rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

32
RMK Akuntansi Sektor Publik AUDIT SEKTOR PUBLIK (BAB 11) Kelompok 2: Nasta Aulia Listi R. Helisa Pera Amie Dhiza Dian Rosita Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU 2012

Upload: nasta-listi

Post on 24-May-2015

2.034 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

RMK Akuntansi Sektor PublikAudit Sektor Publik (BAB 11)

Kelompok 2:Nasta Aulia ListiR. Helisa PeraAmie DhizaDian Rosita

Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS RIAU

2012

Page 2: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

AUDIT SEKTOR PUBLIK

1. TEORI AUDIT SEKTOR PUBLIK

1.1.  Definisi audit sektor publik

Auditing merupakan suatu invetigasi independen terhadap aktivitas khusus. Mekanisme audit

merupakan suatu mekanisme yang menggerakkan akuntanbilitas dalam pengelolaan sektor

pemerintah, BUMN atau instan pengelola aset negara, serta organisasi sektor publik lainnya

sperti yayasan, LSM, dan partai politik.

“Suatu proses sistematik yang secara objektif terkait evaluasi bukti-bukti berkenaan

dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau tingkat

hubungan anatara asersi tersebut dengan kriteria yang ada, serta mengomunikasikan hasil yang

diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”

Pengertian audit sektor publik menurut Indra Bastian adalah “jasa penyelidikan bagi

masyarakat atas organisasi publik dan politikus yang sudah mereka danai.” Sedangkan

pengertian audit sektor publik menurut I Gusti Agung Rai adalah sebagai berikut: “Audit

sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang menyediakan

pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak

dan penerimaan negara lainnya dengan tujuan untuk membandingkan antara kondisi

yang ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan.”

Dari pengertian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa audit sektor

publik  adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang dilakukan untuk mengetahui

pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas pengelolaan dana masyarakat (public money) yang

bertujuan untuk membandingkan hasil pencapaian program, fungsi atau kegiatan sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

2

Page 3: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit keuangan

negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004  tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini merupakan pengganti ketentuan warisan Belanda,

yaitu Indische Comptabiliteitswet (ICW) dan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene

Rekenkamer (IAR), yang mengatur prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh

pemerintah.

Dari definsi tersebut, beberapa bagian perlu mendapatkan perhatian yaitu :

1) Proses sistematik – Audit merupakan aktivitas terstruktur yang mengikuti suatu urutan yang

logis.

2) Objektivitas – Hal ini berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan serta kualitas

orang yang melakukan audit.

3) Penyediaan dan evaluasi bukti – Hal ini berkaitan dengan pengujian yang mendasari

dukungan terhadap asersi ataupun representasi.

4) Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi – Hal ini merupakan deskripsi yang luas

tentang subyek permasalahn yang diaudit.

5) Derajat hubungan kriteria yang ada – Hal ini berarti suatu audit memberikan kecocokan

antara asersi dan kriteria yang ada.

6) Mengkomunikasikan hasil – Agar bermanfaat hasil audit perlu dikomunikasikan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan.

1.2.  Regulasi dalam audit sektor publik

Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan organisasi sektor publik, keuangan organisasi

harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang – undang, efisien, ekonomis, efektif,

transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan serta kepatutan.

Keuangan negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,

efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa

keadilan serta kepatuhan.  

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

3

Page 4: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

1.3.  Audit sektor publik dan Sektor Bisnis

Audit sektor publik dan audit sektor bisnis berbeda atau sektor swasta. Audit sektor publik

dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat niralaba seperti  Pemda, BUMN, BUMD,

instan lain yang berkaitan dengan pengelolaan aset kekayaan negara, dan organisasi sektor

publik lainnya seperti yayasan,  LSM, serta partai politik.

Sedangkan audit sektor bisnis dilakukan pada perusahaan milik swasta yang berorientasi

laba. Audit sektor publik dan sektor bisnis sama-sama terdiri dari audit keuangan, audit kinerja,

dan audit untuk tujuan tertentu.

1) Persamaan sektor publik dengan sektor swasta

Memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi.

Mengikuti prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang diterima umum; Objectivity,

Cosistency, Materiality, Full Disclosure.

Merupakan bagian integral sistem ekonomi di suatu negara.

Menghadapi masalah kelangkaan sumber daya (scarcity of resources).

Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan; membutuhkan informasi

yang handal dan releven untuk melaksanakan fungsi manajemen.

Terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum.

2) Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta

Segi kegiatan dan tujuan.

