resonansi

27
1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk membentuk suatu gelombang dalam rongga, hanya perlu bahwa udara di dalam rongga digetarkan dengan suatu frekuensi dekat dengan salah satu dari frekuensi – frekuensi cirri rongga itu, suatu garputala adalah sesuai dengan maksud ini karena bila garputala itu bergetar secara bebas, hanya sebagian kecil dari rongga mekanisnya dialih ragamkan ke dalam bunyi dan sisanya diubah menjadi rongga diakhir udara. Sebagai akibatnya suatu garputala yang bergetar diletakkan dekat yang terbuka suatu rongga yang mempunyai cirri yang hampir sama dengan f. sebagian besar tenaga mekanisnya dialih ragamkan menjadi gelombang tegak amplitude besar di dalam rongga inilah yang disebut resonansi (Cromer,1994). Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran benda lain di dekatkannya. Jadi frekuensi kedua benda sama f1=f2 ≠ ef=of bunyi saling berinterfasi sempurna (saling menguatkan) (bebas vism.org,2008). 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui gelombang bunyi dengan frekuensi tertentu serta perhitungannya.

Upload: sholikhuddin-arrojib

Post on 23-Jun-2015

3.398 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: RESONANSI

1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk membentuk suatu gelombang dalam rongga, hanya perlu

bahwa udara di dalam rongga digetarkan dengan suatu frekuensi dekat

dengan salah satu dari frekuensi – frekuensi cirri rongga itu, suatu garputala

adalah sesuai dengan maksud ini karena bila garputala itu bergetar secara

bebas, hanya sebagian kecil dari rongga mekanisnya dialih ragamkan ke

dalam bunyi dan sisanya diubah menjadi rongga diakhir udara. Sebagai

akibatnya suatu garputala yang bergetar diletakkan dekat yang terbuka

suatu rongga yang mempunyai cirri yang hampir sama dengan f. sebagian

besar tenaga mekanisnya dialih ragamkan menjadi gelombang tegak

amplitude besar di dalam rongga inilah yang disebut resonansi

(Cromer,1994).

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena

pengaruh getaran benda lain di dekatkannya. Jadi frekuensi kedua benda

sama f1=f2 ≠ ef=of bunyi saling berinterfasi sempurna (saling menguatkan)

(bebas vism.org,2008).

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui

gelombang bunyi dengan frekuensi tertentu serta perhitungannya.

Tujuan dari praktikum ini adalah agar para praktikan dapat

menentukan kecepatan bunyi di udara dalam suhu kamar dengan

perhitungan panjang gelombang dengan frekuensi yang telah ditentukan

dengan kecepatan bunyi suhu 0o C.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakasanakan pada tanggal 10 Desember 2009 pada

pukul 07.00-09.00 WIB di laboratorium Hidrobiologi gedung C lantai 1

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang.

Page 2: RESONANSI

2 . TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gelombang

Bidang ilmu tentang gerak gelombang erat hubungannya dengan

ilmu tentang gerak sekeras (harmonic motion). Bila gelombang bergerak

dalam suatu zat materi, tiap partokel zat itu akan bergerak terhadap posisi

kesetimbangannya. Apabila getaran partikel tegak lurus pada arah

rambatan gelombang, gelombangnya disebut gelombang transversal. Jika

partikel bergetar dalam arah rambatan gelombang, gelombangnya

disebut gelombang longitudinal (Sears, 1982)

2.1.1 Pengertian Gelombang

Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada

suatu medium pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya,

bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat

panjangnya dengan menghitung jarak antara satu rapatan dengan satu

regangan (gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah

jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik (Riyn,2009).

Gelombang adalah suatu gangguan yang menjalar dalam suatu

medium yang dimaksud dengan mediumdisini adalah sekumpula benda

yang saling berinteraksi dimana gangguan itu menjalar. Kita juga sudah

mengetahui bagaimana medium gelombang bergerak jika gelombang

menjalar padanya. Jadi disini harus dibedakan antara gerak gelombang

(gangguan) dan gerak medium. Dalam gerak gelombang biasanya

medium hanya bergerak sedikit, akan tetapi gelombangnya dapat

menjalar jauh, gelombang electromagnet adalah suatu gelombang medan

yang tidak memerlukan medium mekanik, karena dapat menjalar di dalam

vakum (Soetrisno.1979).

