunan Tahun Anggaran 2013.Sebagaimana disampaikan dalam Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran yang kemudian menjadi acuan penyusunan APBD. Ini berarti bahwa perencanaan dan penganggaran sebagai sebuah sistem yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya.

Dalam bagian ini akan dievaluasi sejauhmana konsistensi perencanaan diterapkan dalam penganggaran.

Dari segi waktu, dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah TA. 2013 telah ditetapkan melalui Peraturan Walikota Nomor 11Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2012 pada tanggal 18 Januari 2013. Dari sisi ini penyelesaian dokumen rencana telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Adapun Dokumen KUA dan PPAS Tahun 2013 ditetapkan pada 30 Juli 2012, sementara dokumen APBD Tahun Anggaran 2013ditetapkan melalui Perda Nomor 1 Tahun 2013tanggal 18 Januari 2013 dan Penjabarannya melalui Peraturan Walikota Nomor11Tahun 2013 tanggal 18Januari 2013. Dari segi waktu hal ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah dalam Pasal 53 ayat (2) bahwa “Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya”.

Adapun APBD Perubahan Tahun 2013 ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Perubahan APBD Kota Cirebon TA. 2013 Tanggal10 Oktober2013 dan Keputusan Pimpinan DPRD Kota Cirebon Nomor 10Tahun 2013 tentang Penyempurnaan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 43

Pemerintah Kota Cirebon

Rancangan Peraturan Daerah Kota Cirebon tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013 atas Evaluasi Gubernur Jawa Barat.

Perbandingan dokumen APBD dan RKPD /PPAS dimaksudkan untuk melihat sejauhmana pedoman APBD yang dijadikan acuan yang kemudian dituangkan dalam KUA dan PPAS diterapkan dalam Dokumen APBD. Perbandingan antara RKPD Tahun 2013 dan APBD Tahun Anggaran 2013 dapat dilihat pada tabel 2.6

Tabel 2.41Perbandingan Antara RKPD dengan APBD

Tahun Anggaran 2013

NO URUSAN / SKPDJML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA

PPAS

JUMLAH TOTAL KEG.

DI APBD

TINGKAT KESESUAIAN (%)

TINGKAT PENYIMPANG

AN (%)

1 2 3 4 5={(3)/(4)}X100% 6 = 100% - (5)

Urusan Wajib

1.01 PENDIDIKAN

Dinas Pendidikan80 80 100% 0%

1.02 KESEHATAN

01. Dinas Kesehatan 37 45 82.22% 17,77% 02. RSUD Gnung Jati. 1 6 16.66% 83.33%

1.03 PEKERJAAN UMUM

01. Dinas Pekerjaan U-mum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral.

4 25 16% 84%

1.04 PERUMAHAN

01. Dinas Pekerjaan U-mum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral.

0 5 0% 100%

02. Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

2 3 66.66% 33.33%

1.05 PENATAAN RUANG 01. Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral.

1 3 33.33% 66.66%

1.06 PERENCANAAN

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 44

Pemerintah Kota Cirebon

NO URUSAN / SKPDJML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA

PPAS

JUMLAH TOTAL KEG.

DI APBD

TINGKAT KESESUAIAN (%)

TINGKAT PENYIMPANG

AN (%)

PEMBANGUNAN 01. Badan Perenca-

naan Pembangunan.30 35 85.71% 14.28%

02. Kec. Kejaksan. 4 5 80% 20% 03. Kec. Pekalipan. 4 9 44.44% 55.56% 04. Kec. Kesambi. 4 7 57.14% 42.85% 05. Kec. Lemahwungkk. 5 6 83.33% 16.67% 06. Kec. Harjamukti. 4 7 57.14% 42.85%

1.07 PERHUBUNGAN

01.Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi.

14 28 50% 50%

1.08 LINGKUNGAN HIDUP

01. Kantor Lingkungan Hidup.

14 17 82.35% 17.64%

02. Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

12 17 70,58% 29,41%

P1.09 PERTANAHAN

02. Sekretariat Daerah 1 1 100% 0%P

1.10 KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

Dinas Kependudukan & Catatan Sipil.

14 14 100% 0%

1.11 PEMBERDAYAANPEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK.

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempu-an dan Keluarga Berencana.

1 3 33.33% 66.66%

1.12 KELUARGA BEREN-CANA DAN KELUAR-GA SEJAHTERA.

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempu-an dan Keluarga Berencana.

1 2 50% 50%

1.13 SOSIAL Dinas Sosial, Tenaga

Kerja & Transmigrasi11 13 84.61% 15.38%

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 45

Pemerintah Kota Cirebon

NO URUSAN / SKPDJML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA

PPAS

JUMLAH TOTAL KEG.

