rjpo
DESCRIPTION
anestesiTRANSCRIPT
Resusitasi Jantung Paru Dan Otak
(RJPO)
Dr. Ganda P Sibabiat SpAn KIC
Upaya mengembalikan fungsi pernapasan atau sirkulasi yang berhenti tiba – tiba pada seseorang dengan kondisi tubuh yang memungkinkan untuk hidup normal kembali.
Resusitasi Jantung Paru Otak (RJPO) mempunyai 3 fase dan 9 tindakan
• Fase 1 Basic Life Support, terdiri dari 3 tindakan– Airway Control– Breathing support– Circulation support
• Fase 2 Advanced Life Support, terdiri dari 3 tindakan– Drug and Fluids– Electrocardiography– Fibrilation Treatment
• Fase 3 Prolonged Life Support terdiri dari 3 tindakan– Gauging– Human Mentation– Intensive Care
Basic Life Support (bantuan hidup dasar)
• Merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat medik yang harus segera dilakukan baik oleh tenaga kesehatan professional maupun orang awam terlatih, dapat dilakukan tanpa atau dengan bantuan alat.
• Tujuan : memberikan oksigen ke otak, jantung, organ vital lainnya sampai datang nya suatu pengobatan medik yang definitif dan tepat (bantuan hidup lanjut).
• Dengan cara : – mencegah berhentinya respirasi/sirkulasi melalui
pengenalan dan intervensi segera.– Memberikan bantuan eksternal terhadap respirasi/sirkulasi
korban yang mengalami henti napas/jantung melalui RJPO.
Apapun pasien nya yang anda hadapi, harus segera di evaluasi Airway, Breathing, Circulation
Dengan cara : look, lessen, and Feel.• Airway
– Look• Lihat hidung, mulut apa ada cairan, benda
padat yang menyumbat.• Apa ada vena di leher yang melebar.• Apa trakhea ditengah atau terdorong ke
kiri/kanan.– Lessen
• Apa ada bising napas (berisik)– Feel
• Merasakan apa ada udara hangat melalui hidung dan mulut.
Pada jalan napas (Airway) ada hal-hal kedaruratan yang dapat terjadi yaitu :
– Sumbatan yang partial
– Sumbatan total.
Sumbatan dapat oleh karena : muntahan, darah, regurgitasi cairan lambung atau benda asing. Sumbatan larynx dapat karena Oedema akibat luka bakar.
Tanda Klinis sumbatan jalan napas partial dapat berupa :
• Bising napas berisik atau noisy (snoring, Crowing, Gurgling, Wheezing)
• Retraksi (+)
• Usaha napas (+)
• Udara masuk berkurang.
Tanda Klinis sumbatan jalan napas totalis dapat berupa :
• Bising napas (-)
• Retraksi (-)
• Usaha napas (-)
• 5-10 menit tidak dikoreksi terjadi Asfiksia, Apnea, dan Henti jantung.
Mengatasi gangguan yang terjadi pada jalan napas,kita dapat mengatasinya
dengan cara menggunakan alat bantu atau tanpa alat.
Mengatasi Snoring dengan Headtilt, Chinlift, JawThrust.
Snoring disebabkan tersumbatnya pharynx oleh lidah yang jatuh posterior atau epiglottis.
Mengatasi Snoring dengan menggunakan alat bantu :
– Oropharingeal airway (guedel)pada pasien tidak sadar
– Nasopharingeal airway pada pasien sadar
Cara/teknik menginsersi atau memasukan alat-alat bantu
tersebut
Bila Nasopharyngeal airway terlalu panjang dapat merangsang laryrngeal dan glosso pharyngeal reflek menghasilkan laryngospasme atau muntah.
Bila terjadi (suspect) spinal injury (servical fracture) yang boleh dilakukan
hanya Jawthrust/Chin lift dengan kombinasi manual in line stabilization
(MILS) leher dan kepala dengan bantuan seorang asisten.
Mengatasi Gurgling dengan cara menghisap atau Suction.
Gurgling disebabkan oleh adanya cairan atau benda asing yang semi solid pada jalan napas.
Mengatasi Crowing dengan cara Surgical.
Crowing disebabkan oleh karena spasme larynx.
Mengatasi sumbatan jalan napas Totalis.
Umumnya sumbatan dikarenakan benda asing padat, untuk mengatasi hal tersebut dilakukan tindakan yang disebut Heimlich maneuver.
BreathingMenilai Breathing dengan cara:
• Look :Melihat adanya dinding Torak/abdomen naik atau turun/simetris.
• Lessen : Apa ada bising napas Vesikuler yang terdengar dengan Stetoskop
• Feel : Apa terasa hembusan udara melalui hidung dan mulut.
Dengan cara Look,Lessen dan Feel,hal-hal yang mungkin kita dapati adalah :
• Pasien napas spontan adequat.
• Pasien napas spontan tidak adequat.
• Pasien tidak bernapas.
Pada pasien yang bernapas spontan tidak adequat,
pemberian oksigen harus dilakukan.
