rp1,5 miliar - ftp.unpad.ac.id filemasyarakat yang tidak ter kena bencana ikut membantu. di tempat...

1
HINGGA saat ini energi yang tersimpan di Gunung Merapi masih besar. Karena itu, sulit diprediksi sampai kapan Me- rapi berhenti bergolak. Berdasarkan pengamatan kemarin selama 12 jam, sejak pukul 00.00 hingga 18.00 WIB, Merapi terus menghamburkan awan panas, baik yang menyu- suri lembah maupun ke atas atau vertikal dengan ketinggian sekitar 6 kilometer. “Ini berarti energi yang ter- simpan di gunung tersebut masih tetap tinggi,” kata Kepa- la Badan Geologi Kementeri- an Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar di Yogyakarta, kemarin. “Kami tidak dapat mempre- diksi kapan energi tersebut habis sehingga Gunung Merapi tidak lagi meletus. Sekarang, kita ikuti dulu saja apa yang dimaui Merapi,” paparnya. Pos Pengamat Gunung Me- rapi di Ketep melaporkan awan panas meluncur sejauh 5 kilo- meter mengarah ke Kali Gendol dan Kali Woro. Selain itu, pada pukul 09.00, terjadi banjir lahar skala kecil di Kali Pabelan. Kemudian pukul 09.28 terjadi hujan abu dan pasir, radius 10 km dari puncak Merapi. Karena itu, Sukhyar menegas- kan Merapi masih sangat ber- bahaya dan ia mewanti-wanti ke pada tim evakuasi untuk ekstra hati-hati karena radius 15 kilometer masih menjadi zona sangat berbahaya. Jarak aman, katanya, masih tetap 20 kilometer dari puncak. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa setelah erupsi pada 4 November lalu kawah di pun- cak Merapi saat ini berdiameter sekitar 400 meter. Kawah itu terbuka ke selatan mengarah ke Kali Gendol. Tidak seperti biasanya, ke- marin, gemuruh aktivitas gu- nung itu terdengar jelas hingga ke Kecamatan Semin, wilayah paling utara Kabupaten Gu- nung Kidul, DI Yogyakarta. “Gemuruh Merapi menjelang salat subuh membuat warga khawatir dan kemudian mere- ka memukul kentungan tanda bahaya,” kata Kepala Desa Bendung, Kecamatan Semin, Sukardi. (LD/AU/Ant/X-5) Biaya Makan Pengungsi Rp1,5 Miliar per Hari S ETIAP hari dibutuhkan dana sekitar Rp1 miliar untuk biaya lauk-pauk pengungsi korban letus- an Gunung Merapi di wilayah Jawa Tengah (Jateng), dengan asumsi setiap kepala mendapat jatah Rp5.000/hari. Dana tersebut belum terma- suk biaya makan para pengung- si Merapi di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya yang mencapai lebih dari 60 ribu orang. “Sekarang total pengungsi di Jateng saja (Magelang, Klaten, dan Boyolali) mencapai 224 ri- bu orang. Pemerintah Provinsi Jateng sebetulnya telah menyi- apkan anggaran Rp21 miliar,” kata Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, di sela-sela kun- jungannya ke posko pengung- sian di Pendopo Kabupaten Boyolali, kemarin sore. Namun, lanjut Bibit, dengan jumlah pengungsi yang terus bertambah, dikhawatirkan uang sebesar itu kurang. “Apa- lagi kalau bencana Merapi tidak segera selesai,” tambahnya. Untuk itu, Bibit meminta masyarakat yang tidak terkena bencana ikut membantu. Di tempat terpisah, Direktur Pengurangan Risiko Bencana, Badan Nasional Penanggula- ngan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, membenar- kan jatah Rp5.000 per orang per hari. Dengan begitu, dibutuh- kan total Rp1,5 miliar per hari. Dengan jumlah itu, Sutopo memastikan daerah tidak bakal sanggup menanggung dana logistik pengungsi. ‘‘Sebetul- nya dana cadangan untuk pe- nanggulangan bencana yang dimiliki pemerintah melimpah, yakni Rp3,8 triliun,’’ katanya. Sayangnya, lanjut Sutopo, hingga kini belum ada satu pun kabupaten/kota yang menam- pung