ringksan tmb
TRANSCRIPT
TEKNOLOGI MINYAK BUMI
PROSES-PROSES MENGGUNAKAN PELARUT
Oleh:
AZANUL PAMANI
061130401007
5KIA
Dosen:
Ir SelastiaYuliati, M.T
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
1. Proses penarikan aspal
Pada proses ini dipisahkan sulfur dan logam berat dan juga terjadi perbaikan warna
minyak. Pelarut yang digunakan untuk proses penarikan aspal dibagi menjadi dua kelompok;
- Hidrokarbon-hidrokarbon yang mempunyai berat molekul rendah, terutama propan
- Senyawa-senyawa yang dapat dioksidasi seperti alcohol dan ester.
Penyulingan dengan pelarut, jika dilakukan untuk pengolahan pendahuluan umpan
pengrekahan katalis dapat dipertimbangkan pemakaiannya bekompetisi dengan distilasi
hampa, proses cooking dan visbreaking.
Macam-macam proses penarikan aspal dan lube treating dengan pelarut.
- Ekstraksi furfural (pengolahan gas-oil dan lube oil)
Ekstraksi dengan furfural proses kontinyu untuk memisahkan aromatic, nitrogen, sulfur,
dan logam-logam organik, senyawa-senyawa bersifat asam dan tidak stabil dari dalam
minyak yang akan berpengaruh terhadap kualitas pembakaran, kebersihan mesin, dan ilangan
setana.umpan yang diolah berupa minyak diesel, gas-oil rengkahan ktalis, dan minyak bakar.
- Propane deasphalting
Proses ini adalah suatu proses ekstraksi dimana minyak yang diinginkan dilarutkan dalam
pelarut propan dan material yang mengandung aspal dapat dipishkan. Umpan yang dipakai
adalah minyak mentah yang telah direduksi dari distilasi hampa.
- Propane decarbonizing
Proses ini adalah proses ekstraksi menggunakan pelarut yang bertujuan unyuk
memulihkan kembali umpan perengkahan katalis dari residu berat. Minyak yang telah
mengalami proses dekarbonasi dan demetalisasi dapat di-Recovery dari umpan yang berasal
dari topped crude, atau vacuum reduce crude.
- Fraksionasi propane
Adalah proses ekstraksi kontinyu untuk pemiahan residu hasil dari distilasi hampa menjadi
2 macam atau lebih minyak pelumas. Proses ini menggunakan propan sebagai pelarut. Proses
ini juga menghasilkan aspal.
- Ekstraksi HF
Ini merupakan proses ekstraksi cai-cair untuk memisahkan sulfur dan kokas yang
terbentuk dari nafta rengkahan,nafta murni, distilasi menengah, dan gas oil.
- Ekstraksi SO2
Proses ini merupakan proses ekstraksi cair-cair secara kontinyu,dipakai untuk pemisahan
aromatic dan senyawa-senyawa yang menahan sulfur dari minyak-minyak dasar naftenik dan
parafinik. Umpan yangdipakai berupa nafta ringan, kerosene, gas-oil, cycle-oil, dan minyak
pelumas berat dan ringan.
2. Proses penarikan lilin
Proses ini dibuat untuk memisahkan lilin dari minyak-minyak pelumas agar produk
memperlihatkan karakteristik fluiditas yang baik pada suhu rendah.
Macam-macam proses penarikan lilin:
- Solvent dewaxing
Proses yang menggunaka campuran MEK (metal etil keton) dan toluol dan senyawa-
senyawa keton yang lain. Umpan yang lebih banyak mengandung paraffin dapat ditarik
lilinnya degan pelarut yang mengandung sedikit keton yang biasa dipakai untuk penarikan
lilin dengan umpan yang berasal ari naftenik dan aspaltik.
-Propane dewaxing
Proses yang menggambil lilin dari minyak-minyak pelumas dan komponen blending.
Umpan yang diolah berjarak antara distilasi pafarin sampai minyak-minyak silinder
menghasilkan produk denga titik tuang yang rendah sekali.
- Liquid SO2-Benzene dewaxing
Proses yang bertujuan untuk menarik lilin dari pelumas dengan cara memisahkan
komponen yang mempunyai indeks viskositas rendah. Proses ini akan mengguntungkan jika
diikuti dengan ekstraksi dengan pelarut SO2 cair-benzene pada penyulingan minyak pelumas
untuk memperbaiki indeks viskositas.
