reunion murung pudak

12
REUNION Murung Pudak Tanjung , Kalimantan Selatan Berita tentang reunion, sudah aku dengar 1 bulan sebelum acara, namun tidak begitu jelas, hanya akan diadakan tanggal 3-4 Juli 2010, di Tanjung demikian juga kontak person penyelenggara. Berbeda dengan acara reuni yang akan diikuti oleh istriku dan rekan-rekannya di Komplek Pertamina Klayan, Cirebon, mulai dari susunan panitya, biaya acara, tanggal, tempat acara, susunan acara dan bahkan komfirmasi kehadiran, sudah tampil di Face book.

Upload: widyo-lesmono

Post on 28-Jun-2015

213 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: REUNION Murung Pudak

REUNION Murung PudakTanjung , Kalimantan Selatan

Berita tentang reunion, sudah aku dengar 1 bulan sebelum acara, namun tidak begitu jelas, hanya akan diadakan tanggal 3-4 Juli 2010, di Tanjung demikian juga kontak person penyelenggara. Berbeda dengan acara reuni yang akan diikuti oleh istriku dan rekan-rekannya di Komplek Pertamina Klayan, Cirebon, mulai dari susunan panitya, biaya acara, tanggal, tempat acara, susunan acara dan bahkan komfirmasi kehadiran, sudah tampil di Face book.

Berita itu kudengar lagi pada acara pelepasan jenasah Lani Maskun, yang merupakan senior ku, seorang pemusik alam yang mahir memainkan semua alat music band. dan merupakan ikatan pertemanan keluarga besar, Warnan Soetjipto dan Keluarga H Maskun. Moment tak terlupakan saat kecil (SMP) aku pernah naik sepeda Murung Pudak ke Amuntai berangkat lewat Tanjung (berenam) dan kembali (sendiri) lewat Tutupan (area pengeboran Minyak Pertamina) ternyata jalan yang kutempuh naik turun bukit yang tak

Page 2: REUNION Murung Pudak

berakhir, jalan tanah yang tidak halus ditambah panas yang menyengat. Entah berapa jam aku sampai pada satu tempat dimana Lani Maskun mengenaliku dan memberiku segelas susu hangat, kemudian setelah itu aku pergi melanjutkan perjalanan, dan hingga akhir hayat beliau aku tidak pernah bertemu lagi.

Hari kamis aku dan istriku Erna, putuskan berangkat ke Murung Pudak jumat pagi, dan memberikan kabar ke adiku Iis jika ingin ikut.

Jumat pagi jemput Is, di Pondok Karya dan antar suami nya ke kantor Bukit Damai Indah, anteri beli BBM dan kembali ke rumah Telindung. Erna sudah siap koper pakaian dan perlengakapan makan siang di jalan.

Bismillah..... dan Erna kunjuk salib kita berangkat, ke Kariangau antri naik ferri depan kita ada mobil yang nampaknya mereka juga mau ke Murung Pudak, ingin menyapa Pria dan Wanita ini rasanya aku kenal, tapi mungkin hanya terbawa perasaan dan suasana saja.

Duduk aku di dek ferri music mengalun ”Story Book Children” ; ” Burung Dalam Sangkar”; ”Rain and Tear”; dan “Yesterday” (lagu yang selalu di nyanyikan Oom Haji Wahab). Aku terhanyut dalam kenangan tahun 1966.. yang juga menjadi semangat ku untuk kembali ke Murung Pudak, setelah 38 tahun aku tinggalkan.

Namun lamunan ku, terhenti tiba-tiba, Selamat pagi, selamat datang di Ferri ini dalam perjalanan ke Panajam. Aku pikir penjelasan tentang Keselamatan jika ada bahaya, seperti di Hotel atau Pesawat, ternyata mas ini menawarkan pisau kupas dan potong untuk sayur dan buah2an. Juga obat-obat penghilang lendir, yang akan dibuang jika kita BAB atau BAK (kok bisa ya? BAK keluar lendir). Diatas Ferri terdapat macam-macam jualan termasuk jual CD, aku tidak menanyakan CD Ariel , maksudku VCD karena berdosa. Aku cari MP3 dapat, tinggal satu ”Golden Sweet Memories” ada ”No Regret”; “Wilingly”; “Take my hand for a while” dan “Que Sera Sera” yaa… cukup lah.

