respon masyarakat pemuda islam terhadap ...digilib.uinsby.ac.id/31321/3/muhammad nur...
TRANSCRIPT
RESPON MASYARAKAT PEMUDA ISLAM TERHADAP PROGRAM BROADBAND LEARNING CENTER (BLC) DI
SURABAYA: STUDI KASUS BLC MENANGGAL
TESIS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Dirasah Islamiyah
Konsentrasi Studi Islam dan Kepemudaan
Oleh: Muhammad Nur Hidayatullah
NIM. F520915025
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2017
ii
iii
iv
v
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
vi
ABSTRACT
Youth have a stake and responsibility in building society, nation and State. Young people, especially young Muslims, should make a positive contribution to society. The City Government Surabaya in cooperation with PT. Telkom Indonesia built a "Broadband Learning Center" (BLC) in a number of areas, one of which is in Menanggal urban village office. The BLC was built as a learning resource center to realize the importance of information technology and as an effort to accelerate towards Surabaya "Cyber City". This study aims to determine the response of Islamic youth to training programs organized by government cooperation in the BLC program. The focus of the object of this research is the youth of Islam who became members of Youth Mosque (REMAS) in Menanggal area. Besides, the research aims to know the cognitive, affective and conative responses that arise from the object of research when getting external stimulus in the form of BLC training program attendance. Method used in this research is qualitative with phenomenology approach. This study deals with the images, images or cognitive representation of Muslim youths about the BLC program that has been followed so far. The result of the research showed positive response both cognitively, affectively and konatif indicated from the rank of question variable on the questionnaire distributed to the respondent and on indicator of each response has been fulfilled. Key word: Cyber city, Broadband Learning Center (BLC), responses, young Muslims
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
vii
ABSTRAK
Demi mewujudkan kepedulian akan pentingnya teknologi informasi dan sebagai upaya percepatan menuju Surabaya “Cyber City”, pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerjasama dengan PT. Telkom Indonesia membangun “Broadband Learning Center” (BLC) di sejumlah daerah salah satunya di Kantor Kelurahan Menanggal BLC. Pemuda Islam sebagai generasi yang memiliki peran besar dalam kehidupan suatu Negara, tidak lepas dari arus perkembangan teknologi yang menuntut pemuda untuk tetap menguasainya dengan bijak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pemuda Islam terhadap program pelatihan BLC. Objek penelitian ini adalah pemuda Islam yang menjadi anggota Remaja Masjid di daerah Menanggal. Studi ini membahas tentang gambaran, bayangan atau representatisi kognitif dari para pemuda Islam tentang program BLC yang telah diikuti selama ini. Selain itu penelitian bertujuan untuk mengetahui respon secara kognitif, afektif dan konatif yang muncul dari objek penelitian ketika mendapatkan stimulus eksternal berupa kehadiran program pelatihan BLC. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan adanya respon positif baik secara kognitif, afektif maupun konatif yang ditunjukkan dari peringkat variabel pertanyaan pada kuisioner yang dibagikan pada responden dan pada indikator masing-masing respon telah terpenuhi. Key word: Cyber city, Broadband Learning Center (BLC), Respon, Pemuda Islam.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN DALAM ii
PERNYATAN KEASLIAN iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
PENGESAHAN TIM PENGUJI v
TRANSLITERASI vi
MOTTO vii
ABSTRACT viii
ABSTRAK ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR GAMBAR xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah 6
C. Rumusan Masalah 6
D. Tujuan Penelitian 6
E. Kegunaan Penelitian 6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ix
F. Penelitian Terdahulu 7
G. Metode Penelitian 9
H. Sistematika Pembahasan 20
BAB II KAJIAN MENGENAI RESPON MASYARAKAT PEMUDA ISLAM
A. RESPON
1. Pengertian Respon dan Teori Respon 22
2. Teori S-O-R 23
3. Jenis-Jenis Respon 24
4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Respon 25
B. MASYARAKAT DAN PEMUDA
1. Pengertian Pemuda 26
2. Pemuda di Masa Rasulullah Saw 32
3. Peran Pemuda dalam Organisasi Kemasyarakatan 34
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BROADBAND LEARNING
CENTER (BLC)
A. Deskripsi Lokasi Broadband Learning Center (BLC) 38
B. Program Broadband Learning Center (BLC) 42
C. Model Pelaksanaan Program Broadband Learning Center 43
D. Sasaran Broadband Learning Center (BLC) 47
E. Materi yang Diajarkan Broadband Learning Center (BLC) 48
F. Profil Remaja Masjid Kelurahan Menanggal 50
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
x
BAB IV RESPON MASYARAKAT PEMUDA ISLAM TERHADAP
PROGRAM BROADBAND LEARNING CENTER (BLC)
A. Profil Responden 53
B. Respon Masyarakat Pemuda Islam Terhadap Program Broadband
Learning Center 56
C. Dampak Broadband Learning Center Bagi REMAS Menanggal 76
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN 80
B. IMPLIKASI TEORITIK 82
C. KETERBATASAN STUDI 83
D. REKOMENDASI 83
DAFTAR RUJUKAN 86
LAMPIRAN
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xi
DAFTAR TABEL
3.1 Tabel 3.1 Pengunjung BLC Tahun 2012 (Agustus-Desember) 41
3.2 Kerangka Konsep Program Broadband Learning Center (BLC) 45
4.1 Jenis Kelamin Responden 53
4.2 Usia Responden 54
4.3 Latar Belakang Pendidikan Responden 55
4.4 Rekapitulasi Rata-rata Skor 64
4.5 Rancangan Pelaksanaan FGD 66
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Model Teori Respon 23
3.1 Model Program BLC 44
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang memberi perhatian dan kemulian kepada kaum
pemudanya. Allah SWT berfirman dalam surat Al Kahfi yang bercerita tentang
tujuh pemuda yang keluar dari mayoritas kelompok pemuda yang tidak bertaqwa
kepada Allah SWT, kemudian beralih menjadi pemuda-pemuda yang menegakkan
tauhid agama Islam yang dikenal sebagai Ashabul Kahfi.1 Jauh sebelum Ashabul
Kahfi berjuang menegakkan agama Islam, para Assabiqunal Awwalun (orang-
orang yang pertama kali beriman kepada Nabi Muhammad SAW) berasal dari
kalangan pemuda seperti Abu Bakar As Shiddiq r.a mengucapkan dua kalimat
syahadat di usia 32 tahun, Umar bin Khottob usia 35 tahun, Ustman bin Affan
usia 30 tahun, Ali ra usia 9 tahun dan masih banyak pemuda di zaman nabi yang
berjuang menegakkan agama Islam.
Pemuda Islam di zaman ini tentunya patut bangga dan berusaha untuk
meneladani semangat khalifah di zaman nabi atas upayanya sebagai pemuda
penggerak suatu perubahan. Sebab pemuda merupakan aset Negara yang tidak
ternilai, karena kemajuan bangsa ada di tangan para kaum pemuda. Pemuda
memiliki andil dan tanggung jawab dalam membangun masyarakat, bangsa dan
Negara. Dimulai dari komunitas terkecil yakni di lingkungan masyarakat, kaum
pemuda terlebih lagi pemuda Islam harus memberikan kontribusi positif di
lingkungan masyarakat. Pemuda Islam telah dibekali unsur penggerak (stimulus)
1 Al-Quran, 18:1-110.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
yang berlandaskan keislaman di dalam dirinya sehingga dengan stimulus-stimulus
positif yang ada pada lingkungan sekitan dapat memicu respon yang baik pula
bagi pemuda khususnya dan lingkungan masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan teori stimulus-respon (S-R Theory) yang digagas oleh
Watson menyatakan bahwa stimulus merupakan segala sesuatu yang berada pada
lingkungan, sedangkan respon merupakan tanggapan atau jawaban dari stimulus.
Terbentuknya respon berasal dari faktor stimulus yang muncul, faktor stimulus
tersebut masih terbagi menjadi dua yakni stimulus internal dan eksternal 2 .
Stimulus yang dipengaruhi faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri
individu manusia itu sendiri dari dua unsur yakni rohani dan jasmani. Berbeda
dengan stimulus eksternal dipengaruhi oleh faktor yang ada pada lingkungan,
misalnya lingkungan era informasi (information age environment) yang memicu
peran teknologi informasi dirasa semakin penting seperti yang sedang terjadi di
Indonesia beberapa tahun ini.
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah pengguna internet sebesar 88
Juta jiwa. Berdasarkan data dari APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia) pada sepanjang tahun 2014 angka tersebut setara dengan 34%, sisanya
66% penduduk Indonesia masih belum mengenal teknologi internet.3 Akan tetapi
lembaga riset pasar e-Marketer menyebutkan bahwa Indonesia menduduki
peringkat ke-6 dalam hal penggunaan internet. Peran Teknologi Informasi
semakin penting pada saat ini dikarenakan kita sudah memasuki era informasi
(information age). Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan
untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, 2 Poerdawarminta, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: UT, 1999). Hal 43. 3 Aziz, Ibnu, 66% Penduduk Indonesia Belum Melek Internet, dalam http://www. Sidomi.com. (1 Mei 2016)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu,
yang digunakan untuk keperluan di bidang bisnis, di bidang pemerintahan dan
dunia pendidikan.
Kebutuhan akan ketersediaan Teknologi Informasi sebagai layanan
pembelajaran yang mudah dan murah adalah keinginan sebagian besar
masyarakat, termasuk di kota Surabaya yang merupakan kota terbesar kedua
setelah ibu kota Jakarta. Kebutuhan dan ketersediaan sarana penunjang dan
layanan pembelajaran yang baik dan gratis mendorong lembaga pendidikan,
Pemerintah Kota (Pemkot) dan berbagai pihak yang peduli akan pendidikan untuk
berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. UU No 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Pembelajaran
merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dengan demikian, peserta didik
seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja, tetapi dapat pula
belajar dengan berbagai sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekitar.
Untuk mewujudkan keinginan dan kebutuhan masyarakat Surabaya akan
pentingnya sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran tersebut maka
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerjasama dengan PT. Telkom Indonesia
membangun “Broadband Learning Center” (BLC) di sejumlah daerah, salah
satunya di Kantor Kelurahan Menanggal. BLC tersebut dibangun sebagai pusat
sumber belajar untuk mewujudkan kepedulian akan pentingnya teknologi
informasi dan sebagai upaya percepatan menuju Surabaya “Cyber City”.
Harapannya kegiatan ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menambah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
wawasan mengenai teknologi kehidupan sehari-hari dengan cepat, terjangkau dan
tepat guna. Sebab Broadband Learning Center merupakan pusat sumber belajar
dan media atau sarana pendukung untuk mempelajari dunia internet maupun
mempelajari dunia teknologi dan informasi yang berguna bagi semua lapisan
masyarakat baik dari dinas, instansi, guru, sekolah, siswa, komunitas ataupun
masyarakat umum lainnya.
Harapannya masyarakat surabaya dari segala lapisan dapat membekali diri
menghadapai persaingan disektor perdagangan yakni era Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) dengan membekali diri ilmu Teknologi Informasi dan Komputer
(TIK). Sehingga masyarakat dapat bersaing dengan masyarakat lain dari Negara-
negara ASEAN. Dari beberapa lapisan berdasarkan usia yang ada di masyarakat,
pemuda merupakan usia yang tepat untuk dijadikan objek penelitian. Berdasarkan
sifat pemuda yang merupakan agen perubahan, sangat cocok sekali bila dijadikan
sebagai representatif golongan masyarakat yang mampu mengajak masyarakat di
lingkungan sekitarnya untuk berubah, dalam hal ini beradaptasi di era Masyarakat
Ekonomi Asean agar dapar menjadi tuan rumah di rumah sendiri.
Indonesia merupakan Negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam. Hal ini pula yang memicu peneliti untuk menjadikan objek penelitian lebih
spesifik lagi yakni pemuda yang tergabung dalam suatu organisasi masyarakat
Islam. Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana respon pemuda
Islam terhadap program-program yang disediakan oleh lembaga BLC di
Kelurahan Menanggal. Program BLC disini merupakan stimulus bagi responden
penelitian yaitu pemuda Islam. 4 Maksudnya adalah ketika ada faktor stimulus
4 Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2007)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
eksternal sebagai pemicu (driver) yakni program BLC, respon yang diungkapkan
oleh objek penelitian merupakan tujuan dilakukannya penelitian ini. Respon jika
dibahas lebih mendalam, terbagi menjadi tiga jenis diantatanya respon kognitif,
afektif, dan konatif 5. Ketiga macam respon tersebut memiliki ciri berbeda yang
nantinya akan diperdalam pembahasannya dengan mencermati hasil olah data.
Pengolahan data diawali dengan mengambil data melalui penyebaran
angket atau kuisioner kepada pemuda Islam yang merupakan peserta pelatihan
BLC. Untuk mendapatkan analisis data yang mendalam dilakukan wawancara
mendalam (indepth interview) dan berstruktur dengan memakai daftar pertanyaan
sebagai acuan. Wawancara mendetail meliputi perubahan kualitas responden
setelah mengikuti pelatihan di BLC kelurahan Menanggal, serta pertanyaan
lainnya yang dapat menunjukkan respon pemuda Islam berkenaan dengan
program. Objek penelitian ini adalah pemuda REMAS di sekitar Kelurahan
Menanggal dengan kategori usia pemuda. Dimana dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan menyebutkan
definisi pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga
puluh) tahun 6. Penelitian ini terfokus pada respon pemuda Islam yakni REMAS
dengan rentang usia 16-30 tahun yang berdekatan dengan tempat pelatihan atau
bahkan pemuda yang menjadi perserta pelatihan di BLC Kelurahan Menanggal.
5 Jalaludin Rakhmat, Psikologi komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008) hal 1186 Kementrian pemuda dan olahraga republik Indonesia. 2014. Undang-undang Republik Indonesia no 40 tahun 2009 tentang kepemudaan. Jakarta, 9 September 2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
B. Identifikasi dan batasan masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas, memiliki Identifikasi dan batasan
sebagai berikut:
1. Identifikasi masalahnya adalah terletak pada respon pemuda Islam
mengenai program BLC di tengah masyarakat pemuda Islam yang
terhimpun dalam suatu organisasi dalam suatu lingkup masyarakat.
2. Batasan penelitian ini terletak pada faktor stimulus eksternal yang diberikan
kepada pemuda Islam dan jenis respon yang dihasilkan hanya terbatas pada
tiga jenis respon berupa kognitif, afektif dan konatif.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana respon pemuda Islam mengenai program broadband learning
center BLC di Menanggal Surabaya?
2. Apakah program Broadband Learning Center (BLC) di Menanggal
Surabaya berdampak di kegiatan keorganisasian pemuda Islam ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui respon pemuda Islam mengenai program Broadband
Learning Center BLC di Menanggal Surabaya
2. Untuk mengetahui dampak Broadband Learning Center (BLC) pada
kegiatan keorganisasian pemuda Islam di Menanggal Surabaya
E. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik teoritis maupun
praktis diantaranya :
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan teori mengenai
kepemudaan dan stimulus-respon yang dapat digunakan oleh akademisi
mengembangkan penelitian yang serupa.
2. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini nantinya akan bermanfaat bagi pemuda Islam
daerah Menanggal sehingga mengembangkan pembelajaran Teknologi dan
Informasi mengenai Microsoft office, Corel draw dan Pembuatan Blog yang
tertera dalam pelatihan di BLC Menanggal. Selain itu para pemuda dapat
mempelopori peningkatan kualitas Teknologi dan Informasi warga
Menanggal.
F. Penelitian Terdahulu
1. Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai Perilaku Anak dan Remaja Dalam
Menggunakan Internet SIARAN PERS NO. 17/PIH/KOMINFO/2/2014.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011-2012 di Indonesia. Metode sampling
yang digunakan adalah Multi-stage area random, dengan jumlah sampel 400
anak dan remaja dengan umur 10-19 tahun. Penelitian ini menjelaskan tentang
penggunaan media sosial dan media digital berkembang dengan cepat di
kalangan muda, dukungan orangtua dan integrasi media digital dalam
pendidikan masih tertinggal. Hasil penelitian ini adalah :
a. Penggunaan media sosial dan digital menjadi bagian yang menyatu dalam
kehidupan sehari-hari anak muda Indonesia. Studi ini menemukan bahwa 98
persen dari anak-anak dan remaja yang disurvei tahu tentang internet dan
bahwa 79,5 persen diantaranya adalah pengguna internet.Ada sekitar 20
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
persen responden yang tidak menggunakan internet, alasan utama mereka
adalah tidak memiliki perangkat atau infrastruktur untuk mengakses internet
atau bahwa mereka dilarang oleh orang tua untuk mengakses internet.
b. Perubahan struktur media di Indonesia, terutama dengan meningkatnya
penggunaan ponsel, telah mengubah akses dan penggunaan media digital
internet di kalangan anak dan remaja, yang cenderung menggunakan:
personal komputer untuk mengakses internet di warung internet dan
laboratorium komputer sekolah; laptop di rumah, dan di atas semua-ponsel
atau smartphone selama kegiatan sehari-hari.
c. Anak-anak dan remaja memiliki tiga motivasi utama untuk mengakses
internet: untuk mencari informasi, untuk terhubung dengan teman (lama dan
baru) dan untuk hiburan. Pencarian infor masi yang dilakukan sering
didorong oleh tugas-tugas sekolah, sedangkan penggunaan media sosial dan
konten hiburan didorong oleh kebutuhan pribadi.7
Terdapat perbedaan penelitian yang dilakukan KOMINFO dan UNICEF
dengan penelitian ini yaitu dari tujuan penelitian. Pada penelitian
KOMINFO dan UNICEF bertujuan untuk memberikan pengetahuan penting
tentang bagaimana anak-anak dan remaja menggunakan media sosial dan
teknologi digital, dan potensi risiko yang mereka hadapi dalam
melakukannya. Sedangkan penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui
pemanfaatan pelatihan Broadband Learning Center (BLC) sebagai upaya
peningkatan kualitas pengetahuan teknologi dan informasi terhadap pemuda
di menanggal.
