rohmadi, dwi. 2011. · web viewsuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan...

96
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan pendidikan dewasa ini baik di negara maju mau pun di Negara yang sedang berkembang, minat membaca sangat memegang peranan penting. Keberhasilan dalam belajar sebagian besar ditunjang oleh minat baca. Seorang pelajar yang tidak berminat untuk membaca, mustahil belajarnya akan berhasil dengan baik. Gie (1984 : 57) menyatakan bahwa “sebab tidak ada belajar yang dapat dilaksanakan tanpa pembacaan, dan gudang bacaan adalah perpustakaan”. Tidaklah cukup seorang belajar hanya mengerahkan tenaganya untuk mendengarkan lalu menghafalkan saja, melainkan juga harus ditunjang banyak oleh buku-buku perpustakaan. Dengan menjadi pengunjung perpustakaan yang setia dan dapat mempergunakannya

Upload: lykhuong

Post on 17-Mar-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan pendidikan dewasa ini baik di negara maju mau

pun di Negara yang sedang berkembang, minat membaca sangat memegang

peranan penting. Keberhasilan dalam belajar sebagian besar ditunjang oleh

minat baca. Seorang pelajar yang tidak berminat untuk membaca, mustahil

belajarnya akan berhasil dengan baik.

Gie (1984 : 57) menyatakan bahwa “sebab tidak ada belajar yang

dapat dilaksanakan tanpa pembacaan, dan gudang bacaan adalah

perpustakaan”. Tidaklah cukup seorang belajar hanya mengerahkan

tenaganya untuk mendengarkan lalu menghafalkan saja, melainkan juga

harus ditunjang banyak oleh buku-buku perpustakaan. Dengan menjadi

pengunjung perpustakaan yang setia dan dapat mempergunakannya dengan

baik, kemungkinan besar prestasi belajar siswa akan meningkat. Sebagai

upaya meningkatkan kecerdasan bangsa tidak harus selalu melalui jalur

pendidikan formal saja, akan tetapi dapat juga melalui jalur pendidikan

nonformal, oleh karena itu diperlukan adanya sarana komunikasi informasi

ilmu pengetahuan untuk disampaikan kepada masyarakat yaitu

perpustakaan. Perpustakaan merupakan pusat terkumpulnya berbagai

informasi dan ilmu pengetahuan baik yang berupa buku maupun bahan

Page 2: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

2

rekaman lainnya, yang diorganisasikan untuk dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat pemakai perpustakaan. Pentingnya perpustakaan

diorganisasikan dengan baik agar memudahkan pemakai dalam menemukan

informasi yang dibutuhkannya, karena bahan-bahan himpunan ilmu

pengetahuan diperoleh umat manusia dari masa ke masa. Tingginya budaya

gemar membaca, mengakibatkan meningkatnya minat membaca. Minat

membaca di tunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan

kegiatan membaca. Sekarang ini banyak keluhan bahwa daya serap /

pemahaman para siswa terhadap penguasaan bahan ajar adalah rendah.

Penyebab rendahnya daya serap para siswa terhadap bahan ajar tersebut

bukan karena faktor potensial, tetapi salah satu penyebabnya yang penting

adalah minat membaca buku yaitu siswa yang mempunyai minat membaca

bukunya lemah. Siswa yang lebih banyak menggunakan waktunya untuk

membaca akan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dibanding

dengan yang tidak.

Dengan adanya minat yang tinggi pada siswa akan menjadikan siswa

lebih bersemangat dan bergairah dalam belajar. Seseorang yang tidak

berminat untuk mempelajari sesuatu biasanya tidak dapat diharapkan akan

berhasil dengan baik dalam menguasai ilmu yang dipelajari. Sebaliknya

kalau seseorang belajar atau membaca dengan penuh minat maka akan

meluangkan waktunya yang cukup banyak untuk mendalami mata pelajaran

tersebut sehingga diharapkan prestasi yang dicapai akan lebih baik. Dalam

Page 3: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

3

menghasilkan output yang berkualitas, maka dalam bidang pendidikan

diperlukan media pembelajaran yang memadai, untuk mengetahui

keberhasilan proses belajar siswa dapat diketahui dari prestasi yang dicapai

siswa. Prestasi belajar merupakan pencerminan hasil belajar yang dicapai

siswa setelah melakukan usaha. Tinggi rendahnya prestasi belajar akan

memberikan sumbangan dalam mencapai kesuksesan masa depan siswa.

Untuk mencapai prestasi belajar yang baik, siswa dipengaruhi banyak

faktor baik dari dalam maupun dari luar diri siswa tersebut. Dari dalam diri

siswa itu antara lain faktor kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kesehatan

jasmani dan juga usaha untuk meningkatkan prestasi, sedangkan dari luar

siswa meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, peralatan, dan

media belajar.

Salah satu ciri pembelajaran kontekstual adalah pemanfaatan sumber

belajar (termasuk media) yang sesuai dengan pengalaman hidup peserta

didik. Hal ini tidak hanya meningkatkan atau membangkitkan minat dan

keaktifan siswa dalam proses belajar akan tetapi juga meningkatkan

efektivitas pembelajaran karena obyek yang mereka pelajari sesuai dengan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa dan bersentuhan langsung dengan

lingkungan hidup keseharian mereka. Oleh karena itu, setiap guru/fasilitator

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka di

dalam memilih, mengelompokkan, dan memanfaatkan berbagai obyek yang

Page 4: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

4

terdapat di lingkungan kelas, sekolah atau diluar sekolah sebagai sumber

belajar anak sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang

cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang

di sampaikan dapat dibantu dengan kehadiran media sebagai perantara.

Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.

Dengan demikian peserta didik akan lebih mudah mencerna bahan dari

pada tanpa bantuan media. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar

mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena

memang gurulah yang menghendaki untuk membantu tugas guru dalam

menyampaikan pesan -pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru

kepada anak didik. Suatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka

bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak

didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau komplek.

Menurut Djamerah & Zain (2002:136) menjelaskan didalam kegiatan

belajar mengajar ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu

dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan pelajaran

dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa

yang kurang mampu guru sampaikan/jelaskan melalui kata -kata/kalimat.

Oleh sebab itu media disini sangat penting untuk menarik siswa untuk mau

belajar dan membuat antusias dengan materi yang diberikan. Dalam

penjelasan diatas siswa di SMP terdapat juga yang minat membaca buku

Page 5: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

5

perpustakaan rendah, serta penggunaan media pembelajaran yang kurang

memadai/sesuai saat proses belajar mengajar berlangsung, sehingga kedua

faktor tersebut sangat mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa.

Melihat latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Minat Membaca

Buku Perpustakaan terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Matematika

pada Siswa Kelas VIII SMP PERGIS YAPKI Maros Tahun Pelajaran 2010-

2011”

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci

mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti, yang didasarkan

pada latar belakang untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran, maka

perlu dirumuskan terlebih dahulu masalah yang terkandung dalam

penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan yakni, Apakah ada pengaruh Minat Membaca

Buku Perpustakaan terhadap Prestasi Belajar bidang studi Matematika pada

Siswa Kelas VIII di SMP Pergis YAPKI Maros?.

Page 6: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh Minat Membaca Buku Perpustakaan terhadap Prestasi

Belajar bidang studi Matematika pada Siswa Kelas VIII di SMP PERGIS

YAPKI Maros.

2. Manfaat penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

bermanfaat khususnya bagi penulis dan pendidikan pada umumnya.

Harapan –harapan itu antara lain :

a. Segi teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

usaha meningkatkan keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi

belajar, dan dapat memberikan gambaran kepada sekolah bahwa minat

membaca buku perpustakaan itu mempunyai peranan yang sangat

penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Segi praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengetahuan dan

menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah dalam

kehidupan praktek belajarmengajar yang sesungguhnya dan sebagai

bekal untuk terjun didunia pendidikanserta untuk mencapai pemecahan

masalah yang ada pada perumusan masalah.

Page 7: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, HIPOTESIS DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan pustaka

1. Pengertian perpustakaan

Dengan ditemukannya bentuk-bentuk tulisan pada zaman dahulu,

maka telah mulai dikenal juga perpustakaan. Perpustakaan pada mulanya

didirikan di biara-biara dan candi-candi karena sebagian besar tulisan-

tulisan itu berisi informasi tentang agama dan persembahyangan. Di

Eropah, ide untuk mendirikan perpustakaan telah dirintis oleh bangsa

Sumeria. Karya orang Sumeria tidak hanya terdiri hal-hal keagamaan saja,

tetapi juga menghasilkan karya sosial, politik, filsafat dan kesusastraan.

Bahan yang mereka gunakan untuk menulis adalah lempengan tanah liat

(clay tablet). Hasil karya bangsa Sumeria ini dikumpulkan dan dilestarikan

pada satu tempat yang kemudian disebut perpustakaan. Pada tahun 668

S.M.