Dalam Akuntansi Pemerintahan terdapat perkiraan anggaran (budgetary accounting) yang tidak

ada dalam akuntansi komersial.

Akuntansi pemerintahan menggunakan akuntansi dana. Dalam akuntansi komersial, semua aset,

kewajiban dan ekuitas merupakan bagian dari satu dana.

Dalam akuntansi pemerintahan, pengeluaran modal dilaporkan dalam laporan operasional

maupun neraca yang dalam akuntansi komersial tidak dilaporkan dalam laporan operasional.

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

4

Page 5: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

Akuntansi pemerintahan sangat dipengaruhi oleh peraturan-peraturan pemerintah sehingga

bersifat lebih kaku (kurang fleksibel) dibandingkan dengan akuntansi komersial.

3) Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi sektor publik dengan sektor swasta

Perbedaan Sektor publik Sektor swastaTujuan organisasi Nonprofit motive Profit motiveSumber pendanaan Pajak, retribusi,

utang,obligasi pemerintah, laba BUMN/BUMD,

penjualan aset negara, dsb

Pembiayaan internal: modal sendiri, laba ditahan,

penjualan aktiva

Pembiayaan eksternal: utang bank, obligasi, penerbitan

sahamPertanggungjawaban Pertanggungjawaban kepada

masyarakat (publik) dan parlemen (DPR/DPRD)

Pertanggungjawaban kepada pemegang saham dan kreditor

Struktur organisasi Birokratis, kaku, dan hierarkis

Fleksibel: datar, piramid, lintas fungsional, dsb

Karakteristik anggaran Terbuka untuk publik Tertutup untuk publikSistem akuntansi Cash accounting Accrual accounting

Laporan keuangan Neraca, aliran kas dan laporan realisasi anggaran,

catatan atas laporan keuangan

Neraca, aliran kas, laporan rugi laba dan laporan

perubahan modalStandar akuntansi Pernyataan standar akuntansi

pemerintahPernyataan standar akuntansi

keuanganAuditor Auditor sektor publik Kantor akuntan publik

Standar audit Standar pemeriksaan akuntansi sektor publik

Standar pemeriksaan akuntan publik

1.4.  Jenis-jenis audit sektor publik

Jenis-jenis audit sektor publik yang dilaksanakan atas kegiatan yang tercermin dalam APBN,

APBD, kegiatan BUMD/BUMN, serta kegiatan yayasan, LSM, atau partai politik. Penetapan

tujuan untuk menentukan jenis audit yang akan dilaksanakan, serta standar audit yang harus

diikuti oleh auditor merupakan awal.

Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit keuangan

negara, yaitu:

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

5

Page 6: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

a) Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan

keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan telah disajikan

secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia. Audit keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi

dan pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan

diotorisasi serta dicatat secara benar.

b) Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya merupakan

perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan

pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan

kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. audit kinerja merupakan perluasan dari audit

keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada

tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau

fungsi yang diaudit. Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk

memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara

independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang

diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku,

menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna

laporan tersebut.

 Perbandingan antara audit kinerja dengan audit keuangan adalah sebagai berikut:

 Audit Keuangan Audit KinerjaObjek audit: laporan keuangan Objek audit: organisasi, program, aktivitas/

kegiatan, atau fungsiMenguji kewajaran laporan keuangan dari salah saji yang material dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang diterima umum

Menguji tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan

Lebih bersifat kuantitatif – keuangan Lebih bersifat kualitatifTidak terlalu analitis Sangat analitisTidak menggunakan indikator kinerja, standar, dan target kinerja

Membutuhkan indikator, standar, dan target kinerja untuk mengukur kinerja

Biasanya tidak mempertimbangkan analisis biaya manfaat

Biasanya mempertimbangkan analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis)

Waktu pelaksanaan audit tertentu (biasanya Audit bisa dilakukan sewaktu-waktu

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

6

Page 7: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

pada akhir periode akuntansi)Audit dilakukan untuk peristiwa keuangan masa lalu (post event)

Mempertimbangkan kinerja masa lalu, sekarang, dan yang akan datang

Tidak dimaksudkan untuk membantu melakukan alokasi sumber daya secara optimal

Dimaksudkan untuk memperbaiki alokasi sumber daya secara optimal dan memperbaiki kinerja

Tidak terlalu analitis Sangat analitis

c) Audit dengan tujuan tertentu, merupakan audit khusus di luar audit keuangan dan audit

kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit. Audit dengan

tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination), reviu (review), atau prosedur yang

disepakati (agrees-upon procedures). Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit atas hal-

hal lain di bidang keuangan, audit investigatif, dan audit atas sistem pengendalian internal.