7Kementrian pemuda dan olahraga republik Indonesia. 2014. Undang-undang republik Indonesia no 40 tahun 2009 tentang kepemudaan. Jakarta,.9 September 2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
2. Pemanfaatan Broadband Learning Center (BLC) Di Taman Prestasi Surabaya
Sebagai Sumber Belajar Alternatif Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas XI SMA
Negeri 6 Surabaya oleh Sigit Wicaksana. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui proses pemanfaatan Broadband Learning Center (BLC) pada mata
pelajaran TIK berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pemanfaatan BLC pada mata
pelajaran TIK kompetensi dasar menggunakan perangkat lunak desain grafis
gimp dan inkscape berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA
Negeri 6 Surabaya. Terdapat perbedaan penelitian yang dilakukan Sigit
Wicaksana dengan penelitian ini yaitu dari objek penelitian. Objek penelitian
yang digunakan Sigit Wicaksana adalah siswa kelas XI SMA Negeri 6
Surabaya. Sedangkan objek penelitian ini adalah pemuda yang bergabung
dalam organisasi Islam setempat dengan kisaran umur 16-30 tahun di
Kecamatan Menanggal Surabaya.
3. Eka Maria Ulfa melakukan penelitan yang berjudul Pelaksanaan Program
Broadband Learning Center (BLC) Oleh Dinas Kominfo Pemkot Surabaya
Untuk Mewujudkan Surabaya Cyber City. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tentang pelaksanaan program Broadband Learning Center (BLC)
oleh Dinas Kominfo Pemkot Surabaya periode 2014-2015 dari perspektif
komunikasi sekaligus memahami pelaksanaan Digital Government Service
(DGS) berbasis e-Government oleh Dinas Kominfo Pemkot Surabaya.
G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif. Menurut
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
Creswell:
“Penelitian dapat menggunakan istilah konstruktivis, interpretivis, feminis, postmodernis dan seterusnya. Dalam berbagai asumsi ini dan melalui kerangka ini terdapat berbagai pendekatan dalam penelitian kualitatif, seperti riset naratif, fenomenologi, grounded theory, etnografi dan studi kasus. Beberapa contoh desain dalam pendekatan kualitatif diantaranya: desain-desain didiskusikan dalam human ethology, ecological psychology, holistic ethnography, cognitive anthropology, ethnography of communication dan symbolic interactionisme .”8
Dalam penelitian ini mengunakan pendekatan fenomenologi, karena studi
ini membahas tentang gambaran, bayangan atau representatisi kognitif dari para
pemuda Islam tentang program BLC yang telah diikuti selama ini. Peneliti ingin
menggali topik yang mengarah kepada pendekatan fenomenologi. Metode
fenomenologi bermakna sebuah kegiatan penelitian untuk memperoleh ilmu
pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang ada dengan langkah-
langkah logis, sistematis kritis, tidak berdasarkan apriori atau prasangka, dan tidak
dogmatis. Pendekatan fenomenologi cenderung bergerak untuk menyelidiki
pengalaman manusia. Oleh sebab itu nantinya penelitian ini ingin mengetahui
respon baik secara kognitif, afektif dan konatif individu yang merupakan peserta
program BLC agar lebih mengetahui manfaat pelatihan tersebut dan membangun
daya fikir pemuda Islam dalam rangka menuju Surabaya Cyber City.
2. Fokus Penelitian
Fokus objek penelitian ini adalah pemuda Islam. Sedangkan fokus
permasalahan yang akan diteliti yakni respon pemuda Islam atas program BLC
Menanggal dalam hal keorganisasian. Untuk pembahasan hasil penelitian adalah
respon kognitif, afektif dan konatif yang muncul dari objek penelitian ketika
8John W. Creswell, Penelitian kualitatif dan desain riset, Yogyakarta: Pustaka pelajar. 2014. Hal. 56
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
mendapatkan stimulus eksternal. Stimulus eksternal itu sendiri adalah Program
BLC.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Surabaya Menanggal, yang merupakan
salah satu tempat dilaksanakannya pelatihan gratis BLC. Terdapat 3 masjid yang
lokasinya paling dekat dengan gedung tempat pelatihan. Alasan pemilihan lokasi
terdekat karena peneliti ingin mengetahui respon pemuda Islam kalangan REMAS
terhadap program BLC Menanggal yang diselenggarakan secara gratis.
4. Instrumen Penelitian
a. Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah bentuk diskusi yang didesain untuk
memunculkan informasi mengenai keinginan, kebutuhan, sudut pandang,
kepercayaan dan pengalaman yang dikehendaki peserta. Definisi lain, FGD adalah
salah satu teknik dalam mengumpulkan data kualitatif; dimana sekelompok orang
berdiskusi dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator mengenai
suatu topik. Kresno (1999) menyebutkan definisi FGD berdasarkan tujuannya
yakni:
“Tujuan FGD adalah untuk mengeksplorasi masalah yang spesifik, berkaitan dengan topik pembahasan. Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap masalah yang diteliti. FGD digunakan untuk menarik kesimpulan terhadap makna-makna intersubjektif yang sulit diberi makna sendiri oleh peneliti karena dihalangi oleh dorongan subjektivitas peneliti”. 9
Penelitian ini menggunakan studi kasus (Wimmer, 2000: 110 dalam
9 Kresno S, Ella Nurlaela H, Endah Wuryaningsih, Iwan Ariawan. 1999. Aplikasi Penelitian Kualitatif dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Depkes RI. Jakarta.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
Kriyantono, 2006: 95), yaitu dilakukan dengan teknik FGD. Terdapat beberapa
hal yang perlu dipersiapkan yakni menentukan jumlah dan komposisi kelompok,
menentukan lokasi dan tempat duduk peserta, serta keperluan lainnya (Krueger,
1988). FGD pada penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data
informasi melalui Remaja Masjid (REMAS) di daerah menanggal yang mengikuti
atau pernah mengikuti pelatiahan di BLC. Hal ini dibutuhkan untuk mengetahui
respon masyarakat pemuda Islam terhadap BLC. Sebelum FGD dilaksanakan
perlu ada persiapan-persiapan sebagai berikut:
1) Menentukan jumlah dan komposisi kelompok FGD
Untuk menentukan jumlah kelompok yang dibutuhkan perlu
ditetapkan terlebih dahulu hipotesa topik yang akan diteliti. Topik
yang akan diteliti pada penelitian ini akan membahas mengenai
program pelatihan yang diselenggarakan oleh BLC Menanggal
untuk warga sekitar. Fokus kelompok pertama yang akan menjadi
peserta FGD merupakan peserta berumur interval 16-30 tahun atau
dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 disebut sebagai
pemuda dan berpartisipasi sebagai anggota Remaja Masjid
(REMAS) setempat. Kelompok kedua yang kaan menjadi peserta
FGD merupakan peserta berumur interval 16-30 tahun atau dalam
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 disebut sebagai pemuda dan
bukan anggota Remaja Masjid (REMAS) setempat. Tujuannya
adalah agar tanggapan dari kelompok kedua akan membiaskan
tanggapan dari kelompok pertama sehingga dalam pelaksanaan
FGD hasilnya benar-benar akurat dan tidak objektif.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
2) Menentukan tempat diskusi dan tempat duduk peserta FGD
Banyak faktor yang dapat dipertimbangkan dalam memilih tempat
berdiskusi diantaranya mendatangkan rasa aman, nyaman, netral,
strategis. Begitu pula dengan pengaturan tempat duduk peserta
diupayakan agar menyusun secara acak bukan berdasarkan status
tertentu. Selain itu dirancang agar peserta dan fasilitator dapat
betatap muka dan berinteraksi dengan baik.
3) Keperluan lainnya
Menyiapkan undangan, menyiapkan fasilitator dan notulen,
menyiapkan perlengkapan dan peralatan FGD merupakan persiapan
yang perlu dilakukan sebelum melaksanakan FGD. Penelitian ini
tidak menyiapkan keperluan lain secara kompleks. Karena peneliti
cukup menggunakan peran Ketua REMAS sebagai kunci utama
dalam mengumpulkan anggotanya selaku responden penelitian ini.
Selanjutnya pelaksanaan atau teknik pengelolaan FGD pada masing-
masing masjid dilakukan secara merata dan netral tanpa ada pengecualian baik
dari segi teknis maupun non teknis. Menurut Krueger (1988) secara teknis yang
dapat dilakukan ketika melaksanakan FGD mulai dari Klarifikasi, Reorientasi,
menghidupkan peserta yang pasif, penggunaan alat media. Penelitian ini dapat
melaksanakan teknis FGD berdasarkan pendapat Krueger yakni sebagai berikut:
1) Klarifikasi
Peserta FGD nantinya akan menjawab beberapa pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti. Setelah menjawab pertanyaan, hal teknis
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
yang perlu dilakukan adalah mengklarifikasi jawaban peserta untuk
meminta penjelasan lebih lanjut.
2) Reorientasi
Reorientasi bertujuan untuk menghidupkan suasana FGD jika
dianggap kurang hidup dan menarik.
3) Peserta yang dominan
Tidak menutup kemungkinan ada peserta yang aktif berpartisipasi
atau lebih dominan dari peserta yang lain. Sehingga perlu
memperhatikan secara menyeluruh peserta lainnya agar turut
berpartisipasi.
4) Peserta yang diam
Bagi peserta yang pasif atau peserta yagn lebih banyak diam
diupayakan agar diberikan perhatian lbeih.
5) Penggunaan gambar atau foto
Untuk menunjang FGD agar menjadi lebih hidup maka diperlukan
adanya alat peraga baik berupa gambar atau foto. Bahkan jika perlu
dan memungkinkan menggunakan media seperti LCD. Sejalan
dengan topik penelitian mengenai program teknologi dan informasi
maka peneliti menggunakan media yang sesuai dengan topik berupa
LCD dan laptop dengan sambungan internet saat melaksanakan
FGD.
b. Angket atau Kuisioner
Kuesioner ialah teknik pengumpulan data melalui pembuatan daftar
pertanyaan dengan jumlah pilihan jawaban dan telah ditetapkan oleh
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
peneliti. Bentuk lembaran angket atau kuisioner dapat berupa sejumlah
pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden
tentang pengalaman yang dialami dan diketahui responden.
Penelitian ini menggunakan instrument angket dengan kolom
penilaian menggunakan skala Likert. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
peneliti dapat menjawab pertanyaan rumusan masalah mengenai respon
pemuda Islam. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Chaffe
(Jalaludin. 1999) mengenai respon yang dibagi menjadi tiga jenis dengan
definisi yang dapat dijadikan indikator masing-masing respon. Penelitian ini
mengaplikasikan indikator untuk menilai kuisioner dengan respon dalam
penelitian ini terdiri dari tiga jenis yang memiliki indikator yang berbeda,
berikut ini penjelasannya:
1) Indikator Respon Kognitif
a) Wawasan mengenai Program
b) Pemahaman mengenai program yang dilaksanakan
c) Informasi yang didapat dari kegiatan pembelajaran
d) Pemahaman mengenai manfaat Program
2) Indikator Respon Afektif
a) Ketertarikan dalam penyampaian pembelajaran
b) Pengaplikasian pembelajaran dalam keseharian berorganisasi
c) Suka atau tidaknya terhadap program dan metode pembelajaran
d) Bermanfaat atau tidak setelah mengikuti pembelajaran
3) Indikator Respon Konatif
a) Mengikuti kegiatan pembelajaran
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
b) Mempraktikkan hasil pembelajaran dalam keseharian atau dalam
berorganisasi
c) Timbul rasa keingintahuan yang tinggi
d) Muncul kemauan menjadi pelopor penggerak kaum pemuda
Setelah mengetahui indikator masing-masing jenis respon, kemudian
jawaban responden dinilai menggunakan skala likert (Nazir. 1988) dengan
ketentuan penilaian sebagai berikut:
1) Sangat Setuju (SS) : 5
2) Setuju (S): 4
3) Kurang Setuju (KS): 3
4) Tidak Setuju (TS): 2
5) Sangat Tidak Setuju (STS): 1
c. Wawancara
Suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer)
untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer) dinamakan
interview. Instrumennya dinamakan pedoman wawancara atau interview
guide. Macam-macam wawancara, antara lain (Esterberg. 2002):
1). Wawancara terstruktur Pada wawancara ini, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawaban telah disiapkan, responden diberi pertanyaan yang sama kemudian pengumpul data mencatatnya, alat bantu yang digunakan biasanya tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar,
2). Wawancara semi terstruktur Pelaksanaan wawancara menggunakan model ini lebih bebas dari pada wawancara terstruktur yaitu narasumber diminta pendapat dan ide-idenya karana tujuan wawancara ini untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
3). Wawancara tidak berstruktur Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data-datanya. Pedoman wawancara hanya menggunakan garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam wawancara ini, peneliti belum mengetahui secara pasti data yang akan diperoleh sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. 10
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth
interview) dan berstruktur dengan memakai daftar pertanyaan sebagai
acuan dalam melakukan proses wawancara. Instrument ini digunakan
peneliti tambahan untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah
kedua. Wawancara ini tidak dilakukan dengan seluruh anggota REMAS
melainkan anggota yang memenuhi kriteria. Peneliti berhasil
mewawancarai 3 responden dari masing-masing masjid, dengan kriteria
responden diantaranya; 1)Merupakan peserta program pelatihan di BLC
2)Merupakan salah satu dari anggota Badan Pengurus Harian (BPH)
REMAS 3)Telah mencapai usia yang dipersyaratkan dalam Undang-
Undang Kepemudaan
Teknik wawancara mendalam dilakukan dengan cara bertatap
muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan
mendalam. Fokus pada respon pemuda Islam yang pernah atau sedang
mengikuti pelatihan di BLC. Aktivitas wawancara dilakukan secara
intensif dengan peneliti memposisikan informan agar bersedia
memberikan jawaban-jawaban lengkap & mendalam serta bila perlu tidak
ada yang disembunyikan. Caranya dengan mengusahakan wawancara
berlangsung informal seperti orang sedang mengobrol. 10 Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfa Beta: 319-321
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
d. Observasi Langsung
Observasi langsung merupakan teknik pengamatan secara langsung
pada objek yang diteliti secara sistematik dengan melakukan kunjungan
langsung. Data yang dikumpulkan melalui observasi dapat berbentuk dua
pola baik secara interaksi langsung maupun percakapan secara formal.
Observasi langsung yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan
langsung melalui tatap muka dengan responden dengan mengajukan
pertanyaan seputar program BLC. Pertanyaan ini nantinya akan semakin
mendalam dan mengarah kepada respon terhadap program BLC. Baik
respon kognitif, afektif dan konatif terhadap program BLC. Semakin
mendalam observasi diharapkan dapat menggali informasi mengenai output
yang diperoleh selama proses latihan di BLC. Baik itu dirasakan secara
individu sehari-hari ataupun individu dalam berorganisasi
e. Dokumentasi
Dokumentasi dengan melakukan pengambilan data sekunder melalui
telaah berbagai dokumen. Pertimbangan jenis dokumen-dokumen yang
dapat digunakan meliputi: 1) data Dinas Kominfo Pemkot Surabaya
mengenai sejarah dan struktur organisasi, 2) data berupa sejarah, berita atau
informasi mengenai Pemkot Surabaya, 3) data mengenai sejarah dan
struktur organisasi pengelola Broadband Learning Center (BLC) untuk
mewujudkan Surabaya Cyber City, 4) data mengenai hasil pelaksanaan
pelatihan IT oleh BLC, 5) surat, memorandum atau surat keputusan yang
mendukung untuk penelitian ini.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
5. Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisisi data kualitatif
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini
berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data
benar-benar terkumpul.
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Penelitian ini
menggunakan angket sebagai alat untuk mengetahui respon para responden.
Terdapat kemungkinan dilakukannya reduksi data karena angket dibagikan
kepada seluruh pemuda yang berada di lokasi masjid, tanpa mengetahui
sebelumnya keikutsertaan responden tersebut pada pelatihan di BLC.
Setelah dilakukannya pengumpulan angket yang telah diisi, kemudian
dilakukanlah reduksi data berdasarkan kriteria sesuai dengan kebutuhan
responden penelitian, diantaranya berdasarkan usia yang dipersyaratkan
pada Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 serta keikutsertaan responden
dalam pelatihan di BLC. Hal tersebut tercermin dalam data identitas diri
yang terdapat pada halaman pertama angket penelitian.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
Bentuk penyajian data kualitatif penelitian ini berupa tabel yang berisikan
hasil penilaian atas jawaban responden menggunakan pedoman nilai skala
Likert. Hasil penilaian tersebut digolongkan berdasarkan nilai yang akan
diberi peringkat satu hingga tiga. Data yang telah diberi peringkat kemudian
dianalisis untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah dan
mempertajam analisis berdasarkan kajian teori.
c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari teknik analisis data
kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan
untuk mengambil tindakan. Tindakan yang diambil adalah mencari arti dari
data yang telah terkumpul kemudian ditarik hubungan, persamaan ataupun
pebedaan dengan membandingkan pernyataan responden dengan teori yang
terdapat dalam kajian teori.
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Penelitian ini terdiri dari enam bab pembahasan sebagai acuan dalam
berfikir secara sistematis, adapun rancangan sistematika pembahasan tesis ini
sebagai berikut:
Bab Pertama Pendahuluan
Merupakan gambaran umum isi penelitian yang terdiri dari : latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian.