Perpustakaan Borsippa yang didirikan oleh Raja Ashur Banipal dari

Asseria mempunyai koleksi 10.000 tablet yang terbuat dari tanah liat (clay

tablet).

Pada zaman Yunani orang sudah mulai mengenal alphabet.

Demikianlah perkembangan perpustakaan sejalan dengan perkembangan

tulisan, dan kebutuhan akan informasi. Dari masa ke masa semakin

Page 8: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

8

dirasakan manfaat kehadiran perpustakaan di tengah-tengah masyarakat.

Dalam penyelenggaraan perpustakaanpun mengalami kemajuan sesuai

dengan kemajuan teknologi masa ini.

Pada kesempatan ini kita akan membicarakan tentang perpustakaan di

tanah air. Perkembangan perpustakaan di Indonesia dapat dikelompokkan

menjadi tiga masa, yaitu :

1. masa sebelum penjajahan Belanda

2. masa penjajahan Belanda

3. masa kemerdekaan, (Wikipedia, 2011)

1) Masa sebelum penjajahan Belanda

Sebelum masa penjajahan Belanda dan bangsa Barat lainnya, di

Indonesia telah dikenal kerajaan-kerajaan besar seperti kerajaan Majapahit

di Jawa Tengah, kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan. Kekuasaan dan

kejayaan negara-negara tersebut terkenal sampai ke beberapa negara.

Raja-raja yang memerintah pada masa jayanya kerajaan tersebut

mempunyai perhatian yang cukup besar terhadap kesusastraan dan filsafat

serta kebudayaan. Pada masa itu banyak pujangga-pujangga terkenal dan

telah menulis buku. Seperti pada masa jayanya kerajaan Majapahit

pujangga yang terkenal ialah Mpu Prapanca yang telah menulis sebuah

buku yang terkenal yaitu Negara Kertagama, dan Mpu Tantular yang

Page 9: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

9

menulis buku cerita yang sangat terkenal yaitu Arjuna Wijaya dan

Sutasoma.

Buku-buku dan naskah-naskah karangan pujangga kerajaan tersebut

disimpan di dalam perpustakaan-perpustakaan kerajaan. Walaupun pada

masa itu perpustakaan-perpustakaan hanya didirikan di dalam lingkungan

kerajaan dan koleksinya juga hanya boleh dibaa oleh kalangan tertentu saja,

namun perpustakaan telah dikenal dan dipelihara dengan baik. Peninggalan-

peninggalan lama ini sekarang dapat dilihat di Museum Pusat.

2) Masa penjajahan Belanda

Semasa penjajahan Belanda, perpustakaan-perpustakaan didirikan di

sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga lain. Tetapi koleksi-koleksi

perpustakaan yang didirikan penjajah Belanda ini terbatas dengan koleksi

yang akan menguntungkan bangsa Belanda. Bangsa Belanda mengawasi

dengan ketat buku-buku yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Hal ini

disebabkan bangsa Belanda menyadari akan pengaruh yang sangat besar

dari membaca buku.

Buku dapat mempengaruhi pikiran dan jiwa pembacanya. Buku-buku

yang baik dan bermutu akan memberikan manfaat yang positif bagi yang

membacanya. Misalnya buku-buku ilmiah akan dapat meningkatkan

pengetahuan, meluaskan cara berpikirnya dan dapat juga meningkatkan

taraf hidupnya. Sebaliknya buku-buku yang tidak baik, dapat merusak

Page 10: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

10

pembacanya, misalnya buku-buku porno dapat merusak generasi muda

menjadi generasi yang bermental bobrok.

Menyadari hal ini pemerintah Belanda menghindari koleksi

perpustakaannya dengan buku-buku yang dapat membangkitkan perjuangan

dan nasionalisme dikalangan masyarakat Indonesia, dan ini sangat

berbahaya bagi pemerintah Belanda. Koleksi perpustakaan pada masa ini

kebanyakan cerita-cerita dongeng yang membuat rakyat Indonesia tidak

akan teringat untuk bangkit berjuang menuntut kemerdekaannya.

3) Perpustakaan masa kemerdekaan

Pada masa-masa awal kemerdekaan Indonesia, pembinaan dan

pengembangan perpustakaan belum begitu mendapat perhatian karena

pemerintah pada masa itu masih memusatkan perhatiannya kepada penataan

pemerintahan. Setelah pemerintahan berjalan dengan teratur, maka

dirasakan perlunya pendirian perpustakaan sebagai salah satu sarana dalam

usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini sesuai dengan isi

Pembukaan UUD ’45 alinea ke 4 : “...untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa...”. Usaha yang pertama dilakukan adalah bagaimana cara untuk

memberantas buta huruf pada masyarakat pemerintah menyadari bahwa

untuk tercapainya tujuan di atas, masyarakat perlu membaca. Dalam usaha

memupuk kegemaran membaca, maka pemerintah berusaha menyediakan

bahan-bahan bacaan yaitu dengan mendirikan perpustakaan-perpustakaan.

Page 11: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

11

Pemerintah mendirikan perpustakaan-perpustakaan rakyat dengan

Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diserahkan kepada

Pendidikan Masyarakat. Perpustakaan Rakyat, yang dinamakan TPR,

dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu :

1. Perpustakaan Tingkat A, didirikan di kecamatan dan

diperuntukkan untuk masyarakat yang tingkat pendidikannya rata-

rata tingkat Sekolah Dasar.

2. Perpustakaan rakyat tingkat B, didirikan di Ibukota Kabupaten.

3. Perpustakaan Rakyat Tingkat C, didirikan di Ibukota Propinsi.

Perpustakaan-perpustakaan rakyat tersebut sebenarnya adalah

perpustakaan umum. Tetapi perpustakaan ini kurang berhasil seperti yang

diharapkan. Sehingga namanya kemudian hilang. Tetapi ini bukan berarti

bahwa perkembangan perpustakaan umum juga berhenti. Perpustakaan

umum terus perkembang walaupun agak lambat. Pemerintahan masih

memperhatikan perkembangan perpustakaan umum Daerah Tingkat II, hal

ini terbukti dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan RI No. 0103/0/1981 tanggal 11 Maret 1981 yang isinya

mengenai ketentuan sistem perpustakaan secara nasional.

Di ibukota daerah tingkat I dibina dan di kembangkan Perpustakaan

Wilayah Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Kebijaksaan pembinaan

Perpustakaan Nasional diserahkan kepada Pusat Pembinaan Perpustakaan

Departemen pendidikan dan kebudayaan Jakarta.

Page 12: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

12

Pembinaan dan pengembangan Perpustakaan Daerah Tingkat II,

Tingkat kecamatan dan tingkat desa didasarkan kerjasama antara

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan cq. Pusat Pembinaan

Perpustakaan dengan Departemen dalam negeri. Sedangkan didaerah

Propinsi, Perpustakaan wilayah sebagai unit pelaksana teknis (UPT) dari

pusat pembinaan perpustakaan, berfungsi untuk membantu pembinaan dan

pengembangan segala jenis perpustakaan di daerah.

Perpustakaan di indonesia terus berkembang berkat dukungan dan

perhatian yang cukup besar dari pemerintah dan juga berkat usaha pihak

perpustakaan sendiri yang tidak pernah berhenti untuk berusaha mencapai

tujuannya.

Kita mengenal beberapa jenis perpustakaan. Yang membedakan

jenis-jenis perpustakaan tersebut adalah tujuan perpustakaannya, koleksi

yang tersedia, masyarakat yang dilayani, badan atau pihak yang berwenang

menyelenggarakan perpustakaan tersebut.

Internasional Federation of Library Association (Wikipedia, 2011)

mengelompokkan jenis-jenis perpustakaan atas :

1. Perpustakaan Nasional (National Library)

2. Perpustakaan Umum (Public Library)

3. Perpustakaan Perguruan Tinggi (University Library)

4. Perpustakaan Sekolah (School Library)

5. Perpustakaan Khusus (Special Library)

Page 13: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

13

Selain kelima jenis perpustakaan yang tersebut di atas, kita mengenal

juga jenis-jenis perpustakaan yang lain (Wikipedia, 2011) yaitu :

1. Perpustakaan Wilayah

2. Perpustakaan Keliling

2. Perpustakaan Nasional

Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang didirikan di

ibukota negara dan merupakan perpustakaan induk dari semua jenis

perpustakaan yang ada di negara tersebut. Perpustakaan Nasional Indonesia

didirikan di Jakarta

1. Sebagai pusat referensi nasional. Dalam fungsi ini perpustakaan

nasional harus mampu menjawab pertanyaan apa saja, oleh siapa

saja yang ada hubungannya dengan Indonesia.

