ringkasan pariwisata lampung selatan

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu kabupaten yang terdiri dari banyak pulau dan terletak di bagian paling Selatan Propinsi Lampung, sehingga letaknya paling dekat dengan Pulau Jawa dengan bentuk wilayah bagian selatan meruncing dan mempunyai teluk besar yaitu Teluk Lampung. Oleh karena itu, Kabupaten Lampung Selatan merupakan pintu gerbang Propinsi Lampung.Kabupaten Lampung Selatan memiliki keindahan alam yang bisa menjadi aset utama dalam sektor pariwisata karena letaknya di pesisir dan pegunungan. Oleh karena itu, salah satu sektor yang berperan penting adalah pariwisata, terutama wisata pantai. Sektor pariwisata Kabupaten Lampung Selatan juga memiliki keindahan alam yang bisa menjadi aset utama dalam sektor pariwisata berhubungan erat dengan sektor hotel dan restoran yang merupakan komponen penting dalam industri wisata yang berkontribusi sebagai sumber pendapatan dari Kabupaten Lampung Selatan. Oleh karena itu, pengelolaan pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan perlu perencanaan yang baik agar dapat berfungsi optimal dengan menggali segala potensi yang ada dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang selama ini menjadi penghambat dalam pengembangan pariwisata. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah antara lain: 1. Bagaimana karakteristik pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan? 2. Bagaimana potensi dan masalah pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan? 3. Bagaimana rencana pengembangan pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan? 1.3 Ruang Lingkup 1. Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 menyebutkan bahwa pembangunan pariwisata terdiri dari empat komponen, yaitu: a. Pengembangan industri pariwisata b. Pengembangan destinasi pariwisata c. Pengembangan pemasaran pariwisata d. Pengembangan kelembagaan pariwisata 2. Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah studi dalam penyususnan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan secara administrasi berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lampung Timur, Lampung Tengah, Selat Sunda, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Pesawaran dan Laut Jawa 3. Ruang Lingkup Waktu

Upload: itiiq

Post on 05-Sep-2015

30 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Studio Perencanaan Wilayah FT-UB 2014

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu kabupaten yang terdiri dari

    banyak pulau dan terletak di bagian paling Selatan Propinsi Lampung, sehingga

    letaknya paling dekat dengan Pulau Jawa dengan bentuk wilayah bagian selatan

    meruncing dan mempunyai teluk besar yaitu Teluk Lampung. Oleh karena itu,

    Kabupaten Lampung Selatan merupakan pintu gerbang Propinsi Lampung.Kabupaten

    Lampung Selatan memiliki keindahan alam yang bisa menjadi aset utama dalam sektor

    pariwisata karena letaknya di pesisir dan pegunungan. Oleh karena itu, salah satu

    sektor yang berperan penting adalah pariwisata, terutama wisata pantai. Sektor

    pariwisata Kabupaten Lampung Selatan juga memiliki keindahan alam yang bisa

    menjadi aset utama dalam sektor pariwisata berhubungan erat dengan sektor hotel dan

    restoran yang merupakan komponen penting dalam industri wisata yang berkontribusi

    sebagai sumber pendapatan dari Kabupaten Lampung Selatan. Oleh karena itu,

    pengelolaan pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan perlu perencanaan yang baik

    agar dapat berfungsi optimal dengan menggali segala potensi yang ada dan mengatasi

    permasalahan-permasalahan yang selama ini menjadi penghambat dalam

    pengembangan pariwisata.

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah antara lain:

    1. Bagaimana karakteristik pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan?

    2. Bagaimana potensi dan masalah pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan?

    3. Bagaimana rencana pengembangan pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan?

    1.3 Ruang Lingkup

    1. Ruang Lingkup Materi

    Ruang lingkup materi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten

    Lampung Selatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009

    menyebutkan bahwa pembangunan pariwisata terdiri dari empat komponen, yaitu:

    a. Pengembangan industri pariwisata

    b. Pengembangan destinasi pariwisata

    c. Pengembangan pemasaran pariwisata

    d. Pengembangan kelembagaan pariwisata

    2. Ruang Lingkup Wilayah

    Ruang lingkup wilayah studi dalam penyususnan Rencana Induk Pengembangan

    Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan secara administrasi berbatasan dengan

    wilayah Kabupaten Lampung Timur, Lampung Tengah, Selat Sunda, Kota Bandar

    Lampung, Kabupaten Pesawaran dan Laut Jawa

    3. Ruang Lingkup Waktu

  • Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan memiliki

    waktu perencanaan selama 20 Tahun yaitu mulai tahun 2014 sampai tahun 2033.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Kebijakan

    Dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 yang

    terdapat pada bab II tentang pembangunan kepariwisataan nasional pasal 2 ayat 1,

    pembangunan kepariwisataan nasional meliputi

    1. Destinasi pariwisata;

    2. Pemasaran pariwisata;

    3. Industri pariwisata; dan

    4. Kelembagaan kepariwisataan.

    Visi pembangunan kepariwisataan nasional adalah terwujudnya Indonesia sebagai

    negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong

    pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat. Dalam mewujudkan visi pembangunan

    kepariwisataan nasional tersebut, maka ditempuh melalui 4 (empat) misi pembangunan

    yaitu:

    1. Destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan

    lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat;

    2. Pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk

    meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara;

    3. Industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan kemitraan usaha,

    dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya; dan

    4. Organisasi pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya

    manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam

    rangka mendorong terwujudnya pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan.

    2.2 Definisi Pariwisata

    Menurut Undang-Undang No.9 Tahun 2010 tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah

    berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang

    disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah,dan Pemerintah Daerah. Menurut

    definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat

    sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan

    atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya,

    alam dan ilmu.

    Kesimpulannya, pariwisata adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan hubungan-hubungan

    yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya.

    Dengan maksud bukan untuk tinggal menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-

    pekerjaan yang menghasilkan upah.

    2.3 Jenis-Jenis Pariwisata

  • Objek dan daya tarik wisata menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

    50 Tahun 2011 di bagi menjadi 3 macam, yaitu :

    1. Daya Tarik Wisata Alam

    Yang dimaksud dengan Daya Tarik Wisata alam adalah Daya Tarik Wisata yang

    berupa keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam.

    2. Daya Tarik Wisata Budaya

    Yang dimaksud dengan Daya Tarik Wisata budaya adalah Daya Tarik Wisata

    berupa hasil olah cipta, rasa dan karsa manusia sebagai makhluk budaya.

    3. Daya Tarik Wisata Buatan

    Yang dimaksud dengan Daya Tarik Wisata hasil buatan manusia adalah Daya

    Tarik Wisata khusus yang merupakan kreasi artifisial (artificially created) dan

    kegiatan-kegiatan manusia lainnya di luar ranah wisata alam dan wisata budaya.

    2.4 Karakteristik Wisatawan

    Karakteristik-karakteristik wisatawan dapat dilihat berdasarkan asal daerah, lama

    perjalanan, usia, jenis kelamin, waktu perjalanan, jenis perjalanan, jumlah pengeluaran

    hingga factor pendorong dan penarik yang membuat orang melakukan kegiatan wisata.

    1. Wisatawan Berdasarkan Asal Daerah

    2. Wisatawan Berdasarkan Lama Perjalanan

    3. Wisatawan Berdasarkan Usia

    4. Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin

    5. Wisatawan Berdasarkan Waktu Perjalanan

    6. Wisatawan Berdasarkan Jenis Perjalanan

    7. Wisatawan Berdasarkan Jumlah Pengeluaran

    8. Pola Pergerakan Wisatawan

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Analisis Deskriptif

    Analisis Deskriptif yang digunakan antara lain: Analisis Karakteristik Wisatawan

    dengan menggunakan metode analisis Tabulasi Silang (Crosstab), Analisis Karakteristik

    Pengangkutan/Transportasi, Analisis Karakteristik Objek Wisata, Analisis Sarana dan

    Prasarana, Analisis Informasi dan Promosi serta Analisis Karakteristik Masyarakat Sekitar

    Objek Wisata.

    3.2 Analisis Evaluatif

    Analisis Evaluatif yang digunakan antara lain: Analisis Kebijakan terhadap Sektor

    Pariwisata, Analisis Kelembagaan, Analisis Linkage System, Analisis Partisipasi Masyarakat,

    Analisis IPA (Importance-Performance Analysis), serta Analisis Akar Masalah.

