roihan: jurnal guru halaman 37-41
DESCRIPTION
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran (www.e-jurnalguru.com)TRANSCRIPT
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 37 -41
ISSN : 2459-9743 | 37
Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun RPP
Melalui Bimbingan Teknis Di SD Negeri 3 Lumpatan
Roihan Kepala SD Negeri 3 Lumpatan, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui Bimbingan Teknis di SD Negeri 3 Lumpatan.
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 19 Januari – 6 Maret 2015 dengan subyek penelitian
sebanyak 13 orang guru SD Negeri 3 Lumpatan, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
teknik observasi dan teknik wawancara, sedangkan alat pengumpul data berupa pedoman observasi.
Dari hasil penelitian diperoleh data nilai rata-rata komponen RPP pada Siklus I mencapai 69 persen
dan pada Siklus II mencapai 83 persen, sehingga terjadi peningkatan sebesar 14 persen. Dari data ini
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan teknis dapat meningkatkan kemampuan guru
dalam menyusun RPP.
Kata Kunci: rencana pelaksanaan pembelajaran, bimbingan teknis.
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dikembangkan oleh guru
pada satuan pendidikan . Guru pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun Silabus
dan RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Masalah yang terjadi di lapangan masih
ditemukan adanya guru (baik di sekolah negeri
maupun swasta) yang tidak bisa
memperlihatkan RPP yang dibuat dengan
alasan ketinggalan di rumah dan bagi guru yang
sudah membuat RPP masih ditemukan adanya
guru yang belum melengkapi komponen tujuan
pembelajaran dan penilaian (soal, skor, dan
kunci jawaban), serta langkah-langkah kegiatan
pembelajarannya masih dangkal. Soal, skor, dan
kunci jawaban merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan.
Masalah yang lain yaitu sebagian besar
guru khususnya di sekolah swasta belum
mendapatkan pelatihan pengembangan RPP.
Selama ini guru-guru yang mengajar di sekolah
swasta sedikit/ jarang mendapatkan
kesempatan untuk mengikuti berbagai Diklat
Peningkatan Profesionalisme Guru
dibandingkan sekolah negeri. Hal ini
menyebabkan banyak guru yang belum tahu
dan memahami penyusunan/ pembuatan RPP
secara baik/ lengkap. Beberapa guru
mengadopsi RPP orang lain. Hal ini peneliti
ketahui pada saat mengadakan supervisi
akademik (supervisi kunjungan kelas) ke
sekolah binaan. Permasalahan tersebut
berpengaruh besar terhadap pelaksanaan
proses pembelajaran.
Dengan keadaan demikian, peneliti
sebagai Kepala Sekolah berusaha untuk
memberi bimbingan berkelanjutan pada guru
dalam menyusun RPP secara lengkap sesuai
dengan tuntutan pada standar proses dan
standar penilaian yang merupakan bagian dari
standar nasional pendidikan. Hal itu juga sesuai
dengan Tupoksi peneliti sebagai Kepala
Sekolah berdasarkan Permendiknas Nomor 12
Tahun 2007 tentang enam standar
kompetensi Kepala Sekolah yang salah satunya
adalah supervisi akademik yaitu membina
guru.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
“Apakah dengan Bimbingan Teknik akan
dapat meningkatkan Kemampuan guru dalam
menyusun RPP di SD Negeri 3 Lumpatan ?
Roihan | Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP
38 | ISSN : 2459-9743
3. Cara Pemecahan Masalah
a. Peneliti akan mengambil tindakan dengan
memberi penjelasan dan bimbingan
berkelanjutan serta arahan kepada guru
tentang pentingnya seorang guru
membuat RPP secara lengkap. Dengan
bimbingan berkelanjutan diharapkan guru
termotivasi dalam menyusun RPP dengan
lengkap dan dapat digunakan sebagai
acuan atau panduan dalam mengajar, agar
SK dan KD yang terdapat dalam standar isi
dapat tersampaikan semua karena sudah
ada dalam RPP yang dibuat oleh guru.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
siklus pertama.
