riki tugas agama

13
TUGAS BESAR AGAMA KATOLIK Disusun Oleh : Lorentius Riki Budi Prakoso 6811040002 Teknik Perpipaan 2011

Upload: ibnu-nanda-wicaksono

Post on 16-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

religious

TRANSCRIPT

TUGAS BESAR AGAMA KATOLIK

Disusun Oleh :Lorentius Riki Budi Prakoso6811040002Teknik Perpipaan 2011

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya2015Latar BelakangPada tugas besar ini, yang diberikan oleh Bapak Aurelius selaku dosen agama katolik yang telah memberikan tugas kepada kami selaku mahasiswa dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya guna untuk memenuhi nilai pada ujian tengah semester delapan. Tugas ini terdapat lima poin penting yang disarankan untuk memenuhi ujian tengah semester yakni; politik dan moral gereja, budaya dan iman, misteri paskah dan kehidupan, sakramen dalam gereja, dan pandangan gereja katolik terhadap lgbt (lesbi, gay, bisexual , transgender).Pada kasus pertama yaitu politik dan moral gereja, tema yang akan dibahas yakni etika pelayanan gereja. Pada kasus kedua yaitu budaya dan iman gereja, tema yang akan dibahas adalah bangunan gereja kepanjen surabaya. Pada kasus ketiga yaitu misteri paskah dan kehidupan gereja, tema yang akan dibahas adalah telur paskah. Pada kasus keempat yaitu sakramen dalam gereja, tema yang akan dibahas adalah sakramen ekaristi. Dan pada kasus kelima yaitu pandangan gereja katolik terhadap lesbi, gay , bisexual, transgender.

Politik dan Moral Gereja" Etika Pelayanan Gereja "Secara umum dapat dimengerti bahwa kode etik dihasilkan dari penerapan pemikiran etis yang berkaitan dengan suatu perilaku atau aplikasi profesi tertentu, yang berpedoman dengan tindakan etik, yaitu mana yang seharusnya dapat dilakukan dan yang mana semestinya tidak dilakukan, karena hal itu berdasarkan pertimbangan secara etika moral yang tepat, sebagai seorang professional dan proporsional dalam melakonkan profesi terhormatnya. Kita mengenal ada rupa-rupa kode etik. Misalnya kode etik bisnis, kode etik keperawatan, kode etik jurnalistik, dan lain-lain.Kekhasan Ideal Para Pelayan PastoralSeorang Pelayan Pastoral perlu memiliki watak dan keutamaan-keutamaan tertentu. Watak dan keutamaan tertentu membantu para pelayan untuk menunaikan tugas-tugas yang telah dirumuskan dengan baik. Keutamaan perjanjian dan moral yang seharusnya diacu oleh semua pelayan pastoral adalah sebagai berikut:a.Kesucian.Dalam aspek kesucian berarti seorang pelayan pastoral memiliki relasi yang intim dengan Tuhan. Dia menemukan arah dalam pelayanan teristimewa karena relasi yang erat dengan Tuhan. Relasi yang erat selalu dipupuk terus melalui praktek doa pribadi, kebaktian umum, dan praktek disiplin rohani yang mengungkapkan suatu hidup dalam keterbukaan yang terus-menerus kepada Roh Kudus. Kesucian hidup ditampakan dalam pribadi yang asli, tidak defensif, tidak memihak, luwes, menerima pengalaman-pengalaman dan orang-orang yang berbeda, kesadaran diri yang kritis, mengusahakan keseimbangan dama hidupnya, dan keadilan dalam hidup orang lain.b.Cinta Kasih/ Altruisme. Keutamaan ini dimulai denganself-care. Cinta kasih digerakan oleh apa yang dialami orang lain, mengerti makna pengalaman itu, dan tinggal dengan orang lain dengan cara apa pun yang diperlukan.c.Kelayakan untuk dipercayai. Seorang pelayan pastoral yang bisa dipercayai adalah dia yang memiliki kualitas kesetiaan, kejujuran, keadilan, kebenaran, kemurahan hati, dan kerendahan hati. Dengan kualitas ini, seorang pelayan pastoral menjadi pelabuhan yang aman bagi mereka yang dilayani. Tentu juga menjaga kerahasiaan atas hasil komunikasi batianiah yang telah disampaikan oleh mereka yang dilayani. Seorang pelayana pastoral yang dipercayai adalah dia yang memperhatikan mereka yang dilayani, menghargai batas-batas fisik dan emosional, memegang rahasia, menyampaikan sesutu dengan seperlunya, memenuhi komitmen-komitmen, terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai pelayan yang berkompeten dan terpercaya serta juga mengakui batas-batas kompetensinya.d.Kebijaksanaan. Dalam hal ini seorang pelayan pastoral perlu memiliki ketelitian melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi, membeda-bedakan secara rinci, berkonsultasi dengan keterbukaan untuk belajar, menanyakan pengertian dan bias dalam diri sendiri, mendahulukan hasil-hasil yang mungkin, mengambil waktu untuk mendengarkan dan berunding dalam suasana doa, memutuskan, dan kemudian melaksanakan dengan cara yang paling cocok.

