rosdianah dewi 103070029019 -...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI
DENGAN KECEMASAN MENGHAD.API MASA
PENSIUN
(Penelitian Pada Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Psikologi
Oleh
ROSDIANAH DEWI 103070029019
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA. 1428 H / 2007 M
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN
KECEMASAN MENGHADAPI MASA PENSIUN
(Penelitian Pada Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Kesarjanaan Psikologi
Ora. Ne NIP.15
Oleh
ROSDIANAH DEWI NIM.103070029019
Di bawah Bimbingan,
Liany Luzvinda._M""Si
FAKUL TAS PS!l•COLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF H!DA YATULLAH
JAKARTA
2007
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI •.
OENGAN KECEMASAN MENGHAOAPI MASA PENSIUN (Penelitian pada
Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) telah diujikan dalam sidang
munaqasah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggai 14 Agustus 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi.
Jakarta, 14 Agustus 2007
Sidang Munaqasah
M.Si
Penguji~-
Nemmg Tati Sumiati, M.Si. Psi NIP. 150 300 679
Pembim ~ng I
Ora. Nett Hartati M.Si NIP. 150 ~5 938
Sekretaris Merangkap Anggota
ah M.Si
Pen 1wji 11
/ Ora. Ne M.Si NIP. 1S
Pembimbing II
~ ~ Luzvinda, M. Si
MOTTO
Where it was dark, now there is Eght Where there was pain, now there 'sjoy
Where there was wea{ness, I found my strength. ..
Let the rain come aown, and wash away my tears Let it jil{ my soul ana drown my fears Let it shatter the wa{{s, for a new sun
.Jl new day has come
( CeEine C])ion)
<You don't {now what you get ti{{ it's gone (dee)
Sk,ripsi ini k,uaedifi.Ji/i_sln teruntuk,
:Mama, papak,u tersayang
serta k§aua sauaark.,u :M6a' Ofip aan !wan
(A) Fakultas Psikologi (B) July 2007 (C) Rosdianah Dewi
ABSTRAK
(D) Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Denegan Kecemasan Meghadapi Pensiun
(E) xiii + 75 halaman (F) Penelitian ini berawal dari pemikiran bahwa memasuki masa pensiun
bukan merupakan hal yang mudah dan sering kali menimbulkan masalah psikologis bagi yang menjalaninya. pensiun selalu menyangkut perubahan peran, nilai dan pola-pola hidup individu secara menyeluruh. Bagi individu yang belum siap menghadapi masa pensiun, dan tidak memiliki kecerdasan emosi yan~1 cukup baik, akan menganggap bahwa pensiun merupakan suatu periode kepahitan, kegetiran dan sesuatu yang mengancam, karena terpaksa harus kehilangan hal-hal yang pernah menjadi miliknya, misalnya pekerjaan, jabatan, ataupun rekan sekerja.
Penelitian ini ingin menjawab : Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi masa pensiun?
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional. Jumlah seluruh pegawai administratif UIN jakarta adalah sebanyak dalam penelitian ini adalah 377 orang. Dari jumlah tersebut dipilih 34 orang responden sebagai sampel penelitian dengan menggunakan purposive sampling. lnstrumen pengumpulan data adalah Skala model Liker!. Bentuk pengolahan dan analisa data untu k analisa statistika peneliti menggunakan program SPSS 12.0, pada uji validitas menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson dan untuk menguji reliabilitas instrument dengan Alpha Cronbach. Dan untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan Product Moment. Jumlah Item yang valid untuk skala kecerdasan emosi 35 item dan 17 item yang tidak valid. Reliabilitas skala kecerdasan emosi adalah 0,931. Sedangkan item yang valid pada skala kecemasan menghadapi masa pensiun terdapat 25 item yang valid dan 15 item yang tidak valid. Reliabilitas skala kecemasan menghadapi masa pensiun adalah 0.88
Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson terhadap hipotesis yang diajukan, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengankecemasan menghadapi masa pensiun. Yang berarti seorang seorang pegawai yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi maka l<etika ia memasuki masa pensiun ia memilki tingkat kecemasan yang rendah, sebaliknya seorang pegawai yang memilki kecerdasan emosi yang rendah maka ketika memasuki masa pensiun ia memiliki tingkat kecemasan yang tinggi.
Diharapkan setiap pegawai negeri sipil terus memupuk dan meningkat kecerdasan emosi yang telah mereka miliki. Untuk instansi yang bersangkutan, sebaiknya mengadakan pembekalan yang dikhususkan bagi para pegawai yang akan memasuki masa pensiun sehingga calon pensiunan tersebut benar-benar memiliki persiapan yang matang untuk menghadapi masa pensiun.
(G) Bahan Bacaan 26 buku bacaan, 1 skripsi, 1 tesis , 2 kamus dan 2 website (1966-2006)
KAT A PENGANT AR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah Hirrabilallarnin, segala puji bagi Allah penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan seizin-Nya lah skiripsi ini
dapat terselesaikan. Shalawat serta salarn senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang selalu menjadi tauladan bagi
SElluruh pengikutnya sampai akhir zaman.
Perjalanan penulis dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi ini dihiasi oleh
segala kekurangan, kelemahan dan juga di warnai oleh berbagai
tantangan dan cobaan. Alhamdulillah atas bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.Sudah
sepantasnya penulis mengucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Mama dan papaku tersayang yang selalu siap membantu dan
mendukung penulis dalam berbagai hal dan juga tidak pernah lelah
membimbing penulis. Untuk kedua saudaraku mba' Olip & lwan yang telah
menjadi saudara sekaligus sahabat yang hebat.
2. lbu Ora. Netty Hartati, M. Si, dekan Fakultas Psikologi dan sekaligus
pembimbing I penulis, yang telah berkenan meluangkan waktu dan
pi!<irannya. Serta dengan sabar membimbing dan selalu memberikan
masukkan yang sangat berarti bagi penulis
3. lbu Liany Luzvinda, M. Si, selaku pembimbing 11, yang clengan sabar
memberikan petunjukan dan arahan serta motivasi dalam rnenyelesaikan
skripsi ini.
4. lbu Ora. Zahrotun Nihayah, M. Si Pudek I dan bapak Prof. DR.
Hamdan Yasun, M.Si selaku dosen Pembimbing akademik, serta seluruh
dosen pengajar yang telah membimbig penulis dan memberikan ilmunya
mulai dari awal perkuliahan hingga selasaikannya skripsi ini.
5. Seluruh petugas akademik dan petugas perpustakaan, yang dengan
ikhlas selalu membantu dan melayani penulis.
6. Bapak Sadeli kepala bagian Kepegawaian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, serta seluruh pegawai Administratif Syarif Hidayatullah jakarta
terimakasih telah memberikan izin dan bersedia menjadi responden.
Terimakasih atas kerja samanya.
7. Bapak Asep Haerul Gani dan teman-teman di "Pesantren Hipnoterapi"
termakasih atas motivasinya dan ilmunya.
8. Seluruh teman-teman psikologi angkatan '03, especially untuk kelas A,
terima kasih atas persahabatan dan semua keceriaan yang sudah kita
jalani selama ini.
9. Vivi, lta, Maya, Sekar, Leni, Fira, Alq, Cinday, terimakasih atas
persahabatan, dukungan dan motivasinya selama ini. Jadikanlah semua
cerita yang telah kita ukir menjadi kisah klasik untuk masa depan. Untuk
Resti terimakasih telah menjadi pendengar dan tempat bercerita yang
baik bagi penulis.
10. Raiep terimakasih untuk pinjaman literaturnya. Untuk Ayi dan mas UQ
terima kasih telah menjadi editor bagi penulis.
11. Seluruh satria ESQ 165 tetap GO ....... FIGHT ......... \/\/IN ..... .
12. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Terimakasih atas bantuannya, Semoga Allah memberikan ganjaran yang
berlipat ganda.
Ciputat, Agustus 2007
Penulis
Daftar lsi
Halaman Judul... ... . .. ... ... ... . . .. i
Halaman Pengesahan .................................................................................. .ii
Motto dan persembahan ............................................................................... iv
Abstrak... ... ... ... ... ... . . ... ... ... . . ... ... ... ... ... . . ............................. v
Kata pengantar ............................................................................. vii
Daftar isi. .....
Daftar Table ..
Daftar Gambar ...
..... ix
. ... xii
. .xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................. 1-12
1.1 Latar Belakang Permasalahan .......................................... ... 1
1.2 ldentifiksi Masalah... . .... 8
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah... ..8
1.3.1 Pembatasan masalah... . .... 8
1.3.2 Rumusan Masalah... . .. 9
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 1 O
1.5 Sistematika Penulisan.. . ....... 11
BAB 2 KAJIAN TEORl.. ....................................................................... 13-38
2.1 Pengertian Emosi. ................................................................. 13
2.2 Pengertian Kecerdasan Emosi. .......................................... 14
2.2.1 Ciri-ciri Kecerdasan Emosi...... . ........... 19
2.3 Kecemasan .. . ... 23
2.3.1 Pengertian Kecemasan ...................................................... 23
2.3.2 Macam-macam kecemasan... . ...................... 25
2.3.3 Gejala-gejala Kecemasan .................................................. 27
2.3.3 Gejala-gejala Kecemasan .................................................. 27
2.3.4 Strategi menanggulangi kecemasan ................................. 29
2.4 Pensiun .................................................................................. 32
2.4.1 Pengertian Pensiun ............................................................ 32
2.4.2 Jenis-Jenis Pensiun ........................................................... 33
2.5 Kerangka Berpikir ....................................................................... 35
2.6 Hipotesa Penelitian .................................................................... 38
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 39-50
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 39
3.1.1 Pendekatan dan metode penelitian ................................... 39
3.1.2 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel. ................. .40
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. .41
3.2.1 Populasi penelitian ............................................................ .41
3.2.2 Sampel penelitian ............................................................ .42
3.2.3 Metode pengambilan sampel. ........................................... .43
3.3 lnstrumen Penelitian ............................................................. .43
3.4 Teknik Uji lnstrumen ............................................................. .47
3.5 Prosedur Penelitian ............................................................... 50
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA ....................................... 54-71
4.1.Gambaran Um um Responden ................................................... 55
4.1.1 Gambaran Umum Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 55
4.1.2 Gambaran Umum Berdasarkan Usia ................................. 56
4.1.3 Gambaran Umum Berdasarkan
golongan jabatan ........................................................................ 57
4.2. Uji Jnstrumen Penelitian ................................................... 57
4.2.1 Hasil Uji Validitas kecerdasan emosi ................................. 58
4.2.2 Hasil Uji Validitas Kecemasan
menghadapi masa pensiun ........................................ 54
4.2.3. Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosi dan
Kecemasan Menghadapi masa Pensiun ....................... 59
4.3. Uji Persyaratan .......................................................................... 61
4.3.1 Uji Normalitas ..................................................................... 63
4.3.2. Uji homogenitas ................................................................ 66
4.4 Hasil penelitian ................................................................ 67
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI dan SARAN ...................................... 71-76
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 71
5.2 Diskusi. ....................................................................................... 72
5.3 Saran .......................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
Taoel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
DAFT AR T ABEL
Blue Print Skala try out Kecerdasan Emosi. ........................ .45
Babat Skar Skala ....................................................... .45
Blue Print Skala try out
Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun .............................. .46
Babat Skar Skala .................................................................. .47
Kategori sampel berdasarkan jenis kelamin .......................... 54
Kategori sampel berdasarkan Usia ....................................... 55
Kategori sampel berdasarkan Golongan jabatan .................. 56
Blue Print Skala try out Kecerdasan Emosi. .......................... 57
Blue Print Penelitian Skala Kecerdasan Emosi.. ................... 58
Blue Print Skala try out
Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun ............................... 59
Blue Print Penelitian Skala
Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun ............................. 60
Tabel 4.8 Norma Reliabilitas ................................................................. 62
Tabel 4.9 Tabel hasil penghitungan
Uji Korelasi Pearson Product Moment .......................... ... 67
Tabel 4.9 Tabel perbedaan kecemasan menghadapi
masa pensiun berdasarkan jenis kelamin ............................. 68
Tabel 4.10 Tabel perbedaan kecemasan menghadapi masa pensiun
berdasarkan golongan jabatan .............................................. 69
DAFT AR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................. 37
Gambar 4.1 Q-Q Plot Skala Kecerdasan Emosi.. ..................................... 63
Gambar 4.2 Q-Q Plot Skala
Kecemasan Menghadapi masa pensiun .............................. 64
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Setiap individu pasti mengalami suatu siklus yang biasa d1sebut sebagai
siklus kehidupan. Siklus kehidupan dimulai dari kelahiran, masa kanak-kanak,
remaja, dan dewasa. Pada setiap siklus kehidupan, di dalamnya terdapat
tugas-tugas perkembangan masing-masing.
Disadari atau tidak, seiring dengan berjalannya waktu, usia manusia terus
bertambah. Pertambahan usia membawa individu melaju dari satu periode
kehidupan masuk ke dalam periode kehidupanya selanjutnya dan ditandai
oleh peristiwa-peristiwa yang mencerminkan adanya prose~s transisi dalam
rentan kehidupan.
Tidak jauh berbeda dengan masa pubertas yang merupakan masa transisi
dari masa kanak-kanak ke masa remaja (adolescence) dan masa dewasa,
usia setengah baya juga merupal(an suatu masa transisi. Elagi orang dewasa
dalam usia setengah baya, sebagian ciri-ciri fisik dan perilaku
memperlihatkan ciri-ciri dewasa awal, sementara banyak ciri fisik dan perilaku
lainnya memperlihatkan ciri-ciri baru sebagai orang yang sudah tua. Semua
orang sepanjang masa hidupnya telah melakukan berbagai bentuk
penyesuaian terhadap perubahan fisik dan psikis yang dilaluinya (Mapiarre,
1983).
2
Masa dewasa tengah diawali oleh peristiwa ketika seseorang harus berhenti
dari aktivitas secara formal yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Pada
masa ini, secara alamiah terjadi penurunan fungsi-fungsi fisiologis yang
dipandang dapat menurunkan produktivitas kerja. Kondisi ini menyebabkan
adanya pergantian posisi yang diduduki oleh karyawan yang memasuki batas
usia pensiun dengan karyawan yang lebih muda, untuk mempertahankan
atau meningkatkan produktivitas dari organisasi di mana mereka bekerja.