pengungsi, mengajukan permohonan bantuan dana on call (dana darurat) ke BNPB. Untuk itu, BNPB berharap agar daerah segera mengaju- kan biaya bagi pengungsi ke BNPB. Prosedurnya mudah, bu pati cukup mengirimkan surat pernyataan darurat. Mulai stres Hingga kemarin jumlah peng- ungsi bencana Merapi terus bertambah di sejumlah titik penampungan. Menurut data BNPB, total pengungsi berjum- lah 289.613 orang dengan kor- ban tewas 135 orang. Kondisi para pengungsi, se- lain menderita penyakit perna- pasan dan diare, juga terlihat mulai stres, bahkan depresi. Hal itu dialami banyak peng- ungsi di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Joyo Sukardi, 75, warga Desa Wukirsari, Kecamatan Cang- kringan, ti ba-tiba berteriak- teriak. Ia depresi dan minta dikembalikan ke rumahnya. Tim medis pun langsung meng- evakuasinya ke RS Sardjito. Sujarwo, 42, juga warga Desa Wukirsari, mengaku ti- dak betah di pengungsian ka- rena tidak bekerja, bukan soal kekurangan makanan. “Tetapi mau pulang juga ta- kut. Saya bingung dan bosan pokoknya,” ujarnya. Hal yang sama juga dialami Pardi, 51, warga Desa Kepuharjo. Kondisi mulai banyaknya pengungsi yang stres diakui dr Diding HP dari RS Lapangan Dr Moewardi, di posko peng- ungsian Balai Desa Ngestiharjo, Kota Boyolali. Menurutnya, pengungsi yang terserang diare, pusing, dan pegal linu merupakan indikasi mereka mulai terserang stres. Para pengungsi di kawasan kampus Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta mem- butuhkan peralatan kebersihan, makanan, dan popok bayi. Sementara itu, Dandim 0724 Boyolali, Letkol Soekoso Wah- yudi, mengatakan sampai saat ini evakuasi penduduk di le- reng Gunung Merapi masih terus dilakukan sampai tidak ada lagi penduduk di kawasan itu. (Tim/X-8) [email protected] ISU suap mengguncang Mahkamah Konstitusi. Peniupnya bukan politikus yang gemar omong kosong, melainkan sosok yang karib dengan lingkungan Mahkamah Konstitusi. Dialah Rey Harun. Rey yang mendalami hukum tata negara pernah menjadi staf ahli di Mahkamah Konstitusi. Melalui kolom yang ditulis- nya di sebuah harian Ibu Kota, Rey mengatakan mengetahui dengan mata kepala sendiri uang dolar AS senilai Rp1 miliar yang kata pemiliknya akan diserahkan ke salah satu hakim Mahkamah Konstitusi. Tulisan itu tentu membuat publik bertanya-tanya, siapakah dari sembilan hakim konstitusi itu yang telah menjual hati nuraninya, yang telah menerima suap? Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD segera bereaksi. Dia bergegas meminta Rey membuktikan pernyataannya. Rey pun ditunjuk memimpin sebuah tim investigasi untuk membongkar dugaan suap hakim konstitusi itu. Isu suap itu jelas menggegerkan. Sejak resmi terbentuk pada 13 Agustus 2003, Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga yang berwibawa dan disegani. Jauh dari ingar-bingar isu suap dan makelar perkara. Bahkan, publik mencatat Mahkamah Konstitusi telah membuat sejarah dengan membuka rekaman percakapan berkaitan dengan adanya dugaan maa perkara yang melibatkan Anggodo. Bila Mahkamah Konstitusi ternyata juga dikotori suap dan mafia perkara, lembaga mana lagi yang dapat diperca- ya rakyat? Bukan rahasia, kepercayaan publik terhadap kejaksaan, kepolisian, dan pengadilan sudah berada di titik paling rendah. Kita berharap tim investigasi pimpinan Rey dengan anggo- ta Adnan Buyung Nasution, Bambang Widjojanto, Bambang Harymurti, dan Saldi Isra tidak menemukan jejak bukti suap kepada hakim konstitusi. Namun, sejujurnya kita juga gelisah karena hakim