Bab Kedua Kerangka teoritik
Berisi tentang teori yang berhubungan dengan penelitian dan digunakan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
sebagai dasar melakukan analisis.
Bab Ketiga Metode penelitian
Berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, Fokus penelitian, lokasi
penelitian, dan instrumen penelitian.
Bab Keempat sistematika pembahasan
Berisi tentang paparan pembahasan secara garis besar penelitian.
Pembahasan berasal dari analisis atas data yang diperoleh dari lapangan.
Bab Kelima Penutup
Berisi tentang simpulan, implikasi dan saran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
BAB II
KAJIAN MENGENAI RESPON MASYARAKAT PEMUDA ISLAM
A. Respon
1. Pengertian Respon dan Teori Respon
Respon menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
tanggapan, reaksi dan jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.11
Menurut Ahmad Subandi, respon adalah sebagai istilah umpan balik (feed back)
yang memiliki peran atau pengaruh yang besar baik atau tidaknya suatu
komunikasi.12 Menurut Scheerer yang disadur oleh Sarlito, respon adalah proses
pengorganisasian rangsang. Rangsang proksimal diorganisasikan sedemikian rupa
hingga terjadi representasi fenomenal dari rangsang proksimal itu.13
Untuk mengetahui respon masyarakat dapat dilihat melalui persepsi, sikap,
dan partisipasi. Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikap
merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau
ia menghadapi suatu ransangan tertentu. Respon juga diartikan suatu tingkah laku
atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian,
pengaruh atau penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena
tertentu. Melihat seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu. Maka, akan
diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut. Menurut Thursone,
respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan dan
prasangka, prapemahaman yang mendeteil, ide-ide, rasa takut, ancaman dan 11 DEPDIKBUT, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), edisi ke-3, h.838 12 Ahmad Subandi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), cet. ke-19, h.50 13 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarka: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), h. 87
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Pengertian tersebut dapat diketahui
bahwa cara pengungkapan sikap dapat melalui (Thurstone. 1929):
1. Pengaruh atau penolakan
2. Penilaian
3. Suka atau tidak suka
4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi
2. Teori S-O-R
Teori S-O-R (Stimulus, Organism, Response) yang berasal dari
psikologi dan kemudian menjadi teori komunikasi. Karena objek material
dari psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya
meliputi komponen-komponen, sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan
konatif.
Menurut teori S-O-R, bahwa reaksi tertentu akan timbul akibat
stimulus tertentu, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan pesan yang disampaikan terhadap reaksi komunikan.14
Model dapat terlihat pada gambar berikut:
Organisme:
- Perhatian - Pengertian - Penerimaan
Gambar 2.1 Model Teori Respon 14 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra
Aditiya Bakti, 2003), h. 254-255
Respon (Perubahan Sikap)
Stimulus
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
Gambar di atas menunjukan bahwa komunikasi dapat berlangsung apabila
komunikan menaruh perhatian, pengertian, serta penerimaan terhadap pesan yang
disampaikan oleh komunikator. Setelah itu akan dilanjutkan kedalam proses
berikutnya yaitu perubahan sikap, ini dapat diartikan juga suatu respon atau
tanggapan terhadap pesan tersebut Sedangkan stimulus yang dimaksud diatas
dapat berupa kata-kata verbal atau pun non verbal dari komunikator kepada
komunikan.15
3. Jenis – jenis Respon
Respon akan terjadi karena beberapa hal. Terjadinya respon akan sangat
tergantung dengan penyebab yang menimbulkannya. Menurut Jalaluddin Rahmat,
respon terbagi atas tiga bagian yaitu: 16
a. Respon kognitif, yaitu respon yang timbul setelah adanya pemahaman
terhadap sesuatu yang terkait dengan informasi atau pengetahuan. Terjadi
bila ada perubahan pada apa yang diketahui, atau dipersepsi oleh orang
kebanyakan.
b. Respon afektif, yaitu respon yang timbul karena adanya perubahan perasaan
terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi, sikap dan nilai. Respon ini juga
timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci
orang kebanyakan.
c. Respon konatif, yaitu respon yang berupa tindakan, kegiatan atau kebiasaan
yang terkait dengan perilaku nyata. Merujuk pada perilaku nyata yang dapat
diamati; yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan 15 Ibid h.256 16 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999)h.218
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
berperilaku.
4. Faktor – faktor Penyebab terjadinya Respon
Menurut Bimo Walgito, terdapat dua faktor yang menyebabkan individu
melakukan respon, yaitu: 17
a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada pada diri individu. Manusia terdiri
dari dua unsur, yaitu: jasmani dan rohani, maka seseorang yang
mengadakan tanggapan terhadap suatu stimulus tetap dipengaruhi oleh
eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah satu unsur
tersebut, maka akan melahirkan respon yang berbeda intensitasnya pada diri
individu yang melakukan respon, atau akan berbeda responnya tersebut
diantara satu orang dengan orang lain.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini biasa
dikenal juga dengan faktor stimulus. Faktor ini berhubungan dengan objek
yang diamati, sehingga menimbulkan stimulus, kemudian stimulus tersebut
sampai pada indera yang menggunakannya.
Dari pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa setiapindividu
dapat mengamati segala sesuatu hal atau pun kegiatan yang timbul akibat adanya
stimulus dengan alat indra yang dimilikinya, sehingga timbul suatu bayangan
yang tertinggal dalam ingatan setiap individu tersebut setelah adanya pengamatan
dan dapat ditimbulkan kembali sebagai jawaban dan tanggapan.
17 Bimo Walgito, Psikologi Belajar, (Jakarta: Reneka Cipta, 1997), h.6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
B. Masyarakat dan Pemuda
1. Pengertian Pemuda
Sejarah telah membuktikan bahwasanya pemuda adalah salah satu pilar
yang memiliki peran besar dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara
sehingg maju mundurnya suatu negara sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran
dan kontribusi aktif dari pemuda di negara tersebut. Begitu juga dalam lingkup
kehidupan bermasyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial
dalam tatanan masyarakat sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan
sumber insani bagi pembangunan bangsa, karena pemuda sebagai harapan bangsa
dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa
depan.
Ada beberapa alasan mengapa pemuda memiliki tanggung jawab besar
dalam tatanan masyarakat antara lain :18
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan keterbukaannya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-
gagasan baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Spontanitas dan pengabdiannya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan
kepribadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan
18 Taufik Abdullah. 1974. Pemuda dan Perubahan Sosial. LP3S:Jakarta.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
pendapat, sikap, dan tindakannya dengan kenyataan yang ada.
Alasan-alasan tersebut pada dasarnya melekat pada diri pemuda yang jika
dikembangkan dan dibangkitkan kesadarannya, maka pemuda dapat berperan
menggunakan potensi-potensi dan sumber daya yang ada dalam masyarakat.
Menurut Ginandjar Kartasasmita (1996), kepeloporan dan kepemimpinan bisa
berarti sama yakni berada di muka dan diteladani oleh yang lain. 19 Tetapi, dapat
pula memiliki arti sendiri. Kepeloporan dapat menunjukkan sikap berdiri di muka,
merintis, membuka jalan, dan memulai sesuatu, untuk diikuti, dilanjutkan,
dikembangkan, dipikirkan oleh yang lain. Kepeloporan mengandung unsur
sanggup menghadapi risiko. Kesanggupan untuk memikul risiko ini penting
dalam setiap perjuangan, untuk itu diperlukan ketangguhan fisik maupun mental
dimana tidak setiap orang memiliki kemampuan untuk mengambil risiko ini.
Organisasi PBB yakni WHO mengkategorikan masyarakat yang berusia
10-24 tahun sebagai young people. Sedangkan remaja atau adolescence adalah
pemuda yang masih remaja dengan umur 10-19 tahun. Berbeda dengan definisi
yang tercantum di dalam Al-Quran menyebut pemuda dengan kata Asy-syabab
atau yang artinya seseorang yang memiliki sifat dan sikap seperti beberapa ayat
dalam Al-Quran berkut ini:
a. Teguh iman dan keyakinan
یة من قومھ على خوف من فرعون وملئھم أن یفتنھم وإن فرعون فما آمن لموسى إلا ذر
لعال في الأرض وإنھ لمن المسرفین
Terjemah: 19 Ginandjar Kartasasmita. Kepeloporan dan Pembangunan: Peran Pokok Pemuda dalam Pembangunan. Makalah pada peluncuran buku “Peran Pemuda Menuju Indonesia sesuai Cita-Cita Proklamasi 1945, Jakarta, 1997
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas.
Bedasarkan tafsir ibnu Katsir mengenai pemaknaan kata ( یة pada ayat (ذر
ini merupakan ciri pemuda yang mempunyai keimanan dan keyakinan yang teguh
terhadap agamanya walaupun dalam keadaan terancam. Merupakan syarat utama
seorang pemuda adalah mereka yang tidak gentar dengan tekanan, hinaan,
rintangan hingga gangguan yang menggangunya.
b. Memiliki rasa ingin tahu
علیم بما ی فعلون وما یتبع أكثرھم إلا ظنا إن الظن لا یغني من الحق شیئا إن الله
Terjemah:
Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Seorang pemuda yang digambarkan kisah surat diatas adalah pemuda yang
memiliki rasa ingin tahu yang kemudian diaplikasikan pada suatu dispilin ilmu
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya dan orang lain.
c. Konsisten dalam berprinsip, bermoral, berwawasan, optimis dan teguh
pendirian
وھیئ لنا من أمرنا رشدا إذ أوى الفتیة إلى الكھف فقالوا ربنا آتنا من لدنك رحمة
Terjemah :
(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".
Surat Al Kahfi yang berisi tentang para pemuda yang tinggal dalam sebuah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
gua karena keluarga beserta warga desa tempat mereka tinggal menganut ajaran
selain yang Allah perintahkan. Pemuda-pemuda ini memiliki prinsip yakni
berpegang teguh pada ketauhidan yakni meyakini ajaran agama Islam. Prinsip
yang sudah dipegang harus dipertahankan agar seorang pemuda memiliki identitas
diri yang menjadi cerminan seluruh elemen masyarakt
d. Berani
لھ إبراھیم قالوا سمعنا فتى یذكرھم یقال
Terjemah :
Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim".
Kisah yang terkadung dalam ayat di atas menunjukkan seorang pemuda
haruslah memiliki sifat pemberani. Berani membela yang benar dan melawan
kebatilan. Meski ancaman muncul dari berbagai arah, pemuda tidak gentar dan
tetap berani mempertahankan prinsip agamanya. Dalam bertindakpun pemuda
harus berani, dalam arti positif yang tidak mengarah pada anarkisme.
Definisi lain tentang pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik
sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami
perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia
pembangunan baik saat ini maupun masa datang.
Pemuda juga dikatakan sebagi generasi yang dipundaknya terbebani
berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat
dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang
akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan
melanjutkan estafet pembangunan.
Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
Tentang Kepemudaan Pasal 1 menyebutkan bahwa:
1. Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30
(tiga puluh) tahun.
2. Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung
jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda.
3. Pembangunan kepemudaan adalah proses memfasilitasi segala hal yang
berkaitan dengan kepemudaan.
4. Pelayanan kepemudaan adalah penyadaran, pemberdayaan, dan
pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kepeloporan pemuda.
5. Penyadaran pemuda adalah kegiatan yang diarahkan untuk memahami dan
menyikapi perubahan lingkungan. Pemberdayaan pemuda adalah kegiatan
membangkitkan potensi dan peran aktif pemuda.
6. Pengembangan kepemimpinan pemuda adalah kegiatan mengembangkan
potensi keteladanan, keberpengaruhan, serta penggerakan pemuda.
7. Pengembangan kewirausahaan pemuda adalah kegiatan mengembangkan
potensi keterampilam dan kemandirian berusaha.
8. Pengembangan kepeloporan pemuda adalah kegiatan mengembangkan
potensi dalam merintis jalan, melakukan terobosan, menjawab tantangan, dan
memberikan jalan keluar atas berbagai masalah.
9. Kemitraan adalah kerja sama untuk membangun
10. Potensi pemuda dengan prinsip saling membutuhkan, saling memperkuat, dan
saling menguntungkan.
Dapat dipaparkan mengenai peran pemuda terhadap generasi yang akan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
datang, seperti yang telah dijelaskan dalam Undang – Undang pasal 8 yang
berbunyi “Pengembangan kepeloporan pemuda adalah kegiatan mengembangkan
potensi dalam merintis jalan, melakukan terobosan, menjawab tantangan, dan
memberikan jalan keluar atas berbagai masalah”. Hal ini menunjukkan
pentingnya pemuda dalam hal melopori bangsa Indonesia ini agar menjadi bangsa
yang berkompeten dan berkualitas.
Pengertian pemuda dalam sudut pandang psikologi merupakan masa
remaja yang memiliki karakteristik tertentu, Hurlock (1992) menyebutkan ciri
remaja antara lain:
a. Masa remaja sebagai periode kritis dari perubahan yang dialami oleh kaum
muda akan memberikan dampak langsung terhadap individu yang
bersangkutan dan akan mempengaruhi pengembangan lebih lanjut.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Berikut adalah perkembangan masa
kanak-kanak lagi dan tidak dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status
remaja tidak jelas, situasi ini memberikan dia waktu untuk mencoba gaya
hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai-nilai dan kualitas
yang paling sesuai dengannya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan dalam perubahan
emosional dalam tubuh, minat dan peran (untuk menjadi orang dewasa yang
independen), perubahan dalam nilai-nilai mendukung, dan keinginan untuk
kebebasan.
d. Masa remaja sebagai waktu untuk diri remaja mencari identitas dalam bentuk
usaha-usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam
masyarakat.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
e. Masa remaja sebagai penyebab ketakutan. Sebab remaja masih sulit untuk
mengelola bahkan cenderung berperilaku kurang baik. Hal ini membuat
banyak orangtua jadi takut.
f. Masa remaja adalah waktu yang tidak realistis. Remaja cenderung untuk
melihat hidup dari kacamata merah muda, melihat dirinya sendiri dan orang
lain.
g. Masa remaja seperti pada dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau
kesulitan dalam upaya untuk meninggalkan kebiasaan di usia sebelumnya dan
dalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, dengan
merokok, minum, menggunakan narkoba dan terlibat dalam perilaku seksual.
Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka
inginkan.
Disimpulkan adanya perubahan fisik dan psikologis dalam diri remaja,
remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian terhadap lingkungan.
Diharapkan bahwa orang-orang usia muda dapat hidup dengan tugas
perkembangan yang dilaksanakan secara hati-hati dan bertanggung jawab.
2. Karakter Pemuda di Masa Rasulullah Saw
Abdullah Nashih Ulwan (1985) dalam bukunya yang berjudul Pesan untuk
Pemuda Islam menyebutkan bahwa seorang mukmin harus memiliki semboyan
kehidupan yang dapat diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari dan dapat
membentuk mental (mindset) suatu kaum pemuda. Lima semboyan tersebut
diantaraya pertama berbunyi Allah tujuan kami, Rasul panutan kami, Al-Quran
undang-undang dasar kami, Jihad jalan kami, dan Mati di Jalan Allah adalah cita-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
cita tertinggi kami.20 Kelima semboyan tersebut merupakan semboyaan yang
digunakan murid-murid binaan Nabi Muhammad yakni seperti Khulafaur
Rasyidin, para sahabat nabi dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka.
Mereka mampu bersinar di era kejayaan zamannya dengan mematri semboyan
kedalam hati dan kehidupan mereka sehingga mereka sanggup berkorban dan
ikhlas dalam berjihad, tabligh dan dakwah serta dalam akhlaq pergaulan.
Berbekal iman kuat yang terikrar dalam ucapan dan tercermin dalam
perilaku dan bersikap. Mus’ab bin Umar mampu membuktikan dengan waktu
yang singkat dapat mengantarkan penduduk madinah mengislamkan diri sekaligus
meminta nabi segera berhijrah ke madinah dan siap membela nabi dalam
melakukan dakwahnya.21 Implikasi kisah tersebut dengan pemuda pada zaman
saat ini yakni berupa karakter cinta kebenaran. Cinta kebenaran dapat berupa
kesiapan untuk berkorban segala yang dimiliki demi mewujudkan kebenaran.
Kisah lain menceritakan tentang sahabat nabi Ja’far bin Abu Thalib yang
memimpin rombongan hijrah ke ke Habasyah untuk meminta suaka politik dari
raja Najasyi.22 Ketika menemui raja di Istana, para pendeta kerajaan menyuruh
kaum muslimin untuk sujud menyampaikan salam penghormatan kepada raja.
Akan tetapi Ja’far dengan tegas menolak dengan alasan tiada yang pantas untuk
kami sembah selain Allah. Kisah ini mencerminkan betapa besar rasa kebanggaan
terhadap Islam yang dapat melindungi diri mereka dari kemurtadan.
20 Abdullah Nashih Ulwan. 1985. Pesan untuk Pemuda Islam. Gema Insani: Depok, hal 20 21 Fuad Abdurrahman. 2013. The Great of Two Umars: Kisah Hidup Dua Khalifah Paling
Legendaris: Umar ibn Al-Khatab dan Umar ibn Abdul Aziz. Zaman: Jakarta. Hal 320 22 Umairah, Abdurrahman. 2002. Tokoh-tokoh yang Diabadikan Al-Quran. Gema Insani: Jakarta,
hal 177
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
34
Masih banyak lagi pemuda di zaman Rasulullah yang perannya melebihi
umurnya. Perannya sangat bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri bahkan
hingga dapat memajukan kejayaan suatu dinasti. Besar harapan kepada generasi
muda pada zaman sekarang.
