representasi wayang orang dalam program televisi kangen ovj

21
Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ (Episode 4 Maret 2015) Oleh: Ainul Khilmiah ABSTRAK Penelitian ini menempatkan televisi sebagai teks mengenai representasi. Representasi memang sering kali dilakukan di televisi. termasuk pada teks televisi program Kangen OVJ yang merepresentasikan pertunjukan wayang orang. Program Kangen OVJ merepresentasikan pertunjukan yang sifatnya daerah menjadi tontonan yang diminati bukan hanya secara lokal namun secara global. Teori semiotika dan representasi digunakan dalam pembacaan teks televisi Kangen OVJ. Teks televisi Kangen OVJ diterjemahkan menggunakan teori semiotika untuk mengetahui konteks yang selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis representasinya. Kangen OVJ merepresentasikan wayang orang dalam beberapa konteks yakni tradisional, kehormatan, kepedulian kerabat, kekeluargaan dan kejantanan. terdapat penambahan dan pengurangan dari realitas yang ada penambahan dan pengurangan tersebut dilakukan sesuai kebutuhan dari media penyampaiannya yakni televisi. Kata kunci: Kangen OVJ, Wayang Orang, Semiotika, Representasi. PENDAHULUAN 1

Upload: andrew-risky

Post on 15-Apr-2017

323 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ(Episode 4 Maret 2015)

Oleh: Ainul Khilmiah

ABSTRAK

Penelitian ini menempatkan televisi sebagai teks mengenai representasi. Representasi memang sering kali dilakukan di televisi. termasuk pada teks televisi program Kangen OVJ yang merepresentasikan pertunjukan wayang orang. Program Kangen OVJ merepresentasikan pertunjukan yang sifatnya daerah menjadi tontonan yang diminati bukan hanya secara lokal namun secara global. Teori semiotika dan representasi digunakan dalam pembacaan teks televisi Kangen OVJ. Teks televisi Kangen OVJ diterjemahkan menggunakan teori semiotika untuk mengetahui konteks yang selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis representasinya.

Kangen OVJ merepresentasikan wayang orang dalam beberapa konteks yakni tradisional, kehormatan, kepedulian kerabat, kekeluargaan dan kejantanan. terdapat penambahan dan pengurangan dari realitas yang ada penambahan dan pengurangan tersebut dilakukan sesuai kebutuhan dari media penyampaiannya yakni televisi.

Kata kunci: Kangen OVJ, Wayang Orang, Semiotika, Representasi.

PENDAHULUAN

Televisi merupakan sebuah media yang hadir di tengah masyarakat sebagai salah satu

sarana informasi dan hiburan. Setiap televisi menawarkan program-program yang menarik agar

dapat diminati oleh khalayaknya. Salah satu cara membuat program tersebut menarik adalah

mengangkat sesuatu yang bersifat daerah dan meodernisasikan hal tersebut sehingga menjadi

tontonan yang dapat dinikmati bukan hanya secara lokal namun secara global. Televisi membuat

objek yang jauh menjadi dekat dengan kita, dan sebuah pengalaman yang asing menjadi akrab.1

Beberapa pernyataan tersebut ternyata dapat kita temui pada program Kangen OVJ.

Kangen OVJmerupakan sebuah program televisi bergenre drama komedi yang

mengangkat wayang orang sebagai konsep utama dari programnya. Program ini merupakan

program lanjutan dari program berjudul Opera Van Java yang sempat tidak tayang karena

mendapat teguran KPI dan kalah rating. Pada masa kini, seni pertunjukan wayang orang memang

1Graemen Burton, Membincangkan Televisi(Jalasutra: Yogyakarta, 2011), 16

1

Page 2: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

berada pada kondisi yang cukup memprihatinkan. Salah satu contoh adalah wayang orang

sriwedari di Surakarta. Mereka menggelar pentas setiap hari dengan pengunjung yang sedikit dan

gedung yang sudah usang. Sehingga Kangen OVJ muncul untuk menciptakan sebuah

pertunjukan tradisional yakni wayang orang dengan kemasan baru dengan konsep yang lebih

modern dengan harapan agar lebih diminati oleh khalayak karena sifat televisi memiliki

jangkauan yang luas.

