rjp

8
TUGAS TERAPI OKSIGEN Tujuan : Mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat sehingga metabolisme intra selular berjalan lancar untuk memproduksi fosfat berenergi tinggi sebagai motor kehidupan disamping untuk terapi beberapa keadaan tertentu. Untuk mencapai tujuan tak cukup hanya pemberian oksigen saja tetapi harus dikoreksi latar belakang penyebab terjadi gangguan oksigenasi mulai dari sumber oksigen,ventilasi, diffusi perfusi sampai deliveri dan kemampuan sel menerima oksigen. Kita ketahui bahwa rendahnya kadar O2 dalam darah disebut hipoksemia sementara rendahnya kadar oksigen dijaringan disebut hipoksia. Secara praktis hipoksia dengan sebab apapun dibagi atas : 1.Hipoksi hipoksemia : Penyebabnya adalah hipoksemia yaitu kurangnya kadar O2 dalam darah akibat gangguan mulai ventilasi, distribusi dan diffusi dalam paru. Ventilasi bisa berupa obstruksi jalan nafas, hipoventilasi (karena faktor sentral atau perifer), diffusi karena odem atau penebalan dinding alveoli. 2. Hipoksi anemia : Pengangkut oksigen (Hb) kurang kwantitas/kualitas walaupun oksigenasi baik, Transfusi adalah jalan keluarnya. 3. Hipoksia stagnasi : Terlambatnya aliran darah karena viskositas meningkat, obstruksi, syok stadium lanjut. 4. Hipoksia histotoksik: Kerusakan dijaringan/sel tidak mampu lagi menggunakan O2 yang dihantarkan pada keracunan atau sepsis yang berat. Indikasi :

Upload: asuksmanadhy

Post on 31-Jul-2015

55 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: RJP

TUGAS

TERAPI OKSIGEN

Tujuan : Mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat sehingga metabolisme intra

selular berjalan lancar untuk memproduksi fosfat berenergi tinggi sebagai motor

kehidupan disamping untuk terapi beberapa keadaan tertentu.

Untuk mencapai tujuan tak cukup hanya pemberian oksigen saja tetapi harus dikoreksi

latar belakang penyebab terjadi gangguan oksigenasi mulai dari sumber oksigen,ventilasi,

diffusi perfusi sampai deliveri dan kemampuan sel menerima oksigen.

Kita ketahui bahwa rendahnya kadar O2 dalam darah disebut hipoksemia sementara

rendahnya kadar oksigen dijaringan disebut hipoksia.

Secara praktis hipoksia dengan sebab apapun dibagi atas :

1.Hipoksi hipoksemia :

Penyebabnya adalah hipoksemia yaitu kurangnya kadar O2 dalam darah akibat gangguan

mulai ventilasi, distribusi dan diffusi dalam paru. Ventilasi bisa berupa obstruksi jalan

nafas, hipoventilasi (karena faktor sentral atau perifer), diffusi karena odem atau

penebalan dinding alveoli.

2. Hipoksi anemia :

Pengangkut oksigen (Hb) kurang kwantitas/kualitas walaupun oksigenasi baik, Transfusi

adalah jalan keluarnya.

3. Hipoksia stagnasi :

Terlambatnya aliran darah karena viskositas meningkat, obstruksi, syok stadium lanjut.

4. Hipoksia histotoksik:

Kerusakan dijaringan/sel tidak mampu lagi menggunakan O2 yang dihantarkan pada

keracunan atau sepsis yang berat.

Indikasi :

Gagal nafas akut dibutuhkan pembebasan jalan nafas dan nafas bantu.

Syok oleh berbagai kausa dimana terjadi gangguan perfusi jaringan.

Infarct myocard acute dimana tidak seimbang oksigen demand dengan oksigen

supply.

Dalam kondisi metabolisme rate tinggi( tirotokikosis, sepsis,hipertermia).dimana

kebutuhan oksigen meningkat.

Keracunan gas CO (karbon monoksida) dimana affinitasnya terhadap Hb tinggi.

