respon jamaah majelis ta lim al-muhajirin...

65
1 RESPON JAMAAH MAJELIS TA’LIM AL-MUHAJIRIN TERHADAP SINETRON MUNAJAH CINTA DI RCTI Oleh: CICI FITRIASIH NIM: 105051001887 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M/ 1430 H LEMBAR PERNYATAAN

Upload: hakhue

Post on 26-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

1

RESPON JAMAAH MAJELIS TA’LIM AL-MUHAJIRIN

TERHADAP SINETRON MUNAJAH CINTA DI RCTI

Oleh:

CICI FITRIASIH

NIM: 105051001887

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M/ 1430 H LEMBAR PERNYATAAN

Page 2: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

2

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

Islam (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan kekentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka, saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Juni 2009

Cici Fitiriasih

Respon Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin Serpong

Page 3: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

3

Terhadap Sinetron Munajah Cinta di RCTI

Skripsi ini

diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

untuk memenuhi syarat mencapai

Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Program Strata Satu (S1)

Oleh:

Cici Fitriasih NIM: 105051001887

Di bawah Bimbingan:

Drs. Jumroni, M.Si

NIP: 19630515 199203 1 006

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M/ 1430 H PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Page 4: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

4

Skripsi yang berjudul: Respon Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin

Terhadap Sinetron Munajah Cinta di RCTI”, telah diajukan dalam siding

munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 03 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) program Strata Satu (S1) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 23 Juni 2009

Sidang Munaqasyah,

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Study Rizal. LK, M.A Umi Musyarofah, M.A

NIP. 19640428 199303 1 002 NIP. 19710816 199703 2 002

Anggota,

Penguji I Penguji II

Noor Bekti Negoro, STP.,SE.,M.Si Gun Gun Heryanto, M.Si

NIP. 19640428 199903 1 001 NIP. 19760812 200501 1 005

Pembimbing,

Drs. Jumroni, M.Si

NIP. 19630515 199203 1 006

Page 5: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

5

ABSTRAK

Cici Fitriasih

105051001887

Respon Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin Terhadap Sinetron

Munajah Cinta di RCTI Salah satu bentuk tayangan yang ditampilkan stasiun televisi adalah dalam bentuk

sinetron yang dalam hal ini adalah sinetron religius. Maraknya sinetron religius

yang dakwah yang hadir di televisi, berarti menandakan bahwa dakwah yang

disampaikan melalui media elektronik ini mengalami kemajuan. Karena yang kita

ketahui selama ini, sinetron religi ditayangkan hanya pada Bulan Ramadhan saja.

karena media sinetron merupakan media komunikasi yang dapat memberikan

dampak yang paling kuat dibanding media lain, gagasan atau nilai-nilai dakwah

yang ingin disampaikan oleh penonton dapat diterima atau dicerna lebih mudah.

Munajah Cinta merupakan sinetron yang mempunyai cerita yang lain dari sinetron

religius yang lebih menonjolkan kearah poligami yang tidak sesuai dengan

dakwah islam. Ide ceritanya menyarankan jangan pernah berputus asa, ketika

seseorang ingin memperjuangkan sesuatu, terlebih halnya dalam menegakkan

sesuatu keyakinan. Tetap dalam keyakinan dan jangan pernah goyah selama masih

berada di jalan yang benar. Karena semakin seseorang memperdalam agama akan semakin besar godaanya. Karena banyak sedikitnya penonton yang menyukai

sinetron munajah cinta. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana respon

Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta” dan faktor apa saja yang mempengaruhi respon Jamaah Mjelis Ta’lim Al-Muhajirin

terhadap sinetron religius. Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin sebagai responden. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan desain deskriptif.

Penelitian ini dalam menganalisia datanya menggunakan metode

kuantitatif dengan penghitungan menggunakan tehnik analisis data, persamaan

rata-rata, standar deviasi, dan frekuensi relatif. Dari hasil pengumpulan datanya

dengan menggunakan instrument berbentuk kuisioner.

Respon responden terhadap sinetron “Munajah Cinta” adalah terlihat

bahwa 43.48% responden memberi sikap positif, 44.93% responden memberi

sikap negatif, serta 11.59% responden bersikap netral. Perbandingan Rata-rata

Respon Kognitif, Afektif, Konatif dari jamaah majelis ta’lim al-muhajirin.

Peringkat pertama jamaah memberikan respon kognitif, peringkat kedua jamaah

memberikan respon afektif dan terakhir jamaah memberikan respon konatif. Dari

sini terlihat bahwa jamaah mengerti tentang poligami dan kewajiban suami

terhadap isteri serta bagaimana ketaatan seorang isteri di hadapan sang Illahi.

Page 6: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

6

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, pemberi

rahmat dan hidayah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat dan

salam selalu dihanturkan kepada pejuang umat, pemegang panji kebenaran

habibina wa nabiyuna Muhammad SAW yang menjadi tauladan dan panutan umat

manusia.

Peneliti sadar, bahwa dalam penulisan skripsi ini tak jauh dari kesalahan,

dan kekeliruan. Kesempurnaan serta keberhasilan yang peneliti dapatkan dalam

menyelesaikan skripsi ini tidak lain dan tidak bukan berkat bimbingan, bantuan

serta saran-saran dari semua pihak yang terkait. Tanpa adanya mereka, peneliti

tidaklah berarti. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan beribu rasa terima

kasih atas segala bantuan dan bimbingan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan, kepada:

1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, beserta jajarannya: Dr. H. Murodi, MA., Dr. Arif Subhan, MA.,

Drs. Mahmud Djalal, MA., Drs. Studi Rizal LK, MA.

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Drs. Wahidin Saputra,

MA.

3. Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah

dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Umi Musyarofah,

MA.

4. Dosen Pembimbing Skripsi: Drs. Jumroni, M.Si., yang telah berkenan

meluangkan waktu, mencurahkan segenap perhatian untuk memberikan

pencerahan dan pengarahan yang begitu berharga bagi peneliti, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang dengan ikhlas telah memberikan ilmunya kepada peneliti

selama masa kuliah.

Page 7: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

7

6. Para Karyawan Perpustakaan Fakultas DaKom dan Perpustakaan Utama

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah berbaik hati memberikan

pinjaman buku kepada peneliti guna mempermudah dalam pengumpulan

data Skunder.

7. Kedua Orang Tua yang teristimewa, Mama Ida Warnidah dan Papa

Arlis Topang. Terima kasih atas segalanya, yang tidak pernah henti-

hentinya mendoakan peneliti dalam menuntaskan studi demi meraih cita

dan cinta.

8. Kedua kakakku (Wiwid Sumiarti dan Acip Ardiles), Adikku ( Ayu

Arianii), sera kedua keponakanku ( Kheisya Nazwa Habibah dan

Hafsyah Azalia Habibah) yang telah memberikan motovasi serta doa

yang tulus sehingga apa yang di harapkan penulis tercapai... I LOVE U

ALL....

9. Para Responden (Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin Serpong-

Tangerang), yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi

angket.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan, Fatimatuzzahro S.Sos.I (Ny. Deden MD),

Eni Fitria S.Sos.I (Ny. Toni S.Pd.I), Maya Mahmudatus Sholihah

S.Sos.I (Ny. Fahri), Lili Muslimah (Ny. Ichal), Utami Pratiwi S.Sos.I

(Ny. Labib), Laili Umarur Rohimah (Ny. Husein) dan Ai Nurfalah

S.Sos.I yang telah menbantu penulis menyelesaikan skripsi hingga larut

malam, U aLL tHe BeSt...

11. Rekan-rekan Kuliah Kerja Sosial (KKS) di Ds. Sicincin Pariaman-

Padang: Novi Syaofia, Yanti, Bunda Inke, Vici, Rani, Iil, Ando, Randy,

Riki, Aidil, Bedi (Mbah Dukun), Riko, Ust, Rahmat, Ang, Taufik, Zaki,

D’best for you all.

12. Buat ”MY IDOL” (Pak.Gun Gun Heryanto, M.Si) makasih banyak atas

semua saran dan nasihatnya,,, bapak adalah seorang dosen yang penulis

kagumi...

Page 8: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

8

13. buat ”ABANG” makasih banyak atas semua kebaikan abang selama ini,

hanya Allah SWT yang membalasnya...Abang adalah kekuatan di dalam

hidup ini....

Dalam penulisan skripsi ini pastilah banyak kekurangan. Namun peneliti

berusaha membuat kekurangan itu menjadi sesuatu yang sangat berharga

dikemudian nanti. Sekali lagi peneliti ucapkan terima kasih kepada semua pihak,

semoga mendapat Ridho dari Allah SWT.

Jakarta, 23 Mei 2009

Peneliti

Cici Fitriasih, S.sos.I

Page 9: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

9

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 4

C. Tujuan dan Kegunaan .......................................................... 5

D. Metodologi Penelitian ............................................................ 10

E. Sistematika Penulisan ........................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Respon ................................................................................... 13

B. Komunikasi Massa ................................................................ 19

C. Pengertian Sinetron ............................................................... 21

D. Sinetron ................................................................................. 22

E. Jenis-jenis Sinetron ............................................................... 23

F. Unsur-unsur Sinetron ............................................................ 25

G. Dakwah................................................................................... 26

H. Pengertian Media Dakwah .................................................... 29

I. Televisi sebagai Media Dakwah............................................. 31

J. Pengertian dan Tujuan Dakwah............................................ 33

K. Majelis Ta’lim ........................................................................ 34

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Sinetron ”Munajah Cinta”..................... 36

B. Visi dan Misi Sinetron Munajah Cinta ................................. 38

C. Gambaran Umum ”Majelis Ta’lim” .................................... 39

Page 10: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

10

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Karakteristik Responden....................................................... 41

B. Respon Jamaah Terhadap Sinetron ”Munajah Cinta”........ 42

C. Respon Responden terhadap Sinetron ”Munajah Cinta ..... 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 51

B. Saran ..................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................

Page 11: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

11

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis Data Responden .........................................................41

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan usia.................................41

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan......................42

Tabel 4. Respon jamaah terhadap judul sinetron ....................................43

Tabel 5. Respon jamaah terhadap Crident title .......................................44

Tabel 6. Respon jamaah terhadap Intriks ...............................................45

Tabel 7. Respon jamaah terhadap Klimaks ............................................46

Tabel 8. Respon jamaah terhadap Million Setting ..................................46

Tabel 9. Respon jamaah terhadap Sinopsis ............................................47

Tabel 10. Respon jamaah terhadap pemain ..............................................48

Tabel 11. Perbandingan respon jamaah majelis ta’kli al-muhajirin

Terhadap sinetron munajah cinta..............................................49

Tabel 12. perbandingan rata-rata kognitif, afektif dan konatif ..................50

Page 12: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang Masalah

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi

manuisia bisa saling berhubungan satu dengan yang lainnya baik di rumah, di

kantor atau dimana saja manusia penting sekali dalam kehidupan sosial, budaya,

pendidikan dan politik dan ini disadarkan oleh yang hidup ratusan tahun sebelum

Masehi.1

Komunikasi meliputi berbagai dimensi salah satu diantaranya apabila

diperlukan adalah komunikasi massa.2 Jalaludin Rahmat mengartikan komunikasi

massa sebagai komunikasi yang ditunjukkan kepada sejumlah khalayak yang

tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga

pesan yang sama dapa diterima serentak dan sesaat.

Sistem komunikasi massa yaitu menekankan ”apanya” berita disusun

berdasarkan sistem tertentu dan ditulis dengan menggunakan tanda-tanda baca dan

pembagian paragraph yang tertib. Pidato radio juga disampaikan dengan urutan

yang sisematis, dan acara televisi media massa sudah jelas disiarkan sesuai

dengan stuktur yang ditetapkan, pesan media massa juga dilihat atau didengar

kembali, bagian-bagian berita yang penting dapat dikliping dan dilihat kembali

bila diperlukan.