Gelombang adalah getaran yang menjalar, gelombang membawa

energy dari satu tempat ke tempat lain. Energy yang diberikan pada

gelombang air, misalnya oleh lemparan batu ke dalam air atau oleh angin

yang jauh pada laut. Energy diangkut oleh gelombang ke pantai. Semua

bentuk gelombang bejalan mengangkut energy (Soraneoli,1997).

Page 3: RESONANSI

Gelombang adalah sebuah pla gangguan di dalam suatu zat

antara yang merambat melalui 2 antara itu dengan laju tetap V air dari 2

antara itu di dalam contoh sekarang kali adalah zat antara dan gangguan

simpangan titik – titik dari posisi tak terganggunya atau posisi

kesetimbangan (Cromer,11994).

2.1.2 Jenis – Jenis Gelombang\

Jenis gelombang meliputi :

a) Gelombang Transversal

Gelombang berjalan sepanjang tali, katakana dari kiri ke kanan partikel

tali bergerak naik turun dalam arah lintang (tegak lurus) pada gerak

gelombang itu sendiri.

b) Gelombang Longitudinal

Merupakan gelombang dimana getaran partikel media adalah semua

arahnya dengan arah gerak gelombang. Gelombang longitudinal adalah

siap dibentuk pada pegas yang ditarik atau diketatkan secara bergantian

menekan dan mengembangkan pada satu ujungnya (Giancoli,1997)

Jenis Gelombang menurut amplitude dan fasenya:

1. Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitude dan fasenya

sama setiap titik yang dilalui gelombang

2. Gelombang diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitude dan

fungsinya berubah (tidak sama) disetiap titik yang dilalui gelombang

Jenis Gelombang menurut medium perantaranya :

1) Gelombang mekanik adalah gelombang yang di dalam perambatannya

memerlukan medium perantara

2) Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang di dalam

perambatannya tidak memerlukan medium perantara. Contoh : sinar

gamma, sinar alfa, sinar ultraviolet (Riys,2009).

Page 4: RESONANSI

Gelombang Longitudinal

Gelombang transversal

2.2 Aplikasi Gelombang bunyi pada perikanan

Penggunaan gelombang bunyi pada alat tangkap paying.terhadap

ikan di perairan pantai popoh kabupaten tulungagung dibandingkan

perlakuan yaitu pengoprasian alat tangkap paying dengan menggunakan alat

bantu gelombang suara dan tanpa alat bantu gelombang sura. Pada

penggunaan alat bantu gelombang suara memberikan hasil yang lebih baik

dari pada menggunakan alat tangkap tanpa alat bantu gelombang suara

(Efani,1996).

Aplikasi fish finder “hydro-Arcoustic” dan GPS dalam teknologi.

Pencarian ikan, saat ini hydro acoustic memiliki pesan yang sangat besar

dalam sekitar kelautan dan perikanan. Salah satunya adalah dalam

pendugaan sumberdaya ikan. Teknologi hydro acoustic dengan perangkat

echosauder dapat memberikan informasi yang detail mengenai kelimpahan

Page 5: RESONANSI

ikan, kepadatan ikan, sebaran ikan, orientasi ikan dan kecepatan renang ikan

(Herawati,2009).

2.3 Bunyi

Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang

longitudinal yang merambat melalui medium, atau zat perantara ini dapat

berupa zat cair, padat, gas. Jadi gelombang bunyi dapat merambat misalnya

dalam air, batu bara atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan

gabungan berbagai sinyal. Tetapi suatu murni secara teoritis dapat dijelaskan

dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan

amplitude atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam decibel

(Wikipedia,2009).

Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang dapat

ditularkan melalui benda padat, cair atau gas. Karena merupakan gelombang

longitudinal, molekul-molekul gelombang bunyi bergetar dalam arah yang

sama dengan arah gelombang. Stekuensi osilasi bisa sangat bervariasi,

sehingga menimbulkan berbagai macam kepangan dalam suara yang

dirasakan, berkisar antara 20-20.000 Hz (Bresnick,1996).

Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal yang merambat

secara kerapatan dan peregangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta

ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami getaran. Apabila sebuah

senar gitar yang menimbulkan bunyi (Godam,2009).