    3.3 Analisis Development

    Analisis Development atau Pengembangan yang digunakan antara lain: Analisis

    SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), Force Field Analysis (FFA) dan Market

    Basket Analysis (MBA)

    3.4 Penentuan Sampel

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arkinstin, 1998:57). Sedangkan

    populasi totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karateristik tertentu, lengkap,

    dan jelas yang akan doteliti. Mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya,

    maka dalam pengambilan suatu sampel, peneliti harus mempertimbangkan adanya unsure

    metode sebagai acuan dalam penentuan jumlah serta distribusi sampel. Adapun sampel

    yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu sampel wisatawan dan sampel objek

    wisata.

    1. Obyek Wisata

    Untuk penentuan jumlah sampel objek wisata, menggunakan perhitungan

    sampel dengan rumus Slovin, yaitu:

    Selanjutnya 16 objek wisata ini akan dibagi menurut jenis wisata alam, buatan,

    dan budaya menurut jumlah prosentase terhadap total objek.

    2. Wisatawan

    Sedangkan untuk penentuan jumlah sampel wisatawan, menggunakan

    perhitungan sampel dengan rumus Slovin, yaitu

  • Dimana:

    n = ukuran sampel

    N = ukuran populasi

    e = persen kelonggaran yang dapat ditolerir karena kesalahan pengambilan

    sampel

    3. Masyarakat

    Sampel masyarakat adalah masyarakat yang berada di sekitar obyek wisata. Untuk

    penentuan jumlah sampel wisatawan, menggunakan Sample Linier Time

    Function yaitu penentuan jumlah sampel berdasarkan estimasi kendala waktu

    (Endang.S.Sari : 58). Besarnya jumlah sampel masyarakat (n) yang diambil

    menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

    Dimana:

    n = banyaknya sampel yang terpilih

    T= waktu yang tersedia untuk penelitian (10 hari x 24 jam = 240 jam)

    t 0 = waktu tetap (5 jam/hari x 10 hari = 50 jam)

    t 1 = waktu yang digunakan untuk sampling (1 jam x 10 hari)

    Berikut merupakan perhitungan jumlah sampel masyarakat:

    = = = 19 orang

  • BAB IV

    DATA DAN ANALISA

    4.1 Analisis Kebijakan Terhadap Sektor Pariwisata

    1. RIPPNAS

    Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (RPPN) untuk Kalianda dan

    Rajabasa (Gunung Anak Krakatau).

    2. RIPP Provinsi Lampung Tahun 2012-2031

    Mengarahkan Lampung sebagai daerah berbudaya dan tujuan wisata yang unggul

    3. RTRW Provinsi Lampung Tahun 2009-2029

    Arahan pengelolaan kawasan lindung dan rawan bencana seperti Anak Gunung

    Krakatau yang rawan dengan bencana gunung meletus.

    4. RTRW Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011-2031

    Pengembangan sarana pendukung kegiatan pariwisata berskala nasional.

    5. MP3EI

    Menjadikan kawasan unggulan provinsi yaitu Gunung Anak Krakatau dan Pulau

    Sebesi, serta Menara Siger.

    4.2 Analisis Karakteristik dan Kondisi Objek Wisata

    1. Wisata Alam

    Terdiri dari air terjun, pantai, dan pemandian air panas yang memiliki kondisi yang

    masih alami dan cukup menarik. Namun juga masih perlu adanya pengembangan,

    misalnya untuk kondisi infrastruktur berupa jaringan jalan menuju wisata air terjun.

    2. Wisata Buatan

    Berupa makam yang memiliki kenangan sejarah berupa perjuangan melawan

    penjajah pada zaman belanda.

    3. Wisata Budaya

    Berupa resort dan menara, yaitu menara siger dan kalianda resort/ grand elty

    dengan keadaan yang cukup baik dan memiliki kunjungan wisatawan yang lebih

    banya dari destinasi lainnya.

    4.3 Analisis Karakteristik Wisatawan

    Untuk analisis kunjungan wisatawan tertinggi dilakukan oleh wisatawan lokal

    dengan rentang usia 13-55 tahun dan mendapat sumber informasi yang didominasi dari

    keluarga atau teman. Sedangkan untuk pola pergerakan wisatawan yang mendominasi

    kunjungan wisatawan lokal yaiyu base sitte. Untuk lama kunjungan wisatawan baik

    wisatawan lokal maupun wisatawan dalam negeri didominasi oleh waktu antara 1-3 jam

    dengan jenis perjalanan rombongan.

  • 4.4 Analisis Sarana dan Prasarana

    Kondisi sarana dan prasareana diwilayah studi berupa air bersih dengan jumlah

    sambungan hydran yaitu 19 sambungan. Selain itu untuk listrik semua desa yang terdapat

    diwilayah studi sudah terlayani sambungan listrik. Sedangkan jaringan komunikasi yang

    terdapat diwilayah studi cukup baik, namun pada wilayah tertentu masih tidak terjangkau

    oleh sinyal operator seluler. Untuk penginapan dan restoran berdasarkan kunjungan hotel

    dari Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan, jumlah hotel yang terdapat di Kabupaten

    Lampung Selatan yaitu 25 unit dan jumlah restoran sebanyak 99 unit. Untuk sarana

    pendukung yang ada berupa biro jasa pariwisata yang disediakan oleh hotel-hotel yang

    berada di Kabupaten Lampung Selatan.

    4.5 Analisis Informasi dan Promosi

    Pada destinasi wisata alam, kegiatan informasi dan promosi yang dilakukan kurang

    optimal, dimana dari 13 jenis yang menjadi sampel hanya beberapa yang melekukan

    kegiatan informasi dan promosi dengan melalui radio, internet. Sedangkan untuk destinasi

    wisata buatan kegiatan informasi dan promosi yang dilakukan sudah cukup optimal dengan

    jumlah pengunjung yang banyak. Selain itu, untuk destinasi wisata budaya juga kurang

    optimal dimana jenis wisatawan yang berkunjung ke destinasi ini hanya didominasi oleh

    masyarakat sekitar.

    4.6 Analisis Paritispasi Mayarakat Sekitar Destinasi Wisata

    Partisipasi masyarakat yang tinggal disekitar destinasi wisata didomonasi hanya

    sebatas berjualan diluar destinasi wisata. Selain itu, masyarakat juga melakukan negoisasi

    dengan pengelola dalam penyediaan fasilitas seperti alat diving, penyediaan souvenir,

    kerajinan tangan, dan pertunjukan seni untuk keperluan wisatawan dan menjadi hiburan

    masyarakat dan wisatawan.

    4.7 Analisis Sosial Ekonomi

    Secara sosial budaya, penduduk Lampung Selatan dapat digolongkan menjadi dua

    bagian yaitu penduduk asli Lampung dan penduduk pendatang. Penduduk Kabupaten

    Lampung Selatan memiliki struktur hukum adat tersendiri. Hukum adat tersebut terdiri dari

    kelompok-kelompok yang menyebar di berbagai tempat, yang secara unium dapat

    dibedakan dalam dua kelompok besar, yaitu masyarakat Lampung Peminggir, yang

    merupakan mayoritas suku Lampung di Kabupaten Lampung Selatan dan kelompok kedua

    masyarakat Lampung adat Pepadun. Sedangkan untuk kontribusi pariwisata terhadap

    perekonomian di Kabupaten Lampung Selatan dapat diketahui berdasarkan PDRB Lampung

    Selatan Tahun 2012. Pendapatan Regional Kabupaten Lampung Selatan didominasi oleh

    Sektor Pertanian. Hal ini bisa dilihat dari PDRB pada tahun 2012, untuk pertanian pada

    tahun 2012 kurang lebih menghasilkan 5,9 triliun rupiah. Untuk dampak perekonomian dari

  • sektor pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan masih kurang karena rata-rata tiap

    tahunnya hanya menghasilkan 11,42 % dari total PDRB yang ada. Padahal jika dilihat dari

    potensi pariwisata yang ada, Lampung Selatan memiliki peluang untuk pendapatan dari

    sektor pariwisata yang lebih besar.

    4.8 Analisis Kelembagaan

    Pihak yang paling berperan dalam pengembangan wisata di Kabupaten Lampung

    Selatan adalah pihak swasta, masyarakat kemudian pemerintah, KPK dan Pokdarwis. KPK

    dan Pokdarwis memiliki hubungan dengan pemerintah karena kedua komunitas ini

    merupakan bentukkan dari pemerintah. Sedangkan swasta berperan sebagai penyerap

    tenaga kerja masyarakat seperti yang dilakukan Grand Elty yang membantu pemasaran

    produk kripik pisang milik masyarakat dan Laguna Helau yang menyerahkan seluruh tarif

    parkir bagi masyarakat.