b. Peneliti akan melihat proses peningkatan
kemampuan guru dalam menyusun RPP
melalui instrument proses yang telah
dirancang yaitu berupa lembar
observasi/pengamatan komponen RPP
yang memuat sebelas komponen yaitu: 1)
identitas mata pelajaran, 2) standar
kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4)
indikator pencapaian kompetensi, 5)
tujuan pembelajaran, 6) materi ajar, 7)
alokasi waktu, 8) metode pembelajaran,
9) kegiatan pembelajaran, 10) sumber
belajar dan 11) penilaian hasil belajar (
soal, skor dan kunci jawaban ), untuk
melihat apakah guru sudah membuat RPP
dengan lengkap. Hal itu nanti akan
dibuktikan dengan melihat RPP yang
dibuat oleh guru. Terjadi peningkatan atau
tidak pada siklus ke-2.
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini
bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
melalui Bimbingan Teknis di SD Negeri 3
Lumpatan
b. Manfaat Penelitian
1) Manfaat bagi peneliti
a) Meningkatkan kemampuan
profesionalisme peneliti untuk
melakukan penelitian tindakan
sekolah sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi di
sekolah binaan peneliti.
b) Meningkatkan kemampuan
peneliti dalam menyusun serta
menulis laporan dan artikel
ilmiah.
c) Sebagai motivasi bagi peneliti
dalam membuat karya tulis
ilmiah.
d) Hasil penelitian ini dapat
digunakan oleh peneliti sebagai
syarat untuk kenaikan golongan
ke- IV b.
e) Dengan adanya pengalaman
menulis, dapat memberikan
bimbingan kepada teman-teman
Kepala Sekolah dan guru yang
akan menulis.
f) Hasil penelitian ini digunakan
peneliti sebagai evaluasi
terhadap guru dalam menyusun
RPP yang selanjutnya akan
digunakan sebagai bahan
pembinaan kepada guru di
sekolah binaan.
2) Manfaat bagi sekolah
a) Akan berdampak adanya
peningkatan administrasi guru
pada KBM yang lebih lengkap.
b) Dapat meningkatkan kualitas
pendidikan karena Standar
Kompetensi dan Kompetensi
Dasar sudah tersampaikan.
3) Manfaat bagi guru
a) Dapat meningkatkan
kompetensi dalam membuat
RPP dengan lengkap serta
menciptakan kesadaran guru
tentang tanggung jawabnya
terhadap pelaksanaan tugasnya.
b) Sebagai panduan dan arahan
dalam mengajar sehingga apa
yang diinginkan dalam standar
isi dapat tersampaikan.
B. Kajian Pustaka
1. Pengertian Guru
Secara etimologi istilah guru berasal dari
bahasa India yang artinya ” orang yang
mengajarkan tentang kelepasan dari
sengsara” Shambuan, Republika (dalam
Suparlan, 2005:11). Kemudian Rabindranath
Tagore (dalam Suparlan, 2005:11)
menggunakan istilah Shanti Niketan atau
rumah damai untuk tempat para guru
mengamalkan tugas mulianya membangun
spiritualitas anak-anak bangsa di India
(spiritual intelligence).
Poerwadarminta (dalam Suparlan,
2005:13) menyatakan guru adalah orang yang
kerjanya mengajar. Dengan definisi ini, guru
disamakan dengan pengajar. Pengertian guru
ini hanya menyebutkan satu sisi yaitu sebagai
pengajar, tidak termasuk pengertian guru
sebagai pendidik dan pelatih. Selanjutnya
Daradjat (dalam Suparlan, 2005:13)
menyatakan guru adalah pendidik profesional
karena guru telah menerima dan memikul
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 37 -41
ISSN : 2459-9743 | 39
beban dari orang tua untuk ikut mendidik
anak-anak.
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen mendefenisikan guru
sebagai pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Berdasarkan definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa guru adalah tenaga
pendidik yang profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik, dan bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus dan RPP. Silabus merupakan
sebagian sub-sistem pembelajaran yang terdiri
dari atau yang satu sama yang lain saling
berhubungan dalam rangka mencapai tujuan.