1.5.  Audit keuangan sektor publik

 Secara spesifikasi pendefinisian audit atas laporan keuangan dapat ditemukan sbb:

Tujuan penguji atas laporan keuangan oleh auditor adalah:

Ekspresi suatu opini secara jujur tentang posisi keuagan. Hasil operasi. Arus kas yang disesuaikan dengan prinsip akuntansi.

Laporan auditor merupakan media mengepresikan opini auditor atau dalam kindisi tertentu

dalam mrnyangkal opini.

Perbandingan antara definis audit laporan keuangan tersebut dengan definis audit secara umum

dapat mengungkapkan aspek esensial audit keuagan sbb:

1) Proses sistematik secara objektif.

2) Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi.

3) Derajat atau tingkat hubungan.

4) Hasil audit atas laporan keuangan dikomunikasikan dalam suatu pelaporan audit.

Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan meliputi sbb:

1) Segmen laporan keuangan

2) Pengendalian internal

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

7

Page 8: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

3) Pengendalian atau pengawasan internal

4) Ketaatan terhadap peraturan UU yang berlaku.

2.  Sistem Audit Keuangan Sektor Publik

1) Pemeriksaan Siklus Pendapatan

Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada tidaknya salah saji yang

material dalam proses Pendapatan Daerah/Organisasi, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain-

lain yang sah.

     Jenis koreksi pembukuan yang harus dilakukan atas pendapatan adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo awal tahun anggaran/sisa perhitungan

anggaran tahun lalu.

2. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian pendapatan daerah.

3. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo akhir tahun anggaran sisa perhitungan

anggaran tahun perhitungan.

4. Kesalahan penyajian dalam daftar lampiran perhitungan anggaran tahun anggaran

perhitungan.

5. Kesalahan yang wajib dikoreksi oleh auditor, yang terdiri atas:

Kesalahan pembukuan (kekeliruan pencatatan).

Kesalahan pembebanan.

Kesalahan penjumlahan dan pengurangan angka (aritmatika).

2) Pemeriksaan Siklus Belanja

Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi yang

signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus belanja.

1. Berbagai proses dan keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dalam 

pelaksanaan kegiatan organisasi sektor publik. Dua kelompok transaksi utama dalam siklus

ini adalah transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Kedua transaksi tersebut

mempengaruhi berbagai akun berikut:

Kas,

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

8

Page 9: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

Persediaan barang habis pakai,

Aktiva tetap,

Aktiva lain-lain,

Utang.

2. Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi sangatlah

tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus belanja ini,

yaitu:

Volume transaksi yang selalu tinggi,

Pembelanjaan dan pengeluaran tanpa otoritasi yang dapat terjadi,

Pembelian aset yang tidak perlu,

Masalah akuntansi yang berkembang.

a. Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya salah saji.

Semakin tinggi volume transaksi, semakin tinggi kemungkinan kesalahan pencatatan

transaksi tersebut. Disamping itu, juga ada kemungkinan bahwa organisasi sektor publik

melakukan pembelian aset yang tidak perlu.

b. Tingginya risiko bawaan siklus belanja menyebabkan banyak organisasi sektor publik

memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian internal siklus belanja untuk

mencegah dan mendeteksi salah saji. Seperti siklus pendapatan, pengujian pengendalian

umumnya tidak mengurangi risiko pengendalian asersi hak dan kewajiban. Jadi, auditor

dapat menggunakan kombinasi strategi risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah

dan pengujian subtantif.

c. Pengujian pengendalian tergantung pada pertimbangan biaya manfaat. Auditor harus

membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian internal degnan penghematan

yang diperoleh akibat berkurangnya pengujian substantif.

3)  Pemeriksaan Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan aset/harta yang dimiliki oleh organisasi sektor publik yang digunakan

dalam kegiatan operasi organisasi. Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk memperoleh bukti

tentang setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo aktiva tetap. Audit atas

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

9

Page 10: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

aktiva tetap sangat penting karena biasanya aktiva tetap merupakan aset/kekayaan terbesar yang

dimiliki oleh suatu organisasi sektor publik.

4) Pemeriksaan Jasa Personalia

Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah gaji, pajak penghasilan pegawai, dan biaya

ketenagakerjaan lainnya merupakan komponen biaya utama di hampir semua entitas.

5) Pemeriksaan Siklus Investasi (Pembiayaan)

Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang suatu organisasi

sektor publik. Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari satu periode akuntansi. Risiko

salah saji pada transaksi investasi organisasi sektor publik umumnya rendah karena jarangnya

transaksi yang terjadi.