DI APBD

TINGKAT KESESUAIAN (%)

TINGKAT PENYIMPANG

AN (%)

1.14 KETENAGAKERJAAN Dinas Sosial, Tenaga

Kerja & Transmigrasi9 9 100% 0%

1.15 KOPERASI DAN UKM

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah.

6 6 100% 0%

1.16 PENANAMAN MODAL & PERIJINAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan.

11 11 100% 0%

P1.17 KEBUDAYAAN

Dinas Pemuda, Olah-raga, Kebudayaan dan Pariwisata.

7 7 100% 0%

1.18 KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

Dinas Pemuda, Olah-raga, Kebudayaan dan Pariwisata.

11 12 91.67% 8.33%

1.19 KESATUAN BANGSA

DAN POLITIK DALAM NEGERI.

01. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Linmas.

8 8 100% 0%

02. Satuan Polisi

Pamong Praja.7 8 87.5% 12.5%

1.20 OTDA, PEMERINTA-

HAN UMUM, ADM. KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN.

01. Inspektorat 14 14 100% 0%02. Sekretariat

Daerah.45 49 91,84% 8,16%

03. Sekretariat DPRD 7 8 87.5% 12.5%04.Badan kepegawaian

Pendidikan dan Pelatihan.

17 22 91,30% 8,70%

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 46

Pemerintah Kota Cirebon

NO URUSAN / SKPDJML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA

PPAS

JUMLAH TOTAL KEG.

DI APBD

TINGKAT KESESUAIAN (%)

TINGKAT PENYIMPANG

AN (%)

1.21 KETAHANAN PANGAN

Kantor Ketahanan Pangan.

7 7 100% 0%

1.22 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA.01. BPMPPKB02. Kec. Kejaksan

144

204

70%100%

30%0%

03. Kec. Pekalipn04. Kec. Kesambi

10

54

200%0%

80%100%

1.23 STATISTIK

01.Badan Pemberdaya an Masyarakat, Pe-rempuan & K.B.

1 1 100% 0%

02.Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

7 7 100% 0%

1.24 KEARSIPAN

Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah.

6 6 100% 0%

1.25 KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA

Dinas Perhubungan dan Infokom.

7 10 70% 30%

1.26 PERPUSTAKAAN

Badan Perpustakaan & Kearsipan Daerah.

5 6 83.33% 16.67%

JUMLAH A 442 564 78,37% 21,63%

URUSAN PILIHANP

2.01 PERTANIAN & peternakan

Dinas Kelautan, Peri-kanan, Peternakan dan Pertanian.

3 15 60% 40%

2.02 KEHUTANANDinas Kelautan, Peri-kanan, Peternakan dan Pertanian.

1 1 100% 0%

2.03 ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL.

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral.

0 0 0% 0%

2.04 PARIWISATA

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 47

Pemerintah Kota Cirebon

NO URUSAN / SKPDJML KEG. DI APBD YANG SESUAI KUA

PPAS

JUMLAH TOTAL KEG.

DI APBD

TINGKAT KESESUAIAN (%)

TINGKAT PENYIMPANG

AN (%)

Dinas Pemuda, Olah-raga, Kebudayaan dan pariwisata.

6 6 100% 0%

2.05 KELAUTAN ,PERIKA-NAN & PETERNAKAN

Dinas Kelautan, Peri-kanan, Peternakan dan Pertanian.

7 11 63.63% 36.36%

2.06 PERDAGANGAN

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah.

5 8 62.5% 37.5%

2.07 INDUSTRI

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah.

3 5 60% 40%

2.08 KETRANSMIGRASIAN

Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi.

0 0 0% 0%

JUMLAH B 25 46 54% 46%N 34 34

Jumlah A&B / Rata-rata 467 610 76,56% 23,44%

2.2.2. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tahun Anggaran 2013

2.2.2.1 Target dan Realisasi Keuangan DaerahTarget dan realisasi belanja daerah Kota Cirebon dapat

disampaikan secara garis besar sebagai berikut: Realisasi belanja daerah dalam Tahun Anggaran 2013 mencapai Rp. 975.249.676.763,00 atau 90,69 persen dari jumlah belanja yang ditetapkan sebesar Rp. 1.075.340.864.679,00. Dari realisasi ini terlihat target yang tidak dapat dicapai adalah sebesar Rp. 100.091.187.916,00 atau 9,31 persen.

Realisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari kelompok Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Target dan realisasi Belanja Daerah secara rinci dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.42

Target dan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2013Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 48

Pemerintah Kota Cirebon

No UraianTahun Anggaran 2013 Perse

nKontribusi

Anggaran Realisasi

BELANJA TIDAK LANGSUNG 555.200.806.566,25 523.136.921.216,00 94,22 53,64

1 Belanja Pegawai 504.662.214.386,25 476.707.327.036,00 94,46 48,88

2 Belanja Bunga - - - 0,00

3 Belanja Subsidi - - - 0,00

4 Belanja Hibah 28.437.968.180,00 27.452.202.180,00 96,53 2,81

5 Belanja Bantuan Sosial 20.428.362.000,00 18.195.130.000,00 89,07 1,87

6Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kab/ Kota dan Pemerintah Desa

- - - 0,00

7

Belanja Bantuan Keuangan kepada Prov./Kab/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik

532.262.000,00 532.262.000,00 100 0,05

8 Belanja tidak teruga 1.140.000.000,00 250.000.000,00 21,93 0,03

9 Lain-lain - - - 0,00

BELANJA LANGSUNG 520.140.058.112,75 452.112.755.547,00 86,92 46,36

1 Belanja Pegawai 66.447.518.400,00 57.707.273.466,00 86,85 5,92

2 Belanja Barang dan Jasa 258.859.519.164,00 224.943.030.116,00 86,90 23,07

3 Belanja Modal 194.833.020.548,75 169.462.451.965,00 86,98 17,38

JUMLAH BELANJA 1.075.340.864.679,00 975.249.676.763,00 90,69 100,00

Grafik 2.2Proporsi Belanja Daerah Kota Cirebon Tahun 2013

Berdasarkan Jenisnya

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 49

Pemerintah Kota Cirebon

54.80

2.81

1.87

0.050.03

23.07

17.38

Belanja Pegawai

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik

Belanja Tidak Terduga

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Modal

Kontribusi Realisasi belanja berdasarkan jenis belanja daerah terhadap total realisasi belanja daerah tahun anggaran 2013, terlihat sebesar 54,80% realisasi belanja bersumber dari belanja pegawai, berikutnya sebesar 23,07% realisasi dari belanja barang dan jasa dan sebesar 17,38% realisasi belanja modal. Sementara untuk realisasi belanja hibah dan bantuan sosial masing-masing sebesar 2,81% dan 1,87%. Sedangkan untuk belanja bantuan keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik sebesar 0,05% dan sisanya untuk belanja tak terduga sebesar 0,03%.

2.2.2.1.1 Belanja Tidak LangsungDalam perhitungan realisasi belanja tidak langsung tahun 2013

sebesar Rp523.136.921.216.00 atau 94,22 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp555.200.806.566,25.

Realisasi kelompok belanja tidak langsung tersebut terdiri dari jenis belanja sebagai berikut :- Belanja Pegawai realisasinya mencapai Rp476.707.327.036.00 atau

94,46 persen;- Belanja Hibah realisasinya mencapai Rp27.452.202.180.00 atau

96,53 persen;

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 50

Pemerintah Kota Cirebon

- Belanja Bantuan Sosial realisasinya mencapai Rp18.195.130.000.00 atau 89,07 persen.

- Belanja Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik realisasinya mencapai Rp532.262.000.00 atau 100 persen.

- Belanja Tidak Terduga realisasinya mencapai Rp250.000.000,00 atau 21,93 persen.

Rincian realisasi Belanja Tidak Langsung per jenis dan obyek belanja Tahun Anggaran 2013 digambarkan pada tabel II.8

Tabel 2.43Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung

Tahun Anggaran 2013

No UraianTahun Anggaran 2013 Perse

nKontribu

siAnggaran Realisasi

1 Belanja Pegawai 504.662.214.386,25 476.707.327.036,00 94,46 48,88

2 Belanja Bunga - - - 0,00

3 Belanja Subsidi - - - 0,00

4 Belanja Hibah 28.437.968.180,00 27.452.202.180,00 96,53 2,81

5 Belanja Bantuan Sosial 20.428.362.000,00 18.195.130.000,00 89,07 1,87

6 Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kab/ Kota dan Pemerintah Desa - - - 0,00

7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Prov./Kab/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik

532.262.000,00 532.262.000,00 100 0,05

8 Belanja tidak teruga 1.140.000.000,00 250.000.000,00 21,93 0,03

9 Lain-lain - - - 0,00

JUMLAH 555.200.806.566,25 523.136.921.216,00 94,22 53,64

2.2.2.1.2 Belanja LangsungDalam perhitungan realisasi APBD Tahun Anggaran 2013,

realisasi Belanja Langsung sebesar Rp452.112.755.547,00 atau 86,92

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 51

Pemerintah Kota Cirebon

persen dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp520.140.058.112,75. Realisasi kelompok belanja langsung tersebut terdiri dari jenis belanja sebagai berikut :- Belanja Pegawai realisasinya mencapai Rp57.707.273.466,00 atau

86,85 persen;- Belanja Barang dan Jasa realisasinya mencapai Rp224.943.030.116,00

atau 86,90 persen;- Belanja Modal realisasinya mencapai Rp169.462.451.965,00 atau

86,98 persen.Rincian realisasi Belanja Langsung per jenis dan obyek belanja

Tahun Anggaran 2013 digambarkan pada tabel II.9.

