RMK Akuntansi Sektor PublikAudit Sektor Publik (BAB 11)
Kelompok 2:Nasta Aulia ListiR. Helisa PeraAmie DhizaDian Rosita
Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2012
AUDIT SEKTOR PUBLIK
1. TEORI AUDIT SEKTOR PUBLIK
1.1. Definisi audit sektor publik
Auditing merupakan suatu invetigasi independen terhadap aktivitas khusus. Mekanisme audit
merupakan suatu mekanisme yang menggerakkan akuntanbilitas dalam pengelolaan sektor
pemerintah, BUMN atau instan pengelola aset negara, serta organisasi sektor publik lainnya
sperti yayasan, LSM, dan partai politik.
“Suatu proses sistematik yang secara objektif terkait evaluasi bukti-bukti berkenaan
dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau tingkat
hubungan anatara asersi tersebut dengan kriteria yang ada, serta mengomunikasikan hasil yang
diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”
Pengertian audit sektor publik menurut Indra Bastian adalah “jasa penyelidikan bagi
masyarakat atas organisasi publik dan politikus yang sudah mereka danai.” Sedangkan
pengertian audit sektor publik menurut I Gusti Agung Rai adalah sebagai berikut: “Audit
sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang menyediakan
pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak
dan penerimaan negara lainnya dengan tujuan untuk membandingkan antara kondisi
yang ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan.”
Dari pengertian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa audit sektor
publik adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang dilakukan untuk mengetahui
pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas pengelolaan dana masyarakat (public money) yang
bertujuan untuk membandingkan hasil pencapaian program, fungsi atau kegiatan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
2
Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit keuangan
negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini merupakan pengganti ketentuan warisan Belanda,
yaitu Indische Comptabiliteitswet (ICW) dan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene
Rekenkamer (IAR), yang mengatur prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh
pemerintah.
Dari definsi tersebut, beberapa bagian perlu mendapatkan perhatian yaitu :
1) Proses sistematik – Audit merupakan aktivitas terstruktur yang mengikuti suatu urutan yang
logis.
2) Objektivitas – Hal ini berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan serta kualitas
orang yang melakukan audit.
3) Penyediaan dan evaluasi bukti – Hal ini berkaitan dengan pengujian yang mendasari
dukungan terhadap asersi ataupun representasi.
4) Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi – Hal ini merupakan deskripsi yang luas
tentang subyek permasalahn yang diaudit.
5) Derajat hubungan kriteria yang ada – Hal ini berarti suatu audit memberikan kecocokan
antara asersi dan kriteria yang ada.
6) Mengkomunikasikan hasil – Agar bermanfaat hasil audit perlu dikomunikasikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
1.2. Regulasi dalam audit sektor publik
Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan organisasi sektor publik, keuangan organisasi
harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang – undang, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan serta kepatutan.
Keuangan negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan serta kepatuhan.
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
3
1.3. Audit sektor publik dan Sektor Bisnis
Audit sektor publik dan audit sektor bisnis berbeda atau sektor swasta. Audit sektor publik
dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat niralaba seperti Pemda, BUMN, BUMD,
instan lain yang berkaitan dengan pengelolaan aset kekayaan negara, dan organisasi sektor
publik lainnya seperti yayasan, LSM, serta partai politik.
Sedangkan audit sektor bisnis dilakukan pada perusahaan milik swasta yang berorientasi
laba. Audit sektor publik dan sektor bisnis sama-sama terdiri dari audit keuangan, audit kinerja,
dan audit untuk tujuan tertentu.
1) Persamaan sektor publik dengan sektor swasta
Memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi.
Mengikuti prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang diterima umum; Objectivity,
Cosistency, Materiality, Full Disclosure.
Merupakan bagian integral sistem ekonomi di suatu negara.
Menghadapi masalah kelangkaan sumber daya (scarcity of resources).
Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan; membutuhkan informasi
yang handal dan releven untuk melaksanakan fungsi manajemen.
Terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum.
2) Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta
Segi kegiatan dan tujuan.
Dalam Akuntansi Pemerintahan terdapat perkiraan anggaran (budgetary accounting) yang tidak
ada dalam akuntansi komersial.
Akuntansi pemerintahan menggunakan akuntansi dana. Dalam akuntansi komersial, semua aset,
kewajiban dan ekuitas merupakan bagian dari satu dana.
