rincian program dan kegiatan kementerian …
TRANSCRIPT
1
RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017
2
1. Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen
Kementerian Perindustrian dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.941.608.078.000,- yang dilaksanakan oleh 6 (enam) biro dan 2 (dua)
pusat serta 25 satker unit pendidikan dan Balai Diklat Industri (BDI) sebagai
berikut:
1) Peningkatan Pelayanan Hukum dan Penataan organisasi pada Biro Hukum
dan organisasi dengan alokasi anggaran sebesar
Rp 9.542.404.000,- yang digunakan untuk:
a. Penyelenggaraan Layanan Hukum, meliputi : Layanan Peraturan
Perundang-undangan, Layanan Evaluasi Produk Hukum dan Instrumen
Hukum Lainnya, Pembinaan Hukum, Layanan Advokasi Hukum, dan
Layanan Informasi dan Publikasi Hukum;
b. Layanan Manajemen Organisasi.
3
2) Pelayanan Administrasi dan Manajemen Perkantoran Berbasis Teknologi pada Biro
Umum dengan alokasi anggaran sebesar Rp 40.347.338.000,- yang digunakan untuk:
a. Layanan Ketatauasahaan Pimpinan;
b. Layanan Keprotokoleran;
c. Layanan Manajemen BMN;
d. Layanan Persuratan dan Kearsipan Kementerian;
e. Layanan Pengadaan Barang dan/jasa Kementerian;
f. Layanan Pengelolaan Sarana dan Prasarana;
g. Layanan Kesehatan Pegawai.
3) Pengembangan SDM Aparatur pada Biro Kepegawaian dengan alokasi anggaran sebesar
Rp 11.733.706.000,- yang digunakan untuk :
a. Penyelenggaraan Layanan Manajemen SDM Kementerian Perindustrian, meliputi
rekruitmen pegawai dan pejabat tinggi, rekruitmen TPL Industri, layanan
administrasi kepegawaian, pengembangan kompetensi dan karir, dan manajemen
kinerja pegawai.
4) Peningkatan Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang Milik Negara yang Profesional
pada Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 137.151.283.000,- yang
digunakan untuk :
a. Pembayaran gaji pegawai di lingkungan Biro-Biro Pusat dan tunjangan kinerja
pegawai lingkungan Biro-Biro Pusat, Pusdiklat Pusat dan Daerah;
b. Layanan Manajemen Keuangan dan BMN
4
5) Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Pelaporan pada Biro
Perencanaan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 20.747.623.000,-
yang digunakan untuk:
a. Penyusunan Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran;
b. Penyusunan Dokumen Rencana Kerja (Renja) Pembangunan Industri;
c. Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Industri Lintas
Sektoral;
d. Penyusunan Dokumen Rencana Program Dekon, TP dan DAK;
e. Penyusunan Dokumen Rencana Kerja (Renja) Pembangunan Industri
Daerah;
f. Penyusunan Dokumen Rencana Dukungan Sumberdaya, Investasi,
dan Sarana-Prasarana Industri;
g. Penyelenggaraan Layanan Pemantauan dan Evaluasi;
h. Peningkatan Kompetensi SDM Perencanaan; serta
Staf Ahli dan Staf Khusus Menteri
a. Penyusunan Dokumen Pengkajian, Pemetaan Dan Pemantauan
Teknologi Proses, Produksi Dan Manufaktur.
5
6) Pembangunan Sistem Informasi Industri yang Terintegrasi dan Handal
pada Pusat Data dan Informasi dengan alokasi anggaran sebesar
Rp 26.670.446.000,- yang digunakan untuk :
a. Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS);
b. Pengembangan Database (Data Perusahaan Industri, Data Kawasan
Industri, Data Peluang Pasar dan Data Teknologi Industri);
c. Analisis dan Penyajian Data Industri (Pengembangan Industri,
Perkembangan dan Peluang Pasar, Perkembangan Teknologi Industri,
Perkembangan Investasi Industri, Perkembangan Perwilayahan
Industri, Sarana dan Prasarana Industri dan Peta Tematik);
d. Pengembangan Aplikasi e-goverment;
e. Pelaksanaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE);
f. Koordinasi Sekretariat POKJA TimNas P3DN;
g. Pengadaan perangkat keras, perangkat lunak dan pengembangan data
center dan Jaringan; serta
h. Gaji dan operasional perkantoran.
6
7) Peningkatan Pengelolaan Kehumasan pada Biro Hubungan Masyarakat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp 37.507.452.000,- yang digunakan
untuk:
a. Pengembangan Layanan Informasi Publik Kementerian;
b. Pengembangan Layanan Kehumasan Kementerian;
c. Pengembangan SDM Pengelola kehumasan Kementerian;
d. Peningkatan sosialisasi penggunaan produk dalam negeri; serta
e. Penyelenggaraan Unit Pelayanan Publik (UP2) Kementerian
Perindustrian.
f. Gaji dan operasional perkantoran
8) Peningkatan kualitas SDM Industri pada Pusdiklat Industri dan 7 Balai
Diklat Industri dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 221.155.321.000,- yang digunakan untuk :
a. Pembangunan Infrastruktur Kompetensi SDM Industri
(20 RSKKNI, 20 LSP dan TUK, 400 Asesor Kompetensi);
b. Penyelenggaraan pelatihan, sertifikasi dan penempatan (Diklat 3 in
1) calon tenaga kerja industri untuk sektor industri prioritas
sebanyak 21.500 calon tenaga kerja;
7
c. Penyediaan pembina industri yang memiliki kompetensi teknis
bidang industri melalui rintisan Gelar S3, S2 dan S1 (100 Orang);
d. Penyediaan pembina industri yang memiliki kompetensi teknis
bidang industri melalui Diklat Penjenjangan dan Diklat Teknis
Industri untuk 425 Orang;
e. Pengadaan peralatan dan mesin untuk pelatihan berbasis
kompetensi dan inkubator bisnis di balai pelatihan industri
meliputi: peralatan dan mesin pengolahan kelapa sawit, peralatan
desain bordir, peralatan pola dan desain garmen;
f. Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja Industri (3.000 Orang);
g. Penyediaan tenaga kerja siap pakai melalui Pelatihan, Sertifikasi
dan Penempatan (3 in 1) calon tenaga kerja industri untuk sektor
industri ferronikel di KI Bantaeng dan KI Morowali, serta industri
pengolahan sawit di KI Sei Mangke sebanyak 500 Orang.
