rincian program dan kegiatan kementerian …

54
1 RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

1

RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

Page 2: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

2

1. Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen

Kementerian Perindustrian dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.941.608.078.000,- yang dilaksanakan oleh 6 (enam) biro dan 2 (dua)

pusat serta 25 satker unit pendidikan dan Balai Diklat Industri (BDI) sebagai

berikut:

1) Peningkatan Pelayanan Hukum dan Penataan organisasi pada Biro Hukum

dan organisasi dengan alokasi anggaran sebesar

Rp 9.542.404.000,- yang digunakan untuk:

a. Penyelenggaraan Layanan Hukum, meliputi : Layanan Peraturan

Perundang-undangan, Layanan Evaluasi Produk Hukum dan Instrumen

Hukum Lainnya, Pembinaan Hukum, Layanan Advokasi Hukum, dan

Layanan Informasi dan Publikasi Hukum;

b. Layanan Manajemen Organisasi.

Page 3: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

3

2) Pelayanan Administrasi dan Manajemen Perkantoran Berbasis Teknologi pada Biro

Umum dengan alokasi anggaran sebesar Rp 40.347.338.000,- yang digunakan untuk:

a. Layanan Ketatauasahaan Pimpinan;

b. Layanan Keprotokoleran;

c. Layanan Manajemen BMN;

d. Layanan Persuratan dan Kearsipan Kementerian;

e. Layanan Pengadaan Barang dan/jasa Kementerian;

f. Layanan Pengelolaan Sarana dan Prasarana;

g. Layanan Kesehatan Pegawai.

3) Pengembangan SDM Aparatur pada Biro Kepegawaian dengan alokasi anggaran sebesar

Rp 11.733.706.000,- yang digunakan untuk :

a. Penyelenggaraan Layanan Manajemen SDM Kementerian Perindustrian, meliputi

rekruitmen pegawai dan pejabat tinggi, rekruitmen TPL Industri, layanan

administrasi kepegawaian, pengembangan kompetensi dan karir, dan manajemen

kinerja pegawai.

4) Peningkatan Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang Milik Negara yang Profesional

pada Biro Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 137.151.283.000,- yang

digunakan untuk :

a. Pembayaran gaji pegawai di lingkungan Biro-Biro Pusat dan tunjangan kinerja

pegawai lingkungan Biro-Biro Pusat, Pusdiklat Pusat dan Daerah;

b. Layanan Manajemen Keuangan dan BMN

Page 4: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

4

5) Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Pelaporan pada Biro

Perencanaan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 20.747.623.000,-

yang digunakan untuk:

a. Penyusunan Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran;

b. Penyusunan Dokumen Rencana Kerja (Renja) Pembangunan Industri;

c. Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Industri Lintas

Sektoral;

d. Penyusunan Dokumen Rencana Program Dekon, TP dan DAK;

e. Penyusunan Dokumen Rencana Kerja (Renja) Pembangunan Industri

Daerah;

f. Penyusunan Dokumen Rencana Dukungan Sumberdaya, Investasi,

dan Sarana-Prasarana Industri;

g. Penyelenggaraan Layanan Pemantauan dan Evaluasi;

h. Peningkatan Kompetensi SDM Perencanaan; serta

Staf Ahli dan Staf Khusus Menteri

a. Penyusunan Dokumen Pengkajian, Pemetaan Dan Pemantauan

Teknologi Proses, Produksi Dan Manufaktur.

Page 5: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

5

6) Pembangunan Sistem Informasi Industri yang Terintegrasi dan Handal

pada Pusat Data dan Informasi dengan alokasi anggaran sebesar

Rp 26.670.446.000,- yang digunakan untuk :

a. Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS);

b. Pengembangan Database (Data Perusahaan Industri, Data Kawasan

Industri, Data Peluang Pasar dan Data Teknologi Industri);

c. Analisis dan Penyajian Data Industri (Pengembangan Industri,

Perkembangan dan Peluang Pasar, Perkembangan Teknologi Industri,

Perkembangan Investasi Industri, Perkembangan Perwilayahan

Industri, Sarana dan Prasarana Industri dan Peta Tematik);

d. Pengembangan Aplikasi e-goverment;

e. Pelaksanaan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE);

f. Koordinasi Sekretariat POKJA TimNas P3DN;

g. Pengadaan perangkat keras, perangkat lunak dan pengembangan data

center dan Jaringan; serta

h. Gaji dan operasional perkantoran.

Page 6: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

6

7) Peningkatan Pengelolaan Kehumasan pada Biro Hubungan Masyarakat,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp 37.507.452.000,- yang digunakan

untuk:

a. Pengembangan Layanan Informasi Publik Kementerian;

b. Pengembangan Layanan Kehumasan Kementerian;

c. Pengembangan SDM Pengelola kehumasan Kementerian;

d. Peningkatan sosialisasi penggunaan produk dalam negeri; serta

e. Penyelenggaraan Unit Pelayanan Publik (UP2) Kementerian

Perindustrian.

f. Gaji dan operasional perkantoran

8) Peningkatan kualitas SDM Industri pada Pusdiklat Industri dan 7 Balai

Diklat Industri dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 221.155.321.000,- yang digunakan untuk :

a. Pembangunan Infrastruktur Kompetensi SDM Industri

(20 RSKKNI, 20 LSP dan TUK, 400 Asesor Kompetensi);

b. Penyelenggaraan pelatihan, sertifikasi dan penempatan (Diklat 3 in

1) calon tenaga kerja industri untuk sektor industri prioritas

sebanyak 21.500 calon tenaga kerja;

Page 7: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

7

c. Penyediaan pembina industri yang memiliki kompetensi teknis

bidang industri melalui rintisan Gelar S3, S2 dan S1 (100 Orang);

d. Penyediaan pembina industri yang memiliki kompetensi teknis

bidang industri melalui Diklat Penjenjangan dan Diklat Teknis

Industri untuk 425 Orang;

e. Pengadaan peralatan dan mesin untuk pelatihan berbasis

kompetensi dan inkubator bisnis di balai pelatihan industri

meliputi: peralatan dan mesin pengolahan kelapa sawit, peralatan

desain bordir, peralatan pola dan desain garmen;

f. Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja Industri (3.000 Orang);

g. Penyediaan tenaga kerja siap pakai melalui Pelatihan, Sertifikasi

dan Penempatan (3 in 1) calon tenaga kerja industri untuk sektor

industri ferronikel di KI Bantaeng dan KI Morowali, serta industri

pengolahan sawit di KI Sei Mangke sebanyak 500 Orang.