1 Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya, 2003), Cet. Ke 17. h 9. 2 Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung Remaja Rosdakarya, 1999). Cet.ke

13, hal.189.

Page 13: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

13

Paul Lazarsfeld mengatakan: media massa hampir tidak berpengaruh sama

sekali, alih-alih sebagai Agent Of Conversion (media untuk mengubah perilaku),

media massa lebih berfungsi untuk memperteguh keyakinan yang ada, pengaruh

media massa juga disaring oleh pembuka pendapat, pengaruh interpersonal

ternyata lebih dominan daripada media massa. Khalayak juga bukan lagi tubuh

pasif yang menerima apa saja yang disuntikan kedalamnya.

Keberadaan media massa yang ada, pada saat ini televisi merupakan media

massa elektronik yang paling bayak dinikmati oleh masyarakat. Karena media

televisi dianggap media yang paling efektif dalam penggunaanya. Televisi

merupakan gabungan media dengar (audio) dan media gambar (visual) yang

bersifat informatif, hiburan, pendidikan, maupun gabungan ketiganya.

Dalam hal ini televisi memiliki daya tarik yang sedemikian besar dapat

merubah pola-pola rutinitas kehidupan manusia. Jalaludin Rahmat mengatakan

bahwa televisi sudah menjadi agama masyarakat industri ini, artinya bahwa

masyarakat sekarang sudah belajar hidup dari televisi. Bahkan Negara Amerika

pun sudah menganggap televisi sebagai Second God, itu terjadi karena masyarakat

disana lebih suka menyaksikan siaran TV daripada pergi ke Gereja. Sekarang

televisi bukan tidak mungkin sudah menjadi The First God. Sedangkan dakwah

merupakan moral yang mampu menggerakan perubaan sosial serta menawarkan

satu alternatif dalam membangun satu dinamika masa depan umat, dengan

menempuh cara dan strategi yang litelatur, kreatif dan bijak.

Kegiatan dakwah akan dapat berjalan secara efektif dan efesien bila

menggunakan cara-cara yang strategis dan tepat didalam menyampaikan ajaran-

Page 14: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

14

ajaran Alah SWT. Salah satu aspek yang biasa ditinjau adalah media dakwah

merupakan kegiatan yang bersifat universal yang menjangkau semua segi

kehidupan manusia, maka dalam penyampaiannya harus dapat menyentuh semua

tingkatan baik dari sudut sosial, ekonomi, pendidikan dan sebagainya.

Tak bisa dibantah televisi mempunyai banyak keunggulan dibandingkan

dengan media massa lainnya. Pertama, pesan televisi disajikan secara audio dan

visual. Berbeda dengan radio yang hanya audio (hanya dapar didengar) dan surat

kabar yang bersifat visual saja, televisi unggul dalam membangun daya tarik,

persepsi, perhatian dan imajinasi dalam mengkonstruksi realitas, kedua, dilihat

dari sisi aktualitas perisiwa, televisi bisa lebih cepat memberi informasi paling

dini kepada pemirsa dan pada surat kabar, radio dan majalah. Ketiga, dari segi

khalayak, televisi menjangkau jutaan pemirsa ketimbang surat kabar, radio. Dan

majalah yang hanya menjangkau ratusan ribu pembaca. Keempat, efek kultural

televisi lebih besar dara pada efek yang dihasilkan jenis-jenis media lainnya.3

Dakwah melalui televisi dapat dilakukan dalam betuk ceramah, sandiwara,

sinetron, dan lain-lain sebagainya. Melalui televisi tanpa disadari seorang

penonton dapat mengikuti kegiatan dakwah.

Salah satu bentuk tayangan yang ditampilkan stasiun televisi adalah dalam

bentuk sinetron yang dalam hal ini adalah sinetron religius. Maraknya sinetron

religius yang dakwah yang hadir di televisi, berarti menandakan bahwa dakwah

yang disampaikan melalui media elektronik ini mengalami kemajuan. Karena

3 Asep S. Muhtadi dan Sri Handajani, Dakwah Kontenpoler: Pola Alternatif Dakwah

Melalui Televisi (Bandung : Pusada Press, 2000), h. 87.

Page 15: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

15

yang kita ketahui selama ini, sinetron religi ditayangkan hanya pada Bulan

Ramadhan saja.

Adapun alasan mengapa penulis mengambil judul ini, karena media

sinetron merupakan media komunikasi yang dapat memberikan dampak yang

paling kuat dibanding media lain, gagasan atau nilai-nilai dakwah yang ingin

disampaikan oleh penonton dapat diterima atau dicerna lebih mudah. Munajah

Cinta merupakan sinetron yang mempunyai cerita yang lain dari sinetron religius

yang lebih menonjolkan kearah poligami yang tidak sesuai dengan dakwah islam.

Ide ceritanya menyarankan jangan pernah berputus asa, ketika seseorang ingin

memperjuangkan sesuatu, terlebih halnya dalam menegakkan sesuatu keyakinan.

Tetap dalam keyakinan dan jangan pernah goyah selama masih berada di jalan

yang benar. Karena semakin seseorang memperdalam agama akan semakin besar

godaanya. Karena banyak sedikitnya penonton yang menyukai sinetron munajah

cinta.

A. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari judul skripsi ini, untuk mempermudah proses penelitian, maka

peneliti memberikan batasan; bahwa sinetron yang dimaksud adalah sinetron

“Munajah Cinta”. Responden adalah Ibu-ibu Majelis Ta’lim al-Muhajirin

Serpong.

Adapun secara khusus, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah

1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi responden terhadap penilaian

suatu sinetron?

Page 16: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

16

2. Bagaimana respon Ibu-ibu Majelis Ta’lim Al-Muhajirin Remaja

Kelurahan Sepong, Kecamatan Serpong terhadap sinetron “Munajah

Cinta” dari segi Afektif dan Kognitif

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai berdasarkan pokok permasalahan

dan perumusan masalah dalam penulisan ini adalah

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penilaian

suatu sinetron.

2. Untuk mengetahui seberapa besar respon Ibu-ibu Majelis Ta’lim Al-

Muhajirin, Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong terhadap sinetron

“Munajah Cinta” dari segi Afektif dan Kognitif.

Adapun kegunaan penelitian ini dibagi menjadi 2 kategori :

1. Segi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengembangan pengetahuan yang memadai kepada pembaca, khususnya

penulis sebagai dokumentasi ilmiah.

2. Segi Praktis

Untuk mengembangkan wawasan baru dibidang komunikasi dan

penyiaran Islam. Semoga penelitian ini dapat memberi kontribusi yang

besar kepada pihak-pihak yang terkait.

1. Lokasi Penelitian, dilaksanakan di daerah Serpong Adapun alasan

memilih lokasi penelitian tersebut karena lokasinya cukup mudah

Page 17: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

17

dijangkau oleh peneliti dan hampir semua responden menyukai sinetron

Munajah Cinta yang tayang di RCTI.

2. Populasi dan Sampel

1. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu-ibu yang berada di daerah

Serpong. Dalam hal ini populasi Ibu-ibu berjumlah 60 orang.

Adapun penetapan sampel berdasarkan kriteria hanya 30 orang yang

memenuhi syarat untuk menjadi responden yang pernah menonton

sinetron Munajah Cinta. Jumlah tersebut juga diasumsikan telah

tersebar normal. Sisa responden yang tidak terpenuhi kriteria adalah

30 orang responden yang tidak menonton sinetron Munajah Cinta.

2. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling. Pengambilan sample ini sesuai dengan sumber

data atas variable yang diteliti dan bertujuan agar dapat mewakili

populasi yang diamati.4

Menurut Suharsimi Arikunto, pengambilan sampel terhadap subjek

penelitian yang kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua

subjek yang ada didalam populasi sebagai sampel, maka ini bisa juga

disebut sensus.5

3. Pada penelitian ini yang peneliti gunakan adalah pendekatan

kuantitatif, menggunakan metode survey dengan pendekatan

deskripsi analisis yang diartikan sebagai prosedur pemecahan

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), edisi revisi v, hal. 112 5 Ibid., hal 108

Page 18: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

18

masalah yang menggambarkan berdasarkan fakta-fakta yang tampak

atau sebagaimana adanya.6

4. Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah: Data primer yang

didapat langsung dari lapangan berupa penyebaran angket kepada

responden untuk mendapatkan jawaban. Untuk mengetahui respon Ibu-

ibu di daerah Serpong terhadap sinetron “Munajah Cinta” akan diukur

dengan skala Likert. Likert merupakan pengukuran variabel yang

hasilnya bersifat ordinal (jenjang). Adapun skala Likert ini

menggunakan 5 (lima) kategori penilaian yang masing-masing kategori

tersebut nantinya dikuantifisir dengan memberi bobot nilai. Adapun

untuk penilaian derajat responden terhadap sinetron “Munajah Cinta”

dikualifikasikan dengan nilai 5 untuk Sangat Setuju (SS), nilai 4 untuk

Setuju (S), nilai 3 untuk Netral (N), nilai 2 untuk Tidak Setuju (TS), dan

nilai 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS). Data skunder yang diperoleh

dari pustaka yang berhubungan dengan judul penelitian seperti buku

pengetahuan, dokumen, web, surat kabar dan lain sebagainya yang

mendukung penelitian ini.

3. Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dalam penelitian ini maka penelitian tentang

respon Ibu-ibu Mujelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap sinetron religius

menetapkan dua variabel yaitu variabel terpengaruh (variable dependen) dalam

penelitian adalah respon tinggi, sedang, rendah Ibu-ibu Majelis Ta’lim Al-

6 Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press,

hlm.63

Page 19: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

19

n

Muhajirin dan variabel pengaruh (variable independen) dalam penelitian adalah

respon positif dan negatif responden terhadap sinetron “Munajah Cinta”.

4. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan

instrumen berbentuk kuisioner atau angket yang berisi pertanyaan untuk

data kuantitatif.

5. Teknik pengolahan data untuk mendapatkan hasil yang valid dari data

yang diperoleh. Penulis akan menyeleksi dan menyusun ke dalam Tabel

kemudian melakukan klasifikasi dengan menggolongkan data

berdasarkan kategori tertentu.

6. Teknik analisis data kuantitatif yaitu suatu metode analisis yang

dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan

menganalisis data berwujud angka. Analisis ini meliputi penghitungan

mean (menghitung rata-rata), standar deviasi dan relatif.

a. Mean adalah nilai tengah atau kecenderungan tengah yang

memberikan gambaran umum dari suatu segi pengamatan.

Rumus:

n

xx

i∑=

Keterangan :

x = Rata-rata

xi = Pengamatan

n = Jumlah Pengamatan

Page 20: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

20

b. Standar Deviasi adalah seberapa jauh nilai pengamatan tersebut

disekitar nilai rata-rata.

Rumus:

)1(

)( 22

=∑ ∑

nn

xxnSD

ii

Keterangan:

SD = Simpang Deviasi

n = Jumlah Pengamatan

xi = Jumlah Pengamatan ke i

xi2 = Jumlah Pengamatan ke ii

c. Relatif adalah penghitungan berbentuk rasio atau bilangan persen.

Rumus:

%100×=

n

fP

Keterangan:

P = Persentase

f = Frekuensi

n = Jumlah Pengamatan

7. Tehnik Penulisan skripsi ini penulis merujuk pada prosedur penulisan

karya ilmiah atau skripsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 21: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

21

A. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam sinetron religius yang dimaksud ”Respon Afektif ibu-ibu Majelis

Ta’lim Al-Muhajirin Terhadap Tayangan Sinetron Munajah Cinta di RCTI.