Pekerjaan itu sendiri di bagi menjadi dua macam. Yang pertama adalah
pekerjaan pada sektor informal dan yang kedua adalah pekerjaan pada
sektor formal. Pekerjaan di sektor informal tidak mempunyai aturan yang
ketat untuk mengikat pekerjanya. Sedang pada sektor formal, terdapat
peraturan yang ketat dan berlaku untuk semua karyawan. :Salah satu contoh
pekerjaan di sektor formal adalah pegawai negeri. Pegawai Negeri adalah
merel<a yang setelah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan yang telah berlaku, diangkat oleh pejabat
yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan n1:lgeri, atau diserahi
tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan
perundang-undangan yang berlaku ( Pedoman Kepegawaian, 2006).
3
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.32 Tahun 1979
tentang Pemberhentiaan Pegawai Negeri Sipil, pasal 28" Pegawai Negeri
Sipil yang diangkat menjadi Pejabat Negara dan dibebaskan tugaskan dari
jabatan organiknya pada saat ia mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun
diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil, dengan mendapat
hak-hak kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku."
Banyak orang mempersepsikan secara negatif dengan menganggap bahwa
pensiun itu merupakan pertanda dirinya sudah tidak berguna dan dibutuhkan
lagi, karena usia tua dan produktivitas makin menurun sehingga tidak
menguntungkan lagi bagi perusahaan atau organisasi tempat mereka
bekerja. Seringkali pemahaman itu tanpa sadar mempengaruhi persepsi
seseorang sehingga ia menjadi lebih sensitif dan subyektif terhadap stimulus
yang ditangkap. Kondisi inilah yang membuat orang menjadi sakit-sakitan
saat pensiun tiba
Pensiun juga sering kali diasosiasikan sebagai masa-masa di mana seorang
pegawai akan kehilangan status, prestise dan sumber penghasilan.
Oleh karena itu, banyak pegawai yang akan memasuki masa pensiun
mengalami kecemasan. Kecemasan itu sendiri menurut Atkinson (1993)
adalah sebagai emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai istilah-istilah
seperti kekhawatiran, ketegangan, keprihatinan dan rasa takut yang kadang
kadang dialami dalam tingkat yang berbeda antara individu satu dengan
individu lain. Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak
menyenangkan, sehingga menjelang masanya sebagian orang merasa
cemas karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi kelak.
4
Dalam era modern sekarang ini, pekerjaan memang merupakan faktor
penting yang bisa mendatangkan kepuasan, karena uang, jabatan dan harga
diri. Uang, status, dan reputasi adalah tiga sasaran bagi sebagian orang
selama fase kerja. Sebagian dari pegawai tidak akan berhenti untuk
mencapai setidaknya salah satu dari tiga sasaran ini, walaupun mereka lebih
suka apabila dapat mencapai ketiganya. Oleh karenanya, seringkali para
pensiunan bukannya menikmati masa tua dengan hidup santai, sebaliknya
malah mengalami problem kejiwaan atau fisik, bahkan mungkin post power
syndrome, yaitu semacam kekecewaan terhadap hidup, karena tidak lagi
dihormati dan dipuji-puji seperti ketika masih menjabat.
Banyak hal yang membuat seseorang merasa cemas dalam menghadapi
masa pensiun. Alasan yang paling umum ditemui adalah mereka khawatir
5
memikirkan kelangsungan hidup bagi dirinya sendiri dan keluarganya setelah
pensiun, hal tersebut dikarenakan mata pencarian utama mereka sudah tidak
ada lagi. Hal lain yang bisa menjadi penyebab pegawai negeri ataupun
pegawai lainnya merasa cemas dalam menghadapi masa-masa pensiun
adalah, mereka tidak tahu apa yang akan mereka lakukan untuk mengisi hari
hari mereka, karena selama bertahun-tahun mereka sudah terbiasa dengan
rutinitas bekerja. Oleh karena itu, datangnya masa pensiun bisa juga
diasosiasikan sebagai hilangnya aktivitas utama yang telah ditekuni, yang
akhirnya berperan besar pula bagi timbulnya perasaan cemas menjelang
masa pensiun.
Selain itu banyak individu merasa tidak optimis tentang rnasa depan dirinya.
Seligman (dalam Goleman, 2000), mendefinisikan optimisme dalam
kerangka bagaimana seseorang memandang keberhasilan dan kegagalan
merelca. Optimisme, seperti harapan berarti memiliki pengharapan yang kuat
bahwa secara umum dalam kehidupan akan beres, kendati di timpa
kemunduran dan frustrasi. Dalam situasi seperti ini, kecerdasan emosi
seseorang sangat dibutuhkan. Hal tersebut dikarenakan untuk menghadapi
masalah-masalah kecemasan menggunakan pemikiran rasional tidaklah
cukup. Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat
terungkap dengan tepat, hal ini rnerupakan kecakapan yang sangat
bergantung pada kesadaran diri.
Kecerdasan ernosi (EQ) dan kecerdasan intelektual (IQ) bagaikan dua sisi
rnata uang yang yang tidak dapat dipisahkan. Setiap orang pasti rnernpunyai
kedua sisi rnata uang tersebut. Hal inilah yang sangat rnempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan seseorang dalarn rnenjalani hidupnya. Narnun
setiap orang rnernpunyai tingkat IQ dan EQ yang berbeda-beda. Seseorang
yang rnerniliki IQ yang tinggi belurn tentu dapat rnenjalani kehidupannya
dengan sukses, selarna ia tidak rnernpedulikan kecerdasan ernosi. Hal
tersebut dikarenakan banyak sisi kehidupan yang rnenuntut seseorang
rnenyelesaikan suatu perrnasalahan dengan keterarnpilan ernosi.
Menjelang rnasa pensiun banyak individu yang rnerasakan cernas, seperti
yang ditulis oleh Dr. H. M Surya :
6
Tuan A (51 th) seorang pegawai negeri di suatu instansi, sudah lama rnerasakan kegelisahan dan rasa cernas yang tidak jelas alasannya. Akhir-akhir ini ia sering rnarah-rnarah kepada istrinya rnaupun kepada anak-anak, nafsu rnakan rnenurun, tidak betah di rurnah dan tidak dapat tidur dengan baik. Kalau ditanya apa alasannya, Tuan A tidak dapat menjelaskan secara pasti. Dalarn ernpat tahun lagi Tuan A akan pensiun dan enarn orang anaknya rnasih sekolah pada beberapa sekolah negeri dan swasta. (www.sivalintar.com)
menurut pengamatan yang di Jakukan oleh peneliti baik dari artikel koran,
internet ataupun dalam kehidupan sehari-hari, kejadian yang dialami oleh
tuan A juga banyak dialami oleh pegawai Jainnya yang akan menghadapi
pensiun. Oleh karena itu diperlukan pula kecerdasan dan pengelolaan emosi
yang baik, agar individu yang bersangkutan terhindar dari berbagai emosi
yang tidak menyenangkan. Menurut Goleman (2000). emosi dikatakan
berhasil dikelola apabila : mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan,
dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit
kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya orang yang buruk
kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung
melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang
merugikan dirinya sendiri.
Pengertian kecerdasan emosi itu menurut Goleman ( 2000 ), adalah
kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan dengan
tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang Jain,
serta membina hubungan dengan orang lain. Jelas bila seorang individu
mempunyai kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup lebih bahagia dan sukses
karena percaya diri serta mampu menguasai emosi.
7
Melihat kenyataan - kenyataan tentang kecemasan men9hadapi masa
pensiun dan tentang pentingnya kecerdasan emosi yang telah diuraikan
sebelumnya, peneliti merasa perlu di lakukan penelitian rnengenai "
Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Kecemasan menghadapi Masa
Pensiun"
1.2 ldentifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, terdapat masalah-masalah yang muncul, yaitu
a. Apakah menjelang masa pensiun, Pegawai Negeri meingalami
kecemasan?
b. Apakah ada perbedaan tingkat kecemasan antara pegawai pria dan
wanita menjelang masa pensiun?
c. Bagaimana kecerdasan emosi membantu mengatasi rasa cemas pada
seorang pegawai yang akan pensiun?
d. Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecemasan
menghadapi masa pensiun?
8
9
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1 Pembatasan masalah
Untuk menghindari meluasnya dan lebih terarahnya penelitian mengenai
Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Kecemasan menghadapi Masa
Pensiun,
maka masalah penelitian ini dibatasi sebagai berikut :
a. Kecemasan menjelang masa pensiun adalah emosi yang tidak
menyenangkan yang ditandai dengan kekhawatiran , ketegangan,
keprihatinan, dan rasa takut ketika menjelang masa pensiun.
b. l<ecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengelola,
dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri
sendiri, mengenali emosi orang lain, serta dapat mengatasi masalah
yang sedang dihadapi dengan baik.
c. Pegawai Negeri Sipil adalah Golongan masyarakat yang bekerja dalam
kesatuan organisasi pemerintahan dan memasuki masa pensiun pada
usia 56 tahun.
1.3.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah "Apakah ada
hubungan yang signifikan antara Kecerdasan Emosi dengan Kecemasan
menghadapi masa Pensiun?"
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini ada!ah untuk mengetahui :
" Apakah ada hubungan yang signifikan antara Kecerdasan Emosi dengan
Kecemasan menghadapai Masa Pensiun?"
10
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini turut memberikan sumbangan pada ilmu pengetahuan,
khususnya pada Psikologi Perkembangan dan Psikologi lndustri serta
bidang lain yang dapat digunakan sebagai informasi bagi peneliti
selanjutnya yang berkaitan dengan kecerdasan emosi dan kecemasan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan informasi agar pegawai negeri yang tengah menjalani masa
perniapan pensiun dapat mengetahui dan mengidentifikasi kecemasannya
sejak dini, sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diin~1inkan.
1.5 Sistematika Penulisan
Pada penulisan tugas ini, penulis menggunakan kaidah buku pedoman
penulisan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dengan sistematika sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan
11
Pada bab ini, penulis membaginya kedalam beberapa bagian, yaitu latar
belakang penelitian. ldentifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
serta teknik penulisan.
Bab 2 Kajian Pustaka
Pada bab ini, penulis menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam
penelitian ini. Diantaranya teori tentang kecerdasan emosi, teori tentang
kecemasan, serta teori mengenai pensiun. Selain itu, dalam kajian
pustaka ini juga terdapat kerangka berpikir dan hipotesa.
Bab 3 Metodologi Penelitian
Pada bagian ini penulis juga membagi kedalam beberapa bagian.
Diantaranya adalah jenis penelitian, definisi konseptual dan operasional
variabel. Populasi dan teknik sampling, instrument penelitian, prosedur
penelitian. Dan yang terakhir adalah teknik analisa data.
BAB 4 Presentasi dan Analisa Data
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan hasil penelitian akan
mendiskripsikan hasil penelitian mengenai gambaran umum subjek
penelitian mengenai gambaran umum subjek penelitian dan hasil
penelitian.
BAB 5 Kesimpulan, diskusi dan saran.
12
Pada bagian ini penulis akan memberikan kesimpulan dari penelitian yang
telah penulis lakukan beserta diskusi dan saran.
BAB2
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Emosi
Dalam kamus besar filsafat dan psikologi, emosi diartikan sebagai setiap
keadaan pada seseorang yang disertai dengan warna afektif, kepekaan
seseorang menangkap dan menghayati isi perasaan (Sudarsono, 1993).
Sedangkan menurut JB. Watson (dalam Gunarsa, 1983), emosi merupakan
reaksi yang diberikan oleh organisme dalam situasi yang E~mergency.
Oxford English Dictionary mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan atau
pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang meluap
luap. Daniel Goleman (2000), mengartikan emosi sebagai suatu perasaan
dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Sejumlah teoritikus mengelompokkan emosi ke dalam golongan-golongan
besar. Goleman (2000) mengikuti pemikiran Ekman dan para ahli lainnya
mengolongkan emosi sebagai berikut :
1. Amarah : beringas, mengamuk, membenci, ma rah besar, jengkel,
kesal hati, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan.
2. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, rnengasiahnai diri,
kesepian, ditolak, putus asa.
3. Rasa takut : cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, fobia, panik, dll.
14
4. Kenikmatan : bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhobur,
bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas,
senang.
5. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan kasmaran, rasa
dekat,
6. Terkejut : malu, terkesiap, takjub, terpana.
7. Jengkel : hina, benci, tidak suka, ingin muntah.
8. Malu : rasa bersalah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib.
2.2. Pengertian Kecerdasan Emosi
Apabila emosi dipadukan dengan istilah kecerdasan, makai muncullah istilah
kecerdasan emosi atau kecerdasan emosional. Jstilah kecerdasan emosi
pertama kali diperkenalkan oleh Mayer dan Salovey pada tahun 1990. Hingga
saat ini teori tersebut masih terus berkembang.
Salovey (dalam Goleman, 2000), memberi definisi kecerdasan emosi
sebagai berikut : "Emotional lntelegence refer to set or skill hypotesized to
contribute, to accurate apprpraisal of emotion inse/fand others, and use of
feelings to motivate, plan and achive in one's life."
15
Dari clefinisi di atas, Salovey mengatakan bahwa kecerdasan emosi
merupakan serangkaian keterampilan untuk menilai emosi secara tepat pada
diri sendiri dan orang lain, serta memakai perasaan itu untuk memotivasi,
merencanakan dan mencapai sesuatu dalam kehidupan seseorang.
Menurut Robet K. Cooper dan Ayman (2000), kecerdasan emosi adalah
kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya
dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan
pengaruh yang manusiawi. Sedangkan menurut Goleman (2000), kecerdasan
emosi adalah kemampuan yang mencakup pengendalian cliri, semangat dan
ketekuan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.
Dari pengertian-pengertian yang telall dijelaskan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan 1untuk mengenali,
mengelola, dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi
diri sendiri, mengenali emosi orang lain, serta dapat mengatasi masalah yang
sedang dihadapi dengan baik.
16
Le Doux (dalam Goleman, 2000), menjelaskan bahwa amigdala merupakan
inti kecerdasan emosi. Beberapa reaksi emosional dan ingatan emosional
dapat terbentuk tanpa partisipasi kognisi dan kesengajaan apa pun. Amigdala
mampu menyimpan ingatan dan repetoar khusus, sehinmia kita bertindak
tanpa kita betul-betul menyadari mengapa kita melakukannya.