Kangen OVJ merubah medium pertunjukan wayang orang dari panggung pertunjukan

yang hanya dapat ditonton untuk orang yang datang saja menjadi tontonan televisi yang dapat

dinikmati secara luas. Tentu saja Kangen OVJ mengadaptasi wayang orang beserta ceritanya

tidak sama persis. Terjadi proses modernisasiuntuk merubah wayang orang yang sebelumnya

serius dengan unsur komedi yang minim dan mengutamakan tersampainya inti cerita dan pesan

dari cerita menjadi wayang orang yang mengutamakan unsur komedi dan cerita digunakan untuk

membangun alur komedi tersebut. Dari sini dapat disimpulkan bahwa program acara Kangen

OVJ merepresentasikan seni pertunjukan wayang orang.

Wayang orang merupakan salah satu kesenian khas Jawa, terutama Jawa Timur dan Jawa

Tengah yang dipentaskan menggunakan media panggung pertunjukan dan menampilkan cerita

dari dunia perwayangan dengan menggunakan latar budaya Jawa yang cukup kental. ketika hal

tersebut direpresentasikan kedalam program Kangen OVJ ada beberapa unsurnya yang hilang

dan diganti dengan sesuatu yang baru. Hall menyatakan bahwa budaya adalah medan nyata

tempat praktik-praktik, representasi-representasi, bahasa dan kebiasaan-kebiasaan suatu

masyarakat berpijak.2 Konsep budaya yang terdapat dalam pertunjukan wayang orang cukup

berbeda dengan program Kangen OVJ. Dari beberapa permasalahan yang sudah disebutkan

menunjukkan bahwa representasi wayang orang dalam program Kangen OVJ menjadi penting

untuk dibicarakan baik dari segi cerita maupun setting,karena dari kedua unsur tersebut dapat

diketahui bagaimana dan sejauh mana program televisi Kangen OVJ merepresentasikan wayang

orang.

2Chris Barker, Cultural Studies, teori dan praktik (Bentang: Yogyakarta, 2005), 10

2

Page 3: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

TINJAUAN PUSTAKA

Banyak ditemukan penelitian yang menggunakan pendekatan semiotika maupun

representasi namun masih jarang ditemui kedua pendekatan digunakan secara bersama-sama

dalam satu penelitian. Sejauh ini penuis menemukan beberapa judul penelitian yang masih

terkait yakni sebagai berikut:

Skripsi berjudul “Representasi Kesenian Tradisi Lenong Betawi pada Tayangan Drama

Komedi Nglenong Nyok di Trans TV” ditulis oleh Anna Falasifah, Institut Seni Indonesia

Surakarta. penelitian ini sama-sama mengkaji representasi sebuah kesenian tradisi pada sebuah

program televisi namun dalam penelitian ini tidak ada pendekatan secara khusus, representasi

hanya ditinjau dari segi perbedaan dan persamaan pertunjukan lenong betawi dengan program

Nglenong Nyok di Trans TV sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai representasi yang

dimaksud.

Skripsi berjudul “Representasi Gerakan Bela Diri Pencak Silat pada Film The Raid

(Redemtion), Analisis Tata Kamera”ditulis oleh Ivanovich Aldiano, Institut Seni Indonesia

Surakarta. Skripsi tersebut juga menggunakan pendekatan representasi dari Stuart Hall namun

tidak dipadukan dengan pendekatan lain. Pada penelitian ini yang dikaji adalah tata kamera atau

film pada segi teknisnya. Pada penelitian ini representasi digunakan untuk menganalisis konten.

Penelitian berjudul “Desain Budaya Jawa dalam Opera Van Java” ditulis oleh M. Syahril

Iskandar, M.Ds.,Universitas Komputer Indonesia. Penelitian tersebut mengkaji mengenai budaya

secara luas, termasuk kesenian tradisi, ucapan, tingkah laku dan perbuatan dari tokoh yang

merepresentasikan budaya Jawa namun dikembangkan secara modern sehingga mudah diterima.

Penelitian yang membahas mengenai sesuatu yang luas bisa jadi cenderung menjadi tidak fokus.