3. Peran Pemuda dalam Organisasi Kemasyarakatan
Untuk dapat mengasah daya kepeloporan dan kepemimpinan serta peran
serta aktif dalam pembangunan masyarakat, kaum muda harus diberi stimulan
berupa kesempatan yang sebesar-besarnya dalam organisasi-organisasi
kemasyarakatan (Ormas) maupun organisasi kepemudaan itu sendiri baik dalam
tingkatan lokal maupun nasional. Sebab dalam organisasi inilah mental,
ketangguhan, dan sumbangsih pemikiran seorang pemuda dapat diasah melalui
program-program nyata di organisasi tersebut.
Melihat pentingnya peranan Ormas dalam menumbuhkan sikap
kepeloporan dan kepemimpinan pemuda, maka kita perlu mengetahui definisi
Ormas dan peranannya di masyarakat. Berdasarkan UU No.8 tahun 1985 tentang
Organisasi Kemasyarakatan, Ormas didefinisikan sebagai organisasi yang
dibentuk oleh masyarakat atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama,
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam
pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Ormas sebagai wadah pembinaan dan
pengembangan anggotanya merupakan tempat yang ideal untuk penempaan
kepemimpinan dan peningkatan keterampilan karena sasaran pokok peranan
Ormas adalah:
1. Memberikan pendidikan pemantapan kesadaran kehidupan bermasyarakat,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
berbangsa dan bernegara
2. Peranan aktif dalam pembangunan masyarakat
3. Sarana untuk berserikat/berorganisasi
4. Sarana penyaluran aspirasi dalam pembangunan nasional
Berdasarkan paparan di atas serta kodrat pemuda yang memiliki peran dan
tanggung jawab dalam komitmennya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,
serta sikap, komitmen, dan keberpihakan kepada masyarakat maka pemuda adalah
elemen bangsa yang menyandang peran sebagai agen perubahan (Agent of
Change) dan agen kontrol sosial (Agent of Social Control) dalam masyarakat.
Untuk menciptakan model pemuda yang dimaksud diatas maka Ormas merupakan
sarana dan arena yang tepat untuk belajar, bereksperimen dan berlatih menjadi
Agent of Change dan Agent of Social Control.
Merujuk kembali pada Undang- Undang No. 40 tentang Kepemudaan pasal
17 ayat (2), peran aktif pemuda sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan:
a. Memperkuat wawasan kebangsaan;
b. Membangkitkan kesadaran atas tanggung jawab, hak, dan kewajiban sebagai
warga negara;
c. Membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakanhukum;
d. Meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik;
e. Menjamin transparansi dan akuntabilitas publik; dan/atau
f. Memberikan kemudahan akses informasi.
Sementara pada ayat (3) peran aktif pemuda sebagai agen perubahan
diwujudkan dengan mengembangkan :
a. pendidikan politik dan demokratisasi;
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
36
b. sumber daya ekonomi;
c. kepedulian terhadap masyarakat;
d. ilmu pengetahuan dan teknologi;
e. olahraga, seni, dan budaya;
f. kepedulian terhadap lingkungan hidup;
g. pendidikan kewirausahaan; dan/atau
h. kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.
Peranan pemuda seperti yang dicita-citakan Pemerintah melalui RUU ini
tentu selaras dengan upaya pembangunan masyarakat khususnya dalam rangka
memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan budaya suatu masyarakat yang salah
satunya diimplementasikan melalui partisipasi aktif melalui Ormas yang tersebar
dari wilayah Sabang sampai Merauke. Hanya saja perlu diingat bahwa Ormas
bukanlah satu-satunya wadah yang dapat memfasilitasi minat pemuda dalam
upaya pembangunan masyarakat, bahkan tidak semua Ormas yang ada bergerak
dalam bidang pembangunan masyarakat dikarenakan masih minimnya
pengetahuan dan informasi mengenai hal ini. Perlunya penguatan strategi untuk
meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan masyarakat.
Keberadaan pemuda yang aktif dalam kegiatan kemasyarakatn merupakan
salah satu solusi dari upaya pemberdayaan masyarakat sekitarnya. Sebab pemuda
dengan segala potensinya diharapkan mampu mengangkat derajat masyarakat
sekitar melalui berbagai kegiatan dan organisasi yang didirikannya. Namun,
pengembangan potensi pemuda ini masih minim dukungan dari pihak pemerintah
baik pusat maupun daerah. Hal tersebut terbukti dari minimnya anggaran
kepemudaan di daerah dan anggaran tersebut diberikan hanya pada satu organisasi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
37
pemuda yang dianggap representasi dari organisasi kepemudaan lainnya. Untuk
itu diperlukan upaya kreatif dari pemuda untuk dapat berpartisipasi dalam
pemberdayaan masyarakat seperti menggandeng pihak swasta sebagai donatur.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
38
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG
BROADBAND LEARNING CENTER (BLC)
A. Deskripsi Lokasi Broadband Learning Center (BLC)
Broadband Learning Center (BLC) sebagai Upaya Peningkatan Kualitas
Pengetahuan Teknologi Dan Informasi terhadap Pemuda yang sekarang telah di
laksanakan di Surabaya. Terdapat 23 regional diantaranya :
1. Surabaya Selatan
Lokasi BLC di Surabaya selatan terletak di beberapa tempat yakni Wiyung,
Karang Pilang, Putat Jaya, Kupang Gurung, Kedurus dan Sawanggalin.
2. Surabaya Timur
Lokasi BLC di Surabaya timur terletak di beberapa tempat yakni Taman
Flora, Rusun Penjaringan Sari, Gunung Anyar, Mulyorejo dan Wonorejo.
3. Surabaya Pusat
Lokasi BLC di Surabaya Pudat terletak di beberapa tempat yakni Taman
Prestasi, Rumah Bahasa, Rusun Erudo dan Rusun Urip Sumoharjo.
4. Surabaya Utara
Lokasi BLC di Surabaya Utara terletak di beberapa tempat yakni Bulak,
Telescenter Ampel, Rusun Tamer 1 dan Rusun Tamer 2.
5. Surabaya Barat
Lokasi BLC di Surabaya Barat terletak di beberapa tempat yakni Klaka Rejo,
Sememi, Simomulyo dan Made.
Tempat-tempat tersebut merupakan fasiltas publik yang dapat diakses warga
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
39
surabaya yang telah menjadi peserta pelatihan untuk belajar dalam hal
pengembangan Teknologi dan Informasi. Keberadaan BLC yang terletak hampir
disetiap kelurahan di Surabaya diharapkan dapat menjangkau seluruh lapisan dan
elemen masyarakat Surabaya.
Pembangunan Broadband Learning Center dilatar belakangi sebagai
upaya untuk mewujudkan Surabaya Multi Media City (SMMC). Pemerintah Kota
Surabaya melalui Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya bekerjasama
dengan PT Telkom Divre V Jawa Timur membangun sarana pembelajaran
telematika yang berlokasi di beberapa tempat di Surabaya. Sejalan dengan upaya
untuk mewujudkan tujuan nasional, yakni dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mendorong tumbuhnya berbagai inovasi dalam sistem pendidikan.
Pemerintah Kota Surabaya melakukan perubahan besar yang terjadi dalam
lingkungan global mengharuskan kita untuk mengembangkan sistem
pendidikan lebih terbuka, lebih luwes, berkualitas dan dapat diakses oleh siapa
saja yang memerlukan tanpa memandang usia, gender, lokasi, kondisi sosial-
ekonomi, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Broadband Learning
Center diharapkan mampu membuat warga Surabaya dapat dengan mudah
mengakses perangkat ICT yang disediakan. Pembangunan BLC mempunyai 3
(tiga) sasaran sebagai Multimedia City yakni :
1. Surabaya Broadband Government and Education (B-GovEd), merupakan
wahana pelatihan pemanfaatan TIK secara selektif bagi UKM, pelajar SD,
SLTP, dan SLTA di Kota Surabaya.
2. Surabaya Broadband Citizen, merupakan layanan Free Hot Spot dan
informasi di beberapa lokasi yang telah disepakati.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
40
3. Surabaya Government Community, merupakan layanan informasi dan media
pembelajaran yang berbasis internet di lokasi Hot Spot. Surabaya memiliki 5
tempat BLC yang dapat memudahkan warga masyarakat untuk
menjangkaunya. Adapun 5 tempat tersebut adalah
4. Taman Prestasi BLC Taman Prestasi dibangun dalam bentuk ruangan dengan
ukuran 3 x 8 M². Sebagai sarana untuk pembelajaran IT, BLC dilengkapi
dengan berbagai fasilitas yang mendukung dan terkait dengan pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Selain fasilitas komputer, meja
dan kursi, BLC juga dilengkapi fasilitas pendukung dalam ruangan dan luar
ruangan.
5. Taman Flora memiliki fungsi sebagai tempat rekreasi bagi kebanyakan
keluarga di wilayah Surabaya, taman ini juga bisa dijadikan basis untuk
pembelajaran IT, yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mendukung
dan terkait dengan pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),
dan pengunjung taman dapat menggunakan software interaktif yang berisi
sosialisasi kelestarian lingkungan dan pemanfaatan daur ulang sampah.
6. Penjaringansari salah satu tempat Broadband Learning Center (BLC) di
Surabaya Timur adalah Rusun Penjaringan Sari yang bertempat di rusun
penjaringansari blok E lantai dasar yang berdampingan dengan Kantor UPTD
Rusun. Warga yang berada di wilayah tersebut dapat menggunakan fasilitas
Komputer serta Internetnya secara Gratis, selain itu warga juga bisa
menggunakan fasilitas Wifi yang koneksinya sangat cepat.
7. Rusun Urip Sumoharjo Rusunawa Urip Sumoharjo yang berada di Jalan Urip
Sumoharjo sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan nasional, khususnya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
41
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mendorong tumbuhnya
berbagai inovasi dalam sistem pendidikan. Perubahan besar yang terjadi
dalam lingkungan global mengharuskan kita untuk mengembangkan sistem
pendidikan lebih terbuka, lebih luwes, berkualitas dan dapat diakses oleh
siapa saja yang memerlukan tanpa memandang usia, gender, lokasi, kondisi
sosial-ekonomi, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.
8. Rusun Tanah Merah Terdapat satu wilayah Lagi tempat BLC yang berada di
Surabaya Utara yang bertempat di Rusun Tanah Merah dengan Alamat Jl.
Tanah Merah V Blok C Lantai Dasar. Broadband Learning Center Rusun
Tanah Merah sangat diharapkan oleh warga masyarakat khususnya
masyarakat sekitar Kecamatan Kenjeran karena dengan datangnya BLC di
wilayah tersebut sangat banyak sekali warga yang menggunakan fasilitas
tersebut.23
Tercatat hingga tahun 2012 jumlah Pengunjung BLC bulan Agustus hingga
Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pengunjung BLC Tahun 2012 (Agustus-Desember)
23https://dinkominfo.surabaya.go.id/dki.php?hal=detail_berita&id_berita=146
No Bulan BLC Taman Flora
BLC Taman Prestasi
BLC
Penjaringansari
BLC Tanah Merah
BLC Urip
Sumoharjo 1 Agustus 134 Orang 143 Orang 40 Orang 2 September 342 Orang 182 Orang 89 Orang 140 Orang 112 Orang 3 Oktober 288 Orang 393 Orang 93 Orang 217 Orang 158 Orang 4 Nopember 190 Orang 380 Orang 153 Orang 259 Orang 278 Orang 5 Desember 222 Orang 228 Orang 81 Orang 178 Orang 258 Orang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
42
B. Program Broadband Learning Center (BLC)
Tujuan utama dari penerapan program BLC ini adalah agar warga
Surabaya tidak gagap teknologi (gaptek) di era serba digital. Hal ini sekaligus
sebagai upaya dari Dinas Kominfo Pemkot Surabaya dalam menyiapkan warga
Surabaya untuk siap berkompetisi dengan negara-negara ASEAN. Warga
Surabaya diharapkan akan menjadi warga yang paling siap untuk menyongsong
era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang rencananya akan segera
diberlakukan pada akhir 2015 mendatang. Ketika nantinya MEA mulai
diberlakukan, artinya negara-negara se-ASEAN akan bisa bebas berinvestasi di
Indonesia, termasuk di Surabaya. Sehingga dengan pelatihan TIK yang dapat
diakses secara gratis di BLC, masyarakat kota Surabaya diharapkan sudah
mempunyai bekal untuk bersaing dengan masyarakat global sekaligus siap
menjadi tuan di kotanya sendiri.
Melalui BLC, semua lapisan masyarakat Surabaya berkesempatan bisa
belajar beragam materi pelatihan TIK tanpa ada pungutan. Bekerjasama dengan
PT Telkom Divisi Regional V Jawa Timur, BLC berupaya meningkatkan
pelayanannya agar dapat menjangkau seluruh masyarakat Surabaya sebagai upaya
percepatan menuju Surabaya Cyber City. Yaitu konsep kota modern berbasis
teknologi informasi yang saat ini telah banyak diterapkan di sejumlah kota besar
di seluruh dunia, sebagai konsekuensi logis dari meningkatnya kebutuhan
masyarakat yang ingin mengakses informasi dan berkomunikasi dengan mudah
dan cepat.
Dari aplikasi keseluruhan program BLC oleh Dinas Kominfo Pemkot
Surabaya tersebut tentunya masih harus dilakukan up grade dari segala lini,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
43
sehingga mampu menjawab tantangan kebutuhan literasi IT bagi semua warga
Surabaya dalam mewujudkan masyarakat melek teknologi informasi dan
komunikasi. Hal penting yang harus mendapat perhatian adalah proses
pelaksanaan program BLC yang dapat dimanfaatkan oleh semua warga Surabaya.
Selain itu pola manajemen komunikasi Dinas Kominfo Pemkot Surabaya pun
harus terus ditingkatkan melalui peningkatan kualitas jajarannya dalam
menyelenggarakan program pelatihan TIK. Sebab, jika kedua hal penting ini dapat
dilakukan dengan baik maka tidak hanya akan berimplikasi pada terwujudnya
Surabaya Cyber City, melainkan juga mengoptimalkan pelaksanaan sistem
pemerintahan berbasis e-Government yang lebih berkualitas dan berdaya saing
secara internasional.
C. Model Pelaksanaan Program Broadband Learning Center (BLC)
Dapat digambarkan model yang menjelaskan tentang pelaksanaan program
Broadband Learning Center (BLC) oleh Dinas Kominfo Pemkot Surabaya dalam
mewujudkan Surabaya Cyber City. Adapun model pelaksanaan (BLC) sebagai
berikut:24
24Juli Setyaningsih, Wawancara, Dukuh Menanggal, 15 Desember 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
44
Dinas Kominfo Pemkot Sby
Broadband Learning Center (BLC)
* Pendukung Teknis 1. Infrastruktur 2. Instruktur * Pelaksanaan BLC Program
* Dinamika Program 1. Problem 2. Tantangan
Surabaya Cyber City
Literasi Internet
(Penyelenggara BLC)
(Program Literasi TIK)
Gambar 3.1 Model Program (BLC)
Pada bagan model diatas dijelaskan tentang tahapan alur pelaksanaan
program BLC oleh Dinas Kominfo Pemkot Surabaya. Dalam pelaksanaannya,
BLC terdiri dari beberapa bagian yang diposisikan sebagai instrumen pendukung
keberlangsungan program yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat kota
Surabaya. Yaitu meliputi: 1) Penyediaan fasilitas & sarana infrastruktur yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pelatihan TIK; 2) Penyediaan SDM tenaga
instruktur yang berperan sebagai tenaga pengajar/ fasilitator pelatihan TIK,
berikut dengan metode pengajaran serta pembagian tugasnya; 3) Program atau
materi TIK yang dipelajari para peserta pelatihan di BLC; 4) Capaian prestasi
yang diraih selama pelaksanaan program BLC; 5) Problem, permasalahan yang
(Outcome Literasi Inet) (Outcome BLC)
(Instrumen Pendukung BLC)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
45
dihadapi Dinas Kominfo Pemkot Surabaya sebagai pihak penyelenggara dan
peserta pelatihan BLC selama berlangsungnya program; 6) Tantangan
pelaksanaan program BLC ke depannya, berikut ini penjelasannya:
Tabel 3.2 Kerangka Konsep Program Broadband Learning Center (BLC)
NO KONSEP PENJELASAN
1 Pelaksanaan Pelaksana yang dimaksud adalah kelompok yang
berperan sebagai pihak pelaksana rogram pelatihan
ICT/ TIK. Terutama pada tahapan teknis program
(pemateri TIK), langsung dibawah supervisi Dinas
Kominfo Pemkot Surabaya. Penjabarannya di dalam
hasil penelitian nantinya akan lebih fokus pada kualitas
dan inovasi SDM dalam tugasnya sebagai tim pengelola
BLC.
2 Infrastruktur Infrastruktur yang dimaksud adalah prasarana publik
primer yang digunakan dalam proses pelatihan TIK
yang diselenggarakan oleh Dinas Kominfo Pemkot
Surabaya. Keberadaan infrastruktur sangat mendukung
sekaligus menentukan tingkat efisiensi proses belajar
mengajar yang dilakukan.
3 Instruktur Pengertian instruktur yang dimaksud adalah orang yang
bertugas mengajarkan materi pelatihan TIK yang
diselenggarakan oleh Dinas Kominfo Pemkot Surabaya,
sekaligus memberikan latihan dan bimbingan kepada
peserta pelatihan.
4 Program Definisi program yang dimaksud adalah sekumpulan
kegiatan pelatihan TIK yang dilakukan secara
sistematis dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan
agar masyarakat Surabaya melek IT ntuk mewujudkan
Surabaya Cyber City. Di dalam program tersebut
terdapat 3 elemen, yaitu:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
46
1) Jenis Program
2) Target
3) Partisipan.