6) Pemeriksaan Siklus Saldo Kas

Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi, dan siklus jasa

personalia. Tujian audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi

yang signifikan, ynag berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audi ditentukan

berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan:

Asersi keberadaan dan keterjadian

Asersi kelengkapan

Asersi hak dan kewajiban

Asersi penilaian dan pengalokasian

Asersi pelaporan dan pengungkapan

 

3.  Siklus Audit Keuangan Sektor Publik

Terdapat 17 siklus dalam audit keuangan sektor publik:

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

10

Page 11: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

3.1. Perencanaan audit keuangan

Standar pertama dari GAAS (General Accepted Auditing Standard) di Indonesia SPAP untuk

audit lapangan adalah perencanaan yang memadai. Berikut adalah tiga alasan utama mengapa

seorang auditor harus mempersiapkan rencana kontrak kerja yang tepat sehingga (1) auditor

dapat memperoleh cukup bukti kompeten untuk kondisi yang ada, (2) membantu menjaga agar

biaya audit yang dikeluarkan tetap wajar, (3) serta menghindari kesalah pahaman dengan klien.

Perencanaan audit awal melibatkan empat hal, yang semuanya harus dilakukan terlebih

dahulu dalam audit. Keempatnya adalah sebagai berikut: (1) Auditor harus memutuskan apakah

akan menerima seorang klien baru atau melanjutkan pelayanan untuk klien yang telah ada

sekarang, (2) Auditor harus mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan

audit, informasi ini akan mempengaruhi bagian lain dari proses perencanaan, (3) Auditor

memperoleh pemahaman klien tentang cara-cara penugasan untuk menghindari kesalahpahaman.

(4) Dipilihnya staf untuk penugasan, termasuk bila dibutuhkannya spesialis audit.

Merancang pendekatan audit:

1)      Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal,

2)      Memahami bisnis dan industri klien,

3)      Menilai resiko bisnis klien,

4)      Menetapkan meterialitas, dan menilai resiko akseptabilitas audit serta resiko inhern,

5)      Memahami pengendalian intern, dan menilai resiko pengendalian,

6)      Menyusun seluruh rencana serta program audit.

Tahap selanjutnya dalam suatu laporan keuangan adalah melaksanakan pengujian audit.

Tahap ini sering disebut juga sebagai pelaksanaan pekerjaan lapangan. Tahap terakhir dari suatu

audit adalah laporan temuan. Pada tahap ini harus dilaksanakan standar umum dan standar

pelaporan dari standar auditing.

Tahap perencanaan audit menurut Indra bastian (2010):

1) Pemahaman atas sistem akuntansi keuangan sektor publik.

Hal ini sangat penting karena saat ini audit sektor publik tidak lagi berfokus pada laporan

realisasi anggaran saja tetapi juga laporan keuangan lainnya.

2) Penentuan tujuan dan lingkup audit

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

11

Page 12: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

Dalam menentukan tujuan dan ruang lingkup, auditor harus memastikan bahwa tujuan dan

ruang lingkup audit yang ditetapkan telah sesuai dengan mandat serta wewenang lembaga

audit dan pengawas yang bersangkutan.

3) Penilaian resiko

Kegiatan audit dilaksanakan melalui berbagai pengujian yang mengandung resiko kesalahan,

sehingga penilaian risiko pengendalian (control risk), risiko bawaan (inherent risk), dan

risiko deteksi (detection risk) harus dilakukan.

4) Penyusunan rencana audit

Suatu rencana audit harus disusun berdasarkan tahapan kegiatan perencanaan audit.

3.2.  Penetapan regulasi audit keuangan

Bagian ini penting dalam proses audit karena dibutuhkan aturan untuk memberikan arahan yang

jelas, dan sebagai kontrol agar pelaksanaan audit laporan keuangan bisa memberikan opini yang

tepat.

3.3.  Penyusunan perencanaan audit tahuann oleh lembaga auditor

Setelah ditetapkan aturan dan regulasi langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan.

Perencanaan audit yang matang akan sangat menentukan kesuksesan audit.

3.4.  Temu rencanaan audit tahunan

Setelah lembaga auditor selesai menyusun perencanaan audit tahunan, kemudian mereka

bertemu dengan kepala atau pimpinan organisasi sektor publik untuk membicarakan perencanaan

audit yang sudah disusun.

3.5.  Penerbitan regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan

Regulasi yang ditetapkan dalam tahap ini menyangkut tim atau personel yang akan melakukan

audit terhadap organisasi sektor publik maupun regulasi dalam menjalankan proses audit.