Sedangkan pada penelitian ini terfokus untuk mengkaji seni pertunjukan wayang orang secara

fokus dan mendalam dengan memadukan dua jenis pendekatan

Dari penelitian yang pernah ditemukan oeh penulis, belum pernah ada penelitian yang

sama dengan penelitian berjudul “Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen

OVJ”

3

Page 4: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

KERANGKA PIKIR

Penelitian ini menggunakan dua pendekatanyakni Semiotika dan representasi.yang akan

diuraikan sebagai berikut:

Semiotika

Semiotika merupakan ilmu yang memperlajari tentang tanda-tanda. Penelitian ini

menggunakan semiotika yang dikembangkan oleh Roland Barthes, namun Barthes lebih

menyebut ilmu yang dikembangkan sebagai semiologi. Menurut Roland Barthes, semiologi

hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity), memaknai hal-hal (things).3 Semiotika

merupakan salah satu ilmu dan metode dalam menganalisis teks. Semiotika memecah-mecah

kandungan teks menjadi bagian-bagian, dan menghubungkan mereka dengan wacana-wacana

yang lebih luas.4

Semiotika Roland Barthes terdiri atas penanda dan petanda pada tataran tingkat pertama

sebagai makna denotasi dan penanda petanda denotasi tersebut secara otomatis menjadi penanda

dari tataran tingkat kedua yang dilengkapi dengan petanda konotasi. Hubungan antara penanda

dan petanda tidak lahir secara alamiah namun bersifat arbiter.

Representasi

Representasi adalah sebuah proses memunculkan kembali sebuah realitas yang pernah

ada. Representasi hanya mendasarkan diri pada realitas yang direpresentasikannya bukan

realitas utuh dan realitas yang sesungguhnya.5Stuart Hall dalam bukunya berjudul

Representation: Cultural representation and signifying practices mengembangkan adanya 2

representasi yakni representasi mental dan representasi bahasa. Terkait dengan analisis kajian

representasi Stuart Hall memberikan 3 model pendekatan yakni pendekatan reflektif, pendekatan

intensional dan pendekatan konstruksional. Pendekatan reflektif merupakan pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini.

3Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi (Ghalia Indonesia: Bogor, 2014), 264Jane Stokes, How to Media and Cultural Studies (Bentang: Yogyakarta, 2007), 775Fitri murfianti, “Konsep Hunian Kelas Atas dalam Tayangan Property Advertising Agung Sedayu Group di Televisi”, Jurnal Capture vol 1. no.2. 2010. 184

4

Page 5: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

Berdasarkan pada pernyataan Burton bahwa semua komunikasi mengkonstruksi

representasi bahkan dalam percakapan sehari-hari setiap orang melakukan representasi namun

pada televisi hal representasi harus dipandang secara berbeda karena jangkauannya yang luas.

Pada dasarnya produser mengkonstruksi representasi baik sadar maupun tidak sadar. Media

mengonstruksi gagasan kita perihal realitas, karena media mengonstruksi kata-kata dan gambar

yang setidaknya menjadi bagian dari realitas itu.6 Burton juga menyebutkan beberapa konsep

representasi diantaranya Stereotip, Identitas, Perbedaan, pengalamiahan, ideologi, wacana dan

melihat citra/gambar.

Penelitian ini lebih cenderung pada konsep representasi identitas dan representasi

perbedaan. representasi mengonstruksi identitas suatu kelompok mengenai siapa mereka dan

bagaimana mereka dinilai. Konsep identitas membawa kita masuk dalam gagasan tentang

perbedaan.7perbedaan ini berkaitan dengan perbedaan status sosial. Kepembedaan dapat dilihat

dari penampilan fisik dan perilaku.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Objek penelitian yang akan

diteliti adalah program televisi berjudul “Kangen OVJ”, episode yang dipilih yakni episode 4

Maret 2015 dengan beberapa alasan yakni episode tersebut merupakan episode pertama dimana

Kangen OV tayang kembalu dari yang dahulunya merupakan program Opera Van Java selain itu,

pada episode tersebut cerita yang disajikan berhubungan dengan apa yang akan dikaji.

Data primer yang digunakan yakni rekaman audio visual dari objek yang akan dikaji.

Sebagai data sekunder, peneliti menggunakan beberapa buku yang relevan dengan permasalahan

dalam penelitian ini. Sehingga penelitian dilakukan dengan metode observasi dan metode studi

pustaka.Data di amati pada setiap scenenya yang disajikan dalam bentuk still image untuk

mewakili dari scene tersebut. Dalam table pembacaan semiotika Roland Barthes pada penelitian

ini tidak disertakan kolom mitos, pembacaan hanya berakhir sampai ideology pada petanda

konotasi karena ideologi tersebut yang dibutuhkan untuk analisis pada tahap selanjutnya.