Tabel 2.44Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung

Tahun Anggaran 2013

No UraianTahun Anggaran 2013

Persen KontribusiAnggaran Realisasi

1 Belanja Pegawai 66.447.518.400,00 57.707.273.466,00 86,85 5,92

2Belanja Barang dan Jasa

258.859.519.164,00 224.943.030.116,00 86,90 23,07

3 Belanja Modal 194.833.020.548,75 169.462.451.965,00 86,98 17,38

JUMLAH520.140.058.112,7

5452.112.755.547,00 86,92 46,36

Data realisasi belanja langsung berdasarkan urusan, program dan kegiatan disajikan secara lengkap dengan analisis pencapaian dan hambatannya pada akhir bab ini.

2.2.2.1.3 Pembiayaan DaerahPembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan

untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Selisih antara anggaran pendapatan daerah dan anggaran belanja daerah dapat mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit anggaran. Surplus anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan lebih besar dari pada anggaran belanja, sedangkan defisit anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan lebih kecil dari pada anggaran belanja.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 52

Pemerintah Kota Cirebon

Apabila terjadi surplus anggaran dapat dimanfaatkan melalui pengeluaran anggaran pembiayaan untuk transfer ke dana cadangan, pembayaran cicilan utang, penyertaan modal (investasi) dan atau menjadi sisa perhitungan anggaran tahun berkenaan. Sedangkan apabila terjadi defisit anggaran ditutup/dibiayai dari sisa lebih anggaran tahun lalu, pinjaman daerah dan atau transfer/penarikan dana cadangan daerah yang dianggarkan pada penerimaan anggaran pembiayaan.

2.2.2.1.4 Penerimaan Pembiayaan DaerahDalam perhitungan realisasi APBD, realisasi penerimaan

pembiayaan daerah pada tahun 2013, realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah sebesar Rp. 87.537.468.509,00 atau 100,08 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp. 87.467.788.904,00. Realisasi tersebut bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya dan penerimaan kembali investasi dana bergulir. Secara rinci penerimaan pembiayaan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.45Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah

Tahun Anggaran 2013

No UraianPenerimaan Pembiayaan

Persen KontribusiAnggaran Realisasi

1 Sisa lebih perhitungan anggaran

87.467.788.904,00

87.467.673.709,00

99,99 99,92

2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 69.794.800,00 100 0,08

JUMLAH 87.467.788.904,00 87.537.468.509 100,08 100

2.2.2.1.5 Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Realisasi pengeluaran pembiayaan daerah pada tahun 2013 sebesar Rp7.664.069.390,00 atau 98,97 persen dari anggaran sebesar

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 53

Pemerintah Kota Cirebon

Rp7.744.000.000,00. Secara rinci target dan realisasi pengeluaran pembiayaan daerah selama tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.46Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Tahun Anggaran 2013

No UraianPenerimaan Pembiayaan

Persen KontribusiAnggaran Realisasi

1. Penyertaan Modal (Investasi) Daerah

7.500.000.000,00

7.500.000.000,00

100,00 97,86

2 Pembayaran Pokok Utang 244.000.000,00 164.069.390 67,41 2,14

JUMLAH 3.644.000.000,00 3.644.000.000,

003.564.487.025,

00 97,82 100,00

Realisasi pengeluaran pembiayaan daerah tersebut diantaranya digunakan untuk Penyertaan Modal (Investasi) Daerah dan Pembayaran Pokok Utang yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:- Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

Realisasi pengeluaran untuk penyertaan modal (Investasi) pemerintah daerah pada tahun 2013 mencapai Rp7.500.000.000,00 atau 100 persen dari yang dianggarkan, realisasi anggaran ini merupakan amanat Peraturan Daerah untuk meningkatkan penyertaan modal pemerintah daerah.

- Pembayaran Pokok Utang.Pembayaran pokok utang yang jatuh tempo kepada Pemerintah Penerusan Pinjaman (Loan) realisasinya pada tahun 2013 realisasi pembayaran pokok utang sebesar Rp164.069.390,00 atau 67,41 persen dari anggaran.

2.2.2.2 Analisis Capaian Target Tahunan RPJMD

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 54

Pemerintah Kota Cirebon

Analisis capaian target tahunan RPJMD dilakukan untuk melihat sejauhmana pelaksanaan pembangunan yang dilakukan selama kurun waktu tahun anggaran 2013 dapat mencapai target sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan RKPD.

Gambaran tentang realisasi target tahun anggaran 2013 untuk setiap urusan dan setiap SKPD dapat dilihat pada Tabel 2.47 berikut ini.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2015 II - 55