Hal penting yang berkaitan dengan
pembelajaran adalah penjabaran tujuan yang
disusun berdasarkan indikator yang
ditetapkan.
Combs (dalam Kurniawati, 2009:66)
menyatakan bahwa perencanaan program
pembelajaran merupakan suatu penetapan
yang memuat komponen-komponen
pembelajaran secara sistematis. Analisis
sistematis merupakan proses perkembangan
pendidikan yang akan mencapai tujuan
pendidikan agar lebih efektif dan efisien
disusun secara logis, rasional, sesuai dengan
kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah
(masyarakat). Perencanaan program
pembelajaran adalah hasil pemikiran, berupa
keputusan yang akan dilaksanakan. Selanjutnya
Oemar Hakim (dalam Kurniawati, 2009:74)
menyatakan bahwa perencanaan program
pembelajaran pada hakekatnya merupakan
perencanaan program jangka pendek untuk
memperkirakan suatu proyeksi tentang
sesuatu yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran.
Permendiknas No. 41 Tahun 2007
menyatakan, “Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan telah
dijabarkan dalam silabus.”
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa perencanaan
pembelajaran adalah suatu upaya menyusun
perencanaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam kurikulum sesuai dengan kebutuhan
siswa, sekolah, dan daerah.
3. Bimbingan Teknis
Parson (dalam Fatihah, 2009) menyatakan
bahwa bimbingan sebagai bantuan yang
diberikan kepada individu untuk dapat
memilih, mempersiapkan diri dan memangku
suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam
jabatan yang dipilihnya. Sedangkan menurut
Chiskon (dalam Fatihah, 2009) menyatakan
bahwa bimbingan membantu individu untuk
lebih mengenal berbagai informasi tentang
dirinya sendiri. Sementara menurut Tim
Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bimbingan adalah petunjuk penjelasan cara
mengerjakan sesuatu, tuntutan.
Berdasarkan pengertian bimbingan teknis
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
bimbingan teknis adalah pemberian bantuan
yang diberikan seorang ahli kepada seseorang
atau individu secara berkelanjutan berlangsung
secara terus menerus untuk dapat
mengembangkan potensi dirinya secara
optimal dan mendapat kemajuan dalam
bekerja.
4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori di atas maka
dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai
berikut: bimbingan teknis dapat meningkatkan
kemampuan dalam menyusun RPP bagi guru di
SD Negeri 3 Lumpatan, Kecamatan Sekayu,
Kabupaten Musi Banyuasin.
C. Metode Penelitian
1. Setting Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini
adalah para guru Sekolah Dasar Negeri 3
Lumpatan Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi
Banyuasin sebanyak 13 orang, sedangkan
obyek penelitiannya adalah penyusunan RPP
guna meningkatkan inovasi kegiatan belajar
mengajar yang variatif di kelas.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3. Rancangan Penelitian
Roihan | Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP
40 | ISSN : 2459-9743
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus
dimana masing-masing siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah teknik observasi
dan teknik wawancara, sedangkan alat
pengumpul data berupa pedoman observasi.
D. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Dari hasil observasi tentang Menyusun
RPP Sekolah Dasar Negeri 3 Lumpatan
Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin
pada siklus I disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Hasil Observasi
Keterangan
1. Skor masing-masing aspek adalah 4
2. Skor masing-masing option adalah 2
3. Skor maksimal 20
4. Tabel Konvensi skor adalah
a) 17 – 20 = Sangat Aktif (SA)
b) 13 – 16 = Aktif (A)
c) 9 – 12 = Cukup Aktif (CA)
d) 5 – 8 = Kurang Aktif (KA)
e) 1 – 4 = Tidak Aktif (TA)
Berdasarkan skor pada Tabel 1 di atas,
guru yang tergolong sangat aktif 3 orang atau
21% dan tergolong kurang aktif 11 orang atau
79%, berdasarkan hasil observasi pada siklus I.
Keunggulan siklus I, 3 orang guru sangat aktif
berdasarkan analisis hasil observasi.