- Separator-Nobel dewaxing
Proses yang dirujuk sebagai proses S-N dewaxing atau proses trikhloroetilen. Proses ini
menggunakan pelarut trikhloroetilen merupakan hidrokarbon yang diklorinasi.
- Proses Bari-Sol
Proses penarikan lilin dengan memakai pelarut yang lebih berat, baik dengan minyak yang
diolah maupun dengan lilin yang akan dipisahkan sehingga penarikan lilin ini menggunakan
sentrifugal. Pelarut yang digunakan secara komersial yaitu campuran etilen dikloro dan
benzol.
- Urea dewaxing
Proses ini sangat selektif yaitu proses yang tanpa menggunakan refrigerasi (chiller).
Umpan dan pelarut urea bercampur secara kontinyu di dalam tanki. Pelarut yang digunakan
akivator pelarut yang dapat berupa cair, ester, keton, atau alkohol seperti methanol.
- Benzene-Acetone dewaxing
Proses ini biasanya menggunakan campuran pelarut aseton dan MEK yang mudah diganti-
ganti jika digunakan dengan benzene. Jumlah aseton yang digunakan untuk menekan
kelarutan lilin didalam campuran pelarut pada proses ini dan untuk mendapatkan kecepatan
penyaringan yang memuaskan adalah lebih kecil disbanding kebutuhan MEK.
3. Produksi lilin
Operasi penarikan minyak pada lilin ini adalah peristiwa fisik alamiah,. Penarikan lilin
dari umpan residu menghasilkan konsentrat lilin yang mengandung lilin dengan Kristal halus.
Penarikan minyakna disempurnakan hanya dengan proses yang menggunakan pelarut , akan
menghasilkan produk dengan titik leleh 140-200 oF. Pelarut yang digunakan pada
pengkristalan dan produksi lilin yaitu nafta, benzene-aseton, Metil butyl keton, SO2 cair dan
kerosin, propane cair, heksana dan butyl asetat.
- Wax Fractionation
Adalah proses fisik yang beroperasi untuk memproduksi lilin dengan kandungan minyak
rendah.
- Wax Manufacturing
Proses tipe fisik yang memakai umpan yang mengandung lilin dengan kadar minyak tinggi
untuk memproduksi lilin tanpa minyak.
- Continuous Wax Moulding
Suatu operasi otomatis yang sinambung untuk memproses lilin cair menjadi padat
berbentuk slab.
4. Proses ekstraksi minyak pelumas
Metode yang banyak dipakai untuk distilasi minyak-minyak pelumas. Proses ini
menghasilkan produk yang diperlukan pada pelumas modern dengan cara memisahkan
komponen-komponen yang tidak dipakai dlam material umpan seperti senyawa-senyawa
aromatick, naftalena dan senyawa-senyaqa tidak jenuh.
Langkah-langkah umum pada proses ekstraksi menggunakan pelarut:
- Pengeringan atau deaerasi umpan
- Ekstraksi dengan menggunakan pelarut
- Pemisahan pelarut dari minyak
- Pemurnian minyak
- Pemurnian pelarut
Macam-macam proses distilasi minyak pelumas:
a. Distilasi furfural
Adalah proses pelarut tunggal untuk memisahkan senyawa aromatic, naftenik, olefenik.
Dan senyawa hidrokarbon tidak stabil dari minyak dasar pelumas. Pelarut yang dipakai
merupakan senyawa aldehid yang dibuat dari sampah tumbuh-tumbuhan.
b. Ekstraksi fenol
Proses ekstraksi cair cair untuk memisahkan senyawa aromatic dari minyak-minyak
pelumas, sehingga memperbaiki indesk viskositas, kestabilan karena oksidasi, dan ketahanan
pembentukan lumpur, karbon dan pengendapan pernis. Pelarut fenol yang dipakai dapat
berupa anhidrat atau benbentuk larutan.
c. Proses SO2 Edeleanu
Proses untuk mengekstraksi aromatic dari umpan minyak kerosin dan gas oil. Proses ini
digunakan untuk memperbaiki kestabilan karena oksidasi dari pada minyak-minyak pelumas
sepertioil turbin dan oil yang sangat encer.