Budaya dan Iman " Bangunan Gereja Kepanjen Surabaya "GerejaKatolikKelahiran Santa Perawan Maria merupakan salah satu gereja tua di kota ,dibangun pada tahun 1815Surabaya Berlokasi di Jalan Kepanjen, Surabaya, bangunan religius ini berdampingan dengan gedungSMA Katolik Frateran Surabaya.Sebelum dibangunnya Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria ini, sudah dibangun sebuah Gereja Katolik pertama di Surabaya bergaya Eropa yang terletak dipojok jalan Kepanjen dan Kebonrojo. Pada awalnya dua orang pastor pada tanggal 12 Juli 1810, Hendricus Waanders dan Phillipus Wedding datang dari Belanda dengan kapal ke Surabaya. Pastor Wedding kemudian bertugas ke Batavia sementara Pastor Waanders menetap di Surabaya.Pastor Waanders sering mengadakan misa untuk umat Katolik di Surabaya. Yang kemudian dari hari ke hari jumlah umat Katolik semakin bertambah yang kemudian membuat umat Katolik berencana membangun sebuah gereja Katolik. Dan baru pada tahun 1822, umat Katolik dapat merealisasikan membangun sebuah gereja pertama di pojok Roomsche Kerkstraat/Komedie weg (Kepanjen/Kebonrojo). Namun belakangan gereja Katolik pertama ini dipindah ke gedung baru di sebelah utaranya, tepatnya di jalan Kepanjen Kelurahan Krembangan Selatan di wilayah Surabaya Utara. Hal ini dikarenakan gereja yang lama rusak.Dengan struktural bangunan bergaya Eropa ini, membuat daya tarik pada sebagian umat yang berada di Surabaya dan sekitarnya. tetapi hal yang paling rusial tidak berada pada titik bangunan suatu gereja, tetapi ialah dimana terdapat pertumbuhan iman pada setiap umat-Nya.

Gambar Gereja Katolik Kepanjen, Surabaya

Misteri Paskah dan Kehidupan" Telur Paskah "Telur Paskahberasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropadimana telurmerupakan simbolmusim semi. Di masa silam, diPersia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat perayaan musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru Pada abad-abad pertamakekristenan, tradisi ini sulit dihapus karena hari Paskah memang kebetulan jatuh pada setiap awal musim semi. Perayaan musim semi selalu dirayakan dengan meriah mengiringi kegembiraan meninggalkanmusim dingin. Tumbuh-tumbuhan dan bunga mulai tumbuh dan bermekaran, dan suasana keceriaan seperti ini menjadi saat yang tepat untuk membagi-bagikan hadiah.Membagi-bagikan telur pada hari Paskah akhirnya diterima olehgerejaselain untuk merayakan datangnya musim semi, juga karena telur memberikan gambaran/simbol akan adanya kehidupan. Dalamkristen, telur mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batudimana Yesuskeluar menyongsong hidup baru melaluikebangkitan-Nya. Selain itu ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewapaskah, yaitu karena dulu telur merupakan salah satu makanan pantang selamamasa prapaskah. Umat Kristen sejak awal telah mewarnai telur-telur Paskah dengan warna-warna cerah, meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah.Tradisi telur Paskah berkembang di antara bangsa-bangsaEropaUtara dan diAsia. Tetapi, di Eropa Selatan dan juga diAmerika Selatan, tradisi telur Paskah tidak pernah menjadi populer.Hari Paskah selalu jatuh di sekitar- hari-hari perayaan Dewi Eostre itu. Sebab itu lambat laun orang mengambil alih perayaan Dewi Oestre itu. Kata Inggris dan Jerman untuk Paskah yaitu Easter atau Ostern, diambil dari nama Dewi Eostre atau Austro itu. Juga kegiatan perayaan itu diambil alih dan diberi dengan isi yang baru. Bagitulah telur yang semula adalah lambang cikal bakal kehidupan diambil alih menjadi lambang bangkitnya kehidupan. Kelinci yang semua adalah lambang kesuburan (karena dapat berkembang biak dengan cepat) diambil alih dan diberi arti paskah, yaitu lambang kehidupan yang berlimpah dalam kristus.