Page 6: RESONANSI

3 . METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan

3.1.1 Alat dan fungsinya

Alat yang digunakan dalam praktikum resonansi bunyi adalah sebagai

berikut :

Tabung Resonansi

Fungsinya untuk mengamati resonansi bunyi yang terjadi

Garpu Tala standart

Fungsinya untuk alat pengukur resonansi bunyi dan membuat getaran

dengan frekuensi tertentu

Alat Pemukul

Fungsinya untuk memukul garpu tala

Jangka Sorong

Fungsinya untuk mengukur diameter tabung resonansi

Termometer Ruangan

Fungsinya untuk mengukur suhu ruangan yaitu 25o - 27o C

Meteran

Fungsinya untuk mengukur perubahan panjang L1 dan L2

Thermometer

Fungsinya untuk mengukur suhu ruangan atau suhu kamar

3.1.2 Bahan dan fungsinya

Bahan yang digunakan dalam praktikum resonansi bunyi adalah

sebagai berikut :

Air

Fungsinya untuk bahan atau media pengamatan untuk mengetahui

resonansi bunyi

Page 7: RESONANSI

3.3 Skema Kerja

Skema kerja garputala frekuensi 288 Hz

Garputala frekuensi 288 Hz dan tabung resonansi disiapkan

Garputala dipukul, diletakkan pada mulut tabung

Didengar bunyinya

Diukur

Hasil

Skema kerja garputala frekuensi 426,6 Hz

Garputala frekuensi 426,6 Hz dan tabung resonansi disiapkan

Garputala dipukul, deiletakkan pada mulut tabung

Didengar bunyinya

Diukur

Hasil

Page 8: RESONANSI

Skema kerja garputala frekuensi 512 Hz

Garputala frekuensi 512 Hz dan tabung resonansi disiapkan

Garputala dipukul, diletakkan pada mulut tabung

Didengar bunyinya

Diukur

Hasil

Page 9: RESONANSI

Diukur diameter dari tabung resonansi

Diisi air (jangan sampai penuh) supaya mendekati

Permukaan bibir tabung

Diambil garputala yang telah diketahui frekuensi lalu

Dipukulkan didekat mulut tabung

Diturunkan bak (penampungan air) sampai terdengar

Pengerasan bunyi

Diukur panjang antara ujung atas pipa dengan tinggi

Permukaan air

Diulang beberapa kali untuk memastikan

Diulang untuk menentukan titik resonansi selanjutnya

Dilakukan perlakuan tersebut pada garputala lain

Diamati

Hasil

Page 10: RESONANSI

4.2 Perhitungan

Pada frekuensi 512 Hz

L1A =

14λ1 A

λ1 A = 4 . L1A

= 4 . 0,15

= 0,6 m

L1B =

14λ1B

λ1B = 4 . L1B

= 4 . 0,24

= 0,96 m

L1C =

14λ1C

λ1C = 4 . L1C

= 4 . 0,15

= 0,6 m

L2A =

34λ2 A

λ2 A =

43 . L2A

=

43 . 0,54

= 0,72 m

L2B =

34λ2B

λ2B =

43 . L2B

=

43 . 0,28

= 0,37 m

Page 11: RESONANSI

L2C =

34λ2C

λ2C =

43 . L2C

=

43 . 0,5

= 0,67 m

V1A = λ1 Axf

= 0,6 x 512

= 307,2 m/s

V1B = λ1Bxf

= 0,96 x 512

= 491,52 m/s

V1C = λ1Cxf

= 0,6 x 512

= 307,2 m/s

V2A = λ2 Axf

= 0,72 x 512

= 368,64 m/s

V2B = λ2Bxf

= 0,37 x 512

= 189,44 m/s

V2C = λ2Cxf

= 0,67 x 512

= 343,04 m/s

Page 12: RESONANSI

V 1 = V 1 A+V 1B+V 1C

3

= 307,2+491,52+307,2

3

= 1105,903

= 368,64 m/s

V 2 = V 2 A+V 2B+V 2C

3

= 368,64+189,44+343,04

3

= 901,123

= 300,37 m/s

|V−V |2 1A = |307 ,2−368 ,64|2

= |61 ,44|2

= 3774,8736 m/s

|V−V |2 1B = |491,52−368 ,64|2

= |122 ,88|2

= 15099,4944 m/s

|V−V |2 1C = |307 ,2−368 ,64|2

= |61 ,44|2

= 3774,8736 m/s

∑|V−V|21 = 3774,8736 + 15099,4944 + 3774,8736

Page 13: RESONANSI

= 22649,2416 m/s

|V−V |2 2A = |368 ,64−300 ,37|2

= |68 ,27|2

= 4660,7929 m/s

|V−V |2 2B = |189 ,44−300 ,37|2

= |110 ,93|2

= 12305,4649 m/s

|V−V |2 2C = |343 ,04−300 ,37|2

= |42 ,67|2

= 1820,7289 m/s

∑|V−V|22 = 4660,7929 + 12305,4649 + 1820,7289

= 18786,9867 m/s

Ralat Mutlak (A)1 =√∑|V-V |12

n (n−1 )