Pada tahun-tahun belakangan ini muncul metode ilmiah untuk otak emosional
yang menjelasakan betapa banyak hat yang kita lakukan di dorong oleh
emosi, bagaimana kita dapat begitu rasional disatu saat, dan menjadi begitu
tidak rasional pada saat lainnya. Paul Ekman dan Seymour Epstein (dalam
Goleman 2000), menjelaskan macam-macam reaksi emosional, reaksi-reaksi
tersebut adalah :
1. Respons yang cepat tetapi ceroboh.
Pikiran emosional lebih cepat dari pada pikiran rasional. Namun
kecepatan itu mengesampingkan pemikiran hati-hati dan analitis yang
merupakan ciri-ciri khas akal yang berpikir. Hasil samping dari cara
pandang akan segala sesuatu yang sederhana dan sempit yang dapat
sangat mengerikan bagi pikiran rasional. Pola persepsi yang cepat ini
mengorbankan ketepatan demi kecepatan dengan men!~andalkan kesan
kesan pertama, bereaksi dalam terhadap gambaran kasar atau sisi yang
paling menonjol.
2. Pertama adalah perasaan, kedua adalah pemikiran.
Karena pikiran rasional membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk
mendata dan menanggapi dari pada waktu yang dibutuhkan oleh pikiran
emosional, maka "dorongan pertama " dalam suatu situasi emosional
adalah dorongan hati, bukan dorongan kepala. Reaksi emosional gerak
cepat ini lebih menonjol dalam situasi-situasi yang mendesak yang
mendahulukan tindakan penyelamatan diri.
3. Realitas simbolik yang seperti kanak-kanak.
17
Logika pikiran emosional itu bersifat asosiatif, mengangap bahwa unsur
unsur yang melambangkan suatu realitas, atau memicu kenangan
terhadap realitas itu, merupakan hal yang sama dengan realitas tersebut.
Acla banyak segi di mana akal emosional itu mirip perilaku anak-anak.
Salah satu seginya adalah pemikiran kategoris dimana segala sesuatu
menjadi hitam dan putih tidak ada warna kelabu. Cara ini bersikap
menegaskan diri, dengan menekankan atau mengabaikan ingatan atau
fakta yang akan menggoyahkan keyakinan dan memanfaatkan ingatan
serta fakta yang mendukung. Keyakinan akal rasional bersifat sementara,
petunjuk baru dapat menyingkirkan sebuah anggapan dan
menggantikannya dengan anggapan baru, akal tersebut. berpikir menurut
bukti objektif, namun akal emosional menganggap keyakinannya secara
mutlak adalah benar, dan meremehkan setiap bukti yan9 menentangnya.
18
4. Masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang.
Apabila sejumlah ciri suatu peristiwa tampak serupa dengan kenangan
masa lampau yang mengandung muatan emosi, akal emosi
menanggapinya dengan memicu perasaan-perasaan yang berkaitan
dengan peristiwa yang diingat itu. Apabila perasaan itu amat kuat, maka
reaksi yang dipicunya akan tampak nyata. Tetapi apabila kabur atau
tersamar, barangkali kita tidak menyadari sepenuhya reaksi emosional
yag kita rasakan. Apabila penilaian terhadap suatu peristiwa terlalu cepat
dan automatis, individu tidak menyadari bahwa apa yang dahulu memang
seperti itu, sekarang tidak lagi. Pikiran dan reaksi pada masa sekarang
akan diwarnai oleh pikiran dan reaksi dimasa lalu.
5. Realitas yang ditentukan oleh keadaan.
Bekerjanya akal emosi itu untuk sebagian besar ditentukan oleh keadaan,
didiktekan oleh perasan tertentu yang sedang menonjol pada saat
tersebut. Dalam mekanika emosi. Setiap perasaan mempunyai repetoar
pikiran, reaksi bahkan ingatan sendiri-sendiri. Repetoar yang ditentukan
oleh keadaan menjadi paling menonjol dalam momen-momen yang
intensitasnya sangat tinggi. Bagaimana seorang individu berpikir dan
bertlndak sewaktu ia merasa bahagla, akan betul-betul berbeda pada saat
ia perprilaku saat marah atau tertekan.
19
2.2.1 Ciri-ciri Kecerdasan Emosi
Menurut Daniel Goleman (2000) terdapat lima ciri kecerdasan emosi, ciri-ciri
tersebut adalah :
Ciri pertama adalah Kemampuan mengenali emosi diri (self awareness)
artinya mengetahui keadaan dalam diri, hal yang lebih disukai, dan intuisi.
Kompentensi dalam ciri pertama adalah mengenali emosi sendiri, mengetahui
kekuatan dan keterbatasan diri, dan keyakinan akan kemampuan sendiri dan
perasaan positif terhadap diri sendiri. Seseorang yang mampu mengenali
emosinya sendiri adalah bila ia memiliki kepekaan yang tajam atas perasaan
merel<a yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-l<eputusan
secara rnantap. Dalam hal ini misalnya sikap yang diambil dalam menentukan
berbagai pilihan, seperti memilih pekerjaan sampai pemilihan pasangan
hid up.
Ciri kedua adalah Kemampuan mengelola emosi (self regulation), artinya
mengelola keadaan dalam diri dan sumber daya diri sendiri. Kompetensi diciri
kedua ini adalah menahan emosi dan dorongan negatif, m13njaga norma
kejujL1ran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, luwes
terhadap perubahan.Termasuk juga kemarnpuan seseorang untuk
mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya
dapat mempengaruhi perilakunya secara salah. termsuk juga kemampuan
dalam mengatasi ketegangan.
Ciri ketiga adalah, kemampuan memotivasi diri (motivation oneself) adalah
kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk
melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung
adanya unsur harapan, inisiatif dan optimisme yang tinggi, sehingga
seseorang memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas
tertentu. Percaya diri, serta mempunyai dorongan untuk berprestasi.
20
Ciri keempat adalah empathy, yaitu kesadaran akan perasaan, kepentingan,
dan keprihatinan orang lain. Ciri keempat terdiri dari kompetensi kemampuan
mengenali emosi orang lain (understanding others) adalah kemampuan untuk
mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga orang lain akan
merasa senang dan dimengerti perasaannya., menciptakan kesempatan
kesempatan melalui pergaulan dengan berbagai macam orang. Kemampuan
untuk mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain, sehin£1ga orang lain akan
merana senang dan dimengerti perasaannya. Mempunyai kesadaran akan
kebutuhan dan kepentingan orang lain.
21
Ciri kelima adalah kemampuan membina hubungan (interpersonal
relationship) adalah kemampuan memahami orang lain, dan memelihara
hubungan kita dengan orang lain. Disebut juga seni sosial atau kecerdasan
sosial. Kita bisa mengerti apa yang memotivasi orang lain, bagaimana
mereka bekerja, bagaimana kita bisa bekerja bahu memb.ahu dengan orang
lain.
lntinya, kemampuan membina hubungan adalah kemampuan untuk
membedakan dan menanggapi suasana hati, temperamen, motivasi, dan
hasrat orang lain. Termasuk di sini kemampuan kepemimpinan kemampuan
membina hubungan dan mempertahankan persahabatan, kemampuan
menyelesaikan konflik, ketrampilan analisis sosial. Termasuk juga kemahiran
dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki oleh orang lain. Diantaranya
adalah kemampuan persuasi, mendengar dengan terbuka dan memberi
pesan yang jelas, kemampuan menyelesaikan pendapat.
Salovey dan Mayer (dalam Hepi Wahyu Ningsih, 2003) mengatakan bahwa
kecerdasan emosi meliputi empat kemampuan yang tersusun secara herarki,
dimulai dari kemampuan yang memerlukan proses psikolonis yang
sederhana sampai dengan yang kompleks. Mereka telah rnembuat diagram
untuk menjelaskan konsep mereka tersebut.
osi
22
Kemampuan untuk mengelola emosi untuk mencapai pertumbuhan
emosional dan intelektual.
I w ~ w
Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan untuk terbuka untuk lepas untuk untuk pada perasaan dari emosi memonitor mengelola
negatif emosi diri dan emosi diri dan orang lain orang Jain
Kemampuan mengerti dan menganalisis emosi
v 'V w "'
.., Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan memberi nama mengerti mengerti emosi memahami emosi penyebab yang kompleks perpindahan
timbulnya emosi l emosi
""~-K_e_m_a_m,.,.,p_u_a_n_m~e_n_g_g_u_n_a_krr.a~n_e_m_o_s_i_u_n_t_u_k_b_eurrp-ik_ir~--~~~~, o/ o/ o/ .
Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan untuk untuk untuk menggunakan/ memusatkan mengatisipasi mengubah memanfaatkan perhatian keadaan yang mood emosi positif
akan ditemui
Kemampuan mempersepsi menilai dan mengekspresikan emosi I
"' "' "' 'V
Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan mengidentifika mengidentifika mengekspresik membaedakan si emosi si emosi an emosi emosi positif
orang lain secara tepat dan negatif
Empat cabang diagram disusun mulai dari proses psikologis dasar ke proses
psikologi yang lebih tinggi. Level yang paling rendah adalah kemampuan
untul< mempersepsi, menilai dan mengekspresikan emosi. Sedangkan level
yang tertinggi adalah kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan emosi
dan intelektual. Masing-masing cabang mempunyai empat kemampuan.
23
Kemampuan-kemampuan tersebut timbul dari hasil perkembangan. Secara
perkembangan, kemampuan yang timbul lebih dulu adalah kemampuan yang
terletak di sebelah kiri. Kemampuan ini biasanya lebih sederhana dibanding
kemampuan di sebelah kanan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
orang yang tingkat kecerdasan emosi yang tinggi adalah mereka yang
menguasai kemampuan-kemampuan yang membutuhkan proses psikologis
mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.
2.3 Kecemasan
2.3.1 Pengertian Kecemasan
Bila seseorang dihadapkan kepada sesuatu dan hal itu dapat mengancam
dirinya atau setidaknya dapat menimbulkan hal yang tidak menyenangkan
dalam dirinya maka ia dapat dikatakan mengalami kecemasan, bail< dalam
taraf rend ah ataupun taraf tinggi yang sudah dikatakan perilaku kecemasan
yang abnormal.
Hurlock (1997) mendefinisikan kecemasan sebagai emosi yang ditandai oleh
perasaan dan tidak baik yang tidak dapat dihindari oleh seseorang dan
kekhwatiran yang yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang
tidak menyenangkan, tapi sebagian besar sumbernya tidak diketahui.
Menurut Davidoff (1991) mengatakan kecemasan sebagai emosi yang
diantisipasi, termasuk ketegangan dan stress yang menghadang dan oleh
bangkitnya sistem saraf simpatik.
24
Maramis (1998), menyebutkan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan,
rasa tidak aman. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990), adalah,
manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yan terjadi
ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan
pertentangan batin.
Menurut Kaplan, Sadock dan Greb (dalam Fitri dan Julianti, 2005),
kecemasan adalah respons terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan
merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,
pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam
menemukan identitas diri dan arti hidup.
Kecemasan timbul dari konflik di dalam diri seseorang terhadap sesuatu yang
penyebabnya bisa disadari ataupun tidak. Dari beberapa pengertian diatas,
dapat ditarik kesimpulan, bahwa kecemasan adalah suatu keadaan emosi
seseorang. Dalam hal perasaan yang tidak menyenangkan, obyek yang
dihadapi bisa disadari ataupun tidak, dan muncul keadaan yang bersifat
somatik dan psikologis.
25
Dalarn keadaan biasa, sulit membedakan antar kecemasan dan ketakutan.
Menurut Davidoff (1997), kecemasan dan ketakutan dapat dibedakan menjadi
dalam dua dimensi, yaitu:
a. Objek suatu ketakutan biasanya mudah dispefikasi, sedangkan objek
kecemasan biasanya tidak jelas.
b. lntensitas rasa takut itu sendiri sesuai dengan besar kecilnya ancaman.
Sedangkan intensitas kecemasan seringkali jauh lebih besar daripada
obyeknya yang belum begitu jelas.
2.3.2 Macam-macam kecemasan
Freud (dalam Mustafa Fahrni, 1987), berpendapat bahwa kecemasan ada
tiga macam, yaitu :
a. Cemas Objektif
Cemas objektif adalah apabila individu mengatahui bahwa sumber
kecemasan berada di luar dirinya. Misalnya melihat awan gelap di ujung
langit. Awan gelap itu menyebabkan seseorang merasa takut, karena hal
tersebut merupakan pertanda akan terjadi badai.
b. Cemas Penyakit
Freud berpendapat cemas penyakit tampak dalam tiga bentuk pokok :
26
Pertama adalah cemas umum. Cemas ini adalah cemas yang paling
sederhana, karena tidak berhubungan dengan sesuatu hal tertentu. Hal
yang terjadi adalah individu merasakan takut yang samar dan umum serta
tidak menentu. Rasa cemas itu mempengaruhi seluruh dirinya. Yang kedua
adalah cemas penyakit, cemas ini menyangkut pengenalan terhadap obyek
tertentu atau takut akan hal-hal tertentu, misalnya takut pada serangga,
atau takut pada ketinggian. Ketakutan yang seperti ini tidak seimbang
dengan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh benda atau keadaan yang
berhubungan dengan kecemasan tersebut. Yang ketiga adalah cemas
dalam bentuk ancaman, adalah kecemasan yang menyertai gangguan
gangguan dan pen ya kit jiwa. Seseorang merasa cemas karena menyangka
akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, sehingga ia merasa
terancam oleh sesuatu itu.
Menurut Atkinson (1996), ahli psikoanalisa menjelaskan penyebab
kecemasan neurotik dengan memasukkan persepsi diri sendiri sebagai
tidak berdaya dan tidak mampu mengatasi masalah, rasa takut akan
perpisahan atau diabaikan, dan antisipasi penolakan dari orang yang
dicintai. Perasaan tersebut dianggap sebagian besarnya tidak disadari.
27
c. Cemas moral dan dosa
Cemas moral dan rasa dosa kecemasan yang diakibatl<an oleh perasaan
berdosa karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hati nurani
atau keyakinan (Mustafa Fahrni, 1987: 27)
2.3.3 Gejala-gejala Kecemasan
Menurut Mustafa Fahrni (1987), cemas mempunyai penampilan atau gejala
yang bermacam-macam, antara lain :
a. Gejala Jasmaniah (fisiologis) yaitu : ujung-ujung jari kaki dan tangan
dingin, keringat berpicikan, ganguan pencernaan, jantung berdebar cepat,
kepala pusing, hilang nafsu makan dan pernafasan ter9anggu.
b. Gejala kejiwaan, antara lain sangat takut, merasa akan terjadi sesuatu
bahaya aatu penyakit. Tidak mampu memusatkan perhatian, hilang
kepercayaan terhadap orang lain, dan ingin lari dari kehidupan (Mustafa
Fahrni, 1987 :29)
Menurut David Sue (dalam Lalili Nafilah, 2005), individu yang mengalami
kecemasan sering kali tidak mengakui bahwa dirinya cemas, tetapi dari hasil
observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ia mengalami
kecemasan.