Pre oksigenasi menjelang anestesi mencegah hipoksia dan hiperkarbia

Penderita tak sadar untuk memperbaiki oksigenasi diotak.

Untuk mengatasi keadaan seperti empisema paska bedah, pneumotorak, emboli

udara.

Page 2: RJP

Pemberian oksigen mampu mengusir gas nitrogen yang menumpuk dalam rongga

tubuh.

Asidosis apakah respiratorik maupun metabolik dimana terjadi metabolisme

anaerob.

Anemia berat, jumlah Hb maupun kualitas Hb yang kurang dalam transport

oksigen.

Pemberian oksigen untuk pasien dengan gangguan sirkulasi atau nafas akut sesuai dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Tanpa gangguan nafas oksigen diberikan 2 liter/menit melalui kanul binasal.

b. Dengan gangguan nafas sedang oksigen diberikan 5-6 liter per menit melalui

kanul binasal.

c. Gangguan nafas berat, gagal jantung, henti jantung gunakan sistem yang dapat

memberi oksigen 100%.

d. Pada pasien yang rangsangan nafas tergantung hipoksia beri oksigen <50% , awasi

ketat.

e. Atur kadar oksigen berdasarkan PaO2 atau SaO2 kalau ada fasilitas BGA.

f. Dalam keaaan darurat lakukan bantuan nafas, intubasi beri 100% O2.

Persiapan alat :

1. Sumber oksigen (tabung) atau sumber oksigen sentral.siap pakai.

2. Tabung pelembab (humidifier).

3. Pengukur aliran oksigen (flow meter).

4. Alat pemberi oksigen tergantung metode yang dipakai.

Metode pemberian oksigen :

A. Sistem aliran rendah :

1. Aliran rendah konsentrasi rendah (lowflow low concentration)

Kateter nasal atau binasal

2. Aliran rendah konsentrasi tinggi (lowflow high concentration).

Sungkup muka sederhana (simple mask);konsentrasi O2 yang masuk tergantung

pada pola nafas dan kecepatan aliran O2.

Sungkup muka kantong rebreating;dilengkapi dengan kantong yang menampung

aliran gas dari sumber gas atau udara kamar dan udara nafas tanpa valve sehingga

terjadi rebreathing.

Sungkup muka kantong non rebreating. Dilengkapi dengan expiratory valve (katup

ekspirasi,) sehingga tidak rebreathing.

Page 3: RJP

B. Sistem aliran tinggi :

1. 1.Aliran tinggi konsentrasi rendah (high flow low concentration)

- - Sungkup venturi

2. Aliran tinggi konsentrasi tinggi (high flow high concentration)

- Head box

- Sungkup CPAP (continous positive airway pressure)

ad.A1 Kanul binasal:

Paling sering digunakan untuk pemberian oksigen, memberikan konsentrasi udara

inspirasi (FiO2) 24-44% dengan kecepatan aliran 1-6 L/menit. Konsentrasi oksigen yang

diberikan tergantung tingginya aliran dan volume tidal nafas pasien. Konsentrasi

bertambah 4% untuk setiap tambahan 1 liter/menit O2, misalnya aliran 1 liter/menit =

24% .2 liter/menit 28% dan seterusnya maksimal 6 L/menit.

Keuntungan :

Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju nafas teratur, baik diberikan dalam

jangka waktu lama. Pasien dapat bergerak bebas, makan minum dan bicara.

Kerugian :

Dapat menyebabkan iritasi hidung dan bagian belakang telinga tempat tali binasal. FiO2

akan berkurang bila pasien bernafas dengan mulut.

Ad. A2 Sungkup muka sederhana:

Aliran O2 diberikan 6-10 liter/menit dengan konsentrasi O2 mencapai 60%.

Merupakan sistem aliran rendah dengan hidung, nasofaring, orofaring sebagai

penyimpanan anatomik.

Sungkup muka dengan kantong rebreating:

Aliran O2 diberikan 6-10 liter/menit dengan konsentrasi O2 dicapai 80%. Udara inspirasi

sebagian bercampur dengan udara expirasi dimana 1/3 bagian volume udara exhalasi

masuk kekantong dan 2/3 nya melalui lubang-lubang bagian samping.

