roihan: jurnal guru halaman 37-41

5
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 37 -41 ISSN : 2459-9743 | 37 Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun RPP Melalui Bimbingan Teknis Di SD Negeri 3 Lumpatan Roihan Kepala SD Negeri 3 Lumpatan, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015 ABSTRAK Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui Bimbingan Teknis di SD Negeri 3 Lumpatan. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 19 Januari – 6 Maret 2015 dengan subyek penelitian sebanyak 13 orang guru SD Negeri 3 Lumpatan, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik observasi dan teknik wawancara, sedangkan alat pengumpul data berupa pedoman observasi. Dari hasil penelitian diperoleh data nilai rata-rata komponen RPP pada Siklus I mencapai 69 persen dan pada Siklus II mencapai 83 persen, sehingga terjadi peningkatan sebesar 14 persen. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan teknis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP. Kata Kunci: rencana pelaksanaan pembelajaran, bimbingan teknis. A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan oleh guru pada satuan pendidikan . Guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Silabus dan RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Masalah yang terjadi di lapangan masih ditemukan adanya guru (baik di sekolah negeri maupun swasta) yang tidak bisa memperlihatkan RPP yang dibuat dengan alasan ketinggalan di rumah dan bagi guru yang sudah membuat RPP masih ditemukan adanya guru yang belum melengkapi komponen tujuan pembelajaran dan penilaian (soal, skor, dan kunci jawaban), serta langkah-langkah kegiatan pembelajarannya masih dangkal. Soal, skor, dan kunci jawaban merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Masalah yang lain yaitu sebagian besar guru khususnya di sekolah swasta belum mendapatkan pelatihan pengembangan RPP. Selama ini guru-guru yang mengajar di sekolah swasta sedikit/ jarang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti berbagai Diklat Peningkatan Profesionalisme Guru dibandingkan sekolah negeri. Hal ini menyebabkan banyak guru yang belum tahu dan memahami penyusunan/ pembuatan RPP secara baik/ lengkap. Beberapa guru mengadopsi RPP orang lain. Hal ini peneliti ketahui pada saat mengadakan supervisi akademik (supervisi kunjungan kelas) ke sekolah binaan. Permasalahan tersebut berpengaruh besar terhadap pelaksanaan proses pembelajaran. Dengan keadaan demikian, peneliti sebagai Kepala Sekolah berusaha untuk memberi bimbingan berkelanjutan pada guru dalam menyusun RPP secara lengkap sesuai dengan tuntutan pada standar proses dan standar penilaian yang merupakan bagian dari standar nasional pendidikan. Hal itu juga sesuai dengan Tupoksi peneliti sebagai Kepala Sekolah berdasarkan Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang enam standar kompetensi Kepala Sekolah yang salah satunya adalah supervisi akademik yaitu membina guru. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka “Apakah dengan Bimbingan Teknik akan dapat meningkatkan Kemampuan guru dalam menyusun RPP di SD Negeri 3 Lumpatan ?

Upload: jurnal-guru

Post on 07-Apr-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran (www.e-jurnalguru.com)

TRANSCRIPT

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 37 -41

ISSN : 2459-9743 | 37

Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun RPP

Melalui Bimbingan Teknis Di SD Negeri 3 Lumpatan

Roihan Kepala SD Negeri 3 Lumpatan, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui Bimbingan Teknis di SD Negeri 3 Lumpatan.

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 19 Januari – 6 Maret 2015 dengan subyek penelitian

sebanyak 13 orang guru SD Negeri 3 Lumpatan, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah

teknik observasi dan teknik wawancara, sedangkan alat pengumpul data berupa pedoman observasi.

Dari hasil penelitian diperoleh data nilai rata-rata komponen RPP pada Siklus I mencapai 69 persen

dan pada Siklus II mencapai 83 persen, sehingga terjadi peningkatan sebesar 14 persen. Dari data ini

dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan teknis dapat meningkatkan kemampuan guru

dalam menyusun RPP.

Kata Kunci: rencana pelaksanaan pembelajaran, bimbingan teknis.