Adapun masing-masing pengertiannya adalah sebagai
berikut:
1)Jenis Program dalam penelitian ini adalah ragam
materi pengajaran TIK dengan menu pelatihan yang
berbeda. Semuanya disesuaikan dengan mapping
segmentasi & kebutuhan dari peserta pelatihan serta
pengunjung.
2) Target dalam penelitian ini adalah sasaran yang telah
ditetapkan untuk dicapai dari program pelatihan TIK.
Yaitu menjadikan massyarakat Surabaya melek IT,
sehingga dapat mewujudkan Surabaya Cyber City.
3)Partisipan dalam penelitian ini adalah orang yang ikut
berperan serta dalam kegiatan pelatihan TIK yang
terdiri dari beberapa segmen masyarakat. Diantaranya,
pelajar, mahasiswa, pekerja dan non pekerja.
5 Tantangan
Definisi tantangan yang dimaksud adalah suatu upaya
yang bersifat memberikan stimuli untuk Dinas Kominfo
Pemkot Surabaya agar lebih meningkatkan
kemampuannya. Yaitu mewujudkan Surabaya Cyber
City melalui program pelatihan TIK.
6 Literasi
Internet
Literasi internet adalah kemampuan masyarakat untuk
mengoperasikan komputer & mengakses internet atau
bahkan sampai pada tahapan memproduksi konten new
media sebagai bentuk pemberdayaan (empowerment).
Tujuannya agar mereka lebih menguasai TIK sehingga
dapat berinteraksi serta mengakses informasi pelayanan
pemerintah berbasis digital.
7 Cyber City Definisi Cyber City adalah masyarakat jaringan yang
saling terhubung antara satu dengan lainnya dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
47
Keseluruhan instrumen pendukung bagi terlaksananya program BLC
tersebut merupakan sebuah upaya yang diselenggarakan oleh Dinas Kominfo
Pemkot Surabaya yang bertujuan memberikan outcome atau dampak untuk
mewujudkan literasi internet. Maksud dari literasi internet adalah kemampuan
masyarakat untuk memahami, menganalisis, mengakses atau bahkan sampai pada
tahapan memproduksi konten new media dalam hubungannya dengan internet
sebagai medium komunikasi dan pengelolaan informasi.
Dengan terwujudnya literasi internet dalam masyarakat secara merata,
maka mereka dapat lebih memiliki kemampuan yang sama dalam menggunakan
internet. Sehingga akan menjadikan semua masyarakat kota Surabaya melek IT
sekaligus bisa mengatasi digital divide atau kesenjangan digital yang sampai saat
ini masih terjadi. Dengan demikian akan memudahkan bagi Dinas Kominfo
Pemkot Surabaya untuk mewujudkan Surabaya Cyber City.
D. Sasaran Broadband Learning Center (BLC)
Agar tujuan berupa visi dan misi yang telah disusun oleh pengelola dalam
hal ini pemerintah kota Surabaya tercapai maka perlu dibidik sasaran agar tujuan
tersebut tepat guna. Sasaran kegiatan pelatihan BLC Pembelajaran TIK sebagai
berikut:25
25 www.blcsurabaya.wix.com diakses tanggal 10 Juni 2016 pukul 15:09
sebuah kompleksitas simbiosis mutualisme. Mereka
terdiri dari instansi, masyarakat, organisasi yang terikat
dalam sebuah interaksi secara digital. Untuk itu, Cyber
City harus memiliki infrastruktur TIK yang lengkap
baik kuantitas dan kualitasnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
48
1. Anak putus sekolah, khususnya dari keluarga miskin dan anak cacat
2. Pelajar SD/SLTP/SLTA atau mahasiswa
3. Guru/fasilitator dan tenaga pengajar
4. Keluarga, kelompok (perempuan/pemuda) dan masyarakat umum baik
perseorangan ataupun dari LSM/ORMAS
5. Pembelajaran Bisnis Online bagi UKM (Usaha Kecil Menengah)
6. Pembelajaran produk pelayanan publik berbasis TIK (Perizinan Online)
bagi seluruh lapisan masyarakat.
E. Materi yang Diajarkan Broadband Learning Center (BLC)
Semboyan “Belajar Langsung Cerdas” menjadi motto di pelatihan
Broadband Learning Centre (BLC) yang berdiri dengan dukungan penuh program
CSR (Corporate Social Responsibility) PT Telkom Indonesia Divisi Regional V
Jawa Timur. Melalui penandatanngan kesepakatan MoU bersama Pemerintah
Kota Surabaya, BLC dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika bidang
Sekretariat selaku leading sector. BLC merupakan fasilitas pembelajaran IT yang
dapat dinikmati oleh masyarakat Surabaya secara gratis sebagai salah satu upaya
percepatan menuju Surabaya Multimedia City ataupun Surabaya cyber city.
Semakin banyak masyarakat Surabaya yang mengetahui Program dan manfaat
BLC, semakin cepat masyarakat Surabaya menjadi pelopor kota yang
masyarakatnya sadar akan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi yang
wajib diketahui dan diikuti atau dalam istilah jawa yaitu “melek internet”.
Agar pelatihan ini dapat berjalan denga teratur diantaranya sebagai berikut:
1. Paket Materi Lengkap
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
49
a. Materi Aplikasi Administrasi Perkantoran
1) Office Writer
2) Office Spreedsheet
3) Office Presentation
b. Materi Desain Grafis
1) Gimp
2) Inkscape
c. Materi Internet
1) Membuat dan Menggunakan Email
2) Membuat Blog
3) Membuat akun sosial Network
2. Paket Materi Singkat
a. Materi Aplikasi Administrasi Perkantoran
4) Office Writer
b. Materi Desain Grafis
3) Gimp
4) Inkscape
c. Materi Internet
4) Membuat dan Menggunakan Email
Broadband Learning Center (BLC) merupakan program pelatihan
komputer dan akses internet GRATIS untuk warga Surabaya yang disediakan oleh
pemerintah Kota Surabaya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
50
F. Profil Remaja Masjid Kelurahan Menanggal
Remaja Masjid (REMAS) merupakan organisasi positif yang berguna
sebagai wadah untuk mengembangkan dan memperdayakan pemuda untuk
memakmurkan masjid. Berikut ini tujuan dan visi misi salah satu REMAS Masjid
Menanggal.
1. Tujuan
Terbinanya pemuda Islam yang beriman, berilmu dan beramal shalih
dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT. untuk mencapai ridha Allah
SWT.
2. Visi dan Misi
Visi : Memakmurkan masjid yang merupakan pusat kegiatan umat Islam
dan menyelamatkan generasi muda Islam.
Misi :
a. Menjadikan Masjid sebagai tempat untuk beribadah kepada Allah
semata dan sebagai pusat kebudayaan Islam.
b. Mengadakan kegiatan pelatihan pengembangan diri untuk remaja
c. Menuju masyarakat Islami yang sejahtera dan diridlai Allah SWT
d. Membudayakan syiar – syiar Islam di tengah masyarakat
e. Membentuk remaja Islam yang bertaqwa dan berakhlakul karimah.
3. Program Kerja
Program kerja REMAS terdiri dari program kerja harian,
mingguan, bulanan (jangka pendek) dan tahunan (jangka panjang)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
a. Program kerja harian ( jangka pendek ) terdiri atas :
1) Shalat berjamaah
2) Yasinan (setelah shalat maghrib)
b. Program kerja mingguan ( jangka pendek ) terdiri atas :
1) Pembacaan shalawat / Diba’an (setiap malam jum’at setelah shalat
maghrib)
2) Arisan (setiap malam jum’at setelah shalat isya’)
3) Ziarah kubur (dua bulan sekali pada malam jum’at setelah isya’)
4) Kerja bakti setiap hari jum’at pagi sebelum shalat jum’at.
c. Program kerja Bulanan (jangka menengah) terdiri atas :
1) Pelatihan keagamaan ( pelatihan bilal, khatib dll. )
2) Diskusi dan kajian
3) Pertemuan rutin Qasidah dan Hadrah
d. Program kerja tahunan (jangka panjang) terdiri atas :
1) Pengadaan Shalat Hari Raya Idul Fitri
2) Pengadaan Shalat Hari Raya Idul Adha
3) Pengajian Peringatan Maulid Nabi.
4) Pengajian Peringatan Isra’ Mi’raj.
5) Do’a bersama pada bulan nishfi sya’ban
6) Perlombaan Qasidah dan Hadrah
e. Agenda yang belum terealisasi
1) Membuat seragam untuk remaja masjid
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
2) Mengadakan Baksos kemasyarakatan
3) Amil/panitia Zakat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
BAB IV
RESPON MASYARAKAT PEMUDA ISLAM TERHADAP PROGRAM
BROADBAND LEARNING CENTER (BLC)
A. PROFIL RESPONDEN
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat pemuda Islam yang
berada di wilayah Kelurahan Menanggal Surabaya. Peneliti mempersempit ruang
responden masyarakat pemuda menjadi masyarakat pemuda Islam yang ada
daerah tersebut yakni bisa berupa suatu organisasi yang terdiri dari pemuda
dengan rentang umur sesuai Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2009 Tentang Kepemudaan Pasal 1 yakni usia16 (enam belas) sampai 30
(tiga puluh) tahun. Organisasi kepemudaan Islam ini bisa berupa REMAS
(Remaja Masjid) yang terdiri dari anggota dengan usia sesuai ketentuan dipilih
sebagai responden yang tepat karena merupakan organisasi Islam paling dekat dan
merupakan organisasi bottom line di dalam lingkungan masyarakat. Dalam
pandangan peneliti, organisasi ini diharapkan dapat mencerminkan dan sekaligus
menjadi penggerak disegala lapisan masyarakat. Lokasi masjid diambil yang
paling dekat dengan tempat pelatihan BLC yakni di gedung kelurahan Menanggal.
Terdapat 3 masjid yang lokasinya sesuai dengan kriteria tersebut. Berikut ini
gambaran mengenai responden dalam penelitian:
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase 1 Laki - Laki 13 65% 2 Perempuan 7 35%
Jumlah 20 100%
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah responden dengan jenis
kelamin laki-laki lebih banyak dari pada perempuan dengan jumlah 13 orang laki-
laki (65%) dan 7 orang perempuan (35%). Karena dalam penelitian ini responden
laki-laki yang paling banyak , maka dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini
laki – laki yang lebih banyak mengisi angket yang disediakan oleh peneliti
2. Usia
Tabel 4.2 Usia Responden
No Interval Usia Frekuensi Presentase
1 7-12 Tahun 0 0
2 13-15 Tahun 0 0
3 16-18 Tahun 9 45%
4 19-25 Tahun 10 50%
5 26-30 Tahun 1 5%
Jumlah 20 100%
Sesuai dengan definisi pemuda yang tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan yang menyebutkan
salah satu definisi pemuda adalah remaja dengan rentang usia 16 tahun hingga 30
tahun. Tabel di atas menunjukkan responden usia 16-18 tahun sebanyak 9 orang
dengan prosentase 45%, remaja usia 19-25 tahun sebanyak 10 orang dengan
prosentase 50% dan remaja usia 26-30 tahun sebanyak 1 orang dengan prosentase
5%.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
55
3. Latar belakang pendidikan
Tabel 4.3 Latar Belakang Pendidikan Responden
No Jenis Pekerjaan Frekuensi Presentase
1 Sekolah Dasah 0 0
2 Sekolah Menengah Pertama 0 0
3 Sekolah Menengah Atas 15 85%
4 Diploma 0 0
5 Sarjana 5 15%
Jumlah 20 100%
Latar belakang pendidikan memang bukan menjadi persyaratan untuk
dapat bisa mengikuti program pelatihan di BLC. Akan tetapi dari latar belakang
pendidikan ini dapat tercermin ketercapaian tujuan BLC dalam memenuhi sasaran
kegiatan pelatihan yakni:
1. Anak putus sekolah, khususnya dari keluarga miskin dan anak cacat
2. Pelajar SD/SLTP/SLTA atau mahasiswa
3. Guru/fasilitator dan tenaga pengajar
4. Keluarga, kelompok (perempuan/pemuda) dan masyarakat umum baik
perseorangan ataupun dari LSM/ORMAS
5. Pembelajaran Bisnis Online bagi UKM (Usaha Kecil Menengah)
6. Pembelajaran produk pelayanan publik berbasis TIK (Perizinan Online)
bagi seluruh lapisan masyarakat.
Berdasarkan tabel di atas sasaran kegiatan pelatihan sudah hampir memenuhi
dibeberapa lapisan masyarakat, khususnya dalam penelitian ini responden lulusan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
56
Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi mayoritas sebanyak 19 orang dengan
prosentasi sebesar 95%. Dari latar belakang pendidikan Sarjana Strata satu (S1)
sebanyak 1 orang dengan prosentase 5%.
B. RESPON MASYARAKAT PEMUDA ISLAM TERHADAP PROGRAM
BROADBAND LEARNING CENTER (BLC)
1. Berdasarkan Data Kuisioner
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat pemuda
Islam daerah Menanggal terhadap program BLC (Broadband Learning Center)
diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) yang tersebar di beberapa lokasi di Kota Surabaya.
Metode penilaian kuisioner menggunakan Skala Likert digunakan untuk
mengetahui variabel pertanyaan yang memiliki skor tertinggi. Dari pertanyaan
yang memiliki skor tertinggi dapat manjadi indikator untuk menganalisis lebih
lanjut dan menjawab pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah. Berdasarkan
pembahasan pada bab kajian pustaka yang menyebutkan pembagian jenis-jenis
respon berdasarkan penyebab terjadinya, maka dalam bab pembahasan ini akan
dianalisis berdasarkan pembagian jenis respon yang dibahas pada bab
sebelumnya, berikut ini penjelasannya:
a). Respon Kognitif Masyarakat Pemuda Islam Terhadap Program
Broadband Learning Center (BLC)
Respon kognitif berawal dari munculnya pemahaman terhadap suatu
informasi atau pengetahuan kemudian terjadilah output dari responden berupa
respon apabila terjadi perubahan terhadap informasi atau pengetahuan yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
57
diketahui oleh dirinya sendiri, persepsi diri maupun persepsi yang berasal dari
orang sekitar atau masyarakat publik.
(Lampiran 1)
Dari tabel pada halaman lampiran 1 dapat diketahui bahwa respon kognitif
yang meliputi tentang pengetahuan, keterampilan dan informasi responden
mengenai program BLC dapat diurutkan sebagai berikut:
1. Variablel 10 yaitu mengenai pemuda Islam akan menjadi pelopor melek
internet.
2. Variabel 9 yaitu pengetahuan responden mengenai adanya BLC akan
menjadikan pemuda Islam bebas GAPTEK (Gagap Teknologi)
3. Variabel 8 yaitu pelatihan di BLC gratis untuk masyarakat kota Surabaya
Berdasarkan variabel dengan ranking teratas menggambarkan pelatihan
tanpa biaya atau gratis, kemudian image pemuda yang mengikuti pelatihan di
BLC dapat menjadi pemuda pelopor di lingkup keorganisasian REMAS dalam
rangka melek internet dan bebas GAPTEK.
Hasil kuisioner diatas dapat dikatakan sebagai hasil yang positif karena
telah memenuhi indikator sebagai berikut:
a) Wawasan mengenai Program tercermin dalam pertanyaan nomer 9
yaitu pengetahuan responden mengenai adanya BLC akan
menjadikan pemuda Islam bebas GAPTEK (Gagap Teknologi) yang
menduduki peringkat kedua. Responden memahami dengan
mengikuti BLC yang di dalamnya terdiri dari program pelatihan
Teknologi dan informasi akan membawa mereka menghadapi dunia
globalisasi yang dituntut untuk selalu update dengan teknologi. Oleh
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
58
sebab itu istilah GAPTEK dalam pertanyaan kuisioner
mencerminkan kegiatan yang terdapat dalam BLC dapat
memberantas hal tersebut (GAPTEK).
b) Pemahaman mengenai program yang dilaksanakan
Sama halnya dengan indikator respon kognitif sebelumnya, indikator
mengenai pemahamam program BLC juga tercermin dalam
pertanyaan nomer 9 dan 10. Pada pertanyaan nomer 10 mengenai
pemuda Islam akan menjadi pelopor melek internet. Asumsi
responden terbentuk karena telah mengatahui kegiatan yang ada
dalam pelatihan BLC dapat menjadikan peserta pelatihan sebagai
pelopor pemuda untuk mengikuti arus globalisasi teknologi informasi.
Sehingga responden paham dengan program yang dilaksanakan dan
hasil yang dirasakan kedepannya.
c) Informasi yang didapat dari kegiatan pembelajaran
Informasi yang didapat dari pembelajaran di BLC tercermin juga
dalam pertanyaan nomer 9 dan 10. Bebas GAPTEK dan melek
internet merupakan hasil dari pembelajaran yang didapat dari
mengikuti kegiatan pelatihan di BLC
d) Pemahaman mengenai manfaat Program
Tidak jauh berbeda dengan indikator pertama dan kedua dari respon
kognitif yang tercermin dalam pertanyaan nomer 9 dan 10. Responden
memahami manfaat program pelatihan BLC yakni mengenai pemuda
Islam akan menjadi pelopor melek internet dan bebas GAPTEK.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
59
Berdasarkan penilaian angket dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang
diselenggarkaan oleh BLC membentuk mindset yang berlaku pada khalayak
umum sehingga memunculkan stimulus yang mengarah pada sisi kognitif
responden. Respon ini disebut respon kognitif yakni berupa pengetahuan
mengenai program pelatihan BLC, informasi mengenai program-program yang
didapat jika pemuda mengikuti pelatihan ini, serta jenis keterampilan yang akan
diajarkan dalam pelatihan ini.