3.6.  Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit

Kemudian regulasi yang telah diterbitkan tersebut  akan diterima oleh lembaga pemeriksa

sehingga bisa melakukan proses audit di lembaga atau organisasi sektor publik.

3.7.  Survei awal karakter industri/organisasi yang akan diaudit

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

12

Page 13: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

Tahapan selanjutnya dalam siklus audit audit sektor publik ini adalah survei awal terhadap

karakter industri/organisai yang akan diaudit.

3.8.  Pembuatan program audit

Untuk setiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah-langkah audit yang akan

dilakukannya. Langkah-langkah ini tertuang dalam program audit.

Suatu program audit akan berisi:

Tujuan audit untuk setiap area

Prosedur audit yang akan dilakukan

Sumber bukti audit

Deskripsi mengenai kesalahan (error).

3.9.  Penerbitan surat tugas audit

 Pihak organisasi sektor publik segera mengeluarkan surat tugas kepada lembaga pemeriksa

untuk melaksanakan audit.

3.10.  Pelaksanaan audit keuangan

Dalam melaksanakan audit keuangan, auditor melakukan hal-hal berikut:

1)        Menilai Pengendalian Internal

Suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif didesain untuk memberikan keyakinan yang

memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut:

1. Keandalan atau reliabilitas laporan kkeuangan.

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

3. Efektivitas dan efisiensi operasi.

Oleh karena itu, dibutuhkan sistem yang dirancang oleh organisasi sektor publik untuk menjaga

aset yang dimiliki agar terbebas dari kecurangan dan penyalahgunaan. Hal inilah yang disebut

sebagai pengendalian internal.

Jenis-jenis pengendalian internal:

1. Organisasi

     Penyerahan wewenang dan tanggung jawab, termasuk jalur pelaporan untuk semua aspek

operasi dan pengendaliannya, harus disebutkan secara rinci dan jelas.

2. Pemisahan tugas

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

13

Page 14: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

     Salah satu fungsi utama pengendalian adalah pemisahan tugas dan tanggung jawab. Apabila

kedua hal tersebut digabungkan, maka seseorang dapat saja mencatat dan memproses sebuah

transaksi secara lengkap.

3. Fisik

     Pengendalian ini berhubungan dengan supervisi aset. Prosedur dan keamanan yang memadai

harus dirancang untuk memberi keyakinan bahwa akses langsung maupun tidak langsung

melalui dokumentasi aset terbatas pada personel yang berwenang.

4. Persetujuan dan Otorisasi

     Seluruh transaksi harus diotorisasi atau disetujui oleh orang yang tepat. Batas wewenang juga

harus dijelaskan.

5. Akuntansi

     Pengecekan atas keakuratan catatan, penghitungan jumlah total, rekonsiliasi, pemakaian

nomor rekening, , jurnal, dan akuntansi untuk dokumen.

6. Personalia

     Keberadaan prosedur akan menjamin penempatan personel yang sesuai dengan kemampuan

dan tanggung jawabnya.

7. Supervisi

     Setiap sistem pengendalian internal harus mencakup supervisi oleh atasan yang bertanggung

jawab terhadap transaksi dan pencatatannya sehari-hari.

8. Manajemen

     Ini adalah pengendalian yang dilakukan oleh manajemen diluar tugas rutinnya, yang meliputi

pengendalian secara keseluruhan oleh fungsi pengendalian internal dan prosedur review khusus

lainnya.

2)        Melakukan Prosedur Analtis

Prosedur analisis adalah pengevaluasian informasi keuangan yang dilakukan dengan

mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data nonkeuangan.

Prosedur analitis akan membantu auditor dengan mendukung dan meningkatkan

pemahamannya tentang operasi organisasi yang diaudit. Prosedur analitis juga membantu auditor

dalam mengidentifikasi hubungan yang tidak sewajarnya dan fluktuasi data yang tidak

diharapkan.

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

14

Page 15: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

Ada enam langkah yang harus dilakukan auditor dalam melakukan prosedur analitis, yaitu:

1. Mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat

2. Mengembangkan ekspektasi

3. Melakukan perhitungan dan perbandingan

4. Menganalisi data

5. Menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkan yang signifikan

6. Menentukan pengaruh perbedaan atau penyimpangan terhadap perencanaan audit.

3.11.  Pembuatan daftar temuan

Setelah melakukan kegiatan pelaksanaan audit, auditor biasanya mendapatkan temuan-temuan

terkait dengan keuangan klien. Temuan-temuan tersebut kemudian didaftar sebagai bukti dalam

penyampaian pendapat nantinya.