Skripsi ini adalah Munajah Cinta adapun metode yang digunakan adalah

Quesioner Eksperimental. Yaitu obek menonton langsung sinetron dan

memberikan respon terhadapa sinetron tersebut dan langsung memaparkannya dan

mengisi angket yang telah disiapkan penulis. Maka yang akan dijadikan sampel

terpilihlah ibu-ibu Majelis Ta’lin Al-Muhajirin Kec. Serpong Kab. Tangerang

Jumlah responden 30 orang.

2. Teknik Pengumpulan data

Data-data penelitian ini diperoleh melalui:

a. Dokumentasi, yakni penulis memperoleh langsung data melalui dokumen-

dokumen berupa buku-buku, pemberitaan media massa, dan bahan info

lainnya yang berkaitan dengan masalah sinetron Munajah Cinta dan

Majelis Ta’lim Al-Muhajirin.

b. Angket atau Quesioner, yakni dalam bentuk pilihan pernyataan

(terbuka dan tertutup) yang berkaitan dengan Respon Jamaah Majelis

Ta’lim Al-Muhajirin terhadap tayangan sinetron munajah cinta d RCTI.

c. Subjek dan Objek

Page 22: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

22

Subjek berupa Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap tayangan

sinetron Munajah Cinta di RCTI. Sedangkan Objek berupa respon jamaah

Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap sinetron Munajah Cinta.

3. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang diperoleh melalui angket atau Quesioner kemudian diproses

melalui tahapan-tahapan :

a. Editing yakni memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti

dan kemudian dirumuskan pengelompokkannya.

b. Tabulating yakni memindahkan jawaban responden ke dalam tabel,

lalu kemudian mencari persentasenya untuk dianalisa.

c. Analisa dan interpretasi data yakni merubah data kuantitatif menjadi

bentuk kata-kata sehingga pernyataan presentase tersebut menjadi

bermakna.

B. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan penulis terdiri dari lima bab, yang disesuaikan

dengan pokok masalah yang hendak dibahas. Adapun sistematika penulisan secara

lengkap adalah sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan: Meliputi; Latar belakang masalah, Pembatasan dan

perumusan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, Metode

penelitian, serta sistematika penulisan.

Page 23: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

23

BAB II: Landasan Teoritis berisikan pembahasan mengenai Respon,

Macam-macam Respon, Faktor-faktor terbentuknya respon,

Komunikasi Massa, Pengertian Sinetron, Sinetron, Jenis-jenis

Sinetron, Unsur-unsur Sinetron, Pengertian Dakwah, Pengertian

media dakwah, Televisi sebagai media dakwah, Pengertian dan

Tujuan Media Dakwah. Dan Majelis Ta’lim.

BAB III: Gambaran umum akan dijelaskan tentang Profil Ibu-ibu Jamaah

Majelis Ta’lim Al-Muhajirin Kec. Serpong Kab. Tangerang dan

Profil Sinetron Munajah Cinta.

BAB IV: Hasil penjelasan tentang pemberian Respon Afektif dan Respon

Kognitif Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin Kec. Serpong Kab.

Tangerang Terhadap Tayangan Sinetron Munajah Cinta Di RCTI

BAB V: Penutup: Meliputi; kesimpulan dan saran-saran

Page 24: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

24

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Respon

Dalam penelitian ini penulis menitikberatkan pada respon sebagian besar

masyarakat khususnya pada anggota Majelis Ta’lim Al-Muhajirin Serpong yang

keseluruhan beranggotakan ibu-ibu ini terhadap penerpaan media massa,

khususnya pada penayangan sinetron Munajah Cinta.

Sebelum melakukan penelitian dan mengetahui hasil dari penelitian, ada

baiknya kita mengetahui respon itu sendiri.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia. Respon adalah tanggapan, reaksi

jawaban terhadapa suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.7 Selanjutnya menurut

Kamus Besar Ilmu Pengetahuan dijelaskan bahwa respon adalah reaksi psikologi

metabolik terhadap tibanya suatu rangsangan.8 Penjelasan mengenai definisi

respon menurut dua Kamus Besar di atas kurang lebihnya sama namun, sejauh

mana respon yang dimaksud kurang begitu mendalam, lalu berbeda pada

perbendaharaan kalimat yang satu memakai gejala atau peristiwa yang lain

menggunakan rangsangan.

Lalu menurut Abu Ahmadi mengemai respon atau tanggapan yaitu

tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa pokok, dapat diartikan sebagaia

7 Dekdipbud, Kamus Besar Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1996.

8 Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. (Jakarta: Lembaga Pengkajian &

Kebudayaan, 1997), h. 964.

13

Page 25: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

25

gambaran ingatan dari pengamatan dimana objek yang telah diamati tidak lagi

berada dalam ruang dan waktu pengamatan, sudah berhenti hanya kesannya saja.9

Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat, respon adalah suatu kegiatan

(activity) dari organisme itu, bukanlah semata-mata suatu gerakan yang positif,

setiap jenis kegiatan (activity) yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat juga

disebut respon. Secara umum respon atau tanggapan diartikan sebagai hasil atau

kesan yang dapat (yang ditinggal) dari pengamatan. Adapun dalam hal ini yang

dimaksud dengan tanggapan adalah pengalaman tentang subjek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan.10

Adapun definisi-definisi lain yang memandang respon lebih

mendalam, sampai pada hasil respon yang dituju karena sebelumnya telah diberi

rangsangan, yang dimaksud agar menciptakan suatu respon dengan istilah feed

back atau umpan balik, dalam hal ini Ahmad Subadi memberikan pendapatnya

bahwa respon dengan istilah umpan balik (feed back) memiliki peranan atau

pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi.11

Pernyataan diatas disetujui oleh Soenarjo & Djoenarsih S. Sunarjo, mereka

mengemukakan mengenai istilah respon dalam komunikasi adalah kegiatan

komunikasi yang diharapkan mempunyai hasil atau dalam istilah komunikasi

dinamakan efek. Suatu kegiatan komunikasi itu memberikan efek berupa respon

9 Abu Ahmadi. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 64.

10

Jalalufin Rahmat. (Psikologi Komunikasi: Bandung. Remaja Rosdakarya, 1999), h. 51.

11

Ahmad Subadi. Ilmu Dakwah ke Arah Metodologi. (Bandung: Yayasan Syahida, 1995),

h. 121.

Page 26: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

26

dari komunikasi terhadap pesan yang dilancarkan oleh komunikator.12

Hal inilah

yang nantinya dapat menimbulkan respon yang dibedakan menjadi tiga oleh

Steven M. Chaffe, yaitu :13

1. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan

keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon

ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau

di persepsi oleh khalayak.

2. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan

menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul bila ada

perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.

3. Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata,

yang meliputi tindakan atau kebiasaan.

Dapat diambil kesimpulan bahwa respon ini tebentuk dari proses

rangsangan atau pemberiaan aksi atau sebab yang berujung pada hasil reaksi dan

akibat dari proses rangsangan tersebut. Mengenai bentuk respon, dapat dilihat dari

ti Dalam kamus besar ilmu pengetahuan menyebutkan bahwa respon adaah reaksi

psikologis metabolik terhadap tibanya suatu rangsang. Ada yang bersifat refleksi

dan reaksi emosional langsung, ada pula yang bersifat terkendali.14

12

Soenarjo & Djoernasih S Soenarjo. Himpunan Istilah Komunikasi. (Yogyakarta: Liberty, 1993), h. 25.

13

Jalaludin Rakhmat. op. cit. h. 118.

14

Save D. Dagun, Kamus besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta” Lembaga Pengkajian dan

Kebudayaan Nusantara, 1997), Cet. Ke-1, h. 964.

Page 27: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

27

Astrid S. Susanto mengatakan, respon adalah reaksi penolakan atau

penganiayaan ataupun sikap acuh tak acuh yang terjadi dalam diri seseorang

setelah menerima pesan.15

Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer disebutkan bahwa

respon adalah tanggapan reaksi.16

Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa respon adalah

tanggapan reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.

Tanggapan adalah bayangan atau kesan kenangan dari apa yang pernah diamati

dan dikenali. Reaksi merupakan segala bentuk aktivitas individu yang

dibangkitkan oleh suatu stimulus. Sedangkan jawaban adalah suatu yang muncul

karena adanya suatu pertanyaan.17

Jadi antara respon, tanggapan, ataupun jawaban muncul disebabkan karena

adanya suatu gejala atau peristiwa yang terjadi terhadap seseorang sehingga akan

menimbulkan respon atau tanggapan terhadap kejadian tersebut.

Berdasarkan teori yang dikutip dari psikologi komunikasi karangan

Jalaludin Rahmat, maka peneliti membagi respon menjadi tiga bagian yaitu

kognitif, efektif dan konantif.

Respon kognitif berkaitan erat dengan pengetahuan, kecerdasan, dan

informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya

perubahan terhadap apa yang dipahami atau direpsikan oleh khalayak.

15

Astrid Susanto, Komunikasi Sosial di Indonesia, (Jakarta: Bina Cipta, 1980) 16

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Indonesia Kontemporer, (Jakarta: English

Modern Press, 1991), h. 1268. 17 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Renaja Rosdakarya, 1999), h.

Page 28: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

28

Respon afektif berhubungan dengan emosi, sikap dan nilai seseorang

terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang

disenangi khalayak terhadap sesuatu.

Respon konatif berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan,

kegiatan atau kebiasaan berperilaku.

1. Macam-Macam Respon

Menurut Agus Sujanto, ada macam-macam tanggapan yaitu:

1. Tanggapan menurut indra yang mengamati, yaitu:

a. Tanggapan Auditif, yaitu tanggapan terhadap apa-apa yang telah

didengarnya, baik berupa suara, ketukan, dan lain-lain.

b. Tanggapan Visual, yaitu tangapan terhadap sesuatu yang dilihat.

c. Tanggapan Peran adalah tanggapan sesuatu yang dialami oleh

dirinya.

2. Tanggapan menurut terjadinya, yaitu:

a. Tanggapan ingatan, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang diingat.

b. Tanggapan Fantasi, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang

dibayangkan.

c. Tanggapan Pikiran, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang

dipikirkan.

3. Tanggapan menurut lingkungannya, yaitu:

a. Tanggapan Benda, yaitu tanggapan terhadap benda yang

menghampirinya atau berada didekatnya.

Page 29: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

29

b. Tanggapan Kata-kata, yaitu tanggapan terhadap kata-kata yang didengar

atau dilihat.18

2. Faktor-faktor Terbentuknya Respon

Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi apabila terpenuhi faktor

penyebabnya. Hal itu perlu diketahui agar individu yang bersangkutan dapat

menanggapi dengan baik pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan.

Karena tidak semua individu dapat melakukan stimulus dengan baik, sebab

tergantung dari individu itu sendiri dalam menanggapi stimulus. Stimulus akan

mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung kepada dua faktor, yaitu:

1) Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Manusia itu

terjadi dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Maka seseorang yang

mengadakan tanggapan sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi

kedua unsur tersebut. Apabila salah satu unsur saja terganggu, maka akan

melahirkan hasil tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu

yang melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapannya tersebut

antara satu orang dengan orang lain.

Unsur jasmani meliputi keberadaan, keutuhan, dan cara bekerjanya alat

indra, urat saraf, dan bagian-bagian tertentu pada otak.

Unsur rohani dan psikologi yang meliputi keberadaan, perasaan, akal,

fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran, motivasi, dan sebagainya.