Panajam 12.00 wita kupacu kendaraan di kisaran 60 km/jam hingga Koaro (dulu ada warung makan dengan sajian Daging Payau/Kijang) kok nda ada lagi ya? Kita terus hingga Batu Kajang daerah perbukitan yang cukup curam dan cukup sejuk kita berhenti dipuncak karena Is sudah mabuk dan kita makan siang. Batu Kajang daerah Tambang Batu Bara yang cukup baik lingkungan kotanya.

Selesai makan siang/sore 15.00 wita. kita lanjut ke Muara Komam kita berhenti di rumah penduduk Is mabuk lagi dan numpang ke toilet. Masyarakat di sini umumnya penambang Emas terlihat banyak mereka naik kendaraan roda 2, membawa karung berisi pasir sungai yang akan di proses lagi menjadi butiran Emas.

Tak lama setelah Muara Komam kita masuk Batu Butok daerah Pertamina, dimana Istri dari adik Erna, Robert pernah tinggal, Clara merupakan putri dari Kel. Sitinjak, biasa dipanggil ”Tuan Baron” oleh warga perumahan disitu.

Page 3: REUNION Murung Pudak

Aku hanya memperlambat kendaraan, dan melihat suasana kota dimana aku dulu pernah ikut ayahku ke sini dan aku main dirumah 1 keluarga (aku lupa namanya) yang kuingat aku tiduran diteras sambil lihat burung Elang yang terbang berputar-putar dengan suara nya yang khas.

Kerinduan akan Murung Pudak , semakin kuat sehingga kupacu kendaraan ini pada kisaran 80 km/jam karena jalan relatif halus walau sempit. (mungkin pengaruh Relativity Theory).Sampai aku di Haruai nama daerah yang tidak asing bagi telingaku, aku bertanya di rumah peduduk Murung Pudak masih jauhkah, jalan tarus aja piyan sampai di simpangan yang kedua kena betakun pulang disana lah, jangan belok kakiri kalau itu nang piyan ambil bisa sampai ke Berabai. Terima kasih lah, ayu jak. Berabai daearah yang terkenal akan jajanan nya ”Apam Barabai” ujar urang sejenis bolu kukus tapi bukan, apem juga bukan. Kata temanku Apam Berabai persegi empat, puncak kuenya merekah 2 bagian, warnanya coklat gula merah dan tidak pakai kertas.

Baik, aku ingat dulu dekat arah ke Tanjung terdapat telaga Pattiasina, jalan cukup lebar sejak dulu sudah ada jalan, ini dibuat oleh pemerintah dengan bantuan Russia PRAKLA, aku menambah kecepatan kisaran 90 km/jam, wau itu dia namanya sekarang Tanjung Puri.

Akhirnya aku sampai juga dipersimpangan yang dimaksud, Is telpon temanmu informasikan posisi kita di Tugu Gas Alam Mabu’un, kalau ke Murung Pudak lewat mana? Mereka bilang tunggu aja disitu nanti dijemput. Tidak lama mereka sudah datang dan aku masih bingung langsung di ajukan pertanyaan; keluarga nya Titis kan? Anaknya Warnan Soetjipto ya, ternyata mas Bambang ini adalah adik dari mas Ibnu keponakan dari Oom Surono, teman mas Tis keponakan ayahku dulu. Sedangkan istrinya Imel adalah adik dari Terry; Ikis dan Doge temanku. Wah aku susah sekali menahan rasa senangku. Aku minta diantar ke Mess Pertamina, ternyata memang jalan yang dilalui tidak seperti dulu, kita masuk perumahan Pertamina Murung Pudak dari daerah Tangki Hijau atau Kampung Templek daerah yang tidak pernah kami lalui waktu kecil.