2. Sebagai perpustakaan deposit. Dalam hal ini perpustakaan

nasional mempunyai tugas dan bertanggung jawab untuk

melestarikan seluruh penerbitan yang ada di Indonesia maupun

yang ada di luar negeri yang mengenai Indonesia. Untuk

menjamin terkumpulnya semua penerbitan yang ada di Indonesia,

maka perlu adanya Undang-undang Karya Cetak (Deposit Act)

yang mewajibkan semua penerbit untuk mengirimkan terbitan

terbarunya kepada Perpustakaan Nasional sebanyak dua

eksemplar. Tetapi Undang-undang hak cipta di Indonesia baru

Page 14: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

14

saja diakui yaitu pada bulan Agustus 1990. maka Perpustakaan

Nasional Indonesia pun baru dapat melaksanakan fungsinya

sebagai perpustakaan deposit. Hal ini juga harus mendapat

dukungan dan kesadaran yang tinggi dari pihak penerbit bahan

pustaka akan pentingnya arti deposit itu untuk melestarikan

semua penerbitan di negara kita.

3. Perpustakaan Nasional merupakan perpustakaan atau suatu badan

yang menerbitkan Bibliografi Nasional yang merupakan suatu

daftar buku-buku yang ada di Perpustakaan Nasional Indonesia

dan pada perpustakaan lain di Indonesia terbitan Indonesia dan

tentang Indonesia. Bibliografi Nasional Indonesia ini disebar

luaskan juga keberbagai Instansi lain agar mereka juga

mengetahui koleksi yang ada di Pepustakaan Nasional.

Perpustakaan Nasional pada beberapa waktu yang lalu berada di

bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi sekarang telah diakui

sebagai lembaga Pemerintahan Non Departemen dan bertanggung jawab

langsung kepada pemerintah.

3. Perpustakaan Umum (Public Library)

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas

mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya

untuk masyarakat umum. Perpustakaan umum diselenggarakan untuk

Page 15: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

15

memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa memandang latar

belakang pendidikan, agama, adat istiadat, umur, jenis dan lain sebagainya,

maka koleksi perpustakaan Umum pun terdiri dari beraneka ragam bidang

dan pokok masalah sesuai dengan kebutuhan informasi dari pemakainya.

Fungsi Perpustakaan Umum

1. Pusat Informasi : menyediakan informasi yang dibutuhkan

masyarakat pemakai

2. Preservasi kebudayaan : menyimpan dan menyediakan tulisan-

tulisan tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai

pengembangan kebudayaan di masa yang akan datang.

3. Pendidikan : mengembangkan dan menunjang pendidikan non

formulir diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat

kebutuhan penelitian.

4. Rekreasi : dengan bahan-bahan bacaan yang bersifat hiburan

perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai

untuk mengisi waktu luang.

5. Dan lain-lain

4. Perpustakaan perguruan tinggi (University Library)

Perpustakaan perguruan tinggi yaitu perpustakaan yang

diselenggarakan untuk mengumpulkan, memelihara, menyimpan, mengatur,

Page 16: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

16

mengawetkan dan mendaya gunakan bahan pustakanya untuk menunjang

pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

6. Jantung dari semua program pendidikan Universitas yaitu

perpustakaan harus mampu membantu dan menjadi pusat kegiatan

akademis lembaga pendidikannya.

7. Pusat alat-alat peraga mengajarkan atau instructional material

center

8. Sebagai pelaksana pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi.

5. Perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang mengumpulkan,

menyimpan, memelihara, mengatur dan mengawetkan bahan pustkanya

untuk menunjang usaha pendidikan dan pengajaran di sekolah. Masyarakat

pemakainya ialah para siswa, tenaga pengajar dan staf sekolah lainnya.

Fungsi perpustakaan sekolah ialah :

1. Menunjang kegiatan belajar dan mengajar.

2. Merupakan sarana pengembangan bakat dan keterampilan.

3. Pusat media sekolah.

4. Sarana penelitian sederhana.

5. Sarana rekreasi.

Page 17: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

17

6. Perpustakaan khusus (Special Library)

Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh

kantor atau instansi yang tujuannya adalah untuk untuk menunjang kegiatan

kantor atau instansi dimana perpustakaan itu berada.

Fungsi perpustakaan khusus ialah :

1. Untuk keperluan perencanaan, penagambilan keputusan dan

pemecahan persoalan.

2. Untuk kebutuhan riset dan pengembangan para staf yang terlibat

dalam berbagai tugas penelitian dan pengembangan.

3. Untuk kepentingan pendidikan dan latihan yang diselenggarakan

oleh kantor dan instansi tersebut.

4. Sebagai tempat pemeliharaan dan perawatan dokumen dari kantor

atau instansi yang bersangkutan.

7. Perpustakaan wilayah

Perpustakaan wilayah yaitu perpustakaan yang diselenggarakan oleh

pemerintah dan berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi, bertugas

mengumpulkan serta melestarikan semua penerbitan daerah yang

bersangkutan.

Fungsi perpustakaan wilayah adalah sebagai berikut :

1. Sebagai perpustakaan referensi di wilayahnya.

2. Merupakan perpustakaan deposit yang bertugas mengumpulkan

semua penerbitan di daerahnya.

Page 18: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

18

3. Merupakan suatu badan yang bertugas membuat bibliografi

4. Merupakan pusat kerjasama antar perpustakaan daerah

5. Mempunyai wewenang untuk membina perpustakaan-

perpustakaan yang ada di daerahnya.

8. Perpustakaan keliling

Perpustakaan keliling pada prinsipnya merupakan perluasan dari

pelayanan perpustakaan umum. Perpustakaan keliling adalah merupakan

jenis perpustakaan yang dalam memberikan pelayanan bergerak dari satu

tempat ke tempat yang lain dengan tujuan mengunjungi pemakai.

Fungsi perpustakaan keliling adalah :

1. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di daerah,

khususnya di daerah pedesaan dan daerah terpencil.

2. Pemerataan pengembangan pendidikan.

3. Sebagai media penerangan bagi masyarakat

4. Memasyatakatkan perpustakaan dadn minat baca di kalangan

masyarakat

5. Dan lain-lain.

9. Pengertian buku

Sebelum ditemukannya tulisan dan bentuk buku seperti yang kita

kenal saat ini, pada masa-masa yang lalu telah dikenal bentuk tulisan dan

jenis-jenis buku kuno.

Page 19: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

19

Adapun jenis-jenis buku kuno yang kita kenal antara lain (Wikipedia,

2011) sebagai berikut :

1. Clay tablet, yang ditemuka oleh bangsa Sumeria. Clay tablet

terbuat dani tanah liat yang berbentuk segi empat dan kemudian

ditulis dengan Stylus (sejenis rumput). Setelah Clay tablet ditulis,

kemudian dikeringkan dengan panas matahari atau dibakar.

Tulisan yang dibuat disebut Cunieform Characters (Cunieform

writing system). Tulisan ini memakai lambang-lambang untuk

menggambarkan sesuatu banda.

2. Buku yang tebuat dari papirus yaitu yang termasuk golongan

tumbuhan rawa, yang tumbuh subur di Seedge family. Cara

membuat buku dari pohon, membelah tipis-tipis pohon papirus

kemudian direndam dan diawetkan. Bentuk buku ini dijumpai di

Mesir dan tulisan yang dipakai dikenal dengan nama tulisan paku.

Dengan ditemukannya tulisan oleh bangsa Mesir Kuno itu telah

memungkinkan mereka untuk mengabadikan hasil budayanya di

atas buku tersebut. Pada zaman dulu orang –orang Mesir

meninggal, membawa buku-buku papirus ini yang disebut Book of

The Dead.

3. Buku di negeri China, yang terbuat dari kulit pohon/kayu yang

diikat dengan benang. Tetapi karena iklimnya yang lembab

Page 20: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

20

menyebabkan buku ini tidak sekuat buku-buku yang terbuat dari

bahan yang lain.

4. Codez, yang terdapat di Asia Tenggara dan terbuat dari pohon.

Cara membuat buku ini adalah dengan mengupas pohon tersebut

kemudian dipakai engsel-engsel dan kemudian diberikan lilin

sehingga bentuknya seperti accordion.

5. Vellum dan Parchmen, yaitu buku yang terbuat dari kulit binatang.

Cara membuat buku ini adalah dengan mempergunakan kulit

domba/lembu yang telah dibuang bulunya, kemudian

dikeringakan.

Perkembangan tulisan terus mengalami penyempurnaan. Bangsa

Funisia yang pertama kali dapat mengembangkan bentuk tulisan sehingga

mitip dengan abjad yang dipergunakan sekarang ini, yang mereka

kembangkan dari bentuk tulisan Mesri Kuno dan tulisan bangsa Sumeria.

Bentuk tulisan yang pada mulanya merupakan gambar dari objek yang

dinamakan Piktogram disempurnakan sehingga menjadi abjad yang

jumlahnya 22 huruf.

Abjad Funisia terus berkembang terutama dikembangkan oleh bangsa

Yunani, sehingga terciptalah huruf seperti yang kita pergunakan sekarang

yang disebut dengan Huruf Latin.

Bersamaan dengan perkembangan tulisan bahan yang dipergunakan

untuk menulis juga berkembang. Yang pada mulanya mempergunakan

Page 21: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

21

tanah liat, papirus, kulit, berkembang menjadi mempergunakan kertas.