28
Kecemasan dapat dimanifestasikan dalam empat hal :
1 ). Secara kognitif (dalam pikiran) : dapat bervariasi dari rasa khawatir yang
ringan sampai rasa panik. lndividu terus-menerus mengkhawatirkan
segala macam masalah yang mungkin terjadi dan sulit sekali
berkonsentrasi atau mengambil keputusan, dan apabila ia mengambil
keputusan, maka akan menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut. lndividu
juga akan mengalami kesulitan tidur (insomnia).
2). Secara motorik (tingkah laku) : seperti gemetar dengan goncangan tubuh
yang berat. lndividu mengalami kesukaran dalam berbicara.
3). Secara somatik (dalam reaksi fisik atau biologis) : dapat berupa ganguan
pernafasan atau ganguan pada organ tubuh seperti jantung berdebar
dEbar, berkerinagat, tekanan darah meninggi dan gangguan pencernaan,
kelelahan badan seperti pingsan.
4). Secara afektif: individu tidak dapat tenang dan mudah tersingung
sehingga memungkinkan ia terkena depresi.
Spielberger (1966) menyebutkan bahwa terdapat lima komponen terjadinya
kecemasan, yaitu :
1. Evaluated situation, adanya situasi yang mengancam secara kognitif
sehingga ancaman tersebut menimbulkan kecemasan.
2. Perseption of situation, individu menganggap bahwa situasi yang
berbahaya, maka reaksi kecemasan akan timbul, kompleksitas respon
dikenal sebagai reaksi kecemasan sesaat yang melibatkan respons
fisiologis seperti denyut jantung dan tekanan darah.
3. Anxiety State reaction, individu menganggap bahwa situasi yang
berbahaya, maka reaksi kecemasan akan timbul
29
4. Cognitif reapprasial follow, individu kemudian menilai kembali situasi yang
mengancam tersebut, untuk individu menggunakan pertahanan diri
(defence mechanism) atau dengan menggunal<an aktivitas kognisi atau
motoril<nya.
5. Coping, individu menemukan jalan keluar dengan men~munal<an defence
mechanism seperti proyeksi atau rasionalisasi.
2.3.4 Strategi Menanggulangi Kecemasan
Kecemasan dan rangsangan fisiologis yang dirasakan oleh individu
menyebabkan ketidal<nyamanan, hal tersebut memotivasi individu melakukan
sesuatu guna menghilangkannya. Setiap individu mengembangkan berbagai
cara untuk mengatasi situasi yang menimbull<an kecemasan tersebut.
Menurut Atkinson (1996), ada dua cara utama untuk menanggulangi
l<ecemasan.
J
30
Cara-cara tersebut adalah :
1. Cara yang menitikberatkan pada masalah. lndividu rnenilai situasi yang
menimbulkan kecemasan dan kemudian melakukan sesuatu untuk
mengubah atau menghindrinya.
2. Cara yang menitik beratkan pada emosi. lndividu berusha mereduksi
perasaan cemas melalui berbagai macam dan tidak secara langsung
menghadapi masalah yang menimbulkan kecemasan tersebut.
Menurut Zakiah darajat (1990). cara yang terbaik untuk menghilangkan
kecemasan adalah dengan cara menghilangkan sebab-sebabnya. Namun
tidak semua orang sanggup mengatasi dengan cara-cara tersebut, dan
mencari jalan lain yang kurang sehat, yaitu berupa usaha-usaha yang tidak
disadari.
Cara-cara tersebut antara lain :
1. Pembelaan, adalah usaha yang dilakukan untuk mencari alasan-alasan
yang masuk akal bagi tindakan yang sesungguhnya tidak masuk akal.
Pembelaan ini tidak dimaksudkan agar tindakan yang tidak masuk akal
tersebut masuk akal, tetapi membelanya sehingga terlihat masuk akal.
31
2. Proyeksi, adalah menimpakan sesuatu yang terasa dalam dirinya kepada
orang lain, terutama tindakan, pikiran tau dorongan-dorongan sehingga
dapat diterima dan kelihatan masuk akal. Misalnya seorang karyawan yang
menghadapi kegagalan pada pekerjanya, namun ia idak mengetahui
kelemahan dan kesalahannya dan mencari kesalahan tersebut pada orang
lain, atau sesuatu di luar dirinya untuk dipersalahkan agar ia dapat
menghindari rasa gelisah pada dirinya.
3. ldentifikasi. Adalah kebalikan dari proyeksi, dimana orang turut merasakan
sebagian dari tindakan atau sukses yang dicapai orang lain. Dengan
identifikasi orang mencapai kepuasan dengan apa yang dicapai oleh orang
lain, walaupun ia sendiri tidak mampu mencapainya.
4. Hilang hubungan (disassosiasi). Disasosiasi dapat dibagi mrenjadi dua
macam, yaitu tindakan terpaksa (compulsive) dan tindal<an pengganti
exessive). Dalam hal pertama individu merasa terdorong atau terpal<sa
melal<ukan sesuatu tindakan, tanpa disadari dengan jelas apa sebabnya.
Dalam hal kedua individu berpikir dan berbicara tentang sesuatu sebagai
ganti dari melal<ul<annya guna menutupi ketidak mampuannya
mengerjakan sesuatu tersebut.
5.Represi, adalah tekanan untuk melupakan ha-hal dan keinginan yang tidal<
disetujui oleh hati nurani. Semacam usaha untuk memelillara diri agar tidak
merasal<an dorongan-doronagn yang tidal< seseuai dengan hatinya. Proses
tersebut terjadi secara tidak disadari. Dalam represi, individu berusaha
mengingkari kenyataan atau faktor-faktor yang menyebabkan ia merasa
berdosa jika keadan tersebut disadarinya.
32
6. Subsitusi, adalah cara pembelaan diri yang paling baik. Subsitusi tersebut
ada dua macam. Pertama adalah sublimasi, yaitu pengungkapan dari
dorongan yang tidak dapat diterima dalam masyarakat clengan cara yang
dapat diterima. Jenis sublimasi yang kedua adalah kompensasi, yaitu
usaha untuk mencapai sukses dalam bidang lain, setelah gagal dalam
suatu bidang.
2.4 Pensiun
2.4.1 Pengertian Pensiun
Secara umum dalam dunia kerja, pensiun adalah berhentinya seseorang dari
pekerjaan formal. Namun demikian pensiun adalah suatu peristiwa yang
menimbulkan konsekuensi tertentu yang akhirnya turut memberikan makna
bagi peristiwa sendiri.
Menurut Schwartz ( dalam Hurlock, 1997), pensiun dapat diartikan akhir pola
hidup atau masa transis ke pola baru, selalu menyangkut p1;;rubahan peran,
perubahan nilai dan keinginan, dan perubahan secara keseluruhan terhadap
pola hidup individu. Hal ini berarti menuntut suatu penyesuaian diri individu
33
yang telah maupun akan pensiun, karena beberapa hal harus diubah sesuai
dengan perkembangan usia. Menurut Turner & Helms (1983), "Retirement
mean the and of the formal work and the beginning of a nerole in life, one that
has its own behavioural expectations and requires are definition of the self'
Pensiun berarti berakhirnya pekerjaan yang formal dan permulaan suatu
peran baru dalam hidup, dimana ia mempunyai harapan tingkah laku
tersendiri dan membutuhkan adanya pendefinisian kembali identitas diri.
2.4.2 Jenis-Jenis Pensiun
Menurut Hurlock (1997), mundurnya seseorang dari dunia kerja dilakukan
dengan dua cara, dimana pada keduanya memilki konskuensi sendiri
berdasarkan latar belakang dan situasi yang dihadapinya, yaitu :
1. Pensiun sukarela (voluntary retirenment)
Pensiun ini dapat terjadi secara reguler ataupun lebih awal. Sering kali
para pekerja mengajukan pensiun suka rela sebelum usia pensiun wajib.
Banyak hal yang melatarbelakangi para pekerja meminta pensiun ini,
diantaranya masalah kesehatan dan keinginan untuk m13lakukan hal lain
dari pada bekerja terus.
2. Wajib pensiun I pensiun karena adanya peraturan (mandatory
retirenment).
34
Pada jenis ini perusahaan atau organisasi telah menetapkan batas usia
pensiun para pekerja yang sudah menginjak usia tersebut wajib pensiun
tanpa mempertimbangkan suka atau tidak. Pensiun jenis ini didasarkan
pada peraturan yang mengikat pegawai, dimana terdapat batas usia
tertentu yang menandakan berakhirnya masa kerja individu secara formal
tanpa memperhatikan apakah individu menghendaki atau tidak.
Sampai saat ini, pensiun masih merupakan masalah yang mempengaruhi
sebagian pekerja. Orang-orang lanjut usia merasa bahwa tunjangan
pensiunnya tidak mencukupi untuk memungkinkan mereka hidup sesuai
dengan rencana dan harapan mereka. Akibatnya mereka rnerasa perlu
mencari pekerjaan guna menambah pendapatan mereka.
Havighurst dalam Hurlock (1997), membagi orang usia lanjut dalam dua
kategori umum atas dasar sikap mereka terhadap pensiun.
Kategori yang pertama disebut pengalihan peran (transformer) mereka yang
mampu dan mau mengubah gaya hidup dengan menguran9i kegiatan
kegiatan berdasarkan pilhan sendiri dengan menciptakan gaya hidup baru
yang menyenangkan diri mereka sendiri. Mereka tidak mengerjakan apa-apa,
kecuali mengembangkan hobi, melakukan perjalanan, ataupun aktif dalam
berbagai pertemuanyang diadakan masyarakat.
35
Kategori yang kedua disebut pemeliharaan peran (mainteners) mereka terus
bekerja dengan melakukan pekerjaan penggal waktu seteiah pensiun. Apa
yang mereka kerjakan merupakan lanjutan dari apa yang mereka lakukan
selama bertahun-tahun sebelumnya.
2.5 Kerangka Berpikir
Menurut Schwartz ( dalam Hurlock, 1997), pensiun dapat diartikan akhir pola
hidup atau masa transisi ke pola baru, selalu menyangkut perubahan peran,
perubahan nilai dan keinginan, dan perubahan secara keseluruhan terhadap
pola hi9up individu. Hal ini berarti menuntut suatu penyesuian diri individu
yang telah maupun akan pensiun, karena beberapa hal harus diubah sesuai
dengan perkembangan usia.
Jika individu tidak merasa siap menghadapi masa pensiun, maka yang terjadi
adalah individu tersebut merasa cemas. Kecemasan adalah, manifestasi dari
berbagai proses emosi yang percampur baur, yang terjadi l<etika orang
sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin.
Zakiah Darajat (1990). Kecemasan tersebut dapat secara langsung dapat
diamati. Namun ada pula individu yang mengelak mengatakan dirinya tidak
cemas dalam menghadapi masa pensiun, tetapi pada kenyataannya ia
memang merasa cemas. Tiap-tiap orang rnemiliki tingkat kecemasan yang
berbeda-beda. Dimulai dari yang paling ringan, seperti rasa khawatir yang
ringan, sampai rasa cemas yang berat seperti depresi.
36
Disinilah kecerdasan emosi berperan ketika kecerdasan intelektual tidak lagi
mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan
emosi lebih menekankan pada kematangan jiwa yang dapat dibentuk dengan
latihan untuk mendapatkan sikap-sikap yang diinginkan, seperti kemampuan
untuk mengatasi masalah, dapat berfikir jernih, dapat bangkit dari kegagalan,
mampu membina hubungan sosial, bersikap jujur, dan dapat mengatasi rasa
cemas yang sedang dihadapinya. Kecerdasan emosi sendiri menurut Robet
K. Cooper dan Ayman (2000), adalah kemampuan merasakan, memahami,
dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber
energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi.
Bagi pegawai yang akan menghadapi masa pensiun, jika ia memiliki
kecerdasan emosi yang baik, maka ia akan mengatasi rasa cemas tersebut.
Hal tersebut dikarenakan salah satu dari ciri kecerdasan emosi dalah self
regulation, artinya mengelola keadaan dalam diri dan sumber daya diri
37
sendiri. Kompetensi diciri kedua ini adalah menahan emosi dan dorongan
negatif, menjaga norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas
kinerja pribadi, luwes terhadap perubahan, dan terbuka te1rhadap ide-ide serta
informasi baru. Namun sebaliknya, apabila seorang pegawai yang akan
memasuki masa pensiun tidak memiliki kecerdasan emosi, maka yang terjadi
adalah ia akan merasa cemas bahkan pegawai tersebut dapat terkena
depresi karena tidak siap menghadapi masa pensiun.
Berikut ini adalah skema kerangka dari berpikir :
Pegawai
• • Kecerdasan emosi Kecerdasan emosi
(tinggi) (rendah)
' . Kecemasan Kecemasan Menghadapi Masa Menghadapi Masa Pensiun (rendah) Pensiun (tin~igi)
2.6 Hipotesa Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti men~1ajukan hipotesis
secara umum dala penelitian ini, sebagai berikut :
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan
kecemasan menghadapi masa pensiun.
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan
kecemasan menghadapi masa pensiun.
38
BAB3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan dan metode penelitian
Jenis pendekatan pada penelitian ini adalah kuantitatif, pendekatan tersebut
digunakan karena dalam penelitian ini lebih menekankan pada data yang
dapat dihitung, untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. Asumsi
dari penelitian kuantitatif adalah bahwa fakta-fakta dari obyek penelitian
memilki realitas dan variabel-variabel dapat diidentifikasikan, serta
hubungannya dapat diukur. Sedangkan metode yang dipakai adalah metode
deskriptif yaitu serangkaian tehnik yang meliputi tehnik pengumpulan data,
penyajian, dan peringkasan data (Bambang Kustianto, 1994). Jadi penelitian
ini menggunakan pendekatan statistik deskriptif dengan jenis penelitian
korelasional
Penelitian korelasional adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan
tingkat hubungan antara variabel-variabel yang berbeda dalam suatu
populasi. Pengukuran dengan korelasi ini digunakan untuk menentukan
besamya arah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain (Sevilla,
1993)
3.1.2 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1 . Definisi konseptual variabel
40
Kecerdasan emosi adalah kemampuan yang mencakup pengendalian diri,
semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.