Jam 19.00 aku masuk kamar nomor 5, seingat ku dulu disini aku pernah diajak Oom Siswondo mendengarkan musik dari Tape Reel merk Akai (belum ada casssette) dan Ice Cream. Keluarga kami telah mengenal Oom Siswondo sejak aku kecil di Balikpapan, dan Ice Cream selalu tersedia dikamarnya. Terakhir aku bertemu beliau pada saat aku kuliah dan kost di jl Mliwis Jogja, beliau tinggal didaerah Papringan., Tahun 1978.Disebelah kamar ini juga tinggal Oom Rob Diedrich, aku ingat beliau di pindahkan ke Singapura mungkin tahun 1969, sebagai perwakilan Pertamina disana. Dalam acara perpisahan aku sempat melihat Ayah ku menyanjikan lagu ”Green field” dengan Oom John Esra yang pegang Guitar.

Is, pergi ketempat acara bersama mas Bambang dan Imel, aku mulai merasa lelah, telpon Erna berdering dan memberikannya padaku ada yang ingin bicara, aku Terry kamu lupa ya sama aku, suara keras dan nampak senang. Bagiku Terry adalah teman SD Pertamina dan kami pernah menari melayu bersama ”serampang 12” bimbingan guru kami p’

Page 4: REUNION Murung Pudak

Achmad Darhamsie kami menari berempat yang dua lagi nah ini aku lupa, dalam acara sekolah waktu itu. Terry datang dan meminta kami ke tempat persiapan acara besok. Pertama kali turun wid ini ada Lilik, dia tidak asing bagiku hanya agak aneh karena 12 tahun yang lalu aku sempat bertemu di Balikpapan, Lilik merupakan Istri Karib ku Noor Ifansyah dan juga merupakan kakak kandung dari penyanyi nasional muda bersuara merdu Fathur ”Adakah Cinta yang tak pernah berakhir” (judulnya aku lupa) Ayah dan Ibu Lilik adalah tokoh musik Tanjung, ayahku juga pernah ikut bernyanyi tapi dalam irama keroncong., untuk suatu kejuaraan lagu nya ”Sapu Tangan” lucu juga Ayahku begitu kepentas langsung tersenyum/ketawa lebar sudah tentu jury nya ikut tertawa.

Tak lama ketemu dengan Wanita yang bersama dalam Ferri penyebarangan ternyata dia adalah adik dari Noor Jannah, mirip sekali. Noor Jannah adalah Mayorette Marching Band SMP Patra Dharma yang pertama. Sekarang menetap di Pekan Baru. Adiknya menetap di Bandung dengan suami sedang putranya menyebar di Jakarta, Cirebon dan Surabaya.

Kemudian Igup,atau Gufransyah datang, wauuu kami saling memeluk, ingin rasanya aku menangis dia adalah teman bersepedaku ke Amuntai dulu. Dia juga pemusik yang handal, dengan topi baret dan rambut diekor kuda nampaknya dia menikmati hidup dalam kebahagian, dunia Seni, bukankah semua ilmu pengetahuan apapun itu bermuara dalam Seni, dan jika menemukannya pasti kita bahagia.Dari penampilannya kita bisa menebak pasti dalam aliran music Jazz. Benar dalam acara pagi dia menyanyi lagu Michel Frank ”Lady want to know” dan Santana ” Gipsy Queen/Oye Como Va” aku rasanya ingin sekali bernyanyi dengan nya. Sayang aku bukan penyanyi. Okay Gufrank teruslah bermusik aku suka kamu.

Kami kembali ke Mess, dengan membawa 2 T shirt dari Imel untuk besok jalan pagi bersama, terus tidur. Pagi itu aku bangun seiring matahari terbit, embun, kicau burung dan harum pepohonan, membuatku termenung sejenak aku sekarang di Murung Pudak dimana aku mulai dibesarkan. Terima Kasih Tuhan, Kau memberikan kesempatan ini padaku.

