restrain dan etika
DESCRIPTION
etika restrainTRANSCRIPT
RESTRAIN DAN ETIKARESTRAIN DAN ETIKADALAM KEPERAWATAN JIWAKasus
Klien rawat inap hari ke-2 dengan diagnosa medis psikosis akut dengan mania. Klien banyak bicara, hiperaktivitas motorik, grandiositas, irritable, mudah marah, bicara kasar dan euforia. Kemudian perawat ruangan melakukan restrain ditempat tidur klien dengan menggunakan empat tali pengekang yang digunakan di tangan dan kaki.
Sebelum dilakukan restrain klien diberikan obat CPZ peroral. Restrain dilakukan oleh perawat dengan sebelumnya memberikan penjelasan tentang tujuan dilakukannya restrain kepada klien pada pukul 08.00 WIB.
Beberapa saat kemudian klien BAK ditempat tidur, terlihat celana dan bajunya basah semua. Klien dalam keadaan somnolen karena pengaruh CPZ sehingga klien tidak mampu melaporkan kondisi ketidaknyamanannya. Sampai pukul 11.15 WIB, perawat ruangan tidak mengobservasi keadaan klien, sehingga perawat tidak mengetahui bahwa klien dalam keadaan basah.
Klien berteriak-teriak karena merasa haus dan tidak nyaman karena bajunya basah, namun perawat ruangan tidak juga datang.
METODE PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIK
1. Mengumpulkan informasi (background information)
a. Apakah ada dilema etik ?
Klien dalam kondisi banyak bicara, hiperaktivitas motorik, grandiositas, irritable, mudah marah, bicara kasar dan euforia. Pada kondisi klien tersebut diatas apakah memang tindakan restrain 4 ikatan sudah diperlukan?
b. Apa informasi yang diketahui ?
Data dari hasil pengkajian psikiatrik yang dilakukan pada pukul 08.00 WIB:
Penampilan:tidak rapi
Pembicaraan:bicara cepat, keras, inkoheren, banyak bicara
Aktivitas motorik:ekspresif
Alam gembira:gembira
Afek:tidak sesuai
Interaksi slm wwcr:kontak mata +
Persepsi:halusinasi lihat dan dengar
Proses pikir:flight of idea, tangensial
Isi pikir:waham
Tingkat kesadaran:somnolen
Memori:jangka panjang dan jangka pendek baik
Tingkat konsentrasi:buruk
Kemampuan penilaian:gangguan penilaian ringan
Daya tilik diri:merasa memerlukan bantuan kesehatan, klien mengatakan tertekan jiwanya sehingga perlu disembuhkan.
c. Apakah ada informasi lain yang perlu diketahui ?
Apakah klien melakukan hal yang berbahaya bagi dirinya dan orang lain termasuk perawat ?
Apakah perlu dicoba melakukan seklusi dan diobservasi kemajuan kondisi klien sebelum memutuskan melakukan restrain ?
Apakah perawat mempunyai kemampuan (jumlah, tenaga, waktu dan kemauan) untuk melakukan observasi dan memenuhi kebutuhan klien selama klien di-restrain ?
d. Bagaimana konteks dilema ?
Apakah indikasi melakukan restrain sudah tepat pada klien tersebut ?
Apakah kemampuan perawat (jumlah, tenaga, waktu, dan kemauan) sudah mencukupi untuk mengobservasi klien setiap 30 menit dan memenuhi kebutuhan klien selama klien dilakukan restrain ?
2. Identifikasi komponen etik (ethical component)
a. Isu-isu yang muncul dari dilema etik ?
Kebutuhan penggunaan restrain makin bervariasi sesuai dengan bidang garap masing-masing. Banyak prinsip yang berhubungan dengan topik penggunaan restrain, termasuk dalam bidang pelayanan kesehatan. Beberapa hal terjadi pertentangan dalam penggunaan restrain ini, sehingga perlu didiskusikan kembali batasan-batasan dalam penggunaan restrain ini.