Kertas pertama kali ditemukan oleh Bangsa China. Sekitar abad ke 14 telah

ditemukannya mesin cetak, sehingga pembuatan buku-buku bertambah

baik. Mesin cetak ini terus berkembang hingga saat ini, sehingga dapat

menghasilkan buku-buku yang baik mutunya.

Di Indonesia kita mengenal beberapa bentuk tulisan yang terdapat

pada prasasti-prasasti peninggalan zaman dahulu kala. Prasasti-prasasti

tersebut ditulis dalam bentuk tulisan yang dipakai di daerah tersebut pada

masa dahulu, misalnya tulisan Jawa Kuno, tulisan Batak dan lain-lain.

Bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Indonesia, kita juga

mengenal tulisan Arab.

10. Pengertian minat belajar

Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto, 1995).

Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan itu

secara konsisten dengan rasa senang.

Menurut Kartono (1995), minat merupakan moment-moment dari

kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang

dianggap paling efektif (perasaan, emosional) yang didalamnya terdapat

elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat. Minat juga berkaitan dengan

Page 22: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

22

kepribadian. Jadi pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan (kognitif),

emosi (afektif), dan kemampuan (konatif) untuk mencapai suatu objek,

seseorang suatu soal atau suatu situasi yang bersangkutan dengan diri

pribadi (Buchori, 1985).

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Semua

benda yang hidup menjadi obyek dari biologi. Oleh karena itu biologi

berobyekkan benda-benda yang hidup. Maka cukup banyak ilmu-ilmu yang

tergabung di dalamnya. Biologi sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan

juga merupakan objek pada aspek minat. Dengan demikian, bidangbiologi

dapat melahirkan reaksi perasaan senag, gembira, dan semangat belajar,

begitu pula sebaliknya, tergantung dari kepribadian siswa sendiri apakah

menaruh minat yang tinggi terhadap bidang biologi atau tidak (Ahmadi,

1998).

Menurut Hardjana (1994), minat merupakan kecenderungan hati yang

tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau

tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat dapat diartikan

kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan

seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu

(Lockmono, 1994).

Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari

keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah

Page 23: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

23

kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi,

pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman

(Hardjana, 1994).

Menurut Gie (1998), minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat

sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan

itu. Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya

seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian

untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang

pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah.

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang

berminat terhadap biologi akan mempelajari biologi dengan sungguh-

sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran

biologi, dan bahkan dapat menemukan kesulitan–kesulitan dalam belajar

menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum karena adanya daya tarik

yang diperoleh dengan mempelajari biologi. Siswa akan mudah menghafal

pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan

motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat,

sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan

berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu

membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah siswa

mengerti (Hasnawiyah, 1994).

Page 24: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

24

Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.

Itu berarti bahwa minat sebagai suatu aspek kejiwaan melahirkan daya tarik

tersendiri untuk memperhatikan suatu obyek tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya

minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu

bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru

(Slameto, 1995).

Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam

studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab

utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa penyebabnya

adalah kekurangan minat (Gie, 1998).

Menurut Gie (1998), arti penting minat dalam kaitannya dengan

pelaksanaan studi adalah :

1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta.

2. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi.

3. Minat mencegah gangguan dari luar

4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

5. Minat memperkecil kebosanan belajar belajar dalam diri sendiri.

Minat melahirkan perhatian spontan yang memungkinkan terciptanya

konsentrasi untuk waktu yang lama dengan demikian, minat merupakan

landasan bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang lain tidak

Page 25: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

25

bisa menumbuhkannya dalam diri siswa, tidak dapat memelihara dan

mengembangkan minat itu, serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu

hal sebagai wakil dari masing-masing siswa (Gie, 1995).

Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang erat

sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu,

biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut.

Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara kontinyu baik secara

sadar maupun tidak pada objek tertentu, biasanya dapat membangkitkan

minat pada objek tersebut.

Kalau seorang siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia

akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika siswa tidak berminat,

maka perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya dia

malas untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan siswa yang tidak

menaruh perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah

diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu

mempengaruhi hasil belajarnya (Kartono, 1995).

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,

dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa

yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Page 26: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

26

Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat

terhadap sesuatu dipelajari sejak lahir melainkan diperoleh kemudian.

Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya

serta mempengaruhi penerimaan minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu

merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya walaupun

minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat

mempelajari hal tersebut.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah

membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang

diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.

Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau

kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya,

memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar

merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya

penting dan bila siswa melihat bahwa dari hasil dari pengalaman belajarnya

akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa akan

berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya.

Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang

dapat memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar siswa,

utamanya dengan yang berkaitan dengan bidang studi biologi. Minat

sebagai aspek kewajiban bukan aspek bawaan, melainkan kondisi yang

Page 27: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

27

terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu minat sifatnya

berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya.

Minat belajar dapat diingatkan melalui latihan konsentrasi.

Konsentrasi merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek

secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika

seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya

merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar

mengajar di sekolah. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi

yang baik akan melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap

objek yang sedang dipelajari.

Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa

faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar

(eksternal). Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita,

kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari

faktor luarnya minat sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai

dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan

sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang tua dan persepsi masyarakat

terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya (Slameto, 1995).

Menurut Slameto (1995), faktor-faktor yang berpengaruh di atas dapat

diatasi oleh guru di sekolah dengan cara:

Page 28: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

28

1. Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis

dan penyajiannya lebih berserni.

2. Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian

yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan.

3. Mengembangkan kebiasaan yang teratur

4. Meningkatkan kondisi fisik siswa.

5. Mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa.

6. Menyediakan sarana oenunjang yang memadai.

Minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat

sangat pribadi pada setiap siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus

ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya

memperkuat dan menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang

telah dimiliki seseorang (Loekmono, 1994).

Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu,

merenungkan nilai-nilai dalam aktivitas belajar sangat berguna untuk

membangkitkan minat. Misalnya belajar agar lulus ujian, menjadi juara,

ahli dalam salah satu ilmu, memenuhi rasa ingin tahu mendapatkan gelar

atau memperoleh pekerjaan. Dengan demikian minat belajar tidak perlu

berangkat dari nilai atau motivasi yang muluk-muluk. Bila minat belajar

didapatkan pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi atau

kesungguhan dalam belajar (Sudarnoto, 1994)

Page 29: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

29

Loekmono (1994), mengemukakan 5 butir motif yang penting yang

dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam

diri seorang siswa yiatu :

1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam

semua mata pelajaran.

2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu

atau lain bidang studi.

3. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

4. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau

teman-teman.

5. Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam

suatu bidang khusus tertentu.

Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar menurut

(Sudarnoto, 1994), yaitu :

1. Mengarahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai.

2. Mengenai unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar.

3. Merencanakan aktivitas belajar dan mengikuti rencana itu.

4. Pastikan tujuan belajar saat itu misalnya; menyelesaikan PR atau

laporan.

5. Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar.

Page 30: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

30

6. Bersikaplah positif di dalam menghadapi kegiatan belajar.

7. Melatih kebebasan emosi selama belajar.

11. Prestasi dan belajar

Setiap guru pasti memiliki keinginan agar dapat meningkatkan hasil

belajar siswa yang dibimbingnya. Karena itu guru harus memiliki hubungan

dengan siswa yang dapat terjadi melalui proses belajar mengajar. Setiap

proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil

belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu

hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari

apa yang telah dilakukan. Berikut ini beberapa definisi tentang prestasi

belajar :

1. Syah (1997 : 141) menyatakan prestasi adalah taraf keberhasilan

proses belajar mengajar.

2. Hamalik (2001 : 159) menyatakan prestasi merupakan indikator

adanya perubahan tingkah laku siswa. Jadi prestasi adalah hasil

maksimal dari sesuatu, baik berupa belajar mapun bekerja.

3. Poerwadarmita (1996 : 169) menyatakan bahwa prestasi adalah

apa yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan

hati yang diperoleh dengan keuletan kerja.

Sedangkan definisi belajar menurut para ahli yang dimuat dalam

website Tonge (2011) sebagai berikut :

Page 31: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

31

1. Ahmadi dan Supriono (2004 : 128) berpendapat bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan didalam tingkah laku sebagai

hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.

2. Hilgard dan Bower (1975 : 156) mengemukakan bahwa belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap

suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang

berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu

tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon

pembawaan.

3. Sutikno (2004) mengartikan belajar adalah suatu proses usaha

seseorang yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan yang

baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

4. Hakim (2002) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan

dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan

dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku

seperti peningakatan kecakapan pengetahuan, sikap, pemahaman,

keterampilan, daya fakir dan kemampuan lainnya.