Goleman (2000).
Kecemasan sebagai emosi yang diantisipasi, termasuk ketegangan dan
stress yang menghadang dan oleh bangkitnya sistem saraf simpatik.
Davidoff (1991 ).
2. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian dapat ditentukan variabel bebas adalah kecerdasan
emosil, sedangkan variabel terikatnya adalah kecemasan menghadapi
pensiun. Definisi operasional dalam variabel penelitian ini adalah ;
Kecerdasan emosi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang
didapat dari pengukuran terhadap Kemampuan mengenali emosi diri,
kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri, kemampuan
mengenali emosi orang lain dan kemampuan membina hubungan.
41
Kecemasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang didapat
dari skala kecemasan menghadapi kecemasan. lndikator yang digunakan
dalam skala kecemasan menghadapi masa pensiun dalam penelitian ini
didasarkan pada pendapat pengukuran David Sue terhadap empat
komponen kecemasan , yaitu kognitif, rnotorik somatik dan afektif. Maka
keempat komponen tersebut yang dijadikan indikator kecemasan
menghadapi pensiun.
3.2 Populasi dan Sample
3.2.1 Populasi Penelitian
Dalam metode penelitian kata populasi amat popular digunakan untuk
menyebut serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran
penelitian. Oleh karena itu, kata populasi merupakan l<eseluruhan(universum)
dari objek penelitian yang dapat dapat berupa manusia, hewan, tumbuh
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya.
Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin,
2006).
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah para pegawai i\dministratif
Universitas Islam Negeri Jakarta. Karena peneliti ingin mengetahui atau
memperoleh gambaran hubungan antara variabel kecerdasan emosi dengan
42
kecemasan menghadapi masa pensiun, maka sample yang diambil adalah
para pegawai yang berusia 50-55 tahun, dengan jumlah sampel sebanyak 34
pegawai.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi. Pada umumnya kita tidak bisa
mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari populasi karena
jumlahnya terlalu banyak. Apa yang kita biasa lakukan adalah mengambil
beberapa representatif dari suatu populasi kemudian diteliti. Representatif
dari populasi ini yang dimaksud dengan sampel (Kountur, 2005).
Maka sampel penelitian yang diambil adalah sebanyak 34 orang pegawai
administartif UIN yang berusia 50-55 tahun. Hal tersebut ju9a sesuai dengan
teori Gay seperti yang dikutip Sevilla (1993) subjek dalam penelitian
korelasional minimum tiga puluh subjek. Sementara pada try out peneliti
menggunakan 45 sampel dari pegawai Departemen Agama Jakarta Selatan
dan L\TBANG Departemen Agama Taman Mini. Hal ini dikarenakan sampel
memiliki karakteristik yang hampir sama dengan pegawai administratif UIN,
yaitu sama-sama pegawai Negeri Sipil pada Departemen A9ama dan berusia
50-55 tahun.
43
3.2.3 Metode Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive
sampling, yaitu semua anggota atau subyek penelitian tidak memiliki peluang
yang sama untuk dipilih sebagai sarnpel. Beberapa bagian tertentu dalam
semua kelompok secara sengaja tidak dimasukan dalam pemilihan untuk
mewakili sub kelompok. Teknik ini dipergunakan untuk mencapai tujuan
tujuan tertentu.
Pengambilan sampel purposif digunakan karena peneliti memilih sampel
berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya,adapun
karakteristik dari sampel pada penelitian ini adalah :
Pegawai Administratif Universitas Islam Negeri Jakarta.
Berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Berusia 50-55 tahun.
3.3 lnstrumen Penelitian
Pada penelitian ini digunakan instrument penelitian berupa: (1) skala
kecerdasan emosional, dan (2) Skala kecemasan mengahadapi masa
pensilm. Dalam hal ini skala yang digunakan adalah skala model Likert atau
dikenal juga dengan The Met.hod of Sumamated Rating (dalam Azwar, 2005),
skala model Likert bersisi penyatan yang sistematis untuk menunjukkan sikap
terhadap setiap penyataan yang ada (Bambang Prasetyo & Jannah L. m,
2005).
44
lnstrumen penelitian terdiri dari dua skala, yaitu skala kecerdasan emosi dan
skala kecemasan menghadapi masa pensiun.
1. Skala Kecerdasan Emosi
Peneliti akan membuat pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
kecerdasan emosi, Skala kecerdasan Emosi disusun berdasekan teori
Goleman (2000), yang terdiri dari ciri-ciri kecerdasan emosi yaitu:
Kemampuan mengenali emosi diri, kemampuan mengelola emosi,
kemampuan memotivasi diri, kemampuan mengeilali emosi orang lain dan
kemampuan membina hubungan.
Di dalam pernyataan-pernyataan tersebut terdapat dua jenis pernyataan,
yaitu pernyataan favourabel dan unfavorable. Di dalam dua jenis pernyataan
tersebut diberi skala model Likert. Dimana subjek ditanya apakah mereka
sangat setuju, setuju, tidak setuju, sampai dengan sangat tidal<. Adapun
jumlah item sebelum diujicobakan sebanyak 52 item.
45
Berikut penjelasan dalam tabel.
Tabel 3.1
Blue Print Skala TRY OUT Kecerdasan Emosi
N Item Aspek Jumlah
0 Favorable Unfavorable
1 Mengenali emosi diri 1,2,19,46 8, 15, 24, 38 8
2 Mengelola emosi 5, 10,9, 17, 4, 6, 7, 11, 16, 12
20,26 25
3 Memotivasi diri 12, 33, 39, 44, 13, 18,21,27, 10
47 28
4 Mengenali emosi 14,29,30,40, 22, 23, 31, 50, 12
orang Jain 42,43 51, 52 --
5 fv1embina hubungan 3, 34, 35, 36, 10 41, 32, 45, 48,
37 49
Jumlah 26 26 52
Cara :o;koring dari skala Kecerdasan Emosi ini adalah seba!~ai berikut :
Tabel 3.2 : Bobot Skor Skala
Jawaban Favorable Unfavorable --
SS (Sangat Setuju) 4 1 -- -
S (Setuju) 3 2 -
TS (Tidak Setuju) 2 3
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4
46
2. Skala kecemasan
. Dalam skala kecemasan, peneliti akan membuat pernyataan-pernyataan
yang berkaitan dengan kecemasan. Skala ini berdasarkan dalam teori David
Sue yang mengemukakan bahwa kecemasan dapat dimanifestasikan dalam
empat hal, yaitu secara kognitif, motorik afektif dan somatil<. Keempat hal
tersebut dihubungkan dengan hal-hal yang berkaitan den9an kecemasan
menghadapi pensiun. Skala yang digunakan sama seperti pada skala ·
kecerdasan emosional, yaitu model skala Liker!. Adapun jumlah item yang
terdapat pada skala ini sebanyak 40 item sebelum diujicobakan.
Berikut penjelasan dalam label.
Tabel 3.3
Blue Print Skala TRY OUT Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun
~ ..
Item No Aspek - -- Jumlah
Favorable Unfavorable ·-
l<',ognitif 1 2, 8, 12, 13 1,17,23,33,34 9
Afektif 3, 19, 25, 26, 27 2 4, 9, 14, 15, 16 10
3 Somatik 5, 6, 10, 21
7,20,28,29,30,40 10
4 Motorik 22, 31, 37, 38, 39 11 11, 18, 24, 32, 35, 36
Jumlah 21 19 40
Cara skoring dari skala Kecemasan menghadapi masa pensiun ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.4: Bobet Skor Skala
Jawaban Favorable Unfavorable ..
SS (Sangat Setuju) 4 1
S (Setuju) 3 2
TS (Tidak Setuju) 2 3
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4
3.4 Teknik Uji lnstrumen
bentuk penelitian ini adalah peneltian korelasional yaitu me!lihat hubungan
antara dua variabel, yaitu kecerdasan emosional dengan kecemasan
47
menghadapi masa pensiun. Hubungan antar variabel dinyatakan dalam
bentuk koefisien korelasi. Perhitungan statistik yang digunakan untuk melihat
validitas dan reabilitas skala adalah sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Validitas sebuah tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik
tes itu dapat mengukur (Anastasi dan Urbina,2003) perhitungan ini
dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor setiap item skor total
dengan menggunakan rumus Pearson's Product Moment.
48
Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :
Product Moment Pearson:
Keterangan rumus :
rxy = Koefisien korelasi vaiabel X dengan variabel Y
L:xy = Jumlah hasil perkalian skor X dan skor Y
L:x = Jumlah nilai tiap butir
L:y = Jumlah nilai skor total
N =' Jumlah subjek penelitian
Nilai validitas item yang didapat akan dibandingkan dengan koefisien korelasi
pada r table untuk taraf signifikasi 0,05.
2. Uji Reliabilitas
Perhitungan reabilitas alat dilakukan untuk mengetahui kemantapan,
konsistensi atau kemampuan untuk meramalkan (Kerlin!~er, 1990).
Dalam perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien
Alpha Cronbach, sebagai berikut:
49
Alpha-Cronbach :
Keterangan rumus :
a = Reliabilitas instrument
K = Jumlah belahan tes
Sj 2 = Jumlah varians dari skor item
Sx 2 = Jumlah varians dari skor tes
Adapun klasifikasi reliabilitas adalah :
> 0, 90 = sangat reliable
0,70 - 0,89 =reliable
0,40 - 0,69 = cukup reliable
0,20 - 0, 39 = kurang reliable.
3. Teknik Analisa Data
dalam penelitian deskriptif korelasional besar atau ting~1inya hubungan
antar variabel dinyatakan dengan koefisien korelasi. Di dalam penelitian
deskriptif korelasional menerangkan sejauh mana dua atau lebih variable
berkorelasi (Arikunto, 2000), untuk menganalisa data yang sudah
diperoleh dan mengatahui ada tidaknya korelasi antar dua variabel
penelitian, maka digunakan teknik korelasi product moment Pearson.
Product Moment Pearson:
keterangan :
X = Skor skala kecerdasan emosional
Y = Skor skala kemasan menghadapi masa pensiun
N = Banyaknya subjek
50
Hasil penelitian dihitung dengan menggunakan system komputerisasi SPSS
versi ·12,0. Hasil penelitian akan di interpretasikan dengan menunjuk pada
tabel nilai r, dan mengacu pada kelompok signifikan sebesar 5%. Jika hasil
perhitungan lebih besar dari r table, maka korelasi dianggap tidak signifikan
atau Ho ditolak dan Ha diterima. Namun jika hasil perhitungan lebih kecil dari
r table, korelasi dianggap tidak signifikan atau Ho di terima dan Ha ditola
3.5 Prosedur Penelitan
Dalam penelitian ini peneliti mencoba merencnakan langkah-langkah yang
diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian, yaitu sebagai berikut :
51
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan dimulai dengan perumusan masalah, menentukan variabel
penelitian, melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan
landasan teoritis yang tepat, menentukan, menyusun, dan menyiapl<an alat
ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu skala kecerdasan
emosional dan skala kecemasan menghadapi masa pensiun berupa skala
sikap model Likert.
2. Tahap Uji coba (try out)
a) Skala kecerdasan emosional
Skala ini terdiri dari 52 item yang mewakili 5 indikator ~:ecerdasan emosil.
Kemudian diperoleh hasil bahwa 35 pernyataan valid yang mewakili 5
indikator kecerdasan emosi. Item yang valid adalah nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 16, 17, 18, 20,21,22,23,24, 25,26,28,29, 31, 33, 34, 35,
38,40,41,42, ,43,47, 50, 51, 52,
Kemudian item-item yang valid diuji reabilitasnya menggunakan Alpha
Cronbach dan diperoleh hasil koefisien reliablitas sebesar 0,927 yang berarti
bahwa skala tersebut cukup reliable, sebagaimana dalam Azwar (2005)
semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1.00 berarti semakin tinggi
tingkat reliabilitas dan sebaliknya.
52
b) Skala kecemasan menghadapi masa pensiun
skala ini terdiri dari 40 item yang mewaklili dari 4 indikator terhadap
kecemasan dalam menghadapi masa pensiun. Selanjutn11a skala inidiuji
cobakan dan n diperoleh hasil bahwa 25 pernyataan valid yang mewakili 4
indikator kecemasan menghadapi masa pensiun. item-item yand valid adalah
item nomor 2, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 26, 27, 30, 31, 33,
35,38, 39,40
Selanjutnya item-item yang valid diuji reabilitasnya menggunakan Alpha
Cronbach dan diperoleh hasil koefisien reliablitas sebesar 0,88 yang berarti
bahwa skala tersebut cukup reliable, sebagaimana dalam Azwar (2005)
senakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1.00 berarti t:>emakin tinggi
tingkat reliabilitas dan sebaliknya.
3.Tahap pengambilan data
Menentukan jumlah sample penelitian, memberikan penjelasan mengenai
tujuan penelitian dan meminta kesediaan pihak kepegawaian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk melakukan penelitian. Melakukan pengumpulan
data dengan memberikan alat ukur yang telah disiapkan kepada subjek
penelitian pada tanggal 4 Juli 2007 di Universitas Islam Ne!~eri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
53
4. Tahap pengolahan data
melakukan skoring setiap hasil instrumen yang telah diisi oleh tiap responden
yang menjadi sample penelitian. Kemudian membuat tabulasi data yang
diperoleh dengan membuat tabel data. Melakukan spenskoran nilai hasil
jawaban responden pada skala kecerdasan emosional dan skala kecemasan
mengahadapi masa pensiun. Melakukan analisa data dengan program SPSS
versi 12.0 untuk menguji hipotesa dan korelasi antar variabel penelitian.
BAB4
PRESENTASI DAN ANALISA DATA
4.1.Gambaran Umum Responden
Adapun pengambilan responden sebagai sampel penelitian adalah
sebanyak 34 orang, pegawai administratif UIN Syarif Hid8lyatullah Jakarta
yang memenuhi karakteristik sampel, yaitu pegawai yang berusia 50-55
tahun dan berstatus sebagai pegawai negeri sipil. Berdasarkan identitas
responden yang didapatkan, maka gambaran umum dari subyek
penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan golongan jabatan. Adalah
sebagai berikut :
4.1.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
BHrdasarkan jenis kelamin, sampel dalam penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Kategori sampel berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 22 64,7%
Perempuan 12 35,3% •..