Page 8: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

8

9) Peningkatan kualitas Pendidikan Vokasi Industri pada Pusdiklat Industri dan

18 Satker Pendidikan yang terdiri dari pendidikan menengah kejuruan (9

satker), pendidikan tinggi (8 satker), akademi komunitas TPT (1 satker) dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 436.752.505.000,- yang digunakan untuk :

a. Penyediaan SDM Industri Terampil yang Kompeten dan Siap Kerja melalui

Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan Industri di 9 SMK Berbasis

Spesialisasi dan Kompetensi (6.435 Orang);

b. Penyediaan SDM Industri Ahli Madya yang Kompeten dan Siap Kerja

melalui Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Vokasi di 8 Politeknik Industri

Berbasis Spesialisasi dan Kompetensi (10.939 Orang);

c. Peningkatan akreditasi lembaga pendidikan vokasi industri berbasis

kompetensi untuk 24 Program Studi;

d. Peningkatan kelembagaan Pendidikan Vokasi Industri berbasis kompetensi

melalui 10 penelitian dan 10 implementasi kerjasama pendidikan;

e. Peningkatan kelembagaan Pendidikan Vokasi Industri berbasis kompetensi

melalui pengembangan Production Based Training (PBT) untuk 8 Program

Studi;

f. Peningkatan Kompetensi 500 Tenaga Pendidik (Guru dan Dosen);

g. Penyediaan calon wirausaha industri baru melalui Pendidikan TPL di 8

Politeknik Industri Berbasis Spesialisasi dan Kompetensi (150 Orang);

Page 9: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

9

h. Renovasi gedung dan lahan pendidikan vokasi Industri berbasis kompetensi

antara lain di SMTI Banda Aceh, STTT Bandung, AKA Bogor, ATK

Yogyakarta, SMAK Bogor, SMAK Padang, SMTI Yogyakarta, SMTI Lampung,

ATI Makassar, ATI Padang, dan SMTI Jakarta;

i. Pembangunan gedung pendidikan politeknik furniture di Semarang;

j. Peningkatan sarana Workshop, Laboratorium dan TUK untuk Akademi

Komunitas Industri berbasis kompetensi di Kawasan Industri di Bantaeng

dan Banten;

k. Penyediaan SDM Industri (D1) yang Kompeten dan Siap Kerja melalui

pendidikan Diploma 1 di KI Landak, KI Sei Mangkei, dan KI Cilegon

sebanyak 160 Orang;

l. Penyediaan SDM Industri Ahli Madya (D3) yang Kompeten dan Siap Kerja

melalui Pendidikan Politeknik Industri di Morowali dan Politeknik/Akademi

Komunitas Industri di Bantaeng sebanyak 300 Orang;

m. Penyediaan SDM Industri Ahli Muda (D2) yang Kompeten dan Siap Kerja

melalui Pendidikan Akademi Komunitas Industri Solo sebanyak 270 Orang;

n. Penyediaan SDM Industri Ahli Muda yang Kompeten dan Siap Kerja melalui

program pendidikan D1 dan D2 meliputi Kimia Analis, logistik, Perawatan

Mesin, Teknik Listrik dan Instalasi,Instrumentasi dan Kontrol,Teknik Kimia

Logam, Alas Kaki, dan Kimia Industri (370 Orang).

Page 10: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

10

2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Kementerian

Perindustrian dengan alokasi anggaran sebesar Rp 10.041.781.000,-

Kegiatan yang dilakukan adalah Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan,

Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kerja pada Biro

Umum dengan alokasi anggaran sebesar Rp 10.041.781.000,- yang

digunakan untuk :

a. Pengadaan perlengkapan kerja, kendaraan bermotor, peralatan dan

fasilitas pendukung gedung;

b. Pemeliharaan dan renovasi gedung dan bangunan; serta

c. Pemeliharaan sarana/perlengkapan kesehatan.

Page 11: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

11

3. Program di Direktorat Jenderal Industri Agro adalah Program Penumbuhan

dan Pengembangan Industri Berbasis Agro, dengan alokasi anggaran tahun

2017 sebesar Rp 181.700.928.000,- yang dilaksanakan untuk membiayai 4

(empat) kegiatan sebagai berikut:

1) Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan (IHHP)

pada Direktorat IHHP dengan alokasi anggaran sebesar

Rp 26.949.724.000,- yang digunakan untuk:

a. Pembangunan industri aspal karet melalui produksi aditif aspal karet,

penyusunan payung hukum dan persyaratan teknis;

b. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) produk IHHP

(15 RSNI);

c. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri

(RSKKNI) sektor IHHP (2 RSKKNI);

d. Bantuan mesin dan/atau peralatan untuk industri pengolahan kayu;

e. Pelatihan dan sertifikasi SKKNI SDM IHHP (150 orang);

f. Penyusunan rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong investasi

dan daya saing produk IHHP (5 rekomendasi);

g. Promosi investasi dan fasilitasi peningkatan citra produk IHHP;

h. Pengembangan desain industri furniture kayu dan rotan.

i. Layanan internal (overhead).

Page 12: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

12

2) Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Minuman, Hasil Tembakau dan

Bahan Penyegar (Mintemgar) pada Direktorat Mintemgar dengan alokasi

anggaran sebesar Rp 90.551.954.000,- yang digunakan untuk :

a. Pembangunan Pusat Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan

Kakao Terpadu di Batang Jawa Tengah.

b. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) produk

Mintemgar (5 RSNI);

c. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri

(RSKKNI) sektor Mintemgar (1 RSKKNI);

d. Bantuan 5 unit mesin dan/atau peralatan dalam rangka

pengembangan industri Mintemgar;

e. Peningkatan Kemampuan SDM Mintemgar (125 orang);

f. Fasilitasi perusahaan dalam rangka peningkatan citra produk

industri mintemgar.

g. Penyusunan rekomendasi kebijakan terkait iklim usaha dan

peningkatan daya saing industri mintemgar (6 rekomendasi).

h. Layanan internal (overhead).

Page 13: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

13

3) Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan

Perikanan (IMHLP) pada Direktorat IMHLP dengan alokasi anggaran

sebesar Rp 28.931.512.000,- yang digunakan untuk :

a. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) produk

IMHLP (8 RSNI);

b. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri

(RSKKNI) sektor IMHLP (3 RSKKNI);

c. Bantuan 3 unit mesin dan/atau peralatan industri pengolahan

rumput laut, industri tepung non gandum dan industri madu;

d. Penyusunan rekomendasi kebijakan terkait iklim usaha dan

peningkatan daya saing IMHLP (2 rekomendasi).

e. Fasilitasi perusahaan dalam rangka peningkatan citra produk IMHLP.

f. Layanan internal (overhead)..