18 Sujanto, Psikologi Umum, h. 31 – 32

Page 30: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

30

2) Faktor Eksternal yaitu faktor yang ada pada lingkungan atau disebut juga

faktor psikis. Faktor eksternal ini intensitas dengan jenis benda perangsang

atau orang menyebutnya dengan faktor stimulus.19

Manusia memiliki alat indra yang sesuai dengan fungsinya, oleh karena itu

harus terus diperhatikan dengan cara menggali segala sesuatu yang ada

disekitarnya. Allah telah mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha

menggunakan alat indranya dalam menggali lingkungan eksternal (yang

mempengaruhi dari luar diri manusia). Seperti yang dikatakan oleh Bimo Walgito

“alat indra itu alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya.”

B. Komunikasi Massa

Sebagai bagian dari Ilmu Sosial yang bersifat dinamis, dalam artian dapat

dipakai untuk segala kondisi dan kebutuhan manusia dalam menjalani kehidupan

sosialnya, Ilmu komunikasi sangat berperan aktif, cakupannya yang luas seperti

pembagian cabang ilmu makro dalam komunikasi yaitu komunikasi massa,

komunikasi antar pribadi, komunikasi antar budaya dan agama, serta komunikasi

politik, memudahkan manusia dalam menentukan cara berkomunikasinya dengan

melihat sesuai pada situasi dan kondisi yang dibutuhkan.

Selanjutnya mengenai pembahasan pada penelitian yang akan

dilaksanakam ini, mengambil pembahasan mengacu pada komunikasi massa.

Yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) ialah

19 Bimo Walgito, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hal. 6

Page 31: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

31

komunikasi melalui media massa yang modern.20

Disinilah adanya terlihat sekali

adanya peran komunikator, seperti yang diungkapkan oleh Harold Lasswell

mengenai control studies, dimana komunikator adalah pemegang kendali dalam

mengendalikan pesan dalam media massa, seorang komunikatir melalui media

massa yang mahir adalah seseorang yang berhasil menemukan metode yang tepat

untuk menyiarkan pesannya guna membina empati dengan jumlah terbanyak di

antara komunikasinya.21

Jadi ada dua tugas komunikator dalam komunikasi massa yaitu,

mengetahui apa yang ingin dikomunikasikan, dan mengetahui bagaimana ia harus

menyampaiakan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada benak

komunikan.22

Lalu beralih kepada pembahasan mengenai tiga bentuk komunikasi massa

yaitu:

1. Bentuk perintah (command), bersumber dari adanya perbedaan sumber

daya tujuannya adalah mengontrol (ideological state apparates), biasanya

dianut oleh Negara-negara seperi Komunis dan Otoriter.

2. Bentuk pelayanan (service), bersumber dari adanya jasa simbolik,

tujuannya pemanfaatn media sebagai instrument pelayanan bagi khalayak,

pemgiklan dan industry global (capitalis ventury).

20

Onong Uchjana. Effendi. Ilmu Teori, dan Filsafat, Komunikasi. (Bandung: Citra Aditya

Bakti, 2003). h. 79. 21

Ibid. h. 80. 22 Ibid.

Page 32: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

32

3. Bentuk asosiasional, bersumber dari adanya nilai-nilai normatif tertentu,

tujuannya ikatan-ikatan normatif kelompok atau sering disebut dengan

media misi.

Jika dilihat dari tiga bentuk komunikasi massa di atas, topik tentang

pembahasan sinetron Munjah Cinta yang penulis teliti ini termasuk dalam bentuk

komunikasi massa yang terakhir, karena mengandung nilai-nilai normatif tertentu

yaitu unsur Ke-Islaman.

C. Pengertian Sinetron

Istilah sinetron merupakan singkatan dari sinema elektronika. Elektronika

disini tidak mengacu kepada pita kaset yang proses perekamannya berdasarkan

kaidah-kaidah elektronis. Elektronika dalam sinetron itu lebih mengacu pada

mediumnya, yaitu televisi atau televisial yang merupakan medium elektronik

selain radio.23

Adapun pengertian sinetron itu sendiri menurut UU perfilman ayat 1 pasal

1 adalah:

Pengertian sinetron sama dengna pengertian film, yaitu karya cipta seni

dan budaya yang merupakan media kom pandang dengan yang dibuat berdasarkan

asas sinemtografi, dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video,

dan bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan

ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya dengan atau

23

JB. Wahyudi, Tekhnologi Informatika dan Produksi Citra Bergerak, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 1992), cet. Ke-1, h. 10.

Page 33: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

33

tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan atau ditayangkan dengna system proyeksi

mekanik atau yang lainnya.24

D. Sinetron

Sinetron sebagai media dakwah memiliki dua fungsi, selain sebagai

ntontonan yang tidak membosankan, juga sebagai tuntunan. Sebagai tontonan

sinetron dakwah mengandung hiburan, sedangkan sebagai tuntunan, sinetron

dakwah mengandung ajaran-ajaran agama untuk tujuan dakwah islam.

Sinetron dapat dijadikan media dakwah karena sinetron merupkan suatu

tontonan yang banyak dinikmati oleh pemirsa. Beberapa faktor yang membuat

paket acara sinetron dapat disukai, yaitu :

1. Isi pesan sesuai realita

2. Isi pesannya mengandung cermanan tradisi nilai luhur dari budaya

masyarakat pemirsa

3. Isi pesannya lebih banyak mengangkat permasalahan atas persoalan yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat25

Setiap media pasti mempunyai keunggulan dan kelemahan.

Keunggulan dari sinetron dakwah sebagai media, diantaranya:

1) Melalui sinetron pesan-pesan dakwah yang disampaikan akan lebih menyrntuh

perasaan pemirsa (mad’u) secrara kejiwaan dan penghayatan sehinggga mad’u

yang menyaksikan akan ikut terlibat.

24

Panitia Tetap Esi, Pedoman Penyelenggaraan Esi, (Jakarta: Pantap Esi, 1994), h. 1. 25

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: sebuah Analisa Media Massa (Jakarta: Rieneka

Cipta. 1996) h. 13

Page 34: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

34

2) Sinetron dakwah sebagai sarana hiburan, pesan-pesan yang disampaikan todak

formal, tidak menggurui, mudah dicerna dan tidak menuntut penonton untuk

banyak berfikir.

3) Melalui sinetron dakwah, nilai-nilai yang disanpaikan dapat divariasikan

antara bentuk verbal dan visual melalui visualisasikan pesan yang

disampaikan tersebut memliliki penetrasi sangat kuat terhadap pendapat.

Sikap, dan perilaku individu, asalkan dikemas secara kreatif, baik dan benar.

Dimaksud dikemas dengan baik bila audio visualnya sesuai dengan norma

dan tata nilai yang berlaku, sedangkan benar visulnya direncanakan, diproduksi

dan disajikan sesuai dengan fisik media yang digunakan.

Kelemahan dari sinetron diantaranya:

1. Sinetron tidak memuat ajaran agama secara rinci, ini dikarenakan

waktunya yang teramat singkat. Sehingga pesan-pesan yang disampaikan

hanya bersifat global sehingga tidak memenuhi semua keingintahuan

tentang agama secara lengkap.

2. Intensitas dakwah melalui sinetron tidak seintensitas dakwah melalui

mimbar dalam bentuk ceramah, pengajian-pengajian abama atau lewat

media tulisan.

E. Jenis-Jenis Sinetron

Sebetulnya, tidak ada jenis tertentu yang tampil utuh dalam sinetron

ditelevisi. Hampir semuanya merupakan pencampuran antara dua jenis yang

berbeda. Bahkan tak jarang lebih dari satu.

Page 35: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

35

Ada beberapa jenis yang cukup dominan yang dapat dilihat dalam

sinetron-sinetron Indonesia.

a. Laga klasik

Pihak broadcast dan para pembuat sinetron menyebutkan, bahwa ynag

dimaksud dengan laga klasik adalah untuk sinetron laga dengan setting

jaman kerajaan dahulu (jawa, sunda dan lain-lain), misalnya jaka

tingkir, saur sepuh, dragon ball.

b. Drama rumah tanggaJenis ini berpola kekerasan dan konflik dalam

rumah tangga. Temanya berkisar perebutan warisan, kekerasan

terhadap istri, perselingkuhan, percintaan yang dramatis dan lain

sebagainya.

c. Komedi

Komedi merupakan salah satu jenis sinetron yang paling digemari

oleh penonton. Komedi menyajikan cerita lucu. Semua konflik

diarahkan untuk menimbulkan kesan lucu.

d. Religious

Sinetron jenis ini berorentasi pada tema-tema keagamaan dan tidak

melulu berpijak pada agama mayoritas saja. Konflik-konflik dalam

plot banyak disisipi pemikiran-pemikiran keagamaan demikian pula

dengan tokoh-tokohnya.

e. Drama remaja

Pada saat ini drama remaja adalah jenis sinetron yang sedang nge-trend

di televisi Indonesia. Di dominasi tokoh-tokoh remaja dengan segala

Page 36: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

36

persoalannya mulai dari percintaan, persahabatan, konflik disekolah,

dan lainnya

f. Horor

Jenis ini menampilkan cerita dan pengadegan dengan tujuan

menimbulkan rasa takut melalui hal-hal yang menyeramkan, misalnya

sinetron disini ada setan.

F. Unsur-unsur Sinetron

Adapun unsur-unsur sinetron itu sendiri adalah:

a. Produser: orang yang bertanggung jawab atas dalam pembuatan

sinetron baik bersifat hidup atau rekaman video. Ia juga bertanggung

jawab atas pembiayaan produksi sebuah sinetron.

b. Sutradara: orang yang memimpin pertunjukan atau pementasan

dibidang artistik (jika dilihat dari persoalan manajemen seseorang

pemimpin produksi atau production managerlah yang melaksanakan

fungsi ini). Ia merencanakan, memutuskan, mengarahkan,

mewujudkan dan bertanggung jawab secara artistik dari sinetron yang

telah dibuat.

c. Naskah atau script: ide atau gagasan suatu cerita. Naskah memuat

penjelasan serta pengembangan sebuah atau ide atau konsep yang

secara operasional dapat dibuat visualnya. Oleh karena itu penulis

naskah dituntut untuk dapat berimajinasi secara kreatif, dengan

didukung oleh fakta berupa visual yang operasional, artinya dapat

dijabarkan dalam bahasa gambar yang jelas.

Page 37: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

37

d. Artis/aktor: orang yang memainkan peran dalam cerita tersebut.

Mereka memainkan peran sesuai dengan naskah yang telah dibuat.

e. Engineering: orang yang harus menyiapkan segala hal yang berkaitan

dengan alat-alat produksi seperti kamera, mike, dan listrik.

f. Make up/tata rias: hal ini juga harus diperhatikan untuk memake up

para pemain sesuai dengan karakter yang harus dimainkannya.

G. Dakwah

Melihat dari penayangan sinetron Munajah Cinta menimbulkan suatu

kesan terhadap pemasukan unsur berdakwah, seperti yang disampaikan oleh

Rasulullah saw, bahwa berdakwah dapat melalui metode apapun asal tidak

menyalahi ajaran Islam.

Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu

da’wah, merupakan bentuk mashdar dari kata kerja da’a (madli), yad’u

(mudlari’), berarti seruan, ajakan, atau panggilan26

. Seruan dan panggilan ini

dapat dilakukan dengan suara, kata-kata, atau perbuatan27

. Kata dakwah juga

berarti do’a (al-du’a), yakni harapan, permohonan kepada Allah swt atau seruan

(al-nida). Do’a atau seruan pada sesuatu berarti dorongan atau ajakan untuk

mencapai sesuatu itu (al-du’a ila al-syai’ al-hatsts ‘ala qasdihi)28.

26 Ahmad al-Fayumi.. al-Misbah al-Munir. (Beirut: Dar al-Fikr, tanpa tahun). h. 194.

27 Abi al-Husain Ahmad ibn Faris. Mu’jam Maqayis al-Lughah. (Beirut: Dar al-Fikr,

1979). h. 279

28 Ahmad al-Fayumi. Op. cit. h. 194. Lihat pula Ibn Mandzur. Lisan al-‘Arab. (Beirut:

Dar al-Fikr, 1990). cet. ke-1, juz XIV, h. 257. Abu al-Qasim al-Raghib al-Ashfahani. al-Mufradat

fi Gharib al-Qur’an. (Beirut. Dar al-Ma’rifat, tanpa tahun). h. 170.

Page 38: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

38

Dalam Al-Qur-an, berdasarkan penelitian Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Baqi,

kata dakwah dalam berbagai bentuk dan turunannya terulang sebanyak 299 kali.

Dalam bentuk mashdar (da’wah) disebut 6 kali, dalam bentuk amr (ud’u) 34 kali,

dan dalam bentuk fa’il (da’iyan dan al-da-‘i) dilang sebanyak 7 kali29. Sebagai

seruan atau ajakan, kata dakwah dipergunakan baik untuk ajakan ke jalan yang

benar (hudan) atau jalan yang sesat (dlalal)30.

Selanjutnya dakwah yang dimaksud oleh Sayyid Quthub adalah dakwah

sebagai ajakan ke jalan Allah bukan ke jalan da’i atau kaumnya. Tiada bagi da’i

dari dakwah yang dilakukan, kecuali menjalankan tugas dan kewajibannya kepada

Allah swt31

.

Seperti yang tercermin dari surat al-Anfal: 24, sebagai berikut:

Artinya: “Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul

apabila Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada

kamu”.

Selanjutnya menurut Quthub ayat diatas menjelaskan mengenai seruan,

ajakan terhadap lima hal pokok yang mengantar manusia memperoleh

kehidupannya yang sempurna32

.

Pertama, seruan kepada aqidah tauhid yang akan membebaskan manusia

dari penyembahan kepada selain Allah, Kedua, seruan kepada hukum-hukum

29 Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Baqi. (). Mu’jam Mufahras li Alfadz al-Qur’an. (Beirut: Dar

al-Fikr, 1987). h. 257-260.

30 Ibn Mandzur. op. cit. h. 259.

31 Sayyid Quthub. Fi Zhilal al-Qur’an. (Beirut: Dar al-Syuruq, 1982). Jilid IV. h. 2301-

2302.

32 Ibid., Fi Zhilal, ,jilid III. h. 1493.

Page 39: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

39

Allah dalam arti seruan untuk membangun dan mengatur kehidupan dengan

undang-undang Allah, Ketiga, seruan kepada sistem hidup atau konsep mengenai

kehidupan yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan, yang tidak lain adalah sistem

Islam itu sendiri, Keempat, seruan kepada kemajuan dan kemuliaan hidup dengan

aqidah dan sitem Islam untuk kemudian membebaskan manusia dari perbudakan

dan penyembahan terhadap sesama manusia, Kelima, seruan kepada perjuangan

dan jihad Islam untuk dapat mewujudkan dan mengokohkan sistem Allah di muka

bumi33

.

Dapat diambil kesimpulan bahwa pemikiran dakwah yang disampaikan

oleh Sayyid Quthub bukanlah dakwah yang hanya identik dengan ceramah atau

tabligh saja, namun secara pengaplikasiannya dakwah adalah usaha orang

beriman mewujudkan sistem (ajaran) Islam dalam realitas kehidupan, baik dalam

tataran individu, keluarga, masyarakat, dan umat.

Selanjutnya pembahsan mengenai media dakwah, media dakwah adalah

suatu pemilihan sarana berdakwah yang tepat sehingga materi dakwah dapat

diterima oleh objek dakwah. Dalam hal ini seorang da’i atau mubaligh harus

mempunyai ketrampilan memilih cara yang tepat melalui penggunaan berbagai

media yang dinilai menghasilkan dakwah yang tidak sia-sia (efektif dan efisien).

Diantara macam-macam media dakwah adalah sebagai berikut:

1. Da’wah bil lisan, dakwah yang dilakukan melalui lisan, seperti ceramah dan

tabligh akbar.

33

Ibid.

Page 40: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

40

2. Da’wah bil kitab, dakwah yang dilakukan dengan kegiatan tulis-menulis,

seperti melalui artikel, majalah, buku, majalah, bulletin, dan sebagainya.

3. Dakwah menggunakan alat-alat elektronik, memanfaatkan media massa

elektronik, dalam hal ini melalui radio, televisi, internet, dan sebagainya.

4. Da’wah bil hal, dakwah yang dilakukan melalui berbagai kegiatan yang

langsung menyentuh kepada jama’ah, seperti majelis ta’lim, kegiatan bakti

sosial, memperingati hari besar Islam, dan sebagainya.

H. Pengertian Media Dakwah

Dalam komunikasi, pengertian media adalah sarana yang dipergunakan

oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada

komunikan, apabila si komunikan jauh tempatnya, banyak jumlahnya, atai kedua-

duanya.34

Demikian juga dengan dakwah yang juga merupakan bagian dari aktivitas

komunikasi, jelas-jelas sangat meembutuhkan media yang dapat menunjang

proses kegiatan dakwa islamiyah, sehingga tujuan dakwah untuk mencapai

masyarakat yang islami dapat terwujud.

Sedangkan pengertian dari media dakwah itu sendiri adalah alat objektif

menjadi saluran untuk menghubungkan ide dengan umat, dan juga membutuhkan

suatu elemen yang vital dan itu merupakan urat nadi dalam kesempurnaan

dakwah.35

34

Onong Uchjana Efendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung: PT. Alumni, 1986),

h. 199-200 35

Hamzah Ya’kub, Publistik Islam, Tehnik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV.

Diponegoro, 1992), Cet, ke-4, 46

Page 41: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

41

Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan

materi dakwah, pada zaman modern umpamanya televisi, radio, video, kaset,

rekaman, majalah dan surat kabar. Dalam semua aktivitas dakwah merupakan

bagian yang tidak bisa terlepaskan keberadaannya, bahkan menurut ahli media

bahwa manusia mengkosumsi berita dalam sehari-harinya, tumbuh dan berfikir

dengan berita hari hiburan.36

Dengan demikian, media dakwah adalah segala sesuatu yang dipergunakan

sebagai alat bantu dakwah untuk mencapai tujuan dakwah yang telah dtentukan.37

Media dakwah bukan saja berperan sebagai alat bantu dakwah, namun bila

ditinjau dakwah sebagai suatu sistem, yang masa sistem ini terdiri dari beebrapa

komponen yang antara komponen yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan

untuk mencapai tujuan dakwah dan media dakwah. Apalagi dalam penentuan

strategi dakwah yang memiliki efektifitas dan efisiensi, peran media dakwah

menjadi tampak jelas. Dan medua dakwah adalah satu komponen agar tercapainya

dakwah tersebut.

Sebagai suatu elemen vital, tentu saja media dakwah hrus benar-benar

dapat berperan dalam usaha kesuksesan dakwah, dan sudah seyogyanya apabila

media dakwah dapat disesuaikan dengan kondisi mad’u yang dalam hal ini

apabila media dakwah dapat disesuaikan dengan kondisi mad’u yang dalam hal

ini masyarakat yang sudah mengalami peradaban yang tinggi. Media dkwah yang

36

Muna Haddad yakan, Hati-hati Terhadap Media Yang Merusak Anak, (Jakarta: Gema

Insani Press, 1998), Cet, Ke-8, h. 12 37

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), cet.

Ke-1, h. 163

Page 42: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

42

dapat digunakan oleh para da’i itu bermacam-macam, yaitu bisa melalui lisan,

tulisan, lukisan, dan juga audio visual.

I. Televisi Sebagai Media Dakwah

Perkembangan dunia sangatlah pesat, dikarenakan berkembangnya sains

dan teknologi yang semakin lama semakin canggih. Begitu juga dakwah, yang

pada saat ini didukung juga dengan media. Media inimemudahkan peran juru

dakwah untuk mensyiarkan ajaran agama Islam. Dakwah telah berlangsung

melalui masanya yang amat penjang dan beragam. Sejak Nabi Muhammad SAW

sampai pada masa dimana peradaban manusia telah sampai pada masa dimana

peradaban manusia telah sampai pada tingkatnya yang lebih tinggi, seperti zaman

sekarang ini yang semuanya serba canggih. Salah satu pemanfaatan teknologi

yang sampai sekarang masih berkembang yaitu media televisi.

Televisi sebagai media dakwah adalah suatu penerapan dan manfaat hasil

teknologi modern, yang mana dengan pemanfaat hasil teknologi itu diharapkan

seluruh aktivitas dakwah dapat mencapai sasaran yang lebih optimal.38

Berdakwah melalui televisi ini sangat banyak memperoleh keehebatan

dibanding dengan media-media dakwah lainnya, sebagaian kehebatannya antara

lain televisi dapat dilihat dan didengar oleh seluruh penjuru tanah air bahkan luar

negeri, sedangkan mubalighnya atau sang da’i hanya pada pusat pemberitaan (

distudio) saja.

Kegiatan dakwah pada dasarnya tidak berbeda dengan kegiatan

komunikasi secara umum, dalam berkomunikasi secara umum, dalam

38 Ibid, h. 177

Page 43: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

43

berkomunikasi kecanggihan media, disamping komponen lain, komunikator, isi

pesan, komunikan dan feed back, merupakan salah satu faktor suksesnya suatu

aktivitas komunikasi.

Media televisi merupakan salah satu saluran yang bisa digunakan untuk

memperluas jangkauan dakwah Islamiyah. Karena itu penguasaan IPTEK akan

sangat penting termasuk infrastrukturnya. Mengingat dakwah merupakan

kekuatan moral yang mampu menggerakan. Mengingat dakwah merupakan

kekuatan moral yang mampu menggerakkan perubahan sosial serta menawarkan

satu alternatif dalam membangun dinamika masyarakat dan masa depan umat,

dengan menempuh cara-caranya dan strategi yang lentur, kreatif dan bijak.

Hadirnya televisi swasta di Indonesia merupakan suatu imbas teknologi

informasi yang tidak bisa dibendung lagi, perkembangan media televisi sebagai

sarana infromasi di Indonesia tidak terlepas dari jalannya pembangunan nasional

dibeberapa bidang, kehadiran televisi-televisi tersebut secara tidak langsung

menjadikan alternatif tontonan lebih luas bagi pemirsa di rumah dan bagi

pengelola stasiun televisi menjadi suatu kewajiban untuk menampilkan paket-

paket acara yang menarik.

Menurut penulis, televisi sebagai media dakwah sudah jelas, karena dalam

program atau tayangan atau pesan-pesan dakwah, mislanya dalam bentuk acara

keagamaan ataupun sinetron-sinetron. Jadi jelaslah bahwa media televisi

merupakan media dakwah dan ladang yang subur bagi pengembangan dakwah

Islam, mencerdaskan umat dan memenuhi kebutuhan umat.

Page 44: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

44

J. Pengertian dan Tujuan Dakwah

Secara etimologi kata dakwah berarti dakwah yang berasal dari B. Arab

yakni da’aa, yad’u, du’aa. Yang berarti seruan, ajakan, panggilan.39 Adapun

pengertian dakwah secara terminologis, terdapat beberapa pendapat diantaranya:

Pengertian dakwah secara umum ialah suatu ilmu pengetahuan yang berisi

metode ajaran-ajaran bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk

menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideology, pendapat, pekerjaan

tertentu.