5. Ahmadi dan Prasetya (1997 : 17) belajar adalah proses perubahan

perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan

belajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

Page 32: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

32

pengetahuan, keterampilan, sikap,bahkan meliputi segenap aspek

pribadi. Tidak membantu siswa terlalu dini, menghargai usaha

siswa walaupun hasilnya belum memuaskan, menantang siswa

untuk berbuat dan berfikir. Tanggung jawab dalam belajar berada

pada diri siswa, tetapi guru menciptakan suasana yang mendorong

prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk meningkatkan

prestasi belajarnya.

Dari penjelasan beberapa ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa

belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam

bakat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar

ialah perubahan tingkahlaku, baik yang menyangkut pengetahuan,

keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan

belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses

dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru dalam

pencapaian hasil belajar siswa.

B. Kerangka pikir

Pembelajaran matimatika di sekolah masih dianggap sulit bagi

kalangan siswa di SMP, dapat dihitung dengan jari siswa yang meminjam

buku mengenai matematika, hal ini dikarenakan belum adanya minat siswa

tentang matimatika. Dalam pembelajaran matematika memang diperlukan

minat baca buku sebagai salah satu peningkatan motivasi dan hasil belajar

Page 33: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

Perpustakaan SMP PERGIS YAPKI Maros

Pembelajaran Matematika

Minat BacaBuku Matika

Hasil Belajar

33

itu sendiri. Ketika minat baca buku perpustakaan bidang studi matimatika

tersebut telah hadir dalam diri siswa, maka kemungkinan besar hasil belajar

siswa juga akan meningkat.

Peneliti bermaksud meneliti minat baca buku perpustakaan di SMP

PERGIS YAPKI Maros, yang selanjutnya peneliti akan mengumpulkan

data berupa buku matematika dan berapa siswa yang telah membaca buku

tersebut dan bagaimana pengaruh pembelajaran matematika tersebut

terhadap prestasi belajar dengan membaca buku matematika

Gambar 1 Kerangka pikir

C. Hipotesis

Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha : Terhadap pengaruh minat baca buku perpustakaan terhadap hasil

belajar siswa di SMP PERGIS YAPKI Maros.

Ho : Tidak ada pengaruh minat baca buku perpustakaan terhadap hasil

belajar siswa di SMP PERGIS YAPKI Maros.

Page 34: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di Perpustakaan SMP PERGIS YAPKI

Maros.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yakni pada

bulan Juni s.d Juli 2011.

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, artinya dalam

pengumpulan data ini hanya berupa hasil belajar dan daftar pengunjung

perpustakaan.

2. Variabel penelitian

Adapun variabel penelitian ini adalah pengaruh minat baca buku

perpustakaan terhadap prestasi belajara matematika pada siswa kelas VIII

SMP Pergis YAPKI Maros.

Page 35: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

35

C. Definisi Variabel Penelitian

Untuk memperjelas maksud dari penelitian ini, maka peneliti

memberikan definisi variabel penelitian sebagai berikut.

Minat baca buku perpustakaan adalah kemauan siswa dalam membaca

buku-buku di perpustakaan tanpa ada pengaruh.

Prestasi belajar adalah hasil belajar siswa dalam menyelesaikan

kompetensi lulusan yang telah ditetapkan.

D. Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang relevan, maka digunakan metode

penelitian sebagai berikut :

1. Tinjauan pustaka (library research) yaitu dengan mempelajari

literatur-literatur berupa karya ilmiah, buku-buku dan pustaka lain

yang erat hubungannya dengan masalah pengendalian harga pokok

produksi.

2. Penelitian lapangan (field research) yaitu, penelitian yang

dilakukan dengan bersentuhan langsung pada objek yang diteliti

untuk mengamati lebih dekat hal-hal yang memiliki relevansi

dengan materi penelitian serta elemen-elemen pendukungnya.

Teknik yang dipakai adalah sebagai berikut :

a. Angket, yaitu pertanyaan yang diberikan kepada responden.

Page 36: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

36

b. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui dokumen-

dokumen penelitian yang berkaitan dengan pokok masalah dan

materi penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan

gambaran tentang minat baca buku di perpustakaan.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis kuantitatif

Dalam menganalisis data hasil kumpulan data, peneliti melakukan

beberapa langkah pengujian yakni uji instrumen dan regresi linear biasa.

Uji instrumen disini terdiri dari uji validitas dan uji reliabbilitas.

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya,

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut. Pengujian validitas terhadap kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 15.0.

Uji reliabilitas, yaitu uji untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau

lebih. Dalam penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach, yang

dikerjakan dengan menggunakan program SPSS versi 13.

Model analisis regresi berganda pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Page 37: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

37

Y = a + bx

Keterangan :

Y = Prestasi Belajar X = Minat Baca Buku Perpustakaan

2. Kriteria uji

a. Uji ketepatan parameter penduga

Ketepatan parameter penduga diuji dengan uji t (t test) dengan

menggunakan SPSS 15.0

Jika nilai t hitung lebih besar t tabel, maka Ha diterima, demikian pula

sebaliknya.

b. Uji ketepatan model

Uji statistik F ditujukan untuk menunjukkan apakah semua variabel

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat. Statistik F dihitung dengan

menggunakan SPSS 15.0.

Koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mendeteksi ketepatan

yang palin baik dalam analisis regresi ini, yaitu dengan membandingkan

besarnya nilai koefisien determinan, jika R2 semakin besar mendekati 1

(satu) maka model semakin tepat.

Page 38: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data kualitatif responden

Deskripsi karakteristik responden adalah penjelasan tentang

keberadaan siswa di SMP PERGIS YAPKI Maros, yang diperlukan sebagai

informasi untuk mengetahui identitas sebagai responden dalam penelitian

ini. Responden sebagai objek penelitian yang memberikan interpretasi

terhadapa karakteristik responden untuk menganalisa pengaruh minat baca

buku terhadap prestasi belajar di SMP PERGIS YAPKI Maros.

Responden dalam penelitian ini sebanyak 35 orang siswa untuk

dikemukakan sebagai kelayakan responden dalam memberkan informasi

mengenai identitas diri mulai dari jenis kelamin dan kelas. Lebih jelasnya

akan diuraikan sebagai berikut :

a. Jenis kelamin

Jenis kelamin terdiri atas laki-laki dan perempuan guna mengetahui

proporsi dari siswa laki-laki dan perempuan yang menjadi peserta didik di

SMP PERGIS YAPKI Maros. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1

sebagai berikut:

Page 39: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

39

Tabel 1 Frekuensi dan Persentase Responden Mengenai Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)Laki-laki 15 43

Perempuan 20 57Jumlah 35 100

Sumber : SMP PERGIS YAPKI Maros, 2011

Tabel 1 di atas, terlihat sebanyak 15 orang dengan persentase 43%

adalah laki-laki dan persempuan sebanyak 20 orang dengan persentase

57%. Terlihat siswa yang menempuh pendidikan di SMP PERGIS YAPKI

Maros kebanyakan adalah perempuan. Ini menunjukkan bahwa aktivitas

belajar pada sekolah tersebut didominasi oleh perempuan yang kebanyakan

berperan tiap kegiatan.

b. Kelas

Kelas terdiri atas VII dan VII, guna mengetahui jenjang kelas di SMP

PERGIS YAPKI Maros. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 sebagai

berikut:

Tabel 2 Frekuensi dan Persentase Responden Mengenai Kelas

Kelas Frekuensi Persentase (%)VII 17 49VIII 18 51

Jumlah 35 100Sumber : SMP PERGIS YAPKI Maros, 2011

Dari tabel 2 tersebut, menunjukkan bahwa frekuensi siswa yang

berada pada kelas VII adalah sebanyak 17 orang dengan persentase 49%

Page 40: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

40

dan frekuensi siswa yang berada pada jenjang kelas VIII adalah sebanyak

18 orang dengan persentase 51%.

Dari data tersebut, disimpulkan bahwa responden didominasi oleh

kelas VIII.

2. Data kuantitatif

Deskripsi variabel penelitian merupakan penjelasan mengenai

pengaruh minat baca buku persputakaan terhadap prestasi belajar pada

siswa kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros. Penilaian variabel

didasarkan pada tanggapan siswa yang memberikan informasi sesuai

pertanyaan yang diajukan dalam koesioner. Lebih jelasnya akan diuraikan

sebagai berikut :

a. Minat baca buku perpustakaan

Minat baca buku perpustakaan pada dasarnya adalah proses yang

menentukan seberapa banyak usaha yang akan dicurahkan untuk

melaksanakan pekerjaan. Minat baca buku untuk bekerja ini sangat

menentukan bagi tercapainya sesuatu tujuan, maka manusia harus dapat

menumbuhkan motivasi belajar setinggi-tingginya bagi para siswa pada

SMP PERGIS YAPKI Maros. Lebih jelasnya diuraikan pada tabel berikut

ini.