Penggunaan restrain dalam pelayanan kesehatan terutama dalam hal ini keperawatan jiwa menjadi hal yang kontroversial ketika dilihat dari kacamata hukum dan moral. Definisi restrain menurut new shorter oxford english dictionary adalah penyimpangan atau pembatasan kebebasan dari perbuatan atau pergerakan. Restrain dapat berarti pembatasan secara fisik dari seorang dari orang yang lain dengan atau tanpa alat mekanis. Hal ini termasuk penggunaan peralatan (pintu yang terkunci) untuk meyakinkan bahwa seseorag tidak dapat keluar dari area tertentu. Ada juga yang disebut sebagai restrain kimia yaitu pemberian sedasi, dalam jangka waktu panjang maupun pendek.
Komite Hukum di Inggris mengidentifikasi batasan yang cukup jelas mengenai penggunaan restrain yaitu bahwa restrain seharusnya digunakan bukan untuk menghukum namun hanya digunakan untuk mengontrol tingkah laku kekerasan dalam upaya untuk melindungi tenaga kesehatan dan orang-orang disekitarnya. Idealnya penggunaan restrain ini dimonitor oleh suatu badan independen seperti misalnya komisi kesehatan mental yang telah ada di inggris untuk meyakinkan bahwa penggunaan restrain adalah legal dan tepat sesuai dengan kebutuhannya.
Departemen kesehatan di inggris membuat batasan mengenai penggunaan batasan fisik oleh pelayanan kesehatan hanya oleh hal-hal berikut:
Ketika cara-cara yang lain telah gagal, bahkan ketika restrain merupakan jalan terakhir, penggunaannya perlu dibicarakan dengan tenaga kesehatan lain dalam satu tim tersebut.
Dalam situasi gawat ketika resiko terjadinya bahaya yang ditimbulkan oleh tingkah laku destruktif lebih besar daripada penggunaan restrain tersebut.
Digunakan dengan pemaksaan minimal
Digunakan untuk waktu seminimal mungkin
Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah dilatih dan menggunakan teknik yang tepat dan aman
Dilakukan dengan meminimalkan terjadinya kerusakan fisik dan meminimalkan terjadinya penurunan terhadap harga diri klien
Dengan melakukan pelaporan secara formal.
Respon verbal yang harus ditunjukkan oleh tenaga kesehatan :
Menjalin komunikasi yang baik dengan klien
Memiliki kontrol diri dan yakin pada diri sendiri
Menjaga jarak yang adekut dengan klien
Menempatkan diri pada posisi yang aman
Yakin bahwa respon non-verbal mereka tidak mengancam bagi klien
Menyatakan fakta pada klien serta alasan penggunaan restrain
Menyadari penggunaan yang tepat dari restrain
b. Siapa yang dipengaruhi dilema ini ?
Klien
Perawat
3. Tentukan agen-agen etik (ethical agent)
a. Apa hak-hak dari semua orang yang terlibat dalam dilema etik ?
Hak klien :
Memperoleh pelayanan yang manusiawi
Memperoleh pelayanan yang bermutu baik
Memilih dokter
Meminta dokternya berkonsultasi dengan dokter yang lain
Dijaga privasi dan kerahasiaan tentang penyakitnya
Mendapat informasi tentang penyakitnya
Meminta agar tidak diinformasikan tentang penyakitnya
Menolak tindakan yang dilakukan kepada dirinya
Mengajukan keluhan dan mendapatkan tanggapan
Didampingi keluarga saat keadaan kritis
Mengakhiri pengobatan dan rawat inap atas tanggungjawab sendiri
Menjalankan agama dan kepercayaannya di RS
b. Apa kewajiban dari tiap orang yang terlibat ?