Sungkup muka dengan kantong non rebreating:

Aliran O2 diberikan 8-12 liter/menit, dengan konsentrasi O2 mencapai 100%. Udara

inspirasi tak bercampur dengan udara expirasi (exhalasi) dan tidak dipengaruhi oleh udara

luar.

Kerugian pakai sungkup :

Mengikat sungkup dengan ketat terus melekat pada pipi pasien agar tak terjadi kebocoran.

Dapat terjadi aspirasi bila pasien muntah terutama kalau tidak sadar.

Page 4: RJP

Sungkup venturi:

Konsentrasi oksigen berkisar antara 25-40% tergantung kebutuhan pasien dipakai pada

pasien dengan tipe ventilasi tidak teratur, hiperkarbi dan hipoksemia sedang sampai berat.

Yang penting kita harus mengetahui berapa persen kadar oksigen yang kita

berikan dengan cara apapun dan berapa besar kebutuhan pasien.

Tabel pemberian oksigen :

No Cara pemberian Aliran oksigen Liter/menit Konsentrasi O2(FiO2) %

1 Nasal kateter/kanul 1-2

3-4

5-6

24-28

30-35

38-44

2 Simple mask 5-6

6-7

7-8

40

50

60

3 Masker dengan kantong

simpan

6

7

8

9-10

60

70

80

90-99

4 Masker venturi Aliran tetap 24-35

5 Head box 8-10 40

6 Ventilator bervariasi 21-100

7 Mesin Anestesi bervariasi 21-100

8 Inkubator 3-8 Sampai 40

EFEK SAMPING PEMBERIAN OKSIGEN :

1. Oksigen sendiri tidak membakar tetapi adanya O2 berlebihan dalam udara kamar

bila ada sumber api akan meningkatkan resiko kebakaran.

2. Hipoventilasi: Penderita COPD(PPOM) pengendalian pusat nafas sentral oleh

hipoksia (hypoxic drive) maka bila hipoksia dihilangkan tidak ada rangsangan

pada pusat nafas terjadi hipoventilasi sampai apnoe.

3. Hipoksia bisa terjadi kalau oksigen diberikan dengan tekanan tinggi secara

mendadak.

4. Atelektase terjadi oleh karena pengusiran nitrogen dari alveoli akibat pemberian

oksigen konsentrasi tinggi hampir 100% dalam waktu yang lama.(>24 jam) Gas

nitrogen biasanya meregang dinding alveoli.

Page 5: RJP

5. Keracunan oksigen : Bisa menyeluruh dan bisa setempat. Karena pemberian O2

dengan PaO2 >100 torr dalam waktu lama(bervariasi untuk setiap individu), pada

keadaan akut bisa terjadi kejang dan pada keadaan kronis gejala nyeri retro

sternal, parestesia, mual dan muntah. Pada bayi prematur bisa terjadi retrolental

fibroplasia karena penyempitan pembuluh darah retina akibat fibrosis. Keracunan

lokal terjadi kerusakan sel epitel kapiler paru sehingga difusi terganggu.

Pencegahan jangan memberi oksigen konsentrasi >50% lebih dari 24 jam dan

setiap pemberian oksigen konsentrasi tinggi harus dipantau PaO2.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TUGAS

ARITMIA YANG BERBAHAYA

1) VT/VF tanpa denyut

2) PEA

3) Asistol

4) Total AV blok

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TUGAS

JENIS-JENIS DARAH YANG DITRASFUSI

1) Whole blood

2) Packed Red Blood Cell

3) Platelet concentrate

4) Fresh Frozen Plasma

5) Cryoprecipitate

6) White Blood Cell

7) Granulocytes pheresis

8) Plasma derivate lainnya seperti immunoglobulin, albumin

9) Faktor 8 concentrate

10) Faktor 9 concentrate

------------------------------------------------------------------------------------------------------------