Page 41: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

41

Tabel 6 Respon Siswa tentang Membaca Buku di Perpustakaan adalah Suatu Hasrat untuk Memperoleh Nilai-Nilai yang Lebih Baik Dalam Semua Mata Pelajaran (1) pada Siswa Kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros

Respon Frekuensi Persentase (%)Sangat Setuju 31 88

Setuju 2 6Kurang Setuju 2 6Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0Jumlah 35 100

Sumber : Hasil Perolehan, 2011

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa respon siswa tentang membaca

buku di perpustakaan adalah suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang

lebih baik dalam semua mata pelajaran pada siswa kelas VII dan VIII SMP

PERGIS YAPKI Maros, yang merespon sangat setuju sebanyak 31 orang

dengan persentase 88%, yang merespon setuju sebanyak 2 orang dengan

persentase 6%, yang merespon kurang setuju sebanyak 2 orang dengan

persentase 6%, yang merespon tidak setuju dan sangat tidak setuju

sebanyak 0 orang dengan persentase 0%.

Dari data tersebut di atas, menunjukkan bahwa respon siswa tentang

membaca buku di perpustakaan adalah suatu hasrat untuk memperoleh

nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran (1) pada siswa kelas

VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros didominasi oleh respon sangat

setuju.

Page 42: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

42

Adapun untuk respon siswa dalam membaca buku di perpustakaan

adalah suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu mata

pelajaran matematika atau lain bidang studi pada siswa kelas VII dan VIII

SMP PERGIS YAPKI Maros sebagai berikut:

Tabel 7 Respon Siswa tentang Dalam Membaca Buku di Perpustakaan Adalah Suatu Dorongan Batin Untuk Memuaskan Rasa Ingin Tahu Mata Pelajaran Matematika atau Lain Bidang Studi (2) pada Siswa Kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros

Respon Frekuensi Persentase (%)Sangat Setuju 10 29

Setuju 2 6Kurang Setuju 10 29Tidak Setuju 10 29

Sangat Tidak Setuju 3 9Jumlah 35 100

Sumber : Hasil Perolehan, 2011

Dari tabel 5 di atas, menunjukkan bahwa respon dalam membaca buku

di perpustakaan adalah suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin

tahu mata pelajaran matematika atau lain bidang studi pada siswa kelas VII

dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros yang merespon sangat setuju

sebanyak 10 orang dengan persentase 29%, yang merespon setuju sebanyak

2 orang dengan persentase 6%, yang merespon kurang setuju sebanyak 10

orang dengan persentase 29%, yang merespon tidak setuju sebanyak 10

orang dengan persentase 29%, dan yang merespon sangat tidak setuju

sebanyak 3 orang dengan persentase 9%.

Page 43: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

43

Dari data tersebut di atas, disimpulkan bahwa respon siswa tentang

dalam membaca buku di perpustakaan adalah suatu dorongan batin untuk

memuaskan rasa ingin tahu mata pelajaran matematika atau lain bidang

studi pada siswa kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros

didominasi oleh sangat setuju, kurang setuju dan tidak setuju.

Adapun respon siswa tentang dalam membaca buku di perpustakaan

adalah hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan pribadi pada siswa kelas VII dan VIII

SMP PERGIS YAPKI Maros, sebagai berikut:

Tabel 8 Respon Siswa tentang Dalam membaca buku di perpustakaan adalah hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi (3) pada Siswa Kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros

Respon Frekuensi Persentase (%)Sangat Setuju 0 0

Setuju 2 6Kurang Setuju 4 11Tidak Setuju 28 80

Sangat Tidak Setuju 1 3Jumlah 35 100

Sumber : Hasil Perolehan, 2011

Dari tabel 8 di atas, menunjukkan bahwa respon siswa tentang Dalam

membaca buku di perpustakaan adalah hasrat siswa untuk meningkatkan

siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi pada

siswa kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros, yang merespon

sangat setuju sebanyak 0 orang dengan persentase 0%, yang merespon

Page 44: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

44

setuju sebanyak 2 orang dengan persentase 6%, yang merespon kurang

setuju sebanyak 4 orang dengan persentas 11%, yang merespon tidak setuju

sebanyak 28 orang dengan persentase 80%, dan yang merespon sangat tidak

setuju sebanyak 1 orang dengan persentase 3%.

Dari data tersebut di atas, disimpulkan bahwa respon siswa tentang

dalam membaca buku di perpustakaan adalah hasrat siswa untuk

meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

pribadi pada siswa kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros

didominasi oleh respon tidak setuju.

Adapun respon siswa tentang dalam membaca buku di perpustakaan

adalah hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-

teman pada siswa kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros, lebih

jelasnya dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 9 Respon Siswa tentang Dalam Membaca Buku di Perpustakaan adalah Hasrat Siswa Untuk Menerima Pujian dari Orang Tua, Guru atau Teman-Teman (4) pada Siswa Kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros

Respon Frekuensi Persentase (%)Sangat Setuju 9 26

Setuju 6 17Kurang Setuju 16 46Tidak Setuju 4 11

Sangat Tidak Setuju 0 0Jumlah 35 100

Sumber : Hasil Perolehan, 2011

Page 45: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

45

Dari tabel 9 di atas, menunjukkan bahwa respon Siswa tentang

dukungan dalam membaca buku di perpustakaan adalah hasrat siswa untuk

menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman pada siswa kelas

VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros, yakni yang merespon sangat

setuju sebanyak 9 orang dengan persentase 26%, yang merespon setuju

sebanyak 6 orang dengan persentase 17%, yang merespon kurang setuju

sebanyak 16 orang dengan persentase 46%, yang merespon tidak setuju

sebanyak 4 orang dengan persentase 11%, dan yang merespon sangat tidak

setuju sebanyak 0 orang dengan persentase 0%.

Dari data tersebut di atas, disimpulkan bahwa respon siswa tentang

dalam membaca buku di perpustakaan adalah hasrat siswa untuk menerima

pujian dari orang tua, guru atau teman-teman pada siswa kelas VII dan VIII

SMP PERGIS YAPKI Maros didominasi oleh respon kurang setuju.

Adapun respon siswa tentang dalam membaca buku di perpustakaan

adalah gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu

bidang khusus tertentu pada siswa kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI

Maros, sebagai berikut:

Tabel 10 Respon Siswa tentang Dalam Membaca Buku di Perpustakaan Adalah Gambaran Diri Dimasa Mendatang untuk Meraih Sukses dalam Suatu Bidang Khusus Tertentu (5) pada Siswa Kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros

Respon Frekuensi Persentase (%)Sangat Setuju 9 26

Setuju 6 17

Page 46: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

46

Kurang Setuju 16 46Tidak Setuju 4 11

Sangat Tidak Setuju 0 0Jumlah 35 100

Sumber : Hasil Perolehan, 2011

Dari tabel 10 di atas, menunjukkan bahwa respon siswa tentang dalam

membaca buku di perpustakaan adalah gambaran diri dimasa mendatang

untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu pada siswa kelas

VII dan VIII SMP PEGIS YAPKI Maros, yakni yang merespon sangat

setuju sebanyak 9 orang dengan persentase 26%, yang merespon setuju

sebanyak 4 orang dengan persentase 17%, yang merespon kurang setuju

sebanyak 16 orang dengan prsentase 46%, yang merespon tidak setuju

sebanyak 4 orang dengan persentase 11%, dan yang merespon sangat tidak

setuju sebanyak 0 orang dengan persentase 0%.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa respon siswa tentang

dalam membaca buku di perpustakaan adalah gambaran diri dimasa

mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu pada

siswa kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros didominasi oleh

respon kurang setuju.

b. Prestasi belajar (X)

Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah

hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan.

Prestasi belajar ditentukan oleh adalah taraf keberhasilan proses belajar

Page 47: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

47

mengajar, indikator adanya perubahan tingkah laku siswa, dan apa yang

telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh

dengan keuletan kerja. Lebih jelasnya dapat diuraikan pada tabel berikut

ini.

Tabel 11 Respon Siswa tentang Prestasi Merupakan Indikator Adanya Perubahan Tingkah Laku Siswa (1) pada Siswa Kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros

Respon Frekuensi Persentase (%)Sangat Setuju 35 100

Setuju 0 0Kurang Setuju 0 0Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0Jumlah 35 100

Sumber : Hasil Perolehan, 2011

Dari tabel 11 di atas, menunjukkan bahwa respon siswa tentang

prestasi merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa pada

siswa kelas VII dan VIII PERGIS YAPKI Maros, yakni yang merespon

sangat setuju sebanyak 35 orang dengan persentase 100%, yang merespon

setuju tidak ada, yang merespon kurang setuju sebanyak 0 orang dengan

persentase 0%, yang merespon tidak setuju dan sangat tidak setuju

sebanyak 0 orang dengan persentase 0%.

Dari data tersebut di atas, disimpulkan bahwa respon siswa tentang

prestasi merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa pada

siswa kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros, didominasi oleh

respon sangat setuju.

Page 48: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

48

Adapun respon siswa tentang hasil maksimal dari sesuatu, baik berupa

belajar mapun bekerja dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas

VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros, sebagai berikut.