Total 34 100% ---------~-~-··-----·--·- - ···--------
55
Tabel 4.1 menunjukan bahwa sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin
diperoleh 64,7% sampel pria dan 35,3% sampel wanita.
4.1.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia, sampel dalam penelitian dapat digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Kategori sampel berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
50 9 :::!6,47%
51 4 11,76% --------·-·--·-···-- -- ··-~- --·----- --------------- .. -~---- .. -- ----
52 8 23,53% ··-------- ----- ..
53 3 8,82% --·-- _. __ -- ---
' 54 4 11,76%
·-·---~- ------·---·-------~-- -·- --------------------·-· 55 6 17,65%
I Total 34 100%%
Tabel 4.2 menunjukan bahwa sampel penelitian berdasarkan usia diperoleh
26,47% sample berusia 50 tahun, 11,76% sample berusia !)1 tahun. 23,53%
sample berusia 52 tahun, 8,82% sample berusia 53 tahun, 11,76% sample
berusia 54 tahun, dan 17,65% sample berusia 55 tahun.
Tabel 4.3
Kategori sampel berdasarkan Golongan j.abatan
Golongan Jabatan Frekuensi Persentase (%)
Pembina 10 29,41%
Penata 22 64,70%
Pengatur 2 5,88%
Jumlah 34 100%
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sample penelitian berdasarkan golongan
jabatan diperoleh sample dengan gologan jabatan pembina sebanyak
29.41 %, sample dengan gologan jabatan penata sebanyak 64. 70%, dan
sample dengan gologan jabatan pengatur sebanyak 5.88%
4.2. Uji lnstrumen Penelitian
56
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan ujiinstrumen dengan 92
item dari dua skala yaitu skala kecerdasan emosi 52 item dan skala
kecemasan mengahadapi masa pensiun sebanyak 40 item. Adapun tujuan
dari pelaksanaan Uji instrumen ini dilakukan dengan maksud :
1. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item dikorelasikan
dengan skor total.
2. Mengetahui tingkat realibilitas instrumen yang digunakan untuk
mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.
57
4.2.1 Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosi
Berdasarkan uji instrumen validitas dengan teknik korelasi Product Moment
dari Pearson pada skala kecerdasan emosi, dari 52 item yang diujicobakan
diperoleh 35 item yang valid dan 17 item yang gugur.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4.4
Blue Print Skala TRY OUT Kecerdasan Emosi
N ' Item Aspek Jumlah
0 Favorable Unfavorable ----- f--------------- '\ -------------------------------
1 Mengenali emosi diri 1* ' 2 ' 19, 46 8*, 15, 24*, 8
38* ______ ,_ _____ ---- --·-----
2 Mengelola emosi 5, IO*, 9*, 4*, <>*, 7*, 12
17*,20*,26* 11*,16*,25*
3 Memotivasi diri 12*, 33*, 39, 13, 18*,21*, 10
44,47* 27,28*
4 Mengenali emosi 14, 29*, 30, 22*, 23*, 31*, 12
orang lain 40*, 42*, 43* 50*,51*,52*
5 Membina hubungan 3*, 34*, 35*, 10 41*,32, 45,
36,37 48,49
·-Jumlah 26 26 52 .. item valid
N
0
1
2
3
4
5
-'
Tabel 4.5
Blue Print Penelitian Skala Kecerdasan l:mosi
Item Aspek
Favorable Unfavorablei
Mengenali emosi diri 1 5, 10, 30 4
Mengelola emosi 12,13,17,22, 2,3,4, 14,32,, 11
23 35
--Memotivasi diri 15, 24, 31 28,33,34 6
Mengenali emosi 6, 7, 8, 9 18, 19' 21,22, 10
orang lain 25,26
Membina hubungan I I 16,27.29 4
Jumlah
---~-~--~ -- ·---~-~.-----~----- ~---~---.,-- -------Jumlah 14 21 35
--
4.2.2 Hasil Uji Validitas Kecemasan menghadapi Masai Pensiun
Berdasarkan uji validitas dengan teknik korelasi Product Moment dari
Pearson pada skala kecemasan menghadapi masa pensiun, dari 40 item
yang diujicobakan diperoleh 25 item yang valid dan 15 item yang gugur.
58
59
Lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4.6
Blue Print Skala TRY OUT Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun
Item No Aspek Jumlah
Favorable Unfavorable
Kognitif 1 2*, 8, 12, 13* 1, 17,23,33*,34 9
l\fektif 3*, 19*,25,26*,27* 2 4, 9*, 14, IS*, 16* 10
3 Somatik 7*, 20*, 28*, 29*, S*,6*, 10,21* 10
30*,40* ---- -'---·--~---·-··---------- --- ---- -, - ----------
4 Motorik 11 *, 18*, 24. 32. 22.31*.37.38*,39* 11
35*.]6 ------""·--------- --· -
Jumlah 21 19
Ket * : item valid I
40 J
60
Tabel 4.7
Blue Print Penelitian Skala Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun
Item No Aspek Jumlah
Favorable Unfavorable
Kognitif 1 1, 6 23 3
l\fektif 5, 13, 16, 35 2 3, 10, 11 7
---- ·------- -----
3 Somatik 4, 8, 12, 14,19, 24
7,17,21 9
4 Motorik 15, 20, 22 6 2, 9, 18,
--~-----------···-· -[25] Jumlah 14 11
4.2.3. Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosi dan Kecemasan
Menghadapi masa Pensiun
Reliablitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu instrumen penelitian
disebut reliable apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan
penilaian atas apa yang dia ukur. Jika hasil penilaian yang diberikan oleh
instrument tersebut konsisten, maka memberikan jaminan bahwa instrument
tersebut dapat dipercaya.
61
Uji reliabilitas yang dilaksanakan dengan sample uji instrument sebanyak 34
responden. Uji reliabilitas kedua skala ini menggunakan uji statistik Alpha
Croncbach dengan menggunakan program SPSS versi 12.0. Hasil uji
reliabilitas skala berpikir dan orientasi masa depan, maka diperoleh hasil :
1. Koefisien reliablitas skala kecerdasan emosi sebesar adalah 0,913 yang
berarti bahwa skala tersebut sangat reliable.
2. Koefisien reliablitas skala kecemasan menghadapi masa pensiun adalah
sebesar 0.898 yang berarti bahwa skala tersebut cukup reliable.
Menurut kaidah reliablitas Guilford dan hal ini sesuai dengan pendapat Azwar
(2003) dalam bukunya tentang Penyusunan Skala PsikolO!Ji menyatakan
bahwa semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti
semal<in tinggi reliabilitas dan artinya skor hasil tes tersebut semakin
terpercaya atau reliabel begitupun sebaliknya.
Berikut norma reliabilitas yang dijelaskan Guilford & Fruchter pada table di
bawah ini:
Koefisien
>0.90
Tabel 4.8
Norma Reliabilitas
0.70 sampai 0.90
0.40 sampai 0.70
0.20 sampai 0.40
< 0.20
4.3. Uji Persyaratan
4.3.1 Uji Normalitas
Kriteria
Sangat reliabel
Reliabel
Cukup reliabel
Kurang reliabel
Tidak reliabel
62
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakana uji
Kolmogorov-Smirnov untuk menguji kebaikan sesuai (goodness of fit). Dalam
hal ini yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi nilai
sampel (skor yang diobservasi) dengan distribusi teoritis tertentu (normal,
uniform atau poison). Jadi hipotesis statistiknya adalah bahwa distribusi
frekuensi hasil pengamatan bersesuaian dengan distribusi frekuensi harapan
(teoritis). Selain itu uji normalitas juga berguna untuk membantu peneliti
dalam menentukan distribusi normal dengan jumlah data penelitian yang
63
sedikit, untuk mengetahui apakah sampel terdistribusi sec:ara normal atau
tidak (Bhuono Adi Nugroho, 2005).
Berdasarkan uji kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai signifikansi hitung pada
skala kecerdasan emosi sebesar 0,390. Nilai signifikansi ini lebih dari pada
signifikansi alpha 5 %, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
yang pada berdasarkan skala kecerdasan emosi berdistribusi normal.
Normalitas data berdasarkan skala kecerdasan emosi ini juga dapat dilihat
berdasarkan gambar diagram Q-Q plot keluaran SPSS 12.0 berikut ini;
Gambar4.1
Normal Q·O Plot of kecerdasan emosi
'"' 0
'" • 0
" 0
0
~ 0
m 110 0
E 0 z $100 u
0 1l. "
00 w 0
0 0
"' 0 0
0 .. 60 .. "' '" '" Observed Value
64
Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa sebaran data variabel kecerdasan
emosi berada di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan, dengan demikian
data tersebut dapat dikatakan normal.
Berdasarkan uji kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai signifikansi hitung pada
skala kecemasan menghadapi pensiun sebesar 0,825. Nilai signifikansi ini
lebih dari pada signifikansi alpha 5 %, maka dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data yang pada berdasarkan skala kecemasan
menghadapi pensiun berdistribusi normal. Normalitas data berdasarkan skala
kecernasan menghadapi masa pensiun ini juga dapat dilihat berdasarkan
gambar diagram Q-Q plot keluaran SPSS 12.0 berikut ini;
60
0
0
Gambar4.2
Normal Q-0 Plot of kecomasan
0
0 0
0 0
0 0
Observed Value
0
0
0
0
65
Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa sebaran data variable kecemasan
menghadapi pensiun berada disekitar garis uji yang men9arah ke kanan atas
dengan demikian data tersebut dapat dikatakan normal.
4.3.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data
dalam suatu kelompok. Homogenitas item berkaitan dengan isi dari suatu tes.
Tes yang bermaksud mengukur suatu aspek seharusnya terdiri dari item-item
yang juga mengukur hal yang sama. Semakin homogen item- itemnya, maka
koefisien reliabilitas tes tersebut akan semakin tinggi pula. Sebaliknya,
semakin heterogen item-item tes maka reliabilitasnya juga akan berkurang,
Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan rumus
One-ll\lay Anova. Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah :
Ho : varian data bersifat tidak homogen
Ha : varian data bersifat homogen
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan melalui program SPSS
versi 12.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
66
Hasil uji homogenitas pada data diperoleh angka probabilitas sebesar 0.997
dan pada skala kecerdasan emosi diperoleh angka probabilitas sebesar
0.997 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5 %, maka diketahui
bahwa nilai probabilitas skala kecerdasan emosi adalah sebesar 0.997 dan
skala kecemasan menghadapi masa pesiun adalah sebesar 0.251,
sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua skala tersebut Ho ditolak yang
berarti varians kedua data bersifat homogen.
4.4 Hasil Penelitian
Rumusan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini
adalah korelasi Product Moment dari Pearson dengan Two Tail Technical,
untuk menguji apakah terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel
yang diteliti. Dalam penghitungannya, peneliti menggunakan program SPSS
versi 12.0.
67
Pada tabel berikut disajikan nilai hasil uji korelasi.
Tabel 4.9
Tabel hasil penghitungan Uji Korelasi Pearson Product Moment
Correlations
kecerdasan emosi kecemasan
kecerdasan emosi Pearson Correlation 1 -,583( .. )
Sig. (2-tailed) ,000 N 34 34
Kecemasan Pearson Correlation -,583( .. ) 1 Sig. (2-tailed) ,000 N 34 34
.. Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai r hitung (r Pearson product
moment) yang dihasilkan adalah sebesar -0.583. Sementara nilai r tabel
dengan N sebesar 34 dengan taraf signifikansi alpha 5% adalah sebesar
0.339.
Karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka hipotesis nihil yang
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun ditolak.
Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan kecemasan
68
menghadapi pensiun diterima. Sementara arah hubungan yang terjadi adalah
negatif, artinya semakin tinggi tingkat kecerdasan emosi yang dimiliki
seseorang maka tingkat kecemasannya menghadapi masa pensiun akan
semakin rendah.
Hasil temuan tambahan
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis ditemukan juga
bahwa tidak ada perbedaan kecemasan menghadapi masa pensiun
berdasarkan jenis kelamin antara Jaki-laki dan perempuan. Untuk lebih
jelasnya lagi dapat di lihat dengan perhitungan !-test dengan
menggunakan program SPSS versi 12.00
tabel 4.9
Tabel perbedaan kecemasan menghadapi masa pensiun antara laki-laki
dan perempuan
Group Statistics
Std. Error ienis kelamin N Mean Std. Deviation Mean
kecemasan laki-laki 22 49.1818 5.47406 1.16707 perempuan 12 46.0833 10.06757 2.90626
Dari penghitungan yang disajikan pada label di alas diketahui bahwa
nilai t hitung yang didapat sebesar 1.169. Sementara t label pada taraf
signifikansi 5% dengan df 32 adalah sebesar 2.042.
69
Karena nilai t hitung yang dihasilkan (1.169) < dari nilai t tabel pada
taraf signifikansi 5% dengan df 32 (2.042), maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan
menghadapi masa pensiun yang signifikan antara laki-laki dengan
perempuan.
3. Selain itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis
ditemukan juga bahwa tidak ada perbedaan kecemasan menghadapi
masa pensiun berdasarkan golongan jabatan antara p13mbina, penata dan
pengatur. Untuk lebih jelasnya lagi dapat di lihat dengan perhitungan t-test
dengan menggunakan program SPSS versi 12.00
Tabel 4.10
Tabet perbedaan kecemasan menghadapi masa pensiun berdasarkan
golongan jabatan
ANOVA
kecemasan
Sum of Sauares di Mean Snuare F Sia.
Between Groups 116.744 2 58.372 1.063 .358 Within Groups 1701.991 31 54.903 Total 1818.735 33
Dari penghitungan yang disajikan pada tabel di alas diketahui bahwa nilai
f hitung yang didapat sebesar 1.063. Sementara f tabel pada taraf
signifikansi 5% dengan df 2 dan df 31 adalah sebesar 3.32.
70
Karena nilai f hitung yang dihasilkan (1.063) < dari nilai t tabel pada taraf
signifikansi 5% dengan df 2 dan df 32 (3.30), maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan
menghadapi masa pensiun yang signifikan antar golongan jabatan.
BABS
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan interpretasi data yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan nega:tif yang signifikan
antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi masa pensiun.
Artinya seseorang semakin tinggi tingkat kecerdasan emosi seseorang maka
semakin rendah tingkat kecemasannya dalam menghadapi masa pensiun.
Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi denga:n kecemasan
menghadapi masa pensiun ditolak. Dan hipotesis alternatif yang menyatakan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi terhadap
kecemasan menghadapi masa pensiun diterima.