6Graemen Burton, Membincangkan Televisi(Jalasutra: Yogyakarta, 2011), 2417Ibid. 244

5

Page 6: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

REPRESENTASI WAYANG ORANG DALAM PROGRAM KANGEN OVJ

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana representasi wayang orang dalam

program Kangen OVJ. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya program acara Kangen OVJ

merupakan program drama komedi yang terdapat peristiwa-peristiwa yang membentuk sebuah

cerita. Pada program tersebut didapatkan struktur babak sebagai berikut:

Bagan1. Struktur program

Setiap satu babak tersusun dari beberapa adegan. satu babak menjadi satu segmen dalam

program ini, dengan kata lain pembagian segmen didasarkan pada persatu babak cerita.

Pada episode 4 Maret 2015 Kangen OVJ menyajikan drama komedi berjudul Lika-Liku

Cinta Arjuna. Pada episode tersebut diceritakan bahwa Arjuna ingin menikahi Sembadra namun

tidak direstui oleh kakak Sembadra yakni Baladewa karena Arjuna hanyalah anak patih dan

bukan anak raja. Akhirnya Arjuna mengadu pada Gatotkaca dan Krisna. Gatotkaca dan Krisna

mencari cara agar Arjuna bisa menikah dengan Sembadra. Beberapa cara sudah dilakukan oleh

Gatot kaca dan Krisna hingga akhirnya Baladewa menyetujui pernikahan mereka.

Berikut adalah pembacaan rekaman program Kangen OVJ episode 4 Maret 2015

menggunakan teori semiotika Roland Barthes untuk mengetahui konteks. Konteks tersebut akan

digunakan untuk tahap berikutnya yakni untuk analisis representasi. Potongan gambar diurutkan

berdasarkan urutan segmen dan selanjutnya akan dilakukan analisis representasinya. Untuk

menjelaskan potongan gambar kata yang dipakai adalah segmen. Hal ini dimaksudkan bahwa

potongan gambar tersebut mewakili bagian segmen pada data audio visual program Kangen OVJ

episode 4 Maret 2015.

6

Adegan Adegan Adegan

Babak Segmen

Page 7: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

Gb1. Segmen 1, sinden menyanyi untuk mengawali program

Denotasi

Penanda Petanda1. Dua sinden yang bernyanyi2. 2 Wanita memakai baju kebaya3. Lagu jawa4. iringan musik tradisional4. Ukiran kayu sebagai background panggung5. para pemusik mengenakan baju yang sama

Dua sinden yang mengenakan kostum kebaya sedang bernyanyi lagu jawa dengan diringi musik tradisional yang seluruh pemain musiknya mengenakan kostum yang sama dengan latar belakang ukiran kayu sebagai background panggung.

Konotasi PenandaPetanda

Tradisional

7

Page 8: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

Gb2. Segmen 2, Arjuna bermaksud melamar sembadra

Denotasi

Penanda Petanda1. Laki-laki berdiri mengacungkan tangan2. Laki-laki berjongkok3. dua laki-laki berdialog4. Televisi5. setting ruangan raja

Seorang laki-laki berdiri sedang berdialog dengan seorang laki-laki yang duduk dengan setting ruangan raja

Konotasi PenandaPetanda

Kehormatan

8

Page 9: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

Gb3. Segmen 3, Arjuna mengadu pada Krisna

Denotasi

Penanda Petanda1. 5 orang laki-laki saling berinteraksi2. mengenakan pakaian khas jawa3. pohon-pohon dan bebatuan4. berdialog penolakan baladewa terhadap lamaran Arjuna untuk Sembadra

5 Orang laki-laki mengenakan pakaian khas jawa. Mereka saling berinteraksi di sebuah tempat dengan pohon-pohon dan bebatuan untuk berdialog mengenai penolakan baladewa terhadap lamaran arjuna untuk sembadrea

Konotasi PenandaPetanda

Kepedulian kerabat

9

Page 10: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

Gb4. Segmen 4. Arjuna dan Krisna bertamu ke Baladewa

Denotasi

Penanda Petanda1. 3 orang laki-laki2. 2 orang perempuan3. 3 orang laki-laki memakai pakian jawa4. 1 orang wanita memakai pakaian jawa satu lagi hanya memakai batik di bagian bawah5. setting sebuah pendapa6. 5 orang sedang berinteraksi

3 orang laki-laki mengenakan pakaian jawa dan 2 orang perempuan yang satu mengenakan pakaian jawa yang satu hanya memakai batik di bagian bawah. Mereka saling berinteraksi disebuah pendapa.

Konotasi PenandaPetanda

- Kekeluargaan

10

Page 11: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

Gb5. Segmen 5, Gatotkaca bertengkar dengan Baladewa

Denotasi

Penanda Petanda1. 2 orang laki-laki2. mengenakan pakaian jawa3. keduanya mengangkat tangan4. setting pohon, bebatuan dan televisi

2 orang-laki-laki yang mengenakan pakaian jawa sedang mengangkat tangannya di sebuah setting pohon, bebatuan dan televisi.

Konotasi PenandaPetanda

Kejantanan

Berdasarkan pembacaan semiotika Roland Barthes persegmen dari rekaman audio visual

program Kangen OVJ tersebut didapatkan beberapa konteks yang dapat di analisis lebih lanjut

untuk mengetahui representasi wayang orang dalam program Kangen OVJ

1. Tradisional

Konteks tradisional dalam pada segmen 1 didapatkan dari beberapa hal yakni lagu

yang dilantunkan, alat musik yang digunakan, kostum yang dikenakan dan setting.

Konteks tradisional ini merupakan salah satu hasil representasi wayang orang pada

11

Page 12: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

program Kangen OVJ. Representasi mengonstruksi identitas bagi kelompok yang

bersangkutan.8 Salah satu identitas yang ditangkap oleh produser dari sebuah pertunjukan

wayang orang adalah konteks tradisionalnya. Sehingga wayang orang dalam program

Kangen OVJ merepresentasikan ketradisionalan tersebut namun dengan nilai tradisional

yang berbeda. Antara Pertunjukan wayang orang dengan program Kangen OVJjuga

sama-sama memiliki alur Sinden menyanyi sebelum dalang membacakan cerita. Namun

cara sinden menyanyi dari keduanya bebeda.

2. Kehormatan

Konteks kehormatan pada segmen 2 didapatkan dari adegan Arjuna yang

membungkuk pada Baladewa yang dalam cerita itu Baladewa berpangkat lebih tinggi

dari pada Arjuna. Ini merupakan representasi perbedaan dimana program Kangen OVJ

pada segmen 2 merepresentasikan bahwa dalam pertunjukan wayang orang

memperhitungkan pentingnya menghormati kepada orang yang memiliki pangkat lebih

tinggi. Perbedaan juga berkaitan dengan norma sosial, representasi menarik perhatian kita

pada perbedaan sosial.9 Representasi perbedaan ini dapat dilihat dari sikap dan perilaku.

Perilaku Arjuna yang membungkuk kepada Baladewa merupakan cara penghormatannya

untuk Baladewa. Konteks kehormatan ini terjadi karena ada perbedaan status sosial, ada

pihak dengan status sosial lebih tinggi yang harus dihormati.

Setting juga sarana yang digunakan untuk mendukung konteks kehormatan

tersebut. Setting dalam segmen ini yakni ruangan raja atau pangeran disebuah keraton

namun terlihat jelas ada modernisasi pada setting tersebut yakni adanya televisi di ruang

tersebut. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengubah pemikiran penonton

mengenai wayang orang yang kolot dan primitif menjadi sesuatu yang baru dan menarik

untuk ditonton.

3. Kepedulian kerabat

Konteks kepedulian kerabat ini terlihat ketika Arjuna mengadu pada Gatotkaca

mengenai lamarannya yang ditolak oleh Baladewa dan Gatotkaca ikut marah mendengar

8Graemen Burton, Membincangkan Televisi(Jalasutra: Yogyakarta, 2011), 2439Ibid, 245

12

Page 13: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

hal tersebut kemudian menyuruh Arjuna untuk meminta tolong kepada Krisna akhirnya

Krisna mencarikan jalan keluar dan siap membantu Arjuna. Dalam hal ini Pertunjukan

wayang orang direpresentasikan mengandung cerita kental dengan kepedulian kerabat.

selain itu, peran kerabat menjadi sangat penting dalam sebuah perjodohan dimana

perjodohan bukan hanya urusan pribadi namun juga menyangkut kerabat. konteks

kepedulian kerabat ini merupakan representasi dari identitas pertunjukan wayang orang.

Greme Burton menyatakan bahwa identitas adalah sesuatu yang ada dalam kesadaran,

diartikulasikan dalam komunikasi, dan juga dihidupkan dalam sebuah konteks budaya.10

Antara pertunjukan wayang orang dengan wayang orang dalam program Kangen OVJ

memiliki konteks budaya yang berbeda, apa yang melatar belakangi keduanya tetap

berbeda sehingga meskipun representasi pertunjukan wayang orang dalam program

Kangen OVJ mengenai kepedulian kerabat hampir sama namun keduanya tetaplah

sesuatu yang memiliki identitas berbeda.