Dalam akuntansi pemerintahan, pengeluaran modal dilaporkan dalam laporan operasional
maupun neraca yang dalam akuntansi komersial tidak dilaporkan dalam laporan operasional.
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
4
Akuntansi pemerintahan sangat dipengaruhi oleh peraturan-peraturan pemerintah sehingga
bersifat lebih kaku (kurang fleksibel) dibandingkan dengan akuntansi komersial.
3) Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi sektor publik dengan sektor swasta
Perbedaan Sektor publik Sektor swastaTujuan organisasi Nonprofit motive Profit motiveSumber pendanaan Pajak, retribusi,
utang,obligasi pemerintah, laba BUMN/BUMD,
penjualan aset negara, dsb
Pembiayaan internal: modal sendiri, laba ditahan,
penjualan aktiva
Pembiayaan eksternal: utang bank, obligasi, penerbitan
sahamPertanggungjawaban Pertanggungjawaban kepada
masyarakat (publik) dan parlemen (DPR/DPRD)
Pertanggungjawaban kepada pemegang saham dan kreditor
Struktur organisasi Birokratis, kaku, dan hierarkis
Fleksibel: datar, piramid, lintas fungsional, dsb
Karakteristik anggaran Terbuka untuk publik Tertutup untuk publikSistem akuntansi Cash accounting Accrual accounting
Laporan keuangan Neraca, aliran kas dan laporan realisasi anggaran,
catatan atas laporan keuangan
Neraca, aliran kas, laporan rugi laba dan laporan
perubahan modalStandar akuntansi Pernyataan standar akuntansi
pemerintahPernyataan standar akuntansi
keuanganAuditor Auditor sektor publik Kantor akuntan publik
Standar audit Standar pemeriksaan akuntansi sektor publik
Standar pemeriksaan akuntan publik
1.4. Jenis-jenis audit sektor publik
Jenis-jenis audit sektor publik yang dilaksanakan atas kegiatan yang tercermin dalam APBN,
APBD, kegiatan BUMD/BUMN, serta kegiatan yayasan, LSM, atau partai politik. Penetapan
tujuan untuk menentukan jenis audit yang akan dilaksanakan, serta standar audit yang harus
diikuti oleh auditor merupakan awal.
Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit keuangan
negara, yaitu:
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
5
a) Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Audit keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi
dan pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan
diotorisasi serta dicatat secara benar.
b) Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya merupakan
perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan
pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan
kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. audit kinerja merupakan perluasan dari audit
keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada
tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau
fungsi yang diaudit. Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara
independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang
diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku,
menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna
laporan tersebut.
Perbandingan antara audit kinerja dengan audit keuangan adalah sebagai berikut:
Audit Keuangan Audit KinerjaObjek audit: laporan keuangan Objek audit: organisasi, program, aktivitas/
kegiatan, atau fungsiMenguji kewajaran laporan keuangan dari salah saji yang material dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang diterima umum
Menguji tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan
Lebih bersifat kuantitatif – keuangan Lebih bersifat kualitatifTidak terlalu analitis Sangat analitisTidak menggunakan indikator kinerja, standar, dan target kinerja
Membutuhkan indikator, standar, dan target kinerja untuk mengukur kinerja
Biasanya tidak mempertimbangkan analisis biaya manfaat
Biasanya mempertimbangkan analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis)
Waktu pelaksanaan audit tertentu (biasanya Audit bisa dilakukan sewaktu-waktu
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
6
pada akhir periode akuntansi)Audit dilakukan untuk peristiwa keuangan masa lalu (post event)
Mempertimbangkan kinerja masa lalu, sekarang, dan yang akan datang
Tidak dimaksudkan untuk membantu melakukan alokasi sumber daya secara optimal
Dimaksudkan untuk memperbaiki alokasi sumber daya secara optimal dan memperbaiki kinerja
Tidak terlalu analitis Sangat analitis
c) Audit dengan tujuan tertentu, merupakan audit khusus di luar audit keuangan dan audit
kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit. Audit dengan
tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination), reviu (review), atau prosedur yang
disepakati (agrees-upon procedures). Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit atas hal-
hal lain di bidang keuangan, audit investigatif, dan audit atas sistem pengendalian internal.
1.5. Audit keuangan sektor publik
Secara spesifikasi pendefinisian audit atas laporan keuangan dapat ditemukan sbb:
Tujuan penguji atas laporan keuangan oleh auditor adalah:
Ekspresi suatu opini secara jujur tentang posisi keuagan. Hasil operasi. Arus kas yang disesuaikan dengan prinsip akuntansi.