    4.9 Analisis Destinasi Pariwisata

    Sesuai dengan kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Lampung Selatan,

    kawasan pariwisata berada di wilayah Utara, Barat, Tengah, dan Selatan. Adapun

    pengembangan destinasi wisata di Kabupaten Lampung Selatan di bagi menjadi 3 cluster

    yang masing-masing di dukung obyek wisata di sekitarnya, yakni Kawasan Kalianda,

    Kawasan Rajabasa, Kawasan Bakauheni, Kawasan P. Sebesi dan P. Sebeku, serta

    Kawasan Natar.

    4.10 Analisis Linkage System

    A. Analisis Backward Linkage

    Analisis backward linkage dapat diketahui dari keterkaitan sektor pariwisata dengan

    sektor lain, yaitu sektor industry, sektor agropolitan, dan sektor minapolitan. Untuk

    keterkaitan sektor pariwisata dengan industry dapat berupa pengadaan sentra

    industry sulam usus di Natar, sentra home industry berupa kerajinan tangan, serta

    produkjadi berupa baju, kebaya, dan produk jadi kripik pisang. Sedangkan untuk

    sektor pariwisata dengan sektor agropolitan dapat berupa pisang yang

    didistribusikan ke sentra home industry kripik pisang, dan memanfaatkan potensi

    kelapa kopyor di destinasi wisata. Untuk sektor pariwisata dengan minapolitan

    memanfaatkan potensi pelelangan ikan (TPI) yang disajikan di destinasi wisata

    kuliner makanan laut.

    B. Analisis Forward Linkage

    Berupa pembahasan mengenai hubungan keterkaitan antar lokasi destinasi wisata

    di Kabupaten Lampung Selatan yang berpengaruh terhadap pengembangan paket

    wisata, dimana terdapat 4 destinasi wisata.

  • 4.11 Analisis Mitigasi Bencana

    Wilayah Lampung mempunyai beberapa kawasan yang rawan terhadap bencana,

    yaitu gempa bumi, letusan gunung berapi, gerakan tanah, dan banjir (BPBD Prov. Beberapa

    kecamatan yang kerapkali terjadi banjir adalah kecamatan Natar, Way Sulan, Candipuro,

    Way Panji, Palas dan Sragi. Pada Kecamatan Natar, terjadinya banjir juga diakibatkan

    karena adanya luapan sungai. Beberapa kawasan yang rawan terhadap bencana tersebut

    hendaknya dijadikan kawasan lindung dan aktivitas pada kawasan tersebut dibatasi agar

    jatuhnya korban terutama wisatawan akibat bencana alam dapat diminimalisir. Penerapan

    jalur mitigasi bencana di Kabupaten Lampung Selatan sudah mulai diterapkan. Hal ini dapat

    dilihat melalui kepahaman masyarakat mengenai bencana dan jalur untuk menyelamatkan

    diri serta adanya informasi mengenai jalur dan lokasi yang terkena bencana.

    4.12 Analisis Akar Masalah

    Akar masalah yang terdapat di Kabupaten Lampung Selatan terkait dengan sektor

    pariwisata adalah:

    1. Supply Demand Destinasi Wisata yang Kurang Optimal

    Permasalahan ini dapat dilihat dari beberapa akar masalah yang terjadi, yaitu:

    a. Atraksi yang kurang beragam

    b. Pengelola yang belum mampu melakukan perawatan terhadap fasilitas

    destinasi wisata

    c. Kurangnya fasilitas penunjang

    d. Perkerasan jalan menuju destinasi yang masih berupa tanah

    e. Tidak adanya pengaman jalan

    f. Tidak adanya pos dan petugas keamanan

    g. Kurangnya papan penunjuk jalan ke destinasi wisata

    h. Promosi hanya terpusat pada destinasi wisata yang sudah berkembang

    i. Website resmi dinas terkait wisata masih kurang informative

    2. Penunjang Pariwisata yang Kurang Optimal

    Permasalahan ini dapat dilihat dari beberapa akar masalah yang terjadi, yaitu:

    a. Masyarakat dan pengelola destinasi wisata kurang bekerjasama

    b. Pihak swasta belum tertarik untuk berinvestasi

    c. Belum ada kebijakan tentang kepariwisataan di Kabupaten Lampung Selatan

    d. Keberadaan kelompok sadar wisata yang kurang efektif

    e. Skill dan kreativitas masyarakat kurang

    4.13 IPA

    1. Wisata Alam

  • Hasil analisis IPA untuk wisata alam yang perlu diprioritaskan yaitu adanya fasilitas

    toilet/ WC yang perlu ditambahkan untuk fasilitas toilet di destinasi wisata pantai.