Aku putuskan untuk tidak ikut jalan pagi tetapi ke Kantin istilah mereka untuk warung sarapan pagi, didaerah simpang pasar. Ternyata disana sudah duduk Arimbi Mestoko, Eka Soerono dan satu temannya. Aku pesan Lontong yang bungkus daun pisang tapi berbentuk kerucut menarik sekali, dengan kuah santan telur setengah ditambah Haruan bumbu habang. Aku makan dengan terburu-buru untuk segera melihat kawasan perumahan masa kecil ku dulu.

Aku mengitari sebagian kawasan dan mengambil data GPS serta foto-foto sambil mengingat moment yang terjadi dulu serta status rumah ini dihuni keluarga siapa dan teman-temanku siapa saja dan dimana mereka sekarang. Wauuu sangat berat menahan haru dan suka saat-saat itu, aku yakinkan bahwa teman-temanku semua bahagia, jika tidak, bahagiakan mereka Tuhan kumohon.

Page 5: REUNION Murung Pudak

Kami datang pada acara Reuni SMP Plus Patra Dharma ditengah acara, aku melakukan pengambilan gambar Video diacara tersebut secara acak, untuk menangkap suasana saja. Disini ada Ibu dari Lilik yang datang teman-temannya meminta lagu ”Juwita malam” aku nyanyi berdua dengan Is, mudahan cukup membantu nostalgia mereka, seperti kita ketahui Ayahnda Lilik sudah meninggal dunia. Dan Ibu mereka menetap di Jakarta.Tampak juga Bi’ah adik dari Igup, anak Oom Tampi. Lainnya aku lupa

Sebelum acara usai kami putuskan duluan untuk jalan ke Tanjung pasar besarnya hari Sabtu. Kita lihat suasana pasar cari iwak karing Baung dan Sepat, hmm juga mampir beli Itik Panggang Alabiu? Bumbu kecap manis, kecut dan pedas.

Kembali ke Mess, tidur siang, dan hahh...aku ingat, aku belum berenang di Mustika, Erna memperingatiku, ”izin dulu sama pengelolanya!? aku nda mau kalo diusir sementara berenang, malu loh” okay Mam.Aku baru mau masuk pagar, sudah datang seorang lelaki, menghampiriku, tidak tinggi namun kekar berisi bandan nya. Kata salampun tidak terucap, begini pak saya ingin mengambil foto kolam, karena dulu 38 tahun yang lalu saya pernah disini dan berenang.

Jaman siapa dulu pengelolanya? Awi (mata pialing dalam hati), wah ulun kada tahu itu, begini lah, kalau piyan handak baranang, itu harus mimbir, kada bisa sembarangan, kecuali ada rikomindasi dari KL. Ulun daripada dibarhenti’akan lebih baik ulun tulak aja. Ada kamarianan datang tumatan kajaksaan, ulun tolak, mengamuk jaksa nya tapi ulun kadak mau tahu. Kapolres gin kayaitu jua. Pokoknya disinilah, KL itu tahu aja siding, langsung telpon ke hapi saurang, siapa jar beranang. bah.. ngalih banar ulun ni pa’aie.