2. Respon Afektif Masyarakat Pemuda Islam Terhadap Program
Broadband Learning Center (BLC)
Respon afektif merupakan respon yang cenderung muncul karena
perasaan, emosi, sikap ataupun penilaian. Untuk melihat respon afektif dari
pemuda REMAS di Menanggal adalah sebagai berikut:
(Lampiran 2)
Dari lampiran 2 dapat diketahui bahwa respon afektif yang meliputi
tentang perasaan, emosi, sikap ataupun penilaian yang diman rasa keinginannya
sangat tinggi untuk lebih mengetahui tentang program BLC maka dapat diurutkan
sebagai berikut :
1. Variablel 8 yaitu keinginan responden belajar office dan desain grafis di
BLC yang akan menjadikan pemuda Islam bebas GAPTEK (Gagap
Teknologi)
2. Variabel 6 yaitu responden sangat menyukai pengembangan Ilmu
pengetahuan tentang Teknologi di BLC
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
60
3. Variabel 4 yaitu responden menyukai pengajaran yang diajarkan dalam
pelatihan teknologi di BLC
Hasil kuisioner diatas dapat dikatakan sebagai hasil yang positif karena
telah memenuhi indikator sebagai berikut:
a. Ketertarikan dalam penyampaian pembelajaran
Pertanyaan 4 yang menduduki peringkat ketiga mencerminkan
indikator ketertarikan dalam penyampaian pembelajaran telah
terpenuhi. Responden menyukai pengajaran yang diajarkan oleh
mentor di BLC.
b. Pengaplikasian pembelajaran dalam keseharian berorganisasi
Pernyataan nomer 8 yang menempati peringkat pertama menunjukkan
adanya minat responden untuk mengaplikasikan materi yang diajarkan
seperti office dan desain grafis untuk diterapkan dalam kegaitan
berorganisasi maupun dalam keseharian.
c. Suka atau tidaknya terhadap program dan metode pembelajaran
Pertanyaan nomer 6 sangat mencerminkan respon afektif
pembelajaran di BLC.
d. Bermanfaat atau tidak setelah mengikuti pembelajaran
Pertanyaan nomer 8 juga memberikat asumsi bahwa pembelajaran di
BLC memberikan manfaat dalam kehidupan organisasi maupun dalam
kehidupan keseharian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
61
Respon afektif merupakan respon yang cenderung mengarah pada perasaan
baik itu berupa emosi, penilaian terhadap sesuatu ataupun perasaan yang
diwujudkan dengan sikap seseorang. Hasil survey menunjukkan bahwa para
pemuda REMAS merespon program BLC secara positif. Hal ini ditunjukkan
melalui ranking variabel ke 4 yang mencerminkan responden menyukai
pengajaran yang diajarkan oleh pelatih di BLC. Tidak hanya ilmu yang diajarkan
tetapi juga inovasi dalan mengajar pun menjadi daya tarik responden ketika
mengikuti program pelatihan, terlebih lagi pembelajaran mengenai office dan
desin grafis.
Secara afektif respon untuk program pelatihan teknologi di BLC sangat
terbantu sekali untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang teknologi.
Pelatihan di BLC mengajarkan materi – materi yang sanagat update, mudah
dimengerti dan juga difasilitasi koneksi internet yang cepat. Sehingga dapat
menarik minat peserta untuk mengikuti pelatihan.
3. Respon Konatif Masyarakat Pemuda Islam Terhadap Program Broadband
Learning Center (BLC)
Respon Konatif yakni respon berupa tindakan, kegiatan ataupun kebiasaan
responden mengenai hal yang ingin dikerjakan. Untuk melihat respon konatif dari
pemuda REMAS di Menanggal adalah sebagai berikut:
(Lampiran 3)
Berdasarkan tabel berikut dapat diketahui bahwa respon konatif dengan
skor tertinggi adalah sebagai berikut:
1. Variablel 8 yaitu responden setelah mengikuti pelatihan di BLC menjadi
lebih update terhadap teknologi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
62
2. Variabel 7 yaitu responden setelah mengikuti pelatihan di BLC sangat
senang dan menjadi lebih menguasai terhadap teknologi Komputer dan
Handphone (Gadget)
3. Variabel 10 yaitu responden setelah mengikuti pelatihan di BLC, ilmu yang
didapat dimanfaatkan untuk berwirausaha
Hasil kuisioner diatas dapat dikatakan sebagai hasil yang positif karena
telah memenuhi indikator sebagai berikut:
a. Mengikuti kegiatan pembelajaran
Dari ketiga peringkat tertinggi seluruhnya mencerminkan bahwa
responden yang mengisi kuisioner telha mengikuti kegiatan pelatihan
BLC
b. Mempraktikkan hasil pembelajaran dalam keseharian atau dalam
berorganisasi
Berdasarkan pertanyaan nomer 10 yang menyatakan bahwa setelah
mengikuti pelatihan di BLC, ilmu yang didapat dimanfaatkan untuk
berwirausaha merupakan output dari pelatihan BLC. Hal ini berhasil
memberikan manfaat diluar harapan BLC karena selain mewujudkan
Surabaya cyber city terdapat peluang lain di bidang ekonomi yang
dapat terbantu berkat kehadiran pelatihan BLC.
c. Timbul rasa keingintahuan yang tinggi
Rasa ingin tahu responden menduduki peringkat nomer 1 yang
tercermin dalan pertanyaan nomer 8 yang menggambarkan responden
setelah mengikuti pelatihan di BLC menjadi lebih update terhadap
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
63
teknologi. Keinginan untuk terus mengikuti perkembangan teknologi
(update) merupakan hal yang baik bagi pemuda yang akan berperan
sebagai pelopor perubahan.
d. Muncul kemauan menjadi pelopor penggerak kaum pemuda
Berkesinambungan dengan indikator diatas yakni timbul rasa
keingintahuan yang tinggi merupakan pemicu yang dapat
menggerakkan kaum pemuda menjadi pelopor penggerak baik dari
sisi teknologi maupun secara ekonomi kewirausahaan yang tecermin
dari pertanyaan nomer 10.
Tindakan ataupun action yang diambil pemda REMAS setelah mengikuti
program pelatihan BLC sangat positif. Hal ini tercermin dalam variabel dengan
skor tertinggi yang menunjukkan tindakan yang ingin dilakukan responden
berbanding lurus dengan peran program pelatihan di BLC. Maksudnya adalah
tujuan diadakan program pelatihan di BLC adalah menciptakan nuansa ramah
dengan internet atau melek internet, hal ini berbanding lurus dengan tindakan yang
dilakukan responden yakni ditunjukkan oleh variabel 8 dan 7. Responden
menginginkan untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi baik itu melalui
komputer ataupun gadget lainnya. Ditambah lagi adanya action responden yang
posifit ditunjukkan oleh variabel 10 yakni memanfaatkan ilmu yang diperoleh dari
program BLC untuk mengembangkan usaha atau berwirausaha.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
64
4. Skor Rata-Rata
Pada masing-masing jenis respon terdiri dari 10 variabel yang
merepresentasikan indikator ketercapaian respon. Setelah proses penilaian
menggunakan skala Likert maka dapat diketahui skor yang diperoleh masing-
masing variabel yang ada pada setiap jenis respon. Jika dihitung dari jumlah rata-
rata tiap jenis respon maka akan diperoleh urutan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Rata-rata Skor
No Jenis Respon Rata-rata Skor Ranking
1 Kognitif 37,5 3
2 Afektif 39 2
3 Konatif 39,35 1
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor konatif menempati urutan
pertama dengan skor sebesar 39,35. Hal ini menunjukkan bahwa pemuda REMAS
di daerah ini merespon dengan baik melalui tindakan atau action terhadap
program pelatihan yang diadakan pemerintah kota Surabaya. Respon berupa
action untuk mengikuti program pelatihan, menghadiri pelatihan,
mengaplikasikan ilmu yang diajarkan pada pelatihan kedalam kehidupan
berorganisasi hingga adanya partisipasi untuk megajak sesame pemuda untuk
mnegikuti program pelatihan di BLC.
Setelah tindakan, respon afektif menempati peringkat kedua yang artinya
pemuda REMAS merasakan suka, antusias hingga termotivasi dengan adanya
program pelatihan yang diadakan oleh BLC. Mulai dari menyukai program
pengajaran, pengajar pelatihan hingga ingin menjadi pelopor di organisasinya agar
mengikuti program pelatihan ini. Setelah itu disusul peringkat terakhir adalah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
65
respon kognitif yang berkenaan dengan pengetahuan ataupun informasi mengenai
keberadaan BLC. Informasi mengenai BLC menempati urutan terakhir yang
berarti pengetahuan mengenai BLC masih dianggap kurang karena menjadi
bentuk respon paling bawah diantara dua respon lainnya. Bisa diambil kesimpulan
bahwa upaya penyebarluasan informasi program pelatihan di BLC dianggap
kurang oleh pemuda Islam. Karena masih banyak pemuda yang bukan merupakan
anggota REMAS belum mengikuti program pelatihan ini.
2. Berdasarkan Hasil FGD
Focus Group Discussion (FGD) dilakukan dalam penelitian ini di samping
sebagai alat pengumpul data juga sebagai alat untuk meyakinkan peneliti
sekaligus alat re-check terhadap berbagai keterangan atau informasi yang didapat
melalui berbagai metode penelitian yang digunakan atau keterangan yang
diperoleh sebelumnya, baik keterangan yang sejenis maupun yang bertentangan
(Koentjoro. 2005). Penelitian ini melaksanakan FGD dengan tujuan untuk re-
check atas informasi yang telah didapat dari penyebaran angket, sehingga akan
mendapatkan keterangan lebih mendalam mengenai respon pemuda terhadap
program di BLC kemudian dikaitkan dengan dampaknya terhadap keorganisasian.
Berikut ini rancangan pelaksanaan BLC penelitian ini:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
66
Tabel 4.5 Rancangan Pelaksanaan FGD
Topik FGD Respon Pemuda terhadap Program Broadband
Learning Center (BLC)
Tujuan 1. Untuk mengetahui respon (kognitif, afektif, dan
konatif) pemuda terhadap program pelatihan yang
diselenggarakan BLC
2. Untuk mengetahui dampak program pelatihan BLC
bagi anggota organisasi REMAS
Jumlah kelompok Setiap penyelenggaraan FGD terdiri dari 2 kelompok,
yaitu peserta yang tidak mengikuti pelatihan BLC (A)
dan kelompok peserta pelatihan BLC (B). Meski terdiri
dari 2 kelompok, diskusi diselenggarakan secara
bersamaan dalam satu forum
Tempat Masjid/ Beranda Masjid
Perlengkapan yang
dibutuhkan
Agar pelaksanaan FGD berjalan dengan baik maka
juga perlu dipersiapkan terlebih dahulu peralatan-
peralatan maupun perlengkapan-perlengkapan yang
dibutuhkan, yaitu: alat untuk mencatat hasil FGD
(notes atau notebook/laptop), petunjuk diskusi, serta
gambar dan brosur program pelatihan BLC
Desain Petunjuk diskusi Agar kegiatan berjalan dengan efektif, diwajibkan
menjawab baik bagi peserta FGD yang mengikuti
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
67
pelatihan BLC maupun yang tidak mengikuti pelatihan.
Hasilnya akan disandingkan atau disingkronisasi
kemudian dicari titik temu permasalahan, penyebab
bahkan hingga solusinya.
Mekanisme Diskusi Tahap Diskusi dengan melibatkan berbagai anggota
FGD. Penentuan peserta berdasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu: (a) pengalaman praktis dan
kepedulian terhadap fokus masalah; (b) “pribadi
terlibat” dalam fokus masalah (Peserta kelompok B);
(c) pribadi yang berdampingan dengan “ pribadi
terlibat”(Peserta Kelompok A) tehadap kasus yang
didiskusikan.
Skenario Proses
Menggali permasalahan
melalui FGD
Fasilitator (peneliti) menjelaskan tentang apa yang
akan dikerjakan dan untuk apa, serta memberikan
arahan teknis tentang cara-cara pengerjaan. Misalnya
memberi pertanyaan sederhana yang mudah dijawab
seperti:
1. Menurut anda BLC itu apa?
2. Dari mana anda mendapatkan informasi BLC?
3. Apakah materi yang diajarkan di BLC berguna bagi
anda dalam kegiatan berorganisasi?
4. Apakah anda pernah mempelajari (sebutkan materi-
materi yang diajarkan di BLC) sebelumnya?
5. Apakah ada materi yang telah anda kuasai selain
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
68
yang diajarkan di BLC?
6. Bagaimana anda mengaplikasikan materi yang
diajarkan di BLC ketika berorganisasi?
7. Bagaimana anda bisa mengerjakan pekerjaan
organisasi secara bersama dengan keahlian yang
berbeda?
8. Apakah dengan pola mengerjakan seperti itu
(menyerahkan pada yang ahli) perkerjaan akan
selesai tepat waktu?
9. Apa manfaat yang anda rasakan dari pembelajaran
di BLC?
10. Bagaimana pola kerja di organisasi yang
mengaplikasikan hasil pembelajaran di BLC?
11. Apakah kegiatan BLC berperan membantu
dalam kegiatan berorganisasi REMAS?
12. Apakah ada Pihak yang menentang jika hasil
belajar di BLC diaplikasikan di kegiatan
keorganisasian seperti REMAS?
Serta pertanyaan lain yang dapat menggali informasi
lebih mendalam.
Langkah-langkah
Analisis Masalah
1. Setiap isu yang diperoleh dari peserta FGD
dikelompokkan sehingga diperoleh masalah-masalah
utama yang benar-benar terjadi.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
69
2. Kemudian masalah-masalah yang telah
dikelompokkan tersebut cari logika keterkaitannya
antar masalah. Dengan menyusun keterkaitan secara
logis antar masalah, kemudian dapat ditentukan
mana yang sebenarnya menjadi akar permasalahan
dan fokus isu apa yang dianggap penting sebagai
indikator terjadinya suatu masalah.
Langkah-langkah
Analisis Solusi
1. Setiap solusi yang diperoleh dari peserta
kelompokkan sehingga diperoleh solusi utama yang
benar-benar atau nyata.
2. Kemudian solusi-solusi yang telah dikelompokkan
tersebut cari logika keterkaitannya antar solusi.
Dengan menyusun keterkaitan secara logis antar
solusi, kemudian dapat ditentukan mana yang
sebenarnya menjadi solusi utama/strategis dan solusi
penunjang .
Output Produk atau output yang dihasilkan adalah:
1. Strategi dalam menangani keorganisasian REMAS
berbasis teknologi
2. Strategi menjadikan kota Surabaya menjadi kota
cyber city melalui pemuda pemelopor
keorganisasian Islam (REMAS)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
70
Pemilihan responden yakni berasal dari pemuda Islam daerah menanggal
yang masih aktif di kegiatan masjd atau yang biasa disebut dengan organisasi
Remaja Masjid (REMAS). Anggota yang masih aktif tentunya masih
berkecimpung di dalam kegiatan keorganisasian. Harapannya dengan mengikuti
program pelatihan di BLC ini pemuda dapat mengaplikasikan serta menularkan
ilmu yang telah didapat dari pelatihan kepada teman-teman sebaya disekitar
maupun sesama anggota REMAS. Anggota REMAS di setiap masjid berbeda-
beda baik dari segi umur maupun latar belakang pendidikan. Responden pada
penelitian ini dikhususkan usia 16-30 tahun yang merupakan kategori pemuda.
Status keikutsertaan dalam program pelatihan BLC menjadi pembeda responden
yang berpartisipasi menjawab melalui angket ataupun melalui FGD. Responden
utama adalah REMAS yang mengikuti program pelatihan BLC sedangkan
responden kedua terdiri dari anggota REMAS baik yang mengikuti ataupun tidak
mengikuti pelatihan BLC. Responden utama menjawab melalui angket yang
diberikan peneliti, sedangkan responden kedua responnya diwadahi melalui FGD.
Tahap awal kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang respon
pemuda terhadap program BLC adalah penyampaian maksud dan tujuan yang
ingin dicapai, sekaligus menjelaskan mekanisme diskusi terfokus. Untuk
melengkapi informasi awal tentang program BLC, terkait dengan pemahaman
mengenai program dan tujuan pendirian BLC dan bentuk kegiatan pelatihan di
BLC. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saat dilasanakannya FGD,
muncul topik dan permasalahan terangkum dalam poin-poin berikut ini:
a. Definisi atau Pemahaman tentang BLC
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
71
Tentunya terdapat perbedaan atas definisi BLC bagi kelompok A,
kelompok ini mendefinisikan BLC berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki, seperti menyebutkan BLC merupakan kegiatan kelurahan yang
dikhususkan untuk murid sekolah dasar. Kelompok A juga tidak
mengetahui kegiatan pembelajaran yang diajarkan oleh BLC. Berbeda
dengan kelompok B yang dapat mendefinisikan BLC lengkap beserta
program yang terdapat di BLC. Penting bagi pihak BLC untuk melakukan
pengenalan lebih intens kepada warga sekitar kelurahan Menanggal.
Melalui petugas kelurahan misalnya, pihak BLC dapat mengenalkan
program BLC di lingkup kelurahan. Selain itu, pemahaman BLC oleh
peserta pelatihan tetap perlu dilakukan tujuannya agar peserta pelatihan
dapat memberkan informasi kepada masyarakat luar. Sehingga informasi
tidak berhenti pada pihak internal saja.
b. Materi Pembelajaran BLC
Materi pembelajaran aplikasi administrasi perkantoran, desain
grafis dan internet merupakan jenis materi pembelajaran yang disebutkan
oleh kelompok B. Kelompok A menyebutkan materi yang diajarkan oleh
BLC masih kurang beragam dan kurang menarik minat. Beberapa peserta
kelompok A menyebutkan materi baru yang tidak diajarkan oleh BLC
tetapi dikuasai oleh beberapa peserta di kelompok A. Misalnya pada
materi internet dikombinasikan dengan smartphone seperti kegiatan
membuat video blog (Vlog). Faktanya kegiatan tersebut saat ini
merupakan hal yang menjadi trend dan kebiasaan baru bagi masyarkat.