Page 14: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

14

4) Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan

Industri Berbasis Agro pada Setditjen Industri Agro dengan alokasi

anggaran sebesar Rp 35.267.738.000,- yang digunakan untuk :

a. Penyusunan Dokumen Perencanaan;

b. Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit Eselon I;

c. Layanan Internal (Overhead);

d. Layanan Perkantoran (Belanja Pegawai dan Belanja Operasional).

Page 15: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

15

3. Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia, Tekstil dan Aneka

dengan alokasi anggaran sebesar Rp 125.720.970.000,- yang dilaksanakan oleh

5 (lima) Direktorat sebagai berikut:

1) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka

pada Direktorat Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka dengan alokasi

anggaran sebesar Rp 33.266.297.000,- yang digunakan untuk :

a. Fasilitasi Pusat Logistik Berikat Produk Kapas (Bufferstock Kapas), dan

Pusat Bahan Baku Produk Kulit dan Aksesori (Material Center);

b. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri

(RSKKNI) Tekstil dan Aneka (2 RSKKNI);

c. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Produk industri

Tekstil dan Aneka (12 RSNI); serta

d. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Produk industri

Tekstil dan Aneka (3 SNI Wajib).

e. Gelar Sepatu Kulit dan Fashion;

f. Sertifikasi SDM Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka (550 orang).

Page 16: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

16

2) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir pada Direktorat

Industri Kimia Hilir, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp 13.875.895.000,- yang digunakan untuk:

a. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri

(RSKKNI) Kimia Hilir (1 RSKKNI);

b. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Produk

industri Kimia Hilir (10 RSNI); serta

c. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Produk industri Kimia

Hilir (2 SNI Wajib).

d. Pelaksanaan pengawasan pemberlakukan SNI Wajib produk industri Kimia

Hilir di perusahaan (5 perusahaan)

e. Sertifikasi SDM Industri Kimia Hilir (100 orang);

f. Branding Produk Industri Kimia Hilir (4 produk); serta

g. Regulasi terkait obat kanker berbasis boron analog kurkumin dan alat

kesehatan penembak neutron untuk merubah Boron menjadi partikel

pembunuh sel kanker.

Page 17: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

17

3) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hulu pada Direktorat Industri

Kimia Hulu dengan alokasi anggaran sebesar Rp 15.753.609.000,- yang digunakan

untuk :

a. Revitalisasi / Penumbuhan Industri Pupuk (5 Pabrik Pupuk);

b. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri (RSKKNI)

Kimia Hulu (1 RSKKNI);

c. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Produk industri Kimia

Hulu (6 RSNI);

d. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Produk industri Kimia Hulu (3

SNI Wajib);

e. Fasilitasi Otoritas Nasional Senjata Kimia;

f. Penyusunan Laporan Deklarasi untuk Organisation for the Prohibition of Chemical

Weapons (OPCW);

g. Fasilitasi Pengembangan Industri Pupuk dan Petrokimia di Papua Barat (1

perusahaan yang difasilitasi);

h. Fasilitasi Pembangunan Pabrik Petrokimia di Masela (1 Dokumen FS);

Page 18: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

18

j. Fasilitasi Pembangunan Industri Berbasis Gasifikasi Batubara di Kalimantan Timur,

Sumatera Selatan (Muara Enim), dan Lampung (Mesuji) (3 perusahaan yang difasilitasi);

k. Fasilitasi Pembangunan Industri Turunan Amonia berbasis gas di Sulawesi Tengah

(Donggi Senoro) (1 perusahaan yang difasilitasi);

l. Fasilitasi Pembangunan Pabrik Bahan Baku Obat Berbasis Migas (1 perusahaan yang

difasilitasi); serta

m. Sertifikasi SDM Industri Kimia Hulu dengan target 85 orang.

Page 19: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

19

4) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Bahan Galian Nonlogam pada

Direktorat Industri Bahan Galian Nonlogam dengan alokasi anggaran

sebesar Rp 11.912.173.000,- yang digunakan untuk :

a. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri

(RSKKNI) Bahan Galian Nonlogam (1 RSKKNI);

b. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Produk

industri Bahan Galian Nonlogam (4 RSNI);

c. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Produk industri

Bahan Galian Nonlogam (2 SNI Wajib);

d. Pelaksanaan pengawasan pemberlakukan SNI Wajib produk industri

Bahan Galian Nonlogam di perusahaan (20 perusahaan);

e. Fasilitasi Penggunaan Zirkon Lokal untuk Bahan Baku Industri Bahan

Galian Non Logam (1 komoditi);

f. Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi SDM Industri Bahan Galian

Nonlogam (40 orang); serta

Page 20: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

20

5) Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia,

Tekstil, dan Aneka pada Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil,

dan Aneka (IKTA), dengan alokasi anggaran sebesar Rp 50.912.996.000,- yang

digunakan untuk :

a. Verifikasi dan Sertifikasi TKDN Produk Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (350

sertifikat);

b. Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi dan Database Direktorat

Jenderal IKTA (1 data dan informasi);

c. Fasilitasi Bea Masuk ditanggung Pemerintah;

d. Penyusunan Laporan Sistem Tata Kelola Keuangan Ditjen IKTA;

e. Pengembangan kompetensi aparatur dan administrasi kepegawaian Ditjen IKTA

(100 orang dan 1 dokumen);

f. Penyusunan Dokumentasi Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi

Pengembangan Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (10 Dokumen); serta

g. Pemenuhan Sarana dan Prasarana Perkantoran (12 bulan layanan).

h. Pembayaran gaji dan tunjangan pegawai Direktorat Jenderal IKTA;

Page 21: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

21

5. Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi dan Elektronika sebesar Rp 130.355.734.000,- yang

dilaksanakan oleh 5 (lima) unit Eselon II sebagai berikut :

1) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Martim, Alat Transportasi dan

Alat Pertahanan pada Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan

Alat Pertahanan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 19.915.964.000,-

yang digunakan untuk :

a. Pengembangan Pusat Desain Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN);

b. Penyusunan kajian kebijakan pembangunan Maintenance, Repair and

Overhaul (MRO)

c. Verifikasi dan sertifikasi TKDN produk industri maritim, alat transportasi

dan alat pertahanan (100 produk);

d. Pelatihan dan sertifikasi SDM industri maritim, alat transportasi dan alat

pertahanan (220 orang);

e. Pembuatan desain kapal nasional (2 desain).