    Selain itu, untuk kebersihan destinasi wisata juga perlu dikembangkan, misalnya

    dengan menambahkan tempat sampah atau petugas kebersihan.

    2. Wisata Buatan

    Hasil analisis IPA untuk wisata buatan yang perlu diprioritaskan yaitu adanya

    fasilitas peribadatan dan fasilits souvenir, dimana souvenir yang ditawarkan

    dilokasi siata buatan masih kurang, sehingga perlu ditambah terkait dengan

    permintan wisatawan.

    4.14 SWOT

    Beberapa strategi dari SWOT yang dapat diterapkan untuk meningkatkan sektor

    pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan adalah:

    A. Strategi S-O

    a. Memanfaatkan adanya JSS terhadap potensi Lampung Selatan sebagai

    gerbang utama lintas Sumatra

    b. Mengoptimalkan organisasi (KPK dan Pokdarwis) dengan memproduksi banyak

    cinderamata khas daerah agar dapat menjadi produk khas daerah

    c. Memanfaatkan investor untuk meningkatkan variasi obyek wisata

    B. Strategi W-O

    a. Melakukan promosi wisata di Jalur Lintas Sumatera serta JSS dan memberikan

    informasi yang jelas berupa papan penunjuk arah menuju ke obyek wisata

    b. Mengadakan kerjasama dengan investor untuk mengelola obyek wisata agar

    kualitas pelayanan dan aksesibilitas mengalami peningkatan

    c. Mengalokasikan dana yang diperoleh dari banyaknya kunjungan wisata untuk

    melakukan promosi agar lebih banyak lagi kunjung wisata sehingga dapat

    menambah sarana penunjang.

    d. Bekerja sama dengan investor untuk melakukan pemberdayaan masyarakat

    dalam sektor wisata agar keahlian dan kreatifitas masyarakat meningkat,

    sehingga masyarakat mampu memberikan konstribusi dalam pengembangan

    pariwisata, khususnya pada atraksi wisata

    e. Investor memberikan peluang masyarakat untuk melakukan usaha pariwisata

    dalam obyek yang dikelola oleh investor agar dapat meningkatkan perkenomian

    C. Strategi S-T

    a. Memanfaatkan potensi alam yang masih lestari dan obyek wisata yang

    bervariasi untuk bersaing dengan destinasi wisata lain

    b. Memanfaatkan adanya organisasi KPK dan Kelompok Sadar Wisata untuk

    meningkatkan kualitas pelayanan obyek wisata agar konsumen merasa puas

    c. Mengembangkan destinasi wisata unggulan yang memiliki keunikan untuk

    meningkat

  • D. Strategi W-T

    a. Meningkatkan informasi dan promosi agar dapat bersaing dengan destinasi

    wisata lain baik nasional atau internasional

    b. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan agar wisatawan merasa puas

    terhadap pelayanan selama berada di obyek wisata

    c. Meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang pariwisat agar wisatawan

    merasa puas dengan pelayanan di sekitar obyek (respon masyarakat terhadap

    wisatawan)

    d. Meningkatkan aksesibilitas menuju destinasi wisata

    e. Memberikan atraksi yang variatif dan inovatif sesuai tren yang ada sehingga

    daya tarik yang ditawarkan sesuai dengan tren yang sedang berlangsung

    f. Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang destinasi wisata agar daya

    saing terhadap destinasi wisata nasional maupun internasional meningkat

    4.15 FFA

    Dari analisis FFA yang telah dilakukan, pendorong kunci diketahui yaitu peluang

    investor yang berinvestasi di sektor pariwisata. Sedangkan untuk penghambat yang

    menjadi kunci adalah kurangnya kerjasama antar stakeholders dibidang

    pengembangan pariwisata. Sehingga dari kedua kunci tersebut didapatkan rumusan

    strategi berupa meningkatkan kerjasama antar stakeholder, salah satunya yaitu

    bekerjasama dengan investor untuk mengembangkan pariwisata Kabupaten Lampung

    Selatan. Selain itu, analisis FFA juga dilakukan untuk membuat visi dan misi sektor

    pariwisata Kabupaten Lampung Selatan, yaitu Mewujudkan sektor pariwisata

    Kabupaten Lampung Selatan yang kuat dan unik sebagai sektor penggerak

    perekonomian masyarakat.

    4.16 MBA

    Hasil dari analisis MBA yang telah dilakukan, yaitu adanya paket wisata yang dibagi

    menjadi 4 kawasan, yaitu Menara Siger dan sekitarnya, Krakatau dan sekitarnya,

    Kalianda dan sekitarnya, serta Natar dan sekitarnya.

    1. Menara Siger dan sekitarnya

    Wisata unggulan berupa menara siger dengan sasaran wisatawan domestik. Waktu

    yang ditawarkan yaitu tidak mengipan dengan 2 alternatif paket wisata.

    2. Krakatau dan sekitarnya

    Wisata unggulan berupa gunung anak Krakatau dengan sasaran wisatawan

    domestic dan internasional. Waktu yang ditawarkan ada 2, yaitu tidak menginap

    dengan 1 alternatif paket wisata, dan menginap dengan 2 alternatif paket wisata.

    3. Kalianda dan sekitarnya

  • Wisata unggulan berupa grand elty Krakatoa dengan sasaran wisatawan lokal dan

    domestic. Waktu yang ditawarkan yaitu menginap dan tidak menginap dengan

    masing-masing 1 alternatif paket wisata.

    4.17 Natar dan sekitarnya

    Wisata unggulan berupa pemandian air panas natar dengan sasaran wisatawan

    lokal dan domestic. Waktu yang ditawarkan adalah tidak menginap dengan 1

    alternatif paket wisata.

  • BAB V

    RENCANA

    5.1 VISI

    Visi pembangunan pariwisata Kabupaten Lampung Selatan diperoleh dengan

    mempertimbangkan visi dari Rencana Induk Pembangunan Pariwisata (RIPPNAS) yaitu

    Terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing,

    berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat. Selain

    itu, juga mempertimbangkan visi dari Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Selatanyaitu

    Menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor andalan perekonomian daerah, berkelanjutan

    dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas.

    Sehingga didapatkan visi Pembangunan Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan

    yaitu Mewujudkan sektor pariwisata Kabupaten Lampung Selatan yang kuat dan unik

    sebagai sektor penggerak perekonomian masyarakat.

    5.2 MISI

    Misi dalam mewujudkan visi pembangunan pariwisata kabupaten lampung selatan

    adalah sebagai berikut :

    1. Meningkatkan kualitas dan fungsi kelembagaan

    2. Mengembangkan daerah tujuan wisata unggulan yang memiliki keunikan

    3. Meningkatkan partisipasi masayarat dalam pengembangan sektor pariwisata

    sebagai penggerak perekonomian daerah

    4. Mengembangkan pariwisata dengan memperhatikanaspek lingkungan

    5. Meningkatkan informasi dan promosi seluruh destinasi wisata potensial di

    Kabupaten Lampung Selatan

    6. Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang destinasi wisata

    7. Meningkatkan aksesibilitas menuju destinasi-destinasi wisata

    Berdasarkan UU No.10 Tahun 2009, dijelaskan bahwa terdapat 4 komponen dalam

    pembangunan kepariwisataan, yaitu :

    1. Rencana pembangunan destinasi pariwisata

    2. Rencana pembangunan industri pariwisata

    3. Rencana pembangunan pemasaran pariwisata

    4. Rencana pembangunan kelembagaan pariwisata

    Selain itu dalam pembangunan kepariwisataan, Kabupaten Lampung Selatan dibagi

    menjadi kawasan strategis dan kawasan pengembangan. Pembagian kawasan ini

    didasarkan pada RIPPNAS 2011, MP3EI, RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten, sehingga

    Kabupaten Lampung Selatan dibagi menjadi empat kawasan. Setelah dibagi menjadi 4

    kawasan, selanjutnya setiap kawasan diberikan tema pembangunan, pemberian tema

    didasarkan pada studi kasus terdahulu dimana terdapat daerah dengan karakteristik yang

    sama dengan kawasan yang ada di Kabupaten Lampung Selatan. Tema tersebut adalah :

    1. Kawasan strategis Menara Siger dan sekitarnya

  • Karena Menara Siger menjadi simbol kebudayaan, sehingga tema yang diterapkan

    di kawasan strategis I ini adalah tema Culture Tourism

    2. Kawasan strategis Krakatau dan sekitarnya

    konsep Adventure Ecotourism atau Wisata Petualangan dengan berorientasi pada

    pelestarian lingkungan. Konsep Adventure dipilih karena adanya potensi wisata

    unggulan berupa Gunung Anak Krakatau serta destinasi penunjang berupa Gunung

    Rajabasa dan Air Terjun Way Kalam, Air Terjun Way Paros, Air Terjun Sarmun.

    Sedangkan konsep Ecotourism dipilih karena destinasi wisata Gunung Anak

    Krakatau, Pulau Sebesi, dan Pulau Sebuku merupakan kawasan konservasi

    dengan fungsi cagar alam, sehingga lingkungan alami harus tetap terjaga.

    3. Kawasan pengembangan kalianda dan sekitasrnya

    untuk kawasan pengembangan Kalianda akan diarahkan pengembangan dengan

    konsep Resort and Leisure dengan dinamis dalam pengembanga sarana dan

    prasarana pariwisata, salah satunya dengan menggunakan pendekatan

    pengembangan resort (kawasan), yang mengoptimalisasikan ketersediaan lahan

    yang luas dan indah, keterkaitan dengan ekonomi, sosial, ramah lingkungan serta

    berorientasi pada investasi

    4. Kawasan pengembangan natar dan sekitarnya

    Konsep kawasan ini adalah Handicraft Tourism karena destinasi utama pada

    kawasan ini adalah sentra industry pakaian.

    Setelah dibagi menjadi beberapa kawasan dan diberikan konsep atau tema

    pengembangan yang akan digunakan sebagai pengembangan promosi melalui paket wisata.

    Paket-paket wisata tersebut dapat diketahui sebagai berikut :

    1. Kawasan strategis Menara Siger dan sekitarnya

    Pada kawasan ini tersedia paket wisata satu hari dengan rute wisata Pantai alami -

    pantai minang rua pantai batu alip - makam ratu dara putih makam raden intan

    II - menara siger terminal agribisnis. Sedangkan untuk rute 2 yaitu makam ratu

    dara putih makam raden intan II - pantai minang rua pantai puri dewata onaria -

    menara siger terminal agribisnis. Atraksi yang disediakan pada paket wisata

    menawa siger dan sekitarnya berupa something to do (berenang, duduk bersantai,

    menikmati pemandangan dengan teropong dan lain sebagainya), something to buy

    (mekanan, minuman dan souvenir( serta something to see (pemandangan laut dan

    festival bakau heni)

    2. Kawasan strategis Krakatau dan sekitarnya

    Pada kawasan ini tersedia paket wisata tidak menginap dan menginap. Paket tidak

    menginap mengunjungi destinasi wisata Dermaga Bom Gunung Anak Krakatau

    Pulau Sebesi Pulau Sebuku Dermaga Bom. Fasilitas yang diperoleh dari paket

    ini adalah makan 2 kali, penyebrangan ke Gunung Anak Krakatau dan biaya masuk

    ke Kawasan Konservasi Gunung Anak Krakatau.

  • Untuk paket menginap adalah Dermaga Bom Gunung Anak Krakatau Pulau

    Sebesi Pulau Sebuku Dermaga Bom Pantai dan Sumber Air Panas Way

    dengan fasilitas sama dengan paket tidak menginap, hanya makan dipaket ini 4

    kali.

    3. Kawasan pengembangan kalianda dan sekitarnya

    Pada kawasan ini tersedia paket wisata satu hari dengan rute wisata grand elty-

    pantai teluk nipah-pantai tanjung beo-pantai bagus. Selain itu pada kawasan ini

    juga menyediakan paket khusus Krakatoa Tour yang dilakukan selama 11 jam.

    4. Kawasan pengembangan natar dan sekitarnya

    Pada kawasan ini hanya ditawarkan satu paket wisata dengan rute Kampung

    wisata Tabek indah-Sentra industry pakaian-pemandian way panas-kampung

    wisata tabek indah.

    Di Kampung Wisata Tabek wisatawan bisa makan dan melihat suasana kampung

    yang asri. Setelah itu wisatawan akan diarahkan menuju sentra industry, dimana

    pada sentra industry ini wisatawan dapat melihat langsung produksi kerajinan khas

    Lampung Selatan dengan dipandu oleh seorang pemandu wisata. Setelah itu

    wisatawan pergi ke pemandian Way Panas untuk merendamkan kaki di air panas

    dan kembali lagi ke kampung wisata tabek indah untuk makan dan istirahat sore.