rhinitis alergi -osoca blok 13

22

Click here to load reader

Upload: ahmad-ramadhanu

Post on 08-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fk ump 13

TRANSCRIPT

Page 1: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

SKE D

RHINITIS ALERGI

1) Ny. Susi, umur 25 tahun datang ke dokter dengan keluhan utama bersin-bersin, hidung

tersumbat dan keluar ingus encer sejak 2 hari yang lalu.

2) Ny. Susi juga mengeluh matanya gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air

mata keluar. Pasien juga mengeluhkan susah tidur.

3) Ny. Susi juga mengatakan setiap kali mengkonsumsi udang dan terkena debu langsung

mengeluh bersin-bersin dan keluar ingus encer.

4) Keluhan ini dirasakan Ny. Susi sejak umur 5 tahun. Ayah Ny. Susi juga memiliki

keluhan yang sama.

5) Pemeriksaan Fisik: keadaan umum : tampak sakit sedang, compos mentis

Vital sign : TD:110/70 mmHg ; N: 90x/menit reguler, isi dan tegangan cukup ; RR:

26x/menit ; T: 37,0 0C

Wajah : terdapat garis kehitaman pada kulit di bawah palpebra inferior

6) Status THT :

- Telinga : membrana timpani utuh, refleks cahaya +/+

- Hidung : cavum nasi sempit, sekret (+/+) berwarna putih, konka hipertofi berwarna

livid (pucat), massa (-)

- Tenggorokkan : Arcus faring simetris, uvula ditengah, tonsil T1-T1 tenang, dinding

faring posterior tampak kemerahan.

ANALISIS MASALAH

1) 1. Ny. Susi, umur 25 tahun datang ke dokter dengan keluhan utama bersin-bersin,

hidung tersumbat dan keluar ingus encer sejak 2 hari yang lalu.

a. Apa makna keluhan utama bersin-bersin, hidung tersumbat, dan keluar ingus

encer sejak 2 hari yang lalu?

Jawab :

Makna dari keluhan utama bersin-bersin, hidung tersumbat, dan keluar ingus

encer merupakan gejala dari rhinitis alergi.

Gejala rhinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang. Gejala

lain ialah keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung

Page 2: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar

(lakrimasi).

Keluhan sejak 2 hari yang lalu termasuk rhinitis alergi yang intermiten

(kadang-kadang). Dan menurut fasenya, termasuk ke reaksi alergi fase lambat.

Menurut rekomendasi dari WHO Initiative ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact

on Asthma) tahun 2001, klasifikasi rhitis alergi berdasarkan sifat berlangsungnya :

1. Intermiten (kadang-kadang) : bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau

kurang dari 4 minggu.

2. Persisten/menetap : bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan lebih dari 4

minggu.

Reaksi alergi terdiri dari 2 fase yaitu:

Immediate phase allergic reaction (Reaksi Alergi Fase Cepat), yang

berlangsung sejak kontak dengan alergen sampai 2 jam setelahnya.

Late phase allergic reaction (Reaksi Alergi Fase Lambat), yang berlangsung

2-4 jam dengan puncak 6-8 jam (fase hiperreaktivitas) setelah pemaparan dan

dapat berlangsung 24-48 jam.

b. Apa kemungkinan penyebab dari bersin-bersin, hidung tersumbat dan keluar hingus

encer?

Karena adanya alergen, berdasarkan cara masuknya alergen dibagi atas :

1. Alergen inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernapasan, misalnya

tungau debu rumah (D. pteronyssinus, D. farinae, B. tropicalis), kecoa,

serpihan epitel kulit binatang (kucing, anjing), rerumputan (Bermuda grass)

serta jamur (Aspergillus, Alternaria).

2. Alergen ingestan yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya

susu, sapi, telur, coklat, ikan laut, udang kepiting dan kacang-kacangan.

3. Alergen injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya

penisilin dan sengatan lebah.