Kelemahan siklus I, sementara 11 orang
yang kurang aktif berdasarkan observasi
terutama pada aspek guru kurang bergairah
dalam membaca dengan pembina Kepala
Sekolah, kerja sama kelompok, aktivitas dalam
diskusi kelompok sehingga dilanjutkan pada
siklus II, tentang Menyusun RPP di Sekolah
Dasar Negeri 3 Lumpatan Kecamatan Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin Kegiatan
pembinaan dilanjutkan pada siklus II
dilaksanakan bulan Februari 2015 sebanyak 3
kali.
2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
Dari hasil observasi tentang Menyusun
RPP di Sekolah Dasar Negeri 3 Lumpatan
Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin
pada siklus II disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Hasil Observasi
Keterangan
1. Skor masing-masing aspek adalah 4
2. Skor masing-masing option adalah 2
3. Skor maksimal 20
4. Tabel Konvensi skor adalah
a) 17 – 20 = Sangat Aktif (SA)
b) 13 – 16 = Aktif (A)
c) 9 – 12 = Cukup Aktif (CA)
d) 5 – 8 = Kurang Aktif (KA)
e) 1 – 4 = Tidak Aktif (TA)
Berdasarkan skor pada tabel 2, guru yang
tergolong sangat aktif 3 orang dan tergolong
aktif 11 orang, berdasarkan hasil observasi
pada siklus II Guru sudah kreatif dalam
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
sehingga Model Pembinaan Program
Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 3
Lumpatan Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi
Banyuasin dapat meningkatkan kompetensi
Guru dan pendapat Guru sangat bermanfaat
terhadap pembinaan dalam program
Penyelenggaraan Kegiatan Gemar Membaca
buku-buku referensi kependidikan di
perpustakaan pada Sekolah Dasar binaan
penulis.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS) dapat disimpulkan sebagai
berikut.
a. Bimbingan Teknis dapat meningkatkan
motivasi guru dalam menyusun RPP
dengan lengkap. Guru menunjukkan
keseriusan dalam memahami dan
menyusun RPP apalagi setelah
mendapatkan bimbingan pengembangan/
penyusunan RPP dari peneliti. Informasi
ini peneliti peroleh dari hasil pengamatan
pada saat mengadakan wawancara dan
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 37 -41
ISSN : 2459-9743 | 41
bimbingan pengembangan/ penyusunan
RPP kepada para guru.
b. Bimbingan Teknis dapat meningkatkan
kompetensi guru dalam menyusun RPP.
Hal itu dapat dibuktikan dari hasil
observasi yang memperlihatkan bahwa
terjadi peningkatan kompetensi guru
dalam menyusun RPP dari siklus ke
siklus. Pada siklus I nilai rata-rata
komponen RPP 69% dan pada siklus II
83%. Jadi, terjadi peningkatan 14% dari
siklus I.
2. Saran
Telah terbukti bahwa dengan Bimbingan
Teknis dapat meningkatkan motivasi dan
kompetensi guru dalam menyusun RPP. Oleh
karena itu, peneliti menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut.
a. Motivasi yang sudah tertanam khususnya
dalam penyusunan RPP hendaknya terus
dipertahankan dan ditingkatkan/
dikembangkan .
b. RPP yang disusun/dibuat hendaknya
mengandung komponen-komponen RPP
secara lengkap dan baik karena RPP
merupakan acuan/pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran.
c. Dokumen RPP hendaknya dibuat minimal
dua rangkap, satu untuk arsip sekolah dan
satunya lagi untuk pegangan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bahar, A., & Sholeh, Z. 2006. Penuntun Praktis
Cara Belajar Mengajar Yang Efisien.
Jakarta: CV Karya Utama.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Nawawi, H. 2995. Metodologi Penelitian
Tindakan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Pamuntjak, S. 1976. Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan. Jakarta: Balai Pustaka.
Poerwodarminto, W.J.S. 1989. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
R. Widodo. 1989. Pedoman Pengelolaan
Perpustakaan. Jakarta: Depdiknas Press.
Sudjana, N. 1991. Tuntunan Penyusunan Karya
Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertai.
Bandung: Sinar Baru.
Suryabrata, S. 1978. Metode Penelitian. Jakarta:
Rajawali Pers.