3.12.  Pembicaraan awal tentang daftar temuan

Berdasarkan temuan-temuan di lapangan , kemudian auditor melakukan pembicaraan dengan

pimpinan organisasi sektor publik terkait temuan-temuan tersebut. Dalam tahapan ini, auditor

akan melakukan cross-check atas hasil temuannya dengan fakta yang terjadi di lapangan.

3.13.  Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan

Setelah hasil temuan hasil auditor di bicarakan atau melakukan cross-check dengan pejabat

organisasi sektor publik, auditor kemudian menyusun draft laporan hasil pemeriksaan.

3.14. Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dengan organisasi yang diaudit

Dalam tahapan ini, auditor memastikan apa yang telah di susun di dalam draft laporan hasil

pemeriksaan sudah selesai dengan fakta yang terjadi di lapangan.

 3.15.  Penyelesaian laporan hasil pemeriksaan

Setelah melakukan pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dan di pastikan kellengkapan

serta kesepakatan mengenai  draft tersebut sudah tercapai, kemudian akan di lakukan

penyelesaian atau finalisasi draft tersebut menjadi laporan hasil pemeriksaan akhir.

3.16.  Tindak lanjut temuan laporan hasil pemeriksaan

Berdasarkan temuan-temuan yang ada di lapangan, auditor melakukan tindak lanjut atau dengan

kata lain, memberikan rekomendasi perbaikan kepada organisasi sektor publik.

3.17.  Penerbitan laporan hasil pemeriksaan

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

15

Page 16: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

Tahapan terakhir dari siklus audit keuangan adalah penerbitan laporan hasil pemeriksaan kepada

pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi  yang telah di audit tersebut.

4.  Teknik Audit Keuangan Sektor Publik

1) Prosedur analitis (Analitycal Procedures)

Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan diantra data. Prosedur ini

meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertikal, atau laporan

persentase, perbandingan jumlah yang sederhana dengan data historis atau anggaran, serta

penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi.

Contoh prosedur analitis adalah membandingkan item belanja menurut anggaran dan item

realisasi belanja. Hasil perbandingan itu akan menunjukan ada tidaknya penyimpangan jumlah

realisasi belanja dari jumlah yang dianggarkan sebelumnya.

2) Inspeksi (Inspecting)

Inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan catatan serta pemeriksaan

sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing. Inspeksi seringkali

digunakan dalam mengumpulkan dan mengevalusai bukti, baik bottom-up mapun top-down.

Dengan melakukan inspeksi atas dokumen, auditor dapat menentukan ketepatan persyaratan

dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian bottom –up atas akuntansi transaksi

tersebut. Pada saat yang sama, auditor seringkali mempertimbagkan implikasi bukti dalam

konteks pemahaman faktor-faktor ekonomi dan persaingan entitas.

Contoh kegiatan inspeksi adalah pemeriksaan terhdap bukti-bukti transaksi seperti

rekening bank, kwitansi atau tanda terima lainnya untuk mengevaluasi apakah transaksi yang

dilakukan telah sesuai atau menyimpang dari rencana dan anggaran yang telah ditetapkan.

3) Konfirmasi (Confirming)

Kegiatan konfirmasi adalah bentuk kegiatan keterangan yang memungkinkan auditor

memperoleh informasi secara langsug dari sumber independen di luar organisasi sektor publik

yang di audit. Dalam kasus yang lazim, klien (organisasi yang di audit) mengajukan permintaan

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

16

Page 17: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

kepada pihak luar secara tertulis, namun auditor yang mengirimkan permintaan keterangan

tersebut.

Contoh kegiatan konfirmasi adalah meminta keterangan kepada bendahara pengeluaran

terkait bukti-bukti transaksi pembelian atau pengalokasian anggaran yang telah dilakukannya.

Kegiatan ini akan mengajukan apakah bukti transaksi tersebut fiktif atau benar adanya. Selain

keteranagn-keterangan lainya terkait bukti tersebut.

4) Permintaan keterangan (Inquiring)

Kegiatan ini meliputi permintaan keterangan secara lisan maupun tertulis oleh auditor.

Permintaan keterangan tersebut biasanya ditunjukan kepada manajemen atau karyawan

organisasi sektor publik, yang umumnya berupa pernyataan-pernyataan yang timbul setelah

dilaksanakannya prosedur analitis. Auditor juga dapat secara langsung meminta keterangan

kepada pihak external.