Tabel 12 Respon Siswa tentang Hasil maksimal dari Sesuatu, Baik Berupa Belajar Mapun Bekerja dapat Meningkatkan Prestasi Belajar (2) pada Siswa Kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros

Respon Frekuensi Persentase (%)Sangat Setuju 18 51

Setuju 4 11Kurang Setuju 13 37Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0Jumlah 35 100

Sumber : Hasil Perolehan, 2011

Dari tabel 12 di atas, menunjukkan bahwa respon siswa tentang

ketetapan waktu terhadap disiplin pada siswa kelas VII dan VIII SMP

PERGIS YAPKI Maros, yakni yang merespon sangat setuju sebanyak 18

orang dengan persentase 51%, yang merespon setuju sebanyak 4 orang

dengan persentase 11%, yang merespon kurang setuju sebanyak 13 orang

dengan persentase 37%, yang merespon tidak setuju sebanyak 0 orang

dengan persentase 0%, dan yang merespon sangat tidak setuju tidak ada.

Dari data tersebut di atas, disimpulkan bahwa respon siswa tentang

ketetapan waktu terhadap disiplin pada siswa kelas VII dan VIII SMP

PERGIS YAPKI Maros didominasi oleh respon sangat setuju.

Adapun respon siswa tentang apa yang telah dicapai dari hasil

pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja

Page 49: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

49

dapat mempengaruhi prestasi belajar pada siswa kelas VII dan VIII SMP

PERGIS YAPKI Maros, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 13 Respon Siswa tentang Apa yang Telah Dicapai dari Hasil Pekerjaan yang Menyenangkan Hati yang Diperoleh dengan Keuletan Kerja Dapat Mempengaruhi Prestasi Belajar (3) pada siswa kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros

Respon Frekuensi Persentase (%)Sangat Setuju 6 17

Setuju 18 51Kurang Setuju 9 26Tidak Setuju 2 6

Sangat Tidak Setuju 0 0Jumlah 35 100

Sumber : Hasil Perolehan, 2011

Dari tabel 13 di atas, menunjukkan bahwa respon siswa tentang apa

yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan keuletan kerja dapat mempengaruhi prestasi belajar pada

siswa kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros, yakni yang

merespon sangat setuju sebanyak 6 orang dengan persentase 17%, yang

merespon setuju sebanyak 18 orang dengan persentase 51%, yang merespon

kurang setuju sebanyak 9 orang dengan persentase 26%, yang merespon

tidak setuju sebanyak 2 orang dengan persentase 6%, dan yang merespon

sangat tidak setuju tidak ada.

Dari data tersebut di atas, disimpulkan bahwa respon siswa tentang

apa yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan keuletan kerja dapat mempengaruhi prestasi belajar pada

Page 50: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

50

siswa kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros didominasi oleh

respon setuju.

3. Hasil analisis data

Untuk menghasilkan nilai parameter model penduga yang sahih, maka

digunakan asumsi klasik, hasil uji asumsi tersebut sebagai berikut :

a. Untuk uji validasi, syarat minimum untuk diaggap valid adalah

apabila nilai standar deviasi di atas 0,5. Setelah dilakukan analisis,

diperoleh keseluruhan jawaban responden atas pernyataan

kuesioner menunjukkan nilai di atas 0,5 (Minat baca buku

perpustakan = 0,571, dan Prestasi Belajar = 0,517). Melihat hasil

tersebut, maka dapat dikatakan bahwa instrumen koesioner yang

digunakan dalam pengumpulan adalah valid.

b. Uji reliabilitas digunakan teknik alpha cronbach, di mana suatu

instrumen dapat dikatakan handal/reliable apabila memiliki

koefisien kehandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih. Sementara

itu, angka yang diperoleh dari uji reliabilitas untuk keseluruhan

variabel yang diteliti adalah di atas, 0,6 (SPSS = 0,6), yang

bermakna bahwa instrumen atau alat ukur yang digunakan

konsisten.

Setelah data-data yang ada terkumpul, maka selanjutnya dilakukan

pengolahan data. Data-data tersebut diolah melalui persamaan regresi linear

Page 51: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

51

biasa dengan menggunakan Program SPSS 15.0, kemudian didapatkan hasil

yang diformulasikan dalam bentuk persamaan berikut ini :

Y = 0,768 + 0,177X

Interpretasi dari persamaan regresi berganda di atas tersebut dapat

diuraikan bahwa koefisien regresi variabel X (minat baca buku

perpustakaan) sebesar 0,177 menunjukkan bahwa faktor minat baca buku

persputakaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar

siswa di SMP PERGIS YAPKI Maros, sehingga apabila setiap penurunan

faktor X yaitu minat baca buku persputakaan, maka akan memberikan

pengaruh negatif terhadap prestasi belajar siswa sebesar 0,177.

Sesuai persamaan regresi linear biasa tersebut di atas, dapat diketahui

bahwa ternyata variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

prestasi belajar siswa di SMP PERGIS YAPKI Maros.

4. Uji-F

Hipotesis sebagaimana dikemukakan pada bagian sebelumnya, bahwa

“minat baca buku perpustakaan berpengaruh dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas VII dan VIII di SMP PERGIS YAPKI Maros”, untuk

pengujian hipotesis ini dilakukan uji-F.

Dalam penggunaan teknik analisis ini dilakukan dengan

membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel pada derajat kesalahan

(α)0,05 atau 5%. Apabila nilai F-hitung lebih besar daripada nilai F-tabel

Page 52: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

52

maka berarti variabel independen secara serempak memberikan pengaruh

yang bermakna terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil perhitungan

regresi linear biasa yang telah dikemukakan dapat diketahui nilai F-hitung

dari perhitungan regresi tersebut.

Untuk pengujian hipotesis, yang dilakukan sebagaimana tersebut, nilai

F-hitung dari hasil perhitungan regresi adalah 6,070 sedangkan F-tabel

adalah 4,13. Oleh karena itu, F-hitung lebih besar daripad F-tabel

(6,070>4,13). Dengan demikian berarti bahwa secara statistik pengaruh

minat baca buku perpustakaan terhadap prestasi belajar pada siswa kelas

VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros.

Besarnya pengaruh variabel independen tersebut dapat diketahui dari

besarnya nilai koefisien determinan (R2). Nilai koefisien determinan sesuai

hasil perhitungan regresi linear sederhana adalah R2 = 0,155 atau 15,5%.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen mempengaruhi variabel

dependen sebesar 15,5% sedangkan sisanya adalah 84,5% (100%-15,5%)

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.

5. Uji-t

Sebagaimana telah dikemukakan dalam bentuk teknik analisis bahwa

uji ini bertujuan untuk mengetahi pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen, signifikan atau tidak. Dalam

Page 53: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

53

pembuktian hipotesis tersebut, pengujian dilakukan dengan

membandingkan antara nilai t-hitung masing-masing variabel independen

dengan nilai t-tabel =1,701 yang menggunakan derajat kesalahan 5%.

Hasil pengujian variabel independen terhadap prestasi belajar siswa

pada siswa kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros bahwa variabel

minat baca buku persputakaan (X), nilai t-hitung = 2,464 dan t-tabel=1,701,

maka t-hitung > t-tabel, yang berarti memiliki pengaruh signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel independen memiliki pengaruh paling signifikan terhadap prestasi

belajar siswa pada siswa kelas VII dan VIII SMP PERGIS YAPKI Maros

adalah salah satunya adalah minat baca buku persputakaan (X), dengan

demikian hipotesis tersebut diterima.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian, diperoleh data bahwa minat baca buku

perpustakaan mempengaruhi prestasi belajar matematika kelas VII dan VIII

SMP PERGIS YAPKI Maros, hal ini diketahui dari uji F dimana nilai F-

hitung dari hasil perhitungan regresi adalah 6,070 sedangkan F-tabel adalah

4,13. Oleh karena itu, F-hitung lebih besar daripad F-tabel (6,070>4,13) dan

uji t nilai t-hitung = 2,464 dan t-tabel=1,701, maka t-hitung > t-tabel, yang

berarti memiliki pengaruh signifikan. Dari data tersebut jelas menunjukkan

Page 54: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

54

bahwa pengaruh minat baca buku perpustakaan terhadap prestasi belajar

siswa sangat signifikan.

Ada beberapa penyebab sehingga minat baca buku perpustakaan

terhadap prestasi belajar matematika kelas VII dan VIII SMP PERGIS

YAPKI Maros adalah sebagai berikut :

1. Adanya dorongan dan motivasi yang diberikan guru matematika

terhadap dampak membaca buku persputakaan terhadap hasil

belajarnya.

2. Adanya antusias siswa dalam membaca buku-buku di perpustakaan

3. Adanya peningkatan kualitas perpustakaan di SMP PERGIS

YAPKI Maros, hal ini disebabkan karena adanya buku-buku baru

yang lebih menarik untuk dibaca.