8
9) Peningkatan kualitas Pendidikan Vokasi Industri pada Pusdiklat Industri dan
18 Satker Pendidikan yang terdiri dari pendidikan menengah kejuruan (9
satker), pendidikan tinggi (8 satker), akademi komunitas TPT (1 satker) dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 436.752.505.000,- yang digunakan untuk :
a. Penyediaan SDM Industri Terampil yang Kompeten dan Siap Kerja melalui
Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan Industri di 9 SMK Berbasis
Spesialisasi dan Kompetensi (6.435 Orang);
b. Penyediaan SDM Industri Ahli Madya yang Kompeten dan Siap Kerja
melalui Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Vokasi di 8 Politeknik Industri
Berbasis Spesialisasi dan Kompetensi (10.939 Orang);
c. Peningkatan akreditasi lembaga pendidikan vokasi industri berbasis
kompetensi untuk 24 Program Studi;
d. Peningkatan kelembagaan Pendidikan Vokasi Industri berbasis kompetensi
melalui 10 penelitian dan 10 implementasi kerjasama pendidikan;
e. Peningkatan kelembagaan Pendidikan Vokasi Industri berbasis kompetensi
melalui pengembangan Production Based Training (PBT) untuk 8 Program
Studi;
f. Peningkatan Kompetensi 500 Tenaga Pendidik (Guru dan Dosen);
g. Penyediaan calon wirausaha industri baru melalui Pendidikan TPL di 8
Politeknik Industri Berbasis Spesialisasi dan Kompetensi (150 Orang);
9
h. Renovasi gedung dan lahan pendidikan vokasi Industri berbasis kompetensi
antara lain di SMTI Banda Aceh, STTT Bandung, AKA Bogor, ATK
Yogyakarta, SMAK Bogor, SMAK Padang, SMTI Yogyakarta, SMTI Lampung,
ATI Makassar, ATI Padang, dan SMTI Jakarta;
i. Pembangunan gedung pendidikan politeknik furniture di Semarang;
j. Peningkatan sarana Workshop, Laboratorium dan TUK untuk Akademi
Komunitas Industri berbasis kompetensi di Kawasan Industri di Bantaeng
dan Banten;
k. Penyediaan SDM Industri (D1) yang Kompeten dan Siap Kerja melalui
pendidikan Diploma 1 di KI Landak, KI Sei Mangkei, dan KI Cilegon
sebanyak 160 Orang;
l. Penyediaan SDM Industri Ahli Madya (D3) yang Kompeten dan Siap Kerja
melalui Pendidikan Politeknik Industri di Morowali dan Politeknik/Akademi
Komunitas Industri di Bantaeng sebanyak 300 Orang;
m. Penyediaan SDM Industri Ahli Muda (D2) yang Kompeten dan Siap Kerja
melalui Pendidikan Akademi Komunitas Industri Solo sebanyak 270 Orang;
n. Penyediaan SDM Industri Ahli Muda yang Kompeten dan Siap Kerja melalui
program pendidikan D1 dan D2 meliputi Kimia Analis, logistik, Perawatan
Mesin, Teknik Listrik dan Instalasi,Instrumentasi dan Kontrol,Teknik Kimia
Logam, Alas Kaki, dan Kimia Industri (370 Orang).
10
2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Kementerian
Perindustrian dengan alokasi anggaran sebesar Rp 10.041.781.000,-
Kegiatan yang dilakukan adalah Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan,
Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kerja pada Biro
Umum dengan alokasi anggaran sebesar Rp 10.041.781.000,- yang
digunakan untuk :
a. Pengadaan perlengkapan kerja, kendaraan bermotor, peralatan dan
fasilitas pendukung gedung;
b. Pemeliharaan dan renovasi gedung dan bangunan; serta
c. Pemeliharaan sarana/perlengkapan kesehatan.
11
3. Program di Direktorat Jenderal Industri Agro adalah Program Penumbuhan
dan Pengembangan Industri Berbasis Agro, dengan alokasi anggaran tahun
2017 sebesar Rp 181.700.928.000,- yang dilaksanakan untuk membiayai 4
(empat) kegiatan sebagai berikut:
1) Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan (IHHP)
pada Direktorat IHHP dengan alokasi anggaran sebesar
Rp 26.949.724.000,- yang digunakan untuk:
a. Pembangunan industri aspal karet melalui produksi aditif aspal karet,
penyusunan payung hukum dan persyaratan teknis;
b. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) produk IHHP
(15 RSNI);
c. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri
(RSKKNI) sektor IHHP (2 RSKKNI);
d. Bantuan mesin dan/atau peralatan untuk industri pengolahan kayu;
e. Pelatihan dan sertifikasi SKKNI SDM IHHP (150 orang);
f. Penyusunan rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong investasi
dan daya saing produk IHHP (5 rekomendasi);
g. Promosi investasi dan fasilitasi peningkatan citra produk IHHP;
h. Pengembangan desain industri furniture kayu dan rotan.
i. Layanan internal (overhead).
12
2) Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Minuman, Hasil Tembakau dan
Bahan Penyegar (Mintemgar) pada Direktorat Mintemgar dengan alokasi
anggaran sebesar Rp 90.551.954.000,- yang digunakan untuk :
a. Pembangunan Pusat Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan
Kakao Terpadu di Batang Jawa Tengah.
b. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) produk
Mintemgar (5 RSNI);
c. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri
(RSKKNI) sektor Mintemgar (1 RSKKNI);
d. Bantuan 5 unit mesin dan/atau peralatan dalam rangka
pengembangan industri Mintemgar;
e. Peningkatan Kemampuan SDM Mintemgar (125 orang);
f. Fasilitasi perusahaan dalam rangka peningkatan citra produk
industri mintemgar.
g. Penyusunan rekomendasi kebijakan terkait iklim usaha dan
peningkatan daya saing industri mintemgar (6 rekomendasi).
h. Layanan internal (overhead).
13
3) Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan
Perikanan (IMHLP) pada Direktorat IMHLP dengan alokasi anggaran
sebesar Rp 28.931.512.000,- yang digunakan untuk :
a. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) produk
IMHLP (8 RSNI);
b. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri
(RSKKNI) sektor IMHLP (3 RSKKNI);
c. Bantuan 3 unit mesin dan/atau peralatan industri pengolahan
rumput laut, industri tepung non gandum dan industri madu;
d. Penyusunan rekomendasi kebijakan terkait iklim usaha dan
peningkatan daya saing IMHLP (2 rekomendasi).
e. Fasilitasi perusahaan dalam rangka peningkatan citra produk IMHLP.
f. Layanan internal (overhead)..