Contoh kegiatan permintaan keterangan adalah auditor meminta keteragan bendahara

pengeluaran atas ketidaksesuaian jumlah pengeluaran (berdasarkan bukti transaksi yang ada)

dengan jumlah anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

5) Perhitungan (Counting)

Dua aplikasi yang paling umum adalah perhitungan (counting) adalah (1) perhitungan fisik

sumber daya berwujud, seperti jumlah kas dan persediaan yang ada dan (2) akuntansi seluruh

dokumen, dengan nomor urut yang telah dicetak (prenumbered). Hal pertama menyediakan cara

untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada. sementara yang ke dua dapat dipandang

sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal organisasi melalui bukti yang

objektif  tentang kelengkapan catatan akuntansi.

Contoh kegiatan perhitungan adalah auditor menghitung asset yang telah dibeli bagian

pengadaan berdasarkan bukti transaksi yang ada.

6) Penelusuran (Tracing)

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

17

Page 18: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

Dalam penelusuran seringkali disebut penelusuran ulang, auditor (1) memilih dokumen yang

dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa informasi yang diberikan

oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku

besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke catatan akuntansi,

sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui sistem akuntansi.

Contoh kegiatan penelusuran adalah auditor membandingkan antara angka yang tertera

dalam kwitansi transaksi yang telah dilakukan dan jumlah angka yang tertera dalam jurnal. Hal

ini menunjukan apakah ada kesesuaian penyajian, yaitu penyajian yang lebih rendah atau yang

lebih tinggi.

7) Pemeriksaan bukti pendukung (Vouching)

Pemeriksaan bukti pendukung meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi, dan

(2) mendapatkan serta memeriksa dokumen yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut

untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. Dalam melakukan vouching,

arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan dalam penelusuran. Prosedur pemeriksaan

bukti pendukung digunakan secara luas untuk mendeteksi salah saji berupa penyajian yang lebih

tinggi dari yang sebenarnya dalam pencatatan akuntansi.

Contoh kegiatan pemeriksaan bukti pendukung adalah auditor memilih ayat jurnal

“Pembelian ATK” dijurnal, kemudian membandingkanya dengan kwitansi pembelian ATK

tersebut atau tanda pembelianya.

8) Pengamatan (observing)

Pengamatan berkaitan dengan memerhatikan dan menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan

atau proses. Kegiatannya berupa pemrosesan rutin atau jenis transaksi tertentu, seperti

penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas yang telah

diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur organisasi sektor publik. Pengamatan sangat

terutama untuk memperoleh pemahaman atas pengendalian internal.

 Contoh kegiatan pengamatan adalah auditor mengamati kegiatan bendahara gaji dalam

menjurnal ketika mengeluarkan gaji kepada para pegawai.

9) Pelaksanaan ulang (Reforming)

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

18

Page 19: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang  perhitungan dan rekonsiliasi

ynag dilakukan oleh organissasi sektor publik yang di audit. Contohnya adalah menghitung

ulang total jurnal, beban penyusutan, dan lain-lain. Auditor juga dapat melakukan ulang

beberapa aspek pemrosesan transaksi tertentu untuk menentukan bahwa pemrosesan awal sudah

sesuai dengan pengendaliaan internal yang sudah dirumuskan.

Contoh kegiatan pelaksaaan ulang adalah  auditor menghitung ulang penyusutan

kendaraan milik organisasi berdasarkan umur ekonomis yang sebenarnya, kemudian

dibandingkan dengan pencatatan beban peyusutan kendaraan yang telah dilakukan.

10) Teknik audit berbantuan computer (computer-assisted audit techniques)

Apabila catatan akuntansi organisasi sektor publik dilaksanakan melalui media

elektronik, maka auditor dapat menggunakan teknik ini untuk membantu melaksanakan beberapa

prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.

Contoh kegiatan audit berbantukan komputer adalah  auditor dengan bantuan komputer

memeriksa angka-angka dalam file jurnal bendahara dan membandingkanya dengan kwitansi

pendapatan, dan bukti –bukti transaksi lainya.

11) Pengujian pengendalian

Terdapat dua jenis pengujian pengendalian, yaitu:

a. Pengujian pengendalian yang berkaitan langsung dengan keefektifan desain kebijakan atau

posedur dan apakah benar–benar digunakan dalam kegiatan organisasi

b. Pengujian pengendalian yang berkaitan dengan keefektifan kebijakan dan prosedur serta

bagaiman pengaplikasiannya, konsistensinya dengan aplikasi terdahulu dan oleh siapa

aplikasi itu dilaksanakan selama satu periode.