Pengertian dakwah secara khusus ialah mengajak manusia dengan cara

bijaksana pada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk

kemasalahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.40

Menurut Muzayyin Ariffin “dakwah adalah suatu kegiatan apakah baik

dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagiannya dilakukan secara sadar

dan berencana dalam rangka mempengaruhi orang lain baik secara individual

maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran dan

sikap penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai pesan yang

disampaikan kepadanya dengan tanpa unsur paksaan.41

Drs. H. Arifin med. Mengatakan bahwa dakwah adalah sebagai kegiatan ajakan

dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya. Yang dilakukan secara sadar

dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun

39

Drs. H. toto Tasmura, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pertama, 1997), Cet.

Ke-1, h. 31. 40

Thoha Yahya Oemar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992), Cet ke-5, h. 13 – 14 41

Muzayyin Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara,

1991).

Page 45: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

45

secara kelompok supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran sikap,

penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama tanpa adanya unsur paksaan.42

J. Majelis Ta’lim

Istilah ini berasal dari Bahasa Arab yait yang berarti tempat duduk,

sedangkan artinya mengajar dan kalau dilihat dari sudut asal katanya, maka

majelis ta’lim dapat diartikan sebagi suatu wadah atau tempat berlangsungnya

kegiatan belajar mengajar yang di dalamnya terdapat jama’ah (orang yang

belajar), ustadz/ ustadzah (orang yang mengajar materi pelajaran yang

diajarkan)43

.Sedangkan koordinasi dakwah Islam memberikan definisi majelis

ta’lim secara lughawiyah yaitu tempat untuk melaksanakan pengajian atau

pengajaran agama Islam44.

Selanjutnya menurut Dra. Hj. Tuti Alawiyah A.S. majelis adalah

pertemuan atau perkumpulan orang banyak, sedangkan ta’lim berarti pangajaran

atau pengajian agama Islam45

.

Musyawarah Majelis Ta’lim se-DKI yang berlangsung pada tanggal 9

oktober 1980 memberikan batasan masalah sebagai berikut: “lembaga pendidikan

Islam non-formal yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakansecara

berkala dan teratur dan diikuti oleh jama’ah yang relatif banyak dan bertujuan

42

Arifin Med, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997),h. 17 43

Depag RI. Ensiklopedia Islam. (Jakarta: Depag RI, 1987). Jilid II, h. 56.

44 Koordinasi Dakwah Islam. Pedoman Majelis Ta’lim. (Jakarta: KODI. 1990) cet. ke-2,

h.1.

45 Tuti Alawiyah AS. Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Ta’lim. (Bandung: Mizan,

1997) h.5.

Page 46: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

46

untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antar

manusia dengan Allah”.

Adapun tujuan majelis ta’lim menurut Dra. Hj. Tuti Alawiyah A.S. adalah

sebagai berikut:

1. Tempat belajar, untuk menambah ilmu dan keyakinan agama yang akan

mendorong pengamatan agama.

2. Tempat kontak sosial, untuk bersilaturahmi agar dapat menciptakan persatuan

dan kesatuan umat Islam.

3. Mewujudkan minat sosial, untuk meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan

rukun tetangga (RT) dan lingkungan jama’ahnya.

- Tujuan umum: meningkatkan kualitas pemahaman dan amalan keagamaan

pada setiap pribadi muslim Indonesia yang mengacu pada keseimbangan

antara iman dan taqwa.

- Tujuan khusus: meningkatkan kemampuan dan peranan majelis ta’lim.

Sedangkan fungsi majelis ta’lim sebagai suatu organisasi menurut Dra. Hj.

Tuti Alawiyah A.S. adalah sebagai berikut:

1. Pengurus majelis ta’lim dapat menarik pelajaran dari pendapat dan

pengalaman sesama pengurus majelis ta’lim untuk memperbaiki dan

meningkatkan cara pengelolaan organisasi majelis ta’lim yang dikelolanya.

2. Guru majelis ta’lim dapat menarik pelajaran tentang metode penyampaian dan

sistematika penguraian materi dakwah sehingga pidatonya lebih berbobot,

terarah temanya dan sesuai dengan suasana dan kebutuhan jama’ah dalam

mengatasi masalah yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat.

Page 47: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

47

BAB III

GAMBARAN UMUM SINETRON DAN MAJELIS TA’LIM

1. Gambaran Umum Sinetron Munajah Cinta

A. Sekilas tentang Sinetron Munajah Cinta

Attar (Baim Wong) adalah seorang pemuda kaya, tampan, dan cenderung

playboy. Ia adalah anak pejabat yang sibuk berkampanye mencalonkan sebagai

Gubenur. Meski begitu, sebenarnya ia adalah pemuda yang baik. Attar jatuh cinta

kepada teman masa kecilnya. Khumaira (Rianti Cartwright). Karena ingin

mendapat khumaira, attar mendalami agama di sebuah desa dengan bimbingan

Kyai Sidik (Moctar Sum), paman khumaira.

Saat mencari desa tempat tinggal Kyai Sidik, atta bertemu dengan

Maemunah (Zaskia A. Mecca) seorang gadis desa yang menolongnya

menemukan alamat Kyai Sidik. Sejak itu, keduanya pun semakin akrab.

Waktu pun berlalu. Attar mulai berubah menjadi seorang pemuda yang

shaleh dan bijaksana. Tutur kata dan sikapnya pun menjadi lebih sopan. Hal ini

membuat Khumaira kagum dan menyanyangi Attar ia tidak tahu, bahwa cinta

Attar hanyalah milik seorang wanita, Khumaira.

Maemunah sebenarnya telah dijodohkan ayahnya. Kasan (Pietra J.

Burnama) dengan seorang rentenir, Bakrie (Adipura). Kasan terpaksa

menjodohkan anaknya karena ia terlilit hutang banyak dan tidak mampu

membayarnya. Di saat akan dilaksanakan Ijab Qabul. Maemunah kabur, Mae lari

ke Musholla tempat Kyai Sidik dan Attar tinggal. Ia meminta Attar untuk

36

Page 48: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

48

menyelamatkannya. Atas dasar bantuan Kyai Sidik, Maemunah diantarkan

kembali ke ayahnya, dan pernikahan Maemunah pun ditunda.

Hari-hari berlalu . Kasan selalu disiksa oleh Bakrie agar mau memaksa

Maemunah untuk mau menikah dengan ikhlas. Tetapi Kasan tidak mau

mengorbankan anaknya lagi. Ia meminta Maemunah untuk pergi jauh. Karena

tidak tahu harus kemana. Maemunah kembali menemukan Attar. dengan nekat

menyusul Attar ke Jakarta.

Berada di sisi Khumaira dan mendampingnya melalui masa-masa sulit,

karena tak lama kemudian ibunda Khumaira meninggal dunia.

Lalu Maemunah berhasil menemukan alamat Attar di Jakarta, Ia

mendapatkannya dari surat yang di temukan di mushollah. Tapi. Sesampainya di

sana, Ia tidak mendapati Attar disana dan Maemunah pun semakin sedih ketika

mendengar alasan ketidakadaan Attar di rumah itu karena ia sedang melayat ke

rumah calon mertuanya.

Melihat kehadiran Maemunah di rumah Attar orangtua Attar tidak

nyaman. Mereka meminta Attar untuk segera mencari tempat tinggal bagi gadis

desa itu. Karena keberadaan Maemunah di rumah mereka akan menimbulkan

fitnah dan itu tidak baik bagi karir Sanjaya (Dwi Yan), ayah Attar.

Atas musywarah dengan Khumairah dan Kyai Sidik, Maemunah pun

tinggal di rumah Khumairah. Selain karena Maemunah tidak mungkin di

pulangkan ke desa keberadaanya juga dibutuhkan untuk menemaninya Khumairah

yang tinggal sendiri karena baru saja kehilangan ibunya

Page 49: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

49

Tetapi masalah tidak berhenti sampai di sana. Maemunah yang menjalani

hari-harinya di rumah Khumairah pun tanpa sadar menjadi ’Khumaira wanna be”.

Maemunah ingin menjadi sesempurna Khumaerah, agar Attar tidak

melupakannya. Hal ini sangat membuat Attar terganggu, Ia menganggap

Maemunah telah memanfaatkan Khumaera. Tetapi ia juga tidak tega terhadap

Maemunah karena sudah Ia anggap sebagai adiknya sendiri.

Apakah yang akan terjadi kemudian. Akankah Attar mendapatkan Cinta

Khunaira? Lalu, bagaimana dengan Maemunah? Selengkapnya di Sinetron

Munajah Cinta.46

B. Visi dan Misi Sinetron Munajah Cinta

Promosi awal sinetron Munajah Cinta yang begitu menarik apalagi

memanfaatkan demam Ayat-Ayat Cinta (AAC), harusnya dimanfaatkan betul-

betul oleh Sutradara dan penulis cerita untuk membuat cerita yang betul-betul

membumi. Apalagi memuat misi Islam, maka tentu harus dikerjakan dengan baik

dan tuma’ninah. Bagi penonton yang suka menyaksikan sinetron televisi, sayang

jika tidak menyaksukan sinetron Munajah Cinta ini. Namun bagi penonton kritis

sinetron dan film Indonesia, maka kita tunggu dua atau tiga episode lagi.

Sebagaimana telah disinggung mengenai jalan cerita sinetron munajah

cinta yang berisikan pesan dakeah yang terkandung mengenai tema poligami

tersebut, adalah merupakan salah satu metode komunikasi yang dirasa positif.

Saya sebagai penulis melihat fenomena terhadap media khususnya televisi sebagai

alat penyampaian dalam komunikasi massa sekaligus dakwah.

46 www. munajah cinta. com

Page 50: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

50

2. Gambaran Umum Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin

A. Sekilas tentang Majelis Ta’lim Al-Muhajirin

Majelis Ta’lim Al-Muhajirin didirikan pada tahun 1998, yang mendrikan

KH. Muhamad hadi. Beliau memberikan Majelis Ta’lim Al-Muhajirin kepada

masyarakat setempat, untuk membangun pengajian dan mengadakan pengajian

setiap hari seperti Fiqih, Al-Qur’an dan lain-lain. Karena beliau membangn

majelis Ta’lm Al-Muhajirin itu Wakaf dari KH. Hadi untuk membangun sebuah

Majelis Ta’lim Al-Muhajirin yang sekarang ini sudah berdiri.

Dari jumlah keseluruhan jamaah kaum ibu-ibu di Majelis Ta’lim Al-

Muhajirin kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang,

Serpong-Tangerang yang berjumlah 60 jamaah

1. Tiap hari Senin dan Rabu pengajian Al-Muhajirin bisa mencapai 50 orang

2. Sedangkan selain hari itu jamaah Al-Muhajiirin bisa mebcapai 15-20

orang.

Berdirinya Majelis Ta’lim Al-Muhajirin sebagai lembaga non-formal yang

berpran serta dalam agama Islam sangat cocok digunakan di kalangan masyarakat,

khususnya di kalangan kaun ibu rumah tangga, Majelis Ta’lim merupakan

organisasi pendidikan non-formal yang memberikan pengarahan khusus

keagamaan.

Kesibukan yang dialami para ibu rumah tangga ditambah lagi dengan latar

belakang pendidikan yang minim dan juga rasa malu yang dimiliki membuat para

kaum ibu rumah tangga enggan untuk memahami agama Islam secara mendalam,

sehingga anak-anak yang dimilikinya pun menjadi malas mengikuti jejak orang

tuanya, khususnya ibu-ibu rumah mereka.