Dengan cara:
• menggunakan alat
• Bag Valve Mask (AMBU-BAG)
Bila pasien henti napas, lakukan pernapasan buatan, yang dapat berupa :
• Mouth to mouth.• Mouth to nose.• Mouth to mask.• Mouth to stoma.• Dengan Ambu-Bag.• Dengan mekanikal ventilasi.
Pada bayi istilah ”mouth to mouth/nose” tidak ada, yang ada adalah ”mouth to mouth and nose”
Circulation
Untuk mengetahui apakah pasien ada sirkulasi atau tidak dengan cara meraba pulsasi arteri carotis (pada orang dewasa) dan pulsasi arteri brachialis pada bayi.
Bila tidak teraba pulsasi arteri carotis, berarti pasien henti jantung (Cardiac-
Arrest), dalam hal ini lakukanlah masage jantung luar (kompresi jantung
luar).
Henti jantung atau cardiac arrest adalah gambaran klinik berhentinya seluruh sirkulasi secara mendadak/tiba-tiba pada seorang yang tidak diduga mati pada saat itu, yang meliputi gejala :
• Tidak sadar• Tidak teraba denyut pada arteri carotis.• Henti napas atau apnea atau gasping.• Terlihat seperti mati.• Warna kulit pucat kelabu.• Dilatasi pupil (45 detik setelah cardiac
arrest).
Penyebab henti jantung
• Primer : Fibrilasi ventrikel, asistol primer, electromechanical dissosiation (EMD)
• Sekunder : Anoksia alveolar, asfiksia, perdarahan, hipoksemia, syok, sepsis, gagal jantung, emboli paru masif.
Cara kompresi jantung luar
• Menentukan lokasi lengan pada Sternum, 2 jari diatas processus xyphoidus.
• Cara meletakkan tangan.
• Menentukan kedalaman kompresi.
Komplikasi Massage jantung luar
• Fraktur iga karena tekanan jari tangan yang berlebihan.
• Regurgitasi, ruptur hepar, ruptur lien, karena kompresi dilakukan dibawah processus xiphoideus.
• Fraktur sternum karena kompresi yang berlebihan.
Cardiac thumb adalah tindakan melakukan pukulan pada sternum pada penderita yang kita lihat mengalami henti jantung (cardiac arrest).
Bila pasien mengalami henti napas dan henti jantung lakukan lah resusitasi jantung paru (RJP).
Berarti dalam melakukan RJP, kita melakukan 2 tindakan sekaligus yaitu membuat napas buatan dan massage jantung luar, berarti pasien mengalami henti napas disertai henti jantung (Apnea dan Cardiac arrest).
Langkah-langkah dalam melakukan resusitasi jantung paru (RJP)
• Respon penderita– Pastikan penderita sadar atau tidak dengan
cara menyentuh/goyang secara halus dan memanggil. Bila tidak ada respon, lakukan lah :
• Call for help– Minta pertolongan dan aktifkan sistem
pelayanan medik darurat. Lalu lakukanlah :
• Posisi penderita– Terlentang diatas permukaan yang rata dan
keras (posisi anatomis), lalu :
• Periksa pernapasan– Dengan cara Look, Lessen and Feel. Waktu
untuk memastikan penderita bernapas atau tidak diberi waktu 3-5 detik, bila penderita tidak bernapas lakukanlah :
• Pernafasan buatan 2 kali– Dengan cara ”Mouth to mouth” atau ”mouth
to nose/Stoma”, lalu :
• Periksa pulsasi A.CAROTIS– Dengan cara meraba pulsasi arteri carotis paling
lama 5-10 detik, bila pulsasi A.CAROTIS ada lakukanlah pernapasan buatan dengan memberikan frekuensi pernapasan 12 kali/menit, bila pulsasi A.CAROTIS tidak ada lakukanlah :
• RJP– Dalam melakukan RJP bila dilakukan dengan 1
orang penolong lakukanlah dengan metode 15 : 2 (15 kompresi, 2 ventilasi), bila dilakukan dengan 2 orang penolong lakukanlah metode 5 : 1 (5 kompresi, 1 ventilasi).
– Kompresi yang dilakukan, dilakukan dengan memberikan 100 kali kompresi per menit, dan ini bisa dilakukan dengan melakukan 3 kompresi dalam 2 detik. Didalam melakukan Ventilasi, kompresi jantung luar tidak boleh dihentikan bila dilakukan 2 penolong.
Pengakhiran RJPO
• Sirkulasi dan pernapasan sudah kembali spontan
• Upaya resusitasi diambil alih orang lain yang lain yang lebih ahli.
• Penolong terlalu capek.• Korban dinyatakan mati.• Sesudah resusitasi dimulai ternyata
pasien berada dalam stadium akhir dari suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
RJPO tidak dilakukan pada keadaan
• Kematian normal.
• Stadium akhir dari suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
• Bila fungsi serebral tidak pulih sesudah dilakukan RJPO 30-60 menit, nadi tetap tidak ada pada korban yang normotermia.
Paradigma baru (2005), 1 atau 2 penolong yang melakukan RJP metode yang dipakai 30 : 2, dan lokasi didalam
melakukan massage jantung luar adalah pada pertengahan sternum.