konstitusi tidak menetap di langit ketujuh yang tak terjangkau oleh uang. Mereka berpijak di bumi Indonesia, bumi yang paling subur korupsinya di kolong langit. Kita tak perlu memungkiri bahwa budaya suap memang mekar di Tanah Air. Kita tak perlu pula mengingkari bahwa para pejabat hukum gemar memelihara bandar perkara untuk mengisi pundi-pundi mereka. Hakim konstitusi jelas potensial menghadapi godaan suap, terutama dari sengketa pemilu kepala daerah. Di antaranya, menghadapi kawan sendiri yang beperkara. Adalah fakta bahwa peserta pemilu kepala daerah sebagian terbesar calon yang diusung partai politik. Di lain pihak, seba- gian hakim konstitusi juga berasal dari parpol, yang mengadili sengketa yang diajukan partainya. Bahkan, ada hakim konsti- tusi dari parpol yang mengadili sengketa pemilu kepala daerah yang diajukan bekas rekan sesama anggota DPR. Terjadinya konik kepentingan bukan hal yang mustahil. Akan tetapi, untuk sementara ini, sampai terbukti kemudian, marilah kita mencoba percaya bahwa sekalipun hakim konsti- tusi bukan malaikat, mereka tidak akan menjual nurani untuk kepentingan politik ataupun fulus. Sebaliknya, bila suap itu terbukti, hakim konstitusi yang menerima suap itu segera saja dibawa ke muka hukum dan divonis seberat-beratnya karena telah menggadaikan diri atas nama penjaga konstitusi. Bahkan, sebaiknya semua hakim konstitusi yang ada seka- rang mengundurkan diri. Demi tegaknya kebenaran, bila tuduhan suap itu cuma omong kosong, Rey pun seharusnya juga diseret ke muka hu- kum untuk mempertanggungjawabkan kesembronoannya. MEDIAINDONESIA.COM JUJUR BERSUARA SENIN, 8 NOVEMBER 2010 | NO.10849 | TAHUN XLI | 28 HALAMAN PAUSE BERDASARKAN penelitian para ahli dari Satelit Riset Atmosfer NASA (UARS), kendati aktivitas vulkanis hanya berlangsung beberapa hari, sisa material seperti gas dan abu mengendap bertahun-tahun di lapisan atmosfer dan berdampak pada perubahan iklim di bumi. Gas sulfur yang berasal dari letusan gunung api berubah menjadi aerosol sulfat, cairan mikroskopik yang mengandung 75% asam sulfat. Pascaletusan, partikel aerosol itu mengendap di lapisan stratosfer selama tiga atau empat tahun. “Letusan gunung api bisa memicu perubahan iklim semen- tara dan berkontribusi terhadap variabilitas iklim yang sudah ada,” ujar Georgiy Stenchikov, profesor peneliti Departemen Ilmu Lingkungan Hidup Rutgers University. (Earthobservatory. nasa.gov/Mps/X-5) Gunung Api dan Perubahan Iklim TANGIS ANAK PENGUNGSI: Seorang anak menitikkan air mata di pelukan ibunya saat mengungsi di Balai Desa Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, kemarin. Jumlah pengungsi terus meningkat akibat semakin meluasnya dampak letusan Gunung Merapi. DAMPAK LETUSAN MERAPI: Warga memetik jagung dari kebun yang terselimuti abu vulkanis di Dusun Kali Sari, Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, kemarin. EDITORIAL Membongkar Suap Hakim Konstitusi Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi: mediaindonesia.com Kondisi pengungsi mulai stres. Mereka bosan cuma duduk- duduk di tempat penampungan. Ferdinand Bahkan, sebaiknya semua hakim konstitusi yang ada sekarang mengundurkan diri.’’ Merapi masih Simpan Energi Besar MI/RAMDANI MI/RAMDANI REUTERS/STEVE MARCUS Layanan Berlangganan & Customer Service SMS: 08121128899 T: (021) 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Lopez Bidik Gamboa Satu lagi rintangan berhasil dilalui Lopez dalam upayanya menjadi salah satu petinju terbaik di dunia. Olahraga, Hlm 27