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dikembangkan oleh guru

pada satuan pendidikan . Guru pada satuan

pendidikan berkewajiban menyusun Silabus

dan RPP secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik.

Masalah yang terjadi di lapangan masih

ditemukan adanya guru (baik di sekolah negeri

maupun swasta) yang tidak bisa

memperlihatkan RPP yang dibuat dengan

alasan ketinggalan di rumah dan bagi guru yang

sudah membuat RPP masih ditemukan adanya

guru yang belum melengkapi komponen tujuan

pembelajaran dan penilaian (soal, skor, dan

kunci jawaban), serta langkah-langkah kegiatan

pembelajarannya masih dangkal. Soal, skor, dan

kunci jawaban merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan.

Masalah yang lain yaitu sebagian besar

guru khususnya di sekolah swasta belum

mendapatkan pelatihan pengembangan RPP.

Selama ini guru-guru yang mengajar di sekolah

swasta sedikit/ jarang mendapatkan

kesempatan untuk mengikuti berbagai Diklat

Peningkatan Profesionalisme Guru

dibandingkan sekolah negeri. Hal ini

menyebabkan banyak guru yang belum tahu

dan memahami penyusunan/ pembuatan RPP

secara baik/ lengkap. Beberapa guru

mengadopsi RPP orang lain. Hal ini peneliti

ketahui pada saat mengadakan supervisi

akademik (supervisi kunjungan kelas) ke

sekolah binaan. Permasalahan tersebut

berpengaruh besar terhadap pelaksanaan

proses pembelajaran.

Dengan keadaan demikian, peneliti

sebagai Kepala Sekolah berusaha untuk

memberi bimbingan berkelanjutan pada guru

dalam menyusun RPP secara lengkap sesuai

dengan tuntutan pada standar proses dan

standar penilaian yang merupakan bagian dari

standar nasional pendidikan. Hal itu juga sesuai

dengan Tupoksi peneliti sebagai Kepala

Sekolah berdasarkan Permendiknas Nomor 12

Tahun 2007 tentang enam standar

kompetensi Kepala Sekolah yang salah satunya

adalah supervisi akademik yaitu membina

guru.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka

“Apakah dengan Bimbingan Teknik akan

dapat meningkatkan Kemampuan guru dalam

menyusun RPP di SD Negeri 3 Lumpatan ?

Roihan | Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP

38 | ISSN : 2459-9743

3. Cara Pemecahan Masalah

a. Peneliti akan mengambil tindakan dengan

memberi penjelasan dan bimbingan

berkelanjutan serta arahan kepada guru

tentang pentingnya seorang guru

membuat RPP secara lengkap. Dengan

bimbingan berkelanjutan diharapkan guru

termotivasi dalam menyusun RPP dengan

lengkap dan dapat digunakan sebagai

acuan atau panduan dalam mengajar, agar

SK dan KD yang terdapat dalam standar isi

dapat tersampaikan semua karena sudah

ada dalam RPP yang dibuat oleh guru.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

siklus pertama.

b. Peneliti akan melihat proses peningkatan

kemampuan guru dalam menyusun RPP

melalui instrument proses yang telah

dirancang yaitu berupa lembar

observasi/pengamatan komponen RPP

yang memuat sebelas komponen yaitu: 1)

identitas mata pelajaran, 2) standar

kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4)

indikator pencapaian kompetensi, 5)

tujuan pembelajaran, 6) materi ajar, 7)

alokasi waktu, 8) metode pembelajaran,

9) kegiatan pembelajaran, 10) sumber

belajar dan 11) penilaian hasil belajar (

soal, skor dan kunci jawaban ), untuk

melihat apakah guru sudah membuat RPP

dengan lengkap. Hal itu nanti akan

dibuktikan dengan melihat RPP yang

dibuat oleh guru. Terjadi peningkatan atau

tidak pada siklus ke-2.

