resume.docx

7
RESUME HUKUM SEJARAH PERADABAN ISLAM DISUSUN OLEH : THARIQ KEMAL AS 10400114100 JURUSAN ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI GOWA

Upload: lulu

Post on 07-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RESUME.docx

RESUME

HUKUM SEJARAH PERADABAN ISLAM

DISUSUN OLEH :

THARIQ KEMAL AS

10400114100

JURUSAN ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

GOWA

2015

Page 2: RESUME.docx

A.PENGERTIAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

Sejarah Peradaban Islam, Kata Peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan kebudayaan. Tetapi dalam B. Inggris terdapat perbedaan pengertian antara kedua istilah tersebut. Istilah Civilization untuk peradaban dan Culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam B. Arab dibedakan antara kata Tsaqafah (kebudayaan), kata Hadharah (kemajuan), dan Tamaddun (peradaban) Sejarah Peradaban Islam Menurut A.A. Fyzee, peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti seorang warganegara yang berkemajuan. Dalam hal ini peradaban diartikan dalam dua cara: Proses menjadi berkeadaban, dan Suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju.Suatu peradaban ditunjukkan dalam gejala-gejala lahir, mis. Memiliki kota-kota besar, masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri (pertanian, pertambangan, pembangunan, pengangkutan dsb), memiliki tertib politik dan kekuasaan, dan terdidik dalam kesenian yang indah-indah.

Adapun kebudayaan diartikan bersifat sosiologis di satu sisi dan antropologis di sisi lain. Istilah kebudayan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara mengerjakan tanah, memelihara tumbuh2an, diartikan pula melatih jiwa dan raga manusia. Dalam latihan ini memerlukan proses dan mengembangkan cipta, karsa, dan rasa manusia. Maka culture adalah civilization dalam arti perkembangan jiwa.

Peradaban Islam memiliki tiga pengertian yang berbeda. Pertama, kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad Saw. sampai perkembangan kekuasaan sekarang; kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesusasteraan, ilmu pengetahuan dan kesenian; ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup kemasyarakatan.

B. METODE PERADABAN ISLAM

1. METODE PENGGALIAN SEJARAH.

Dalam penggalian sejarah terdapatbeberapa metode yang dapatdigunakan. Untuk menggali da yang valid berkaitan dengan sejarahdiperlukan metode penggalian sejarahyang akurat. Penggalian sejarah padaumumnya menggunakan metode lisan,observasi dan dokumenter.

a. Metode Lisan (Interview)Dengan metode ini pelacakan suatuobyek sejarah dilakukan denganinverview. Metode interview atauwawancara disebut juga metodekuesioner lisan karena terjadi suatudialog yang dilakukan olehpewawancara (interviewer) untukmemperoleh informasi dariterwawancara (interviewee)

Page 3: RESUME.docx

b. Metode ObservasiDengan metode observasi, objek sejarahdiamati secara langsung. Sebelum penelitiandimulai atau pertama kali terjun ke lapangan,metode observasi sangat penting untuk digunakan dalam sebuah penelitian. Metodeobservasi merupakan metode pengumpulandata, yakni penyelidikan yang dijalankansecara sistematis dan sengaja diadakandengan menggunakan alat indera terhadapkejadian yang bisa langsung ditangkap.

c. Metode DokumenterMetode ini berusaha mempelajari secara cermatdan mendalam segala catatan atau dokumentertulis. Metode dokumentasi merupakan metodepengumpulan data yang digunakan untukmengetahui data yang dapat dilihat secaralangsung. Sebagai laporan tertulis dari suatuoperistiwa yang isinya terdiri dari penjelasan danpemikiran terhadap peristiwa dan sengajamenyimpan keterangan-keterangan tertentu ataucatatan-catatan. Metode ini sangat efektif danefisien dalam penggunaan waktu dan tenagakarena cukup dengan melihat catatan yg ada.

2.METODE PENULISAN SEJARAH.

Adapun dalam penulisan sejarah, demikian pula sejarah Peradaban Islam, metode yang dapat digunakan adalah metode deskriptif, komparatif, dan analisis sintetis.

a. Metode DeskriptifDengan metode ini ditunjukkan untukmenggambarkan adanya peradan Islamtersebut, maksdunya ajaran Islamsebagai agama samawi yang dibawaNabi Muhammad yang berhubungandengan peradaban diuraikansebagaimana adanya, dengan tujuanuntuk memahami yang terkandungdalam sejarah tersebut.

b. Metode KomparatifMetode ini merupakan metode yang berusahamembandingkan sebuah perkembanganperadaban Islam dengan peradaban Islam lainnya.Melalui metode komparatif dimaksudkan bahwaajaran ajaran Islam tersebut dicomparasikandengan fakta-fakta yang terjadi dan berekmbangdalam waktu serta tempat-tempat tertentu untukmengetahui adanya persamaan dan perbedaandalam suatu permasalahan tertentu. Dengandemikian, dapat diketahui pula adanya garistertentu yang menghubungkan peradan Islamdengan peradaban yang dibandingkan.

c. Metode Analisis SintetisMetode ini dilakukan dengan melihat sosikperadaban Islam secara lebih kritis, dan analisisdan bahasan yang luas serta kesimpulan yangspesifik, Dengan demikian, akan tampak adanyakelebihan dan kkhasan peradan Islam. Haltersebut akan lebih jelas dengan adanya,pendekatan sintetis yang dimaksudkan untukmeperoleh kesimpulan yang diambil untukmemperoleh satu keutuhan dan kelengkapankerangka pencapain tujuan serta manfaatpenulisan sejarah peradaban Islam.