Page 51: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

51

Majelis Talim Al-Muhajirin mempunyai peranan besar dalam

meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman bagi semua lapisan

masyarakat, termasuk di dalamnya para ibu rumah tangga, dengan Majelis Ta’lim

proses dakwah akan terasa lebih mudah dan memberi warna dan melaksanakan

kegiatan dakwah. Karena pada umumnya Majelis Ta’lim adalah lembaga swadaya

murni, Ia dilahirkan, dikelola, dipelihara, dikembangkan, dan didukung oleh

masyarakat itu sendiri.

Adapun stuktur organisasi dan nama anggota dalam Majelis Ta’lim Al-

Muhajirin adalah:

Ketua Pengurus : Drs. H. M Imran, S.ag

Ketua : KH. Muhammad Hadi

Wakil Ketua : Hj. Pipin Suhaetini

Sekretaris : Hj. Maemunah, S.Ag

Bendahara : Dra. Hj. Siti Aminah

B. Program Kegiatan Majelis Ta’lim Al-Muhajirin

Dalam melakukan keagamaan Majelis Ta-lim Al-Muhajirin melakukan

kegiatan pengajian setiap harinya, pengajian anak-anak dan kaum ibu-ibu, adapun

waktu dalam mengadakan pengajian anak-anak dari jam 16.00-17.00 dan

diteruskan debgab pengajian Ibu-ibu dari jam 17.00-20.00.

Dalam menyelenggarakan tiap bulannya Majelis Ta’lim Al-Muhajirin

mengadakan:

- Acara Isra Miraj di bulan Rajab

- Maulid Nabi Muhammad Saw

- Kegiatan Santunan Anak Yatim dan Lain-lain sebagainya.

Page 52: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

52

BAB IV

ANALISIS DATA RESPONDEN

A. Karakteristik Responden

Setelah melakukan penelitian selama 3 (tiga) bulan di daerah Serpong

tepatnya terletak di Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong, Kabupaten

Tangerang, ditemukan beberapa hal yang menjadi temuan lapangan.

Responden pada penelitian ini adalah Ibu-ibu Majelis Ta’lim Al-Muhajirin

Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang. Untuk

mengetahui sejauh mana respon remaja tersebut terhadap Sinetron ”Munajah

Cinta”. Maka, pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebanyak 30 orang

yang menonton Sinetron ”Munajah Cinta”.

Dari 30 kuisioner yang terkumpul valid, peneliti mendapatkan data

mengenai identitas responden dan selanjutnya peneliti klasifikasikan menjadi

empat bagian, yaitu: identitas responden berdasarkan jumlah, usia, pekerjaan dan

pendidikan. Selanjutnya akan dijelaskan dalam bentuk Tabel serta uraian dari

masing-masing Tabel.

Adapun frekuensi jumlah responden berdasarkan umur. dapat dilihat pada Tabel 1

Jumlah responden berdasarkan jenis usia responden dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis Usia Responden

Jenis Usia (Thn) Responden F.Relatif (%)

25-30 5 16,7

31-35 15 50

36-40 10 33.3

Jumlah 30 100

41

Page 53: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

53

Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis usia (Tabel 1), dilihat

bahwa usia responden yang terbanyak menonton sinetron “Munajah Cinta” adalah

usia 31-35 sebanyak 15 responden dengan persentase 16,7%, sedangkan usia 36-

40 terdiri dari 10 responden dengana persetase 33,3 %, dan usia 25-30 terdiri dari

5 responden dengan persentase 16,7%.

Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan jenis pendidikan dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis Pendidikan Responden

Jenis Pendidikan Responden Frek.Relatif (%)

SD/MI 10 33,3

SMP/MTs 9 13

SMA/MA 11 36,7

Jumlah 30 100

Dari data Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa responden dengan jenjang

pendidikan SMA/MA-lah yang dominan menonton sinetron “Munajah Cinta”.

B. Respon Jamaah Terhadap Sinetron “Munajah Cinta”

Adapun faktor yang berpengaruh terhadap penilaian atau respon remaja

terhadap Sinetron “Munajah Cinta” adalah tergantung dari bagaimana pemahaman

Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin itu sendiri dalam menyikapinya.

1. Respon ibu-ibu terhadap sinetron

Judul merupakan hal terpenting untuk menjadikan sebuah sinetron itu

dikatakan menarik atau tidak. Judul ibarat wajah. Dari judul para penonton bisa

menilai bagus atau tidak sinetron tersebut dan nantinya dapat menilai sesuai atau

tidak antara sinetron dengan judul itu. Apakah dari judul sinetron tersebut

menggambarkan kenyataan dalam kehidupan dan pasti nantinya apakah judul

Page 54: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

54

tersebut membuat penasaran sehingga orang ingin tahu bagaimana isi dari judul

sinetron itu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3. Respon Ibu-ibu Terhadap Judul Sinetron (Jdl)

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Judulnya bagus 267 1

2. Judulnya sesuai dengan sinetronnya 262 3

3. Judul sinetronnya menggambarkan faktualitas

215 4

4. Dari judulnya membuat penasaran 266 2

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.3), respon jamah majelis ta’lim al-

muhajirin terhadap judul sinetron terlihat bahwa ibu-ibu menilai bagus judul

“Munjah Cinta” pada sinetron tersebut, dan merespon dari judul sinetronnya

membuat penasaran untuk ditonton. Dan judul itu sesuai dengan sinetronnya.

Meski dari judulnya bagus dan membuat penasaran, para jamaah merespon rendah

kalau judul sinetron itu menggambarkan yang sesungguhnya.

2. Respon ibu-ibu Terhadap Alur Cerita

Dari alur cerita, sinetron ini mencoba memberikan gambaran awal dengan

suasana memilukan. Tanpa menceritakan awal sebab teror tersebut muncul. Selain

itu, sinetron ini sudah bisa diketahui endingnya. Namun dengan memberikan

sedikit demi sedikit tabir yang dibuka, maka hal tersebut hanya membuat

penonton untuk memastikan kebenaran apa yang telah diperkirakan dari awal.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 4.

Tabel 4. Respon Ibu-ibu Terhadap Alur Cerita (Alc)

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Alur cerita dalam sinetron “Munajah

Cinta” cukup menarik

251 2

2. Saya mengerti isi cerita dari sinetron ini 252 1

3. Alur ceritanya menceritakan poligami 247 3

4. Alur ceritanya mengajarkan saya tentang

Agama Islam

241 4

Page 55: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

55

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.4), respon ibu-ibu majelis ta;lim al-

muhajirin Serpong terhadap alur cerita dalam sinetron terlihat bahwa ibu-ibu

menilai tinggi dari isi cerita yang berisi tentang pengetahuan agama, alur cerita

dalam sinetron “Munajah Cinta” cukup menarik, dimana alurnya menceritakan

tentang Poligami.

3. Respon Remaja Terhadap Crident title

Crident title adalah orang yang berperan penting dalam pembuatan film

meliputi: Produser, Sutradara, Actor, dll. Peneliti memberikan pertanyaan kepada

responden bagaimana kerja yang dilakukan para karyawan, apakah produser telah

berhasil, penulis naskah hebat dan para aktor dalam film ini terkenal. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 5.

Tabel 5. Respon Jamaah Terhadap Crident title (Crt)

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Dalam sinetron ini, saya merasa kerja

yang dilakukan para crew sudah

maksimal

238 1

2. Produsernya (Ram Punjabi), telah

berhasil dalam membuat sinetron ini

224 3

3. Saad El-Mughni selaku Penulis sekaligus sutradara memang sangat hebat

227 2

4. Pemain dalam sinetron ini cukup terkenal 212 4

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.5), respon ibu-ibu majelis ta’lim

al-muhajirin terhadap Crident title terlihat bahwa ibu-ibu menilai para jamaah

merespon tinggi kalau kerja yang dilakukan para crew sudah maksimal, dan

merespon baik bahwa Penulis sekaligus sutradara film ini memang sangat hebat.

Sang produser telah berhasil dalam pembuatan film, serta para jamaah merespon

rendah terhadap para pemain.

Page 56: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

56

4. Respon Jamaah Terhadap Intriks

Intriks adalah usaha pemeranan untuk mencapai tujuan dalam pembuatan

sebuah sinetron. Dari sini responden menilai bagaimana peran yang dimainkan

Baim Wong, Rianti Cartwright, Zaskia. A. Mecca, Muchtar Sum, apakah mereka

sudah berhasil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 6.

Tabel 6. Respon Remaja Terhadap Intriks Film (Int)

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Saya rasa Baim Wong telah berhasil

berperan sebagai Attar

253 1

2. Rianti Cartwright telah berhasil berperan

sebagai Khumairah

245 3

3. Zaskia. A. Mecca telah berhasil berperan

sebagai Maemunah

223 4

4. Muctar Sum telah berhasil menjadi Kyai 246 2

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.6), respon ibu-ibu terhadap intriks

sinetron terlihat bahwa ibu-ibu menilai bagus peran yang dimainkan Baim Wong

dalam sinetron “Munajah Cinta”, selanjutnya Muctar Sum, Riani Cartwright, dan

terakhir peran yang dimainkan Zaskia. A. Mecca.

5. Respon Jamaah Terhadap Klimaks Sinetron

Klimaks adalah benturan antar kepentingan dalam sinetron. Seperti yang

ditanyakan peneliti kepada responden tentang apakah ending sinetron “Munajah

Cinta” itu cukup mengharukan, terkesan tidaknya para responden setelah

menonton sinetron “Munajah Cinta”, merasa takut untuk di poligami, dan

mendapat manfaat setelah nonton sinetron “Munajah Cinta”. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dalam Tabel 7.

Page 57: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

57

Tabel 7. Respon Jamaah Terhadap Klimaks Sinetron (Klm)

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Ending yang cukup mengharukan 245 3

2. Saya terkesan dengan sinetron ”Munajah

Cinta”

281 1

3. Saya merasa takut untuk di poligami 241 4

4. Saya mendapatkan banyak manfaat setelah

nonton sinetron “Munajah Cinta”

246 2

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.7), respon jamaah terhadap

klimaks sinetron terlihat bahwa jamaah menduduki peringkat satu kalau mereka

terkesan dengan sinetron Munajah Cinta, menilai mendapatkan manfaat setelah

menonton sinetron “Munajah Cinta”, dan merespon bahwa sinetron ini

memberikan ending yang cukup mengharukan bagi penonton. Meski demikian,

para remaja merespon rendah kalau mereka merasa terkesan dengan sinetron

“Munajah Cinta”.

6. Respon Remaja Terhadap Million Setting

Million Setting adalah latar belakang terjadinya peristiwa, masa waktu,

bagian kota, perlengkapan, aksesoris, dan fashion yang disesuaikan. Seperti; tidak

ada trik yang terlihat saat Bidan aborsi mati terbunuh di rumah prakteknya,

Peristiwa yang terjadi seperti sungguhan, Lokasi pembuatan sinetron “Munajah

Cinta” ini sudah tepat, Soundtrack lagunya sangat populer. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dalam Tabel 8.

Tabel 8. Respon Jamaah Terhadap Million Setting (Mil)

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Ketidakpastian Attar menikahi Maemunah 210 4

2. Peristiwa yang terjadi seperti sungguhan 223 3

3. Lokasi pembuatan sinetron “Munajah

Cinta” ini sudah tepat

224 2

4. Soundtrack lagunya sangat populer 278 1

Page 58: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

58

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.8), respon jamaah majelis ta’lim al-

muhajirin serpong terhadap Million Setting yaitu jamaah menduduki peringkat

satu kalau soundtrack lagunya sangat populer, dan lokasi pembuatan sinetron

munajah cinta sudah tepat serta merespon peristiwa yang terjadi seperti

sungguhan serta merespon ketidakpastian kurang ketidakpastian Attar menikahi

Maemunah.