Selain itu dari penelitian yang telah dilakukan, juga didapatkan beberapa hasil
tambahan, yaitu tidak terdapat perbedaan kecemasan menghadapi masa
pensiun berdasarkan perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan
perempuan. Juga tidak terdapat perbedaan kecemasan rnenghadapi masa
pensiun berdasarkan golongan jabatan.
pensiun untuk memotivasi diri guna mempersiapkan diri sebaik-baiknya
sehingga dapat menjalani masa pensiun tersebut dengan baik.
74
Kecerdasan emosi dapat membantu mengatur emosi, dan hal tersebut dapat
membuat suasana hati menjadi bahagia. Keadaan bahagia dapat
memperkuat kemampuan untuk berpikir lebih jernih dan lebih kompleks
sehingga dapat memudahkan menemukan pemecahan masalah.
lndividu dengan kecerdasan emosi yang baik akan pandai membina
hubungan dengan baik, dan menjadi pribadi yang menyenangkan. Sehingga
mempunyai banyak teman dan tidak akan merasa kesepian ketika memasuki
masa pensiun. Semakin bertambahnya usia individu, maka individu akan
semakin menjadi bijaksana, ia akan membagi-bagikan pengalaman kerja
yang dimilikinya kepada orang lain, dan hal tersebut membuat ia tidal< akan
dilupakan dan tetap dihormati walaupun ia sudah pensiun. Selain itu ia juga
akan menambah wawasan mengenai pensiun, sehingga tidak melihat
pensiun dari segi negatifnya saja. la mulai merancang kegiatan untuk mengisi
hari-harinya setelah pensiun, misalnya berwirausaha, atau mengikuti kegiatan
lainnya yang tidal< terlalu melelahkan.
5.3.Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dengan mempertimbangkan
hasil-hasil statistik beserta kesimpulannya, penulis memberikan beberapa
saran sebagai berikut :
75
1. Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat hubungan yang signifikan
antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi masa
pensiun. Maka , dengan cara terus berpikiran positif, mengelola dan
meredam emosi negatif. Selalu mempunyai keyakinan bahwa hari
esok akan lebih baik dari hari ini, dan selalu membina hubungan yang
baik dengan orang lain.
2. Untuk lebih mendalam lagi dalam mengungkapkan tentang kecemasan
menghadapi masa pensiun akan lebih baik lagi jika dihubungkan
dengan beberapa faktor, seperti faktor kepribadian, faktor ekonomi,
faktor suku atau budaya atau faktor pengalaman hidup dan lain
sebagainya.
3. Untuk instansi yang beesangkutan, sebaiknya mengadakan
pembekalan yang dikhususkan bagi para pegawai yang akan
memasuki masa pensiun sehingga calon pensiunan tersebut benar
benar memiliki persiapan yang matang untuk menghadapi masa
pensiun.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, Anne & Susana Urbina (1997). Psychological Testing ( yth edition). USA: Prentice - Hall, Inc
Andi, Mappiare (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional
Atkinson, Rita. L, Richard C. and Hilgard, Ernest R. (1996). Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.
Bambang Kustianto, Rudy Badrudin .(1994)." Statistika 1 (Deskriptif)". Jakarta: Gunadarma.
Bung in, Burhan. Metodologi penelitian kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta //mu-ilmu Sosial lainya (2006), edisi 1, Jakarta : Kencana
Bhuono, Agung (2005). Strategi Jitumemilih metode Statistik penelitian dengan SPSS. Yogyakarta : ANDI
Zakiah Darajat,(1990). "Kesehatan Mental", Jakarta: CV haji masagung.
Davidoff, Linda L. (1991 ). Psikologi suatu Pengantar, Jakarta : Erlangga, edisi ke-2 jilid ke-2
Fitri Fauziah & Julanti Widuri (2005). Psikologi Abnormal Klinis. Jakarta : UI Press.
Haber Audrey&Ruyon Richard P. (1984). "Psycology of Adjusment". Homewood, lllionois : The Dorsey Press.
Hu1fock, Elizabeth B.(1997). Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan. Jakarta : Erlangga
Jhon W. Santrock. (2002). Life-Span Development. Jakarta : Erlangga
Goleman, Daniel (2000). Emotional Intelligence. Jakarta: Grnmedia Pustaka Utama.
Maramis, W.F (1998). Catalan I/mu Kedokteran jiwa. Surabaya : Airlangga University Press
Robert K Cooper dan Ayman Sawaf (2000). Eksekuitf EQ.. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Ronny, Kountur,. (2005). Metode Penelitian untuk Penulisan Skirpsi dan Tesis cet.ke 3 Jakarta : PPm
Saifuidin Az.war (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Get- ke dua. Yogyakarta : Pustaka Belajar Offiset.
Saifudin Az.war (2001 ). Realiabilitas dan Validitas. Ed. 3. Yogyakarta: Pusataka Belajar.
Sevilla, et. all.(1993)." Pengantar Metode Penelitian". Jaka1ta: Ul-Press.
Singgih D Gunaersa (1983). "Psikologi untuk Keluarga". Jakarta: BPK Gunng Mulia
Spielberger C. D (1966). "Anxiety and Behavior'. Academic Press, New York.
Sudarsono (1993), Kamus filsafat dan Psikologi. cet ke 1 . .Jakarta: Rineka Cipta
(2006) Pedoman Kepegawaian. Ditjen Pendidikan Islam Departemen Agama
(2006) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 tahun !979 tentang pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. Ditjen Pendidikan Islam Departemen Agama
......... (2006) Himpunan Perundang-undangan tentang Kepegawaian. Ditjen Pendidikan Islam Departemen Agama
Kamus:
Chaplin, JP. (2002). "Kamus Lengkap Psiko/og1'. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hornby A.S (1974)."0xford advanced Learners Dictionaru or Current English". Thrid Editin : Oxford University Press.
Skirpsi & Tesis :
Lalli Nafilah (2005). "Pengaru/1 Berita Penganiayaan TKW terhadap Terhadap Tingkat Kecemasan Galon TKW di /uar N,9geri. Skripsi (Jakarta, Perpustakaan Psikologi UIN)
Hepi Wahyuningsih. (2003). Penyesuaian Perkawinan suami dan istri ditinjau dari orientasi religius, kecerdasan emosional, dan usia perkawinan pada masa Dewasa Awai. Tesis . (Jakarta, Perpustakaan LIPI)
Internet:
w1Nw.salivintar. com retreived 20 April 2007
www.ITB Central Library.ac.id retrived 21 July 2007
·71
Validity Skala Kecerdasan Emosi
**..,.*** Method 1 (space saver) will be used for this analysis *'!.·****
R E L I A B I L I T Y A)
Statistics for SCALE
Mean 158,4000
Item-total Statistics
VAROOOOl VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAROOOlO VAROOOll VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAROO.J29 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033
Scale Mean
if Item Deleted
155,3556 155,3333 155,1333 155,0444 155, 4444 155,0667 155,6000 155,2889 155,3111 155,3778 155,3333 155,3111 155, 4444 155,2222 155,2889 155,3333 155,3111 155,3333 155, 5111 155,3556 155,2667 155,4444 155,4444 155,8222 155,5556 155,4444 155,2889 155,2889 155,2444 155,4222 155,4000 155,5333 155,2667
ANALYSIS .S C A L E
Variance 162,7909
Scale Variance if Item Deleted
161,0980 161,3182 156,6636 158,1798 160,2525 153,9727 156,4727 153,3010 157,7192 156,8313 153,6364 158,3101 161,0707 157,4040 143,3465 153,4091 156,5374 151,3636 163,4828 156,4162 156,7000 158,0707 157,0707 154,0586 152,7980 157,6616 159,7556 155,3010 158,8707 164,4313 156,2000 161,8000 156,3364
Std Dev 12,7590
N of Variables
52
Corrected ItemTotal
Correlation
,3118 '1320 ,5295 ,3594 '2591 ,5298 ,4062 ,6022 ,3149 ,3845 ,6133 ,2976 '0984 ,2575
-,0159 ,5880 ,3693 ,7265
- '0717 ,4308 ,4621 ,3401 ,3834 ,4816 ,5442 ,3409 '1722 ,5972 ,3499
-,1592 ,6013 '0496 ,4914
(A L P H
Alpha if Item Deleted
,7909 ,7919 ,7855 ,7879 ,7903 ,7827 ,7861 ,7815 ,7880 ,7866 ,7817 ,7886 ,7926 ,7889 '9130 ,7817 ,7866 ,7785 ,7958 ,7858 ,7859 ,7880 ,7868 ,7833 ,7815 ,7877 '7911 ,7836 ,7886 ,7966 ,7846 ,7935 ,7853
VAR00034 155,4889 154,6646 ,4905 ,7838 VAR00035 155,2667 156,1091 ,4027 ,7859 VAR00036 155, 5111 158,9828 '2629 '7894 VAR00037 155,4667 162,8909 -,0305 ,7956 VAR00038 155,6667 156,1818 ,4327 ,7856 VAR00039 155, 2667 158,7909 ,2290 '7898 VAR00040 155,3778 158,2859 ,3784 ,7879 VAR00041 155,3111 155,8101 ,6542 ,7840 VAR00042 155,1778 154,3768 '6993 ,7821 VAR00043 155,1778 155,1495 ,5257 ,7839 VAR00044 155,3778 161,2859 ,1331 ,7919 VAR00045 155,2222 159,8131 ,2493 ,7901 VAR00046 155, 3111 159, 9919 ,2490 ,7902 VAR00047 155,2444 159,0071 ,2973 ,7891 VAR00048 155,3111 160,4919 ,2392 ,7906 VAR00049 155,2667 160,8364 ,2106 '7910 VAR00050 155,3111 156,1283 ,4233 ,7857 VAR00051 155,4000 153 ,2909 ,6119 ,7814 VAR00052 155,4222 153,8404 ,4947 ,7830
Reliability Coefficients N of Cases 45,0 N of Items 52 Alpha '7927
Reliability Skala Kecerdasan Emosi
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A)
Statistics for SCALE
Mean 106,8222
Item-total Statistics Scale Mean
if Item Deleted
VAR00001 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00028 VAR00029 VAR00031 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00038 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00047 VAR00050 VAR00051
103, 7778 103,5556 103,4667 103,4889 104,0222 103, 7111 103,7333 103,8000 103,7556 103,7333 103,75S6 103, 7333 103,7556 103,7778 103,6889 103, 8667 103, 8667 104,2444 103, 9778 103,8667 103, 7111 103,6667 103,8222 103,6889 103, 9111 103,6889 104,0889 103,8000 103,7333 103,6000 103,6000 103, 6667 103,7333 103,8222
ANALYSIS S C A L E
Variance 109,7404
Scale Variance if Item Deleted
108,3586 104,3434 106,5727 102,8919 104,7040 101,3465 105,0636 104,2091 101,!)S?.!l 10~>, '1909 101, J1(f/ 10'1, ~)636
99, 32'.J3 103,8586 104,8101 105,7091 104' 7091 102,0525 101,2495 105,0273 103, 1192 105,6364 104,1040 104,4010 102,5374 103,2192 103, 8101 105,9364 103, 4273 102,6091 102,9273 105,7273 104,1091 101,2859
Std Dev 10,4757
N of variables
35
Corrected ItemTotal
Correlation
,3085 ,5688 ,2935 '4963 ,3900 , 6516 '3535 1 II 3'.)8 '(;/]'/
' l1 '/'/ I bl]).(}
' lb!l!I , B 1116 ,4856 '4526 ' 35 l 5 '4097 , 5169 '5628 I 381~
, 64 52 , 4502 '6269 '4 932 , 5304 ,4825 ,4733 '3872 ,7242 , 7234 '5725 '3881 ,4336 , 6666
(A L P H
Alpha i.f Item Deleted
, 9273 , 924 9 '9274 , 9255 , 9267 '9235 '9271 / 9261 '<J7:J4 , 'l2'/4 , 9%36 ,9?.'/1 , 9214 , 9255 '9259 '9269 , 9264 , 9253 , 9247 '9267 , 9240 '9260 , 9244 , 9255 '9250 , 9256
'9257 , 9265 , 9237 '9233 , 9246 '9265 ,9262 '9234
VAR00052
Reliability N of Cases Alpha
103,8444
Coefficients 45,0
,9274
101,9525 ,5243 ,9252
N of Item:3 35
Validity Skala Kecemasan menghadapi Masa Pensiun
****** Method 1 (space saver) will be used for t.his analysis ******
R E L I A B I L I T Y A)
Statistics for SCALE
Mean 76,8889
Item-total Statistics
VAROOOOl VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAROOOlO VAROOOll VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAF.00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAROOCl31 VAR00032 VAR00033
Scale Mean
if Itern Deleted
74, 5111 74,9333 74,8222 75,0000 74,9333 74,9556 74,8667 74,9111 74,7111 74,9111 75,3111 74,9556 74,9778 75,0444 75,2889 74,8222 74,8667 75,1111 74,9778 75,0000 74,9556 75,0222 74,5333 75, 1111 74, 8444 75,1111 74,9778 74,9333 75,1778 75,0667 74,8667 74,7556 75,2000
A N A L Y S I S S C A L E
Variance 74, 6465
Sca.Je Varianco if J.tem Deleted
74,5737 69,6091 67,6495 72, 2273 71,2909 72,2253 70,4818 '!/., B~J 1 1b
67,9374 72,7646 70,3556 72, 0434 71,6131 72,5889 68,3919 71, 9222 7l,61B2 70,8283 69,4768 71, 3636 69,9071 72, 7040 73,3000 71,4646 71,6798 71, 6919 68,6131 71, 2455 70,3768 71,4727 70,7545 73, 8707 69,3909
N of Std Dev Variables
8, 6398 40
Corrected TLcmTola1
Correlation
- '0396 ,4349 '6110 ' 14 71 ,2948 ,3392 ,3181 I I L/ 1
i
,4765 , 21n ,4823 ,2803 ,3551 ,2266 ,6685 ,3328 ,?.~)1]
,5146 ,4843 ,3052 ,4932 '1962 ,0936 ,2789 ,2207 ,3901 ,5047 ,3964 ,5279 '4626 ,4853 ,0426 ,5331
(A L P H
Alpha _i_ f I Lem Deleted
'8557 ,8406 ,8356 '84 95 ,8444 ,8438 ,8440 , H4 fl(,
,8391 , 8'1 ::iu ,8403 '84 4 6 ,8431 ,8457 ,8356 ,8437 , B4 06 ,8405 ,8395 ,8441 '8397 '84 64 ,8495 ,8448 '84 67 ,8427 ,8385 ,8423 ,8398 ,8418 ,8407 ,8505 ,8386
VAR00034 '14,6000 '11,1091 ,2606 '8457 VAR00035 75,1778 70,1949 ,5522 ,8393 VAR00036 75,0222 73,1586 '1268 '84 82 VAR00037 75,1556 73,1343 ,0807 '8512 VAR00038 75,1333 71, 7091 ,3297 ,8436 VAR00039 75,0444 71,8616 ,4265 ,8426 VAR00040 75,0667 70,1091 ,3554 ,8429
Reliability Coefficients N of Cases 45,0 N of Items 40 Alpha ,8470
Reliability Skala Kecemasan menghadapi Masa Pensiun
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A)
Statistics for Mean SCALE 46,8000
Item-total Statistics
Scale Mean
if Item Deleted
VAR00002 44,8444 VAR00003 44,7333 VAR00005 44, 8444 VAR00006 44,8667 VAR00007 44,7778 VAR00009 I) tj I 6777 VAROOOll tj sf'..>.:!.~'.)