4. Peran serta guru-guru lain dalam meningkatkan minat baca buku

persputakaan

5. Peran serta masyarakat atau orang tua murid terhadap pentingnya

membaca buku di perpustakaan.

6. Peran serta pemerintah dalam mengaplikasikan program baca di

kabupaen Maros.

pada hakikatnya tidak lepas dari soal minat baca, buku, dan

perpustakaan.

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa minat baca berhubungan

Page 55: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

55

dengan prestasi belajar. Selain itu, juga terbukti adanya hubungan peran

perpustakaan dengan proses belajar siswa. Berbagai hasil penelitian itu

menunjukkan adanya pengaruh positif antara minat baca terhadap prestasi

belajar siswa. Interpretasi secara logis dari berbagai riset adalah bahwa

semakin sering guru memberikan tugas kepada siswanya berbasis

perpustakaan, maka semakin tinggi aktivitas membaca siswa. Demikian

juga, semakin tinggi intensitas kunjungan ke perpustakaan berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa. Disadari, membaca adalah aktivitas dasar

individu untuk memperoleh pengetahuan. Kegiatan membaca pada

hakikatnya melibatkan aktivitas semua unsur inderawi dari individu, seperti

otak, mata, tangan, mulut, pendengaran, dan penciuman. Pada saat

membaca, disadari atau tidak, seseorang akan melakukan penyelarasan atas

semua aktvitas inderawinya, demi memahami apa yang dibacanya. Melalui

kegiatan membaca, proses menyimpan dalam memori jangka panjang lebih

tertancap. Ini berbeda dengan aktivitas menonton atau mendengarkan.

Dalam kegiatan belajar yang dominan aktivitas mendengarkan, daya

konsentrasi siswa sangat pendek dan terbatas untuk mengingat apa yang

didengarnya. Oleh karena itu aktivitas belajar yang melibatkan proses

seluruh inderawi lebih bermakna dalam membangun pengetahuan siswa.

Dalam hemat penulis, kegemaran baca merupakan basis untuk membangun

masyarakat berpengetahuan, berbudaya luhur, dan menjadi landasan bagi

daya saing dan kemajuan bangsa. Untuk itu diperlukan penumbuhan,

Page 56: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

56

penyebarluasan, dan penanaman semangat gemar membaca. Semua pihak

perlu melakukan review atas perannya dalam menumbuhkan semangat

gemar membaca. Aktivitas membaca pada dasarnya mudah dilakukan, bisa

di mana saja, kapan saja. Tentunya, yang diperlukan adalah kesesuaian

tahapan materi yang perlu dibaca dengan perkembangan usia, dan

ketersediaan sumber bacaan yang memadai. Kita tentu mengharapkan

adanya profil generasi muda yang berpengetahuan, cerdas, berwawasan

luas, bersikap saling menghargai perbedaan, dan sehat secara jasmani.

Sosok generasi muda yang cerdas, sehat, berbudi luhur, berkarakter, sangat

diharapkan sebagai generasi bangsa. Untuk itu semua, salah satu yang

mendukung adalah aktivitas membaca. Menumbuhkan minat baca dan

membangun kegemaran membaca perlu dukungan sarana dan prasarana

yang memadai. Dalam lingkungan lembaga pendidikan, perlu suasana dan

iklim yang memungkinkan siswanya membiasakan diri dengan kegiatan

membaca. Singkatnya, suatu lembaga pendidikan harus memiliki

perpustakaan dan memiliki buku-buku yang relevan dan bermutu.

Perpustakaan harus dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bagi siswa.

Dalam konteks ini ada beberapa pertanyaan penting; sudahkah pada guru

memberikan contoh dalam budaya gemar membaca? Sudahkan dilakukan

pembelajaran berbasis penugasan dengan memanfaatkan perpustakaan?

Apakah orang tua di rumah juga telah memberikan dukungan positif bagi

aktivitas membaca putra-putrinya? Sudahkah pihak-pihak yang

Page 57: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

57

bertanggung jawab memberikan fasilitas bagi tumbuh dan berkembangnya

minat baca? Bagaimana para pihak memanfaatkan perpustakaan secara

optimal? Beberapa pertanyaan di atas sesungguhnya adalah permasalahan

yang ada di depan mata. Diperlukan solusi kongkrit dari pemerintah,

masyarakat, dan semua pihak yang peduli terhadap pendidikan anak-anak

bangsa. Dalam masalah perbukuan, regulasinya masih akan dibahas di DPR

Tahun 2011 ini, meskipun gagasan untuk melakukan pengaturan di

seputaran buku yang berpihak kepada masyarakat sudah muncul sejak

beberapa tahun lalu. Materi yang cukup mengusik adalah mahalnya minat

baca, harga kertas, faktor distribusi, persaingan di industri buku, dan

sebagainya, yang bermuara pada terhambatnya budaya baca. Artinya, akses

masyarakat terhadap buku sekarang ini masih sangat terbatas. Buku, bagi

sebagian besar masyarakat, merupakan barang mahal. Membaca dan

menyediakan (beli) buku belum menjadi kesadaran umum sebagai prioritas

kebutuhan dalam hidup. Keteladanan orang dewasa bagi tumbuhnya minat

baca juga belum maksimal. Sementara itu, dalam hal perpustakaan,

meskipun telah dikeluarkan UU No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan,

namun implementasinya belum maksimal. Aturan-aturan pelaksanaannya

belum diterbitkan. Substansi yang diatur dalam UU No 43 Tahun 2007

boleh dikatakan sudah lengkap dan baik dalam menumbuhkan kegemaran

membaca. Sekarang tinggal bagaimana kemauan untuk menerapkan aturan

main yang ada, tanpa ada embel-embel karena takut terhadap sanksi. Di

Page 58: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

58

sektor pendidikan, yang mungkin telah menjadikan buku dan perpustakaan

sebagai misi utama, dalam pelaksanaannya sering mengalami hambatan.

(Rohmadi, 2011).

Page 59: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

59

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, maka penelitian mengungkapkan beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Diperaoleh data bahwa minat baca buku perpustakaan

mempengaruhi prestasi belajar matematika kelas VII dan VIII

SMP PERGIS YAPKI Maros, hal ini diketahui dari uji F dimana

nilai F-hitung dari hasil perhitungan regresi adalah 6,070

sedangkan F-tabel adalah 4,13. Oleh karena itu, F-hitung lebih

besar daripad F-tabel (6,070>4,13) dan uji t nilai t-hitung = 2,464

dan t-tabel=1,701, maka t-hitung > t-tabel, yang berarti memiliki

pengaruh signifikan.

2. Diberikan langkah-langkah dalam meningkatkan minat baca buku

perpustakaan guna meningkatkan prestasi belajar siswa utamanya

penambahan buku-buku diperpustakaan dan perbaikan ruangan

perpustakaan supaya lebih menarik.

Page 60: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

60

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal

sebagai berikut .

1. Guru diharapkan mendorong dan memotivasi siswa untuk rajin

membaca buku diperpustakaan

2. Pemerintah diharapkan lebih memperhatikan kualitas buku-buku

bacaan di perpustakaan.

3. Perlu adanya sosialisasi lebih terhadap peningkatan minat baca

buku diperpustakaan guna meningkatkan prestasi belajar dan

wawasan berfikir baik pelajar maupun masyarakat.

Page 61: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

61

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1998. Didaktik Metodik. Cet. II. Semarang: CV. Toha Putra

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004.Psikolog Belajar Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Buchori, M. 1985. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Gie, The Liang. 1998. Lintasan Sejarah Ilmu. Yogyakarta: Pusat Belajar lmu Berguna

Hardjana. 1994. Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan. Yogyakarta: Kanisius.

Kartono. 1995. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju

Loekmana, lobby. 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: Gunung Mulia

Nasution, Sabirin. 1986. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Medan : Panitia Penataran Perpustakaan Pemda Tk I dan Pemda Tk II

Organes Tonge. 2011. Pengertian Hasil Belajar. http://www.blogger-opensocial.google.com/gadget-belajar.html . download tanggal 12 Maret 2011.

Rohmadi, Dwi. 2011. Minat Baca, Buku, dan Perpustakaan. http://dwi-rohmadi.blogspot.com/2011/02/minat-baca-buku-dan-perpustakaan.html posting Jumat 25 Februari 2011, baca tanggal 27 Juli 2011

Rompas, J.P. 1985. Pengantar Organisasi Perpustakaan. Jakarta : Lembaga Perpustakaan Dokumentasi dan Informasi.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Bina Pustaka

Soegeng, St. Kostka. 1985. Pelayanan dan Referensi Perpustakaan Umum. Jakarta :

Page 62: Rohmadi, Dwi. 2011. · Web viewSuatu proses pembelajaran tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipaha mi oleh setiap siswa/anak didik, terutama bahan pelajaran

62

Soemarno. Hs, dkk. 1987. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta : Proyek Pengembangan Perpustakaan Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen P dan K.