Contoh kegiatan pengujian pengendalian adalah auditor membandingkan dokumen SOP

atau petunjuk teknis pegawai, dan mengamati pelaksaannya dilapangan. Pengendalian akan

dianggap baik jika SOP atau petunjuk teknis mampu memberikan pedoman bagi pelaksanaan

tugas-tugas pegawai, pegawai mudah memahaminya dan mengaplikasikannya pada setiap

pekerjaanya secara konsisten.

12)     Pengujian substansif

Dua kateegori umum pengujian substansif adalah:

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

19

Page 20: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

a. Prosedur analitis, yang merupakan prosedur dalam penyediaan bukti–bukti tentang validitas

perlakuan akuntansi atas transaksi dan neraca, atau sebaliknya tentang kesalahan atau ketidak

beresan yang terjadi;

b. Pengujian terinci atas transaksi atau neraca merupakan pengujian untuk menyediakan bukti-

bukti tentang validitas perlakuan akuntansi atas transaksi dan neraca atau sebaliknya atas

kesalah dan ketidak beresan yang terjadi.

Contoh kegiatan pengujian substantive adalah auditor memeriksa secara rinci angka dan

jumlah transaksi yang telah terjadi,dimulaidari memeriksa seluruh bukti tranaksi,catatan dalam

jurnal, posting dalam buku besar, hingga laporan yang telah jadi dengan demikian dapat

ditemukan apakah ada kesalah atau ketidak beresan. 

5.  Contoh Praktek Audit Sektor Publik Di Organisasi Sektor Publik

1) Pemerintah Pusat

Audit atas pemerintah pusat ditujukan pada perolehan bukti audit yang cukup dan tepat.

Sebagai contoh, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan pemerintah pusat

maupun daerah sebagai organisasi sektor publik merupakan tujuan penting dari reformasi

akuntansi dan administrasi sektor publik. Untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan keuangan

pemerintah yang telah dilakukan aparatur pemerintah , maka fungsi akuntabilitas dan audit atas

pelaporann keuangan sektor publik harus berjalan dengan baik. Seiring dengan tuntutan

masyarakat agar organisasi sektor publik meningkatkan kualitas, profesionalisme dan

akuntabilitas publik dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit yang tidak hanya terbatas

pada keuangan dan kepatuhan saja, tetapi perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap

kinerja sektor publik.

2) Pemerintah Daerah

Audit yang diselenggarakan atas kegiatan pemerintah daerah dapat dibagi menjadi audit

keuangan dan audit kinerja. Audit dapat mempunyai gabungan tujuan audit keuangan dan audit

kinerja, atau dapat juga mempunyai tujuan yang terbatas pada beberapa aspek dari masing-

masing jenis audit tersebut.

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

20

Page 21: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

Sebagai contoh, pelaksanaan audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas bantuan

Pemerintah kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tujuan audit semacam itu sering kali

mencakup baik tujuan audit keuangan maupun tujuan audit kerja.

Pemeriksaan atas pos pendapatan asli daerah mencakup:

Melakukan pengujian terhadap nilai realisasi pos

Melakukan verifikasi atas bukti-bukti penerimaan

Melakukan konfirmasi kepada instansi yang terkait dengan pemungutan pajak

Mengetahui adanya kesalahan atau tidak atas penyetoran pendapatan

Melakukan koreksi

Melakukan pengujian.

3) Di Indonesia ada dua jenis LSM. Pertama, LSM yang melakukan fungsi kontrol masyarakat.

Kedua, LSM yang melaksanakan program entitas. Menjamurnya LSM terutama dipicu oleh

persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh lembaga-lembaga keuangan internasional.

Sebagai contoh, bank dunia yang mensyaratkan perlunya entitas bekerja sama dengan LSM

dalam proyek yang akan dikucurkan dananya.

Dalam organisasi LSM dilakukan dua jenis audit:

Audit kinerja keuangan

Audit kinerja nonkeuangan

4) Yayasan

Contohnya pelaksanaa audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas bantuan pemerintah

kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tujuan audit semacam ini sering kali mencakup baik

tujuan keuangan maupun tujuan audit kinerja. Audit semacam ini umunya disebut audit kontrak.

5) Partai Politik

Sama seperti organisasi-organisasi sektor publik lainnya, audit dalam organisasi partai politik

juga dibedakan menjadi dua, yaitu audit kinerja keuangan dan audit kinerja nonkeuanga

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

21

Page 22: Rmk kelompok 2 audit sektor publik asp kelas b

Sumber :

Bastian, Indra. 2010.  Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Erlangga

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

http://merahkuning.wordpress.com/2012/05/20/contoh-makalah-audit-sektor-publik/

Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik

22