riketsia

Click here to load reader

Upload: radith-aulia

Post on 25-Nov-2015

109 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Translate

TRANSCRIPT

Pencegahan Rakhitis dan Defisiensi Vitamin D pada Bayi, Anak-Anak, dan Remaja

AbstrakRakhitis pada bayi yang disebabkan oleh kurangnya asupan vitamin D dan menurunnya paparan sinar matahari terus dilaporkan di Amerika Serikat. Dikhawatirkan juga adanya defisiensi vitamin D pada anak-anak yang lebih tua dan remaja. Karena terbatasnya sumber makanan vitamin D yang alami dan paparan sinar matahari yang cukup untuk sintesis cutaneous vitamin D tidak dengan mudah ditentukan untuk tiap individu dan dapat meningkatkan resiko kanker kulit, rekomendasi untuk menjamin keadaan vitamin D yang berkecukupan telah direvisi untuk mengikutkan semua bayi, termasuk yang sedang menjalani ASI eksklusif dan anak-anak yang lebih tua dan remaja. Sekarang direkomendasikan pada semua bayi dan anak-anak, termasuk remaja, mengkonsumsi asupan 400 IU vitamin D tiap hari, yang dimulai sesaat setelah kelahiran. Rekomendasi sekarang ini menggantikan rekomendasi sebelumnya yaitu asupan minimum vitamin D sebesar 200 IU/hari yang dimulai pada awal 2 bulan pertama dan berlanjut hingga remaja. Panduan untuk asupan vitamin D bagi bayi, anak-anak, dan remaja yang sehat ini telah direvisi berdasarkan bukti uji klinis yang baru dan riwayat keamanan memberikan 400 IU vitamin D/hari pada populasi pediatrik dan remaja. Bukti baru mendukung peran potensial dari vitamin D dalam mempertahankan imunitas dari lahir dan mencegah penyakit seperti diabetes dan kanker. Data baru ini lambat laun akan merubah semua hal yang mengatur mengenai kekurangan/defisiensi vitamin D.

Kata Kunci : Vitamin D, Defisiensi Vitamin D, Rakhitis, Kebutuhan Vitamin D, Bayi, Anak-Anak, Remaja, 25-hydroxyvitamin D, Suplemen Vitamin D

PendahuluanPernyataan ini bertujuan untuk menggantikan laporan klinis tahun 2003 dari American Academy of Pediatrics (AAP), yang merekomendasikan asupan 200 IU vitamin D/hari bagi semua bayi (dimulai pada 2 bulan pertama setelah kelahiran), anak-anak, dan remaja. Asupan vitamin D baru yang direkomendasikan adalah 400 IU/hari bagi semua bayi, anak-anak, dan remaja pada awal kehidupan.