Page 22: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

22

2) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Elektronika dan Telematika pada

Direktorat Industri Elektronika dan Telematika dengan alokasi anggaran

sebesar Rp 36.505.671.000,- yang digunakan untuk :

a. Pengembangan pusat riset dan pengembangan produk telematika (1

Pusat Riset)

b. Pengembangan pusat pertumbuhan industri telematika (4 Pusat

Pertumbuhan);

c. Pengembangan infastruktur lab uji dalam rangka pengembangan

industri telepon seluler;

d. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri

(RSKKNI) sektor industri elektronika dan telematika (1 RSKKNI);

e. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Produk

industri elektronika dan telematika (2 RSNI);

f. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Produk industri

elektronika dan telematika (2 SNI Wajib);

Page 23: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

23

3) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat mesin

Pertanian pada Direktorat Industri Permesinan dan Alat mesin Pertanian

dengan alokasi anggaran sebesar Rp 21.579.093.000,- yang digunakan

untuk :

a. Pengembangan pusat teknologi industri mesin perkakas dan industri

alat kesehatan (2 Pusat Pengembangan Teknologi);

b. Pelatihan dan sertifikasi SDM industri permesinan dan alat mesin

pertanian (280 orang/ SDM Industri yang disertifikasi);

c. Pelatihan SDM industri permesinan dan alat mesin pertanian berbasis

kompetensi (100 orang/ SDM yang dilatih berbasis kompetensi )

d. Verifikasi dan sertifikasi TKDN produk industri permesinan dan alat

mesin pertanian (150 produk tersertifikasi)

e. Peningkatan kemampuan industri permesinan dan alat mesin pertanian

dalam penerapan SNI Wajib (2 perusahaan);

Page 24: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

24

f. Pelaksanaan pengawasan pemberlakukan SNI Wajib produk industri

permesinan dan alat mesin pertanian di perusahaan (2 perusahaan)

g. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri

(RSKKNI) sektor industri permesinan dan alat mesin pertanian (10

RSKKNI);

h. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Produk

industri permesinan dan alat mesin pertanian (8 RSNI);

i. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Produk industri

permesinan dan alat mesin pertanian (3 SNI Wajib).

Page 25: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

25

4) Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam pada Direktorat Industri

Logam dengan alokasi anggaran sebesar Rp 12.855.984.000,- yang

digunakan untuk :

a. Verifikasi dan sertifikasi TKDN produk industri logam (50 produk

tersertifikasi);

b. Peningkatan kemampuan industri logam dalam penerapan SNI Wajib

(20 perusahaan);

c. Pelaksanaan pengawasan pemberlakukan SNI Wajib produk logam di

perusahaan (15 perusahaan);

d. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri

(RSKKNI) sektor industri logam (1 RSKKNI);

e. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) produk

industri logam (5 RSNI);

f. Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib produk industri

logam (3 SNI Wajib).

Page 26: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

26

5) Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika pada Sekretariat

Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan

Elektronika (ILMATE) dengan alokasi anggaran sebesar

Rp 39.499.022.000,- yang digunakan untuk :

a. Pembayaran gaji dan tunjangan pegawai Direktorat Jenderal ILMATE;

b. Operasional dan pemeliharan kantor;

c. Penyusunan program dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta

pengolahan data dan informasi;

d. Koordinasi penyusunan rekomendasi kebijakan penciptaan iklim usaha

dan iklim investasi yang kondusif

e. Koordinasi penyusunan rekomendasi kerjasama sektor ILMATE;

f. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara (BMN);

g. Pengelolaan kepegawaian Direktorat Jenderal ILMATE; serta

h. Pengadaan peralatan dan faSilitas perkantoran.

Page 27: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

27

6. Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah (IKM)

dengan alokasi anggaran sebesar Rp 307.815.805.000,- yang dilaksanakan

oleh 4 (empat) unit Eselon II dengan kegiatan utama sebagai berikut :

a. Fasilitasi Pengembangan Produk untuk 172 IKM melalui fasilitasi

peningkatan kualitas dan desain produk, bahan baku serta sarana

produksi;

b. Fasilitasi peningkatan kemampuan 43 sentra IKM (termasuk

pengembangan e-smart) meliputi sentra IKM Pangan, Barang dari Kayu

dan Furniture; sentra IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan; dan

sentra IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut;

c. Fasilitasi pembangunan wirausaha industri sebanyak 2620 wirausaha

melalui peningkatan kemampuan dan pelatihan wirausaha industri;

d. Restrukturisasi Mesin/Peralatan IKM melalui pemberian bantuan

keringanan harga untuk pembelian mesin peralatan produksi pada 163

IKM;

e. Fasilitasi Informasi Pasar, Promosi dan Pameran untuk 157 IKM;

Page 28: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

28

f. Fasilitasi Peningkatan Pelayanan IKM Melalui 11 UPT yakni UPT Pangan,

Barang dari Kayu dan Furniture; UPT Kimia, Sandang, Aneka dan

Kerajinan; dan UPT Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut;

g. Pengembangan industri di daerah melalui mekanisme dekonsentrasi di 34

Propinsi dan 1 BPIPI.

h. Peningkatan kualitas Desain Kemasan dan Produk bagi IKM melalui

Klinik Hak Atas Kekayaan Intelektual IKM serta Klinik Pengembangan

Desain Merek dan Kemasan;

i. Pengembangan Tenaga Penyuluh Lapangan IKM (TPL-IKM) Program

Beasiswa;

j. Peningkatan Mutu dan Standar IKM melalui Penyusunan RSNI, SKKNI

serta pembentukan Sekretariat OVOP;

k. Pengembangan Pembinaan IKM melalui Kerjasama dengan Lembaga

Nasional dan Internasional, Pengembangan Iklim Usaha dan

Kelembagaan, Fasilitasi Pengembangan IKM Melalui Lembaga Pendidikan

Keagamaan serta Fasilitasi Peningkatan Akses Pembiayaan IKM.

Page 29: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

29

7. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian

Perindustrian dengan alokasi anggaran sebesar Rp 40.016.227.000,- yang

dilaksanakan oleh 5 (lima) unit eselon II sebagai berikut :

1) Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program

Pengembangan Industri Inspektorat I pada Inspektorat I dengan alokasi

anggaran sebesar Rp 3.112.105.000,- yang digunakan untuk :

a. Layanan Audit Inspektorat I dengan komponen kegiatan meliputi Audit

Kinerja Unit Pusat dan Vertikal Inspektorat I, Audit Pelaksanaan Dana

Dekonsentrasi Perindustrian Inspektorat I, Pengawasan Untuk Tujuan

Tertentu/Riksus Inspektorat I, Audit Tematik Sesuai Kebijakan

Pengawasan (32 layanan);

b. Layanan Reviu Inspektorat I dengan komponen kegiatan meliputi Reviu

Laporan Keuangan dan BMN serta reviu RKAKL (66 layanan);

c. Layanan Monitoring dan Evaluasi Cakupan Tugas Inspektorat I dengan

komponen kegiatan meliputi Laporan Hasil Monitoring Dan Evaluasi

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Inspektorat I,

dan Monitoring dan Evaluasi implementasi RIPIN dibidang

pengembangan SDM industri (2 Layanan);

d. Layanan Manajemen Pengawasan Inspektorat I (2 layanan);

e. Laporan Penganggaran dan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat I (12

layanan).