14
4) Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan
Industri Berbasis Agro pada Setditjen Industri Agro dengan alokasi
anggaran sebesar Rp 35.267.738.000,- yang digunakan untuk :
a. Penyusunan Dokumen Perencanaan;
b. Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit Eselon I;
c. Layanan Internal (Overhead);
d. Layanan Perkantoran (Belanja Pegawai dan Belanja Operasional).
15
3. Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia, Tekstil dan Aneka
dengan alokasi anggaran sebesar Rp 125.720.970.000,- yang dilaksanakan oleh
5 (lima) Direktorat sebagai berikut:
1) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka
pada Direktorat Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka dengan alokasi
anggaran sebesar Rp 33.266.297.000,- yang digunakan untuk :
a. Fasilitasi Pusat Logistik Berikat Produk Kapas (Bufferstock Kapas), dan
Pusat Bahan Baku Produk Kulit dan Aksesori (Material Center);
b. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri
(RSKKNI) Tekstil dan Aneka (2 RSKKNI);
c. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Produk industri
Tekstil dan Aneka (12 RSNI); serta
d. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Produk industri
Tekstil dan Aneka (3 SNI Wajib).
e. Gelar Sepatu Kulit dan Fashion;
f. Sertifikasi SDM Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka (550 orang).
16
2) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir pada Direktorat
Industri Kimia Hilir, dengan alokasi anggaran sebesar
Rp 13.875.895.000,- yang digunakan untuk:
a. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri
(RSKKNI) Kimia Hilir (1 RSKKNI);
b. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Produk
industri Kimia Hilir (10 RSNI); serta
c. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Produk industri Kimia
Hilir (2 SNI Wajib).
d. Pelaksanaan pengawasan pemberlakukan SNI Wajib produk industri Kimia
Hilir di perusahaan (5 perusahaan)
e. Sertifikasi SDM Industri Kimia Hilir (100 orang);
f. Branding Produk Industri Kimia Hilir (4 produk); serta
g. Regulasi terkait obat kanker berbasis boron analog kurkumin dan alat
kesehatan penembak neutron untuk merubah Boron menjadi partikel
pembunuh sel kanker.
17
3) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hulu pada Direktorat Industri
Kimia Hulu dengan alokasi anggaran sebesar Rp 15.753.609.000,- yang digunakan
untuk :
a. Revitalisasi / Penumbuhan Industri Pupuk (5 Pabrik Pupuk);
b. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri (RSKKNI)
Kimia Hulu (1 RSKKNI);
c. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Produk industri Kimia
Hulu (6 RSNI);
d. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Produk industri Kimia Hulu (3
SNI Wajib);
e. Fasilitasi Otoritas Nasional Senjata Kimia;
f. Penyusunan Laporan Deklarasi untuk Organisation for the Prohibition of Chemical
Weapons (OPCW);
g. Fasilitasi Pengembangan Industri Pupuk dan Petrokimia di Papua Barat (1
perusahaan yang difasilitasi);
h. Fasilitasi Pembangunan Pabrik Petrokimia di Masela (1 Dokumen FS);
18
j. Fasilitasi Pembangunan Industri Berbasis Gasifikasi Batubara di Kalimantan Timur,
Sumatera Selatan (Muara Enim), dan Lampung (Mesuji) (3 perusahaan yang difasilitasi);
k. Fasilitasi Pembangunan Industri Turunan Amonia berbasis gas di Sulawesi Tengah
(Donggi Senoro) (1 perusahaan yang difasilitasi);
l. Fasilitasi Pembangunan Pabrik Bahan Baku Obat Berbasis Migas (1 perusahaan yang
difasilitasi); serta
m. Sertifikasi SDM Industri Kimia Hulu dengan target 85 orang.
19
4) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Bahan Galian Nonlogam pada
Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam dengan alokasi anggaran
sebesar Rp 11.912.173.000,- yang digunakan untuk :
a. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri
(RSKKNI) Bahan Galian Nonlogam (1 RSKKNI);
b. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Produk
industri Bahan Galian Nonlogam (4 RSNI);
c. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Produk industri
Bahan Galian Nonlogam (2 SNI Wajib);
d. Pelaksanaan pengawasan pemberlakukan SNI Wajib produk industri
Bahan Galian Nonlogam di perusahaan (20 perusahaan);
e. Fasilitasi Penggunaan Zirkon Lokal untuk Bahan Baku Industri Bahan
Galian Non Logam (1 komoditi);
f. Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi SDM Industri Bahan Galian
Nonlogam (40 orang); serta
20
5) Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia,
Tekstil, dan Aneka pada Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil,
dan Aneka (IKTA), dengan alokasi anggaran sebesar Rp 50.912.996.000,- yang
digunakan untuk :
a. Verifikasi dan Sertifikasi TKDN Produk Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (350
sertifikat);
b. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi dan Database Direktorat
Jenderal IKTA (1 data dan informasi);
c. Fasilitasi Bea Masuk ditanggung Pemerintah;
d. Penyusunan Laporan Sistem Tata Kelola Keuangan Ditjen IKTA;
e. Pengembangan kompetensi aparatur dan administrasi kepegawaian Ditjen IKTA
(100 orang dan 1 dokumen);
f. Penyusunan Dokumentasi Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi
Pengembangan Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (10 Dokumen); serta
g. Pemenuhan Sarana dan Prasarana Perkantoran (12 bulan layanan).
h. Pembayaran gaji dan tunjangan pegawai Direktorat Jenderal IKTA;
21
5. Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika sebesar Rp 130.355.734.000,- yang
dilaksanakan oleh 5 (lima) unit Eselon II sebagai berikut :
1) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Martim, Alat Transportasi dan
Alat Pertahanan pada Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Alat Pertahanan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 19.915.964.000,-
yang digunakan untuk :
a. Pengembangan Pusat Desain Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN);
b. Penyusunan kajian kebijakan pembangunan Maintenance, Repair and
Overhaul (MRO)
c. Verifikasi dan sertifikasi TKDN produk industri maritim, alat transportasi
dan alat pertahanan (100 produk);
d. Pelatihan dan sertifikasi SDM industri maritim, alat transportasi dan alat
pertahanan (220 orang);
e. Pembuatan desain kapal nasional (2 desain).