Kewajiban klien :
Menaati segala peraturan di RS
Menceritakan dengan jujur segala sesuatu tentang penyakitnya
Mematuhi instruksi tenaga kesehatan
Melunasi imbalan jasa
Memenuhi segala perjanjian yang ditandatanginya
Kewajiban perawat :
Berpedoman kepada tanggung jawab pada perawatan
Memelihara lingkungan dengan menghormati nilai-nilai yang ada
Melandasi tindakan dengan rasa tulus ikhlas
Mengadakan upaya-upaya kesejahteraan
Jujur dan profesional
Merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya
Tidak menggunakan pengetahuan dan ketrampilan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma
Tidak memihak
c. Siapa yang seharusnya terlibat dalam pembuatan keputusan ?
Klien
Sebagai pribadi yang utuh yang berhak menentukan keputusan atas apa yang terjadi pada dirinya, paling tidak diberikan pilihan dan konsekuensi dari setiap pilihannya
Keluarga
Sebagai penanggung jawab klien
Perawat
Merupakan bagian dari tim kesehatan jiwa yang bertanggung jawab atas kualitas perawatan pada klien
Dokter
Merupakan bagian dari tim kesehatan yang juga bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan dan pemantauan kondisi klien
d. Dari siapa keputusan tersebut dibuat ?
Perawat
e. Perijinan apa yang diperlukan dari klien ?
Respon verbal
Respon non verbal
4. Menentukan alternatif tindakan
a. Apa saja alternatif tindakan yang dapat dilakukan ?
Dilakukan seklusi dan observasi selama 1 jam, apabila tidak terjadi perilaku kekerasan maka tidak perlu dilakukan pengikatan/restrain
Apabila terjadi perilaku kekerasan, maka dilakukan pengikatan/restrain dengan observasi sesuai Protap Pengikatan RS Dr. Sardjito Yogyakarta 2004 :
Observasi setiap 30 menit
Melakukan gerakan anggota badan setiap 2 jam sekali
Membantu BAB/BAK dan kebersihan diri
Membantu makan/minum yang teratur dan pemberian obat sesuai program
b. Apa tujuan dari alternatif yang sudah ada ?
Untuk mencegah tindakan restrain yang tidak sesuai dengan indikasi
Untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada klien
Untuk melaksanakan prosedur tindakan sesuai dengan Protap yang sudah ditetapkan
c. Konsekuensi apa yang muncul dalam setiap alternatif ?
Perawat mempunyai kewajiban melakukan observasi kepada klien selama klien dilakukan seklusi maupun restrain
POKOK PERMASALAHAN
1. Apakah indikasi restrain pada klien ini sudah tepat ?
2. Apakah perawat mempunyai kemampuan (jumlah, tenaga, waktu, dan kemauan) untuk melakukan observasi dan memenuhi kebutuhan klien ?
USULAN PEMECAHAN MASALAH
1. Melakukan seklusi dan observasi selama 1 jam
2. Apabila ada perilaku kekerasan, maka dilakukan pengikatan/restrain dan observasi sesuai Protap, serta memenuhi kebutuhan klien
3. Melakukan pelaporan prosedur restrain dengan menggunakan Format Observasi Klien Dengan Restrain
TINJAUAN TEORI PENGEKANGAN FISIK
A. DEFINISI
Pengekangan fisik termasuk penggunaan pengekangan mekanik, seperti manset untuk pergelangan tangan dan pergelangan kaki, serta seprei pengekang, begitu pula isolasi, yaitu dengan menempatkan klien dalam suatu ruangan dimana dia tidak dapat keluar atas kemauannya sendiri. Pada masa sekarang, hak asasi manusia untuk memperoleh kebebasan menjadi isu yang sensitif, sehingga pengekangan harus dilakukan dengan ketentuan khusus.
B. PENGEKANGAN MEKANIK
Jenis pengekangan mekanik ada 4, yaitu :
1. Camisoles (jaket pengekang)
2. Pengekang dengan manset untuk pergelangan tangan
3. Pengekangan dengan manset untuk pergelangan kaki, dan
4. Pengekangan dengan seprei
C. INDIKASI PENGEKANGAN
Indikasi pengekangan antara lain :
1. Perilaku yang membahayakan diri sendiri atau orang lain
2. Perilaku agitasi yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan
3. Ancaman terhadap integritas fisik yang berhubungan dengan penolakan klien untuk beristirahat, makan dan minum
4. Permintaan klien untuk pengendalian perilaku eksternal, pastikan bahwa tindakan ini telah dikaji dan berindikasi terapeutik
Yang perlu menjadi kewaspadaan perawat adalah bahwa pencegahan terhadap perilaku yang memerlukan pengekangan merupakan tindakan keperawatan yang paling penting. Pengekangan harus merupakan tindakan terakhir.