4. Alergen kontaktan, yang masuk melalui kontak kulit atau jaringan mukosa,

misalnya bahan kosmetik, perhiasan (Soepardi, 2004).

c. Bagaimana patofisiologi dari bersin-bersin, hidung tersumbat dan keluar ingus

encer sejak 2 hari yang lalu?

Page 3: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

Allergen menempel pada mukosa hidung →allergen ditangkap makrofag/ monosit

yang berperan sebagai APC dan diproses→ APC melepaskan sitokin seperti IL-1

yang mengaktifkan Th 0 untuk berproliferasi menjadi Th-1 dan Th-2 →Th-2

menhgasilkan sitokin IL-3,IL-4,IL-5 dan IL-13 →IL-4 dan IL-13 diikat reseptor

dipermukaan sel limfosit B→ sel limfosit B menjadi aktif dan menhasilkan IgE

→IgE diikat reseptor dipermukaan sel mast/basofil (sel mediator) sehingga

menjadi aktif →sel mediator tersensitisasi(bila mucus sudah tersensitisasi terpapar

allergen) →rantai IgE akan mengikat allergen spesifik dan terjadi degranulasi

(pecahnya dinding sel) mastosit dan basofil akibat terlepasnya mediatoe kimia

yang sudah terbentuk terutama“histamine” →selain histamine juga dikeluarkan

Newly Formed mediator “Prostaglandin D2, Leukotrien D4,C4,E4, bradikinin,

platelet activating factor, sitokin dll→mediator inflamasi yang dilepaskan oleh sel

mast dan basofil berikatan dengan reseptor berada diujung saraf, endotel pembuluh

darah dan kelenjar dimukosa hidung histamin akan menyebabkan :

Reseptor histamin H1 terdapat pada sel endotel kenaikan

permeabilitas kapiler, Penigkatan kerja sel goblet dan kelenjar mukosa

rinore.

Terikat pada resptor H1 di saraf nociceptivetipe C. Saraf ini secara luas

bercabang di epitel dan submukosa. Neuron berasal dari cabang pertama dan

kedua nervus trigeminus aktivasi pusat gatal, mengerakkan reflek sistemik

seperti bersin-bersin dan reflek parasimpatik yang mengakibatkan peningkatan

sekresi kelenjar.

Pelepasan mediator kimia oleh sel mast akibat paparan alergen

hidung gatal, rinore, kongesti dan bersin yang disebabkan disebut reaksi fase

cepat.

2. Ny. Susi juga mengeluh matanya gatal, yang kadang-kadang disertai dengan

banyak air mata keluar. Pasien juga mengeluhkan susah tidur.

a. Apa kemungkinan penyebab dari mata gatal kadang-kadang disertai dengan banyak

air mata?

Jawab:

Pada kasus ini kemungkinan penyebab dari mata gatal kadang-kadang disertai air

mata akibat dari pelepasan mediator inflamasi yang menyebabkan mempengaruhi

Page 4: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

kelenjar lakrimasi pada mata sehingga menyebabkan keluarnya air mata dan mata

terasa gatal (Soeparfi E, Iskandar N.2004).

b. Bagaimana patofisiologi dari mata gatal kadang-kadang disertai dengan banyak air

mata?

Jawab:

Telah terjadi konjungtivitis alergi

Mata gatal-gatal

Faktor resiko kontak pertama dengan allergen makrofag atau monosit

menangkap allergen di mukosa hidung sel limfoit B aktif menghasilkan Ig E

menyebar secara hematogen masuk ke jaringan Ig E diikat oleh basofil

atau monosit basofil menjadi aktif menghasilkan mediator yang sudah

tersensitisasi Ig E mengiket allergen menjadi degranulasi mediator kimia

(histamine) dilepaskan mata gatal-gatal

Terpajan alergen memicu pengeluaran mediator-mediator kimia yaitu

histamin (H1) permeabilitas vaskuler edema mukosa buntunya ductus

nasolacrimalis yang mengubungkan hidung dan kelenjar air mata (dekat concha,

karena banyak muara saluran-saluran aliran air mata yang ingin masuk ke

rongga hidung tidak bisa banyak air mata keluar.

c. Apa hubungan mata gatal kadang-kadang disertai dengan banyak air mata dengan

keluhan bersin-bersin, hidung tersumbat dan keluar ingus encer ?

Jawab:

Hubungannya yaitu merupakan manifestasi dari rhinitis alergika yang disebabkan

oleh paparan dari allergen

d. Mengapa pasien mengeluhkan susah tidur ?

Jawab:

Untuk tingkat berat ringannya penyakit, rinitis alergi dibagi menjadi:

1. Ringan, bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktifitas harian,

bersantai, berolahraga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang mengganggu.

2. Sedang atau berat bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut diatas

(Soepardi, 2004).

Page 5: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

Pada kasus telah terjadi rhinitis sedang atau berat.

Karena adanya rinore (keluar ingus) yang akan menyebabkan pasien mengalami

post nasal drip sehingga pasien akan mengalami kesulitan bernapas pada saat tidur

dan pasien akan mengalami gangguan pada saat tidur.

e. Bagaimana patofisiologi susah tidur pada kasus ?

Jawab:

Faktor resiko kontak pertama dengan allergen makrofag atau monosit

menangkap allergen di mukosa hidung sel limfoit B aktif menghasilkan Ig E

menyebar secara hematogen masuk ke jaringan Ig E diikat oleh basofil

atau monosit basofil menjadi aktif menghasilkan mediator yang sudah

tersensitisasi Ig E mengiket allergen menjadi degranulasi mediator kimia

(histamine) dilepaskan merangsang reseptor H1 pada ujung saraf vidianus ke

kelenjar mukosa dan sel goblet terjadi hipersekresi dan hipermeabilitas kapiler

meningkat sekresi yang berlebihan dari hidung rinore (keluar ingus)

hidung tersumbat lendir jatuh ke tenggorokkan (post nasal drip) mengorok/

kesulitan bernapas pada saat tidur gangguan tidur (Soeparfi E, Iskandar

N.2004).

3. Ny. Susi juga mengatakan setiap kali mengkonsumsi udang dan terkena debu langsung

mengeluh berin-bersin dan keluar ingus encer.

a. Apa makna setiap kali mengkonsumsi udang dan terkena debu, Ny. Susi langsung

mengeluh bersin-bersin dan keluar ingus encer?

Jawab :

Makna setiap kali mengkonsumsi udang dan terkena debu langsung mengeluh

bersin-bersin dan keluar ingus encer adalah, udang termasuk alergen ingestan

(Histamin merupakan senyawa turunan asam amino, didapat dari ikan dan

seafood) sedangkan debu termasuk alergen inhalan, dengan adanya alergen

tersebut maka akan terbentuk histamin merangsang kelenjar mukosa dan sel

goblet hipersekresi dan permeabilitas kapiler meningkat rinore atau ingus

encer. Sedangkan bersin-bersin dikarenakan histamin merangsang saraf vidianus.

Makan udang :

Page 6: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

Makanan yang masuk sebagian dicerna terjadi absorbsi direct peptide di plak

peyer di usus kecil, karena plak peyer dilapisi sel berdinding tipis, disebut sel M

yng memudahkan peptide masuk langsung ke dalam plak peyer. antigen sampai

di senter germinal plak peyer antigen diikat sel dendritik dan sel Langerhans

Sel-sel tersebut bermigrasi melalui saluran limfe dan menyebar informasi

mengenai antigen, karena IgE random dan lebih sensitif di mukosa hidung

bersin-bersin dan keluar ingus encer

Terkena debu :

Kemungkinan debu yang merupakan allergen inhalan menempel pada mukosa

hidung IgE akan mengikat allergen spesifik pengeluaran histamin

merangsang saraf vidianus+ merangsang kelenjar mukosa dan sel goblet bersin-

bersin dan keluar ingus encer (Soeparfi E, Iskandar N.2004).

4. Keluhan ini dirasakan Ny. Susi sejak umur 5 tahun. Ayah Ny. Susi juga memiliki

keluhan yang sama.

a. Apa makna keluhan dirasakan sejak umur 5 tahun?

Jawab :

Umur permulaan timbulnya gejala untuk membedakan apakah kondisi tersebut

diperantarai oleh igE atau tidak. Rhinitis yang muncul sebelum umur 10 tahun

menunjukkan tes kulit yang positif (diperantarai IgE).

(Sudoyo,A. 2009)

a. Apa makna Ayah juga memiliki keluhan yang sama?

Jawab :

Makna Ayah Ny. Susi juga memiliki keluhan yang sama adalah karena adanya

riwayat atopi yang diturunkan dari ayah Ny. Susi ke Ny. Susi.

Riwayat Keluarga :

Perubahan pada kromosom 5q31-36 yang mengandung gen sitokin IL-3, IL-4, IL-

5, IL-13 dan GM-CSF kecenderungan atopik (terutama IL-4) yaitu

menginduksi sel B yang memproduksi Ig E dan menghambat produksi sitokin sel

Th 1 peningkatan Ig-E

5. Pemeriksaan fisik : keadaan umum: tampak sakit sedang, compos mentis

Page 7: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

Vital sign : TD: 110/70 mmHg, N: 90x/menit regular, isi dan tegangan cukup, RR:

26x/menit, T: 37,0 oC

Wajah : terdapat garis kehitaman pada kulit di bawah palpebra inferior

a. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik?

Jawab:

Pemeriksaan Kategori Interpretasi

HR <60x/menit : Bradikardi

60-100x/menit : Normal

>100x/menit : Takikardi

HR : 90x/menit

Normal

RR <16x/menit : Bradipnea

16-24 x/menit : normal

>24x/menit : Takipnea

RR : 26x/menit

Takipnea

Wajah Wajah : terdapat bayangan

gelap pada bawah mata

(abnormal)

Takipnea

Faktor resiko kontak pertama dengan allergen makrofag atau monosit

menangkap allergen di mukosa hidung sel limfoit B aktif menghasilkan Ig E

menyebar secara hematogen masuk ke jaringan Ig E diikat oleh basofil

atau monosit basofil menjadi aktif menghasilkan mediator yang sudah

tersensitisasi Ig E mengiket allergen menjadi degranulasi mediator kimia

(histamine) dilepaskan merangsang reseptor H1 pada ujung saraf vidianus ke

kelenjar mukosa dan sel goblet terjadi hipersekresi dan hipermeabilitas kapiler

meningkat sekresi yang berlebihan dari hidung rinore (keluar ingus)

hidung tersumbat kompensasi tubuh untuk memenuhi kebutuhan O2 di jaringan

takipnea (Soeparfi E, 2004).

Allergic Shiners

Faktor resiko kontak pertama dengan allergen makrofag atau monosit

menangkap allergen di mukosa hidung sel limfoit B aktif menghasilkan Ig E

menyebar secara hematogen masuk ke jaringan Ig E diikat oleh basofil

atau monosit basofil menjadi aktif menghasilkan mediator yang sudah

Page 8: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

tersensitisasi Ig E mengiket allergen menjadi degranulasi mediator kimia

(histamine) dilepaskan merangsang reseptor H1 pada ujung saraf vidianus ke

kelenjar mukosa dan sel goblet terjadi hipersekresi dan hipermeabilitas kapiler

meningkat sekresi yang berlebihan dari hidung rinore (keluar ingus)

hidung tersumbat vasodilatasi sinusoidhidung tersumbat, statis vena

sekunder bayangan gelap di daerah bawah mata (Soeparfi E, 2004).

6. Status THT :

- Telinga : membrana timpani utuh, refleks cahaya +/+

- Hidung : Cavum nasi sempit, sekret (+/+) berwarna putih, konka hipertrofi

berwarna livid (pucat), massa (-)

- Tenggorokan : Arcus faring simetris, uvula di tengah, tonsil T1-T1 tenang,

dinding faring posterior tampak kemerahan.

a. Apa interpretasi dari status THT?

Jawab :

Pemeriksaan Pada Kasus Keadaan Normal Interpretasi

Telinga Membrana timpani

utuh, refleks cahaya

+/+

Membran timpani

utuh, dan reflek

cahaya (+/+)

Normal

Tidak mengalami

gangguan pada telinga.

Hidung Cavum nasi sempit Cavum nasi lapang

atau tidak sempit.

Abnormal

Ada gangguan pada

hidungnya akibat

allergen.

Sekret (+/+) warna

putih

Tidak

mengeluarkan

sekret.

Abnormal

Ada proses inflamasi

menyebabkan secret

keluar. Berwarna putih

bertanda bahwa ada

alergi.

Konka hipertropi

berwarna livid

(pucat).

Konka tidak

mengalami

hipertropi dan

warnanya merah

Abnormal

Adanya gangguan pada

hidung menyebabkan

konka hipertropi dan

Page 9: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

Massa (-)

muda.

Massa (-)

berwarna pucat. Akibat

dari allergen.

Normal

Tenggorokan Arcus faring

simetris

Arcus faring

simetris

Normal

Uvula ditengah Uvula di tengah Normal

Tidak ada kelainan

pada uvula.

Tonsil T1-T1 tenang Tonsil T1-T1 Normal

Tidak ada pembesaran

pada tonsil.

Dinding faring

posterior tampak

kemerahan

Dinding faring

posterior tidak

tampak kemerahan

Abnormal

Ada proses inflamasi.

b. Bagaimana mekanisme abnormal dari status THT?

Jawab :

Terpapar allergen makrofag atau monosit menangkap allergen di mukosa

hidung sel limfosit B aktif menghasilkan IgE menyebar secara

hematogen masuk ke jaringan IgE diikat oleh basofil atau monosit

basofil menjadi aktif menghasilkan mediator yang sudah tersensitasi IgE

mengikat allergen menjadi degranulasi mediator kima (histamine) dilepaskan

hipersekresi mucus (secret) pada hidung secret (+/+) warna putih dan

alergi pada dinding faring posterior tampak kemerahan edema mukosa

nasal Konka hipertropi berwarna pucat (livid), massa (-) dan –

vasodilatasi sinusoid cavum nasi sempit -- rangsangan reseptor pada ujung

saraf vidianus (stimulasi serabut saraf C) rasa gatal dihidung dan bersin.

8. JIKA SEMUA GEJALA DIGABUNGKAN, MAKA :

a. Apa diagnosis banding pada kasus ini?

Page 10: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

Rhinitis

Alergi

Rhinitis

Vasomotor

Sinusitis akut

Bersin + + +

Watery rhinorrhea + + +

Hidung tersumbat + + +

Rasa gatal pada

hidung

+ - +/-

Gatal pada mata

disertai keluarnya

air mata

+ - +

(Gatal di bawah mata)

Dipicu stressor dari

luar (makanan,

debu, udara)

+ - -

Garis kehitaman

pada kulit di bawah

palpebra inferior

+ - -

b. Apa pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada kasus ini?

Jawab:

a. In vitro

Hitung eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat

b. In vivo

1. Uji kulit cukit (Skin Prick Test).

2. IgE serum total

3. IgE serum spesifik

4. Pemeriksaan sitologis atau histologis,

5. Tes provokasi hidung (Nasal Challenge Test)

6. Foto polos sinus paranasal/CT Scan/MRi.

c. Apa diagnosis pasti pada kasus ini?

Rhinitis alergic intermitten derajat sedang-berat

d. Bagaimana tata laksana secara komprehensif pada kasus ini?

Page 11: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

Jawab :

a. Menghindari alergen spesifik

b. Terapi topikal dapat dengan dekongestan hidung topikal melalui semprot

hidung. Obat yang biasa digunakan adalah oxymetazolin atau xylometazolin,

namun hanya bila hidung sangat tersumbat dan dipakai beberapa hari (< 2

minggu) untuk menghindari rhinitis medikamentosa.

c. Preparat kortikosteroid dipilih bila gejala sumbatan hidung akibat respon fase

lambat tidak dapat diatasi dengan obat lain. Obat yang sering dipakai adalah

kortikosteroid topikal : beklometason, budesonid, flunisolid, flutikason,

mometason furoat dan triamsinolon.

d. Preparat antikolinergik topikal adalah ipratropium bromida yang bermanfaat

untuk mengatasi rinorea karena aktivitas inhibisi reseptor kolinergik pada

permukaan sel efektor.

e. Terapi oral sistemik

1. Antihistamin

- Anti histamin generasi 1 : difenhidramin, klorfeniramin, siproheptadin.

- Anti histamin generasi 2 : loratadin, cetirizine

2. Preparat simpatomimetik golongan agonis alfa dapat dipakai sebagai

dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi antihistamin.

Dekongestan oral : pseudoefedrin, fenilpropanolamin, fenilefrin.

a. Terapi lainnya dapat berupa operasi terutama bila terdapat kelainan anatomi,

selain itu dapat juga dengan imunoterapi.

Antihistamines

Generic Name Class Use Dosage

Acrivastine Antihistamine

Decongestant

Allergic rhinitis Age 12 and above, one capsule every 4 to 6 hours.

Brompheniramin

e

Antihistamine

OTC

Allergic rhinitis

and other allergies

Read package label or discuss the proper dosing

with your physician.

Children under 6: discuss use with physician.

Carbinoxamine Antihistamine Seasonal and

perennial allergic

rhinitis

Other allergies

Tablets:

Adults:1 to 2 tablets, 3 to 4 times a day.

Age 6 to adult: 1 to 1½  tablets; 3 to 4 times a day.

Liquid:

Adults: 1-2 teaspoons; 3 to 4 times a day.

Page 12: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

Children older than 6: 1 to 1 ½ teaspoons; 3 to 4

times a day.

Ask physician for dose under 6.

Do not use under age 2.

Cetirizine Antihistamine

OTC

Seasonal and

perennial allergic

rhinitis

 

Chronic urticaria

Children:

6 to 12 months: 1/2 tsp. (2.5 mg) once a day.

1 to 5 years: 1/2 tsp. [2.5 mg] Once or twice a day.

6 to 11 years: 1 or 2 tsp. [5 or 10 mg] Once a day.

12 and older: 5 or 10 mg once a day.

Antihistamine

Decongestant

OTC

Seasonal and

perennial allergic

rhinitis

Age 12 and older:

One tablet twice daily.

Chlorpheniramin

e

Antihistamine

OTC

Allergic rhinitis

and other allergies

Discuss proper adult dosing with your physician.

Under age 6: Discuss use with physician.

Clemastine Antihistamine

OTC (Syrup &

1.34mg tab)

Rx (2.68 tab)

Allergic rhinitis

Urticaria

Children: 1 tsp twice a day.

Adults: 1.34 to 2.68 one to three times daily.

Cyproheptadine Antihistamine Allergic rhinitis

Urticaria

Children:

2 to 6 years old:

0.25 mg/kg/day increasing to total of 2mg every 8

to 12 hours.

Age 7 to 14:

Can increase to 4 mg every 8 to 12 hours.

Adults:

Allergic rhinitis 4 mg up to 3 times a day.

Urticaria: 4 mg/3 times a day up to 0.5 mg/kg/day.

Desloratadine Antihistamine Seasonal allergic

rhinitis:

Age 2 and older

Perennial allergic

rhinitis: 6 months

and older

Chronic urticaria:

6 months and older

Age 12 and older: 5 mg daily.

Age 6 to 11: 2.5mg daily.

Age 6 to 11 months: 2 mL = 1.0 mg daily.

Antihistamine

Decongestant

Seasonal allergic

rhinitis age 12 and

Age 12 and older:

Clarinex-D 12 Hour: 1 tablet every 12 hours.

Page 13: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

older Clarinex-D 24 Hour: 1 tablet once a day.

Diphenhydramin

e

Antihistamine

OTC

Rx (50mg)

Seasonal allergic

rhinitis

Urticaria

Motion sickness

Insomnia

Age 2 to 6:

Under physician’s supervision.

Age 6 to 12:

12.5 to 25 mg every 4 to 6 hours.

Adults:

25 to 50 mg every 4 to 6 hours.

Fexofenadine Antihistamine Seasonal allergic

rhinitis

Chronic urticaria

Allegra Oral Suspension:Allegra ODT:Allegra Tablets:

Seasonal allergic rhinitis

Chronic urticaria

12 and older

60 mg twice daily or 180 mg once a day

Age 6 to 11:

30 mg twice a day

Seasonal allergic rhinitis

Chronic urticaria:

Age 6 to 11:

One 30 mg ODT twice a day

Seasonal allergic rhinitis

Age 2 to 11:

30 mg twice a day

Chronic urticaria

Age 6 months to 2 years:

15 mg twice a day

Age 2 to 11:

30 mg twice a day

 

Antihistamine

Decongestant

Seasonal allergic

rhinitis

Age 12 and older:

One tablet twice a day

The 24-hour tablet is one a day.

Hydroxyzine Antihistamine Itching associated

with skin allergies

Under 6: Discuss with physician.

Ages 6 to 12: 12.5 to 25 mg every 6 to 8 hours.

Age 12 and older: 25 to 50 mg every 6 to 8 hours.

Levocetirizine Antihistamine Seasonal and

perennial allergic

rhinitis

Chronic urticaria

Age 6 to 11: 1 teaspoon (5 mL) or ½ tablet once a

day in PM.

Age 12 and older:

2 teaspoons (10mL) or 1 tablet each PM.

Page 14: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

WMF’s

Loratadine Antihistamine

OTC

Allergic rhinitis

Chronic urticaria

Age 2 to 6:  5 mg daily.

Age 7 and above: 10 mg daily.

Antihistamine

Decongestant

OTC

Allergic rhinitis Claritin D12 Hour: Age 12 and above, one tablet

twice daily.

Claritin D24 Hour: One tablet daily in the AM.

e. Apa komplikasi yang dapat terjadi pada kasus ini?

Jawab:

Komplikasi rinitis alergi yang paling sering adalah :

a. Polip hidung.

Beberapa peneliti mendapatkan, bahwa alergi hidung merupakan salah satu faktor

penyebab terbentuknya polip hidung dan kekambuhan polip hidung.

b. Otitis media yang sering residif, terutama pada anak-anak.

c. Sinusitis paranasal

f. Bagaimana prognosis pada kasus ini?

Jawab:

Vitam : dubia at bonam

Fungsional : dubia at bonam

g. Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus ini?

Jawab:

KDU 4A

Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara

mandiri dan tuntas

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan

penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.

(Konsil Kedokteran Indonesia, 2012)

h. Bagaimana pandangan islam dalam kasus ini?

Jawab:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk mengucapkan

tahmid tatkala bersin. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

Page 15: Rhinitis Alergi -Osoca Blok 13

Host (Ny. Susi, 25 tahun) dan riwayat keluarga atopi

Alergen (udang dan debu)

Reaksi Hipersensitifitas tipe 1

IgE meningkat

Peningkatan pengeluaran histamin

Peningkatan permeabilitas kapiler

Peningkatan sekresi mukus

Rinorea Hidung tersumbat

Bersin

Hipersekresi sel goblet

Susah tidur

WMF’s

“Jika salah seorang di antara kalian bersin, hendaklah ia mengucapkan Alhamdulillah,

jika ia mengatakannya maka hendaklah saudaranya atau temannya membalas:

yarhamukalloh (semoga Allah merahmatimu). Dan jika temannya berkata

yarhamukallah, maka ucapkanlah: yahdikumulloh wa yushlihu baalakum (semoga Allah

memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).”

(Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, no. 6224 dari Abu Hurairah

radhiyallahu ‘anhu)

Kesimpulan

Ny. Susi, umur 25 tahun, mengalami keluhan bersin-bersin, hidung tersumbat, dan

keluar ingus encer karena menderita Rhinitis Allergic Intermiten derajat sedang-berat.

Kerangka Konsep