Latar BelakangRakhitis yang disebabkan oleh defisiensi vitamin D dikenal sebagai kondisi yang dapat dicegah dengan asupan nutrisi vitamin D yang cukup. Meskipun telah diketahui, kasus rakhitis pada bayi yang disebabkan oleh asupan vitamin D yang tidak cukup dan menurunnya paparan sinar matahari terus dilaporkan di Amerika Serikat dan negara barat lainnya, terutama dengan bayi yang menjalani ASI eksklusif dan bayi dengan pigmentasi kulit yang lebih gelap. Namun rakhitis tidak terbatas pada bayi dan awal masa kanak-kanak, seperti yang terbukti pada kasus rakhitis yang disebabkan oleh defisiensi nutrisi vitamin D yang dilaporkan terjadi pada remaja.Rakhitis adalah contoh dari defisiensi vitamin D yang ekstreme, dengan puncak kejadian diantara umur 3 hingga 18 bulan. Keadaan defisiensi terjadi berbulan-bulan sebelum rakhitis tampak pada pemeriksaan fisik, dan keadaan defisiensi dapat juga muncul pada kejang dengan hipokalsemik, gagal pertumbuhan, lethargy, irritability, dan predisposisi pada infeksi respirasi saat bayi. Pada review retrospektif dari anak-anak yang mewakili defisiensi vitamin D di Inggris, dengan 2 presentasi. Yang pertama adalah hipokalsemia simptomatik (termasuk kejang) yang terjadi selama periode pertumbuhan yang cepat, dengan peningkatan kebutuhan metabolik, jauh sebelum adanya temuan dari pemeriksaan fisik atau bukti radiologis vitamin D . Presentasi klinis kedua adalah dengan adanya penyakit kronik, dengan rakhitis dan/atau penurunan mineralisasi tulang dan entah dengan normokalsemia atau hipokalsemia asimptomatik.terdapat 2 bentuk vitamin D : D2 (ergocalciferol, yang disintesis oleh tumbuhan)dan D (kolekalsiferol, yang disintesis oleh mamalia). Sumber utama vitamin D untuk manusia adalah vitamin D3 melalui sintesis di kulit saat UV-B berada pada rentang 290-315 nm berganti menjadi 7-dehydrocholesterol menjadi previtamin D3. Melalui panas pada kulit, previtamin D3 kemudian diubah menjadi vitamin D3, yang kemudian berikatan dengan protein pengikat vitamin D dan dikirim ke liver dan diubah menjadi 25-hydroxyvitamin D (25-OH-D) oleh aksi 25-hydroxylase. 25-OH-D, indikator nutrisi dari vitamin D, mengalami hidroksilasi kedua pada ginjal dan jaringan lainnya untuk menjadi 1,25-dihydrocyvitamin D (1,25-OH2-D).vitamin D adalah prehormon penting dengan metabolit aktif (25-OH-D dan 1,25-OH2-D) yang terlibat pada bermacam-macam proses metabolik diluar dari intregritas tulang dan homeostasis kalsium. Review yang lebih mendetil pada fisiologi vitamin D dan metabolismenya dapat dilihat pada Hathcock dkk, Holick, Webb, dan Misra dkk. Penting untuk dicatat bahwa mengukur konsentrasi 1,25-OH2-D dibandingkan 25-OH-D untuk penilaian keadaan vitamin D dapat mengarah pada kesimpulan yang keliru, karena konsentrasi 1,25-OH2-D dapat normal atau mungkin meningkat pada defisiensi vitamin D akibat hiperaparatiroidisme sekunder (Tabel 1). Pencegahan defisiensi vitamin D dan tercapainya asupan vitamin D dan kalsium yang cukup selama masa kanak-kanak dapat menurunkan resiko osteoporosis dan juga proses penyakit jangka panjang yang berhubungan dengan keadaan defisiensi vitamin D pada dewasa.Terbatasnya vitamin D alami dalam bahan makanan, dengan jumlah yang signifikan hanya terdapat pada lemak ikan dan minyak ikan tertentu, liver dan lemak dari mamalia air, dan kuning telur dari ayam yang diberi makan vitamin D. Pada orang dewasa, bukti baru menegaskan bahwa vitamin D berperan penting dalam mempertahankan imunitas tubuh dan telah terbukti mencegah keadaan penyakit tertentu termasuk infeksi, penyakit autoimun (multiple sklerosis, rheumatoid, arthritis), beberapa bentuk kanker (payudara, ovarium, kolorektal, prostat) dan diabetes mellitus tipe 2. Hasil dari studi observasional prospektif menegaskan bahwa suplemen vitamin D pada bayi dan awal masa kanak-kanak dapat menurunkan angka kejadian diabetes mellitus tipe 1.

Rekomendasi Asupan Vitamin D Setiap Hari untuk Bayi dan Anak-AnakDalam kerjasamanya dengan Institut Kedokteran, National Academy of Science Panel untuk vitamin D pada tahun 1997 merekomendasikan asupan tiap hari sebesar 200 IU vitamin D untuk mencegah defisiensi vitamin D pada bayi normak, anak-anak, dan remaja. Rekomendasi ini didukung oleh AAP pada laporan klinis sebelumnya. Panduan National Academy of Science untuk bayi berdasarkan data primer dari Amerika Serikat, Norwegia, dan Cina, yang menunjukkan asupan setidaknya 200 IU vitamin D/hari mencegah tanda fisik dari defisiensi vitamin D dan mempertahankan konsentrasi 25-OH-D pada atau lebih dari 27.5 nmol/L (11 ng/ml). Rekomendasi ini dibuat walaupun 50 tahun pengalaman klinis menunjukkan bahwa 400 IU vitamin D (konsentrasi vitamin D yang diukur dalam 1 sendok teh minyak liver cod) tidak hanya mencegah rakhitis namun juga menyembuhkannya. Berdasarkan informasi baru pada orang dewasa yang menghubungkan biomarker lainnya (studi tentang hormon paratiroid [PTH], resistensi insulin, mineralisasi tulang, dan absorbsi kalsium) dengan defisiensi vitamin D, terdapat kekhawatiran bahwa rekomendasi sebelumnya yaitu 200 IU vitamin D/hari sebagai asupan vitamin D yang adekuat tidak cukup, bahkan untuk bayi dan anak-anak.Informasi baru ini mengubah definisi defisiensi vitamin D pada orang dewasa sebagai konsentrasi 25-OH-D dari