Page 30: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

30

2) Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program

Pengembangan Industri Inspektorat II pada Inspektorat II dengan alokasi

anggaran sebesar Rp 3.285.926.000,- yang digunakan untuk :

a. Layanan Audit Inspektorat II dengan komponen kegiatan meliputi Audit

Kinerja Unit Pusat dan Vertikal Inspektorat II, Audit Pelaksanaan Dana

Dekonsentrasi Perindustrian Inspektorat II, Pengawasan Untuk Tujuan

Tertentu/Riksus Inspektorat II, Audit Tematik Sesuai Kebijakan

Pengawasan (32 layanan);

b. Layanan Reviu Inspektorat II dengan komponen kegiatan meliputi Reviu

Laporan Keuangan dan BMN serta reviu RKAKL (58 layanan);

c. Layanan Monitoring dan Evaluasi Cakupan Tugas Inspektorat II dengan

komponen kegiatan meliputi Laporan Hasil Monitoring Dan Evaluasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Inspektorat II, dan

Monitoring dan Evaluasi SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) di

Lingkungan Kemenperin (2 Layanan);

d. Layanan Manajemen Pengawasan Inspektorat II (2 layanan);

e. Laporan Penganggaran dan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat II (12

layanan).

Page 31: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

31

3) Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program

Pengembangan Industri Inspektorat III pada Inspektorat III dengan alokasi

anggaran sebesar Rp 3.131.422.000,- yang digunakan untuk :

a. Layanan Audit Inspektorat III dengan komponen kegiatan meliputi Audit

Kinerja Unit Pusat dan Vertikal Inspektorat III, Audit Pelaksanaan Dana

Dekonsentrasi Perindustrian Inspektorat III, Pengawasan Untuk Tujuan

Tertentu/Riksus Inspektorat III, Audit Tematik Sesuai Kebijakan

Pengawasan (32 layanan);

b. Layanan Reviu Inspektorat III dengan komponen kegiatan meliputi Reviu

Laporan Keuangan dan BMN serta reviu RKAKL (62 layanan);

c. Layanan Monitoring dan Evaluasi Cakupan Tugas Inspektorat III dengan

komponen kegiatan meliputi Laporan Hasil Monitoring Dan Evaluasi

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Inspektorat III,

dan Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Pengembangan

Kawasan Industri (2 Layanan);

d. Layanan Manajemen Pengawasan Inspektorat III (2 layanan);

e. Laporan Penganggaran dan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat III (12

layanan).

Page 32: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

32

4) Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program

Pengembangan Industri Inspektorat IV pada Inspektorat IV dengan alokasi

anggaran sebesar Rp 3.183.581.000,- untuk kegiatan utama meliputi :

a. Layanan Audit Inspektorat IV dengan komponen kegiatan meliputi Audit

Kinerja Unit Pusat dan Vertikal Inspektorat IV, Audit Pelaksanaan Dana

Dekonsentrasi Perindustrian Inspektorat IV, Pengawasan Untuk Tujuan

Tertentu/Riksus Inspektorat IV, Audit Tematik Sesuai Kebijakan Pengawasan

(32 layanan);

b. Layanan Reviu Inspektorat IV dengan komponen kegiatan meliputi Reviu

Laporan Keuangan dan BMN serta reviu RKAKL (62 layanan);

c. Layanan Monitoring dan Evaluasi Cakupan Tugas Inspektorat IV dengan

komponen kegiatan meliputi Laporan Hasil Monitoring Dan Evaluasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Inspektorat IV, dan

Monitoring dan Evaluasi Pemberian & Penerapan Rekomendasi Bidang

Otomotif (2 Layanan);

d. Layanan Manajemen Pengawasan Inspektorat IV (2 layanan);

e. Laporan Penganggaran dan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat IV (12

layanan).

Page 33: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

33

5) Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil

Pengawasan Serta Dukungan Teknis Inspektorat Lainnya Inspektorat Jenderal

pada Sekretariat Inspektorat Jenderal dengan alokasi anggaran sebesar

Rp 27.303.193.000,- yang digunakan untuk :

a. Layanan pemantauan evaluasi dan pelaporan hasil pengawasan dengan

komponen kegiatan meliputi pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan,

analisa hasil pengawasan (97 Laporan);

b. Layanan Norma Standar/Pedoman/Ketentuan Pengawasan meliputi

penyusunan SOP dan penyusunan pedoman dan kebijakan (3 layanan);

c. Layanan dukungan pengawasan dan pelaksanaan tugas pengawasan lainnya

meliputi layanan pembinaan, pengawasan, dan pelayanan (1 Layanan);

d. Layanan dukungan manajemen Eselon I meliputi layanan dokumen

perencanaan dan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (17

Layanan);

e. Layanan internal berupa layanan pengadaan fasilitas perkantoran (1

layanan)

f. Layanan perkantoran berupa layanan gaji dan tunjangan serta operasional

perkantoran (12 bulan layanan).

Page 34: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

34

8. Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri sebesar

Rp. 552.468.929.000,-. (sumber pendanaan Rupiah Murni (RM) sebesar

Rp. 396.800.545.000,- dan PNBP/BLU sebesar Rp. 155.668.384.000,-) yang

kemudian dijabarkan dalam 16 (enam belas) kegiatan dan dilaksanakan oleh 5 (lima)

unit eselon II Pusat, 11 (sebelas) unit Balai Besar Industri, 11 (sebelas) unit Balai Riset

dan Standardisasi Industri dan 1 (satu) unit Balai Sertifikasi Industri, dengan kegiatan

sebagai berikut :

1) Pengkajian Kebijakan Iklim dan Usaha Industri, oleh Pusat Litbang Kebijakan

Dan Iklim Usaha Industri dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 5.265.748.000,-

yang digunakan untuk :

a. Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Perpajakan Sektor Industri

(1 rekomendasi);

b. Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Tarif Sektor Industri (1 rekomendasi);

c. Partisipasi Aktif Pusat PKIUI pada Fora Kerjasama Internasional (1 dokumen);

d. Litbang/Pengkajian Manfaat Kebijakan P3DN dalam rangka penguatan struktur

(1 dokumen);

e. Pengkajian dan Penyusunan Rekomendasi Tentang Peraturan/Kebijakan

menyangkut Perwilayahan / Kawasan Industri (1 rekomendasi);

f. Diseminasi Kebijakan Iklim Usaha Sektor Industri terkait Sektoral dan

Perwilayahan (1 Kebijakan);

g. Konsultasi Publik Dalam Pengembangan Fasilitas Sektor Industri (2

Konsultasi);

Page 35: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

35

h. Litbang/Pengkajian Harmonisasi Kebijakan Sektor Industri Logam

dan Mesin (Target 1 dokumen);

i. Litbang/Pengkajian Harmonisasi Kebijakan Sektor Industri Alat

Transportasi dan Elektronika (Target 1 dokumen);

j. Pemanfaatan kebijakan nonfiskal dalam rangka peningkatan

ekspor produk industri (Target 1 dokumen);

k. Penyusunan rekomendasi kebijakan nonfiskal sektor industri

(Target 1 rekomendasi);

l. Penyusunan kebijakan objek vital nasional sektor industri (OVNI)

(Target 1 rekomendasi).