22
2) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Elektronika dan Telematika pada
Direktorat Industri Elektronika dan Telematika dengan alokasi anggaran
sebesar Rp 36.505.671.000,- yang digunakan untuk :
a. Pengembangan pusat riset dan pengembangan produk telematika (1
Pusat Riset)
b. Pengembangan pusat pertumbuhan industri telematika (4 Pusat
Pertumbuhan);
c. Pengembangan infastruktur lab uji dalam rangka pengembangan
industri telepon seluler;
d. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri
(RSKKNI) sektor industri elektronika dan telematika (1 RSKKNI);
e. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Produk
industri elektronika dan telematika (2 RSNI);
f. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Produk industri
elektronika dan telematika (2 SNI Wajib);
23
3) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat mesin
Pertanian pada Direktorat Industri Permesinan dan Alat mesin Pertanian
dengan alokasi anggaran sebesar Rp 21.579.093.000,- yang digunakan
untuk :
a. Pengembangan pusat teknologi industri mesin perkakas dan industri
alat kesehatan (2 Pusat Pengembangan Teknologi);
b. Pelatihan dan sertifikasi SDM industri permesinan dan alat mesin
pertanian (280 orang/ SDM Industri yang disertifikasi);
c. Pelatihan SDM industri permesinan dan alat mesin pertanian berbasis
kompetensi (100 orang/ SDM yang dilatih berbasis kompetensi )
d. Verifikasi dan sertifikasi TKDN produk industri permesinan dan alat
mesin pertanian (150 produk tersertifikasi)
e. Peningkatan kemampuan industri permesinan dan alat mesin pertanian
dalam penerapan SNI Wajib (2 perusahaan);
24
f. Pelaksanaan pengawasan pemberlakukan SNI Wajib produk industri
permesinan dan alat mesin pertanian di perusahaan (2 perusahaan)
g. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri
(RSKKNI) sektor industri permesinan dan alat mesin pertanian (10
RSKKNI);
h. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Produk
industri permesinan dan alat mesin pertanian (8 RSNI);
i. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Produk industri
permesinan dan alat mesin pertanian (3 SNI Wajib).
25
4) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam pada Direktorat Industri
Logam dengan alokasi anggaran sebesar Rp 12.855.984.000,- yang
digunakan untuk :
a. Verifikasi dan sertifikasi TKDN produk industri logam (50 produk
tersertifikasi);
b. Peningkatan kemampuan industri logam dalam penerapan SNI Wajib
(20 perusahaan);
c. Pelaksanaan pengawasan pemberlakukan SNI Wajib produk logam di
perusahaan (15 perusahaan);
d. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri
(RSKKNI) sektor industri logam (1 RSKKNI);
e. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) produk
industri logam (5 RSNI);
f. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib produk industri
logam (3 SNI Wajib).
26
5) Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika pada Sekretariat
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika (ILMATE) dengan alokasi anggaran sebesar
Rp 39.499.022.000,- yang digunakan untuk :
a. Pembayaran gaji dan tunjangan pegawai Direktorat Jenderal ILMATE;
b. Operasional dan pemeliharan kantor;
c. Penyusunan program dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta
pengolahan data dan informasi;
d. Koordinasi penyusunan rekomendasi kebijakan penciptaan iklim usaha
dan iklim investasi yang kondusif
e. Koordinasi penyusunan rekomendasi kerjasama sektor ILMATE;
f. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara (BMN);
g. Pengelolaan kepegawaian Direktorat Jenderal ILMATE; serta
h. Pengadaan peralatan dan faSilitas perkantoran.
27
6. Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah (IKM)
dengan alokasi anggaran sebesar Rp 307.815.805.000,- yang dilaksanakan
oleh 4 (empat) unit Eselon II dengan kegiatan utama sebagai berikut :
a. Fasilitasi Pengembangan Produk untuk 172 IKM melalui fasilitasi
peningkatan kualitas dan desain produk, bahan baku serta sarana
produksi;
b. Fasilitasi peningkatan kemampuan 43 sentra IKM (termasuk
pengembangan e-smart) meliputi sentra IKM Pangan, Barang dari Kayu
dan Furniture; sentra IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan; dan
sentra IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut;
c. Fasilitasi pembangunan wirausaha industri sebanyak 2620 wirausaha
melalui peningkatan kemampuan dan pelatihan wirausaha industri;
d. Restrukturisasi Mesin/Peralatan IKM melalui pemberian bantuan
keringanan harga untuk pembelian mesin peralatan produksi pada 163
IKM;
e. Fasilitasi Informasi Pasar, Promosi dan Pameran untuk 157 IKM;
28
f. Fasilitasi Peningkatan Pelayanan IKM Melalui 11 UPT yakni UPT Pangan,
Barang dari Kayu dan Furniture; UPT Kimia, Sandang, Aneka dan
Kerajinan; dan UPT Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut;
g. Pengembangan industri di daerah melalui mekanisme dekonsentrasi di 34
Propinsi dan 1 BPIPI.
h. Peningkatan kualitas Desain Kemasan dan Produk bagi IKM melalui
Klinik Hak Atas Kekayaan Intelektual IKM serta Klinik Pengembangan
Desain Merek dan Kemasan;
i. Pengembangan Tenaga Penyuluh Lapangan IKM (TPL-IKM) Program
Beasiswa;
j. Peningkatan Mutu dan Standar IKM melalui Penyusunan RSNI, SKKNI
serta pembentukan Sekretariat OVOP;
k. Pengembangan Pembinaan IKM melalui Kerjasama dengan Lembaga
Nasional dan Internasional, Pengembangan Iklim Usaha dan
Kelembagaan, Fasilitasi Pengembangan IKM Melalui Lembaga Pendidikan
Keagamaan serta Fasilitasi Peningkatan Akses Pembiayaan IKM.
29
7. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian
Perindustrian dengan alokasi anggaran sebesar Rp 40.016.227.000,- yang
dilaksanakan oleh 5 (lima) unit eselon II sebagai berikut :
1) Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program
Pengembangan Industri Inspektorat I pada Inspektorat I dengan alokasi
anggaran sebesar Rp 3.112.105.000,- yang digunakan untuk :
a. Layanan Audit Inspektorat I dengan komponen kegiatan meliputi Audit
Kinerja Unit Pusat dan Vertikal Inspektorat I, Audit Pelaksanaan Dana
Dekonsentrasi Perindustrian Inspektorat I, Pengawasan Untuk Tujuan
Tertentu/Riksus Inspektorat I, Audit Tematik Sesuai Kebijakan
Pengawasan (32 layanan);
b. Layanan Reviu Inspektorat I dengan komponen kegiatan meliputi Reviu
Laporan Keuangan dan BMN serta reviu RKAKL (66 layanan);
c. Layanan Monitoring dan Evaluasi Cakupan Tugas Inspektorat I dengan
komponen kegiatan meliputi Laporan Hasil Monitoring Dan Evaluasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Inspektorat I,
dan Monitoring dan Evaluasi implementasi RIPIN dibidang
pengembangan SDM industri (2 Layanan);
d. Layanan Manajemen Pengawasan Inspektorat I (2 layanan);
e. Laporan Penganggaran dan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat I (12
layanan).