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini

bertujuan untuk meningkatkan

kompetensi guru dalam menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

melalui Bimbingan Teknis di SD Negeri 3

Lumpatan

b. Manfaat Penelitian

1) Manfaat bagi peneliti

a) Meningkatkan kemampuan

profesionalisme peneliti untuk

melakukan penelitian tindakan

sekolah sesuai dengan

permasalahan yang dihadapi di

sekolah binaan peneliti.

b) Meningkatkan kemampuan

peneliti dalam menyusun serta

menulis laporan dan artikel

ilmiah.

c) Sebagai motivasi bagi peneliti

dalam membuat karya tulis

ilmiah.

d) Hasil penelitian ini dapat

digunakan oleh peneliti sebagai

syarat untuk kenaikan golongan

ke- IV b.

e) Dengan adanya pengalaman

menulis, dapat memberikan

bimbingan kepada teman-teman

Kepala Sekolah dan guru yang

akan menulis.

f) Hasil penelitian ini digunakan

peneliti sebagai evaluasi

terhadap guru dalam menyusun

RPP yang selanjutnya akan

digunakan sebagai bahan

pembinaan kepada guru di

sekolah binaan.

2) Manfaat bagi sekolah

a) Akan berdampak adanya

peningkatan administrasi guru

pada KBM yang lebih lengkap.

b) Dapat meningkatkan kualitas

pendidikan karena Standar

Kompetensi dan Kompetensi

Dasar sudah tersampaikan.

3) Manfaat bagi guru

a) Dapat meningkatkan

kompetensi dalam membuat

RPP dengan lengkap serta

menciptakan kesadaran guru

tentang tanggung jawabnya

terhadap pelaksanaan tugasnya.

b) Sebagai panduan dan arahan

dalam mengajar sehingga apa

yang diinginkan dalam standar

isi dapat tersampaikan.

B. Kajian Pustaka

1. Pengertian Guru

Secara etimologi istilah guru berasal dari

bahasa India yang artinya ” orang yang

mengajarkan tentang kelepasan dari

sengsara” Shambuan, Republika (dalam

Suparlan, 2005:11). Kemudian Rabindranath

Tagore (dalam Suparlan, 2005:11)

menggunakan istilah Shanti Niketan atau

rumah damai untuk tempat para guru

mengamalkan tugas mulianya membangun

spiritualitas anak-anak bangsa di India

(spiritual intelligence).

Poerwadarminta (dalam Suparlan,

2005:13) menyatakan guru adalah orang yang

kerjanya mengajar. Dengan definisi ini, guru

disamakan dengan pengajar. Pengertian guru

ini hanya menyebutkan satu sisi yaitu sebagai

pengajar, tidak termasuk pengertian guru

sebagai pendidik dan pelatih. Selanjutnya

Daradjat (dalam Suparlan, 2005:13)

menyatakan guru adalah pendidik profesional

karena guru telah menerima dan memikul

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 37 -41

ISSN : 2459-9743 | 39

beban dari orang tua untuk ikut mendidik

anak-anak.

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen mendefenisikan guru

sebagai pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Berdasarkan definisi di atas, dapat

disimpulkan bahwa guru adalah tenaga

pendidik yang profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik, dan bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Perencanaan proses pembelajaran

meliputi silabus dan RPP. Silabus merupakan

sebagian sub-sistem pembelajaran yang terdiri

dari atau yang satu sama yang lain saling

berhubungan dalam rangka mencapai tujuan.

Hal penting yang berkaitan dengan

pembelajaran adalah penjabaran tujuan yang

disusun berdasarkan indikator yang

ditetapkan.

Combs (dalam Kurniawati, 2009:66)

menyatakan bahwa perencanaan program

pembelajaran merupakan suatu penetapan

yang memuat komponen-komponen

pembelajaran secara sistematis. Analisis

sistematis merupakan proses perkembangan

pendidikan yang akan mencapai tujuan

pendidikan agar lebih efektif dan efisien

disusun secara logis, rasional, sesuai dengan

kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah

(masyarakat). Perencanaan program

pembelajaran adalah hasil pemikiran, berupa

keputusan yang akan dilaksanakan. Selanjutnya

Oemar Hakim (dalam Kurniawati, 2009:74)

menyatakan bahwa perencanaan program

pembelajaran pada hakekatnya merupakan

perencanaan program jangka pendek untuk

memperkirakan suatu proyeksi tentang

sesuatu yang akan dilakukan dalam kegiatan

pembelajaran.

Permendiknas No. 41 Tahun 2007

menyatakan, “Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan

pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai satu kompetensi dasar yang

ditetapkan dalam standar isi dan telah

dijabarkan dalam silabus.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa perencanaan

pembelajaran adalah suatu upaya menyusun

perencanaan pembelajaran yang akan

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dalam kurikulum sesuai dengan kebutuhan

siswa, sekolah, dan daerah.

3. Bimbingan Teknis

Parson (dalam Fatihah, 2009) menyatakan

bahwa bimbingan sebagai bantuan yang

diberikan kepada individu untuk dapat

memilih, mempersiapkan diri dan memangku

suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam

jabatan yang dipilihnya. Sedangkan menurut

Chiskon (dalam Fatihah, 2009) menyatakan

bahwa bimbingan membantu individu untuk

lebih mengenal berbagai informasi tentang

dirinya sendiri. Sementara menurut Tim

Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia,

bimbingan adalah petunjuk penjelasan cara

mengerjakan sesuatu, tuntutan.

Berdasarkan pengertian bimbingan teknis

di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

bimbingan teknis adalah pemberian bantuan

yang diberikan seorang ahli kepada seseorang

atau individu secara berkelanjutan berlangsung

secara terus menerus untuk dapat

mengembangkan potensi dirinya secara

optimal dan mendapat kemajuan dalam

bekerja.

4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori di atas maka

dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai

berikut: bimbingan teknis dapat meningkatkan

kemampuan dalam menyusun RPP bagi guru di

SD Negeri 3 Lumpatan, Kecamatan Sekayu,

Kabupaten Musi Banyuasin.

C. Metode Penelitian

1. Setting Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini

adalah para guru Sekolah Dasar Negeri 3

Lumpatan Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi

Banyuasin sebanyak 13 orang, sedangkan

obyek penelitiannya adalah penyusunan RPP

guna meningkatkan inovasi kegiatan belajar

mengajar yang variatif di kelas.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3. Rancangan Penelitian

Roihan | Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP

40 | ISSN : 2459-9743

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus

dimana masing-masing siklus terdiri atas

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi.

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data adalah teknik observasi

dan teknik wawancara, sedangkan alat

pengumpul data berupa pedoman observasi.

D. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I

Dari hasil observasi tentang Menyusun

RPP Sekolah Dasar Negeri 3 Lumpatan

Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin

pada siklus I disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Hasil Observasi

Keterangan

1. Skor masing-masing aspek adalah 4

2. Skor masing-masing option adalah 2

3. Skor maksimal 20

4. Tabel Konvensi skor adalah

a) 17 – 20 = Sangat Aktif (SA)

b) 13 – 16 = Aktif (A)

c) 9 – 12 = Cukup Aktif (CA)

d) 5 – 8 = Kurang Aktif (KA)

e) 1 – 4 = Tidak Aktif (TA)

Berdasarkan skor pada Tabel 1 di atas,

guru yang tergolong sangat aktif 3 orang atau

21% dan tergolong kurang aktif 11 orang atau

79%, berdasarkan hasil observasi pada siklus I.

Keunggulan siklus I, 3 orang guru sangat aktif

berdasarkan analisis hasil observasi.

Kelemahan siklus I, sementara 11 orang

yang kurang aktif berdasarkan observasi

terutama pada aspek guru kurang bergairah

dalam membaca dengan pembina Kepala

Sekolah, kerja sama kelompok, aktivitas dalam

diskusi kelompok sehingga dilanjutkan pada

siklus II, tentang Menyusun RPP di Sekolah

Dasar Negeri 3 Lumpatan Kecamatan Sekayu

Kabupaten Musi Banyuasin Kegiatan

pembinaan dilanjutkan pada siklus II

dilaksanakan bulan Februari 2015 sebanyak 3

kali.