Upload: buinhu

Post on 10-Jun-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HINGGA saat ini energi yang tersimpan di Gunung Merapi masih besar. Karena itu, sulit diprediksi sampai kapan Me-rapi berhenti bergolak.

Berdasarkan pengamatan ke marin selama 12 jam, sejak pu kul 00.00 hingga 18.00 WIB, Merapi terus menghamburkan awan panas, baik yang menyu-suri lembah maupun ke atas atau vertikal dengan ketinggian sekitar 6 kilometer.

“Ini berarti energi yang ter-simpan di gunung tersebut ma sih tetap tinggi,” kata Kepa-la Badan Geologi Kementeri-an Energi dan Sumber Daya Mi neral (ESDM) R Sukhyar di Yogyakarta, kemarin.

“Kami tidak dapat mempre-diksi kapan energi tersebut ha bis sehingga Gunung Merapi tidak lagi meletus. Sekarang, kita ikuti dulu saja apa yang

dimaui Merapi,” paparnya.Pos Pengamat Gunung Me-

rapi di Ketep melaporkan awan panas meluncur sejauh 5 kilo-meter mengarah ke Kali Gendol dan Kali Woro. Selain itu, pada pukul 09.00, terjadi banjir lahar skala kecil di Kali Pabelan. Kemudian pukul 09.28 terjadi hujan abu dan pasir, radius 10 km dari puncak Merapi.

Karena itu, Sukhyar menegas-kan Merapi masih sangat ber-bahaya dan ia mewanti-wanti ke pada tim evakuasi untuk eks tra hati-hati karena radius 15 kilometer masih menjadi zona sangat berbahaya. Jarak aman, katanya, masih tetap 20 kilometer dari puncak.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa setelah erupsi pada 4 November lalu kawah di pun-cak Merapi saat ini berdiameter sekitar 400 meter. Kawah itu

terbuka ke selatan mengarah ke Kali Gendol.

Tidak seperti biasanya, ke-marin, gemuruh aktivitas gu-nung itu terdengar jelas hingga

ke Kecamatan Semin, wilayah paling utara Kabupaten Gu-nung Kidul, DI Yogyakarta.

“Gemuruh Merapi menjelang salat subuh membuat warga

kha watir dan kemudian mere-ka memukul kentungan tanda bahaya,” kata Kepala Desa Ben dung, Kecamatan Semin, Sukardi. (LD/AU/Ant/X-5)

Biaya MakanPengungsiRp1,5 Miliarper Hari

SETIAP hari dibutuhkan dana sekitar Rp1 miliar untuk biaya lauk-pauk pengungsi korban letus-

an Gunung Merapi di wilayah Jawa Tengah (Jateng), dengan asumsi setiap kepala mendapat jatah Rp5.000/hari.

Dana tersebut belum terma-suk biaya makan para pengung-si Merapi di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya yang mencapai lebih dari 60 ribu orang.

“Sekarang total pengungsi di Jateng saja (Magelang, Klaten, dan Boyolali) mencapai 224 ri-bu orang. Pemerintah Provinsi Jateng sebetulnya telah menyi-apkan anggaran Rp21 miliar,” ka ta Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, di sela-sela kun-jungannya ke posko pengung-sian di Pendopo Kabupaten Bo yolali, kemarin sore.

Namun, lanjut Bibit, dengan jumlah pengungsi yang terus ber tambah, dikhawatirkan uang sebesar itu kurang. “Apa-lagi kalau bencana Merapi tidak segera selesai,” tambahnya.

Untuk itu, Bibit meminta masyarakat yang tidak ter kena bencana ikut membantu.

Di tempat terpisah, Direktur Pengurangan Risiko Bencana, Badan Nasional Penanggu la-ngan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, membenar-kan jatah Rp5.000 per orang per hari. Dengan begitu, dibutuh-kan total Rp1,5 miliar per hari.

Dengan jumlah itu, Sutopo memastikan daerah tidak bakal sanggup menanggung dana logistik pengungsi. ‘‘Sebetul-nya dana cadangan untuk pe-nanggulangan bencana yang dimiliki pemerintah melimpah, yakni Rp3,8 triliun,’’ katanya.

Sayangnya, lanjut Sutopo, hingga kini belum ada satu pun kabupaten/kota yang menam-pung pengungsi, mengajukan permohonan bantuan dana on call (dana darurat) ke BNPB.