Kalao bulih ta’hu piyan pertamina jua kah? Kada, ulun di swasta (kak, kok muda dipanggil Tuh hai, kok belum kenal) ngaran piyan siapa? Aidil. ”Anu” Aidil lai, ulun ini dari Balikpapan, kamari dalam rangka reuni lawan kakawalan bahari, Cuma sudah kada ada sebarataan. Rencana esuk baisukan bulik ka Balikpapan, kada tahu lagi, kapan bisa datang kamari. Tapi kadapapa jua, Dil lai, kalao kada bulih baranang asal ambil gambar aja gin cukup ai. Kadak pang, kalao piyan handak baranang ayu jak, kena aku nang tanggung jawab kalau ada telpon dari KL. Kemudian dia perintahkan 2 anak buahnya untuk memberi izin berenang padaku. Wauuu. Aku panggil Erna, Ma.. boleh berenang, dan Erna baru keluar dari mobil bawakan swim pack, dan lupa gogles tidak masalah karena dulu kecil aku berenang tidak pake gogles dan pulang dengan mata merah. Aku berlari sambil buka baju sepatu dan celana terus masuk kamar ganti, kulihat jam 17.00 suasana dan harumnya sama dengan dulu. Aku mau bilas/basahkan tubuh outdoor shower mati, tak apalah. Aku sentuhkan ujung kakiku diair kolam pelan-pelan terus perlahan hingga aku terbenam sekujur tubuhku dalam kolam itu, terima kasih Tuhan, Kau beri aku kesempatan. Aku berenang dengan suasanaku ramai dan riang. Ma.. foto aku, aku berlari kekolam sedang, dengan suasanaku, huss haas habis nafasku..terjun lagi kekolam besar, menyelam, gaya bebas, gaya dada, mengapung diatas air, terdengar suara dengung air dan nafasku, oohhh cukup sudah. Aku berhenti bilas dikamar mandi yang baru bersih dan lengkap, disebelah ruang ganti. kulihat jam 18.00 wita, setelah berputar-putar dalam gedung Mustika, tidak ada Piano, tidak ada Bar, tidak ada Bowling Lanes, tidak ada lubang lampu projektor dan aku pamitan dengan Aidil, sampai jumpa lagi, tarima kasih

Page 6: REUNION Murung Pudak

Assalam... Kulihat sekali lagi kolam kenangan itu, baru kusadar ternyata aku berenang sendiri, dikolam kenangan itu. Kemudian kolam itu seolah diam dan membisu. So quite... bye.dalam lirihku.

Masih ada acara malam resepsi di SMP Plus Patra Dharma, kami datang pada acara ramah tamah, tidak banyak yang kukenal, Is menarikku ke klompok undangan ternyata aku bertemu dengan Melda Patti (penyiar TV Balikpapan); kemudian ada Terry dan aku diharuskan menebak, aku lupa... dibantu Terry, Nicke aku hanya bisa bilang mana Esra maksudku Oom John Esra, dan Jacky; Tony. Sebuah pertemuan yang mengejutkan lama sebelumnya aku pernah cerita pada Erna bahwa aku waktu kecil pernah diajak Oom John Esra ke Warukin, pagi sekali Oom hidupkan Genset kemudian sambil nyanyi dan bersiul kita naik Tower Air Traffic Control, untuk memandu pesawat F27 mendarat. Oom John asik sekali memainkan jarinya diatas kunci morse dan sesekali tertawa. Dan bicara dalam bahasa Inggris, dengan istilah-istilah yang aku tidak aku mengerti, kemudian mengambil binocular untuk melihat posisi F27 yang dipandunya. Itu sebab, yang membuatku ikut anggota ORARI. Erna mengajakku berpindah kepinggir, disini aku bertemu dengan Noor Ifansyah, (putra Bapak H Bustanie CIVO Tanjung yang tidak pernah lepas kopiah hitam nya) banyak cerita yang disampaikan sejak pertemuanku di Surabaya dalam rangka masuk kuliah Arsitek Univ. Petra yang diantar Buyung temannya, (namun tidak kuambil) hingga saat ini, dalam posisi orang kedua di Pertamina Tanjung, bahkan anak-anaknya sudah berhasil semua, salah satu sebagai Manager Halliburton membawahi 5 negara.Aku rasanya ikut bangga dengan temanku ini, low profile, soleh dan katanya, hidup ini adalah bagaimana kita berkesenian wid, aku sepakat dengan nya. Tiba-tiba temanku dipanggil ke panggung mewakili Pertamina Tanjung dalam rangka pembagian hadiah.

Dari pidato Kepala Sekolah SMP Plus Patra Dharma yang aku dengar Reuni ini dihadiri oleh 600 eks siswa dan merupakan Reuni Pertama sejak Tahun 1974 berdirinya sekolah ini. Jika hadir seluruhnya bisa mencapai 2.700 eks siswa. Aku dan Erna, terus menyelinap pulang ke Mess. Sementara acara masih berlangsung.

Minggu pagi aku terbangun dan pergi sendiri untuk mengambil gambar beberapa lokasi yang belum terrekam, selesai . Aku kembali ke Mess Erna dan Is sudah berkemas, kita ke Kantin dulu. Baru barangkat pulang.

Kami datang dikantin, bertemu dengan seorang Bapak. Kemudian Ibu penjual itu menanyakan padanya. Ikam pinandu kah lawan bapak ini (maksud aku). Dia mengamati dan kadak katanya, Ikam sekolah dimana? SMP bawah suling kataku, aku gin disitu, kawanku bahari bubuhan pertamina jua pang, Lani; Gusti; Oong; Asah. (berarti kakak kelasku), Guru ulun p’Japri . lansung dipotong p’ Juhrie kalo, iya kali, kalau menulis bisa tangan kiri dan kanan, iya sudah, itu Guruku jua katanya. Kada papa, kawal ku kawal piyan juan jadi kita kekawalan jua. Ulun disini tahu lah piyan, tumatan dari halus, tahun 1962 Bapak ku sudah di Tanjung karena Transmigrasi dari Jawa. Cuman di jaba Tinggal di Karang Rejo. Karena Erna dan Is sudah selesai. Aku pamitan, mari, saya jalan dulu ya, pesannya kalau ke Murung Pudak piyan datang aja kamari ka kantin ini aja banyak bubuhan takumpul kalo nya sarapan.

Page 7: REUNION Murung Pudak

Kulambaikan tangan dan semua memberiku lambaian termasuk Ibu-Ibu kantin, Erna heran siapa Pa? Bubuhan kataku. Dan kami pulang sampai Balikpapan jam 23.00 terasa lama dan berat aku tekan pedal gas ini.

Selasa pagi 07.00 wite, Erna berangkat dalam rangka Reuni Komplek Pertamina Klayan Cirebon, 11 Juli 2010, seperti biasa kami lakukan perjalanan dari Surabaya -Malang -Yogyakarta – Jakarta, atau sebaliknya. Dengan kendaraan dan aku sopir, namun sekarang Erna berangkat sendiri dan mampir Cirebon.

Atas anjuran Djad, aku buat account sendiri di Facebook, dan sebagian foto situasi aku upload dengan keterangan singkat. Tanggapan pertama yang aku dapat adalah dari Anggie Koetin, tentang foto-foto itu. Ingin sebenarnya kutanyakan dimana Baby Koetin, namun aku susah masuk keranah itu, kemudian Annya Koetin. Dan mereka samasekali tidak menyinggung tentang Baby Koetin.Sampai suatu pagi kumembaca Rest In Peace my sister Baby dari wall Anggie Koetin.

Dalam kepergian reuni ku disemangati oleh Lanny Maskun dan pulang ku ditandai oleh Baby Koetin.

Jadi lah tulisan ini untuk memperingatiku akan arti sebuah REUNION dimana kegembiraan keharuan dan kenikmatan dalam, PULANG itu berada.

Kak Lanny Maskun, aku belum sempat berterima kasih atas segelas susu hangat pemberianmu, nanti akan kusampaikan dan Baby, banyak cerita yang kau tahu tentang aku, walau kita tidak pernah saling bicara.

Untuk Erna belahan jiwaku, yang selalu menemaniku dalam suka dan duka.

Catatan;Hidup adalah sebuah kewajiban dan mati adalah hak, kematian adalah transformasi bentuk materiel duniawi kepada bentuk ruh/nirwana/ke alam barsyah.Karena manusia diciptakan NYA dan kemudian dihembuskanlah Ruh.

Wiwid Warnan

Page 8: REUNION Murung Pudak