ringkasan kasus 2 building a stealth fighter with virtual teams
DESCRIPTION
tentang kasusTRANSCRIPT
I. Ringkasan Kasus
Pada kasus ini diceritakan bahwa kontraktor perusahaan pertahanan yang bernama
Lockheed Martin Aeronautics telah memenangkan kontrak perusahaan terbesar yang pernah
ada yaitu sebesar $200 juta. Kesuksesan dari megaproyek ini tidak lepas dari kerja tim virtual
perusahaan yang sangat sungguh-sungguh dalam bekerja. Sebagai contohnya, lebih daripada
80 pemasok akan bekerja di 187 lokasi di belahan dunia untuk mendisain dan membangun
komponen dari Stealth Fighter. Sekitar 75 anggota grup teknologi yang bergabung pada divisi
aeronautics untuk menjalankan targetnya membuat desain kelas menengah dan mengubahnya
sebagai bentuk inovasi. Secara keseluruhan terdapat lebih daripada 400 stasiun komputer
yang bekerja di perusahaan tersebut yang akan berkolaborasi untuk mendapatkan pesawat
pertama dalam waktu 4 tahun.
Tim-tim tersebut bekerja secara nasional dan internasional yang akan berhubungan
dengan para anggotanya dalam menyelesaikan misi kerja seperti mereka berada didalam
ruangan yang sama. Para tim tersebut berkomunikasi melalui via komputer yang mana room.
Tim yang sama akan berkomunikasi melalui komputer mereka sambil melihat dokumen
bersama, melakukan e-mail chatting, dan menggunakan papan putih elektronik di mana
anggota tim terpisah secara geografis dapat menggambar atau grafik, secara real time, yang
lain menonton dan menanggapi. Internet dirancang untuk memungkinkan orang-orang dari
perusahaan yang berbeda dengan sistem komputasi yang tidak kompatibel antarmuka di situs
web yang berbicara bahasa yang sama.
II. Rumusan Masalah
1. Apa keuntungan yang akan didapatkan oleh Lockheed Martin dengan
menggunakan tim virtual?
2. Identifikasi dan diskusikan masalah potensial dengan menggunakan tim virtual-
sebagai contoh, masalah interpersonal, secara teknik dan letak geografi!
3. Diskusikan pelatihan yang spesifik supaya tim virtual dapat diterima!
III. Landasan Teori
Bertahun-tahun lalu sebelum masyarakat yang bekerja yang memimpikan adanya e-
mail, pesan instan, atau konferensi video langsung, tim kerja biasanya berada di satu lokasi
yang sama. Mungkin satu atau dua anggota tim, tim tersebut harus datang dengan naik kereta
api atau pesawat terbang. Namun saat ini, jangakauan perusahaan terbentang kebanyak
negara sehingga kebutuhan tim untuk bekerja sama diseluruh batas internasionalpun
meningkat. Untuk menangani tantangan ini perusahaan multinasional menggunakan tim-tim
virtual global demi mendapatkan keunggulan kompetitif. Tim virtual global mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Sisi positifnya adalah karena berasal dari berbagai negara dan
dengan pengetahuan dan sudut pandang yang berbeda, para anggota tim dapat
mengembangkan banyak ide dan solusi kreatif atas berbagai masalah yang dapat digunakan
untuk banyak kultur. Sisi negatifnya dalah tim virtual global menghadapi lebih banyak
tantangan daripada tim tradisional yang bertemu secara tatap muka. Satu hal yang pasti,
kesalahan dalam berkomunikasi bisa menimbulkan kesalah-pahaman yang bisa
mengakibatkan stress dan konflik diantara anggota tim. Selain itu, para anggota yang tidak
menerima individu-individu dari berbagai kultur yang berbeda mungkin ragu untuk berbagi
informasi secara terbuka, yang menimbilkan masalah kepercayaan.
Untuk membentuk dan mengimplementasikan tim-tim virtual yang efektif, para manajer
harus teliti dalam memilih karyawan-karyawan yang mereka percayai dapat memberikan
perkembangan yang pesat dalam lingkungan kerja. Para karyawan harus merasa nyaman
berkomunikasi secara elektronik dengan orang lain, dan mereka harus terbuka dengan ide-ide
yang berbeda. Ketika berhadapan dengan anggota-anggota lain di negara-negara lain,
kemampuan untuk berbicara dalam berbagai bahasa mungkin diperlukan juga, para anggota
tim harus juga menyadari bahwa nilai-nilai yang mereka pegang mungkin sangat berbeda dari
nilai-nilai rekan tim mereka. Tim virtual bisa melakukan semua hal yang dilakukan oleh tim
lain seperti mendapatkan berbagai informasi, membuat berbagai keputusan dan
menyelesaikan berbagai tugas. Tim ini bisa beranggotakan dari organisasi yang sama atau
menghubungkan para anggota sebuah organisasi dengan para karyawan dari berbagai
organisasi lain seperti para pemasok dan rekan-rekan bersama. Mereka bisa mengadakan
rapat selama beberapa hari untuk menyelesaikan masalah, beberapa bulan untuk
menyelesaikan proyek, atau secara tetap berdiri dalam organisasi. Tiga faktor utama yang
membedakan tim virtual dengan tim tradisional adalah (1) ketiadaan isyarat-isyarat
paraverbal dan nonverbal, (2) konteks sosial yang terbatas; dan (3) kemampuan untuk
mengatasi keterbatasan waktu dan ruang. Meskipun terdapat banyak tantangan yang
menghadapi tim virtual, perusahaan yang mengimplementasikannya bisa mendapatkan
banyak manfaat melalui berbagai pengetahuan yang diperoleh. Akhirnya, tim virtual mampu
melakukan pekerjaan mereka meskipun anggota-anggotanya terpisah ribuan kilometer dan
terpisah oleh satu lusin zona waktu atau lebih, tim ini memungkinkan orang-orang untuk
bekerja sama, yang bila tidak demikian tidak akan bisa berkolaborasi.
IV. Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disususn serta landasan teori yang telah
dikemukakan seperti diatas maka dapatlah disusun pembahasan mengenai masalah pertama
dalam kasus diatas yaitu,:(1) keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan virtual
tim adalah mempunyai korelasi yang sangat erat dengan landasan teori diatas adalah, karena
berasal dari berbagai negara yang saling berkolaborasi dengan para anggota kerjanya,pekerja
dapat dengan mudah membangun ide dan solusi kreatif serta inovatif sebagai progress
perusahaan dengan berlatarkan kultur yang berbeda-beda dari setiap negara. Adapun
berdasarkan rumusan masalah yang ke (2) tentang potensi masalah yang dapat timbul dengan
menggunakan virtual tim baik secara interpersonal,tehnik maupun letak geografis adalah dari
masalah interpersonal yang dapat terjadi ialah komunikasi yang jarang terjadi serta hubungan
sosial yang kurang baik antar anggota. Adapun masalah teknik yaitu kurangnya dasar
pengetahuan tentang teknologi tersebut yang menyebabkan kesalahpahaman dalam
penyampaian informasi. Kemudian masalah dari letak geografis adalah penentuan tempat
proyek untuk tim kerja virtual yang kurang maksimal mengakses signal untuk proses bekerja.
Kemudian pembahasan masalah yang ke- (3) yaitu tentang spesifikasi pelatihan yang harus
diberikan untuk tim kerja virtual adalah titik fokus pengembangan kemampuan pekerja dalam
bidang teknologi ada di top manajer, sehingga pelatihan yang sudah selayaknya diberikan
kepada para pekerja tim virtual mengenai pengetahuan secara umum dan teknis tentang
teknologi dalam sistem informasi kerja tim virtual, meningkatkan progress kerja sama dalam
bidang on-line serta memasifkan komunikasi antar sesama melalui media.
V. Rekomendasi
Jadi pada dasarnya sistem kerja melalui tim virtual ini sangat efektif digunakan,
karena tidak perlu harus bertatap muka langsung antar anggota-anggotanya,
membutuhkan dana yang tidak banyak, kemudian evaluasi kerjapun dapat dilakukan
melalui media komunikasi. Tetapi untuk mencapai itu semua para anggota kerja
hendaknya harus memasifkan komunikasi antar anggota dan pihak manajer supaya tidak
terjadi kesalahpahaman dalam informasi, terus melakukan evaluasi kinerja serta
melakukan pelatihan dalam upaya peningkatan pengetahuan dan soft-skill pekerja untuk
mencapai target perusahaan yang maksimal.
VI. Sumber Baca
Judul Buku : Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Pengarang : Stephen P. Robbins – Timothy A. Judge