Untuk itu, BNPB berharap agar daerah segera mengaju-kan biaya bagi pengungsi ke

BNPB. Prosedurnya mudah, bu pati cukup mengirimkan su rat pernyataan darurat.

Mulai stresHingga kemarin jumlah peng-

ungsi bencana Merapi terus ber tambah di sejumlah titik pe nampungan. Menurut data BNPB, total peng ungsi berjum-lah 289.613 orang dengan kor-ban tewas 135 orang.

Kondisi para pengungsi, se-lain menderita penyakit perna-pasan dan diare, juga terlihat mu lai stres, bahkan depresi. Hal itu dialami banyak peng-ungsi di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

Joyo Su kar di, 75, warga Desa Wukirsa ri, Kecamatan Cang-kringan, ti ba-tiba berteriak-te riak. Ia de presi dan minta di kembalikan ke rumahnya. Tim medis pun langsung meng-evakuasinya ke RS Sardjito.

Sujarwo, 42, juga warga De sa Wukirsari, mengaku ti-dak betah di pengungsian ka-rena tidak bekerja, bukan soal kekurangan makanan.

“Tetapi mau pulang juga ta-kut. Saya bingung dan bosan pokoknya,” ujarnya. Hal yang sama juga dialami Pardi, 51, warga Desa Kepuharjo.

Kondisi mulai banyaknya pengungsi yang stres diakui dr Diding HP dari RS Lapangan Dr Moewardi, di posko peng-ungsian Balai Desa Ngestiharjo, Kota Boyolali.

Menurutnya, pengungsi yang terserang dia re, pusing, dan pegal linu merupakan indikasi mereka mulai terserang stres.

Para pengungsi di kawasan kampus Universitas Kristen Du ta Wacana Yogya karta mem-butuhkan peralatan kebersihan, makanan, dan popok bayi.

Sementara itu, Dandim 0724 Boyolali, Letkol Soekoso Wah-yu di, mengatakan sampai saat ini evakuasi penduduk di le-reng Gunung Merapi masih te rus dilakukan sampai tidak ada lagi penduduk di kawasan itu. (Tim/X-8)

[email protected]

ISU suap mengguncang Mahkamah Konstitusi. Peniupnya bu kan politikus yang gemar omong kosong, melainkan sosok yang karib dengan lingkungan Mahkamah Konstitusi. Dialah Refl y Harun.

Refl y yang mendalami hukum tata negara pernah menjadi staf ahli di Mahkamah Konstitusi. Melalui kolom yang ditulis-nya di sebuah harian Ibu Kota, Refl y mengatakan mengetahui dengan mata kepala sendiri uang dolar AS senilai Rp1 miliar yang kata pemiliknya akan diserahkan ke salah satu hakim Mahkamah Konstitusi.

Tulisan itu tentu membuat publik bertanya-tanya, siapakah dari sembilan hakim konstitusi itu yang telah menjual hati nu raninya, yang telah menerima suap?

Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD segera bereaksi. Dia bergegas meminta Refl y membuktikan pernyataannya. Refl y pun ditunjuk memimpin sebuah tim investigasi untuk membongkar dugaan suap hakim konstitusi itu.

Isu suap itu jelas menggegerkan. Sejak resmi terbentuk pada 13 Agustus 2003, Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga yang berwibawa dan disegani. Jauh dari ingar-bingar isu suap dan makelar perkara. Bahkan, publik mencatat Mahkamah Konstitusi telah membuat sejarah dengan membuka rekaman percakapan berkaitan dengan adanya dugaan mafi a perkara yang melibatkan Anggodo.

Bila Mahkamah Konstitusi ternyata juga dikotori suap dan mafia perkara, lembaga ma na lagi yang dapat diperca-ya rakyat? Bukan rahasia, ke percayaan publik terhadap kejaksaan, kepolisian, dan pengadilan sudah berada di ti tik paling rendah.

Kita berharap tim investigasi pimpinan Refl y dengan anggo-ta Adnan Buyung Nasution, Bambang Widjojanto, Bambang Harymurti, dan Saldi Isra tidak menemukan jejak bukti suap kepada hakim konstitusi.