Gambar Telur PaskahSakramen Dalam Gereja Katolik" Sakramen Ekaristi "Ekaristi merupakan suatu misteri yang kompleks. Tak seorang pun dari kita - tak peduli betapa terpelajarnya, tak peduli betapa kudusnya - dapat memahami sepenuhnya. Roh Kudus membantu kita untuk meneruskan ke generasi berikut apa yang telah kita terima dari generasi sebelum kita agar Gereja tiada hentinya menuju kepenuhan kebenaran ilahi (Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi, #8).

Tetapi tiada hentinya menuju kepenuhan ini terjadi dalam suatu cara manusia: terjadi pada suatu kurun waktu, selama berabad-abad, dengan periode-periode perkembangan pesat dan peride-periode yang ragu-ragu dan kemunduran. Allah bekerja secara inkarnasi. Allah telah menempatkan misteri-misteri ilahi, bahkan misteri agung Ekaristi, dalam tangan manusia. PutraMu yang telah mewariskan kepada kami jaminan cinta kasih-Nya ini (Doa Syukur Agung untuk Tobat II).

Inkarnasi Yesus dapat membantu kita memahami misteri Ekaristi. Kita percaya bahwa Sabda Bapa yang kekal mengenakan daging dan menjadi sungguh manusia. Dalam kodrat ilahi-Nya, Yesus telah ada sebelum segala masa bersama dengan Bapa dan Roh. Dalam kodrat manusia-Nya Yesus dari Nazaret adalah manusia dari jaman-Nya: Ia berpakaian seperti orang-orang Yahudi abad pertama lainnya, berbicara dalam bahasa mereka, menyantap makanan mereka dan hidup dalam budaya mereka.

Demikia pula, Ekaristi memiliki baik unsur-unsur ilahi maupun manusiawi. Sementara Ekaristi dulu, sekarang dan selamanya akan menjadi perayaan misteri Paskah wafat dan kebangkitan Kristus, misteri ilahi ini diinkarnasikan ke dalam budaya manusia. Perayaan Ekaristi menggunakan bahasa, busana, sikap tubuh dan irama yang sesuai dengan budaya di mana Ekaristi dirayakan. Dan, sebagaimana budaya berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya dan dari abad ke abad, kita dapat menerima perbedaan-perbedaan yang demikian dalam perayaan Ekaristi.Awal yang Beragam

Salah satu hal terpenting yang saya pelajari mengenai sejarah Ekaristi adalah bahwa tidak ada cara yang satu, seragam dan orisinil dalam merayakan Misa. Ada banyak cara merayakan Ekaristi sebagaimana ada banyak komunitas Kristiani. Hanya secara perlahan upacara-upacara ibadat ini menjadi lebih teratur dan seragam.

Sekitar abad keempat berbagai ritual dan kebiasaan ini mulai melebur ke dalam tradisi-tradisi setempat seputar kota-kota besar; tradisi-tradisi ini berkembang menjadi apa yang sekarang kita sebut ritus-ritus liturgi. Sebagai contoh, dari Alexandria ke Mesir kita mempunyai Ritus Koptik; dari Antiokhia, Ritus Syrian; dari Konstantinopel, Ritus Byzantine dan dari Roma, ritus Roma (ritus liturgi yang kita bicarakan dalam serial ini).

Ekaristi berinkarnasi atau menjadi daging dalam kerangka budaya yang beragam ini. Bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat setempat menjadi bahasa liturgis yang dipergunakan dalam Ekaristi: Koptik, Syrian, Yunani dan Latin. Busana, gerakan, makanan, bejana-bejana, musik, dll, dari daerah dimasukkan ke dalam liturgi. Inilah aspek-aspek manusia atau budaya dari Perayaan Ekaristi.

Tetapi tak satupun dari hal-hal ini yang membangkitkan amarah St Paulus ketika ia menulis kepada jemaat di Korintus. Ia tidak memusatkan perhatian pada busana yang mereka kenakan, bahasa yang mereka pergunakan ataupun bentuk bejana-bejana ataupun bentuk roti yang dipergunakan dalam Ekaristi. Ia memusatkan perhatian pada unsur ilahi - cara dengan mana Ekaristi mewujudkan misteri ilahi.

Misteri Iman

Satu cara untuk memasuki misteri Ekaristi adalah melalui ketiga peristiwa inti Misteri Paskah: Kamis Putih, Jumat Agung dan Minggu Paskah.

1. Kamis Putih: Misa adalah suatu perjamuan kudus di mana kita makan dan minum Tubuh dan Darah Tuhan kita, dan dengan kuasa Roh Kudus kita menjadi Tubuh Tuhan. Ekaristi mewujudkan misteri pengilahian kita, keikutsertaan kita dalam hidup ilahi Tritunggal Mahakudus.

2. Jumat Agung: Melalui pemahaman biblis akan anamnese (= kenangan), Ekaristi memungkinkan kita untuk hadir dalam kurban penebusan Kristus di Kalvari yang satu-kali-untuk selamanya. Ekaristi mewujudkan misteri keselamatan dan penebusan kita dalam Kristus.

3. Minggu Paskah: Dalam Ekaristi kita mengalami kehadiran Kristus yang Bangkit. Tuhan yang Bangkit begitu diidentifikasikan dengan para pengikut-Nya hingga apa yang kita lakukan satu sama lain, kita lakukan terhadap Kristus Sendiri.Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Matius 25:40). Kehadiran Tubuh Kristus ini merupakan inti dari pengalaman awal St Paulus akan Yesus yang mengubahnya:Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? (Kisah Para Rasul 9:4). Ekaristi mewujudkan kehadiransecara real dan substansial dariKristus yang Bangkit.

Kesulitan utama dalam meneruskan misteri iman dari generasi ke generasi seringkali terletak pada memelihara keseimbangan dan integritas dari ketiga makna inti ini.

Ketika Paulus menulis kepada jemaat di Korintus, keluhannya tampaknya adalah mereka makan dan minum perjamuan kudus mereka dalam kenangan akan Tuhan yang Bangkit akantetapi mengidentifikasikan kehadiran Ekaristik dengan Kepala Tubuh tanpa mempedulikan anggota-anggota Tubuh Kristus di sini di dunia, teristimewa mereka yang miskin dan terpinggirkan.

Paulus mengkritik mereka sebab apabila mereka berkumpul bersamabukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. Ia bertanya,Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa?(lih 1 Korintus 11:17-22). Yang menjadi persoalan adalah cara dengan mana kehadiran Tuhan yang Bangkit dimanifestasikan dan dialami dalam perjamuan kudus dan implikasi moral dari kehadiran itu.

Perlunya Keseimbangan

Sementara Gereja meneruskan misteri Ekaristi dari generasi ke generasi, terdapat suatu pergulatan terus-menerus untuk meneruskan tradisi secara akurat. Menengok ke abad-abad lampau, kita mendapati periode-periode sejarah ketika dimensi Kamis Putih (perjamuan) dari Ekaristi tampaknya kurang dipentingkan dan umat pergi ke Misa tanpa ikut ambil bagian dalam perjamuan kudus, tanpa menyambut Komuni Kudus.

Ada masa-masa ketika kita melupakan dimensi komunitas dari Perjamuan Tuhan dan para imam mempersembahkan Misa secara pribadi dengan hanya seorang pelayan yang melayani. Ada masa-masa ketika dimensi Jumat Agung (Kurban) dari Ekaristi tampaknya terlalu ditekankan hingga mengaburkan hakekat sekali-dan-untuk-selamanya dari Kurban Yesus di Kalvari. Ini mengakibatkan reaksi dari pihak mereka yang meminimalkan dimensi Kurban Ekaristi dan menekankan Perjamuan Tuhan.