Setting terlihat bernuansa alam, dekat dengan alam merupakan salah satu bagian

dari identitas pertunjukan wayang orang yang direpresentasikan dalam program Kangen

OVJ sebagai sesuatu yang tradisional.

4. Kekeluargaan

Konteks kekeluargaan ini didapatkan dari cara mencari sebuah jalan keluar,

permasalahan antara Arjuna dan Sembadra bukan hanya menjadi permasalahan bagi

mereka berdua saja, namun juga menjadi permasalahan keluarga dan diselesaikan dengan

kekeluargaan antara kedua belah pihak. Dalam menyelesaikan persoalan tersebut terlihat

ada tokoh wanita yang berada ditengah dari kedua kubu untuk menjadi penengah.

Pertunjukan wayang orang direpresentasikan mengandung cerita yang sarat akan makna

kekeluargaan.

Setting yang digunakan dalam segmen 4 ini mendukung konteks kekeluargaan

yang di representasikan. Hal ini terlihat dari adanya pendopo sebagai background. Fungsi

pendopo itu sendiri adalah sebagai tempat berkumpul, menjalin kebersamaan dan

kekeluargaan.

10Ibid, 244

13

Page 14: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

5. Kejantanan

Konteks kejantanan di dapat dari adegan pertengkaran untuk membela kerabat

masing-masing. Antara Gatotkaca dan Baladewa pada dasarnya tidak memiliki

permasalahan akan tetapi karena lamaran Arjuna tidak diterima oleh Baladewa dimana

Arjuna merupakan kerabat dari Gatotkaca dan Sembadra merupakan kerabat dari

Baladewa sehingga antara Gatotkaca dan Baladewa tetap mempertahankan keputusan

masing-masing dan memilih untuk adu fisik. Adu fisik itu sendiri merupakan salah satu

bentuk untuk menunjukkan kejantanan dari kedua belah pihak. Konteks kejantanan

merupakan hal yang ditangkap oleh produser untuk merepresentasikan identitas dari

pertunjukan wayang orang dalam program Kangen OVJ.

Setting dalam segmen ini merepresentasikan pertunjukan wayang orang sebagai

suatu pertunjukan yang bercerita mengenai sesuatu yang primitif. Ini menjadi salah satu

alasan mengapa terjadi adu fisik. Sebab pemikiran primitif menunjukkan kejantanan

dengan cara adu fisik.

KESIMPULAN

Wayang orang merupakan sebuah kesenian pertunjukan tradisional yang

direpresentasikan oleh program acara Kangen OVJ menjadi drama yang kuat dalam komedi

sebagai sesuatu yang memiliki konteks tradisional, kehormatan, kepedulian kerabat,

kekeluargaan dan kejantanan. secara keseluruhan program Kangen OVJ merepresentasikan

wayang orang dari segi pesan dan kerangka konsep. Untuk pengembangan alur cerita, setting

tempat dan pengembangan konsep (seperti dalam program Kangen OVJ yang kuat dalam komedi

dari pada alur cerita) sudah mengalami penambahan dan pengurangan sesuai dengan

kebutuhannya karena mengingat antara pertunjukan wayang orang dengan program Kangen OVJ

memiliki media penyampaian yang berbeda sehingga hal-hal tersebut disesuaikan dengan

kebutuhan media penyampaiannya masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Burton, Graeme, Membincangkan Televisi, Jalasutra: Yogyakarta,2011

Stokes, Jane, How to Media and Cultural Studies, Bentang:Yogyakarta, 2007.

14

Page 15: Representasi Wayang Orang dalam Program Televisi Kangen OVJ

Vera, Nawiroh, Semiotika dalam Riset Komunikasi, Ghalia Indonesia: Bogor, 2014

Murfianti, Fitri, “Konsep Hunian Kelas Atas dalam Tayangan Property Advertising Agung

Sedayu Group di Televisi”, Jurnal Capture vol 1. no. 2, 2010.

Barker Chris, Cultural Studies: Teori dan Praktek, Bentang: Yogyakarta, 2005.

Hall, Stuart, Representation: Cultural Representation and Signifying Practices, Sage

Publication:London, 1997.

15