d. Ekstraksi chlorex
Proses pe;arut tunggal yang memperlihatkan selektivitas yang baik dan daya pelarut
solvent yang tinggi pada suhu ekstraksi yang rendah. Tipe umpan yang diolah adalah minyak-
minyak dasar parafinik yang tinggi, untuk memperbaiki indeks viskositas dan menaikkan
yield-nya.
e. Ekstraksi nitrobenzene
Proses ekstraksi solven tunggal dengan daya pelarut tinggi dipakai untuk minyak-minyak
pekumas atau residu dari minyak tertentu. Umpan bervariasi berupa destilat ringan dan residu
berat. Pengolahan dengan lempung biasanya digunakan untuk memperbaiki warna dan
kandungan karbon residu.
f. Ekstraksi Duo-sol
Proses menggunakan pelarut ganda untk menarik aspal secara simultan dari minyak-
minyak pelumas atau suatu residu atau minyak destila. Propana digunakan sebagai pelarut
parafinik untuk operasi penarikan aspal. Asam kresilat adalah pelarut naftenik, melarutkan
endapan aspal dan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan seperti aromatic, naftalena,
pembentukan warna dan senyawa yang indeks viskositasnya rendah. Umpan yang digunakan
berupa minyak segar.
g. Proses SO2 cair benzene
Proses ini menggunakan pelarut campuran untuk mengolah minyak-minyak pelumas yang
akan diperbaiki indeks viskositasnya. SO2 cair adalah pelarut yang sangat selektif terhadap
senyawa-senyawa hidrokarbon aromatic dan non-parafenik lainnya. Campuran SO2 dan cair
benzene akan menaikkan kapasitas pelarut dengan tetap memelihara selektivitas.
5. Proses ekstraksi aromatik
Adalah proses sinambung yang menggunakan satuan-satua operasi, yaitu distilasi,
ekstraksi, dan absorpsi masing-masing ataupun secara bersamaan aromatic dari campuran
hidrokarbon.
Macam-macam ekstraksi aromatik
a. Distilasi Ekstraktif
Proses sinambung fasa cair-uap untuk mengambil aromatic basis nitrogen masing-masing
dari fraksi minyak. Olefin merupakan umpan pada proses ini.
b. Ekstraksi udex
Proses ini adalah pemulihan fasa cair-cair untuk ekstraksi selektif dari aromatik dengan kemurnian tinggi dari campuran hidrokarbon menggunakan campuran pelarut dietil glycol dan air. Dilisensi oleh UOP tahun 1952.
c. Ekstraksi modifikasi SO2
Merupakan proses fase cair-cair untuk ekstaksi selektif aromatik dari campuran
hidrokarbon dalam nafta murni, reformat katalis atau distilat berat.
d. Proses Arosorb
Digunakan pertama kali untuk memisahkan aromatik dari berbagai fraksi kilang melalui
fase cair padat. Umpan yang mempunyai titik didih rendah dipakai desorben yang titik didih
lebih tinggi dari umpan dan sebaliknya. Dikembangkan oleh Sun Oil Co tahun 1951.
e. Absorpsi Siklik
Dipakai untuk pemisahan aromatik dari hidrokarbon minyak dengan operasi siklik
absropsi-desorbsi yang selektif dalam unggun diam berisi silica gel. Langkah-langkah proses
siklik :
1. Ekstraksi material yang didapat diserap dari umpan ( proses refining)
2. Pemekatan fasa yang telah diserap (proses enriching)
3. Stripping (pelucutan) untuk pengambilan ekstrak dan regenerasi silica gel.
Pelarutnya adalah kerosine atau fraksi pentana. Umpan kerosine dapat digunakan gasoline
ringan (straightrun) sebagai senyawa pelucut.
f. Ekstraksi Sulfolan
Merupakan gabungan antara ekstraksi fasa cair-cair dengan distiliasi ekstraktif.
Pelarutnya merupakan sulfolan (CH2)4SO2. Keuntungannya :
1. Selektifitas yang lebih besar untuk aromatik
2. Menurunkan kebutuhan panas sekitar 50% perbarrel umpan
3. Menaikkan kapasitas unit sekitar 50%.