7. Respon Jamaah Terhadap Sinopsis

Sinopsis adalah ringkasan atau gambaran sebuah film atau sinetron. Untuk

menggambarkan maksud dari film atau sinetron yang akan diputar. Diantaranya

seperti, gambaran cerita dalam sinetron sudah jelas, apakah responden mengerti

maksud cerita dari sinetron ini, apakah pengemasan cerita dalam sinetron ini

sangat bagus, dan begitu pula ceritanya apakah nyambung dari awal hingga akhir.

Tabel 9. Respon Jamaah Terhadap Sinopsis (Sin)

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Gambaran cerita dalam sinetron sudah

jelas

250 2

2. Saya mengerti maksud cerita dari sinetron

ini

235 4

3. Pengemasan cerita dalam sinetron ini

sangat bagus

252 1

4. Ceritanya nyambung dari awal hingga

akhir

249 3

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.9), respon jamaah terhadap

sinopsis yaitu remaja menduduki peringkat satu menilai pengemasan cerita dalam

sinetron ini sangat bagus sehingga gambaran dalam sinetron ini sanga jelas. Serta

Page 59: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

59

cerita sinetron “Munajah Cinta” dari awal hingga akhir nyambung dan para

penonton mengerti maksud dari sinetron “Munajah Cinta”

8. Respon Jamaah Terhadap Karakter Pemain

Character adalah karakteristik pelaku-pelakunya. Untuk jelasnya dapat

dilihat dalam Tabel 10.

Tabel 10. Respon Jamaah Terhadap Karakter Pemain (Car)

No. Pernyataan Nilai Ranking

1. Saya menyukai peran yang dimainkan oleh

Baim Wong

248 2

2. Saya menyukai peran yang dimainkan oleh

Rianti Cartwright

244 3

3. Saya menyukai peran yang dimainkan oleh

Zaskia. A. Mecca

227 4

4. Saya menyukai peran yang dimainkan oleh

Mochtar Sum

250 1

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.10), respon jamaah terhadap

karakter pemain yaitu remaja menduduki peringkat satu kalau mereka menyukai

peran yang dimainkan oleh Mochtar Sum, selanjutnya mereka menyukai peran

yang dimainkan oleh Baim Wong, menyukai peran yang dimainkan oleh Rianti

Cartwright, dan terakhir menyukai peran yang dimainkan oleh Zaskia. A. Mecca.

C. Perbandingan Responden terhadap Sinetron “Munajah Cinta”.

Perbandingan respon jamaah terhadap sinetron “Munajah Cinta”

dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap terhadap sinetron

tersebut berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan. Dalam penilaian atau

sikap terhadap sinetron tersebut konsekuensi logisnya setelah jamaah menonton

sinetron tersebut adanya perubahan sikap atau bertambahnya pengetahuan. Untuk

Page 60: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

60

mengetahui lebih jauh apakah terdapat perbedaan sikap antar jamaah, maka dapat

dianalisis dengan melihat Tabel 11 :

Tabel 11. Perbandingan Respon Jamaah Majelis Ta’lim al-Muhajirin

Terhadap Sinetron Munajah Cinta di RCTI

No. Pernyataan Min Max Mean SD Ranking

1. Judul film 215 267 252.50 25.09316 2

2. Alur cerita 241 252 247.75 4.99166 3

3 Crident title 212 238 225.25 10.68878 8

4. Intriks 223 253 241.75 12.99679 6

5. Klimaks 241 281 253.25 18.62570 1

6. Million setting 210 278 233.75 30.1814 7

7. Sinopsis 235 252 246.50 7.767453 4

8. Character 227 250 242.25 10.46821 5

Berdasarkan ranking penilaian (Tabel.11), respon jamaah majelis ta’lim

Al-Muhajirin Serpong terhadap sinetron “Munajah Cinta” yaitu Klimaks

menduduki peringkat pertama, lalu diikuti peringkat duanya yaitu Judul Film,

peringkat tiganya alur cerita, kemudian peringkat empatnya sinopsis, peringkat

lima karakter, peringkat enam intriks, peringkat tujuh million setting, dan

peringkat terakhir crident tittle.

D. Respon Responden terhadap Sinetron “Munajah Cinta”

Penilaian sikap responden terhadap sinetron “Munajah Cinta” ini meliputi

title (judul film), plot (alur cerita), crident title, intriks (usaha pemeran film untuk

mencapai tujuan), klimaks (benturan antar kepentingan), million setting (latar

belakang terjadinya peristiwa, waktu, bagian kota, perlengkapan yang

disesuaikan), sinopsis (ringkasan), dan character.

Page 61: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

61

Tabel 12 Perbandingan Rata-rata Respon Kognitif, Afektif, Konatif

No Respon Rata-rata (Mean) Ranking

1. Kognitif 242 1

2. Afektif 239.5 2

3. Konatif 232.25 3

Respon kognitif adalah yang berhubungan dengan pikiran atau penalaran,

sehingga yang semula tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas.

Disini menempati peringkat pertama.

Respon afektif adalah berkaitan dengan perasaan yang bergejolak didalam

hati, sehingga akibat dari menonton sinetron orang bisa merasakan sedih, terharu

setelah menonton sinetron “Munajah Cinta”. Disini menempati peringkat kedua.

Respon konatif adalah bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang

cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan, yang semua itu tidak langsung

akan timbul melainkan didahului oleh respon kognitif dan respon afektif

menempati peringkat ketiga.

Page 62: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang respon jamaah majelis

ta’lim Al-Mhajirin terhadap sinetron “Munajah Cinta”, sebagaimana telah

diuraikan dalam bab terdahulu maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Unsur-unsur sinetron yang menjadi respon dari jamaah terhadap sinetron

“Munajah Cinta” adalah title (judul), plot (alur cerita), crident title,

intriks (usaha pemeran untuk mencapai tujuan), klimaks (benturan antar

kepentingan), million setting (latar belakang terjadinya peristiwa, waktu,

bagian kota, perlengkapan yang disesuaikan), sinopsis (ringkasan) dan

character.

Hasil perhitungan perbandingan respon jamaah majelis ta’lim Al-

Muhajirin terhadap sinetron Munajah Cinta”. Klimaks menduduki

peringkat pertama, lalu diikuti peringkat duanya yaitu judul film,

peringkat tiganya alur cerita, kemudian peringkat empatnya sinopsis,

peringkat lima karakter, peringkat enam intriks, peringkat tujuh suspen,

peringkat delapan million setting, peringkat sembilan tema film,

peringkat sepuluh crident title, dan peringkat terakhir adalah trailer.

2. Perbandingan Rata-rata Respon Kognitif, Afektif, Konatif dari jamaah

majelis Talim Al-Muhajirin Terhadap Sinetron Munajah Cinta di RCTI.

Peringkat pertama remaja memberikan respon kognitif, peringkat kedua

jamaah memberikan respon afektif dan terakhir jamaah memberikan

51

Page 63: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

63

respon konatif. Hal ini diduga bahwa jamaah yang tadinya jamaah belom

mengerti apa iti poligami menjadi tahu pengertian dari npoligami dan

kewajiban seorang isteri terhadap suaminya.

B. Saran

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data dapat disarankan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Di harapkan kepada produser untuk bisa menyajikan sebuah

tayangan sinetron yang lebih ke arah Islami untuk dapat menambah

wawasan atau pengetahuan tentang agama.

2. Di harapkan kepada segenap jamaah yang mengikuti kegiatan

pengajian agar tidak memakai perhiasan yang mencolok karena akan

menimbulkan kecembrungan sosial.

Page 64: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

64

DAFTAR PUSTAKA

Abd al-Baqi Muhammad Fu’ad ‘. Mu’jam Mufahras li Alfadz al-Qur’an. (Beirut: Dar al-Fikr, 1987). h. 257-260.

Ahmad ibn Faris Abi al-Husain. Mu’jam Maqayis al-Lughah. (Beirut: Dar al-Fikr,

1979). Al-Fayumi Ahmad. Op. cit. h. 194. Lihat pula Ibn Mandzur. Lisan al-‘Arab.

(Beirut: Dar al-Fikr, 1990). cet. ke-1, juz XIV, h. 257. Abu al-Qasim al-Raghib al-Ashfahani. al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an. (Beirut. Dar al-Ma’rifat, tanpa tahun)

Al-Fayumi Ahmad.. al-Misbah al-Munir. (Beirut: Dar al-Fikr, tanpa tahun) Arifin Muzayyin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1991). Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:

Rineka Cipta, 2002), edisi revisi v D. Dagun Save, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. (Jakarta: Lembaga Pengkajian

& Kebudayaan, 1997) Ahmad Abu i. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 1992),

Dagun Save D., Kamus besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta” Lembaga Pengkajian

dan Kebudayaan Nusantara, 1997), Cet. Ke-1 Dekdipbud, Kamus Besar Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1996. Depag RI. Ensiklopedia Islam. (Jakarta: Depag RI, 1987). Jilid II Djoernasih S Soenarjo, Himpunan Istilah Komunikasi. (Yogyakarta: Liberty,

1993), Efendy Onong Uchjana, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung: PT. Alumni, 1986)

Efendy Onong Uchjana i, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung:PT.

Remaja Rosdakarya, 2003) Koordinasi Dakwah Islam. Pedoman Majelis Ta’lim. (Jakarta: KODI. 1990) cet.

ke-2, Kuswandi Wawan, Komunikasi Massa: sebuah Analisa Media Massa (Jakarta:

Rieneka Cipta. 1996) Med Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997) Nawawi Hadari, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University

Press Quthub. Sayyid Fi Zhilal al-Qur’an. (Beirut: Dar al-Syuruq, 1982). Jilid IV. Rahmat Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, (Bandung Remaja Rosdakarya, 1999).

Rahmat Jalaludin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Renaja Rosdakarya, 1999)

Page 65: RESPON JAMAAH MAJELIS TA LIM AL-MUHAJIRIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7551/1/CICI... · Jamaah Majelis Ta’lim Al-Muhajirin terhadap Sinetron :Munajah Cinta”

65

Rahmat Jalalufin. (Psikologi Komunikasi: Bandung. Remaja Rosdakarya, 1999) Salim Peter dan Yenny Salim, Kamus Besar Indonesia Kontemporer, (Jakarta:

English Modern Press, 1991) Sri Handajani dan Asep S. Muhtadi dan, Dakwah Kontenpoler: Pola Alternatif

Dakwah Melalui Televisi (Bandung : Pusada Press, 2000) Subadi Ahmad. Ilmu Dakwah ke Arah Metodologi. (Bandung: Yayasan Syahida,

1995) Susanto Astrid, Komunikasi Sosial di Indonesia, (Jakarta: Bina Cipta, 1980) Syukir Asmuni, Dasar-dasar Strategi dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas,

1983), cet. Ke-1, Tasmura Toto a, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pertama, 1997), Cet.

Ke-1, Tetap Esi Panitia, Pedoman Penyelenggaraan Esi, (Jakarta: Pantap Esi, 1994) Tuti Alawiyah AS. Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Ta’lim. (Bandung:

Mizan, 1997) Wahyudi JB., Tekhnologi Informatika dan Produksi Citra Bergerak, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 1992), cet. Ke-1 Walgito Bimo, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1997) Ya’kub Hamzah, Publistik Islam, Tehnik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV.

Diponegoro, 1992), Cet, ke-4, 46 Yahya Oemar Thoha, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992), Cet ke-5 Yakan Muna Haddad, Hati-hati Terhadap Media Yang Merusak Anak, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1998), Cet, Ke-8 REFRENSI INTERNET www. munajah cinta. Com