VAR00013 44,8889 VAR00015 45,2000 VAR00016 44,7333 VAR00018 45,0222 VAR00019 44,8889 VAR00020 44,9111 VAR00021 44,8667 VAR00026 45,0222 VAR00027 44,8889 VAR00028 44, 8444 VAR00029 45,0889 VAR00030 44, g·rrn VAR00031 44,Tr!B VAR00033 45, 1111 VAR00035 45,0889 VAR00038 45,0444 VAR00039 44,9556 VAR00040 '14, 9778
Reliability Coefficients N of Cases 45, 0 Alpha = ,8856
ANALYSIS S C A L E (A L P H
N of Variance Std Dev Va.r:iables
48,8000 6,9857 25
Scale Corrected Variance I Lem- 1\lpha
if Item Total if Item Deleted Correlation Deleted
44,9980 ,3966 , 8834 43, 8364 '5241 ,8796 46,0889 '2878 '8861 46,6636 '3690 ,8834 tJ f) I IJ t} 9l) ' -w fl"/ ,Bfl<.6 '1 "), (i()lj () , 4 414 ,llWllJ
44, 'JIJ41J f ! ) /j lj '/ f 1!"! qlj
IJ b, tJ 6'1 b , r3-! '.> ,l!B4?. 113,'.)'J?.·1 I 69]] , B '/ ;) '1 '16,?909 , Tl 'l4 ,BfLl2 45,]f3~9 I ~j '} 1 :s I B795 0, 6919 I 6029 '8774 46,2192 ,2891 ,8858 44,1636 '6062 , 8776 46,0677 ,4478 ,8819 43,0556 '6042 '8771 IJ~J,0889 I ~) /j 6q ,H./9~)
tJ tj I n ~) :) () 'bllll/ , ff/BJ 11~>, 9Jl,_j , ~> ! H q , IWllB 46,0404 I IJ 169 , 8B24 43,9646 '6128 , BT/3 45,0374 '5774 ,8790 46,2253 I 355:) '8837 16,]16~ '4 /()<) 'Bfll 8 tJ'.), '/949 '/.)41 , BB'/~)
N of Items 25
SKALA KECERDASAN EMOSI
<.J> NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
~ 1 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 .3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 5 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 6 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 7 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 ... 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 11 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 12 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 14 3 2 4 2 3 3 2 3 4 1 2 4 3 3 4 3 3 1 2 4 3 15 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 18 3 1 3 4 2 4 4 3 1 1 2 1 3 2 2 3 2 3 3 1 2 19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 20 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 22 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 23 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 24 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 1 3 3 4 3 25 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 26 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 27 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 4 3 3 4 3 3 30 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 32 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 33 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 34 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2
Jumlah 102 101 109 110 101 104 101 106 107 89 100 101 96 101 103 107 95 102 100 102 100 9 Rata2 3 2.9706 3.2059 3.2353 2.9706 3.0588 2.9706 3.1176 3.1471 2.6176 2.9412 2.9706 2.8235 2.9706 3.0294 3.1471 2.7941 3 2.9412 3 2.9412 2.852
~ 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Jumlah Rata2
3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 105 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 131 3.7429 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108 3.0857 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 100 2.8571 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 100 2.8571 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 106 3.0286 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 100 2.8571 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 103 2.9429 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 101 2.8857 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 101 2.8857 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 106 3.0286 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 108 3.0857 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 106 3.0286 4 3 1 . 1 3 3 1 3 2 4 3 3 1 92 2.6286 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 99 2.8286 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 94 2.6857 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102 2.9143 2 3 3 1 1 1 2 1 3 1 3 3 2 79 2.2571 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 97 2.7714 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 102 2.9143 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 109 3.1143 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 110 3.1429 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108 3.0857 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 119 3.4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 108 3.0857 4 3 3 3 1 4 3 4 4 3 4 3 3 118 3.3714 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 102 2.9143 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 102 2.9143 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 108 3.0857 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 105 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 95 2.7143 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 120 3.4286 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 103 2.9429 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 86 2.4571
102 103 99 99 103 98 94 99 105 96 104 103 94 3533 100.94 3 3.0294 2.9118 2.9118 3.0294 2.8824 2.7647 2.9118 3.0882 2.8235 3.0588 3.0294 2.7647 103.91 2.9689
~ KECEMASAN MENGHADAPI MASA PENSIUN
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 5 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 6 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 3 3 ' 7 3 2 2 ') 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 " 8 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 9 3 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2
10 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 ') 2 2 2 2 3 2 " 11 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 12 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 13 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 14 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 15 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 18 2 2 3 3 4 2 4 2 2 3 3 4 3 1 4 2 2 19 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 21 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 22 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 23 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 24 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 4 25 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 4 1 2 1 2 26 2 1 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 27 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 29 2 1 4 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 3 30 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 31 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 3 2 2 2 2 2 2 2. 2 ? ~ ') ') --. -
~ 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah Rata2
2 1 2 2 2 1 2 1 44 1.76 1 1 2 2 1 2 1 2 42 1.68 2 2 2 2 2 1 2 1 43 1.72 2 2 2 2 2 2 2 2 54 2.16 2 2 3 2 2 2 2 2 60 2.4 1 2 2 2 2 2 2 2 47 1.88 2 2 2 ? 2 2 2 ,., 52 2.08 "' 2 2 2 2 2 2 2 2 52 2.08 2 2 2 2 2 2 2 2 45 1.8 2 2 2 3 2 2 2 2 55 2.2 1 1 3 2 2 2 2 2 46 1.84 2 1 2 2 2 2 2 2 41 1.64 2 2 2 2 2 2 2 2 49 1.96 2 2 3 3 2 1 2 1 43 1.72 2 2 2 2 2 2 2 2 52 2.08 2 4 2 1 2 2 2 2 50 2 2 2 2 2 2 2 2 2 51 2.04 2 3 3 2 2 3 2 1 64 2.56 2 2 2 2 2 3 2 2 50 2 2 2 2 2 2 2 2 2 54 2.16 2 2 2 2 2 2 2 2 54 2.16 2 2 2 2 2 1 1 2 47 1.88 1 1 2 2 1 1 1 2 41 1.64 1 2 1 1 1 1 2 1 39 1.56 2 2 1 2 2 1 2 2 51 2.04 2 1 2 2 1 1 2 1 43 1.72 2 2 3 2 2 2 2 2 52 2.08 2 2 2 2 2 2 2 2 51 2.04 2 1 2 2 2 2 2 2 47 1.88 2 1 2 1 2 1 1 1 31 1.24 2 2 2 2 2 1 2 2 49 1.96 1 1 2 1 1 1 1 1 27 1.08 3 3 2 2 2 2 3 2 58 2.32
- - -
~
Jumlah 71 55 74 69 66 64 66 63 62 57 70 67 66 65 67 73 70 Rata2 2.0882 1.6176 2.1765 2.0294 1.9412 1.8824 1.9412 1.8529 1.8235 1.6765 2.0588 1.9706 1.9412 1.9118 1.9706 2.1471 2.0588
Uji normalitas Kecerdasan Emosi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
--N
Mean Normal Parameters(a,b) Std. Deviation
Most Extreme Absolute Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
kecerdasan emosi
34
103,8235
9,56468
,155
,155
-, 109
,902
,390
Uji normalitas kecemasan kecemasan menghaclapi pensiun
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
. N
Mean Normnl Parameters(a,b)
Std. Deviation
Most Extreme Absolute Differnnces Positive
Negative
Kolmc-gorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test d1stnbubon 1s Normal. b Calculated from data.
kecemasan 34
48,0882
7,42383
,108
,095
-,108
,628
,825
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Si~.
kecerdasan emosi 1,304 1 32 ,262
kecernasan 4,076 1 32 ,052 l ANOVA
I Sum of ' Squares df Mean Square F Sia. kecerdasan emosi Between Groups ,002 1 ,002 ,000 ,997
Within Groups 3018,939 32 94,342 Total 3018,941 33
kecen1asan Between Groups 74,546 1 74,546 1,368 ,251 Within Groups 1744,189 32 54,506 Total 1818,735 33
Uji Korelasi
Correlations
I kecerdasan emosi kecemasan
kecerdasan emosi Pearson Correlation 1 -,583('*) Sig. (2-tailed) ,000 N 34 ::.4
kecemasan Pearson Correlation -,583(*") 1 Sig. (2-tailed) ,000 N 34 34 .. Correlation Is significant at the 0.01 level (2-tailed) .
Uji perbedaan kecemasan menghadapi masa pensiun berdasarkan
jenis kelamin
T-Test
Group Statistics
Std. Error ienis kelamin N Mean Std. Deviation Mean
kecemasan laki-laki 22 49.1818 5.4740!) 1.16707
perempuan 12 46.0833 10.0675:1 2.90626
Independent Samples Test
- --
kecemasan Equal
varianc es not
Equal variances assume assumed d
Levene's Test for F Equality of 4.076 Variances ·---Sig. .052 t-test for Equality·ar IT .
Means 1.169 .989 ·-- ---·------ ·------- .... ~~··~- ----·----
df 32 14.634 Sig. (2-tailed) .251 .339 Mean Difference
3.0985 3.0985
Std. Error Difference 2.64947 3.13184
95o/o Confidence Lower Interval of the -2.29831 -Difference 3.59142
Upper 8.49528 9.78839
Uji perbedaan kecemasan menghadapi masa pensiun berdasarkan
Golongan Jabatan
Oneway
Descriptives
Std. Std. 95°/o Confidence Interval Minimu Maximu N Mean __ .Deviaj!Q..~···-- _J~rror. __ for Mean m m ··- -···--··-
_______ ,:__;:, _______ ,._ ___ -- ___ .. ___________ ---·------·-----Lower Upper Bound Bound
pembin a
10 47.6000 4.47710 1.41578 44.3973 50.8027 41.00 54.00
penata 22 47.6364 8.09789 1.72648 44.0460 51.2268 27.00 60.00 pengat ur
2 55.5000 12.02082 8.50000 -52.5027 1635027 47.00 64.00
Total 34 48.0882 7.42383 1.27318 45.4979 50.6785 27.00 64.00
Test of Homogeneity of Variances
kecemasan
Levene Statistic df1 df2 Siq.
1.958 2 31 .158
ANOVA
kecemasan
Sum of Squares df Mean Square F Sia.
Between Groups 116. 744 2 58.372 1.063 .358 Within Groups 1701.991 31 54.903 Total 1818.735 33
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (VIN) SY ARIF HIDAY A TULLAR JAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI
a Mukti No.S Cireudeu Ciputat Jakarta Selatan 15419 Tclp. (021) 7433060 Fax. 74714714
: Ft. 71/0T.Ol.7/ 2.:2.. /13 /Vl/2007
: lzin Pend itian
Kepada ¥th. Kepala Bagian Kepegawaian UIN Syarif Hidayatullah di Jakarta
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dcngan horn1al, kan1i san1paikan bahwa:
: Rosdianah Dcwi : Jakarta, 25 Januari 1985
Jakarta, 2 Juli 2007
Na nJ ri Tempat/Tgl Lahir Alamat : Jl.Jati Rtl/9 No.6 Cirendeu Ciputat
adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayntullah Jakarta
Semester Vlll (Delapan) Nomor Pokok I 03070029019 Tahun Akademik 2006/2007 Program Strata I (S-1)
Sehubungan dengan tugas penyclesaian skripsi yang berjudul : " Hubungan
· dcngan Kecemasan mcnghadapi Masa Pcnsiun pada
tcrsebut mcmcrlukan izin penelitian di Jembaga yang
pimpin. Olch karena itu kami mcmohon kescdiaan
kcccrdasan Emosi ..
PNS." Mahasiswa
Bapak/I bu/Saudara
Bapak/Ibu/Saudara untuk 1ncnerirna n1ahasis1,va tersebut dan mcnlberikan bantuannya.
Demikian alas perhatian dan bantuan Bapak/lbu/Saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Dl~l'ARTEJ\ill1:N AGAIWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (lJIN)
SYARIF lllDAYATlJLLAlf .JAKARTA
Te!p. : (62·2 I) 7401925 r:ax. (62-21) 7<HJ2CJ82 Ir. II Ju;ind<1 Nn_l)) Ciptll:\I f<.<!12 lndnl!t'sia 1:-nmil : uj_nj_~~1~1~_it~(.l1_1:~1.d_:!~
SURAT KETEHANGAN Nomor: EB.lll/I<p.07.l/1090//VIl/2007
Yang bcrtanda tangan di bawah ini :
1ma : Ors. Sadeli p : 150246979 ngkal/Gol : Pembina (IV /a) mtan : Kepala Bagian Ortala dan Kepcgawaian Biro !\dminislrasi lJmum dan
Kcpcgawaian t llN Syarif l lidayalullah fofrnrla
'lla
Dengan ini 111encra11gka11 bahwa :
: Rosdianah Dcwi : 103070029019 : Vil!
v! nester ultas : Psikologi UfN Syariflfidayatullah Jakarta
l3enar yang hcrsangkulan lei ah 111clakukm1 pen cl ilian lcrlwdap pcgawai f Syarif Hiclayatullah Jakarta untuk pcnyusunan skripsi dengan judul "I !11h1111gm1 1111tara nlasa11 e111osi dan keccm11sa11111e11glwd11pi pc11si1111. "
Dcmikian, agar 111c11jadi 11wldu1H.
Jakarta, 12 Juli 2007
~a Bagian_Oriala p-,"'""""'I'> c pc ga wa tan,