Lebih lanjut salah satu peserta kelompok A mengemukakan bahwa meski
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
72
kegiatan pembuatan Vlog cenderung beresensi hiburan, maka upaya BLC
sebagai wadah pelatihan dapat menarik kegiatan bertema hiburan menjadi
kegiatan yang edukatif serta mampu menjadi kegiatan yang
menguntungkan dan bernilai ekonomis. Bahkan dapat pula menjadi
alternatif syi’ar agama Islam dengan cara yang lebih ringan dan
menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
c. Upaya Mensosialisasikan BLC
Bentuk sosialisasi BLC yang baik adalah memberikan pemahaman
kepada subjek yang dituju. Sama halnya dengan proses sosialisasi
pengenalan suatu objek baru (dalam hal ini BLC) kepada subjek,
sosialisasi tersebut harus memberikan pemahaman mengenai objek
tersebut hingga mendetail. Sehingga informasi yang didapatkan dapat
diserap dengan sempurna dan subjek dapat memaknai informasi,
kemudian respon yang diberikan akan menjadi output dari upaya
sosialisasi.
Berdasarkan keterangan peserta kelompok B yang mengetahui
bahwa informasi mengenai BLC diperoleh dari brosur, dari petugas
kelurahan dan teman sebaya. Akan tetapi kelompok A menyatakan bahwa
tidak ada informasi yang mereka dapat dari tiga sumber informan yang
disebutkan oleh kelompok B. Hasil dari diskusi ditujukan kepada BLC
untuk memperluas jaringan penyebaran informasi di media sosial. Hal ini
tidak lepas dari karakteristik pemuda yang tidak asing dengan internet dan
media sosial. Harapannya adalah informasi mengenai program BLC dapat
lebih menjangkau melalui media sosial (twitter, facebook, instagram, dsb)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
73
kepada seluruh lapisan masyarakat Surabaya termasuk pemuda anggota
REMAS Kelurahan Menanggal.
d. Ritme Kerja Bagi Anggota REMAS
Kegiatan keorganisasian REMAS di beberapa masjid Kelurahan
Menanggal masih dijalankan dengan sistem saling membantu. Peserta
kelompok B menyebutkan anggota yang bisa mengerjakan dengan
komputer akan mengerjakan tugas bagian rekap. Jadi pada kegiatan awal
dalam suatu pemasukan data dilakukan secara manual. Di akhir kegiatan
rekapitulasi baru dilakukan oleh anggota yang bisa menggunakan
komputer. Beberapa komentar dari kelompok B menyayangkan waktu
pengerjaan yang tidak efektif jika dilakukan dengan model seperti itu.
Karena bagian rekapitulasi biasanya hanya memiliki waktu yang sangat
dengan proses pelaporan pertanggungjawaban. Bagian rekapitulasi
memiliki beban kerja yang tinggi dari pada anggota yang lain. Dari
permasalahan ini tercermin dampak serta manfaat yang timbul dari
keikutsertaan pelatihan BLC pada kegiatan berorganisasi. Dengan adanya
BLC akan berdampak pada ritme kerja yang lebih teratur sesuai dengan
porsi kerja dan tanggungjawab masing-masing.
e. Manfaat Teknologi untuk Kegiatan REMAS dari Segi Jaringan
Komunikasi
Kebutuhan dalam melaksanakan keorganisasian erat sekali
hubungannya dengan aplikasi administrasi perkantoran yang pada era saat
ini lebih dipermudah dengan adanya teknologi komputer. Pada era 90-an
komputer masih merupakan barang langka, berbeda dengan saat ini. Saat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
74
ini merupakan keharusan bagi para pemuda untuk dapat mengoperasikan
dan menggunakan teknologi tersebut dalam kehidupan sehari-hari bahkan
dalam kegiatan berorganisasi. Organisasi REMAS pun tidak lepas dari
perkembangan ini, meskipun notabenya kegiatan organisasi ini dalam
lingkup keagamaan. Mereka tetap membutuhkan teknologi seperti
komputer dan handphone sebagai sarana mempermudah kegiatan.
Narasumber memperjelas kebutuhan mereka seperti penggunaan
handphone sebagai sarana paling ampuh untuk menyebar luaskan
informasi. Sehingga mereka merasa mendapatkan keuntungan dengan
keefektifan waktu dan keefisiensian penggunaan dana. Tanpa bantuan
teknologi ini mereka akan melakukan aktivitas seperti penyebaran
informasi kepada anggota REMAS yang berlokasi jauh secara manual.
f. Efektivitas Kerja Menggunakan Teknologi
Selain dari segi penyebaran informasi, teknologi komputer dirasa
penting oleh para anggota REMAS terlebih lagi pengurus harian REMAS
yang juga bergerak di balik layar. Pekerjaan di balik layar adalah
pekerjaan yang berkaitan tentang administrasi dan keuangan masjid.
Narasumber menyebutkan kelebihan penggunaan teknologi seperti laptop
atau notebook yang dimiliki oleh salah satu anggota REMAS membantu
meringkas beberapa proses manual pendataan. Sehingga bisa
meminimalisasi kesalahan dan menghemat waktu pengerjaan. Selain itu
keuntungan lain yang diperoleh dalam menggunakan komputer adalah data
yang tersimpan lebih aman dan teroganisir dengan baik. Narasumber
mengatakan bahwa generasi periode lama masih menyisakan catatan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
75
berupa kertas ataupun buku yang mulai using di dalam lemari sekertariat
Masjid. Sejak penggunaan komputer, penyimapan data sudah tidak lagi
berupah hardcopy melainkan softcopy yang dikelola oleh sekertaris
ataupun bendahara.
g. Mindset Teknologi dan Agama yang Tidak dapat Bersatu
Permasalahan ini muncul dari kelompok A yang tidak paham
dengan konsep BLC sehingga menutup pemikiran mereka terhadap
pembelajaran BLC yang pada dasarnya dapat membantu dan
mempermudah kegiata-kegiatan organisasi keagamaan seperti REMAS.
Adanya pemikiran bahwa kegiatan keagamaan tidak seharusnya dicampur
dengan kegiatan duniawi. Kontras dengan pernyataan dari kelompok B
yang merasa sangat terbantu dengan adanya pelatihan. Efesiensi dan
efektivitas pekerjaan dapat terbantu, mengingat beban pekerjaan yang
sangat singkat waktu pengerjaannya.
Faktanya yang dikutip dari e-Koran tempo Badan Komunikasi
Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) wilayah Jawa Timur
membekali seluruh anggotanya dengan pengetahuan Teknologi Informasi
(TI) 21. Bekerja sama dengan PT Telkom diadakan pelatihan terhadap 500
pengurus BKPRMI yang digelar di Gedung PT Telkom Wilayah V
Surabaya. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan duniawi tidak selamanya
memperburuk atau bahkan tidak dapat membantu kegiatan keagamaan.
Seiring dengan perkembangan zaman, umat Islam terlebih lagi pemuda
Islam tidak disarankan untuk menutup diri dari perkembangan zaman.
21 https://m.tempo.co/read/news/2008/11/16/058146263/mayoritas-remaja-masjid-gagap-teknologi diakses tanggal 10 Juni 2017 pukul 8:43
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
Tidak disarankan pula untuk mengesakan perkembangan zaman tanpa
membentengi diri dengan agama. Keduanya berjalan dengan selaras dan
saling megimbangi satu sama lain, sehingga pemuda Islam masa kini
menjadi pemuda yang memiliki Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK)
serta Iman dan Taqwa (IMTAQ).
Berkenaan dengan adanya program pelatihan di Kelurahan Menanggal
narasumber juga mengaku mendapat tambahan ilmu secara teori maupun praktik.
BLC menyediakan materi pengajaran yang dapat mempermudah peserta dalam
hal penyebaran informasi yakni berupa materi penggunaan internet dan aplikasi
Android. Tidak hanya itu BLC juga menyediakan materi mengenai administrasi
perkantoran yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan
dengan administrasi kantor.
C. DAMPAK BROADBAND LEARNING CENTER (BLC) BAGI REMAS
MENANGGAL
Remaja masjid di era sebelum 90-an, zaman ketika teknologi belum
menjadi arus globalisasi yang dapat mengubah identitas seorang pemuda, indentik
dengan remaja yang hanya bisa menjadi seorang muadzin di masjid. Remaja
masjid di era itu tidak menghadapi banyak tantangan zaman yang dapat
menggoyahkan jati diri seorang REMAS dalam hal memakmurkan masjid.
Berbeda dengan pemuda di zaman ini yang harus bersedia menghadapi perubahan
era dan lingkungan sekitar agar tidak terjerumus ke dalamnya. Pemuda zaman ini
khususnya pemuda yang berpartisipasi menjadi anggota REMAS adalah pemuda
dituntut memiliki keahlian untuk memakmurkan masjid dengan memperdayakan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77
item-item yang berkenaan dengan perkembangan arus globalisasi. Item-item yang
berkenaan dengan perkembangan arus globalisasi contohnya teknologi seperti
handphope dan media sosial yang merupakan item paling dekat dengan
masyarakat. Alasannya adalah guna menarik massa di lingkungan sekitar untuk
turut memakmurkan masjid.
Upaya-upaya memakmurkan masjid dapat ditemput melalui berbagai cara,
misalnya mengajak pemuda di sekitar untuk meramaikan masjid melalui kegiatan-
kegiatan keislaman. Sebagai anggota Remaja Masjid tentunya berfokus pada
pemuda seusianya. Sama halnya dengan REMAS masjid Menanggal yang
memiliki cara tersendiri untuk menarik minat pemuda agar datang ke masjid
dengan memeriahkannya melalui kegiatan keislaman. Kegiatan rutin Qosidah dan
Hadrah adalah cara pemuda REMAS menarik pemuda seusianya untuk mengikuti
kegiatan keislaman masjid dalam rangka memakmurkan masjid. Kegiatan
Qasidah dan Hadrah ini rutin dilakukan tiap tiga bulan sekali berupa pertemuan
antar grup qosidah dan hadrah dan perlombaan yang diadakan satu tahun sekali
se-Surabaya dan Sidoarjo.
Cakupan yang sangat luas membuat REMAS dihadapkan dengan
tantangan dalam hal penyebar luasan informasi. Dalam penyebaran informasi
masih dituntut lagi mengenai cara REMAS dalam penyampaiannya dapat menarik
minat calon peserta lomba. Pada dua tahun terakhir acara rutin REMAS
Menanggal ini sempat vakum dan tidak diselnggarakan lagi. Hal ini disebabkan
karena tidak terealisasinya target pencapaian peserta lomba. Setiap periode lomba,
panitia REMAS selalu menargetkat adanya penambahan peserta yang dapat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
berpartisipasi pada perlombaan. Akan tetapi hal ini tidak sesuai dengan upaya
REMAS dalam hal penyebaran informasi.
Penyebaran informasi yang dilakukan masih menggunakan metode manual
yakni dengan menyebarkan pamphlet dan brosur ke masjid-masjid. Berdasarkan
hasil wawancara ketua REMAS menyebutkan bahwa metode ini masih kurang
efektif karena banyak memakan tenaga dan biaya. Hingga akhirnya muncul
masalah lain di luar teknis kegiatan yang mengakibatkan pecahnya kepanitiaan.
Di tengah permasalah ini, BLC menjadi wadah yang menawarkan tempat
berkumpul pada awalnya. Beberapa anggota REMAS tidak sengaja bertemu pada
pelatihan ini. Setelah mengikuti pelatihan berupa materi aplikasi administrasi
perkantoran, desain grafis dan internet (menggunakan email, membuat blog dan
membuat akun jaringan sosial) berinisiatif untuk menghidupkan kembali kegiatan
REMAS yang telah vakum.
Kegiatan yang vakum selama ini kemudian dicari alasan dan penyebabnya.
Selain masalah intern, permasalah yang berhasil ditemukan adalah kegagalan
dalam memenuhi kuota perlombaan yang akar masalahnya terletak pada cara
penyebaran informasi. Inisiatif muncul setelah pelatihan BLC yang diikut anggota
REMAS untuk mengaplikasikan hasil pembelajaran. Dengan materi-materi yang
telah diajarkan seharusnya dapat digunakan untuk kembali mengaktifkan kegiatan
masjid. Pada akhirnya anggota REMAS dikumpulkan kembali untuk mereview
dan menindaklanjutin kegiatan yang sempat berhenti dengan solusi
pengembangan dari pelatihan BLC.
Hasilnya pada tahun ini REMAS Menanggal dapat melaksanakan
kegiatannya dengan perbaikan yang difokuskan pada cara penyebaran informasi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
yang awalnya secara manual menjadi berbasis teknologi. Melalui media Blog,
Facebook dan jaringan sosial lainnya, informasi mengenai kegiatan rutin serta
acara perlombaan berhasil disebarluaskan. Tidak hanya itu brosur yang dibuat kini
lebih menarik dan tersedia dalam berbagai versi hard maupun soft file yang dapat
disebarluaskan secara bersamaan di berbagai wilayah maupun media. Hingga saat
ini REMAS Menanggal tetap mempertahankan cara tersebut dan akan terus
mengembangkan upaya penyebaran informasi acara rutin dan perlombaan agar
tujuan memakmurkan masjid dapat tercapai.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
80
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon pemuda Islam
(REMAS) di daerah menanggal. Respon dalam penelitian ini juga dibagi menjadi
3 jenis yaitu 1) Respon Kognitif; 2) Respon Afektif; 3) Respon Konatif.
Instrument yang digunakan untuk mengetaui respon pemuda REMAS yaitu
menggunakan angket yang disebarkan di masjid terdekat dengan lokasi pelatihan
BLC. Hasilnya menunjukkan bahwa pertama, respon kognitif berupa pengetahuan
mengenai program pelatihan BLC, informasi mengenai program-program yang
didapat jika pemuda mengikuti pelatihan ini, serta jenis keterampilan yang akan
diajarkan dalam pelatihan ini.
Kedua, respon afektif pengajaran yang diajarkan oleh pelatih di BLC. Tidak
hanya ilmu yang diajarkan tetapi juga inovasi dalan mengajar pun menjadi daya
tarik responden ketika mengikuti program pelatihan, terlebih lagi pembelajaran
mengenai office dan desin grafis. Ketiga, respon konatif menunjukkan bahwa
pemuda REMAS selalu ingin mengikuti perkembangan teknologi baik itu melalui
komputer ataupun gadget lainnya. Ditambah lagi adanya action responden untuk
mengembangkan usaha atau berwirausaha.
Hasil yang diperoleh dari pengumpulan informasi menggunakan instrument
FGD menunjukkan beberapa permasalahan dan subtopik yang dapat dicari akar
permasalahan hingg solusi pemecahan masalah baik untuk pemuda REMAS dan
pihak BLC, permasalahan dan subtopiknya adalah sebagai berikut ini:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
81
a. Definisi atau pemahaman tentang BLC
Penting bagi pihak BLC untuk melakukan pengenalan lebih intens
kepada warga sekitar kelurahan Menanggal. Melalui petugas kelurahan
misalnya, pihak BLC dapat mengenalkan program BLC di lingkup
kelurahan. Selain itu, pemahaman BLC oleh peserta pelatihan tetap perlu
dilakukan tujuannya agar peserta pelatihan dapat memberkan informasi
kepada masyarakat luar. Sehingga informasi tidak berhenti pada pihak
internal saja.
b. Materi Pembelajaran BLC
Materi pembelajaran aplikasi administrasi perkantoran, desain grafis dan
internet merupakan jenis materi pembelajaran yang umum diajarkan di
BLC. Kemudian muncul usulan materi baru dari peserta berupa usulan
materi internet dikombinasikan dengan smartphone seperti kegiatan
membuat video blog (Vlog). Usulan materi baru ini diharapkan dapat
menarik kegiatan bertema hiburan menjadi kegiatan yang edukatif serta
mampu menjadi kegiatan yang menguntungkan dan bernilai ekonomis.
Bahkan dapat pula menjadi alternatif syi’ar agama Islam dengan cara yang
lebih ringan dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat
c. Upaya Mensosialisasikan BLC
Upaya mensosialiasikan BLC masih dengan cara penyebaran brosur, dari
petugas kelurahan dan teman sebaya. Informasi mengenai program BLC
diharapkan dapat lebih menjangkau melalui media sosial (twitter,
facebook, instagram, dsb) kepada seluruh lapisan masyarakat Surabaya
termasuk pemuda anggota REMAS Kelurahan Menanggal.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
82
d. Ritmen Kerja bagi Anggota REMAS
REMAS di beberapa masjid Kelurahan Menanggal masih dijalankan
dengan sistem saling membantu. Dengan adanya BLC akan berdampak
pada ritme kerja yang lebih teratur sesuai dengan porsi kerja dan
tanggungjawab masing-masing.
e. Manfaat Teknologi untuk Kegiatan REMAS dari Segi Jaringan
Komunikasi
Teknologi untuk kegiatan remas dari segi jaringan komunikasi
mendapatkan keuntungan dengan keefektifan waktu dan keefisiensian
penggunaan dana. Aktivitas seperti penyebaran informasi kepada anggota
REMAS dapat terbantu.
f. Efektivitas Kerja Menggunakan Teknologi
Pengerjaan menggunakan teknologi dapat meminimalisasi kesalahan dan
menghemat waktu pengerjaan.
g. Mindset Teknologi dan Agama yang Tidak dapat Bersatu
Berawal dari ketidakpahaman peserta yang tidak mengetahui dan tidak
mengikuti pelatihan BLC sehingga memiliki pemikiran dan asumsi sendiri
mengenai kegiatan BLC dan REMAS tidak bisa beriringan.