Namun, sejujurnya kita juga gelisah karena hakim konstitusi tidak menetap di langit ketujuh yang tak terjangkau oleh uang. Mereka berpijak di bumi Indonesia, bumi yang paling subur korupsinya di kolong langit.

Kita tak perlu memungkiri bahwa budaya suap memang me kar di Tanah Air. Kita tak perlu pula mengingkari bahwa pa ra pejabat hukum gemar memelihara bandar perkara untuk mengisi pundi-pundi mereka.

Hakim konstitusi jelas potensial menghadapi godaan suap, terutama dari sengketa pemilu kepala daerah. Di antaranya, menghadapi kawan sendiri yang beperkara.

Adalah fakta bahwa peserta pemilu kepala daerah sebagian terbesar calon yang diusung partai politik. Di lain pihak, seba-gian hakim konstitusi juga berasal dari parpol, yang mengadili sengketa yang diajukan partainya. Bahkan, ada hakim konsti-tusi dari parpol yang mengadili sengketa pemilu kepala daerah yang diajukan bekas rekan sesama anggota DPR.

Terjadinya konfl ik kepentingan bukan hal yang mustahil. Akan tetapi, untuk sementara ini, sampai terbukti kemudian, marilah kita mencoba percaya bahwa sekalipun hakim konsti-tusi bukan malaikat, mereka tidak akan menjual nurani untuk kepentingan politik ataupun fulus.

Sebaliknya, bila suap itu terbukti, hakim konstitusi yang menerima suap itu segera saja dibawa ke muka hukum dan di vonis seberat-beratnya karena telah menggadaikan diri atas nama penjaga konstitusi.

Bahkan, sebaiknya semua hakim konstitusi yang ada seka-rang mengundurkan diri.

Demi tegaknya kebenaran, bila tuduhan suap itu cuma omong kosong, Refl y pun seharusnya juga diseret ke muka hu-kum untuk mempertanggungjawabkan kesembronoannya.

M E D I A I N D O N E S I A . C O M JUJUR BERSUARA SENIN, 8 NOVEMBER 2010 | NO.10849 | TAHUN XLI | 28 HALAMAN

PAUSE

BERDASARKAN penelitian para ahli dari Satelit Riset Atmosfer NASA (UARS), kendati aktivitas vulkanis hanya berlangsung beberapa hari, sisa material seperti gas dan abu mengendap bertahun-tahun di lapisan atmosfer dan berdampak pada perubahan iklim di bumi.

Gas sulfur yang berasal dari letusan gunung api berubah menjadi aerosol sulfat, cairan mikroskopik yang mengandung 75% asam sulfat. Pascaletusan, partikel aerosol itu mengendap di lapisan stratosfer selama tiga atau empat tahun.

“Letusan gunung api bisa memicu perubahan iklim semen-tara dan berkontribusi terhadap variabilitas iklim yang sudah ada,” ujar Georgiy Stenchikov, profesor peneliti Departemen Ilmu Lingkungan Hidup Rutgers University. (Earthobservatory.nasa.gov/Mps/X-5)

Gunung Api danPerubahan Iklim

TANGIS ANAK PENGUNGSI: Seorang anak menitikkan air mata di pelukan ibunya saat mengungsi di Balai Desa Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, kemarin. Jumlah pengungsi terus meningkat akibat semakin meluasnya dampak letusan Gunung Merapi.

DAMPAK LETUSAN MERAPI: Warga memetik jagung dari kebun yang terselimuti abu vulkanis di Dusun Kali Sari, Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, kemarin.

EDITORIAL

Membongkar SuapHakim Konstitusi

Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi:mediaindonesia.com

Kondisi pengungsi mulai stres. Mereka bosan cuma duduk-duduk di tempat penampungan.

Ferdinand

Bahkan, sebaiknya semua hakim konstitusi yang ada sekarang mengundurkan diri.’’

Merapi masih Simpan Energi Besar

MI/RAMDANI

MI/RAMDANI

REUTERS/STEVE MARCUS

Layanan Berlangganan & Customer Service

SMS: 08121128899T: (021) 5821303

No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa + ongkos kirim)

Lopez Bidik GamboaSatu lagi rintangan berhasil dilalui Lopez dalam upayanya menjadi salah satu petinju terbaik di dunia.Olahraga,

Hlm 27