rock forming mineral

6
ROCK FORMING MINERAL Mineral merupakan zat padat yang berbentuk anorganik yang terbentuk secara alamiah dan terdiri dari unsur-unsur kimia tertentu dimana atim-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola sistematis. Mineral dapat berwujud sebagai batuan tanah, ataupun pasir hasil endapan sungai. Mineral merupakan komponen-komponen penyusun batuan. Mulai dari batuan beku, batuan sedimen, hingga batuan metamorf. Mineralnya dapat berupa mineral asam yang berwarna cerah maupun mineral basa yang berwarna gelap. Mineral yang terkandung mempengaruhi sifat kimia dan fisik batuan. Untuk proses pembentukan mineral, Bowen menggambarkan secara umum proses kristalisasi mulai dari magma hingga mineral yang sulit lapuk seperti kuarsa melalui Bowen Reaction Series. Proses ini terbagi menjadi dua yaitu deret kontinyu dan deret diskontinyu. Deret Kontinyu Deret ini dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dari bagan, plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih dahulu, kemudian seiring penurunan suhu, plagioklas bereaksi dengan sisa larutan magma yang membentuk plagioklas kaya sodium. Reaksi ini berlangsung hingga semua kalsium dan sodium habis dipergunakan. Deret diskontinyu

Upload: adi-susilo

Post on 08-Feb-2016

47 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rock Forming Mineral

ROCK FORMING MINERAL

Mineral merupakan zat padat yang berbentuk anorganik yang terbentuk secara alamiah dan terdiri dari unsur-unsur kimia tertentu dimana atim-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola sistematis. Mineral dapat berwujud sebagai batuan tanah, ataupun pasir hasil endapan sungai.

Mineral merupakan komponen-komponen penyusun batuan. Mulai dari batuan beku, batuan sedimen, hingga batuan metamorf. Mineralnya dapat berupa mineral asam yang berwarna cerah maupun mineral basa yang berwarna gelap. Mineral yang terkandung mempengaruhi sifat kimia dan fisik batuan.

Untuk proses pembentukan mineral, Bowen menggambarkan secara umum proses kristalisasi mulai dari magma hingga mineral yang sulit lapuk seperti kuarsa melalui Bowen Reaction Series. Proses ini terbagi menjadi dua yaitu deret kontinyu dan deret diskontinyu.

Deret KontinyuDeret ini dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dari bagan, plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih dahulu, kemudian seiring penurunan suhu, plagioklas bereaksi dengan sisa larutan magma yang membentuk plagioklas kaya sodium. Reaksi ini berlangsung hingga semua kalsium dan sodium habis dipergunakan.

Deret diskontinyu

Dalam deret diskontinyu, Bowen menemukan bahwa pada suhu tertentu, akan terbentuk olivin, yang jika diteruskan akan bereaksi kemudian dengan sisa  larutan magma, membentuk pyroxene. Jika pendinginan dlanjutkan, akan dikonversi ke pyroxene,dan kemudian biotite. Deret ini berakhir ketika biotite telah mengkristal, dan semua besi dan magnesium dalam

Page 2: Rock Forming Mineral

larutan magma telah habis dipergunakan untuk membentuk mineral.

Sumber :

http://geologimania.blogspot.com/2010/10/mineral-pembentuk-batuan-rock-forming.html

Batuuan Beku

Batuan beku terbentuk karena adanya pembekuan magma baik secara ekstrusif maupun intrusif. Batuan beku tersusun atas mineral-mineral hasil kristalisasi magma seperti pada Bowen Reaction Series. - Batuan granit tersusun atas kuarsa, feldspar

potassium, feldspar plagioklas yang kaya akan sodium dan juga mineral biotit yang berwarna hitam. Kelimpahan masing-masing: kuarsa sekitar 25 %, feldspar potassium sekitar 40 % dan plagioklas serta biotit masing-masing 18 % dan 17 %.

- Batuan granodiorite tersusun kuarsa 7 %, potassium 7 %, plagioklas sodium 70 %, serta amphibole 16 %.

- Serta diorit, gabbro, dan peridotite yang tersusun atas mineral olivine, piroksen, dan kalsium plagioklas.

Batuan Sedimen

Page 3: Rock Forming Mineral

Batuan sedimen terbentuk karena hasil endapan batuan beku yang mengalami transportasi dan diendapkan di suatu tempat. Batuan sedimen terdiri dari mineral yang sebagai fragmen dan mineral sebagai matriksnya. Batuan sedimen terbagi atas sedimen klastik berdasarkan ukuran butir mineralnya dan sedimen non klastik berdasarkan ganesa pembentukannya. Batuan sedimen klastik -> konglomerat, breksi, batupasir, dan batuan lempung. Biasanya tersusun atas mineral kuarsa, feldpar, dan mineral lempung serta fragmen-fragmen batuan dengan bentuk beragam.

Batuan sedimen Non Klastik -> batugamping tersusun oleh mineral kalsit, batu dolomit tersusun atas mineral dolomite, batu garam tersusun ats mineral halit, batu gypsum tersusun atas mineral gypsum, rijang tersusun oleh kuarsa halus, dan batubara yang tersusun dari zat organik seperti sisa tumbuhan.

Batuan Metamorf Batuan metamorf terbentuk karena suatu batuan mengalami tekanan dan temperatur yang berbeda dengan tekanan dan temperatur ketika batuan tersebut terbentuk yang mengakibatkan perubahan struktur dan tekstur batuan. Batuan metamorf terbagi atas foliasi dan non foliasi.

Foliasi merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jacson, 1970). Batuan yang termasuk baerupa batu sabak, filit, sekis, dan gneiss. Mineral-mineral nya dapat berupa mika, kuarsa feldspar, klorit, piroksen dan amfibol.

Page 4: Rock Forming Mineral

Non Foliasi berupa tidak adanya penjajaran-penjajaran mineral pada batuan metamorf tersebut. Batuan yang termasuk berupa batuan kwarsit dengan mineral utama kuarsa, hornfels dengan mineral utama kuarsa dan mika, marmer dengan mineral utama kalsit atau dolomit, serpentinit dengan mineral utama serpentine, dan soap stone dengan mineral uatama talk. Batuan metamorf non foliasi terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran (granular).

Page 5: Rock Forming Mineral

Daftar Pustaka : Noor, Djauhari. 2011. Geologi Untuk Perencanaan. Bogor : Graha Ilmu1989.Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar. Yogyakarta : Teknik geologi UGM