B. IMPLIKASI TEORITIK
Dampak atau konsekuensi langsung temuan yang dihasilkan penelitian ini
dapat dirasakan oleh pihak BLC hingga pemuda-pemuda yang ada di daerah
Menanggal. BLC dapat melakukan koreksi berkenaan dengan upaya dalam
mensosialisasikan program pelatihan. Sedangkan untuk para pemuda di daerah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
83
menanggal bisa meneladani hasil yang didapatkan teman-teman di daerah lingkup
sekitar yang mengikuti program pelatihan. Baik dari segi manfaat dan
pengetahuan yang diperoleh.
C. KETERBATASAN STUDI
Objek penelitian studi adalah pemuda REMAS di daerah Menanggal yang
berasal dari beberapa masjid terdekat dengan gedung kelurahan lokasi
pelaksanaan program pelatihan Broadband Learning Center (BLC). Faktanya
dalam pelaksanaan observasi di lapangan, terdapat organisasi Pemuda Islam selain
Remaja Masjid, yakni IPNU. Akan tetapi dikarenakan proses penelitian ini sudah
mencapai tahap penyelesaian dan dengan alasan bahwa organisasi IPNU di daerah
ini baru aktif kembali maka peneliti tidak menjadikannya sebagai objek
penelitian.
D. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan di atas maka
dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Pengelola Broadband Learning Center (BLC)
Sosialisasi adalah kunci awal untuk mengenalkan sesuatu yang baru, oleh
sebab itu BLC sebaiknya melakukan sosialisasi melalui media apupun dan
cara apapun untuk terus meningkatkan jumlah peseta pelatihan. Dari segi
pengajaran misalnya agar warga Surabaya dalam hal ini pemuda tertarik
mengikuti pelatihan, maka seharusnya bahan ajar harus dirancang
semenarik mungkin agar bisa menarik minat peseta.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
84
Dari segi materi pembelajaran BLC sebaiknya menambah beberapa materi
yang sedang diminati dan sedang dibutuhkan di era saat ini, baik itu yang
bersifat hiburan maupun edukatif. Tujuannya adalah agar menarik minat
calon peserta untk mengikuti pelatihan. Dari penelitian ini telah berhasil
menghimpun usulan rekomendasi penambahan materi yang dapat
ditambahkan sebagai salah satu bahan ajar di BLC.
2. Bagi Anggota Remaja Masjid (REMAS)
Pemuda Remaja Masjid (REMAS) disarakan agar lebih proaktif mengenai
keikutsertaan program pelatihan. Teman sebaya serta teman sesama
anggota organisasi yang menjadi percontohan bagi mereka yang belum
tertarik untuk mengikuti pelatihan.
Pemuda REMAS diharapkan pula menjadi pelopor pemuda yang
membekali diri di era globalisasi ini dengan IPTEK yang memadai dan
update serta IMTAQ yang selalui menjadi benteng pemuda dalam
menghadapi perubahan zaman yang tidak dapat dihindarkan.
Rekomendasi juga ditujukan kepada Badan Komunikasi Pemuda Remaja
Masjid Indonesia (BKPRMI) wilayah Jawa Timur selaku lembaga
penaung Pemuda REMAS agar dapat lebih selektif dalam menjalin kerja
sama dalam rangka pembekalan kader-kader masjid di daerah. BKPRMI
juga diharapkan memberi perhatian lebih pada REMAS di masjid-masjid
perkotaan yang memiliki tantangan lebih berat, dengan tuntutan pemuda
adalah generasi yang harus menjadi tongkat estafet dalam hal ini estafet
kepemimpinan masjid yang akan terus melakukan regenerasi di zaman
yang selalu berubah dengan tantangan-tantangan tersendiri di eranya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
85
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperkaya objek penelitian,
tidak hanya pada usia tertentu melainkan seluruh usia dan lapisan
masyarakat, agar dapat diperoleh hasil yang lebih baik, beragam dan
menyeluruh.
Penelitian selanjutnya juga dapat memperluas area penelitian yang ada di
dalam naungan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia
(BKPRMI) agar diperoleh hasil penelitian yang terdiversifikasi
keragamannya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
LAMPIRAN
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Respon Kognitif LAMPIRAN 1
NO VARIABEL SKALA INDIKATOR
Skor Rank SS S KS TS STS
1 Saya sering mendengar tentang Pelatihan
BLC (Broadband Learning Center) yang
bertempat di Kelurahan Menaggal
10 40 18 2 1 71 7
2 Saya mengetahui tentang keberadaan BLC
(Broadband Learning Center)
10 28 21 2 0 61 10
3 Pihak BLC ataupun kelurahan telah
mensosialisasikan program BLC
(Broadband Learning Center) dengan baik
10 32 27 2 0 71 8
4 Saya mengetahui materi yang diajarkan di
BLC (Broadband Learning Center) berupa
Aplikasi Administrasi Perkantoran, Desain
Grafis dan Internet
5 48 12 6 0 71 9
5 Saya mengetahui BLC (Broadband
Learning Center) menyediakan computer
untuk pelatihan
10 36 24 2 0 72 6
6 BLC (Broadband Learning Center)
memberikan pembelajaran yang dapat di
pahami masyarakat
20 28 21 4 0 73 4
7 Saya mengetahu pelatih di BLC (Broadband
Learning Center) memiliki kompetensi di
bidang Teknologi
20 36 15 0 2 73 5
8 Pelatihan di BLC (Broadband Learning
Center) GRATIS untuk masyarakat kota
Surabaya
25 40 15 0 0 80 3
9 saya mengetahui dengan adanya BLC
(Broadband Learning Center) akan
menjadikan pemuda Islam bebas GAPTEK
(gagap teknologi)
40 24 18 0 0 82 2
10 Dengan adanya BLC (Broadband Learning
Center) pemuda Islam akan menjadi pelopor
melek Internet
40 32 12 0 0 84 1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
LAMPIRAN 2
NO VARIABEL SKALA INDIKATOR Skor Rank
SS S KS TS STS
1 Saya menyukai program BLC (Broadband
Learning Center)
10 40 18 4 0 72 10
2 Saya suka menerapkan pembelajaran di
BLC (Broadband Learning Center) dalam
kegiatan sehari hari
10 40 24 0 0 74 8
3 Saya suka menerapkan pembelajaran di
BLC (Broadband Learning Center) dalam
berorganisasi
15 36 18 4 0 73 9
4 Saya suka program yang diajarkan BLC
(Broadband Learning Center)
20 48 12 0 0 80 3
5 Saya menyukai pembelajaran di BLC
(Broadband Learning Center) karena
GRATIS
15 52 12 0 0 79 6
6 Saya menyukai pengembangan ilmu
pengetahuan tentang teknologi di BLC
(Broadband Learning Center)
30 40 12 0 0 82 2
7 Saya selalu antusias dalam mengikuti
pelatihan di BLC (Broadband Learning
Center
25 40 15 0 0 80 4
8 Saya ingin belajar office dan desain grafis
di BLC (Broadband Learning Center)
Menanggal
35 36 9 2 0 82 1
9 Saya selalu termotivasi untuk belajar
Teknologi di BLC (Broadband Learning
Center)
20 40 18 0 0 78 7
10 Saya ingin menjadi pemuda pelopor di
organisasi saya untuk mengikuti pelatihan
Teknologi di BLC (Broadband Learning
Center)
30 32 18 0 0 80 5
Respon Afektif
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
LAMPIRAN 3
NO VARIABEL SKALA INDIKATOR Skor Rank
SS S KS TS STS
1 Saya mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan di BLC (Broadband
Learning Center)
10 48 18 0 0 76 8
2 Saya selalu menghadiri pelatihan di BLC
(Broadband Learning Center) menanggal
sesuai jadwal
15 32 27 0 0 74 9
3 Program pelatihan di BLC (Broadband
Learning Center) mendorong saya untuk
menerapkannya di kegiatan sehari-hari
10 44 15 4 0 73 10
4 Program pelatihan di BLC (Broadband
Learning Center) mendorong saya untuk
menerapkannya di tempat kerja/sekolah
10 60 9 0 0 79 5
5 Program pelatihan di BLC (Broadband
Learning Center) mendorong saya untuk
menerapkannya di organisasi
15 52 12 0 0 79 6
6 Saya ingin mengajak orang lain/teman
untuk mengikuti pelatihan di BLC
((Broadband Learning Center)
25 40 15 0 0 80 4
7 Saya lebih faham dalam hal teknologi
Komputer dan Handphone (Gadget)
35 28 18 0 0 81 2
8 Pelatihan di BLC (Broadband Learning
Center) mendorong saya untuk selalu
update teknologi
45 32 9 0 0 86 1
9 Kadang-kadang saya mempraktikkan hasil
pembelajaran di rumah/ organisasi
15 52 12 0 0 79 7
10 Setelah pelatihan di BLC (Broadband
Learning Center) saya memanfaatkan
pengetahuan saya untuk berwirausaha
20 48 12 0 0 80 3
Respon Konatif
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Kuesioner Penelitian Respon Masyarakat Pemuda Islam Terhadap Eksistensi (Broadband Learning Center)
BLC di Surabaya : Studi kasus BLC Menanggal
I. Identitas Diri Lengkapilah identitas diri pada formulir identitas yang tertera dibawah ini. Silahkan memberikan lingkaran atau tanda silang pada huruf yang sesuai dengan identitas diri Bapak/Ibu/Saudara/i. 1. Nama :2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki b. Perempuan
3. Usia a. 7 - 12 Tahun b. 13 - 15 Tahun c. 16 – 18 Tahun d. 19 – 25 Tahun
e. 26 – 30 Tahun
4. Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA d. D3 e. S1 f. S2 g. S3 h. ……
5. Pekerjaan
a. Pegawai Negeri b. Pegawai Swasta c. TNI / POLRI d. Petani e. Pedagang f. Pensiunan g. Pekerjaan lainnya : …………………
6. Nama Organisasi a. REMAS b. IPNU – IPPNU c. Karang Taruna d. PMII
7. Periode Organisasi a. < 1 Tahun b. 1 – 3 Tahun c. > 4 Tahun
II. Kuesioner Penelitian
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Kuesioner berikut dirancang untuk mengetahui respon masyarakat dalam mempengaruhi tingkat eksistensi Rumah zakat kota Medan. Tandai dengan tanda checklist (√) sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara/i. SS untuk Sangat Setuju, S untuk Setuju, KS untuk Kurang Setuju, TS untuk Tidak Setuju, dan STS untuk Sangat Tidak Setuju.
NO VARIABEL SKALA INDIKATOR SS S KS TS STS
1 Saya sering mendengar tentang Pelatihan BLC (Broadband Learning Center) yang bertempat di Kelurahan Menanggal
2 Saya mengetahui tentang keberadaan BLC (Broadband Learning Center)
3 Pihak BLC ataupun kelurahan telah mensosialisasikan program BLC (Broadband Learning Center) dengan baik
4 Saya mengetahui materi yang diajarkan di BLC (Broadband Learning Center) berupa Aplikasi Administrasi Perkantoran, Desain Grafis dan Internet
5 Saya mengetahui BLC (Broadband Learning Center) menyediakan computer untuk pelatihan
6 BLC (Broadband Learning Center) memberikan pembelajaran yang dapat di pahami masyarakat
7 Saya mengetahui pelatih di BLC (Broadband Learning Center) memiliki kompetensi di bidang Teknologi
8 Pelatihan di BLC (Broadband Learning Center) GRATIS untuk masyarakat kota Surabaya
9 saya mengetahui dengan adanya BLC (Broadband Learning Center) akan menjadikan pemuda Islam bebas GAPTEK (gagap teknologi)
10 Dengan adanya BLC (Broadband Learning Center) pemuda Islam akan menjadi pelopor melek Internet
NO VARIABEL SKALA INDIKATOR
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
SS S KS TS STS 1 Saya menyukai program BLC (Broadband
Learning Center)
2 Saya suka menerapkan pembelajaran di BLC (Broadband Learning Center) dalam kegiatan sehari hari
3 Saya suka menerapkan pembelajaran di BLC (Broadband Learning Center) dalam berorganisasi
4 Saya suka program yang diajarkan BLC (Broadband Learning Center)
5 Saya menyukai pembelajaran di BLC (Broadband Learning Center) karena GRATIS
6 Saya ingin mengembangkan ilmu pengetahuan di BLC (Broadband Learning Center)
7 Saya selalu antusias dalam mengikuti pelatihan di BLC (Broadband Learning Center
8 Saya ingin belajar office dan desain grafis di BLC (Broadband Learning Center) Menanggal
9 Saya selalu termotivasi untuk belajar Teknologi di BLC (Broadband Learning Center)
10 Saya ingin menjadi pemuda pelopor di organisasi saya untuk mengikuti pelatihan Teknologi di BLC (Broadband Learning Center)
NO VARIABEL SKALA INDIKATOR
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
SS S KS TS STS
1 Saya mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan di BLC (Broadband
Learning Center)
2 Saya selalu menghadiri pelatihan di BLC
(Broadband Learning Center) menanggal
sesuai jadwal
3 Program pelatihan di BLC (Broadband
Learning Center) mendorong saya untuk
menerapkannya di kegiatan sehari-hari
4 Program pelatihan di BLC (Broadband
Learning Center) mendorong saya untuk
menerapkannya di tempat kerja/sekolah
5 Program pelatihan di BLC (Broadband
Learning Center) mendorong saya untuk
menerapkannya di organisasi
6 Saya ingin mengajak orang lain/teman untuk
mengikuti pelatihan di BLC ((Broadband
Learning Center)
7 Saya lebih faham dalam hal teknologi
Komputer dan Handphone (Gadget)
8 Pelatihan di BLC (Broadband Learning
Center) mendorong saya untuk selalu update
teknologi
9 Kadang-kadang saya mempraktikkan hasil
pembelajaran di rumah/ organisasi
10 Setelah pelatihan di BLC (Broadband
Learning Center) saya memanfaatkan
pengetahuan saya untuk berwirausaha
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
86
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. 1974. Pemuda dan Perubahan Sosial. Jakarta: LP3S
Abdurrahman, Fuad. 2013. The Great of Two Umars: Kisah Hidup Dua Khalifah Paling Legendaris: Umar ibn Al-Khatab dan Umar ibn Abdul Aziz. Zaman: Jakarta.
Al-Bukhari, Al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail. 1992. Shahih al-Bukhari. Beirut Libanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
Conger, J.J. 1991. Adolescence and youth (4th ed). New York: Harper Collins
Creswell. 2014. Penelitian kualitatif dan desain riset, Yogyakarta: Pustaka pelajar.
DEPDIKBUT. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edis Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Agama Republik Indonesia. 2005. Al-Qur’an Terjemahan. Jakarta: PT. Syamil Cipta Media.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditiya Bakti.
Esterberg, Kristin G. 2002. Qualitative Methods Ins Social Research. Mc Graw Hill: New York.
Gerungan, W. A. 2000. Psychology Social. Bandung: PT. Eresco
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Hasan, Alwi. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hermansyah, H. 2009. Metode Penelitian Kualitatif, Seni dalam Memahami Fenomena Social.Yogyakarta: Greentea Publishing.
Herdiansyah,Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba humanika.
Hurlock, E. B. 1992 Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (terjemahan: Istiwijayanti dan Soedjarwo). Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B. 2009. Perkembangan Anak dan Remaja Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Kartasasmita, Ginandjar. 1997. Kepeloporan dan Pembangunan: Peran Pokok Pemuda dalam Pembangunan. Makalah pada peluncuran buku “Peran Pemuda Menuju Indonesia sesuai Cita-Cita Proklamasi 1945. Jakarta:t.t
Kartono, Kartini.2009. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
87
Maju.
Kementrian pemuda dan olahraga republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia No 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan. Jakarta, 9 September 2011.
Koentjoro, Ningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Kresno S, Ella Nurlaela H, Endah Wuryaningsih, Iwan Ariawan. 1999. Aplikasi Penelitian Kualitatif dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Depkes RI. Jakarta.
Krueger, Richard A. 1988. FOCUS GROUPS: A Practical Guide for Applied Research. SAGE Publications. California.
Muhammad, Thariq. A dan Faisal Umar. B. 2005. Melahirkan Pemimpin Masa Depan. Gema Insani: Jakarta.
Muis Sad Iman. 2004. Pendidikan Partisipatif: Menimbang Konsep Fitrah dan Progresivisme John Dewey. Yogyakarta: Sfiria Insani Press & MSI UII
Poerdawarminta. 1999. Psikologi Komunikasi. Jakarta: UT.
Rakhmat Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarka: PT. Raja Grafindo Persada.
Soenarjo dan Soenajo. 1983. Himpunan Istilah Komunikasi, Yogyakarta: Liberty.
Subandi, Ahmad. 1982. Psikologi Sosial. Jakarta: Bulan Bintang.
Sugiono.2009. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa Beta.
Thurstone, L.L. & Chave, E.J. 1929. The Measurement of Attitude. University of Chicago Press: Chicago
Ulwan, Abdullah Nashih. 1985. Pesan untuk Pemuda Islam. Gema Insani: Depok.
Umairah, Abdurrahman. 2002. Tokoh-tokoh yang Diabadikan Al-Quran. Gema Insani: Jakarta
Walgito, Bimo. 1997. Psikologi Belajar. Jakarta: Reneka Cipta.
Yulia Singgih D. Gunarasa, Singgih D. Gunarasa. (2012). Psikologi Remaja (1 ed.). Jakarta: Penerbit Libri.
www.sidomi.com
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
88
www.surabaya.go.id www.media.diknas.go.id www.blcsrabaya.wix.com