2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

Dari hasil observasi tentang Menyusun

RPP di Sekolah Dasar Negeri 3 Lumpatan

Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin

pada siklus II disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. Hasil Observasi

Keterangan

1. Skor masing-masing aspek adalah 4

2. Skor masing-masing option adalah 2

3. Skor maksimal 20

4. Tabel Konvensi skor adalah

a) 17 – 20 = Sangat Aktif (SA)

b) 13 – 16 = Aktif (A)

c) 9 – 12 = Cukup Aktif (CA)

d) 5 – 8 = Kurang Aktif (KA)

e) 1 – 4 = Tidak Aktif (TA)

Berdasarkan skor pada tabel 2, guru yang

tergolong sangat aktif 3 orang dan tergolong

aktif 11 orang, berdasarkan hasil observasi

pada siklus II Guru sudah kreatif dalam

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

sehingga Model Pembinaan Program

Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 3

Lumpatan Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi

Banyuasin dapat meningkatkan kompetensi

Guru dan pendapat Guru sangat bermanfaat

terhadap pembinaan dalam program

Penyelenggaraan Kegiatan Gemar Membaca

buku-buku referensi kependidikan di

perpustakaan pada Sekolah Dasar binaan

penulis.

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan

Sekolah (PTS) dapat disimpulkan sebagai

berikut.

a. Bimbingan Teknis dapat meningkatkan

motivasi guru dalam menyusun RPP

dengan lengkap. Guru menunjukkan

keseriusan dalam memahami dan

menyusun RPP apalagi setelah

mendapatkan bimbingan pengembangan/

penyusunan RPP dari peneliti. Informasi

ini peneliti peroleh dari hasil pengamatan

pada saat mengadakan wawancara dan

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei – Juni (2015): 37 -41

ISSN : 2459-9743 | 41

bimbingan pengembangan/ penyusunan

RPP kepada para guru.

b. Bimbingan Teknis dapat meningkatkan

kompetensi guru dalam menyusun RPP.

Hal itu dapat dibuktikan dari hasil

observasi yang memperlihatkan bahwa

terjadi peningkatan kompetensi guru

dalam menyusun RPP dari siklus ke

siklus. Pada siklus I nilai rata-rata

komponen RPP 69% dan pada siklus II

83%. Jadi, terjadi peningkatan 14% dari

siklus I.

2. Saran

Telah terbukti bahwa dengan Bimbingan

Teknis dapat meningkatkan motivasi dan

kompetensi guru dalam menyusun RPP. Oleh

karena itu, peneliti menyampaikan beberapa

saran sebagai berikut.

a. Motivasi yang sudah tertanam khususnya

dalam penyusunan RPP hendaknya terus

dipertahankan dan ditingkatkan/

dikembangkan .

b. RPP yang disusun/dibuat hendaknya

mengandung komponen-komponen RPP

secara lengkap dan baik karena RPP

merupakan acuan/pedoman dalam

melaksanakan pembelajaran.

c. Dokumen RPP hendaknya dibuat minimal

dua rangkap, satu untuk arsip sekolah dan

satunya lagi untuk pegangan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta:

Rineka Cipta.

Bahar, A., & Sholeh, Z. 2006. Penuntun Praktis

Cara Belajar Mengajar Yang Efisien.

Jakarta: CV Karya Utama.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Nawawi, H. 2995. Metodologi Penelitian

Tindakan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Pamuntjak, S. 1976. Pedoman Penyelenggaraan

Perpustakaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Poerwodarminto, W.J.S. 1989. Kamus Umum

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

R. Widodo. 1989. Pedoman Pengelolaan

Perpustakaan. Jakarta: Depdiknas Press.

Sudjana, N. 1991. Tuntunan Penyusunan Karya

Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertai.

Bandung: Sinar Baru.

Suryabrata, S. 1978. Metode Penelitian. Jakarta:

Rajawali Pers.