Page 36: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

36

2) Perencanaan kebijakan standardisasi industri, oleh Pusat

Standardisasi Industri dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 7.585.945.000,- yang digunakan untuk:

a. Perumusan RSNI, ST dan/atau PTC (80 Standar);

b. Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK)

dalam rangka SNI, ST dan/atau PTC secara wajib (70 LPK);

c. Penyidikan Standardisasi Industri (2 Laporan);

d. Penyusunan Regulasi Teknis Terkait Standar (10 Regulasi dan 5

Skema Sertifikasi);

e. Kerjasama standardisasi nasional dan internasional (3 Laporan);

f. Kajian terkait Standardisasi Industri (2 Kajian);

g. SDM di bidang Standardisasi Industri (30 Orang).

Page 37: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

37

3) Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup, oleh Pusat Litbang

Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 6.079.391.000,- yang digunakan untuk :

a. Penyusunan Standar Industri Hijau (2 Standar);

b. Bantuan Sertifikasi Industri Hijau (5 Industri);

c. Implementasi Konservasi dan Diversifikasi Energi Sektor Industri

(3 Industri);

d. Kajian Pengelolaan Air di Sektor Industri (2 industri);

e. Monitoring dan Pelatihan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

(75 Industri);

f. Penyusunan Pedoman Daur Ulang Limbah Plastik Sektor Industri

(1 Pedoman);

g. Penyusunan Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) dalam

rangka penurunan emisi GRK di Sektor industri (2 Industri);

h. Bimbingan Teknis Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Sektor

Industri (50 Industri);

i. Penyusunan Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam rangka penerapan

Konvensi Minamata di sektor industri (1 Rencana Aksi Nasional).

Page 38: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

38

4) Perencanaan, Pelaporan dan pendukung operasional BPPI oleh

Sekretariat Badan Pengembangan Teknologi Dan Kebijakan

Industri dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 38.281.302.000,- yang

digunakan untuk :

a. Pembayaran Gaji dan tunjangan;

b. Pembayaran Remunerasi;

c. Rintisan Gelar S-3;

d. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran;

e. Perencanaan, pelaksanaan dan monev program dan kerjasama;

f. Pembinaan dan tindak lanjut keuangan;

g. Publikasi Produk dan Penyuluhan Riset Industri;

h. Pembinaan SDM Fungsional dan Struktural.

Page 39: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

39

5) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual, oleh

Pusat Litbang Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 6.377.991.000,- yang digunakan untuk :

a. Percepatan Pemanfaatan Teknologi melalui Program DAPATI

(3 Teknologi);

b. Expo Inovasi Teknologi (3 Balai/Industri);

c. Intermediasi Hasil Litbang (2 MoU);

d. Penguatan Infrastruktur Kegiatan Litbang Teknologi Industri dan Kekayaan

Intelektual (1 paket);

e. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri (1 Laporan);

f. Pengukuran Hasil Litbang Balai Besar dan Baristand Industri

(6 Penghargaan);

g. Bimbingan dan Penerapan HKI pada Litbang Balai Besar dan Baristand Industri

(5 Paten/Merk/Desain);

h. Operasional Kegiatan Pusat Manajemen HKI Kementerian Perindustrian (30

Orang);

i. Paten Mapping Industri Prioritas (2 Komoditi Prioritas);

j. Peningkatan Komersialisasi Kekayaan Intelektual (4 Proses Kekayaan

Intelektual);

k. Penyusunan Rancangan Peraturan Pelaksanaan UU tentang Perindustrian

terkait Teknologi Industri (2 Draft RPP);

Page 40: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

40

l. Tingkat Kesiapterapan Manufaktur (Manufacturing Readiness Level)

(1 Laporan);

m. Perumusan Kebijakan dan Evaluasi Program Prioritas Litbang

Industri (1 Laporan);

n. Kebijakan Penerapan Teknologi Industri (1 Laporan);

o. Evaluasi Kinerja Teknologi Industri Nasional (1 Laporan);

p. Penerapan Teknologi pada Rancang Bangun Industri (1 Rancang

Bangun).

Page 41: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

41

6) Penelitian dan Pengembangan Teknologi, oleh 11 (sebelas) Balai Besar

Industri dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 313.582.194.000,-

(sumber pendanaan Rupiah Murni (RM) sebesar Rp. 211.675.108.000,-

dan PNBP/BLU sebesar Rp. 101.907.086.000,-) yang digunakan untuk :

a. Penelitian dan pengembangan industri sebanyak 74 litbang di 11

(sebelas) Balai Besar;

b. Jasa pelayanan teknis berupa Sertifikasi Sistem Mutu dan Produk,

Pengujian Produk Industri, Pengujian Pencemaran Udara, Kalibrasi

Alat Inspeksi, Penerbitan SPPT – SNI dengan rincian :

i. Jumlah Layanan (Industri,instansi/pemerintah/swasta,

perorangan) yang diberikan (31.927 layanan);

ii. Jumlah sampel pengujian yang diterima (75.923 sampel);

iii. Jumlah sertifikat SPPT SNI yang diterbitkan (1.686 sertifikat).