=√22649 ,24163 (3−1 )

=√22649 ,24166

=√3774 ,8736= 61,44

Page 14: RESONANSI

Ralat Mutlak (A)2 =√∑|V-V |22

n (n−1 )

=√18786 ,98673(3−1 )

=√18786 ,98676

=√3131 ,16445= 55,95

Ralat Nisbi (I) 1 =

A1V 1

.100%

=

61 ,44368 ,64

.100%

= 16,67 %

Ralat Nisbi (I) 2 =

A 2V 2

.100%

=

55 ,95300 ,37

.100%

= 18,627 %

Keseksamaan (K)1 = 100% - I1

= 100 % - 16,67%

= 83,33 %

Keseksamaan (K)2 = 100% - I2

= 100 % - 18,62%

= 81,373 %

Hasil Perhitungan

HP1 = V 1+A 1= 368,64 + 61,44

= 430,08

Page 15: RESONANSI

HP1 = V 1−A1= 368,64 - 61,44

= 307,2

HP2 = V 2+A 2= 300,37 + 55,95

= 356,32

HP2 = V 2−A2= 300,37 - 55,95

= 244,42

Pada frekuensi 341,3 Hz

L1A = ¼.λ1A L2A = ¾.λ2A V1\A = f.λ1A V2A = f . λ2A

λ1 = 4 . L1A λ2 = 4/3 . L2A = 341,3 . 1,44 = 341,3.0,6

= 4 . 0,36 = 4/3 . 0,45 = 491,5 m/s = 204,8 m/s

= 1,44 m = 0,6 m

L1B = ¼.λ1B L2B = ¾.λ2B V1B = f.λ1B V2B = f . λ2B

λ1 = 4 . L1B λ2 = 4/3 . L2B = 341,3 . 1,04 = 341,3 .1,13

= 4 . 0,26 = 4/3 . 0,85 = 354,9 m/s = 385,6 m/s

= 1,04 m = 1,13 m

L1C = ¼.λ1C L2C= ¾.λ2C V1C = f.λ1C V2C = f . λ2C

λ1 = 4 . L1C λ2 = 4/3 . L2C = 341,3 .1 = 341,3 . 0,77

= 4 . 0,25 = 4/3 . 0,58 = 341,3 m/s = 262,8 m/s

= 1 m = 0,77 m

V1 = V1A+ V1B + V1C V1 = V1A+ V1B + V1C

3 3 = 491,5+354,9+341,3 = 204,8+385,6+262,8

3 3 = 1187,7 m/s = 853,2 m/s

Page 16: RESONANSI

3 3 = 395,9 m/s = 284,4 m/s

I V1A - V1I2 = I491,5 – 395,9I2 I V2A - V2I2 = I204,8 – 284,4I2

I 95,6 I2 = 9139,36 m/s I -79,6I2 = 633,16 m/s

I V1B – V1I 2 =I 354,9 – 395,9I 2 I V2B – V2I2 = I385,6 – 284,4I2

I -41I2 = 1681 m/s I 101,2I2 = 10241,44 m/s

I V1C – V1I 2 =I 341,3 – 395,9I 2 I V2C – V2I2 =I262,8 – 284,4I2

I -54,6I2 = 2981,16 m/s I -21,6I2 = 466,56 m/s∑ (V1 – V1) 2 = IV1A – V1I2 + IV1B – V1I2 + IV1C-V1I 2

= (9139,36 + 1681 + 2981,16) = 13801,52 m/s

∑ (V2 – V2) 2 = IV2A - V2I2+ IV2B – V2I2 + IV2C-V2I2

= (6336,16 + 10241,44 + 466,56) = 17044,16 m/s

Ralat Mutlak ∑x1 = ∑ (V1 – V1)2 ∑x2 = ∑(V2 – V2)2

n(n-1) n(n-1)

= 13801,52 = 17044,16

3(3-1) 3(3-1) = 13801,52 = 17044,16

6 6 = 47,96 = 53,29

Ralat Nisbi

I 1=∫X1V 1

X 100%

I 2=∫X 2V 2

X 100%

=

47 ,96395 ,9

x100% =

53 ,29284 ,44

X 100%

= 0,12 x 100% = 0,187 X 100% = 12% = 18,7%

Ralat Keseksamaan

K1 = 100% - I1 K2 = 100% - I2

= 100% - 12% = 100% - 18,7%

Page 17: RESONANSI

= 88% = 81,3%

Hasil Perhitungan

Hp I = V1 + ∑X1 Hp II = V2+ ∑X2

= 395,9 + 47,96 = 284,4 + 53,29 = 443,86 = 337,69

Hp I = V2 - ∑X2 Hp II = V2- ∑X2

= 395,9 – 47,96 = 284,4 – 53,29 = 347,94 = 231,11

4.3 Analisa Prosedur

Pertama siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat yang

akan digunakan adalah tabung resonansi sebagai alat atau tempat

pengamatan terjadinya resonansi bunyi, garputala untuk pembuat getaran

dengan frekuensi tertentu, jangka sorong untuk mengukur diameter

tabung resonansi, thermometer ruangan untuk alat ukur suhu ruangan

yaitu 25o – 27o C, meteran untuk mengukur perubahan panjang L1 dan L2,

alat pemukul untuk memukul garputala, garputala standart untuk alat

pengukur resonansi bunyi dan membuat getaran dengan frekuensi

tertentu. Sedangkan bahan yang akan digunakan adalah air untuk media

pengamatan terjandinya resonansi bunyi atau media rambat bunyi.

Diukur diameter dari tabung resonansi. Kemudian tabung

resonansi diisi air sampai mendekati permukaan bibir tabung. Diambil

garputala dengan frekuensi 512 Hz lalu dipukulkan didekat mulut tabung.

Lalu diturunkan bak permukaan air pada bibir tabung hingga terdengar

dengungan di dalam tabung resonansi karena getaran garputala. Setelah

terdengar bunyi dengungan di dalam tabung, penurunan bak

penampungan air dihentikan. Kemudian diukur panjang antara ujung atas

pipa sampai ke tempat dimana bak penampungan air berhenti saat

terdengar bunyi. Dan dicatat hasil pengukuran tadi.

Diukur diameter dari tabung resonansi. Kemudian tabung

resonansi diisi air sampai mendekati permukaan bibir tabung. Diambil

garputala dengan frekuensi 426,6 Hz lalu dipukulkan didekat mulut

Page 18: RESONANSI

tabung. Lalu diturunkan bak permukaan air pada bibir tabung hingga

terdengar dengungan di dalam tabung resonansi karena getaran

garputala. Setelah terdengar bunyi dengungan di dalam tabung,

penurunan bak penampungan air dihentikan. Kemudian diukur panjang

antara ujung atas pipa sampai ke tempat dimana bak penampungan air

berhenti saat terdengar bunyi. Dan dicatat hasil pengukuran tadi.

Diukur diameter dari tabung resonansi. Kemudian tabung

resonansi diisi air sampai mendekati permukaan bibir tabung. Diambil

garputala dengan frekuensi 288 Hz lalu dipukulkan didekat mulut tabung.

Lalu diturunkan bak permukaan air pada bibir tabung hingga terdengar

dengungan di dalam tabung resonansi karena getaran garputala. Setelah

terdengar bunyi dengungan di dalam tabung, penurunan bak

penampungan air dihentikan. Kemudian diukur panjang antara ujung atas

pipa sampai ke tempat dimana bak penampungan air berhenti saat

terdengar bunyi. Dan dicatat hasil pengukuran tadi.

4.4 Analisa Hasil

Pada praktikum Fisika Dasar tentang resonansi bunyi didapatkan

beberapa data hasil pengamatan yaitu, diameter dalam tabung (d) yaitu

35,5 mm. adapun data yang terdapat pada data hasil pengamatan yaitu

pada frekuensi 512 Hz yaitu L1A = 0,15 m ; L1B = 0,24 m ; L1C = 0,15 m ; L2A

= 0,54 m L2B =0,28 m L2C =0,5m. pada frekuensi 426,6 Hz diperoleh data

hasil pengamatan yaitu L1A =0,18m L1B =0,22m L1C =0,21m L2A =0,71m

L2B =0,26m L2C =0,59. Pada frekuensi 288Hz diperoleh data hasil yaitu L1A

=0,27m L1B =0,37m L1C =0,28m L2A =0,9m L2B =0,49m L2C =0,84m.

Pada frekuensi 512Hz didapatkan hasil perhitungan yaitu λ1 A

=0,6m ; λ1B =0,96m ; λ1C=0,6m ; λ2 A=0,72m ; λ2B =0,37m ; λ2C

=0,67m. sehingga dapat diperoleh perhitungan V1A =307,2m/s ; V1B

=491,52m/s ; V1C =307,2m/s ; V2A =368,64m/s ; V2B =189,44m/s ; V2C

=343,04m/s. didapatkan pola hasil dari V=368,64m/s ; V=300,37m/s ;

|V−V |2 1A =3774,8736m/s ;

|V−V |2 1B =15099,4944m/s ;

|V−V |2 1C

Page 19: RESONANSI

=3774,8736m/s ; ∑|V−V|21=22649,2416m/s ;

|V−V |2 2A

=4660,7929m/s ; |V−V |2

2B =12305,4649m/s ; |V−V |2

2C

=1820,7289m/s ; ∑|V−V|22=18786,9867m/s. sedangkan pada

perhitungan ralat mutlak 61,44 dan 55,95. Pada ralat nisbi didapatkan

hasil 16,67% dan 18,627%. Pada keseksamaan didapatkan hasil 83,33%

dan 81,373%. Sedangkan pada hasil perhitungan didapatkan hasil Hp1 =

430,08 ; Hp1 = 307,2 ; Hp2 = 356,32 ; Hp2 = 244,42.

5 . PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum fisika dasar tentang resonansi bunyi didapat

beberapa kesimpulan sebagai berukui :

Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada

suatu medium.

Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh

gelombang.

Macam-macam gelmbang bunyi :

Pembagian gelombang berdasarkan perambatan

gelombang

Gelombang transversal

Gelombang diam

Medium perantara

Gelombang mekanik

Gelombang elektromagnetik

Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang dapat

ditkarkan melalui benda padat, cair, atau gas.

Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal yang merambat

secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat

Page 20: RESONANSI

perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami

getaran.

Adapun data yang didapat dansetelah dihitung adalah :

V = 368,64 m/s

∑|V−V|21= 22649,2416 m/s

V= 300,37 m/s

∑|V−V|22= 18786,9867 m/s

Ralat mutlak A1= 61,44

A2= 55,95

Ralat nisbi I1= 16,67%

I2= 18,627%

Keseksamaan K1= 83,33%

K2= 81,373%

Hasil perhitungan

HP1= 430,08

HP1= 307,2

HP2= 356,32

HP2= 244,42

5.2 Saran

Dengan sulitnya materi resonansi bunyi, diharapkan para

praktikan lebih cermat dan hati – hati dalam setiap praktikum yang

dilakukan. Dan diharapkan praktikan lebih serius dalam menjalankan

praktikum resonansi bunyi karena agar suara dengungan lebih terdengar

jelas.

Page 21: RESONANSI

DAFTAR PUSTAKA

Bebas, Vism. Org. 2009. Pelayangan dan resonansi. http:// bebas vism org. diakses pada hari kamis tanggal 10 desember 2009 pukul 11.00 WIB

Crommer, alan h. 1994. Fisika untuk ilmu hayati edisi kedua gadjah mada university press: Yogyakarta

Gran colli, douglas. 1997. Fisika jilid, edisi ke empat. Erlangga: Jakarta

Godam. 2009. Pengetahuan dan pendidikan dasar mengenai bunyi ilmu sains fisika. http://organisasi.org diakses pada hari kamis tanggal 10 desember 2009 pukul 11.00 WIB.

Herawati 2009. Aplikasi fis finder hydro aucostic dan gps dalam teknologi pencarian ikan http://liaherawati.blogspot.com diakses pada hari kamis tanggal 10 desember 2009 pukul 11.00 WIB.

Riyn.2009. gelombang. http://Riyn.multiply.com diakses pada hari kamis tanggal 10 desember 2009 pukul 11.00 WIB.

Sears,franas Weston dan nask w zemansky. 1982. Fisika untuk universitas mekanika,panas dan bunyi. Bina cipta:bandung

Sutrisno. 1979. Seri fisika dasar. Gelombang dan optik. ITB: Bandung

Wikipedia.2009. bunyi. http://id.wikipedia.org/wiki/ diakses diakses pada hari kamis tanggal 10 desember 2009 pukul 11.00 WIB.

Page 22: RESONANSI