30
2) Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program
Pengembangan Industri Inspektorat II pada Inspektorat II dengan alokasi
anggaran sebesar Rp 3.285.926.000,- yang digunakan untuk :
a. Layanan Audit Inspektorat II dengan komponen kegiatan meliputi Audit
Kinerja Unit Pusat dan Vertikal Inspektorat II, Audit Pelaksanaan Dana
Dekonsentrasi Perindustrian Inspektorat II, Pengawasan Untuk Tujuan
Tertentu/Riksus Inspektorat II, Audit Tematik Sesuai Kebijakan
Pengawasan (32 layanan);
b. Layanan Reviu Inspektorat II dengan komponen kegiatan meliputi Reviu
Laporan Keuangan dan BMN serta reviu RKAKL (58 layanan);
c. Layanan Monitoring dan Evaluasi Cakupan Tugas Inspektorat II dengan
komponen kegiatan meliputi Laporan Hasil Monitoring Dan Evaluasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Inspektorat II, dan
Monitoring dan Evaluasi SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) di
Lingkungan Kemenperin (2 Layanan);
d. Layanan Manajemen Pengawasan Inspektorat II (2 layanan);
e. Laporan Penganggaran dan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat II (12
layanan).
31
3) Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program
Pengembangan Industri Inspektorat III pada Inspektorat III dengan alokasi
anggaran sebesar Rp 3.131.422.000,- yang digunakan untuk :
a. Layanan Audit Inspektorat III dengan komponen kegiatan meliputi Audit
Kinerja Unit Pusat dan Vertikal Inspektorat III, Audit Pelaksanaan Dana
Dekonsentrasi Perindustrian Inspektorat III, Pengawasan Untuk Tujuan
Tertentu/Riksus Inspektorat III, Audit Tematik Sesuai Kebijakan
Pengawasan (32 layanan);
b. Layanan Reviu Inspektorat III dengan komponen kegiatan meliputi Reviu
Laporan Keuangan dan BMN serta reviu RKAKL (62 layanan);
c. Layanan Monitoring dan Evaluasi Cakupan Tugas Inspektorat III dengan
komponen kegiatan meliputi Laporan Hasil Monitoring Dan Evaluasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Inspektorat III,
dan Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Pengembangan
Kawasan Industri (2 Layanan);
d. Layanan Manajemen Pengawasan Inspektorat III (2 layanan);
e. Laporan Penganggaran dan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat III (12
layanan).
32
4) Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program
Pengembangan Industri Inspektorat IV pada Inspektorat IV dengan alokasi
anggaran sebesar Rp 3.183.581.000,- untuk kegiatan utama meliputi :
a. Layanan Audit Inspektorat IV dengan komponen kegiatan meliputi Audit
Kinerja Unit Pusat dan Vertikal Inspektorat IV, Audit Pelaksanaan Dana
Dekonsentrasi Perindustrian Inspektorat IV, Pengawasan Untuk Tujuan
Tertentu/Riksus Inspektorat IV, Audit Tematik Sesuai Kebijakan Pengawasan
(32 layanan);
b. Layanan Reviu Inspektorat IV dengan komponen kegiatan meliputi Reviu
Laporan Keuangan dan BMN serta reviu RKAKL (62 layanan);
c. Layanan Monitoring dan Evaluasi Cakupan Tugas Inspektorat IV dengan
komponen kegiatan meliputi Laporan Hasil Monitoring Dan Evaluasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Inspektorat IV, dan
Monitoring dan Evaluasi Pemberian & Penerapan Rekomendasi Bidang
Otomotif (2 Layanan);
d. Layanan Manajemen Pengawasan Inspektorat IV (2 layanan);
e. Laporan Penganggaran dan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat IV (12
layanan).
33
5) Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil
Pengawasan Serta Dukungan Teknis Inspektorat Lainnya Inspektorat Jenderal
pada Sekretariat Inspektorat Jenderal dengan alokasi anggaran sebesar
Rp 27.303.193.000,- yang digunakan untuk :
a. Layanan pemantauan evaluasi dan pelaporan hasil pengawasan dengan
komponen kegiatan meliputi pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan,
analisa hasil pengawasan (97 Laporan);
b. Layanan Norma Standar/Pedoman/Ketentuan Pengawasan meliputi
penyusunan SOP dan penyusunan pedoman dan kebijakan (3 layanan);
c. Layanan dukungan pengawasan dan pelaksanaan tugas pengawasan lainnya
meliputi layanan pembinaan, pengawasan, dan pelayanan (1 Layanan);
d. Layanan dukungan manajemen Eselon I meliputi layanan dokumen
perencanaan dan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (17
Layanan);
e. Layanan internal berupa layanan pengadaan fasilitas perkantoran (1
layanan)
f. Layanan perkantoran berupa layanan gaji dan tunjangan serta operasional
perkantoran (12 bulan layanan).
34
8. Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri sebesar
Rp. 552.468.929.000,-. (sumber pendanaan Rupiah Murni (RM) sebesar
Rp. 396.800.545.000,- dan PNBP/BLU sebesar Rp. 155.668.384.000,-) yang
kemudian dijabarkan dalam 16 (enam belas) kegiatan dan dilaksanakan oleh 5 (lima)
unit eselon II Pusat, 11 (sebelas) unit Balai Besar Industri, 11 (sebelas) unit Balai Riset
dan Standardisasi Industri dan 1 (satu) unit Balai Sertifikasi Industri, dengan kegiatan
sebagai berikut :
1) Pengkajian Kebijakan Iklim dan Usaha Industri, oleh Pusat Litbang Kebijakan
Dan Iklim Usaha Industri dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 5.265.748.000,-
yang digunakan untuk :
a. Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Perpajakan Sektor Industri
(1 rekomendasi);
b. Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Tarif Sektor Industri (1 rekomendasi);
c. Partisipasi Aktif Pusat PKIUI pada Fora Kerjasama Internasional (1 dokumen);
d. Litbang/Pengkajian Manfaat Kebijakan P3DN dalam rangka penguatan struktur
(1 dokumen);
e. Pengkajian dan Penyusunan Rekomendasi Tentang Peraturan/Kebijakan
menyangkut Perwilayahan / Kawasan Industri (1 rekomendasi);
f. Diseminasi Kebijakan Iklim Usaha Sektor Industri terkait Sektoral dan
Perwilayahan (1 Kebijakan);
g. Konsultasi Publik Dalam Pengembangan Fasilitas Sektor Industri (2
Konsultasi);
35
h. Litbang/Pengkajian Harmonisasi Kebijakan Sektor Industri Logam
dan Mesin (Target 1 dokumen);
i. Litbang/Pengkajian Harmonisasi Kebijakan Sektor Industri Alat
Transportasi dan Elektronika (Target 1 dokumen);
j. Pemanfaatan kebijakan nonfiskal dalam rangka peningkatan
ekspor produk industri (Target 1 dokumen);
k. Penyusunan rekomendasi kebijakan nonfiskal sektor industri
(Target 1 rekomendasi);
l. Penyusunan kebijakan objek vital nasional sektor industri (OVNI)
(Target 1 rekomendasi).