Page 42: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

42

7) Riset dan standardisasi Bidang Industri, oleh 11 (sebelas) Balai Riset

dan Standardisasi Industri dan 1 (satu) Balai Sertifikasi Industri

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 175.296.358.000,- (sumber

pendanaan Rupiah Murni (RM) sebesar Rp. 121.535.060.000,- dan

PNBP/BLU sebesar Rp. 53.761.298.000,- yang digunakan untuk :

a. Penelitian dan pengembangan industri sebanyak 87 litbang di 11

(sebelas) Baristand Industri;

b. Jasa pelayanan teknis berupa Sertifikasi Sistem Mutu dan Produk,

Pengujian Produk Industri, Pengujian Pencemaran Udara, Kalibrasi

Alat Inspeksi, Penerbitan SPPT – SNI, Sertifikasi Industri dengan

rincian :

i. Jumlah Layanan (Industri,instansi/pemerintah/swasta,

perorangan) yang diberikan (3.706 layanan)

ii. Jumlah sampel pengujian yang diterima (39.880 sampel)

iii. Jumlah sertifikat SPPT SNI yang diterbitkan (337 sertifikat)

Page 43: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

43

9. Program Pengembangan Perwilayahan Industri dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 490.265.976.000 ,- yang dilaksanakan oleh 4 (empat) unit Eselon II sebagai

berikut :

1) Pengembangan Wilayah Industri I (Papua, Maluku, dan Sulawesi) pada

Direktorat Pengembangan Wilayah Industri I dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 272.229.492.000,- yang digunakan untuk:

a. Pembangunan Fasilitas Penunjang pada Kawasan Industri Prioritas Nasional

di Wilayah I dengan target memfasilitasi pembangunan fasilitas penunjang di

5 (lima) Kawasan Industri Prioritas Nasional, yaitu :

i. Kawasan Industri (KI) Morowali:

• Pembangunan politeknik Kawasan Industri Morowali Tahap II

meliputi gedung Rektorat 2 lt (897 m2), gedung Pusat Inovasi 2 lt

(1.083 m2), gedung Laboratorium (480 m2), gedung perpustakaan 3

lt (1.016 m2), power house (128,4 m2) dan Tahap III meliputi gedung

Auditorium (1665,6 m2), Rumah Dosen (500 m2), penambahan

ruang kelas (1000 m2), Guest House (500 m2);

• Pembangunan water treatment plant (WTP) untuk Komplek

Politeknik di Kawasan Industri Morowali 5 liter/detik;

• Pengadaan peralatan Laboratorium (Kimia, Fisika, Listrik dan

Instrumen, Komputer dan Bahasa) di Kawasan Industri Morowali.

Page 44: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

44

ii. Kawasan Industri (KI) Bantaeng :

• Pembangunan Akademi Komunitas (Politeknik) di Kawasan

Industri Bantaeng meliputi gedung Rektorat (1207 m2), gedung

Akademik (1971 m2), Aula (894 m2), perpustakaan dan Lab

Bahasa (644 m2), Workshop (1009,5 m2) dan Tahap II meliputi

Rumah Dinas (1248 m2), Pagar Keliling untuk luasan 3,4 Ha (900

m), Penambahan Ruang Kelas (621,25 m2), Ruang Serbaguna

(900 m2), Laboratorium Dasar (489 m2);

• Pengadaan peralatan Perkantoran dan Pendidikan di Kawasan

Industri Morowali dan Kawasan Industri Bantaeng;

• Pengadaan peralatan Workshop Akademi Komunitas di Kawasan

Industri Bantaeng;

• Perencanaan pembangunan WWTP/IPAL dan WTP/IPAB di

Kawasan Industri Bantaeng;

Page 45: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

45

iii. Kawasan Industri (KI) Bitung :

• Pengadaan peralatan perkantoran di Kawasan Industri Bitung;

• Pembangunan Gerbang masuk, Pos Jaga, dan Instalasi Lampu

Jalan di Kawasan Industri Bitung;

• perencanaan WTP/IPAB dan jaringan air bersih di Kawasan

Industri Bitung.

iv. Kawasan Industri (KI) Palu :

• Pengadaan peralatan perkantoran di Kawasan Industri Palu;

• Pembangunan pagar, lansekap dan kelengkapan interior gedung

kantor Pengelola Kawasan Industri Palu

• Operasional Pusat Inovasi Rotan Nasional (PIRNas) Palu dalam

Rangka Pengembangan Industri Rotan

v. Kawasan Industri (KI) Teluk Bintuni :

• Perencanaan pembangunan Politeknik Petrokimia dan gas di teluk

Bintuni

Page 46: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

46

b. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengembangan Wilayah Pusat

Pertumbuhan Industri (WPPI) di Wilayah I dengan target tersusunnya 1

Dokumen Perencanaan WPPI di Sulawesi Tengah;

c. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Sentra IKM di

Wilayah I dengan target tersusunnya 2 Dokumen Perencanaan Pola

Pembangunan Sentra IKM di Kab. Buton dan Kab. Merauke.

d. Forum Percepatan Pembangunan Kawasan Industri, Manajemen

Konstruksi, Koordinasi Pembangunan Kawasan Industri, WPPI, dan

Sentra IKM

Page 47: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

47

2) Pengembangan Wilayah Industri II (Sumatera dan Kalimantan) pada Direktorat

Pengembangan Wilayah Industri II dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 148.446.300.000,- yang digunakan untuk:

a. Pembangunan Fasilitas Penunjang pada Kawasan Industri Prioritas Nasional di

Wilayah II dengan target memfasilitasi pembangunan fasilitas penunjang di 2

(dua) Kawasan Industri Prioritas Nasional, yaitu :

i. Pembangunan dan Pengadaan Peralatan Penunjang Infrastruktur Kawasan

Industri Sei Mangkei (antara lain: pigging system, perlengkapan jalur

kereta api, crane, fork lift, dll)

ii. Perencanaan dan Pembangunan Politeknik Pendukung Industri di

Kawasan Industri Batulicin;

iii. Perencanaan Pembangunan Politeknik/Akademi Komunitas Pendukung

Industri di Kawasan Industri Sei Mangkei dan Kawasan Industri Dumai;

b. Pembangunan Sentra IKM di Wilayah II dengan target 1 Sentra IKM di Kab.

Seruyan;

c. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Sentra IKM di Wilayah II

dengan target Tersusunnya 7 Dokumen Perencanaan Pembangunan (Pola

Pengembangan dan DED) Sentra IKM di Kab. Aceh Besar, Kab. Aceh Selatan,

Kab. Pesisir Selatan, Kab. Kep. Anambas, Kab. Kep. Meranti, Kab. Sanggau,

Kab. Dharmasraya.

Page 48: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

48

d. Rekomendasi Kebijakan Peningkatan Iklim Usaha Dan Kerjasama

Pengembangan Perwilayahan Industri dengan target 1 (satu) rekomendasi

kebijakan peningkatan iklim usaha dan kerjasama pengembangan

perwilayahan industri berupa Kaji Tindak Penanganan Permasalahan

Pengembangan Perwilayahan Industri;

e. Penyusunan Rencana Kebutuhan Infrastruktur Industri di WPPI Wilayah

Sumatera dan Kalimantan dengan target 1 (satu) dokumen;

f. Penyusunan Review Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri di

Sumatera dengan target 1 (satu) dokumen.

g. Manajemen Konstruksi, Koordinasi Pembangunan Kawasan Industri, WPPI,

dan Sentra IKM

Page 49: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

49

3) Pengembangan Wilayah Industri III (Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) pada

Direktorat Pengembangan Wilayah Industri III dengan alokasi anggaran sebesar

Rp 34.431.667.000,- yang digunakan untuk:

a. Pembangunan Sentra IKM di Wilayah III dengan target terbangunnya 1 Sentra IKM di Kab.

Sumbawa;

b. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Bahan Koordinasi Pengembangan Wilayah Pusat

Pertumbuhan Industri (WPPI) di Wilayah III dengan target Tersusunnya 4 Dokumen

Perencanaan Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) di Banten dan

Jawa Tengah berupa:

i. Penyusunan Dokumen Perencanaan Dokumen Kebutuhan Logistik di Banten;

ii. Penyusunan Dokumen Perencanaan Dokumen Kebutuhan Air, Energi, SDM dan

Teknologi di Banten;

iii. Penyusunan Dokumen Perencanaan Dokumen Kebutuhan Logistik di Jawa Tengah;

iv. Penyusunan Dokumen Perencanaan Dokumen Kebutuhan Air, Energi, SDM dan

Teknologi di Jawa Tengah.

c. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri di

Wilayah III dengan target tersusunnya 11 Dokumen Perencanaan Pengembangan Kawasan

Peruntukan Industi (KPI) di Jawa (Kota Cilegon, Kab. Bogor, Kab. Majalengka, Kota

Mojokerto, Kab. Mojokerto, Kab. Bangkalan dan Kab. Banyuwangi), Bali (Kab. Gianyar dan

Kab. Jimbrana), dan Nusa Tenggara Barat (Kab. Bima dan Kab. Dompu);

Page 50: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

50

d. Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan kawasan industri

prioritas lainnya Wilayah III dengan target Tersusunnya 7 Dokumen

Perencanaan Pembangunan Kawasan Industri (KI) di Jawa dan Nusa

Tenggara:

i. Penyusunan DED Kawasan Industri Bolok di Kupang - Nusa Tenggara

Timur;

ii. Penyusunan Rencana Pembangunan Akademi Komunitas Pendukung

Kawasan Industri Gresik, Kendal dan Serang;

iii. Penyusunan Master Plan Kawasan Industri Garut, Indramayu dan

Madiun.

e. Penyusunan Dokumen perencanaan pembangunan sentra IKM di Wilayah III

dengan target tersusunnya 4 Dokumen Perencanaan Penyusunan

Pembangunan Sentra IKM di Wilayah Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa

Tenggara Timur:

i. Penyusunan Pola Pengembangan Sentra IKM di Kab. Belu, Kab. Rote

Ndao, dan Kab. Lombok Tengah; ;

ii. Penyusunan DED Sentra IKM di Kota Surakarta.

f. Koordinasi Pembangunan Kawasan Industri, WPPI, dan Sentra IKM

Page 51: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

51

4) Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Perwilayahan Industri pada

Sekretariat Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri dengan alokasi

anggaran sebesar Rp 35.158.517.000,- yang digunakan untuk:

a. Penyusunan Dokumen Kebijakan Perwilayahan Industri dengan target 4

(empat) dokumen;

b. Rekomendasi Peningkatan Iklim Usaha dan Kerjasama Pengembangan

Perwilayahan Industri dengan target 15 dokumen rekomendasi;

c. Operasional dan Pemeliharaan Kantor dengan target 1 (satu) layanan;

d. Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit berupa koordinasi

penyusunan program, monitoring dan evaluasi, updating data, pengembangan

manajemen keuangan, implementasi SAK dan BMN, penataan manajemen

kepegawaian dan SDM dengan target 1 (satu) layanan;

e. Layanan Perkantoran yang mencakup pemberian gaji dan tunjangan serta

operasional rutin dengan target 1 (satu) layanan.

Page 52: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

52

10.Program Peningkatan Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri

Internasional dengan alokasi anggaran sebesar Rp 47.892.571.000,- yang

dilaksanakan oleh 4 (empat) unit eselon II sebagai berikut :

1) Peningkatan Ketahanan Industri pada Direktorat Ketahanan Industri

dengan alokasi anggaran sebesar Rp 5.790.170.000,- yang digunakan

untuk:

a. Data Olahan Informasi Pengamanan dan Penyelamatan Industri

sebanyak 6 modul;

b. Rekomendasi Pengamanan Industri Dalam Negeri dari Dampak

Kebijakan sebanyak 2 rekomendasi;

c. Kebijakan Pengamanan Industri Dalam Negeri sebanyak 1 rekomendasi

kebijakan;

d. Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit Eselon II sebanyak 7

dokumen (program, keuangan dan evaluasi).

Page 53: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

53

2) Pengembangan Akses Sumber Daya Industri Internasional pada Direktorat

Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional dengan alokasi

Rp. 10.193.302.000,- yang digunakan untuk :

a. Kebijakan terkait Akses Sumber Daya Industri Internasional dan Jaringan

Produksi Global (2 rumusan kebijakan);

b. Kesepakatan internasional terkait Akses Sumber Daya Industri

Internasional dan Jaringan Produksi Global (2 kesepakatan);

c. Rumusan kebijakan terkait Peningkatan Peluang Investasi Sektor Industri (1

dokumen);

d. Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit Eselon II (7 dokumen).

3) Pengembangan Akses Pasar Industri Internasional pada Direktorat Akses

Pengembangan Industri Internasional dengan alokasi

Rp. 6.276.319.000,- yang digunakan untuk :

a. Dokumen Persidangan terkait Sektor Industri pada Fora Bilateral, Regional

dan Multilateral (16 bahan persidangan / posisi runding);

b. Dokumen Kajian Perjanjian Internasional terkait Sektor Industri (1 Kajian);

c. Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit Eselon II (7 dokumen).

Page 54: RINCIAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN …

54

4) Peningkatan Koordinasi dan Fasilitasi Ketahanan dan Pengembangan

Akses Industri Internasional pada Sekretariat Ditjen Ketahanan dan

Pengembangan Akses Industri Internasional dengan alokasi

Rp. 25.632.780.000,- yang digunakan untuk :

a. Pembayaran gaji dan tunjangan pegawai Direktorat Jenderal KPAII;

b. Operasional dan pemeliharan kantor;

c. Penyusunan program dan anggaran;

d. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara (BMN);

e. Pengelolaan kepegawaian Direktorat Jenderal KPAII; serta

f. Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran.