review film insider

10
“THE INSIDER” The Insider adalah adalah salah satu contoh film drama Amerika yang cukup fenomenal, inspiratif, dan unik untuk ditonton. Film panjang berdurasi 157 menit ini merupakan film yang telah memenangi Academy Award untuk kategori Sutradara Terbaik, Gambar Terbaik, Aktor Terbaik, Suara Terbaik, Editing Film Terbaik, dan Sinematografi Terbaik. Film ini diarahkan oleh sutradara bertangan dingin berkebangsaan Amerika yang bernama Michael Mann dan skenario film ini ditulis oleh Eric Roth. Film ini dimainkan oleh aktor senior ternama, Al Pacino dan Russell Crowe dengan sejumlah aktor-aktris berbakat lainnya, seperti Christopher Plummer, Bruce Mc Gill, Michael Gambon, Diane Verona, Lindsay Crouse, dan lain sebagainya. Skenario film ini dibuat yang terinspirasi dari sebuah artikel Vanity Fair yang diterbitkan dengan judul “The Man Who Knew Too Much” yang ditulis oleh Marie Brenner. Secara garis besar, film “The Insider” adalah sebuah film yang ditayangkan di tahun 1999 dan diangkat dari kisah nyata acara televisi CBS yang bernama “60 Minutes”. Kisah nyatanya terjadi pada pertengahan 1990-an ketika perusahaan-perusahaan rokok yang tergabung dalam “Big Tobacco” dicurigai mengetahui khasiat adiktif yang terdapat dalam tembakau dan membuat para perokoknya kecanduan, namun tidak mempublikasikannya kepada masyarakat. Peristiwa ini cukup menghebohkan bagi masyarakat di Amerika 1

Upload: alvin-as

Post on 25-Jun-2015

501 views

Category:

News & Politics


1 download

DESCRIPTION

Film ini menceritakan adanya upaya whistleblowing yang dilakukan seorang karyawan di sebuah perusahaan tembakau terkenal di Amerika Serikat di mana perusahaan tersebut sengaja menutupi fakta dan realita kebenaran mengenai bahaya kandungan yang terdapat di dalam rokok dari publik demi meraih keuntungan semata.

TRANSCRIPT

Page 1: Review Film Insider

“THE INSIDER”

The Insider adalah adalah salah satu contoh film

drama Amerika yang cukup fenomenal, inspiratif, dan unik

untuk ditonton. Film panjang berdurasi 157 menit ini

merupakan film yang telah memenangi Academy Award

untuk kategori Sutradara Terbaik, Gambar Terbaik,

Aktor Terbaik, Suara Terbaik, Editing Film Terbaik, dan

Sinematografi Terbaik. Film ini diarahkan oleh sutradara

bertangan dingin berkebangsaan Amerika yang

bernama Michael Mann dan skenario film ini ditulis oleh Eric Roth. Film ini dimainkan oleh

aktor senior ternama, Al Pacino dan Russell Crowe dengan sejumlah aktor-aktris berbakat

lainnya, seperti Christopher Plummer, Bruce Mc Gill, Michael Gambon, Diane Verona, Lindsay

Crouse, dan lain sebagainya. Skenario film ini dibuat yang terinspirasi dari sebuah artikel Vanity

Fair yang diterbitkan dengan judul “The Man Who Knew Too Much” yang ditulis oleh Marie

Brenner.

Secara garis besar, film “The Insider” adalah sebuah film yang ditayangkan di tahun

1999 dan diangkat dari kisah nyata acara televisi CBS yang bernama “60 Minutes”. Kisah

nyatanya terjadi pada pertengahan 1990-an ketika perusahaan-perusahaan rokok yang tergabung

dalam “Big Tobacco” dicurigai mengetahui khasiat adiktif yang terdapat dalam tembakau dan

membuat para perokoknya kecanduan, namun tidak mempublikasikannya kepada masyarakat.

Peristiwa ini cukup menghebohkan bagi masyarakat di Amerika Serikat sendiri karena

melibatkan sebuah konglomerasi besar yang mempunyai kekuatan finansial dan media untuk

menyembunyikan fakta kesehatan tersebut. Ada upaya whistleblowing dari seseorang dan

konflik-konflik yang terjadi akibat upaya tersebut.

Film ini diawali dengan seorang mantan direktur perusahaan rokok yaitu Brown &

Williamson (B & W) Tobacco Company, Jeff Wigand yang diperankan oleh Russell Crowe

diberhentikan tiba-tiba atas alasan yang tidak rasional, yaitu kemampuan komunikasi yang

buruk. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah Wigand mengetahui kecurangan perusahaan

dalam memalsukan kandungan nikotin pada rokok yang dijual dan mengaku bahwa nikotin tidak

berbahaya. Thomas Sandefur sebagai CEO dari perusahaan tersebut bahkan sudah bersumpah di

depan dewan bahwa nikotin tidak berbahaya. Sehingga, ketika Wigand memprotes hal ini kepada

1

Page 2: Review Film Insider

CEO-nya ia dianggap membahayakan rahasia perusahaan. Wigand mengalami dilema yang

menempatkan ia, istri, dan kedua putri kecilnya dalam posisi yang sulit. Ia diharuskan

menandatangani perjanjian rahasia dengan perusahaannya agar ia tidak mengungkapkan rahasia

perusahaan keluar dengan taruhan tunjangan kesehatan dan fasilitas pokok yang merupakan hal

penting bagi keluarganya karena salah satu putrinya mengidap asma akut. Di sisi lain, ia merasa

harga dirinya telah terinjak.

Suatu saat Wigand bertemu dengan Lowell Bergman (Al Pacino), seorang jurnalis senior

dan berpengalaman yang juga menjabat sebagai produser acara “60 Minutes” di televisi CBS,

yang sedang mencari ahli untuk menjelaskan tentang istilah teknis industri. Setelah melewatkan

waktu bersama, Bergman menyadari bahwa Wigand menyimpan rahasia yang dapat membuat

keruntuhan industri tembakau. Namun saat itu, Wigand tidak berani berbicara karena telah

terikat kontrak perjanjian di mana dia tidak boleh membocorkan rahasia perusahaan. Meskipun

awalnya Wigand menolak, tetapi pada akhirnya Wigand bersedia untuk bekerja sama

memberikan penjelasan tentang kandungan yang terdapat dalam rokok. Namun, berbagai

ancaman dan teror dari berbagai pihak tetap datang meresahkan keluarga Wigand dan integritas

Bergman. Mulai dari penemuan jejak sepatu di taman, pengiriman email ancaman yang akan

membunuh Wigand, hingga adanya sebuah peluru di kotak surat keluarga Wigand. Dalam situasi

terdesak ini, Wigand memutuskan untuk merekam secepatnya pengakuan dirinya kepada acara

60 Minutes. Namun tekanan ini rupanya begitu berat bagi istri dan kedua putri Wigand yang

kemudian meninggalkannya.

Lalu Wigand dipanggil untuk datang ke hadapan CEO Brown & Williamson. Di bawah

ancaman, dia disuruh untuk menyetujui memperpanjang kontrak agar tidak membeberkan

tentang rahasia dari rokok. Wigand lalu marah karena dia merasa Bergman membocorkan info

pertemuannya yang lalu. Namun, Bergman berhasil meyakinkan Wigand bahwa dia selalu

menjaga keprofesionalisasiannya dan tidak membocorkan mengenai pertemuan tersebut.

Menyadari tekanan berat yang dihadapi narasumber pentingnya, Bergman berusaha

menenangkan Wigand dan meyakinkan bahwa usaha mereka tidak sia-sia, ia juga meyakinkan

bahwa apa yang dilakukan mereka untuk kepentingan orang banyak dan sekaligus untuk

melindungi Wigand dari kemungkinan yang lebih buruk yang mungkin akan terjadi. Bergman

mendukung dengan perasaan empati dan keyakinan yang mendalam terhadap Wigand yang

selalu mendapatkan tekanan dan ancaman dari pihak-pihak yang tidak suka dengan upaya

2

Page 3: Review Film Insider

mereka. Bergman juga meyakinkannya bahwa wawancara ini nantinya bukan untuk menaikkan

prestise, lebih menduniakan acara “60 Minutes“, atau mengambil keuntungan ekonomi, tetapi

wawancara ini dapat berguna lebih jauh, yaitu untuk memberikan suatu harapan baru dan

keselamatan bagi umat manusia.

Akhirnya Wigand dan Bergman melakukan wawancara yang isinya bahwa Wigand akan

mengungkapkan semua kebohongan yang selama ini perusahaannya lakukan. Setelah kemasan

editing wawancara itu selesai, giliran pihak Bergman yang mengalami kesulitan. Ia diharuskan

mengedit tampilan wawancaranya dengan Jeffrey Wigand karena takut adanya tuntutan jutaan

dolar terhadap pihak televisi CBS apabila menayangkan wawancara tersebut. Serangan balik

bagi Wigand pun kembali dilancarkan oleh pihak perusahaannya. Pihak perusahaannnya

membeberkan semua informasi kehidupan pribadi dari Wigand yang semuanya bersifat buruk,

memutarbalikkan fakta yang sebenarnya, menghancurkan reputasi Wigand dan dijadikan senjata

untuk pembunuhan karakter Wigand. Namun hal-hal tersebut tidak menggentarkan Bergman, ia

tetap meninggikan asas integritas seorang jurnalis dan nilai-nilai kebenaran publik yang harus

diperjuangkan oleh dirinya. Menghadapi hal ini, ia juga ingin melindungi Wigand sebagai

seorang yang menyatakan kebenaran dengan keberanian dari pembunuhan karakter yang

dilakukan perusahaan rokok Brown & Wiliamson karena kekuasaan yang mereka miliki.

Pada akhirnya, tayangan rekaman pernyataan Wigand yang batal ditayangkan secara

penuh dalam acara 60 Minutes di saluran CBS, ditayangkan pihak televisi lain secara penuh dan

tanpa dihilangkan bagian-bagiannya. Surat kabar pun mulai memberitakan kebenaran yang

terjadi. Sehingga perusahaan rokok Brown & Wiliamson mendapatkan sejumlah hukuman legal

yang merugikan perusahaan tersebut atas praktik bisnis yang tidak sehat. Kedua tokoh utama

berhasil memperoleh pengakuan publik atas jasa mereka dan mendapatan pengalaman berharga

yang tak ternilai dalam hidup mereka. Jeffrey Wigand dengan gelar Dr. Wigand memperoleh

penghargaan sebagai guru terbaik dan Lowell Bergman membagikan ilmunya dengan menjadi

dosen jurnalistik di University of California. Pada November 1998, dibuat suatu kesepakatan

antara perusahaan rokok dengan pemerintah yang disebut Tobacco Master Settlement Agreement

yang mengharuskan perusahaan-perusahaan tersebut harus membayar denda sejumlah $206

milyar untuk 46 negara bagian dan juga tidak boleh mempromosikan rokok untuk anak-anak

karena berbahaya bagi kesehatan mereka.

3

Page 4: Review Film Insider

Film “The Insider” merupakan film berbasis pada dunia jurnalistik yang menceritakan

bagaimana peran jurnalistik dan media massa dalam hal ini televisi untuk mengkomunikasikan

suatu fakta dan realita kebenaran sehingga dapat memberikan suatu pengaruh terhadap

masyarakat yang melihatnya. Dalam film ini benar-benar ditampilkan sisi idealisme seorang

ilmuwan dan juga seorang jurnalis yang sangat memegang kode etik dari dunia jurnalistik. Ia

benar-benar berjuang demi tugasnya dan mendedikasikan dirinya hanya untuk jurnalistik yang

dapat mengubah suatu dunia dan memberikan suatu harapan keselamatan bagi banyak orang.

Jurnalistik merupakan suatu cara agar kita dapat mengetahui apa yang sedang terjadi dan

penilaiannya kembali lagi kepada kita yang menyaksikannya. Apakah kita dapat menilai secara

objektif atas fakta dan realita yang ada dan ditampilkan untuk kita semua. Keberanian yang

selalu dipegang oleh Jeffrey Wigand sebagai ilmuwan dan Lowell Bergman sebagai jurnalis

menunjukan integritas dan kredibilitas mereka dalam melaksanakan pekerjaan dengan selalu

menjunjung tinggi kode etik di bidang masing-masing. Meskipun menghadapi banyak tekanan

dan resiko besar yang mengubah hidup mereka, tetapi mereka tetap menomorsatukan

kepentingan publik. Seseorang dengan pekerjaan sebagai jurnalis atau ilmuwan harus bernyali

besar karena dirinya akan berhadapan dengan banyak resiko dalam perjalanan karirnya tapi

memang begitulah kenyataan yang dialami jurnalis atau ilmuwan dengan integritas tinggi.

Menurut saya, “The Insider” adalah salah satu film yang akan membuat penontonnya

sulit beranjak sampai akhir. Drama yang ditampilkan menjadi kekuatan utama dari film ini,

terutama ketika tokoh-tokohnya harus menghadapi sebuah situasi di mana mereka harus berpikir

keras untuk menghadapi serangan-serangan dari mantan perusahaan Wigand. Film ini perlu

ditonton dengan pandangan yang serius karena cukup banyak informasi-informasi yang harus

dicerna jika benar-benar ingin mengetahui maksud dari film ini secara menyeluruh. Film ini juga

begitu menarik karena begitu kuatnya penampilan dari tokoh-tokohnya. Aktor kawakan Al

Pacino berperan dengan begitu baik sebagai Bergman yang tetap idealis di antara kolega-

koleganya yang perlahan menutup mulut atas tekanan konglomerat-konglomerat tembakau

tersebut. Salah satu contohnya adalah ketika ia dipaksa untuk mengubah hasil wawancaranya

dengan Wigand sebelum disiarkan secara nasional. Begitu juga dengan Russell Crowe sebagai

whistleblower yang dilema dalam membeberkan rahasianya akibat besarnya tekanan-tekanan

dari berbagai pihak yang menentangnya. Harmoni di antara mereka berdualah yang membuat

suasana tegang dalam film ini semakin intens dan mendebarkan sampai dengan akhir film.

4

Page 5: Review Film Insider

Film ini memunculkan suatu konsep penting, yaitu whistleblowing. Whistleblowing

adalah tindakan seorang pekerja yang memutuskan untuk melapor kepada media, kekuasaan

internal atau eksternal tentang hal-hal ilegal dan tidak etis yang terjadi di lingkungan kerja. Hal

ini merupakan isu yang penting dan kontroversial, tetapi seringkali berdampak buruk, baik

kepada individu tersebut maupun organisasi yang dilaporkan melakukan hal-hal yang

menyimpang. Wigand dan Bergman dapat dikatakan sebagai whistleblower dalam insiden di film

ini. Whistleblowing itu dapat terjadi, antara lain:

1. Apabila produk dan keputusan perusahaan dapat membahayakan masyarakat.

2. Saat karyawan menemukan kesalahan atau ancaman dalam perusahaan, karyawan wajib

melaporkan sebagai bentuk keprihatinannya.

3. Ketika fungsi dari atasan sudah tidak berfungsi, maka karyawan juga wajib melaporkan.

4. Karyawan harus mempunyai bukti tertulis.

5. Karyawan mempunyai alasan yang tepat untuk membuka masalah ini agar perusahaan menjadi

lebih baik.

Film ini juga banyak menyoroti masalah-masalah dalam hal jurnalistik. Pertama,

bagaimana sebuah jaringan media seperti televisi selalu berusaha untuk menekan atau

menyembunyikan realita dan kebenaran yang sesungguhnya dari publik demi melindungi

kepentingan finansialnya. Hal ini telah menjadi isu yang penting terkait dengan konflik

kepentingan yang terlibat antara pihak-pihak di dalam jaringan media tersebut. Selain itu,

masalah yang juga timbul adalah bagaimana sikap yang seharusnya para jurnalis lakukan di

antara dua pilihan, yaitu selalu tunduk terhadap tekanan dari pemilik media atau berpegang teguh

terhadap idealisme dan integritasnya yang tinggi sebagai seorang jurnalis. Lalu, masalah

jurnalistik yang paling buruk dan menonjol dalam film ini adalah bagaimana para jurnalis,

eksekutif perusahaan, dan pemilik media dapat memanipulasi orang, kebenaran, dan peristiwa

dengan sejumlah permainan politik dan intrik yang licik demi memuaskan kepentingan pihak-

pihak yang saling terkait. Dalam film ini, juga ditunjukkan adanya legitimasi terkait dengan

kecemasan terhadap merger media massa yang biasanya berakhir dengan dicampuri oleh tekanan

dari konflik kepentingan pemilik atau korporat media tersebut. Semua masalah ini sangat

berbahaya terhadap publik dan beresiko terkait dengan tentunya kebebasan berekspresi dalam

media di mana seseorang seharusnya dapat bebas mengutarakan opini dan perkataannya dengan

pertanggungjawaban yang benar secara bebas, tetapi hal itu dilarang.

5

Page 6: Review Film Insider

Kekurangan dalam film ini adalah masalah durasi film yang saya anggap terlalu panjang

karena meskipun banyak momen-momen dramatis yang penting dalam film, sebenarnya film ini

dapat dipadatkan lagi. Selain itu, pada saat pergantian fokus masalah dari masalah tekanan dan

teror yang dialami oleh Wigand berganti ke masalah yang dihadapi oleh Bergman. Porsi untuk

keduanya masih kurang seimbang karena masih menitikberatkan pada masalah Wigand. Satu hal

lagi yang dapat menjadi penekanan dan pesan dalam film ini, yaitu para pekerja media (reporter,

jurnalis, editor, dan lain sebagainya) harus meneguhkan kembali tanggung jawab mereka

terhadap integritas jurnalistik. Konflik kepentingan yang terjadi ketika seorang pekerja media

harus berhadapan antara loyalitas atau idealismenya. Jurnalisme adalah tentang berkata yang

sebenarnya, bebas, dan obyektif dan semua ini tidak hanya sebagai standar atau prinsip utama

dalam jurnalisme, tetapi juga sebagai elemen-elemen mendasar dalam ketepatan. Secara umum,

film ini dapat dikatakan sebagai salah satu masterpiece dalam genrenya. “The Insider” adalah

sebuah kisah konspirasi yang didramatisir dengan kuat melalui plot-plotnya yang menegangkan.

Film ini dapat menjadi salah satu film yang wajib ditonton jika anda pecinta film-film dengan

jalan cerita yang serius dan menegangkan.

6