Gambar Sakramen Ekaristi

Pandangan Gereja Katolik Terhadap LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender )

Sebagai umat kristiani yang menganut ajaran Tuhan Yesus, tidak untuk dianjurkan untuk menjadikan dirinya sebagai pelaku LGBT ini dikarenakan setiap umat katolik dianjurkan untuk mempunyai keturunan. oleh sebab itu, perilaku LGBT ini sangat bersimpangan dengan ajaran-Nya. Pilihan Atau Dilahirkan?Sebelum mengambil sikap sebaiknyakita harus mengerti latar belakang dan kontroversi mengenai homoseksualitas ini.Sejak tahun 1972,di Amerika, homoseksualitas tidak lagi dianggap sebagaimental disorderatau kelainan jiwa dengan dikeluarkannya dari daftar DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder).Sejak saat itu pula para psikolog dan psikiater Amerikamenjadileading force'yang mendidik masyarakat untuk menerima homoseksualitas sebagai suatu bagian dari variasi seksual yang normal. Usaha mereka antaralain adalah mendidik orang tua dan guru untuk menerima anak-anak yang memiliki orientasi homoseksual sebagai anak yang normal, mencabutlicensekonselor/therapistyang melayani re-orientasi seksual (conversion therapy), serta memberi label kepada kelompok yang menentang homoseksualitas sebagaihomophobia.Orang Kristen bisa memilih untuk menerima keadaan homoseks apa adanya atau menolak mereka. Namun, kedua pilihan ini tidak akan membawa solusi. Banyak kaum homoseks yang sebenarnya terjebak dalam dunia yang tidak diinginkannya dan butuh jalan keluar.Sebagai orang Kristen yang percaya pada seluruh kebenaran Alkitab, kita menyadari bahwa awal dari masalah emosional manusia adalah terputusnya hubungan dengan Tuhan. Dosa dan kematian adalah konsekuensi dari kejatuhan ini. Oleh karena itu pemulihan hubungan dengan Tuhan melalui Yesus Kristus adalah satu-satunya pintu masuk pada pemulihan emosional secara keseluruhan.Setiap individu pasti pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Meskipun penelitian membuktikan adanya elementabuse'pada masa kanak-kanak mereka yang mempunyai orientasi homoseksual namun pengalaman masalalu mereka pasti beragam. Ini berartikita tidak bisa memandang homoseksulaitas hanya dari satu sudut padang.Anderson selanjutnya menyarankan untuk menanggapi isu homoseksualitas dalam kerangka spektrum yang lebih luas. Orientasi homoseksualitas bisa saja disebabkan oleh berbagai kasus, oleh karena itu solusi yang ditawarkan hendaknya berdasarkan berbagai pertimbangan.Pendekatan yang paling efektif seharusnya dimulai dari keluarga Kristen.Pendekatan terhadap homoseksualitas yang terpadu dapat meliputi:a. Bagi Keluarga Kristen:1. PencegahanPerlengkapi anak-anak kita dengan iman dan nilai Kristen yang kuat.Perlengkapi anak-anak kita dengan pandangan yang Alkitabiah mengenai homoseksualitas sebelum TV, majalah, teman-teman dan lingkungan membantu mendefinisikan homoseksualitas sebagai perilaku yang normal untuk mereka.

2. PerlindunganLindungi anak-anak kita dariphysicaldanemotional abusebaik dari orang tua maupun keluarga dekat lainnya.Lindungi anak-anak kita dari lingkungan dan pergaulan yang merusak nilai-nilai Kristen.b. Bagi Kaum Homoseks:1. IntervensiBeri intervensi bagi anak-anak dan orang dewasa yang menunjukkan orientasi homosekual dengan penuh pengertian dan penerimaan (tidak dengan sikap menghakimi).2. KoreksiBerikaan koreksi jika terlanjur ada anggapan yang salah mengenai homoseksualitas sebagai perilaku yang tidak bisa diubah, kenyataannya homoseksualitas bukan sesuatu hal permanen dan banyak kesaksian dari mereka yang telah terlepas darinya.3. ReorientasiBerikan usaha apapun itu (konseling,psikotherapy, bimbingan rohani) untuk membantu mereka berubah namun harus dilakukan dengan cara yang supportif dan unikdengan melihat setiap pribadi kasus demi kasus.