36
2) Perencanaan kebijakan standardisasi industri, oleh Pusat
Standardisasi Industri dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 7.585.945.000,- yang digunakan untuk:
a. Perumusan RSNI, ST dan/atau PTC (80 Standar);
b. Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK)
dalam rangka SNI, ST dan/atau PTC secara wajib (70 LPK);
c. Penyidikan Standardisasi Industri (2 Laporan);
d. Penyusunan Regulasi Teknis Terkait Standar (10 Regulasi dan 5
Skema Sertifikasi);
e. Kerjasama standardisasi nasional dan internasional (3 Laporan);
f. Kajian terkait Standardisasi Industri (2 Kajian);
g. SDM di bidang Standardisasi Industri (30 Orang).
37
3) Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup, oleh Pusat Litbang
Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 6.079.391.000,- yang digunakan untuk :
a. Penyusunan Standar Industri Hijau (2 Standar);
b. Bantuan Sertifikasi Industri Hijau (5 Industri);
c. Implementasi Konservasi dan Diversifikasi Energi Sektor Industri
(3 Industri);
d. Kajian Pengelolaan Air di Sektor Industri (2 industri);
e. Monitoring dan Pelatihan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
(75 Industri);
f. Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor Industri
(1 Pedoman);
g. Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) dalam
rangka penurunan emisi GRK di Sektor industri (2 Industri);
h. Bimbingan Teknis Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Sektor
Industri (50 Industri);
i. Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam rangka penerapan
Konvensi Minamata di sektor industri (1 Rencana Aksi Nasional).
38
4) Perencanaan, Pelaporan dan pendukung operasional BPPI oleh
Sekretariat Badan Pengembangan Teknologi Dan Kebijakan
Industri dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 38.281.302.000,- yang
digunakan untuk :
a. Pembayaran Gaji dan tunjangan;
b. Pembayaran Remunerasi;
c. Rintisan Gelar S-3;
d. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran;
e. Perencanaan, pelaksanaan dan monev program dan kerjasama;
f. Pembinaan dan tindak lanjut keuangan;
g. Publikasi Produk dan Penyuluhan Riset Industri;
h. Pembinaan SDM Fungsional dan Struktural.
39
5) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual, oleh
Pusat Litbang Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 6.377.991.000,- yang digunakan untuk :
a. Percepatan Pemanfaatan Teknologi melalui Program DAPATI
(3 Teknologi);
b. Expo Inovasi Teknologi (3 Balai/Industri);
c. Intermediasi Hasil Litbang (2 MoU);
d. Penguatan Infrastruktur Kegiatan Litbang Teknologi Industri dan Kekayaan
Intelektual (1 paket);
e. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri (1 Laporan);
f. Pengukuran Hasil Litbang Balai Besar dan Baristand Industri
(6 Penghargaan);
g. Bimbingan dan Penerapan HKI pada Litbang Balai Besar dan Baristand Industri
(5 Paten/Merk/Desain);
h. Operasional Kegiatan Pusat Manajemen HKI Kementerian Perindustrian (30
Orang);
i. Paten Mapping Industri Prioritas (2 Komoditi Prioritas);
j. Peningkatan Komersialisasi Kekayaan Intelektual (4 Proses Kekayaan
Intelektual);
k. Penyusunan Rancangan Peraturan Pelaksanaan UU tentang Perindustrian
terkait Teknologi Industri (2 Draft RPP);
40
l. Tingkat Kesiapterapan Manufaktur (Manufacturing Readiness Level)
(1 Laporan);
m. Perumusan Kebijakan dan Evaluasi Program Prioritas Litbang
Industri (1 Laporan);
n. Kebijakan Penerapan Teknologi Industri (1 Laporan);
o. Evaluasi Kinerja Teknologi Industri Nasional (1 Laporan);
p. Penerapan Teknologi pada Rancang Bangun Industri (1 Rancang
Bangun).
41
6) Penelitian dan Pengembangan Teknologi, oleh 11 (sebelas) Balai Besar
Industri dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 313.582.194.000,-
(sumber pendanaan Rupiah Murni (RM) sebesar Rp. 211.675.108.000,-
dan PNBP/BLU sebesar Rp. 101.907.086.000,-) yang digunakan untuk :
a. Penelitian dan pengembangan industri sebanyak 74 litbang di 11
(sebelas) Balai Besar;
b. Jasa pelayanan teknis berupa Sertifikasi Sistem Mutu dan Produk,
Pengujian Produk Industri, Pengujian Pencemaran Udara, Kalibrasi
Alat Inspeksi, Penerbitan SPPT – SNI dengan rincian :
i. Jumlah Layanan (Industri,instansi/pemerintah/swasta,
perorangan) yang diberikan (31.927 layanan);
ii. Jumlah sampel pengujian yang diterima (75.923 sampel);
iii. Jumlah sertifikat SPPT SNI yang diterbitkan (1.686 sertifikat).