Laporan auditor merupakan media mengepresikan opini auditor atau dalam kindisi tertentu
dalam mrnyangkal opini.
Perbandingan antara definis audit laporan keuangan tersebut dengan definis audit secara umum
dapat mengungkapkan aspek esensial audit keuagan sbb:
1) Proses sistematik secara objektif.
2) Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi.
3) Derajat atau tingkat hubungan.
4) Hasil audit atas laporan keuangan dikomunikasikan dalam suatu pelaporan audit.
Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan meliputi sbb:
1) Segmen laporan keuangan
2) Pengendalian internal
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
7
3) Pengendalian atau pengawasan internal
4) Ketaatan terhadap peraturan UU yang berlaku.
2. Sistem Audit Keuangan Sektor Publik
1) Pemeriksaan Siklus Pendapatan
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada tidaknya salah saji yang
material dalam proses Pendapatan Daerah/Organisasi, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain-
lain yang sah.
Jenis koreksi pembukuan yang harus dilakukan atas pendapatan adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo awal tahun anggaran/sisa perhitungan
anggaran tahun lalu.
2. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian pendapatan daerah.
3. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo akhir tahun anggaran sisa perhitungan
anggaran tahun perhitungan.
4. Kesalahan penyajian dalam daftar lampiran perhitungan anggaran tahun anggaran
perhitungan.
5. Kesalahan yang wajib dikoreksi oleh auditor, yang terdiri atas:
Kesalahan pembukuan (kekeliruan pencatatan).
Kesalahan pembebanan.
Kesalahan penjumlahan dan pengurangan angka (aritmatika).
2) Pemeriksaan Siklus Belanja
Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi yang
signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus belanja.
1. Berbagai proses dan keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan organisasi sektor publik. Dua kelompok transaksi utama dalam siklus
ini adalah transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Kedua transaksi tersebut
mempengaruhi berbagai akun berikut:
Kas,
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
8
Persediaan barang habis pakai,
Aktiva tetap,
Aktiva lain-lain,
Utang.
2. Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi sangatlah
tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus belanja ini,
yaitu:
Volume transaksi yang selalu tinggi,
Pembelanjaan dan pengeluaran tanpa otoritasi yang dapat terjadi,
Pembelian aset yang tidak perlu,
Masalah akuntansi yang berkembang.
a. Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya salah saji.
Semakin tinggi volume transaksi, semakin tinggi kemungkinan kesalahan pencatatan
transaksi tersebut. Disamping itu, juga ada kemungkinan bahwa organisasi sektor publik
melakukan pembelian aset yang tidak perlu.
b. Tingginya risiko bawaan siklus belanja menyebabkan banyak organisasi sektor publik
memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian internal siklus belanja untuk
mencegah dan mendeteksi salah saji. Seperti siklus pendapatan, pengujian pengendalian
umumnya tidak mengurangi risiko pengendalian asersi hak dan kewajiban. Jadi, auditor
dapat menggunakan kombinasi strategi risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah
dan pengujian subtantif.
c. Pengujian pengendalian tergantung pada pertimbangan biaya manfaat. Auditor harus
membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian internal degnan penghematan
yang diperoleh akibat berkurangnya pengujian substantif.
3) Pemeriksaan Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan aset/harta yang dimiliki oleh organisasi sektor publik yang digunakan
dalam kegiatan operasi organisasi. Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk memperoleh bukti
tentang setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo aktiva tetap. Audit atas
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
9
aktiva tetap sangat penting karena biasanya aktiva tetap merupakan aset/kekayaan terbesar yang
dimiliki oleh suatu organisasi sektor publik.
4) Pemeriksaan Jasa Personalia
Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah gaji, pajak penghasilan pegawai, dan biaya
ketenagakerjaan lainnya merupakan komponen biaya utama di hampir semua entitas.
5) Pemeriksaan Siklus Investasi (Pembiayaan)
Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang suatu organisasi
sektor publik. Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari satu periode akuntansi. Risiko
salah saji pada transaksi investasi organisasi sektor publik umumnya rendah karena jarangnya
transaksi yang terjadi.
6) Pemeriksaan Siklus Saldo Kas
Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi, dan siklus jasa
personalia. Tujian audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi
yang signifikan, ynag berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audi ditentukan
berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan:
Asersi keberadaan dan keterjadian
Asersi kelengkapan
Asersi hak dan kewajiban
Asersi penilaian dan pengalokasian
Asersi pelaporan dan pengungkapan
3. Siklus Audit Keuangan Sektor Publik
Terdapat 17 siklus dalam audit keuangan sektor publik:
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
10
3.1. Perencanaan audit keuangan
Standar pertama dari GAAS (General Accepted Auditing Standard) di Indonesia SPAP untuk
audit lapangan adalah perencanaan yang memadai. Berikut adalah tiga alasan utama mengapa
seorang auditor harus mempersiapkan rencana kontrak kerja yang tepat sehingga (1) auditor
dapat memperoleh cukup bukti kompeten untuk kondisi yang ada, (2) membantu menjaga agar
biaya audit yang dikeluarkan tetap wajar, (3) serta menghindari kesalah pahaman dengan klien.
Perencanaan audit awal melibatkan empat hal, yang semuanya harus dilakukan terlebih
dahulu dalam audit. Keempatnya adalah sebagai berikut: (1) Auditor harus memutuskan apakah
akan menerima seorang klien baru atau melanjutkan pelayanan untuk klien yang telah ada
sekarang, (2) Auditor harus mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan
audit, informasi ini akan mempengaruhi bagian lain dari proses perencanaan, (3) Auditor
memperoleh pemahaman klien tentang cara-cara penugasan untuk menghindari kesalahpahaman.
(4) Dipilihnya staf untuk penugasan, termasuk bila dibutuhkannya spesialis audit.
Merancang pendekatan audit:
1) Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal,
2) Memahami bisnis dan industri klien,
3) Menilai resiko bisnis klien,
4) Menetapkan meterialitas, dan menilai resiko akseptabilitas audit serta resiko inhern,
5) Memahami pengendalian intern, dan menilai resiko pengendalian,
6) Menyusun seluruh rencana serta program audit.
Tahap selanjutnya dalam suatu laporan keuangan adalah melaksanakan pengujian audit.
Tahap ini sering disebut juga sebagai pelaksanaan pekerjaan lapangan. Tahap terakhir dari suatu
audit adalah laporan temuan. Pada tahap ini harus dilaksanakan standar umum dan standar
pelaporan dari standar auditing.
Tahap perencanaan audit menurut Indra bastian (2010):
1) Pemahaman atas sistem akuntansi keuangan sektor publik.
Hal ini sangat penting karena saat ini audit sektor publik tidak lagi berfokus pada laporan
realisasi anggaran saja tetapi juga laporan keuangan lainnya.
2) Penentuan tujuan dan lingkup audit
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
11
Dalam menentukan tujuan dan ruang lingkup, auditor harus memastikan bahwa tujuan dan
ruang lingkup audit yang ditetapkan telah sesuai dengan mandat serta wewenang lembaga
audit dan pengawas yang bersangkutan.
3) Penilaian resiko
Kegiatan audit dilaksanakan melalui berbagai pengujian yang mengandung resiko kesalahan,
sehingga penilaian risiko pengendalian (control risk), risiko bawaan (inherent risk), dan
risiko deteksi (detection risk) harus dilakukan.
4) Penyusunan rencana audit
Suatu rencana audit harus disusun berdasarkan tahapan kegiatan perencanaan audit.
3.2. Penetapan regulasi audit keuangan
Bagian ini penting dalam proses audit karena dibutuhkan aturan untuk memberikan arahan yang
jelas, dan sebagai kontrol agar pelaksanaan audit laporan keuangan bisa memberikan opini yang
tepat.
3.3. Penyusunan perencanaan audit tahuann oleh lembaga auditor
Setelah ditetapkan aturan dan regulasi langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan.
Perencanaan audit yang matang akan sangat menentukan kesuksesan audit.
3.4. Temu rencanaan audit tahunan
Setelah lembaga auditor selesai menyusun perencanaan audit tahunan, kemudian mereka
bertemu dengan kepala atau pimpinan organisasi sektor publik untuk membicarakan perencanaan
audit yang sudah disusun.
3.5. Penerbitan regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan
Regulasi yang ditetapkan dalam tahap ini menyangkut tim atau personel yang akan melakukan
audit terhadap organisasi sektor publik maupun regulasi dalam menjalankan proses audit.
3.6. Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit
Kemudian regulasi yang telah diterbitkan tersebut akan diterima oleh lembaga pemeriksa
sehingga bisa melakukan proses audit di lembaga atau organisasi sektor publik.
3.7. Survei awal karakter industri/organisasi yang akan diaudit
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
12
Tahapan selanjutnya dalam siklus audit audit sektor publik ini adalah survei awal terhadap
karakter industri/organisai yang akan diaudit.
3.8. Pembuatan program audit
Untuk setiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah-langkah audit yang akan
dilakukannya. Langkah-langkah ini tertuang dalam program audit.
Suatu program audit akan berisi:
Tujuan audit untuk setiap area
Prosedur audit yang akan dilakukan
Sumber bukti audit
Deskripsi mengenai kesalahan (error).
3.9. Penerbitan surat tugas audit
Pihak organisasi sektor publik segera mengeluarkan surat tugas kepada lembaga pemeriksa
untuk melaksanakan audit.
3.10. Pelaksanaan audit keuangan
Dalam melaksanakan audit keuangan, auditor melakukan hal-hal berikut:
1) Menilai Pengendalian Internal
Suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif didesain untuk memberikan keyakinan yang
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut:
1. Keandalan atau reliabilitas laporan kkeuangan.
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
3. Efektivitas dan efisiensi operasi.
Oleh karena itu, dibutuhkan sistem yang dirancang oleh organisasi sektor publik untuk menjaga
aset yang dimiliki agar terbebas dari kecurangan dan penyalahgunaan. Hal inilah yang disebut
sebagai pengendalian internal.
Jenis-jenis pengendalian internal:
1. Organisasi
Penyerahan wewenang dan tanggung jawab, termasuk jalur pelaporan untuk semua aspek
operasi dan pengendaliannya, harus disebutkan secara rinci dan jelas.
2. Pemisahan tugas
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
13
Salah satu fungsi utama pengendalian adalah pemisahan tugas dan tanggung jawab. Apabila
kedua hal tersebut digabungkan, maka seseorang dapat saja mencatat dan memproses sebuah
transaksi secara lengkap.
3. Fisik
Pengendalian ini berhubungan dengan supervisi aset. Prosedur dan keamanan yang memadai
harus dirancang untuk memberi keyakinan bahwa akses langsung maupun tidak langsung
melalui dokumentasi aset terbatas pada personel yang berwenang.
4. Persetujuan dan Otorisasi
Seluruh transaksi harus diotorisasi atau disetujui oleh orang yang tepat. Batas wewenang juga
harus dijelaskan.
5. Akuntansi
Pengecekan atas keakuratan catatan, penghitungan jumlah total, rekonsiliasi, pemakaian
nomor rekening, , jurnal, dan akuntansi untuk dokumen.
6. Personalia
Keberadaan prosedur akan menjamin penempatan personel yang sesuai dengan kemampuan
dan tanggung jawabnya.
7. Supervisi
Setiap sistem pengendalian internal harus mencakup supervisi oleh atasan yang bertanggung
jawab terhadap transaksi dan pencatatannya sehari-hari.
8. Manajemen
Ini adalah pengendalian yang dilakukan oleh manajemen diluar tugas rutinnya, yang meliputi
pengendalian secara keseluruhan oleh fungsi pengendalian internal dan prosedur review khusus
lainnya.
2) Melakukan Prosedur Analtis
Prosedur analisis adalah pengevaluasian informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data nonkeuangan.
Prosedur analitis akan membantu auditor dengan mendukung dan meningkatkan
pemahamannya tentang operasi organisasi yang diaudit. Prosedur analitis juga membantu auditor
dalam mengidentifikasi hubungan yang tidak sewajarnya dan fluktuasi data yang tidak
diharapkan.
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
14
Ada enam langkah yang harus dilakukan auditor dalam melakukan prosedur analitis, yaitu:
1. Mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat
2. Mengembangkan ekspektasi
3. Melakukan perhitungan dan perbandingan
4. Menganalisi data
5. Menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkan yang signifikan
6. Menentukan pengaruh perbedaan atau penyimpangan terhadap perencanaan audit.
3.11. Pembuatan daftar temuan
Setelah melakukan kegiatan pelaksanaan audit, auditor biasanya mendapatkan temuan-temuan
terkait dengan keuangan klien. Temuan-temuan tersebut kemudian didaftar sebagai bukti dalam
penyampaian pendapat nantinya.
3.12. Pembicaraan awal tentang daftar temuan
Berdasarkan temuan-temuan di lapangan , kemudian auditor melakukan pembicaraan dengan
pimpinan organisasi sektor publik terkait temuan-temuan tersebut. Dalam tahapan ini, auditor
akan melakukan cross-check atas hasil temuannya dengan fakta yang terjadi di lapangan.
3.13. Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan
Setelah hasil temuan hasil auditor di bicarakan atau melakukan cross-check dengan pejabat
organisasi sektor publik, auditor kemudian menyusun draft laporan hasil pemeriksaan.
3.14. Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dengan organisasi yang diaudit
Dalam tahapan ini, auditor memastikan apa yang telah di susun di dalam draft laporan hasil
pemeriksaan sudah selesai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
3.15. Penyelesaian laporan hasil pemeriksaan
Setelah melakukan pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dan di pastikan kellengkapan
serta kesepakatan mengenai draft tersebut sudah tercapai, kemudian akan di lakukan
penyelesaian atau finalisasi draft tersebut menjadi laporan hasil pemeriksaan akhir.
3.16. Tindak lanjut temuan laporan hasil pemeriksaan
Berdasarkan temuan-temuan yang ada di lapangan, auditor melakukan tindak lanjut atau dengan
kata lain, memberikan rekomendasi perbaikan kepada organisasi sektor publik.
3.17. Penerbitan laporan hasil pemeriksaan
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
15
Tahapan terakhir dari siklus audit keuangan adalah penerbitan laporan hasil pemeriksaan kepada
pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi yang telah di audit tersebut.
4. Teknik Audit Keuangan Sektor Publik
1) Prosedur analitis (Analitycal Procedures)
Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan diantra data. Prosedur ini
meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertikal, atau laporan
persentase, perbandingan jumlah yang sederhana dengan data historis atau anggaran, serta
penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi.
Contoh prosedur analitis adalah membandingkan item belanja menurut anggaran dan item
realisasi belanja. Hasil perbandingan itu akan menunjukan ada tidaknya penyimpangan jumlah
realisasi belanja dari jumlah yang dianggarkan sebelumnya.
2) Inspeksi (Inspecting)
Inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan catatan serta pemeriksaan
sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing. Inspeksi seringkali
digunakan dalam mengumpulkan dan mengevalusai bukti, baik bottom-up mapun top-down.
Dengan melakukan inspeksi atas dokumen, auditor dapat menentukan ketepatan persyaratan
dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian bottom –up atas akuntansi transaksi
tersebut. Pada saat yang sama, auditor seringkali mempertimbagkan implikasi bukti dalam
konteks pemahaman faktor-faktor ekonomi dan persaingan entitas.
Contoh kegiatan inspeksi adalah pemeriksaan terhdap bukti-bukti transaksi seperti
rekening bank, kwitansi atau tanda terima lainnya untuk mengevaluasi apakah transaksi yang
dilakukan telah sesuai atau menyimpang dari rencana dan anggaran yang telah ditetapkan.
3) Konfirmasi (Confirming)
Kegiatan konfirmasi adalah bentuk kegiatan keterangan yang memungkinkan auditor
memperoleh informasi secara langsug dari sumber independen di luar organisasi sektor publik
yang di audit. Dalam kasus yang lazim, klien (organisasi yang di audit) mengajukan permintaan
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
16
kepada pihak luar secara tertulis, namun auditor yang mengirimkan permintaan keterangan
tersebut.
Contoh kegiatan konfirmasi adalah meminta keterangan kepada bendahara pengeluaran
terkait bukti-bukti transaksi pembelian atau pengalokasian anggaran yang telah dilakukannya.
Kegiatan ini akan mengajukan apakah bukti transaksi tersebut fiktif atau benar adanya. Selain
keteranagn-keterangan lainya terkait bukti tersebut.
4) Permintaan keterangan (Inquiring)
Kegiatan ini meliputi permintaan keterangan secara lisan maupun tertulis oleh auditor.
Permintaan keterangan tersebut biasanya ditunjukan kepada manajemen atau karyawan
organisasi sektor publik, yang umumnya berupa pernyataan-pernyataan yang timbul setelah
dilaksanakannya prosedur analitis. Auditor juga dapat secara langsung meminta keterangan
kepada pihak external.
Contoh kegiatan permintaan keterangan adalah auditor meminta keteragan bendahara
pengeluaran atas ketidaksesuaian jumlah pengeluaran (berdasarkan bukti transaksi yang ada)
dengan jumlah anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
5) Perhitungan (Counting)
Dua aplikasi yang paling umum adalah perhitungan (counting) adalah (1) perhitungan fisik
sumber daya berwujud, seperti jumlah kas dan persediaan yang ada dan (2) akuntansi seluruh
dokumen, dengan nomor urut yang telah dicetak (prenumbered). Hal pertama menyediakan cara
untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada. sementara yang ke dua dapat dipandang
sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal organisasi melalui bukti yang
objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi.
Contoh kegiatan perhitungan adalah auditor menghitung asset yang telah dibeli bagian
pengadaan berdasarkan bukti transaksi yang ada.
6) Penelusuran (Tracing)
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
17
Dalam penelusuran seringkali disebut penelusuran ulang, auditor (1) memilih dokumen yang
dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa informasi yang diberikan
oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku
besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke catatan akuntansi,
sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui sistem akuntansi.
Contoh kegiatan penelusuran adalah auditor membandingkan antara angka yang tertera
dalam kwitansi transaksi yang telah dilakukan dan jumlah angka yang tertera dalam jurnal. Hal
ini menunjukan apakah ada kesesuaian penyajian, yaitu penyajian yang lebih rendah atau yang
lebih tinggi.
7) Pemeriksaan bukti pendukung (Vouching)
Pemeriksaan bukti pendukung meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi, dan
(2) mendapatkan serta memeriksa dokumen yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut
untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi. Dalam melakukan vouching,
arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan dalam penelusuran. Prosedur pemeriksaan
bukti pendukung digunakan secara luas untuk mendeteksi salah saji berupa penyajian yang lebih
tinggi dari yang sebenarnya dalam pencatatan akuntansi.
Contoh kegiatan pemeriksaan bukti pendukung adalah auditor memilih ayat jurnal
“Pembelian ATK” dijurnal, kemudian membandingkanya dengan kwitansi pembelian ATK
tersebut atau tanda pembelianya.
8) Pengamatan (observing)
Pengamatan berkaitan dengan memerhatikan dan menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan
atau proses. Kegiatannya berupa pemrosesan rutin atau jenis transaksi tertentu, seperti
penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas yang telah
diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur organisasi sektor publik. Pengamatan sangat
terutama untuk memperoleh pemahaman atas pengendalian internal.
Contoh kegiatan pengamatan adalah auditor mengamati kegiatan bendahara gaji dalam
menjurnal ketika mengeluarkan gaji kepada para pegawai.
9) Pelaksanaan ulang (Reforming)
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
18
Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang perhitungan dan rekonsiliasi
ynag dilakukan oleh organissasi sektor publik yang di audit. Contohnya adalah menghitung
ulang total jurnal, beban penyusutan, dan lain-lain. Auditor juga dapat melakukan ulang
beberapa aspek pemrosesan transaksi tertentu untuk menentukan bahwa pemrosesan awal sudah
sesuai dengan pengendaliaan internal yang sudah dirumuskan.
Contoh kegiatan pelaksaaan ulang adalah auditor menghitung ulang penyusutan
kendaraan milik organisasi berdasarkan umur ekonomis yang sebenarnya, kemudian
dibandingkan dengan pencatatan beban peyusutan kendaraan yang telah dilakukan.
10) Teknik audit berbantuan computer (computer-assisted audit techniques)
Apabila catatan akuntansi organisasi sektor publik dilaksanakan melalui media
elektronik, maka auditor dapat menggunakan teknik ini untuk membantu melaksanakan beberapa
prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.
Contoh kegiatan audit berbantukan komputer adalah auditor dengan bantuan komputer
memeriksa angka-angka dalam file jurnal bendahara dan membandingkanya dengan kwitansi
pendapatan, dan bukti –bukti transaksi lainya.
11) Pengujian pengendalian
Terdapat dua jenis pengujian pengendalian, yaitu:
a. Pengujian pengendalian yang berkaitan langsung dengan keefektifan desain kebijakan atau
posedur dan apakah benar–benar digunakan dalam kegiatan organisasi
b. Pengujian pengendalian yang berkaitan dengan keefektifan kebijakan dan prosedur serta
bagaiman pengaplikasiannya, konsistensinya dengan aplikasi terdahulu dan oleh siapa
aplikasi itu dilaksanakan selama satu periode.
Contoh kegiatan pengujian pengendalian adalah auditor membandingkan dokumen SOP
atau petunjuk teknis pegawai, dan mengamati pelaksaannya dilapangan. Pengendalian akan
dianggap baik jika SOP atau petunjuk teknis mampu memberikan pedoman bagi pelaksanaan
tugas-tugas pegawai, pegawai mudah memahaminya dan mengaplikasikannya pada setiap
pekerjaanya secara konsisten.
12) Pengujian substansif
Dua kateegori umum pengujian substansif adalah:
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
19
a. Prosedur analitis, yang merupakan prosedur dalam penyediaan bukti–bukti tentang validitas
perlakuan akuntansi atas transaksi dan neraca, atau sebaliknya tentang kesalahan atau ketidak
beresan yang terjadi;
b. Pengujian terinci atas transaksi atau neraca merupakan pengujian untuk menyediakan bukti-
bukti tentang validitas perlakuan akuntansi atas transaksi dan neraca atau sebaliknya atas
kesalah dan ketidak beresan yang terjadi.
Contoh kegiatan pengujian substantive adalah auditor memeriksa secara rinci angka dan
jumlah transaksi yang telah terjadi,dimulaidari memeriksa seluruh bukti tranaksi,catatan dalam
jurnal, posting dalam buku besar, hingga laporan yang telah jadi dengan demikian dapat
ditemukan apakah ada kesalah atau ketidak beresan.
5. Contoh Praktek Audit Sektor Publik Di Organisasi Sektor Publik
1) Pemerintah Pusat
Audit atas pemerintah pusat ditujukan pada perolehan bukti audit yang cukup dan tepat.
Sebagai contoh, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan pemerintah pusat
maupun daerah sebagai organisasi sektor publik merupakan tujuan penting dari reformasi
akuntansi dan administrasi sektor publik. Untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan keuangan
pemerintah yang telah dilakukan aparatur pemerintah , maka fungsi akuntabilitas dan audit atas
pelaporann keuangan sektor publik harus berjalan dengan baik. Seiring dengan tuntutan
masyarakat agar organisasi sektor publik meningkatkan kualitas, profesionalisme dan
akuntabilitas publik dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit yang tidak hanya terbatas
pada keuangan dan kepatuhan saja, tetapi perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap
kinerja sektor publik.
2) Pemerintah Daerah
Audit yang diselenggarakan atas kegiatan pemerintah daerah dapat dibagi menjadi audit
keuangan dan audit kinerja. Audit dapat mempunyai gabungan tujuan audit keuangan dan audit
kinerja, atau dapat juga mempunyai tujuan yang terbatas pada beberapa aspek dari masing-
masing jenis audit tersebut.
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
20
Sebagai contoh, pelaksanaan audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas bantuan
Pemerintah kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tujuan audit semacam itu sering kali
mencakup baik tujuan audit keuangan maupun tujuan audit kerja.
Pemeriksaan atas pos pendapatan asli daerah mencakup:
Melakukan pengujian terhadap nilai realisasi pos
Melakukan verifikasi atas bukti-bukti penerimaan
Melakukan konfirmasi kepada instansi yang terkait dengan pemungutan pajak
Mengetahui adanya kesalahan atau tidak atas penyetoran pendapatan
Melakukan koreksi
Melakukan pengujian.
3) Di Indonesia ada dua jenis LSM. Pertama, LSM yang melakukan fungsi kontrol masyarakat.
Kedua, LSM yang melaksanakan program entitas. Menjamurnya LSM terutama dipicu oleh
persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh lembaga-lembaga keuangan internasional.
Sebagai contoh, bank dunia yang mensyaratkan perlunya entitas bekerja sama dengan LSM
dalam proyek yang akan dikucurkan dananya.
Dalam organisasi LSM dilakukan dua jenis audit:
Audit kinerja keuangan
Audit kinerja nonkeuangan
4) Yayasan
Contohnya pelaksanaa audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas bantuan pemerintah
kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tujuan audit semacam ini sering kali mencakup baik
tujuan keuangan maupun tujuan audit kinerja. Audit semacam ini umunya disebut audit kontrak.
5) Partai Politik
Sama seperti organisasi-organisasi sektor publik lainnya, audit dalam organisasi partai politik
juga dibedakan menjadi dua, yaitu audit kinerja keuangan dan audit kinerja nonkeuanga
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
21
Sumber :
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Erlangga
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
http://merahkuning.wordpress.com/2012/05/20/contoh-makalah-audit-sektor-publik/
Akuntansi Sektor Publik Kelas BKelompok 2: Audit Sektor Publik
22