D. PENGEKANGAN DENGAN SEPREI BASAH DAN DINGIN
Klien dapat diimobilisasi dengan membalutnya seperti mummi dalam lapisan seprei dan selimut. Lapisan paling dalam terdiri atas seprei yang telah direndam dalam air es. Walaupun mula-mula terasa dingin, balutan segera menjadi hangat dan menenangkan.
Penggunaan terapi modalitas ini dilakukan pada perilaku amuk atau perilaku agitasi yang tidak dapat dikendalikan dengan obat.
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Baringkan klien dengan pakaian rumah sakit di atas tempat tidur yang tahan air
2. Balutkan seprei pada tubuh klien dengan rapi dan pastikan bahwa permukaan kulit tidak saling bersentuhan
3. Tutupi seprei basah dengan selapis selimut
4. Amati klien dengan konstan
5. Pantau suhu, nadi, dan pernafasan. Jika tampak suatu perubahan yang bermakna, maka buka pengekangan
6. Berikan cairan sesering mungkin
7. Pertahankan suasana lingkungan yang tenang
8. Kontak verbal dengan suara yang menenangkan
9. Lepaskan balutan setelah lebih kurang 2 jam
10. Lakukan perawatan kulit sebelum membantu klien berpakaian
Yang perlu mendapat perhatian dari perawat adalah bahwa klien dengan semua jenis pengekangan berada dalam keadaan rentan dan perlu dilindungi.
F. ISOLASI
Isolasi adalah menempatkan klien dalam suatu ruang dimana dia tidak dapat keluar dari ruangan tersebut sesuai kehendaknya. Tingkatan pengisolasian dapat berkisar dari penempatan dalam ruangan tertutup, tapi tidak terkunci sampai pada penempatan dalam ruang terkunci dengan kasur tanpa seprei di lantai, kesempatan berkomunikasi yang dibatasi, dan klien memakai pakaian rumah sakit atau kain terpal yang berat. Penggunaan kain terpal kurang dapat diterima dan hanya digunakan untuk melindungi klien atau orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Horsburgh, 2004, How, and When, Can I Restraint akan Patient ?, Postgraduated Medical journal 2004.
Stuart & Sundeen, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta
Hadianto, Materi Kuliah: Hak dan Kewajiban Pasien, tidak dipublikasikan
Nurjannah, Materi Kuliah : Etika Keperawatan Jiwa, tidak dipublikasikan
www.restraintordt.co.id., 2004, Order Sheet for Restraint.
FORMAT OBSERVASI PADA KLIEN
DENGAN RESTRAIN
Tanggal : Waktu : .
1. Tingkah laku yang memerlukan restrain (alasan dilakukan restrain) : ...
..
..
2. Jenis restrain lain yang telah dicoba sebelumnya : .
..
3. Jenis restrain yang dianjurkan : ...
.
Observasi dilakukan tiap :
Ruang isolasi15 menit
Pengekangan dgn 4 ikatan & R. isolasi15 menit (hanya jika ada resiko melakukan kekerasan )
3 tempat ikatan15 menit
2 tempat ikatan30 menit
1 tempat ikatan30 menit
Baja atau sabuk60 menit
4. Waktu pelaksanaan restrain : .. jam (tidak lebih dari 24 jam)
5. Mengikuti protokol observasi
Catatan :
Jika restrain dilakukan karena kondisi emergensi yang belum ada order dokter, harus diusahakan adanya order dalam 1 jam setelah tindakan restrain
Format ini harus digunakan hanya selama 24 jam, dan bila restrain
PAGE
5