42
7) Riset dan standardisasi Bidang Industri, oleh 11 (sebelas) Balai Riset
dan Standardisasi Industri dan 1 (satu) Balai Sertifikasi Industri
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 175.296.358.000,- (sumber
pendanaan Rupiah Murni (RM) sebesar Rp. 121.535.060.000,- dan
PNBP/BLU sebesar Rp. 53.761.298.000,- yang digunakan untuk :
a. Penelitian dan pengembangan industri sebanyak 87 litbang di 11
(sebelas) Baristand Industri;
b. Jasa pelayanan teknis berupa Sertifikasi Sistem Mutu dan Produk,
Pengujian Produk Industri, Pengujian Pencemaran Udara, Kalibrasi
Alat Inspeksi, Penerbitan SPPT – SNI, Sertifikasi Industri dengan
rincian :
i. Jumlah Layanan (Industri,instansi/pemerintah/swasta,
perorangan) yang diberikan (3.706 layanan)
ii. Jumlah sampel pengujian yang diterima (39.880 sampel)
iii. Jumlah sertifikat SPPT SNI yang diterbitkan (337 sertifikat)
43
9. Program Pengembangan Perwilayahan Industri dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 490.265.976.000 ,- yang dilaksanakan oleh 4 (empat) unit Eselon II sebagai
berikut :
1) Pengembangan Wilayah Industri I (Papua, Maluku, dan Sulawesi) pada
Direktorat Pengembangan Wilayah Industri I dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 272.229.492.000,- yang digunakan untuk:
a. Pembangunan Fasilitas Penunjang pada Kawasan Industri Prioritas Nasional
di Wilayah I dengan target memfasilitasi pembangunan fasilitas penunjang di
5 (lima) Kawasan Industri Prioritas Nasional, yaitu :
i. Kawasan Industri (KI) Morowali:
• Pembangunan politeknik Kawasan Industri Morowali Tahap II
meliputi gedung Rektorat 2 lt (897 m2), gedung Pusat Inovasi 2 lt
(1.083 m2), gedung Laboratorium (480 m2), gedung perpustakaan 3
lt (1.016 m2), power house (128,4 m2) dan Tahap III meliputi gedung
Auditorium (1665,6 m2), Rumah Dosen (500 m2), penambahan
ruang kelas (1000 m2), Guest House (500 m2);
• Pembangunan water treatment plant (WTP) untuk Komplek
Politeknik di Kawasan Industri Morowali 5 liter/detik;
• Pengadaan peralatan Laboratorium (Kimia, Fisika, Listrik dan
Instrumen, Komputer dan Bahasa) di Kawasan Industri Morowali.
44
ii. Kawasan Industri (KI) Bantaeng :
• Pembangunan Akademi Komunitas (Politeknik) di Kawasan
Industri Bantaeng meliputi gedung Rektorat (1207 m2), gedung
Akademik (1971 m2), Aula (894 m2), perpustakaan dan Lab
Bahasa (644 m2), Workshop (1009,5 m2) dan Tahap II meliputi
Rumah Dinas (1248 m2), Pagar Keliling untuk luasan 3,4 Ha (900
m), Penambahan Ruang Kelas (621,25 m2), Ruang Serbaguna
(900 m2), Laboratorium Dasar (489 m2);
• Pengadaan peralatan Perkantoran dan Pendidikan di Kawasan
Industri Morowali dan Kawasan Industri Bantaeng;
• Pengadaan peralatan Workshop Akademi Komunitas di Kawasan
Industri Bantaeng;
• Perencanaan pembangunan WWTP/IPAL dan WTP/IPAB di
Kawasan Industri Bantaeng;
45
iii. Kawasan Industri (KI) Bitung :
• Pengadaan peralatan perkantoran di Kawasan Industri Bitung;
• Pembangunan Gerbang masuk, Pos Jaga, dan Instalasi Lampu
Jalan di Kawasan Industri Bitung;
• perencanaan WTP/IPAB dan jaringan air bersih di Kawasan
Industri Bitung.
iv. Kawasan Industri (KI) Palu :
• Pengadaan peralatan perkantoran di Kawasan Industri Palu;
• Pembangunan pagar, lansekap dan kelengkapan interior gedung
kantor Pengelola Kawasan Industri Palu
• Operasional Pusat Inovasi Rotan Nasional (PIRNas) Palu dalam
Rangka Pengembangan Industri Rotan
v. Kawasan Industri (KI) Teluk Bintuni :
• Perencanaan pembangunan Politeknik Petrokimia dan gas di teluk
Bintuni
46
b. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengembangan Wilayah Pusat
Pertumbuhan Industri (WPPI) di Wilayah I dengan target tersusunnya 1
Dokumen Perencanaan WPPI di Sulawesi Tengah;
c. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Sentra IKM di
Wilayah I dengan target tersusunnya 2 Dokumen Perencanaan Pola
Pembangunan Sentra IKM di Kab. Buton dan Kab. Merauke.
d. Forum Percepatan Pembangunan Kawasan Industri, Manajemen
Konstruksi, Koordinasi Pembangunan Kawasan Industri, WPPI, dan
Sentra IKM
47
2) Pengembangan Wilayah Industri II (Sumatera dan Kalimantan) pada Direktorat
Pengembangan Wilayah Industri II dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 148.446.300.000,- yang digunakan untuk:
a. Pembangunan Fasilitas Penunjang pada Kawasan Industri Prioritas Nasional di
Wilayah II dengan target memfasilitasi pembangunan fasilitas penunjang di 2
(dua) Kawasan Industri Prioritas Nasional, yaitu :
i. Pembangunan dan Pengadaan Peralatan Penunjang Infrastruktur Kawasan
Industri Sei Mangkei (antara lain: pigging system, perlengkapan jalur
kereta api, crane, fork lift, dll)
ii. Perencanaan dan Pembangunan Politeknik Pendukung Industri di
Kawasan Industri Batulicin;
iii. Perencanaan Pembangunan Politeknik/Akademi Komunitas Pendukung
Industri di Kawasan Industri Sei Mangkei dan Kawasan Industri Dumai;
b. Pembangunan Sentra IKM di Wilayah II dengan target 1 Sentra IKM di Kab.
Seruyan;
c. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Sentra IKM di Wilayah II
dengan target Tersusunnya 7 Dokumen Perencanaan Pembangunan (Pola
Pengembangan dan DED) Sentra IKM di Kab. Aceh Besar, Kab. Aceh Selatan,
Kab. Pesisir Selatan, Kab. Kep. Anambas, Kab. Kep. Meranti, Kab. Sanggau,
Kab. Dharmasraya.