Page 4: RESUME.docx

C. PREODESASI PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM

Sejak awal, Rasulullah SAW tidak pernah mengajar sistem feodal atau monarki. Maka, pemilihan khalifah (pada masa khulafaur rasyidin) dilakukan dengan tiga model pemilihan: aklamasi; penunjukan; atau (ketiga) melalui tim formatur (dewan syura).

Sementara di bidang ekonomi, Nabi SAW mewariskan prinsip: mengakui hak individu berikut penggunaannya; kepemilikan pribadi itu harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT; dan (prinsip ketiga) harta tersebut harus disalurkan kepada fakir miskin atau yang lebih membutuhkan. Sedang sistem sosial Islam merangkul semua lapisan masyarakat; mempertalikan si kaya dengan si miskin, dan raja dengan rakyat. Tidak ada kasta-kasta dalam Islam.

Islam menyajikan sistem tolong menolong antarumat dalam lapangan politik, perekonomian, kehidupan sosial, bahkan sistem perdamaian. Islamlah yang mencetuskan sistem perjanjian, konsulat, suaka politik, dan dakwah. Kerja sama dan kontak ekonomi dibolehkan dengan pihak lain, seperti Yahudi, Persia dan Romawi.

Semasa Dinasti Umayyah (Amawiyah) berkuasa (661-770M), banyak institusi politik dibentuk, misalnya undang-undang pemerintahan, dewan menteri, lembaga sekretariat negara, jawatan pos dan giro serta penasihat khusus di bidang politik.

Dalam tatanan ekonomi dan keuangan juga dibentuk jawatan ekspor dan impor, badan urusan logistik, lembaga sejenis perbankan, dan badan pertanahan negara. Sedang dalam tatanan teknologi, dinasti ini telah mampu menciptakan senjata-senjata perang yang canggih pada masanya, sarana transportasi darat maupun laut, sistem pertanian maupun pengairan.

Wilayah kekuasaan Umayyah berkembang di sebelah Timur sampai ke Oxus, bagian barat India sampai Punjab dan Lahore. Di Utara, dikuasainya Pulau Rhodes, Cretta, sampai Konstantinopel. Sementara di Barat, dinasti ini menguasai seluruh Afrika Utara, Aljazair, Tangiers dan Spanyol. Sebelah timur sampai ke Oxus, bagian barat India sampai Punjab dan Lahore. Di Utara, dikuasainya Pulau Rhodes, Cretta, sampai Konstantinopel. Sementara di Barat, dinasti ini menguasai seluruh Afrika Utara, Aljazair, Tangiers dan Spanyol.

Astronomi, astronom pertama Muslim Muhammad ibnu Ibrahim Al-Farazi (777M) membuat astrolobe atau alat ukur ketinggian bintang. Lalu ada Ali ibn Rabban Al-Tabari (850M) sebagai dokter pertama yang mengarang buku Firdaus Al Hikmah. Tokoh kedokteran lainnya adalah Ibnu Sina, Al Razi dan Al Farabi.

Sementara di bidang kimia, muncul Jabir ibn Hayyan sebagai Bapak Ilmu Kimia Islam. Kimiawan Muslim lainnya ketika itu adalah Al Razi dan Al Tuqrai (abad ke-12M). Muncul pula sejarawan seperti Ahmad al-Yakubi dan Abu Jafar Muhammad bin Jafar bin Jarir Al-Tabari. Sedang ahli ilmu bumi termasyhur Ibnu Khurdazabah (820-913M). Khusus di bidang hadits, dilakukan penyempurnaan, pembukuan dan pencatatan dari hafalan para sahabat. Mulailah

Page 5: RESUME.docx

dilakukan pengklasifikasian secara sistematis dan krologis, sehingga muncul apa yang kita kenal sebagai hadits shahih, dhaif, maudhu.

Bahkan dikemukakan pula kritik sanad dan matan, sehingga terlihat jarah dan takdil rawi sebuah hadits . Apa yang disajikan Ajid Thohir dalam bukunya Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sosial, Politik dan Budaya Umat Islam terbitan Rajawali Pers (PT Raja Grafindo Perkasa) ini membuktikan argumentasi reformis Islam asal Mesir Muhammad Abduh bahwa sangat tidak benar (persangkaan Barat selama ini) mengaitkan Islam dengan keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan. Justru Baratlah yang kemudian mencomot apa-apa yang terbaik dari peradaban Islam. Pecahnya kekhalifahan Umayyah adalah penguasa pertama yang mengubah sistem pemerintahan Islam, dari yang bersifat demokrasi menjadi monarki absolut.

Demikian pula Bani Abbasiyah __meski berdasarkan nilai kebersatuan, moderat, universal, dan kesamaan hubungan dalam hukum__ merupakan daulat yang dibangun dengan sistem suksesi turun temurun. Ketika terjadi konflik internal keluarga dan pada saat mereka kehilangan kendali terhadap daulat-daulat kecil, maka pecahlah kekuasaan kekhalifahan.

Di wilayah Barat, Andalusia, Dinasti Umayyah bangkit lagi dengan mengangkat Abdurahman Nasr menjadi khalifah/Amir Al-Mukminin. Kekuasaan Umayyah dihancurkan Abbasiyah, karena ketidakadilan dalam kebijakan land reform serta konflik berkepanjangan dengan kaum Syiah. Sedang Daulat Abbasiyah dihancurkan pasukan Tartar dari Mongolia, ketika kejayaannya juga terus merosot dan lemah.

Ajid Thohir secara sistematis menyajikan bagaimana prosesi sejarah peradaban di kawasan dunia Islam ini berjaya dan jatuh bangun. Juga ia hadirkan keinginan-keinginan untuk mendirikan negara Islam, seperti yang terjadi di Indonesia pada masa pemerintahan Ir Soekarno.