48
d. Rekomendasi Kebijakan Peningkatan Iklim Usaha Dan Kerjasama
Pengembangan Perwilayahan Industri dengan target 1 (satu) rekomendasi
kebijakan peningkatan iklim usaha dan kerjasama pengembangan
perwilayahan industri berupa Kaji Tindak Penanganan Permasalahan
Pengembangan Perwilayahan Industri;
e. Penyusunan Rencana Kebutuhan Infrastruktur Industri di WPPI Wilayah
Sumatera dan Kalimantan dengan target 1 (satu) dokumen;
f. Penyusunan Review Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri di
Sumatera dengan target 1 (satu) dokumen.
g. Manajemen Konstruksi, Koordinasi Pembangunan Kawasan Industri, WPPI,
dan Sentra IKM
49
3) Pengembangan Wilayah Industri III (Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) pada
Direktorat Pengembangan Wilayah Industri III dengan alokasi anggaran sebesar
Rp 34.431.667.000,- yang digunakan untuk:
a. Pembangunan Sentra IKM di Wilayah III dengan target terbangunnya 1 Sentra IKM di Kab.
Sumbawa;
b. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Bahan Koordinasi Pengembangan Wilayah Pusat
Pertumbuhan Industri (WPPI) di Wilayah III dengan target Tersusunnya 4 Dokumen
Perencanaan Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) di Banten dan
Jawa Tengah berupa:
i. Penyusunan Dokumen Perencanaan Dokumen Kebutuhan Logistik di Banten;
ii. Penyusunan Dokumen Perencanaan Dokumen Kebutuhan Air, Energi, SDM dan
Teknologi di Banten;
iii. Penyusunan Dokumen Perencanaan Dokumen Kebutuhan Logistik di Jawa Tengah;
iv. Penyusunan Dokumen Perencanaan Dokumen Kebutuhan Air, Energi, SDM dan
Teknologi di Jawa Tengah.
c. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri di
Wilayah III dengan target tersusunnya 11 Dokumen Perencanaan Pengembangan Kawasan
Peruntukan Industi (KPI) di Jawa (Kota Cilegon, Kab. Bogor, Kab. Majalengka, Kota
Mojokerto, Kab. Mojokerto, Kab. Bangkalan dan Kab. Banyuwangi), Bali (Kab. Gianyar dan
Kab. Jimbrana), dan Nusa Tenggara Barat (Kab. Bima dan Kab. Dompu);
50
d. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan kawasan industri
prioritas lainnya Wilayah III dengan target Tersusunnya 7 Dokumen
Perencanaan Pembangunan Kawasan Industri (KI) di Jawa dan Nusa
Tenggara:
i. Penyusunan DED Kawasan Industri Bolok di Kupang - Nusa Tenggara
Timur;
ii. Penyusunan Rencana Pembangunan Akademi Komunitas Pendukung
Kawasan Industri Gresik, Kendal dan Serang;
iii. Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Garut, Indramayu dan
Madiun.
e. Penyusunan Dokumen perencanaan pembangunan sentra IKM di Wilayah III
dengan target tersusunnya 4 Dokumen Perencanaan Penyusunan
Pembangunan Sentra IKM di Wilayah Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur:
i. Penyusunan Pola Pengembangan Sentra IKM di Kab. Belu, Kab. Rote
Ndao, dan Kab. Lombok Tengah; ;
ii. Penyusunan DED Sentra IKM di Kota Surakarta.
f. Koordinasi Pembangunan Kawasan Industri, WPPI, dan Sentra IKM
51
4) Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Perwilayahan Industri pada
Sekretariat Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri dengan alokasi
anggaran sebesar Rp 35.158.517.000,- yang digunakan untuk:
a. Penyusunan Dokumen Kebijakan Perwilayahan Industri dengan target 4
(empat) dokumen;
b. Rekomendasi Peningkatan Iklim Usaha dan Kerjasama Pengembangan
Perwilayahan Industri dengan target 15 dokumen rekomendasi;
c. Operasional dan Pemeliharaan Kantor dengan target 1 (satu) layanan;
d. Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit berupa koordinasi
penyusunan program, monitoring dan evaluasi, updating data, pengembangan
manajemen keuangan, implementasi SAK dan BMN, penataan manajemen
kepegawaian dan SDM dengan target 1 (satu) layanan;
e. Layanan Perkantoran yang mencakup pemberian gaji dan tunjangan serta
operasional rutin dengan target 1 (satu) layanan.
52
10.Program Peningkatan Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri
Internasional dengan alokasi anggaran sebesar Rp 47.892.571.000,- yang
dilaksanakan oleh 4 (empat) unit eselon II sebagai berikut :
1) Peningkatan Ketahanan Industri pada Direktorat Ketahanan Industri
dengan alokasi anggaran sebesar Rp 5.790.170.000,- yang digunakan
untuk:
a. Data Olahan Informasi Pengamanan dan Penyelamatan Industri
sebanyak 6 modul;
b. Rekomendasi Pengamanan Industri Dalam Negeri dari Dampak
Kebijakan sebanyak 2 rekomendasi;
c. Kebijakan Pengamanan Industri Dalam Negeri sebanyak 1 rekomendasi
kebijakan;
d. Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit Eselon II sebanyak 7
dokumen (program, keuangan dan evaluasi).
53
2) Pengembangan Akses Sumber Daya Industri Internasional pada Direktorat
Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional dengan alokasi
Rp. 10.193.302.000,- yang digunakan untuk :
a. Kebijakan terkait Akses Sumber Daya Industri Internasional dan Jaringan
Produksi Global (2 rumusan kebijakan);
b. Kesepakatan internasional terkait Akses Sumber Daya Industri
Internasional dan Jaringan Produksi Global (2 kesepakatan);
c. Rumusan kebijakan terkait Peningkatan Peluang Investasi Sektor Industri (1
dokumen);
d. Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit Eselon II (7 dokumen).
3) Pengembangan Akses Pasar Industri Internasional pada Direktorat Akses
Pengembangan Industri Internasional dengan alokasi
Rp. 6.276.319.000,- yang digunakan untuk :
a. Dokumen Persidangan terkait Sektor Industri pada Fora Bilateral, Regional
dan Multilateral (16 bahan persidangan / posisi runding);
b. Dokumen Kajian Perjanjian Internasional terkait Sektor Industri (1 Kajian);
c. Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit Eselon II (7 dokumen).
54
4) Peningkatan Koordinasi dan Fasilitasi Ketahanan dan Pengembangan
Akses Industri Internasional pada Sekretariat Ditjen Ketahanan dan
Pengembangan Akses Industri Internasional dengan alokasi
Rp. 25.632.780.000,- yang digunakan untuk :
a. Pembayaran gaji dan tunjangan pegawai Direktorat Jenderal KPAII;
b. Operasional dan pemeliharan kantor;
c. Penyusunan program dan anggaran;
d. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara (BMN);
e. Pengelolaan kepegawaian Direktorat Jenderal KPAII; serta
f. Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran.